nyeri

17
NYERI A. Nyeri 1. Pengertian Nyeri Nyeri merupakan pengalaman yang bersifat subyektif, maka nyeri yang dirasakan seseorang tidak bisa dibandingkan dengan nyeri yang dirasakan oleh orang lain. Nyeri akut biasanya mempunyai onset tiba tiba dan berguna sebagai tanda peringatan sementara nyeri kronik merupakan nyeri yang tidak bermanfaat serta jarang menjadi ancaman bagi jiwa penderitanya (Hinchliff, 1999). Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh (Guyton, 1995). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 2. Macam – macam bentuk nyeri Ada tiga macam bentuk nyeri : a), Nyeri tertusuk yaitu nyeri yang dirasakan bila suatu jarum

Upload: pianike-widiawati

Post on 30-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nyeri

NYERI

A. Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan pengalaman yang bersifat subyektif, maka nyeri

yang dirasakan seseorang tidak bisa dibandingkan dengan nyeri yang

dirasakan oleh orang lain. Nyeri akut biasanya mempunyai onset tiba tiba

dan berguna sebagai tanda peringatan sementara nyeri kronik merupakan

nyeri yang tidak bermanfaat serta jarang menjadi ancaman bagi jiwa

penderitanya (Hinchliff, 1999).

Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh (Guyton, 1995).

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial

(Brunner & Suddarth, 2002).

2. Macam – macam bentuk nyeri

Ada tiga macam bentuk nyeri : a), Nyeri tertusuk yaitu nyeri yang

dirasakan bila suatu jarum ditusukkan kedalam kulit atau bila kulit

dipotong dengan pisau. Ia juga sering dirasakan bila daerah kulit yang luas

mengalami iritasi kuat. b), Nyeri terbakar adalah nyeri yang dirasakan bila

kulit terbakar. c), Nyeri pegal adalah merupakan suatu nyeri dalam dengan

berbagai tingkat gangguan. Nyeri tertusuk merupakan perangsangan

terhadap serabut nyeri delta sehingga sangat cepat terstimulasi sedangkan,

nyeri terbakar dan nyeri pegal perangsangan oleh serabut jenis C. Reseptor

nyeri didalam kulit dan jaringan lain merupakan ujung saraf bebas. Yang

Page 2: Nyeri

termasuk ujung saraf bebas adalah lapisan superficial kulit, periosteum,

dinding arteri, permukaan sendi, falks dan tentorium serebri.

Table 2.1 Perbedaan Karakteristik Antara Nyeri Kronik Dengan

Nyeri Akut

Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis

Tujuan/keuntungan Memperingatkan Tidak ada

adanya cedera atau

masalah

Awitan Mendadak Terus menerus

atau intermiten

Intensitas Ringan – berat Ringan - berat

Durasi Durasi singkat (dari Durasi lama (lebih

beberapa detik sampai dari 6 bulan)

6 bulan)

Respon otonom Konsisten dengan tidak terdapat

Respon stress simpatis respon otonom

Frekuensi jantung

meningkat

Volume sekuncup naik

Tekanan darah

meningkat

Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis

Dilatasi pupil

Page 3: Nyeri

meningkat

Tegangan otot

meningkat

Motilitas

Gastrointestinal

menurun

Aliran saliva

menurun (

mulut kering)

Komponen psikologis Ansietas Depresi

Mudah marah

Menarik diri dari

minat dunia luar

menarik diri dari

persahabatan

Respon jenis lainnya Tidur terganggu

Libido menurun

Nafsu makan

menurun

Contoh Nyeri bedah, trauma Nyeri arthritis

Kanker, neuralgia

Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis

trigeminal

Page 4: Nyeri

Sumber: (Poth CM , 1995)

Ada 3 macam reseptor nyeri yaitu : a), Reseptor nyeri

mekanosensitif yaitu reseptor nyeri yang sensitif terhadap stress

mekanik berlebihan atau kerusakan mekanis pada jaringan. b), Reseptor

nyeri termosensitif merupakan sensitif terhadap panas dan dingin. c),

Reseptor nyeri kemosensitif merupakan reseptor nyeri yang sensitif

terhadap zat kimia. Zat kimia yang dimaksud meliputi bradikinin,

serotonin, histamin, ion kalium, asam prostaglandin, asetilkolin dan

enzim proteolitik.

Nyeri umumnya tidak dirasakan setelah kerusakan terjadi tetapi

hanya dirasakan sementara kerusakan sedang terjadi. Serabut nyeri cepat

adalah isyarat nyeri yang dihantarkan oleh serabut kecil jenis A delta

dengan kecepatan 6 sampai 30 m/dtk sedangkan jenis C kecepatannya

0,5 – 2 m/dtk. Bila serabut jenis A delta dihambat tanpa menghambat

serabut C dengan penekanan moderat pada trunkus saraf. Nyeri tertusuk

hilang bila serabut jenis C dihambat tanpa menghambat serabut delta

dengan obat anestesi local konsentrasi rendah, nyeri terbakar dan pegal

lenyap.

Reaksi psikis terhadap nyeri meliputi sedih, ansietas, menangis,

depresi, mual, keadaan terangsang otot yang berlebihan diseluruh tubuh.

Enkefalin dan endorfin berfungsi sebagai zat penghantar eksitasi yang

mengaktivasi bagian sistem analgesia otak. Pengkajian nyeri merupakan

fungsi yang penting dalam peran perawat khususnya pada perawatan

Page 5: Nyeri

anak anak dan bayi yang tidak mampu mengungkapkan pengalaman

nyerinya. Ada beberapa alat untuk mengkaji nyeri, sebagian besar

diantaranya meliputi penggunaan skala deskriptif sederhana yang pada

salah satu ujungnya tercantum angka 0 untuk menyatakan tidak ada

nyeri dan pada ujung lainnya angka 5 untuk nyeri yang paling parah.

Klien diminta untuk menunjuk angka yang sesuai dengan rasa nyeri

yang dialaminya saat itu. Beberapa alat pengkaji nyeri lainnya telah

dikembangkan untuk pemakaian pada anak - anak dengan berbagai usia

misalnya skala wajah dari Whaley dan Wong dimana anak akan

memperlihatkan ekspresi wajah yang sesuai dengan pengalaman

nyerinya (Hinchliff, 1999). Ada tiga golongan nyeri yaitu : nyeri

tertusuk, nyeri terbakar dan nyeri pegal. Istilah lain, nyeri berdenyut,

nyeri memualkan, nyeri kejang, nyeri tajam, nyeri listrik.

3. Fisiologi nyeri

Input ke sistem saraf diberikan oleh reseptor sensoris yang

mendeteksi rangsang sensoris. Ada lima macam reseptor sensoris : a),

Mekanoreseptor ( mendeteksi perubahan bentuk reseptor atau sel sel

didekat reseptor ). b), Termoresptor ( mendeteksi perubahan suhu

beberapa reseptor mendeteksi dingin dan mendeteksi hangat. c),

Nosiseptor ( mendeteksi nyeri, biasanya disebabkan oleh kerusakan fisik

maupun kerusakan kimia ). d), Reseptor elektromagnet ( mendeteksi

cahaya pada retina mata ). e), Kemoreseptor ( mendeteksi pengecapan

Page 6: Nyeri

dalam mulut, bau dalam hidung, kadar Oksigen dalam darah arteri,

osmolalitas cairan tubuh, konsentrasi karbon dioksida ) ( Guyton, 1995).

Reseptor nyeri yang lain adalah reticular activating system (RAS),

yang berlokasi pada batang otak atas, terdiri dari sel khusus yang

menjaga kewaspadaan dan kelemahan. RAS menerima penglihatan,

pendengaran, nyeri, stimulus sensori rasa, dan aktivitas dari korteks

serebral (emosi atau proses pikir). Adaptasi reseptor merupakan suatu

sifat individual tiap jenis reseptor. Reseptor adaptasi cepat dan reseptor

adaptasi lambat (reseptor tonik), reseptor ini mengirimkan impuls ke

otak selama bermenit - menit atau berjam - jam oleh karena itu mereka

tetap memberitahukan otak keadaan tubuh, dan hubungan dengan

sekitarnya. Macam - macam reseptor tonik meliputi reseptor kapsul

sendi, reseptor nyeri, baroreseptor batang arteri, kemoreseptor glomus

karotikum dan aortikum, reseptor raba.

Reseptor nyeri didalam kulit hampir tidak pernah terangsang oleh

rangsang sentuhan atau tekanan biasa, tetapi benar - benar menjadi

sangat aktif pada saat rangsang raba menjadi cukup hebat untuk merusak

jaringan tersebut (Guyton, 1995). Tiap jenis sensasi utama yang dapat

kita alami : nyeri, raba, penglihatan, suara dan sebagainya disebut satu

modalitas sensasi, jika suatu serabut nyeri dirangsang maka orang

tersebut akan merasakan nyeri tanpa memperhatikan jenis rangsang apa

yang merangsang serabut itu. Rangsang ini dapat berupa rangsang listrik.

4. Klasifikasi serat saraf sensorik

Page 7: Nyeri

a), Jenis A (saraf spinalis bermielin dan khas) terdiri dari serat alfa, serat

beta, serat gama, serat delta. b), Jenis C ( tak bermielin dan sangat kecil,

kecepatan rendah ). Sensasi somatik, indera somatik merupakan

mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari tubuh. Ada

tiga jenis indera somatik terdiri dari : a), Indera somatik mekanoreseptif

( dirangsang oleh pemindahan mekanis sejumlah jaringan tubuh ), b),

Indera termoreseptor ( mendeteksi panas dan dingin ), c), Indera nyeri

( digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan ). semua atau

hampir semua informasi sensoris dari segmen somatik tubuh memasuki

medulla spinalis melalui radiks posterior. Segera setelah memasuki

medulla spinalis, serat serat saraf dibagi menjadi 2 kelompok. Sistem

lemnikus dorsalis ( kolumna dorsalis dan traktus spinoservikalis atau

kolumna dorso lateralis ), sistem spinotalamikus anterolateralis yang

terletak dalam kolumna anterior dan lateralis.

Sistem spinotalamikus mempunyai derajat orientasi ruang yang

jauh lebih kecil. Sistem spinotalamikus mempunyai suatu kemampuan

khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, kemampuan untuk

mengirimkan modalitas sensasi berspektrum luas (sensasi nyeri).

Setelah memasuki medulla spinalis melalui radiks posterior

kebanyakan serat saraf sensoris yang besar ( serat alfa dan beta berbelok

ke medial ke arah kolumna dorsalis) dan yang lain memasuki bagian

anterior kornu dorsalis substansia grisea medulla spinalis, didalam kornu

dorsalis substansia grisea. Ujung saraf serat yang besar bersinap dengan

neuron perantara yang merupakan asal dari traktus serat asenden yang

Page 8: Nyeri

panjang, yang menghantarkan informasi sensorik dari serat yang lebih

kecil memasuki traktus spinotalamikus anterolateralis yang menyilang ke

sisi medulla spinalis yang lain ke dalam komisura anterior dan naik ke

otak (Smeltzer, 1996).

5. Letak nyeri eksternal dari organ visceral yang mengalami nyeri

Jantung pada dagu kanan dan kiri, dada kiri, lengan kiri serta

punggung atas bagian tengah, paru - paru pada bahu kiri atas, liver di bahu

kanan atas, ulu hati dan pinggang kanan, kandung kemih pada bahu kanan

bawah, lambung pada kuadran kiri atas, ginjal di pinggang bawah kanan

dan kiri, paha bagian luar, ovarium pada kuadran kanan bawah, appendix

pada kuadran kanan bawah (titik Mc. Burney), ureter di kuadran kiri

bawah, vesika urinaria di paha bagian dalam.

6. Mekanisme perangsangan nyeri

Jika suatu serabut nyeri dirangsang maka orang tersebut merasa

nyeri tanpa memperhatikan jenis rangsang yang merangsang serabut

tersebut. Rangsang ini dapat berupa rangsang listrik, panas yang

menghancurkan atau perangsangan ujung saraf nyeri oleh kerusakan sel

jaringan, akan tetapi bagaimanapun cara perangsangannya orang tersebut

masih merasa nyeri.

Kekhususan serabut saraf untuk mengirimkan hanya satu modalitas

sensasi saja disebut prinsip jalur yang ditandai. Apapun jenis rangsang

yang merangsang ujung tersebut, pertama - tama, ia akan menyebabkan

Page 9: Nyeri

suatu potensial setempat yang disebut potensial reseptor disekitar ujung

saraf itu dan aliran arus listrik setempat yang disebabkan oleh potensial

reseptor yang kemudian merangsang potensial aksi didalam serabut saraf.

Ada dua macam cara potensial reseptor dapat dibangkitkan salah satu

diantaranya mengubah bentuk atau mengubah secara kimia ujung terminal

saraf itu sendiri ini menyebabkan ion - ion berdifusi melalui membran

saraf tersebut sehingga menimbulkan potensial reseptor (Guyton, 1995).

7. Akibat atau bahaya dari nyeri

Efek membahayakan dari nyeri apapun sifat, pola atau

penyebabnya, yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang

membahayakan diluar ketidaknyamanan yang disebabkannya, selain

merasakan ketidaknyamanan dan adanya gangguan, nyeri yang tidak reda

dapat mempengaruhi sistem pulmonar, kardiovaskular, gastrointestinal,

endokrin dan imunologik ( Yeager dkk., 1987 ; Benedetti dkk., 1984 ).

Respon stress yang terjadi dengan trauma juga terjadi dengan penyebab

nyeri hebat lainnya. Luasnya perubahan endokrin, imunologi dan inflamasi

yang terjadi dengan stress dapat menimbulkan efek negatif yang

signifikan. Pasien dengan nyeri hebat dan stress yang berkaitan dengan

nyeri dapat tidak mampu untuk napas dalam dan mengalamai peningkatan

nyeri dan mobilitas menurun. Mengabaikan tentang bagaimana pasien

mengatasi nyerinya sering menyebabkan ketidakmampuan, pasien tidak

mampu melanjutkan aktivitas dan hubungan interpersonal sebelum nyeri

mulai terjadi.

Page 10: Nyeri

8. Penatalaksanaan nyeri

Nyeri dapat diturunkan atau dikurangi intensitasnya dengan

pemberian analgetik. Ada beberapa golongan analgetik yaitu golongan

narkotika dan yang bukan golongan narkotika. Contoh yang termasuk

golongan narkotika misalkan adalah opium atau opiat. Sedangkan yang

bukan narkotika misalkan adalah aspirin. Selain dengan menggunakan

obat - obatan, nyeri mampu direduksi dengan beberapa cara dengan

kompres hangat, transcutaneous electric stimulation maupun tehnik

tehnik yang lain. Menurut Kozier (2004), beberapa tehnik mereduksi

nyeri diantaranya adalah visual distraksi, melihat televisi, menonton

pertandingan olah raga, imaginasi terbimbing (menghitung mundur,

bercerita pengalaman masa kecil atau masa sekolah yang

menyenangkan, repetisi atau pengulangan ), auditori distraksi, humor,

mendengarkan musik, tactile distraksi, nafas lambat dan ritmik, pijatan,

memegang mainan, intelektual distraksi, mengisi teka teki silang, main

kartu, melakukan kegiatan sesuai hobi, tehnik reduksi nyeri yang lain,

acupressure, aroma terapi, yoga, reflexology, terapi herbal, homeopathy,

reiki, pijat refleksi, mind body therapy, berdoa, hipnotis, terapi tertawa,

biofeedback dan relaksasi progressive.

Yang mempengaruhi nyeri meliputi etnik dan nilai budaya, tahap

tumbuh kembang, lingkungan dan dukungan sosial, pengalaman nyeri

dimasa lalu, pengertian nyeri, cemas dan stress. modifikasi dari Potter &

Perry, A.G., (1991), Kozier (1994).

Page 11: Nyeri