otot bola mata

Upload: melan-lado

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    1/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Anatomi dan Fisiologi Otot Penggerak Bola Mata

    Otot-otot penggerak bola mata (otot ekstraokular) terdiri atas 6 otot yaitu 4 otot muskulus

    rektus dan 2 obliquus.

    1. Otot-otot rektus

    Keempat otot rektus mempunyai origo pada anulus Zinn yang mengelilingi nervus

    optikus di apeks posterior orbita. ereka dinamakan sesuai insersionya ke dalam sklera

    yaitu!

    a. "ektus medial.

    "ektus medial mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dua sara# optik

    yang sering memberikan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis

    retrobulbar dan berinsersi $ mm di belakang limbus. "ektus medius merupakan ototmata yang paling tebal dengan tendon terpendek.

    Otot ini menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).

    b. "ektus lateral

    "ektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di ba%a& #oramen

    optik. "ektus lateral dipersara#i ole& '. dengan peker*aan menggerakkan mata

    terutama abduksi.

    +. "ektus in#erior

    "ektus in#erior mempunyai origo pada anulus Zinn, ber*alan antara oblik in#erior dan

    bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan

    dengan oblik in#erior diikat le& ligamen o+k%ood.

    "ektus in#erior dipersara#i ole& '.. ungsi menggerakkan mata !

    1

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    2/15

    - depresi (gerak primer)

    - eksoklotorsi (gerak sekunder)

    - aduksi (gerak sekunder)

    d. "ektus superior mata

    "ektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat #isura orbita superior

    beserta lapis dura sara# optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan

    bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi / mm di belakang

    limbus dan dipersara#i +abang superior '..

    ungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata meli&at ke lateral!

    - aduksi, terutama bila tidak meli&at ke lateral

    - insiklotorsi

    2. Otot-otot obliquus

    Kedua otot ini terutama ber#ungsi untuk mengendalikan gerak torsional dan

    sedikit mengatur gerak bola mata keatas dan keba%a&.

    a. Obliquus superior

    uskulus obliquus superior adala& otot mata terpan*ang dan tertipis. Origonya

    terletak diatas dan medial #oramen opti+um dan menutupi sebagian origo muskulus

    levator palpebrae superioris dan berinsersi pada sklera di bagian temporal belakang

    bola mata. Obliquus superior dipersara#i sara# ke atau sara# troklear yang keluar

    dari bagian dorsal susunan sara# pusat.

    Otot ini mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan

    ker*a utama ter*adi bila sumbu aksi dan sumbu pengli&atan seara& atau mata meli&at

    ke ara& nasal. Otot ini ber#ungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer)

    terutama bila mata meli&at ke nasal, abduksi dan insiklotorsi.Otot oblik superior merupakan otot penggerak mata yang terpan*ang dan tertipis.

    b. Obliquus in#erior

    2

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    3/15

    Obliquus in#erior mempunyai origo pada #osa lakrimal tulang lakrimal, berinsersi

    pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersara#i sara# okulomotor,

    beker*a untuk menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi

    0ambar 1. Otot-otot ekstraokular

    Fasia

    emua otot ekstraokular dibungkus ole& #asia. idekat titik-titik insersio otot-otot ini,

    #asia bergabung dengan otot tenon. Kondensasi #asia dengan struktur orbita didekatnya (ligamen

    +&e+k) berperan sebagai origo #ungsional otot-oto- eksatraokular.

    3abel 1. ungsi otot mata

    Otot Ker*a rimer Ker*a ekunder

    uskulus rektus lateralis (") 5bduksi -

    uskulus rektus medialis 5duksi -

    uskulus rektus superior (") levasi 5duksi, intorsi

    uskulus rektus in#erior (") epresi 5duksi,ekstorsi

    uskulus oblikus superior ntorsi epresi, abduksi

    uskulus oblikus in#erior (O) kstorsi levasi, abduksi

    3abel 2. Otot-otot pasangan seara& dalam posisi menatap

    7urusan pengli&atan +ardinal ata kanan ata kiri

    1. Ke atas kanan

    2. Ke kanan

    m. rektus superior

    m. rektus lateralis

    m. obliqus in#erior

    m. rektus medialis

    3

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    4/15

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    5/15

    0ambar 8. ersara#an otot mata

    Fisiologi

    ungsi Otot enggerak 9ola ata

    'ormalnya mata mempunyai pengli&atan binokuler yaitu setiap saat terbentuk bayangan

    tunggal dari kedua bayangan yang diterima ole& kedua mata se&ingga ter*adi #usi dipusat

    pengli&atan. :al tersebut dapat ter*adi karena diperta&ankan ole& otot penggerak bola mata agar

    selalu bergerak se+ara teratur, gerakan otot yang satu akan mendapatkan keseimbangan gerak

    dari otot yang lainnya se&ingga bayangan benda yang *adi per&atian selalu *atu& tepat dikedua

    #ovea sentralis. yarat ter*adi pengli&atan binokuler normal !

    1. 3a*am pengli&atan pada kedua mata sesuda& dikoreksi re#raksi anomalinya tidak

    terlalu berbeda dan tidak terdapat aniseikonia.

    2. Otot-otot penggerak kedua bola mata seluru&nya dapat beker*a sama dengan baik,

    yakni dapat menggulirkan kedua bola mata se&ingga kedua sumbu pengli&atan

    menu*u pada benda yang men*adi pusat per&atiannya.

    8. usunan sara# pusatnya baik, yakni sanggup men#usi dua bayangan yang datang dari

    kedua retina men*adi satu bayangan tunggal.

    5

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    6/15

    9ayi yang baru la&ir, #aal pengli&atan belum normal, visus &anya dapat membedakan

    terang dan gelap sa*a. engan berkembangan umur, visus *uga ikut berkembang. ada usia $-6

    ta&un, visus men+apai maksimal. erkembangan yang pesat mulai saat kela&iran sampai ta&un-

    ta&un pertama. 9ila tidak ada anomali re#raksi ; kekeru&an media ; kelainan retina maka visus

    tetap sampai &ari tua. 3a*am pengli&atan normal berarti #iksasi dan proyeksi normal se&ingga

    mampu membedakan !

    1. 9entuk benda

    2.

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    7/15

    trabismus yang ter*adi pada kondisi pengli&atan bino+ular disebut strabismus mani#es,

    &eterotropia atau tropia. uatu deviasi yang &anya mun+ul setela& pengli&atan bino+ular

    terganggu ( misalnya dengan penutupan sala& satu mata ) disebut strabismus laten, &etero#oria

    atau #oria.

    . 3OO0

    trabismus ditimbulkan ole& kelainan motorik, sensorik dan sentral. Kelainan sensorik

    disebabkan ole& pengli&atan yang buruk berupa ptosis dan katarak kongenital. Kelainan

    sentral akibat kerusakan otak. Kelainan sensorik dan sentral menimbulkan strabismus

    konkomitan atau non paralitik. Kelainan motorik seperti paresis otot mata akan menyebabkan

    gerakan abnormal mata yang menimbulkan strabismus paralitik. 0angguan #ungsi mata

    seperti pada kasus kesala&an re#raksi berat atau pandangan yang lema& karena penyakit bisa

    berak&ir pada strabismus.

    . K5K5

    Klasi#ikasi eviasi ata (trabismus) !

    - aralitik (nonkomitan)

    - 'onparalitik (komitan)

    1. trabismus aralitik (nonkomitan)

    udut deviasi tidak sama untuk semua ara&. isebabkan karena &ilangnya #ungsi

    dari satu atau lebi& otot ekstraokular. aralitik ini dapat total atau sebagian (parese).

    3anda-tanda !

    - 0erakan mata terbatas pada daera& otot yang lumpu& beker*a.

    - 5kan ter*adi deviasi *ika mata digerakkan keara& lapangan dimana otot yang lumpu&

    beker*a, mata yang se&at akan men*urus keara& ini dengan baik, sedangkan mata yang

    sakit tertinggal. eviasi ini akan tampak lebi& *elas, bila kedua mata digerakkan

    keara& dimana otot yang lumpu& beker*a. 3etapi bila mata digerakkan keara& dimana

    otot yang lumpu& ini tidak berpengaru&, deviasinya tak tampak.

    - iplopia ter*adi pada lapangan ker*a otot yang lumpu& dan men*adi lebi& nyata bila

    mata digerakkan keara& ini.

    - Ocular torticollis (head tilting). enderita biasanya memutar keara& ker*a dari otot

    yang lumpu&. Kedudukan kepala yang miring, menolong diagnosa strabismus

    paralitikus. engan memiringkan kepalanya, diplopianya terasa berkurang.7

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    8/15

    - royeksi yang sala&. ata yang lumpu& tidak meli&at obyek pada lokalisasi yang

    benar. 9ila mata yang se&at ditutup, penderita disuru& menun*ukkan suatu obyek yang

    ada didepannya dengan tepat, maka *arinya akan menun*ukkan daera& disamping

    obyek tersebut yang sesuai dengan daera& lapangan kekuatan otot yang lumpu&. :al

    ini disebabkan, rangsangan yang nyata lebi& besar dibutu&kan ole& otot yang lumpu&,

    untuk menger*akan peker*aan itu dan &al ini menyebabkan tanggapan yang sala& pada

    penderita.- ertigo, mual-mual, disebabkan ole& diplopia dan proyeksi yang sala&. Keadaan ini

    dapat diredakan dengan menutup mata yang sakit.

    iagnosa berdasarkan !

    a. Keterbatasan gerak

    b. eviasi

    +. iplopia.

    2. trabismus 'onparalitik (komitan)

    isini kekuatan duksi dari semua otot normal dan mata yang berdeviasi mengikuti

    gerak mata yang sebela&nya pada semua ara& dan selalu berdeviasi dengan kekuatan

    yang sama. eviasi primer (deviasi pada mata yang sakit) sama dengan deviasi sekunder

    (deviasi pada mata yang se&at). ata yang ditu*ukan pada obyek disebut fixing eye,

    sedang mata yang berdeviasi disebutsquinting eye.

    ibedakan strabismus nonparalitika !

    - 'onakomodati#

    - 5komodati#

    - 9er&ubungan dengan kelainan re#raksi.

    a) trabismus 'onparalitik 'onakomodati# !

    eviasinya tela& timbul pada %aktu la&ir atau pada ta&un-ta&un pertama.

    eviasinya sama ke semua ara& dan tidak dipengaru&i ole& akomodasi. Karena itu

    penyebabnya tak ada &ubungannya dengan kelainan re#raksi atau kelumpu&an otot-otot.

    ungkin disebabkan ole&!

    8

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    9/15

    i. nsersi yang sala& dari otot-otot yang beker*a &ori=ontal

    ii. 0angguan keseimbangan gerak bola mata, dapat ter*adi karena gangguan yang

    bersi#at sentral, berupa kelainan k%antitas rangsangan pada otot. :al ini disebabkan

    kesala&an persara#an terutama dari per*alanan supranuklear, yang mengelola

    konvergensi dan divergensi. Kelainan ini dapat menimbulkan proporsi yang tidak

    baik antara kekuatan konvergensi dan divergensi .ibedakan !

    iii. Kelebi&an konvergensi ! (+onvergen+e e>+ess) pada pengli&atan *au& normal, pada

    pengli&atan dekat timbul strabismus konvergens.

    iv. Kelebi&an divergensi (divergen+e e>ess) ! pada pengli&atan dekat normal. pada

    pengli&atan *au& timbul strabismus divergens.v. Kelema&an konvergensi ! (+onvergen+e insu##i+ien+y) ! pada pengli&atan *au& normal,

    pada pengli&atan dekat timbul strabismus divergens.vi. Kelema&an divergensi (divergen+e insu##i+ien+y) ! pada pengli&atan dekat normal,

    pada pengli&atan *au& timbul strabismus konvergens.

    vii. Kekurangan daya #usi ! Kelainan daya #usi kongenital sering didapatkan. aya #usi

    ini berkembang se*ak ke+il dan selesai pada umur 6 ta&un. ni penting untuk

    pengli&atan binokuler tunggal yang menyebabkan mata meli&at lurus. 3etapi bila

    daya #usi ini terganggu se+ara kongenital atau ter*adi gangguan koordinasi

    motorisnya, maka akan menyebabkan strabismus.

    viii. ada kasus yang idiopatis, kesala&an mungkin terletak pada dasar genetik. ksotropik

    dan esotropia sering merupakan keturunan autosomal dominan. 3idak *arang

    strabismus non akomodati# tertutup ole& #aktor akomodati#, se&ingga bila kelainan

    re#raksinya dikoreksi, strabismusnya &anya diperbaiki sebagian sa*a.

    3anda-tanda !

    1. Kelainan kosmetik, se&ingga pada anak-anak yang lebi& besar merupakan beban

    mental.2. 3ak terdapat tanda-tanda astenopia.

    8. 3ak ada &ubungan dengan kelainan re#raksi.

    4. 3ak ada diplopia, karena terdapat supresi dari bayangan pada mata yang berdeviasi.

    ada strabismus yang monokuler, karena supresi dapat ter*adi ambliopia e>

    anopsia. 9ila deviasinya mulai pada umur muda dan sudut deviasinya besar, maka

    bayangan di makula yang terdapat pada mata yang #iksasi (#i>ing eye) terdapat di daera&

    9

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    10/15

    luar makula pada mata yang berdeviasi (squiting eye). 7adi terdapat abnormal retinal

    +orresponden+e (bino+ular #als pro*e+tion).

    b) trabismus 'onparalitika 5komodativa !

    0angguan keseimbangan konvergensi dan divergensi dapat *uga berdasarkan

    akomodasi, *adi ber&ubungan dengan kelainan re#raksi. apat berupa !

    - trabismus Konvergens (sotropia)

    - trabismus ivergens (ksotropia).

    1. trabismus Konvergens ; sotropia 'onparalitik 5komodativa

    inamakan *uga esotropia, dimana mata berdeviasi keara& nasal. Kelainan ini

    ber&ubungan dengan &ipermetropia atau &ipermetropia yang disertai astigmat.

    3ampak pada umur muda, antara 1-4 ta&un, dimana anak mulai mempergunakan

    akomodasinya untuk meli&at benda-benda dekat seperti mainan atau gambar-gambar.

    ula-mula timbul periodik, pada %aktu pengli&atan dekat atau bila keadaan

    umumnya terganggu, kemudian men*adi tetap, baik pada pengli&atan *au& ataupun

    dekat.

    Kadang-kadang dapat meng&ilang pada usia pubertas. 5nak yang &ipermetrop,

    mempergunakan akomodasi pada %aktu pengli&atan *au&, pada pengli&atan dekatakomodasi yang dibutu&kan lebi& banyak lagi. 5komodasi dan konvergensi erat

    &ubungannya, dengan penamba&an akomodasi konvergensinya pun bertamba& pula.

    ada anak dengan &ipermetrop ini, mulai terli&at eso#oria periodik pada pengli&atan

    dekat, disebabkan rangsangan berlebi&an untuk konvergensi. ambat laun kelainan

    deviasi ini bertamba& sampai #iksasi binokuler untuk pengli&atan dekat tak dapat

    diperta&ankan lagi, dan ter*adila& strabismus konvergens untuk dekat. Kemudian

    ter*adi pula esotropia pada pengli&atan *au&..

    2. trabismus Konvergens ; ksotropia 'onparalitik 5komodati# (Konkomitan

    5komodati#)

    ata berdeviasi keara& temporal. :ubungannya dengan miopia. ering *uga

    didapat, bila satu mata ke&ilangan pengli&atannya sedang mata yang lain

    10

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    11/15

    pengli&atannya tetap baik, se&ingga rangsangan untuk konvergensi tak ada, maka

    mata yang sakit berdeviasi keluar.

    apat dimulai dengan !

    1. Kelebi&an divergensi

    2. Kelema&an konvergensi.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    E"SO!OPIA

    trabismus ivergens 'on paralitik 5komodati# ( ksotropi Konkomitan 5komodati# ),

    dimana ditemukan posisi bola mata berdeviasi keara& temporal. ering *uga didapat, bila satu

    mata ke&ilangan pengli&atannya sedang mata yang lain pengli&atannya tetap baik, se&ingga

    rangsangan untuk konvergensi tak ada, maka mata yang sakit berdeviasi keluar.

    apat dimulai dengan !

    1. Kelebi&an divergensi

    2. Kelema&an konvergensi.

    ada miopia mulai dengan kelema&an akomodasi pada *arak dekat, orang miopia &anya

    sedikit atau tidak memerlukan akomodasi, se&ingga menimbulkan kelema&an konvergensi dan

    timbulla& kelainan eksotropia untuk pengli&atan dekat sedang untuk pengli&atan *au&nya normal.

    tetapi pada keadaan yang lebi& lan*ut, timbul *uga eksotropia pada *arak *au&. 9ila penyebabnya

    divergens yang berlebi&an yang biasanya merupakan kelainan primer mulai tampak sebagai

    eksotropia untuk *arak *au&. 3etapi lama kelamaan kekuatan konvergensi melema&, se&ingga

    men*adi kelainan yang menetap, baik untuk *au& maupun dekat.

    11

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    12/15

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    13/15

    terli&at pada #iksasi *au&. asien biasanya melakukan #usi pada pengli&atan dekat, mengatasi

    ekso#oria bersudut besar atau ke+il.

    era#i

    a. era#i Medis

    3erapi non beda& sebagian besar terbatas pada koreksi re#raksi dan terapi ambliopia.

    5pabila rasio 5@ ; 5 tinggi, pemakaian lensa minum dapat menunda tindakan beda&

    untuk sementara %aktu. Kadang A kadang lati&an konvergensi atau antisupresi dapat

    memberi keuntungan sementara.

    $. era#i Bedah

    ebagian besar pasien eksotropia intermiten memerlukan tindakan beda& bila

    kontrol ter&adap #usi nya memburuk. 3indakan beda& dapat *uga meng&ilangkan diplopia

    aau ge*ala astenopia lainnya.

    ili&an prosedur tergantung pada pengukuran deviasi. ian*urkan resesi otot rektus

    lateralis bilateral bila deviasi lebi& besar pada pengli&atan *au&. 5pabila deviasi lebi&

    besar pada pengli&atan dekat, sebaiknya dilakukan reseksi otot rektus medialis dan resesi

    rektus lateralis ipsilateral. ungkin diperlukan tindakan beda& pada satu atau ba&kan dua

    otot &ori=ontal lainnya untuk deviasi yang sangat besar ( B $C ).

    II. Eksotro#ia "onstan

    ksotropia konstan lebi& *arang dibandingkan eksotropia intermiten. Kelainan ini

    dapat di*umpai se*ak la&ir atau mun+ul belakangan se%aktu eksotropia intermiten

    berkembang men*adi eksotropia konstan.

    era*at eksotropia konstan dapat bervariasi. amanya penyakit atau adanya

    penurunan pengli&atan pada satu mata dapat men*adikan deviasi semakin besar. 5duksi

    mungkin terbatas, dan mungkin *uga di*umpai &ipertropia

    era#i

    :ampir selalu diindikasikan tindakan beda&. ili&an dan *umla& tindakan seperti

    yang di*elaskan untuk eksotropia intermiten. Overcorrectionringan pada orang de%asa dapat

    13

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    14/15

    menyebabkan diplopia. ebagian pasien dapat menyesuaikan diri dengan &al ini, terutama

    bila mereka tela& diberita&u mengenai kemungkinan ini sebelumnya.

    5pabila sala& satu mata mengalami penurunan pengli&atan, prognosis untuk

    memperta&ankan posisi yang stabil kurang baik, dengan kemungkinan yang besar akan

    kambu&nya eksotropia setela& pembeda&an.

    Pemeriksaan

    emeriksaan yang dilakukan !

    1. emeriksaan re#raksi &arus dilakukan dengan sikloplegia, untuk meng&ilangkan pengaru&

    dari akomodasi.2. engukuran dera*at deviasi dengan tes :irs+&berg, tes Krismky, tes addo> +ross.

    8. emeriksaan kekuatan duksi, untuk mengukur kekuatan otot yang bergerak pada ara&

    &ori=ontal (adduksiD m.rektus medialis? abduksiD m.rektus lateralis).

    Pengo$atan!

    1. koreksi dari kelainan re#raksi, dengan sikloplegia.

    2. &indari ambliopia dengan penetesan atropin atau penutupan pada mata yang se&at.

    8. meluruskan aksis visualis dengan operasi (mata men*adi orto#ori).

    4. memperbaiki pengli&atan binokuler dengan lati&an ortoptik.

    engobatan dengan koreksi re#raksi pada eksotropia merupakan &al yang penting dan

    &arus dilakukan dengan &ati-&ati. 9ila pasien eksotropia dengan &ipermetropia maka &arus diberi

    ka+amata dengan ukuran yang kurang dari se&arusnya unutk merangsang akomodasi dan

    konvergensi.

    9ila pasien menderita miopia maka &arus diberi ka+amata yang lebi& besar ukurannya

    dari se&arusnya untuk merangsangakomodasi konvergensi.

    'amun pada dasarnya pengobatan iala& operasi. :arus dipertimbangkan sebelumnya &al-

    &al sebagai berikut!1. 9esarnya sudut deviasi

    2. erbandingan pengukuran deviasi untuk *au& dan dekat.

    Operasi pada eksotropia tergantung pada *enis eksotropianya, biasanya dilakukan

    resesi otot rektus lateral dan reseksi otot rektus medial mata yang sama pada yang berdeviasi.

    14

  • 8/10/2019 Otot Bola Mata

    15/15

    BAB III

    "ESIMPULAN

    ksotropia merupakan *enis strabismus divergen. ksotropia intermiten merupakan

    penyebab lebi& dari separu& kasus eksotropia. ari anamnesis sering diketa&ui ba&%a kelainan

    tersebut memburuk se+ara progresi#. uatu tanda k&as adala& penutupan satu mata dalam +a&aya

    terang. ksotropia mani#es pertama A tama terli&at pada #iksasi *au&. asien biasanya melakukan

    #usi pada pengli&atan dekat, mengatasi ekso#oria bersudut besar atau ke+il. 3erapi non beda&

    sebagian besar terbatas pada koreksi re#raksi dan terapi ambliopia. ebagian besar pasien

    eksotropia intermiten memerlukan tindakan beda& bila kontrol ter&adap #usinya memburuk.

    ksotropia konstan lebi& *arang dibandingkan eksotropia intermiten. Kelainan ini

    di*umpai se*ak la&ir atau mun+ul belakangan se%aktu eksotropia intermiten berkembang men*adi

    eksotropia intermiten. era*at eksotropia konstan dapat bervariasi. amanya penyakit atau

    adanya penurunan pengli&atan pada satu mata. 5mbliopia *arang ter*adi bila tidak ada

    anisometropia dan sering terli&at perpinda&an spontan mata yang melakukan #iksasi. :ampir

    selalu diindikasikan tindakan beda&. ili&an dan *umla& tindakan seperti yang di*elaskan untuk

    eksotropia intermiten. Overcorrectionringan pada orang de%asa dapat menyebabkan diplopia.

    ebagian pasien dapat menyesuaikan diri dengan &al ini, terutama bila mereka tela& diberita&u

    mengenai kemungkinan ini sebelumnya. 5pabila sala& satu mata mengalami penurunan

    pengli&atan, prognosis untuk memperta&ankan posisi yang stabil kurang baik, dengan

    kemungkinan yang besar akan kambu&nya eksotropia setela& pembeda&an.

    15