nurmalah: jurnal guru halaman 15-21

7
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 15 -21 ISSN : 2459-9743 | 15 Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal Melalui Bimbingan Teknis di Gugus I Kecamatan Sekayu Nurmalah Pengawas TK/ SD Kec. Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015 ABSTRAK Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di Gugus I Kecamatan Sekayu. Masalh yang diteliti adalah kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah mensupervisi dan menganalisa KKM yang telak ditentukan oleh guru kelas dan memberikan bimbingan teknis tentang cara menentukan KKM. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan kesiapan dan kinerja guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal dari siklus I ke siklus II dan peningkatan ketercapaian indikator kinerja pada tindakan siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulan bahwa pemberian bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sekolah Dasar di Gugus I Kecamatan Sekayu. Kata kunci : peningkatan kemampuan guru, menetapkan KKM A. Pendahuluan 1. Latar belakang Secara umum guru kelas pada Sekolah Dasar dalam wilayah gugus I Kecamatan Sekayu belum begitu memahami langkah- langkah dalam menetapkan KKM, sehingga dalam menentukan KKM tidak berdasarkan analisis dan tidak memperhatikan prinsip serta langkah-langkah penetapan, oleh karena itu perlu ada kegiatan pada awal tahun pelajaran yang dapat memberikan informasi kepada guru yang dijadikan pedoman dalam penetapan KKM. Dalam kebijakan pemerintah di bidang pendidikan telah bergulir dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana- prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan. 2. Rumusan Masalah a. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan guru kelas di gugus I Kecamatan Sekayu dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)? b. Apakah pemberian bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru kelas dalam menetapkan Kriteria Ketuntas Minimal (KKM)? 3. Pemecahan Masalah Berdasarkan kajian dan analisis peneliti bahwa untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal, kegiatan bimtek dapat menyelesaikan masalah, karena melalui bimtek dapat meningkatkan kemampuan guru khusunya dalam menetapakan Kriteria Ketuntasan Minimal di Gugus I Kecamatan Sekayu tahun 2014/2015. 4. Tujuan Penelitian a. Untuk mendiskripsikan dampak pelaksanaan bimtek peningkatan

Upload: jurnal-guru

Post on 09-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)

TRANSCRIPT

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 15 -21

    ISSN : 2459-9743 | 15

    Peningkatan Kemampuan Guru dalam

    Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal

    Melalui Bimbingan Teknis di Gugus I Kecamatan Sekayu

    Nurmalah

    Pengawas TK/ SD Kec. Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

    Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

    ABSTRAK

    Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di Gugus I Kecamatan Sekayu. Masalh yang

    diteliti adalah kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Prosedur

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah mensupervisi dan menganalisa KKM yang telak

    ditentukan oleh guru kelas dan memberikan bimbingan teknis tentang cara menentukan KKM. Dari

    hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan kesiapan dan kinerja guru dalam menetapkan

    Kriteria Ketuntasan Minimal dari siklus I ke siklus II dan peningkatan ketercapaian indikator

    kinerja pada tindakan siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulan bahwa pemberian bimbingan

    teknis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    Sekolah Dasar di Gugus I Kecamatan Sekayu.

    Kata kunci : peningkatan kemampuan guru, menetapkan KKM

    A. Pendahuluan

    1. Latar belakang

    Secara umum guru kelas pada Sekolah

    Dasar dalam wilayah gugus I Kecamatan

    Sekayu belum begitu memahami langkah-

    langkah dalam menetapkan KKM, sehingga

    dalam menentukan KKM tidak berdasarkan

    analisis dan tidak memperhatikan prinsip serta

    langkah-langkah penetapan, oleh karena itu

    perlu ada kegiatan pada awal tahun pelajaran

    yang dapat memberikan informasi kepada guru

    yang dijadikan pedoman dalam penetapan

    KKM. Dalam kebijakan pemerintah di bidang

    pendidikan telah bergulir dengan

    ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor

    19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi,

    standar proses, standar kompetensi lulusan,

    standar pendidik dan tenaga kependidikan,

    standar sarana- prasarana, standar

    pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

    penilaian pendidikan.

    Undang-Undang No. 20 tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP

    No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum

    pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

    dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

    Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar

    merupakan tahapan awal pelaksanaan

    penilaian hasil belajar sebagai bagian dari

    langkah pengembangan kurikulum berbasis

    kompetensi yang menggunakan acuan kriteria

    dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan

    satuan pendidikan menetapkan kriteria

    minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian

    kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan

    panduan yang dapat memberikan informasi

    tentang penetapan kriteria ketuntasan

    minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.

    2. Rumusan Masalah

    a. Bagaimana cara meningkatkan

    kemampuan guru kelas di gugus I

    Kecamatan Sekayu dalam menetapkan

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?

    b. Apakah pemberian bimbingan teknis

    dapat meningkatkan kemampuan guru

    kelas dalam menetapkan Kriteria

    Ketuntas Minimal (KKM)?

    3. Pemecahan Masalah

    Berdasarkan kajian dan analisis peneliti

    bahwa untuk meningkatkan kemampuan guru

    dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan

    Minimal, kegiatan bimtek dapat menyelesaikan

    masalah, karena melalui bimtek dapat

    meningkatkan kemampuan guru khusunya

    dalam menetapakan Kriteria Ketuntasan

    Minimal di Gugus I Kecamatan Sekayu tahun

    2014/2015.

    4. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mendiskripsikan dampak

    pelaksanaan bimtek peningkatan

  • Nurmalah | Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menetapkan KKM

    16 | ISSN : 2459-9743

    kemampuan guru kelas dalam

    menetapkan KKM

    b. meningkatkan kemampuan guru kelas

    dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM) Gugus I kecamatan

    Sekayu tahun 2014/2015

    c. Memberi pengertian dan pemahaman

    kepada guru kelas tentang makna dan

    pentingnya penentuan KKM

    d. Mengubah sikap tradisional yang merasa

    puas dengan apa yang ada, menjadi sikap

    terbuka terhadap pembaharuan .

    5. Manfaat Penelitian

    a. Bagi Guru :

    1) Guru dapat menambah wawasan

    tentang cara menetapkan

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    sesuai dengan mata pelajara di kelas

    yang menjadi tanggung jawabnya.

    2) Guru memiliki kemampuan dalam

    menetapkan Kriteria Ketuntasan

    Minimal sehingga proses belajar

    mengajar lebih baik.

    b. Bagi Sekolah :

    1) Untuk meningkatkan mutu penilaian

    pendidikan di sekolah.

    2) Meningkatkan kinerja sekolah.

    c. Bagi Kepala Sekolah :

    1) Kepala sekolah dapat melaksanakan

    dan mengevaluasi pelaksanaan

    pelaksanaan kegiatan belajar

    mengajar di kelas.

    2) Kepala sekolah dapat mempedomani

    standar penilaian yang dilakukan

    oleh guru untuk melaksanakan

    pelayanan pendidikan yang menjadi

    tanggung jawabnya.

    3) Medorong kepala sekolah untuk lebih

    percaya diri.

    d. Bagi Pengawas :

    1) Pengawas termotivasi untuk

    melaksanakan supervisi akademik

    guru yang menjadi binaan yang

    terprogram dan berkesinambungan.

    2) Pengawas dan guru binaan dapat

    merancang menetapan KKM

    3) Memperbaiki pengelolaan

    kepengawasan yang menjadi

    tanggung jawabnya.

    4) Mendorong pengawas lebih percaya

    diri.

    5) Menunjukkan peran nyata dalam

    pengembangan ilmu pengetahuan.

    B. Kajian Pustaka

    1. Pengertian Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM)

    Berdasar Permendiknas RI No. 20

    Tahun 2007, dijelaskan bahwa Kreteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) adalah

    kreteria ketuntasan belajar (KKB) yang

    ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM

    harus ditetapkan sebelum awal tahun

    ajaran dimulai. Seberapapun besarnya

    jumlah peserta didik yang melampui batas

    ketuntasan minimal, tidak mengubah

    keputusan pendidik dalam menyatakan

    lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan

    Kriteria tidak diubah secara serta merta

    karena hasil empirik penilaian. Acuan

    Kriteria mengharuskan pendidik untuk

    melakukan tindakan yang tepat terhadap

    hasil penilaian, yaitu memberikan layanan

    remedial bagi yang belum tuntas dan atau

    layanan pengayaan bagi yang sudah

    melampui Kriteria ketuntasan minimal.

    Kriteria Ketuntasan Minimal

    ditetapkan oleh satuan pendidikan

    berdasarkan hasil musyawarah Kelompok

    Kerja Guru (KKG) di satuan pendidikan

    atau beberapa satuan pendidikan yang

    memiliki karakteristik yang hampir sama.

    Pertimbangan pendidik atau forum

    KKG/KKKS secara akademis menjadi

    pertimbangan utama penetapan KKM.

    Kriteria ketuntasan minimal menjadi

    acuan bersama pendidik, peserta didik,

    dan orang tua peserta didik. Oleh karena

    itu pihak-pihak yang berkepentingan

    terhadap penilaian di sekolah berhak

    untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan

    perlu melakukan sosialisasi agar informasi

    dapat diakses dengan mudah oleh peserta

    didik dan atau orang tuanya. Kriteria

    Ketuntasan Minimal harus dicantumkan

    dalam Laporan Hasil Belajar (LHB)

    sebagai acuan dalam menyikapi hasil

    belajar peserta didik.

    2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM)

    Merupakan target satuan pendidikan

    dalam pencapaian kompetensi tiap aata

    pelajaran. Satuan pendidikan harus

    berupaya semaksimal mungkin untuk

    melampui KKM yang ditetapkan.

    Keberhasilan pencapaian KKM

    merupakan salah satu tolok ukur kinerja

    satuan pendidikan dalam

    menyelenggarakan program pendidikan.

    Satuan pendidikan dengan KKM yang

    tinggi dan dilaksanakan secara

    bertanggung jawab dapat menjadi tolok

    ukur kualitas mutu pendidikan bagi

    masyarakat.

    3. Mekanisme Penetapan Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM)

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 15 -21

    ISSN : 2459-9743 | 17

    Penetapan Kriteria Ketuntasan

    Minimalperlu mempertimbangkan

    beberapa ketentuan sebagai berikut:

    a. Penetapan KKM merupakan

    kegiatanpengambilan keputusan yang

    dapat dilakukan melalui metode

    kualitatif dan atau kuantitatif. Metode

    kualitatif dapat dilakukan melalui

    profesional judgement,

    mempertimbangkan kemampuan

    akademik dan pengalaman pendidik

    mengajar mata pelajaran di kelas

    yang menjadi tanggung jawab guru

    kelas masing-masing. Sedangkan

    metode kuantitatif dilakukan dengan

    rentang angka yang disepakati sesuai

    dengan penetapan kriteria yang

    ditentukan.

    b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan

    minimal dilakukan melalui analisis

    ketuntasan belajar minimal pada

    setiap indikator dengan

    memperhatikan kompleksitas, daya

    dukung, dan intake peserta didik

    untuk mencapai ketuntasan

    kompeteni dasar dan standar

    kompetensi.

    c. Kriteria ketuntasan minimal setiap

    Kompetensi Dasar (KD) merupakan

    rata-rata dari indikator yang terdapat

    dalam Kompetensi Dasar tersebut.

    Peserta didik dinyatakan telah

    mencapai ketuntasan belajar untuk

    KD tertentu apabila yang

    bersangkutan telah mencapai

    ketuntasan belajar minimal yang

    telah ditetapkan untuk seluruh

    indikator pada KD tersebut.

    d. Kriteria ketuntasan minimal setiap

    Standar Kompetensi (SK) merupakan

    rata-rata KKM Kompetensi Dasar

    (KD) yang terdapat dalam SK

    tersebut.

    e. Kriteria Ketuntasan Minimal mata

    pelajaran merupakan rata-rata dari

    semua KKM-SK yang terdapat dalam

    satu semester atau satu tahun

    pembelajaran, dan dicantumkan

    dalam Laporan Hasil Belajar (LHB

    /Rapor) peserta didik.

    f. Indikator merupakan acuan / rujukan

    bagi pendidik untuk membuat soal-

    soal ulangan, baik Ulangan Harian

    (UH), Ulangan Tengah Semester

    (UTS) maupun Ulangan Akhir

    Semester (UAS). Soal ulangan

    ataupun tugas-tugas harus mampu

    mencerminkan/ menampilkan

    pencapaian indikator yang diujikan.

    Dengan demikian pendidik tidak

    perlu melakukan pembobotan

    seluruh hasil ulangan, karena

    semuanya memiliki hasil yang setara

    g. Pada setiap indikator atau

    kompetensi dasar dimungkinkan

    adanya perbedaan nilai ketuntasan

    minimal.

    4. Langkah-langkah Penetapan Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM)

    Penetapan KKM dilakukan oleh

    guru kelas atau guru mata pelajaran

    sesuai dengan jenjang kelas yang menjadi

    tanggung jawabnya. Langkah penetepan

    KKM adalah sebagai berikut:

    a. Guru atau kelompok guru

    menetapkan KKM mata Pelajaran

    dengan mempertimbangkan tiga

    aspek kriteria, yaitu komleksitas,

    daya dukung dan intake peserta

    didik dengan skema sebagai berikut:

    b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau

    kelompok guru mata pelajaran

    disahkan oleh Kepala Sekolah untuk

    dijadikan patokan guru dalam

    melakukan penilaian;

    c. KKM yang ditetapkan

    disosialisasikan kepada pihak-pihak

    yang berkepentingan, yaitu peserta

    didik, orang tua, dan dinas

    pendidikan;

    d. KKM dicantumkan dalam LHB pada

    saat hasil penilaian dilaporkan

    kepada orang tua / wali peserta

    didik.

    5. Penetuan Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM)

    KKM pada setiap indikator pada KD, SK

    dari mata pelajaran ditetapkan melalui

    analisis Komleksitas, Daya Dukung, dan

    Intake.

    a. Kompleksitas (S)

    S1 : tergolong ranah kognitif tinggi,

    S2 : konsep abstrak bagi siswa,

    S3 : kurangnya contoh yang

  • Nurmalah | Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menetapkan KKM

    18 | ISSN : 2459-9743

    ditemukan siswa,

    S4 : mengandung banyak istilah

    asing,

    S5 : kurang didukung sarana,

    S6 : bahan sajian sulit dipahami

    Untuk komleksitas dibagi menjadi 3

    tingkat, yaitu :

    - Tinggi, jika 5 6 indikator diatas

    ia, maka poin 1,

    - Sedang, jika 4 indikator ia, maka

    poin 2,

    - Rendah, jika 0 3 indikator ia,

    maka poin

    b. Daya dukung (D)

    D1 : Sarana Prasarana,

    D2 : Ketersediaan tenaga,

    D3 : Kepdulian Stake Holders

    D4 : Biaya Operasional Pendidikan,

    D5 : Manajemen Sekolah,

    Daya dukung dibagi menjadi tiga

    tingkat yaitu :

    - Tinggi, jika 5indikator diatas ia,

    maka poin 3,

    - Sedang, jika 4 indikator diatas ia,

    maka poin 2,

    - Rendah jika 0 3 indikator ia,

    maka poin 1

    c. Intake

    Rata-rata nilai asal siswa

    Untuk intake dibagi menjadi tiga

    tingkat, yaitu :

    - Tinggi, jika rata-rata 80 100,

    maka poin 3

    - Sedang, jika rata-rata 60 79,

    maka poin 2

    - Rendah,jika rata-rata 59 kebawah,

    maka poin 1

    - KKM indikator pada KD,SK dalam

    mata pelajaran adalah jumlah

    poin yang didapat dibagi

    sembilan kali seratus.

    6. Bimbingan Tehnik

    Melalui kegiatan bimbingan tekhnik

    yang lebih menekankan pada metode

    kolaboratif konsultatif akan memberikan

    kesempatan sharing antara satu guru

    dengan guru lainnya. Dengan demikian

    pemahaman terhadap Kriteria Ketuntasan

    Minimal dapat ditingkatkan baik dalam

    teoritisnya maupun implementasinya.

    Dengan demikian dapat diduga bahwa

    melalui bimbingan ntehnik dapat

    meningkatkan kemampuan guru dalam

    penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

    Sekolah Dasar Gugus I Kecamatan Sekayu

    Kabupaten Musi Banyuasin .

    7. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kajian pustaka diatas,

    maka dapat di kemukakan prioritas

    tindakan penelitian ini adalah sebagai

    berikut: dengan metode ceramah dan

    bimbingan teknik dari pengawas sekolah

    maka dapat di kemukakan ketuntasan

    menunjukkan persentase tingkat

    pencapaian kompetensi sehingga dengan

    angka maksimal 100 (seratus). Angka

    maksimal 100 merupakan kriteria

    ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara

    nasional diharapkan mencapai minimal

    75. Satuan Pendidikan dapat memulai dari

    kriteria ketuntasan minimal di bawah

    target nasional kemudian ditingkatkan

    secara bertahap.

    8. Tempat dan Subyek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di 6 (enam)

    sekolah dasar di gugus I Kecamatan

    Sekayu dengan jumlah subyek sebanyak

    63 orang dengan rincian sebagai berikut:

    C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    1. Deskrip dan Hasil Penelitian

    a. Deskripsi Kondisi Awal

    Dari kegiatan Para Siklus I

    menunjukan gambaran hasil yang

    didapat berdasarkan rekaman fakta/

    observasi para guru di Gugus I

    Kecamatan Sekayu, pada awalnya

    pemahaman terhadap Kriteria

    Ketuntasan Minimal masih sangat

    kurang, hal ini dikarenakan persepsi

    guru menganggap bahwa Kriteria

    Ketuntasan Minimal tidak terlalu

    penting, disamping itu acuan,

    pelatihan, atau sosialisasi KKM juga

    kurang.

    b. Deskripsi Siklus I

    1) Berkoordinasi dengan kepapal

    UTD Dikbud Kecamatan Sekayu

    untuk menyampaikan penelitian

    dan minta masukan tentang

    masalah yang ada sekaligus

    membicarakan masalah tekhnis,

    waktu pelaksanaan penelitian,

    dan hal-hal yang terkait dengan

    penelitian dan atau bimbingan

    yang dilaksanakan.

    2) Memberikan materi tentang

    Kriteria Ketuntasan Minimal.

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 15 -21

    ISSN : 2459-9743 | 19

    3) Bersama guru dan kepala sekolah

    Menelaah konsep Kriteria

    Ketuntasan Minimal

    4) Mendiskusikan konsep Kriteria

    Ketuntasan Minimal dan

    presentasi kelompok.

    5) Presentasi Kelas

    6) Menghasilkan KKM Mata

    Pelajaran disetiap jenjang kelas

    di SD dalam wilayah gugus I

    Kecamatan Sekayu.

    Kegiatan peserta juga diobservasi,

    mengenai: kesiapan mental dan fisik

    guru, kesiapan bahan-bahan yang

    dibawa guru pada waktu Bimtek,

    kehadiran guru, kesiapan laptop,

    kualitas KKM, dan respon guru. Dari

    hasil pengamatan terhadap aktivitas

    peserta yang berjumlah 63 orang

    dengan menggunakan lembar

    observasi yang telah disiapkan,

    diperoleh data sebagai berikut :

    Tabel 1. Rangkuman Hasil Observasi

    Keterangan : S = Siap, H = Hadir, TS = Tidak Siap

    TH = Tidak Hadir

    Dari tabel 1 di atas tampak bahwa

    pada aspek kasiapan mental dan fisik;

    47 orang atau 74,60% peserta siap

    dan 16 orang atau 25,40% tergolong

    belum siap. Pada aspek kesiapan

    bahan; tampak 42 orang atau 66,67%

    peserta siap dan 21 orang atau

    33,33% belum siap. Pada aspek

    kehadiran guru tampak 56 atau

    88,89% hadir dan 7 orang atau

    11,11% tidak hadir. Pada aspek

    kesiapan laptop tampak 12 orang atau

    19,05% siap dan 51 orang tidak siap

    atau 80,95 % belum siap. Berdasarkan

    dekripsi ini tempaknya kesiapan guru

    dalam mengikuti bimtek belum

    memenuhi kriteria keberhasilan

    untuk semua aspek.

    Dari hasil evaluasi terhadap

    penetapan KKM yang dibuat oleh 56

    orang yang mengikuti Bimtek pada

    siklus I seperti tampak pada tabel 2

    berikut :

    Tabel 2. Rangkuman Hasil Penilaian

    Guru Siklus I

    Keterangan :

    Amat Baik = 85

  • Nurmalah | Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menetapkan KKM

    20 | ISSN : 2459-9743

    karena kesiapan fisik, mental, bahan,

    tidak siap.

    Dari masalah tersebut, diputuskan

    untuk memperbaiki beberapa langkah

    dalam siklus I, yakni memfokuskan

    pada penetapan KKM per indikator,

    yang belum menyerahkan hasil, dan

    peningkatan sarana / bahan diadakan

    pada siklus II.

    d. Deskripsi Hasil Siklus II

    Pada siklus II, langkah-langkah

    yang diambil sesuai dengan refleksi

    hasil siklus I, dengan memfokuskan

    pada penjelasan aspek-aspek yang

    belum dipahami guru dalam

    menetapkan Kriteria Ketuntasan

    Minimal, lebih menitik beratkan pada

    aspek pembimbingan secara individu.

    Dari 63 orang guru, yang hadir 56

    orang semua dilibatkan dalam siklus II

    untuk memperdalam pengetahuan

    tentang penetapan Kriteria

    Ketuntasan Minimal.

    Dari hasil evaluasi terhadap

    penetapan Kriteria Ketuntasan

    Minimal oleh guru yang ikut bimtek

    pada siklus II diperoleh hasil seperti

    pada tabel 3 berikut:

    Tabel 3. Rangkuman Hasil Penilaian

    Guru Siklus II

    Dari tabel 3 diatas, bila dilihat dari

    rata-rata secara umum dalam

    penetapan Kriteria Ketuntasan

    Minimal pada siklus II berada pada

    Amat Baik (rata-rata 97,25), namun

    ada satu aspek yang belum bisa 100% ,

    bahkan berada pada Kriteria Baik yaitu

    pada aspek 2 (KKM dibuat per

    indikator, kemudian KD, SK, terakhir

    mata pelajaran).

    D. Pembahasan

    Berdasarkan analisis dan pembahasan

    seperti yang telah dipaparkan pada bagian

    sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

    terjadi peningkatan aktifitas peserta pada

    kegiatan bimbingan tentang Peningkatan

    Kemampuan Guru dalam Menetapkan Kriteria

    Ketuntasan Minimal bagi guru kelas di Gugus I

    Kecamatan Sekayu. Disamping itu juga terjadi

    peningkatan kemampuan guru dalam

    menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal

    melalui Bimtek di Gugus I Kecamatan Sekayu

    dari siklus I ke siklus II pada masing-masing

    aspek dengan target ketercapaian sesuai

    dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa melalui

    bimbingan dapat meningkatkan kemampuan

    guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan

    Minimal di SD dalam wilayah Gugus I

    Kecamatan Sekayu.

    Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh

    pemahaman secara menyeluruh tentang

    Kriteria Ketuntasan Minimal Sangat diperlukan.

    Dengan pemahaman yang baik, maka

    penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal dengan

    baik. Mengoptimalkan pemahaman guru

    terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal melalui

    pembinaan intensip dalam bentuk

    penyelenggaraan bimbingan tekhnik menunjuk

    pada metode kooperatif konsultatif dimana

    diharapkan para guru berdiskusi, bekerja sama

    dan berkonsultasi secara aktif. Aktifitas ini

    akan sangat membantu mereka dalam

    memahami Kriteria Ketuntasan Minimal

    akhirnya nanti mereka mampu menetapkan

    Kriteria Ketuntasan Minimal.

    Dalam kaitannya dengan

    pembinaan melalui Bimtek, maka

    penelitian ini juga sesuai dengan apa

    yang dikatakan Amstrong (1990 : 209)

    bahwa tujuan bimbingan adalah untuk

    memperoleh tingkat kemampuan yang

    diperlukan dalam pekerjaan mereka

    dengan cepat dan ekonomis dan

    mengembangkan kemampuan-

    kemampuan yang ada sehingga

    prestasi mereka pada tugas yang

    Sekarang ditingkatkan dan mereka

    dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab

    yang lebih besar di masa yang akan datang.

    Siswanto (1989 : 139) mengatakan Bimtek

    bertujuan untuk memperoleh nilai tambah

    seseorang yang bersangkutan, terutama yang

    berhubungan dengan meningkatnya dan

    berkembangnya pengetahuan, sikap, dan

    keterampilan yang bersangkutan. Bimbingan

    dimaksudkan untuk mempertinggi

    kemampuan dengan mengembangkan cara-

    cara berpikir dan bertindak yang tepat serta

    pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk

    tugas dalam melaksanakan evaluasi diri (As

    ad, 1987 : 64).

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 15 -21

    ISSN : 2459-9743 | 21

    Tabel 4. Rangkuman Hasil Penilaian Guru

    Dalam TPK Siklus I dan II

    Dari Tabel di atas dapat diketahui :

    1. Penetapan KKM mata pelajaran

    memperhatikan tiga aspek; kompleksitas ,

    daya dukung , dan intake adalah:

    Pada siklus I : Jumlah (3,30), Rerata

    (82,50), dan persentase (82,50%)

    Pada siklus II : Jumlah (4,00), Rerata

    (100), dan persentase (100%)

    2. KKM dibuat per indikator, kemudian KD,

    SK, dan terakhir mata pelajaran:

    Pada siklus I : Jumlah (2,25), Rerata

    (58,75), dan persentase (60,26%)

    Pada siklus II : Jumlah (4,00), Rerata

    (100), dan persentase (100%)

    3. Hasil penetepan KKM oleh guru mata

    pelajaran disahkan oleh kepala sekolah:

    Pada siklus I : Jumlah (3,30), Rerata

    (82,50), dan persentase (82,50%)

    Pada siklus II : Jumlah (4,00), Rerata

    (100), dan persentase (100%)

    4. KKM yang ditetapkan disosialisasikan

    kepada pihak-pihak yang berkepentingan,

    yaitu peserta didik, orang tua, dan Dinas

    Pendidikan:

    Pada siklus I : Jumlah (3,90), Rerata

    (97,50), dan persentase (97,50%)

    Pada siklus II : Jumlah (4,00), Rerata

    (100), dan persentase (100%)

    5. KKM dicantumkan dalam LHB:

    Pada siklus I : Jumlah (3,90), Rerata

    (97,50), dan persentase (97,50%)

    Pada siklus II : Jumlah (4,00), Rerata

    (100), dan persentase (100%)

    Nilai siklus I : 16,75 dengan rerata

    83,75

    Nilai siklus II : 19,25 dengan rerata

    97,25

    Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa

    peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan

    bimbingan tekhnik yang lebih menekankan

    pada metode kolaboratif konsultatif akan

    memberikan kesempatan sharing antara satu

    guru dengan guru lain. Dengan demikian,

    pemahaman terhadap Kriteria Ketuntasan

    Minimal dapat ditingkatkan baik dalam

    teoritisnya maupun dalam implementasinya.

    E. Kesimpulan dan Saran

    1. Kesimpulan

    Setelah diadakan observasi terhadap KKM

    yang ditetapkan oleh guru, dan hasil observasi

    ditindaklanjuti dengan bimbingan teknis secara

    langsung terhadap guru kelas tentang cara

    penentuan KKM, maka :

    a. Melalui bimbingan tehnik dapat

    meningkatkan kemampuan guru dalam

    menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal

    di Gugus I Kecamatan Sekayu.

    b. Kegiatan bimbingan tekhnik membrikan

    dampak positif terhadap kemampuan

    guru dalam menetapkan Kriteria

    Ketuntasan Minimal.

    2. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang

    diperoleh, dapat disarankan beberapa hal,

    antara lain:

    a. Para guru sebaiknya menetapkan Kriteria

    Ketuntasan Minimal dengan

    memperhatikan mekanisme, yaitu prinsip

    dan langkah-langkah penetapan.

    b. Agar pembinaan melalui bimbingan tehnik

    dapat berjalan secara efektif, maka semua

    guru harus mampu bekerja sama dengan

    peserta lain yang bersifat kolaboratif

    konsultatif.

    c. Peningkatan kemampuan guru dalam

    penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

    akan berjalan dengan efektif bila semua

    komponen sekolah mempasilitasi kegiatan

    tersebut secara rutin.

    d. Sebaiknya pemerintah senantiasa

    mempasilitasi dalam semua kegiatan

    dalam rangka meningkatkan kemampuan

    guru dalam menetapkan Kriteria

    Ketuntasan Minimal.

    e. Membiasakan untuk mengembangkan

    budaya mutu disekolah sehingga target

    dalam meningkatkan mutu pendidikan

    dapat tercapai.

    Daftar Pustaka Boediono. 1998. Pembinaan Profesi Guru dan

    Psikologi Pembinaan Personalia. Jakarta:

    Depdikbud.

    BSNP. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan: Model Silabus. Jakarta: Depdikbud

    BSNP. 2008. Kriteria Ketuntasan Minimal Sekolah

    Dasar, Sekolah Standar Internasional.

    Jakarta: Depdikbud.

    Mardapi, D., & Ghofur, A, 2004. Pedoman Umum

    Pengembangan Penilaian: Kurikulum

    Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta:

    Depdikbud.