orientasi staff baru print

Upload: aceng-mutolib

Post on 08-Mar-2016

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

orientasi staf baru

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASIPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSIBAGI STAFF BARU

RSU MITRA SEHATTAHUN 2016

A. PENDAHULUAN Infeksi rumah sakit/ HAIs atau infeksi rumah sakit, yaitu infeksi yang berhubungan dengan asuhan pelayanan kesehatan, merupakan masalah serius bagi semua institusi pelayanan kesehatan di seluruh dunia , baik di negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Infeksi di institusi pelayanan kesehatan dapat menghambat proses penyambuhan dan pemulihan pasien, bahkan dapat menimbulkan peningkatan morbiditas, mortalitas dan memperpanjang lama hari rawat, sehingga biaya meningkat dan akhirnya mutu pelayanan kesehatan di instusi pelayanan kesehatan akan menurun. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai dengan prosedur tindakan akan berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien lain atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi rumah sakit/ HAIs maka dilakukan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi . Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi, maka perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi maupun pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit/ HAIs.

B. LATAR BELAKANG Institusi pelayanan kesehatan selain memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitative juga memberikan pelayanan prefentif dan promotif. Pelayanan preventif harus menjadi perhatian di mana saja dan kapan saja pelayanan kesehatan diberikan, sehingga kejadian infeksi sehubungan dengan pelayanan kesehatan dapat dicegah atau diminimalkan. Oleh karena itu institusi pelayanan kesehtan harus melaksanakan program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit/ HAIs. Salah satu program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit/ HAIs adalah program orientasi pencegahandan pengendalian infeksi adalah suatu program pencegahan dan pengendalian infeksi bagi staff baru dan mahasiswa magang dan praktek agar mengerti tentang pencegahan dan pengendalian infeksi. Hal ini perlu diadakan karena setiap tahun ada staff baru yang direkrut dan mahasiswa yang praktek atau magang. Staff baru dan mahasiswa praktek juga termasuk masyarakat rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan dan berinteraksi dengan lingkungan rumah sakit.

C. TUJUAN1. Tujuan UmumAgar staff baru dan mahasiswa praktek/magang memiliki pengetahuan dan pemahaman dasar tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.2. Tujuan KhususAgar staff baru dan mahasiswa praktek/magang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATANpenyampaian materi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakitKunjungan ke ruangan/unit terkait dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit

C. CARA PELAKSANAAN KEGIATANPelaksanaan orientasi dilakukan dengan cara presentasi yang dilakukan oleh Tim PPI.

D. SASARANSetelah dilakukan progam orientasi staff baru dan mahasiswa praktek/magang memiliki pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit/ HAIs.

E. JADWAL PELAKSANAANPelaksanaan orientasi menyesuaiakan dengan program dari pihak personalia untuk staff baru dan pihak diklat untuk mahasiswa praktek dan magang.

F. EVALUASIKegiatan berupa sosialisasi kepada staff baru dan mahasiswa praktek dan tidak dilakukan evaluasi.

Yogyakarta, 01 Januari 2016 Mengetahui

dr. Rahadian Faisal dr. Siti Aisyah S Salam, SU Ketua Panitia PPI Direktur Utama

MATERI ORIENTASIPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKITTAHUN 2016

A. INFEKSI RUMAH SAKIT / HAIsInfeksi rumah sakit/ HAIs adalah infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau difasilitas kesehatan lain, dimana pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi di pelayanan kesehatan.Penularan penyakit terjadi karena interaksi tiga faktor : (1) agent : mikroorganisme penyebab infeksi, (2) host : tuan rumah (manusia), (3) environment : lingkungan dimana host dan agent berinteraksi.Komponen yang diperlukan sehingga penularan infeksi dapat terjadi adalah :1. Agen infeksi adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia, jamur, dan parasit. Ada tiga factor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu : patogenitas, virulensi dan jumlah mikroorganisme.2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, dan berkembang dan siap ditularkan kepada orang lain. Reservoir yang paling umum adalah manusia, binatang, tumbuh tumbuhan, tanah, air, dan bahan bahan organik lainnya. 3. Pintu keluar (portal of exit) adalah jalan dari mana agen infeksi meninggalkan reservoir meliputi saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta cairan tubuh yang lain.4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari reservoir ke penderita (yang susceptible). Ada beberapa cara penularan yaitu :a. Kontak langsung dan tidak langsungb. Droplet Airbonec. Melalui vehikulum (makanan, air/minuman, darah)d. Melalui vector (biasanya serangga dan binatang pengerat)5. Pintu masuk (portal of entry) adalah tempat dimana agen infeksius memasuki penjamu (yang susceptible) seperti saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir serta kulit yang tidak utuh (luka).6. Penjamu (host) yang susceptible adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah terjadinya infeksi atau penyakit. Faktor khusus yang dapat mempengaruhi adalah umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan, pengobatan dengan imunosupresan. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan heriditer.

Dampak infeksi rumah sakit/ HAIs :1. Morbiditas meningkat2. Mortalitas meningkat3. Kecacatan meningkat4. LOS meningkat5. Biaya meningkat6. Pendapatan rumah sakit menurun7. Produktifitas pasien menurun8. Mutu rumah sakit menurun9. Citra rumah sakit menurun10. Tuntutan hokum

Suatu infeksi dikatakan didapat di rumah sakit apabila1. Pada waktu penderita mulai dirawat di RS tidak didaptkan tanda tanda klinik dari infeksi tersebut.2. Pada waktu pendderita mulai dirawat di RS tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut.3. Tanda tanda klinik dari infeksi tersebut baru timbul sekurang kurangnya setelah 3x24 jam sejak mulai perawatan.4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya. 5. Bila saat dirawat di RS sudah ada tanda tanda infeksi, dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di RS yang sama pada waktu yang lalu, serta belum dilaporkan sebagai infeksi rumah sakit/ HAIs.Catatan 1. Bila tanda tanda infeksi timbul pada masa kurang dari 3 x 24 jam sejak mula perawatan, tergantung masa inkubasi dari masing - masing jenis infeksi.2. Untuk penderita yang setelah keluar dari RS kemudian timbul tanda tanda infeksi, baru dapat digolongkan sebagai infeksi rumah sakit/ HAIs apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari RS.3. Tidak termasuk infeksi rumah sakit/ HAIs ialah : keracunan makanan yang tidak disebabkan oleh produk bakteri.

B. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKITPencegahan dan pengendalian infeksi di RS adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya mencegah kejadian infeksi di RS. Tujuan pencegahan dan pengendalian infeksi di RS yaitu untuk mencegah atau mengurangi resiko terjadinya infeksi rumah sakit/ HAIs pada pasien, petugas kesehatan dan masyarakat rumah sakit dengan cara yang cost efektif.Factor factor yang mempengaruhi keberhasilan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit adalah :1. Dukungan manajemen2. Struktur organisasi3. Program pengendalian infeksi4. Peran dan fungsi dari tim PPI5. Otoritas tim PPI6. Tersedia fasilitas7. Komitmen individu Ruang lingkup pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit1. Kewaspadaa isolasiTerdiri dari dua macam yaitu :a. Kewaspadaan standar, meliputi :1) Kebersihan tangan2) Penggunaan APD (alat pelindung diri)3) Pengelolaan limbah dan benda tajam4) Pengendalian lingkungan5) Penyuntikan yang aman6) Kebersihan pernapasan dan etika batuk7) Praktek lumbal pungsi8) Perawatan peralatan pasien9) Penatalaksanaan linen10) Kesehatan karyawan11) Penempatan pasienb. Kewaspadaan berdasarkan transmisi, meliputi1) Airborne2) Kontak3) Droplet 2. Penggunaan antibiotika yang rasional3. Surveilans a. ILO (infeksi luka operasi)b. ISK (infeksi saluran kemih, karena pemasangan kateter urin)c. Pneumoniad. VAP (Ventilator Associated Pneumonia)*e. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer)*f. Penggunaan antimikrobag. Pola mikroorganismeh. Phlebitisi. Decubitusj. MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus)*k. Hepatitis l. Luka tusuk jarum4. Pendidikan dan pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakita. Staff rumah sakitb. Pasien, keluarga dan masyarakat RS5. Pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi :a. ILO (infeksi luka operasi)b. ISK (infeksi saluran kemih, karena pemasangan kateter urin)c. Pneumoniad. VAP (Ventilator Associated Pneumonia)*e. IADP (infeksi Aliran Darah Primer)*f. Penggunaan antimikrobag. Pola mikroorganismeh. Phlebitisi. Decubitusj. MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus)*k. Hepatitis l. Luka tusuk jarum6. Kesehatan karyawana. Pemeriksaan kesehatan karyawanb. Pemberian imunisasic. Pengadaan APDd. Penceghan kecelakaan kerja karyawane. Penatalaksanaan kecelakaan luka tusuk jarum.

3. KEWASPADAAN STANDAR1. Kebersihan Tangan a. Pengertian Kebersihan tangan adalah prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alcohol. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan di air mengalir menggunakan sabun/antiseptic jika tangan terlihat kotor. Jika tangan tidak terlihat kotor dapat dilakukan dengan menggunakan handrub berbasis alcohol. b. Tujuan kebersihan tanganMenghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Mikroorganisme yang terdapat pada kulit : Flora transient adalah mikroorganisme yang berada dalam lapisan kulit, diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain atau permukaan yang terkontaminasi (missal : meja periksa, tempat tidur dll) selama bekerja. Flora transient tinggal dilapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir ataupun dengan menggunakan handrub berbasis alcohol. Flora residen adalah mikroorganisme yang tinggal dilapisan kulit yang lebih dalam serta didalam folikel rambut dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya bahkan dengan pencucian dan pembilasan dengan sabun dan air bersih.c. Siapa yang wajib melakukan kebersihan tangan Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya (fisioterapi, teknisi) Setiap orang yang tidak kontak langsung dengan pasien seperti : ahli gizi, farmasi, dan petugas laboratorium. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Setiap orang yang bekerja di rumah sakit.d. Mengapa harus melakukan kebersihan tangan Sebagian besar rute tranmisi kuman patogen di pelayanan kesehatan melalui tangan Pondasi / pilar utama dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah kebersihan tangan Kebersihan tangan merupakan metode paling penting / efektif untuk mencegah penyebaran infeksi Problem utamanya kepatuhan petugas masih sangat rendahe. Waktu melakukan kebersihan tangan Segera setelah tiba di rumah sakit Sebelum masuk dan tinggalkan ruangan pasien Sebelum dan sesudah kontak dengan lingkungan/benda yang ada disekitar pasien Diantara kontak pasien satu dengan yang lain Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien Sesudah ke kamar kecil Sesudah kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya Bila tangan kotor Sebelum meninggalkan rumah sakit Segera setelah melepaskan sarung tangan Segera setelah melepaskan sekresi hidung Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan.f. Lima momen kebersihan tangan Before patient contact Before aseptic task After body fluid exposure risk After patient contact After contact with surroundingsg. Kapan melakukan kebersihan tangan Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun jika tangan telihat kotor Gosok tangan dengan handrub berbasis alcohol jika tangan tidak terlihat kotor Jangan menyentuh kembali area permukaan lingkungan sebelum melakukan tindakan

2. Penggunan Alat Pelindung Diri (APD)a. Pengertian APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan.b. Tujuan penggunaan APDMelindungi kulit dan selaput lender petugas dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, secret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.c. Jenis APD Penutup kepalaTujuan pemakaian : untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat alat daerah steril dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari percikan bahan bahan dari pasien.Manfaat pemakaian : Petugas : agar terhindar dari paparan/percikan darah dan cairan tubuh Pasien : mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit petugas kepada pasien.Indikasi pemakaian : Tindakan operasi Tindakan invasive Tindakan intubasi Pengisapan lendir Sarung tanganTujuan pemakaian : melindungi tangan dari kontak dengan darah, cairan tubuh, secret, ekskreta, mukosa, kulit yang tidak utuh dan benda yang terkontaminasi.Jenis sarung tangan : Sarung tangan bersih Sarung tangan steril Sarung tangan rumah tanggaIndikasi pemakaian :Tindakan yang kontak atau diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, secret, ekskreta, mukosa, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.Manfaat pemakaian : Petugas : mencegah kontak dengan darah, cairan tubuh, benda yang terkontaminasi. Pasien : mencegah kontak mikroorganisme dengan tangan petugas Pelindung wajahTujuan pemakaian : melindungi selaput lendir hidung, mulut dan mataJenis alat yang digunakan : Masker Kacamata Face shieldIndikasi pemakaian : tindakan yang memungkinkan menimbulkan percikan terhadap mukosa (mulut, mata, selaput lendir hidung). Masker hanya digunakan hanya pada saat yang memungkinkan terjadinya kontaminasi melalui airbone atau droplet.Manfaat pemakaian : Petugas : mencegah membran mukosa petugas terkena kontak dengan percikan darah dan cairan tubuh pasien. Pasien : mencegah droplet dari mulut dan hidung petugas yang mengandung mikroorganisme saat bicara, batuk, bersin. Gaun Tujuan pemakaian : melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan tubuh lainnya yang dapat mencemari baju.Jenis gaun : Gaun pelindung tidak kedap air Gaun pelindung kedap air Gaun steril Gaun non sterilIndikasi pemakaian : Saat membersihkan luka Tindakan drainase Menuangkan cairan terkontaminasi ke dalam lubang pembuangan/WC/tolet Menangani pasien perdarahan massif Tindakan bedah Perawatan gigi Tindakan penanganan alat yang memungkinkan pencemaran/ kontaminasi pada pakaian petugas Segera ganti gaun/pakaian kerja jika terkontaminasi cairan tubuh pasien (darah)Manfaat pemakaian : Petugas : mencegah kulit petugas kontak dengan percikan darah dan cairan tubuh pasien. Pasien : mencegah kontak mikroorganisme dengan tangan, tubuh dan pakaian petugas kepada pasien. Sepatu pelindungTujuan pemakaian : melindungi kaki petugas dari tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan.Jenis sepatu pelindung : Sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki. Sepatu pelindung harus digunakan selama di dalam ruang operasi dan tidak boleh dipakai diluar, biasa digunakan boot dari bahan kulit atau plastik. Sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki sehingga dapat melindungi petugas kesehatan Sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan.

3. Pengelolaan Limbah dan Benda TajamLimbah menurut PP No. 12 Th 1995 adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi.Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan rumah sakit.Sumber sumber limbah : Ruang perawatan Ruang farmasi Laboratorium Perkantoran Rumah tanggan Gizi Dapur Pemrosesan limbah : Identifikasi pemisahan labeling packing penyimpanan pengangkutan treatment disposalJenis limbah : Limbah padat Infeksius : limbah yang berasal dari pelayanan klinis, perawatan, laboratorium, dan atau semua benda yang sudah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien. Non infeksius : limbah rumah tanggan atau pembungkus alat medik yang tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien. Limbah cair : infeksius dan non infeksius Limbah benda tajam : semua benda yang mempunyai permukaan tajam yang dapat melukai/merobek permukaan tubuh.Pemisahan limbah Sampah infeksius : dressing bedah, kassa verband, kateter, masker, sarung tangan, dan semua sampah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh pasien. Sampah non infeksius : kertas, plastic, kardus, kayu, kaleng dan sisa makanan atau sampah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh pasien. Sampah benda tajam : jarum suntik, pisau cukur, silet, pecahan ampul, objek glass, dampah yang memiliki permukaan/ujung tajam. Labeling kode warna pembungkus : Kuning : infeksius Hitam : non infeksius Merah : radioaktif Ungu : cytotoksik Kotak kuning : limbah benda tajam tahan tusukan dan tahan air.Pembuangan limbah : Landfilling Incinerator Autoclaving Microwaving Chemical densifektion Irradiation process Endcapsulasi

4. Pemrosesan Peralatan Perawatan PasienTujuan : memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan lilngkungan rumah sakit.Pengertian : Dekontaminasi : suatu proses untuk menghilangkan/memusnahkan mikroorganisme dan kotoran yag melekat pada peralatan medis/objek sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya. Pembersihan : suatu proses untuk menghilangkan kotoran yang terlihat pada peralatan medis/objek dengan menggunakan detergen, enzimatik, air mengalir, sikat sehingga kotoran/bahan organic hilang dari permukaan. Desinfeksi : suatu proses untuk menghilangkan/memusnahkan mikroorganisme virus, bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora pada peralatan medis/objek dengan menggunakan cairan desinfektan. Steriliosasi : suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk mikroorganisme pada peralatan/objek termasuk endospora yang dapat dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi dengan menggunakan alat sterilisator Klasifikasi alat alat medis ( Dr. Earl Spaulding) : Peralatan kritis Peralatan medis yang masuk/kontak kedalam jaringan tubuh steril atau system pembuluh darah. Contoh : instrument bedah, kateter jantung, kateter intravena.Pengelolaan peralatan medis dengan sterilisasi Peralatan semi kritisPeralatan medis yang masuk/kontak dengan membrane mukosa tubuh. Contoh : endotracheal tube, endoscopy, nasogastric tube.Pengelolaan peralatan medis dengan DTT (desinfeksi tingkat tinggi) Peralatan non kritisPeralatan medis yang kontak hanya dengan permukaan kulit yang utuh. Contoh : tensimeter, bedpan, urinal, linen, stetoskope. Pemrosesan alat medis habis pakai Pre cleaning Pembersihan Desinfeksi Sterilisasi Dekontaminasi : Indikasi : alat medis habis pakai Permukaan meja/permukaan lain yang tercemar/tumpahan darah atau cairan tubuh pasien. Linen bakas pakai yang tercemar darah/cairan tubuh pasien. Pembersihan Cara pembersihan Manual Masin : ultrasonic, cleaning, washer sterilizer Desinfeksi Metode desinfeksi :Panas : washer bed/dish washer 70 - 80 C Radiasi : UV ( lab : bio safety cabinet dan pipa air) Filtrasi : heap filter ( membersihkan udara di OK, farmasi) Klasifikasi desinfeksi Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)Membunuh semua mikroorganisme kecuali endospora.Cara : merebus dalam air mendidih selama 20 menit, rendam dalam larutan kimiawi : glutalardehyde, hydrogen peroksida Desinfeksi tingkat ssedangMembunuuh mikroorganisme bakteri, fungi, virus tetapi tidak mempunyai aktivitas membunuh spora.Contoh : ethyl atau isopropyl alcohol 70 90 % ( mudah menguap dan terbakar), natrium hipoklorit ( bersifat korosif terhadap metal) Desinfeksi tingkat rendahTidak mempunyai daya untuk membunuh mikroorganisme bakteri, fungi, virus.Contoh : formaldehid pada konsentrasi kurang dari 4%, ethyl atau isopropyl alcohol 70 90%, namun tidak mempunyai daya aktivitas membunuh spora.

PengemasanTujuan dan fungsi : membungkus peralatan medis yang akan disterilkan dengan baik dan benar sehingga steril peralatan medis tersebut dapat dipertahankan sampai waktu penggunaaan. Syarat bahan pengemasan : Sesuai dengan metode sterilisasi yang dipakai Dapat menahan mikroorganisme dan bakteri Kuat dan tahan lama mudah dugunakan Tidak mengandung racun Segel yang baik Segel Aman dan mudah dibuka Masa kadaluarsaPenyegelan kemasan : Menggunakan tape indicator Segel harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila dibuka fungsi segel menjadi hilang Harus secara rapat, menggunakan segel panas atau segel kertasJenis bahan kemasan : Linen Kertas Plastic film Kombinasi plastik film dan kertas

SterilisasiProses terjadi dengan memaparkan energy thermal dalam bentuk panas kering/basah, zat kimia da;am wujud cair/gas maupun bentuk radiasi terhadap suatu benda dalam waktu tertentu. Steril adalah keadaan/kondisi bebas dari semua mikroorgnisme termasuk spora.Kriteria sterilisasi yang ideal : Daya bunuh yang kuat Daya penetrasi yang baik Aman/tidak toksik Bias digunakan untuk semua alat indicator Proses cepatMetode sterilisasi Sterilisasi suhu tinggi Sterilisasi uap (steam heat)Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif, relative tidak mahal, bersifat non toksik.Direkomendasikan untuk peralatan yang tahan panas dan tahanuap Sterilisasi panas kering (dry heat)Keuntungan : dapat mensterilkan bahan yang tidak tembus steam, tidak bersifat korosif, mencapai seluruh permukaan alat.Kelemahan : penetrasi panas lambatsehingga membutuhkan waktu yang lama, perlu suhu tinggi, dapat merusak bahan karet.Penggunaannya untuk minyak, serbuk halus, syringe, kaca, gelas, benda tajam. Sterilisasi suhu rendahEthylene oxideUntuk sterilisasi alat medis yang sensitive terhadap panas dan uap.Keuntungan : nonkorosif terhadap plastic, metal dan karet, tidak berbauKelemahan :waktu lama (2 5 jam), biaya tinggi, bersifat toksik, mutugenik, karsinogenik, iritasi saluran pernafasan, dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan pusing, mual, muntah.Hydrogen peroxideKekurangan tidak dapat digunakan untuk linen dan kertas.Paracetic acidKeuntungan : tidak merusak lingkungan/aman, waktu cepat 30 45 menit, otomatis.

5. Penanganan LinenDefinisi linen Linen infeksiusLinen yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh kecuali keringat Linen non infeksiusLinen kotor yang berasal dari pasien, bagian administrasi, apotik dan lain lain yang tidak terkontaminasi oleh darah dan cairan tubuh.Tujuan pengelolaan linen Untuk memutus rantai transmisi kuman Untuk meminimalkan infeksi di rumah sakit dengan meningkatkan standar precaution Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah ssakit Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien sehingga meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit Menjamin ketersediaan linen di setiap unit/ruanganPenanganan linen diruangan Penggantian linen pasienSegera setelah dilepas dari tempat tidur pasien pisahkan linen infeksius dengan linen non infeksiusLinen infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastic berwarna kuningPenting : Tdak melakukan dekontaminasi di ruangan Gunakan alat pelindung diri sesuai indikasi Tidak meletakkan linen di lantai Tidak menyeret linen kotor di lantai Tidak meletakkan linen kotor di atas kursi dan meja pasien serta tidak mengibaskan linen kotor Tehnis penanganan linen bersih di ruangan Pisahkan ruang penyimpanan linen bersih dan linen kotor Tempatkan linen bersih di dalam lemari khusus untuk linen Almari dalam kondisi bersih dan tidak lembab Linen yang disimpan dalam almari diupayakan terlihat dari luar (bagian depan almari menggunakan kaca tembus pandang) Suhu ruangan 22 - 27 C, kelembaban ruang 45 47%. Simpan linen dengan system FIFO Penanganan linen kotor Penempatan linen kotor harus dibedakan antara linen kotor terinfeksi dan yang tidak terinfeksi. Linen kotor karus dimasukkan kedalam kantong yang kedap air untuk mencegah kebocoran, kontaminasi lingkungan dan petugas yang membawanya. Linen terinfeksi dimasukkan kedalam kantong plastic kuning untuk mencegah kontaminasi lingkungan dan petugas yang membawanya, kemudian diikat dan linen yang tidak terinfeksi diletakkan dalam trolley yang ditutup.

6. Penyuntikan Yang Aman Tidak memakai ulang jarum suntik, walaupun untuk satu pasien atau beberapa pasien Upayakan tidak memakai obat obat/cairan multidose Pertahankan tehnik aseptic dan antiseptic pada pemberian suntikan Segera buang jarum suntik habis pakai Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai

7. Etika BatukKebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk menegndalikan penyebaran infeksi di sumbernya.Semua pasien, pengunjung dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan.Cara batuk : Menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin pakai tisu Buang ke tempat sampah kuning bila telah terkena sekret saluran nafas dan Lakukan cuci tangan dengan sabun / antiseptik dan air mengalir, alkohol handrub setelah kontak dengan sekret Jaga jarak terhadap orang dengan gejala ISPA dengan demam

8. Pengendalian lingkungan rumah sakit Udara ruangan bersih, tidak bau Permukaan lingkungan ruangan bersih, tidak kotor, tidak ada debu, sampah tidak bertebaran Lingkungan luar rumah sakit bebas binatang kucing, anjing, tikus Air bersih sesuai syarat mutu air

9. Penempatan pasien Pasien infeksius di ruang terpisah, beri jarak > 1 m Kohorting bila tidak memungkinkan bila kedua duanya tidak memungkinkan konsultasi dengan petugas PPIRS Kewaspadaan sesuai dengan cara transmisi penyebab infeksi Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan lingkungannya.

10. Pemeliharaan kesehatan karyawan Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang beresiko infeksi Pemberian imunisasi hepatitis pada tempat yang beresiko Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya Ada alat pelindung diri tersedia

11. Praktek lumbal pungsi Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi, anestesi spinal/epidural/pasang kateter vena sentral Cegah droplet flora orofaring, dapat menimbulkan meningitis bakterial.

SOAL TEST

NAMA :

1. Mikroorganisme yang tinggal dilapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir ataupun dengan menggunakan handrub berbasis alcohol.a. Flora transientc. Flora residenb. Flora normal d. Mikroorganisme2. Kapan melakukan kebersihan tangan?a. Cuci tangan dengan air sabun jika tangan terlihat kotorb. Gosok tangan dengan handrub berbasis alcohol jika tangan tidak terlihat kotorc. Jangan menyentuh kembali area permukaan lingkungan sebelum melakukan tindakand. Semua benar3. Indikasi pemakaian tutup kepala, kecualia. Tindakan operatifc. Tindakan preventifb. Tindakan infasifd. Tindakan intubasi4. Masker hanya digunakan pada saat yang memungkinkan terjadinya kontaminasi melalui:a. Airbonec. Contactb. Droplet d. a dan b benar5. Plastic warna ungu digunakan untuk menampung sampaha. Infeksiusc. radioaktifb. Non infeksiusd. Cytotoksik6. Penanganan sampah benda tajam yang tidak sesuaia. Tidak menyarungkan kembali jarum suntik bekas pakaib. Meletakkan jarum suntik bekas pakai pada bak instrument dan meminta teman untuk mesmbuangkanc. Benda tajam dibuang di box safetyd. Semua benda tajam digunakan sekali pakai7. Suatu proses untuk menghilangkan/memusnahkan mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis/objek sehingga aman untuk penggunaan selanjutnyaa. Pembersihanc. sterilisasib. Desinfeksid. dekontaminasi8. Intravena kateter termasuk klasifikasi alat alat medisa. Kritikal c. Non kritikalb. Semi kritikal d. Benda tajam9. Tidak dikategorikan infeksi rumah sakit/ HAIs a. Pada waktu mulai dirawat tidak didapat tanda tanda infeksi tersebutb. Pada waktu mulai dirawat dalam masa inkubasic. Timbul sekurang kurangnya 3x24 jam sejak mulai perawatand. Infeksi teersebut bukan residual daari infeksi sebelumya 10. Yang merupakan kewaspadaa standar kecualia. Penyuntikan yang amanb. Pencegahan infeksi rumah sakit/ HAIsc. Penggunaan APDd. Penempatan pasien

Hal : Pengesahan Program Orientasi Staff Baru

Kepada Yth :Direktur RSU Mitra SehatDi Yogyakarta

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah Nya kepada kita.Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Amin.

Berikut kami sampaikan Program Orientasi Staff Baru. Mohon untuk disahkan.

Demikian pengajuan dari kami, atas perhatian serta tindak lanjutnya kami mengucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 01 Januari 2016Hormat kami

dr.Rahadian Faisal Ketua Panitia PPI