operasi plastik dan transplantasi organ (paper)
DESCRIPTION
Operasi plastik dan transplantasiTRANSCRIPT
OPERASI PLASTIK DAN TRANSPLANTASI ORGAN
DALAM PANDANGAN ISLAM
Kelompok9 :
A’izatunCholisoh (22020114120040)
Hanifah Dian Anugeraheni (22020114120027)
RizkaBerlianaSaputri (22020114140080)
NurulIzah (22020114120059)
Tara NajmiaLuthfita Sari (22020114120014)
UbaidHanifNasrullah (22020114120016)
A. PengertianOperasiPlastik
Operasiplastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk
merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran.
Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery”atau dalam bahasa arab “Jirahah
Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu
bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah,
dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni) tubuh.
Bedah plastik berasal dari kata Yunani Platikos yang berarti “membentuk”.
B. Operasi PlastikDalam Hukum Islam
a. Operasi Plastik yang mubah
Operasi plastik yang mubah adalah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak
lahir (al-uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian
(al-uyub al-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang
rusak akibat kebakaran/kecelakaan. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-
Thibbiyyah, hal. 183; Fahad bin Abdullah Al-Hazmi, Al-Wajiz fi Ahkam Jirahah Al-
Thibbiyyah, hal. 12; Hani` al-Jubair, Al-Dhawabith al-Syariyyah li al-Amaliyyat al-
Tajmiiliyyah, hal. 11; Walid bin Rasyid as-Saidan, Al-Qawaid al-Syariyah fi al-Masa`il
Al-Thibbiyyah, hal. 59).
Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya adalah
mubah, berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan untuk berobat (al-tadawiy).
Nabi SAW bersabda,"Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah
menurunkan pula obatnya." (HR Bukhari, no.5246). Nabi SAW bersabda pula,"Wahai
hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan
satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya." (HR Tirmidzi, no.1961).
b. Operasi Plastik yang Diharamkan
Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk
mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan
atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk memperindah bentuk hidung,
dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah,
dan sebagainya.
Dalil keharamannya firman Allah SWT (artinya) : "dan akan aku (syaithan) suruh
mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya". (QS An-
Nisaa` : 119). Ayat ini datang sebagai kecaman (dzamm) atas perbuatan syaitan yang
selalu mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat, di antaranya
adalah mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah). Operasi plastik untuk
mempercantik diri termasuk dalam pengertian mengubah ciptaan Allah, maka hukumnya
haram. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-Thibbiyyah, hal. 194).
Selain itu, terdapat hadis Nabi SAW yang melaknat perempuan yang
merenggangkan gigi untuk kecantikan (al-mutafallijat lil husni). (HR Bukhari dan
Muslim). Dalam hadis ini terdapat illat keharamannya, yaitu karena untuk mempercantik
diri (lil husni). (M. Utsman Syabir, Ahkam Jirahah At-Tajmil fi Al-Fiqh Al-Islami, hal.
37). Imam Nawawi berkata,"Dalam hadis ini ada isyarat bahwa yang haram adalah yang
dilakukan untuk mencari kecantikan. Adapun kalau itu diperlukan untuk pengobatan
atau karena cacat pada gigi, maka tidak apa-apa." (Imam Nawawi, Syarah Muslim,
7/241).Maka dari itu,operasi plastik untuk mempercantik diri hukumnya adalah haram.
Wallahualam.
Kalaubedahplastik yang sifatnyabedahrehabilitasi, makaitujustrudianjurkandalam
Islam, sebabhalitumutlakdibutuhkan.Misalnyabibirsumbingataukasus Lisa, yang
cukupmenyedotperhatiankhalayak.Wajahnyataklagiberbentukselayak orang yang
normal.Bayangkankalau Lisa tidak di operasi,
halituakanmenjadibebanfisikdanpsikologistersendiribaginya.
Sedangkanapabilakasusnyamerubah-rubahapa yang
telahdiciptakanolehAllah,halitujelastelahmelampauibataskewajaran. Allah
telahmengingatkankita agar jangansampaimelebihibatas.Sepertidalamfirmanberikut yang
artinya:
“Olehkarenaitu Kami tetapkan (suatuhukum) bagiBaniIsrail, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia
telah membunuh manusia seluruhnya dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan Sesungguhnya telah datang kepadam ereka Rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi
“(Al-Maidah : 32)
C. PengertianTransplantasi Organ
Transplantasi organ adalah pemindahan suatu jaringan, sel atau organ manusia
tertentu yang masih mempunyai daya hidup sehat dari suatu tempat ke tempat lain baik
pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka pengobatan atau untuk
menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik dengan
persyaratan dan kondisi tertentu.
D. Transplantasi Organ DalamPandangan Islam
a. HukumTransplantasi Organ Tubuh Donor DalamKeadaanSehat
Apabila transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan
hidup sehat, maka hukumnya ‘Haram’, dengan alasan :
1. Firman Allah dalam Al Quran surah Al Baqarahayat 195 :
ل�ك�ة� إ�لى�الته� ي�د�ي�ك�م�� اب�أ و� و�ال�ت�ل�ق�
“Dan janganlahkamumenjatuhkandirimusendiridalamkebinasaan”.
Ayat tersebut mengingatkan manusia, agar jangan gegabah dan ceroboh
dalam melakukan sesuatu, namun tetap menimbang akibatnya yang kemungkinan
bisa berakibat fatal bagi diri donor, walaupun perbuatan itu mempunyai tujuan
kemanusiaan yang baik dan luhur.Umpamanya seseorang menyumbangkan
sebuah ginjalnya atau matanya pada orang lain yang memerlukannya karena
hubungan keluarga, teman atau karena berharap adanya imbalandari orang yang
memerlukan dengan alasan krisis ekonomi. Dalam masalah yang terakhir ini,
yaitu donor organ tubuh yang mengharap imbalan atau menjualnya, haram
hukumnya, disebabkan karena organ tubuh manusia itu adalah milik Allah (milk
ikhtishash),
makatidakbolehmemperjualbelikannya.Manusiahanyaberhakmempergunakannya,
walaupun organ tubuhitudari orang lain.
Orang yang mendonorkan organ
tubuhnyapadawaktumasihhidupsehatkepada orang lain,
iaakanmenghadapiresikoketidakwajaran, karenamustahil Allah
menciptakanmataatauginjalsecaraberpasangankalautidakadahikmahdanmanfaatny
abagiseorangmanusia. Makabilaginjalsi donor tidakberfungsilagi,
makaiasulituntukditolongkembali. Makasamahalnya,
menghilangkanpenyakitdariresipiendengancaramembuatpenyakitbarubagisi
donor. Hal initidakdiperbolehkankarenadalamqaidahfiqhdisebutkan:
ال�ب�الض ال�ي�ز� ر� ر� الض
“Bahaya (kemudharatan) tidakbolehdihilangkandenganbahaya
(kemudharatan) lainnya”.
2. QaidahFiqhiyyah
ال�ح� ل�ب�ا�لم�ص� ع�لى�ج� دم$ د�م�ق� ء�ا�لم�فا�س� د�ر�
“Menghindarikerusakan/resiko, didahulukandari/atasmenarikkemaslahatan”.
Berkaitantransplantasi,
seseorangharuslebihmengutamakanmenjagadirinyadarikebinasaan,
daripadamenolong orang lain dengancaramengorbankandirisendiridanberakibat
fatal, akhirnyaiatidakmampumelaksanakantugasdankewajibannya,
terutamatugaskewajibannyadalammelaksanakanibadah.
b. HukumTransplantasi Organ Tubuh Donor DalamKeadaanKoma
Melakukantransplantasi organ tubuh donor dalamkeadaankoma, hukumnyatetap
haram, walaupunmenurutdokter, bahwasi donor ituakansegerameninggal,
karenahalitudapatmempercepatkematiannyadanmendahuluikehendak Allah,
haltersebutdapatdikatakan ‘euthanasia’ataumempercepatkematian.
Tidaklahberperasaan/bermoralmelakukantransplantasiataumengambil organ
tubuhdalamkeadaansekarat.Orang yang
sehatseharusnyaberusahauntukmenyembuhkan orang yang sedangkomatersebut,
meskipunmenurutdokter, bahwa orang yang
sudahkomatersebutsudahtidakadaharapanlagiuntuksembuh.Sebabadajuga orang yang
dapatsembuhkembaliwalauituhanyasebagiankecil, padahalmenurutmedis,
pasientersebutsudahtidakadaharapanuntukhidup.
Makadariitu, mengambil organ tubuh donor dalamkeadaankoma,
tidakbolehmenurut Islam denganalasansebagaiberikut :
a. HaditsNabi, riwayat Malik dari ‘Amar bin Yahya, riwayat al-Hakim, al-
Baihaqidan al-Daruquthnidari Abu Sa’id al-
KhudridanriwayatIbnuMajahdariIbnu ‘Abbas dan ‘Ubadah bin al-Shamit :
ار� ر� و�ال�ض� ر� ر� ال�ض�“Tidakbolehmembuatmadharatpadadirisendiridantidakboleh pula
membuatmadharatpada orang lain”.
Berdasarkanhaditstersebut, mengambil organ tubuh orang
dalamkeadaankoma/sekarat haram hukumnya,
karenadapatmembuatmadharatkepada donor tersebut yang
berakibatmempercepatkematiannya, yang disebut euthanasia.
b. Manusiawajibberusahauntukmenyembuhkanpenyakitnya demi
mempertahankanhidupnya, karenahidupdanmatiberada di tangan Allah.
Olehkarenaitu,
manusiatidakbolehmencabutnyawanyasendiriataumempercepatkematian orang
lain,
meskipunhalitudilakukanolehdokterdenganmaksudmengurangiataumenghilan
gkanpenderitaanpasien.
c. HukumTransplantasi Organ Tubuh Donor DalamKeadaanMeninggal
Mengambil organ tubuh donor (jantung, mataatauginjal) yang
sudahmeninggalsecarayuridisdanmedis, hukumnyamubah,
yaitudibolehkanmenurutpandangan Islam dengansyaratbahwa :
Resipien (penerimasumbangan organ tubuh) dalamkeadaandarurat yang
mengancamjiwanyabilatidakdilakukantransplantasiitu,
sedangkaniasudahberobatsecara optimal baikmedismaupun non medis,
tetapitidakberhasil. Hal iniberdasarkanqaidahfiqhiyyah :
ات� ظ�و�ر� ا�لم�ح� ات�ت�ب�ي�ح� ر� و� ر� الض
“Daruratakanmembolehkan yang diharamkan”.
Jugaberdasarkanqaidahfiqhiyyah :
ال� ي�ز� ر� ر� الض
“Bahayaituharusdihilangkan”.
Jugapencangkokancocokdengan organ
resipiendantidakakanmenimbulkankomplikasipenyakit yang
lebihgawatbaginyadibandingkandengankeadaansebelumnya.
Disampingituharusadawasiatdari donor kepadaahliwarisnya, untukmenyumbangkan
organ tubuhnyabilaiameninggal, atauadaizindariahliwarisnya.
Demikianinisesuaidengan fatwa MajelisUlama Indonesia tanggal 29 Juni 1987,
bahwadalamkondisitidakadapilihan lain yang lebihbaik,
makapengambilankatupjantung orang yang telahmeninggaluntukkepentingan orang
yang masihhidup, dapatdibenarkanolehhukum Islam dengansyaratadaizindari yang
bersangkutan (lewatwasiatsewaktumasihhidup) danizinkeluarga/ahliwaris.
Kesimpulan
1. Hukum operasi plastik ada yang mubah dan ada yang haram. Operasi plastik yang
mubah adalah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir (al-uyub al-
khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-uyub al-
thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak
akibat kebakaran/kecelakaan. Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang
bertujuan semata untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada
hajat untuk pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk
memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan
kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya.
2. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor hidup sehat diperbolehkan
asal organ yang disumbangkan tidak menyebabkan kematian kepada si pendonor.
3. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor sakit (koma), hukumnya
haram.
4. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor telah meninggal, ada yang
berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram.