organogenesis

17
ORGANOGENESIS ORGAN REPRODUKSI MANUSIA Pada proses penentuan jenis kelamin, "bipotential" gonad embrio baik yang akan menjadi testis atau indung telur dipandu oleh gen dan hormon testikular. Sejauh ini perkembangan dan diferensiasi gonad yang lebih dikenal ada pada laki-laki daripada perempuan. SRY adalah gen pertama yang diidentifikasi memiliki peran dalam penentuan jenis kelamin (Koopman et al. 1991), dan sejak saat itu beberapa yang lain, seperti WT1, faktor steroidogenik 1 (SF1), Sox9 dan Dax-1, telah terbukti terlibat dalam proses ini juga (Swain & Lovell-Badge 1999). Biasanya, jalur diferensiasi seksual pada wanita terjadi karena tidak adanya kromosom Y dan hormon testikular, sehingga tidak memiliki sinyal yang aktif. Wnts adalah faktor pertumbuhan interselular dan diferensiasi, yang terlibat dalam berbagai proses perkembangan (Miller 2002). Perkembangan Gonad Pembentukan dan diferensiasi sistem genital dimorfik secara seksual dari embrio adalah kaskade genetik penting dalam perkembangan mamalia. Fase utama,serupa pada tikus dan manusia. Perkembangan gonad dibagi

Upload: mayasarissuroto

Post on 17-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

organogenesis

TRANSCRIPT

Page 1: Organogenesis

ORGANOGENESIS ORGAN REPRODUKSI MANUSIA

Pada proses penentuan jenis kelamin, "bipotential" gonad embrio baik yang akan

menjadi testis atau indung telur dipandu oleh gen dan hormon testikular. Sejauh

ini perkembangan dan diferensiasi gonad yang lebih dikenal ada pada laki-laki

daripada perempuan. SRY adalah gen pertama yang diidentifikasi memiliki peran

dalam penentuan jenis kelamin (Koopman et al. 1991), dan sejak saat itu beberapa

yang lain, seperti WT1, faktor steroidogenik 1 (SF1), Sox9 dan Dax-1, telah

terbukti terlibat dalam proses ini juga (Swain & Lovell-Badge 1999).

Biasanya, jalur diferensiasi seksual pada wanita terjadi karena tidak adanya

kromosom Y dan hormon testikular, sehingga tidak memiliki sinyal yang aktif.

Wnts adalah faktor pertumbuhan interselular dan diferensiasi, yang terlibat dalam

berbagai proses perkembangan (Miller 2002).

Perkembangan Gonad

Pembentukan dan diferensiasi sistem genital dimorfik secara seksual dari embrio

adalah kaskade genetik penting dalam perkembangan mamalia. Fase utama,serupa

pada tikus dan manusia. Perkembangan gonad dibagi menjadi empat fase utama

yaitu pembentukan bipotensial gonad, migrasi sel germinal, determinasi jenis

kelamin dan diferensiasi jenis kelamin.

Pembentukan bipotensial gonad

Meskipun genetik kelamin embrio mamalia

ditentukan pada saat pembuahan oleh warisan

kromosom X atau Y dari ayah, gonad, terkait

saluran kelamin dan genitalia eksterna awalnya

mengambil bentuk primordial identik pada

semua embrio. Jadi, ketika ovarium dan testis

secara morfologis tidak dapat dibedakan,

Page 2: Organogenesis

mereka disebut bipotensial gonad atau gonad yang belum terdiferensiasi (Parker et

al. 1999, Capel 2000.)

Pada embrio pertama , kedua jenis

kelamin memiliki duktus Müllerian

paramesonefrik dan duktus Wolffian

mesonefrik, duktus mullerian akan

berkembang menjadi oviduk, rahim,

leher rahim dan bagian atas vagina,

sedangkan duktus wolffii menjadi epididimis, vas deferens dan vesikula seminalis

(Behringer et al. 1994). Dengan demikian, saluran mullerian pada perempuan dan

duktus wolffii pada laki-laki. Duktus Wolffian memainkan peran sebagai sinyal

penting dalam perkembangan awal dari seluruh sistem urogenital. Tak lama

setelah munculnya saluran Wolffii, tubulus mesonefrik terbentuk, dan kemudian

berpartisipasi dalam perkembangan kelenjar adrenal dan gonad, baik melalui

sinyal ke daerah sekitarnya atau dengan menyumbangkan sel langsung ke

pembentukan organ.

Migrasi Sel Germinal (Germ Cell)

Jika sel-sel germinal, baik XX atau XY, bermigrasi ke jaringan ektopik karena

kesalahan, misalnya ke dalam jaringan adrenal, mereka akan masuk ke penahan

meiosis (McLaren 1995). Sel-sel germinal tidak diperlukan untuk perkembangan /

diferensiasi testis (McLaren 1988), tetapi mereka dibutuhkan untuk organisasi

awal ovarium ke folikel tertentu dan untuk pemeliharaan folikel tersebut

setelahnya. (McLaren 1995). Beberapa gen telah terbukti penting untuk

mengendalikan migrasi atau proliferasi sel germinal. Mutasi pada White spotting

(W) gen (Keshet et al. 1991), yang mengkodekan c-kit tirosin reseptor kinase,

Steel (Fleischman 1993), yang mengkodekan c-kit ligand, dan TRIAR (Beck et al.

1998) ¸ yang mengkode ribonucleoprotein-type RNA-binding protein,

menyebabkan penurunan drastis jumlah sel germinal, sedangkan Oct-4 diperlukan

Page 3: Organogenesis

untuk menjaga totipotensi, sehingga downregulation dari ekspresinya berkorelasi

dengan hilangnya potensi untuk membentuk sel-sel germinal (Pesce et al. 1998).

Determinasi Jenis Kelamin

Keputusan mengenai apakah bentuk primordial gonad menjadi ovarium atau testis

adalah tahap penting dalam determinasi jenis kelamin. Penentuan jenis kelamin

secara umum telah dianggap identik dengan penentuan testis, sehingga

diferensiasi sel-sel Sertoli adalah peristiwa penting dalam proses ini. Gonad tidak

dapat dibedakan antara jenis kelamin sampai saklar genetik, SRY, diaktifkan.

Diperkirakan bahwa aktivitas SRY memicu diferensiasi turunan sel Sertoli pada

testis. Tanpa aktivitas SRY sel Sertoli akan menjadi sel-sel folikel. Sel germinal

jelas tidak berperan dalam penentuan jenis kelamin. Aktor utama dalam penentuan

jenis kelamin mamalia dapat dibagi menjadi setidaknya tiga kelompok (Swain &

Lovell-Badge 1999): faktor transkripsi umum, yang terlibat pada beberapa tahap

dari perkembangan awal genital ridge melalui diferensiasi jenis sel tertentu dalam

gonad yang termasuk di dalamnya Lim1, SF1, WT1 dan GATA4, promotor

spesifik perkembangan testis, seperti SRY dan SOX9 dan promotor

perkembangan ovarium, seperti Dax-1 dan Wnt-4.

Differensiasi Ovarium dan Testis

Pembuatan sekumpulan sel di dalam gonad mamalia membuatnya memiliki

kapasitas untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel ovarium atau testis. Selain germ

cell, terdapat tiga turunan sel (cell lineage) yang ada pada gonad, turunan sel

pendukung akan berdifferensiasi menjadi sel folikel di ovarium dan sel sertoli di

testis. Fungsi sel ini adalah untuk menyediakan lingkungan pertumbuhan yang

sesuai untuk germ cell yang

mereka kelilingi. Hormon seks

diproduksi oleh sel-sel

steroidogenik, yaitu sel theca

dan sel granulosa pada wanita

serta sel Leydig pada laki-laki.

Page 4: Organogenesis

Ikatan turunan sel, yang terdiri dari myoid peritubular dan sel stroma, akan

berpartisipasi dalam pembentukan organ secara keseluruhan.

Selama tahap differensiasi, permukaan coelomic mesothelium dari genital ridge

terus berproliferasi menjadi jaringan ikat mesenkim and membentuk kortikal cord

(the primary sex cords). Pada wanita cortical sex cords terbagi menjadi

kelompok-kelompok dan berdifferensiasi menjadi sel granulosa tanpa penetrasi

jauh ke dalam mesenkim, sementara sel mesenkim berdifferensiasi menjadi sel

theca. Sel theca dan sel granulosa bersama-sama membentuk folikel yang

membungkus germ cells dan sekret hormon steroid. Pada wanita, produksi steroid

terjadi di two-cell sistem. Sel Theca pertama memproduksi androgen yang

kemudian berdifusi ke dalam sel granulosa, dimana selanjutnya mereka akan

dikonversi menjadi estrogen. Hormon tropik, luteinizing hormone (LH) dan

follicle-stimulating hormone (FSH) meregulasi sistem ini.

Pada laki-laki testicular cord mengandung sel sertoli, yang mengelilingi

primordial germ cell. Sel sertoli adalah tipe sel pertama yang diketahui berfungsi

untuk membedakan gonad, dan diduga berfungsi juga untuk mengarahkan

differensiasi sisa testis. Lapisan terbawah mesenkim membentuk sel mesenkim

interstitial testis, yang selanjutnya berdifferensiasi menjadi testosteron yang

memproduksi sel Leydig. Selain sel Sertoli and Leydig, sel myoid pertubular dan

sel endotel juga ada diantara yang lain.

Duktus Müllerian dan Wolffian, berguna sebagai saluran keluar dari gamet yang

diproduksi oleh gonad. Awalnya embrio memili sepasang duktus tersebut, tetapi

normalnya hanya satu yang akan berkembang. Duktus Mullerian meregresi pada

laki-laki karena pengaruh AMH, dan testosteron membuat duktus Wolffian

berdifferensiasi menjadi epididimis dan vas deferens. Sementara pada wanita,

ketiadaan AMH, membuat duktus Mullerian berdifferensiasi lebih lanjut menjadi

oviduk, uterus dan bagian atas vagina, sedangkan duktus Wolffian beregresi.

(Gilbert 1997, Kaufman & Bard 1999.) Karena tidak adanya kromosom Y

membuat fenotip dari genitalia eksterna wanita berkembang, Sementara

Page 5: Organogenesis

differensiasi yang terjadi pada laki-laki tergantung pada produksi androgen oleh

testis, dihydrotestosterone (DHT) secara khusus dibutuhkan untuk virilisasi

penuh, nantinya akan mendorong pembentukan genitalia eksterna berupa penis

dan skrotum. Tuberkulum genital (genital tubercle) wanita akan menjadi klitoris,

genital yang berdekatan membentuk labia majora dan menjadi labia minora.

Apabila kadar androgen tinggi, seperti pada congenital adrenal hypoplasia

(CAH), pada genitalia eksternal akan terjadi maskulinasi(Wiener et al. 1997).

Perkembangan Genitalia Interna dan Eksterna

Genitalia Interna

Page 6: Organogenesis

Pada minggu keenam duktus

Mulleri yang berasal dari epitel

selom, ditemukan di lateral dan

paralel dengan duktus Wolfii

sebagai pipa solid. Pipa solid ini

tumbuh dari kranial ke kaudal,

sementara itu bagian kranialnya

menunjukkan suatu kanalisasi yang

terbuka ke ruang selom. Lubang ini

kelak menjadi ostium tubae

abdominale dengan fimbrium-

fimbriumnya. Ke kaudal kedua

duktus Mulleri kanan dan kiri pada tempat yang kelak menjadi pintu atas panggul

membelok ke medial dan melintasi duktus Wolfii di sebelah depan. Duktus

Mulleri dekstra dan sinistra terus tumbuh ke distal dan menonjol ke sinus

urogenitalis. Tonjolan duktus Mulleri di sinus urogenitalis dikenal sebagai

tuberkulum Mulleri. Ini terjadi pada minggu ke delapan. Fusi antara kedua duktus

Mulleri terjadi di bagian kaudal dan berlangsung terus ke kranial; dari bagian

yang berfungsi inidibentuk uterus dan sebagian dari vagina. Pada permulaan di

dalam saluran yang berfungsi terdapat septum yang vertikal. Pada akhir bulan

ketiga septum ini hilang.

Bagian kranial duktus Mulleri kanan dan kiri yang tidak berfungsi menjadi tuba

Falloppii dengan fimbrium-fimbrium pada ostium tubae abdominale. Sisa bagian

paling kranial duktus Mulleri kadang-kadang tidak ikut membentuk infundibulum

tuba, akan tetapi tampak sebagai hidatida Morgagnii. Jaringan Mesenkim sekitar

duktus Mulleri membentuk jaringan ikat dan otot tuba Falloppii, uterus, dan

vagina pada bulan kelima.

Sehubungan dengan bagian atas

vagina dan uterus yang berasal dari

sepasang duktus Mulleri yang

Page 7: Organogenesis

mengadakan fusi dan kemudian timbul kanalisasi.Vagina berasal dari entoderm

dan mesoderm. Apabila ujung kaudal

duktus Mulleri menyentuh dinding

sinus urogenitalis, maka dinding

iniberproliferasi dan membentuk

vaginal plate. Vaginal plate

memanjang dan mendorong sinus

urogenitalis ke bawah, yang menjadi

dangkal dan lebih lebar, dan

membentuk vestibulum. Di dalam

vaginal plate terbentuk lumen, dan

lumen ini berhubungan dengan lumen

duktus Mulleri . Dengan demikian sinus urogenitalis menyentuh epitel duktus

Mulleri. Pada janin berumur 5 bulan seluruh vagina sudah terbentuk. Bagian

kaudalnya masih tertutup oleh suatu membran, yakni himen, yang terbentuk oleh

lapisan tipis sinus urogenitalis. Pada dinding lateral vagina dapat ditemukan sisa-

sisa duktus Wolfii dalam bentuk kista

Gartner.

Genitalia Eksterna

Page 8: Organogenesis

Dalam masa gastrula sebagian dari

mesoderm tumbuh antara

ektoderm dan entoderm di sekitar

membran kloaka. Hal tersebut

menimbulkan penonjolan di garis

tengah yang dinamakan genital

tubercle. Pada pria genital tubercle

menjadi penis, sedangkan pada

wanita menjadi klitoris. Kaudal

dan kiri-kanan genital tubercle

terdapat lipatan, yang menutup di belakang dan melingkari vestibulum. Lipatan

ini menjadi labia minora, dan di vestibulum bermuara uretra dan vagina. Lateral

labia dekstra dan sinistra terdapat penonjolan yang menjadi labia mayor. Di labia

mayor terdapat kelenjar, glandula Bartholini yang bermuara ke medial; kanan dan

kiri orifisium uretra eksternum terdapat kelenjar-kelenjar kecil, glandula

parauretralis.

Page 9: Organogenesis

DAFTAR PUSTAKA

Heikkilä, Minna. (2002). “Development of The Adreno-Genital System”. Oulu

University Press. ISBN 951-42-6843-1. ISSN 0355-3191.

http://herkules.oulu.fi/issn03553191/ . Diakses pada tanggal 18 November

2014

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_kandungan/

bab2_embriologi_sistem_alat_alat_urogenital.pdf . Diakses pada tanggal 18

November 2014

Page 10: Organogenesis

Tugas Makalah

ORGANOGENESIS SISTEM REPRODUKSI

MANUSIA

Disusun Oleh :

Mayasari Setyaningrum Suroto

( P07124114020 )

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

Page 11: Organogenesis

JURUSAN KEBIDANAN

2014