organogenesis
DESCRIPTION
organogenesisTRANSCRIPT
ORGANOGENESIS ORGAN REPRODUKSI MANUSIA
Pada proses penentuan jenis kelamin, "bipotential" gonad embrio baik yang akan
menjadi testis atau indung telur dipandu oleh gen dan hormon testikular. Sejauh
ini perkembangan dan diferensiasi gonad yang lebih dikenal ada pada laki-laki
daripada perempuan. SRY adalah gen pertama yang diidentifikasi memiliki peran
dalam penentuan jenis kelamin (Koopman et al. 1991), dan sejak saat itu beberapa
yang lain, seperti WT1, faktor steroidogenik 1 (SF1), Sox9 dan Dax-1, telah
terbukti terlibat dalam proses ini juga (Swain & Lovell-Badge 1999).
Biasanya, jalur diferensiasi seksual pada wanita terjadi karena tidak adanya
kromosom Y dan hormon testikular, sehingga tidak memiliki sinyal yang aktif.
Wnts adalah faktor pertumbuhan interselular dan diferensiasi, yang terlibat dalam
berbagai proses perkembangan (Miller 2002).
Perkembangan Gonad
Pembentukan dan diferensiasi sistem genital dimorfik secara seksual dari embrio
adalah kaskade genetik penting dalam perkembangan mamalia. Fase utama,serupa
pada tikus dan manusia. Perkembangan gonad dibagi menjadi empat fase utama
yaitu pembentukan bipotensial gonad, migrasi sel germinal, determinasi jenis
kelamin dan diferensiasi jenis kelamin.
Pembentukan bipotensial gonad
Meskipun genetik kelamin embrio mamalia
ditentukan pada saat pembuahan oleh warisan
kromosom X atau Y dari ayah, gonad, terkait
saluran kelamin dan genitalia eksterna awalnya
mengambil bentuk primordial identik pada
semua embrio. Jadi, ketika ovarium dan testis
secara morfologis tidak dapat dibedakan,
mereka disebut bipotensial gonad atau gonad yang belum terdiferensiasi (Parker et
al. 1999, Capel 2000.)
Pada embrio pertama , kedua jenis
kelamin memiliki duktus Müllerian
paramesonefrik dan duktus Wolffian
mesonefrik, duktus mullerian akan
berkembang menjadi oviduk, rahim,
leher rahim dan bagian atas vagina,
sedangkan duktus wolffii menjadi epididimis, vas deferens dan vesikula seminalis
(Behringer et al. 1994). Dengan demikian, saluran mullerian pada perempuan dan
duktus wolffii pada laki-laki. Duktus Wolffian memainkan peran sebagai sinyal
penting dalam perkembangan awal dari seluruh sistem urogenital. Tak lama
setelah munculnya saluran Wolffii, tubulus mesonefrik terbentuk, dan kemudian
berpartisipasi dalam perkembangan kelenjar adrenal dan gonad, baik melalui
sinyal ke daerah sekitarnya atau dengan menyumbangkan sel langsung ke
pembentukan organ.
Migrasi Sel Germinal (Germ Cell)
Jika sel-sel germinal, baik XX atau XY, bermigrasi ke jaringan ektopik karena
kesalahan, misalnya ke dalam jaringan adrenal, mereka akan masuk ke penahan
meiosis (McLaren 1995). Sel-sel germinal tidak diperlukan untuk perkembangan /
diferensiasi testis (McLaren 1988), tetapi mereka dibutuhkan untuk organisasi
awal ovarium ke folikel tertentu dan untuk pemeliharaan folikel tersebut
setelahnya. (McLaren 1995). Beberapa gen telah terbukti penting untuk
mengendalikan migrasi atau proliferasi sel germinal. Mutasi pada White spotting
(W) gen (Keshet et al. 1991), yang mengkodekan c-kit tirosin reseptor kinase,
Steel (Fleischman 1993), yang mengkodekan c-kit ligand, dan TRIAR (Beck et al.
1998) ¸ yang mengkode ribonucleoprotein-type RNA-binding protein,
menyebabkan penurunan drastis jumlah sel germinal, sedangkan Oct-4 diperlukan
untuk menjaga totipotensi, sehingga downregulation dari ekspresinya berkorelasi
dengan hilangnya potensi untuk membentuk sel-sel germinal (Pesce et al. 1998).
Determinasi Jenis Kelamin
Keputusan mengenai apakah bentuk primordial gonad menjadi ovarium atau testis
adalah tahap penting dalam determinasi jenis kelamin. Penentuan jenis kelamin
secara umum telah dianggap identik dengan penentuan testis, sehingga
diferensiasi sel-sel Sertoli adalah peristiwa penting dalam proses ini. Gonad tidak
dapat dibedakan antara jenis kelamin sampai saklar genetik, SRY, diaktifkan.
Diperkirakan bahwa aktivitas SRY memicu diferensiasi turunan sel Sertoli pada
testis. Tanpa aktivitas SRY sel Sertoli akan menjadi sel-sel folikel. Sel germinal
jelas tidak berperan dalam penentuan jenis kelamin. Aktor utama dalam penentuan
jenis kelamin mamalia dapat dibagi menjadi setidaknya tiga kelompok (Swain &
Lovell-Badge 1999): faktor transkripsi umum, yang terlibat pada beberapa tahap
dari perkembangan awal genital ridge melalui diferensiasi jenis sel tertentu dalam
gonad yang termasuk di dalamnya Lim1, SF1, WT1 dan GATA4, promotor
spesifik perkembangan testis, seperti SRY dan SOX9 dan promotor
perkembangan ovarium, seperti Dax-1 dan Wnt-4.
Differensiasi Ovarium dan Testis
Pembuatan sekumpulan sel di dalam gonad mamalia membuatnya memiliki
kapasitas untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel ovarium atau testis. Selain germ
cell, terdapat tiga turunan sel (cell lineage) yang ada pada gonad, turunan sel
pendukung akan berdifferensiasi menjadi sel folikel di ovarium dan sel sertoli di
testis. Fungsi sel ini adalah untuk menyediakan lingkungan pertumbuhan yang
sesuai untuk germ cell yang
mereka kelilingi. Hormon seks
diproduksi oleh sel-sel
steroidogenik, yaitu sel theca
dan sel granulosa pada wanita
serta sel Leydig pada laki-laki.
Ikatan turunan sel, yang terdiri dari myoid peritubular dan sel stroma, akan
berpartisipasi dalam pembentukan organ secara keseluruhan.
Selama tahap differensiasi, permukaan coelomic mesothelium dari genital ridge
terus berproliferasi menjadi jaringan ikat mesenkim and membentuk kortikal cord
(the primary sex cords). Pada wanita cortical sex cords terbagi menjadi
kelompok-kelompok dan berdifferensiasi menjadi sel granulosa tanpa penetrasi
jauh ke dalam mesenkim, sementara sel mesenkim berdifferensiasi menjadi sel
theca. Sel theca dan sel granulosa bersama-sama membentuk folikel yang
membungkus germ cells dan sekret hormon steroid. Pada wanita, produksi steroid
terjadi di two-cell sistem. Sel Theca pertama memproduksi androgen yang
kemudian berdifusi ke dalam sel granulosa, dimana selanjutnya mereka akan
dikonversi menjadi estrogen. Hormon tropik, luteinizing hormone (LH) dan
follicle-stimulating hormone (FSH) meregulasi sistem ini.
Pada laki-laki testicular cord mengandung sel sertoli, yang mengelilingi
primordial germ cell. Sel sertoli adalah tipe sel pertama yang diketahui berfungsi
untuk membedakan gonad, dan diduga berfungsi juga untuk mengarahkan
differensiasi sisa testis. Lapisan terbawah mesenkim membentuk sel mesenkim
interstitial testis, yang selanjutnya berdifferensiasi menjadi testosteron yang
memproduksi sel Leydig. Selain sel Sertoli and Leydig, sel myoid pertubular dan
sel endotel juga ada diantara yang lain.
Duktus Müllerian dan Wolffian, berguna sebagai saluran keluar dari gamet yang
diproduksi oleh gonad. Awalnya embrio memili sepasang duktus tersebut, tetapi
normalnya hanya satu yang akan berkembang. Duktus Mullerian meregresi pada
laki-laki karena pengaruh AMH, dan testosteron membuat duktus Wolffian
berdifferensiasi menjadi epididimis dan vas deferens. Sementara pada wanita,
ketiadaan AMH, membuat duktus Mullerian berdifferensiasi lebih lanjut menjadi
oviduk, uterus dan bagian atas vagina, sedangkan duktus Wolffian beregresi.
(Gilbert 1997, Kaufman & Bard 1999.) Karena tidak adanya kromosom Y
membuat fenotip dari genitalia eksterna wanita berkembang, Sementara
differensiasi yang terjadi pada laki-laki tergantung pada produksi androgen oleh
testis, dihydrotestosterone (DHT) secara khusus dibutuhkan untuk virilisasi
penuh, nantinya akan mendorong pembentukan genitalia eksterna berupa penis
dan skrotum. Tuberkulum genital (genital tubercle) wanita akan menjadi klitoris,
genital yang berdekatan membentuk labia majora dan menjadi labia minora.
Apabila kadar androgen tinggi, seperti pada congenital adrenal hypoplasia
(CAH), pada genitalia eksternal akan terjadi maskulinasi(Wiener et al. 1997).
Perkembangan Genitalia Interna dan Eksterna
Genitalia Interna
Pada minggu keenam duktus
Mulleri yang berasal dari epitel
selom, ditemukan di lateral dan
paralel dengan duktus Wolfii
sebagai pipa solid. Pipa solid ini
tumbuh dari kranial ke kaudal,
sementara itu bagian kranialnya
menunjukkan suatu kanalisasi yang
terbuka ke ruang selom. Lubang ini
kelak menjadi ostium tubae
abdominale dengan fimbrium-
fimbriumnya. Ke kaudal kedua
duktus Mulleri kanan dan kiri pada tempat yang kelak menjadi pintu atas panggul
membelok ke medial dan melintasi duktus Wolfii di sebelah depan. Duktus
Mulleri dekstra dan sinistra terus tumbuh ke distal dan menonjol ke sinus
urogenitalis. Tonjolan duktus Mulleri di sinus urogenitalis dikenal sebagai
tuberkulum Mulleri. Ini terjadi pada minggu ke delapan. Fusi antara kedua duktus
Mulleri terjadi di bagian kaudal dan berlangsung terus ke kranial; dari bagian
yang berfungsi inidibentuk uterus dan sebagian dari vagina. Pada permulaan di
dalam saluran yang berfungsi terdapat septum yang vertikal. Pada akhir bulan
ketiga septum ini hilang.
Bagian kranial duktus Mulleri kanan dan kiri yang tidak berfungsi menjadi tuba
Falloppii dengan fimbrium-fimbrium pada ostium tubae abdominale. Sisa bagian
paling kranial duktus Mulleri kadang-kadang tidak ikut membentuk infundibulum
tuba, akan tetapi tampak sebagai hidatida Morgagnii. Jaringan Mesenkim sekitar
duktus Mulleri membentuk jaringan ikat dan otot tuba Falloppii, uterus, dan
vagina pada bulan kelima.
Sehubungan dengan bagian atas
vagina dan uterus yang berasal dari
sepasang duktus Mulleri yang
mengadakan fusi dan kemudian timbul kanalisasi.Vagina berasal dari entoderm
dan mesoderm. Apabila ujung kaudal
duktus Mulleri menyentuh dinding
sinus urogenitalis, maka dinding
iniberproliferasi dan membentuk
vaginal plate. Vaginal plate
memanjang dan mendorong sinus
urogenitalis ke bawah, yang menjadi
dangkal dan lebih lebar, dan
membentuk vestibulum. Di dalam
vaginal plate terbentuk lumen, dan
lumen ini berhubungan dengan lumen
duktus Mulleri . Dengan demikian sinus urogenitalis menyentuh epitel duktus
Mulleri. Pada janin berumur 5 bulan seluruh vagina sudah terbentuk. Bagian
kaudalnya masih tertutup oleh suatu membran, yakni himen, yang terbentuk oleh
lapisan tipis sinus urogenitalis. Pada dinding lateral vagina dapat ditemukan sisa-
sisa duktus Wolfii dalam bentuk kista
Gartner.
Genitalia Eksterna
Dalam masa gastrula sebagian dari
mesoderm tumbuh antara
ektoderm dan entoderm di sekitar
membran kloaka. Hal tersebut
menimbulkan penonjolan di garis
tengah yang dinamakan genital
tubercle. Pada pria genital tubercle
menjadi penis, sedangkan pada
wanita menjadi klitoris. Kaudal
dan kiri-kanan genital tubercle
terdapat lipatan, yang menutup di belakang dan melingkari vestibulum. Lipatan
ini menjadi labia minora, dan di vestibulum bermuara uretra dan vagina. Lateral
labia dekstra dan sinistra terdapat penonjolan yang menjadi labia mayor. Di labia
mayor terdapat kelenjar, glandula Bartholini yang bermuara ke medial; kanan dan
kiri orifisium uretra eksternum terdapat kelenjar-kelenjar kecil, glandula
parauretralis.
DAFTAR PUSTAKA
Heikkilä, Minna. (2002). “Development of The Adreno-Genital System”. Oulu
University Press. ISBN 951-42-6843-1. ISSN 0355-3191.
http://herkules.oulu.fi/issn03553191/ . Diakses pada tanggal 18 November
2014
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_kandungan/
bab2_embriologi_sistem_alat_alat_urogenital.pdf . Diakses pada tanggal 18
November 2014
Tugas Makalah
ORGANOGENESIS SISTEM REPRODUKSI
MANUSIA
Disusun Oleh :
Mayasari Setyaningrum Suroto
( P07124114020 )
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
2014