oke_p1

Upload: ilham-sudiyono

Post on 10-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 OKE_P1

    1/16

    LAPORAN PENDAHULUAN

    LINTASAN ELEKTRON DALAM MEDAN MAGNET

    (EFBT)

    NAMA : ILHAM ZANNUARY

    N P M : 140310080016

    PARTNER :

    NPM :HARI / TANGGAL : SELASA, 28 SEPTEMBER 2010

    WAKTU : 12.30 15.00 WIB

    ASISTEN :

    LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2 0 1 0

  • 8/8/2019 OKE_P1

    2/16

    LEMBAR PENGESAHAN

    LINTASAN ELEKTRON DALAM MEDAN MAGNET(EFBT)

    NAMA : ILHAM ZANNUARY

    N P M : 140310080016

    HARI / TANGGAL : SELASA, 28 SEPTEMBER 2010

    WAKTU : 12.30 15.00 WIB

    ASISTEN :

    Jatinangor, 28 September 2010ASISTEN Nilai

  • 8/8/2019 OKE_P1

    3/16

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    Menghitung muatan spesifik e/m melalui defleksi sinar elektron olehmedan magnetik homogen.

    II. INTISARI PERCOBAAN

    Elektron memiliki muatan spesifik yang merupakan perbandingan antara

    muatan yang dimiliki electron dengan massanya ( e/m ). Muatan spesifik ini dapat

    dicari dengan bantuan percobaan, yaitu dengan menggunakan bantuan medan

    magnetic homogen yang dapat mendefleksikan sinar electron. Dari pancaran sinar defleksi pada suatu tabung hampa udara ini ( yang berbentuk suatu lintasan yang

    melingkar ) kita dapat mengubah-ubah nilai tegangan maupun arus atau bahkan

    jari-jari lintasan elektron. Electron yang massanya m dan muatannya e bergerak

    dengan kecepatan konstan v melewati medan magnet homogen dengan rapat fluks

    magnetic yang arahnya tegak lurus terhadap arah gerakan electron. Gerakan

    electron akan terpengaruh medan magnet tersebut sehingga menghasilkan gaya

    lorentz yang mengubah gerakan electron menjadi gerak siklotron. Electron yang

    diganggu oleh medan magnet akan mengalami pembelokan berkas, terutama

    lintasannya ketika dia bergerak. Sehingga nilai muatan spesifiknya dapat dihitung

    dengan persamaan :

    22

    2

    r BU

    me A

    =

    III. TEORI DASAR

    Elektron adalah partikel subatomik yang bermuatan negatif dan umumnya

    ditulis sebaga e -. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur

    apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer . Partikel

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Partikel_fisika&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Partikel_elementerhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Partikel_fisika&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Partikel_elementer
  • 8/8/2019 OKE_P1

    4/16

    elementer atau disebut juga sebagai pertikel dasar, partikel dasar adalah pertikel

    yang lebih besar terbentuknya, contohnya adalah atom. Atom adalah suatu satuan

    dasar materi , yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif

    yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif,

    dan neutron yang bermuatan netral . yang mana proton dan netron terbentuk dari

    partikel yang lebih dasar dikenal sebagai quark . Sedangkan awan electron

    bermuatan negative. Maka dari itu, atom terbentuk dari partikel yang lebih kecil

    dikenal sebagai elektron , proton , dan netron .

    Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetisme dan

    konduktivitas termal, electron memainkan peran yang sangat penting. Contohnya

    saja, seperti praktikum eksperimen pada pembahasan ini.

    Berawal dari percobaan yang dilakukan oleh Sir Joseph John Thomson

    atau lebih dikenal sebagai J.J Thomson (1856-1940) seorang Fisikawan Inggris

    yang telah berhasil memperoleh hadiah Nobel Fisika pada tahun 1906 atas

    penemuan elektron. Dalam penelitiannya dia mempelajari bahwa tabung katoda

    pada kondisi vakum parsial (hampir vakum) yang diberi tegangan tinggi akan

    mengeluarkan berkas sinar dimana Thomson menyebut sinar ini sebagai

    berkas sinar katoda disebabkan berkas sinar ini berasal dari katoda (elektrodanegative).

    Berkas sinar katoda ini apabila didekatkan dengan medan listrik negative

    maka akan dibelokan (berkas sinar katoda ini tertolak oleh medan negative),

    berdasarkan hal ini maka Thomson menyatakan bahwa berkas sinar katoda itu

    adalah partikel-partikel yang bermuatan negative yang ia sebut sebagai

    corpuscle.

    Dia juga meyakini bahwa corpuscle itu berasal dari atom-atom logam yangdipakai sebagai elektroda pada tabung katoda. Dengan menggunakan jenis logam

    yang berbeda-beda sebagai elektroda yang dia gunakan pada tabung katoda maka

    percobaan Thomson tetap menghasilkan berkas sinar katoda yang sama.

    Akhirnya Thomson menyimpulkan bahwa setiap atom pasti tersusun atas

    corpuscle. Corpuscle yang ditemukan oleh Thomson ini kemudian disebut sebagai

    electron oleh G. Johnstone Stoney. Dari asumsi tersebut dia akhirnya meyakini

    http://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Inti_atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neutronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Quarkhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Netronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Inti_atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neutronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Quarkhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Netron
  • 8/8/2019 OKE_P1

    5/16

    bahwa atom sebenarnya tidak berbentuk masiv (berbentuk bulatan yang pejal)

    akan tetapi tersusun atas komponen-komponen penyususun atom.

    Di alam atom berada dalam keadaan yang stabil dan memiliki muatan

    yang netral, dengan demikian Thomson lebih lanjut mengasumsikan bahwa

    didalam atom itu sendiri pasti terdapat bagian yang bermuatan positif. Dari asumsi

    tersebut maka Thomson mengajukan struktur atom sebagai bulatan awan

    bermuatan posistif dengan elektron yang terdistribusi random di dalamnya. Jadi

    inti dari teori J.J Thomson adalah Atom mempunyai muatan positif yang terbagi

    merata ke seluruh isi atom, dan dinetralkan oleh elektron yang tersebar di antara

    muatan listrik positif , atau teori ini disebut seperti roti kismis.

    Karena elektron merupakan suatu partikel yang memiliki suatu massa m

    (yang disebut sebagai proton dan netron) dan memiliki muatan e (yang disebut

    sebagai electron) maka akan menimbulkan suatu muatan spesifik. Muatan spesifik

    dihitung secara matematis oleh Thomson setelah melakukan eksperimennya.

    Yang mana secara matematis ia dapat mengitung muatan spesifik sinar katoda

    (electron) dari berbagai bahan katoda, ternyata semua hasilnya sama. Selanjutnya,

    ia berkesimpulan bahwa semua zat mengandung electron. Sehingga memunculkan

    nilai e/m muatan spesifik (C/kg). Jadi secara fisis muatan spesifik dapat dicaridengan bantuan dari medan magnetik homogen yang dapat mendefleksikan sinar

    elektron. Sehingga dapat dipancarkan suatu sinar defleksi pada suatu tabung

    hampa udara/vakum yang berbentuk suatu lintasan yang melingkar dengan suatu

    jari-jari tertentu. Akibat dari besar kecilnya tegangan dan arus yang diberikan

    maka akan terjadi pengaruh pada pemancar elektronnya, termasuk besar tegangan

    dan arus yang dialirkan pada kumparan atau jari-jari yang dimaksudkan, hal ini

    dilakukan untuk menciptakan medan magnet yang diinginkan sehingga besar medan magnet tersebut dapat mempengaruhi pergerakan elektron.

    Ketika elektron lepas dari kulitnya karena dipancarkan oleh pemancar

    elektron maka elektron tersebut menerima energi. maka ia akan langsung

    terpengaruhi oleh suatu medan yang sengaja dibuat yaitu medan magnet

    homogen, sehingga dari sini akan timbul suatu gaya yang biasa disebut gaya

    lorentz yang disebabkan oleh interaksi dari muatan yang dimiliki oleh elektron

  • 8/8/2019 OKE_P1

    6/16

    yang bergerak dan besar kuat medan magnetik homogen disertai dengan

    kecepatan gerak dari elektron tersebut. Dan ketika elektron tersebut kembali pada

    kulitnya, elektron tersebut akan memancarkan energi dengan disertai sinar yang

    merupakan defleksinya yang biasa disebut sinar foton.

    Pada saat elektron keluar dari pemancar elektron Hal ini dapat dijelaskan

    bahwa :

    1. Muatan (q) yang bergerak akan menimbulkan arus listrik dan pada saat

    bersamaan disekitar arus akan timbul medan magnet

    2. Medan magnetic akibat arus itulah yang berinteraksi dengan medan magnetic

    yang ada.

    Arus yang mengalir pada sebuah penghantar mengalami suatu gaya ketika

    diletakkan dalam suatu medan magnetik. Gaya tersebut diakibatkan oleh medan

    elektromagnetik terhadap partikel-partikel yang bermuatan listrik. Gaya

    elektromagnetik yang menjaga elektron-elektron dan proton -proton tetap bersama

    dalam suatu atom . Pada akhirnya, gaya ini pun menjaga atom-atom tetap bersama

    dalam suatu molekul. Karena arus listrik dapat dipandang sebagai muatan yang

    sedang bergerak, sehingga kita berpikir medan magnetik yang bekerja pada

    partikel-partikel yang bermuatan adalah penyebab timbulnya gaya pada partikel- partikel tersebut. Gaya yang dikerjakan pada penghantar tidak lain adalah resultan

    gaya-gaya yang bekerja pada elektron-elektron yang bergerak dalam penghantar.

    Jadi, dapat disimpulkan sebagai gaya Lorentz yang berasumsi bahwa

    Partikel bermuatan yang bergerak di dalam suatu daerah medan magnetik akan

    mengalami gaya lorentz.

    Jika muatan listrik adalah e dan bergerak dengan kecepatan v maka kuat

    arus adalah sebagai berikut :

    t q

    dt dqi ==

    Dengan demikian diperoleh :

    t l

    ql t q

    il ==

    lintasan yang ditempuh oleh suatu muatan dalam suatu selang waktu sama dengan

    besar kecepatan ( t l v /= ), sehingga :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Medan_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Medan_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Medan_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Medan_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekul
  • 8/8/2019 OKE_P1

    7/16

    qvil t l

    qil

    =

    =

    selanjutnya kita masukan hubungan ini ke rumus gaya Lorentz sehingga kita

    dapatkan rumusan sebagai berikut :

    sin

    sin

    qvB F

    ilB F =

    =

    karena lintasan gerak elektron berupa lingkaran dan tegak lurus dengan arah

    medan magnetik yang diciptakan oleh kumparan maka antara medan magnetik

    dengan arah kecepatan elektron bergerak memiliki sudut 90 0, dengan demikian

    diperoleh rumus sebagai berikut :

    qvB F =

    Selanjutnya pada lintasan elektron yang berbentuk lingkaran maka akan

    timbul gaya yang menuju pusat yang disebut gaya sentripetal dengan perumusan :

    R

    vm F

    2

    =

    Suatu elektron yang bergerak dalam suatu medan elektrostatik yanghomogen mengalami suatu gaya konstan pada penyusunan potensialnya. Apabila

    suatu tegangan potensial diberikan kepada katoda, maka elektron akan teremisi

    dari katoda dan bergerak dengan kecepatan tertentu melewati suatu lubang kecil

    pada pemicu elektrodanya. Penambahan jumlah tegangan potensial

    mempengaruhi gerak elektron, sehingga :

    A

    p K

    U me

    v

    mqV

    v

    mqV

    v

    qV mv

    Listrik E elektron E

    2

    .2

    .2

    .2

    1

    2

    2

    =

    =

    =

    =

    =

  • 8/8/2019 OKE_P1

    8/16

    Karena arah gaya lorentz dan gaya sentripetal menuju ke pusat lintasan

    elektron yang berbentuk lingkaran, maka dengan menggunakan hukum II Newton:

    22

    2

    222

    21

    2

    2

    2

    2

    0

    0

    r B

    U me

    U m

    e

    m

    r Bq

    mqBr

    U me

    mqBr

    v

    qBvr

    mv

    F F

    F F

    F

    A

    A

    A

    Lorentz l Sentripeta

    Lorentz l Sentripeta

    ==

    =

    =

    =

    ==

    =

  • 8/8/2019 OKE_P1

    9/16

    IV. HIPOTESIS

    Eksperimen-eksperimen yang berkaitan dengan gerak electron di dalam

    suatu medan magnet sehingga dapat memberikan beberapa hipotesis antara lain

    adalah :

    1. Gaya magnetic yang bekerja pada partikel bermuatan yang bergerak

    dalam suatu medan magnetic selalu tegak lurus dengan kecepatan dari

    partikel. Hipotesis ini didukung dengan;

    a. Gaya magnetik sebanding dengan muatan q dan kecepatan v

    yang diberikan terhadap electron.

    b. Besar dan arah gaya magnetic bergantung kepada kecepatan

    partikel dan medan magnetik.

    c. Bilamana arah gerak partikel (dalam hal ini elektron) sejajar

    dengan arah medan magnet, maka gaya magnetic yang

    dihasilkan sama dengan nol.

    2. Percobaan yang teliti menghasilkan nilai e/m sebesar 1,76 x 10 11 C/kg

    V. KERANGKA PEMIKIRAN

    Pada praktikum kali ini kita akan membahas mengenai lintasan electrondalam medan magnet, yang mana pembahasan ini sesuai dengan teori J.J

    Thomson dan Gaya Lorentz. Sehingga dalam prakteknya kita akan melakukan

    perhitungan pada muatan spesifik e/m melalui pembelokan berkas electron medan

    magnetic homogen dengan sebelumnya melakukan

    1. Mengkalibrasikan arus terhadap medan magnet (B= f (I))

    2. mengamati jari-jari lintasan elektron sebagai fungsi dari tegangan r =

    f(Ua) pada arus konstan. Kemudian memvariasikan tegangan anoda padaarus koil konstan, dengan mengatur e dan f, mengukur jarak e dan f

    sebagai diameter lintasan electron untuk setiap variasi tegangan anoda.

    3. mengamati jari-jari lintasan elektron sebagai fungsi dari medan magnet r =

    f(B) pada tegangan konstan.kemudian memvariasikan arus koil pada

    tegangan anoda konstan, mengamati dan mencatat perubahan diameter

    lintasan untuk setiap varisi arus koil dengan mengatur e dan f .

  • 8/8/2019 OKE_P1

    10/16

    4. Mencatat arus sebagai fungsi dari tegangan anoda (I = f (Ua)) pada jari-jari

    konstan. Kemudian memvariasikan tegangan anoda (300 V 100 V), atur

    kembali arus setiap variasi tegangan sehingga diameter lintasan elektron

    sama dengan diamter pada keadaan awal.

    VI. METODE EKSPERIMEN

    Metode eksperimen yang akan dilakukan pada percobaan kali ini yaitu

    untuk menghitung nilai e/m praktikan akan melakukan arus, tegangan dan

    diameter yang tetap (konstan). Kemudian data ini disubstitusikan kedalam rumus;

    22

    2

    r B

    U

    m

    e A=

    Medan magnet B dapat diperoleh dari data kalibrasi yaitu dengan menempatkan

    Tangential B-Probe yang sudah dihubungkan dengan tesla meter ditengah-tengah

    antara kedua kumparan Helmholtz, selanjutnya menghubungkan input kumparan

    Helmholtz (tesla meter) dengan sumber arus PLN 220V, kemudian nyalakan tesla

    meter dan sumber arus tersebut.Catat angka pada tesla meter untuk setiap variasi

    arus.

    VII. OBJEK PENELITIAN

    VII.1 ALAT-ALAT PENELITIAN

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini diantaranya :

    1. Fine Beam tube (FBT)

    Digunakan sebagai tabung hampa udara untuk menempatkan electron

    sehingga bebas bergerak .

    2. Helmholtz Coil With Holder (HC)

    Digunakan untuk menempatkan FBT dan kumparan sehingga keduanya

    saling berhubungan.

    3. Tesla meter

    Digunakan untuk mengukur besar medan magnetic.

    4. Tangansial B Probe

    5. Stabilis power supply

  • 8/8/2019 OKE_P1

    11/16

    Digunakan untuk memberikan tegangan masukan pada rangkaian sehingga

    rangkaian percobaan dapat berjalan dengan baik.

    6. Volt meter

    Digunakan untuk mengukur tegangan yang mempengaruhi rangkaian

    EFBT.

    7. Controllable Current Source

    Digunakan untuk mengontrol besarnya aliran arus yang dimasukan

    kedalam rakaian sehingga pemancaran elektron lebih terencana.

    8. AV meter

    Digunakan untuk mengukur arus dan tegangan.

    9. Jangka sorong

    Digunakan untuk mengukur diameter lingkaran dari lintasan elektron yang

    berupa defleksi sinar elektron.

    10. Kabel-kabel penghubung

    Digunakan untuk menyambungkan rangkaian yang satu ke rangkaian yang

    lainnya.

    3.2 PROSEDUR PENELITIAN

    A. Kalibrasi Arus terhadap Medan Magnet (B= f (I))

    1. Mengangkat Fine Beam Tube dengan hati-hati, simpan di tempat yang

    aman

    2. Menempatkan Tangential B-Probe yang sudah dihubungkan dengan

    tesla meter ditengah-tengah antara kedua kumparan Helmholtz !

    3. Menghubungkan input kumparan Helmholtz denganControllable

    Curent source !(Lihat gambar)

    4. Menghubungkan tesla meter dan controllable curent source dengan

    jaringan PLN 220 V!

    5. Menyalakan tesla meter dan controllable curent source , catat angka

    yang ditunjukkan tesla meter untuk setiap variasi yang diberikan (0

    2 A) !

  • 8/8/2019 OKE_P1

    12/16

    B. Pengamatan Jari-jari Lintasan Elektron sebagai fungsi dari

    Tegangan r = f(Ua), Pada Arus Konstan.

    1. Memastikan sumber arus dan sumber tegangan dalam keadaan mati.

    2. Membuat Rangkaian seperti pada gambar.

    3. Mengangkat tangential B-Probe, tempatkan dengan hati-hati Fine

    Beam Tube pada tempat semula.

    4. Menyalakan Stabillis Power Supply dan Contollable Curent source .

    5. Dengan memvariasikan tegangan anoda pada arus koil konstan,

    dengan mengatur e dan f, mengukur jarak e dan f sebagai diameter

    lintasan electron untuk setiap variasi tegangan anoda.

    6. Melakukan percobaan 5 minimal 10 variasi tegangan (100 V 300 V)

    7. Melakukan prosedur 5 dan 6 untuk arus konstan yang berbeda.

    C. Pengamatan Jari-jari Lintasan Elektron sebagai fungsi dari Medan

    Magnet r = f(B) Pada Tegangan konstan.

    1. Memastikan Sumber arus den sumber tegangan dalam keadaan mati.

    2. Membuat rangkaian seperti pada gambar.3. Menyalakan Stabilis Power Supply dan Controllable Curent Source .

    4. Dengan memvariasikan arus koil pada tegangan anoda konstan,

    mengamati dan mencatat perubahan diameter lintasan untuk setiap

    varisi arus koil dengan mengatur e dan f .

    5. Melakukan percobaan 4 minimal 10 variasi tegangan (1 A 2 A).

    6. Melakukan prosedur 4 dan 5 untuk tegangan anoda konstan yang

    berbeda.

    D. Mencatat Arus Sebagai fungsi dari Tegangan Anoda (I = f (Ua))

    Pada Jari-jari konstan.

    1. Memastikan sumber arus dan sumber tegangan dalam keadaan mati.

    2. Membuatlah rangkaian seperti gambar.

  • 8/8/2019 OKE_P1

    13/16

    3. Menyalakan Stabillis Power Supply dan controllable current source ,

    masukkan tegangan anoda maksimum (300 V), atur arus sehingga

    lintasan electron mempunyai diameter tertentu.

    4. Memvariasikan tegangan anoda (300 V 100 V), atur kembali arus

    setiap variasi tegangan sehingga diameter lintasan elektron sama

    dengan diamter pada keadaan awal. (minimal 10 variasi).

    5. Mengulangi langkah 3-4, untuk diameter lintasan elektron tertentu

    lainnya.

    VIII. DATA PERCOBAAN

    4.1 Data Hasil Pengamatan

    A. Data Kalibrasi Arus terhadap Medan Magnet (B = f(I)).

    Arus (A) (M rat M rat ) Mt

    B. Pengamatan Jari-jari lintasan elektron sebagai fungsi dari tegangan r =

    f(U A ) pada arus konstan

  • 8/8/2019 OKE_P1

    14/16

    V (Volt) D(c m ) V (Volt ) D (c m) V (Volt ) D(c m ) V (Volt) D (c m )

    A rus 0 .5 A A rus 1 A A rus 1 .5 A A rus 2 A

    C. Pengamatan jari-jari linasan elektron sebagai fungsi dari medan magnet

    r = f(B) pada tegangan konstan.

    V = 140 v V = 160 v V = 180 v V = 200 v V = 220v V = 240vI

    (A)D

    (cm)I

    (A)D

    (cm)I

    (A)D

    (cm)I

    (A)D

    (cm)I

    (A)D

    (cm)I

    (A)D

    (cm)

    D. Mencatat arus sebagai fungsi dari tegangan anoda I = f(U A) pada jari-jari

    konstan

    D= 8 cm D= 9 cm D=10 cm D= 11 cm D= 12 cmI

    (A) V (volt)I

    (A) V (volt)I

    (A) V (volt)I

    (A)V

    (volt)I

    (A)V

    (volt)

    2. Perhitungan Nilai e/m

    2.1. Jari-jari lintasan elektron sebagai fungsi dari tegangan r = f(U A ) pada

    arus konstan :

    Arus 1 A Arus 1.2 A Arus 1.4 A

    V

    (volt)r (m) e/m

    V

    (volt)r (m) e/m

    V

    (volt

    )

    r (m) e/m

  • 8/8/2019 OKE_P1

    15/16

    e/m rata-rataKSR

  • 8/8/2019 OKE_P1

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    1. John R Reitz, Frederick J Milford. Dasar Teori Listrik Magnet. Bandung :

    Penerbit ITB. 1993.

    2. Halliday & Resnick. Fisika jilid 2 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. 1994.

    3. Sears & Zemansky. Fisika Untuk Universitas Listrik-Magnet. Bandung :

    Binacipta. 1994.

    4. http://nurita.students-blog.undip.ac.id/2010/05/05/akuisisi-dan-pengolahan-

    data/

    5. http://books.google.co.id/books?id=-

    ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source

    =bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-

    OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-

    PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#

    v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=false

    6. http://belajarkimia.com/penemuan-elektron-dan-model-atom-jj-thomson/

    http://nurita.students-blog.undip.ac.id/2010/05/05/akuisisi-dan-pengolahan-data/http://nurita.students-blog.undip.ac.id/2010/05/05/akuisisi-dan-pengolahan-data/http://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://belajarkimia.com/penemuan-elektron-dan-model-atom-jj-thomson/http://nurita.students-blog.undip.ac.id/2010/05/05/akuisisi-dan-pengolahan-data/http://nurita.students-blog.undip.ac.id/2010/05/05/akuisisi-dan-pengolahan-data/http://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=-ub2Ss0jukcC&pg=PT233&lpg=PT233&dq=muatan+spesifik+adalah&source=bl&ots=oPn77J8Duh&sig=-E7HgPJEQ4QPbeC7-3-OHHRAiS4&hl=id&ei=ubmgTKmDCoa0cJ-PiOgJ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CC0Q6AEwCA#v=onepage&q=muatan%20spesifik%20adalah&f=falsehttp://belajarkimia.com/penemuan-elektron-dan-model-atom-jj-thomson/