omsk.pptx
TRANSCRIPT
Presentasi Kasus
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
Pembimbing :dr.Erlina Julianti,MKes.,Sp.THT-KL
Oleh:
Maulidya SariMuthia Ayu Aztari
Anatomi
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret keluar dari telinga
tengah terus menerus atau hilang timbul. Berlangsung > 12 minggu.
Klasifikasi Tipe tubotimpani/ Tipe jinak Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi
sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit.
Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas: Fase aktif, pada jenis ini terdapat sekret pada telinga
dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar.
Fase tidak aktif / fase tenang, pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan
Tipe atikoantral/Tipe ganas Penyakit atikoantral lebihsering mengenai pars flasida
dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom.
Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu : Kongenital, berkembang dibelakang dari membran
timpani yang masih utuh dan tidak ada riwayat otitis media sebelumnya
Didapat, kolesteatoma yang didapat seringnya berkembang dari suatu kantong retraksi yang disebabkan peradangan kronis, biasanya bagian posterosuperior dari pars tensa
Rupture membran timpani Menurut luasnya perforasi
Perforasi kecil Perforasi sedang Perforasi luas ( subtotal -- total)
Bentuk perforasi membran timpani adalah : Perforasi sentral Perforasi marginal Perforasi atik Perforasi postero-superior
Epidemiologi OMSK bervariasi, prevalensi tertinggi
didapatkan pada anak – anak eskimo, Indian Amerika, dan Aborigin Australia (7-46%)
Negara industri seperti Amerika Serikat dan Inggris prevalensinya kurang 1%
revalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK , merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia
Etiologi
Lingkungan
Genetik
Riw. Otitis media
Infeksi saluran nafas atas
Autoimun
Alergi
Gangguan fungsi tuba eustachius.
Faktor Penyebab OMSK Menetap Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid
yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut.
Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi.
Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel.
Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani.
Patologi
Gejala Klinis Telinga berair (otorrhoe),
Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan
Gangguan pendengaran, Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran
Otalgia ( nyeri telinga), Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret
VertigoVertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna : Adanya Abses atau fistel retroaurikular Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang
berasal dari kavum timpani. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma
klesteatom) Foto rontgen mastoid adanya gambaran
kolesteatom.
Diagnosis
Anamnesa
• Awal mula penyakit
• Riwayat penyakit terdahulu
• Faktor resiko• Gejala klinis
Pemeriksaan Fisik
Otoskopi :• Ditemukan sekret• Perforasi membrana
timpani
Audiometri • Tuli konduktif, atau• Tuli sensoneural
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan radiologi Bakteriologi,
Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus
Tatalaksana
OMSK
OMSK tipe tenang OMSK tipe aktif
Edukasi :• Telinga tidak boleh
masuk air• Segera berobat bila
terkena inf. Saluran pernapasan
Bila fasilitas memungkinkan dilakukan oerasi rekonstruksi
• Membersihkan liang telinga dan kavum timpani
• Pemberian antibiotika :• antibiotika/
antimikroba topikal
• antibiotika sistemik
Terapi farmakologiPembersihan liang telinga dan kavum timpan (aural toilet)
Tujuan aural toilet adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme
Pembersihan kavum timpani dengan menggunakan cairan pencuci telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
Antibiotik topikal Pemberian antibiotik gol. Quinolon, atau
memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid
Diberikan selama 1 – 2 minggu
Antibiotik sistemik Secara oral, dapat diberikan antibiotika broad
spectrum sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai penyebabnya telah
resisten terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin-asam klavulanat.
Terapi pembedahanMastoidektomi sederhana
Pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan konservatif tidak sembuh
Dilakukan pembersihan ruangan mastoid dari jaringan patologik
Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi
Mastoidektomi Radikal Pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau
kolesteotoma yang sudah meluas Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum tympani
dibersihkan dari semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial
Mastoidektomi radikal dengan Modifikasi Pada OMSK dengan koleastoma pada daerah atik,
tetapi belum merusak kavum timpani Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding
posterior liang telinga direndahkan Tujuannya adalah untuk membuang seluruh
jaringan patologik dan mempertahankan fungsi pendengaran yang masih ada
Miringoplasti/ Timpanoplasti tipe I Tujuan untuk mencegah berulangnya infeksi
telinga pada OMSK tipe jinak
Timpanoplasti Prosedur menghilangkan proses patologik didalam
telinga tengah dan diikuti rekontruksi system konduksi suara pada telinga tengah
Tujuan dari timpanoplasti itu sendiri ialah mengembalikan fungsi telinga tengah , mencegah infeksi berulang dan memperbaiki pendengaran
Komplikasi Komplikasi Ekstrakranial Abses Subperiosteal
Komplikasi Intratemporal Fistula Labirin Mastoiditis Coalescent Facial Paralysis
Komplikasi Intrakranial Meningitis Abses Otak Trombosis Sinus Lateral
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : An. F Usia : 3 tahun Alamat : Kp.Selang Cironggeng, Desa
Wanajaya Jenis kelamin : Wanita Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal Pemeriksaan : 25 Februari 2015
II. Anamnesa (autoanamnesa pada Ibu pasien)
Keluar cairan bening dari telinga kiri sejak 4 hari SMRS
Keluhan utama
• Batuk dan pilek (+) sejak 1 minggu SMRS
• Hidung terasa berair dan tersumbat
Keluhan tambahan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan keluar cairan bening dari telinga kanan sejak 4 hari SMRS. Cairan yang keluar dari telinga tidak berwarna dan tidak berbau. Orangtua pasien mengatakan tidak ada keluhan bersin-bersin di pagi hari. Namun, pasien memang sedang batuk dan pilek sejak 1 minggu SMRS. Keluhan nyeri telinga, berdengung, dan tidak mendengar disangkal.
Riwayat penyakit dahulu•Orangtua pasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami keluhan serupa pada tahun 2013 dan kemudian sembuh setelah menjalani pengobatan rutin. Keluhan pertama kali timbul 3 bulan setelah pasien jatuh dari gendongan sang kakak pada tahun 2013, dan disertai keluarnya darah dari telinga kanan.
Riwayat penyakit keluarga
• Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa
• Tidak ada anggot keluarga yang memiliki riwayat ketulian dan infeksi pada telinga
Kebiasaan / gaya hidup• Pasien gemar mengkonsumsi
minuman dingin atau es.
III. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital:Frekuensi nadi : 90 x/menit, regulerFrekuensi nafas : 20 x/menit, regulerSuhu : 36,5º C (per axiller)
Status generalisata
Kepala : Normocephal Leher : Lihat status lokalis Thorax
Inspeksi : retraksi dinding dada (-/-), hemitorax simetris kanan dan kiri
Palpasi : massa (-), tidak ada bagian yang tertinggal saat bernafas
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : datar, sikatrik (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : BU (+) Ekstremitas : Akral hangat, CRT> 2 detik
Status lokalis telinga
Bagian KelainanAuris
Dextra Sinistra
Preaurikula
Kelainan Kongenital - -Radang tumor - -Trauma - -
Aurikula
Kelainan Kongenital - -Radang dan Tumor - -Trauma - -
Retroaurikula
Edema - -Hiperemis - -Nyeri Tekan - -Sikatriks - -Fistula - -Fluktuasi - -
Canalis Acustikus Externus
Kelainan Kongenital - -Kulit tenang tenang Sekret + +Serumen + (sedikit) + (sedikit)Edema - -Jaringan Granulasi - - Massa - -Kolesteatoma - -
Bagian Kelainan Auris
Dextra Sinistra MembranTimpani
Warna Intak
Refleks Cahaya
Putih
(-), perforasi sentral (+)
(-)
Putih (+)
(+)
Tes pendengaran
PemeriksaanAuris
Dekstra Sinistra
Tes Bisik/suara Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Webber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Hidung
Bagian KelainanNasal
Dextra Sinistra
Keadaan LuarBentuk
Simetris, warna kulit tidak hiperemis, krepitasi (-), sikatrik (-)
Simetris, warna kulit tidak hiperemis, krepitasi (-), sikatrik (-)
Ukuran dalam batas normal dalam batas normal
Rhinoskopi Anterior
Mukosa Hiperemis (-), edema (-) Hiperemis (-), Edema (-)
Sekret (+), bening (+), bening
Krusta (-) (-)
Concha Inferior Eutrofi, Hiperemis (-) Eutrofi, Hiperemis (-)
Concha media Eutrofi, Hiperemis (-) Eutrofi, Hiperemis (-)
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Polip/Tumor (-) (-)
Pasase udara menurun menurun
Bagian Kelainan NasalDekstra Sinistra
Rhinoskopi Posterior
(tidak diperiksa)
Mukosa
Koana
Sekret
Torus TubariusFossa Rossenmuller
Adenoid
Laring(tidak diperiksa)
EpiglotisKartilago AritenoidPlica AriepiglotikaPlica VestibularisPlica Vokalis Rima Glotis
Trakea
Tonsil
Mukosa hiperemis (-)Besar T2-T2Kripta Melebar (-/-)Detritus (-/-)Perlengketan (-/-)
Faring
Mukosa TenangGranulasi (-)Post Nasal Drip (+)
Orofaring dan mulut
Bagian Kelainan Keterangan
Mulut
Mukosa Mulut hiperemis (-), sianosis (-)
Lidah simetris
Palatum Mole tenang
Gigi Geligi Normal
Uvula Deviasi (-), hiperemis (-)
Halitosis (-)
Maxillofacial
Leher
BAGIAN KETERANGAN
Bentuk Simetris, tidak ada deformitas
Massa (-)
BAGIAN KETERANGAN
Bentuk Tidak terdapat deviasi trakea (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)
Massa (-)
IV. Resume
An. F datang dengan keluhan keluar cairan bening dari telinga kanan sejak 4 hari SMRS. Cairan yang keluar tidak berwarna dan tidak berbau.
Pasien tidak pernah bersin-bersin sering pada pagi hari. Namun, pasien memang sedang batuk dan pilek sejak 1 minggu SMRS. Keluhan nyeri telinga, berdengung, dan tidak mendengar disangkal pasien.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami keluhan serupa saat tahun 2013, lalu sembuh setelah menjalani pengobatan rutin. Keluhan pertama kali timbul 3 bulan setelah pasien jatuh dari gendongan sang kakak pada tahun 2013, dan disertai keluarnya darah dari telinga kanan.
IV. Resume
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital dan status generalisata dalam batas normal.
Pada status lokalis telinga didapatkan: CAE: sekret +/+, serumen +/+ MT dekstra: berwarna putih, tidak intak, terdapat
perforasi di bagian sentral, RC (-) MT sinistra: berwarna putih, intak, RC (+)Pada status lokalis hidung, didapatkan: sekret di nasal +/+ konka inferior dan media: eutrofi +/+, hiperemis -/- Pasase udara: menurunPada orofaring dan mulut, didapatkan ukuran tonsil: T2-T2Pada status lokalis maxillofacial dan leher, semua dalam
batas normal.
V. DIAGNOSIS KLINIS
• Otitis media supuratif kronik tipe benigna
VI. DIAGNOSIS BANDING
• Otitis media supuratif kronik tipe maligna• Otitis media akut
VII. Usulan pemeriksaan
• Rontgen mastoid• Audiometri
VIII. Terapi
• H202 3% 3x3 gtt AD• Cefixime 2 x 100 mg• Edukasi
IX. Prognosis
• Quo ad vitam: dubia ad bonam• Quo ad functionam: dubia ad bonam
ANALISA KASUSFAKTA TEORI
-Pasien mengeluh keluar cairan dari telinga sejak 4 hari SMRS-Keluhan dirasakan lebih dari 2 tahun
-Pasien sedang batuk dan pilek sejak seminggu SMRS-Pada tahun 2013 pasien pernah mengalami keluhan keluar cairan juga dan sembuh setelah diobati
-Pada pemeriksaan telinga didapatkan: sekret +/+ bening dan tidak berbau, serumen +/+, perforasi sentral pada membran timpani dekstra
-Definisi OMSK: Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Berlangsung > 12 minggu.
-Etiologi OMSK: infeksi saluran nafas atas,riwayat otitis media, gangguan fungsi tuba eustachius
-Diagnosis OMSK berdasarkan pemeriksaan fisik: adanya sekret, perforasi membran timpani-Klasifikasi: OMSK tipe benigna terdapat perforasi sentral, sekret tidak berwarna atau berbau
ANALISA KASUS FAKTA TEORI
-Pasien mengeluh keluar cairan-Pasien sedang mengalami batuk dan pilek-Ukuran tonsil : T2-T2
-Pemeriksaan penunjang: rontgen mastoid dan audiometri
-Terapi: H202 3% 3x3 gtt AD, Cefixime 2 x 100 mg
-OMSK tipe benigna fase aktif: terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius
-Tanda OMSK tipe maligna: Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom-Komplikasi intratemporal: Mastoiditis Coalescent-Gejala klinis OMSK: gangguan pendengaran
-Terapi untuk OMSK tipe aktif: Pembersihan kavum timpani dan pemberian antibiotik sistemik broad spectrum
DAFTAR PUSTAKA Miura MS, Krumennauer RC, Neto JFL. Intracranial complication of chronic suppuratif otitis
media in children. Brazillian Journal of Otorhinolaringology. 2005. Available from URL: http://www.rborl.org.br
Dugdale AE. Management of chronic suppurative otitis media. Medical Journal of Australia. 2004. Available from URL: http://www.mja.com.au
Couzos S, Lea T, Mueller R, Murray R, Culbong M. Effectiveness of ototopical antibiotics for chronic suppurative otitis media in Aboriginal children: a community-based, multicentre, double-blind randomised controlled trial. Medical Journal of Australia. 2003. Available from URL: http://www.mja.com.au
Thapa N, Shirastav RP. Intracranial complication of chronic suppuratif otitis media, attico-antral type: experience at TUTH. J Neuroscience. 2004; 1: 36-39 Available from URL: http://www.jneuro.org
Helmi. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 63-73
Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 49-62
Berman S. Otitis media ini developing countries. Pediatrics. July 2006. Available from URL: http://www.pediatrics.org
Yeds PD, Flood LM, Banerjee A, Cliford K. CT-scanning of middle ear cholesteatome: what does the surgeon want to know? The British Journal of Radiology. 2002; 75: 847-852. Available from URL: http://www.bjradio.org