overview dampak perubahan iklim: kaitannya dengan sub ...€¦ · overview dampak perubahan iklim:...
TRANSCRIPT
02/07/2020
1
Overview Dampak PerubahanIklim: Kaitannya dengan Sub-Sektor Peternakan
Rizaldi BoerPusat Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim-Institut Pertanian Bogor
Email: [email protected]
HP: +62-811117660
Global Warming of 1.5°C
An IPCC special report on the impacts of global warming of 1.5°C above pre-industrial levels and
related global greenhouse gas emission pathways, in the context of strengthening the global response to
the threat of climate change, sustainable development, and efforts to eradicate poverty.
1
2
02/07/2020
2
• Suhu bumi kita terus mengalamaikenaikan dan semakin cepatsetelah era pra industri
• Pada saat ini [CO2] sudah 400 ppm dan kenaikan suhu global sudah mencapai 1.2oC dibandingera pra industri
• [CO2] diupayakan tidak melebihi450 ppm supaya kemungkinankenaikan suhu global tidakmelebihi 1.5-2.00C
• Apabila laju emisi seperti sekarangberlanjut terus, diperkirakan, 1.50C sudah akan dilewati antaratahun 2030 dan 2052
Estimating the magnitude of anthropogenic and natural contributions to global temperature
change from observations
Global warming relative to 1850-1900 (°C)
Global warming relative to 1850-1900 (°C)
3
4
02/07/2020
3
Anthropogenic global warming has reached 1°C, with a likely range of 0.8 to 1.2°C, and is
increasing at 0.2°C per decade
1.0°C
Global warming relative to 1850-1900 (°C)
1.0°C
Global warming is likely to reach 1.5°C between 2030 and 2052 if it continues to increase
at the current rate
1.5°C
5
6
02/07/2020
4
KENAPA KITA HARUS PEDULI DENGAN MASALAH PEMANASAN GLOBAL ANTARA 1.5oC DAN 2.0oC
• RFC1 Unique and threatened systems
• RFC2 Extreme weather events
• RFC3 Distribution of impacts
• RFC4 Global aggregate impacts
• RFC5 Large-scale singular events
Prof. Dr. Andreas Fischlin (IPCC Author) Environmental Systems Science, Systems Ecology ETH Zurich, Switzerland15.Oct.2010
Reasons of Concern
Smith et al., 2009. PNAS u. Fischlin, 2009
Today
Dangerous Anthropogenic Interference (DAI)vs. global mean warming (°C)
KnowledgeAR32001
7
8
02/07/2020
5
Prof. Dr. Andreas Fischlin (IPCC Author) Environmental Systems Science, Systems Ecology ETH Zurich, Switzerland15.Oct.2010
Reasons of Concern
Today
Smith et al., 2009. PNAS u. Fischlin, 2009
Dangerous Anthropogenic Interference (DAI)vs. global mean warming (°C)
KnowledgeAR52007
Prof. Dr. Andreas Fischlin (IPCC Author) Environmental Systems Science, Systems Ecology ETH Zurich, Switzerland15.Oct.2010
KnowledgeAR52014
Reasons of Concern
Today
Smith et al., 2009. PNAS u. Fischlin, 2009
Dangerous Anthropogenic Interference (DAI)vs. global mean warming (°C)
9
10
02/07/2020
6
Mean Temperature Change (oC)
Model mean global temperature change for high emission scenario CRP8.5
Model mean global temperature change for low emission scenario RCP2.6
6
5
4
3
2
1
0
-11900 1950 2000 2050 2100
RCP2.6RCP4.5RCP6.0RCP8.5Observation
RCP8.5
RCP6.9
RCP4.5
RCP2.6
Global Indonesia
Source: MOEF, 2018
RCP4.5Perbedaan
antaratinggi hujan
MH danMK
meningkat
Sumber: MoEF, 2018
11
12
02/07/2020
7
RCP8.5Perbedaan
antaratinggi hujan
MH danMK
semakinjelas
dibandingRCP4.5
Sumber: MoEF, 2018
Peru
bah
anSu
hu
pad
a sk
enar
ioR
CP
dis
ban
din
g sa
atin
i
Sumber: MoEF, 2018
13
14
02/07/2020
8
Dampak Perubahan Iklim pada Peternakan
It is now well accepted that the increasing concern with the thermal comfort of agricultural animals
is justifiable not only for countries in tropical zones, but also for nations in temperate zones where
high-ambient temperatures are becoming an issue (Bernabucci, 2019)
Langsung• Gangguan metabolisme juga
pernapasan. • Menurunkan imunitas/
kekebalan dan mudah terinfeksi dan kematian
• Menurunkan produktivitasTidak Langsung• perubahan ketersediaan dan
kualitas bahan pakan dan air minum
• distribusi patogen dan/atau vektornya
Dampak Perubahan Iklim pada Produksi Susu
y = 0.0221x2 - 3.9763x + 188.48R² = 0.7906
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
70 72 74 76 78 80 82 84
Pro
du
ksi S
usu
(Li
ter/
har
i )
THI
Produksi Susu (Holstein)
THI = Indeks kenyamanan sapi perah
T = Suhu rata-rata (oC) RH =
Kelembaban rata-rata (%)
• Pondok Ranggon-Jakarta Timur: 80 m d.p.l
• Kebon Pedes-Kota Bogor: 215 m d.p.l• Cugenang-Cianjur: 936 m d.p.l• Cisarua-Kab.Bogor: 1111 m d.p.l• Lembang-Bandung: 1225 m d.p.l
Di wilayah dengan ketinggian kurang dari 500 m d.p.l. dengan setiap kenaikan suhu 1oC, produksisuhu Holstein akan turun +0.3 liter/hari; antara500-750 m d.p.l. akan turun +0.6 liter/hari dan pada ketinggian di atas 750, turun +1.0 liter/hari
Sumber: Data diolah dari Fernando, 2013
15
16
02/07/2020
9
y = 572309e-0.125x
R² = 0.5052
5
15
25
35
45
55
65
75
85
70 72 74 76 78 80 82 84
Bo
bo
t B
adan
(kg
/eko
r )
THI
Bobot Badan (Holstein)
Dampak Perubahan Iklim pada Bobot Badan Sapi
Sumber: Data diolah dari Fernando, 2013
THI = Indeks kenyamanan sapi perah
T = Suhu rata-rata (oC) RH =
Kelembaban rata-rata (%)
• Pondok Ranggon-Jakarta Timur: 80 m d.p.l
• Kebon Pedes-Kota Bogor: 215 m d.p.l• Cugenang-Cianjur: 936 m d.p.l• Cisarua-Kab.Bogor: 1111 m d.p.l• Lembang-Bandung: 1225 m d.p.l
Di wilayah dengan ketinggian kurang dari 500 m d.p.l. dengan setiap kenaikan suhu 1oC, bobotbadan sapi turun 8-10 kg; antara 500-750 m d.p.l. akan turun 4-5 kg dan pada ketinggian di atas 750, turun 2-3 kg
Pengaruh Iklim pada Reproduksi
Lam
a B
un
tin
g (B
ula
n)
Indeks Kenyamanan (CI)
CIPP = -0.00044 R + 0.54889 T and CIBI = -0.00145 R + 1.08133 T
Indeks Kenyamanan (CI)
Jara
kB
eran
ak(B
ula
n)
Semakin tinggi suhu lama benting semakin lama dan jarak antara dua kelahiran semaki lama, berakibat pada menurunnya populasi ternak
Sumber: Rohman dan Boer (2001)
17
18
02/07/2020
10
Kondisi Indek Kenyamanan di tiga pusat ternak sapi perah Jatim
Tidak Stress
Stress ringan
Stress sedang
112.2 112.4 112.6 112.8 113 113.2 113.4 113.6
-8.4
-8.2
-8
-7.8
-7.6
112.2 112.4 112.6 112.8 113 113.2 113.4 113.6 113.8
-8.4
-8.2
-8
-7.8
-7.6
Cekaman [Regcm3]
ns ms hs ss
Stress Condition
Sebagian besar lokasi di Probolingo sudah berada pada zona
yang kurang nyaman bagi ternak
Sumber: Boer & Buono, 2012
BERAPA KUOTA EMISI GRK UNTUK MENCEGAH KENAIKAN SUHU DI ATAS 1.5OC?
19
20
02/07/2020
11
Kuota emisi CO2 untuk mencegahkenaikan suhu 1.5oC?
Peluang untuk tidakmelewati 1.5oC: 50%770 Gt CO2e
570 Gt CO2ePeluang untuk tidakmelewati 1.5oC: 66%
Laju emisi GRK global saat ini: 42+3 Gt CO2e per tahun
Kuota sudahdiambil 100 Gt oleh pencairanpermafrost dan
lepasnya gas CH4 dari lahan basah
Source: C1.3 SPM (2018)
Target Penurunan Emisi CO2e untuk 1.5oC dan 2.0oC
• Target penurunan emisi untuk menahankenaikan suhu tidak melewati 1.5°C
– 2030: emisi turun 45% dibanding tingkatemisi 2010
– 2050: emisi sudah mendekati nol
• Target penurunan emisi untuk menahankenaikan suhu tidak melewati 2.0°C
– 2030: emisi turun 20% dibanding tingkatemisi 2010
– 2050: emisi sekitar 2 tCO2e per kapita
– 2075: emisi sudah mendekati nol
• Indonesia memiliki target dalam NDC untukmenurunkan emisi sebesar 29% dari emisiBAU pada tahun 2030
Jalur emisi CO2 menuju 1.5oC
1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Dunia
Non Annex 1
Annex 1
Emis
i(G
tC
O2
/tah
un
)
Sumber: Nature Climate Change 8:564-569 (2018)
21
22
02/07/2020
12
BERAPA KONTRIBISI TERNAK RUMINANSIA TERHADAP EMISI GRK TINGKAT GLOBAL DAN INDONESIA?
Kontribusi Emisi dari Sektor PerternakanG
t C
O2e
per
tah
un
Gt
CO
2e
per
tah
un
Gt
CO
2e
per
tah
un
Gt
CO
2e
per
tah
un
Total Emission all sector: 42 Gt CO2e
23
24
02/07/2020
13
Sumber Emisi dari Ternak
Emisi dari Ternak di Indonesia
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
GgCO
2-e
IndirectN2O
DirectN2O
Manure
Entericfermentation
Sumber: MoEF, 2018
Emisi dari entericterbesar ialahdari ternak sapipotong (65%), domba dan kambing (23%)
Emisi darimanure terbesardari ternak babi(56%), diikuti sapiperah (12%) dan sapi potong(11%)
25
26
02/07/2020
14
1. Meningkatkan efisiensi produksi ternak dan pemanfaatan sumber daya
• Eifisiensiproduksi masihsangat rendah, terumatama di negara berkembang
• Perbaikanpakan (kualitaspakan) –Adaptasi (!)
Sumber: FAO, 2019
2. Mengintensifkan upaya daur ulang dan mengurangi limbah menuju circular bio-economy
Peluang daur ulang dalam sistem peternakan untuk menciptakan circular bio-economy
• Pemanfaatanlimbah ternakuntuk energi, pupuk organic
• Mengurangilimbahmakanan
Sumber: FAO, 2019
27
28
02/07/2020
15
3. Pola makan sehat dan diets berkelanjutan dan sumber protein alternative
• Kebutuhan protein rata-rata per hari ialah 21.9 kg/kap/hari.
• Sumbe protein nabati
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Sapi
Sapi
per
ah
Kam
bing
/Dom
ba
Kam
bing
/dom
ba…
Kerb
au
Kerb
au p
erah
Babi
Ayam
Ayam
pet
elur
Emis
i (kg
CO2e
/kg
Prot
ein
Sumber: FAO, 2019
4. Optimasi pemanfaatan lahan untukpengembalaan ternak
• Pengembangansystem Agrosilvopastural(Integrasi ternak dan perkebunan) →mengurangi tekananpada hutan
• Pengelolaan pakanternak dengansystem intensifikasi
29
30
02/07/2020
16
5. Kebijakan yang mendorong adanya perubahan(tranformasi)
• Kebijakan Carbon Pricing
– Perdagangan karbondomestic
– Pajak Karbon
• Insentif/Disincentif
– Pengelolaan limbah ternah
– Subsidi perbaikan pakan
– Integrasi ternak dan perkebunan
– Dan lainnya
• Memperkuat basis pengetahuan (baseline, penilaian dan proyeksi emisi)
• Mengembangkan alat, metodologi dan protokol untuk mengukur emisi dan mengevaluasi opsi-opsi mitigasiGRK
• Mengujicobakan dan memvalidasi opsi-opsi mitigasi GRK melalui proyek dan dukungan investasi dan penguatan
• Memfasilitasi kemitraan
Penutup
• Peningkatan suhu yang cepat akan menyebabkan perubahan iklimyang dampaknya sangat besar pada system kehidupan manusia
• Upaya penurunan emisi harus dilakukan dari sekarang untukmencegah dampak buruk perubahan iklim (mencegah kenaikansuhu global di atas 1.5oC
• Sektor perternakan berkontribusi cukup besar terhadap emisiglobal dan juga akan terkena dampak perubahan iklim
• Sektor peternakan memiliki potensi untu menurunkan emisi dan perlu adanya dukungan kebijakan yang mendorong terjadinyaperubahan
31
32