okhan cornelius agata

Upload: bobby-alessandro

Post on 12-Jul-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas secara berturut-turut: (A) Latar Belakang Masalah, (B) Rumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Hipotesis penelitian, (E) Kegunaan Penelitian, (F) Asumsi Dan Pembahasan, (G) Definisi Operasional Variabel. A. Latar Belakang Masalah Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling terpopuler di dunia. Mereka yang turut mempopulerkan permainan sepak bola ini bukan tidak mungkin karena berkat latihan-latihan keras dan seriusnya dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah latihan kelincahan yang nantinya sangat membantu mereka bergerak bebas, cepat dan berkelit dari sergapan lawan. Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil seorang pemain bola hendaklah memiliki kelincahan yang mengagumkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Luxbacher (2004) bahwa kelincahan adalah kemampuan seorang dalam mengubah arah dengan gesit, kecepatan merupakan unsur penting dalam kelincahan,di samping perlu adanya koordinasi. Permainan sepak bola merupakan permainan kolektif yang di mainkan oleh dua regu secara berhadapan yang mana tiap regu terdiri dari sebelas orang pemain. Di lapangan luas itu banyak kesempatan yang muncul bagi para pemain untuk kepentingan regunya. Serangan dan bertahan silih berganti

2

mendorong perlunya memanfaatkan ide-ide atau pikiran baru dalam waktu singkat. Hal ini tergantung pada kecepatan pemain memahami keadaan dan mengambil keputusan. Mengatasi kegagalan dalam pertandingan membantu meningkatkan kekuatan, latihan yang teratur serta pemberian semangat pemain. Pemain sepak bola dapat dilatih menjadi lebih kuat. Benturan badan sering terjadi dalam permainan sepak bola, ini memerlukan pengarahan yang maksimal. Sifat dan situasi permainan yang mengadu kelincahan dan

keterampilan untuk

menggagali lawan, berlari sepanjang permainan

berlangsung, kecepatan, kelincahan dan kekuatan menendang membutuhkan unsur kondisi fisik yang prima. Seorang pemain yang memiliki kelincahan yang baik akan dapat menyesuaikan diri dengan pergerakan bola yang selalu berubah ketika si pemain kehilangan bola, maka dengan kemampuan dan kelincahannya, lebih memungkinkan baginya untuk mendapatkan bola itu kembali, tentu saja dengan usaha dan latihan yang keras. Dengan demikian dengan latihan penguasaan tehnik dasar terutama menggiring bola, unsur kelincahan hendaklah mendapatkan perhatian khusus. Sebab latihan itu merupakan gerakan keseluruhan yang mengaktifkan pergelangan kaki dan pinggul. Tulang punggungpun ikut pula melalui gerak memutar dengan cepat yang sering dilakukan. Kelincahan dalam menggiring bola menyebabkan pemain menghematkan tenaganya. Mengingat pentingnya unsur kelincahan dalam permainan sepak bola khususnya dalam menggiring bola, maka perlu diteliti tentang latihan

3

kelincahan dan dampaknya terhadap kemampuan menggiring bola. Untuk itu peneliti ingin mengangkat judul Pengaruh Latihan Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Dalam Permaianan Sepak Bola Pada Klub PS.Lingsar Tahun 2011. B. Rumusan Masalah. Berdasarkan judul yang akan di uraikan Apakah Ada Pengaruh Latihan Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Dalam Permaianan Sepak Bola Pada Klub PS.Lingsar Tahun 2011. C. Tujuan Penelitian. Dengan adanya tujuan yang jelas dapat dijadikan pedoman mengenai apa yang perlu dilakukan dengan cara yang paling baik ditempuh sampai pada tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan penelitian itu maka yang menjadi tujuan peneliti adalah Untuk Mengetahui Ada Atau Tidaknya Pengaruh Latihan Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Dalam Permaianan Sepak Bola Pada Klub PS.Lingsar Tahun 2011. D. Hipotesis Penelitian Pada umumnya setiap penelitian menggunakan hipotesis demikian terhadap penelitian ini. Sebelum mengemukakan hipotesis tersebut ada baiknya dijelaskan arti peranan hipotesis penelitian. Untuk mengemukakan pengertian hipotesis penyusun menggaris bawahi beberapa penjelasan pengertian hipotesis seperti: Hipotesis adalah suatu jawaban atau dugaan yang dianggap benar. Kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar (Winarno Surahmat, 1998) . Sedangkan pendapat

4

lain hipotesis adalah pernyataan tentang suatu hal yang bersifat sementara belum dibuktikan kebenarannya secara emperis (Nasution 2004 ). Ada dua macam Hipotesis : 1. Hipotesis alternatif (Ha ) yaitu hipotesis yang menyatakan ada pengaruh atau adanya perbedaan antara dua kelompok. 2. Hipotesis Nihil (Ho ) yaitu hipotesis yang mengatakan tidak ada pengaruh dua variable (arikunto 2002 ) . Berdasarkan hal tersebut diatas penulis mengajukan hipotesis alternatif yang berbunyi Ada Pengaruh Latihan Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Dalam Permaianan Sepak Bola Pada Klub PS.Lingsar Tahun 2011. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis Kegunaan teoritis adalah kegunaan bagi ilmuan. Untuk itu kegunaan teoritis penelitian adalah: a. Diharapkan informasi yang digali bermanfaat bagi ilmuan dibidang olahraga untuk dapat mengembangkan konsep dasar dalam rangka meningkatkan prestasi olah raga terutama dalam cabang olahraga sepak bola. b. Bagi peneliti lain diharapkan terangsang untuk meneliti secara mendalam tentang masalah yang berhubungan dengan cabang olahraga sepak bola khususnya yang berkaitan dengan kecepatan menggiring bola yang belum terjangkau dalam penelitian.

5

2. Kegunaan praktis Kegunaan praktis adalah kegunaan bagi pelaksana. Diharapkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pembina dan pelatih olahraga sepak bola khususnya dalam PS. Lingsar. F. Asumsi dan Pembahasan Penelitian. 1. Asumsi Penelitian Asumsi adalah anggapan dasar merupakan suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti, berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian (Arikunto 2002 ). Pendapat lain menyatakan Asumsi adalah anggapan atau postulat yang merupakan sebuah titik tolak sebuah pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti (Surachmad, 1972). Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan pengertian asumsi adalah anggapan dasar atau postulat yang diyakini kebenarannya oleh peneliti. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis mengemukakan asumsi sebagai berikut: a. Asumsi Teoritis 1. Keterampilan menggiring bola hanya dapat dilakukan oleh pemain yang memiliki kelincahan prima. 2. Semakin lincah seorang pemain maka semakin terampil ia menggiring bola.

6

b. Penelitian ini dapat terlaksana karena didukung oleh: 1. Metode penelitian menggunakan studi populasi. 2. Metode pengumpulan data adalah mengunakan metode

dokumentasi sebagai metode pelengkap dan metode test perbuatan sebagai metode utama. 3. Metode analisis statistik dengan rumus t-tes 4. Metode test perbuatan diasumsikan cukup efesien dalam

memberikan bukti kecepatan menggiring bola oleh subyek penelitian. c. Asumsi pelaksanaan 1. Penelitian ini dapat terlaksana karena dapat dijangkau dari segi : Tempat, biaya, dan waktu. 2. Kelengkapan sarana dan prasarana. 3. Bersedianya dosen pembimbing untuk membimbing. 2. Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini maka ruang lingkup penelitian dibatasi: 2.1 Subyek yang diteliti atau populasi penelitian adalah pemain sepak bola PS.Lingsar Tahun 2011. 2.2 Obyek yang diteliti terbatas pada pengaruh latihan kelincahan dan kecepatan menggiring bola. 2.3 2.4 Lokasi penelitian : Lapangan Umum Desa Lingsar. Waktu pelaksana pada Tahun 2011.

7

G. Definisi Operasional Variable Agar tidak terjadi salah pengertian mengenai istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut di atas, maka penulis menjelaskan arti serta maksud dari beberapa istilah secara operasional antara lain :(1) Latihan Kelincahan, dan (2) Kecepatan Menggiring Bola. 1. Latihan Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat pada saat bergerak tanpa kehilangan

keseimbangan, (Muhajir, 2004). Ahli lain mengatakan kelincahan adalah yang berhubungan dengan kemampuan dan cara mengubah arah posisi tubuh dengan kecepatan dan keterampilan tinggi, (Harsuki 2003). Dari pendapat di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran. 2. Kecepatan menggiring bola Menggiring bola yaitu jumlah dari pada kecepatan mengontrol bola di daerah terbatas dengan langkah terbatas di waktu pemain sedang berlari, berhenti, berputar, dan sanggup merubah arah dan kecepatan menggiring bola secara tiba-tiba,(Soegiyanto, 1998). Kecepatan menggiring bola adalah skor yang diperoleh dari hasil tes menggiring bola.

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini kita membahas secara berturut-turut, (A) Latihan kelincahan, (B) Kecepatan menggiring bola. A. Latihan Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan seseorang berlari dan bergerak sambil merubah arah dengan cepat dan efektif, sambil berlari atau begerak dan kecepatan penuh. Yang dimaksud dengan kelincahan dalam menggiring bola adalah membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk selanjutnya berusaha melewati lawan. Bahwa permainan sepak bola adalah merupakan permainan perebutan yaitu memperebutkan bola dari lawan guna di umpan ke teman yang berdiri bebas dan berusaha menembak ke arah gawang lawan. Hal ini dapat dilakukan bila pemain memiliki kelincahan. Harsono mengatakan kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan capat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya, (Harsono, dalam Yusuf 1995). Dalam situasi pertandingan di lapangan, pemain tidak hanya berlari menggiring bola. Akan tetapi senantiasa harus berbalik berkelok atau berlari untuk menghindari sergapan lawan. Dengan adanya rintangan tersebut pemain menggiring bola harus menggunakan kelincahannya untuk mengamankan bola dan melewati rintangan tersebut.

9

Berdasarkan

definisi

kelincahan

tersebut

di

atas,

apabila

dihubungkan dengan defenisi menggiring bola yaitu membawa bola sambil berlari dan bola tetap dalam penguasaan untuk dimainkan. Kemudian dikaitkan dengan prinsip menggiring bola yaitu jumlah dari pada kecakapan mengontrol bola di daerah terbatas dengan langkah terbatas diwaktu pemain sedang berlari, berhenti, berputar, dan sanggup merubah arah dan kecakapan menggiring bola secara tiba-tiba. Maka dapat disimpulkan bahwa unsur kelincahan dapat mendukung kecepatan menggiring bola dalam permainan sepak bola. Perlu diketahui bahwa kelincahan ada dua macam yaitu agility umum dan agility khusus, sebagai mana dikemukakan oleh Iiyas Hadede dan Ismil Tota (1990) sebagai berikut: a. Agility umum (general agility) berarti kelincahan seseorang untuk menghadapi situasi hidup sesuai dengan lingkungannya. Untuk jelasnya agility berguna bagi atlet untuk menjalankan olahraga apa saja problem hidup sesuai dengan lingkungannya. b. Agility khusus (special agility) adalah kelincahan seseorang untuk menjalankan olahraga khusus (voli, sepak bola, senam, dsb) berbeda tuntutan special agilitynya. Memperhatikan pengertian di atas maka kelincahan mempunyai peranan dalam permainan sepak bola, khususnya tehnik menggiring bola. Hadede kembali mengemukakan bahwa :

10

1.Koordinasi gerakan-gerakan dalam olahraga dengann baik 2.Gerakan-gerakan olahraga yang dilakukan adalah secara praktis dan ekonomis sehingga tidak cepat menimbulkan kelelahan 3.Menjaga keseimbangan dalam gerakan sehingga pelaksanaan gerakan selanjutnya dapat dilakukan dengan sempurna 4.Bermanfaat untuk menguasai tehnik yang tinggi dalam olahraga yang diikutinya (Hadede dan Tota, 1980). Dengan demikian untuk mencapai prestasi yang optimal, maka pemain perlu diberikan latihan yang dapat meningkatkan kelincahan. Latihan kelincahan merupakan latihan gerakan keseluruhan yang mengaktifkan

pergelangan kaki dan pinggulnya. Tulang pengungpun ikut serta melakukan gerakan memutar dengan cepat. Kelincahan dalam mengendalikan bola menyebabkan pemain dapat menghemat tenaga. Kekuatan dan kecepatan merupakan dua faktor yang terpenting dalam kelincahan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Harsono, dan Yusuf, 1995), bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan dua faktor terpenting dalam kelincahan. Kekuatan pada otot yang diperlukan untuk gerakan kelincahan tertentu harus dikembangkan. Dalam cabang olahraga memerlukan dodging (lari menghindari rintangan), latihan diutamakan guna mengembangkan perentang punggung, lutut dan mata kaki. Dengan demikian diperlukan latihan seperti : Squat jump, rope sekiping, dan lain-lain. Mengingat pentingnya pengembangan skill,

11

latihan sedapat mungkin menyerupai situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya. Dengan demikian untuk mencapai prestasi yang optimal, pemain perlu ditingkatkan kelincahannya. Sukarman (1987) memberikan bentuk-bentuk latihan yang dapat mendapatkan kelincahan seperti dalam Gambar 1.

0 0

AGILITY RUN 0 0 0 0 0

0

1

2

3

Gambar 1. Bentuk-bentuk latihan Agility Run (Soekarman dalam Yusuf 1995)

Dalam bentuk latihan ini, cara pelaksanaannya dirangkaikan. Artinya dilakukan secara keseluruhan dalam satu kali pelaksanaan. Adapun cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Pada bentuk latihan pertama pemain (simpel) disuruh berlari lurus,setelah tiba pada patok pertama pemain pemain tersebut harus lari berkelok mengikuti sesuai arah panah, lalu tetap berlari kembali ketempat start.

12

2. Pada bentuk latihan kedua, pemain menuju patok sebelah kiri berputar menuju patok sebelah kanan, berputar kembali ke tempat start melewati rintangan kemudian kembali kerintangan baru menuju ke tempat start. 3. Sedangkan pada latihan ketiga pemain berlari melewati rintangan menuju patok, lalu berkelok sesuai arah panah dalam gambar kemudian berputar kembali menuju tempat start dengan melewati rintangan pula. D. Kecepatan Menggiring Bola Menggiring bola merupakan salah satu unsur terkini dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Tehnik menggiring bola yaitu pengolahan bola melalui beberapa bagian dari kaki dilakukan dengan kehalusan gerakan bervariasi. Dalam permainan sepak bola terkini pada umumnya dibagi dua, yaitu tehnik dengan bola (Luxbacher 2001). Tehnik dengan bola meliputi gerakan bola yaitu menendang, menerima, menyundul bola, lemparan kedalam, gerak tipu dengan bola, merebut bola dengan tehnik khusus menjaga gawang. Sedangkan tehnik tanpa bola meliputi berlari cepat, mengubah arah, melompat dan gerak tipu dengan badan. Dari pengertian di atas, penekanan pada penggiringan bola adalah tetap dalam penguasaan, pengunaan bagian kaki dan kecepatan menggiring bola diperlukan berbagai bentuk gerak seperti berlari, berhenti, berputar dan gerak tipu untuk melewati lawan. Pengunaan bagian-bagian kaki untuk melindungi bola sangat penting walaupun tanpa melihat bola kaki senantiasa kontak dengan bola sehingga pandangan tetap tertuju pada lapangan. Kecepatan

13

gerakan menggiring bola dibutuhkan untuk menghindari usaha lawan untuk merebut bola, dan yang lebih penting agar cepat mendekati gawang lawan untuk memperoleh ruang tembak. Latihan merupakan upaya untuk mempertinggi keterampilan menggiring bola sebaiknya ditujukan pada peningkatan kemampuan mengunakan kedua kaki sesuai dengan tuntutan permainan sepak bola moderen. Sesuai dengan cara menggiring bola seperti yang dikemukakan di atas (Luxbacher 2001), memberikan contoh latihan untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola. a. Berlari cepat, kira-kira 100 meter b. Berlari cepat, ziq-zaq atau berkelok-kelok c. Berlari sambil menggiring bola, memakai kaki kiri dan kanan d. Membawa bola ziq-zaq atau berkelok-kelok e. Menggiring bola disela tiang-tiang yang terpasang dan berliku-liku f. Menggiring bola dalam lingkaran g. Solo run dengan menembak. Disamping hal tersebut di atas, perlu juga diperhatikan adalah prinsip atau tehnik menggiring bola seperti tetap dalam penguasaan, baal feeling, menggiring dengan kaki dan kecepatan menggiring bola.

14

BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab ini Berturut-turut : (A), Metode Penelitian, (B), Rancangan Penelitian, (C), Populasi dan Sampel, (D), Instrumen Penelitian, (E), Metode Pengumpulan Data, (F), Analisa Data A. Metode Penelitian Dalam penelitian ilmiah metode mengandung arti suatu cara yang di bentuk untuk menyelesaikan suatu masalah atau problem. Dengan adanya metode penelitian akan memberikan arah kegiatan-kegiatan selanjutnya.Oleh karena itu ketetapan dalam menggunakan metode penelitian pada suatu penelitian yang dilakukan akan memberikan hasil yang lebih baik dan akan dapat pula mengurangi bahkan dapat meniadakan kesalahan sehubungan dengan hal tersebut maka dalam hal ini penulis menggunakan metode eksperimen. B. Rancangan Penelitian. Rancangan digunakan dalam penelititan ini adalah mengunakan rancangan atau desain eksperimen Design One Group Pre-test Pos-test (Desain satu kelompok pre-test, pos-test) atau dengan bahasa lain metode pretest perlakuan pos-test. Maksudnya adalah rancangan yang digunakan dimana hasil akhir pos-test atau suatu penelitian diharapkan akan menjadi tolak ukur atau individu keberhasilan suatu tindakan, bila dibandingkan dengan hasil awal (pre-test), (Nasrun 1972).

15

Jadi segala yang diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja, dimana dalam hal ini pemain PS.Lingsar diberikan pre-test menggiring bola kemudian melakukan latihan kelincahan selama 1 bulan dan setelah itu diberikan pos-test keterampilan menggiring bola. Untuk itu, Design One Group pre-test, pos-test yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Pre-test Perlakuan LATIHAN X KELINCAHAN Y Post-test

Keterangan : X = Keterampilan menggiring bola sebelum latihan kelincahan. Y = Keterampilan menggiring bola sesudah latihan kelincahan.

C. Populasi dan Sampel 1.Populasi Setiap orang melakukan penelitian pasti akan berhadapan dengan populasi. Ahli statistik mengatakan populasi adalah merupakan keseluruhan unsur yang diteliti. (Zanten, 1982) Pendapat lain mengatakan bahwa, populasi adalah sekelompok individu yang memiliki satu atau lebih karakteristik umum yang menjadi pusat perhatian, (Faeza, 1982). Jadi kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan

16

individu yang memiliki satu atau karakteristik umumnya menjadi pusat penelitian. Sedangkan yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah selutuh pemain PS.Lingsar Tahun 2011 yang berjumlah 22 orang, maka penelitian ini dilaksanakan dalam penelitian populasi dan rencana sampling tidak dibahas. 2.Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003). Selajutnya Arikunto (2002) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Untuk sekedar ancer-ancer, apabilah subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% (Arikunto;2006). Karena jumlah pemain sepak bola yang tergabung dalam Klub PS.Lingsar kurang dari 100, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi, jadi sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi yaitu sebanyak 22 orang pemain sepak bola yang akan menjadi sampel penelitian. D. Instrumen Penelitian Untuk mendapat data diperlukan instrumen, yang dimaksud dengan instrumen adalah alat yang di pergunakan pada waktu penelitian, ( Arikunto, 2002 ). Atau dengan kata lain metode tidak dapat memenuhi fungsinya instrumen yang menjadi alat dari metode itu tidak valid. Oleh karena itu peneliti menggunakan intstrumen yang validitasnya sudah diakui oleh para ahli dan di bidang ilmu yang bersangkutan. Disamping

17

itu instrumen harus disusun sedemikian rupa agar dapat digunakan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Alat ukur tes kemampuan mengiring bola, dribbling test, menurut Nurhasan (1986). Tujuan dari tes ini untuk mengukur kemampuan mengiring bola dengan baik dan lincah. Alat ukur tersebut adalah : Nurhasan (1986) O 1M P e m a i n Prosedur testa O 2M O 2M Bola O O 1M Garis star O O 2M Jalan bola O 3M O 2M 2M O

3MO

Presedur Test Pelaksanaan test keterampilan mengiring bola (dribling test). Tujuan untuk mengetahui keterampilan mengiring bola dalam permainan sepak bola. Test ini dilakukan perkelompok dengan dilakukan pemanasan sesuai kebutuhan yang diperlukan, adapun test pelaksanaan adalah: a. Pemain berdiri dibelakang bola menghadap kearah lintasan dalam keadaan siap.

18

b. Setelah memberi aba-aba pemain mulai segera mengiring bola melewati sebelah kiri rintangan 1 yang dipasang pada garis start, membelok ke kanan melewati sebelah kiri rintangan ke 2, membelok ke kiri melewati sebelah kiri rintangan ke 3, akan tetapi bola dilewati di sebelah kanan rintangan tersebut. Kemudian pemain membelok ke kanan menjemput bola dan menggiring melewati sebelah kanan rintangan ke 4, membelok ke kiri agar melewati sebelah kanan rintangan ke 6, akan tetapi bola dilewati di sebelah kiri rintangan tersebut. Selanjutnya pemain membelok ke kiri menjemput bola dan mengiringnya kerintangan ke 7, membelok ke kiri melewati rintangan ke 9, membelok ke kanan melewati sebelah kanan rintangan ke 10, (rintangan terakhir) yang terletak digaris finish. c. Pengambilan waktu pada saat menghentikan stop watch apabila pemain dan bolanya sudah lewat dari garis finish. Dan apabila pemain melakukan gerakan yang salah, pengawas segera mengingatkan dan harus membetulkan gerakan yang salah tadi dan segera menentukan gerakan test yang dilakukan. d. Penilaian hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh test pada saat mengiring bola dan tempat start, sampai finish, sesuai dengan ketentuan yang brlaku dan waktu dicatat sampai 1/10 detik. e. Setiap test akan diberikan kesempatan mengulangi sampai 3 (tiga) kali. 2. perlengkapan pendukung penelitian yang diperlukan sebagai berikut:

19

a. lapangan sepak bola b. Bola kaki standar 3 buah c. Pluit 1 (satu) buah d. Stop watch 2 (dua) buah e. Rol meter 1 (satu) buah f. Pancang kayu g. Karton yang diberi tanda pada setiap rintangan h. Alat-alat dan blangko skor 3. Tabel skor mengiring bola Untuk mengetahui kemampuan pemain menggiring bola dalam permainan sepak bola, maka digunakan tabel skor mengiring bola dengan perhitungan waktu yang digunakan dengan t-skor yang diperoleh sebagaimana dalam tabel berikut:

20

Tabel Skor Mengiring Bola No Waktu 1 10,1 2 10,6 3 11,1 4 11,6 5 12,1 6 12,6 7 13,1 8 13,6 9 14,1 10 14,6 11 15,1 12 15,6 13 16,1 14 16,6 15 17,1 16 17,6 17 18,1 18 18,6 19 19,1 20 19,6 21 20,1 22 20,6 Sumber Norhasan(1986) T-skor 75 74 73 72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 61 60 59 58 57 56 55 54 Keterangan

E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan atau memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini penulis mengunakan dua metode yaitu: a. Metode Dekumentasi b. Metode Test Perbuatan 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkripsi, surat kabar, majalah

21

prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto 2002). Sedangkan menurut Ida Bagus Netra, pencatatan dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jelas mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan secara sistematis. Dokumen dapat berbentuk tulisan, karang-karangan, lembaran negara, buku undangan maupun benda lainnya, ( Netra, 1974 ). Jadi pencatatan dokumen adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa arsip-arsip pada suatu lembaga atau instansi. Berdasarkan rumusan di atas, maka yang dimaksud dengan pencatatan dokumen dalam penelitian ini adalah suatu cara mengumpulkan data berupa jumlah dan nama pemain PS. Lingsar Tahun 2011. 2. Metode Test Perbuatan Test adalah pengukuran mengenai keadaan dan kemampuan seseorang. Menurut pendapat M. Sajoto M. Pd. Test perbuatan adalah test untuk mengetahui secara langsung mengenai kemampuan seseorang terhadap aktivitas yang dilakukan (Sajoto, 1990). Hasil dari pada test perbuatan ini akan menjadi data yang di perlukan karena bentuk test yang dilakukan sudah disesuaikan dengan data yang diperlukan. Sedangkan untuk mendapat data yang diperlukan, maka terlebih dahulu melaksanakan test mengenai keterampilan pemain menggiring bola. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan metode test perbuatan. Metode test perbuatan yaitu

22

suatu alat atau prosedur yang sistematis atau obyektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diperlukan tentang seseorang dengan orang lain yang boleh dikatakan cepat dan tepat ( Kusuma, 1972 ). Pelaksanaan test perbuatan dimaksudkan untuk memperoleh data sebelum dan sesudah latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada Klub PS. Lingsar Tahun 2011. Proses pelaksanaan pengumpulan data tersebut dibantu oleh : 1. Pelatih PS. Lingsar (Sujarman) bertugas membantu mengarahkan pemain. 2. Zul Fadly selaku peneliti yang tugasnya antara lain: sebagai kordinator dan sekaligus mengawasi proses pelaksanaan pengambilan data memberikan pemanasan sesuai gerakan yang akan dilakukan memegang stop watch dan lipri 3. Yanis Saputra, selaku mahasiswa (FPOK) yang bertugas mencatat hasil menggiring bola oleh pemain 4. Zaezun, selaku mahasiswa (FPOK) yang bertugas menghitung dan mengamati hasil menggiring bola 5. Zulva Kartasasmita, selaku mahasiswa (FPOK) yang bertugas memanggil pemain secara bergiliran

23

6. Salman Hadi, selaku mahasiswa Universitas Mataram yang bertugas memasang pancang Jadwal pelaksanaan pre-test dan post-test kecepatan menggiring bola pada subyek peneliti: 1. Pre-test, dilaksanakan hari Selasa, tanggal 19 Januari 2010, jam 16.0017.00, dilapangan sepak bola desa Lingsar 2. Post-test, dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 13 Februari 2010, jam 16.0017.00, dilapangan sepak bola desa Lingsar

F. Analisa Data Data yang terkumpul selama mengadakan penelitian perlu di interpretasikan dengan penuh ketelitian, keuletan dan secara cermat sehingga akan mendapat suatu kesimpulan tentang obyek penelitian dengan baik. Metode yang dipergunakan untuk mengolah data disebut metode pengolahan data. Dalam menganalisa data ditempuh dengan menggunakan analisa statistik. Statistik telah memberikan teknik-teknik sederhana dalam

mengklasifikasi data serta menyajikan suatu ukuran yang dapat mensifatkan populasi ataupun menyatakan variasinya, dan memberikan gambaran yang lebih baik tentang kecendrungan dari variabel. Statistik dapat menolong penelitian untuk mengumpulkan angka suatu perbedaan yang di peroleh benar-benar berbeda secara signifikan. Apakah

24

kesimpulan yang diambil cukup representatif untuk memberikan infrensi terhadap populasi tertentu. Dikatakan bahwa fungsi dari statistik adalah acapkali dianggap sebagai suatau metode untuk mengumpulkan data, mengelolah dan

menginterpretasikan data ( Anton Dajan dan Hariadi, 2000 ). Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dimana data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka-angka, maka penelitian dan penggunaan rumus-rumus statistik ini ditentukan oleh tujuan dan keadaan data yang dipakai dalam menganalisa data penelitian. Berikut ini rumus T-test dalam bentuk rumus pendek. Rumus ini dipersiapkan untuk menganalisa hasil eksperimen yaitu test kemampuan mengiring bola dalam permainan sepak bola pada Klub PS.Lingsar Tahun 2011. Pemilihan dan penggunaan rumus statistik disini ditentukan oleh tujuan dan keadaan data yang akan diolah dari penelitian ini. Sehubung dengan hal tersebut di atas dimana data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka-angka, maka rumus statistik yang dipakai dalam menganalisa data dalam penelitian ini adalah rumus T-test digunakan dalam eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design ( Arikunto,2002).

25

Untuk itu, maka digunakan rumus sebagai berikut :t M 1 M 11 N ( N 1)

d

2

Keterangan : MI MII : Mean dari variabel pre-test : Mean dari variabel post-test2

dN

: Jumlah Kuadrat : Subyek pada populasi menganalisis data

Adapun langkah-langkah yang di tempuh untuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Merumuskan hipotesis Nol (Ho) 2.Menyusun tabel kerja. 3.Memasukan data ke dalam rumus. 4.Menguji t-test. 5.Menarik kesimpulan analisis.

DAFTAR PUSTAKA

26

Agus Mukholid. 2005. Pendidikan Jasmani. Gali leo Indonesia Printing. Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bina aksara. Jakarta. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek Aspek psikologi Dalam Coaching. Dep, Pendidikan dan KP2LPTK. Jakarta Harzuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Pt. Raja grafindo persada. Jakarta. Luxbaxher Joseph. A. 2001. Sepak Bola Edisi Ke 2. PT. Raja Grafindo persada Jakarta. Luxbaxher Joe.2004. Sepak Bola Terkini dan Tehnik Bermain. PT Grafindo Persada. jakarta Muhajir.2004. Pendidikan Jasmani Teori Dan Praktek. Erlangga. Jakarta. Nasrun. 1972. Permainan Sepak Bola. PT Djambatan. Jakarta. Nasution. S. 2004. Metode Researce. PT bumi aksara. Jakarta. Noto Atmojo, Soekidji. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. PT citpa jakarta. Soekarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembinaan Pelatih Dan Atlet Inti. Idayu perss. Jakarta Soegijanto, Soerdejono dan Soet Jono. 1998. Tehnik Dasar Bermain Sepak Bola. tiga serangkai. jakarta. Surakhmad Winarno. 1998. Metode Penelitian Ilmiah. Tarsito. Bandung. Sutaryono Yusuf Akhyar dan kawan-kawan. 2003. Pedoman Penulisan Skripsi. IKIP Mataram Zanten. 1982. Metode Riset untuk penarikan kesimpulan. UGM Prss. DIY