obs h.e hrp
DESCRIPTION
HE high risk pregnancyTRANSCRIPT
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
PENDAHULUAN
Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan
kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Setiap kehamilan dengan faktor risiko
tinggi akan menghadapi morbiditas atau mortalitas terhadap ibu dan janin dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.1
Frekuensi KRT yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-beda,
tergantung dari cara penilaian faktor-faktor yang dimasukkan dalam kehamilan risiko
tinggi.1
Beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang ibu selama
kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa
ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa
digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.1
Faktor non medis antara lain adalah: kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi,
kepercayaan dan sebagainya. Hal ini banyak terjadi terutama dinegara-negara
berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas
dan mortalitas. Selain itu yang termasuk faktor non medis adalah: status gizi buruk,
soaial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan
kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.1
Faktor medis antara lain adalah: penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan
obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit
neonatus dan kalainan genetik.1
Berikut ini akan dibahas tentang faktor-faktor risiko tinggi dalam kehamilan
dari pihak ibu, penyakit penyerta dan dari pihak anak.
1
FAKTOR DARI PIHAK IBU
1. Primigravida muda < 16 tahun
Usia ibu saat kehamilan pertama < 16 tahun, dimana uterus dan otot-otot panggul
belum matang.
2. Primigravida tua > 35 tahun
Usia ibu saat kehamilan pertama > 35 tahun
3. Primigravida sekunder
Jarak antar anak ≥ 10 tahun
4. Grandemultipara
Ibu yang telah melahirkan > 6 orang anak1
5. Bekas Seksio Sesarea
6. Cephalopelvic Disproportion
Ketidaksesuaian antara kepala janin dan luas panggul ibu sehingga janin tidak
dapat dilahirkan secara normal pervaginam.2
7. Tinggi badan ≤ 145 cm
8. Hamil dengan IUD
9. Riwayat persalinan yang jelek (Bad Obstetric History)
10. 2-3 kali abortus
Berakhirnya kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu atau berat janin ≤ 500
gram 3 atau janin belum mampu untuk hidup di luar kandungan.5
11. 2-3 kali prematur
Persalinan yang berlangsung antara usia kehamilan 20-37 minggu dari hari
pertama haid terakhir dengan berat lahir janin < 2500 gram.3
12. 2-3 kali post matur
Kehamilan melebihi 42 minggu dari hari pertama haid terakhir atau 40 minggu
dari terjadinya ovulasi.3
13. 2-3 kali lahir dengan forseps
2
14. 2-3 kali lahir dengan vakum
15. Kehamilan lewat waktu (Serotinus)
Kehamilan melebihi 42 minggu dari hari pertama haid terakhir atau 40 minggu
dari hari terjadinya ovulasi.
16. Perdarahan dalam kehamilan
Perdarahan pada hamil muda:
Perdarahan jalan lahir pada usia kehamilan ≤ 22 minggu
Perdarahan pada hamil tua:
Peradahan jalan lahir pada usia kehamilan > 22 minggu
17. Intrauterin Growth Retardation (IUGR)
Keadaan yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
sehingga beberapa parameter janin berada di bawah 10 persentil (< 2 SD) dari
umur kehamilan yang seharusnya.3
18. Kelainan rahim
19. Cacat rahim
20. Infertilitas tak sengaja > 5 tahun
Ketidakmampuan pasangan suami-istri untuk menghasilkan anak yang
disebabkan oleh gangguan reproduksi dari pihak suami (gangguan
spermatogenesis, kelainan mekanis sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan) dan
atau pihak istri (gangguan ovulasi karena kelainan ovarium atau gangguan
hormonal, kelainan mekanis yang menghalangi pembuahan seperti kelainan tuba,
endometriosis).
21. Kegemukan
22. Ibu yang tak kawin sah
23. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
24. Ketagihan alkohol, tembakau (lebih dari 10 batang per hari), obat bius
25. Teratogenik: penggunaan obat tak terkontrol, terutama pada trimester pertama
3
26. Panggul sempit
Setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul,
sehingga dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan.3
27. Riwayat perdarahan postpartum sebelumnya
Perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.2
28. Berat badan < 40 Kg atau > 70 Kg
29. Jarak kehamilan < 2 tahun
30. Tanpa pemeriksaan kehamilan (Pemeriksaan antenatal)
Tujuan umum pemeriksaan wanita hamil adalah menyiapkan seoptimal mungkin
fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga
didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Banyak penyulit-penyulit sewaktu hamil dengan pengawasan yang baik dan
bermutu dapat diobati dan dicegah, sehingga persalinan berjalan mudah dan
normal. Apabila sesuatu tindakan akan diambil, hal ini dilakukan sedini mungkin
tanpa menunggu terjadinya komplikasi dan persalinan tidak terlantar.2
FAKTOR PENYAKIT PENYERTA
1. Pre-eklamsi/eklamsi3
Pre-eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat
kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Eklamsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma yang sebelumnya menunjukkan
gejala-gejala pre-eklamsi, dimana kejang-kejang timbul bukan akibat kelainan
neurologik
2. Penyakit jantung
4
Keluhan dan gejala penyakit jantung: mudah lelah, sesak napas, jantung berdebar,
nadi tidak teratur, edema dan sianosis.
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam
kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat
menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus. Bila janin dapat
hidup terus, anak dapat lahir prematur atau lahir cukup bulan akan tetapi dengan
berat badan rendah.5
Jika wanita hamil disangka menderita penyakit jantung, yang paling baik adalah
dikonsultasikan kepada dokter ahli.2
3. Penyakit hati
Prevalensi penyakit hati di Indonesia cukup tinggi sehingga penyakit hati sebagai
komplikasi kehamilan akan lebih sering kita jumpai. Hal ini dapat berakibat buruk
terhadap kehamilan, persalinan dan nifas, bahkan dapat mengancam keselamatan
ibu.2
4. Penyakit ginjal
Kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran plasma efektif ke ginjal
dan saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomeruler dan fungsi tubuler meningkat
30-50 %.2
5. Penyakit paru/asma
Pada umumnya, penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan dan
persalinan nifas, kecuali penyakitnya tidak terkontrol, berat dan luas yang disertai
sesak napas dan hipoksia.2
Asma bronkiale merupakan salah satu penyakit saluran napas yang sering
dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Faktor pencetus timbulnya asma antara
lain: zat-zat alergi, infeksi saluran napas, pengaruh udara dan faktor kejiwaan.
Penderita selama kehamilan perlu mendapat pengawasan yang baik, biasanya
penderita mengeluh napas pendek, berbunyi, sesak dan batuk-batuk.
5
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya
serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia. Keadaan
hipoksia bila tidak segera diatasi akan berpengaruh pada janin dan sering terjadi
keguguran, persalinan prematur atau berat janin tidak sesuai dengan usia
kehamilan (gangguan pertumbuhan janin).5
6. Hipertensi menahun
Merupakan hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan
pada umur kehamilan kuang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah
6 minggu setelah persalinan.3
7. Infeksi toksoplasma
Penyebabnya adalah Toxoplasma gondii, yang hidup pada tubuh anjing, kucing,
tikus dan binatang lainnya yang dapat ditularkan kepada manusia. Penularan
melalui makanan mentah atau kurang masak yang tercemar kotoran kucing yang
terinfeksi.4
Gejalanya adalah nyeri pada kelenjar limfe yang membesar, dapat disertai
pneumonia, miokarditis serta limfangitis.2
Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, sedang pada
kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelainan kongenital (hidrosefalus).4
8. Kelainan kejiwaan
Seorang wanita memerlukan kematangan fisik, emosional dan psikososial
sebelum kawin dan menjadi hamil. Perasaan cemas, takut dan nyeri akan
membuat wanita tidak tenang menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas.2
9. Kencing manis
Penyakit kencing manis dapat merupakan kelainan herediter dengan ciri
kekurangan atau tidak adanya insulin dalam sirkulasi darah , konsentrasi gula
darah tinggi dan berkurangnya glikogenesis. Penyakit gula dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-
perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh
6
kehamilan. Sebaliknya, penyakit kencing manis akan mempengaruhi kehamilan
dan persalinan.2
10. Anemia berat
Kadar hemoglobin kurang dari 10 g% (Hb wanita normal 12-15 g%).
Pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama
pengawasan kehamilan.2
11. Tumor jalan lahir
12. Epilepsi (Penyakit ayan)
Wanita penderita penyakit ayan dapat menjadi hamil. Kehamilan tidak
mempengaruhi jalannya penyakit, sebaliknya penyakit banyak mempengaruhi
kehamilan, persalinan dan nifas.
Pengaruh penyakit ini tehadap kehamilan antara lain: dapat terjadi abortus dan
partus prematur, penyakit epilepsi diturunkan pada anak, cacat bawaan pada
anak.2
13. Demam lama
14. Hipertiroid
Gejala-gejala: eksoftalmus, tremor, hiperkinesis, takikardia, kenaikan BMR
sampai 25 %. Kelenjar tiroid membesar.
Kehamilan dapat membuat struma tambah besar dan keluhan penderita bertambah
berat.
Penyakit ini dapat menyebabkan: abortus, persalinan prematur, dekompensasi
kordis. 2
15. Kelainan pada uterus
16. Penyakit darah dalam kehamilan
Seperti anemia, leukemia, kelainan pembekuan darah, dan lain-lain.5
17. Penyakit infeksi dalam kehamilan
7
Seperti infeksi virus (cacar, morbili, parotitis epidemika, dan lain-lain), infeksi
bakteri (tifus abdominalis, kolera, tetanus, difteri, lepra, dan lain-lain), infeksi
protozoa (malaria, toksoplasmosis, dan lain-lain).2
18. Penyakit trofoblas
Penyakit trofoblas oleh sebab kehamilan berasal dari kelainan pertumbuhan
trofoblas plasenta atau calon plasenta yang bersifat neoplasitik.2
19. Malaria
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh plasmodium terutama Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax. Infeksi malaria oleh P. falciparum pada ibu
hamil sering menyebabkan kematian bila tidak diketahui dan diberi pengobatan
yang baik. Malaria merupakan penyakit bersifat menahun dan melemahkan
kondisi penderita.4
FAKTOR DARI PIHAK ANAK
1. Letak lintang
Suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi
yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain.5
2. Letak sungsang
Suatu keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri
dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.5
3. Kehamilan ganda
Merupakan kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Pada kehamilan ganda dapat terjadi persalinan prematur, pre-eklampsi/eklampsi,
anemia, malpresentasi, perdarahan sesudah persalinan.
8
Bila janin kedua tidak lahir spontan dalam 30 menit setelah janin pertama lahir
maka janin kedua harus dilahirkan dengan tindakan obstetrik karena risiko
kehidupan pada janin kedua akan meningkat sejalan denga waktu.4
4. Hidramnion
Suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal,
biasanya lebih dari 2 liter.2
5. Bayi besar
Bila berat badan bayi lebih dari 4000 gram.2
6. Kelainan kongenital kyphoscoliosis
Kelainan bentuk panggul ibu karena penyakit tulang belakang.5
7. Hidrosefalus/anensefalus
Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terjadi penimbunan cairan
serebrospinal dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar serta ubun-
ubun jadi lebar. Jumlah cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada yang sampai 5
liter.2
Anensefalus merupakan suatu keadaan dimana badan anak ada tapi pembentukan
otak dan tengkorak kepala tidak ada atau terkebelakang.2
8. Ketuban pecah dini
Pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.2
9. Intrauterine Fetal Death
Merupakan kematian janin dalam rahim yang beratnya kurang lebih 500 gram
atau umur kehamilan lebih dari 20 minggu.3
10. Tali pusat menumbung
Bila teraba tali pusat keluar dan biasanya ketuban sudah pecah.2
11. Gawat janin
9
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehingga
mengalami hipoksia.
Janin yang berisiko tinggi mengalami kegawatan: janin yang pertumbuhannya
terhambat, janin dari ibu dengan diabetes, janin prematur dan postmatur, janin
dengan kelainan letak, janin kelainan bawaan atau infeksi.4
12. Inersia uteri
Merupakan his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang
dibandingkan dengan his yang normal.
Inersia uteri menyebabkan persalinan berlangsung lama dengan akibat-akibatnya
terhadap ibu dan janin.2
13. Perdarahan antepartum (Hamil tua)
Perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu. Biasanya lebih banyak dan
lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu. Perdarahan antepartum
yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta.5
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar R. Kasus-kasus risiko tinggi, organisasi dan ketenagaan, dalam
pelayanan obstetri dan sistim rujukan. Sinopsis Obstetri. Jilid 2. Jakarta:
EGC; 1998: 201-6.
2. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Jakarta: EGC; 1998.
3. Permadi W, Suardi A, Wijayanegara H, Wirakusumah FF, editor. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Bandung: Bagian/SMF OBSGIN FK UNPAD RSUP Dr. Hasan Sadikin;
1998.
4. Saifuddin AB, editor. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan
masalah. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001: 143-335.
5. Wiknjosastro H, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999.
11