p 42 64 istianah

Upload: nahdlatuna-jurnal

Post on 07-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

...

TRANSCRIPT

  • 42

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    KRITIK HADIST T ANJURAN MENANAM BENIH PADA SAAT MENJELANG KIAMAT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

    Oleh :

    ISTIANAH, S.Th.I, M.Ag. [email protected]

    ABSTRAK

    Islam sangat memperhatikan mengenai kelestarian lingkungan, di dalam al-Quran juga banyak ditemukan ayat-ayat mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam, demikian juga dalam hadits-hadits Nabi. Salah satu Hadits yang terkait dengan kelestarian lingkungan adalah hadits tentang anjuran menanam benih pada saat menjelang kiamat. Penegasan menjelang kiamat memerlukan interpretasi mendalam di mana ketika hadits ini muncul sekitar 15 abad lalu, umat hanya mempercayai Hadits tersebut sebagai bagian dari keimanan manusia terhadap Rasulnya. Kini ketika teknologi dan sains berkembang demikian pesat, ketika industrialisasi berimbas pada pencemaran lingkungan yang kemudian mengingatkan umat terhadap salah satu hadits Nabi tentang anjuran menanam benih pada saat menjelang kiamat. Tanda-tanda kiamat pun mulai dapat terlihat sesuai dengan prediksi-prediksi dari Hadits Nabi. Kiamat merupakan proses yang sangat panjang, berkaitan erat dengan kerusakan bumi. Salah satu yang menjadi penyebab kerusakan bumi adalah pemanasan global. Maka salah satu cara menjaga kelestarian lingkungan dan kerusakan bumi adalah dengan menanam tanaman. Menanam tanaman juga sangat efektif mengurangi dampak pemanasan global. Di dalam melakukan kritik sanad terhadap Hadits anjuran menanam benih pada saat menjelang kiamat, digunakan metodologi takhrij Hadits, sebuah metode baku penelusuran sanad dalam ilmu Hadits. Kritik matan pun dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah kesahihan matan. Nilai Hadist menanam benih saat menjelang kiamat adalah Hadist Ahad. Sedangkan dari segi persambungan sanad, Hadist ini memiliki sanad yang muttasil (bersambung). Kualitas Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat adalah Hadist Sahih li zatihi, sehingga Hadist ini Maqbul yaitu dapat diterima. Berdasarkan kaidah tatbiq maka disebut Maqbul Mamul Bih karena maknanya jelas dan lafaz-nya tegas (muhkam), sehingga Hadist ini dapat dipergunakan atau diamalkan. Kata Kunci : Kritik Hadist t, Menanam Benih, Pemanasan Global Pendahuluan

    Islam sebagai agama yang penuh rahmat sangat menganjurkan tanam-menanam. Hal ini dapat dilihat dari firman Allah SWT. dan sabda Rasulullah Saw. yang banyak menyinggung tentang penanaman dan lingkungan hidup di muka bumi ini. Firman Allah SWT. dalam surat ar-Rahman ayat 10-13 yang menyebutkan bahwa bumi ini disediakan Allah untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan memproduksi :

    o o o

    Bumi ini diletakkan Allah untuk umat manusia, di dalamnya penuh dengan buah-buahan dan korma yang mempunyai kelopak-kelopak, biji-biji yang mempunyai kulit dan berbau harum. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Al-Hijr ayat 19-22 :

    o o o

    o

  • 43

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    Dan bumi Kami hamparkannya dan Kami tancapkan di atasnya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya dari tiap-tiap sesuatu yang ditimbang. Dan Kami jadikan untuk kamu padanya sumber-sumber penghidupan dan orang-orang yang kamu tidak bisa memberi rizki kepadanya. Dan tidak ada sesuatu benda melainkan di sisi Kami lah perbendaharaannya, dan Kami tidak menurunkan dia melainkan dengan ukuran tertentu. Dan Kami lepaskan angin untuk mengkawinkan, kemudian Kami turunkan air hujan dari langit, kemudian Kami siram kamu dengan air itu padahal bukanlah kamu yang mempunyai perbendaharaan air itu.

    Ayat-ayat di atas merupakan sebuah peringatan Allah kepada umat manusia tentang nikmatnya bercocok tanam serta mudahnya jalan-jalan untuk bercocok tanam itu. Bahkan Rasulullah Saw. memberi penjelasan tentang pahala bagi yang melakukan bercocok tanam :

    1 Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia, atau binatang, melainkan (tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya.

    Dari Hadist ini dapat diambil beberapa hikmah betapa menanam tanaman dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi pemiliknya, orang lain atau hewan yang memakannya. Manfaat pertama adalah apa yang ditanamnya dapat dijadikan sumber makanan bagi orang lain, lalu bagi hewan selain dapat memakan tanaman tersebut juga bermanfaat bagi hewan pengurai. Betapa pentingnya aktifitas tanam-menanam ini sampai Rasulullah SAW. kemudian bersabda :

    2 Jika kiamat terjadi dan salah seorang diantara kalian memegang benih pohon kurma, lalu ia mampu menanamnya sebelum bangkit berdiri, hendaklah ia bergegas menanamnya.

    Islam adalah agama yang memberi rahmat bagi yang mengetahuinya, maka ketika memahami al-Quran dan Hadist akan maka segala sesuatunya dapat difahami dan dimengerti, baik dengan sendirinya ataupun melalui bantuan penafsiran. Firman Allah seperti dikemukakan sebelumnya mengandung makna yang dalam dan dapat difahami, serta sebagai umat-Nya dapat mengambil hikmah yang besar dari ayat-ayat tersebut. Begitu pun dengan Hadist Nabi Saw. tentang terdapatnya sedekah bagi yang menanam tanaman. Karena dapat dimengerti misalnya seorang petani menanam padi atau sayuran, yang tentunya padi dan sayuran tersebut tidak dimakan sendiri tetapi juga dimakan oleh orang lain bahkan hewan pun memakannya, dan ini merupakan pahala tersendiri bagi petani tersebut.

    Tetapi ketika ingin mengetahui dan memahami Hadist Nabi Saw. tentang menanam benih pada saat menjelang kiamat, diperlukan penjelasan yang lebih mendalam agar dapat memberi penjelasan yang baik dan benar dan mampu difahami dengan baik dan tidak dipaksakan. Mengapa Rasulullah Saw. memerintahkan umatnya untuk menanam benih sampai pada saat menjelang kiamat? Seberapa pentingnya aktifitas menanam ini sampai Rasulullah Saw. menyuruh umatnya menanam hingga menjelang kiamat? Apakah dalam proses kiamat itu ada hubungannya dengan menanam benih? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang ingin penulis telusuri jawabannya dengan meneliti Hadist ini.

    1

    Musnad Ah mad Bin H anbal, (Kairo : Dr al-H ads , 1995), jilid XI, hlm. 53.

    2Ibid., hlm. 55.

  • 44

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    Memahami Hadist Nabi Saw. dengan baik mutlak diperlukan untuk menghindarkan dari penyempitan makna yang dilakukan oleh sebagian orang yang hanya memahaminya secara harfiah yang berhenti pada susunan lahiriahnya dan melupakan tujuannya yang sebenarnya dan yang berpegang pada teks as-Sunnah sementara mengabaikan ruhnyayang benar. Untuk kebutuhan memahami Hadist Nabi Saw. dengan baik dapat kita peroleh dalam beberapa kitab syarah Hadist yang berisi tentang Hadist berikut penjelasannya serta menggunakan kaidah-kaidah kesahihan matan yang telah dirumuskan para ilmuwan Hadits. PEMBAHASAN Otentisitas Hadist 1. Teks Hadist

    Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat didapatkan dalam Tafsir Al-Quran tematik (at-tafsr al- ) tentang pelestarian lingkungan hidup.3

    Teks Hadist :

    )( Berdasarkan penelusuran dalam kitab-kitab Kamus Hadits, maka didapat daftar

    Mashadir sebagai berikut Daftar

    No Daftar

    01 Tafsir Al-Quran Tematik, Pelestarian Lingkungan Hidup

    02 Al- - -Mufrad li al-Bukhr, Abdun

    03 S ah h Al-Jmi as -S agrwa Ziydatuhu

    -Mufrad li al-Bukhr, Abdun -Jmi al-Kabr, Silsilah al- -

    04 Al-Mujam al-

    al- s an-Nabaw

    05 Al-Jmi al-Kabr -Mufrad li Al-Bukhr, Ibnu Ad (Al-Kmil)

    06 Al-ar-Rijl Ibnu Ad

    Adab al-Mufrad li al-- -Majma al-Hais im, Kanz

    Umml

    07 Musnad Ab Dwud -

    -Mufrad li al-Bukhr, Musnad Ibnu AbUmar Al-Adan, Musnad

    -Bazzr, Ibnu Ad

    08 Kanz Umml --Mufrad li al-Bukhr, Ibnu Mun,

    Ibnu Ab Umar, Ibnu Jarr

    3Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang dan Diklat Departemen AgamaRI, Pelestarian

    Lingkungan Hidup, Tafsir Al-Quran Tematik, (Jakarta : Lajnah Pentashihan Al-Quran DEPAG RI, 2009), hlm.208.

  • 45

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    No Daftar

    09 Silsilahal- -

    - -Mufrad li al-Bukhr, Mujam Ibnu al-Arb

    10 CD Kutub al Tisah

    11 CD Maktabah Syamilah

    -Mufrad li al-Bukhr, Mujam Ibnu Arb, Al-Al-Has s ial at- -

    Dengan demikian, urutan keseluruhan yang memuat Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat adalah sebagai berikut : 1. Musna - 2. 3. Adab al-Mufrad li al-Bukhr 4. Al-Jmi al-Kabr 5. 6. Silsilah al- - 7. Mujam Ibnu Arb 8. Al-Al-Ha s sial at- - 9. Al- -Rijl 10. Majma Zawid al-Hai sim 11. Kanz Umml 12. Musnad Ibnu Ab Umar al Adan 13. 14. Musnad Ab Yala 15. Al-Bazzr 16. Ibnu Jarr

    Dari keenam belas di atas, Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat hanya ditemukan pada sepuluh kitab yaitu :(1) Musnad Ab Dwud

    - , (2) 1, dan 2, (3) Adab al-Mufrad li al-Bukhr, (4) , (5) Al-Ha s si al at- - ,

    (6)Mujam Ibnu Arbi, (7) Al- -RijlIbnu Ad, (8) Silsilah al-Ahd s a - , (9) Al-Jmi al-Kabr, (10) Kanz Umml.

    Dari kesepuluh ini, hanya delapan Hadist dari tujuh kitab yang sanadnya lengkap yaitu : (1) - , (2) 1, dan 2, (3) Adab al-Mufrad li al-Bukhr, (4) Mu , (5) Al-Ha s si al at-Tijrah wa as-Sinah, (6)Mujam Ibnu Arb, (7) Al- -RijlIbnu Ad. Teks-teks Hadist nya berbunyi : a. - 4

    : , :

    b. 5 1)

    4Sulaiman ibn Dwud ibn Jrd, Musnad Ab Dawud a -T aylis, (Beirut : Dr al-Kutub al-

    `Ilmiyyah, t.th), Juz 2, hlm. 509 5

    nbal, , (Kairo : Dr al-Hads , 1995), jilid XI, hlm. 34, 53.

  • 64

    5102 inuJ 1 1 romoN 1 emuloV lanruJ anutaldhaN

    )2

    6 : rhkuB-lA il darfuM-la badA .c

    : :

    7 suM .d

    , , ,

    8: haniS-sa aw harjiT-ralais s aH-lA .e

    : :

    9: brA unbI majuM .f

    : :

    01: ljiR- -lA .g

    :

    tsidaH rusnU .2 danaS/iwaR .a

    ,sata id pait-pait irad iwar nagnaretek nakrasadreB )1( : halada tamaik gnalejnem taas adap hineb mananem tsidaH iwar arap akam

    -- -

    )61( .dA unbI )12( ,brAunbI

    nataM .b tamaiK gnalejnem taas adap hineb mananeM tsidaH natam-nataM

    : tukireb iagabes halada -

    )2

    )a

    361 .mlh ,)0002 ,q -la rD : hdyiR( ,darfuM-la badA-lA ,rhkuB -la lamsI 6 .142 .mlh ,)2002 ,hayisanlaB rD : hdyiR( , nbi nudbA dansuM , nbi nudbA78 47 romon sidaH,hani S- a aw harjiT-ta lai s saH-lA-lA ,halimayS habatkaM DC

    9 971 romon sidaH,brA unbI majuM ,halimayS habatkaM DC

    -la butuK-la rD : turieB( ,ljiR-la fau K-lA ,njruJ-la 01 .77-67.mlh ,)7991 ,hayyimlI`

  • 47

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    b)

    3) Adab al-Mufrad li Al-Bukhr :

    5) Al-Al-Hassial at-Tijrah wa as-Sinah :

    6) Mujam Ibnu Arbi :

    : 7) Al- -Rijl:

    : Berdasarkan perbandingan matan-matan Hadist di atas, maka Hadist menanam

    benih pada saat menjelang kiamat ini tidak ada satupun lafaz matan Hadist yang sama, akan tetapi makna dari matan Hadist tersebut sama atau semakna. Dengan demikian matan Hadist ini disebut Manawi. Daftar keseluruhan rawi dari semua jalur sanad11 :

    No Rawi Lahir Wafat Jarh Tadil Thabaqat

    01 Anas - 92/93 H

    1

    02 Hisym - - Siqat,

    5

    03 - 167 H Siqat,

    bid

    8

    04 Syubah - 160 H Siqat,

    Subut 7

    05 AbDwud - 204 H Siqat,

    9

    06 Bahz

    - + 200 H Siqat, Subut, Hujjah, Imm,

    9

    07 Ab al-Wald

    133 H 227 H Siqat, Subut,

    9

    08 ad bin al-

    223/224 H

    Tagyru fkhiri umrihi

    Siqat 9

    09 Waki bin al-

    128/129/ 130 H

    196/197 H

    Siqat,

    bid

    9

    11

    Al-Asqaln, Ibnu Hajar, Tahzib at-Tahzib, (Beirut : Dr al-Fikr, 1984), juz 1, 2, 3, 10, 11, 13.

  • 48

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    No Rawi Lahir Wafat Jarh Tadil Thabaqat

    10 Umar bin

    206/20

    7 H 9

    11 bin

    164 H 241 H Siqat, Hujjah,

    10

    12 Bukhr 194 H 256 H

    Imm, Mujtahid

    13 Abdun bin

    249 H Siqat,

    11

    14 Abdul

    - 230 H Sadq 10

    15 ad bin Ismal

    - 230 H Siqat, Sadq

    11

    16 bin Sinn

    - 271 H 11

    17 d bin

    - - - - -

    18 Ab Bakar Bin Khill

    234 H 311 H Imm fi madzhab

    bin

    -

    19 ad bin Munr

    - - - - -

    20 Ibnu al -Arb

    - - - - -

    21 Ibnu Ad 277 H - - Siqat,

    -

  • 94

    5102 inuJ 1 1 romoN 1 emuloV lanruJ anutaldhaN

    danaS amekS

  • 05

    5102 inuJ 1 1 romoN 1 emuloV lanruJ anutaldhaN

    \

  • 51

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    Kehujjahan Hadist 1. Berdasarkan Kaidah Taqsim

    Berdasarkan kaidah taqsim, maka Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat memiliki kriteria sebagai berikut : a.Berdasarkan jumlah rawi

    Berdasarkan jumlah rawi, Hadist terbagi menjadi dua yaitu mutawtir dan . Hadist mutawtir adalah Hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang secara

    tradisi tidak mungkin mereka sepakat untuk berdusta dari sejumlah pe-rawi yang sepadan dari awal sanad sampai akhirnya, dengan syarat jumlah itu tidak berkurang pada setiap tingkatan sanadnya.12 Mengenai jumlah pe-rawimutawtir, para ulama berbeda pendapat. Sebagian mereka berpendapat bahwa sedikitnya berjumlah empat orang, dua belas orang, dua puluh orang, empat puluh orang, tujuh puluh orang bahkan ada pendapat sampai tiga ratus tiga belas orang.13 Yang kedua adalah Hadist ah adyaituHadist yang para pe-rawi-nya tidak sampai pada jumlah rawiHadist mutawtir, tidak memenuhi persyaratan mutawtir dan tidak mencapai derajat mutawtir.14Berdasarkan kriteria ini maka Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat dikategorikan pada Hadist ah ad.Dinamakan Hadist

    karena para pe-rawi-nya tidak sampai pada jumlah rawimutawtir. Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat ini pada sahabat dan tabiin, masing-masing hanya terdiri dari satu orang rawi, yaitu Anas bin Mlik dan Hisym bin Zaid. Pada tabi tabiin hanya memiliki dua rawitabi tabiin memiliki enam rawi.

    12

    M. Ajjaj Al-Khatib, Ushul, hlm. 271 13

    Sub i A -S lih, Ulum al-Hadis wa Must al uhu,diterjemahkan oleh Tim Pustaka Firdaus,

    Membahas Ilmu-ilmu Hadis, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2007), hlm. 143-144. 14

    Ibid., hlm 117.

  • 52

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    b. Dari segi persambungan sanad Dari segi persambungan sanad Hadist terbagi menjadi 2, yaitu dan

    . Hadist adalah Hadist yang sanad-nya bersambung, bertemunya rawi guru dan rawi murid dalam sanad berdasarkan hidup sezaman, sedaerah, setempat tinggal dan seprofesi sebagai muhaddisin. Hadist adalah Hadist yang sanad-nya terputus, karena tidak bertemu. Hadist terbagi menjadi : Hadist , Hadist muallaq, Hadist mursal, Hadist , Hadist mudallas.

    Berdasarkan kriteria ini, maka Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat adalah yaitu sanad-nya bersambung ditandai dengan bertemunya rawi guru dan murid dalam sanad dan seprofesi sebagai muhaddisin berdasarkan keterangan dari kitab-kitab rijal yang dipakai dalam penelitian ini. c. Dari segi matan

    Dari segi matan, Hadist terbagi menjadi segi bentuk matan dan segi penisbatan matan.Dari segi bentuk matan, Hadist terbagi lagi menjadi :(1) Hadist qauli yaitu Hadist yangmatan-nya berupa perkataan yang pernah diucapkan. (2) Hadist fili, yaitu Hadist yang matan-nya berupa perbuatan sebagai penjelasan praktis terhadap peraturan syariat. (3) Hadist taqrir, yaitu Hadist yang matan-nya berupa taqrir, yakni kesan atau peristiwa, sikapataukeadaan mendiamkan, tidak mengadakantanggapanatau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan seseorang (sahabat), (4) Hadist kauni, yaitu Hadist yang matan-nya berupa keadaan hal ihwal dan sifat tertentu, (5) Hadist hammi, yaitu Hadist yang matannya berupa rencana atau cita-cita yang belum dikerjakan, sebetulnya berupa qaul atau ucapan.15Berdasarkan pembagian bentuk Hadist ini maka Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat termasuk dalam Hadist qauli, karena sanad-nya berasal dari sahabat Anas bin Mlik yang menggunakan lafaz pada matan Hadist yang di-nisbah-kan kepada Nabi Muhammad Saw.

    Dari segi pe-nisbat-an matan, Hadist dapat dibagi menjadi : (1) Hadist marfuyaitu matanHadist yang berupa perkataan, perbuatan atau taqrir Nabi Saw., (2) Hadist mauqf :Hadist yang matan-nya di-nisbat-kan kepada sahabat, baik berupa perkataan perbuatan atau taqrir, (3) Hadist maqth: Hadist yang matan-nya di-nisbat-kan kepada tabiin, baik berupa perkataan, perbuatan atautaqrir, (4) Hadist qudsi: Hadist yang matan-nya di-nisbat-kan kepada Nabi SAW dari segi lafaz Hadist maudl: Hadist yang matan-nya di-nisba-tkan kepada selain Alla SWT, Nabi Saw., sahabat dan tabiin.16Berdasarkan pembagian matanHadist dari segi pe-nisbat-annya, maka Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat dinamakan Hadist Marfu yaitu matan Hadist yang di-nisbat-kan kepada Nabi Sallallah Alaihi Wasallam.

    2. Berdasarkan Kaidah atau Kualitas Hadist Berdasarkan kaidah tas h ih atau kualitas Hadist ada dua, yaitu maqbl dan

    mardd. Maqbl artinya adalah Hadist yang dapat diterima atau pada dasarnya dapat dijadikan hujjah. Yakni dapat dijadikan pedoman dan panduan pengamalan syariat, dapat dijadikan alat istinbat dengan ushl fiqh. Sedangkan Hadist mardd adalah Hadist yang ditolak atau tidak dapat dijadikan hujjah.17

    Ditinjau dari segi maqbl dan mardd di atas, Hadist ah ad terbagi kepada : (1) Hadist , (2) Hadist H asan, (3) Hadist D aif. Hadist dan H asan nilainya maqbl, sedangkan Hadist D aif nilainya mardd.

    15

    Endang Soetari, Ilmu Hadis, hlm. 125 16

    Ibid.,hlm. 126 17

    Ibid., hlm. 130-131

  • 53

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    Hadist adalah Hadist yang sanad-nya (bersambung), melalui periwayatan orang-orang yang adil dan , tanpa syaz dan illat.18Hadist adalah Hadist yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil, namun tidak terlalu kuat ingatannya, terhindardari syaz dan illat. Dengan kata lain Hadist rawinya , Hadist rawinya .19

    Hadist adalah Hadist yang tidak memenuhi syarat-syarat bisa diterima. Mayoritas ulama menyatakan : Hadist yaitu Hadist yang tidak memenuhi syarat-

    - 20Berdasarkan pembagian dalam kaidah Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat adalah Hadist

    li zatihi karena memenuhi persyaratan kriteria Hadist yaitu : rawi-rawinya dinyatakan adil dan , sanad-nya bersambung, matannya tidak syaz dan tidak illat, memiliki sanad lain yang sebagai penguat yaitu sebanyak lima sanad

    . Diketahui bahwa sanad Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat ini

    ada delapan jalur dan yang jalur sanad-nya ada enam jalur, yang satu jalur dan satu jalur lagi belum dapat dipastikan kualitasnya karena terdapat dua rawi yang belum ditemukan sumber biografinya. Berikut adalah penjelasan masing-masing sanad berdasarkan skema sanad dan biografi pe-rawi :

    1) Kitab Musnad Ab Dwud Dwud, sanad-nya dinyatakan bersambung karena terjadi pertemuan antara masing-masing guru dan murid berdasarkan keterangan dari kitab-kitab rijal dan berdasarkan tahun kelahiran dan kewafatan masing-masing rawi dimungkinkan terjadi pertemuan. Rawi- rawi dalam sanad mendapat penilaian siqat (adil dan

    ). 2) Kitab :

    bersambung karena terjadi pertemuan antara masing-masing guru dan murid berdasarkan keterangan dari kitab-kitab rijal dan berdasarkan tahun kelahiran dan kewafatan masing-masing rawi dimungkinkan terjadi pertemuan. Rawi-rawi dalam sanad ini mendapatkan penilaian siqat (adil dan ), imm, .

    b) (1) Anas, (2) Hisym bin Zaid, bersambung karena terjadi pertemuan antara masing-masing guru dan murid berdasarkan keterangan dari kitab-kitab rijal dan berdasarkan tahun kelahiran dan kewafatan masing-masing rawi dimungkinkan terjadi pertemuan. Rawi-rawi dalam sanad ini mendapatkan penilaian siqat (adil dan ), imm, .

    3) Kitab Adab al-Mufrad : (1) Anas, (2) Hisym bin Zaid, (3) Hammd, (4) Ab Al-Walid, (5) Bukhr, dinyatakan bersambung karena terjadi pertemuan antara masing-masing guru dan murid berdasarkan keterangan dari kitab-kitab rijal dan berdasarkan tahun kelahiran dan kewafatan masing-masing rawi dimungkinkan terjadi pertemuan. Rawi-rawi dalam sanad ini mendapatkan penilaian siqat (adil dan ).

    4) Kitab Musnad Abdun bin : (1) Anas, (2) Hisym bin Zaid, (3) Hammd, (4) Ab al-Walid, - bersambung karena terjadi pertemuan antara masing-masing guru dan murid berdasarkan keterangan dari kitab-kitab rijal dan berdasarkan tahun kelahiran dan

    18

    M. Ajjaj al-Khatib, Ushul, hlm. 276 19

    Ibid. hlm. 299-300 20

    Ibid., hlm. 304

  • 54

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    kewafatan masing-masing rawi dimungkinkan terjadi pertemuan. Rawi-rawi dalam sanad ini mendapatkan penilaian siqat (adil dan ), imm, .

    5) Kitab Al-Al-Hassial Al-Tijrah wa As- : (1) Anas, (2) Hisym bin Zaid, (3) Hammd, (4) Waki, (5) Muhammad bin Ismal, (6) Ab Bakr bin Khill, dinyatakan bersambung karena terjadi pertemuan antara masing-masing guru dan murid berdasarkan keterangan dari kitab-kitab rijal dan berdasarkan tahun kelahiran dan kewafatan masing-masing rawi dimungkinkan terjadi pertemuan. Rawi-rawi dalam sanad ini mendapatkan penilaian siqat, imam, , Sadq.

    6) Kitab Mujam Ibnu Arbi : (1) Anas, (2) Hisym bin Zaid (3) Syubah, (4) Waki, (5) Abdul belum dapat diambil kesimpulan karena penulis tidak atau belum menemukan

    dan Ibnu Arbi. Tetapi hal ini tidak mempengaruhi hasil penelitian karena enam sanad Hadist dalam kitab yang lebih utama telah dinyatakan bersambung.

    7) Kitab Al- -Rijl : (1) Anas, (2) Hisym bin Zaid, (3) Syubah, (4)

    Dinyatakan , karena memuat dua orang rawi yang mendapatkan predikat dari para kritikus Hadist

    Dari ke enam sanad yang dinyatakan bersambung ini ditandai dengan : (1) bertemunya para rawi guru dan muridnya berdasarkan keterangan dari ulama muhaddisin dalam kitab-kitabnya seperti Tahzib at-Tahzib dan Tahzib al-Kaml, (2) Dilihat dari tahun kelahiran dan kewafatannya masing-masing rawi guru dan murid dimungkinkan terjadi pertemuan. Hal ini semua dilihat dari biografi masing-masing rawi dari enam sanad. Keenam sanad ini yaitu : satu sanad dari Musnad Ab Dwud at-

    , dua sanad dari , satu sanad dari Adab al-Mufrad, satu sanad dari Musnad , satu sanad dari Ab Bakr bin Khill.

    3. Berdasarkan kaidah atau taammulHadist Berdasa Hadist dapat diamalkan atau dapat dijadikan

    hujjah harus terlebih dahulu diketahui ke-maqbl-annya dan ke-mardud-annya.21 Dari segi pengamalannya Hadist maqbl terbagi menjadi : (a) Hadist maqbl maml bih : (1) Hadist muhkam : Hadist yang dapat diamalkan secara

    pasti, sebab tidak ada syubhat sedikitpun. Tidak ada pertentangan dengan Hadist lain yang mempengaruhi atau melawan artinya, jelas dan tegas lafazHadist mukhtalif : Hadist maqbl yang berlawanan yang dapat dikompromikan (jamu). Hadist -Hadist yang berlawanan jika dapat dikompromikan, diamalkan kedua-duanya. (3) Hadist rjih: Hadist yang kuat diantara duabuah Hadist maqbl yang berlawanan. (4) Hadist nasikh: Hadist yang datang lebih akhir yang menghapus ketentuan hukum yang datang lebih dulu dari ke dua buah Hadist maqbl yang berlawanan.22

    (b) Hadist maqbl ghairu maml bih : (1) Hadist mutasyabih: Hadist yang sukar difahami maksudnya karena tidak diketahui takwilnya. Hadist mutasyabih harus diimani adanya tapi tidak boleh diamalkan. (2) Hadist marjuh : Hadist maqbl yang ditenggang oleh Hadist maqbl lebih kuat. (3) Hadist mansukh: Hadist maqbl yang telah dihapus oleh Hadist maqbl yang datang kemudian. (4) Hadist mutawwaqaf fih : yaitu dua buah Hadist maqbl atau lebih yang saling berlawanan yang tidak dapat

    21

    Endang Soetari, Ilmu Hadis, hlm. 149-150. 22

    Ibid.

  • 55

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    dikompromikan, di-naskh atau di-tarjih, kedua Hadist tersebut hendaknya dibekukan untuk sementara.23

    Berdasarkan kaidah ini, maka Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat dinamakan Hadist Maqbl Maml Bih. Yaitu Hadist yang dapat diterima dan dapat dijadikan hujjah serta dapat diamalkan secara pasti, sebab tidak ada syubhat sedikitpun. Tidak ada pertentangan dengan Hadist lain yang mempengaruhi atau melawan artinya, jelas dan tegas lafaz an maknanya (muhkam).

    Kandungan Hadist serta Implikasinya terhadap Pemanasan Global 1. Munasabah dan Asbb al-Wurd

    Selain Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat, ada Hadist lain yang terkait dengan aktifitas penanaman yaitu :

    24

    Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan (tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya.

    25Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.

    26 Barang siapa menancapkan pohon, lalu ia bersabar menjaga dan merawatnya hingga berbuah, maka apapun yang menimpa buahnya, ia akan mendapat pahala sedekah di sisi Allah SWT.

    Kandungan makna Hadist ini adalah bahwa pahala tetap mengalir selama tanaman dimakan atau dimanfaatkan, meskipun penanamnya telah meninggal atau telah berpindah ke tangan orang lain. Para ulama mengatakan : di antara keleluasaan dan kemurahan hati Allah SWT adalah bahwa ia tetap memberi pahala hingga setelah kematiannya, sebagaimana Ia memberikannya saat masih hidup dalam hal : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak salih yang mendoakan, tanaman, dan penjagaan di perbatasan dari serangan musuh.27

    Hasbi Assiddiqi juga menyatakan dalam karyanya Mutiara Hadist bahwa Hadist ini menyatakan keutamaan menanam pepohonan atau sesuatu tanaman, pahalanya tetap diperoleh orang yang menanam itu, selama pohon itu masih memberikan hasil.28 Dengan demikian sebagian ulama berpendapat bahwa pekerjaan dengan bercocok tanam atau pertanian merupakan pekerjaan yang paling baik.

    Beberapa Hadist t di atas berkenaan dengan pentingnya menanam pepohonan atau tanaman di mana pepohonan dan tanaman tersebut sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Karena pentingnya menanam tanaman ini maka Rasul menganjurkan umatnya untuk

    23

    Ibid., hlm 150-151 24

    , jilid XI, hlm. 55 25

    Ibid. 26

    Ibid., jilid XIII, hlm. 78. 27

    al-Hall wa al-Harm fi al-Islm, diterjemahkan oleh Abdullah Hakam Syah, Halal dan Haram dalam Islam, (Solo : Intermedia, 2003), hlm. 187.

    28Hasbi Assiddiqi, Mutiara Hadis 5, (Jakarta : Bulan Bintang, 1990), hlm. 231.

  • 56

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    menanam hingga menjelang kiamat. Tidak hanya itu, bahkan Rasul memberikan ancaman bagi aktifitas penebangan pohon sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Ab Dwud:29

    Rasulullah bersabda : barangsiapa yang menebang pepohonan, maka Allah akan mencelupkan kepalanya ke neraka. Dijelaskan oleh Ab Dwud setelah meriwayatkan Hadist ini, maksudnya yaitu orang yang memotong pepohonan dengan sia-sia di sepanjang jalan, tempat para musafir dan hewan berteduh, maka Allah akan mencelupkan kepalanya ke dalam api neraka.

    Ancaman keras tersebut secara eksplisit merupakan ikhtiar untuk menjaga kelestarian pohon. Baik pepohonan yang ada di sepanjang jalan, hutan, dan sebagainya. Karena keberadaan pohon banyak memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya, oleh karena itu dilarang menebang pohon secara sembarangan, penebangan pohon dapat dilakukan dengan perhitungan yang cermat dengan cara menanam kembali pohon baru dan menyiramnya agar bisa menggantikan fungsi pohon yang telah ditebang.30

    Dengan kondisi dunia saat ini, akan sangat dimengerti dan difahami mengapa Rasulullah sangat keras mengancam penebang pohon, bencana-bencana alam yang sering terjadi pada bumi ini salah satunya merupakan kelalaian manusia dalam hal menanam dan memelihara pepohonan dan tanaman. Banjir bandang terjadi disebabkan kurangnya daerah resapan air yang dialihfungsikan menjadi lahan mati, juga bencana longsor terjadi akibat tidak adanya pepohonan yang dapat mengikat tanah pada daerah yang longsor tersebut.

    Di dalam Al-Quran juga bahkan ada 65 term yang berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan dan pepohonan, yang tersebar dalam 33 surat. Beberapa diantaranya adalah:

    (Al-Anam : 99) o

    o o

    Dialah Dzat yang menurunkan air dari langit, maka dengan air itu kami keluarkan tumbuh-tumbuhan dari tiap-tiap sesuatu, maka kami keluarkan dari padanya pohon yang hijau yang dari padanya kami keluarkan biji-bijian yang bersusun-susun dan darimayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan Kami (keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (Al-Araf : 57)

    o

    o o Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu perbagai macam buah-buahan, seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran (Al-Raad : 4) :

    o o

    29Ab Dwud, Sunan AbDwud, (Al-Qhirah :Dr al- , 1988), juz V, hlm. 10. 30 Riayah al-Biah fi al-Syariah al-Islm, diterjemahkan oleh Abdullah Hakam

    Syah, Islam dan Ramah Lingkungan, (Jakarta ; Pustaka Al-Kautsar, 1998), hlm. 149.

  • 57

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-Anam : 95) :

    o o Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?

    Sebagaimana kebanyakan Hadist Nabi yang tidak memiliki asbab wurud secara khusus, maka Hadist ini termasuk salah satu Hadist yang tidak memiliki asbab wurud. 3. Istinbat Ahkam dan Hikmah

    Tentu ada banyak sekali hikmah di balik pentingnya aktifitas menanam ini sehingga Allah SWT. menfirmankan tentang tetumbuhan ini dalam al-Quran pada banyak tempat dan bahkan dikuatkan oleh Hadist -Hadist Rasulullah seperti disebutkan di atas. Tumbuh-tumbuhan sebagai salah satu unsur keanekaragaman hayati memiliki peran yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup semua makhluk. Kehidupan tumbuhan adalah yang pertama muncul dan berkembang di daratan bumi ini. Diperkirakan telah ada sejak satu milyar tahun yang lalu, jauh sebelum adanya manusia, bahkan juga hewan. Fosil manusia tertua saja yang pernah ditemukan berusia tidak lebih dari seratus ribu tahun. Pada saat ini diduga ada sekitar 280.000 hingga 325.000 jenis tumbuhan yang hidup di atas tanah dan di bawah air di dunia ini. Keragaman nabati ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi makhluk lain di antaranya : Sumber makanan, sumber energi, pengobatan, dan menjaga keseimbangan alam.31

    Mengenai keseimbangan alam ini Allah SWT. berfirman dalam surat al-Mulk ayat 3: o o o

    Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

    Allah juga menciptakan segala sesuatu berdasarkan perhitungan dan ukuran dan ditempatkan di posisi yang tepat: (surat al-Furqan : 2)

    o o Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, Dia tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya). Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

    Jika manusia menjaga keseimbangan alam ini dan tidak merusaknya, ia telah memaksimalkan keuntungannya dari alam, karena sejak semula alam diciptakan untuk digunakan manusia.

    Dialah Alah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia maha mengetahui segala sesuatu.

    Salah satu prinsip Islam yang penting seputar lingkungan hidup adalah perhatian yang mendalam tentang menanam pohon. Allah swt berulangkali mengingatkan kemudahan yang telah Dia berikan kepada manusia dan menghitungnya sebagai suatu karunia:

    31

    Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang dan Diklat Departemen AgamaRI, Pelestarian Lingkungan Hidup, Tafsir Al-Quran Tematik, (Jakarta : Lajnah Pentashihan Al-Quran DEPAG RI, 2009), hlm. 178.

  • 58

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    (Al-Anam : 99)

    o o

    Dialah Dzat yang menurunkan air dari langit, maka dengan air itu kami keluarkan tumbuh-tumbuhan dari tiap-tiap sesuatu, maka kami keluarkan dari padanya pohon yang hijau yang dari padanya kami keluarkan biji-bijian yang bersusun-susun dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan Kami (keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman

    Hanya saja seiring dengan berkembangnya zaman, perbuatan manusia dengan merusak keragaman nabati membuat alam ini kehilangan keseimbangannya. Kehidupan alam menjadi tidak harmonis dan tidak bersahabat dengan manusia. Berbagai bencana dan kerusakan terjadi dimana-mana seperti banjir, longsor, angin puting beliung, dan lain-lain. Kerusakan akibat ulah manusia ini telah diperingatkan oleh Allah SWT di dalam firman-Nya surat al-Rum ayat 41:

    Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

    Perbuatan manusia yang merusak lingkungan tidak mencerminkan dirinya sebagai Khalifah fi al-Ard sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 30:

    o

    Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata : mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat keruakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    Manusia sebagai khalifah di muka bumi seyogyanya dapat benar-benar menempatkan dirinya sebagai khalifah yang proporsional dan profesional. Ada beberapa pegertian khalifah di antaranya penguasa atau pengganti. Tetapi pengertian khalifah sebagai penguasa ini bukan berarti bahwa sebagai khalifah yang menguasai alam secara semena-mena sebagaimana terjadi selama ini. Khalifah di muka bumi ini memiliki visi-visi di antaranya : 32 a. Visi ilahiyah yaitu bermakna agar manusia menyembah kepada sang pencipta. Dan Aku

    tidak mencipakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku.(al-zariyat : 56). Visi ilahiyah ini akan membentuk kerangka pemikiran islami dalam setiap aspek pembahasan sehingga integritas dan komitmen manusia terhadap ekosistemnya tidak hanya mengacu kepada norma dan etika manusia, akan tetapi sudah bernuansa norma dan etika ilahiyah. Kepentingan ini dapat disebut vertically concern dengan mekanisme tersendiri yang sarat dengan kepentingan ubudiyah.

    b. Visi insaniyah atau ilmiah (pemikiran melalui analisis keilmuan manusia) dengan berbagai hukum dan norma hasil temuan manusia melalui riset laboratorium atau empiris. Dalam konteks ini, manusia selaku makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri

    32

    Sofyan Anwar Mufid, Islam dan Ekologi Manusia, (Bandung : Nuansa, 2010), hlm. 109.

  • 59

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    dari kehidupan bersama-sama dengan sesama manusia. Dalam menjalin interaksi ini, manusia memiliki kepentingan timbal balik. Dari kepentingan kemudian terbentuk suatu sistem sosial atau sosio sistem sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13, yang artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

    c. Sedangkan visi kauniah yang alamiah itu adalah bagian dari alam, hidup bersama dan tergantung alam, tanpa alam manusia tidak survive. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 22, yang artinya : Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui. Namun manusia tidak mutlak harus menguasai alam dan bukan pula dikuasai oleh alam atau bagian mutlak dari alam yang tanpa nilai. Manusia memanfaatkan alam dan manusia juga harus memelihara alam dengan komitmen dan integritasnya untuk hidup berkelajutan. Visi ini dapat disebut natural resources concern.

    Sebagai Khalifah fil Ardh, manusia memiliki tugas dan kewajiban. Tugasnya adalah sebagai penguasaatau pengganti. Kewajibannya adalah merupakan beban atau konsekwensi dari kedudukan manusia yang telah ditugaskan sebagai khalifah untuk melaksanakan amanah yang harus dikerjakan. Kewajiban-kewajiban ini antara lain : melaksanakan hubungan dengan Allah ( ), hubungan dengan sesama manusia ( -Ns) dan hubungan dengan alam semesta ( al-`alam).33

    Salah satu kewajiban manusia sebagai khalifah di bumi adalah untuk melaksanakan hubungan dengan alam. Untuk mendapatkan hubungan yang baik dengan alam dan agar alam dapat bersahabat dengan manusia maka manusia seyogyanya berbuat baik terhadap alam. Berbagai cara untuk memperlakukan alam (lingkungan) dengan baik telah diajarkan dalam Al-Quran dan Hadist Nabi sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.

    Di samping memiliki kewajiban terhadap alam, manusia juga memiliki hak untuk memanfaatkan alam, karena alam diciptakan untuk dihuni manusia sebagai khalifah fi al-Ardh. Tetapi memanfaatkan alam tidak berarti membolehkannya mengganggu, merusak dan bahkan menghancurkan keseimbangan ekologinya yang memang sudah ditetapkan-Nya dalam pola yang demikian indah dan harmonis. Eksploitasi tanah dan penebangan pohon-pohon dan hutan secara liar dan tidak bertangung jawab akan menimbulkan bahaya besar bagi keseimbangan ekologi dan dalam waktu berikutnya akan membunuh manusia baik secara pelan-pelan maupun cepat. Penyalahgunaan seperti itu betul-betul bertentangan dengan etika ketuhanan dan dikutuk dengan keras.34

    Islam menuntut kepada manusia untuk menyelidiki dan memahami pola-pola Tuhan dalam Alam. Termasuk dalam hal ini adalah pola perawatan dengan penuh kasih sayang, bersahabat dan sekaligus membuatnya menjadi indah. Tuhan berulangkali menyampaikan hal ini dalam al-Quran, antara lain dalam surat al-Gasyiah ayat 17-21 :

    o o o o . o

    Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi

    33

    Ibid., hlm.110. 34

    Husein Muhammad, Manusia dan Tugas Kosmiknya Menurut Islam,dalam Menanam Sebelum

    Kiamat, Islam, Ekologi, dan Gerakan Lingkungan Hidup, ed. Fakhruddin M. Mangunjaya, dkk., (Jakarta :

    Yayasan Obor Indonesia, 2007), hlm. 6.

  • 60

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang-orang yang memberi peringatan.

    Maka menjadi tugas dan kewajiban manusia untuk merawat alam. Salah satu yang mendapat perhatian untuk merawat lingkungan adalah menanam pohon. Pada masa kini di mana polusi udara melanda berbagai kota-kota besar di Indonesia, bahkan merambah hinga ke daerah-daerah akibat asap kendaraan atau pabrik, maka menanam pohon merupakan bentuk kepedulian manusia untuk menjaga lingkungan juga mejaga kesehatan manusia itu sendiri akibat polusi udara. Menanam pohon memberikan banyak sekali manfaat bagi keberlangsungan hidup makhluk di bumi ini. Secara lebih terperinci, manfaat dan fungsi dari tumbuh-tumbuhan adalah :35 a. Sebagai sumber makanan, sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Abasa (80 :

    24-32) b. Sebagai obat, sebagaimana Firman Allah dalam surat al-Nahl (16 : 69) c. Sebagai penghasil oksigen

    Kehadiran tumbuhan jauh sebelum adanya hewan dan manusia di muka bumi ini memiliki peran yang sangat besar dalam melapisi bumi dengan oksigen sehingga layak untuk dihuni.36 Oksigen adalah bahan bernafas bagi makhluk hidup, termasuk manusia dan binatang. Apabila tidak ada tumbuhan sebagai penghasil oksigen, maka persediaan oksigen di udara suatu saat akan habis dan hal tersebut menjadi akhir dari semua makhluk hidup di bumi ini.37

    d. Sebagai peresap air Banjir yang sering melanda banyak daerah belakangan ini terjadi karena semakin menurunnya daya resap kawasan saat musim hujan akibat alih fungsi lahan di kawasan hulu sungai atau kawasan lain, baik menjadi permukiman, pertanian dan lainnya yang sejenis. Akibatnya air hujan akan banyak mengalir dipermukaan tanah. Aliran air permukaan yang ada dalam jumlah besar ini dalam satu waktu sekaligus masuk ke sungai yang mengakibatkan melimpahnya air di sungai sehingga daya tampung sungai tidak memenuhinya dan terjadilah banjir. Pada musim kemarau juga jika daya resap kawasan rendah maka akan terjadi kekeringan. Hal-hal demikian tidak akan terjadi jika masih lestarinya hutan dan pepohonan.38

    e. Menjaga keseimbangan alam Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Mulk ayat 3 yang menyatakan bahwa Allah

    menciptakan segala sesuatu dengan seimbang. Pepohonan atau tanaman merupakan keanekaragaman nabati yang berfungsi salah satunya sebagai penyeimbang alam.

    Keseimbangan alam terkait antara lain dengan udara dan air. Jika pepohonan lebih banyak ditanam, maka mahluk hidup tidak akan kekurangan air, karena dengan suburnya pepohonan dan tanaman maka akan banyak menghasilkan kawasan peresap air, sehingga kebutuhan akan air menjadi mudah dan murah tidak sebagaimana yang terjadi pada saat ini, di mana untuk mendapatkan air bersih sangat sulit karena kurangnya kawasan resapan air akibat penggundulan hutan. Dengan tumbuh lebih banyaknya pepohonan dan tanaman maka makhluk hidup terutama manusia akan memperoleh udara yang bersih bagi kesehatannya. Karena semakin banyak pepohonan maka oksigen yang dikeluarkan oleh pepohonan semakin banyak karbondioksida sebagai udara kotor akan diserap oleh pepohonan dan tanaman.

    35

    Ibid., hlm. 179-182. 36

    Zaglul an-Najjar, An-Nabat fi al-Quran, (Kairo : Maktabah as-Surq, 2006), jilid 2, hlm. 155. 37

    Lajnah Pentashihan Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup, hlm. 196. 38

    Arif Budiman. Dkk, Membaca Gerak Alam Semesta : Mengenali Jejak Sang Pencipta, (Bogor : Pusat

    Penelitian LIPI, 2005), hlm. 116-117.

  • 61

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    4. Problematika dan Implikasi

    Makna sebelumkiamat dalam menanam benih sebelum kiamat memiliki pengertian sebagai proses menjelang kiamat yang sebenarnya. Kiamat adalah kehancuran dunia, untuk mencapai tahap kehancuran dunia yang sebenarnya maka secara rasional harus melalui tahapan-tahapan kerusakan dunia hingga benar-benar hancur. Kehancuran dunia merupakan suatu akibat yang didahului oleh sebab-sebab tertentu. Fenomena kehancuran dunia dijelaskan dalam al-Quran :

    o o Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan (at-Takwir : 1-3)

    o o o o . o

    Hari kiamat, Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang di hambur-hamburkan: (al-Qariah : 1-5)

    Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Al Hajj : 1)

    Terdapat banyak pula Hadist -Hadist Nabi yang memberitakan tentang kiamat :

    39 Tidak akan datang hari kiamat sehingga nampak sepuluh tanda di antaranya : dukhan (asap), Dajjal, hewan besar, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa ibn Maryam, Yajuj dan Majuj, tiga penenggelaman bumi yaitu penenggelaman bumi di timur, barat dan Jazirah Arab, keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke Mahsyar. (HR. Muslim)

    Dalam Hadist ini terdapat tanda-tanda terjadinya kiamat yang secara riil berhubungan dengan fenomena lingkungan (alam) yaitu dukhan (asap), hewan besar, terbitnya matahari dari barat, penenggelaman bumi. Keterangan tentang fenomena alam ini menandakan bahwa menjelang kiamat akan terjadi berbagai fenomena alam yang asing, berubah dari keadaan alam seperti biasanya. perubahan alam seperti ini tidak mungkin terjadi begitu saja tanpa ada proses yang mendahuluinya. Sebagai contoh penenggelaman bumi, yang maksudnya adalah daratan bumi ini akan tenggelam atau tersapu banjir bandang pada saat ini dapat dijelaskan, bahwa penengelaman bumi erat kaitannya dengan dampak dari pemanasan global di mana suhu bumi memanas dan es di kutub akan mencair sehingga akan menenggelamkan wilayah pesisir.

    Hadist lain terkait kiamat adalah :

    40 Kiamat tidak akan terjadi sampai seorang yang banyak harta ingin mengeluarkan zakatnya tetapi tidak menemukan orang yang akan menerimanya dan sampai Tanah Arab kembali menjadi rerumputan dan sungai-sungai. (HR. Muslim)

    Dalam Hadist ini juga memuat tentang fenomena alam menjelang kiamat yaitu suburnya kembali tanah Arab. Seperti diketahui, Tanah Arab merupakan tanah yang tandus

    39

    Muslim bin Al- jjaj, , (Beirut :Dar I ya al-Turas al-Arabi, 1929), jilid VI, hlm 175.

    40Ibid.hlm 180.

  • 62

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    dan gersang, sehingga apabila ada Hadist Nabi yang menyatakan bahwa tanah Arab akan subur diperlukan penelitian mendalam. Jika dihubungkan dengan salah satu dampak pemanasan global yaitu perubahan iklim dunia, maka hal ini mungkin saja dapat terjadi. Sebagaimana diketahui pernah terjadi banjir di Arab ketika musim Haji beberapa waktu lalu.

    Hadist -Hadist di atas menerangkan tentang tanda-tanda kiamat di mana terdapat banyak peristiwa yang mengiringi proses terjadinya. Berhubungan dengan Hadist menanam benih pada saat menjelang kiamat ini, apakah ada kaitannya dengan kiamat sebagai peristiwa yang benar-benar akan terjadi ataukah hanya sebuah anjuran yang benar-benar harus dipatuhi umat Muhammad. Namun terlepas dari itu semua seyogyanya menanam tanaman harus dilakukan umat manusia demi keberlangsungan alam ini, demi menjaga keseimbangan alam agar terhindar dari bencana. Menanam tanaman atau pepohonan mendapat banyak perhatian dari al-Quran dan Hadist . Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya aktifitas penanaman ini bagi keberlangsungan makhluk hidup di bumi ini. a. Implikasi terhadap Pemanasan Global

    Pemanasan Global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi.Secara Teoritis pemanasan global berkaitan dengan adanya radiasi yang dipancarkan matahari, dalam bentuk gelombang pendek menembus atmosfir dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Manakala mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang dipantulkan kembali ke atmosfir. Radiasi matahari dalam bentuk gelombang panjang yang dipantulkan kembali oleh bumi tidak semuanya dapat menembus atmosfir menuju angkasa luar, sebagian terperangkap oleh gas-gas yang berada di atmosfir yang disebut dengan gas rumah kaca (GRK). Terperangkapnya radiasi matahari oleh gas rumah kaca yang berlangsung berulang-ulang mengakibatkan terjadinya akumulasi radiasi matahari di atmosfir bumi yang kemudian menyebabkan menghangatnya suhu bumi. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan efek rumah kaca (ERK), menganalogikan suatu proses serupa yang terjadi di dalam rumah kaca (green house).41

    Peristiwa ERK ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan karena itu layak untuk ditempati manusia. Jika tidak ada ERK, suhu permukaan bumi akan sangat dingin dibanding suhu saat ini. Namun demikian, berbagai aktifitas manusia telah menyebabkan GRK yang teremisikan ke atmosfir semakin meningkat. Akibatnya terjadi komposisi GRK di atmosfir. Meningkatnya kompossisi GRK di atmosfir menyebabkan radiasi matahari yang terperangkap semakin meningkat pula dan kemudian berakhir dengan meningkatnya suhu rata-rata bumi. Peristiwa ini yang kemudian disebut dengan pemanasan global.42

    Dalam konvensi PBB mengenai perubahan iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change - UNFCCC) ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca yaitu : karbondioksida (CO 2), dinitroksida (N 2 O), Metana (CH 4), sulfurheksafluorida (SF 6), perfluorokarbon (PFC s), hidrofluorokarbon (HFC s). Berdasarkan sumbernya, gas rumah kaca ini berkaitan erat dengan aktifitas manusia, di antaranya pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, industri, transportasi, perubahan tata lahan, pembakaran biomassa, tempat pembuangan akhir sampah, industri manufaktur dan pendingin (Freon), penggunaan aerosol dan lain-lain.43

    Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi ini pada gilirannya menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim, seperti berubahnya pola curah hujan dan

    41

    Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, Konteks dan

    Implikasinya bagi Indonesia, (Jakarta : Kementerian Lingkungan hidup, 2007), hlm.5. 42

    Ibid., hlm 7. 43

    Ibid.

  • 63

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    tekanan udara, meningkatnya penguapan di udara, atau berubahnya suhu air laut dan sebagainya. Keseluruhan peristiwa ini dinamakan perubahan iklim (Climate change).44

    Dampak dari pemanasan global di antaranya akan menyebabkan naiknya permukaan air laut karena mencairnya es di kutub, perubahan iklim yang ekstrem, mewabahnya penyakit, seperti malaria dan demam berdarah, berkurangnya sumber daya air, terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.

    Jika permukaan air laut naik, maka dipastikan daratan yang berdekatan dengan laut akan terkena banjir bandang yang menenggelamkan wilayah pesisir tersebut, jika bumi semakin bertambah panas setiap saat, maka penenggelaman daratan akan terus berlanjut, hal ini telah diberitakan dalam al-Quran dan juga Hadist Nabi :

    Dan apabila lautan dipanaskan (at-Takwir : 6)

    Dan apabila aautan dijadikan meluap (al-Infithar : 3)

    Tidak akan datang hari kiamat sehingga nampak sepuluh tanda di antaranya : dukhan (asap), Dajjal, hewan besar, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa ibn Maryam, Yajuj dan Majuj, tiga penenggelaman bumi yaitu penenggelaman bumi di timur, barat dan Jazirah Arab, keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke Mahsyar. ( HR Muslim)

    Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengendalikan pemanasan global ini. Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida (CO2) dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca, cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil.

    Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batu bara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida

    44

    Ibid.

  • 64

    Nahdlatuna Jurnal Volume 1 Nomor 1 1 Juni 2015

    yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali.45

    Salah satu efek pemanasan global berupa tenggelamnya daratan telah diprediksi dalam Hadist Nabi sebagaimana disebutkan sebelumnya, yang dikatakan dalam Hadist tersebut sebagai peristiwa menjelang terjadinya kiamat. Jika dihubungkan dengan Hadist menanam sebelum kiamat, maka Nabi MuHammd SAW telah memberitahukan kepada umatnya salah satu solusi terbaik dalam mencegah pemanasan global ini dengan menanam pohon. Hadist ini salah satunya berisi antisipasi dalam menghadapi pemanasan global di samping tentunya sangat banyak manfaat yang dapat kita ambil dari aktifitas penanaman sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ab Dwud, Sunan Ab Dwud, Al-Qhirah : Dr al- , 1988. , Kairo : Dr al-Hads , 1995.

    Al-Asqaln, Ibnu Hajar, Tahzib at-Tahzib, Beirut : Dr al-Fikr, 1984, juz 1, 2, 3, 10, 11, 13. Al- Al-Adab al-Mufrad, Riydh : Dr al- , 2000.

    Usul al-Hads , diterjemahkan oleh M Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, - Hads , Pokok-pokok Ilmu Hadist Jakarta : Gaya media Pratama, 2007.

    Al-Jurjn, Ab Al- -Rijl, Beirut : Dr al-Kutub al-`Ilmiyyah, 1997.

    An-Najjar, Zaglul, An-Nabat fi al-Quran, Kairo : Maktabah as-Surq, 2006. Assiddiqi,Hasbi, Mutiara Hadist 5, Jakarta : Bulan Bintang, 1990.

    - Ulum al-Hadist ,diterjemahkan oleh Tim Pustaka Firdaus, Membahas Ilmu-ilmu Hadist , Jakarta : Pustaka Firdaus, 2007

    Budiman, Arif. Dkk, Membaca Gerak Alam Semesta : Mengenali Jejak Sang Pencipta, Bogor : Pusat Penelitian LIPI, 2005.

    Ibn Al- Muslim, , Beirut : -Turas al-Arabi, 1929. , Riydh : Dr Balnasiyah, 2002

    Ibn Jrd, Sulaiman ibn Dwud, Musnad Ab Dawu - , Beirut :Dr al-Kutub al-`Ilmiyyah, t.th.

    Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, Konteks dan Implikasinya bagi Indonesia, Jakarta : Kementerian Lingkungan hidup, 2007.

    Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Pelestarian Lingkungan Hidup, Tafsir Al-Quran Tematik, Jakarta : Lajnah Pentashihan Al-Quran DEPAG RI, 2009.

    Mufid, Sofyan Anwar, Islam dan Ekologi Manusia, Bandung : Nuansa, 2010. Muhammad, Husein, Manusia dan Tugas Kosmiknya Menurut Islam,dalam Menanam

    Sebelum Kiamat, Islam, Ekologi, dan Gerakan Lingkungan Hidup, ed. Fakhruddin M. Mangunjaya, dkk., Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2007.

    al-Hall wa al-Harm fi al-Islm, diterjemahkan oleh Abdullah Hakam Syah, Halal dan Haram dalam Islam, Solo : Intermedia, 2003.

    ----------------------, Riayah al-Biah fi al-Syariah al-Islm, diterjemahkan oleh Abdullah Hakam Syah, Islam dan Ramah Lingkungan, Jakarta ; Pustaka Al-Kautsar, 1998.

    Soetari, ,Endang Ilmu Hadist , Bandung : Mimbar Pustaka, 2008.

    45Ibid.