bali overview

Upload: dianprasetyaning

Post on 02-Mar-2016

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

all about bali general overview

TRANSCRIPT

  • BALIPROVINSI

    A. Kondisi Fisik Daerah

    1. Geografis Provinsi Bali mempunyai luas 563.666 Ha atau 5.636,66 Km2, terdiri dari 1 (satu) pulau besar dan beberapa pulau kecil dalam gugusan kepulauan Nusa Tenggara, yakni Pulau Bali, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, Pulau Menjangan, Pulau Nusa Dua dan lainnya.

    Secara geografis, wilayah Provinsi Bali terletak pada 114 26 115 43 BT dan 7 54 8 50 LS, dengan batas sebagai berikut : 1. Sebelah utara : Laut Jawa 2. Sebelah Timur : Selat Lombok 3. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia 4. Sebelah Barat : Selat Bali

    2. Iklim

    Curah hujan setahun rata-rata pada wilayah Provinsi Bali antara 1.000,0 3.200 mm / tahun, dengan curah hujan tertinggi berada di Baturiti Tabanan dan terendah berada di Grokgak Buleleng, Kubu dan Seraya Karangasem. Bulan kering berkisar antara 5 - 9 bulan, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Nopember sampai Maret. Mengingat sifat hujan pada wilayah Provinsi Bali mempunyai jumlah nilai kurang 85 %, 85 115 % dan lebih 115 %, maka secara rerata termasuk dalam katagori di bawah normal normal lebih dari normal, dengan besaran rendah - sedang (kurang 1.500,0 lebih 2.500,0 mm / tahun) dan tipe iklim B F (Smith dan Ferguson).

    3. Topografi Topografi pada wilayah Provinsi Bali cukup komplek, dengan kelas kelerengan mulai datar (35,08 %), landai (10,93 %), agak curam (18,96 %), curam (15,17 %) sampai sangat curam (19,86 %) dan secara topografi, terletak pada ketinggian

    309

  • 310

    antar 1 3.142 m di atas permukaan air laut. Bentuk wilayah berbukit dan bergunung mendominasi Provinsi Bali, dengan deretan memanjang dari Barat ke arah Timur dan puncak tertinggi adalah Gunung Agung (3.142 m), sedangkan pada bagian Selatan berupa dataran yang landai sampai datar dan pada bagian Utara yang sejajar garis pantai terdapat dataran rendah pantai dengan luasan sempit.

    4. Luas Wilayah Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km. Luas wilayah per kabupaten/kota sebagai berikut: Tabel 129. Jumlah Kabupaten/Kota dan Luas Total Wilayah Provinsi Bali

    No. Kabupaten/Kota Ibukota Luas (km2) Persentase 1. Jembrana Negara 841,80 14,94 2. Tabanan Tabanan 839,30 14,90 3. Badung Badung 420,09 7,43 4. Denpasar Denpasar 123,98 2,20 5 Gianyar Gianyar 368,00 6,53 6. Klungkung Semarapura 315,00 5,59 7. Bangli Bangli 520,81 9,25 8. Karangasem Amlapura 839,54 14,90 9. Buleleng Singaraja 1.365,88 24,25

    Jumlah 5.634,40 100,00 Sumber: Master Plan Penunjang Investasi Provinsi Bali Tahun 2006-2010

    5. Pulau dan Sungai Di wilayah Provinsi Bali terdiri dari 1 (satu) pulau besar dan beberapa pulau kecil dalam gugusan kepulauan Nusa Tenggara, yakni Pulau Bali, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, Pulau Menjangan, Pulau Nusa Dua.

    B. Keadaan Sosial Ekonomi

    1. Pemerintahan Secara administrasi pemerintahan, Provinsi Bali terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten, yakni Kabupaten Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung dan Karangasem serta 1 (satu) Kota Denpasar dengan 57 Kecamatan dengan 716 Desa/Kelurahan dan, 1.480 Desa Pekraman serta 4.361 Banjar Adat.

    2. Pendidikan Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Bali usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 23,72 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,77 persen, tamat DIV/S1 sebesar 4,20 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,31 persen.

  • 311

    3. Tenaga Kerja Pada tahun 2012 jumlah angkatan kerja di Bali telah mencapai 2.316.030 orang dimana jumlah penuduk usia kerja (15 tahun keatas) mencapai 3.008.970 orang, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 76,97 %. Tingkat kesempatan kerja mencapai 97,96 % sehingga bisa dikatakan bahwa 97,96 % pencari kerja telah terserap pada lapangan kerja yang tercipta di Bali. Jumlah penduduk 15 tahun keatas yang telah terserap pada lapangan kerja mencapai 2.268.710 orang sementara jumlah yang belum terserap (menganggur) sebesar 47.330 orang.

    4. Penduduk

    Berdasarkan data sensus penduduk Provinsi Bali Tahun 2010 jumlah penduduk Provinsi Bali sebanyak 3.890.757 jiwa, laki-laki sebanyak 1.961.348 jiwa dan perempuan sebanyak 1.929.409 jiwa dengan kepadatan penduduk 690 jiwa/Km2 dengan tingkat pertumbuhan 1,46 % pertahun. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 2 342 579 jiwa (60,21 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 1 548 178 jiwa (39,79 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 4,38 persen di Kabupaten Klungkung hingga yang tertinggi sebesar 20,27 persen di Kota Denpasar.

    5. Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Pada tahun 2012 kondisi ekonomi Bali menunjukkan kinerja yang patut dibanggakan karena berbagai faktor pendorong serta kinerja positif segenap insan pembangunan telah membuat ekonomi Bali mampu bertahan bahkan tumbuh sebesar 6,65 % dari tahun sebelumnya dimana ekonomi Bali hanya tumbuh sebesar 6,49 % dan tahun ini telah melampau target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,57 %. Kondisi ekonomi Bali sendiri menunjukan perkembangan positif yang ditandai dengan meningkatnya total PDRB nominal sebesar 13,39 persen, dari Rp. 74,03 trilyun di tahun 2011 menjadi 83,94 trilyun di tahun 2012. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selama tahun 2012 kegiatan ekonomi yang terjadi di Bali telah mampu menciptakan total nilai tambahan sebesar Rp. 83,94 trilyun atau meningkat sebesar 13,39 % dibanding tahun 2011. Ternyata angka ini juga lebih tinggi dari target yang ditetapkan tahun 2012 sebesar Rp.79,61 trilyun.

    6. Budaya dan Nilai Bali dikenal luas karena keunikan budayanya, kekhasan yang tumbuh dari jiwa agama hindu yang tidak dapat terlepaskan dari adat, tradisi, dan keseniannya dalam masyarakat yang bercirikan sosial religius. Bali memiliki berbagai warisan budaya leluhur yang masih tertanam dan melekat erat di masyarakat Bali itu sendiri, juga berbagai tradisi atau kebiasaan unik yang masih dipegang teguh di kalangan masyarakat. Budaya dan tradisi yang ada memiliki ciri khas tersendiri di masing daerah, desa maupun banjar yang ada di Bali. Memiliki kekayaan budaya yang beragam tentunya merupakan suatu tugas masyarakat untuk melestarikannya, tidak tergilas atau bergeser karena pengaruh dunia modern saat ini. Tentu semua ini dipengaruhi oleh adat istiadat, kepercayaan mistis dan

  • 312

    keyakinan beragama yang kental. Unsur-unsur Budaya yang di miliki adalah; musik seperti berbentuk gamelan, rindik, jegog dan genggong, seni tari seperti tari barong, tari kecak, pendet, gambuh, joged dan banyak lagi yang lainnya, bali juga memiliki bahasa dan pakaian adat daerah sendiri dan dari segi religi mayoritas penduduknya beragama hindu,

    7. Bahasa dan Rumah Adat

    Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Ada filosofi yang terkandung di balik pembangunan rumah adat Bali, Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China). Rumah adat yang ada di Bali merupakan cerminan akan kondisi masyarakat yang ada. Ada 3 aspek atau nilai yang harus dikandung dalam rumah adat di Bali. Menurut masyarakat Bali, keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat akan terwujud jika seseorang mampu mewujudkan hubungan yang sinergis antara pawongan (penghuni rumah), palemahan (lingkungan dari tempat rumah itu berada), dan parahyangan (tempat suci). Pembangunan rumah di Bali harus memenuhi ketiga aspek tersebut, yang biasa disebut sebagai Tri Hita Karana. Kebanyakan rumah adat Bali selain dibangun atas dasar ketiga aspek tadi, juga dibangun dan dihias dengan pernak pernik seperti ukir-ukiran kayu berwarna kontras namun terkesan alami. Dalam setiap hiasan atau pernak-pernik yang ada di sebuah rumah adat di Bali, ada filosofi atau makna yang dianut: misalnya adanya patung-patung yang merupakan simbol pemujaan mereka terhadap sang pencipta, atau ucapan terima kasih terhadap dewa-dewi.

  • 313

    II. ASPEK KAWASAN HUTAN

    1. Luas Kawasan Hutan Luas Kawasan hutan di Provinsi Bali sesuai SK Menhut No.433/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Bali adalah seluas 130.686,01 ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya mencapai 127.271,01 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi :

    1. Hutan Konservasi seluas 26.293,59 ha 2. Hutan Lindung seluas 95.766,06 ha 3. Hutan Produksi Terbatas seluas 6.719,26 ha 4. Hutan Produksi Tetap seluas 1.907,10 ha

    Luas Kawasan Hutan di Provinsi Bali

    Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 73.28% kawasan hutan yang ada di Provinsi Bali merupakan Hutan Lindung, 20.12% hutan konservasi, 5.14% hutan produksi terbatas, 1.46% hutan produksi.

    2. Luas Penutupan Lahan

    Kondisi penutupan lahan di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :

    Tabel 130. Luas Penutupan Lahan Dalam Dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Bali Penutupan

    Lahan

    KAWASAN HUTAN APL

    TOTAL HUTAN TETAP

    HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah %

    A. Hutan 12,8 70,6 3,0 0,4 - 86,8 16,6 103,4 18,2

    -Htn Primer 3,4 38,9 1,4 0,0 - 43,7 0,5 44,2 7,8

    -Htn Sekunder 8,9 31,3 1,2 0,0 - 41,4 16,0 57,4 10,1

    -Htn Tanaman 0,6 0,4 0,4 0,4 - 1,7 0,1 1,8 0,3

    B. Non Hutan 10,0 25,2 3,7 1,5 - 40,4 423,7 464,2 81,8

    C. Tidak ada data - - - - - - - - -

    Total 22,9 95,8 6,7 1,9 - 127,3 440,3 567,6 100,0

    Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011

    Hutan Konservasi 20,120%

    Hutan Lindung 73,280%

    Hutan Produksi Terbatas 5,142%

    Hutan Produksi

    Tetap 1,459%

  • 314

    3. Posisi Kawasan Hutan Dalam DAS Berdasarkan pengelompokan topografi daerah aliran sungai, Provinsi Bali terbentuk kedalam 1 (satu) DAS yaitu DAS Unda Anyar yang terbagi menjadi 12 Sub DAS, yakni : 1. Unda : 87.692,0 Ha 2. Blingkang - Anyar : 36.694,0 Ha. 3. Penida : 20.284,0 Ha 4. Sema - Bona : 11.432,0 Ha 5. Teluk Terima - Pancoran : 42.761,0 Ha 6. Oos - Jinah : 58.346,0 Ha 7. Sabah - Daya : 66.947,0 Ha 8. Pangi - Ayung : 67.592,0 Ha 9. Biluk Poh - Gumbrih : 47.469,0 Ha 10. Klatakan - Lubang : 51.664,0 Ha 11. Oten - Sungi : 48.165,0 Ha 12. Leh Balian : 24.240,0 Ha

    Tabel 131. Sebaran Kawasan Hutan di Provinsi Bali berdasarkan RTK, fungsi dan posisi

    dalam DAS di Provinsi Bali No. Kawasan Hutan / RTK Fungsi Kawasan

    Hutan Luas (Ha) Sub DAS Kabupaten /

    Kota

    1. Puncak Landep / 1 Hutan Lindung 590,0 Sabah - Daya Buleleng 2. Gunung Mungsu / 2 Hutan Lindung 1.134,0 Sabah - Daya Buleleng 3. Gunung Silangjana / 3 Hutan Lindung 415,0 Sabah - Daya Buleleng 4. Gunung Batukau / 4 Hutan Lindung

    Cagar Alam Taman Wisata

    11.899,32 1.762,80 1.491,16

    Sabah Daya Pangi Ayung Leh Balian

    Buleleng, Tabanan, Badung

    5. Munduk Pengajaran / 5 Hutan Lindung 613,0 Oten - Sungi Bangli 6. Gunung Batur Bukit

    Payang / 7 Hutan Produksi Terbatas Taman Wisata

    453,0 2.075,0

    Oos Jinah

    Bangli

    7. Gunung Abang Agung / 8 Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Taman Wisata

    14.038,63 204,11 574,27

    Blingkang Anyar Unda

    Bangli, Karangasem

    8. Gunung Seraya / 9 Hutan Lindung 1.111,0 Unda Karangasem 9. Prapat Benoa / 10 Taman Hutan

    Raya 1.373,0 Sema - Bona Badung, Denpasar

    10. Yeh Ayah / 11 Hutan Lindung 575,73 Leh Balian Tabanan 11. Yeh Leh Yeh Lebah /

    12 Hutan Lindung 4.195,30 Biluk Poh -

    Gumbrih Jembrana, Buleleng, Tabanan

    12. Bali Barat / 19 Hutan Lindung Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Terbatas Taman Nasional

    54.452,68 1.907,10 5.632,60

    19.002,89

    Teluk Terima - Pancoran Klatakan - Lubang

    Jembrana, Buleleng

    13. Penulisan Kintamani / 20 Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas

    5.663,70 185,55

    Blingkang Anyar Pangi Ayung

    Buleleng, Bangli

    14. Sangeh / 21 Taman Wisata 13,97 Pangi - Ayung Badung 15. Nusa Lembongan / 22 Hutan Lindung 202,0 Penida Klungkung 16. Bunutan / 23 Hutan Lindung 126,70 Unda Karangasem 17. Bukit Gumang / 24 Hutan Lindung 22,0 Unda Karangasem

  • 315

    18. Bukit Pawon / 25 Hutan Lindung 35,0 Unda Karangasem 19. Kondangdia / 26 Hutan Lindung 89,50 Unda Karangasem 20. Tanjung Bakung / 27 Hutan Produksi

    Terbatas 244,0 Penida Klungkung

    21. Suana / 28 Hutan Lindung 329,50 Penida Klungkung 22. Sakti / 29 Hutan Lindung 273,0 Penida Klungkung Jumlah 130.686,01 12 Sub DAS 7 Kab/ 1 Kota

    Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bali Tahun 2012

    4. Penggunaan dan Tukar Menukar Kawasan Hutan Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan oleh pihak III yang menggunakan kawasan konservasi di provinsi Bali yaitu:

    a. PT. Bali Tourism DC, berlokasi di Tahura Benos seluas 30 ha (SK No. 131/Kwl-5/1994 tanggal 04/02/1194)

    b. PT. Bali Tourism DC, berlokasi di Tahura Benoa seluas 3,03 ha (SK No. 103/II/Kwl-B-2/1991 tanggal 12/08/1991)

    c. Kementerian Pekerjaan Umum, berlokasi di Tahura Benos seluas 48,72 ha (SK No. 36.1/Kwl-5/1993; No. 001/SPK-W14/1994); seluas 7,90 ha (SK No. 26/GH.1321981 tanggal 02/02/1981); dan seluas 14,40 ha (SK No. 823/Kwl-BI-5/1988 tanggal 18/06/1984 s.d. 1989

    d. PLN, berlokasi di Tahura Benoa seluas 4,66 ha, seluas 42,80 ha dan seluas 8,10 ha (SK No. 342.1/Kwl-5/1994 tanggal 19/03/1993 s.d. 2003; seluas 0,09 ha (SK No. 1836.a/Kwl-4/1996; seluas 14,34 ha (SK 06/TGH.132/1981 tanggal 13/04/1981 s.d. 1991; seluas 0,20 (SK no. 529//Kwl-5/1992 tanggal 02/03/1992 s.d. 1996; seluas 0,34 ha (SK No. 24.A/Kwl-5/1992 tanggal 06/01/1992 s.d. 1997

    e. BMG; berlokasi di Tahura Benoa seluas 0,02 ha (SK No. 382/Kwl-BL-II/1991 tanggal 30/03/1991 s.d. 1996

    f. Pertamina, berlokasi di Tahura Benoa seluas 0,04 ha (SK No. 551/Kwl-5/1994 tanggal 06/01/1992 s.d. 1997

    g. Kementerian Perhubungan, berlokasi di Tahura Benoa seluas 0,04 ha (SK tanggal 01/03/1980 s.d. 2005)

    h. Bali Benoa marine, berlokasi di Tahura Benoa seluas 0,49 ha i. PLN, berlokasi di Tahura Benoa seluas 2 ha j. PT. Agung Dewata Abadi, berlokasi di Tahura Benoa seluas 0,50 ha k. Bupati Bangli, berlokasi di Taman Wisata Alam Arangasem seluas 0,04 ha dan

    seluas 0,20 ha (SK No. 22/TGH-132/1981 tanggal 10/01/1981 l. PT. Adi Murti, berlokasi di HutanLIndung Pempatan seluas 3 ha (SK No.

    1284/Kwl-5/1996 tanggal 16/09/1996 s.d. 2001

  • 316

    III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN

    A. Potensi Kayu dan Non Kayu Hutan Produksi di Provinsi Bali seluas 8.626,36 Ha dan tidak dilakukan produksi kayu, hanya diperuntukan sebagai hidroorologis karena luas kawasan hutan di Bali kurang dari 30 %. Hutan Produksi tersebut berada di wilayah KPH Bali Barat.

    B. Produksi kayu dan Non Kayu 1. Hutan Produksi

    Sebagian besar kebutuhan bahan baku kayu didatangkan dari luar Bali, hanya sebagian kecil dipenuhi dari hutan rakyat. Kebutuhan bahan baku kayu di Provinsi Bali setiap tahun berkisar 150.000 M3 yang digunakan antara lain untuk bahan bangunan 50 % ; perabot rumah tangga 15 % ; dan bahan kerajinan 35 %. Pemenuhan bahan baku tersebut 85 % berasal dari luar Bali, sedangkan yang berasal dari kayu lokal/kayu rakyat hanya 15 %.

    2. Industri kehutanan Kebutuhan bahan baku kayu di Provinsi Bali setiap tahun berkisar 150.000 M3 yang digunakan antara lain : bahan bangunan 50 % ; perabot rumah tangga 15 % ; dan bahan kerajinan 35 %. Pemenuhan bahan baku tersebut 85 % berasal dari luar Bali, sedangkan yang berasal dari kayu lokal/kayu rakyat 15 %.

    C. Flora dan fauna 1. Flora

    Keanekaragaman jenis tumbuhan di Provinsi Bali cukup tinggi dan termasuk jenis pohon yang diantaranya termasuk jenis yang langka. Beberapa jenis yang dominan adalah Bunut (Ficus indica), Sompang (Laplaceae sp.), Seming (Engelhardia spicata), Cemara Geseng (Casuarina junghuniana), Udu (Litsea velutina), Belantih (Homalanthus giganteus), Lateng (Laportea sp.), dan Kedukduk (Astronia spectabilis), Sono keling (Dalbergia latifolia), Trengguli (Cassia fistula).

    Jenis flora yang tergolong langka dan dilindungi adalah Cemara Pandak (Podocarpus imbricatus), Kepelan (Manglitia glouca), Pohon Pala (Diptericarpus trinervis), Pohon Amplas (Tetracera scandens), Pule (Alstonia scholaris), Buni (Antidesma bunius), Cempaka Kuning (Michelia champaka), Kepohpoh (Buchanania arborescens), Sawo kecik (Manilkara kauki).

    Bunga Cempaka Kuning

  • 317

    2. Fauna Selain beberapa jenis burung endemik Jawa Bali, dan beberapa jenis satwa yang dilindungi di kawasan hutan di provinsi Bali masih dapat diketemukan berbagai jenis satwa liar. Beberapa diantaranya adalah Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus vitatus), Kucing hutan (Felis bengalensis), Rase (Vivericula malacensis), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hystrix branchura), Budeng/Lutung (Trachypitecus auratus), Kera Abu (Macaca fascicularis), Bajing Tanah (Lariscus insignis), Musang (Paradoxurus hermaproditus), Ayam Hutan (Gallus varius), Burung Kipas (Rhipidura javanica), Burung

    Hantu (Pypte alba javanica), Srigunting (Dicrurus renifer), Kalong (Pteropus edulis), dan Elang (Haliaestur indus), Alap-alap Sapi (Falco moluccensis), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), Elang-alap Kawah (Falco peregrinus), Merbah Cerucuk (Picnonotus gouvier), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Sendanglawe (Ciconia episcopus) dan lain sebagainya. Jenis satwa yang dilindungi seperti Kijang (Muntiacus muntjak), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hystrix brachiura), Lutung/Budeng (Trachypithecus auratus). Perlindungan terhadap habitat bagi jenis burung (Aves) yang dilindungi yaitu Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus), Elang Bondol (Haliaestur indus), Elang Laut Dada Putih ( Haliaestus leucogaster), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Ular (Spilornis cheela), dan Elang Perut Karat (Hieraetus kienerii). Jalak Bali (Leucopsar rothschildi).

    D. Jasa Lingkungan Wisata di Provinsi Bali merupakan Pariwisata Budaya dan Pariwisata Alam, banyak sekali bentang alam menjadi daya tarik wisata antara lain : 1. Cagar Alam Batukahu

    Cagar Alam Batukahu memiliki panorama alam yang indah, hawa sejuk, dan udara yang bersih. Dengan tipe vegetasi hutan yang khas yang merupakan sisa hutan hujan tropis di Bali, kawasan ini sangat cocok untuk kegiatan wisata alam terbatas dan penelitian. Kawasan ini berdekatan dengan dengan TWA Danau Buyan Danau Tamblingan, dan obyek wisata lain seperti Kebun Raya Eka Karya, Bedugul, dan Danau Beratan.

    2. Taman Wisata Alam (TWA) Penelokan Kawasan hutan ini terletak di ketinggian antara 1.200 1.500 m dpl dengan udara yang sejuk dan udara segar alami. Mempunyai panorama yang sangat

    Beberapa Fauna di Bali

  • 318

    indah dan unik karena dari kawasan ini dapat dilihat keindahan panorama Gunung Batur dan danaunya. Kawasan TWA Penelokan terletak di Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang juga merupakan Global Geopark Pertama di Indonesia.

    3. Taman Wisata Alam Danau Buyan - Tamblingan TWA Danau Buyan - Tamblingan yang terletak di sebelah utara dan berbatasan dengan Cagar Alam Batukahu, termasuk dalam wilayah enam desa yaitu Desa Candikuning, dan Desa Batunya, masing-masing termasuk wilayah Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. dan Desa Asah Munduk, Kecamatan Banjar, dan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Terdapat dua buah danau yang cukup luas yang dikelilingi oleh hutan yang masih utuh dan alami, dan tebing-tebing danau yang curam, menjadikan kawasan ini mempunyai panorama alam yang indah. Perairan danau yang tenang dengan udara pegunungan yang sejuk dan nyaman, memberikan peluang untuk melakukan kegiatan wisata alam di perairan danau. Pada lokasi dengan ketinggian tertentu merupakan lokasi yang strategis untuk menikmati pemandangan danau, sambil beristirahat. Dibeberapa lokasi pinggir danau terdapat beberapa buah Pura (tempat suci umat Hindu) yang dibangun diantara pepohonan yang besar dan lebat sehingga menambah panorama yang tidak hanya indah tapi juga unik dan khas.

    4. Taman Wisata Alam Sangeh

    TWA Sangeh terletak di Desa Sangeh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Daya tarik utama yang dimiliki oleh TWA Sangeh adalah komunitas kera abu-abu /kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang cukup jinak dan nakal, dengan jumlah pupolasi 400 ekor yang terbagi dalam tiga kelompok. Kera-kera tersebut sering bertingkah laku yang menarik pengunjung. Selain itu terdapat pula Tegakan Pohon Pala (Dipterocarpus trinervis) alam murni, yang sangat khas dan mendominasi jenis flora didalam kawasan ini.

    Danau Buyan -Tamblingan

  • 319

    5. Taman Hutan Raya Ngurah Rai

    Keindahan Taman Hutan Raya dengan keanekaragaman jenis burung, treking sepanjang 2,4 km dan Mangrovenya. Jenis mangrove yang terdapat di Tahura Ngurah Rai yaitu Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhyiza, Rhizophora stylosa, Avicennia marina, Xylocarpus granatum, Excoecaria

    agalocha, Avicennia lanata, Ceriops tagal, Aegiceras corniculatum, Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrical, Sonneratia caseolaris, Lumnitzera racemosa, Ceriops decandra dan Phemphis acidula.

    6. Taman Nasional Bali Barat

    Taman Nasional Bali Barat merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Bali yang memiliki ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bagi burung Curik Bali (Leucopsar rothschildi, streesman 1912). Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995, telah ditunjuk Taman Nasional Bali Barat dengan luas kawasan 19.002,89 Ha yang terdiri dari 15.587,89 Ha berupa wilayah daratan dan 3.415 Ha berupa perairan yang secara administratif terletak di Kabupaten Jembrana dan Kab. Buleleng. Taman Nasional Bali Barat terdiri dari beberapa tipe vegetasi yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, dan perairan laut dangkal dan dalam.

    E. Lahan Kritis Luas lahan kritis berdasarkan hasil inventarisasi tahun 2007 seluas 55.921 ha, dengan kriteria sangat kritis seluas 4.281 ha, kritis seluas 51.639 ha. pada tahun 2011, luas lahan kritis tersebut mengalami penurunan menjadi 48.052 ha, dengan kriteria sangat kritis 2.940 ha dan kritis 45.112 ha. Salah satu upaya untuk menghijaukan lahan kritis tersebut dilakukan melalui kegiatan : 1. Reboisasi dan Rehabilitasi lahan seluas 160 Ha 2. Bantuan bibit kepada masyarakat sebanyak 283.770 batang dan Gerakan Bali

    Hijau sebanyak 105.120 batang 3. Pengkayaan tanaman yang dilaksanakan oleh BPDAS Unda Anyar 4. Kebun Bubit Rakyat (KBR) sebanyak 4.350.000 batang atau 17.250 Ha yang

    dilaksanakan oleh Kabupaten

  • 320

    IV. ASPEK KELEMBAGAAN A. Model Pengelolaan Kawasan Hutan

    Berdasarkan pembagian urusan bidang Kehutanan sesuai PP Nomor : 38 Tahun 2007 dan memperhatikan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) serta deliniasi geografis bahwa pengurusan hutan di Bali bersifat sekala Provinsi yakni diistilahkan dengan manajemen pengelolaan Satu Kesatuan Ekosistem. Oleh karena itu cakupan managemen pengelolaan hutan di wilayah Provinsi Bali sebagai berikut : 1. Pengelolaan Pusat

    Kementerian Kehutanan membentuk 7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yakni : 2 UPT mengelola kawasan hutan (Taman Nasional Bali Barat dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali) dan 5 UPT berfungsi fasilitasi dan bimbingan teknis fungsional urusan bidang kehutanan di daerah yaitu : Balai Pengelolaan DAS Unda Anyar, Balai Perbenihan Tanaman Hutan Bali Nusra, Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I, Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII dan BP2 HP Wilayah IX.

    2. Pengelolaan Provinsi

    Dinas Kehutanan Provinsi Bali dalam pengelolaan kawasan hutan (Hutan Lindung, Hutan Produksi dan Taman Hutan Raya Ngurah Rai) membentuk 4 Unit Pelaksana Teknis yauitu UPT Tahura Ngurah Rai, UPT KPH Bali Barat, UPT KPH Bali Tengah, dan UPT KPH Bali Timur. Disamping pengelolaan tersebut Dinas Kehutanan Provinsi Bali juga menangani Industri Primer Hasil Hutan dan Penatausahaan Hasil Hutan, serta berfungsi mengkoordinasikan semua urusan bidang kehutanan dalam pengelolaan pembangunan kehutanan di wilayah Provinsi Bali.

    3. Pengelolaan Kabupaten/Kota

    Dinas yang membidangi Kehutanan di Kabupaten/Kota mengelola hutan rakyat, rehabilitasi dan konservasi lahan di luar kawasan hutan dan penatausahaan hasil hutan terutama kayu rakyat.

    B. Sumber Daya Manusia (SDM)

    SDM merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang suatu kegiatan pengelolaan. Untuk meningkatkan pengelolaan kawasan hutan diperlukan SDM yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Data SDM pengelola kawasan hutan di Provinsi Bali disajikan pada tabel berikut ini.

    Tabel 132. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Bali

    No Instansi Jumlah SDM Menurut Golongan Jumlah

    IV III II I L P L P L P L P L P Total

    1 BPPHP Wil. IX Denpasar 1 - 9 6 7 1 - - 17 7 24

    2 BPDAS UndaAnyar 1 - 30 6 8 2 - - 39 8 47 3 BPTH Bali dan Nusa

    Tenggara 1 - 17 14 7 - - - 25 14 39

  • 321

    Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah)

    Tabel 133. Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Polisi Khusus Kehutanan lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Bali tahun 2012.

    No Unit Kerja P P N S Polhut NON

    POLHUT POLHUT FUNGSIONAL NON

    FUNGSIONAL 1 Dinas Kehutanan

    Provinsi Bali 2 1 9 2

    2 UPT Tahura Ngurah Rai - - 5 4 3 UPT KPH Bali Barat 1 1 19 12 4 UPT KPH Bali Tengah - 1 13 12 5 UPT KPH Bali Timur - - 13 11 JUMLAH 2012 3 3 59 41

    Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bali

    C. Prospek Pengelolaan Hutan Wilayah KPH Provinsi Bali telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK. 800/Menhut-II/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Produksi (KPHP) Provinsi Bali yang terdiri dari 3 unit KPHP. Kemudian 3 unit KPHP tersebut ditetapkan sebagai KPH Model, secara lebih rinci sebagai berikut :

    1. KPHL Model Bali Barat

    Ditetapkan melalui SK Nomor : 784/Menhut-II/2009, dengan luas 63.350,00 ha. Tidak ada izin IUPHHK-HA, HTI dan RE. Luas kawasan hutan yang belum dibebani izin pemanfaatan dalam KPHL Model Bali Barat adalah 62.747,89. Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan adalah sebagai berikut : Tabel 134. KPHL Model Bali Barat

    No Nama Jenis No SK Tanggal SK Luas (ha)

    1 Buleleng HKM 111/Menhut II/2009 17/3/09 160,83

    2 Bali Barat HTR 91/Menhut-II/2009 2009 379,56

    3 Telaga HD 629 /Menhut-II/2010 11/11/10 61,72

    Jumlah 602,11

    2. KPHL Model Bali Tengah (Unit II)

    Ditetapkan melalui SK Nomor : 620/Menhut-II/2011, dengan luas 14.651,00 ha. Tidak ada izin IUPHHK-HA, HTI, RE, pencadangan HTR dan penetapan HKM. Luas kawasan hutan yang belum dibebani izin pemanfaatan di KPHL Model Bali

    4 BPH Mangrove Wil. I Denpasar

    1 - 13 9 10 2 - - 24 12 36

    5 BKSDA Bali 2 1 60 19 16 4 - - 78 23 101 6 Balai TN. Bali Barat 1 - 75 5 21 5 2 - 99 10 109 7 BPKH Wil. VIII Denpasar 1 - 31 12 17 4 - - 49 16 65

    3 Dishut Prov Bali 18 144 81 1 244 244

  • 322

    Tengah (Unit II) : 12.225,05 ha. Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan adalah sebagai berikut

    Tabel 135. KPHL Model Bali Tengah (Unit II) No Nama Jenis No SK Tanggal SK Luas (ha)

    1 Galungan HD 629 /Menhut-II/2010 11/11/10 627,66

    2 Lemukih HD 629 /Menhut-II/2010 11/11/10 962,29

    3 Selat HD 629 /Menhut-II/2010 11/11/10 505,39

    4 Sudaji HD 629 /Menhut-II/2010 11/11/10 88,73

    5 Wanagiri HD 629 /Menhut-II/2010 11/11/10 241,88

    Jumlah 2.425,95

    3. KPHL Model Bali Timur (Unit III) Ditetapkan melalui SK Nomor : 621/Menhut-II/2011, dengan luas 22.978,00 ha. Tidak ada izin IUPHHK-HA, HTI, RE, pencadangan HTR dan penetapan HKM. Luas kawasan hutan yang belum dibebani izin pemanfaatan di KPH Model Bali Timur (Unit III) : 22.670,46 ha. Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan diberikan kepada PT. Tejakula melalui SK No. 629/Menhut-II/2010 tanggal 11 November 2010 berupa Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Desa seluas 307,54 ha.

  • 323

    V. POTENSI UNGGULAN PROVINSI BALI Provinsi Bali mempunyai keunikan tersendiri, corak daerah Bali tampak berbeda dibandingkan dengan sebagian besar daerah di Indonesia. Daya dukung kebudayaan dan kesenian dan panorama serta keindahan alam telah menjadikan Bali sebagai derah yang memiliki ciri khas tersendiri.

    Sampai saat ini pembangunan Bali masih memegang teguh prinsip-prinsip dasar pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat yang telah disepakati dengan tidak melupakan konsep sebagai perwujudan dari hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam/ lingkungannya.

    Terkait dengan itu berbagai potensi unggulan yang dimiliki Provinsi Bali merupakan aset berharga yang perlu digali dan dikembangkan serta dilestarikan dalam pencapaian pembangunan menuju Bali Mandara (Maju, Aman, Dammai dan Sejahtera). Pada sektor pariwisata keindahan alam dan daya tarik Bali sebagai salah satu destinasi terbaik dunia tentu sudah tidak terbantahkan lagi berbagai penghargaan serta pengakuan Internasional diraih Provinsi dengan seribu Pura ini antara lain : 1. Subak Sebagai Situs Warisan Dunia

    UNESCO resmi menetapkan subak, yang merupakan sistem pengairan tradisional di Bali sebagai situs warisan dunia. Pencapaian ini sekaligus menabalkan subak sebagai situs warisan dunia Indonesia ke-8 yang masuk daftar Warisan Dunia UNESCO. Komite Warisan Dunia UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) sepakat mencantumkan sistem subak sebagai situs dunia dengan nama "Lansekap Budaya Bali ". Sistem subak disebut sebagai sebuah manifestasi filosofi Tri Hita Karana ke dalam Warisan Dunia pada 29 Juni 2012.

    Subak di Provinsi Bali

    2. Batur Global Geopark

    Pengakuan gunung Batur sebagai geopark dunia (Global Geopark) pertama di Indonesia diumumkan oleh UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) dalam situs resminya pada 22 September 2012. Gunung Batur merupakan gunung berapi aktif yang terletak di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Gunung dengan ketinggian 1.717 meter dpl ini memiliki

  • 324

    kaldera yang sangat besar dan indah. Kaldera gunung Batur ini terbentuk akibat dua letusan besar yang terjadi pada 29.300 dan 20.150 tahun yang lalu. Di tengah kalderanya terdapat Danau Batur berbentuk bulan sabit. Danau Batur ini berukuran panjangnya sekitar 7,5 km dan lebar maksimum 2,5 km dengan kelilingnya mencapai 22 km dan luasnya sekitar 16 km2. Gunung Batur merupakan bagian dari rangkaian Ring of Fire Pasifik (Cincin Api Pasifik) dan menjadi salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Tercatat sejak 1804 gunung yang kini ditetapkan sebagai Global Geopark ini telah meletus sebanyak 26 kali. Penetapan kaldera gunung Batur sebagai Global Geopark tidak terlepas dari lanskap geologi yang unik dan pemandangannya yang menawan. Keunikan dan keindahan geologi, terutama kawah, kaldera, dan danau Batur, telah menjadi obyek wisata andalan di Bali. Selain itu, dari sisi budaya, masyarakat di sekitar gunung Batur pun menyajikan adat istiadat unik yang berhubungan dengan agama Hindu Bali. Salah satunya adalah adat istiadat pemakaman yang dilakukan di desa Terunyan, Kintamani. Di desa ini jenazah dimakamkan hanya dengan diletakkan di atas batu besar di tiga lokasi tertentu. Uniknya setelah berhari-hari walaupun tidak dibalsem dan tetap mengalami proses penguraian, jenazah tersebut tidak menyebarkan bau busuk.

    Batur Global Geopark

  • 325

    VI. FOTO-FOTO PENDUKUNG

    Hutan yang masih lestari Keindahan Gunung Batur

    Pura ditengah Danau Bratan

  • 326