nyeri.docx

24
MANAJEMEN NYERI A. KONSEP NYERI 1. Definisi nyeri Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang baik. a. Usia Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat 1

Upload: upm-rsud-wangaya-denpasar

Post on 20-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NYERI.docx

MANAJEMEN NYERI

A. KONSEP NYERI

1. Definisi nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan

maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri,

2007).

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi

pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan

faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini sangat

penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang baik.

a. Usia

Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang

mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan

perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat

mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-

anak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan

perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata

yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan

mengekspresikan nyeri kepada orang tua atau perawat.

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus

mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri

jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).

Seorang perawat harus menggunakan teknik komunikasi yang sederhana

dan tepat untuk membantu anak dalam membantu anak dalam memahami dan

mendeskripsikan nyeri. Sebagai contoh, pertanyaan kepada anak, “ Beritahu saya

1

Page 2: NYERI.docx

dimana sakitnya?” atau “apa yang dapat saya lakukan untuk menghilangkan sakit

kamu?”. Hal-hal diatas dapat membantu mengkaji nyeri dengan tepat.

Perawat dapat menunjukkan serangkaian gambar yang melukiskan

deskripsi wajah yang berbeda, seperti tersenyum, mengerutkan dahi atau

menangis. Anak-anak dapat menunjukkan gambar yang paling tepat untuk

menggambarkan perasaan mereka.

b. Jenis kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak mempunyai

perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih

diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam

ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis

dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang

dilakukan Burn, dkk. (1989) dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajari

kebutuhan narkotik post operative pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan

pria.

c. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo

& Flaskerud, 1991).

d. Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan

nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak

memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga

tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan

nyeri saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan

nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak

berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual dapat

menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk menghilangkan

nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Smeltzer

& Bare, 2002).

e. Pengalaman masa lalu dengan nyeri

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang

dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang

2

Page 3: NYERI.docx

akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,

akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih

parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui ketakutan

dapat meningkatkan nyeri dan pengobatan yang tidak adekuat.

f. Keluarga dan Support Sosial

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah

kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri

sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi.

Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri

semakin bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting

untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter & Perry, 1993).

3. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut

biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika kerusakan

tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun

sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri yang

berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner & Suddarth, 1996).

Berger (1992) menyatakan bahwa nyeri akut merupakan mekanisme

pertahanan yang berlangsung kurang dari enam bulan. Secara fisiologis terjadi

perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer,

tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil.

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang

satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan

sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap

pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering didefenisikan

sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Brunner & Suddarth,

1996 dikutip dari Smeltzer 2001).

Menurut Taylor (1993) nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti berbagai

macam gangguan, terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai

setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit.

Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-menerus atau

intermitten.

3

Page 4: NYERI.docx

4. Fisiologi Nyeri

Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam proses

penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut konektor atau

interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai

reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum

tulang belakang dan otak. Reseptor-reseptor ini sangat khusus dan memulai impuls

yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh. Reseptor-reseptor yang berespon

terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor.

Stimulus pada jaringan akan merangsang nosiseptor melepaskan zat-zat

kimia, yang terdiri dari prostaglandin, histamin, bradikinin, leukotrien, substansi p,

dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan

menyampaikan impuls ke otak (Torrance & Serginson, 1997).

Menurut Smeltzer & Bare (2002) kornu dorsalis dari medula spinalis dapat

dianggap sebagai tempat memproses sensori. Serabut perifer berakhir disini dan

serabut traktus sensori asenden berawal disini. Juga terdapat interkoneksi antara

sistem neural desenden dan traktus sensori asenden. Traktus asenden berakhir pada

otak bagian bawah dan bagian tengah dan impuls-impuls dipancarkan ke korteks

serebri.

Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem asenden harus

diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak

dalam kulit dan organ internal. Terdapat interkoneksi neuron dalam kornu dorsalis

yang ketika diaktifkan, menghambat atau memutuskan taransmisi informasi yang

menyakitkan atau yang menstimulasi nyeri dalam jaras asenden. Seringkali area ini

disebut “gerbang”. Kecendrungan alamiah gerbang adalah membiarkan semua input

yang menyakitkan dari perifer untuk mengaktifkan jaras asenden dan mengaktifkan

nyeri. Namun demikian, jika kecendrungan ini berlalu tanpa perlawanan, akibatnya

sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari neuron inhibitor sistem

asenden menutup gerbang untuk input nyeri dan mencegah transmisi sensasi nyeri

(Smeltzer & Bare, 2002).

Teori gerbang kendali nyeri merupakan proses dimana terjadi interaksi antara

stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim sensasi tidak

nyeri memblok transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang penghambat. Sel-sel

inhibitor dalam kornu dorsalis medula spinalis mengandung eukafalin yang

menghambat transmisi nyeri (Wall, 1978 dikutip dari Smeltzer & Bare, 2002).

4

Page 5: NYERI.docx

B. PENGKAJIAN NYERI

1. Anamnesis menggunakan format comprehensive pain assessment

O ONSET

Kapan mulai terjadinya nyeri?

Berapa lama ?

Seberapa sering terjadinya nyeri?

P PALLIATING/

PROVOCATING

Apa yang menjadi pencetus / memperberat

nyeri?

Apa yang dapat meredakan nyeri?

Q QUALITY Kualitas nyeri?

Seperti apa nyeri yang dirasakan?

Dapatkan di deskripsikan? ( tajam,tertusuk,

terbakar)

R REGION/ RADIATION Apakah nyerinya menyebar?

Menyebar ke daerah tubuh mana?

S SEVERITY Seberapa berat nyerinya dirasakan

Menggunakan Numerik Rating Scale, Wong

Bacer Face, FLACC,CRIES atau COMFORT

PAIN SCALE

T TREATMENT Pengobatan dan perawatan yang sudah

dilakukan?

Seberapa efektif pengobatan dan perawatan

yang dilakukan sekarang?

Apakah ada efek samping dari pengobatan yang

dilakukan?

Obat analgetik apa yang saat ini sedang

digunakan?

U UNDERSTANDING Apa yang anda percayai yang menyebabkan

timbulnya nyeri?

Bagaimana gejala ini mempengaruhi anda

dan/atau keluarga anda?

V VALUE Apa tujuan / harapan anda terhadap nyeri yang

anda rasakan?

5

Page 6: NYERI.docx

Seberapa kenyamanan / tingkat yang dapat anda

terima ( menggunakan skala nyeri 0-10)

Apakah ada pandangan lain atau perasaan anda

mengenai nyeri yang anda rasakan?

Seberapa penting bagi anda dan / keluarga

anda?

2. Tool Pengkajian Nyeri

a. Numeric Rating Scale

- Indikasi digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang

dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang

dirasakanya

- Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan

dilambangkan dengan angka antara 0-10.

0 = tidak nyeri

1-3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari – hari)

4-6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari – hari )

7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari)

b. Wong Baker Face

- Indikasi : pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat

menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen

- Intruksi : pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling

sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri.

0-1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali

2-3 = sedikit nyeri

4 -5 = cukup nyeri

6-7 = lumayan nyeri

8-9 = sangat nyeri

10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

c. Cries Pain Scale

- Indikasi : pada pasien neonates ( 0-6 bulan) di critical area : CRIES

( Crying ,Require, Increased, Expresion, Sleepless ).

6

Page 7: NYERI.docx

- Crying : karakteristik dari nyeri adalah tangisan melengking (high pitched)

0- tidak ada tangisan atau tangisan yang tidak melengking

1-tangisan melengking tapi bayi mudah dihibur

2-tangisan melengking tapi bayi tidak mudah dihibur

- Require : perlu O2 untuk SaO2 <95%- Bayi yang mengalami rasa nyeri

ditandai dengan penurunan okigenisasi. Pertimbangkan penyebab lain

hipoksemia. Misalnya oversedasi, ateletaksis, pneumothorax

0-tidak perlu oksigen

1-perlu oksigen < 30%

2-perlu oksigen > 30%

- Increased : peningkatan tanda-tanda vital- ukur tekanan darah pada akhir

prosedur karena akan mungkin membuat anak terbangun sehingga membuat

suli penilaian.

0-detak jantung dan tekanan darah tidak berubah atau kurang dari nilai

baseline

1-detak jantung atau tekanan darah meningkat tetapi peningkatan <20%

nilai baseline

2-detak jantung atau tekanan darah meningkat >20% dari nilai baseline

- Expression : guratan ekspresi yang paling sering berasosiasi dengan sakit

adalah satu seringai. Satu seringai mungkin ditandai oleh penurunan kening,

mata memejam, kerutan dalam garis nasolabial, atau bibir dan mulut terbuka

0-tidak ada seringai

1-seringai ada

2- seringai dantidak ada suara tangisan/ dengkur

- Sleepless : susah tidur- score susah tidur dinilai pada saat penilaian scoring

ini berlangsung

0-anak secara terus menerus tertidur

1-anak terbangun pada interval berulang

2-anak terjaga terbangun secara terus menerus

Skor nyeri (0-3) : nyeri ringan

(4-7) : nyeri sedang

(8-10) : nyeri berat

7

Page 8: NYERI.docx

d. FLACC Pain Scale

Indikasi : untuk bayi dan anak-anak (2bulan-7 tahun) yang tidak dapat

mengutarakan rasa nyerinya atau mengukur rasa nyeri.

Face /wajah

0-tidak ada ekspresi tertentu

1-seringai sesekali atau kerutan dahi, muram,ogah-ogahan

2-dagu gemetar dan rahang diketap berulang

Legs /kaki

0-posisi normal atau santai

1-gelisah, resah, tegang

2-penendangan atau kaki keatas

Activity /aktivitas

0-rebahan dengan tenang,posisi normal, bergerak dengan mudah

1-menggeliat, maju mundur, tegang

2-menekuk, kaku atau hentak

Cry /tangisan

0-tidak ada tangisan

1-erangan atau rengek, menggerutu sesekali

2-menangis dengan mantap, jerit atau isak, menggerutu berulang

Consolability /kemampuan konsol

0-konten atau santai

1-dipastikan dengan sentuhan sesekali, pelukan atau diajak berbicara

2-sulit melakukan konsol atau nyaman

Skor nyeri (0-3) : Nyeri ringan

(4-7): Nyeri sedang

(8-10) :Nyeri berat

e. COMFORT scale

Indikasi : pasien bayi, anak dan dewasa di ruang rawat intensif / kamar operasi /

ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale

Wong – Baker FACES Pain Scale.

8

Page 9: NYERI.docx

Intruksi : terdapat 9 katagori dengan setiap kategori memiliki skor 1-5, dengan

skor total antara 9-45.

Kewaspadaan

Ketenangan

Distress pernafasan

Menanggis

Pergerakan

Tonus otot

Tegangan wajah

Tekanan darah basal

Denyut jantung basal

Katagori Skor Tanggal /waktu

Kewaspadaa

n

1-Tidur pulas /nyenyak

2-tidur kurang nyenyak

3-gelisah

4-sadar sepenuhnya dan waspada

5-hiper alert

Ketenangan 1-tenang

2-agak cemas

3-cemas

4-sangat cemas

5-panic

Distress

pernafasan

1-tidak ada respirasi spontan dan

tidak ada batuk

2- respirasi spontan dengan sedikit /

tidak ada respon terhadap ventilasi

3- kadang – kadang batuk atau

terdapat tahanan terhadap ventilasi

4- sering batuk, terdapat tahanan/

perlawanan terhadap ventilator

5- melawan secara aktif terhadap

ventilator, batuk terus menerus /

9

Page 10: NYERI.docx

tersedak

Menanggis 1- Bernafas dengan tenang

tidak menangis

2- Terisak-isak

3- Meraung

4- Menangis

5- Berteriak

Pergerakan 1- Tidak ada pergerakan

2- Kadang – kadang bergerak

perlahan

3- Sering bergerak perlahan

4- Pergerakan aktif / gelisah

5- Pergerakan aktif termasuk

badan dan kepala

Terus otot 1- Otot relaks sepenuhnya, tida

ada torus otot

2- Penurunan torus otot

3- Torus otot normal

4- Peningkatan torus otot dan

flesi jari tangan dan kaki

5- Kekakuan otot ekstrim dna

fleksi jari tangan dan kaki

Tegangan

wajah

1- Otot wajah relaks

sepenuhnyan

2- Torus otot wajah normal,

tidak terlihat tegangan otot

wajah yang nyata

3- Tegangan beberapa otot

wajah terlihat nyata

4- Tegangan hamper di seluruh

otot wajah

5- Seluruh otot wajah tegang

meringis

10

Page 11: NYERI.docx

Tekanan

darah basal

1- Tekanan darah di bawah

batas normal

2- Tekanan darah beradi di

batas normal secara

konsisten

3- Peningkatan tekanan darah

sesekali ≥ 15% di atas batas

normal (1-3 kali dalam

observasi selama 2 menit)

4- Seringnya peningkatan

tekanan darah ≥ 15% diatas

batas normal (>3 kali dalam

observasi selama 2 menit

5- Peningkatan tekanan darah

terus menerus ≥ 15%

Denyut

jantung basal

1- Denyut jantung di bawah

batas normal

2- Denyut jantung berada di

batas normal secara

konsisten

3- Peningkatan denyut jantung

sesekali ≥ 15% di atas batas

normal (1-3 kali dalam

observasi selama 2 menit)

4- Seringnya peningkatan

denyut jantung ≥ 15% di atas

batas normal (> 3 kali dalam

observasi selama 2 menit )

5- Peningkatan denyut jantung

terus menerus ≥ 15%

Skor total

• 9-18 Nyeri terkontrol •19-26

11

Page 12: NYERI.docx

Nyeri ringan

•27-35 Nyeri sedang

•>35 Nyeri berat

C. STRATEGI TERAPI

a. Mandiri

Non farmakologi therapy meliputi pendekatan therapy psikologi antara lain tehnik

distraksi, relaksasi, dll.

Edukasi

b. Kolaboratif

Farmakologi therapy : opioid dan non opioid therapy

D. FASE PENGALAMAN NYERI

Perawat berperan penting untuk menganalisis fase nyeri yang dialami pasien

meliputi fase antisipasi, fase sensasi dan fase akibat

Fase Antisipasi •Terjadi sebelum nyeri diterima

•Fase ini dapat digunakan untuk

seseorang belajar mengenai nyeri dan

upaya untuk menghilangkan nyeri

tersebut

•Peran perawat memberikan edukasi

Fase Sensasi Terjadi saat nyeri terasa

•Bersifat subyektif

•Kadar enkafalin dan endorfin berbeda

setiap individu

•Respon dan toleransi setiap individu

berbeda terungkap melalui ekspresi

wajah, vokalisasi dan gerakan

tubuhperan perawat dalam pengkajian

terhadap pasien

Fase Akibat •Terjadi ketika nyeri berkurang atau

berhenti

12

Page 13: NYERI.docx

•Klien masih membutuhkan kontrol

dari perawat karena nyeri masih

bersifat krisis

•Peran perawatmembantu klin

memperoleh kontrol diri untuk

meminimalkan rasa takut akan

kemungkinan nyeri berulang

E. PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGI

a. Stimulasi kulit ( massage, kompres hangat, kompres dingin, stimulasi kontra lateral),

dasar dari stimulasi kulit adalah teori pengendalian gerbang pada stimulasi nyeri dan

merangsang tubuh mengeluarkan endorphin dan neurotransmitter lain yang

menghambat nyeri

b. Immobilisasi adalah pembatasan gerak, terutama pada nyeri akut dapat diberikan

bebat atau alat penyangga untuk nyeri akut pada area persendian.

c. Posisioning adalah posisi tidur yang nyaman sehingga dapat mengurangi stress

(penekanan) pada luka, dengan cara: beri bantal tambahan untuk menyokong tubuh,

atur posisi tempat tidur, atur posisi tubuh (miring kanan/ miring kiri).

d. Relaksasi Merupakan strategis yang efektif pada pasien yang mengalami nyeri kronis

ada tiga hal utama yang diperlukan untuk relaksasi yaitu

- Posisi yang tepat

- Fikiran beristirahat

- Lingkungan yang tenang untuk mengurangi nyeri

Relaksai nafas dalam,relaksasi dengan music

- Relaksasi nafas dalam Bertujuan untuk meningkatkan fungsi paru-paru,

memelihara pertukaran gas, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi

stress fisik dan emosional, menurunkan kecemasan dan mengurangi nyeri

- Relaksasi nafas dalam dilakukan dengan cara:

1) Ciptakan suasana tenang

2) Usahakan rileks dan tenang

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui

hitungan 1, 2, 3

13

Page 14: NYERI.docx

Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan kedua

tangan dan kaki rileks

4) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

5) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut secara

perlahan-lahan

6) Usahakan untuk tetap konsentrasi ,lakukan sambil mata tertutup

7) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

8) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri berkurang

9) Ulangi sampai 15 kali dengan selingan istirahat singkat setiap 5 kali

10) Bila nyeri menjadi hebat, lakukan bernafas secara dangkal dan cepat

Relaksasi dengan music :

- Lakukan langkah-langkah yang terdapat dalam poin relaksasi nafas dalam

- Dapat diiringi dengan musik klasik karena menambah konsentrasi yang akan

membuat tubuh menjadi relaks dan nyaman sehingga akan mengurangi nyeri

- Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart.

- Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang

Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan untuk mengurangi tingkat

ketegangan emosi atau nyeri fisik.

- Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell.

Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.

- Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-

karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan

motivatif di otak.

- Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu

sendiri.

e. Tehnik Distraksi

- Dengan tehnik distraksi sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri periferal

dihambat oleh stimuli dari serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri

menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diiversional maka pintu spinal cord

yang mengontrol jumlah input keotak menutup dan pasien merasa nyerinya

berkurang

- Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler

menghambat stimulus nyeri. Jika seseorang menerima input sensori yang

14

Page 15: NYERI.docx

berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri

berkurang atau tidak dirasakan oleh klien).

- Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin,

sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang.

- Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif

individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam

stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan

mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu

indera saja (Tamsuri, 2007).

- Macam-macam tehnik distraksi

1) Distraksi visual : membaca, nonton TV, guided imagery

2) Distraksi auditori: mendengarkan musik, humor

3) Distraksi Taktil: massage, memegang/menggerakkan binatang atau mainan

4) Distraksi Intelektual: mengerjakan TTS, main kartu,dll

f. Aromatherapy

- Terapi dengan menggunakan wewangian alamiah yang mengandung unsur-unsur

herbs dengan pendekatan sistem keseimbangan alam. Sari tumbuhan aromatik

yang dipakai diperoleh melalui berbagai macam cara pengolahan dan dikenal

dengan nama minyak esensial.

- Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh,

pikiran, dan jiwa, membuat efek rileks, menghilangkan stress dan membuat

pikiran menjadi tenang.

- Wewangian tertentu diyakini dapat mempengaruhi sistem syaraf terutama otak

untuk bekerja memproduksi katalisator yang menyebabkan nyeri, mekanisme

kerja perawatan aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem

fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman.

- Bila diminum atau dioleskan pada permukaan kulit, minyak essensial akan diserap

tubuh, yang selanjutnya akan dibawa oleh sistem sirkulasi baik sirkulasi darah

maupun sirkulasi limfatik melalui proses pencernaan dan penyerapan kulit oleh

pembuluh-pembuluh kapiler.

- Selanjutnya, pembuluh-pembuluh kapiler mengantarnya ke susunan saraf pusat

dan oleh otak akan dikirim berupa pesan ke organ tubuh yang mengalami

gangguan atau ketidakseimbangan.

15

Page 16: NYERI.docx

- Minyak esensial yang dioleskan disertai pemijatan akan lebih merangsang sistem

sirkulasi untuk bekerja lebih aktif.

16