ot)a2-3)f!te/ijjf;. -...

123
Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. ' - ' ,:'', i/\:\i : METODE PENDIDIKAN SOSIAL ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM ( Penelitian Terhadap llmu Pendidikan Islam ) . . Oleh: Ors. A. KAHAR MUZAKAR HASBI LEMBAGA PENELITIAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 1996

Upload: duongphuc

Post on 06-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. ' - ' ,:'', i/\:\i :

METODE PENDIDIKAN SOSIAL ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM

( Penelitian Terhadap llmu Pendidikan Islam ) . .

Oleh:

Ors. A. KAHAR MUZAKAR HASBI

LEMBAGA PENELITIAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

1996

Page 2: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Ilahi Robbi,

yang telah memberi nikmat kurnia dengan dapat menyelesai­

kan peneli tian ini, semoga shalawat dan salam dilimpahkan

kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memba­

wa umatnya ke jalan lurus.

Banyak hal di sekeliling kita dilupakan padahal sa­

ngat penting sekali bagi kehidupan umat, yang menyangkut

pendidikan sosial anak dalam keluarga, terutama umat Is­

lam.

Untuk i tu tidak melupakan kepada semua pihak yang

telah membantu penyelesaian penelitian ini, penulis me­

nyampaikan terima kasih.

Akhirnya semoga pahala bagi hambanya yang beramal

baik dilimpahkan sesuai dengan amalnya.

Bandung, Ju 1 i 1996

Penulis

Page 3: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................... i

ii DAFTAR ISI

BAB I. P E N D A H U L U A N 1

A. Latar Belakang Masalah ................. 1

B. Perumusan Masalah

c. Tujuan Penelitian

6

7

D. Kerangka Pemikiran ..................... 7

E. Langkah-langkah Penelitian ............. 11

BAB II. DESKRIPSI TENTANG ILMU PENDIDIKAN ISLAM... 15

A. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam....... 15

B. Tujuan Ilmu Pendidikan Islam........... 24

C. Metode Pendidikan Islam................ 30

D. Sumber Ilmu Pendidikan Islam........... 36

BAB III. KELUARGA MUSLIM DAN PENDIDIKAN SOSIAL ANAK

DALAM KELUARGA MUSLIM..................... 41

A. Keluarga Muslim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41

1. Pengertian .......................... 41

2. Konsep Dasar Pendidikan Keluarga Mus-

1 im . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 2

3. Problematika Pendidikan Keluarga Mus-

1 im . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 9

4. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga Mus

lim 53

Page 4: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

Halaman

B. Pendidikan Sosial Anak Dalam Keluarga

Muslim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56

1. Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56

2. Tujuan Pendidikan Sosial Anak Dalam

Keluarg a Muslim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

3. Materi Pendidikan Sosial Anak Dalam

Keluarga Muslim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

BAB IV. METODE PENDIDIKAN SOSIAL ANAK DALAf1 KELUAR-

GA MUSLIM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 4

A. Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 4

B. Konsep Dasar Metode Pendidikan Sosial .. 75

C. Metode Pendidikan Sosial Anak Dalam Ke-

luarga Muslim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 O

BAB V. P E N U T U P ............................. 114

A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 114

B. Implikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 115

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 118

Page 5: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai

peranan yang sangat penting untuk menjaga dan menjamin ke-

langsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Tanpa proses

pendidikan nilai-nilai budaya, sosial, pengetahuan dan ni-

lai moral tidak dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

Di sisi lain pendidikanpun merupakan suatu bagian

yang tidak dapat dipisahkan, baik secara individu maupun

kelompok, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana un-

tuk rnencapai tu ju an hidup.

H.M. Arifin dalam bukunya Pilsafat Pendidikan Islam,

mengemukakan sebagai berikut :

Suatu proses yang diingini dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu menga­rahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal ke­mampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individu dan sosial serta hamba Tuhan yang me­ngabdikan diri kepada-Nya (H.M. Arifin, 1987 : 10).

Senada dengan hal di atas, menurut Hasan Langgulung

(1988:35) pendidikan yang baik adalah yang memberikan sum-

bangan pada semua bidang pertumbuhan individu. Dalam per-

tumbuhan akal (intelektual) pendidikan yang baik dapat me-

nolong individu mendidik dan menghaluskan perasaannya ser-

ta mengarahkan ke arah yang diingini sehingga menjadi ke-

kuatan dan motivasi ke arah kebaikan. Dalam bidang spiri-

tual, pendidikan dapat menolong individu untuk menguatkan

Page 6: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

iman, aqidah dan pengetahuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dengan ajaran serta moral agamanya.

Dalam bidang sosial, pendidikan dapat memainkan peranan

utama dalam menyiapkan individu mengbadapi kehidupan so.­

sial yang berhasil dan produkt-if.

Jadi jelaslah bahwa pendidikan secara fungsional m

mengemban tugas mewariskan, meneruskan, menanamkan, meng­

integrasikan nilai-nilai hidup m~nusia, baik nilai inte.­

lektual, politik, sosial, budaya dan moral spiritual.

2

Setiap kita renungkan keadaan. masyarakat di berbagai

tempat akan didapati bahwa masyarakat itu mengalami ber­

bagai masalah budaya, ekonomi, sosial dan politik.

Untuk itulah diantara segi-segi pertumbuhsn dan persiapan

yang mungkin disumbangkan oleh pendidikan kepada individu

adalah membuka pribadinya dan mengembangkan berbagai segi­

nya ke arah yang ingin dicapai oleh tujuan pendidikan ter­

sebut, dengan cars memperkenalkan kepadanya akan hak-hak

yang diberikan oleh Tuhan sebagai individu di dalam suatu

masyarakat, begitu juga kewajiban-kewajib~n, tanggung ja­

wab dan kemestian-kemestian eebagai akibat dari hak-hak

ini. Ia juga hilJ.>Ul!J;:diper!l:iapkan untuk mengadakan hubung­

an-hubungan sosial yang berhasil dan produktif.

Kiranya merupakan kettetapan eksperimental dan tak­

tual bahwa keselamatan dan kekuatan masyarakat tergantung

pada keselamatan individu dan persiapannya.

Page 7: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

Mass depsn yang mulis tergsntung di tsngsn generssi

muds, ini bersrti bahwa di tangan ibu bapaklah terletak

kendslinys. Kelusrgalsh sebagai pransts sosial pertams d

dan utama tak dapst disangksl lsgi mempunysi srti penting

strstegis dslsm mengisi dan membeksli puters-puteri yang

tengsh mencsri mskns kebfpupsnnys. Dengsn demikisn, lsng­

ksh snsk selsnjutnya tergsntung bsgailil111ns orang tus mem -

persaapksn pendidiksn bsgi snsk dalam kelusrgs. K~rens

dengsn bergitu selur¢1 snsk dspst disndslksn menjadi be­

nih yang bsik. Sebsgimsna yang dikemuksksn oleh Boeh@~il

( 1993:47) :

3

Ansk sdslsh snugersh dari Allah swt., Dis diterims demgsn sepuluh jsri terbuks oleh setisp orang tuanya. Bsiknya pemelihsrsan anak sekarang, akan sukseslsh di kemudian hari. Ibarat bercocok tanam, jika pemelihara­annya baik, maka baik pula tumbuhnya, dan niscaya bush­nyapun akan baik. Tentu kelak akan akan menerima hasil yang menguntu~gkan. Namun sebaliknys, bile jelek peme-1 iharaannys, akan jelek pula tumbuhnye, den buahnyapun tidsk mungkin berhaeil dengan baik. Demikiam jugs pe... meliharaan terhedap anak kits, tergentung bsgeimana care kits mendidiknya.

Dalem @spek pendidiken anak ini, Islam telah banyak

memberikan tuntunen yang bersifet praktis, sehingga mudsh

sekali untuk diterapkan.

Namun, akibat deri dampak negstif Ilmu Pengetshuan

den Teknologi (IPTEK), bsnysk orang tua yang bersnggapsn

bshwa pendidikan anak dalam k~luarga tidaklah penting.

Mereka beranggapan, bahwa dengan terpenuhinya kebutuhan

materi anak, make tanggung jawab orang t.u1.1 sudah terpenu­

hi. Dengan memenuhi setiap permintaan anak-anaknya, msks

tanggung jawsbnya sebegei orang tus sudah selessi.

Page 8: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

4

Kita sering melihat, suatu keluarga di mane kedua @ -

rang tuanya sibuk bekerja. Pergi pagi pulang malam.

Sedangkan anak-anaknya hanya diasuh oleh pembantu11.,Sehill:lg«i.

ga tidaklah aneh apabila si anak lebih akrab dengan pemban­

tu daripada orang tuanya. Tak jarang terjadi orang tua di -

kenal anaknya sebagai rekan dalam berpoya-poya dan bersenang­

senang, bukannya dijadikan panuta~ dan tauladan.

Kesimpulan hasil penelitian yang diungkapkan oleh

Suharko dalam seminar sehari 11 Peran Orang Tua dalam Mening­

katkan Kualitas Anak11 , menunjukan 85,5 % orang tua yang di­

teliti tidak mampu mengawasi anak-anaknya, hal ini menunjuk­

an pule bahwa tidak banyak orang tua yang mampu mendidik

anaknya, padahal per~n orang tua dalam mendidik anak dalam

keluarga sangat penting dan strategis, sebab tidak semua a

aspek pendidikan diajarkan di aekolah, dianterenye pendidik­

an aikap prilaku den budi pekerti. Kedue maaalah ini tidak

diajarkan di a@kolah, berdaaarkan Undang-undeng No. 2 Tahun

1989 tenteng pokok-pokok pendidikan {Republika, 12 Dea. 93).

Dengan simpulan penelitian aeperti teraebut di ates,

maka tak heran bile kite menyakaikan insiden etau tregedi

yang menghebohken di kalangan enak atau remaje aemekin me~

ningkat, umpamanya saja perkelahian massal, mencuri, ter -

libat nerkotik den aebagainya. Menurut Gerungan {1973:213)

tindakan anak atau remaje yang bersifat anti sosial ter -

sebut, diaebabkan anak kurang mengalami perhatian orang tua

akan perkembangan :p.orma-norma dan diaiplin keluarga.

Page 9: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

5

Namun hal semacam ini kurang disadari oleh para orang tua,

padahal menurut Baihaqi A.K. : "Jika terjadi insiden di

kalangan anak atau remaja, maka orang tualah yang menjadi

sorotan paling tajam, sebagai pihak pertama yang bersalah.

Karena itu, adalah suatu hal yang ironis apabila peranan,

fungsi dan pengembangan lembaga pendidikan formal semakin

banyak dikaji, sedangkan metode atau tehnik orang tua men­

didik anak, khususnya dalam rumah tangga, seakan terabaikan"

(Baihaqi A.K., 1992: 12).

Usaha yang paling argumentatif adalah peninjauan

masalah ini dari kacamata Islam, sebab berhasil dan gagal­

nya pendidikan keluarga dalam Islam, sepenuhnya tergantung

pada kemampuan kita memahami minhajul Islam (metode) yang

diterapkan dalam lingkungan keluarga yang berlandaskan pada

Al-Qur'an dan Sunnah (Jalaluddin Rahmat dan Muhtar G.,

1993 : 119).

Kita tidak dapat menyalahkan IPTEK, karena IPTEK te­

lah menjadi tumpuan harapan manusia. Manusia mengharapkan

kehidupan yang lebih baik berkat kemajuan yang telah dira­

ihnya, namun pada gilirannya manusia harus menjaga dirinya

agar setiap sikap dan tindakannya tidak menimbulkan dampak

penyimpangan pada norma-norma sosial.

Sudah merupakan keyakinan jika akan merasa terikat

dengan ikatan aqidah, pemikiran, sejarah dan sosial, maka

ia terdidik atas dasar taqwa. Bahkan akan memiliki benteng

aqidah ketuhanan yang dapat mengungguli jahiliya, akan

menang melawan naf su dan akan berjalan lurus di atas ke-

Page 10: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

6

Berdasarkan uraian di atas. maka penulis tertarik

untuk meneliti tentang bagaimana metode pendidikan sosial

anak dalam keluarga muslim menurut kajian ilmu pendidikan

Islam. Dengan demikian judul penelitian ini adalah :

"METODE PENDIDIKAN SOSIAL ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM"

(tinjauan IlmucPendidikan Islam).

B. Perumusan Masalah

Dengan melihat later belakang masalah yang telah di­

kemukakan di atas, maka dapat ditetapkan persoalan pokok - .

yang akan dianalisis selanjutnya adalah :

1. Apakah yang dimaksud pendidikan sosial menurut Ilmu Pen­

didikan Islam ?

2. Bagaimana konsep pendidikan sosial anak dalam keluarga

menurut Ilmu Pendidikan Islam ?

3. Bagaimana metode pendidikan sosial anak dalam keluarga

menurut llmu Pendidikan Islam ?

Untuk menjaga kesimpangsi'iu!an;.dan untuk memudahkan

dalam mem.!llhami pembahasan ini, perlu dikemukakan beberapa

pembatasan istilah yang tersangkut paut dengan uraian ini

yaitu tentang metode, pendidikan sosial anak dan keluarga

muslim.

Metode menurut Winarno Surskhmad (1986:75) sdslah

"cars yang di dalsm fungsinya merupaksn slat untuk menca­

pai tujuan".

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan sosial

menurut Ulwan (1981:391) yaitu: pendidikan anak sejsk

dini agar terbiasa menjalankan tatakrama sosial yang baik

dan dasar-dssar kejiwaan yang mulia. den bersumberkan pa-

Page 11: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

7

da akidah Islamiyah yang ablidi, agar di me,,yarakat nanti ia

bisa tampil dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbang­

an akal yang matang den tindakan yang bijaksana.

Adapun yang dimaksud dengan keluarga muslim yaitu "ke­

luarga yang memegang ajaran Islam sebagai tatanan hidup ang­

gota keluarganya (Majatah Nasehat Perkawinanj No. 227,: 50).

c. Tu.luan Penelitian

Dari pokok permasalahan tersebut di etas, dapat dite­

tapkan bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : .

1. Untuk mengetahui maksud pendidikan sosial anak menurut

Ilmu Pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui konsep pendidikan sosial anak dalam ke­

luarga manurut Ilmu Pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui metode pendidikan sosial anak dalam

keluarga muslim menurut Ilmu Pendidikan Islam.

D. Kerangka Pemikiran

Keprihatinan terhadap tingk.ah laku anak tidaklah se­

kedar kejengkelan akan kenakalannya, melainkan jugs kepri-.

hatinan dalam menghadapi mesa depan. Karena itu di samping

masalah-masalah pemenuhan kebutuhan primer akan kelanjutan

hidup, soaialisasi anak telah menjadi .salah satu tema utama

dari dinamika peradaban. Semakin meningkat peradaban manu#ia

ternyata tidak menjadikan sosialisasi anak tersebut semakin

mudah, tetapi sebaliknya. Untuk menghadapinya disepskati bah­

wa pendidikan adalah media yang paling ampuh, den karenanya

pendidikan anak menjadi sengat perlu (Baiheqi A.K. 1992:i2).

Page 12: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

8

Dalsm aspek pendidikan ansk ini, Islam Telsh membe­

ri banysk tuntunsn yang bersifst praktis, sehinggs mudah

seksli diterapkan. Baik pendidikan yang mengarsh psda

kesempurnaan akal, ketshanan fisik, maupun pendidikan ag­

ar anak memiliki kesucian jiwa sejati.

Secars empiris dsn nyats, bahwa selamatnya masyara-

kat tergantung dari sehatnya snggota masyarakat dan cara

mempersispkannya. Karenanya Islam memperhatikan pendidik-

an sosial dan tingkahfu lakunys sehingga, apabila mereks

terdidik dan berkiprsh di panggung kehidupan, mereka da-

pat memberikan gsmbarsn yang bensr tentsng msnusia yang

csksp, beraksl dan bijak (Nasih Ulwan, 1992:1).

Hal tersebut di atas, merupakan tanggung jawab orang

tus, ksrena telah diberi kuasa oleh Tuhan untuk mengaBuh

anak-anaknya, karena:q.inak adalah amanat Allah yang wajib

dipertanggung jawabkan, terutama tanggung jawab dalam pe­

nyelenggaraan pendidikan dalam rumah tangga. Salah satu

firman Allah : ·~µ-;; / 7,} /~,:I 1/7-! .. ,,,,,,; /) ~\\(~:(~ I' r. I ,.. · · I I · I · ..\l ~ 1; J 0 •, !...l ;~~,;.)..J ~ CJ""'____./, I • •

Hsi orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka ••• (Depag RI, 1977:951).

Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa pendidikan

yang diberikan keluarga 11w1rupiiikim: wng&h• pendidikan yang

pertama dan utama jugs pendidikan keluarga ini merupakan

dasar yang fundamental dari perkembangan anak.

Keluarga belumlah cukup melengkapi tugaanya dengan

sempurna dalam pendidikan anak-anak sehingga is dapat

~ -····

Page 13: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

9

menolong anak-anak tumbuh dari segi sosial (Hasan Langgulung

1989:376).

Berkai;l;_an dengan hal di atas, Ramayulis (1990:77)

mengemukakan sebagai berikut :

Pertumbuhna sosial melibatkan pendidikan sosial yang melibatkan pula bimbingan terhadap tingkah laku sosi­al, ekonomi dan politik dalam rangka akidah Islam yang betul dan ajaran-ajaran dan hukum-hukum agama yang de­pot meningkatkan iman, taqwa, takut kepada Allah dan mengerjakan ajaran-ajaran agamanya yang mendorong ke~ pado produksi, menhhargai waktu, jujur ikhlas dalam perbuatan, adil, kasih sayang, ihsan, mementingkan orang lain, menjaga kemaslahatan umum dan lain-lain bentuk akhlak yang mempunyai nilai-nilai sosial.

Sehubungan dengan tugas serta tonggung jawab itu

ada baiknya orang tua mengetahui sedikit tentang apa ~an_

bagaimana pendidikan anak dalam rumah tangga, Pengertahu-

an tentang metode itu sekurang-kurangnya dapat menjadi

penuntun, rambu-rambu bagi orang tua dalam menjalankan

tugasnya, khususnya dalam metode pendidikan soaial anak.

Bagaimana cars mendidik yang berlaku dalam keluarga itu,

demikianlah cars anak itu meraksi terhadap lingkungannya

(Ngalim Purwanto, 1992:9~).

Dal®m~p®ndidikan Islam, metode merupakan slat pen-

capaian tujuan, make diperlukan pengetahuan tentang tu-

juan itu sendiri. Perumusan tujuan dengan sejelas-jelas­

nya merupakan persyaratan terpenting sebelum seseorang

menentukan dan memilih metode yang tepat (Zuhairini dkk,

1983:79). Sedangkan dalam proses perekmbangan pendidikan

di Indonesia, khususnya yangtberkaitan dengan metode pen­

didikan dalam keluarga seakan terabaikan.

Page 14: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

10

Berangkali keadaan seperti inilah yang menimbulkan

pertanyrian untuk memrari jawabannya. Kelau ditulis dengan

pertanyaan yang lebih kongkrit lagi, metode apakah yang

paling tepat dalam pendidikan keluarga ? oleh karena itu-

lah peran ilmu pendidikan Islam sensntiasa berusaha mene-

liti tentang metode pendidikan dalam keluarga khususnya

dalam pendidikan sosial anak. Nmmun perlu diingat bahwa

untuk menentukan suatu metode tidak terlepas dari materi

yang akan disampaikan, tujuan yang ingin dicapai. Untuk

itulah, make dalam penelitian ini dari permasalahan ter-

sebut di ates, penulis terlebih dahulu menguraikan konsep

pendidikan sosial dalam keluarga menurut Islam yang beri-

si pengertian, tujuan serta materi. Kemudian dilanjutkan

dengan metode pendidikan sosial anak dalam keluarga muslim

menurut kajian ilmu pendidikan Islam. Jika dibuat skema,

maka metode pendidikan sosial anak dalam keluarga muslim

menurut tinjauan ilmu pendidikan Islam sebagai berikut :

Ilmu en

Islam

ika-R

• Pengertian • Tujuan

Met ode • Sumber

"Ke uarga Muslim dan Pendidikan

Sosial Anak da­lam Keluarga Mus lim

A. Keluarga Mus­lim

B. Pendidikan So sial Anak da­lam Keluaraga Muslim

Anak dalam ke-

B. c.

sial Anak dalam Ke-1 uarga r·· Muslim

Page 15: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

11

E. Langkah-langkah Penelitian

Untuk merumuskan metode pendidikan sosial anak da­

lam keluarga Muslim ini diperlukan sejumlah data. Perma­

salahan ini merujuk kepada pedoman penelitian. Sunan Gunung

Djati Bandung (1987 8), bahwa proses langkah-langkah pe­

nelitian terdiri dari : penentuan jenis data, penentuan

sumber data, cara pengolahan data dan analisis data.

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data

kualitatif. Sebagaimana Lexy J. Molleong (91 : 5) mengata­

kan bahwa prosedur penelitian kualitatif yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Jenis data kualitatif ini meliputi

a. Teori-teori ilmu Pendidikan Islam

b. Konsep Pendidikan Sosial anak dalam keluarga Muslim

c. Analisis metode pendidikan sosial anak dalam keluarga

Muslim.

2. Sumber Data

a. Sumber teori-teori ilmu pendidikan Islam diantaranya :

- Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam, Rosdakarya,

Bandung.

- Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Rosdakarya,

Bandung.

b. Sumber Konsep Pendidikan Sosial anak dalam keluarga

Muslim diantaranya :

Page 16: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

- Pengantar Pendidikan Sosial, Usaha Nasional, 1981 1

Surabaya.

12

- Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, CV Asy-Syifa',

Semarang.

- Prinsip-prinsip Metode Pendidikan Islam, Dipenogoro,

1989, Bandung.

- Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Al Bay~p 1993,

Bandung.

~·- s~er:. metode ,pen\i_;l;_dik_?,~'-.s.os!-:~i'i.J- dalam1_keluarga musl.im;

- Pendidikan dalam Rumah Tangga, Kalam Mulia, 1990,

Jakarta.

- Sosiologi Pendidikan, Tarsito, 1986, Bandung.

- Pendidikan Berdaaarkan Al Quran, Rineka Cipta, 1990,

Jakarta.

- Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, Bulan Bintang,

1987, Jakarta.

- Kehidupan M~mu>ut Islam, Diponegoro~ 1993, Bandung.

- Psikologi Sosial, Eresco, 1991, Jakarta.

3. Pengumpulan !2.!!!!. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumenter, karena dengan metode ini dapat mengung­

kapkan atau menguraikan spa yang ads dalam dokumen terse­

but baik mesa sekarang maupun mass yang lampau.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Winarno Surakhmad

(1990 : 132) bahwa metode dokumenter bertujuan untuk meng­

uraikan dan menjelaskan spa yang terjadi pads mesa lampau

Page 17: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

maupun masa sekarang. Yang dimaksud dalam penelitian ini

adalall berupa buku-buku yang b'!lrhubungan dengan pembahas-

an masalah.:

Adapun tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan studi literatur (bookc@~rv~y),

yaitu dengan mengadakan pencarian data-data melalui buku-

buku yang ada kaitannya dengan pembahasan masalah.

4. Analisis ~

Ur.tuk menganalisis tentang ~®t@d~ pendidik®n sosial

anak dalam keluarga muslim ini yaitu dengan melakukan pen-

dekatan berfikir induksi dan deduksi. Sebagaimana yang di­

katakan oleh w. Peospoprogjo (1985 : 15) blllhHlill-induksi ;

adalah proses pemikiran tentang pengetahuan yang bersif at

khusus menuju ysmg bersifat umum, sedangkan deduksi; ada-

lah proses pemikiran tentang pengetahuan yang bersifat

umum menuju yang bersifat khusus.

Dengan dl!lmiki@n dalam analisis data ini akan dila-

kukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Menginventarisasi informasi yang berhubung®n dengan ma­

salah pendidikan pada umumnya.

b. Menginventarisasi buku-buku yang berhubungan dengan ma­

salah pendidikan pada umumnya, pendidikan Islam jugs

pendidikan sosial.

c. Menginventarisasi konsep pendidikan sosial anak dala~

keluarga muslim.

d. Mengkategorisasikan konsep-konsep metode pendidikan

sosial anak dalam keluarga muslim menurut ilmu pendi ' .. -

Page 18: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

dikan Islam, sekaligus menganalisisnya secara logia ser­

ta menlengkapinya dengan bimbingan teori yang ada.

14

Page 19: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

BAB II

DESKRIPSI TENTANG ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian

Pengertian pendidikan Islam erst hubungannya dengan

pengertian pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu:sebelum

penulis mengemukakan pengertian pendidikan Islam, terlebih

dahulu akan penulis kemukakan beberapa pengertian pada umum-

nya.

Pengertian pendidikan mempunyai arti menanamkan tabiat

yang baik agar anak-anak mempunyai s:i,flilt yang baik dan ber­

budi utama. Dalam mendidik, yang •lebih dipentingkan adalah

segi pembentukan pribadi anak (Zuhairini, 1983 : 27).

Menurut Lengeveld pendidikan adalah pemberian bimbing­

a n dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Jedi kalau

sudah tidak memerlukan lagi pertolongan atau bimbingan ti -

dak perlu lagi didik (Imam Barnadib, 1987 : 25).

Adapun menurut Jhon Dewey pendidikan adalah suatu

proses pembaharuan makna pemgalaman, mungkin llkilill]..,-tilrjadi

dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang deWD£1®-: dengan

orang muda, mungkin pula terjadi secure sengaja dilembaga~~

kan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini ter­

lihat melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang

yang belum dewasa dan kelompok dimana ia hidup (Soekarno

c:!ctn Ahmad Supardi, 1987 : 6-7).

Dalam hal ini Hamdani Ali (1987:8) memberikan defini­

si pendidikan sebagai berikut :

Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengala-

Page 20: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

16

mannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada gene­rasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hi -dupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.

Jadi pendidikan mencakup segala kegiatan yang mem'L~~·,

punyai tujuan untuk membentuk generasi muda yang berwawasan

luas dan mempunyai tanggung jawab dalam kehidupannya, dalam

pengertian lain pendidikan ialah mengarahkan siswa ke arah

kedewasaannya.

Dan Ahmad Marimba ( 1987 : 19 ) memberikan pengerti-

an bahwa : 11 Pendidikan adalah bimbingan dan pimpinan seca­

ra sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jaamani dan

rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama\!.

Abu Ahmadi ( 1977 : 8-9) mendukung pend!lpat di atas,

bahwa pendidikan adalah segala usaha atau upaya orang yang

telah dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk me­

mimpin perkembangan j asmani, rohanic'den pikiran anak-anak,..

Dengan kata lain, pendidikan adalah bantuan yang diberikan

secara sadar dan sengaja kepada anak didik, dalam pertumbu-

han jasmani serta rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.

Ngalim Purwanto ( 1985 : 11 ) mengartikan pendidikan

ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

abak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani-

nya. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa pendidikan ada­

lah pimpinsn yang diberikan dengan sengaja oleh orang de­

wasa kepada anak didik, dalam pertumbuhannya ( jasmailtilldan

rohaninya ).

Herman H. Horne berpendapat bahwa : 11 Bendidikan ada..,

Page 21: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

17 ~ , ' '

lah proses~yang terus menerus dari penyesuaian yang lebih

tinggi bagi manusis yang telah berkembsng, yang bebss dsn

sadsr kepada Tuhsn, seperti term~nipestasikan dalam alam

intelektusl dan emosional" (Soekarno dan Ahmad Supardi,

1987 : 7).

Ahmad Tafsir (1990 : 6) mendefinisikan, pendidikan

adalah usaha meningkatkan diri dari segala sspeknya. Dslam

pengertian tersebut mencakup kegiatan pendidikan, bsik

yang melibatkan guru atau yang tidak melibatkan guru. Se­

dangksn aspek yang dibina dalam pengertian ~endidiksn ter­

sebut adalah meliputi segala aspeknya.

Dari beberapa pendap~t tersebut di atas, dspatlah

disimpulkan bahwa pendidikan ialah suatu proses penanamsn

nilai (values imparting) yang sengaja dan disadsri, untuk

menolong anak didik agar dapat berkembang (dewssa) jssma­

ni dan rohani, sksl dan hati sehinggs dapat mencapai kua-

1 i ta s hidup (pribadi utama), sehingga·dapat men~pai hidup l

bahagis lahir dan batin, baik secars individu maupun dalam

kehidupan masyarskat.

Selanjutnys dalam ~emahami pendidikan Islam berarti

kite harus menganaliss: secara pedagogis suatu . 11spek uta­

ma dsri misi agama yang diutrunkan pada manusia. Oleh ka­

rena itu Islam sebagai petunjuk ilahi mengsndung implika­

si pedagogis (kependidikan) yang mampu ~embimbing dan me-

ngarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim dan muh­

sin melalui proses tshap demi tahap.

Page 22: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

18

Bila kita ingin mengetahui pengertian pendidikan '

Islam, maka harus melihat kata arabnya karena ajaran Islam

itu diturunkan dalam bahasa teraebut. Dalam bahasa arab

ada beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam penger­

t ian pendidikan. Ada istilah yang biaaa dipergunakan yaitu

kata 11 ta' lim" ( ~ie; ) , hal ini sesuai dengan firman Allah

SWT. dalam aurat al-Baqarah : 31, yang berbunyi :

:1 ;_~ .~1, ,:,; '·I _:J~ ~111 ~ /:::;,;:) ~~C-i1;~;t;~ ..,... J -.r - ,I • , r. ... ,., r-... / .... /, \ 1.>., ~ ff

A t i ( '('I ' ;, )-.! I ) . r,; .\.,,.o , •• : .• :i.~~.A r nya : . ....___,,, .. \r ...

"Dan Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama benda itu aemuanya, kemudian menegmukakannya kepada para malai­kat, lalu berfirman : 11 Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang yang benar" (Depag RI,1989: 14).

Ilmu yang telah diberikan kepada Nabi Adam, dengan

segala fotensinya yang telah diciptakan untuknya, menyebab-

kan ia lebih utama daripada malaikat. Hal ini pulalah yang

menyebabkan mereka harus sujud kepadanya.

Kata 11 Ta' dib" ( '-:": ;~) artinya pendidikan khusus, ju­

g a dipergunakan seperti sebuah hadits Rasulullah SAW. yang

berbunyi :

Artinya :

"Allah teleh mendidikku, maka ia memberikan ke:padaku sebaik-baik pendidikan (Naquib Alatas, 1984:60).

Disamping itu kata "Tarbiyah" ( ~_;) dipergunakan

juga untuk pendidikan. Seperti firman Allah dalam surat

Al-Iara ayat 24, yang berbunyi :

Page 23: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

19

Artinya :

"Dan ucapkanlah, wahai Tuhanku kasihanilah mereks keduanya, sebageimana mereks teleh mendidikku di waktu kecil (Depag RI, 1989 : 428).

Ketiga istilah tersebut di etas, dapst dipergunakan

dengan pengertian yang sama. Namun demikisn istilah-isti­

lah tersebut telah menimbulkan perbedssn pendspst serta

perdebstan disntsrs para ahli pemdidiksn. Mereks berbeda

pendspst dalam menentuksn istilah yang mansksh yang paling

tepat untuk m0nimjl!lkkllin' p1J1d1:t 'kegiatsn pendidiksn. Disntsra

mereks ads yang memilih Ts 1 lim ada yang memilih.Ta 1dib den

eds pula yang memilih Tarbiysh-lah yang paling tepat,

dengsn mengemukakan argumentssi mesing-masing.

S b v.\.. d • b h t . e again ari mereka menganggap a wa, .. a' lim hsnya

berarti pengajaran. Dengan demikisn maka istileh .ta'lim

terbatas hanya p~da kegiatan penyampaian atau memssukksn

ilmu pengetahusn ke dalam otsk ansk didik, sehinggs mempu~

nyai erti yang lebih sempit daripsda pendidiksn.

Dengsn kata lain, te 1 lim merupakan bagian deri pendidiksn.

Al~Att11w ·berp®!ndspiii!t. bahwa. kata Tarbiyah;.wang biass

dipergunakan sekarsng ini di negars-negara berbshsss sreb,

terlalu luas. Sebsb untuk binatang den tumbuh-tumbuhan,

yang berarti memelihsrs, membela dan lain-lain jugs diper­

gunskan kats Tarbiyah. Sedsngkan pendidiksn hsnys dipergu­

nsksn untuk manusis. Dengsn demikien, make istilsh

Tsrbiysh untuk pendidiksn kursng tepst. Istilsh

Page 24: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

20

yang tepat untuk pendidikan menurut Al-Attas adalah Tef.dib

sebab tidak terlalu sempit hanya mengajar saja, dan tidak

meliputi makhluk-makhluk lain selain manusia. Jedi Ta 1dib

sudah meliputi kata ta 1 lim dan tarbiyah. Selain daripada

itu kata ta'dib erat hubungannya dengan kondisi ilmu dalam

Islam yang termasuk dalam hal ini pendidikan (Hasan : ..

Langgull.uhg, 1988 : 5).

Namun berbeda pula dengan pendapat Abu Tauhid yang

menyatakan bahwa istilah yang tepat untuk pendidikan ada­

lah Tarbiyah. Sebab istilah ta 1 lim lebih sempit, sedangkan

ta 1 dib lebih tepat dipergunakan dalam pendidikan akhlak

semata. Menurutnya istilah tarbiyah mempunyai pengetian

yang lebih luas dai pada ta'lim dan ta 1 dib. Dengan demikian

make istilah tarbiyah mencakup pengertian ta 1 lim dan ta'dib.

Ditinjau dari segi asal bahasanya, sebagwimana ditu-

turkan oleh Abdurrahman an-Nahlawi, bahwa kata tarbiyah

memiliki tiga asal kata, yaitu :

1 • , ,,. , _,, (;'' yang mempunyai arti bertambah nan tumbuh. ~./. - ,J

2. \ •, , r <.) ./, - .....__J.) yang mempunyai arti menjadi besar.

~

3. '· , , , , yang mempunyai arti memperbaiki, mengu-'-:' J'. - --:J asai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara,

(Abdurrahman An-Nahlawi, 1989 : 30 - 31 ).

Page 25: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

21

Dengan demikian, maka jelaslah seperti halnya pen .­

dapat Abu Tauhid, istilah yang tepat untuk diterapkan da­

lam pengertian pendidikan adall~h .. 'Tarbiyah. Sebab dalam .

istilah Tarbiyah sudah tercakup segala kegiatan yang be~­

kaitan dengan proses pendidikan.

Bertolak dari pengertian di atas, maka istilah yang

tepat untuk pendidikan Islam adalah 11 Tarbiyah Islamiy.ah11 •

Namun demikian, pengertian-pengertian di etas adalah pe .-

ngertian secara bahasa.

Adapun pengertian secara istiloh, pendidikan Islam

banyak didefinisikan para ahli, berdasarkan hasil ijtihad-

nya masing-masing. Oleh karenanya, maka pada saat ini ba-

nyak def inisi pendidikan Islam yang maaing-masing memili-

kft persamaan dan perbedaan. Namun demikian, perbedaan-per-

bedaan itu bukanlah pertentangan yang bersifat kontradik­

tif, akan tetapi perbedaan itu hanya pad segi penekanan-

nya saja, sesuai dengan pengamatan mer.~ka.

Endang Saifuddin Anshari (1986 : 186) mengatakan,

pendidikan Islam dalam arti khas ialah pendidikan yang ma­

teri didikannya adalah Al Islam (aqidah, syari 1 ah, ibadah

dan mua 1 malah). Namun dalam arti yang lebih luaa, pendic:t-

dikan Islam adalah :

Proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, asuhan) oleh aubjek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, pe­rasaan, kemauan, intuiai dan lain-lain) dan raga ob -jek didik dengan bahan materi tertentu. Dan ~engttn alat perlengkapan yang ada ke arah tercapainya priba­di tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.

Page 26: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

22

Omar Mohammad Altaumy Alsyaibani (1979 : 399)

mengartikan pendidikan Islam sebagai usaha mengubah tingkah

laku indi\Tidu dalam kehidupan pribadi atau kehdiupan kemas­

yarakatan dan kehid.upan alam sekitarnya melalui proses ke­

hidupan.

Abdul Fattah Jala (1989 : 11) mengatakan : Pendidikan

Islam merupakan usaha manusia yang diarahkan kepada manusia

lain, generasi muda, murid dengan harapan mereka ini berkat

pendidikan itu kelak menjadi manusia yang shaleh, sebagai­

mana yang seharusnya diperbuat dan menjauhi apa yang tak pa­

tut dilaksanakan.

Pendidikan Islam adalah penataan individual den sosi­

al yang dapat menyebabkan seseorang tunduk dan teat pads

Islam den menerapkannya se®ara sempurna di dalam kehidupan

individu dan masyarakat (Abdurrahman An-Nahlawi, 1989 : 41).

Pendidikan Islam juga bisa diartikan sebagai : "Usa­

ha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak

didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam (Zuhairini,

1983 : 27).

Sedangkan Ahmad D. Marimba (1986 : 23) memberikan

definisi pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani - rohani

berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepadl!! terbentuk­

nya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Dari beberapa definisi di etas, dapatlah diambil ke­

simpulan, bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses bimbi­

ngan jasmani rohani yang berdasarkan ajaran Islam un~uk me-

Page 27: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

MlLlK 23

nuju ke arah terwujudnya suatu kepribadian utama yang.-:nne­

nyeluruh secara Islami, sehingga berrnanfaat bagi dirinya

dan juga bagi orang lain. Sehingga dengan pendidikan ter­

but anak didik mampu mengadakan hubungan dengan Allah.

dengan masyarakat luas den alam sekitarnya.

Peranan Pendidikan Islam di kalangan umat Islam me­

nurut M. Arifin (1991 : 11) merupakan salah satu bentuk

manifestasi dari cite-cite hidup Islam untuk melestarikan,

mengalihkan den menanamkan (internalisasi) den mentrans­

formasikan nilai-nilai kultural religius yang dic!ta-cita­

kan dapat berfungsi den berkembang dalam masyarakat dari

waktu ke waktu.

Mengingat pentingnya hal tersebut di ates, make ki­

te, dituntt1:bntuk mampu menguasai dan menerapkan peranan Il­

mu Pendidikan Islam itu. Adapun yang dimaksud Ilmu Pendi -

dikan Islam, A. Tafsir (1992 :) mendefinisikan bahwa Ilmu

Pendidikan Islam adalah Ilmu Pendidikan yang berdasarkan

Islam. Selanjutnya beliau mengungkapkan, bahwa Ilmu Pen -

didikan Islam merupakan kumpulan teori tentang pendidikan

berdasarkan ajaran Islam. Bila dikaitkan dengan ajaran

Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadits serta akal,

maka dengan demikian Ilmu Pendidikao Islam adalah Ilmu

Pendidikan yang berdasarkan Al-Quran, Hadits dan !kal.

M. Arifin secara teoritis die menyatakan bahwa pen­

didikan itu sebagai suatu Ilmu atau disiplirt ilmu adalah

merupakan konsepsi kependidikan yang mengandung berbagai

Page 28: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

24

teori yang dikembangkan dari hipotesa-hipotesa atau wawasan

yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits, baik dilihat dari

segi sistem, proses dan produk (basil) yang diharapkan mau­

pun dari segi misionirnya (tugas pokok) untilik membudayakan

manusia agar bahagia dan sejahtera dalam hidupnya. Selam­

jutnya dis mengtingkapkan pula, bahwa Ilmu Pendidikan Islam

adalah studi tentang sistem dan proses kependidikan yang b

berdasarkan Islam ~ntuk mencapai produk atau tujuannys,

baik studi secara tf'oritis maupun praktis ( 1991 : 7 ~·~

Din•l· pernystlliiiillili .• tei•il:i:::'l:n.;t '..di_ a.tllllfl~ p<1:nulis•. dapat .mens~.

i•:i.k intiny®. b&ihw:'ll yang dimaksud dengan Ilmu Pendidikan Islam

adalah Ilmu Pendidikan yang berdasarkan Islam. Adapun teori

yang dikembangkan dalam pendidikan Islam ini berarti harus

mengacu kepada dasar ajaran Islam yaitu Al-Quran, Hadits

dan Akal.

Dengan teori pendidikan Islam itu, para pendidik

muslim berusaha mengembangkan konsep-konsep baru sesuai de­

ngan tuntutan zaman dan tempat (lingkungan) sehingga pendi­

dikan Islam akan terus berkembang secar~:dinamis-konstrulil:"1

tif menuju masa depan yang lebih sejahtera dan maju.

B. Tu.Juan dan F.ungsi

Sebagaimana layaknya suatu ilmu, ilmu pendidikan Islam

memiliki tujuan dan fungsi.

Seoara esensial, antara tujuan dan fungsi tidak dapat

dibedakan. Keduanya merupakan sesuatu yang berhubungan de -

ngan keberhasilan suatu sistem atau proses. Dari kedua je-

Page 29: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

25

nis pembahasan ini memiliki intensitas yang berbeda.

Tujuan adalah sesuatu yang menekankan pads basil. maksud

dan sasaran. Sedangkan fungsi lebih bersifat menunjllk:kan

posisi atau jabatan sesuatu dalam mencapai tujuan atau me­

wujudkan tujuan suatu sistem atau proses {Mohammad Ali, t.t:

98 dan 570).

:I. TujU!lll

H.M. Arifin (1991 : 20) mengemukakan bahwa :

Ilmu Pendidikan Islam bertujuan memberikan pandangan atau pemikiran yang tepat dan terarah tentang kemung­kinan -kemungkinan yang obyekti!' dari proses pertumbuh­an dan perkembangan sasaran kepcndidikan. Dalam hal ini, tugas ilmu pendidikan Islam adalqpmenetapkan kaidah atau pedcman konsepsional dan operasional yang dapat me­nunjukkan alternatif-alternatif dalam proses mengarah­kan pertumbuhan dan perkembangan sasaran kependidikan tersebut (manusia) ke arah pendewasaan individualitas (kedirian pribadi), sosialitas (kemampuan kemasyarakat­an) dan moralitas (kemampuan berakhlak susila).

Selanjutnya pads kesempatan lain H.M. Arifin :U921 ·}

'f)-«rn<frx1y.,;~t·lii!k!lllll'il bahwa dalam proses kependidikan Islam terda-

pat problem-problem kompleks. Oleh karena itu diperlukan

suatu ilmu untuk dijadikan sebagai landasan teoritis dan

praktis dalam proses tersebut. Dalam p~wisi seperti ini,

tujuan ilmu pendidikan Islam adalah memberikan solusi ter­

hadap problems-problems tergebut agar proses pendidikan

Islam dapat terlaksana dengan efektif den efisien serta se­

suai dengan cits-cite pendidikan Islam.

Ditinjau dari segi bahwa pendidikan Islam merupakan

suatu sistem yang hendak meno:::iJp(i;i satu tujuan tertentu, m

maka ilmu pendidikan Islam sebagai ilmu yang berisi tentang

teori-teori untuk mencapai tujuan tertentu dan memberikan

Page 30: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

26

gambaran teoritis dan praktis tentang proses pendidikan

agar tujuan pendidikannya dapat tercapai dengan berdasarkan

I slam,

Imam Barnadib (1976 : 11 dan 15) berpendapat bahwa :

11!1empelajari ilmu pendidikan Islam bertujuan agar mem­

peroleh btikal den arah dalam melaksanakan pendidikan".

l3®iiv<lls 1<11.rn.'inilXl\ i1:ngkapan di a ta s, make tujuan mempela jari ilmu

pendidikan Islam adalah agar memperoleh bekal dan arah da­

lam melaksanakan pendidikan yang berdasarkan pada nilai-ni­

lai Islam.

Sudirman, dkk (1989:5) memberikan pengertian bahwa:

"Ilmu pendidikan pads dasarnya adalah suatu ~u®tu program

yang mempersiapkan calon guru atau etnaga kependidikan

yang profesional".

Dengan demikian, dapatlah d:l.&lirtik:axL bmh'llla ilmu pendi­

dikan Islam adalah suatu ilmu yang bertujuan mempersiapkan

seorang pendidik yang profesional yang berdasarkan pada

ajaran atau nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, ilmu pen­

didkan Islam adalah suatu ilmu yang dijadikan sebagai pe -

doman, pengontrol dan pengawas bagi para pendidik dan ca­

lon pendidik yang berdasarkan pada niali-nilai Islam.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa ilmu pendidikan Islam sebagai suatu ilmu

yang berisi teori tentang pendidikan yang berdasarkan aja­

ran Islam, bertujuan memberikan arah dan pedoman dalam me-

1 aksanakan pendidikan Islam sehingga terarah dan konsisten

Page 31: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

27

terhadap cita-cita pendidikan Islam.

Berkitan dengan hal tersebut, H.M. Arifin mengemuka­

kan beberapa alasan perlunya flmu pendidikan Islam untilk

keberhasilQn pendidikan Islam adalah sebagai berikut :

Pendidikan sebsgsi usaha membenruk pribadi manusia harus melalui proses yang panjang, dengan resultat (hasil) yang tidak dapet diketahui dengen segC3r.a, berbeda dengan membentuk bends meti yang bise dila­kukan sesuei dengen keinginen pembuatnye. Dalam pro­ses pembentukan tersebut diperluken perhitungan yang matang den hati-heti berdesarken pandangan den pi -kiran-pikiran atau teori yang tepat, sehingga kesa­lahan langkah pemebntukan terhadap anak didik dapat dihindari. Oleh karena lapangan tugas den sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang hidup berkem­bang yang bertumbuh yang mengandung berbagai kemung­kinan, Bila kita salah bentuk, make kita ekan sulit memperbaikinye. Pendidiken Islam pada khususnye bersumberkan nilai­nilai agam Islam di samping menanamken den memben:­tuk sikep hidup yang dijiwei nilei-nilei tersebut, juga mengembengkan kemempuen berilmu pengetahuen s sejelen dengen nilooi-nilei Islam yang meland~ai -nya adeleh merupeken proses ikhtieriyeb yang secera pedagogis mempu mengembangkett hidu ~nak didik ke a­rah kematangen/kedeweseen yang menguntungkan diri­nye. Oleh karene itu usaha tersebut tidek depet di­lakukan dengen 11 trial am$J :,error" ( coba-cobe) a tau ates dasar kemuen pendidik tanpe dilandesi teori­teori ~cependidikan y~icig d!!jp,aill :<dip~ll.'tenggungj awabkan secare ilmiah pedagogis. Islam sebagei egema wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuen untuk mensejehterakan dan membehagia­kQn hidup dan kehidupen umet menusie di dunie den akhirat, baru dapat mempunyai arti fungsional den aktusl delam diri manusia bilamana dikemabngkan me­lal ui proses kependidikan yang sistematis. Oleh karene itu teori ... teori pendidikan Islam yang disu:'­sun secara sistemtis merupaken kompes begi proses terse but. Ruang lingkup kependidikan Islam adeleh mencekup s segale bidang kehidupan manusie di dunie di mane menusie mempu memanf eetksn sebagai tempet menenam benih-benih amalieh yang buahnya dipetik di akhi­rat nenti, make pemebntukan sikap dan niali-nilai amaliah Islamiah dalam pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan melalui proses kependi~ dikan yang berjalan di etas kaida~-kaidah ilmu

Page 32: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

28 ; ·- 1 '

I ' " I ~ --~,~-----

~--- -·--· Dengetahuan kependidikan. -· ·

- Terliri-teori, h_ipotesa dan asumsi-asunsi kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam samapai kini masib be­lum tersusun secara ilmiah meskipun bahan-bahan ba!1.­kunya telah tersedia, baik dalam kitab Al-Quran mau­pun Al-Hadits ae~~a qaul ulama. Untuk itu idperlukan penyusunan sistematis ilmiah yang didukung dengan ha­sil penelitian yang luas(1991 : 12-13).

2. Fungsi

Sebagai suatu sistem, pendidikan Islam mengalami be­

berapa tahapan dalam proses pencapaian tuj,~an. Sealin itu,

dalam pencapaian tujuannya, pendidikan Islam memerlukan 1

landasan teoritis dan praktis yang ilmiah dan Islami. Da-

lam hal ini, ilmu pendidikan Islam sangat diperlukan, kare-

na teori-teori yang dija~ikan landasan tersebut terdapat

dalam ilmu itu. Sejalan dengan dua jenis landasan terse­

but, M. Arif in ( 1991 : 15) ,·membagi teori-teori dalam ilmu

pendidikan Islam kepada teori kepada yang bersifat teori-

tis dan praktis. Oleh karena itu, fungsi ilmu pendidikan

Islam dibagi menjadi dua ·bagian, yaitu fungsi ilmu pendi­

dikan Islam teoritis dan pr~ktis.

Meourut ~Dia.:. (· 1991 : 7) fungsi ilmu Pendidikan

Islam teoritis adalah 11.ebagai penunjuk jalan bagi proses

opersionalisasinya sebagai umpan balik yang akan mengorek­

si berbagai teori yang disusun dalam ilmu pendidikan Islam,

miimln;;:1'1 tentang bataimana cars mendidikkan keimanS1n pa-

da anak, atau berbagai dampak negatif dari kemajuan IPTEK

(Ilmu dan Teknulogi) harus ditangkal melalui pendidikan

Islam dan sebagainu~•.

Page 33: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

Sedangkan fungsi praktis menurut Arifin pula (1991 : 19)

adalah sebagai berikut :

29

- Melokukan pembuktian terhadap teori-teori keperididik­an Islam yang merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.

- Memberikan bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan Islam. Hal ini m~rup111kan bahan masukan yang berhfll"g~ (input) bagi ilmu ini.

Sedangkan Sudirman dkk. ( 1989 : :5) tidak memisahkan

antara ilmu pendidikan teoritis den praltis. Menurut Dia~" -

fungsi ilmu pendi<iikan adalah : "Menguraikan persoalan

persoalan pokok tentang pendidikan11 •

Ditinjau dari segi kehidupan kultural umat manusia,

pendidikan Islam difungsikan untuk mengar@hkan pertumbuhan

dan perkembangan hidup manusia"(sebagai makhluk individu

dan sosial), kepada titik optimal kerntlmpuannya untuk mem­

peroleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di

akhirat. Dalam memfungsikan pendidikan sebagai slat pem -

budaya, sangat bergantung kepada pendidik sebagai pemegang

posisi kunBi yang banyak menentukan keberhasilan proses

pendidikan, sehingga mereka dituntut memiliki persayaratan

tertentu, baik teoritis maupun praktis dalam melaksanakan

tugasnya (H.M. Arifin, 1989 : 12) .. M'aka fungsi ilmu pendi-'

dikan d®ll®filiif h!ill :fclr;i;, :!irdail.@h, !ir®bagri penjelas teori-teori

i tu yang menjadi sumber teori yang ilmi!ilb ,pf>edagogis dan

Islami (M. Arifin, 1991 : 77).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesim­

pulan bahwa fungsi ilmu pendidikan Islam adalah sebagai

Page 34: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

30

penunjuk jalan dalam proses oper.111;:ionalisasi pendidikan

Islam.

c. Metode

Kata 11 metode" berasal dari bahasa Greek yang terdi-

ri dari due ksts, ysitu "mets" yang bersrti melalui den . '.!-

1l'!~odos11 yang berarti jalsn, Dengsn demikian, make metode

bersrti ''jalsn yang dilalui''•

Menurut istilah, ksta metode bersrti jslan atau cara

yang dilslui dslam melaksanakan sesuatu.

Metode diartiksn pule sebagai cara yang teratur den

terfikir baik-baik untuk mencapai maksud; cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan gu-

ns mencapai tujuan yang ditentukan (Dep. Dik Bud, 1988:580).

Selanjutnya Winarno Surakhmad (1986 : 75) mengemuka­

kan'l>ahwa :

Metode adalah care yang didalam fungsinya merupakan a slat untuk mencapai satu tujuan. Makin baik metode itu makin ef ektif pule pencapai tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah sebuah metode dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utamanya yang menentukan adalahntujuan yang di­capai.

Dari beberapa batasan tersebut, dapat disiropulkan b

bah~@ metode adalah suatu cars kerja yang sistematis den

tertentu dalam meneropuh jalan yang harus dilalui dalam

mencapai tujuan yang ditetspkan.

Metode pendidikan merupakam bsgian yang tidak dspat

dipisahkan dari keseluruhan (sistem) komoonen pendidikan

yang ikut menentukan tercapei tideknye suetu tujuen. Dengen

kAtA 1Ain hAhWA metode vAn~ tenat danat mambantu tercanai-

Page 35: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

31

nya tujuan yang maksimal. Demikian pula hanya dalam sistem

pendidikan Islam penggunaan metode yang tepat sangatlah ,'

penting.

Ilmu pendidikan Islam ~1®l"<mgkum b!ilbW® mst,ode pendi­

dikan Islam 'Sangat luas. Tugas dan fungsinya adalah membe­

rikan jalsn atau care yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan

operasional dari ilmu pendidikan Islam tersebut (Ahmad

Supardi,·1989: 38). Pelaksanaannya berada dalam sustu sis­

dan struktur kelembagaan yang diciptakan untuk mencapai ~

tujuan pendidikan tertentu.

Metode sebagai ilmu yang merupakan bagian integral

dari sistem pendidikan Islam yang ikut menunjang keberha -

silan pencapai tujuan pendidikan Islam tersebut, maka me­

tode tersebut harus merupakan substansi dan tujuan identik

dengan tujuan pendidikan Islam tersebut. Sebab jika terja­

di ketidak samaan salah satunya maka metode pendidikan

tersebut tidak akan berfungsi dan bertugas sebagaimana mes­

tinya. Keadaan demikian itu akan menyebabkan kemandulan il­

mu pendidikan Islam .. itu sendiri (Ahmad Supardi, 1989 : 38).

Dalam kaitannya dengan metode pendidikan Islam, sudah bs­

rang tentu banyak yang 1m11c1yangkut prinsip-prinsip keilmuan

pendidikan Islam yang sumbernya berada dalam Al-Quran dan

Hadits •

H.M. Arifin ( 1991 : 199-209) mengemukakan mengenai

prinsip-prinsip metodologis yang dijadikan landasan untuk

memperlancl!lr proses pendidikan Islam yang sejalan dengan

Page 36: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

32

ajaran Islam, prinsip-prinsip tersebut antara lain :

1. Prinsip memberikan suasana kegembiraan, sebagaima­~~:tersebut dalam firman Allah surat Al-Baqarah; 2:5

,,. I ,,1./ // "' .,_,,,,_.. ,._,,., ,,., ,,.~ ·,,,,,,,

"r "'Js\(:~: .;:___·..;: ~ J. ";1 aL,;,J1~_, ~1..__;_;::.U1?_, ...) ~ ~ i..Y',.. -;. '1-- ',, .___.,,, / ,, / ' ,,,,.

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sun$ai di dalamnya dan seterusnya 11 (Depag RI, 1984 : 12).

2. ~rinsip-prinsip memberikan laaanan dan santunan dengan lemah lembut, seperti alam firman Allah surat Ali Imran : 159

.. r ,,,,. ,,,, ,,, ",. 1'/ 11r /f / .,,,. ,;.,_,;fl //r). ,.~"":?j-/ /' • (,

:.:.u.r'Lr: ~ ~ '-:"l:.li ~ \.);,.,; ~_,J_,}J ~~0 :-V"'C / , ,

,,J."r""" ,.,.,).""''""' ( 10 \. CJ y JI ) .. ,:;J. _;.;.;1......-v' I_, ,y,A-~ ~

"Maka disebabkan rakhmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu ber­sikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka men­jauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maaf -kanlah mereka memohonlah ampun bagi mereka •••••• (Depag RI, 1984 : 103).

3. Prinsi kebermaknaan ba i manusia didik Sa saw. se beri u :

11 Berbicaralah kamu kepada manusia sesuai dengan kadar kemampuan akal pikiran mereka 11 (H.M. Arifin, 1991 : 201).

4. Prinsip prasyarat Untuk menarik minat manusia didik diperlukan muka­dimah dalam langkah-langkah mengajar bahan-bahan pelajaran yang baru yang dapat memadukan perhatian dan minat mereka ke arah bahan teraebut.

5. Prinsip komunikasi terbuka Kaitannya dengan iimu pengetahuan praktis adalah seperti firman Allah surat Al-Iara ayat : 36 ;:,~ 2-l.:1)~ /~1jJ~~1_; ·::;:.i1;::,{'l "'"'· ~ ~(;jC,.;y;

,,, . L- ,,,,r-::1,,, !1' ,,...>#"' ( '\"\ I s/-1_,!i\) ,._,_, ........ ~

"Dan janganlah kamu mengikuui apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Seaunggubnya penden~aran, penglihatan dan hati, semuanya itu

Page 37: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

33

akan diminta pertanggungan jawabnya" (Depag RI, 1984 : 129) •

G. Prinsi emberian en etahuan Sepert a am irman A a yang men orong manusia untuk menciptakan ilmu-ilmu alam dan biologi ser~a psikologi dalam surat al-Fushilat : 53 :

"Kami akan menunjukkan kepada mereka akan tanda­tanda kebesaran Kami di langit dan di dalam diri mereka sendiri sehingga jelaslah bahwa Dia adalah hak (kebenaran)" (Depag RI, 1984 : 781).

7. Prinsip memberikan model prilaku baik Firman Allah dalam sur~t al Ahzab ayat 21 :

t:: I) ,, .,, I .t ,~~ / / ,_,,,,,

'J' '''q ~ / J, I\:','.'~ 1C.-. .'· '. L ~ .;_;,,1 ~1_J_;....,,~ ~ X" ·1~ ..uJ J-:' .,_,, ...7 :;: u ----c::__r,. / / \ '--"" . ,

\~': '-:'lyyll ~'.-11~~~~~\ 11 Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang­orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (keda':­tangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut (nama) Allah11 ~(Depag RI, 1984 : 670).

8. Prinsip-prinsip lainnya, seperti prindip kasih sa­yang dan prinsip bimbingan dan penyuluhan terhadap manusia.

Adapun metode yang terdapat dalam pendidikan Islam

menurut An;Nahlawi (1989 : 283) antara lain adala~ :

1. Metode hiwar Qur 1 ani dan nabawi 2. Menididik dengan kisah-kisah Qur•ani dan Nabawi 3. Mendidik dengan amtsal (perumpamaan) Qura'ni dan

Nabawi 4. Mendidik dengan teladan 5. Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengamalan, 6. Mendidik dengan mengambil ibrah (pelajaran) dan

mauidah (peringatan) 7. Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib

(membuat tattut).

Untuk lebih jelasnya, di sini penulis uraikan satu

persatu dari metode-metode tersebut di atas

1. Metode hiwar Qur•ani dan Nabawi

Metode hiwar ialah percakapan silih berganti antara

Page 38: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

34 y

dua fihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu

tofik mengarah pada satu tujuan. Dalam Al-Quran dan Sunnah

Nabi saw. menunjukkan berbegei jenis hiwar, yeitu :

e. Hiwar Khitabi/Ta 1 abudi b. Hiwar Weshfi c. ;awer Jedali d. Hiwar Nebawi

2. Metode Kisah Qur'ani dan Nabawi

Metode ini mempunyai keistimewaen dan fungsi adukatif

yang dapat melahirkan perasaan serta aktivitas dalam jiwa,

sehingga memotivasi para pendengen kisah unt~k merubah pri­

lakunya dan memperbaherui tekednye sesuai dengan tuntutan,

pengarahan den pelajaran yang terdapat dalam kisah itE.

Kisah Qur 1 ani merupakan kisah Tuhan di dalam Al-Quran

dan kisah Nabawi adalah kisah ~engenai cara mendidik Rasul

atas sahebat-sahabatnya.

3. Metode Amtsal (perumpamaan) Qur 1 ani dan Nabawi

Metode perumpamaan artinya mengumpamakan sesuatu de-

ngan cera menggambarken den menyingkap hakikatnya melalui

mejez (ibarat) den haqiqah (keadaan yang sebenernye), di-

lakukan dengan cera mentasbihkannya, kadangkala perumpama­

an yang tepat sesaran.

4. Metode dengan Teledan

Metode dengan cara meneladani harus dimulai oleh

guru/pendidik. Artinya seorang pendidik itu harus menjadi

teladan bagi anak didiknya. Oleh karena itu semua tujuan

pendidikan harus direlisasikan dalam prilaku seorang pendi-

dik. Hal ini disebsbkan karena setia~ anak didik senderung

Page 39: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

meneladani pendidiknya. Seperti Rasulullah yang berakhlak

Al-Quran merupakan teladan bagi seluruh umatnya.

5, Metode dengan Latihan dan Pengalaman

35

Metode dengan latihan terjadi berulang-ulang dan me­

tode pengalaman merupakan hal f!embiasaan. Metode pendidik­

an dengan latihan dan pengalaman sangat efektif, karena

sesuatu ~rang diulang-ulang akan tumbuh dan tertanam dalam

hati, dan sesuatu yang dibiasakan akan menjadi lebih mele­

kat dalam diri seseorang.

6. Metode Ibrah dan Mauidah

Ibrah den i 1 tibar artinya ialah suatu kondisi psikis

yang menyampaikan manusia akan intisari sesuatu yang disak­

sikan, diperhatikan, dihadapi dan diputuskan secara nalar,

sehingga dapat menundukkan hatinya ( An-Nahlawi, 1989 : 390).

?. Metode Targhib dan Tarhib

Metode Targhib kita gunakan dengan care menyebutkan

janji-janji yang berupa bujukan dan yang dapat membangkit­

kan rasa senang terhadap kemaslahatan, kenikmatan, atau

kebahagiann , sehingga dapat memotivasi sesorang untuk me­

lakukan amal shaleh.

Sedangkan metode Tarhib merupakan ancaman-ancaman be­

rupa siksaan sebagai akibat melalrukan sesuatu yang dilarang

Allah.

Sedangkan Shalih Abdullah (1g91 : 221) .menyebutkan

bahwa diant9ra metode pendidikan Islam itu ialah : 1. me­

tode cerita/ceramah, 2, metode tanya jawab, 3. metode dis-

Page 40: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

36

kusi, 4. metode metafora.

Dari beberapa rumusan tentang metode pendidikan

Islam yang telah dikemukakan di etas, ternyata ,·terdapat

perbedaan dalam menentukan jumlah metode yang digunakan.

Perbedaan itu terjadi karena perbedaan mereka dalam me -

nangkap implikasi metodologi yang terdapat dalam ayat Al-

Quran dan Hadits Rasul. Namun demikian terlepas dari per-

bedaan, yang penting pendidikan Islam berjalan dengan baik

dan lancer sampai pads tujuan yang diharapkan.

D. Sumber

Allah SWT. mengutus Nabi Muhammad Saw. untuk memba-

wa agama yang suci dan ajaran yang lengkap. Risalah terse­

but adalah Islam. Risalah ini merupakan risalah yang univer­

sal. Ilmu pendidikan adal&h ilmu pendidikan yang berdasar­

Islam (Ahmad Tafsie, 1992 : 12), oleh kareba itu sangatlah

tepat apabila ilmu pendidikan Islam bersumberkan pads sum­

ber ajaran tersebut (Al-Quran, Hadits dan Ijtihad).

Menurut Zakiyah Daradjat, dkk. (1992 : 19), sumber­

sumber tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

"A~'"QUY'l.ln drm' znl-Hadits sebagai sumber pokok, hasil ijtihad dengan jalan al-maslahal, istihsan dan qiyas~

Klasifikasi tersebut, juga dikemukakan oleh Said

Ismail Ali yang dikutif oleh Hasan Langgulung (1980 : 35)

bahwa :

11 Pendidikan Islam hendaknya didasarkan pada teori-teo­ri kependidikan yang bersumberkan pada Al-Quran, al­Had its (Sunnah Rasul), pendapat para sahabat, al-mas­lahal al-Mursalah, nilai-nilai den kebiasaan masyara­kat serta pendapat para pemikir Islam".

Page 41: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

37

Dari beberapa pendap9t di ates, dapat disimpulkan,

bahwa sumber ilmu pendidikan Islam adalah Al Quran, Sunnah

dan Ijtihad.

1. Al-Quran

Al Quran diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril

kepada Rasul-Nye untuk memberikan petunjuk kepada manusia

ke jalan yang baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah,

surat An-Nahl : 44 :

Artinya : ·~·.Jjj ~ ~l~.l\ ~·~'111&,CJ~;.;6 \';:..., ,, u,, _,v;·· .. A.f";1 ... .,, .J J

"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran~ agar kamu mene­rangkan kepada umat manusia ape yang telah diturunkan kepada mereka" (Depag RI, 1989 : 408)~

Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa Ia mengajar­

kan kepada manusia tentang sesuatu yang belum diketahui

oleh manusia. Pengajarannya kepaea manusia itu tentu saja

tidak seeara langsung, tetapi melalui perantara Rasul-Nye

Allah berf irman :

Artinya :

"Dia mengajarkan kepada manusia ape yang tidak diketa­huinya11 (Depag RI, 1989: 1079).

Jelas kiranya, bahwa sumber pendidikan yang paling

utama adalah Al-Quran, sebab merupakan sumber yang paling

utama den pertama dalam ajaran Islam.

Dalam sumber ini terkandung dua prinsip besar yaitu

aqidah den syari'ah (yang berhubungan dengan amal). Dua ~

prinsip ini dapat terealisasikan melalui bimbingan dan ·

pendidikan.

Page 42: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

38

Berkaitan dengan hal itu, Zakiyah Daradjat dkk.

(1992 : 20) berpendapat :

Di dalam Al-Quran terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip tentang ke-giatan den materi pendidikan keimanan, ibadah, akhlak, sosial dan ilmu pengetahuan. Prinsip-prinsip ini terdapat dalem suret Luqmen ayat 12 sempai dengen 19. Selain itu, dalem al-Quran ter -dapat ayat yang menceritakan tujuan hidup yang merupa­kan suetu tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan den nilai kegiatan atau amal tersebut.

Selain prinsip-prinsip di ates, masih banyak prin~ .

sip-prinsip kependidikan yang terdapat dalam al-Quran, se-

bagaimana dikemukakan oleh Said Ismail Ali yang dikutif

oleh Hasan Langgulung (1989 : 36) yaitu :

- Prinsip menghormati akal manusia, yaitu banyak ayat­ayat yang mengajak manusia untuk menggunakan akalnya. Bimbingan ilmiah, dalam al-Quran ada beberapa ayat yang mengemukakan berbagai masalah metafisika yang membtutuhkan pemikiran.

- Tidak menentang fitrah manusia. - Penggunaan cerita-cerita untuk tujuan pendidikan. - Memelihara keperluan-keperluan sosial (masyarakat)

ant-era lain : ayat-ayat yang menganjurkan untuk saling tolong menolong dan bermusuhan serta mela­rang menyakiti sesama.

Dari uraian di etas maka jelaslah bahwa, pada dasar­

nya ajaran Islam yang bersumber pada al-Quran, telah menga­

tur segala segi kehidupan manusia meskipun tidak secara

rinci. Demikian juga halnya terhadap masalah-masalah ke­

pendidikan.

2. :Ai!J-Sunnah

Sumber pendidikan yang kedua adalah As-Sunnah, Sun-

nah berati kumpulan sabda Rasulullah saw, perbuatan, pe .. -

ninggalan, sif at, larangan, apa yang telah disukainya, a-

pa yang tidak disukainya, bela negara, ihwal dan kehidup-

Page 43: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

39

annya (Abdurrahman An-Nahlawi, 1989 : 46).

Dasar penggunaan As-Sunnah sebagai su.~ber ajaran

Islam adalah firman Allah swt. Surah An~Nahl : 44 :

Artinya :

11 ••• dan Kami turunkan kepadamu Al Quran agar kamu mene­

rangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan

kepada mereka •• 11 (Depag RI, 1989 : 408).

Untuk memberikan penjelasan ayat-ayat Al-Quran, maka

ucapan dan perbuatan Nabi adalah merupakan cermin dan pen-

jelasan dari ayat-ayat Al-Quran. Disamping itu As-Sunnah

juga merupakan pedoman bagi umat manusia, khususnya umat

Islam, sebagaimana sabda Nabi :

.>'N~; .' / ,~. /\;~'<•'3"11'1'~.~'j/ O/'Y:c,.::-::; Artinya ;(d\l..•", 1,4!:r-'f~3~1 '-:'~ ~0_:,"' ~_,· J.:f ,~.-:.:-'-')

11 Aku telah meninggalkan kepadamu due perkara, jika ka­

mu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan ter-

sesat yaitu Kitab Allah den Sunnah Rasul" (Hasbi Ash­

Shiddiqi, 1989 : 25).

Dalam lapangan sistem pendidikan, As Sunnah mempunyai

due fungsi yaitu :

a. Menjelaskan sistem pendidikan yang terdapat dalam

Quran dan memberikan:·.penjelasan terhadap hal yang

tidak terdapat di dalamnya.

b. Menyimpulkan metode pendidikan dengan cars bercermin

kepll\'da pols hidup Rasulullah l!llaw, bersama para ., ·

aahabatnya.

Page 44: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

40

3. I.jtihad

Menurut Zakitah Daradjat dkk. (1992 21) Ijtihad

adalah '!!

Berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimili­ki oleh ilmuwan syari 1 at Islam untuk menetapkan sesua­tu hukum syari 1 at Islam dalam hal-hal yang eblum dite­gaskan hukumnya oleh al-Quran dan al-Hadits, ijtihad meliputi seluruh sspek kehidupan, termssuk sspek pendi­dikan.

Hssil ijtihad dapat diterima sebagsi sumber dalam me~

rumuskan teori kependidikan Ilam, apsbila tidak betentangsn

dengan al-Quran dan al-Hadits, bahkan dspat dijadikan se-

bagai lsndasan dalam memahami al-Qursn dan sl-Hsdits bagi

para tokoh pendidikan psda umumnya. Oleh karens itu, teo­

ri dalam pendidikan Islam haruslah dilengkspi dengan argu-

men yang menjamin teori tersebut, karens pembuatan dan pe-

nulisen teori dslam ilmu pendidikan Islam tidak jauh berbe­

da dari pembuatan dan penulisan-: fiqh Islam.

Page 45: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

42

falsafah hidup keluarga muslim itu. Dalam "mengembangkan"

tercantum pengertian mengubab~ maju dan tumbuh menuju satu

situasi yang lebih sempurna (BP 4, 227, 1991 : 50).

Bertitik tolak pada uraian-uraian di atas, maka di si­

ni dapat dikatakan bahwa keluarga muslim merupakan masyara­

kat kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, serta menja­

dikan ajaran Islam sebagai pegangan dan pedoman dalam mere­

alisasikan tujuan hidupnya.

2. Konsep Dasar Pendidikan Keluarga Muslim

Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan

diantara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini,

terletak dasar-dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlang­

sung dengan sendirinya sesuai dengan tatsnan pergaulan yang

berlakU di dalsmnya, artinya tanpa harua diumumkan atau

harus dituliakan terlebih dahulu agar diikuti dan diketa­

hui oleh seluruh keluarga. Disini diletsk~~n dasar-dasar p

pengalaman melalui rssa kasih sayang dan penuh keointaan,

kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.

Justru karena pergaulan yang demukian itu berlangsung da­

lam hubungan yang bersifat pribadi dan wajar, make pengha­

yatan terhadapnyg mempunyai arti yang amat penting (Zakiyah

Daradjat, 1992 : 66).

Adapun k~luarga muslim, merupakan masyarakat ~~rke­

oil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, serta menjadikan

ajaran Islam sebagai pedoman dan pegangan dalam merealiaa­

silkan tujuan hidupnya. Upaya utnuk merealisasikan tujuan

tersebut, tidak lain melalui pendidikan. Karena yang menja-

Page 46: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

43

Agar tujuan pendidikan Islam yang dialkaanakn dalam

keluargs muslim dapat terwujud, maka diperlukan auatu kon­

sep dasar pendidikan yang harus dilaksahakan dalam kelu­

arga Muslim.

Sehubungan dengan hal diataa, Ibnu Mushtafa dalam bu­

kunya yang berjudul "Keluarga 1'.nl:i!inil".Menyongaong Abad 21 11

mengemukakan dua konsep dasar pendidikan Islam bagi keluar­

ga Muslim yakni : "Konsep tauhid dan konaep akhlak" ( Ibhtl

Mustafa, 1993 : 85-95).

Konsep dasar pendidikan Islam yang pertama, yaitu

konsep tauhid, serta pengertian tentang hakekat, yakni,

tentang sifat-sif at Allah serta tanda-tanda kekuasaan-Nya,

perlu ditanamkan dalam kehidupan keluarga Muslim, sesuai

dengan tingkat usianya. Dengan demikian, make anak-anak y

yang terdidik dalam lingkungan keluarga Muslim akan menya­

dari bahwa Allah Maha Kuasa, dan karena kemahakuasaan-Nya

ibu, maka hanya Allahlah yang patut disembah. Segala aesua­

tu yang ada di dunia ini hanyalah makhluk ciptaan Allah,

aebagai tanda bukti kebeaaran Allah. Karena itu aemua makh­

yang ads di dunia ini, tak satupun yang paptut disembah.

Dengan pendidikan tauhidlah akan tumbuh auatu generasi yang

sadar akan akan sifat-sifat ilahiyah.

Orang tua dalam keluarga Muslim wajib menanamkan kon­

sep tauhid ini sejak dini. Kewajiban tersebut sesuai dengan

firman Allah dalam surat Luqman ayat 13 yang berbunyi :

Page 47: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

44

"Dan ingatlah, ketika Luqman berkata kepada anaknya, di­wakti ia memberi pelajaran kepadanya. "Hai anaku, jangan­lah kamu mempersekutukan (Allah) adalah b~nar-benar kedhalinam yang besar11 (Depag RI, 1984 : 654).

Dari ayat tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan

bahwa orang tua dalam keluarga Muslim wajib mengajarkan.Ji:e­

pada anaknya agar tidak mempersekutukan Allah. Manusia tidak

layak menyembah dewa-dewa, karena dewa sifatnya khayala~

belaka, yang ads hanyalah Allah Yang Maha Tunggal. Manusia

tidak layak menyembah manusia lainnya, karena tingkatan me­

reka sejajar serta tidak berkuasa ates slam ini.

Dengan demikian yang layak disembah hanyalah Allah Swt. yang

memiliki kekuasaan.

Konsep tauhid ini erst kaitannya dengan pembentukan

keimanan, sebagaimana telah diungkapkan delam uraian di a~

tas,,konsep dasar pendidikan ini harus ditanamkan oleh orang

tua dalam keluarga Muslim seja dini. Bahkan dalam hal ;!:?'ii ,

Zakiyah Daradjat dalam tulisannya yang berjudul : 11 Pendidik­

an anak keluarga tinjauan psokologi agama 11 , yang disunting

oleh Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja (1993 : 60),

mengemukakan bah~a :

Pembentukan iman seharusnya mulai sejak dalam kendungan sejalan dengan pertumbuhan kepribadian. Berbagai hasil pengamatan pakar kejiwaan menunjukkan bahwa janin yang dalam kandungan telah mendapat pengaruh dari kewdaan sikap dan emosi ibu yang mengandungnya. Hal tersebut terbukti dalam perawatan kejiwaan bah~a ketika si anak dalam kandungan keadaan keluarga mempunyai pengaruh t terhadap kesehatan mental si janin di kemudian hari. Berdasarkan uraian dir:atas, dapat diketahui apabila

. . . •. ,

Page 48: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

45

ibu bapak atau calon ibu bapak orahg yang beriman den bar­

taqwa. teat beribadah serta hatinya tentrem, ekan mendo•a­

kan agar enakngan keturunannya beriman den bertaqwa kepeda

Allah Swt •• Doe den herapen yang memenuhi relung hatinye,

yang kadang diucapkan dengen lisan, diingat den dibisikkan

dalam kaitannya, semua itu akan memantul kepada janin ya~g

ads dalam kandungan ibu.

Konsep dasar pendidikan Islam yang pertama, yakni

konsep tauhid dapat ditanamkan dalam keluarga Muslim dengan

menggunakan metode ketauladann, pembiasaan, contoh serta

kasih sayang •• Misalnya ibu bapaknya yang saleh , sering

terlihat oleh anaknya mereka sedang shalat, berdo 1 a dengan

khusyu' den bergaul dengan sopan santun yang dapat dir~iru.

Selain itu apabila orang tuanya sering membaca Al-Quran,

berdo•a den mengajak anaknya memohon kepada Allah Swt, den

sebagainya yang senantiasa bernafaskan Islam. Apabila ke­

adaan lingkungan keluarga demikian, make secar•a tidak lang-

sung anak-anak, den semua anggota keluarga tersebut senan-

tiasa ads dalam suasana yang Islami, sehingga berpengaruh

kuat terhadap keimanannya.

Secara praktis, Shodiq Ihsan dalam tulisanny~ yang

berjudul : 11 Pendidikan Keluarga dalam Islam", yang disun -

ting oleh Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja (1993 ;

131), memberi dasar pendidikan keimanan sebagai berikut :

1. Setelah anak lahir disunatkan adzan ditelinganya, ini adalah awal dari pendidikan kQimanan. Dari se-j ak dini hendaknya orang tua memperkenalkan kehidup-

Page 49: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

46

annya yang bernafaskan Islam sehingga anak tidak akan asing dengan tradisi den budaya Islam yang di­jumpai di dalam runahnya atau pads lingkungannya.

2. Mengajarkan kalimah La ilaha illallah. Riwayat dari al-Hakim dari ibnu Abbas r.a. dari Nabi saw, ia ber­kata : 11 Permulaan klimah yang harus diajarkan kepa­da anak-anakmu ialah kalimah La ilaha illallah.

3. Anak sejak mulai berakal hendaknya dikenalkan dengan apa-apa yang tidak havam den apa-apa yang harem. Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Jarir den Ibnu Mundzir dari Ibnu Abbas is berkata· : 11 Lakukanlah ke­taatan kepada Allah dan takutlah kemaksiatan kepada Allah, perintahkan putermu agar menjalankan den men­jauhkan diri dari larangan, yang serupa itu adalah pembentengan bagi mereka den bagi kamu dari neraka.

4. Memperkenalkan suasana semangat (gemar) sbalat sedi­ni mungkin, mengajarkannya muali umur tujuh tahun. Hadits riwayat Hakim dari Abu Daud dari Ibnu Amru bin Ash r.a. Rasul saw. berkato : 11 Perintahkanlah shalat pads anakmu sejak umur t'ujuh tahun, boleh kau memukulnya ketika ketika umur sepuluh tahun bile ia lengab, dan harus kamu pisahkan tidurnya11 •

5. Sejak dini perlu didik agar timbul rasa ointanya ke­pada Rasul saw, kepada keluarganya den auks membaca Al-Quran. Hadits riwayat Thabrani dari Ali r.a. bab­wa Nebi saw. berkata : "Didiklah anakmu ates tiga hal : MencntaL - ~Tabinya, mencintai keluarganya den membaca Al-Quran , bahwa pembawa Al-Quran itu ber­ada di bawah naungan Arusyi Allah bersama-sama deng­an para Nabi den bambanya yang suci pada hari tidak ads naungan kecuali hanya naungan Allah".

6. Para ahli pQndidikan eependapat bahwa eetiap anak lahir dalam fitrah tauhid, dalam a~idah iman pads Allah den dalam keaslian suci den bersih, bile s& -jak dini mendapat pendidikan baik make akan tumbuh dengan baik. Allah Swt. berfirman :

11 ••• fitrah Allah yang telah mencipta manusia menu­rut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah ••• 11 (Depag RI, 1984 : 645).

Adapun konsep daear pendidikan Islam yang kedua ada­

lah konsep akhlak atau pendidikan akhlak. Pendidikan akh­

lak dalam keluarga Muslim merupakan yang sangat panting

setelah pendidikan tauhid.

Konsep dasar pendidikan ini berisi perintah-perintah

den larangan-larangan Allah dalam mengatur hubungan ber -

masvarakat. Seorang manusia dikatakan berakhlak mulia. apa-

Page 50: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

47

bila segala tindakannya sesuai dengan segala perintah dan

larangan Allah.

Pendidikan akhlak sebagai konsep dasar pendidikan

Islam yang kedua setelah Tauhid, wajib ditanamkan sedirii ·~

mungkin. Sebagai acuan bagi keluarga Muslim dalam melaksa­

nakan konep seperti ini, seperti yang telah dicontohkan

oleh Luqmanul Hakim dalam al-Quran surat Luqman ayat 14, '

15 1 18 den 19, yang berbunyi .• :

-{ \'f1 \;\< \D 11 z" ___:_,\]J}

Artinya :

"Dan Kami telah menganatkan kepada manusia supaya ber­buat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah me:.~ u~l.llOO]!,l.Jngnya dalam keadaan lemah semakin bertambah: •. li.e­mah juga, sampai mass penyapihan bayinya dalam umur dua tahun. Karena itu, bersyukurlah kepada-Ku .. ~ao kepada ke­dua orang tuamu, karena kepada-Ku-Lah tempat kembalimu", "Jika mereka keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan yang lain, sedang kamu tidak mempunyai pe -

Page 51: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

48

ngetahuan apa-apa tentang itu, maka janganlah kamu turuti mereka itu. Namun pergaulilah mereka dengan sebaik-baik­nya selama hidup di dunia ini. Ikutilah jalan orang-orang yang suka kembali tobat kepada-Ku. Kemudian kepada-Ku­lah kamu sekalian kembali pulang, dan aku beritahukan kepadamu a pa-a pa yang tel ah kamu ker jakan", "Dan j angan­lah engkau membuang muka penuh kesombnngan terhadap orang lain dan jangal!!.il.ah berjalan dimuka bumitdengan angkuh. Sebab Allah tidak senang terhadap semua orang yang som­bong, lagi angkuh","Selanjutnya, berlaku sederhana:J.ah dalam perjalananmu, dan lunakanleh suaramu! sesungguh .. ·\­nya suara yang paling buruk, adalah suara-suara keledai" (Depag, RI, 1984 : 655).

Dalam ayat 14 dan 15, digambarkan mengenai akhlak anak

terhadap ibu bapaknya, yaitu dengan cara berbuDt baik dan

berterima kaaih kepada keduanya.

Sedangkan dalam ayat 18 dan 19 digambarkan meng~nai

akhlak terhadap orang lain terutama yang berkaitan dengan

penampilan atau tingkah laku, misslnya adab sopan santun

dalam bergaul, yaitu tidak sombong dan tidak angkuh, serta

berjalan dengan sederhana, apabila berbicara dengan suara

yang lembut.

Orang tua dalam keluarga Muslim, hemdaknya selalu

menunjukkan raso cinta dan kasih sayang terhadap anak-anak­

nya. Karena kondisi yang demikian akan menanamkan rasa cin­

ta dan kasih sayang antara aesamanya, sehingga ia akan mem­

punyai akhlak yang mulia.

Sebagimana telah dikemukakan dalam uraian-uraian sebe-

lumnya, konsep pendidikan akhlak ini memegang peranan yang

penting, karena itu menuntut tanggung jawab dari keluarga

Muslim untuk merealisasikannya. Berkenaan dengan konep pen­

didikan akhlak ini, Ibnu Mustafa (1993 ; 95), berpendapat

Page 52: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

49

bahwa :

Dimensi akhlak merupakan dimensi yang cukup rumit dalam pendidikan keluarga Muslim, karena dalam dimensi terse­but pribadi seseorang sangat bergantung kepada pengalam­an-pengalaman hidupnya. Pribadi seseor$ngtidak hanya di­warnai oleh pendidikan yang diperolehnya di dalam ke. t·.,.... luarga , tetapi dipengaruhi juga oleh variasi lingkungen­nya. Sehingga, ketika keluarga lengah dalam mendidik, peran lingkungan ambil bagian. Pendidikan sekolah biasa­nya beraifat netral karena kehidupan seseobang lebih lama berada dalam keluarga dan lingkungannya.

Demikianlah dua konsep dasar pendidikan Islam dalam

keluarga Muslim. Pads dasarnya kedua konsep tersebut, satu

sama lain tidak dapa dipisahkan. Tauhid tanpa akhlak akan

menciptakan umat yang lemah, sedangkan akhlak tanpa tauhid

dapat membuat manusia tidak tahu tujuan hidupnya.

Sela.in itu akhlak juga merupakan implrementasi dari keimanan

dalam segala benruk dan prilakunya.

3. Problemtika Pendidikan Keluarga Muslim

Melalui pendidikan Islam, dengan konsep dasar pendi<­

dikan tauhid dan pendidikan a~hlak, keluarga Muslim berusa­

ha untuk mencapai apa yang menjadi t~juan hidupnya.

Seiring dengan kemajuan zaman, banyak problema yang

harus dihadapi oleh keluarga Muslim dalam melaksanakcn pen­

didikan Islam terse but •. <Berkenaan dengan masalah pendidikan

yang dihadapi oleh keluarga Muslim, Ibnu Musathafa (1993 :

89), mengemukakan bahwa :

Pendidikan Islam, sebagaimana halnya konsep peneidikan lainnya, seat ini sedang mengalami krisis yang hebat • Apalagi dalam era informasi yang tidak terkuasai, dan hal itu setidaknya membuat umat Islam harus mengka­j i ulang sistem pendidikan yang selama ini telah dite­rapkan. Bahkan di Barat sendiri, sementara ini, kalang­an pendidik mereka mengakui bahwa mereka sedeng berads

Page 53: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

50

dalam posisi kemandulannya. Model pendidikan Barat yang oleh kritikusnya disebut sebagai J!iodel.pendidikan yang sudah tidak relevan lagi karena banyak menimbulkan ke­merosotan dalam idealisasi pendidikan. Apalagi menurut kaiangan masyarakat Islam, model pendidikan selama ini. telah mengacu kepad model pendidikan Barat itu, tidak hanya menciptakan generasi Islam yang mandul, namun ju­gs telah mematikan k1•eativitas intelektualnya.

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa pesatnya

arus informasi dan teknologi sangat berpangarur. terhadap

proses pendidikan yang sedang berlangsung. Dalam kondisi

yang demikian, semakin sulit bagi keluarga Muslim di dalam

ilielaksanakan konsep dasar pendidikan seperti yang telah di­

j ela skan di atas pada pembahasan sebelumnya.

Setiap individu dalam masyarakat era informasi dan

era globalisasi sekarang ini, dihadapkan kepada problema­

problema yang sering tidak dapat dipecahkan. Disatu pihak

dia hidup dalam keterbatasan kemampuan, dan dipihak lain

dia didorong untuk melampaui bates kemampuannya. Pandangan

hddup materialistis._.pola hidup konsumerisme, atau hidup

bebas, selslu didesakan oleh media-media massa yang secara

tide~ langsung memberikan dorongan-dorongan mengenai apa

yang harus diperbuat oleh individu meskipun untuk melaksa­

nakan dorongan tersebut, tanggung jawab kekeluargaan ~arus

dikorbankan.

Di dalam kehidupan manusia yang semakin moderen, te­

lah terjadi ketimpangan antara kehendak manusia yang luhur

den baik dengan kenyataan yang ia lakukan. Sebagai dampak­

nya, terjadilah perubahan-perubahan yang sebenarnya tidak

dikehendaki, terma~uk di dalamnya perubahan komunikasi

Page 54: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

52

akan tetapi bukanlah segala-galanya dan bersif at sementara,

esensi spiritual manusia dipandang lebih mulia dan bersi~at

abadi, karena itu ajaran Islam memberikan jalan kepada manu­

sia untuk melepaskan diri dari perbudakan msteri (Ibnu

Musthafa, 1993 : 31).

Berdasarkan uraian di.etas, maka jelaslah bahwa tugas

dan tanggung jawab orang tua tidak hanya selesai apabila

telah berhasil memenuhi segala kebutuhan materi anak, kare­

na kebutuhan anak tidak semata-mata terletak pada kebutuhan

materi akan tetapi hal cyijng sangat penting yang harus di­

berikan oleb orang tua adalah pendidikan, terutama pendidik­

an dalam lingkungan keluarga yang berdasarkan konsep tauhid

dan konsep akhlak.

Keluarga Muslim memiliki kewajiab untuk menyelamatkan

generasinya agar tumbuh menjadi menusia yang sadar akan di­

rinya, lingkungannya dan sadar akan masa depannya. Selain

itu keluarga Muslim juga mempunyai tanggung jawab untuk

mendidik generasinya agar mampu menghindarkan diri dari per­

budakan materi • Karena lingkup masyarakat itu lebih luas

telah terjebak dalam pola hidup materialistis, dan secara

tidak dissdari bahwa sebagilim besar keluarga Muslim te­

lah tercemari olehnya, dan hal i~i merupakan kendala besar,

maka keluarga Muslim yang sadar wajib membina generasi pe­

nerusnya dididik menjadi manusia-manusia pengendali materi,

bukan menjadi budak materi.

Selah satu upaya untuk mengarah ke sane tidak lain

Page 55: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

agar setiap keluarga Muslim berusaha untuk memahami kembali

akan peran dan tanggung jawabnya dalam pendidikan. ~endidik­

an Islam yang berdasarkan konsep tauhid dan konsep akhlak

harus senantiasa dijalankan. Dengan demikian segala proble­

ma yang sedikitnya akan dapat dikendalikan.

\i-• Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga Muslim

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi

bagi anak mereka, karena dari merekalah anak muala-mula me-

nerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pen­

d idikan terdapat dalam keluarga (Zakiyah Daradjat, 1992 :

35). Kelnarga Muslim sebagai lingkungan pendidikan pertama

dan utama, menanamkan ajaran-ajaran Islam dalam pendidiksn-

nya. Karena itu pendidikan yang diterapkan dalam keluarga

Muslim adalah pendidikan Islam.

Adapun ruang lingkup pendidikan Islam adalah pendidik­

an yang tidak mengenal bates umur dan jenis kelamin. Hal

tersebut, mengaou kepada Hadits Nabi saw. ,:c;::·:o:;t:i

~\~} ;j1 ~.,,~~\ 1;1.b\ Artinya : "Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang

lahat ( mul111i dari kecil sampai mati)" ( Zakiyah Daradjat, 1992 : 6).

J • ,

,' ,.:'\ P.-'; c \( (",~ ~: ~ l~t1~ ~ ,(- U'. <Sf" .. ./ J,1~

Artinya : '~Menuntut ilm:t itu adalah kewajiban ates setiap orang Islam, laki-laki atau perempuan" (Zakiyah Daradjat, 1992 : 6).

Bertitik tolak dari ruang lingkup pendidikan Islam s

seperti tersebut di atas, dengan demikian, maka di sini

Page 56: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

54

dapat dikatakan bahwa yang menjadi ruang lingkup dalam

pendidikan keluarga Muslim adalah pendidikan seluruh indi­

vidu yang menjadi anggota keluarga, dalam hal ini ayah,ibu

dan anak-anaknya.

Senada dengan hal di atas, Ibnu Musthafa (1993 : 98),

mengemukakan sebagai berikut :

Kualitas orang tua, ayah dan ibu, berpengaruh sekali terhadap e.naknya, karena dari diri. merekalah, pertama­tlil11m,. si. ai;iak belsj11r mengenal lingkungan masyarakat­nya. Dalam sebuah keluarga biasanya pengaruh aya~ sa­ngat dominan. Ini dikarenakan perannya sebagai kepala rumah tangga atau pemimpin. Apa saja keputusannya sela­lu dinantikan oelh si anak. Dan biasanya, seorang ibu akan menjadi penghubung ~an~:mengakrabkan jalinan an­tar anggota keluargp~·:·dan pandangan-pandangannya sering diherapkan oleh si enak, karena sebagai seorang wanita, seorang ibu biasanya memiliki naluri yang peka.

Dewesa ini, seiring dengan perkembangan zaman, kebe­

radean pendidikan Islam dalam lingkup keluarga Muslim sang­

at penting terutama dalam rangka membentengi.~setiap anggo­

ta keluarga dari informasi yang menyesatkan.

Fatimah Heeren, seperti yang dikutif oleh Ibnu Mustafa

( 1993 : 101), mengatakan bahwa 11 Lingkungan keluarga Islam

sangat berpengaruh dalam prcaies, pendidikan anak agar dapat

menjadi Muslim yang baik'.'. Dia membagi tahapan pendidikan

dalam empat bagian yang semuanya berdasarkan pada konsep

Islam, yang digambarkan dalam skema berikut :

JIHAD '"""'K~E~WA~JIABA.~Nr-~-. ·BERAGAMA

GERI TA D AN: .. "'T""RAD""""I""s""'r--LINGKUNGAN ISLAM

·-------,-..--,=------.,,. (S• 3 10 15 20

Page 57: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

55

Pads tahapan pertama, sejak anak lahir, yaitu dari

usia 0 sampai 20 tahun, ketika anak tumbuh dewasa dan akan

meninggaRkan rumah, hendaknya ia hidup dalam lingkungan

yang sesuai dengan ajarah Islam, dan sedapat mungkin dihin­

darkan dari lingkungan yang tidak Islami

Tahap kedua, adalah tahap cerita dan tradisi. Di sini

terdapat suatu medan yang luas bagi orang tua yang dikerµ-,.

niai daya imajinasi dan niat yang baii:k. Melalui tahapan

ini, mereka akan mengkaji kembali cerita para Nabi seper­

ti yang dikisahkan dalam al-Quran, terutama kisah dan per­

buatan Nabi Muhammad saw. yang penuh ketauladanan dan kisah­

kisah yang lainnya.

Pada tahap ketiga, ketika anak mulai menginjak usia

10 tahun, kewa j iban-kewa j ib4ln agama1 •Jliilulai di terapkan dengan

ketat kepada anak, terutama kewajfu(lll,l shalat dan puasa.

Pada tahap ini, si anak harus sudah mulai mendapat teguran

apabila lengah atau lalai dalam menjalankan kewajiban aga­

manya. Selain itu pada tahap ini juga mulai diajarkan menge­

nai kebiaaaan-kebiasaan yang baik,,mulai diterangkan menge­

nai kewajiban-kewajiban yang harua dijalankan oleh seorang

anak laki-laki dan anak perempuan. -. ... -.· ·:.· ~ ... -,.....

Pada tahap ke empat, dalam diri anak, harus ditanam­

kan semangat jihad, aeperti semangat jihad dalam mem.tnt~t

ilmu, dalam bekerja dan sebagainya.

Dalam lingkungan keluarga Muslim, orang tua juga wa­

j ib memberikan pendidikan yang meliputi pendidikan jasmani

Page 58: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

56

dan rohani, Agar si anak memperoleh keseimbangan dalam

hidupnya. Berkenaan dengan hal tsrsebut, di sini Salwa

Shahab (1989 : 24), mengemukakan beberapa masalah pendi­

dikkan, yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan Islam

yang harus diberikan dalam keluarga Muslim, yaitu :

1. Pendidikan keimanan 2. Pendidikan budi pekerti 3. Pendidikan akal 4, Pendidikan terhadap lawan jenis 5, Pendidikan sosial.

B. Pendidikan Sosial Anak dalam Keluarga Muslim

1. Pengertian

Istilah Pendidikan Sosial merupakan gabungan dari

kata Pendidikan dan Sosial.

Dalam bab terdahulu telah diuraikan bahwa yang di -

maksud dengan pendidikan adalah suatu proses penanamaan

nilai (values imparting) yang sengaja dan disadari, untuk

menolong anak didik agar dapat berkembang (dewasa) jasma­

ni den rohani, akal dan hati sehingga dapat mencapai kua­

li tas hidup (pribadi utama), sehingga dapat mencapai hi -

dup bahagia lahir den batin, baik secara individu maupun

dalam kehidupan masyarakat. Sedangk~n yang dimaksud dengan

sosial menurut Kamus Beser Bahasa Indonesia Depatemen Pen­

didikan den Kebudayaan, berarti (1) berkenaan dengan ma­

syarakat, perlu adanya komunikasai, (2) suka memperhatikan

kepentingan 1rrnum (suka menolong, menderma dsb,) (1989 :

855).

Berkaitan dengan hal tersebut, Soelaeman Joesoef

Page 59: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

57

(1987 : 87) mengemukakan bahwa kedua kata tersebut (sos.t­

el dan pendidikan) pada hakekatnya membicarakan kehidupan

manusia sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan para ahli sosiologi memandang bahwa "mem-

persoalkan kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat

(suatu kelompok sosial) berarti membicarakan proses sosial",

yang istilah populernya yaitu "sosialis11ili". Istilah sosi­

wlisasi ini, menurut Frank J. Miflen den Sydney c. Miflen

yaitu mencakup seluruh proses mempelajari nilai-nilai, si­

kap-sikap, penge·!;ahuan, berbagai keterampilan den berba_,:­

gai tehnik yang dimiliki masyarakat (1986: 268). <,

Dengwn demiki!ii'.I meJt»i;ka berpendapat bahwa Pendidikan

Sosial berarti mengenalkan 11 anak11 pada soal masyarakat

dan lingkungan budaya.

st. Vembriarto mengartikan Pendidikan Sosial yaitu

"usaha mempengaruhi dan mengembangkan sikap sosial"

(Soelaeman Joesoef, 1987 : 87).

Dari beberapa pendapat etrsebut, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Sosial secara umum

adalah peni.;naman nilai-nilai sosial pada anak. Adapsun~·,

pengertian Pendidikan Sosial dalam Islam adalah pendidikan

sosial yang berdasarkan ajaran Islam_. Hi;l i:rni sesUBi dengan

pendapat Nashih Ulwan (1981 : 391) sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah pendi~ dikan anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab sosial yang baik dan dasar-dasar kejiwaan yang mulia, dan bersumber .. p!llda akidah Islamiyah yang abadi den perasaan keimanan yang mendalam, agar di dalam masya­rakat nanti ia bisa tampil dengan pergaulan dan adab

Page 60: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

58

yang baik , keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

Selanjutnya Ulwan jugs mengemukakan bahwa pendidik­

an sosial ini merupakan tanggung jawab para pendidik,-.khu­

susnya orang tua da~am upaya mempersiapkan anak, karena

pendidikan sosial inipun berkaitan dengan pendidikan moral

dan psikologis yang eksisitensinya merupakan fenomena ting-

kah laku dan watak yang dapat mendidik anak guna menunai-

kan segala kewajiban, sopan santun, kontrol sosial, k@li"·­

jegan intelektual, politik den interaksi yang baik dengan

orang lain (1992 : 1).

Jedi jelaslah bahwa pendidikan sosial ini merupakan

tanggung jawab pendidtkan dalam keluarga.

Dari uraisn;diatas. maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan pendidikan sosial anak dalam

keluarga muslim adalah penanaman nilai-nilai sosial pads

snlllk yang dilaksanakan dalam keluarga yang memegang ajar­

an Islam sebagai pegangan dan tatanan hidup seti~p anggo-

tanya dalam menjalani kehidupan mereka di dunia ini, agar

ansk dapat terbiasa menjalankan tatakrama sosial yang

utama yang bersumber dari akidah Islamiyah.

2. 'l'ujuan Pendidikan Sosial Anak,·dalam Kellilarga Muslim.

· Setiap pembicaraan mengenai pendidikan, akan selalu

melibatkan tujuan pendidikan. Ini berarti tujuan pendidik­

an merupakan sesuatu yang penting, sebab tujuan itulah yang

menentukan proses, fasilitas, metode dan materi, Demikian

Page 61: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

59

juga halnya dengan pendidikan sosial. Oleh karena itu, da-

lam pembahasan ini akan mencoba mencari rumusan mengenai

tujuan pendidikan sosial anak dalam keluarga muslim.

Perumusan tentang tujuan pendidikan sosial, dida13a:ti

oleh satu pemikiran bahwa manusia berfungsi sebagai khali­

fah di muka bumi. Khalaifah adalah sosok yang memiliki ke­

pribadian utama yang seimbang, karenanya khalifah tidak akan

hidup dalam keterasingan dan kesendirian. Itu sebabnya dari

sekian ayat al-Quran yang berbicara tentang manusia lebih

banyak menunjukkan manusia dengan bentuk jama '. (plural).

Salah satu contohnya adalah ayat yang menggunakan kata: Wa­

hai sekalian manusia ( lj-"\.J\ W\\, ) dan wahai anak AP.am .. '

( ./'> > \ &, ~ ) . Kedua bentuk kalimat ini lebih sering mun-

cul ketimbang kalimat: wahai manusia dengan menggunakan ka­

limat: (>l...;,.~\~\\., . Dalam surat Al-Anfal ayat 65, dika-. . ..

takan bahwa daya tahan masing-masing individu manusia.dalam

perjuangannya dirumuskan sebagai bagian dari usaha kolektif

manusia. Allah berfirman: , / ,,,.,, ,,.,.

..J ,,,,,..,,, / 11 ~ .,,,.1/.:0 ~.>'/.,..? / o / .... .111 :~l /J 1:"'t- ..,r / 1~. 0_;_;.,,~ 0_,h \ :~f.Y-l.0~0uJl~iJ8/';J-410f~~'~'~· ,,,,. ..... 7--..... - / .,.. .J .. ,, ...

~) ;;,,:\, :;~[;~1 ~(j\ ~.~i~ ~ ~~;1; ~~ ; ... .,,. .. .>~·""""

.<( 1 <) : ---1 \j:, '::l \ )- :..> ~. ~ Wahai Nabi~ gemarkanlah kaum mukminin berperang. Jika ada dua puluhorang diahtara kamu yang berhati sabar, niscaya mereka akan mampu mengalahkan dua ratus orang musuh, dan jika ada seratu:s orang di antara kamu, tentu mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, kirena mereka itu orang­orang yang tidak mengerti (Depag RI:, 1989:271).

Page 62: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

60

Kalau dihitung secara aritmatik, rasio dua puluh ber­

banding dua ratus atau seratus berbanding seribu adalah sa­

ma dengan perhitungan satu berbaliding sepuluh (1 : 10),

Akan tetapi Al-Quran menghindari perbandingan seperti itu,

meskipun tampaknya lebih .. ringkas dan lebih jelas. Hal ini

secara implisit ayat Al-Quran tersebut telah memberi petun­

juk kepada sesuatu yang bukan hanya berbentuk rasio·perhi­

tungan belaka•·Menurut Zamakhsyari; bahwa pelipatgandaan

ini memberi maksud yang mungkin menunjukkan adanya perbeda­

an antara perlawanan dua puluh orang melawan dua ratus

orang, seratus orang melawan seribu orang kafir:·(Abdurrah­

man Saleh, 1990:149); Kalau hal ini benar, maka bisa diru-

muskan daya tahan perjuangan yang diusahakan oleh satu

orang secara individual dalam dua kasus kelompok itu, maka satu orang bisa mengalahkan sepuluh orang~_Hal ini merupa-

kan semangat baru bagi seju¢lah anggota perorangan dalam

satu kelompoknya. Ini berarti bahwa Islam menekankan dan

mendorong umat Islam untuk hidup berkelompok, grup atau

jama'ah. Hal ini juga bisa kita lihat dalam perilaku ibadah.

Dalam setiap shalat, kaum muslimin berdo'a d~ngan mengguna­

kan kalimat: 11Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus", yang

berarti tidak untuk pribadi orang yang berdo'a saja tapi

juga melibatkan orang lain.

Dengan demikian tampaklah bahwa aspek sosial dari khi­

laf ah harus senantiasa dipelihara. Atas dasar itulah,

Page 63: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

61

Abdurrahman Saleh (1990:149) menganggap bahwa pendidikan

yang mengingkari dorongan sosial bagi masing-llll8sing indivi­

du pelajarnya adalah pendidikan yang tidak mempunyai alasan

memadai.

Secara psikologis, dorongan akan rasa persatuan dan

rasa memiliki anggota kelompoknya tidak akan dapat dihin­

darkan, sebab dorongan untuk mendapat kasih sayang, menda­

pat perhatiah dan ingin lebih dari orang lain, dipero~eh

dari adanya suatu kelompok. Dengan demikian, memenuhi do­

rongan individual secara psikologis bergantung kepada pe­

ranan yang dimiliki di dalam suatu kelompok. Sedangkan ke­

lompok yang paling penting dan besar pengaruhnya adalah ke­

luarga. Oleh karena itu, pendidikan dalam keluarga harus di­

arahkan kepada pemberian bantuan terhadap perkembangan si­

kap-sikap yang diperlukan di antara anggota-anggota keluar­

ga, seperti rasa kasih sayang kepada anak-anak, saling meng­

hormati, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan sebagainya.

Seseorang adal~h anggota suatu keluarga yang pada wak­

tu bersamaan juga sebagai anggota kelompok sosial yang dimi­

likinya. Individu merupakan bagian integral dari anggota ke­

lompok di dalam masyarakat atau keluarga, atau sebagai ang­

gota keluarga dan pada waktu yang sama sebagai anggota ma­

syarakat. Daiam kaitan itu ada satu konsep yang perlu dikem­

bangkan, yang oleh Abdurrahman Saleh disebut sebagai kunci

konsep sosial dalam Islam yai tu 11persaudaraan 11 yang menghen­

daki setiap individu memperlakukan individu-indivi.du lainnya

Page 64: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

62

dengan cara-cara tertentu. Sikap sombong atau mengganggap

diri lebih merupakan sikap yang tidak dibenarkan •.. ~1-Quran

menawarkan konsep ideal yang akan mampu menghilangkan kete­

gangan-ketegangan yang mungkin timbul di antara anggota-ang­

gota masyarakat~ Kontradiksi akan timbul manakala seorang

individu mencoba mengingkari aturan Islam sebagai idealitas

kehidupan masyarakat.

Akan tetapi meskipun Islam m'enghendaki hidup dalam ke­

bersamaan, tidak berarti menghilangkan hak perorangan, K.ese-,

rasian antara individu dan masyarakat akan terwujud manaka­

la tidak terjadi kontradiksi antara tujuan sosial dan tujuan

individual. Sebab pendidikan dalam Islam menitikberatkan per­

kembangan karakter-karakter manusia yang unik, agar mampu

beraddptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-sama

dengan cita-cita yang ada padanya, Keharm.onisan seperti ini­

lah yang merupakdn karakteristik pertama yang akan dicapai

dalam tujuan pendidikan Islam. Karakteristik kedua dari tu­

juan pendidikan Islam adalah labirnya sikap realistis dan

idealistis secara bersamaan. :.ffal · yang berkenaan d~an

sikap realistis adalah seperti dorongan biologis dan dorong­

an akal. Dorongan ingin tabu dan dorongan seksual diakuai

sebagai kebutuhan yang kaitannya dengan produktivitas dan

kekhalifahan manusia di muka bumi. Sedangkan yang bersifat

idealistis adalah berkenaan dengan keharusan manusia untuk

menyerap nilai-nilai ke-Mahaagungan dan ke-Mahasempurnaan

Page 65: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

63

Allah swt. agar ImlUsia dapat mendekati kesempurnaan pribadi

(Abdurrahman Saleh, 1990:152-153).

Dengan demikian, maka dapat diidentifikasi bahwa tu­

juan pendidikan sosial adalah terwujudnya keharmonisan, ke­

bersamaan dan persaudaraan. Karena dalam hal ini hubungan­

nya dengan pendidikan dalam keluarga, make menjadi suatu

keharusan bagi orang tua yang berperan sebagai pendidik

pertama dan utama untuk menanamkan nilai-nilai sosial kepa­

da anak-anak dalam keluarga •.. Diharapkan kelak anak dapat

m.enerapkan nilai-nilai tersebut dalam pergaulan dengan ke­

lompokny atau dengan masyarakat sekitarnya.

3. Materi Pendidikan Sosial Anak dalam Keluarga Muslim

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa yang di­

maksud dengan pendidikan sosial anak dalam keluarga muslim

adalah penanamanan nilai-nilai sosial pada anak yang di­

laksanakan dalam keluarga yang menjadikan ajaran Islam se­

bagai pegangan dan tatanan hidup setiap anggotanya.dalam

menjalani kehidupan di dunia ini. Adapun cakupan materi

dalam pendidikan sosial ini sangat luas, sebab m.enyangkut

aspek kehidupan bersama antara manusia. Akan tetapi penu­

lis akan mencoba untuk mencari rumusan materi pendidikan

sosial tersebut meskipun hanya dalam garis besarnya.

·A. Sadali (1987: 96) .m.enetapkan, bahwa adanya tanggung

jawab sosial itu tercermin pada enam hal:

a. Ketaatan kepada hukum dan ketentuan bersama.

Page 66: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

64

b. Partisipasi sosial yang bertanggung jawab.

c. Distribusi kekaya~n secara proporsional yang di anta­

ranya disalurkan lewat zakat, shadaqah, hadiyah, jiz­

yanh dan sebagainya.

d. Suasana saling tolong-menolong, meringankan dan bah­

kan menghilangkan bahaya yang akan mengganggu keaman-

an bersama.

e. Melangsungkan tata nilai dan norma serta produk ma­

syarakat sebagai basil berpikir dan berbuat, mengem­

bangkan, meningkatkan bahkan mencoba usaha baru untuk

menemukan hal-hal yang bermantaat buat masyarakat.

f, Tumbuhnya partisipasi masyarakat di dalam segala ke­

giatan sebagai gambaran dari rasa sepenanggungan dari

semua masyarakat untuk melaksanakan kebijaksanaan ter­

tentu.

Keenam komponen terse but .. lanjut Sadali, harus menjadi

suatu kesataan yang integral dalam satu sistem untuk mempe­

roses terciptanya tatanan masyarakat atau Baldatun/ThayYi­

batun Warabbun Ghafur.,•Hal itu dapat direalisasikan dengan ";!:: •. ,

cara membentuk, membina dan mengembangkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Ukhuwah (persuadaraai1 sesama muslim).

Ukhuwah adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan pera­

saan yang mendalam dengan kelembutan, cinta dan sikap hor­

mat terhadap sesama yang didasari oleh aqidah Islamiyah,

Page 67: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

65

iman dan taqwa. Bentuk ukhuwah seperti ini akan melahirkan

perasaan-perasaan mulia dan sikap positif~.dan jauh dari si­

kap-sikap negatif seperti menjauhi perbuatan yang membaha­

yakan jiwa, harta bend.a, nama baik dan kemuliaan orang lain.

Islam telah mewajibkan untuk menjalin hubungan persau­

saudaraan ini lewat Al-Qurcin dan hadits Nabi, antara lain:

dalam surat Al-Hujurat ayat 10:

Sesungguhnya orang-orang mukmin addlah bersaudara, kare­na itu damaikanlah antara kedua saudaramu danbertakwa­lah kepad.:i Allah supaya kamu mendapat rabm·at (Depag RI, 1989:846). .

Sabda Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Muslim:

. ~,,, .,, J ,,. / .J ~ / .,.y ~~.I "'.:t -<Cr~ 0~/J- ~~-0·~~~-~·~<)~\~~~

Tidak beriman salah di antara kamu sehingga ia menyintai sa·udaranya sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri (Na­shih Ulwan, 1992:6).

Implikasi dari ayat Al-Quran dan hadits di atas adalah

bahwa seorang muslim itu menjadi saudara muslim lainnya. Ka­

renanya ia tidak boleh menganiayanya, tidak boleh membiar­

kannya, tidak boleh merendahkannya dan tidak boleh menghi-

nanya.

b. Silaturrahmi (menjalin kasih sayang).

Kasih sayang merupakan kelembutan hati dan kepekaan

perasaan sayang terhadap orang lain, merasa sependeritaan,

dan ikut merasakan kesedihan dan penderitaan mereka. Hal

inilah yang mendasari seorang mukmin untuk menghindari

Page 68: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

BAB III

KELUARGA MUSLIM DAN PENDIDIKAN SOSIAL ANAK

DALAM KELUARGA MUSLIM

A. Keluar$a Muslim

1. Pengertian

Keluarga merupakan salah satu meta rantai kehidupan

yang esensial dalam'sejarah perjalanan hidup anak manusia.

Selain itu keluarga jugs merupakan bagian mutlak dari ma­

syarakat yang mendukung terhentuknya masyarakat.

Menurut Kemus Umum Bahasa Indonesia, keluarga berar­

ti (1) sanak saudara, kaum kerabat, (2) orang seisi rUiiiah;

anak bini; batih {Poerwadarminta, 1984 : 471). Sedangkan

yang dimaksud Muslim menurut kamus tersebut yaitu : 11 Penga­

nut agama Islam" ( Poerwadarminta~ 1984 : 664).

Jadi secara sederhana yang dimaksud dengan keluarge Muslim

adalah keluarga yang menganut agame Islam.

Yang dimeksud keluarga Muslim menurut An-Nahlawi

(1989: 193), yaitu 11 Sepesang suami istri yang kedua tokoh

itninya (ibu den ayah) berpadu dalem merealisesikan tujuen

pendidikan.

Dalam majelah Nesehat Perkawinen tertulis, yang di -

maksud dengan keluarga Muslim yeitu : "Keluerga yang meme­

gang ajaren Islam sebagai pegengan den tatenan hidup se -

tiap anggota keluerge Islam delem menjelani kehidupen me­

reka di dunis ini" •. Me!l'bengun keluarga Muslim, mengandung

arti membentuk, memelihara, membina den mengembangkari me­

nuju ke arah tertentu etas dasar aspirasi, cita-oita den

Page 69: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

/J 66

dan menjauhi setiap kejahatan dan penderitaan, dan rasa ka­

sih sayang inilah yang manjadi sumber kebaikan, kebijakan

dan kedamaian bagi seluruh manusia.

Dalam. sebuah haditsnya Rasulullah menjelaskan: ,,.. ;..> I • .1 / ., ,,.

.J~t: ~'5' ~01~\_j;_:~v"1)0I1;;-J~~'.f GJ · ·~~-h ii-~,,~-<:_; ( "'.G..:-G ·"< ;;.\ ·;U.V, ~ ,, ~ . .,, Y,,,. ,,, ....

Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian menga­sihi. Wahai Rasul, semua kami pengasih, jawab mereka. Sabda Rasul, kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang kepada sahabatnya, tetapi bersifat UIDUl11 (untuk seluruh umat manusia) (Nashih Ulwan, 1992:12).

Dalam hadits lain Rasul mengatakan bahwa Allah akan menga­

sihi orang yang kasih sayang kepada sesamanya: / ,

./.... ., ,,. • 1 ·-::r ,,,.,,., "",.,, 1·"

z;:·~~ uf~~\~~\~J)_-0--<"";:;,' ~J.·~~~-1 . ~W'~

Qrang yang mengasihi itu akan dikasihi oleh Yang Yang Ma­ha Pengasih. Maka kasihanilah siapa yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan mengasihi kalian (Nashih Ulwan, 1992:11).

Kedua hadits di atas menjacti dasar bagi keharusan se­

tiap mukmin untuk senantiasa menebarkan kasih sayang kepada

~esama makhluk Allah, dan sikap inilah yang menjadi sumber

kebaikan dan kedamaian.

c. Tlil'wun (tolong menolong)'.

Sebagai akibat logis dari terjalinnya persaudaraan

yang didasari oleh rasa kasih sayang, maka akan melahirkan

sikap saling tolong menolong dalam hal positif, menolong

yang lemah dan membantu yang susah. Dengan saling tolong

Page 70: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

67

menolong mendekatkan dan melekatkan rasa kebersamaan.

Secara tegas Al-Quran memerintahkan untuk membangun sikap

ta'awun dalam hal kebaikan, yaitu dalam surat Al-Maidah

ayat 2 :

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajik­an dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dose dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah seseunsguhnya Allah amat berat siksa.-Nya (Depag RI, 19-89:157),

d. · • AfWun (maaf ... memaafkan).

Sikap saling maaf-memaafkan juga merupakan hal yang

dianjur~n dalam Islam: untuk mencegah terjadinya permusuhan

atau pertengkaran, menjegal teman sejawat dan sebagainya.

Memaafkan orang yang bersalah merupakan sikap yang terpuji

di hadapan Allah. Di antara ayat Al-Quran yang memerfntah-

kan untuk maaf-memaafkan adalah surat An-Nuur ayat 22 :

-: '. (•"{'-', 1.i,'~ .. \\.J./11) :;,~\ ·~\~ 'L; Gj, ,)_,\ ~;~ ~; ~ '---"'~ ,,.. ,,. r. --u.. u;,

.,,... • / ./ t / J ,; / / / # .J #/I I • / II ,/.) f /

~.01 u~~' ~_;,µ,; ~w\} .. '.~ : .. ~<J.~W'J ,,. ,,,,. J / t J/ I 'J" / (t •' .Jw / ""'..,:"..},..

_.(~\"': ./_01 f ~...>.)yU-dJJ\J ~,,WI

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi {bantuan) kepada kaum kerabat~nya), orang­orang yang miskin dan.orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berla­pang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengam­punimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penya­yang (Depag RI, 1989:547).

Page 71: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

68

e. Sa bar (m.enahan diri).

Sabar adalah orang yang stabil emosinya ketiak tertim­

pa bencana atau musibah, tidak cepat m.engeluh dan putus asa.

Sikap sabar yang paling sederhana adalah mampu menahan diri dari segala keinginan yang belum waktunya harus terwujud,

tergesa-gesa dan tergopoh-gopoh dalam melakukan sesuatu.

Tergesa-gesa merupakan desakan emosi.yang tidak terkendali­

kan. Sifat dan sikap seperti ini oleh Rasul disebut sebagai

dorongan dari syaitan, sedangkan sabar adalah dari Allah.

Orang yang sabar dalam Al-Quran dikategorikan sebagai orang

yang mendapat keberkatan dan rahmat dari Allah, serta ter­

llllasuk orang yang mendapat petunjuk. Firman Allah dalam su­

rat Al-Baqarah ayat 155-157 :

u;~.:/j1:J --~1;f-j1 ~u-;;~ e).1J0)1~~-~(~_; ,,, .>.,,. G :;.; • .,,. .... \ / {~ ,,., .. ,,,., .J•J""'"<',.. --: .... t" /~ 11. .. ,..~ "':"// ,,,,,, ... 1...1 'J-'v ~r~L.o1 1 ))0'.'.:.u1. (y..~1~3 0 , ·~11..J ... ,,. ... ... ,,. .., ... ;,.; v--''-"

!J , 1 ,,. .. ,,,1_, /"'/ i

i;-~~~~j u-:0·')...:p ·.l\~~3\. ~~~_)~~-(;~.} ~ \ ~ •• / ,.. ,_, ..J "' \ J /

-< \OY-, 00 .. V}',. ~;~, "r~_,v Dan sungguh akan Kami beri cobaan padamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah­buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa mu­siba.h, mereka mengucapkan 11Innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Depag RI, 1989:39).

t. Tasamuh (toleran).

Ungkapan :J.ain ; dari istilah toleran adalah"tepa salira'(.

tenggang rasa terhadap orang lain, memberikan kebebasan pada

Page 72: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

orang lain untuk menggunakan hak pribadi selama dalam garis

yang benar dan selama tidak mengganggu hak orang lain, de­

mikian juga selama tidak menyangkut persoalan akidah. Kalau

sudah menyangkut hubungan dengan orang yang berbeda agama,

dan sudah menyangkut persoalan akidah, maka Islam telah

memberikan garis yang tegas untuk tetap pada keyakinan dan

syari'at Islam. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surat

~1-Kafirun ayat 1-6 :

~,~~0;y·~\-~_;. 0~~l:~~ .0;~,~.\~~ • J~ :t .. y ,; _,/

r~::(\ ~,1 \:..~;~·(' ~:, . '! ~c. yCI~; . .<(_\-I" ~Jfa\ 'y- c;.?,~J

Katakanlah: 11Hai orang-orang kafir, aku tidak akan me­nyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi ~e­nyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak 'pernah~pu­la) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku (Depag RI, 1989:1112).

g. Musawah (persamaan), yakni memperlakukan same kepada

sesama orang mukmin. Mendamaikan dua kelompok orang mukmin

saling bertikai secara adil tanpa keberpihakan pada golong­

an atau kelooipok tertentu. Sebagiaman firman Allah dalam su­

rat Al-Hujurat ayat 9 :

Page 73: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golong­an yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat ani­aya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku sdillah. Sesungguhnya Allah m.enyukai orang-orang yang berlaku adil (Depag RI, 1989:846).

h. Adil.

Pengertian adil secara definitif adalah menempatkan

sesuatu sesuai pada tempatnya. Adil:adalah satu istilah

yang mudah untuk diucapkan, tapi paling sulit untuk dilak­

sanakan. Sebab ketika seseorang memiliki kepentingan pada

satu kelompok, seringkali membuat dia berbuat curang kepada

kelompok lainnya, atau ketidak senangan kepada seseorang

menjadi penghalang untuk berlaku adil. Itu sebabnya Allah

sering memperingatkan manusia untuk senantiasa menegakkan

keadilan. Dengan keadilan kedamaian akan tegak, dan dengan

keadilan ketenteraman akan terwujud. Ketidakadilan menjadi

salah satu sebab terjadinya gejolak dan pertengkaran.

Perintah untuk m.enegakkan keadilan ini dcipat ki ta te­

mukan dalam Al-Quran, di antaranya surat Al-Maidah ayat 8 :

'> _. I / I,.. ~ }.) -1 ,..I / -, ~ ""' ,--',~;/"'.'-'/.,;'/•/'.'..\/ i ' .. ,l ,..,,,..-;! ~ · • \""(· I' \. :J1t -".'1(' u ~ ~ <'!· :ii .J ~ ""~ ~ ~ 1J9 ~ J!J ..Y r <.r.. , \.l!:r!. 1.;

\ ...... V7 ... .,) ... ,,,,,

~Ji\~~ ~11;;'-' <5A~51~·)~~ ~~gi ~f.; ,,,,. .,.; ,,,,,,,, / (. /

-{ ,_, aJ,\j,1)- ~~~,~ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang•orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali­kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Depag RI, 1989:159). . . ..

Page 74: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

71

i. Kreatif.

Orang yang kreatif adalah orang gemar melakukan kegi­

atan yang bernilai positif, baik untuk untuk kepentingan

dirinya maupun untuk kepentingan orang lain (masyarakat).

Gemar menyiptakan terobosan-terobosan baru untuk kepenting­

an orang banyak. M,:isyarakat ikut menikmati hasil karyanya,

dan apa yang dia lakukan memberikan dampak positif bagi

lingkungan sekitarnya.

Sikap kreatif ini disinyalir oleh Al-Quran dalam su­

ra t Al-Kahfi ayat 7 : .... . ,,, / ,.

'l ,,,. ,,, _, ,,,. ,, $ .. ~:,,, ._, ""µ-' .... ,. ,,, ...... ,,,,. ~ .. ~ J"' ....... { / . / t':"\ ,1 c. · -....>-\ \ · f • t ,. • • · I y.~(,

. /\.J- u ,~. ~ . -~ ~~ ~..> .. . ~

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka sia­pakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya (Depag RI, 1989:444),

j. Dinamd.s.

Dinamis adalah satu sifat yang senantiasa bergerak

dan berbuat, dan orang yang dinamis adalah orang yang memi­

liki mobilitas hidup yang tinggi, senantiasa berencana dan

berbuat secara berkesinambungan, ;baginya tidak ada istilah

berhenti dan selesai berbuat. Selesai m~lakukan satu kegi­

atan terus membuat dan merencanakan kegiatan berikutnya.

Lawan dari dinamis adalah statis dan malas. Kedua sifat ini

sangat dicela oleh Islam.

Firman Allah yang mengisyaratkan keharusan bersifat di­

namis terdapat dalam Al-Quran surat Al~m Nasyrah ayat 7-8 :

Page 75: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

72

,,. / ,I ,,.. ,; .. _,. ,.. .. ,,, ,/ / /

4._t<-'v"T~( 1 J- c.:._;,.j\_; ~~_)____3}3 ~\_;~I:_,~

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu·urusan), kerjakanlah dengan sungguh~s~ngguh (urusan) yang lain,· dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Depag RI, 1989:1073).

Selain pendapat yang telah dikemukakan Sadali di ata;:; •

Nashih Ulwan m.enambahkan, bahw1il yang juga termasuk memiliki

nilai sosial adalah Itsar, yakni mementingkan orang lain

daripada diri sendiri, dan al-Jurah yaitu berani karena be-

nar.

Sikap mementingkan orang lain merupakan suatu perasaan

kejiwaan yang lebih mengutarnakan orang lain daripada diri

sendiri dalam hal kebaikan dan kemaslahatan. Itsar termasuk

akhlak yang mulia yang apabila dimaksudkan untuk mencari

keridhaan Allah merupakan bagian terpenting bagi integritas

dan solidaritas sosial dan kebaikan bagi lli'8.nusia pada umum-

nya-(Nashih Ulwan, 1992:14-23).

Al-Jurah a.dalah kekuatan jiwa yang tinggi yang m:eman­

car dari keimanan seorang mukmin kepada Allah dan kebenaran

ajaran yang dianutnya. Dia siap untuk menegakkan kebenaran

meskipun pahit dan penuh risik6, berani karena benar merupa~­

kan salah satu jihad yang agung. Karenanya, mati karena

mengatakan yang benar dianggap mati syahid_(Nashih Ulwan,

1992:23-27).

Dari tanggung jawab sosial dan jiwa sosial di atas,

akan melahirkan disiplin etika sosial yang cukup banyak.

Page 76: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

73

Di antaranya, etika makan dan minum, etika mengucapkan sa­

lam, etika meminta izin masuk rumah, etika duduk dalam per­

ternuan, sopan santun bergurau, etika menjenguk orang sakit

dan sebagainya (Nasih Ulwan,. 1992:102).

Setelah menyim2k uraian di atas, maka dapat diambil

sebuah kesimpulan bahwa yang termasuk materi pendidikan so­

sial yang harus ditanamkan kepada anak dalam keluarga mus­

lim adalah :

1. Keharusan menjalin ukhuwah (persaudaraan;

2. Menjalin hubungankasih sayang (silaturrahmi);

3. Menumbuhkan sikap tolong-menolong;

4. Menanamkan sikap maaf-memaafkan;

5. Mengembangkan sikap ramah tamah;

6. Menanamkan kesabaran (menahan diri);

7. Mengembangkan sikap tasamuh (toleran);

B. Menumbuhkan sikap musawah (persamaan);

9, Menanamkan keadilan;

10. Mengembangkan sikap kreatif;

11. Mengembangkan dikap yang dinamis;

12. Nenumbuhkan sikap lebih mementingkan orang lain dari­

pada diri sendiri; dan

13. Menanamkan sikap berani karena benar.·

Page 77: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya
Page 78: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

BAB IV

METODE PENDIDIKAN SOSIAL ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM

A, Pengertian

Kata "metode" berasal dari bahasa Greek yang terdiri

dari dua kata, yai tu 11m:eta 11 yang berarti melalui, dan 11ho­

dos" yang berarti jalan. J adi, metode:·berarti jalan yang

dilalui,

Secara definitif, menurut Soelaiman Joesoef dan Sla­

m:et Santoso (1981:38) metode berarti suatu kerangka kerja

dan dasar-dasar pemikiran digunakannya cara-cara khusus.

Dengan demikian, metode merupakan jalan menuju suatu tuju-

an.

Kalaulah metode berarti jalan,cara-cara yang dilalui

dalem melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan. Maka,

m·etode pendidikan sosial anak dalam keluarga muslim. dapat­

diartikan sebagai jalan atau cara-cara yang digunakan da­

lam proses pendidikan sosial pada anak dalam keluarga yang

menjadikan ajaran Islam sebagai pegangan dan pedoman hidup­

nya.

Metode merupakan salah satu faktor yang tidak dapat

diabaikan, sebab metode ikut berperan dalam menentukan suk­

ses atau tidaknya pendidikan. Antara metode dan tujuan da­

pat dikatakan sebagai hubungan sebab akibat. Apabila metode

pendidikan yang digunakan itu baik dan tepat, maka tujuan

pendidikan yang telah dirumuskan besar kemungkinan dapat

tercapai dengan baik.

Page 79: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

75

B. Konsep Dasar Metode Pendidikan Sosial

Sebagaimana telah disinggung pada pembahasan sebelum­

nya bahwa metode merupakan salah satu faktor yang tidak dapa~

diabaikan, karena metode ikut berperan dalam menentukan suk­

ses atau tidaknya pendidikan.

Pada aasarnya, metode bukan hanya sekedar alat untuk

menyampaikan pengetahuan ke dalam otak murid· (peserta didik),

tapi lebih dari itu metode juga merupakan alat untuk manban­

tu anak didik memperoleh keterampilan-keterampilan, kebia-

s aan~ke biasaan, sikap, minat dan nilai-nilai sosial yang

diinginkan. (Al-Syaibany, 1979:55-2).

Metode pendidikan Islam yang digunakan harus berfung­

si secara efektif dan efisien dalam proses pencapaian tuju­

an pendidikan. Keanekaragaman metode harus paralel dengan

konprehensivitas tujuan, baik metode yang bersifat verba­

listik-simbolisme maupun interaksi langsung dengan situasi

belajar mengajar.

Dalam metode pendidikan Islam senantiasa diusahakan

untuk diungkapkan melalui berbagai metode yang didasarkan

atas pendekatan yang multi dimensional sebagai yang dicon­

tohkan dalam langkah-langkah·. paedagogis dari firman-firman

Allah dalam Al-Quran dan sunnah Rasul.

Begitu penting kedudukan metode dalam proses pendi­

dikan, sebab tanpa metode, pikiran, pengetahuan,·keteram­

pilan, pengalaman dan sikap tidak akan berpindah dari

Page 80: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

76

pendidik kepada anak didik. Metodelah yang menjadi penghu­

gung dan perantara antara pendidik dan peserta didik.

Untuk menambahkan tekanan pada pentingnya metode pads

proses pendidikan, para pendidik mengganggap bahwa metode

merupakan dasar yang dibina dalam profesi pengajaran dan

segi yang menentukan keberhasilan guru/pendidik dalam peker­

jaannya. Karenanya keberhasilan guru dalam mearilih den me­

nerapkan metode mengajar/m.endidik dapat dinilai sebagai ke­

berhasilan..dalam pekerjaannya sebagai guru atau pendidik.

Al-Syaibeny, 1979:554).

Mengingat pentingnya kedudukan metode dalam proses pen­

didikan, dalam ilmu pendidikan dan dalam pekerjaan mendidik,

maka para pendidik dalam setiap zaman menaruh perhatian be­

sar untuk mengangkat derajat metode dan alat-alat mengajar

dan mendidil( m.elalui penentuan syarat-syarat dan prinsip­

prinsip yang harus dipelihai'a pada metode ini, dan menja­

lankan serangkaian percobaan-percobaan dan penyelidikan-pe­

nyelidikan yang bertujuan untuk memperbaikinya serta m:enyip­

takan alat-alat audio-visual yang membantu dalam pencapaian

tujuan serta menjelaskan makna dan pikiran-pikiran abstrak

yang ingin diperoleh oleh si terdidik. Oleh karena itu, ba­

gi pendidikan yang m:enyadari akan pentingnya peranan metode

maka ia akan terus mencari den menggali berbagao metode yang

dianggap lebih efektif, mencari kaidah-kaidah pendidikan

yang inf luentif untuk mempersiapkan anak didik baik dari

Page 81: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

77

aspek mental, moral, saintikal, spiritual dan sosial, se­

hingga anak dapat mencapai kematangan yang sempurna (Nashih

Ulwan, 1988:1),

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pendidikan -­

termasuk pendidikan dalam keluarga -- tidak mungkin akan

tepat diajarkan, melainkan diberikan dengan cara khusus,

Ketidaktepatan dalam penerapan metode kiranya akan mengham­

bat proses pendidikan yang akan berakibat membuang-buang

waktu dan tenaga yang tidak perlu.

Itu sebabnya, kalau kita menyimak ayat-ayat Al-Quran

secara implisit dapat kita temukan berbagai cara Allah meng­

ungkapkan firman-Nya agar bisa mempengaruhi pembacanya se­

hingga mencapai sasaran yang diharapkan. Karenanya, bila

dipandang bahwa suatu cara atau metode adalah suatu subsis­

tem dari pendidikan Islam yang berfungsi sebagai alat pen­

didikan, m8ka jelaslah seluruh firman Allah dalam Al-Quran

sebagai sumber pendidikan Islam itu mengandung implikasi­

implikasi metodologis yang konprehensif, mencakup semua as­

pek dari kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan pribadi

manusia.

Kunci pembentukan karakter dalam proses pendidikan

menurut Al-Quran menunjukkan, bahwa manusia itu lahir de­

ngan fitrah yang baik. Keyakinan akan hal ini akan mempe­

ngaruhi implikasi-implikasi praktis bagi metode-metode

yang seharusnya diterapkan dalam proses pendidikan.

Page 82: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

78

Dalam implementasi pendidikan sosial dalam keluarga

bukan merupakan hal yang mudah, sebab masalah sosial bukan

saja wilayah cakupannya yang sangat luas tapi juga persoal­

an sosial m:enyangkut masalah hak orang lain. Bagaimana ki­

ta memenuhi hak orang yang lebih tua untuk dihormati, demi­

kian juga hak orang yang lebih kecil untuk dikasihi; hak

fakir, miskin dan anak yatim untuk disantuni; sampai-sampai

kepentingan pribadi diakhirkan karena ada keharusan untuk

mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri.

Karena ini masalah berat, maka untuk menanamkan nilai-nilai

sosial ini juga tugas yang maha berat.

Itulah sebab111ya, dalam Islam' yang namanya proses pen­

didikan bukan dimulai sejak anak dianggap cukup matang un­

tuk menerima pengajaran dan pendidikan melainkan ha~us su­

dah dimulai sejak masa konsepsi, bahkan sejak pemilihan jo­

doh. Abdurrahman Saleh (1990:203) menegaskan, apa yang mes­

ti dilakukan ketika mendidik ternyata harus ditanamkan se­

jak dini fondasi yang kokoh. Ketika telah datang kecende­

rungan anak yang anti-pendidikan, maka hal ini tidak boleh

dianggap sebagai dasar pijakan kependidikan. Sekalipun de­

mikian tugas pendidik (orang tua) adalah mempengaruhi anak

agar mereka tertarik kepada aktivitas-aktivitas yang re1e­

van demi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok dasariah

mereka. Usaha ke arah ini adalah persoalan metode •. berha­

sil atau tidaknya pendidikan akan tergantung atas cara ·

Page 83: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

79

pendekatan atau metode yang ditempuh~

Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa manu­

sia terlahir dengan dibekali fitrah yang baik, karenanya

dalam memeberi pengaruh kepada anak didik tidak boleh de•

ngan metode yang hanya akan merusak fitrah tersebut. Hal

ini diisyaratkan oleh sabda Rasul:

"Allah tidak mengutusku untuk membuat kerusakan atau perbuatan yang tidak ada gunanya .. melainkan mengutusku untuk m.engajar dan malakukan hal-hal yang mudah 11 (Abdur-rahman Saleh, 1990:204). ·

Agar pendidikan sosial anak dapat mencapai tujuan se­

cars 9ptimal, maka seorang pendidik mesti memiliki pertim­

bangan metode-metode mana yang seharusnya diterapkan, seba­

gaimana juga harus memilih waktu yang tepat bila dengan me­

tode tertentu. Jika pendidik gagal memilih waktu yang te­

pat, maka sangat dimungkinkan akan berakibat negatif.

Penerapan metode secara bertahap, mulai dari yang se­

derhana menuju yang kompleks merupakan prosedur kependidik­

an yang juga diperintahkan Al-Quran. Dalam kata-kata ~­

bani jama'nya Rabbaniyyun di dalam ~1-Quran ada tiga ayet,

oleh Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa se­

bagei pendidik yang baik hendaklah memulai mengajarkan de­

ngan materi pengetahuan yang mudah sebelum mengajarkan yang

sulit-sulit. Sebagai bukti istilah ini benesal dari Hadits

yang isinya senada dimane kata Rabb merupakan bentuk kata

dasar yang mengindikasikan pentingnya penerapan metode dalam.

proses pendidikan atau pengajaran.(AbdurrhmBn Saleh,1990:205).

Page 84: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

80

c. Metode Pendidikan Sosial ~ dalam Keluarga Muslim

Sebelum sampai pada perumusan konsep metode pendidik­

an sosial dalam keluarga, terlebih dahulu akan dikemukakan

beberapa pendapat disekitar penentuan jenis-jenis atau ma­

cam-macam metode yang biasa digunakan atau yang seharusnya

digunakan dalam pendidikan Islam.

Dalam pendidikan Islam ada beberapa istilah yang da­

pat diperguhakan untuk menunjuk kepada metode. Istilah-is.,

tilah tersebut adalah: minhaj, kaifiyah, wasilah, dan tha­

riqah. Istilah-istilah itu pada dasarnya mempunyai arti

yang sama, sebab semuanya merupakan persamaan kata (mura­

dif). Dengan demikian kata metode dapat dipakai dengan meng­

gunakan istilah-istilah tadi, tanpa perlu menimbulkan kebi­

ngungan. Namun demikian di antara istilah-istilah yang bia­

sa digunakan adalah "thariqah" yang berarti jalan atau cara

yang harus ditempuh.

Ahmad Supardi (1989:52) m:enyatakan bahwa secara ope­

rasional, dalam ajaran Islam memiliki banyak implikasi pen­

didikan, terutama secara metodologis, misalnya: 1. metode

mendidik secara berkelompok yang sering disebut metode mu­

tual education, 2. metode instruksional, 3. metode berceri­

ta, 4. metode bimbingan dan penyuluhan, 5, metode pemberian

contoh dan teladan, 6. metode diskusi, 7. metode tanya ja­

wab, . 8. metode perumpamaan atau metode internal, 9, m.eto­

de targhib dan tarhib yaitu dengan memberikan motivasi,

Page 85: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

81

10, metode taubat dan ampun, 11. metode acquisition, expla­

nation dan exposition.

Ahmad Sadali (1987:161-163) membagi metode-metode

pendidikan ke dalam empat macam, yaitu:

1. Metode diakronik, yaitu suatu metode yang menonjolkan

aspek sejarahnya. Dengan metode ini kemungkinan bagi

anak didik untuk mengadakan studi komperatif tentang

berbagai basil penemuan dan pengembangan ilmu pengetahu­

an. Metode ini juga dapat digunakan untuk mempelajari Is­

lam sebagai ilmu pengetahuan. Hal ini untuk mengetahui

kecenderungan perkembangan Islam sebagai agama, dari ma­

sa ke masa, dari dulu sampai sekardng, Dengan demikian,

maka perkembangan agama Islam dapat menjadi ilham atau

bimbingan bagi pemikir kegamaan yang akan datang di ma­

syarakat.

2. Metode pemecahan masalah, yaitu suatu metode yang meru­

pakan latihan bagi para peserta didik yang dihadapakan

pada berbagai masalah dengan alternatif pemecahannya.

3. Metode sinkronik-analitik, yaitu suatu metode pendidik­

an Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis.

Metode ini amat berguna bagi perkembangan keimanan dan

mental intelektual yang tidak semata-semata mengutamakan

segi peleksanaan atau aplikasi praktis.

4, Metode empiris, yaitu metode penyampaian pelajaran yang

memungkinkan bagi anak didik untuk mempelajari ilmu agama

Page 86: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

82

melalaui proses realisasi dan ~tualisasi tentang norma­

norma ·dan kaidah-kaidah agama melalui suatu proses apli­

kasi.

Abdurrahman An-Nahlawi (1989:283) membagi m:etode pen­

didikan Islam menjadi tujuh metode, yaitu: 1. metode hiwar

(percakapan) qur'ani dan nabawi, 2. m'etode bercerita kisah­

kisah, 3. metode amtsal atau perumpamaan, 4. metode dengan

memberi tduladan, 5. metode pembiasaan diri dah pengamalan,

6. I!letode mengambil 'ibroh (pelajaran), dan mau '·izhah (per­

ingatan, dan 11.. metode targhib dan tarhib (me¢buat senang

dan membuat takut).

Abdurrahman Saleh (1990:205) mengidentifikasi metode

pendidikan ke dalam tujuh mac am metode, yai tu: ·1., .. metode

cer.amah, 2. metode cerita, 3. metode tanya jawab atau dia­

log, 4. metode diskusi, 5. metode perumpamaan atau metifo­

ra, 6. metode simbolisme verbal, dan 7. metode hukuman dan

ganjaran.

Itulah beberapa pendapat mengenai penentuan metode

pendidikan Islam secara umum. Antusiasme para pakar pen­

didikan Islam dalam merumuskan metode pendidikan menunjuk­

an bahwa dalam pendidikan Islam, peranan metode sangat me­

nentukan bagi keberhasilan proses pendidikan. Sebab, seti­

ap usaha yang dilakukan individu senantiasa berusaha untuk

mencapai tujuan secara ef ektif dan efisien dengan mengguna- ·

kan m:etode yang dianggap baik dan tepat. Demikian juga __ .. ·

Page 87: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

halnya dengan pendidikan sosial yang merupakan sub-sistem

pendidikan Islam secara umum .•

83

Berkaitan dengan metode pendidikan sosial, dari bebe­

rapa buku pendidikan yang penulis telaah -- baik buku pen­

didikan umum maupun pendidikan Islam -- belum ada yang se-.

cara rinci dan eksplisit membicarakan dan merumuskan menge­

nai metode pendidikan sosial, terlebih metode pendidikan

sosial dalam keluarga. Nampaknya hal ini menuXl(jukkan bahwa

para pakar pendidikan sepakat, bahwa metode yang bisa digu­

nakan pada pendidikan pada umum·nya juga dapat diterapkan

dalam pendidikan sosial. Demikian juga halnya dengan para

pakar pendidikan Islam memandang bahwa dari beberapa meto­

d e pendidikan Islam yang biasa digunakan, juga dapat digu­

nakan dalam menanamkan nilai-nilai sosial pada anak. Hal

ini dapat dipahami, bahwa dalam banyak perilaku ibadah da-

lam ajaran Islam ternyata memiliki nilai-nilai sosial. Se­

dangkan upaya atau kegiatan yang dilakukan dalam menanamkan

ajaran Islam itu disebut dengan pendidikan Islam.

Oleh karena itu dapat ditetapkan, bahwa upaya yang

dilakukan dalam m;enanamkan nilai-nilai sosial yang baik

itu termasuk dalam lingkup pendidikan Islam. Karena dia

termasuk dalam lingkup pendidikan Islam, maka metode yang

digunakan ~alam pendidikan Islam secara umum•, juga dapat

dipergunakan dan diterapkan dalam pendidikan sosial.

Dari beberapa metode pendidikan Islam yang telah

Page 88: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

84

dikemukakan di atas, tentu saja tidak semuanya dapat digu­

nakan untuk pendidikan sosial dalam keluarga. Hal ini meng­

ingat perbedaan kondisi dan beberapa keterbatasan yang ada

dalam lingkungan keluarga.

Dengan beberapa kesulitan yang dialami, penulis men­

coba menetapkan dan merumuskan metode-metode yang dapat di­

gunakan dalarn pendidikan sosial anak dalam keluarga muslim,

yakni: 1. metode ceramah, 2. metode tanya jawab, 3, metode

cerita, 4. metode dengan keteladanan, 5. metode dengan la­

tihan dan pengamalan, 6. metode dengan adat kebiasaan, 7.

metode dengan perhatian, 8. metode dengan memberi hukuman,

9. metode arotsal (perumpamaan), 10. metode hiwarqur' ani dan

nabawi, 11. m'etode 'ibrah dan mau'izhah, dan 13. metode tar­

ghieb dan tarhieb. Penjelasan mengenai metode-metode terse­

but akan dikemukakan di bawah ini.

1. Metode Cer41mah

Metode ceramah merupakan salah satu metode pendidikan

sosial dengan cara m:enyampaikan materi yang berhubungan de­

ngan sosial lewat penjelasan secara lisan. Metode ini di­

perlukan dalam pemberian ini'ormasi dan pemberian materi

yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Metode ce­

ramah ini banyak digunakan oleh para Nabi dalam menyampai­

kan syari'at Allah. Seperti nabi Musa tatkala diperintah

Allah untuk berda'wah kepda Fir'aun dan pengikutnya, beliau

berdo'a agar diberi kelancaran dalam berbicara. Firman Allah

Page 89: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

85

surat Thaha ayat 25-28 :

·).u \ .... "2>.)i; 1r :.-'; o), c1 ~-' <5;! J;p ~ ;;., 0; ~(j q ,,,,v.,.,.. ~- / ,,.J,...·-; ,/~ ,,,,,,. ,,,.... ..J / 0/

.-{ \-' (\ - y 0 : "1..b }-~~ '~· Berkata Musa: 11Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah keke­luan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku" (Depag RI, 1989:478).

Demikian juga halnya dengan pendidikan sosial dalam,

keluarga, metode ceramah dapat digunakan oleh pendidik

(orang tua) dalam memberikan pengertian dan penjelasan ten­

tang tata cara hidup bermasyarakat, seperti cara bergaul de­

ngan sesama teman sebaya, dengan yang lebih tua dan dengan

yang lebih muda, tata cara dalam bertetangga dan sebagainya.

2; Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan metod·e penyampaian materi

dan menanamkan nilai-nilai sosial dengan jalan mengajukan

pertanyaan dan anak didik menjawab pertanyaannya. Hal ini

selaras dengan hadits Nabi tatkala jibril datang kepada nabi

Muhammad untuk mengajarkan Islam, iman dan ihsan serta tan-!

da-tanda hari kiamat, kemudian nabi Muhammad menjawab semua

pertanyaan yang diajukan oleh Jibril (Shahih Muslim, t.t:22).

Metode tanya jawab ini dalam kondisi tertentu termasuk

metode yang cukup efektif dalam menanamkan nilai-nilai sosi­

a l kepada anak.

Pada···am.a:k usia s ekolah, misalnya, tumbuh dalam jiwanya

perasaan selalu ingin tahu dan selalu penasaran terhadap

Page 90: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

86

sesuatu yang dianggap asing atau sesuatu yang tidak memuas­

kan pengetahuannya. Ketidakpuasan mereka sering kali mereka

lontarkan melalui pertanyaan, sehingga tidak jarang terjadi

pertanyaan yang dikemukakan akan bersifat kritis dan di lu­

ar dugaan orang tua tatkala mereka melihat fenomen sosial

di sekitarnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan dan perkem­

bangan otak dan kecerdasan anak tengah berkembang pesat,

bahkan anak pada usia ini disebut sebagai periode intelek­

tual.

Metode tanya jawab menurut Zuhairini, dkk. (1983:83)

adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru/pendidik

mengajukan pertanyaan dan murid menjawab, atau sebaliknya.

Dalam istilah lain adalah suatu metode di dalam pendidikan

di mana guru bertanya sedang murid menjawab tentang bahan

atau materi yang ingin diperolehnya.

Dari pernyataan di atas dapat dipahami, bahwa prin­

sip kejiwaan bertanya pada anak dapat disalurkan melalui

metode tanya jawab yang dalam prcikteknya dapat berlangsung

secara timbal balik. Dalam hal ini antara orang tua dengan

anak, Ketika anak itu bertanya, kadang kala pertanyaan itu

bersandar kepada kuantitas pengetahuan yang dimilikinya.

Dengan demikian orang tua dapat mengukur bentuk pertanyaan

yang diajukan.

Namun yang per.lu diingat, di saat tidak mampu menja­

wab pertanyaan si anak, jangan malu, atau menutupi ketidak-

Page 91: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

87

ketidakbisaan kita dengan berbalik marah kepada anak. Sebab

perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang akan mampu men­

jawab semua pertanyaan, karena tidak ada orang yang tahu se­

galanya. Apalagi jika pertanyaan itu menyangkut pendidikan

sosial dan keimanan, misalnya anak bertanya: 11Mengapa semut

i tu berjalannya selalu beriringan?'!' Jangan lantas dijawab

dengan nada emosi: 11ya memang sudah diatur dari sananya m1e­

reka harus begitu! 11 • Seb.etulnya bisa saja dijawab: 11Allah

menciptakan binatang sekecil itu adalah sebagai perumpamaan

bagi manusia, agar senantiasa hidup dalam keteraturan dan

saling tolong-menolong dengan sesama 11 • Maka dari proses ta­

nya jawab ini, anak akan mencoba merenungkan akan ciptaan

dan kekuasaan Allah tersebut dan m~engambil pelajaran dari

kehidupan semut untuk hidup teratur dan tertanam; rasa soli­

dari tas sosial pada diri anak.

Abu Ahmadi (1976:35) mengatakan: Pertanyaan-pertanya­

an baik lisan maupun tulisan adalah alat yang terutama un­

tuk menimbulkan jawaban atau respons. Pertanyaan yang pada

umumnya diajukian oleh guru kepada pelajar adalah pertanyaan

yang m.enuntut jawaban tentang fakta-fakta.

Pendapat Abu "'hmadi tersebut dapat dipahami, bahwa

metode tanya jawab berfungsi untuk mengumpulkan jawaban me­

lalui fakta-fakta. Jika dihubungkan dengan penerapan nilai­

nilai pendidikan sosial pada anak, maka tuntutan jawaban

melalui fakta-fakta yang diharapkan oleh mereka sangat

Page 92: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

88

sesuai dengan daya berpikir mereka yang masih bersi£at kong­

kri t.

3, Metode Cerita

Metode cerita mempunyai pengaruh tersendiri bagi jiwa

dan akal, dengan cara mengemukakan argumentasi yang logis.

Dalam Al-Quran banyak ditemukan kisah-kisah atau cerita

mengehai para rasul dan kaumnya, seperti cerita nabi Musa

dengan kaumnya (Al-Baqarah:67-74), (Al-A'ra£:104-107); Clil.""

rita nabi Ibrahim (Adz-Dzariyat:24). Demikian juga tentang

rasul-rasul yang lain. Dengan demikian anak terdidik menda­

pat pelajaran yang berkesan dari kisah-kisah tersebut.

Metode cerita telah biasa digunakan dalam pengajaran

di sekolah padci umumnya •. Metode cerita memberikan pengaruh

besd.r bagi perkembangan jiwa dan akal anak. Dengan cerita

orang tua dapat membangun sendi-sendi sosial pada anak, me­

nanamkan nilai-nilai kebersamaan dan sopan santun kepada

sesame. Dalam Al-Quran banyak ditemukan yang pengungkapan­

nya dalam bentuk cerita, seperti kisah Luqman ketika m:enga­

jar anaknya agar bersikap ramah tamah, tidak memalingkan mu­

ka kepada orang lain dan tidok bersikap sombong dalam kehi­

dupan, dan sebagainya. Cerita-cerita dalam Al-Quran tersebut

oleh Abdurrahman An-Nahlawi ·disebut dengan Metode Kisab

Qurani dan Nabaw1:1 Dalam pendidikan Islam., kisah mempunyai

£ungsi edukati£ yang tidak dapat diganti dengan bentuk pe-J

nyampaian lain selain bahasa.· Hal ini disebabkan kisah qurani

Page 93: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

89

dan nabawi memeiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya

mempunyai dampak psikologis dan edukatif yang sempurna (Ab­

durrahman An-Nahlawi, 1989:331).

Berdasarkan pernyataan di atas, tampaklah bahwa tuju­

an yang ingin dicapai oleh metode kisah ini adctlah menyam­

paikan pesan-pesan kebenaran yang berasal dari quran atau

kisah nabi. Dampak positifnya terhadap pembentukan pribadi

anak akan nampak ketika ia mendengarkan kisah, terlebih bi­

la orang tua pandai m.embawakannya dengan gaya yang menarik

sehingga tidak menimbulkan kesan yang membosankan terhadap

anak, tapi justeru mereka akan merasa tertarik dan tersen­

tuh hatinya, menghayati don mercisakan isi kisah itu, seolah­

olah ia sendiri yang menjadi tokohnya.

Sehubungan dengan itu, jika metode ini digunakan de­

ngan menyisipkan pendidikan sosial di dalamnya akan sangat

mudah diserap anak, karena pendidik telah m:engetahui gambar­

an psikis anak yang dunia kehidupannya penuh dengan kecen­

derungan berfantasi. Untuk nenanainkan nilai-nilai pribadi

yang baik, dapat dikemukakan beberapa kisah nabi yang banyak

terdapat dalam Al-Quran, misalnya menceritakan kisah nabi

Yusuf yang selalu mendapatkan cobaan dan rintangan dalam

menjalani kehidupannya, atau kisah nabi Ayyub yang diberi

cobaan oleh ;\llah dengan berbagai penderitaan baik ketika

sakit, harta kekayaannya habis, semua anaknya diwafatkan

oleh Allah, tetapi mereka tetap sabar dan tabah. Kisah

Page 94: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

90

qurani ini bukan hanya kisah atau karya seni yang indah se­

mata, tapi juga suatu metode Allah dalam mendidik umat ma­

nusia agar mengikuti syari'at-Nya, untuk menguatkan keiman­

an kaum muslimin, menghibur mereka dari kesedihan atas mu-

sibah yang menimpa. Demikian juga halnya dengan cerita-ce­

ri ta lainhya, seperti kisah Malinkundang yang durhaka dan

tidak meu mengakui ibunya, lalu disumpah oleh ibunya, den

dengan kehendak Allah kapalnya tenggelam dan berubah wujud

menjadi batu; cerita Bdwang Putih dan Bawang Merah; dan se­

bagainya. Cerita-cerita seperti itu akan memberikan penga­

ruh pada jiwa anak yang mungkin akan dicontoh dan ditiru-

nya.

Dalam kaitan ini, Dirjen Binbaga Isl<:im (1985:71) men-

sinyalir:

Sesungguhnya perhatian ceritu Al-Quran itu mencakup ni­lai-nilai keislaman dalam segala bentuk dan aspeknya. Sila-sila aqidah adalah dasar segala nilai Islam, karena itu cerita dalam Al-Quran banyak memfokuskan gambaran­gambaran yang melekat pada orang mukmin, justeru itulah dakwah Islamiyah diarahkan kepadanya, Cerita-cerita da­lam Al-Quran membekali manusia dengan nilai yang lain, oleh karena itu Al-Qurun dalam semua ceritanya mengajak kepada mengimanai Allah dan menjalankan syari'at-Nya.

Dengan demikian betapa besar peran atau jasa metode

kisah bagi pembentukan perasaan sosial anak, Sehingga diha­

rapkan anak kelak akan dapat menerapkan dan mengembangkan

nilai-nilai sosial yang diperolehnya dari lingkungan kelu­

arga kepada lingkungan masyarakat sekitarnya, Ia tumbuh dan

berkembang menjadi manusia yang pandai-·hidup- bermasyarakat.

Page 95: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

91

4. Metode Keteladanan

An-Nahlawi (1989:367) mengatdkan, bahwa kebutuhan akan

teladan lahir dari naluri yang bersemayam dala.m jiwa manu­

sia. Naluri tersebut mendorong anak, orang lemah dan orang

yang dipimpin untuk meniru perilaku orang dewasa, orang ku­

at ddn pemimpin.

Kehidupan anak dalam keluarga sangat membutuhkan suri

teladan, khususnya dari kedua orang tuanya. Ini per.lu disa­

dari oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya yang sudah

lebih dewasa, agar sejak mesa kanak-kanak, anak telah me­

nyerap dasar tabiat dan perilaku yang islami dan berpijak

pada landasannya yang. luhur. •

Mendidik dengan cara ini tentu saja harus dimulai da­

ri pendidik itu sendiri, Maksudnya seorang pendidik harus

m.enjadi teladan bagi anak didiknya. Oleh karena itu, semua

tujuan pendidikan harus direalisasikan dalam perilaku seo­

rang pendidik, Hal ini disebabkan karena setiap anak didik

cenderung meneladani dan mengidentifikasi setiap sikap dan

perilaku pendidiknya, Seperti halnya Rasulullah yang menja­

di figur central yang merupakan teladon bagi seluruh umat­

nya,

Nashih Ulwan (1990:2) menjelaskan, bahwa met©de kete­

ladanan dalam pendidikan merupakan metode influentif yang

paling meyakinkan keberhasilannya dalam m~persiapkan dan

membentuk pribadi anak dalam aspek mordl, spiritual dan

Page 96: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

92

sosial. Hal ini didasari bahwa pendidik (orang tua) adalah

contoh terbaik dalam pandangan anak, yang akan ditirunya ·

dalam tindak-tanduknya, dan tata santunnya, disadari atau

tidak,

Dengan demikian, maka metode keteladanan merupakan

salah satu cara atau jalan yang memiliki pengaruh yang sa­

ngat besar dalam proses pendidikan sosial. Hal inilah yang

dimaksudkan dalam gaya kepemimpinan (pendidik) "ing ngarso

sung tulodo 11 • Menanamkan nilai-nilai sosial dengan terlebih

memberikan contoh.

Metode ini erat kaitannya dengan potensi dasar anak

yang suka meniru dan m:engidentifikasi perilaku orang-orang

yang ada di sekitarnya, terutama orang tuanya.

Orang tua harus mampu memberikan contoh yang terbaik

kepada anak-anak. Bagaimana sopan santun dalam berbicara,

sopan santun dalam bersikap dan berbuat, bagaimana adab da­

lam bertetangga, adab tatkala menerima dan memperlakukan

tamu dan sebagainya. Anak akan mendengar dan melihat apa

yang diucapkan dan diperbuat oleh orang tuanya.Anak cepat

sekali menangkap dan meniru apa yang terjadi di sekitarnya.

Anak yang biasa mendengar perkataan yang kasar dan keras di

lingkungan keluarganya, maka sangat dimungkinkan anak akan

berwatak kasar dan keras. Sementara suasana kehidupan kelu~

arga akan terbawa-bawa dalam pergaulan sehari-hari di masya­

rakat.

Page 97: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

93

Menyadari akan pentingnya metode keteladanan ini maka

Ahmad Tafsir (1992:142) m.enyatakan:

Kita dapat saja menyusun sistem pendidikan yang lengkap, tetapi semua itu masih memerlukan realisasi, dan reali­sasi itu dilaksanakan oleh pendidik. Pelaksanaan realisa­si i tu memerlukan seperangkat metode, metode i tu merupa­kan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidikan. Pedoman itu memang diperlukan karena pendidik tidak dapat bertindak secard alamiah saja agar tindakan pendidikan dapat dilakukan lebih ef ektif dan lebih efi­sien. Di sinilah teladan merupakan salah satu pedoman bertindak.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode kete­

ladanan amat menunjang dalam menciptakan pribadi anak yang

beriman, bertakwa dan memiliki sikap dan tanggung jawab so­

sial yang tinggi. Sedangkan teladan untuk para pendidik

(orang tua) ialah Rasulullah. Sebab Rasul itulah teladan

yang paling baik; Rasul meneladankan bagaimana kehidupan

yang dikehendaki Tuhan, karena Rasul itu adalah penafsir

ajaran Tuhan, Dasar pernyataan tersebut dapat kita temukan

dalam firman Allah surat Al-Ahdzab ayat 21, sebagai berikut:

-' I o~.,. ,; "' "'""""' ; I .J •/ ~ ~·.I/ t !J ,,,. _,, / IJ / ., I' ~.,I ./ , \(~

M''r.J..V 04,, ·~.-.;.>-op\fa1~~..J--? , ~. ~ ~I) ./ /:.. //(.// /, \~ ~,,, ~'J

4.. y \: y'?-::l',. ~ ~\,,-> ).) '~ ")L ' .•

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik ba~imu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmatJ Allah dan (kedatangan) hari kia­mat dan dia banyak menyebut Allah (Depag RRI, 1989:670),

Sejalan dengan pemaparan di atas, H.M. Arifin (1991:

212) juga menjadikan metode keteladanan sebagai salah satu

metode yang sangat berpengaruh terhadap tingkah laku dan

Page 98: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

94

pembentukan kepribadian anak. Melalui keteladanan, anak de­

ngan potensi menirunya, menjadikan segala tingkah laku,

ucapan, dan gerak langkah orang tuanya sebagai patokan da­

lam melahirkan konsep dirinya yang tidak terlepes dari jiwa

(ruh) aqidah yang didapatnya secara tidak langsung dari me­

tode tersebut, yang kemudian direfleksikan dalam tingkah

laku sosial.

5. Metode Pembiasaan

Penerapan metode pembiasaan ini didasari oleh pemi­

kiran, bahwa nanusia diciptakan oleh Allah mempunyai nalu.,..·

ri beragama, yakni agama tauhid. Karenanya, dalam pertum~

buhan dan perkembangan anak pembiasaan memiliki peran yang

cukup besar dalam menghantarkan anak menemukan tauhid yang

murni, keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual dan eti­

ka agama yang lurus.

Pernyataan di atas, diperkuat oleh Nashih Ulwan (1988:

42), beliau mengatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan da­

lam keadaan fitrah. Yang dimaksud dengan fitrah tersebut

adalah tauhid yang murni, agama yang lurus dan iman kepada

Allah. Allah menciptakan manusia dilengkapi dengan naluri

beragama, yaitu agama tauhid. Namun pada proses selanjutnya

m-anusia akan banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Di si­

nilah peranan pembiasaan untuk tetap mengarahkan manusia

kepada kemurnia ketauhidan tersebut agar manusia dapat men­

dekati kesempurnaan.

Page 99: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

95

Inti pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua

atau anggota keluarga lainnya setiap masuk dan keluar rumah

m·engucapkan salam, sudah dapat diartikan sebagai usaha mein­

biasakan, dan anak akan mengikuti serta akan terbiasa dengan

suasana seperti itu. Sebab kultur yang hidup dalam keluarga

akan membentuk watak dan kepribadian anak.

Itu seba:t;mya Rasulullah menegaskan dalam sabdanya:

,,.,. / I ,,,,,,.. .0 / I / ,,,, / ., ./

.:~ c, v::, ~ 1···~ ~ 0-" ,,,, .. ' 4 f~ ._;;I •

Barangsiapa yang membiasakan sesuatu pada waktu muda, maka kebiasaan itu dimiliki sampai masa tuanya,

Hadits di atas bermakna bahwa suatu kebiasaan yang

dilakukan sejak kecil secara menetcip akan terus m.elekat

hingga dewasa dan akhirnya menjadi satu kebiasaan • Jika

sejak dini anak dibiasakan hidup teratur, berdisiplin ma-

ka kebiasaan itu maka kebiasaan yang baik itu akan melekat

dan menetap dalam diri anak bahkan menjadi bagian dari hi­

dupnya. Anak-anak yang dibiasakan bangun pagi,ia-aj{an ba­

ngun pagi ·sebagai suatu kebiasaan, dan jelas itu akan mem­

pengaruhi jalan hidupnya, Anak yang dibiasakan hidup ber­

sih, maka ia akan memiliki sikap hidup yang bersih, dan ha­

tinya pun akan bersih, begitu pula pikirannya.

Metode pembiasaan merupakan metode pendidikan yang

cukup efektif dan ji tu. Panpiasaan tidak hanya m.enyangkut

yang batini, tapi jug a lahiri. Orang yang bias a mem.egang

stir mobil, ia akan lebih baik ketim:bang orang yang mengusai

Page 100: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

96

teorinya tapi jarang bawa mobil. Karenanya ada pepatah yang

mengatakan "alah bisa karena oiasa". Jika hal itu dihubung­

kan dengan pendidikan, maka bermakna bahwa kemampuan seseo­

rang dapat ditunjang oleh kebiasoan yang sering dilakukan,

terutama kebiasaan yang berkaitan dengan keutamaan dari as­

pek-aspek sosial,

Sebenarnya, metode kebiasaan ini berjalan bersama-sa­

ma dengan metode keteladanan, dan satu sama lain saling m,em.­

pengaruhi dan saling terkait. Sebab pembiasaan itu harus di­

contohkan atau merupakan penerapan dari keteladanan, An-Nah­

lawi (1989:376) m.engatakan:

Pendidik dituntut menggugah siswanya agar berusaba keras untuk m:enerapkan apa yang telah pelajari di dalam kehi­dupan mereka, untuk keperluan tersebut pendidik hendak­nya menghadapkan para siswanya dengan berbagai permasa­lahan dalam realita kehidupan. Agar mereka mampu mencari jalan keluar serta menerapkan ilmu di dalam pelbagai kon­disi khusus di dalam kehidupan pribadi atau sosialnya.

Metode pembiasaan ini sangat cocok diterapkan pada

m:asa anak-anak, karena pada masa itu m'asih mudah membentuk

watak mereka dengan corak yang diinginkan oleh Islam. Seca­

ra tegas Ulw©'n (1990:43) menyatakan, bahwa p:eranan pembiasa ... t

an, pengajaran dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkem­

bangan anak akan menemukan keutamaan-keutamaan dan budi pe­

kerti sPif.itual dan etika agama yang lurus.

Dalam. bubungannya dengan pendidikan sosial, jika meng­

gunakan metode pembiasaan, dapat dilakukan dengan cara mem.­

biasakan mereka (anak) untuk menggunakan perasaan dan

Page 101: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

97

pikirannya agar selalu mern-iliki kesadaran dan tanggung ja­

wab sosial. Anak akan selalu menaruh sikap horinat kepada

yang lebih tua, solider kepada teman sebaya den sayanag ke­

pada yang lebih kecil. Dia akan memiliki kesadaran secara

instingitf tatkala melihat orang yang tertimpa meusibah

atau orang yang butuh bantuan, tergerak hatinya untuk mem.­

bantu, dan dia akan senantiasa menebarkan sikap persauda­

raan dan kedamaian.

Di lain pihak, Ahmad Tafsir (1992:144) mengatakan,

bahwa pembiasaan sebenarnya berintikan pengamalan. Sebab

yang dibiasakan itu ialah sesuatu yang diamalkan. Oleh ka­

rena itu uraian tentang pembiasaan selalu menjadi satu de­

ngan uraian tentang perlunya mengamalkan kebaikan yang te­

lah diketahui.

Bernyataan di atas dapat dipahami, bahwa pengamalan

yang dilakukan oleh anak tentunya tidak terlepas dari pem­

biasaan yang yang berlaku di lingkungan keluarga, irerutama

orang tua yang dianggap sebagai figur anak, sikap dan peri­

lakunya akan banyak ditiru oleh anak, baik disari ataupun

tidak. Oleh karena itu merupakan suatu tantangan bagi para

orang tua sebagai pendidik untuk secara tetap dan terus-me­

nerus menanamkan kebiasaan yang baik sesuai dengan ajaran

yang dianut. Orang tua setiap saat ditantang, bahkan dipak­

sa untuk senantiasa m.enciptakan kebiasaan-kebiasaan yang

baik dan Islami agar anak mampu menyerap kebaikan tersebut.

Page 102: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

98

l 6. l!!letode Perhatian

Maksud dari metode perhatian ini m1enurut Ulwan (1990:

123) adalah pendidikan dengan cara mencurahkan, memperhati­

kan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam: pembi­

naan aqidah dan moral, persiapan spiritual dan sosial,_di

samping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani

dan daya hasil ilmiahnya.

Pendidika,n dengan m.enggunakan metode ini oleh Ulwan

dianggap sebagai asas terkuat dalam pembentukan manusia

secara utuh, yang menunaikan hak setiap orang, termasuk

mendorongnya untuk m:enunaikan tanggung jawab dan kewajiban­

nya secarci sempurna, Karenanya, Islam memerintahkan kepada

para pendidik, khususnya orang tua untuk memperhatikan dan

senantiasa mengikuti serta mengontrol anak-anaknya, dalam.

segala segi kehidupan sosial khususnya dan pendidikan uni­

versal pada umumnya.

Dasar keharusan di atas dapat diambil dari firman Al­

lah dalam surat At-Tahrim ayat 6 berikut ini: ' '

~;q,~ ~iJ,~~;,; ,:c·'<:.,:~\:, ·'/ ::.::\ 1) 1~\ ~/~,~~\ ,.- ~ .)._, I S,'/ ,,

0\~:ll'~';.\1.:~, ". ,_·~~sr~)\0\b~;;~~ ~ \ v ~..:;-r-·· ..,,; .,; ... ;>..J/"..J

..( 1 "(v'0' 'r ~Jv"_}J. \.:. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan ke­luargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manu­sia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Depag RI, 1989:951).

Page 103: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

99

Dari ayat di atas dapat diambil satu pemahaman, bahwa

keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama,

dan orang tua merupaka pendidik utama yang paling bertang­

gung jawab terhadap keselaltratan anggota keluarganya, Namun

persoalannya adalah, bagaimana pendidik memelihara keluarga

dan anak-anak dari api neraka jika ia tidak memrintah dan

m:elarang mereka, tidak memperhatikan dan mengontrol m·ereka?

Sayyidina Ali mena.fsirkan kata · . dengan

"Didiklah dan ajarilah mereka 11 • Sementara Sayyidina Umar

mena.fsirkan: 11Melarang mereka dari apa yang dilarang oleh

Allah, dan memerintahkan kepada mereka apa yang diperintah­

kan oleh Allah. Dengan demikian terciptralah pemeliharaan

mereka dari api neraka 11 • (Nashih Ulwan, 1990: 124),

Atas dasar itulah, pendidik dituntut untuk senantiasa

1111.emperhatikan anak, agar tidak menyimpang dari aturan yang

digariskan oleh Islam. Dalam hubungannya dengan kehidupan

sosial, apakah ia telah menunaikan hak orang lain atau be­

lum. Seandainya dijumpai bahwa si anak melalaikan hak diri­

nya, hak ibunya, hak saudara dan kerabatnya, hak orang yang

lebih tua, maka pendidik hendaknya menjelaskan keburukan dan

akibat buruk yang bakal timbul dari perlakuan tersebut. Di­

sinilah fungsi pengawasan yang ketat, peringatan dan perha­

tian yang terus-menerus. Dari itu diharapkan anak menjadi

m:anusia yang berbudi luhur, berjiwa besar, memiliki tang­

gung jawab sosia_l tanpa meremehkan orang lain.

Page 104: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

100

Pendidik juga hendaknya memperhatikan etika sosial

anak. Tatkala menjumpai anak berlaku kurang sopan, baik da-

lam cara makan, mengucapkan salam, dalam bercanda, berbica-

ra, atau etiak sosial lainnya, maka hendaknya pendidik ber­

usaha mendidik dan memberikan pengertian tentang tata cara

bergaul yang baik m·enurut ajaran Islam, mem.biasakannya de­

ngan kebiasaan utama dan berperilaku yang baik. Tanamkan-

lah benih cinta kepada sesama, jauhkan dia dari sifat ego­

is, dan tanamkan kejernihan jiwa, jauhkan dia dari sifat

pemarah dan bersikap brutal. Diharapkan anak akan tumbuh

dengan pikiran yang jernih, jiwa yang bersih, hidup berdam­

pingan dengan sesame penuh keakraban dan kedamaian.

7·, Metode Hukuman dan Ganjaran

Pada dasarnya hukum-hukum dalam syari'at Islam berki­

sar di sekitar penjagaan bermacam keharusan asasi yang ti­

dak dapat dipungkiri oleh manusia, sebab manusia tidak da­

pat hidup tanpa hukum. Keharusan itu dikenal dengan sebut-

an 11 ~ "n\ L \i,: ", atau sebutan lain yaitu 11;J~\" ~ ; /

(lima keharusan), Yakni menjaga agama, m.enjaga jiwa, m;enjaga_•

kehormatan, menjaga akal dan menjaga harta benda.

Untuk memelihara hal tersebut, syari'ah telah meletak­

kan berbagai hukuman yang mencegah, bahkan setiap pelanggar

dan perusak kehormatannya akan merasakan kepedihan. Demiki­

an juga halnya dengan dunia pendidikan, metode hukuman dan

ganjaran memiliki peran yang tidak sedikit bagi pembentukan

Page 105: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

101

pribadi yang baik.

Efektifitas metode huk~an dan ganjaran berasal dari

fakta yang menyatakan, bahwa m·etode ini secara kuat berhu­

bungan dengan kebutuhan-kebutuhan individu. Seorang pelajar

yang menerima ganjaran akan m.emahaminya sebagai tanda pene­

rimaan kepribadiannya yang membuat dia merasa aman. Sedang­

kan rasa aman merupakan salah satu kebutuhan psikologis, se­

mentara hukuman karena berkaitan dengan hal-hal yang tidak

disukainya akan dapat menguatkan rasa amen tersebut. Dalam

Al-Quran surat Quraisy m.engisyaratkan, bahwa aman ·dari ra­

sa takut diungkapkan sebagai rahmat Allah yang mesti diba­

yar dengan taqwa,.(Abdurrahman Saleh, 1990:220).

Dalam dunia pendidikan, relevansi hukuman dan ganjar­

an hend&knya dilihat ke arah tabiat atau sifat dasar manu­

sia melalui pengaruhnya ates keamanan individu dan pilihan­

pilihan yang dilakukan. Hal ini akan mengacu. kepada pengu­

jian terhadap kekuatan motivasi. Hukum1an dan ganjaran ber­

fungsi m.eneguhkan atau mel.emahkan respon-respon khusus ter­

tentu. Metode hukuman akan menekan perbuatan yang sangat

bertentangan, namun hmkuman hendaknya menjadi pijakan awal

yang tidak akan diberikan kecuali ganjaran telah gagal mem­

bawa hasil yang diharapkan (Abdurrahman Saleh, 1990:221).

Dalam proses kependidikan, ganjaran yang diberikan

oleh pendidik dapat mengarahkan belaj&r muridnya secara

efektif untuk sebagian, namun pada saat lain justru akan :·.

Page 106: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

102

gagal menciptakan respon yang baik •• Seorang anak yang men­

dapat perhatian lebih, kadangkala bukannya menghargai pen­

didik, malah sebaliknya. Maka dalam hal ini pendidik harus

memberi nasehat untuk mengingat!rnh anak-anak berkenaan de­

ngan akibat yang tidak baik yang telah diperbuat oleh anak

tersebut. Peringatan dan nasehat itu akan membantu pribadi

anak dalam mengevaluasi tingkah lakunya sendiri.

Dalam Al-Quran kita menemukan adanya bentuk hukuman

bagi yang melanggar syari'at Allah, yang dikenal dengan is­

tilah "hudud" dan "qishash".

Dalam' penerapan metode hukuman dan ganjaran, tentu

saja dalam batas-batas kewajaran, sesuai dengan prestasi

yang mereka raih atau kesalahan yang mereka perbuat, dan

sesuai dengan tarap perkembangan anak. Dalam. hal ini Rasul­

Allah te;ah meletakkan metode untuk para pendidik dalam mem­

perbaiki penyimpangan anak. Sebagai contoh, dalam hadits

yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang ditujukan

kepada Umar bin Abi Salmah, ia berkata:

Ketika aku kecil, berada dalam asuhan Rasulullah. Pada suatu hari ketika tanganku bergerak ke sana kemari di atas piringan berisi makanan, berkatalah Rasulullah: "Wahai anak, sebutlah nama Allah. Makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat denganmu 11 (Nashih Ulwan, 1990:159).

Karena penanaman nilai-nilai sosial dalam keluarga

t:erm:asuk akti vi tas kependidikan, maka orang tua hendaknya

m.emberi yang terbaik untuk memotivasi anak dengan ·cara yang

bijak. Pemberian ganjaran dan hukuman jugld merupakan kekuata·Il··

Page 107: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

103

yang membangkitkan motivasi. Pemberian ganjaran selaras de­

ngan fitrah manusia yang condong kepada kebaikan dan berpre~-

tasi, dan hukuman juga perlu karend manusia juga memiliki

kecender.ungan menyimpang dan berbuat salah. Dengan Ganjar­

an diharapkan anak akan semakin termotivasi melakukan keba­

ikan, dan dengan hukuman anak akan semakin berhati-hati den

enggan melakukan keburukan.

8, Metode Amtsal (perumpamaan)

Metode amtsal (perumpamaan) yaitu metode pendidikan

sosial dengan cara m1engumpamakan sesuatu dengan jalan meng­

gambarkan dan menyingkap hakikat melalui majaz (ibarat) dan

haqiqah (keadaan yang sesuungguhnya).

Dalam Al-Quran banyak ditemukan yang pengungkapannya

dengan menggunakan perumpamaan, Seperti ketika Allah meng­

gambarkan sifat-sifat orang munafik dalam surat Al-Baqarah

ayat 17 : /

// ///?/ , w //// y-',..,,,.

-< 1v:&-01 r 1.;C ..G~10.,.Jj' ~ ~ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api ••• (Depag RI, 1989:11).

Demikian juga dalam surat Al-Ankabut ayat 41, Allah

m,engumpamakan sesembahan atau tuhan orang kafir dengan sa­

rang laba-laba : \ ? .,_,,,.' ' / • ~/ ,_, /' .,, . .. /?·.\" J ,,.,,, 0Ll1 .. :J<:,,, ;~ /<Q/-'' ~1~-;)~ '.J.U::,\~}J\~

,,,U~ ,,. ,,. ,, """ \ ("?.' ,,,, ". "'l ~ -! 1/•\ .: '-''(.• '\1 C,_:'j ··.'-'-:JI~_}\ ~/J ~

-..__,_,) _JJ.'-"':'. '..,,> " y u ~ .. . '-:! .Y- . - . , ..(i..1, C>~' r

~

Page 108: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

104

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelin­dung selain Allah adalah seperti laba-laha yang mem:buat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui (Depag RI, 1989: 634).

Bagi orang yang berpikir, hal seperti itu dapat dite­

rima dengan jelas, kecuali bagi orang yang hati dan akalnya

tertutup untuk menerima kebenaran.

Cara seperti itu dapat digunakan oleh orang tua dalam

mengajar dan mendidik anaknya. Menurut Ahmad Tafsir (1992:

142), metode ini memiliki kebaikan, yaitu:

a. Mempermudah siswa memahami konsep yang abstrak; ini

terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda kong­

kri t, seperti m.enyebutkan kelemahan tuhan orang kafir

diumpamakan dengan sarang laba-laba yang mudah rusak,

b, Perumpamaan dapat merangsang kesan terhad.ap makna

yang tersirat dalam perumpamaan tersebut.

c. Merupakan pendidikan agar bila menggunakan perumpama­

an haruslah logis, mudah dipahami. Jangan sampai de­

ngan menggunakan perumpamaan malah pengertianhya ka­

bur atau hilag sama sekali.

d, Amtsal Qurani dan Nabawi memberikan motivasi kepada

pendengarnya untuk berbuat amal kebaikan dan menjauhi

kejahatan.

Pendapat Tafsir di etas bermakna, bahwa pendidikan

dengan menggunakan metode amtsal haruslah lebih mempermu­

dah si terdidik memahami hal-hal yang abstrak; perumpamaan

Page 109: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

105

yang diberikan hendaknya dapat merangsang kesan terahadap

makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut • .Artinya,

pendidik, dalam hal ini orang tua, harus mampu memberikan

perumpamaan yang melahirkan kesan dalam benak dan pikiran

anak. Demikian juga dalarn menggunakan perumpamaan haruslah

logis sehingga rnudah dipahami oleh anak. Sebab sesuatu yang

dimengerti oleh akal akan lebih kuat dcin tahan lama. Tentu

saja basil yeng diharapkan dari penggunaan metode ini ada­

lah agar anak terdorong untuk berbuat baik dan menjauhi se­

tiap ahal yang m:endatangkan keburukan.

Dalam kaitannya dengan pendidikan sosial anak dalam

keluarge, rnetode amtsal m.erupakan salah satu metode yang

tepat dalarn menam11!l:kan dan menumbuhkan jiwa sosial pada ··

anak dengan cara membuat perumpamaan yang kongkrit yang da­

pat dijangkau oleh pemikiran anak, baik itu perurnpamaan

yang telah dibuat oleh Allah dalarn Al-Quran maupun perum­

pamaan yang dibua.t sendiri oleh pendidik (orang tua) dengan

m.engarnbil contoh dalam kehidupan sehari-hari atau benda-ben­

da lain yang telah diketahui oleh anak.

9. Metode Hiwar Qurani dan Nabawi

Hiwar (dialog) adalah percakapan silih berganti anta~

ra dua pihak atau lebih rnengenai suatu topik yang sengaja

diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki (pendidik

atau ordng tua). Sehingga kedua pihak salihg bertukar penda­

pat tentang suatu masalah tertentu (An-Nahlawi, 1989:284).

Page 110: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

106

mengingat begitu pentingnya komunikasi yang harus di­

lakukan antara orang tua dengan anak, maka m.etode hiwar me­

rupakan salah satu metode yang dapat menyampaikan anak kepa­

da nilai-nilai sosial.

Jika kita perhatikan ketika seorang pendidik atau

orang tua bercakap-cakap dengan anak akan ditemukan kebiasa­

an mereka untuk bertanya tentang sesuatu yang belum diketa­

huinya, maka dari sinilah awal mula terjadinya percakapan

di antara mereka. Meskipun hasil akhir dari percakapan itu

tidak selalu memuaskan kedua belah pihak, namun dalam hal

ini jika rasa ketidakpuasan berada di pihak anak m:aka paling

tidak ia dapat m;engambil pelajaran dari komunikasi tadi, Ka­

renanya, seyogyanya sebagai pendidik mampu menanamkan ide­

ide yang berhubungan dengan masalah sosial kepada mereka, se­

hingga ketika mereka mengambil pelajaran pada peristiwa dia­

log tersebut akan memiberikan dampak yang besar terhadap me­

reka. Namun tentu saja, dalam menanamkan nilai-nilai sosial

melalui metode hiwar para orang tua hendaknya menyesuaikan

dengan taraf perkembang.§ln dan kemampuan mereka, Hal ini seja­

lan dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dari

Ali bin Abi Thalib, sebagai berikut :

Ajaklah manusia berbicara sesuai dengan apa yang 1111ereka ke:trahui (Nashih Ulwan, 1990:318),

Demikian juga hadits riwayat Ad-Dailami dan Hasan Bin Sufyan

dari Ibnu Abbas r.a.

Page 111: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

107

" ,,,,._, "',,,.. J ,,. .>

. ('t;;~i:J~D,~C:\~'10~\ Aku diperintahkan untuk berbicar.a dengan lll311us~a sesuai dengan kadar berpikir mereka (Nashih Ulwan, 1990:318).

Kedua hadits di atas mengisyaratkan kepada pendidik

hendaknya menyesuaikan isi pembicaraan dengan kadar kemampu­

an pikir mereka, serta mengisyaratkan agar pendidik memilih

bahan-bahan bacaan, seperti buku-buku, majalah-majalah dan

kisah-kisah yang sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan

mereka. Sehingga hasilnya akan tampak lebih baik.

10. Metode 'Ibrah dan Mau'izhah

Setelah mengadakrm peneli tian m;engenai pengertian dua

kata, yaitu 'ibrah dan mau'izhah, An-Nahlawi tiba pada satu

kesimpulan bahwa kedua kata itu memiliki perbedaan dari segi

makna. 'Ibrah dan i'tibar berarti suatu kondisi psikis yang

m:enyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan,

yang dihadapi, der:igan menggunakan nalar, yang m;enyebabkan ha­

ti mengakuinya. Sedangkan mau' izhah ialah nasehat yang lem­

but yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala

a tau ancamannya (Abdurrahman An-Nahlawi, 1989:390-403).

Dalam Al-Quran dan hadits,:penggunaan kalimat 'ibrah

berbeda-beda sesuai dengan obyek 'ibrah itu sendiri. Pengami­

bulan 'ibrah dari kisah hanya akan dapat dicapai oleh orang

yang berpikir dengan akal dan hatinya, seperti £irman Allah

swt :

Page 112: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

108

..(111,~y,}-y_(fst1-);ll __ ~~~~~\{:;J Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat penga­jaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (Depag RI, 1989:366).

Pendidikan Islam mem:berikan perhatian khusus kepada

metode 'ibrah, agar anak didik dapet mengambil pelajaran

dari kisah,..kisah dalam Al-Quran,. sebab kisah-kiseh itu bu­

kan sekedar sejarah, melainken sengaja diceritaken Tli1han

karena terdapat pelajaran ( 11brah) yang penting di dalam­

nya. Oleh sebab itu, orang tua hendaknya pandei m:emeni'aat•

kan metode ini di dalam m.enanamkan dan menumbubkan .sifat:,

sikap den nilai-ni;ai sosiel pada diri anak.

Sedangkan meu 1 i zhah menurut Rasyid Rid ha bel!arti na­

seha t dengen cara m.enyentuh kalbu (Abdurrahman An-Nahlawi,

1989:403). Kata wa'ezh juge berarti bermacam-macellli. Perta­

ma, berarti nasehat, yaitu sajian bahasan mengenai kebenar-

an dengan maksud mengajak orang yang dinasehati untuk m.eng­

amalkannya. Nasehat yang baik i tu harus bersum.ber pada Yang

Mahebaik, yaitu Allah. Kedua, mau 11zhah berarti tadzkir

(peringatan), Dalam kaitan ini, yang memberi nesehat hendak­

nya berulang kali mengingetkan agar meninggalkan kesan dalalll

hati dan pikiran, sehingga orang yang dinasehati tergerak

untuk mengikuti nasehat itu. Perlu diingat, bahwa pendidik­

an dengan menggunakan metode 1 ibrah den mau'izhah ini harus

dilakukan secare ikhlas dan dilakukan secare beruleng-uleng,

Delam penerapan metode 'ibrah, menurut An-Nahlawi

Page 113: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

109

(1989:392) sebaiknya dengan menggunakan teknik, Seperti, di­

awali dengan lllengajukan sejumlah pertanyaan, yang diharapkan

anak dapat m.enangkap pelajaran dari setiap kisah qurani. Ke­

mudian memajukan pertanyaan-pertanyaan lain untuk m,embimbing

perasaan anak menghayati isi serta pesan tersirat dalam ki­

sah tersebut, selanjutnya mengajukan pertanyaan tathbigiyyah

(formatif) yaitu membimbing anak untuk membandingkan antara

sikap para pelaku kisah dengan sikap masyarakat sehari-hari.

Adapun metode m:au'izhah, salah satu contoh penggunaan­

nya adalah seperti yang pernah dipraktekkan oleh Luqman ter­

hadap anaknya, yang dapat kita temukan dalam Al-Quran surat

Luqman ayat 13 sebagai berikut :

'S..t /!?"-'""/ w ' ' ? .... .,,_ .... , ... ; \" J ,,.,,,,,. .... ,,,....,,,.,.,,

~P-~l__,~1 0~~\A?p&.~~~-'~ioL&U~~)_, Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di sa­saat memberi pelajaran (nasehat) kepadanya: "Wah,ai anak­ku janganlah kamu menyekutukan Allah. Sesungguhnya syi­rik itu adalah benar-benar kezhaliman yang besar (Depag RI, 1989: 654).

Kemudian nasehat Luqman berikutnya yang menyangkut etika

dan perilaku sosial terdapat dalam ayat 18-19 surat. Luqman:

I... ~" .A..,; ,. ,,,..,..,..,, -':t -;:,.>::~ :W1~l G;.:J.d~)il ~~--J.J u_,_;8.\~.G..~)l~

.,,,,. ... t/ ,,,... ,,,, / ,,,.. ~ ., 11' .,,,; / ,.,, ~::/'

/": \\ ,.,.:-, ... , •. : ~!\.;(;I .~:G~\3· '-'Ub j? -- ~ ~.rP ~ (j-ll4l.> ~- ,.. / 'iY::. ~ u;

/ . ~ Q / .J ,, ,.,. / ,, .,.,, / ~ /

.( ' 't - \ /\ : ..__:_..,., \.i> )>- .;:/; 0 ;/J q 'y-.o ~\ . \ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (ka­rena sombong* dan janganlah kamu berjalam di muka bumi dengan angkuh. Ses~ngguhnya Allah tidak m:enyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlaqr suaramu. Sesangguhnya ,

Page 114: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

111

.ii, Metode Targhib dan Tarhib

Targhib adalah janji yang diserta dengan bujukan

yang menyenangkan dan membahagiakan. Sedangkan tarhib ada­

lah ancaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa

atau kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau akibat lengah

dalam menjalankan kewajiban yang diperintahkan-Nya (Abdur­

rahman An-Nahlawi, 1989:412).

Metode targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam

terdapat perbedaan dengan metode ganjaran dan hukurnan yang

berlaku pada pendidikan pada umumnya. Targhib dan tarhib

merupakan penjabaran dari keistimewaan yang lahir dari ni­

lai RabbaniyYah, dan diselaraskan dengan fitrah manusia,

yang merupakan salah satu ciri khas pendidikan Islam.

Di antara ciri .. ciri pokok yang membedakan metode

targhib dan tarhib dengan metode ganjaran dan hukuman ada­

lah:

a, Targhib dan Tarhib bersandar kepada argumentasi dan

keterangan. Sebab bersumber dari Al-Quran den hadits,

den berorientasi atau berhubungan dengan urusan akhi­

rat.

b'. Targhib dan Tarhib disertai dengan gambaran tentang

keindahan dan kenikmatan di surga atau dahsyatnya

siksaan neraka, dan dipaparkan secara jelas sehingga

dapat dipahami oleh seluruh manusia.

c. Targhib dan tarhib bersandar kepada upaya m.enggugah

Page 115: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

112

serta mendidik perasaan ketuhanan; sementara pendidik­

an perasaari ini termasuk salah satu tujuan syari'at

Islam (A)Jdurral:mta:n An-Nahlawi, 1989:413-415).

Sebagai salah satu contoh ayat Al-Quran yang berhu-

bungan dengan penerapan metode targhib dan tarhib adalah

surat Al-Hajj ayat 58 : / / / ~

~<--~j;.0\j~~~7 ~Ji\ cb~J~j';J;~~~\~ ' ,., ,, ,,. L ,/. 0 '°' JI> / .,J / <" I ~ / -_,.. /' / • •

:.< 011, ~ 1 r c,~jf)~~ ,<l)\_:_..>l-9 - .::--G.;-2 Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau ·.mati, .bimar-benar Allah akan membe­rikan kepada mereka rezki yang baik (surge), Dan sesung­guhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki,(Depag RI, 1989:520). ,

/ / / "' ~ wJ I'.

"'. ~t~:.~. -;,~i;.:;~L:/.;i:-0-:D\. ;{.'t ;.'~ \{\ ~~~ ..______-- · l . ,,,. ~ v ~Lr' ... q::. u~

..z~-, 'O~,,,. ·~iw~~s w. 0~:.J~ Kecelakaanlah bagi $etiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali ti­dak! sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam huthamah (Depag RI, 1989:1101).

Dalam penerapan metode targhibdalam pendidiken sosi­

al adalah meni;inamkan etika sosial dan nilai-nilai sosial

pada anak dengan cara menyebutkan akibat-akibat baik atau

keuntungan yang akan diperoleh dari sikap den perbuatan itu.

Sehingga anak akan termotivasi untuk m;elakukan amal kebaik­

an kepada sesame. Demikian juga·metode tarhib dengan cara

m;enjelaskan hal-hal yang tidak boleh dilakukan diserta de­

ngan ancaman siksaan bagi yang melakukan larangan tersebut.

Page 116: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

A. Kesimpulan

BAB V

PENUTUP

Setelah menganalisis bebrapa sumber data yang dihim­

pun tentang metode pendidikan sosial anak dalam keluarga

muslim, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam merumuskan konsep pendidikan sosial anak dalam.

keluarga muslim dilakukan berdasarkan tfnjauan Ilmu

pendidikan Islam. Konsep dan tenri pendidikan Islam:

secara umum dijadikan sebagai acµan dalam perumusan

konsep pendidikan sosial anak, baik dari segi materi

maupun metodenya. Hal ini dilakukan m.engingat, bahwa

pendidikan Islam secara makro memuat seluruh aspek

kependidikan, mulai dari pendidikan aqidah/keimanan,

pendidikan yang berkaitan dengan masalah ibadah, dan

pendidikan sosial, Karenanya pendidikan sosial meru­

pakan bagian dari pendidikan Islam.

Dari pengkajian terhadap sumber data, dapat di­

rumuskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan sosial

anak dalam keluarga muslim adalah upaya penanaman ni­

lai-nilai sosial kepada anak yang dilaksanakan dalam

lingkungan keluarga yang menjadikan ajaran Islam se­

bagai pegangan' dan tatanan hidup setiap anggotanya

dalam menjalani kehidupan di dunia, agar ahak terbia-

sa menjalankan tatakrama sosial yang utamar·--~~--···· .· I M l;.11(

l P ~,-- iJ Pt '< -r it h: A A 1' ¥ fTA l\.l

Page 117: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

115

bersumber dari akidah Islamiyah.

2. Metode pendidikan sosial anak dalam keluarga, pada da­

sarnya tidak jauh berbeda dengan m:etode pendidikan Is­

lam pada umumnya. Namun, karena pendidikan sosial yang

dimaksudkan dalam pembahasan ini dilakukan dalam. kelu­

arga, dengan beberapa keterbatasan dan perbedaan situ­

asi dan kondisi dengan lembaga pendidikan pada umumnya,

maka tidak semua metode pendidikan yang lazim diguna­

kan dapat diterapkan. Dengan demikian, metode yang da­

pat diterapkan dalam pendidikan sosial dalam keluarga

adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode ce­

rita, metode keteladanan, metode latihan dan pengamal­

an, metode pembiasaan, metode dengan perhatian, meto­

de ganjaran dan hukuman, metode amtsal (perumpamaan),

metode hiwar qurani dan nabawi, metode 1 ibrah dan mau­

' izhah, dan metode targhib dan tarhib.

B. Implikaai

Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang

memiliki peranan penting dalam membentuk generasi mendatang.

Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang

berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengan:frisipa­

si masa depan, seiring dengan perubahan dan perkembangan

yang begitu pesat. Oleh karenanya, upaya pendidikan, dalam

hal ini pendidikan sosial, hendaknya mampu menghantarkan

dan membimbing perubahan dan perkembangan hidup serta

Page 118: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

116

kehidupan umat manusia.

Keluarga sebagai salah satu jalur pendidikan Islam:

yang memiliki peranan penting dan strategis bagi pembinaan

anak, hendaknya difungsikan secara baik oleh pihak-pihak

yang bertanggung jawab terhadap pendidikan di lingkungan ke­

luarga, yang tentu saja dalam hal ini adalah orang tua dan

seluruh anggota keluarga yang telah menginjak dewasa; se­

hingga tercipta suasana keluarga yang kondusif dan islami.

Untuk kepentingan itulah, kiranya pendidik (orang tua) per­

lu memiliki konsep yang jelas dan terinci. Hal ini tidak

bermaksud menafikan peranan pendidikan formal (sekolah),

akan tetapi orang tua perlu menyadari bahwa tugas membim­

bing dan membina kepribadian anak tidak hanya terpikul di

pundak para guru agama, tokoh·· agama atau masyarakat, tetapi

orang tua harus ikut ambil bagian dalam tugas tersebut, dan

bahkan pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang perta­

ma dan utama yang akan membentuk kepribadian anak.

Penelitian ini dilakukan bukan hanya sekedar menjadi

keharusan akademik sebagai persyaratan dalam menyelesaikan

studi, tapi juga didorong oleh keinginan yang tinggi untuk

ikut memberikan sumbangsih pemikfan, melalui penelitian ini

penulis mencoba mengemukakan sebuah konsep tentang metode

pendidikan sosial anak dalam keluarga muslim.

Namun penulis m.enyadari bahwa peneli tian ini masih

jauh dari sempurna, masih sangat terbatas dan sangat ,

Page 119: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

117

sederhana untuk dianggap sebagai konsep pendidikan yang ma­

pan. Untuk itu, diperlukan adanya penelitian lebih lanjut

agar dapat disempurnakan.

Page 120: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

DAFTAR PUSTAKA

An-Nahlawi Abdurrahrnan 1989 Prinsip-peinsip Dan Metode

CV Diponegoro, Bandung. Pendidikan Islam,

Ahmad Tafsir 1992 Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,

Rosdakarya, Bandung.

Ahmzi d '.!\1 t: s :Lr . 1990 Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Remaja

Rosdalrarya, Bandung.

Arief Ichwani 1988 Ilmu Pendidikan Teoritis, IAIN Sunan Gunung

Djati, Bandung.

Abdul Malik 1991

Ahmad Supardi 1989 Ilmu Pendidikan IslsIDiii~ .. IAIN Sunan Gunung

Djati, Bandung.

Ahmad Isa 1992

Asyur Berbakti Jakarta.

Abdullah Nashih Ulwan

Kepada !bu Bapak, Geme Insan Press,

1992 Pendidikan Anak Menurut Islam, Kaidah-kaidah Dasar, Remaja Rosdakarya, Bandung,

Abdullah Nashih Ulwan 1981 Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, CV Asy­

Syifa', Semarang.

Abdullah Nashih Ulwan 1992 Pendidikan Sosial Anak, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Abdul Fatah 1988

Jalal Asas-asas Bandung.

Agus Soedjono

Pendidikan Islam, CV. Dipenogoro

1980 Ilmu Pendidikan Umum, CV. Ilmu Bandung,

,,,.J.bdullah Nashih Ulwan 1988 Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam II,

Tarjamah Saifullah Kamalie, Asy-Syifat Bandung.

Page 121: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

Abdurrahman 1990

Saleh Abdullah

Ahmad Sadeli 1987

Ahmad SUpardi 1983

Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Rineka Cip­TA, Jakarta.

Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, Bulan Bintang, Jakarta.

den Soekarno ~F~i-1.s.a~r.a.t...,_P_e.n.d""""id_...i~k.a.n-.....I.s.1.a ... m, Kota Kembang Yogyakarta.

Ahmad D. Marimba 1987 Pen~antar Filsafat Pendidikan, Al Ma 1arif,

Ban ung.

Abu Ahmadi 1977

/ Bimo Walgito y 1991

Anonimous t.t.

Anonimous 1987

Baihaqi A .K. 1992

Ilmu Pendidikan Jilid I dan II, CV. Toha Putera, Semarang.

Psikologi Sosial, C~. Haji Mas Agung, Jakarta.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Di­sempurnakan, Pusat Pembinaan den Pengembangan Bahasa Departemen Kebudayaa.

Pedoman Pembuatan Skripsi, IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung.

"Pendidikan Anak dalam Keluarga Muslim Me­p.yongsong Era Global 11 , dalam Mimbar Studi .. Niimolt"' ~l:.;,42/xrr r/199~·. hlm. 12-17.

Endang Saefudin Anshari 1986 Wawasan Islam, Pokok-pokok Pikiran tentang

Islam den Umatny~ CV. Rajawali, Jakarta.

Fathiyah Hasan Suleiman 1986 Sistem Pendidikan Versi Al-Ghazali, PT. Al­

Ma1arif, Bandung.

Frank J. Miflen den Sydney 1986 Sosiologi Pendidikan, Tarsito, Bandung.

Hamda11'i .. ·Ali 1990 Filsafat Pendidikan, Kota Kembang, Yogyakarta.

li~san Langgulung 1986 Manusia den Pendidikan, Pustaka Al-Husna,

Jakarta.

Page 122: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

Hasan Langgulung 1991 Asas-asas Pendidikan Islam, Pustaka Al Husna,

Jakarta.

H.M. Arifin 1991

H .Mo Ari.fin 1987

Ilmu Pendidikan Islam, Bruni Aksara, Jakarta.

Filsafat Pendidikan Islam. Bina Aksara, Jakarta.

Hammudah Abd Al 1 Ati 1984 Kelua~ga Muslim, Bina Ilmu, Surabaya.

Ibnu Mustafa 1993

Imam Barnadib 1976

Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Al Bayan, Bandung,

Pengantar Ilmu Pendidikan Sitematis, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, Yogyakarta.

Jalaluddin 1993

Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja Keluar a Muslim dalam Mas arakat Modern, Rema a Rosdakarya, Bandung,

Jalalud.:i.n den 1987

Ramayulis Pengantar Jakarta.

Ilmu Jiwa Agama, Kalam Mulia,

M. Athiyah 1979

Al-Abrasyi Dasar-dasar Pokok Bintang, Jakarta.

Pendidikan Islam, Bulan

M. Nglill"l111 1992

Purwanto Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mansyur dan 1986

Mohammad Najib Agama, Demokrasi dan Transformasi LKPSM NU, Yogyakarta.

Sosial,

Muhammad Rusli Karim t.t. Seluk Beluk Perubahan Sosial, Usaha Nasional,

Mustafa Husni 1993

Mohammad Qutb

Assiba 1.i Kehidupan Sosial Menurut Islam, CV. Diponegoro, Bandung.

1984 Sistem Pendidikan Islam, Al-Ma 1 arif, Bandung.

Mohammad Al-Tsaruni Al-Syaibani 1979 Falsafah Pendidikan Islam, Terjemah Hasan

Langgulung, B lan Bintang, Jakarta,

Page 123: Ot)A2-3)f!tE/iJJf;. - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28525/1/A. KAHAR... · Tanpa proses pendidikan nilai-nilai budaya, ... terbentuknya

Muhaimin 1991

Ramayulis, 1990

Soelaiman 1981

Konsep Pendidikan Islam, Ramsdani, Solo.

dkk Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, Kalam Mtilia Jakarta.

Joesoef dan Slamet Santoso Pengantar Pendidikan Sosial, Surabaya.

Usaha Nasional,

Syed M. Al-Naquib Al-Attas 1990 Konsep Pendidikan dalam Islam, Mizan, Bandung.

Soelaiman 1992

Joesoef

Salwa Sahab

Konsep Pendidikan Luer Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

1989 Membina Muslim Se.jati, Karya Indonesia, Jakarta.

W.A Gerungan 1991 Psikologi Sosial, PT. Sresco, Jakarta.

Winarno Surakhmad 1980 Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Tehnik,

Tarsito, Bandung.

Zakiyah Darajst t.t. Kesehatan Mental, CV. Haji Mas Agung, Jakarta.

Zuhairini 1992 Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara,

Bandung.

Zakiyah Daradjat, dkk 1992 Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta.

Zuhairini, 1983

dkk Metodik Khusus Pendidikan Agama, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Malang.

~ ~:1 MILI.lh

KRFllS.TAK.'AAN UTAMA . t:1N JA .!Ji

._. __ ..__~ -~~,

4