oseanografi biologi

Upload: dewangga

Post on 01-Mar-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan modul 2

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya hayati peraiaran baik jenis maupun jumlah yang melimpah. Salah satu sumber daya hayati tersebut adalah mikroalga. Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga dengan diameter tubuh berkisar 3 30 mikrometer, baik berupa sel tunggal atau koloni yang hidup di seluruh perairan tawar ataupun laut. Bila ditinjau dari morfologinya, mikroalga dapat berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yag jelas pada sel-sel komponennya. Hal itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi.Mikroalga merupakan pembuka kehidupan di planet bumi ini, karena mikroalga memungkinkan adanya makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya di muka bumi. Menurut evolusi mikroalga diketahui telah hidup jauh sebelum manusia ada, dengan jarak sekitar beberapa ratus juta tahun. Mikroalga merupakan organisme autotrof karena mampu merubah hara anorganik menjadi organik dan merupakan organisme penghasil oksigen. Sifat mikroalga yang sangat menguntungkan bagi organisme lain memungkinkan organisme yang lebih tinggi tingkatannya untuk dapat hidup dengan produk-produk yang dihasilkan dari mikroalga, salah satunya oksigen yang merupakan faktor penting penunjang hidup bagi sebagian besar organisme. 1.2 Tujuan Praktikum1. Mengidentifikasi sampel mikroalga yang ada di suatu perairan.2. Menghitung jumlah sampel mikroalga untuk setiap spesiesnya.

1.3 Manfaat Praktium1. Mahasiwa mampu membedakan spesies mikroalga yang satu dengan yang lainnya.II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 AlgaAlga atau ganggang laut (seaweed) adalah bagian terbesar dari tumbuhan laut, dimana secara morfologi dapat dikelompokkan kedalam golongan tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta) karena tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun (Singkoh, 2011).Ciri-ciri umum pada alga, yaitu alga tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Di dalam sel alga terdapat plastid yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastid yang terdapat pada alga terutama khloroplas yang mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autotrof, karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik. Pigmen lain yang terdapat dalam alga, yaitu fikosianin (warna biru), xantofil (warna kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan fikoeritrin (warna merah) (Siregar, 2011). Alga, sebagaimana protista eukariotik yang lain, mangandung nukleus yang dibatasi oleh membran. Benda-benda lain yang ada di dalamnya adalah pati dan butir-butir seperti pati, tetesan minyak dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih khloroplas yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks khloroplast terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan tilakoid. Membran tilakoid berisikan khlorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan suatu reaksi cahaya pada fotosintesis (Pelczar & Chan, 2005).

2.2 Mikroalga Mikroalga adalah kelompok tumbuhan berukuran renik, diameternya antara 3-30 m berupa tanamanthalusserta memiliki klorofil sehingga sangat efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan CO2untuk keperluan fotosintesis (Idris, 2012).Mikroalga merupakan mikroorganisme aquatik fotositetik berukuran mikroskopik, yang dapat ditemukan di dalam air tawar dan air laut, paling tidak terdapat pada lokasi yang lembab, serta melakukan proses fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri karena termasuk ke dalam jenis makhluk hidup foto autotrof. Mikroalga merupakan jenis sel tunggal yang terpisah menyendiri atau berkelompok, tergantung pada jenisnya. Ukuran mereka dapat terbentang beberapa mikrometer (m) hingga beberapa ratus mikrometer. Tidak sama dengan tumbuhan lain, mikroalga tidak mempunyai akar, batang dan daun. Mikroalga mampu untuk melakukan fotosintes, mereka menghasilkan oksigen dimana pada waktu yang sama mereka mengambil karbondioksida di lingkungannya sehingga mengurangi efek rumah kaca dan meminimalisasi terjadinya global warming (Winahyu, 2013).Mikroalga dapat digunakan untuk menduga kualitas air pada semua jenis ekosistem perairan, misal jenis diatom (Harding, 2005). Selain itu, berbagai jenis mikroalga dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing amat berharga sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi (Harding, 2005), seperti:- Mikroalga yang dapat menangkap N2 dari udara dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dalam pertanian dan bioremediasi.- Mikroalga yang mengandung b-karoten, DHA, vitamin, protein dll dimanfaatkan sebagai sumber makanan suplemen.- Mikroalga yang mengandung bahan bioaktif seperti antibakteri, antikanker, toksin dimanfaatkan sebagai obat.- Mikroalga dengan kandungan hidrokarbon rantai panjang dan mengeluarkan elektron dimanfaatkan sebagi sumber energi alternatif.

2.3 Kelas MikroalgaMikroalga memiliki banyak spesies dan beberapa spesies dapat dikelompokkan atau diklasifikasi menjadi beberapa kelas Mikroalga antara lain kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Chlorophyceae, Prasinophyceae, Prymnesiophyceae (Haptophyceae), Cryptophyceae, Raphydophyceae, Rodhophyceae, Xanthophyceae, dan Cyanophyceae (Anne,C. and Jean,C.M, 1993). Selain itu spesies mikroalga juga diklasifikasikan berdasarkan warna pigmen seperti Chlorophyceae (alga hijau), Phaeophyceaae (alga coklat), Chrysophyceae (alga kuning keemasan), Rhodophyceae (alga merah), dan Pyrrophyceae (dinoflagellata) (Guy A.Thompson Jr, 1996).

2.4 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kelimpahan MikroalgaBerikut adalah faktor yang mempengaruhi kelimpahan mikroalga: 1. Salinitas Bagi golongan air laut/payau, salinitas sangat penting untuk mempertahankan tekanan osmotik antara protoplasma dari organisme dengan air sebagai lingkungan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh pada proses metabolismenya.2. Suhu, pH dan Intensitas cahayaHal ini merupakan faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan alga. Cahaya sangat diperlukan untuk proses fotosintesis. Beberapa alga melakukan fotosintesis pada pH 7-8.3. Aerasi Dalam aerasi, selain terjadi proses pemasukan gas-gas yang diperlukan dalam proses fotosintesis juga akan timbul gesekan-gesekan antara gelembung udara dan molekul-molekul air sehingga terjadi sirkulasi air. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan suhu tetap homogen serta penyinaran dan nutrien tetap merata. Selain itu sirkulasi juga dapat mencegah pengendapan plankton.

4. Parameter-parameter biologisHal-hal ini meliputi saat seeding dan aklimatisasi juga parasit-parasit yang dapat mengganggu pertumbuhan alga.Selain faktor-faktor di atas, kelimpahan mikroalga juga dipengaruhi oleh pergerakan arus. Hal ini dikarenakan arus akan membawa mikroplankton yang akan terdistribusi dan dapat menumpuk pada suatu tempat tertentu (Astuti, 2012)

III. MATERI METODA3.1 Waktu dan Tempat PraktikumHari / Tanggal: Jumat, 28 November 2012Waktu: 15.00 selesai Tempat: Lab. Biologi Laut Gedung E FPIK,UNDIP3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat No NamaFungsi

1MikroskopUntuk mengamati sampel fitoplankton

2Laptop Menampilkan hasil pengamatan

3Pipet tetesMenetesi sampel fitoplankton

4Cover glassUntuk menutup preperat

5Hemocetomater Sebagai tempat preparasi sampel

6Handcounter Untuk menghitung jumlah sampel

7Tisu Untuk membersihkan cover glass

3.2.2 Bahan No NamaFungsi

1Sampel FitoplanktonSebagai bahan yang diamati

2Alkohol Untuk mengawetkan sampel fitoplankton

3.3 Metode Penelitian1. Teteskan air sampel ke hemocetometer dengan menggunakan pipet tetes.2. Tutup hemocetometer yang berisi air sampel dengan cover glass.3. Letekkan hemocetometer pada mikroskop binokuler.4. Atur perbesaran yang diperlukan (misal pada pengukuran Chlorella sp, Dunailela sp, Tetraselmis chuii, Skeletonema sp, Nannochloropsis oculata dengan perbesaran 40 x 10). Sedangkan untuk Spirulina sp menggunakan perbesaran 4 x 10.5. Identifikasi dan hitung jumlah sampel yang didapat dengan menggunakan handcounter. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PraktikumNoNama GenusGambarTaksonomi

1Nannochloropsis oculataKingdom : ChromistaFilum : HeterokontaKelas : EustigmatophyceaeSub-kelas : BacillariophycideaeGenus : NannnochloropsisSpesies : Nannnochloropsis oculata(Anonim,2008)

2Tetrselmis chuiiKingdom : PlantaeFilum : ChlorophytaKelas : PrasinophyceaeOrdo : PyramimonadalesFamili : EupodiscaceaeGenus : TetraselmisSpesies : Tetraselmis chuii(Bougis,1979)

3Spirulina spKingdom : ProtistaDivisi : CyanophytaKelas : CyanophyceaeOrdo : NostocalesFamili : OscilatoriaceaeGenus : SpirulinaSpesies : Spirulina sp(Bold dan Wayne, 1978)

4Skeletonema spKingdom : Plantae Filum : ChrysophytaKelas : BacillariophyceaeOrdo : CentralesFamili : CoscinodiscaceaeGenus : SkeletonemaSpesies : Skeletonema sp

5Chlorella sp Kingdom : PlantaeFilum : ChlorophytaKelas : ChlorophyceaeOrdo : ChlorococcalesFamili : OocystaceaeGenus : ChlorellaSpesies : Chlorella sp(Kawaroe, 2010)

6.Dunaleilla spKingdom : PlantaeFilum : ChlorophytaKelas : ChlorophyceaeOrdo : VolvocalesFamili : PolybiepharidaceaeGenus : DunaliellaSpesies : Dunaliella sp

4.2 Pembahasan Pada saat melakukan pengamatan didapatkan beberapa sampel mikroalga, antara lain: Nannochloropsis, Tetraselsis, Spirulina, Skeletonema, Chlorella dan Dunaleilla. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa mikroalga hidupnya selalu bergerombol (berkoloni) sesuai dengan jenisnya. Selain itu mikroalga juga memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu hingga beberapa mikrometer sehingga dibutuhkan perbesaran 40 kali untuk mengamatinya. Sehingga saat dilakukan pengamatan sangat sulit untuk menghitung dengan pasti jumlah spesies dari mikroalga. Hal ini yang menyebabkan perhitungan yang dilakukan setiap individu menghasilkan nilai yang berbeda-beda.Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa jumlah mikroalga paling banyak adalah Nannochloropsis oculata. Seperti yang telah dijelaskan di atas, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dari mikroalga adalah salinitas, suhu, pH, intensitas cahaya dan aerasi (pemasukkan gas-gas yang diperlukan proses fotosintesis). Dan menurut Diharmi (2001), pertumbuhan sel Nannochloropsis oculata sangat dipengaruhi oleh tiga komponen penting untuk tumbuh yaitu cahaya, karbondioksida dan nutrien. Nannochloropsis oculata adalah salah satu tanaman yang paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi cahaya dan CO2 untuk keperluan fotosintesis. Sehingga dalam hal ini tidak salah bila jumlah spesies Nannochloropsis oculata lebih banyak dibandingkan spesies lainnya, karena spesies ini lebih optimum dalam menangkap cahaya untuk melakukan fotosintesis.

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan1. Mikroalga merupakan tumbuhan yang memiliki ukuran sangat kecil yaitu berdiameter antara 3 30 mikrometer.2. Mikroalga hidup berkoloni sesuai dengan jenisnya.3. Nannochloropsis oculata merupakan mikroalga yang jumlahnya paling banyak diantara spesies yang lainnya.5.2 Saran 1. Sebaiknya dalam menghitung jumlah setiap spesiesnya dilakukan dengan cermat dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Anne.C, and Jean.C. 1993. Fatty Acids From 28 Marine Microalgae. J.Phytochemistry, 34(6) :1521-1533. Pergamon Press.Ltd.

Astuti, Rina P; Ismanto, Philip T; Sumiarsa, Gede S. 2012. Kelimpahan Beberapa Jenis Mikroalga Diatom di Perairan Pulau Gumilamo-Magaliho, Halmahera Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 4 no 1: 97 106.Diharmi A. 2001. Pengaruh Pencahayan Terhadap Kandungan Pigmen Bioaktif Mikroalga Spirulina platensis Strain Local (Ink). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Guy A.Thompson,Jr.1996. Lipids and membrane in Green algae. J of Biochimicaet Biophysica Acta 1302: 17-45

Harding, W.R., Archibald C.M., Taylorb, J.C. (2005). The Relevance of Diatom for Water Quality Assessment in South Africa : A position paper. Water SA, January 31, 2005.

Idris, Muhammad; Badriyah, Lia; Pamungkan, Irwan R; Prihatiningsih, Isnaini; Astuti, Khasanah D. 2012. Kultivasi Mikroalga dalam Skala Laboratorium. IPB. BogorPelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutarmi Tjitrosomo dan Sri Lestari Angka. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.Singkoh, Marina Flora O. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Alga Laut Caulerpa racemosa dari Perairan Pulau Nain. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Vol 7 no 3: 123 127.Siregar, Beta I.T; Hermana, Joni. 2012. Identifikasi Dominasi Genus Alga pada Air Boezem Morokembangan sebagai Sistem High Rate Algae Pond (HRAP). ITS. Surabaya. Winahyu, Diah A; Anggraini, Yulistia; Rustiati, Elly L, Master, Jani; Setiawan, Andi. 2013. Studi Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Way Kambas. UNILA. Lampung.

LAMPIRAN

Gambar Referensi Nannochloropsis oculata Tetraselmis chuii Spirulina spSkeletonema sp Chlorella spDunaleilla sp