p u t u s a n nomor 69/pdt.g/2014/ms-aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan...

19
Hal. 1 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat banding dalam persidangan majelis, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Gugatan Harta Bersama antara : PEMBANDING, umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan S-1 Teknik, pekerjaan Karyawan Bank, tempat tinggal Medan Sunggal, dalam hal ini dengan surat kuasa tanggal 14 Januari 2013 telah memberi kuasa kepada EVI SUSANTI, S.H.,M.H., Advokat/Konsultan Hukum pada kantor “EVI SUSANTI, S.H.,M.H., & Co. (ESCO) Law Firm“, yang beralamat di Jalan Soekarno - Hatta N0. 3 Darul Imarah, Aceh Besar, dahulu sebagai Penggugat sekarang PembandingI/Terbanding II”; m e l a w a n TERBANDING, umur 37 tahun, agama Islam, pendidikan S-1 Sosial, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, tempat tinggal Kota Banda Aceh, dahulu sebagai “Tergugat sekarang Tergugat/Terbanding I/ Pembanding II”; Mahkamah Syari’yah Aceh tersebut ; Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh, Nomor 081/Pdt.G/2013/MS-Bna. tanggal 02 Juni 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Dalam Konpensi;: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi sebahagian; 2. Menyatakan Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi mantan suami isteri; 3. Menetapkan: 3.1. satu unit toko yang terletak di Kota Banda Aceh, tidak termasuk tanah pertapakannya, berbatas sebagai berikut: - Utara dengan tanah Taufik Kamal (Tergugat Konvensi); - Selatan dengan Jalan;

Upload: vananh

Post on 05-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 1 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara

pada tingkat banding dalam persidangan majelis, telah menjatuhkan putusan

sebagai berikut dalam perkara Gugatan Harta Bersama antara :

PEMBANDING, umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan S-1 Teknik,

pekerjaan Karyawan Bank, tempat tinggal Medan

Sunggal, dalam hal ini dengan surat kuasa tanggal 14

Januari 2013 telah memberi kuasa kepada EVI

SUSANTI, S.H.,M.H., Advokat/Konsultan Hukum pada

kantor “EVI SUSANTI, S.H.,M.H., & Co. (ESCO) Law

Firm“, yang beralamat di Jalan Soekarno - Hatta N0. 3

Darul Imarah, Aceh Besar, dahulu sebagai “Penggugat

sekarang PembandingI/Terbanding II”;

m e l a w a n

TERBANDING, umur 37 tahun, agama Islam, pendidikan S-1 Sosial,

pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, tempat tinggal Kota

Banda Aceh, dahulu sebagai “Tergugat sekarang

Tergugat/Terbanding I/ Pembanding II”;

Mahkamah Syari’yah Aceh tersebut ;

Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berkaitan

dengan perkara ini;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam

putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh, Nomor 081/Pdt.G/2013/MS-Bna.

tanggal 02 Juni 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

Dalam Konpensi;:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi sebahagian;

2. Menyatakan Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi mantan suami

isteri;

3. Menetapkan:

3.1. satu unit toko yang terletak di Kota Banda Aceh, tidak termasuk tanah

pertapakannya, berbatas sebagai berikut:

- Utara dengan tanah Taufik Kamal (Tergugat Konvensi);

- Selatan dengan Jalan;

Page 2: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 2 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

- Timur dengan tanah/ toko;

- Barat dengan tanah / toko Penggugat dan Tergugat yang telah

dijual.

3.2. Uang sewa toko tersebut pada amar poin 3.1 selama tiga tahun,

terhitung sejak 1 Juni 2009 sampai dengan 1 Juni 2012, sejumlah

Rp.90.000.000,-(sembilan puluh juta rupiah), sebagai harta bersama

antara Penggugat Konvensi dengan Tergugat Konvensi;

4. Menetapkan dari harta bersama tersebut pada diktum poin 3.1 dan 3.2,

masing-masing Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi memperoleh ½

(seperdua) bagian;

5. Memerintahkan Tergugat atau pihak lain yang menguasai toko tersebut untuk

mengosongkan;

6. Menghukum Tergugat Konvensi untuk menyerahkan ½ (seperdua) dari harta

bersama tersebut kepada Penggugat Konvensi tanpa keterikatan dengan

pihak lain;

7. Menolak gugatan Penggugat Konvensi selebihnya.

Dalam Rekonvensi:

Tidak menerima gugatan Penggugat Rekonvensi seluruhnya.

Dalam Konvensi dan Rekonvensi :

Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar

biaya perkara sejumlah Rp.2.461.000,- (dua juta empat ratus enam puluh

satu ribu rupiah).

Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera

Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh, menyatakan bahwa pada hari Senin tanggal

16 Juni 2014 Penggugat melalui kuasanya telah mengajukan permohonan

banding terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah tersebut di atas, permohonan

banding tersebut telah pula diberitahukan kepada Tergugat/Terbanding pada

tanggal 25 Juni 2014;

Telah membaca memori banding yang diserahkan kepada

Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh pada tanggal 25 Juli 2014, dan

telah disampaikan kepada Tergugat/Terbanding pada tanggal 13 Agustus 2014;

Telah membaca surat keterangan Panitera Mahkamah Syar’iyah Banda

Aceh, Nomor 81/Pdt.G/2013/Ms-Bna., tanggal 20 Agustus 2014 bahwa

Tergugat/ Terbanding tidak mengajukan kontra memori banding;

Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Wakil Panitera

Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh, menyatakan bahwa pada hari Selasa tanggal

24 Juni 2014 Tergugat mengajukan permohonan banding terhadap putusan

Mahkamah Syar’iyah tersebut di atas, permohonan banding tersebut telah pula

Page 3: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 3 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding II/Pembanding I pada tanggal 01

Juli 2014;

Telah membaca surat keterangan Panitera Mahkamah Syar’iyah Banda

Aceh, Nomor 81/Pdt.G/2013/Ms-Bna., tanggal 20 Agustus 2014 bahwa

Tergugat/ Terbanding I/Pembanding II tidak mengajukan memori bandingnya;

Telah pula membaca relas pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara

banding kepada Kuasa Penggugat/Pembanding I/Terbanding II pada tanggal

22 Juli 2014 dan kepada Tergugat/Terbanding I/Pembanding II pada tanggal 16

Juli 2014. Penggugat/Pembanding I/Terbanding II dan Tergugat/Terbanding

I/Pembanding II tidak melakukan pemeriksaan berkas banding, hal ini sesuai

dengan surat keterangan Panitera Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh No.

81/Pdt.G/2014/MS-Bna. tanggal 20 Agustus 2014;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara

ini telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang ditentukan

oleh peraturan perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut

formal harus dinyatakan dapat diterima;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah

Syar’iyah Aceh membaca dan meneliti memori banding serta berkas perkara

mengenai pemeriksaan perkara a quo terhadap alat-alat bukti dan saksi - saksi

ditingkat pertama, Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh

akan mempertimbangkan sebagai berikut ;

Menimbang bahwa Penggugat/Pembanding I/Terbanding II dalam

memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara

lain sebagai berikut :

I. Dalam Eksepsi

- Bahwa Pembanding semula Penggugat dapat menerima dan tidak

keberatan dengan seluruh pertimbangan Judex Factie Mahkamah

Syar’iyah Banda Aceh;

- Bahwa selain pertimbangan tersebut, kiranya eksepsi juga harus ditolak

dengan pertimbangan bahwa Eksepsi Terbanding semula Tergugat

disampaikan pada agenda duplik, setelah adanya replik. Jadi bukan pada

saat agenda jawaban.

II. Dalam Konvensi

1. Bahwa Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh dalam perkara a

quo telah salah dan keliru dalam menilai dan mempertimbangkan alat-

alat bukti serta fakta-fakta yang terungkap di persidangan, sehingga tidak

mencerminkan keadilan;

Page 4: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 4 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

Bahwa dalam bagian pertimbangan hukumnya yaitu pada halaman 27,

Judex Factie telah menyebutkan

“....Menimbang bahwa Tergugat Konvensi dalam dupliknya mengakui,

salah satu dari kedua unit toko tersebut telah dijual kepada PEMBELI

dengan harga Rp 850.000.000,- (delapan ratus lima puluh juta rupiah)

beserta dengan tanah pertapakannya dan Penggugat Konvensi telah

menerima uang penjualan toko dari PEMBELI sejumlah Rp 250.000.000,-,

bukti T.1 dan T.1.a, bahkan menurut bukti tersebut Penggugat Konvensi

menerima uang dari PEMBELI sejumlah Rp 270.000.000,-; (dua ratus

tujuh puluh juta rupiah);

“...Menimbang bahwa pada waktu penjualan toko tersebut, Penggugat

Konvensi dan Tergugat Konvensi masih berstatus sebagai suami isteri,

meskipun Penggugat Konvensi tidak menyatakan persetujuan secara

tegas, sebagaimana diatur dalam Pasal 36 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974

jo Pasal 92 KHI di Indonesia, secara implisit Penggugat Konvensi telah

menyetujui penjualan toko dimaksud, karena Penggugat Konvensi dengan

menerima uang penjualan toko tersebut dari Sdr. PEMBELI sejumlah Rp

270.000.000,- bukti T.1 dan T.1.a menunjukkan Penggugat Konvensi

tidak keberatan toko tersebut dijual, maka penjualan toko dimaksud sah

menurut hukum, dengan demikian dari kedua unit toko yang menjadi

objek perkara tinggal satu unit, lagi yang bisa dibagi antara Penggugat

Konvensi dengan Tergugat Konvensi sebagai harta bersama;

Menimbang, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan setempat terhadap

objek terperkara pada tanggal 14 Februari 2014, Majelis Hakim telah

menemukan fakta, toko yang sudah dijual oleh Tergugat Konvensi kepada

PEMBELI adalah toko pintu pertama yang tercantum dalam gugatan

Penggugat pada Posita poin 4;

Menimbang bahwa karena toko pintu pertama telah terbukti sudah dijual

oleh Tergugat Konvensi secara sah menurut hukum, maka dari kedua unit

pintu toko terperkara, yang masih tersisa sebagai harta bersama setelah

bercerai, adalah toko pintu kedua yang tersebut dalam surat gugatan

Penggugat Konvensi, posita poin 4 yang terletak di Gampong .....dst”

Bahwa pertimbangan Judex Factie tersebut di atas sangat keliru dan tidak

adil, karena bukti yang diajukan oleh Pembanding semula Tergugat

Konvensi yang diberi tanda Bukti T.1 dan T.I.a merupakan akta di bawah

tangan yang tidak memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna,

Page 5: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 5 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

sehingga harus dikesampingkan sebagai alat bukti sebab tanpa didukung

dengan bukti-bukti lainnya

Dalam hal ini, dengan tanpa menutupi fakta yang sebenarnya,

Pembanding semula Penggugat Konvensi ada menerima uang sebagai

DP penjualan toko pintu pertama sebesar Rp 220.000.000,-. Namun uang

tersebut bukan untuk pembayaran kredit, melainkan untuk biaya

pembangunan toko serta pengurusan jual beli toko pintu pertama. Bahkan

Pembanding semula Penggugat Konvensi juga telah menjual mobil milik

pribadi Penggugat Konvensi dan dana bantuan tsunami sejumlah Rp

15.000.000,- yang juga dipergunakan untuk pembangunan kedua pintu

toko (objek perkara point 4 posita gugatan). Hal ini juga dikuatkan oleh

keterangan saksi . Sedangkan sisa penjualan dari toko pintu pertama

tidak pernah Penggugat Konvensi terima, karena yang menerima sisa

harga toko tersebut adalah Terbanding semula Tergugat Konvensi.

Bahkan Pembanding semula Penggugat Konvensi tidak tahu kapan

pelunasan harga toko dilakukan.

Seharusnya Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh dapat

mencermati dan menganalisa fakta-fakta yang terungkap ini, sehingga

dapat memberikan putusan yang berkeadilan.

Benar Pembanding semula Penggugat Rekonvensi dalam petitum

meminta agar kedua toko objek perkara sebagaimana posita point 4

ditetapkan sebagai harta bersama dan membaginya masing-masing ½

bagian, akan tetapi demi keadilan Judex Factie harus juga memperhatikan

tujuan dari putusan adalah memberikan putusan yang dapat

menyelesaikan suatu persoalan/sengketa. Dengan memperhatikan petitum

(tuntutan) subsidair Pembanding, (ATAU, apabila Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan

yang seadil-adilnya dan bijaksana (Ex Aequo et Bono)), tentunya Judex

Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh dapat memberikan putusan,

bahwa sisa dari penjualan toko pintu pertama (toko harta bersama)

diputuskan sebagai harta bersama Pembanding dan Terbanding,

selanjutnya menyatakan Pembanding dan Terbanding mempunyai hak ½

bagian dari sisa penjualan toko pintu pertama tersebut;

Oleh karenanya Pembanding semula Penggugat Konvensi memohon

kepada Majelis Hakim Tingkat Banding untuk mengabulkan tuntutan

Pembanding semula Penggugat Konvensi.

2. Bahwa putusan Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh dalam

perkara a quo telah melakukan kekeliruan dan melanggar aturan tentang

Page 6: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 6 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

asas-asas atau kaidah-kaidah dalam membuat suatu putusan sehingga

sama sekali tidak mencerminkan keadilan.

Berikut ini adalah bentuk pelanggaran aturan yang dilakukan oleh Judex

Factie dalam perkara a quo yaitu :

Pada pertimbangan hukum halaman 30 Judex Factie Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh menyebutkan :

“Menimbang bahwa pinjaman uang pada Bank BNI 46 sejumlah Rp

230.000.000,- sebagaimana didalilkan oleh Penggugat Konvensi pada

posita poin 5, diambil/dipinjam pada tahun 2008, yang pada waktu itu

Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi masih berstatus sebagai

suami isteri, maka utang tersebut bukan milik Penggugat Konvensi

sebagaimana didalilkan dalam gugatan Penggugat Konvensi pada posita 5

tersebut, tetapi pinjaman tersebut merupakan harta bersama karena

diperoleh dalam masa perkawinan, dengan tidak melihat siapa yang

memperolehnya, sebagaimana diatur dalam pasal 35 ayat 1 UU No.1

tahun 1974 dan Penggugat Konvensi mengakui hutang tersebut dipakai

untuk membangun dua pintu toko di Jalan, demikian juga Tergugat

mengakui toko tersebut harta bersama”;

“Menimbang bahwa apa yang didalikan oleh Penggugat Konvensi pada

posita poin 6 dan 11, Penggugat Konvensi tidak menyebutkan jumlah yang

telah dibayar dan sisa pinjaman yang masih terhutang, meskipun dalam

bukti P.3 telah jelas disebutkan masa pinjamannya dan jumlah setorannya

perbulan, namun bukti P.3 tidak bisa dijadikan sebagai bukti yang

sempurna, karena pinjaman Bank sewaktu-waktu bisa disetor habis

sekaligus dan Tergugat membantah posita poin 6, karena Tergugat

Konvensi menganggap pinjaman tersebut sudah lunas dengan uang yang

diterima oleh Penggugat Konvensi pada Sdr. PEMBELI sejumlah Rp

250.000,000,- karena itu posita poin 6 dianggap kabur dan tidak terbukti”;

Bahwa menurut Pembanding semula Penggugat Konvensi, kedua

pertimbangan hukum Judex Factie tersebut di atas sangat keliru dan

salah, sebab terjadi pertentangan antara pertimbangan hukum yang satu

dengan lainnya atau saling kontradiksi. Hal ini disebabkan karena Judex

Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh telah salah dan keliru menilai

alat-alat bukti yang ada, bahkan cenderung subjektif dan berasumsi

(anggapan) dalam mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di

persidangan.

Bahwa Berdasarkan Bukti Surat P.3, keterangan saksi dan pengakuan

Tergugat Konvensi, telah terbukti adanya kredit pada Bank BNI 46

Page 7: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 7 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

sejumlah Rp. 230.000.000,- (dua ratus tiga puluh juta rupiah) atas nama

Pembanding semula Penggugat dengan lama jangka waktu pinjaman 15

(lima belas) tahun atau 180 (seratus delapan puluh) bulan dengan jumlah

cicilan per bulan sebesar Rp 1.663.241 (satu juta enam ratus enam

puluh tiga ribu dua ratus empat puluh satu rupiah) yang mana kredit

tersebut diambil pada saat Penggugat dan Tergugat Konvensi masih

berstatus sebagai suami isteri.

Selanjutnya Terbanding semula Tergugat Konvensi mendalilkan bahwa

kredit sudah dibayar atau lunas, tetapi Tergugat Konvensi sama sekali

tidak pernah membuktikannya.

Akan tetapi Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh tidak

mempertimbangkan secara lengkap fakta-fakta yang ada di persidangan.

Justru menilai fakta-fakta dengan subjektif dan hanya dengan

menggunakan asumsi (dugaan) dengan pertimbangan sebelumnya,

dengan menggunakan kalimat “....karena pinjaman Bank sewaktu-waktu

bisa disetor habis sekaligus....”

Pertimbangan hukum ini tentu saja sangat salah dan keliru, dan saling

bertentangan dengan pertimbangan hukum sebelumnya. Pada akhirnya

pertimbangan yang salah dan keliru tersebut membuat Judex Factie

Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh berkesimpulan bahwa “posita poin 6

dianggap kabur dan tidak terbukti”; tanpa ada alasan dan dasar hukum

yang sah

Seharusnya, apabila seluruh alat bukti yang berkaitan dengan point 5 dan

6 posita gugatan Penggugat dinilai dan dipertimbangkan secara lengkap

(berupa bukti surat , P.1, P.2,, P.3, dihubungkan dengan keterangan saksi

dan pengakuan Terbanding/Tergugat), maka akan dapat ditentukan bahwa

kewajiban pelunasan hutang pada Bank BNI menjadi kewajiban bersama

Pembanding/Penggugat dan Terbanding/Tergugat sejak dinyatakan telah

bercerai sebagaimana putusan pengadilan Mahkamah Syar’iyah Banda

Aceh 01/Pdt.G/2010/MS-BNA tanggal 27 April 2010 yang telah

berkekuatan hukum tetap sampai dengan sekarang. Karena memang

kredit/hutang tersebut masih ada dan belum lunas.;

Dengan demikian kedua pertimbangan hukum tersebut di atas

menunjukkan bahwa putusan Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda

Aceh tidak berdasarkan pertimbangan hukum yang lengkap, jelas dan rinci

atau tidak cukup pertimbangan (onvoldoende gemotiveerd) serta

mengandung pertimbangan hukum yang tidak bersesuaian dengan amar

putusan atau saling bertentangan satu sama lainnya (contradictio

Page 8: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 8 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

interminis). Putusan demikian melanggar asas putusan sebagaimana yang

diamanatkan oleh Pasal 178 ayat (1) HIR/189 ayat (1) RBG dan Pasal 50

UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Bahwa oleh

karenanya maka putusan Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh

sudah sepatutnya dipandang sebagai putusan yang mengandung cacat

hukum dan harus dibatalkan.

Dalam hal ini Pembanding semula Penggugat Konvensi turut melampirkan

Surat dari PT, Bank BNI (Persero) Tbk Nomor WMD/6.I/3737 Tanggal 20

Juni 2014 Hal Pernyataan Pinjaman Uang Muka Gaji sebagai bukti

tambahan/pelengkap (telah didinazegel dan dilegalisir) yang kiranya dapat

memudahkan dan menambah keyakinan bagi Majelis Hakim Tingkat

Banding untuk mengabulkan gugatan Pembanding semula Penggugat

Konvensi setentang pinjaman/kredit pada Bank BNI, sebagaimana posita

gugatan point 5 dan 6.

3. Bahwa Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh dalam perkara a

quo telah mengabaikan alat-alat bukti dan fakta-fakta hukum penting yang

terungkap di persidangan, sehingga mengakibatkan putusan tidak adil.

Dalam pertimbangan hukum halaman 29 Judex Factie menyebutkan:

“....Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi Penggugat Konvensi

dan bukti P.4 serta fakta di lapangan, Tergugat Konvensi sudah terbukti

telah menyewakan satu unit toko yang menjadi harta bersama antara

Penggugat Konvensi dengan Tergugat Konvensi yang terletak di jalan T.

Iskandar kepada PEMBELI selama 3 tahun terhitung sejak 1 juni 2009

sampai dengan 1 juni 2012, dengan harga pertahun Rp 30 juta dan

Tergugat Konvensi pada tanggal 8 Mei 2009 telah menerima uang DP

sewa toko dimaksud dari Sdr, PEMBELI sejumlah Rp 50.000.000,-

sebagaimana telah didalilkan oleh Penggugat Konvensi pada posita poin 8

dan 12, maka hasil sewa dimaksud sejumlah Rp 90.000.000,- merupakan

harta bersama”;

Pertimbangan hukum Judex Factie di atas adalah salah dan keliru karena

telah mengabaikan alat-alat bukti dan fakta-fakta hukum penting yang

terungkap di persidangan.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum di persidangan, yaitu bukti surat

P.4 dan keterangan saksi dan pengakuan Terbanding semula Tergugat,

terbukti bahwa sewa toko bukan hanya disewa selama 3 tahun terhitung

sejak 1 juni 2009 sampai dengan 1 juni 2012. Akan tetapi pada saat sidang

pemeriksaan setempat dan diakui juga oleh Tergugat yang ikut hadir pada

Page 9: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 9 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

pemeriksaan setempat, ternyata sewa telah diperpanjang oleh Sdr.

PEMBELI dengan harga yang sama selama 2 tahun (sampai dengan

sekarang). Dengan demikian hasil sewa toko yang telah diambil oleh

Terbanding semula Tergugat adalah sebesar Rp 30.000.000,- x 5 = Rp

150.000.000,-

Oleh karenanya, mohon kepada Majelis Hakim Tingkat Banding

memperhatikan keberatan ini, dan memutuskan agar uang hasil sewa

sejumlah Rp 150.000.000,- adalah harta berdamai Pembanding dan

Terbanding, selanjutnya menghukum Terbanding untuk menyerahkan ½

(setengah) bagian dari seluruh hasil sewanya kepada Pembanding;

4. Bahwa pentimbangan hukum Judex Factie Mahkamah Syar’iyah Banda

Aceh tidak didasari aturan hukum yang jelas dan lengkap.

Adapun alasan tidak jelas dan tidak lengkapnya pertimbangan Judex

Factie adalah sebagai berikut :

Bahwa pada halaman 31 putusan Judex Factie disebutkan :

Menimbang bahwa posita poin 7 tentang penjualan mobil yang dibeli

dengan uang kredit, tidak dapat dipertimbangkan karena objek posita

tersebut tidak jelas tahun pemilikannya oleh Penggugat Konvensi dan

saksi yang diajukan Penggugat Konvensi tidak mengetahui sama sekali

tentang pemilik mobil yang dijual oleh Penggugat Konvensi, maka posita

poin 7 kabur dan tidak terbukti;

Pada bagian pertimbangan hukumnya halaman 31 Judex Factie telah

menyebutkan :

Menimbang bahwa permohonan Penggugat pada posita poin 14 untuk

diletakkan sita jaminan (conservatoir beslaag) terhadap objek terperkara

yang disebutkan pada posita poin 4 surat gugatan konvensi agar tidak

dialihkan kepada pihak lain, berdasarkan fakta di dalam persidangan tidak

terbukti adanya ciri-ciri Tergugat Konvensi mengalihkan objek tersebut

kepada pihak lain, maka permohonan penyitaan harus ditolak;...”.

Pada bagian pertimbangan hukumnya halaman 31 Judex Factie telah

menyebutkan:

Menimbang bahwa gugatan Penggugat Konvensi terhadap uang bantuan

korban Tsunami dari instansi tempat Penggugat Konvensi bekerja

sejumlah Rp 15.000.000,- yang tersebut dalam posita poin 13 dan petitum

poin 10, telah dibantah oleh Terggugat Konvensi, maka dalam hal ini

Penggugat Konvensi dibebankan pembuktian, namun Penggugat Konvensi

tidak dapat membuktikan dengan demikian gugatan poin 13 dengan

petitum poin 10 tidak terbukti maka gugatan harus ditolak;

Page 10: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 10 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

Bahwa ketiga pertimbangan hukum di atas, adalah salah dan keliru karena

pertimbangan hukum tersebut tidak lengkap dan tidak jelas aturan

hukumnya sehingga penolakan terhadap posita tersebut tidak

mengandung keadilan.

Dalam aturan hukum, setiap dalil gugatan tidak bisa sembarangan untuk

mengatakan tidak dipertimbangkan, apalagi tanpa didasari aturan

hukumnya. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap Pasal 178 ayat (2)

HIR/Pasal 189 ayat (2) RBG dan Pasal 50 RV yang mengamanatkan

putusan harus secara total dan menyeluruh memeriksa dan mengadili

setiap segi gugatan yang diajukan. Selain itu juga harus memuat dasar

hukum yang dijadikan pertimbangan berupa pasal-pasal tertentu peraturan

perundang-undangan, hukum kebiasaan, yurisprudensi atau doktrin

hukum. Dengan demikian putusan Judex Factie Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh haruslah dibatalkan karena mengandung cacat hukum dan

hanya berdasarkan subjektivitas hakim belaka.

III. Dalam Rekonvensi

- Bahwa Pembanding semula Penggugat tidak keberatan dan dapat

menerima seluruh pertimbangan Judex Factie Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh;

Bahwa selain pertimbangan tersebut, maka gugatan rekonvensi

Terbanding semula Penggugat Rekonvensi sudah sepatutnya ditolak

seluruhnya dengan alasan bahwa gugatan rekonvensi bertentangan

dengan ketentuan Pasal 132b Ayat (1) HIR yang menyatakan “Si

tergugat wajib memasukkan tuntutan balik ber-sama-sama

dengan jawabannya, baik dengan surat maupun dengan lisan. (Rv.

YU78245.)”. Ditambah lagi Terbanding semula Penggugat Rekonvensi

sama sekali tidak pernah membuktikan gugatan rekonvensinya.

Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dan dijelaskan secara

cermat dalam Memori Banding ini, mohon kepada Majelis Hakim

Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara a quo

dalam Tingkat banding berkenan untuk memutuskan hal-hal sebagai

berikut:

MENGADILI

1. Menerima Permohonan Banding dari PEMBANDING semula PENGGUGAT;

2. Membatalkan Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Nomor

81/Pdt.G/2013/MS.Bna Tertanggal 02 Juni 2014;

Page 11: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 11 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

MENGADILI SENDIRI

I. Dalam Eksepsi

Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya

Dalam Pokok Perkara

A. Dalam Konvensi

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan ;

3. Menyatakan Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri yang telah

putus perkawinan karena perceraian sesuai dengan putusan

Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Nomor : 01/PDT.G/2010/MS-BNA

tanggal 27 April 2010 ;

4. Menyatakan 2 (dua) pintu bangunan Toko sebagaimana posita Nomor

4 (empat) gugatan diatas adalah sah menurut hukum sebagai harta

bersama antara Penggugat dan Tergugat ;

5. Menetapkan bagian harta bersama sebagaimana posita 4 gugatan di

atas tersebut masing masing mendapat ½ (setengah) bagian kepada

Penggugat dan Tergugat ;

6. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan ½ (setengah) bagian dari

harta bersama sebagaimana posita 4 diatas menjadi hak dan bagian

Penggugat dalam keadaan baik dan tanpa syarat apapun ;

7. Menetapkan pinjaman kredit/hutang pada BANK BNI 46 Cabang

Banda Aceh sebesar Rp. 230.000.000,- (dua ratus tiga puluh juta

rupiah) atas nama Penggugat sebagai hutang bersama antara

Penggugat dengan Tergugat yang menjadi tanggung jawab bersama

pula untuk melunasinya Menetapkan hasil sewa toko sebagaimana

posita point 10.b posita gugatan sebagai harta bersama antara

Penggugat dengan Tergugat; Menghukum Tergugat untuk

menyerahkan ½ (setengah) bagian dari seluruh hasil sewanya kepada

Penggugat; Menghukum Tergugat untuk menyerahkan ½ (setengah)

bagian uang bantuan dana korban tsunami sebagaimana posita 13

kepada Penggugat dan menyerahkan ½ (setengah) bagian dari uang

hasil sewa toko semi permanen yang dibangun dari dana tersebut

kepada Penggugat;

8. Menghukum Tergugat membayar uang paksa sebesar Rp. 500.000,-

(lima ratus ribu rupiah) setiap per hari keterlambatan dalam

melaksanakan isi putusan dalam perkara ini; Menyatakan putusan

dalam perkara ini dapat dijalankan dengan serta merta meskipun ada

upaya hukum banding kasasi dan peninjauan kembali ;

Page 12: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 12 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya dan bijaksana

(Ex Aequo et Bono).

B. Dalam Rekonvens

- Menolak gugatan Tergugat/Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;

Menimbang bahwa Tergugat/Pembanding II/Terbanding I tidak

mengajukan kontra memori bandingnya, sebagaimana surat keterangan

Panitera Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Nomor 81/Pdt.G/2013/MS-Bna,

tanggal 20 Agustus 2014;

Menimbang bahwa Tergugat/Pembanding II/Terbanding I tidak

mengajukan memori bandingnya sampai dengan tenggang waktu 14 (empat

belas) hari setelah pernyataan Banding disampaikan, hal ini sebagaimana surat

keterangan Panitera Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Nomor

81/Pdt.G/2013/MS-Bna, tanggal 20 Agustus 2014;

Menimbang bahwa terhadap keberatan - keberatan Penggugat/

Pembanding I/Terbanding II tersebut Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh

akan mempertimbangkan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Penggugat/Pembanding I/Terbanding II menyatakan

dalam memori bandingnya pada angka 1 bahwa sisa dari penjualan toko pintu

pertama (toko harta bersama) kiranya dibagi dua yaitu ½ bagian untuk

Penggugat/Pembanding I/Terbanding II dan ½ bagian lagi untuk

Tergugat/Terbanding I/Pembanding II;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding, Mahkamah Syar’iyah

Aceh berpendapat bahwa toko dijual dalam masa perkawinan dan atas

persetujuan suami isteri. Penggugat/Pembanding I/Terbanding II sudah

menerima panjar penjualan toko sebesar Rp. 250.000.000.- (dua ratus tujuh

puluh juta rupiah) sedangkan sisanya diterimakan oleh Tergugat/Pembanding

II/Terbanding I. Oleh karena satu unit toko tersebut dijual dalam masa

perkawinan maka semua biaya dari penjualan toko tersebut dianggap sudah

habis digunakan untuk kepentingan keluarga. Keberatan Penggugat/

Pembanding I/ Terbanding II tidak beralasan dan harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa pinjaman/kredit pada Bank BNI 46 Cabang Banda

Aceh sejumlah Rp. 230.000.000,- (dua ratus tiga puluh juta rupiah} atas nama

Penggugat/Pembanding I/Terbanding II dengan lama jangka waktu pinjaman 15

(lima belas) tahun atau 180 (seratus delapan puluh) bulan dengan jumlah cicilan

per bulan sebesar Rp 1.663.241 (satu juta enam ratus enam puluh tiga ribu dua

ratus empat puluh satu rupiah) sebagaimana Akad Kredit Nomor :

Page 13: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 13 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

BDA/1/001/2008 Tanggal 08 Februari 2008. Dalam hal ini Majelis Hakim Tingkat

Pertama Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh telah mempertimbangkan bahwa

Penggugat/Pembanding I/Terbanding II tidak menyebutkan jumlah yang telah

dibayar dan sisa pinjaman yang masih terhutang, meskipun dalam bukti P.3

telah jelas disebutkan masa pinjamannya dan jumlah setorannya perbulan,

namun bukti P.3 tidak bisa dijadikan sebagai bukti yang sempurna, karena

pinjaman Bank sewaktu-waktu bisa disetor habis sekaligus.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat banding Mahkamah Syar’iyah

Aceh tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama

Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh, yang menyatakan bahwa pinjaman Bank

sewaktu-waktu bisa disetor habis sekaligus. Untuk pernyataan tersebut harus

dibuktikan dengan rekening korannya. Majelis Hakim Tingkat Banding

Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa setiap gugatan harus jelas

terang dan rinci, kalau tidak maka gugatan tersebut dianggap kabur. Berkenaan

dengan gugatan kredit pada Bank BNI 46 yang diajukan oleh Penggugat/

Pembanding I/Terbanding II, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat

seharusnya Penggugat/ Pembanding I/Terbanding II merinci dengan jelas

setoran kredit tersebut sudah sampai dengan bulan keberapa dan sisanya

berapa serta dilampiri bukti rekening koran. Oleh karenanya Majelis Hakim

Tingkat banding Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat setentang kredit pada

Bank BNI 46 Cabang Banda Aceh tersebut kabur, maka gugatan tersebut tidak

dapat diterima (NO):

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah

Syar’iyah Banda Aceh telah mempertimbangkan keterangan saksi

Penggugat/Pembanding I/Terbanding II dan bukti P.4 serta fakta dilapangan,

Tergugat/Terbanding I/Pembanding II sudah terbukti telah menyewakan satu

unit toko yang menjadi harta bersama antara Penggugat/Pembanding

I/Terbanding II dengan Tergugat/Terbanding I/Pembanding II yang terletak di

Jl.T.Iskandar Lambhuk Kota Banda Aceh kepada PEMBELI, selama 3 (tiga)

tahun terhitung sejak 1 Juni 2009 sampai dengan 1 Juni 2012, dengan harga

pertahun Rp.30.000.000,-( tiga puluh juta rupiah) dan Tergugat/Terbanding

I/Pembanding II pada tanggal 8 Mei 2009 telah menerima uang Dp sewa toko

dimaksud dari Sdr.PEMBELI, sejumlah Rp.50.000.000.- (lima puluh juta

rupiah) sebagaimana didalilkan oleh Penggugat Konpensi pada posita poin 8

dan 12, maka hasil sewa toko dimaksud sejumlah Rp.90.000.000,-(sembilan

puluh juta rupiah) merupakan harta bersama;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah

Syar’iyah Aceh tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat

Page 14: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 14 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

Pertama Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh, yaitu tentang sewa toko

sebagaimana tersebut di atas yang dilakukan oleh Tergugat/Terbanding

I/Pembanding II sejak 01 Juni 2009 sampai dengan 01 Juni 2012. Majelis Hakim

Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa

Tergugat/Terbanding I/Pembanding II menyewakan toko pada bulan Juni 2009

sampai dengan Juni 2012 yaitu masih dalam masa perkawinan tentunya biaya

sewa sudah dihabiskan untuk kebutuhan keluarganya, justru yang perlu

dipertimbangkan adalah perpanjangan sewa toko yang diakui

Tergugat/Terbanding I/Pembanding II yang dilakukan setelah terjadi perceraian

yaitu sewa toko sejak 01 Juni 2012 sampai dengan 01 Juni 2014, oleh

karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh

berpendapat bahwa perpanjangan sewa toko tersebut sebesar Rp. 60.000.000,-

(enam puluh juta rupiah) merupakan harta bersama;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh telah mempertimbangkan tentang penjualan mobil yang dibeli

dengan uang kredit, dengan kesimpulan bahwa gugatan tersebut kabur karena

tidak jelas tahun pemilikannya, karena gugatan kabur maka tidak dapat diterima.

Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh menilai bahwa

pertimbangan tersebut sudah tepat dan benar maka akan diambil menjadi

pertimbangan sendiri Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah

Aceh;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh telah mempertimbangkan tentang gugatan setentang uang bantuan

korban tsunami dari instansi tempat Penggugat Konvensi bekerja sejumlah

Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah) sebagaimana tersebut dalam memori

banding Penggugat/Pembanding I/Terbanding II. Majelis Hakim Tingkat

Pertama Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh berkesimpulan karena gugatan tidak

dapat dibuktikan maka gugatan tersebut ditolak. Apa yang telah

dipertimbangkan Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah Banda

Aceh tersebut sudah tepat dan benar maka akan diambil menjadi pertimbangan

sendiri Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh telah mempertimbangkan tentang permohonan sita jaminan

(conservatoir beslaag) terhadap objek terperkara yang disebutkan pada posita

poin 4 surat gugatan Konvensi agar tidak dialihkan kepada pihak lain, Apa yang

dipertimbangkan Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah Banda

Aceh tersebut sudah tepat dan benar karena berdasarkan fakta dalam

persidangan tidak terbukti adanya ciri-ciri Tergugat Konvensi mengalihkan

Page 15: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 15 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

objek tersebut kepada pihak lain. Karena pertimbangan sudah tepat dan benar

maka akan diambil menjadi pertimbangan sendiri Majelis Hakim Tingkat

Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh;

Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat Konvensi tentang uang paksa

(dwangsoom) terhadap Tergugat Konvensi sebesar Rp.500.000,- perhari,

Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh telah

mempertimbangkannya bahwa tuntutan tersebut tidak ada relevansinya, karena

putusan dalam perkara ini nantinya dapat dieksekusi riil setelah berkekuatan

hukum tetap (BHT), sesuai dengan pasal 259 R.Bg jo Putusan Mahkamah

Agung RI No.307 K/Sip/1976 tanggal 7 Desember 1976 dan pasal 606 a Rv,

dengan demikian tuntutan uang paksa (dwangsom) harus ditolak;

Dalam Rekonpensi :

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah

Aceh tidak sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah

Syar’iyah Banda Aceh yang menyatakan bahwa, seharusnya gugatan

rekonvensi diajukan bersama-sama dengan jawaban gugatan konvensi dan

tidak boleh diajukan bersama duplik, sebagaimana diatur dalam pasal 158 ayat

(1) RBg, maka gugatan rekonvensi tidak dapat diterima.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah

Aceh berpendapat bahwa gugatan rekonvensi dapat diajukan dalam proses

jawab menjawab (jawaban atau duplik) sebelum sampai pada tahap

mendengarkan keterangan saksi-saksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Yahya

Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan,

Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, halaman 483, beliau

menjelaskan bahwa Putusan Mahkamah Agung No. 239 K/Sip/1968.

menegaskan gugatan rekonpensi dapat diajukan selama proses jawab-

menjawab berlangsung, karena Pasal 158 RBg. hanya menyebut jawaban,

sedangkan replik dan duplik juga merupakan jawaban, meskipun bukan

jawaban pertama. Hal senada juga dijelaskan dalam buku II (Pedoman

Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama pada halaman 79

dijelaskan bahwa Gugatan Rekonpensi harus diajukan bersama-sama dengan

jawaban selambat-lambatnya sebelum pemeriksaan mengenai Pembuktian.

Menimbang, bahwa Tergugat/Terbanding I/Pembanding II, dalam

Gugatan Rekonpensinya mengajukan sejumlah harta bersama sebagai berikut :

1. 4 (empat) unit kedai dibangun di atas tanah orang tua Penggugat

Konpensi/Tegugat Rekonpensi/Pembanding I/Terbanding II;

2. Sumbangan kredit pegawai Tegugat sejumlah Rp. 46.000.000,- (empat

puluh enam juta rupiah;

Page 16: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 16 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

3. Biaya rehab rumah milik orang tua Penggugat Konpensi/Tegugat

Rekonpensi/Pembanding I/Terbanding II berjumlah Rp. 100.000.000,-

(seratus juta rupiah);

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah

Syar’iyah Aceh memeriksa berkas perkara beserta buktinya, ternyata Tegugat

Konpensi/Penggugat Rekonpensi/Pembanding II/Terbanding tidak membuktikan

gugatan rekonpensinya,oleh karenanya terhadap gugatan rekonpensi tersebut

harus ditolak;

Menimbang bahwa harta bersama yang tersebut pada poin 3.1 dan 3.2,

yang berada dalam kekuasaan Tergugat/Terbanding I/Pembanding II

diperintahkan supaya menyerahkan ½ (seperdua) dari harta bersama terbut

kepada Penggugat/Pembanding I/Terbanding II tanpa pembebanan hukum

dengan pihak manapun. Kemudian harta bersama sebagaimana dalam poin 3.1,

adalah benda tidak bergerak maka apabila harta/benda tersebut tidak dapat

dibagi secara natura maka pembagiannya dapat dilaksanakan dengan cara jual

lelang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan hasilnya dibagi, masing-

masing memperoleh ½ (seperdua) bagian atau konpensasi pembayaran dengan

nilai uang;

Menimbang, bahwa mengenai hal-hal lainnya selain yang telah

dipertimbangkan dalam perbaikan dan tambahan pertimbangan hukum diatas,

maka atas dasar apa yang telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat

Pertama Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh dalam perkara ini sebagaimana

dalam putusan tersebut sudah tepat dan benar, sehingga Majelis Hakim Tingkat

Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh dapat menyetujui pertimbangan hukum

Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut, selanjutnya akan diambil alih sebagai

pendapat Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh sendiri;

. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

di atas, maka putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh Nomor 081/Pdt.G/2013/MS-Bna., tanggal 02 Juni 2014, tidak

dapat dipertahankan dan harus dibatalkan, dengan mengadili sendiri

menyatakan gugatan Penggugat/Terbanding dikabulkan sebagian dan tidak

dapat diterima/ditolak selebihnya yang amar lengkapnya akan dicantumkan

dibawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena perkara a-quo termasuk bidang

perkawinan, sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor

7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, maka

biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada

Page 17: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 17 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

Penggugat/Pembanding I/Tergugat II yang jumlahnya sebagaimana tercantum

dalam amar putusan ini;

Mengingat segala ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku dan Hukum Syara’ yang berhubungan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

Menerima permohonan banding dari Penggugat/Pembanding I/Terbanding II

dan Tergugat/TerbandingI/Pembanding II;

Membatalkan putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Nomor

081/Pdt.G/2013/MS-Bna., tanggal 02 Juni 2014;

Dengan mengadili sendiri :

Dalam Konpensi :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;

2. Menyatakan Penggugat dan Tergugat mantan suami isteri;

3. Menetapkan:

3.1. Satu unit toko yang terletak di Kota Banda Aceh, tidak termasuk

tanah pertapakannya, berbatas sebagai berikut:

- Utara dengan tanah (Tergugat Konvensi);

- Selatan dengan Jalan.;

- Timur dengan tanah/ toko milik;

- Barat dengan tanah / toko Penggugat dan Tergugat yang telah

dijual kepada PEMBELI.

3.2. Uang sewa toko tersebut pada amar poin 3.1 selama dua tahun,

terhitung sejak 1 Juni 2012 sampai dengan 1 Juni 2014, sejumlah

Rp.60.000.000,-(sembilan puluh juta rupiah), sebagai harta bersama

antara Penggugat dengan Tergugat ;

4. Menetapkan dari harta bersama tersebut pada diktum poin 3.1 dan 3.2,

masing-masing Penggugat dan Tergugat memperoleh ½ (seperdua)

bagian;

5. Memerintahkan Tergugat atau pihak lain yang menguasai toko tersebut

untuk mengosongkan;

6. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan ½ (seperdua) dari harta

bersama tersebut kepada Penggugat tanpa pembebanan hukum dengan

pihak lain;

Apabila pembagian tidak dilaksanakan secara natura, maka pembagian

dapat dilaksanakan dengan cara jual lelang sesuai dengan peraturan

yang berlaku dan hasilnya dibagi sebagaimana poin 4 diatas atau

konpensasi pembayaran dengan nilai uang;

Page 18: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 18 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

7. Menyatakan tidak dapat diterima dan menolak gugatan Penggugat

selebihnya.

Dalam Rekonvensi:

Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi seluruhnya.

Dalam Konvensi dan Rekonvensi :

Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar

biaya perkara sejumlah Rp.2.461.000,- (dua juta empat ratus enam puluh

satu ribu rupiah).

Membebankan Penggugat/PembandingI/Terbanding II untuk membayar

biaya perkara pada Tingkat Banding sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima

puluh ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari hari Rabu tanggal 12 Nopember 2014

Miladiyah bertepatan dengan tanggal 19 Muharram 1436 Hijriyah, oleh kami

Drs. H. ABD MANNAN HASYIM,S.H.,M.H., Ketua Majelis Dra. Hj. YUNIAR A.

HANAFIAH, S.H., dan Drs. H. FIRDAUS HM, S.H., M.H., Hakim-hakim Anggota

dan diucapkan oleh Ketua Majelis tersebut dalam sidang terbuka untuk umum

pada hari Kamis tanggal 20 Nopember 2014 Miladiyah bertepatan dengan

tanggal 27 Muharram 1436 Hijriyah dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota

tersebut dan Drs. H. HELMY DAUD, sebagai Panitera Pengganti dengan tidak

dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara.

KETUA MAJELIS

dto

Drs. H. ABD MANNAN HASYIM, S.H., M.H.

HAKIM ANGGOTA I HAKIM ANGGOTA II

dto dto

Dra. Hj. YUNIAR A. HANAFIAH, S.H. Drs. H. FIRDAUS HM, S.H., M.H.,

PANITERA PENGGANTI

dto

Drs. H. HELMY DAUD

Perincian biaya perkara : 1. Materai Rp. 6.000,- 2. Biaya Redaksi Rp. 5.000,- 3. Biaya Leges Rp. 3.000,-

Page 19: P U T U S A N Nomor 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh · memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi - Bahwa Pembanding semula

Hal. 19 dari 19 hal. Put. No 69/Pdt.G/2014/MS-Aceh

4. Biaya Proses Rp. 136.000,- Jumlah Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)