oleh: suwardi star pengajar fbs uny abstract · manusia jawa memandang hantu sebagai dunia lain....

18
Jurnal Pene/itian Humaniora, Vol. 12, No. I, April 2007: 86-103 DUNIA BANTU, MISTIK, DAN WISA TA SPIRITUAL DI PESISIR SELA TAN Oleh: Suwardi Star Pengajar FBS UNY Abstract The Javanese in the south coastel area to the north coastel area gets difficulties leaving the world of ghost, mysterious. and the Kejawen mystical culture. Indeed, the Javanese in the mountain range and in the center of the city, there are many people who have the same tradition. Unfortunately, the ancestors's tradition is often disparage and less appreciate as an assets of unique culture. This research aims to give the understanding ethnographic analytic to word the world of ghost existence. Taking participant observation and in- depth interview to the informant snowba//ingly held the data collection. The research result describes the conviction to the world of ghost. mysterious, and Kejawen mystical culture in the south coastel area, happens because of a negotiation process of the spirit. This phenomenon is being done because there is a conviction that the spirit can give advantages and also calamity. The cemetery central of worship to the spirit is Kanjeng Ratu Kidul, as the Queen of the spirit in the south beach. That is why the people in the south coastal area make an approach to the spirit through Kejawen mystical tradition. These mystical tradition apparently attract tourists eventhough it hasn't been developed optimally yet. Among the mystical tradition which is still done by thefollowers are: (/) Labuhan. (2) Sedekah Laut, and (3) Ritual Magi in Gunung Lanang From the amount of ritual, apparently has a potential as the cultural tour package which is proper to be sold Because, generally the tourists will find, curious, and want to know circumstances which is not in plain view. Even though. all sorts of that ritual still need a process of making to be an interesting presented In this relation, the intensive assistance from certain people has been waited. Key words: Ghost, kejawen mystical. spiritual tourism ghot 86

Upload: vanhanh

Post on 23-Jul-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Pene/itian Humaniora, Vol. 12, No. I, April 2007: 86-103

DUNIA BANTU, MISTIK, DAN WISA TA SPIRITUAL DIPESISIR SELA TAN

Oleh:Suwardi

StarPengajar FBS UNY

Abstract

The Javanese in the south coastel area to the north coastel area getsdifficulties leaving the world of ghost, mysterious. and the Kejawenmystical culture. Indeed, the Javanese in the mountain range and in thecenter of the city, there are many people who have the same tradition.Unfortunately, the ancestors's tradition is often disparage and lessappreciate as an assets of unique culture.This research aims to give the understanding ethnographic analytic toword the world of ghost existence. Taking participant observation and in-depth interview to the informant snowba//ingly held the data collection.The research result describes the conviction to the world of ghost.mysterious, and Kejawen mystical culture in the south coastel area,happens because of a negotiation process of the spirit. This phenomenon isbeing done because there is a conviction that the spirit can giveadvantages and also calamity. The cemetery central of worship to the spiritis Kanjeng Ratu Kidul, as the Queen of the spirit in the south beach. That iswhy the people in the south coastal area make an approach to the spiritthrough Kejawen mystical tradition. These mystical tradition apparentlyattract tourists eventhough it hasn't been developed optimally yet. Amongthe mystical tradition which is still done by thefollowers are: (/) Labuhan.(2) Sedekah Laut, and (3) Ritual Magi in Gunung LanangFrom the amount of ritual, apparently has a potential as the cultural tourpackage which is proper to be sold Because, generally the tourists willfind, curious, and want to know circumstances which is not in plain view.Even though. all sorts of that ritual still need a process of making to be aninteresting presented In this relation, the intensive assistance from certainpeople has been waited.

Key words: Ghost, kejawen mystical. spiritual tourism ghot

86

Dunia Hantu. Mistik. dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

PENDAHULUAN

Pesisir Selatan pulau Jawa tergolong tempat yang cukupmisterius. Di wilayah ini boleh dikatakan banyak bertebaran hantudi tanah Jawa. Oleh karena wilayah termaksud banyak hutan, tem-pat sepi, batu-batuan, dan dikenal luas sebagai wilayah KangjengRatu Kidul. Ratu Kidul sendiri.adalah sebagai raja hantu (siluman)yang berpengaruh.

Bagi orang tertentu, hantu justru dianggap sebagai tantang-an hidup (memedi), tetapi bagi orang tertentu hantu justru akandapat mendatangkan keuntungan. Bagi yang takut, jangankan me-neliti mendengar saja kadang-kadang telah berdiri bulu romanya.Sebaliknya bagi yang merasa diuntungkan, hantu akan membawaberkah tersendiri. Berbeda lagi bagi sebagian orang (yang meng-hayati) mistik kejawen, dunia hantu tidak jauh berbeda dengandunia manusia. Sebagian orang percaya bahwa hantu memilikistruktur kehidupan sebagaimana hidup manusia. Mereka berkem-bang biak seperti kita. Jenis hantu pun lebih dari 20 yang meling-kupi hidup manusia (Endraswara, 2003:60). Dari sekian banyakhantu itu, dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama hantu yangmenakutkan dan mencelakakan, kedua, hantu yang membantu danmenguntungkanbagi manusia.

Gagasan terakhir inilah yang mendorong penulis untukmengangkat dunia hantu, gaib, dan tradisi lisan mistis di kawasanpesisir selatan, sebagai penunjang kemajuan wisata budaya. Hal inidirasa penting karena dengan digulirkannya otonomi daerah, kinisetiap wilayah diharapkan memiliki keunggulan kompetitif yangtidak dimiliki wilayah lain. Keunikan tradisi mistis yang selaluterkait dengan dunia hantu dan gaib, pada gilirannya akan di-pandang sebagai sebuah komoditi berharga bagi pengembanganaset wisata. Namun demikian, sampai saat ini, pengembanganwisata yang bemuansa mistis, alam supranatural, dan gaib belumbanyak digarap secara optimal. Itulah sebabnya, gagasan pen-

87

- --- -

Jurnal Penelitian Humaniora. Vol. 12. No. I. April 2007: 86-103

dampingan tradisi lisan ke arah hal tersebut amat diperlukan, gunareservasi,transformasi,dan inovasi tradisi lisan termaksud.

Melalui berbagai aktivitas yang berkutat pada dunia hantudan gaib tersebut, menunjukkan bahwa dalam kehidupan' orangJawa unik. Dunia lain itu, temyata banyak diminati oleh siapa saja.Terlebih lagi, kalau dunia lain itu berada pada kawasan wisata,jelas akan menjadi sebuah daya pikat wisatawan. Tidak sedikitwisatawan yang hadir ke belahan bumi ini karena terdorong rasaingin tahu dunia lain tersebut. Tidak ketinggalan pula ketika diAlun-Alun Utara Yogyakarta dan Alun-alun Dwi Windu Bantul,ada pameran (show) dunia hantu amat diminati banyak orang.Padahal, event semacam ini sebenamya telah dipoles ke arahrekayasa misteri, tetapi tetap menyedot pengunjung.Apalagi kalaudunia gaib dan hantu itu berada pada alam natural, berupa tradisimistik kejawen,tentujauh lebih menarik wisatawan.

Duniahantu adalah segmen hidup lain. Kalau tengah malamada suara aneh memanggil namanya, mengetuk pintu, meneleponpanjang, dan seterusnya - sering membuat bulu kuduk merinding.Itu baru hantu lewat suara tidak wajar, akan lebih seru lagi kalauhantu menampakkan diri dalam bentuk aneh, kita bisa ketakutandan ingin lari terbirit-birit. Seperti yang pemah ditemukan Beatty(2001:76-77),ada roh halus yang menampakkandiri sebagaimacanputih di perempatan jalan dan kuburan~Kendati hal ini bersifatsubyektif, namun sebagian orang tetap meyakini bahwa hantu itumenakutkan.

ManusiaJawa memandang hantu sebagai dunia lain. Yakni,dunia supranatural yang misterius..Keganjilan makhluk hantu inidisebabkan dia bisa melihat manusia, dan manusia tidak bisa me-lihat hantu secara langsung. Hanya orang-orang tertentu yang di-beri kelebihan dalam hal-hal gaib, yang mampu melihat hantu.Pada dasamya, hantu hidup sebagai makhluk halus.

Sebagaimana manusia hidup memiliki keinginan, nafsu,hantu pun demikian. Keinginan hantu sebagai makhluk supra-natural, sering merepotkan manusia. Karena hantu hidup di atas

88

Dunia Hantu, Mistik, dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

rata-rata kesadaran manusia, sering membuat repot hidup kita.Tidak sedikit menusia yang mulai kewalahanjika harus berhadapandengan hantu. Karenanya, manusia sering berbuat yang aneh-anehuntuk melegakan hantu-hantu tersebut. Hal ini diilakukan karenasebagianbesarmanusiapercaya,manakalahantuyangmenakutkanitu ditaklukkan, sedikit banyak justru akan membantu hidupmanusia.

Atas dasar itu, ada sebagian besar aktivitas hidup manusiayang sengaja diperuntukkan bagi hantu. Hal dilakukan, karenamenurut Prabowo (1992:51) hantu sebagai makhluk halus se-sungguhnya dapat berkomunikasi dengan manusia. Komunikasiintensif yang paling menonjol, dalam kehidupan masyarakat Jawapesisiran adalah dengan hadimya tradisi-tradisi lisan. Tradisi lisanadalah media spiritual bagi manusia dan hantu. Karenanya, tidaksedikit modifikasi tradisi lisan yang berkaitan ritual daur hidup dankemasyarakatan,selalu dicurahkanpada dunia hantu. Hal ini berartibahwa orang pesisiran (pesisir selatan-pesisir utara Jawa) memangmasih hidup dalam suasana kejawen.

Karakteristik hidup kejawen, selalu menggunakan anekatradisi lisan sebagai sarana negosiasi gaib dan kultural terhadapdunia hantu. Negosiasi ini sering digunakan untuk memojokkanorang Jawa sebagai figur penakut. Orang Jawa takut kalah denganmakhluk lain, sehingga harus memohon bantuan hantu. Hal inikemungkinan ada benar dan salahnya, maka perlu dikaji lebihjauhlagi. Tegasnya, entah berdalih untuk keselamatan maupun ke-ttmteraman,bermitra dengan hantu memang awalnya dilandasi rasatakut.

Pelaksanaan negosiasi dunia hantu hampir bisa dipastikanakan menggunakan cara-cara yang bersifat gaib. Proses gaib ter-sebut dilakukandalam aneka tradisi lisan yang telah turun-temurun.Sejak kapan tradisi lisan itu dilakukan, memang sulit diketahui.Yangjelas, tradisi lisan pesisiran yang dipandang kolot, bodoh,danmengada-ada tersebut jika berpedoman pada wawasan Taylor(Pritchard, 1984:4-11) tetap penting. Karena, tradisi lisan yang

89

-- -- -- -~-

berkonteks pada kepercayaan makhluk supranatural tersebut, se-sungguhnya merupakan bagian agama primitif, yang menge-depankancara berpikirpralogis.

Cara pandang pralogis memang terkesan rendah, namtin halsemacamini tidak selamanya benar. Konsep berpikirpralogis, yangdalam masyarakat Jawa yang banyak menggunakan othak-athikmathuk, bukanlah sebuah karikatur kebodohan kultural orangpesisiran masa lalu. Sebaliknya, konsep pralogis boleh dipandangsebagai keunikantradisi lisan yang menggambarkansebuah prosesbudaya panjang. Tradisi lisan termaksud juga bukan sekedarmosaik budaya yang hambar makna, melainkan penuh fenomenasimbolik yang patut dipertimbangkan bagi lajunya kehidupanmanusiadewasa ini.

Oengan kata lain, tradisi lisan kejawen merupakan proseskehidupan yang masih banyak manfaatnya bagi kehidupan kita.Bahkan,tradisi lisan pesisiran kini telah mengalir ke segala penjuruJawa. Tidak hanya merambah ke dunia perkotaan Jawa, khususnyaJawa Tengah dan Yogyakarta, melainkan juga ke seluruh pe-gunungan. Akibatnya, di kawasan kejawen itu sedikit demi sedikitmenjadi basis tradisi lisan yang bernuansa gaib, mistik, dan duniahantu. Maka, tidak mengherankan kalau berbagai acara televisiswasta, ada yang di-package selalu menayangkan acara bertajuk:dunia lain, uji nyali, ekspedisi dunia gaib, kisah misteri, percayanggak percaya, dan sebagainya. Oalam surat kabar (majalah)muncul pula rubrik:jagading lelembut, alaming lelembut,percayaapa ora, crita misteri, dan sebagainya.

Ounia gaib, dunia hantu, (fan dunia mistik adalah satu-kesatuantak terpisahkan. Ketiganyaadalah ruh kejawen. Ketiganyapula yang menjadi karakteristik orang Jawa, sehingga berbedadengan masyarakat lain. Tiga ciri itulah yang tampak kental me-nyublim ke dalam bentuk tradisi lisan. Oi dalamnya penuhungkapanbudaya spiritual, folklor, dan segala aktivitas mistis. Halini berarti sejalan pula dengan pernyataan Roger Tol dan PudentiaMPSS (Hoed, 1998:186) yakni ... "oral traditions do not only

90

Dunia Hantu. Mistik. dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

contain folktales, myths, and legends (...), but store completeindigeneous cognate systems. To name a few: histories, legalpractices, adat law, medication.

Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa tradisi lisanmemang cukup luas cakupannya, tidak hanya menyangkut ceritarakyat. Berbagai hal sering hadir dalam sebuah tradisi lisan. Ber-bagai unsur tradisi lisan sering bercampur, teraduk rapi, sehinggamembentuk sebuah kesatuan utuh. Begitu pula tradisi lisan mistikkejawen, yang di dalamnya berisi dunia hantu dan gaib, akan me-muat kebijaksanaanasli suatu lokal, hukum adat, pengobatan,ritualseni, dan sebagainya semakin lengkap. Berbagai unsur yang hadirdalam tradisi lisan mistik kejawen termaksud, disadari atau tidakmemang merupakanupaya "menjinakkan" hantu. "Penjinakan" ini-lah yang dinamakan negosiasi spiritual. Aktivitas negosiasiterhadap hantu secara gaib dinamakan semedi.

Cara Penelitian

Penelitian ini akan mencakup wilayah sektor pariwisata diPesisir Selatan Yogyakarta yang layak menyelenggarakan wisatamistik dengan memberdayakan tempat-tempat yang bernuansahantu. Di antara obyek wisata mistik di Yogyakarta yakni diParangtritis, Makam Imogiri, Goa Langse, Parangkusumo,Pandansimo, dan Gunung Lanang. Untuk merealisasikan programwisata mistik di tempat-tempat tersebut, diperlukan kebijakan-kebijakan yang menyangkutsektor wisata, seni, dan budaya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatifetnografik. Maksudnya, penelitian ini berusaha mendeskripsikansecara holistik terhadap fenomena dunia hantu, mistik, dankaitannya dengan wisata spiritual. Rekomendasi yang diharapkanadalah untuk memberikanmasukankepada pengelolaobyek wisata,pelaku mistik, pengelola seni dan budaya agar mampumeningkatkan kinerjanya guna merebut masa depan Pesisir Selatanyang lebih cerah.

91

Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 12, No. I, Apri/2007: 86-103

Untuk menentukan informan digunakan konsep Spradley(1997: 61) yakni menggunakan teknik snowballing. Penelitipertama-tama menemui informan dari pelaku mistik, selanjutnyaberdasarkan informasi informan tersebut diharapkanmerekomendasikanpada informan lain sampai mendapatkan 'datajenuh' (tidak terdapat informasi baru lagi). Informan terdiri daripelaku mistik 6 orang, pengelola obyek wisata 2 orang, Dinaspariwisata lorang, penjinak hantu lorang, dan wisatawan 5 orang.

Pengumpulan data menggunakan teknik partisipationobservation (Adler dan Adler, 1994:377), indepth interview(Fontana dan Frey, 1994:365-366). Pengamatan berpartisipasidilakukan pada saat penyelenggaraan wisata mistik. Peneliti ikutterjun dalam ritual mistik dalam rangka bemegosiasi dengan hantu.Untuk mencatat hasil wawancara digunakan catatan lapangan dandibantudenganrekamantape recorder.

Untuk mencapai kredibilitas data dengan cara pengamatansecara terus-menerus dan triangulasi. Pengamatan terus-menerusyang dimaksud adalah tidak hanya satu kali pelaksanaan mistik,sedikitnya dua atau tiga kali. Triangulasi, dilakukan denganmengumpulkandata ganda melalui catatan lapangan, tape recorder,dan foto, dengan harapan kalau ada kekeliruan mudah dicekkebenarannya. Dengan wawancara mendalam dan observasipartisipasi, peneliti akan mengungkap segala hal secara holistik dibalik pelaksanaanwisata mistik.

Analisis dilakukan secara deskriptif etnografik. Analisisdilakukan secara terus-menerus baik pada saat di lapangan dansetelah di lapangan. Analisis data dilakukan dengan reduksi data,display data, dan inferensi. Proses analisis data dilakukan dengancara mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode,dan mengkategorikan data. Selanjutnya dilakukan analisiskebijakanwisatamistik.

92

Dunia Hantzl. Mistik, dan Wisata Spiritzlal di Pesisir Selatan (SlIwardij

PEMBAHASAN

Membujuk Roh HalusOrang di kawasan pesisir selatan Jawa. sebagian besar

memang bekerja sebagai nelayan tradisional. Ada juga di antaramereka yang berdagang, bertani musiman, beternak, menjadipengelola obyek wisata mistis. Segala aktivitas hidup merekaumumnya berhubungan dengan dunia hantu, gaib, dan mistik.Kehidupan yang kadang-kadang semi realistis ini ditaati seratuspersen, sehinggasulitjika suatu saat dipaksa meninggalkannya.Halini sekaligus menegaskan bahwa di sepanjang Pesisir Selatan,adalah basis tradisi mistik kejawen. Kondisi semacam ini,tampaknya mendekati gagasan Finnegan (1977:45) bahwamasyarakat primitif (non industrial) biasanya berskala kecil,konformis, budaya lisan lebih menonjol, komunal, didominasi olehnorma religiusdan tradisional.

Oi antara tempat yang masih tergolong sakral dalammenjalankan tradisi lisan mistik kejawen adalah wilayah di sekitarParangtritis (Parangkusumo).Oi tempat ini, memang masih banyakpenganut abangan. Tempat ini menjadi tersohor sampai kemancanegara, dan dikenal oleh touris asing, karena ada folklorlisan tentang kisah Kangjeng Ratu Kidul bertemu denganPanembahan Senapati. Kangjeng Ratu Kidul, menurut penuturanseorang mahasiswa yang berasal dari Grobogan bemama Indriyanisebagai berikut:

Panembahan Senapati. katanya bisa berjalan di atas air. Icetengah samodra. kan tak masuk akal. tapi saya masihmeyakini hal itu ada. Saya yakin dulu begitu. katanya orangdulu sakti-sakti.

Kisah mistis tersebut, melukiskan kesakralan mitos RatuKidul. Oia dianggap memiliki kekuatan gaib. Oia pula yangmenjadi raja sHuman, yaitu hantu dipantai selatan Jawa. Silumanini akan membantu dan mencelakakan manusia, tergantungnegosiasi yang dilakukan. Karena itu, untuk menyenangkan hati

93

Jurnal Penelitian Human;ora, Vol. 12, No. I, April 2007: 86-103

raja siluman, setiap tahun (pada tanggal I Sura) diabadikan olehpihak keraton Surakarta dan Yogyakarta dalam bentuk tradisiLabuhan. Labuhan sering dihadiri beribu-ribu orang, termasukwisatawan mancanegara. Mereka hadir pada Ma/em 1 Sura,melakukan ritual bersama dan pagi harinya diadakan /abuhan.Ritual dilakukan di cepuri Parangkusuma, tempat perjumpaanKangjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senapati. Oi cepuriterdapat monumen Watu Gilang (batu hitam). Yakni dua batu besardan kecil yang berhadapan.Batu yang sebelah selatan diyakinisebagai tempat duduk Kangjeng Ratu Kidul dan batu sebelah utarauntuk duduk Panembahan Senapati. Oi tempat ini, wisatawan dapatmelakukan semedi, dengan membeli kemenyan dan bunga yangdiserahkan kepada juru kunci. Pada saat itu juru kunci akanmendoakan dan minta imbalan uang wajib yang disisipkanbungkusanpada bunga dan kemenyan tadi.

Permohonan berkah kepada roh leluhur oleh wisatawan,selalu dilaksanakandengan khidmat. Itulah sebabnyajika di tempatitu ada yang berdiri, akan diperingatkan oleh juru kunci. Hal inisekaligus untuk menjaga etika Jawa kepada roh leluhur, khususnyaPanembahan Senapati dan Kangjeng Ratu Kidul. Berkah yangdiharapkan dari roh tersebut amat beragam, seperti minta naikpangkat, tidak diganggu orang lain, tidak mendapat bencana, lancarberdagang dan seterusnya. Setelah meminta berkah di batu besar,para wisatawan segera dhahar kembu/ di sebelahnya. Makananyang digunakan dhahar kembul telah disediakan oleh masyarakatsekitar Parangkusuma.

Semalam suntuk wisatawan akan menjalankan tirakat (tidaktidur) di obyek wisata keramat ini. Ada di antara mereka yangsemedi di tepi pantai, menghadap ke laut. Ada lagi yang bertapambisu (tidak berbicara). Sebagian ayng lain ada yang menontonwayang kulit. Pertunjukan ini juga dianggap wingit, dengan lakonSesaji Raja Suya. Biasanya dilakukan oleh dalang sepuh (tua)seperti Ki Timbul Hadi Prayitno. Pada saat mendalang, harusmenghadap ke selatan (arah laut). Hal ini sekaligus memberikan

94

Dzmia HantZt. Mistik. dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

gambaran bahwa wayang kulit itu juga disuguhkan kepadaKangjeng Ratu Kidul. Memang pernah terjadi wayang kulitmenghadap ke utara, yang dilakukan oleh dalang' Ki Sofyan HW,waktu itu seolah-olah telah diperingatkan oleh hantu. Yakni,blencong terpaksa mati tiga kali, saat itu pula ki dalang jatuh danakhirnya meninggaldunia.

Oari pertunjukan demikian, boleh dikatakan bahwa wayangkulit memang berfungsi sebagai hiburan makhluk gaib dansekaligus sebagai daya tarik wisatawan. Wayang menjadi sebuahkomoditi yang kadang-kadangdianggap sakral. Hal ini sejalan puladengan pendapat Pink (1998:121) bahwa pertunjukan ritual adakalanya menjadi "from ritual sacrifice to media commodity".Pendapat ahli ritual dan sekaligus performance ini memberikanpenegasan bahwa seni pertunjukan dapat digunakan sebagai mediaritual, berupa sajian pengorbanan (suguhan), dan sekaligus sebagaimedia yang menguntungkan.

Pagi harinya para wisatawan akan mengikuti tradisilabuhan dan memperebutkan ubarampe labuhan. Penyelenggaralabuhan adalah kerajaan keturunan Mataram, yaitu kratonYogyakarta dan Surakarta. Kedua kerkajaan yang menjadi sentraltradisi lisan Jawa ini, tiap tahun melabuh berbagai benda pusaka,disertai bunga-bunga sesaji. Kepercayaan orang Jawa kepada rohleluhur, khususnya raja jin pantai selatan dan raja, sejalan denganpemikiran Bascom (Oanandjaja, 1994:13) bahwa tradisi lisan dapatberfungsi sebagai pengesahan kebudayaan. Terbukti legitimasi rajadan makhluk kharismatik tersebut justru semakin meneguhkanbahwa wilayah Parangkusuma menjadi tempat wisata mistis,historis, dan alam yang menarik.

Mendewakan Sang PelindungOi samping itu, masyarakat pesisir selatan, terutama di desa

Pandansimo juga sering melakukan pemujaan terhadap KangjengRatu Kidul, berupa tradisi lisan sedhekah laut. Sedhekah lautadalah tradisi melarungkan saji-sajian beserta nasi ambeng ke laut

95

- - - ---

selatan. Hal ini juga sebagai pengorbanan kepada penguasa lautselatan. Oari tradisi lisan ini telah menciptakan Pandansimomenjadi adalah wilayah mistis. Pandansimo adalah tempat (pantai)yang sakral. .

Awal mulanya, pantai tersebut sakral, yaitu dari riwayatBRM Murteja yang menjadi Sri Sultan HB VII pemah semedi ditempat yang mistis itu untuk memohon wahyu keraton. Oia melihatcahaya dan macan putih, ketika menghirup udara hilang pulacahaya tersebut. Karena itu untuk peringatan di tempat itu disebutdesa Pandanmacanatau Pandansimo. Pandansimo berasal dari katapandan (tumbuhan berduri di tepi pantai) dan simo berarti harimaubesar. Pandansimo berarti tempat yang ada pohon pandan dan adasimo (harimau)mistis yang nampak pada saat sang raja semedi.

Oari keturunan raja ini, tampak ada yang taat menjalankantradisi mistik kejawen dengan selalu mengandalkanhal-hal gaib. Oiantara putera yang mengikuti tradisi lisan mistik dengan mem-pelajari berbagai mantra, yaitu GBPH Suryodiningrat yang meng-ajarkan "kawruh urip sejati, kang anjog marang lawangingsuwarga utawa nraka" (pengetahuan sejati, menuju pintu surgaatau neraka) dan Ki Ageng Suryamentaram yang mengajarkan"kawruh begja".

Untuk mengabadikan dan memohon berkah pada roh rajatadi, masyarakat Jawa di desa Ngentak, Poncosari, SrandakanBantul yang dekat sekali dengan Pandansimo selalu melakukantradisi bersih desa dengan jalan sedhekah laut. Tradisi lisan yangmasih dipelihara dalam wacana bersih desa tersebut dilaksanakandengan cara menanggap tayub. Tradisi ini merupakan wujud ritualmistik berupa tarian, gending-gending, dan seni suara yangdilantunkan agar penguasa laut selatan merasa terhibur. Gendingyang digunakan sebagai iringan, antara lain Godril, Rujak Jeruk.Othok-othok,Blenderandan sebagainya.

Jika di Parangkusumo labuhan dilaksanakan pada bulanSura. di Pandansimo dilakukan pada hari Minggu bulan Sawal.Tradisi lisan ini selalu dikaitkan dengan calendar event pariwisata.

96

Dunia Hantu. Mistik. dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

Sedhekah laut yang memuat sesaji berbagai makanan, selaludilabuh di tengah laut sebagai persembahan spiritual kepadaKangjeng Ratu Kidul. Oengan cara semacam ini, masyarakatsekitar Pandansimo yang memiliki pencaharian sebagai nelayandapat lancardan tidak digangguoleh hantu-hantu laut selatan.

Kangjeng Ratu Kidul juga pernah berjumpa dengan rajaMataram bernama Sultan Agung di gunung Lanang. Atas dasar inimasyarakat gunung Lanang sering menganggap gunung itu sakral.Gunung yang terletak di tepi sungai Opak ini, sering digunakansebagai tempat semedi untuk mohon keselamatan. Oi tempat inijuga ada seorang guru kebatinan bernama Ki Wasana yang dapatmengajarkan mistik kejawen. Oi antara ritual yang diajarkan adalahbagaimana peletakkan tumbal pada sebuah gedung atau rumah.Tumbal adalah sesaji khusus yang biasanya berupa barang, sepertikepala kerbau, kepala manusia, dan telur, yang ditempatkan padabagian tengah rumah agar tidak ada hantu yang mengganggu. Halini pernah dilakukan pemberian tumbal di hotel Natour GarudaYogyakarta. Tumbal yang dipasang di depan hotel berupa telurangsa, air suci dari Jalasutra, dan patung Anoman (Endraswara,2003:169-170). Pemberian tumbal ini juga sekaligus sebagaipengorbanan kepada Kangjeng Ratu Kidul agar ikut membantuhidup manusia. Itulah sebabnya, ketika ada ritual di Natour Garuda,selalu dipasang kursi kosong, konon sebagai tempat dudukKangjengRatu Kidul ketika menyaksikan ritual.

Oari kisah dan tradisi lisan yang memanfaatkan mantra-mantra gaib tadi, dapat diduga bahwa masyarakat Jawa masihpercaya terhadap dunia hantu, gaib, dan tradisi mistis. Hanya saja,dalam kaitan dengan kisah tadi, Kangjeng Ratu Kidul sebagai figuristimewa,tidak diletakkan sebagaimanahantu-hantu yang lain. Rohtersebut justru dipuja sebagai makhluk supranatural yang hebat,dan jika tidak dihormati, tidak diberi sesaji, akan berbahaya. Itulahsebabnya, Twikromo (2000:53) berpendapat bahwa Kangjeng RatuKidul di Jawa dianggap sebagai pelindung masyarakat Jawa.

97

--

Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 12, No. I, Apri/2007: 86-103

Sebagai figur pelindung, kisah Kangjeng Ratu Kidul dipesisir selatan telah meluas dan dianggap sakral. Hampir setiapaktivitas kehidupan di masyarakat pesisir sebagai tonggak utamaadalah roh leluhur tersebut. Karena itu, mereka sering takut kalaupada Malem I Sura tidak memberikan sesaji di Parangkusuma.Masyarakat selalu melakukan sesaji apabila sedang mempunyaihajat, karena takut kalau ada gangguan dari prajurit roh halus.Prajurit-prajurit itu yang mereka yakini sebagai hantu. Jika merekadikecewakan, bisa jadi akan marah. Karena itu, andaikatamasyarakat telah melakukan sesaji pun tetap ada bencana, merekatidak akan menyalahkan Kangjeng Ratu Kidul. Mereka justru akanbergumam: "Lagi dikersakake sing mbaureksa kidul kono. .. Arti-nya, sedang diinginkn oleh penunggu laut selatan." Akhirnya,hanya bisa bersikap pasrah dan sumarah kepada roh gaib tersebut.

Kebijakan Pemasaran Wisata MistikKebijakan pemasaran wisata mistik yang akan dan sedang

berjalan dalam rangka otonomi daerah memang memiliki dampakpositif bagi pelaku mistik. Bidang pemasaran dan promosi wisatamemiliki strategi khusus untuk menarik wisatawan. Yakni, dengancara tetap memperhatikan nilai-nilai budaya spiritual tradisi.Namun demikian, merekajuga merangkul para pelaku seni budayaJawa dan pelaku mistik di Yogyakarta untuk ikut bersama-samamenggarapritual mistik secara kolaboratif.

Oalam kaitan itu, Bidang Pemasaran dan Promosi wisataDinas Pariwisata dan Budaya memberikan gambaran sebagaiberikut:

Ritual mistik itu, kami garap matang. Harus tetap mengacupada citra Pesisir Selatan yakni, sebagai kawasan spiritualyang berhati menarik. Wilayah ini juga punya tugas untukpelestarian budaya tradisi dan budaya kerakyatan. Karenaitu, pariwisata memang bidang bisnis, memangya, namanyasaja industri, tapi sedapat mungkinperformance ritual tetap

98

Dunia Hantu, Mistik, dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

mengacu pada tradisi. Wisata mistik di sini justru inginmengembangkan agent of development. Maksudnya,dengan ritual itu, biarlah masyarakat luas yang berpotensidiberi kesempatan ikut. Dengan adanya tempat yangbernuansa hantu, justru menjadikan suasana semakin sakraldan menarik wisatawan.

Pernyataan pihak pemasaran tersebut mengindikasikanharapan agar penampilan wisata mistik tetap pada konteks budayatradisi dan budaya kerakyatan. Hal ini akan memberikan ciri etnispemilik seni budaya setempat, sehingga menjadi kenangan danmenumbuhkan kesan menarik bagi wisatawan. Itulah sebabnya, pe-rancang ritual tetap menyajikan ritual. dunia hantu. mistik sebagaisalah satu unsur budaya tradisi. Rangkaian ritual tersebut sekaligusdiupayakan agar dapat mewujudkan citra Pesisir Selatan sebagaiagent of development. Maksudnya, dengan penggarapan ritual yangmelibatkkan aneka ragam budaya tradisi dan budaya kerakyatan,jelas akan mengikutsertakan berbagai komunitas yang memilikipotensi pengembangan seni spiritual.

Harapan bidang pemasaran tersebut, telah terwujud antaralain ketika ritual Malem Selasa Kliwon dan Malem Jumat Kliwon

di Parangkusumo. Pada waktu itu, ada wisatawan dari Jerman danPerancis yang mengikuti ritual. Ketika mereka berdua mengikutiritual mistik ternyata justru merasa menemukan "nenek moyang-nya". Maksudnya, mereka merasa menemukan tradisi Jawa yangjuga masih dipelajari di negaranya. Dari ritual itu, mereka dapatmengingat-ingat tradisi nenek moyang, termasuk tradisi orangtuanya. Bahkan pada waktu itu, keduanya juga ikut menjalankanritual, melagukan syair-syair spiritual, membakar kemenyan,menabur bunga, dan meresapi alunan gending ritual.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di satu pihak,pengelola wisata mistik merasa bangga karena dapat menampilkanritual sebagai unggulan kompetitif, di pihak lain, pelaku mistik danwisatawan juga dapat melakukan ritual dengan penuh semangat.

99

-----

Pelaku mistik juga dapat berkreasi untuk menciptakan sebuahperformance art yang tetap bersumber pada budaya spiritual.Keunggulan kompetitif tersebut, sekaligus untuk menunjangprogram Sapta Pesona Wisata. khususnya pesona ke tujuh, yaituuntuk memberi kenang-kenangan wisatawan berupa atraksi senibudayadaerah yang khas dan mempesona.

Atas dasar hal tersebut, inovasi wisata mistik berupayamengubah beberapa cara tradisi ritual lama. Yakni, dengan cara:(I) mengubah ritual mistik dari secara individual menjadi ritualsecara kolektif, (2) mengemas wisata mistik dalam bentukkolaborasi antara mistik kejawen, dunia hantu, dengan senispiritual, dan (3) ritual tidak lagi dilakukan pada tempat yangkeramatdan sepi, tetapi pada situasi keramaian. Ketigaarah inovasiwisata mistik tersebut sebagai upaya untuk "invention oftradition".

Dengan arah inovasi seperti itu, diharapkan dapatmenggugahkemauan pelaku mistik, terutama generasi muda untukmelakukan ritual. Hal ini juga sekaligus dimaksudkan untukmencari makna baru pada dasar-dasar kebudayaan spiritual Jawadalam menghadapi era modemisasi dan globalisasi. Jika inovasibudaya spiritual termaksud berhasil, kemungkinanbesar wisatawanakan semakin banyak berdatangan ke Yogyakarta khususnyakawasanPesisir Selatan.

Dengan kata lain, secara pragmatis wisata mistik jugamemiliki fungsi bisnis. Aspek pragmatis semacam ini, tidak berartiwisata mistik suatu bentuk ritual yang bersifat komersial melulu,melainkan tetap non-komersial. Maksudnya, ritual wisata mistikdan hantu hanya sebagai wahana untuk mencapai tujuan keselamat-an pengelolaan wisata di Pesisir Selatan. Lebih dari itu wisataspiritualdemikianjuga akan memiliki andil pada pelestarian tradisileluhur, seperti yang pemah dilakukan oleh Panembahan Senapati.Situs-situs pertemuan mistik antara Panembahan Senapati denganRatu Kidul, tempat yang pemah dikunjungi Sultan Agung, danseterusnyaakan menjadi aset wisata spiritual yang berharga.

100

Dunia Hamu. Mistik. dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

Potensi Pesisir Selatan sebagai daerah tujuan wisata mistik,menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata ada daya tarikkhusus, antara lain tentang interesting culture and history danatractive custom and way of life. Dalam kaitan ini, wisata mistikmenjadi obyek daya tarik wisata khusus yang diharapkan mampumenjaring wisatawan. Wisata mistik menjadi obyek bagi wisatawanyang ingin menikmati budaya tradisi, adat istiadat tradisional, danpandangan hidup masyarakatJawa.

Potensi obyek wisata tersebut berupa upacara ritual (adatistiadat Jawa) dan bernuansa dunia hantu, antara lain Labuhan diParangkusuma dan Pinuwunan di Gunung Lanang. Kedua obyekini dapat dirangkai menjadi paket wisata dengan wilayah wisatasakral di makam Imogiri Bantul. Beberapa obyek wisata tersebut,sampai sekarang secara rutin menyelenggarakan tradisi ritual.Pengelolaan obyek wisata dilakukan oleh Dinas PariwisataKabupaten, sedang Dinas Pariwisata Propinsi hanya mempromosi-kan. Promosi diarahkan tidak hanya bagi wisatawan domestik,melainkanjuga sampai wisatawan manca negara. Pelaksanaanadatistiadat pada obyek wisata tersebut, memang terjadi percampuranantara ritual mistik dengan religius (Islam).

Kekuatan kawasan Pesisir Selatan yang bernuansa hantu,mistik, dan spiritual ternyata dapat dijadikan daya tarik tersendiribagi wisatawan. Tradisi lisan yang bersifat gaib dapat diungkapkembali sebagai pesona wisata yang berharga bagi pengunjung.Halini berarti aktivitas wisata dapat memadukan dengan aset spiritualagar memiliki nilai jual yang kompetitif. Kekhasan wisata PesisirSelatan semacam itu justru menjadi incaran para wisatawan agarlebih terkesan dan betah tinggal di kawasan tersebut.

SIMPULAN

Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, ternyata wisatamistik memiliki peranan penting. Para pengelola wisata, berupayamenampilkan wisata mistik sebagai salah satu komoditi daya tarik

101

-----

Jurnal Penelitian Humaniora. Vol. 12, No. I, April 2007: 86-103

wisata. Oalam kaitan ini, ada beberapa kebijakan yang diambiluntuk memberdayakanwisata mistik, yaitu sebagai berikut:

Pertama. kebijakan pengembangan wisata mistik tetapmengacu pada visi dan misi pariwisata. Visi pariwisata aaalahuntuk menciptakan kesejahteraan masyarakat secara lahir batin danberkesinambungan, berdasarkan atas penghormatan nilai-nilaikemanusiaandan keharmonisan antar manusia, dan antara manusiadengan lingkungannya. Sedangkan misi yang menjadi referensikebijakanwisata mistik yaitu menempatkan Pesisir Selatan sebagaidaerah tujuan wisata nasional maupun internasional denganorientasi pengembanganke arah pariwisata spiritual.

Kedua, kebijakanwisata mistikjuga memperhatikanpotensiwilayah yaitu pemberdayaan dunia hantu, dengan cara melakukannegosiasi kritis melalui ritual yang menarik. Tradisi ini dipandangperlu karena lebih menarik wisatawan baik domestik maupunasing.

Ketiga. arah dan strategi pengembangan wisata mistikterfokus pada identitas Pesisir Selatan, yang dikemas ke dalamtampilan wisata spiritual dengan memperhatikan aspek-aspekbudaya tradisi leluhur,terutama budayaspiritual Jawa.

Keempat. kebijakan pemasaran wisata mistik dilakukandengan memperhatikan nilai-nilai budaya spiritual tradisi danmenggarapritual mistik secara kolaboratif. Penggarapanritualjugamelibatkkan aneka ragam budaya tradisi dan budaya kerakyatan,dengan cara menciptakan sebuah performance art yang tetapbersumberpada budaya spiritual. Performanceart ini akan menjadikeunggulan kompetilif sebagai penunjang program Sapta PesonaWisata. khususnya pesona ke tujuh. yaitu untuk memberi kenang-kenangan wisatawan berupa atraksi seni budaya daerah yang khasdan mempesona. Performance art tersebut juga sekaligus sebagailangkahinovasibudaya spiritual, sebagai inventionof tradition.

102

Dunia Hantu. Mistile, dan Wisata Spiritual di Pesisir Selatan (Suwardi)

DAFT AR PUST AKA

Beatty, Andrew. (2001). Variasi Agama di Jawa; SuatuPendekatan Antropologi. Jakarta: Murai dan Kencana.

Danandjaya, James. (1991). Folklor Indonesia; llmu Gosip.dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti.

Endraswara, Suwardi. (2003). Dunia Hantu Orang Jawa.Yogyakarta: Media Press indo.

Finnegan, Ruth. (1977). Oral Poetry; Is Nature. Significance andSocial Context. New York: Canbridge University.

Hoed, Beny.( 1998). Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: ATL.

Pink, Sarah. (1998). From Ritual Sacrifice to media commodity:Anthropological and media constructions of the Spanishbullfight and the rise of women perfonners dalam FeciliaHughes-Freeland Ritual, Performance. Media. New Yorkdan London: Routledge.

Prabowo, Dhanu Priyo. (1994). "Cerita Lelembut dalam MajalahDjaka Lodang: Sebuah Fenomena Pembauran Fiksi danNonfiksi". Yogyakarta: Widyaparwa.

Pritchard, Evans, EE. (1984). Teori-teori tentang Agama Primitif.Jakarta: PLP2M.

Spradley, James. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: TiaraWacana.

Twikromo, Argo, Y. (2000). Ratu Kidul. Yogyakarta: Bentang.

103