orbita

25
Neuroscience; Penglihatan yang tidak jelas Anggi Aviandri Putra* Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Pendahuluan Dalam makalah ini akan membahas scenario tentang seorang ibu 60 tahun penglihatannya semakin tidak jelas. Ketika umur 45 tahun memang sudah merasa tidak jelas dan disarankan untuk memakai kacamata. Dari kasus tersebut akan dibahas secara mendetail sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentang penglihatan yang menjadi topic perkuliahan di blok 6 ini. Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar primitif pada permukaan golongan invertebrata. Dalam bungkus pelindungnya, mata memiliki lapisan reseptor, sistem lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut, dan sistem saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.

Upload: anggi-aviandri

Post on 17-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: Orbita

Neuroscience; Penglihatan yang tidak jelas

Anggi Aviandri Putra*

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Pendahuluan

Dalam makalah ini akan membahas scenario tentang seorang ibu 60 tahun

penglihatannya semakin tidak jelas. Ketika umur 45 tahun memang sudah merasa tidak jelas dan

disarankan untuk memakai kacamata. Dari kasus tersebut akan dibahas secara mendetail

sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentang

penglihatan yang menjadi topic perkuliahan di blok 6 ini.

Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar primitif

pada permukaan golongan invertebrata. Dalam bungkus pelindungnya, mata memiliki lapisan

reseptor, sistem lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut, dan sistem saraf yang

menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.

*Alamat Korespondensi :Anggi Aviandri Putra,Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana,Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510                                                                                    E-mail : [email protected]

Page 2: Orbita

Makroskopis

Orbita1

Orbita (lekuk mata) adalah sebuah rongga berbentuk limas dalam kerangka wajah; alas limas

ini terletak di sebelah anterior dan puncaknya di sebelah posterior. Di dalam masing-masing

orbita terdapat bulbus oculi yang dilindunginya,begitu pula otot. Saraf dan pembuluh yang

berkaitan dengan bulbus oculi, serta juga hampir seluruh peranti air mata. Tulang-tulang yang

membentuk rongga orbita dilapisi periorbita (periosteum). Periorbita membentuk pembungkus

fascial untuk isi orbita. Pada canalis opticus dan fissure orbitalis superior periorbita

bersinambungan dengan lapis endostial dura meter cranialis. Di luar tepi orbita dan juga lewat

fissure orbitalis inferior periorbita bersinambungan dengan periosteum yang menutupi

permukaan luar tengkorak (percranium). Orbita memiliki empat dinding dan satu puncak:

Dinding superior (atap) terutama dibentuk oleh facies orbitalis ossis frontalis yang

memisahkan rongga orbita dari fossa crania anterior; di dekat puncak orbita, atap ini

dibentuk oleh ala minor ossis sphenoidalis.

Dinding inferior (dasar) terutama dibentuk oleh maxilla dan untuk sebagian oleh os

zygomaticum dan os palatinum; dasar orbita yang tipis untuk sebagian terpisah dari

dinding lateral oleh fissure orbitalis inferior.

Dinding lateral dibentuk oleh processus frontalis ossis zygomatici dan ala major ossis

sphenoidalis dinding lateral adalah tebal, terutama pada bagian posterior yang

memisahkan orbita dari fossa crania media.

Puncak orbita terletak pada canalis opticus, tepat medial dari fissure orbitalis superior.

Palpebra dan apparatus lacrimalis

Palpebra melindungi kedua mata terhadap cedera dan cahaya yang berlebih dan menjaga

supaya cornea tetap lembap. Lipatan-lipatan ini yang dapat bergerak, di sebelah luar dilapisi oleh

kulit yang tipis dan di sebelah dalam oleh conjunctiva palpebralis. Conjunctiva palpebralis

terlipat balik kepada bulbus oculi dan menjadi sinambung dengan conjunctiva bulbi. Garis-garis

pelipatan balik conjunctiva palpebralis kepada bulbus oculi membentuk relung-relung yang

Page 3: Orbita

dalam., fornix conjunctivalis superior dan fornix conjunctivalis inferior. Palpebra diperkuat oleh

berkas-berkas jaringan ikat antara tarsus ini dan kulit. Di dalam tarsus tertanam glandulae

tarsales yang menghasilkan sekret untuk melumas tepi-tepi palpebra dan mencegah palpebra

melengket sewaktu dipejamkan. Bulu-bulu mata terdapat pada tepi-tepi palpebra. Glandulae

sebaceae yang besar yang berhubungan dengan cilia adalah glandulae ciliares.

Antara hidung dan commisura palpebralis medialis terdapat ligamentum palpebrale

mediale yang menghubungkan palpebra, temasuk otot-ototnya kepada tepi medial orbita.

Ligamentum yang sesuai di sebelah lateral, yakni ligamentum palpebrale laterale melekatkan

palpebra pada tepi lateral orbita. Ligamentum palpebrale mediale dan ligamnetum palpebrale

laterale dihubungkan melalui tarsus pada tepi orbita, lalu membaur dengan periosteum.

Isi orbita

Dalam orbita terdapat bulbus oculi, nervus opticus, musculu bulbi, fascia, saraf, pembuluh,

lemak dan glandula lacrimalis serta saccus lacrimalis. Bilbus oculi terdiri dari tiga lapis:

Lapis jaringan ikat eksternal yang berfungsi sebagai penyangga, terdiri dari sclera dan

cornea.

Lapis tengah yang berpembuluh darah dan berpigmen, terdiri dari choroidea, corpus

ciliare dan iris.

Lapis neural internal terdiri dari retina

Lapis jaringan ikat eksternal

Bagian lima perenam posterior lapis eksternal yang tidak tembus cahaya, dibentuk oleh

sclera. Di bagian depan, sclera terlihat samar-samar lewat conjunctiva bulbi sebagai “putih

mata”. Cornea adalah bagian seperenam anterior lapis luar yang transparan/

Page 4: Orbita

Lapis tengah vaskular

Choroidea, selaput yang berwarna cokelat tua antara sclera dan retina, membentuk bagian

lapis tengah yang terbesar dan melapisi hampir seluruh sclera. Ke anterior choroidea berakhir

pada corpus ciliare. Choridea melekat pada retina, tetapi dapat dilepaskan dengan mudah dari

sclera.

Corpus ciliare menghubungkan choroidea dengan garis lingkar iris. Pada permukaan

dalam corpus ciliare terdapat lipatan-lipatan, processus ciliaris yang membentuk humor aquosus.

Cairan ini memenuhi camera anterior bulbi yang masing-masing terletak anterior dan posterior

terhadap iris.

Iris yang terletakdi depan lensa mata, adalah sebuah sekat yang dapat mengerut, dengan

papilla, lubang di tengah untuk melewatkan cahaya. Sewaktu seorang tidak tertidur, besar papilla

terus menerus berubah untuk mengatur banyaknya cahaya yang memasuki mata. Dua otot

mengatur besarnya papilla mata: musculus sphincter papillae menyempitkan papilla dan

musculus dilator papillae melebarkannya.

Lapis neural internal atau retina

Lapis internal atau retina terdiri dari dua lembar: satu lembar sel pigmen dan satu lembar

neural. [ada fundus, bagian posterior retina, terdapat titik bundar sirkular yang melesak, discus

nevri optici atau papil optic, yakni tempat nervus opticus memasuki bulbus oculi. Karena pada

discus nevri optici hanya terdapat serabut saraf dan tidak terdapat resptor cahaya, daerah ini tidak

peka terhadap cahaya. Sedikit lateral dari bintik buta ini terdapat sebuah bintik yang berwarna

kuning, yakni macula latea; di tengahnya terdapat bagian yang lebih dalam, fovea centralis,

daerah penglihatan tertajam. Retina memperoleh darah dari arteria centralis retinae, cabang

arteria ophthalmica. Sistem vena retina yang sesuai bersatu untuk membentuk vena centralis

retinae.

Page 5: Orbita

Media-media pembias mata

Sewaktu menuju retina, gelombang cahaya melewati media pembias mata: cornea, humor

aquosus, lensa dan humor vitreus.

Cornea adalah sirkular pada bagian anterior lapis eksternal jaringan ikat bulbus oculi;

pembiasan cahaya yang memasuki mata terutama terjadi pada cornea. Cornea bersifat tembus

cahaya, tidak berpembuluh darah dan sensitive terhadap sentuhan. Cornea dipersarafi oleh

nervus ophthalmicus dan memperoleh nutrisi dari humor aquosus, air mata dan oksigen yang

diserap dari udara.

Humor aquosus di dalam camera anterior bulbi dan camera posterior bulbi dihasilkan

oleh processus ciliaris. Larutan yang jernih dan menyerupai air ini, menyediakan zat gizi bagi

cornea dan lensa yang tidak berpembuluh darah. Setelah dari camera posterior bulbi melewati

papilla dan memasuki camera anterior bulbi, humor aquosus disalurkan ke dalam sinus vena

skelera yang dikenal sebagai sinus venosus sclerae (canalis Schlemm).

Lensa adalah sebuah struktur yang tembus cahaya, cembung pada kedua permukaannya

dan terselubung dalam sebuah capsula lentis. Capsula lentis tertambat pada corpus ciliare dan

retina melalui ligamentum suspensarium lensa. Lensa yang dikelilingi oleh processus ciliaris,

terletak di belakang iris dan di depan humor vitreus. Kecembungan permukaan lensa, terutama

permukaan depan, terus menerus berubah untuk menjatuhkan bayangan benda yang dekat atau

yang jauh tepat pada retina. Bentuk lensa diubah musculus ciliaris dalam corpus ciliare.

Humor vitreus ialah selai yang lembut cahaya dan terdapat di dalam corpus vitreum di

bagian empat perlima posterior bulbus oculi, antara lensa dan retina. Selain menyalurkan cahaya,

humor vitreus menahan retina pada tempatnya dan berfungsi sebagai penyangga untuk lensa.

Otot-otot orbita

Otot-otot orbita ialah musculus levator palpebrae superioris, keempat otot rektus dan dua

otot oblik. Keempat otot rektus berasal dari sebuah manset jaringan ikat, yakni annulus tendineus

communis yang melingkari canalis opticus dan bagian fissure orbitalis superior. Bangunan yang

Page 6: Orbita

memasuki orbita melalui canalis opticus dan bagian fissure orbitalis yang berdekatan, mula-mula

terletak di dalam kerucut keempat otot rektus. Musculus rectus medialis dan musculus rectus

lateralis terletak di dalam bagian horizontal yang sama; demikian pula musculus rectus superior

dan musculus rectus inferior terletak dalam bagian vertical yang sama. Keempat musculus rectus

melekat pada sclera di paroh anterior bulbus oculi; fungsi otot ini dapat dipastikan dari fakta-

fakta ini.

Vagina bulbi atau capsula tenon membungkus bulbus oculi mulai dari nervus opticus

sampai peralihan sklerokorneal. Vagina bulbi ditembus oleh tendo otot-otot ekstra-okular dan

melipat balik pada masing-masing tendo sebagai selubung tobular. Dari selubung tendo

musculus rectus medialis dan musculus rectus lateralis dilepaskan perluasan yang berbentuk segi

tiga, yakni ligamentum pengendali medial dan lateral, yang masing-masing melekat pada os

lacrimale dan os zygomaticum. Pembauran ligamentum pengendali dengan fascia musculus

rectus inferior dan musculus obliquus inferior membentuk jerat serupa buaian yang dikenal

sebagai ligamentum suspensoprium bulbi oculi.

Nervus opticus

Nervus opticus adalah saraf penglihatan. Nervus cranialis II diliputi oleh meninges

dengan lanjutan spatium subarachnoideum. Nervus craniali II berawal dari tempat akson sel

ganglion retina menembus sclera. Nervus opticus melintas ke posteromedial melalui orbita dan

melalui canalis opticus ke fossa crania media untuk mencapai chiasma opticum. Posterior

chiasma opticum, nervus opticus berlanjut sebagai tractus opticus. Pada chiasma opticum terjadi

persilangan serabut nervus opticus secara parsial. Serabut-serabut dari masing-masing retina dari

sebelah temporal tidak menyilang. Dengan demikian serabut-serabut dari sebelah kanan kedua

retina membentuk tractus opticus dexter dan berasal dari sebelah kiri kedua retina membentuk

tractus opticus sinister. Bersilangnya serabut-serabut saraf pada chiasma opticum menyebabkan

tractus opticus dexter mengantar impuls dari lapangan pandang kiri dan sebaliknya berlaku untuk

tractus opticus sinister. Serabut terbanyak dalam kedua tractus opticus berakhir pada corpus

geniculatum laterale dextrum dan corpus geniculatum laterale sinistrum. Dari pusat-pusat ini

dilepaskan akson ke kedua korteks visual lobus occipitalis cerebri.

Page 7: Orbita

Mikroskopis2

Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan

analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata terletak

dalam struktur bertulang yang proktetif di tengkorak yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas

sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa untuk

memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif dan suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi

mengumpulkan, memproses dan meneruskan informasi ke visual otak.

Setiap mata terdiri atas 3 lapisan konsentris, yaitu :

1. Sebuah lapisan luar yang terdiri atas sklera dan kornea,

2. Sebuah lapisan tengah / lapisan vaskular yang terdiri atas koroid, badan siliar dan iris,

3. Sebuah lapisan dalam jaringan saraf yaitu retina yang terdiri atas epitel pigmen di luar

dan lapisan retina sebenarnya di dalam. Retina yang fotosensitif ini berhubungan dengan

serebrum melalui nervus optikus dan meluas ke depan sampai ke ora serrata. Nervus

optikus terbentuk di embrio sebagai evaginasi prosensefalon.

Lensa mata adalah struktur transparan bikonveks yang ditahan di tempatnya oleh suatu

sistem serabut sirkular yaitu zonula yang terbentang antara lensa dan suatu penebalan lapisan

tengah yaitu badan siliar dan pada bagian posteriornya, dengan badan vitrues. Struktur yang

menutupi sebagian permukaan anterior lensa adalah perluasan lapisan tengah berpigmen yang

opak dan disebut iris. Lubang di tengah iris adalah pupil.

Mata mengandung 3 kompartemen yaitu kamera (bilik) anterior yang menempati ruang

antara kornea dan iris dan lensa; kamera posterior, antara iris, prosessus siliaris, pelekatan

zonula, dan lensa dan ruang vitreus, yang terletak di belakang lensa dan perlekatan zonula serta

di kelilingi oleh retina. Kamera anterior dan posterior berisikan cairan miskin protein yang

disebut aqueous humor. Ruang vitreus berisikan substansi gelatinosa yang disebut badan vitreus

(badan kaca).

Istilah luar (eksterna) dan dalam (interna) merujuk pada stuktur mata seutuhnya. Istilah

dalam merujuk pada struktur yang lebih dekat ke pusat bola mata, sedangkan istilah luar berarti

lebih dekat ke permukaan bola mata. Lihat gambar 1.

Page 8: Orbita

Lapisan konsentris luar atau tunika fibrosa(sclera dan kornea)

Lapisan luar bewarna opak di lima perenam bagian posterior bola mata adalah sklera.

Pada manusia, lapisan ini membentuk segmen bola yang berdiameter sekitar 22 mm. Sklera

terdiri atas jaringan ikat padat kuat, yang terutama terdiri atas berkas kolagen gepeng yang

berselang-seling namun tetap parallel dengan permukaan bola mata, substansi dasar dalam

jumlah cukup, dan beberapa fibroblas. Permukaan luar sklera yaitu episklera yang berhubungan

melalui jalinan serat kolagen halus longgar dengan lapisan jaringan ikat padat yang di sebut

kapsula tenon. Di antara kapsula tenon dan sklera terdapat ruang Tenon. Karena adanya ruang

longgar ini, bola mata dapat berputar. Dan di antara sklera dan koroid terdapat lamina

suprakoroid, yaitu suatu lapisan jaringan ikat longgar yang kaya akan melanosit, fibroblast dan

serat elastin. Sklera relatif tidak mengandung pembuluh darah.

Di seperlima anterior mata yaitu kornea. Lihat gambar 1. Kornea tidak berwarna dan

transparan. Potongan melintang kornea memperlihatkan bahwa lapisan ini terdiri atas 5 lapisan

yaitu :

1. Epitel kornea

Merupakan epitel berlapis gepeng tak bertanduk dan terdiri atas 5 atau 6 lapisan sel.

Dapat beregenerasi secara mitosis dan jaringan epitel ini ditutupi lapisan lipid dan

glikoprotein pelindung, setebal lebih kurang 7µm. Kornea memiliki salah satu suplai

saraf sensori terbanyak di jaringan mata.

2. Membran Bowman

Terdiri atas serat-serat kolagen yang tersusun menyilang secara acak, suatu substansi

antarsel yang padat dan tidak mengandung sel. Membran ini membantu stabilitas dan

kekuatan kornea.

3. Stroma

Dibentuk oleh banyak lapisan berkas kolagen paralel yang saling menyilang secara tegak

lurus. Serabut kolagen di dalam setiap lamel berjalan sejajar satu sama lain dan

membentangi seluruh lebar kornea. Bentuk stroma avaskular.

4. Membran Descemet

Merupakan struktur homogen tebal yang terdiri atas susunan filamen kolagen halus yang

membentuk jalinan 3-dimensi.

Page 9: Orbita

5. Endotel

Merupakan epitel selapis gepeng. Endotel dan epitel kornea bertanggung jawab

mempertahankan kejernihan kornea. Kedua lapisan tersebut dapat mentransfer ion

natrium ke permukaan apikalnya. Ion klorida dan air ikut secara pasif dan

mempertahankan stroma kornea pada keadaan yang relatif terhidrasi. Keadaan ini,

bersama susunan serabut kolagen yang teratur dan sangat halus di stroma, menyebabkan

kornea menjadi transparan.

Lapisan konsentris tengah atau vascular (koroid, badan silliar, dan iris)

Koroid

Koroid merupakan lapisan yang sangat vaskular, dengan jaringan ikat longgar di antara

pembuluh darahnya, yang banyak mengandung fibroblas, makrofag, limfosit, sel mast, sel

plasma, serat kolagen, dan serat elastin. Terdapat banyak melanosit di lapisan ini dan

memberinya ciri warna hitam yang khas. Lapisan dalam koroid lebih banyak mengandung

pembuluh darah kecil daripada lapisan luar dan disebut lapisan koriokapiler. Lapisan ini

berfungsi penting untuk nutrisi retina dan kerusakan jaringan ini berakibat serius pada retina.

Suatu membran hialin tipis (3-4µm) memisahkan lapisan koriokapiler dari retina. Membran ini

dikenal sebagai membrane Bruch dan meluas dari papilla optikus ke ora serrata. Papila optikus

adalah daerah tempat masuknya nervus optikus ke dalam bola mata.

Membran Bruch terdiri dari 5 lapisan. Lapisan tengah terdiri atas anyaman serat elastin.

Kedua permukaan anyaman ini dilapisi dengan lapisan serat kolagen yang ditutupi oleh lamina

basal kapiler dari lapisan koriokapiler pada satu sisi dan lamina basal epitel pigmen pada sisi

lainnya. Koroid terikat pada sklera oleh lamina suprakoroid, yakni suatu lapisan longgar jaringan

ikat yang kaya akan melanosit.

Page 10: Orbita

Badan siliar

Badan siliar merupakan suatu pelebaran koroid di tingkat lensa, merupakan cincin tebal

utuh yang terdapat di permukaan dalam bagian anterior sklera. Pada potongan melintang,

struktur ini berbentuk segitiga. Salah satu permukaannya berkontak dengan badan vitreus, satu

lagi berkontak dengan sklera dan yang ketiga dengan lensa dan kamera okuli posterior. Struktur

histologi bdan siliar pada dasarnya adalah jaringan ikat longgar (yang kaya akan serat elastin,

pembuluh darah, dan melanosit) yang mengelilingi muskulus siliaris. Struktur ini terdiri atas 2

berkas otot polos, yang berinsersi pada sklera di anterior dan pada beberapa bagian badan siliar

di posterior. Salah satu berkas ini berfungsi meregangkan koroid, berkas lain, bila berkontraksi,

akan mengendurkan tegangan lensa. Gerakan otot ini penting untuk akomodasi visual.

Permukaan badan siliar yang menghadap badan vitreus, kamera (bilik) posterior, dan lensa

ditutupi perluasan retina ke anterior. Di daerah ini, retina hanya terdiri atas 2 lapisan sel. Lapisan

yang langsung bersebelahan dengan badan siliar terdiri atas selapis sel silindris dengan banyak

melanin dan sesuai dengan penjuluran lapisan pigmen retina ke depan. Lapisan kedua, yang

menutupi lapisan yang pertama, berasal dari lapisan sensorik retina dan terdiri atas epitel selapis

silindris tak berpigmen.

Iris

Iris adalah perluasan koroid yang menutupi sebagian lensa, dan menyisakan lubang

bundar di pusat yang disebut pupil. Permukaan anterior iris tidak teratur dan kasar, dengan

rabung (ridge) dan alur (groove). Iris dibentuk oleh lapisan sel pigmen yang tidak utuh dan

fibroblast. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan ikat dengan sedikit pembuluh darah, sedikit

serat dan banyak fibroblast dan melanosit. Lapisan berikutnya adalah jaringan ikat longgar yang

kaya akan pembuluh darah. Banyaknya pigmen cahaya mencegah masuknya cahaya ke dalam

mata kecuali cahaya yang melalui pupil.

Fungsi sejumlah besar sel melanosit atau sel pigmen yang berisi melanin di beberapa

daerah mata adalah untuk mencegah berkas cahaya yang dapat mengganggu pembentukan

bayangan. Melanosit stroma iris menentukan warna mata. Jika lapisan pigmen di lapisan bagian

dalam iris hanya berisi sedikit sel, cahaya yang di pantulkan epitel pigmen hitam pada

Page 11: Orbita

permukaan posterior iris akan terlihat biru. Dengan bertambahnya pigmen, iris tampak berwarna

biru kehujauan, kelabu dan akhirnya coklat.

Iris mengandung berkas otot polos yang tersusun melingkari pupil, dan membentuk

muskulus konstriktor pupil di iris. Otot dilatator dan konstriktor pupil berturur-turut memiliki

persarafan simpatis dan parasimpatis.

Lensa

Lensa merupakan struktur bikonkaf yang sangat elastis, dan sifat elastisitas ini makin

hilang dengan meningkatnya usia dan mengerasnya lensa. Lensa memiliki 3 komponen utama,

yaitu :

1. Kapsul lensa

Lensa dibungkus suatu simpai tebal (10-20µm), homogen, refraktil, dan kaya akan

karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel epitel. Kapsul ini merupakan suatu

membran basal yang sangat tebal dan terutama terdiri atas kolagen tipe VI dan

glikoprotein.

2. Epitel subkapsular

Terdiri atas selapis sel epitel yang kuboid yang hanya terdapat pada permukaan

anterior lensa. Lensa bertambah besar dan tumbuh seumur hidup dengan terbentuknya

serat lensa baru dari sel-sel yang terdapat di daerah ekuator lensa. Sel-sel epitel ini

banyak memiliki interdigitas dengan serat-serat lensa.

3. Serat lensa

Tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng. Serat-serat ini

merupakan sel-sel yang sangat terdiferensiasi dan berasal dari sel-sel subskapular.

Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organel lainnya dan mencapai sangat

panjang. Sel-sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin. Serat lensa

dihasilkan seumur hidup, namun kecepatan produksinya makin lama makin

berkurang.

Page 12: Orbita

Badan vitreus ( badan kaca)

Badan kaca menempati daerah belakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan

yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang

sangat terhidrasi. Badan sel mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam

hialuronat.

Lapisan konsentris dalam(retina)

Retina

Retina terdapat di lapisan dalam bola mata. Terdiri atas 2 bagian. Bagian posterior

bersifat fotosensitif danbagian anterior bersifat tidak fotosensitif, menyusun badan siliar dan

bagian posterior iris. Retina terbentuk dari evaginasi vesikel sefalik anterior atau prosenfalon.

Sewaktu vesikel optic ini berkontak dengan ektoderm permukaan, secara berangsur bagian

pusatnya mengalami invaginasi, yang membentuk mangkuk optic berdinding ganda. Pada orang

dewasa, dinding luar menjadi membrane tipis yang disebut epitel pigmen; bagian optic atau

fungsional dari retina-retina neural-berkembang dari lapisan dalam.

Retina pars optika yaitu bagian posterior atau bagian fotosensitif merupakan struktur

kompleks dengan sekurang-kurangnya 15 jenis neuron dan sel-sel ini membentuk sekurang-

kurangnya 38 jenis sinaps yang berbeda satu sama lain. Retina pars optika terdiri atas lapisan

luar sel-sel fotosensitif, yaitu sel batang dan sel kerucut, lapisan tengah neuron bipolar, yang

menghubungkan sel batang dan sel kerucut dengan sel-sel ganglion dan lapisan dalam sel-sel

ganglion yang berhubungan dengan sel-sel bipolar melalui dendritnya dan mengirimkan akson

kesusunan saraf pusat. Akson-akson ini berkumpul pada papilla optikus dan membentuk nervus

optikus.

1. Sel batang

Ini merupakan sel tipis yang memanjang (50x3µm) dan terdiri atas 2 bagian. Bagian

fotosensitif luar berbentuk batang dan terutama terdiri atas banyak ckaram gepeng

bermembran yang bertumpuk seperti uang logam. Cakram dalam batang tidak

Page 13: Orbita

berhubungan dengan membran plasma, segmen luar dipisahkan dari segmen dalam oleh

suatu penyempitan. Segmen dalam banyak mengandung banyak glikogen dan memiliki

banyak akumulasi mitokondria dan kebanyakan berada di dekat area penyempitan.

Akomodasi mitokondria berhubungan dengan produksi energy yang diperlukan bagi

proses penglihatan dan sintesis protein.

Diperkirakan bahwa retina manusia memiliki sekitar 120 juta sel batang. Sel-sel ini

sangat sensitif terhadap cahaya dan dipandang sebagai reseptor yang terpakai bila

intensitas cahaya rendah, seperti pada waktu senja atau malam hari.

2. Sel kerucut

Ini juga merupakan neuron yang sangat panjang (60x1,5µm). Setiap retina manusia

memiliki sekitar 6 juta sel kerucut. Strukturnya serupa dengan dengan struktur sel batang,

dengan segmen luar dan dalam. Badan basal dengan silium dan akumulasi mitokondria

serta poliribosom, sel kerucut berbeda dengan sel batang dalam hal bentuk dan struktur

segmen luarnya. Seperti sel batang, daerah ini juga terdiri atas tumpukan cakram

bermembran tetapi daerah ini tidak terpisah dari membran plasma luar, namun timbul

sebagai invaginasi darinya.

Sekurang-kurangnya terdapat 3 jenis kerucut fungsional, yang tak dapat dibedakan

berdasarkan ciri morfologinya. Setiap jenis mengandung fotopigmen kerucut yang

disebut iodopsin dan sensitivitas maksimumnya terdapat di daerah merah, hijau atau biru

dari spektrum cahaya yang terlihat. Sel kerucut, yang hanya peka terhadap cahaya dengan

intensitas yang diperlukan untuk menstimulasi sel batang, diyakini menimbulkan

ketajaman penglihatan yang lebih baim daripada sel batang.2

Mekanisme refraksi

Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket

individual energi partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara-cara gelombang. Jarak

antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Fotoresepetor di mata peka

hanya terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Cahaya tampak ini hanya

merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total.

Page 14: Orbita

Selain memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda, energy cahaya juga bervariasi

dalam intensitas, yaitu amplitude atau tinggi gelombang. Meredupkan suatu cahay merah yang

terang tidak akan mengubah warnanya; warna itu hanya menjadi kurang kuat atau kurang terang.

Gelombang cahaya mengalami divergensi (memancar ke luar) ke semua arah dari setiap

titik sumber cahaya. Gerakan ke depan suatu gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal

sebagai berkas cahaya.

Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari suatu

medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda.

Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media transparan lain, misalnya air

dan kaca. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi,

cahaya tersebut melambat. Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya jika mengenai

permukaan medium baru pada setiap sudut selain tegak lurus.

Dua faktor berperan dalam derajat refraksi: densitas komparatif antara dua media

(semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut jatuhnya

berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan).

Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin besar kelengkungan, semakin

besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Ketika suatu berkas cahaya mengenai

permukaan yang melengkung dengan densitas lebih besar, arah refraksi bergantung pada sudut

kelengkungan. Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi

atau penyatuan, berkas-berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik

focus. Dengan demikian, permukaan refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan

konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas-berkas cahaya; suatu lensa

konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refraktif mata tertentu, misalnya berpenglihatan

dekat.

Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan

lensa. Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang

melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan

densitas pertemuan udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan

cairan yang mengelilinginya. Pada astigmatisme, kelengkungan kornea tidak seragam/rata,

Page 15: Orbita

sehingga berkas-berkas cahaya mengalami refraksi yang tidak setara. Kemampuan refraksi

kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya,

kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai

keperluan untuk melihat dekat atau jauh.

Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina

agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah terfokus sebelum mencapai retina atau

belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur. Berkas-berkas cahaya

yang berasal dari benda dekat lebih divergen sewaktu mencapai mata daripada berkas-berkas dari

sumber jauh. Berkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 6 meter (20 kaki) dianggap

sejajar saat mencapai mata. Untuk kekuatan refraktif mata tertentu, sumber cahaya dekat

memerlukan jarak yang lebih besar di belakang lensa agar dapat memfokuskan daripada sumber

cahaya jauh, karena berkas dari sumber cahaya dekat masih berdivergensi sewaktu mencapai

mata.

Untuk mata tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Untuk membawa sumber

cahaya jauh dan dekat terfokus di retina (dalam jarak yang sama), harus dipergunakan lensa yang

lebih kuat untuk sumber dekat.3,4

Ketajaman penglihatan

Ketajaman penglihatan paling baik diperiksa dengan menggunakan snellen chart, pasien

membaca deretan dengan huruf dari jarak 6 meter (atau 20 kaki). Setiap mata diperiksa secara

terpisah dan gangguan refraksi dikoreksi dengan menggunakan lensa atau lubang kecil (pinhole).

Ketajaman dinyatakan dalam pecahan dengan penyebut adalah jarak antara pasien dengan daftar

huruf, sementara pembilang adalah deretan huruf terkecil yang dapat dibaca oleh pasien dengan

akurat. Jadi, 6/6 (atau 20/20 – keduanya dapat dinyatakan dengan decimal 1,0) adlah normal.

Sementara 6/60 (20/200; 0,1) berarti pasien hanya dapat membaca huruf terbesar pada deret

paling atas daftar. Jika pasien masih tidak dapat membaca huruf paling atas, maka jarak dapat

diperdekat, atau dinilai dengan kemampuan pasien menghitung jari, mendeteksi gerakan tangan,

atau persepsi terhadap cahaya (dicatat sebagaimana adanya hitung jari, gerakan tangan dan

persepsi cahaya). Pemeriksaan untuk penglihatan dekat adalah membaca tulisan dengan berbagai

ukuran dan berguna untuk menilai kebutuhan koreksi penglihatan jarak dekat. Pemeriksaan ini

Page 16: Orbita

berguna terutama pada pasien dengan defek lapang pandang yang akan mengalami kesulitan

menentukan lokasi hurf-huruf pada daftar yang jauh.5

Pembahasan

Menururt kasus yang kelompok kami bahas, penglihatan yang tidak jelas pada ibu yang

sudah berumur 60 tahun disebabkan karena kelainan pada refraksi mata. Kelainan refraksi mata

ini dapat terjadi karena tidak terdapat keseimbangan antara kekuatan pembiasan media

penglihatan dengan panjangnya bola mata. Kelaianan pembiasan atau kelainan refraksi ini dapat

dikoreksi dengan memakai kaca mata atau lensa kontak.

Page 17: Orbita

Daftar pustaka

1. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta. Hipokrates. 2002.

2. Sacher RA, Richard A. Histologi dasar. Edisi 10. Jakarta. EGC. 2007.

3. Lauralee Sherwood. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta. EGC. 2001.

4. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran. Jakarta. EGC. 1997.

5. Lionel Ginsberg. Neurologi. Jakarta. Erlangga. 2007.