artikel klasifikasi jenis burung hantu menggunakan...

8
ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN EUCLIDEAN DISTANCE Oleh: MUHYI IRMAWAN 12.1.03.02.0172 Dibimbing oleh : 1. M. Rizal Arief, S.T, M.Kom 2. Ardi Sanjaya, M,Kom INFORMATIKA TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017 Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Upload: others

Post on 10-Oct-2019

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

ARTIKEL

KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN METODE

PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN EUCLIDEAN DISTANCE

Oleh:

MUHYI IRMAWAN

12.1.03.02.0172

Dibimbing oleh :

1. M. Rizal Arief, S.T, M.Kom

2. Ardi Sanjaya, M,Kom

INFORMATIKA

TEKNIK

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN 2017

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 2: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhyi Irmawan | 12.1.03.02.0172 Teknik - Informatika

simki.unpkediri.ac.id || 1||

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 3: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhyi Irmawan | 12.1.03.02.0172 Teknik - Informatika

simki.unpkediri.ac.id || 2||

KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN METODE

PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN EUCLIDEAN DISTANCE

Muhyi Irmawan

12.1.03.02.0172

Teknik - Informatika

[email protected]

M. Rizal Arief, S.T., M.Kom dan Ardi Sanjaya, M.Kom

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Muhyi Irmawan: Klasifikasi Jenis Burung Hantu Menggunkan Metode Principal Component

Analysis dan Euclidean Distance, Skripsi, Teknik Informatika, Fakultas Teknik UN PGRI Kediri,

2016. Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari. Burung hantu ini termasuk jenis

burung pemangsa (Bird of Prey) seperti elang . Terdapat jenis burung hantu yang hidup di Indonesia.

Setidaknya terdapat 5 jenis burung hantu yang sering dijumpai. Yakni, Celepuk, Barn Owl, Obay Owl, Buffy Fish Owl, Bubo Sumatranus.Banyak orang tertarik dengan hewan yang mulai ramai dipeliharai

oleh banyak orang ini. Namun, masih banyak pula yang belum bisa membedakan jenis burung hantu

tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengenali pengklasifikasian jenis burung hantu. Dari kasus inilah timbul gagasan untuk membuat aplikasi baru dalam penentuan jenis

burung hantu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempermudah user dalam membedakan jenis burung

hantu dari bentuk wajah burung hantu. Serta untuk mengimplementasikan metode Principal Component Analysis dan Euclidean Distance kedalam suatu aplikasi Klasifikasi perbedaan jenis

burung hantu.

Hasil dari penelitian ini adalah penentuan jenis burung hantu dari hasil perhitungan matrik di dalam metode Principal Component Analysis dan Euclidean Distance yang telah diterapkan ke dalam

aplikasi klasifikasi jenis burung hantu. Hasil akhir dari aplikasi ini berupa penentuan jenis burung

hantu berupa text notification (teks pemberitahuan). Sehingga memudahkan user untuk membedakan

jenis burung hantu dengan menggunakan aplikasi tersebut. Kata kunci : Principal Component Analysis, Citra, Matlab, Burung Hantu

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 4: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhyi Irmawan | 12.1.03.02.0172 Teknik - Informatika

simki.unpkediri.ac.id || 3||

I. LATAR BELAKANG

Burung hantu merupakan hewan

yang termasuk dalam BOP (Bird Of

Prey) atau burung pemangsa. Menurut

Nanao, burung hantu adalah hewan yang

aktif di malam hari (nocturnal). Burung

hantu ini juga termasuk ke dalam jenis

hewan pemakan daging (carnivora).

Burung hantu ini memiliki berbagai

macam jenis. Sekitar 222 jenis burung

hantu hidup di dunia. Burung hantu ini

juga banyak memiliki keunikan

tersendiri. Seperti, kepalanya yang bisa

berputar 270 derajat. Kemampuannya

inilah yang sekarang menjadi rujukan

para pecinta burung untuk

mengembangbiakkan serta memelihara

burung hantu.

Sedang jenis burung hantu

yang populer di Indonesia sendiri ada

5 jenis burung hantu. Yakni Celepuk,

Tyto Alba, Oriental Bay, Buffy Fish,

dan Bubo Sumatranus. Dari lima jenis

tersebut, memiliki ciri-ciri yang

berbeda. Selain itu, setiap jenis burung

hantu ini memiliki habitat dan

makanan yang berbeda. Ini

dikarenakan bentuk dari setiap

jenisnya juga berbeda.

Meski burung hantu tergolong

ke dalam burung pemangsa, dewasa

ini justru burung hantu memiliki daya

tarik tersendiri bagi banyak orang. Hal

ini bisa terjadi karena burung hantu

sendiri bisa dijinakkan, dipelihara, dan

dikembangbiakkan oleh orang yang

memiliki kemampuan khusus untuk

menjinakkan, memelihara serta

mengembangbiakkannya.

Selama ini, orang hanya

mampu membedakan jenis burung

hantu dari ukuran, warna, hingga

bentuk dari burung hantu itu sendiri.

Terutama, burung hantu jenis celepuk

dan buffy fish. Orang awam atau pun

pemula, selalu beranggapan bahwa

burung hantu jenis celepuk adalah

anakan dari burung hantu jenis buffy

fish.

Dengan cara manual seperti

ini, banyak orang akan tertipu jika

akan membeli burung hantu. Karena

belum secara mahi rmembedakan jenis

burung hantu tersebut. Maka dari itu,

penulis akan membuat sebuah aplikasi

yang bertujuan untuk membedakan

jenis burung hantu dengan

caramengklasifikasikan burung hantu

itu sendiri. Aplikasi tersebut akan

membantu pemula dan calon

pemelihara burung hant uuntuk

mengetahui secara tepat jenis burung

hantu yang diinginkan.

Dari sinilah aplikasi klasifikasi

jenis burung hantu dengan metode

Principal Component Analysis (PCA)

dan Euclidean Distance digunakan

untuk menentukan jenis burung hantu.

Agar tidak akan terjadi kesalahan

memilih saat pembelian burun ghantu.

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 5: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhyi Irmawan | 12.1.03.02.0172 Teknik - Informatika

simki.unpkediri.ac.id || 1||

Penelitian yang dilakukan oleh

Wulaningrum (2012). Kasus Dengan

metode yang sama, dalam

penelitiannya adalah ditemukannya

banyak jenis rumput laut. Sehingga

dibutuhkan system yang digunakan

untuk mengenenali rumput laut.

Dengan metode Euclidean Distance

dan PCA dapat menyelesaiakan

permasalahan tersebut di atas. Penulis

mencoba untuk menerapkan metode

PCA dan Euclidean tersebut pada

burung hantu untuk menentukan jenis

burung hantu.

II. METODE

A. PRINCIPAL COMPONENT

ANALYSIS

Menurut Soemartini (2008:

12), Principal Component Analysis

(PCA) atau disebut juga

transformasi Karhunen-Loeve

adalah teknik yang digunakan untuk

menyederhanakan suatu data,

dengan cara mentransformasi linear

sehingga terbentuk sistem koordinat

baru dengan variansi maksimum.

Prinsip dasar dari algoritma

Principal Component Analysis

adalah mengurangi satu set data

namun tetap mempertahankan

sebanyak mungkin variasi dalam

set data tersebut. Secara matematis

Principal Component Analysis

mentransformasikan sebuah variabel

yang berkolerasi ke dalam bentuk

yang bebas tidak berkolerasi.

Principal Component adalah

bentuk proyeksi transformasi linier

dari variabel data. Principal

Component satu dengan yang lain

tidak saling berkolerasi dan

diurutkan sedemikian rupa sehingga

Principal Component yang pertama

memuat paling banyak variasi dari

data set. Sedangkan Principal

Component yang kedua memuat

variasi yang tidak dimiliki oleh

Principal Component pertama.

Citra burung hantu harus

dikonversikan menjadi citra

grayscale. Setelah didapatkan citra

grayscale, langkah selanjutnya

adalah mengubah atau

mengkonversikan citra grayscale

tersebut menjadi citra hitam putih.

Dari binerisasi inilah citra burung

hantu akan membentuk sebuah pola

biner dengan warna hitam putih

yang dapat digunakan untuk

mendapatkan matriks dari citra

burung hantu yang diinginkan.

Tahapan untuk menjadikan citra

biner burung hantu hingga

mendapatkan hasil dari Principal

II 4 II

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 6: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhyi Irmawan | 12.1.03.02.0172 Teknik - Informatika

simki.unpkediri.ac.id || 1||

Component Analysis adalah sebagai

berikut:

Membentuk matrik

citra burung hantu

menjadi matrik kolom

Menghitung mean

atau rata-rata matrik

citra burung hantu

dengan rumus :

m : a + b + c

n

dengan m :

a: nilai matrik citra a

b: nilai atrik citra b

c: nilai matrik citra c

n : jumlah citra

Menghitung zero mean

dengan mengurangkan

matrik hitam putih

dengan rata – rata

matrik.

Kemudian menentukan

matrik kovarian

dengan rumus A=YT*Y

Dimana A :

Matrik Kovarian

YT : Transpose

dari Zero mean

Y : Zero Mean

Setelah didapat matrik

kovarian, langkah

selanjutnya adalah

menentukan nilai

eigen value (d) dan

eigen vector (v)

dengan persamaan :

v,d = eig(A)

Untuk mendapatkan

nilai PCA (Principal

Component Analysis)

dari matrik burung

hantu, dapat

menggunakan rumus

Pc = Yxv

Langkah terakhir

jadikan nilai PCA

tersebut menjadi

matrik bobot untuk

dibandingkan dengan

data testing

menggunakan

Euclidean Distance

dengan persamaan W

= (pcT * Y)

B. Eucliden Distance

Jarak Euclidean adalah Jarak antara dua buah titik panjang garis

terpendek yang dapat

menghubungkan kedua titik

tersebut (Cahyadi, 2007:23). Metode Euclidean merupakan

metode klasifikasi tetangga

terdekatnya dengan menghitung jarak antara dua buah obyek,

metode ini disebut juga jarak

Euclidean. Euclideanspace

diperkenalkan oleh seorang matematikawan dari Yunani sekitar

tahun 300 SM untuk mempelajari

hubungan antara sudut dan jarak.

Euclidean ini biasanya diterapkan pada 2 dimensi dan 3 dimensi. Tapi

juga sederhana jika diterapkan pada

dimensi yang lebih tinggi. Rumus

II 5 II

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 7: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhyi Irmawan | 12.1.03.02.0172 Teknik - Informatika

simki.unpkediri.ac.id || 1||

penghitungan jarak ditulis sebagai berikut :

𝑑𝑖𝑗 = √∑(𝑥𝑖𝑘 − 𝑥𝑗𝑘)2

𝑛

𝑘=1

Keterangan :

𝑑𝑖𝑗 : jarak euclidean antara i dan j

n : jumlah data training

𝑥𝑖𝑘 : data training

𝑥𝑖𝑗 : data testing

III. HASIL DAN KESIMPULAN

1. Tampilan Menu Utama

Gambar 4. 1 Tampilan Menu Utama Pada tampilan awal program

akan muncul Menu Utama yang berisi

tampilan yang sederhana. Tampilan

pada menu utama ini berisi button

Training, Testing, serta Quit. Button Trainning digunakan untuk masuk

pada tampilan training, sedangkan

button testing digunakan untuk masuk pada proses testing yang sebelumnya

harus melalui tampilan training.

Sedangkan button quit untuk keluar program.

2. Menu Training

Gambar 4. 2 Menu Training

Pada menu training terdapat

tombol cari, latih, simpan, home,

previous, dan next. Tombol cari untuk

mencari citra yang akan dijadikan data

training, kolom nama folder akan menunjukkan tempat dimana folder

data training disimpan. tombol latih

untuk melatih citra training hasil inputan, tombol simpan untuk

menyimpan hasil pelatihan dari data

training yang telah dilatih. Sedangkan

tombol home untuk kembali ke menu utama. Terdapat pula tombol previous

dan next di bawah kolom gambar

burung hantu yang berguna untuk melihat gambar burung hantu setelah

atau sebelumnya.

3. Menu Testing

Gambar 4. 3 Menu Testing

Menu testing ini memiliki tombol

cari yang berguna untuk mencari citra burung hantu yang akan dites.

Kemudian setelah citra burung hantu

dipilih, untuk mengetahui hasil kemiripan jenis burung hantu dapat

dilakukan dengan menekan tombol

proses. Hasil dari kemiripan tersebut ditampilkan pada kolom jenis burung

hantu. Sedangkan untuk hasil jarak

terdekat atau nilai Euclidean Distance

terdapat pada kolom Euclidean Distance yang muncul berapa jarak

II 6 II

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 8: ARTIKEL KLASIFIKASI JENIS BURUNG HANTU MENGGUNAKAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/328ea3d07e3ec64cbc...Burung hantu merupakan hewan yang aktif di malam hari

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhyi Irmawan | 12.1.03.02.0172 Teknik - Informatika

simki.unpkediri.ac.id || 1||

kemiripan data training dan data testing burung hantu. Citra jenis

burung hantu yang lain dapat dites

kembali dengan cara mencari ulang dan memilih citra burung hantu

kemudian menekan tombol proses lagi.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Balza Teknik Pengolahan Citra

Digital Menggunakan Delphi. Yogyakarta: Ardi Group. 2015.

Alamendah. 2014. 54 Jenis Burung Hantu di

Indonesia, (Online), tersedia: Alamendah.org/2014/10/17/54-jenis-

burung-hantu-di-indonesia/. diunduh 09

September 2016

Alfian,Rudi.2012.Animals Photography, Celepuk Birds, (Online), tersedia:

http://www.pixoto.com/images-

photography/animals/birds/celepuk-115599575. diunduh 09 September

2016.

Cahyadi, Daniel. 2007. Ekstraksi dan Kemiripan. Universitas Indonesia.

Info, 99. 2013. Perawatan untuk burung hantu

Elang (Bubo sumatranus), (Online),

tersedia: http://99notice.blogspot.co.id/2015/03/p

erawatan-untuk-burunghantu-elang-

bubo.html. diunduh 09 September 2016 Nanao, Jun & Sugawara, K. 1997. Burung

Hantu. Jakarta: Alex Media

Komputindo.

Pinfectionist., Sri Lanka Bay Owl Phodilus

assimilis, (online), tersedia: https://id.pinterest.com/pin/4245347023

48043271/ . diunduh 09 September 2016

Soemartini. 2008. Principal Component Analysis (PCA) Sebagai Salah Satu

Metode Untuk Mengatasi Masalah

Multikonearitas. Universitas Padjajaran.

Salaroli, Bruno. 2011. Common Barn-owl Tyto alba, (Online), tersedia:

http://www.hbw.com/ibc/photo/common

-barn-owl-tyto-alba/individual-adult-female.diunduh 09 September 2016.

Teguh, Aji. 2015. Aplikasi Pengenalan Daun

Ubi Jalar Untuk Jenis Ubi Jalar Ungu, Merah, Putih Dan Kuning Enggunakan

Metode Principal Component Analysis.

Artikel Skripsi Teknik Informatika UN

PGRI Kediri. Wulanningrum, Resty. Rachmad, Aeri. 2012.

Pengenalan Rumput Laut Menggunakan

Euclidean Distance Berbasis Ekstraksi Fitur. Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi, Yogyakarta.

II 7 II

Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX