documentoa

20
BAB I PENDAHULUAN A.ANATOMI FISIOLOGI Knee joint merupakan sendi sinovial yang dilengkapi oleh ROM yang luas pada saat fleksi.Knee join dibentuk oleh tulang femur,patella,tibia dan fibula yang membentuk sendi patellofemoral,tibiofemoral dan tibiofemoral prosimal yang diperkuat oleh ligamen sebagai stabilisator pasif dan kuat sebagai stabilisator aktif. 1.Anatomi tulang dan sendi. Pada knee joint terdapat 3 sendi,yaitu : a.Tibiafemoral Ciri khas sendi ini diantarai oleh 2 meniskus,disanggah oleh ligamen dan otot.Stabilitas bagian anterior dan posterior diberikan oleh ligamen crusiatum anteri-posterior.Demikian pula untuk stabilitas sendi sisi medial-lateral diberikan oleh ligamen collateral lateral. Tulang femur berbentuk konveks dan di tambah oleh dua kondylus yang tidak simetris pada ujung distal femur dimana condylus medial lebih panjang dari kondilus lateral sehingga dapat menjadi mekanisme pengunci lutut. Tulang tibia berbentuk konkaf dari 2 dataran tibia pada ujung proximal tibia beserta meniscus fibrokartilago. Dataran medial lebih besar dari dataran lateral.

Upload: irsyamfisio

Post on 13-Aug-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

osteoartritis

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentOA

BAB I

PENDAHULUAN

A.ANATOMI FISIOLOGI

Knee joint merupakan sendi sinovial yang dilengkapi oleh ROM yang luas pada saat

fleksi.Knee join dibentuk oleh tulang femur,patella,tibia dan fibula yang membentuk sendi

patellofemoral,tibiofemoral dan tibiofemoral prosimal yang diperkuat oleh ligamen sebagai

stabilisator pasif dan kuat sebagai stabilisator aktif.

1.Anatomi tulang dan sendi.

Pada knee joint terdapat 3 sendi,yaitu :

a.Tibiafemoral

Ciri khas sendi ini diantarai oleh 2 meniskus,disanggah oleh ligamen dan

otot.Stabilitas bagian anterior dan posterior diberikan oleh ligamen

crusiatum anteri-posterior.Demikian pula untuk stabilitas sendi sisi medial-lateral

diberikan oleh ligamen collateral lateral.

Tulang femur berbentuk konveks dan di tambah oleh dua kondylus yang tidak

simetris pada ujung distal femur dimana condylus medial lebih panjang dari

kondilus lateral sehingga dapat menjadi mekanisme pengunci lutut.

Tulang tibia berbentuk konkaf dari 2 dataran tibia pada ujung proximal tibia beserta

meniscus fibrokartilago. Dataran medial lebih besar dari dataran lateral.

Pada gerakan tibia dataran tibia dataran kinkav akan slide ke arah yang sama

dengan gerakan tulang.

Pada gerakan femur, dimana tibia terfiksasi, condylus yang konveks akan slide ke

arah yang berlawanan dengan gerakan tulang.

b. Patellofemoral

Ciri khas, patella merupakan tulang sesamoidea dari otot quadriceps, yang akan

bersendi dengan sulcus intercondiloidea pada aspek anterior dari bagian distal

femur. Permuka sendinya dilingkupi oleh cartilago yang halus. Patella tersusup ke

dalam bagian anterior dari kapsul sendi dan dihubungkan ke tibia melalui ligamen

patella serta banyak bursa patella.

Page 2: DocumentOA

Pada saat fleksi lutut, maka patella akan slide ke caudal disepanjang sulcus

intercondilodea, sedangkan pada saat ekstensi lutut maka patella akan slide ke arah

cranial.

c. Tibiofibular proximal

Merupakan sendi sinovial yang datar, terbentuk dari caput fibula dan suatu

persendian pada aspek posterolateral dari cincin condylus tibia yang permukannnya

menghadap ke arah posterior, inferior dan lateral.

2. Otot-otot yang melewati sendi lutut

a. M. quadriceps

M. rectus femoris

Origo : Spina iliaca anterior superior

M. vastus medialis

Origo : Labium medial linea aspera

M. vastus lateralis

Origo : Labium medial linea aspera

M. vastus intermedialis

Origo : Lingkup ventral femur

Keempat otot ini berisenrtio pada tuberositas tibia

Inervasi : N. tibialis

b. M. hamstring

M. biceps femoris

Origo : Caput longum (tuber ischiadicum)

Caput brevis (labium lateral linea aspera)

Insertio : Caput fibula

Fungsi : Ekstensi hip, fleksi dan eksorotasi knee

Inervasi : Caput longum

Caput brevis (N. fibularis)

M. semitendinosus

Origo : tuber ischiadicum

Insertio : Pes anserinus

Fungsi : Ekstensi hip. Fleksi dan endorotasi knee

Page 3: DocumentOA

Inervasi : N. tibialis

M. semimembranosus

Origo : tuber ischiadicum

Insertio : condylus medial tibia

Fungsi : Ekstensi hip. Fleksi dan endorotasi knee

c. M. tensor facialatae

Origo : SIAS

Insertio : traktus iliotibial

Fungsi : abduksi hip, membantu ekstensi knee

Inervasi : N. gluteus superior

d. M. sartorius

Origo : SIAS

Insertio : corpus tibai bagian proximal

Fungsi : fleksi dan endorotasi knee

Inervasi : N. sciatik L4, S, 2

e. M. popliteus

Origo : epyconilus lateral femur, caput fibula

Insertio : facies posterior tibia

Fungsi : Fleksi dan endorotasi knee

B. PATOFISIOLOGI

Osteoathritis merupakan gangguan dari persendian diarthrodial yang dicirikan oleh

fragmentasi dan terbelah-belahnya cartilago persendian, lesi tersebut berkenaan dengan

perubahan biokimiawi di bawah permukaan cartilago yang meningkatkan sintesa

timdin dan glintin

Faktor-faktor yang dapat menimbullan/mempengaruhi degenerasi cartilago adalah :

a. Umur

Yaitu dengan adanya penurunan anabolisme chondrosit dan kekuatan otot

b. Pengrusakan genetik

Fiber collagen, komponen proteoglikan

c. Kelebihan berat badan

Page 4: DocumentOA

Beban yang dipertahankan oleh knee joint melebihi kemampuan/kekuatan

d. Stress pekerjaan

e. Kelemahan otot

f. Trauma

g. Menopause

Melalui sela-sela yang timbul akibat degenerasi fibliar pada cartilago, cairan

sinovial dipenetrasikan ke dalam tulang di bawah lapisan cartilago, ini menghasilkan

krista-krista (prosesnya belum diketahui), cartilago menjadi keras, cartilago yang sudah

hancur mengakibatkan celah menjadi sempit, di samping itu tulang bereaksi terhadap

lesi cartilago dengan pembentukan tulang baru (osteofit).

Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyambung dalam terwujudnya

osteoarthritis :

a. Faktor usia

Semakin tua seseorang maka semakin turun kualitas cartilago persendian cartilago

sebagai bantalan penahan tekanan semakin tua semakin kurang elastisitasnya.

b. Faktor gangguan mekanik

Kelainan atau perubahan pada bentuk persendian mempermudah atau mempercepat

terwujudnya osteoartritis. Kelainan kongenital pada unsur keras atau lunaknya

persendian seperti displasia pada panggul merupakan keadaan yang kelak disusul

oleh osteoartritis.

c. Faktor metabolik

Pendepositan kristal asam urat dan calsium phyropospat adalah manifestasi

gangguan metabolisme yang mendasari gout artritis dan kondrokal sianosis dan

keadaan patologik itu dapat berlanjut pada osteoartritis.

Walaupun cartilago persendian tidak peka nyeri dan lesi inisial berada pada

cartilago, tetapi manifestasi klinis dari osteoartritis berupa sakit, ini merupakan

ungkapan klinis dari sinovium persendian yang mulai terlibat dalam proses

degenerasi di cartilago. Synovium memang kaya akan reseptor nyeri. Pada tahap

lanjut dari osteoartritis terdapat synovium yang menunjukkan tanda-tanda

peradangan yang mendasari terasanya nyeri hebat.

Page 5: DocumentOA

Hubungan antara derajat kerusakan pada persendian yang diperhatikan oleh

perubahan bentuk dari satu pihak dan rasa nyeri di lain pihak adalah kurang mantap. Lebih

mantap adalah hubungan antara keadaan mental seseorang dengan ambang keluh. Dalam

keadaan tegang, banyak pikiran, depresi, dll. Penderita osteoartritis lebih cepat mengeluh,

semakin tegang dan depresi semakin hebat nyeri dirasakan.

Penderita OA tidak merasa sakit pada saat diam/istirahat atau sewaktu tidur di

malam hari, kecuali kalau persendian vertebra yang terkena OA lutut pada tahap dini sering

disertai oleh efusi tapi jarang menunjukkan tanda-tanda inflamasi.Pada tahap lanjut nyeri

lutut disertai oleh kelainan pada unsur lunak persendian melainkan tulang persediaan

memperlihatkan perubahan bentuk dan krepitasi dapat didengar.

Page 6: DocumentOA

STATUS KLINIK

A. DATA-DATA MEDIS R.S

1. Diagnosa medis : OA Pada tungkai sebelah sinistra

2. Catatan Klinis

a) TD : 120/80

b) Denyut Nadi : 77/ Menit

c) Pernapasan : 24/menit

d) Temperatur : Normal

B. PEMERIKSAAN FT

a) Anamnesis

A. Umum :

Nama : Nasrah

Umur : 20 Tahun

J.k : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Perawat

Alamat : Jln. Datu

B. Khusus :

K.U : Nyeri pa lutut

R.P penyerta : tidak ada penyakit lain

Penyebab : Karena pengaruh berat badan ( obesitas )

Sifat keluhan : Terlokalisir.

RPP : 2 bulan yang lalu pasien ikut dalam

pertandingan tarik tambang. Keesokan harinya pasien merasakan

nyeri pada lututnya. Namun pasien mengabaikannya, setelah beberapa

bulan kemudian pasien merasakan nyeri lagi di daerah lutunya dan

memeriksakan ke dokter. Kemudian dokter merujuknya ke

fisioterapi.

Page 7: DocumentOA

R.Penderita : Pasien sehari-hari mempunyai aktifitas

sebagai perawat di rumah sakit umum Gowa ,selama pasien

mengalami gangguan pada lututnya sehingga aktifitasnya terganggu.

R.Keluarga : Pasien tidak mempunyai anggota keluarga

yang menderita penyakit yang sama.

C. PEMERIKSAAN

A. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

1) Tekanan darah : 120 / 80 MmHg

2) Denyut nadi : 75 x /menit

3) Pernapasan : 18 x / menit

4) Temperatur : Normal

5) Tinggi badan : 165 cm

6) Berat badan : 55 kg

B. INSPEKSI

a Statis

Lutut pasien sedikit fleksi disertai varus

b Dinamis

Pasien berjalan dengan irama langkah yang lambat.

C. TES ORIENTASI : Jongkok berdiri pasien sanggup melakukannya tapi terasa

nyeri.

D. PALPASI : - Ada nyeri tekan pada kedua lutut bagian medial dan lateral

- Suhu normal

- Tidak ada bengkak

E. PEMERIKSAAN GERAKAN FUNGSI DASAR

Knee joint kanan

Gerakan Aktif Pasif TIMT

Fleksi

Ekstensi

Tidak nyeri dan tidak

terbatas

Tidak nyeri, dan

terbatas

Tidak nyeri,, soft end feel

Tidak nyeri, Hard end feel

Tidak nyeri, dan

kuat

Page 8: DocumentOA

Eksorotasi

Endorotasi

__

__

Tidak nyeri,, elastik end

feel

Tidak nyeri,, elastik end

feel

Tidak nyeri, dan

kuat

_

_

Knee joint kiri

Gerakan Aktif Pasif TIMT

Fleksi

Ekstensi

Eksorotasi

Endorotasi

Tidak nyeri dan

terbatas

Nyeri dan terbatas

__

__

Tidak nyeri, soft end feel

Nyeri, Hard end feel

Sedikit nyeri, elastik end

feel

Tidak nyeri, elastik end

feel

Tidak nyeri dan

lemah

Nyeri dan lemah

__

__

F. KOGNITIF, INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL

Kognitif : Pasien mampu melakukan orientasi dan pasien kurang

mampu mengikuti intruksi fisioterapis dengan baik pada saat

latihan.

Intrapersonal : Pasien mempunyai motivasi yang tinggi untuk sembuh.

Interpersonal : Pasien mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik

di lingkungan sekitarnya.

G. PEMERIKSAAN SPESIFIK

a. Ballotement test

Hasil : -

IP : tidak ada cairan pada kedua lututnya.

b. 1. Tes shift anterior lutut kanan

Hasil : Nyeri

IP : Terjadi gangguan pada lig. Cruciatum Anterior lutut kanan.

Page 9: DocumentOA

2. Tes shift anterior lutut kiri

Hasil : Nyeri

IP : Terjadi gangguan pada lig. Cruciatum Anterior lutut kiri.

c. 1. Tes Shift posterior lutut kanan

Hasil : Tidak nyeri

IP : Tidak mengalami gangguan pada lig. Cruciatum posterior .

2. Tes Shift posterior lutut kiri

Hasil : Tidak nyeri

IP : Tidak mengalami gangguan pada lig. Cruciatum posterior.

d. Tes varus lutut kanan dan lutut kiri

Hasil : nyeri

IP : Terjadi gangguan pada lig. Collateral lateral

e. Tes valgus lutut kanan dan lutut kiri

Hasil : Tidak nyeri

IP : Tidak terjadi gangguan pada lig. Collateral medial.

f. Mobilisasi patella

Hasil : Nyeri pada kedua lutut

IP : Terganggunya mobilisasi patella.

g. MMT : Kelemahan otot paha dengan nilai 4

h. Tes VAS

- Kanan :

10

- Kiri :

0 6,1 10

i. ROM tes

Knee Dextra : S. 0º. 10º.135º

Knee Sinistra : S. 0º. 10º.135º

j. ADL tes

a. Berjalan

Hasil : Pasien mampu berjalan sekitar 10 menit

b.Duduk ke berdiri

Page 10: DocumentOA

Hasil : Pasien mampu melakukan tapi terasa nyeri

c.Jongkok berdiri

Hasil : Pasien mampu melakukan tapi terasa nyeri pada

kedua lututnya.

H. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

Adanya nyeri dan gangguan fungsi Knee Joint Sebelah Sinistra bagian Bilateral akibat

osteoartritis

I. PROBLEMATIK

a. Nyeri pada kedua lutut

b. Kelemahan otot paha

c. Keterbatasan ROM

d. Gangguan ADL kedua lutut

Page 11: DocumentOA

BAB II

PROGRAM FISIOTERAPI

A. Rencana Tindakan Fisioterapi

1. Jangka panjang :

Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional kedua lutut.

2. Jangka pendek

Mengurangi nyeri pada kedua lutut

Meningkatkan kekuatan otot paha

Meningkatkan ROM

Mengembalikan ADL lutut

3. Rencana tindakan

a. Teknologi Fisioterapi

1. SWD

Tujuan : - Pre eliminary excercise

- Meningkatkan elastisitas jaringan

- Memperlancar sirkulasi darah

2. Friction

Tujuan : mengurangi nyeri pada tipe saraf IV/c

3. Interferensi

Tujuan : mengurangi nyeri pada tipe saraf III b

4. Mobilisasi patella

Tujuan : untuk mencegah perlengketan patella

5. Static Kontraksi

Tujuan : - untuk stabilitas sendi

- untuk memelihara fungsi fisiologis otot

6. Strengthening

Tujuan : meningkatkan kekuatan otot

7. Pasif Exc.

Tujuan : meningkatkan ROM

Page 12: DocumentOA

b. Edukasi

1. meminta pasien untuk mengompres air hangat pada kedua lututnya.

2. meminta pasien menekan bantalan kecil dibawah lututnya.

3. pasien disarankan untuk menghindari jalan jauh dan naik turun

tangga

4. pasien dianjurkan untuk memakai knee brace.

4. Rencana Evaluasi

a. Pengukuran nyeri dengan VAS

b. Pengukuran kekuatan otot dengan MMT

c. Pengukuran ROM dengan Goniometer

d. Pengukuran ADL dengan tes ADL

A. Prognosis

Qou ad Vitam : Baik

Quo ad Sanam : Baik

Quo ad Fungsionam : Baik

Quo ad Cosmeticam : Baik

B. Pelaksanaan Fisioterapi

1. SWD : Pasien dalam posisi duduk kemudian kondensator diletakkan pada

bagian distal femur dan bagian proksimal tibia fibula.

F : 1x sehari

I : IEM

T : Koplanar

T : 8 menit

2. Interferensi : Pasien tidur terlentang, pad yang sudah dibasahi diletakkan pada

ke-2 lutut pada bagian medial dan lateral knee joint.

F : 1x sehari

I : 20 mA

T : Kontraplanar pada lutut kanan dan kiri

Page 13: DocumentOA

T : 10 menit

3. Friction : Pasien tidur terlentang, lalu berikan massage pada area yang

nyeri.

F : 1x sehari

I : 20x hitungan

T : Sirkuler

T : 3x repetisi

4. Mobilisasi patella : Pasien dalam posisi tidur terlentang kemudian kedua tangan

fisioterapis diletakkan diatas patella kemudian patella digerakkan

kearah medial dan lateral.

F : 1x sehari

I : 8x hitungan

T : kontak langsung

T : 3x repetisi

5. Statik Kontraksi : Pasien dalam keadaan tidur terlentang kemudian tangan

fisioterapi yang kanan diletakkan dibawah lutut pasien dan

bersamaan dengan itu kaki didorso fleksikan kemudian pasien

disuruh menekan tangan fisioterapi.

F : 1x sehari

I : 10x hitungan

T : Statik Kontraksi

T : 3x repetisi

6. Strengthening : Pasien tidur terlentang kemudian ke-2 lutut pasien ditekuk.

Tangan fisioterapis memfiksasi dibawah lutut kemudian tangan

yang 1 menahan gerak pasien.

F : 1x sehari

I : Tahanan sesuai toleransi pasien

T : Strengthening

T : 3x repetisi

Page 14: DocumentOA

7. Pasif exc. : Pasien tidur tengkurap dengan knee fleksi 60°, dalam keadaan

rileks tangan kanan fisioterapis menarik tungkai bawah pasien dan

tangan lain memfiksasi daerah distal femur yang disertai

pemberian penekanan secara pasif exc.

F : 1x sehari

I : Pasien Fokus

T : Force pasive movement

T : 3x pengulangan tiap sendi.

8. Traksi Translasi

Tujuan : menambah ROM

Dosis : F : 3 x seminggu

I : 10 x pengulangan

T : Pasif

T : 3 menit

D. Evaluasi

1. Sesaat

VAS

- Dextra :

0 5,3 10

- Sinistra :

0 6,1 10

ROM tes

Knee Dextra : S. 0° 10° 130°

Knee Sinistra : S. 0° 10° 130°

2. Berkala

__

Page 15: DocumentOA