nomor 135 tahun 1998 tentang particularly in...

94
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN THE UNITED NATIONS CONVENTION TO COMBAT DESERTIFICATION IN THOSE COUNTRIES EXPERIENCING SERIOUS DROUGHT AND/OR DESERTIFICATION, PARTICULARLY IN AFRICA (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MEMERANGI PENGGURUNAN DI NEGARA-NEGARA YANG MENGALAMI KEKERINGAN DAN/ATAU PENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai hasil sidang Intergovernmental Negotiating Committee on Desertification (INCD), telah diterima the United Nations Convention to Combat Desertification in those Countries Experiencing Serious Drought and/or Desertification, Particularly in Africa (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan di Negara-negara yang Mengalami Kekeringan dan/atau Penggurunan yang Serius, terutama di Afrika), di Paris, Perancis pada tanggal 17 Juni 1994 dan ditandatangani oleh delegasi Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1994; b. bahwa sehubungan dengan itu, dan sesuai dengan Amanat Presiden Republik Indonesia kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang Pembuatan Perjanjian-perjanjian dengan Negara lain, dipandang perlu untuk mengesahkan Convention tersebut dengan Keputusan Presiden; Mengingat : Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN THE UNITED NATIONS CONVENTION TO COMBAT DESERTIFICATION IN THOSE COUNTRIES EXPERIENCING SERIOUS DROUGHT AND/OR DESERTIFICATION, PARTICULARLY IN AFRICA (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MEMERANGI PENGGURUNAN DI NEGARA- NEGARA YANG MENGALAMI KEKERINGAN DAN/ATAU PENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA). Pasal 1 Mengesahkan the United Nations Convention to Combat Desertification in those Countries Experiencing Serious Drought and/or Desertifica-tion, Particularly in Africa (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan di Negara-negara yang Mengalami Kekeringan dan/atau Penggurunan yang Serius, terutama di Afrika), sebagai hasil sidang Intergovernmental Negotiating Committee on Desertification (INCD), di Paris, Perancis pada *33970 tanggal 17 Juni 1994, yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini.Pasal 2

Upload: lamtruc

Post on 29-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 135 TAHUN 1998 TENTANG

PENGESAHAN THE UNITED NATIONS CONVENTION TO COMBAT DESERTIFICATION IN THOSE COUNTRIES EXPERIENCING SERIOUS DROUGHT AND/OR DESERTIFICATION,

PARTICULARLY IN AFRICA (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MEMERANGI PENGGURUNAN DI NEGARA-NEGARA YANG MENGALAMI KEKERINGAN

DAN/ATAU PENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa sebagai hasil sidang Intergovernmental Negotiating Committee on Desertification (INCD), telah diterima the United Nations Convention to Combat Desertification in those Countries Experiencing Serious Drought and/or Desertification, Particularly in Africa (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan di Negara-negara yang Mengalami Kekeringan dan/atau Penggurunan yang Serius, terutama di Afrika), di Paris, Perancis pada tanggal 17 Juni 1994 dan ditandatangani oleh delegasi Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1994;

b. bahwa sehubungan dengan itu, dan sesuai dengan Amanat Presiden Republik Indonesia kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang Pembuatan Perjanjian-perjanjian dengan Negara lain, dipandang perlu untuk mengesahkan Convention tersebut dengan Keputusan Presiden;

Mengingat :

Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN THE UNITED NATIONS CONVENTION TO COMBAT DESERTIFICATION IN THOSE COUNTRIES EXPERIENCING SERIOUS DROUGHT AND/OR DESERTIFICATION, PARTICULARLY IN AFRICA (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MEMERANGI PENGGURUNAN DI NEGARA-NEGARA YANG MENGALAMI KEKERINGAN DAN/ATAU PENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA).

Pasal 1

Mengesahkan the United Nations Convention to Combat Desertification in those Countries Experiencing Serious Drought and/or Desertifica-tion, Particularly in Africa (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan di Negara-negara yang Mengalami Kekeringan dan/atau Penggurunan yang Serius, terutama di Afrika), sebagai hasil sidang Intergovernmental Negotiating Committee on Desertification (INCD), di Paris, Perancis pada *33970 tanggal 17 Juni 1994, yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini.Pasal 2

Apabila terjadi perbedaan penafsiran antara naskah terjemahan Convention dalam bahasa Indonesia dengan salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka yang berlaku adalah salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris.

Pasal 3

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 28 Agustus 1998PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAttdBACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Diundangkan di Jakartapada tanggal 28 Agustus 1998MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIAttdAKBAR TANDJUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1998 NOMOR 134

---------------------------

CATATAN

KONVENSI PBB UNTUK MEMERANGI PENGGURUNANDI NEGARA-NEGARA YANG MENGALAMI KEKERINGAN DAN/ATAUPENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA

Para Pihak Konvensi ini,

Menegaskan bahwa umat manusia di kawasan yang terkena atau terancam, berada dalam kekhawatiran utama dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan,

Mencerminkan rasa kekhawatiran mendesak dari masyarakat internasional, termasuk negara-negara dan organisasi-organisasi internasional, terhadap dampak penggurunan dan kekeringan yang sangat merugikan,

Menyadari bahwa kawasan-kawasan yang gersang, setengah gersang dan kawasan-kawasan kering berkelembaban sedang merupakan bagian yang cukup besar dari kawasan daratan bumi dan merupakan habitat dan sumber kehidupan sebagian besar penghuninya,

Mengakui bahwa penggurunan dan kekeringan merupakan persoalan berdimensi global karena mempengaruhi semua kawasan dunia dan bahwa tindakan bersama masyarakat internasional diperlukan untuk memerangi penggurunan dan/atau *33971 mengurangi dampak kekeringan,

Mencatat banyaknya negara berkembang, terutama negara terbelakang, yang termasuk mengalami kekeringan dan/atau penggurunan serius, dan terutama konsekuensi tragis fenomena ini terutama di Afrika,

Mencatat juga bahwa penggurunan disebabkan oleh interaksi kompleks faktor-faktor fisik, biologis, politis, sosial, budaya dan ekonomi,

Menimbang dampak perdagangan dan aspek-aspek yang terkait dalam hubungan ekonomi internasional terhadap kemampuan negara-negara yang terkena dalam memerangi penggurunan secara memadai,

Menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan pemberantasan kemiskinan yang berkelanjutan merupakan prioritas dari negara-negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, dan sangat mendasar dalam memenuhi tujuan keberlanjutan,

Mengingat bahwa penggurunan dan kekeringan mempengaruhi pembangunan berkelanjutan melalui interaksinya dengan persoalan-persoalan sosial penting lainnya seperti kemiskinan, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, kurangnya jaminan pangan, dan yang disebabkan oleh perpindahan penduduk, orang yang kehilangan tempat tinggal dan dinamika demografi.

Menghargai upaya penting dan memerangi Negara-Negara dan organisasi-organisasi internasional dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, terutama dalam menetapkan Rencana Aksi untuk Mencegah Terjadinya Penggurunan yang disetujui pada Konferensi PBB mengenai Penggurunan tahun 1977,

Menyadari bahwa, kendatipun ada upaya sebelumnya, kemajuan dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan belum memenuhi harapan dan bahwa pendekatan baru yang lebih efektif diperlukan pada setiap tingkatan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,

Mengakui keabsahan dan kaitan keputusan yang disetujui pada Konferensi PBB mengenai Lingkungan dan Pembangunan, terutama Agenda 21 dan Bab 12-nya, yang menjadi dasar untuk memerangi penggurunan,

Menegaskan kembali dalam hal ini komitmen negara maju seperti tertera dalam alinea 13 Bab 33 Agenda 21,

Memperhatikan resolusi 47/188 Majelis Umum, terutama prioritas yang ditetapkan mengenai Afrika, dan semua resolusi, keputusan dan program penggurunan dan kekeringan PBB terkait lainnya, serta deklarasi terkait oleh negara Afrika, dan dari kawasan lainnya,

Menegaskan kembali Deklarasi Rio mengenai Lingkungan dan Pembangunan yang menyatakan, dalam Prinsip 2, bahwa Negara-Negara, sesuai dengan Piagam PBB dan prinsip hukum internasional, memiliki kedaulatan untuk mengolah sumber alam mereka sesuai dengan kebijakan lingkungan dan pembangunan mereka sendiri, dan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kegiatan dalam batas negara atau pengawasan mereka tidak menimbulkan kerusakan lingkungan negara lain atau daerah di luar yurisdiksi nasional,

Mengakui bahwa pemerintah nasional memainkan peranan menentukan dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan dan bahwa kemajuan dalam hal hubungan tersebut tergantung pada penerapan setempat program aksi di kawasan yang terkena,

*33972 Mengakui juga penting dan perlunya kerja sama dan kemitraan internasional dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan,

Mengakui lebih lanjut pentingnya penyediaan aturan, untuk negara-negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, tentang sarana yang efektif, di antaranya sumber keuangan yang besar, termasuk dana tambahan dan baru, dan akses teknologi, yang tanpa hal itu akan menyulitkan mereka untuk menerapkan secara penuh komitmen mereka sesuai Konvensi ini,

Menyampaikan keprihatinan mengenai dampak penggurunan dan kekeringan di negara yang terkena di Asia Tengah dan Transkaukasus,

Menekankan pentingnya peranan yang dimainkan kaum wanita di wilayah yang terkena penggurunan dan/atau kekeringan, terutama di kawasan pedesaan negara berkembang, dan pentingnya menjamin keikutsertaan penuh baik pria dan wanita pada semua tingkatan program untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan,

Menegaskan peranan khusus organisasi-organisasi nonpemerintah dan kelompok utama lainnya dalam program-program untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan,

Memperhatikan hubungan antara penggurunan dan masalah lingkungan dengan dimensi global lainnya yang dihadapi oleh masyarakat nasional dan internasional,

Memperhatikan juga sumbangan yang bisa dilakukan oleh upaya-upaya memerangi penggurunan untuk mencapai tujuan Kerangka Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim, Konvensi Keanekaragaman Hayati dan konvensi-konvensi lingkungan terkait lainnya,

Mempercayai bahwa strategi untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan akan sangat efektif jika didasarkan pada pengamatan sistematis yang baik dan pengetahuan keilmuan yang cukup dan jika semua itu terus menerus dikaji ulang.

Mengakui kebutuhan mendesak untuk meningkatkan efektivitas dan koordinasi kerja sama internasional untuk memudahkan penerapan rencana dan prioritas nasional,

Memutuskan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang,

Telah menyetujui hal sebagai berikut:

Bab IPENDAHULUANPasal 1

Penggunaan Istilah

Untuk maksud Konvensi ini:

(a) "penggurunan" adalah degradasi tanah di kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang yang diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim dan kegiatan umat manusia;

(b) "memerangi penggurunan" meliputi kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian dari pengembangan tanah secara terpadu di kawasan gersang, *33973 setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang untuk pembangunan berkelanjutan yang ditujukan untuk:

(i) mencegah dan/atau mengurangi degradasi tanah;(ii) merehabilitasi sebagian tanah yang degradasi; dan(iii) mereklamasi tanah gurun;

(c) "kekeringan" adalah fenomena yang terjadi secara alamiah yang berlangsung ketika hujan turun jauh di bawah tingkat normal, dan menyebabkan ketidakseimbangan hidrologi serius yang sangat mempengaruhi sistem produksi sumber tanah,

(d) "mengurangi dampak kekeringan" adalah kegiatan yang berkaitan dengan perkiraan kekeringan dan bertujuan untuk mengurangi kerentanan masyarakat dan sistem alamiah terhadap kekeringan karena hal tersebut berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan,

(e) "tanah" adalah sistem bio-produksi bumi yang terdiri dari humus, vegetasi, biota lain dan proses ekologi serta hidrologi yang berlangsung di dalam sistem;

(f) "degradasi tanah" adalah penurunan atau kehilangan produktivitas biologis atau ekonomi dan kompleksitas tanaman tadah hujan, tanaman irigasi, kawasan atau jajaran padang rumput, hutan dan perkayuan, yang terjadi di kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang, dan diakibatkan oleh penggunaan tanah atau dari suatu proses atau proses kombinasi proses, termasuk proses yang berasal dari kegiatan manusia dan pola habitat, seperti:

(i) erosi tanah yang disebabkan oleh angin dan/atau air;(ii) memburuknya kondisi fisik, kimia dan biologis atau pemilikan tanah secara ekonomis; dan(iii) kehilangan jangka panjang vegetasi alamiah;

(g) "Kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang" adalah kawasan kutub dan subkutub, di mana rasio antara curah hujan tahunan dengan potensi penguapan salju berada dalam kisaran antara 0,05 sampai 0,65;

(h) "Kawasan yang terkena" adalah kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang yang terpengaruh atau terancam penggurunan;

(i) "negara yang terkena" adalah negara yang daratannya meliputi, secara keseluruhan atau sebagian, kawasan yang terkena;

(j) "organisasi integrasi ekonomi regional" adalah suatu organisasi yang terdiri negara berdaulat dari suatu kawasan tertentu yang berkompeten dalam kaitan dengan persoalan yang diatur oleh Konvensi ini dan berwenang penuh, sesuai dengan prosedur internalnya, untuk menandatangani, meratifikasi, menerima, menyetujui atau ikut serta sebagai pihak Konvensi ini;

(k) "Pihak-pihak negara maju" adalah Pihak-pihak negara maju dan organisasi ekonomi integrasi regional yang terdiri dari negara maju;

Pasal 2

Tujuan

*33974 1. Tujuan Konvensi ini adalah untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan di negara-negara yang mengalami kekeringan dan/atau penggurunan serius, terutama di Afrika, melalui tindakan efektif pada semua tingkatan, didukung oleh kerja sama internasional dan pengaturan kemitraan, dalam suatu kerangka pendekatan integral yang konsisten dengan Agenda 21, dengan suatu pemikiran untuk menyumbang tercapainya pembangunan berkelanjutan di kawasan yang terkena.

2. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan strategi-strategi secara terpadu jangka panjang yang secara simultan terfokus di kawasan yang terkena, pada peningkatan produktivitas tanah, dan rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan berkelanjutan tanah dan sumber air, yang mengarah pada perbaikan kondisi kehidupan, terutama pada tingkat masyarakat.

Pasal 3

Prinsip-prinsip

Dalam rangka mencapai tujuan Konvensi ini dan untuk menerapkan ketentuannya, para Pihak akan diberi pedoman, yang antara lain sebagai berikut:

(a) Para Pihak harus memastikan bahwa keputusan untuk merancang dan menerapkan program guna memerangi penggurunan dan untuk mengurangi dampak kekeringan dilakukan dengan keikutsertaan penduduk dan masyarakat setempat dan bahwa kondisi sadar lingkungan dibentuk di tingkat lebih tinggi untuk memudahkan tindakan di tingkat nasional dan lokal;

(b) Para Pihak harus, dalam semangat solidaritas dan kemitraan internasional, meningkatkan kerja sama dan koordinasi pada tingkat subregional, regional dan internasional, dan lebih menfokuskan sumber keuangan, sumber daya manusia, organisasional dan teknik bila mana diperlukan;

(c) Para Pihak harus mengembangkan, dalam semangat kemitraan, kerja sama di antara semua tingkatan pemerintah, masyarakat, organisasi-organisasi nonpemerintah dan pemilik tanah untuk menggalang pemahaman lebih baik mengenai alam dan nilai tanah serta kelangkaan sumber air di kawasan yang terkena dan bekerja ke arah pemanfaatan berkelanjutan; dan

(d) Para Pihak harus mempertimbangkan secara penuh kebutuhan dan kondisi-kondisi khusus Pihak-Pihak negara berkembang yang terkena, terutama negara-negara yang terbelakang.

BAB IIKETENTUAN UMUMPasal 4

Kewajiban Umum

1. Para Pihak akan melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan Konvensi ini, baik secara sendiri atau bersama, baik melalui pengaturan bilateral dan multilateral yang sudah ada atau yang akan dibentuk atau kombinasi keduanya, sebaik mungkin, dengan menekankan upaya koordinasi dan mengembangkan strategi jangka panjang yang berkaitan pada semua tingkatan.

*33975 2. Dalam mencapai tujuan Konvensi ini, para Pihak akan:

(a) menyetujui suatu pendekatan terpadu guna menangani aspek fisik, biologis dan sosio-ekonomis proses penggurunan dan kekeringan;

(b) memberikan perhatian semestinya, di dalam badan regional dan internasional terkait, pada keadaan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena dalam hubungannya dengan perdagangan internasional, Pengaturan pemasaran dan utang, dalam upaya untuk membentuk suatu lingkungan ekonomi internasional yang mendukung promosi pembangunan berkelanjutan;

(c) Menterpadukan strategi untuk memberantas kemiskinan dalam upaya memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(d) mengembangkan kerja sama di antara negara-negara Pihak yang terkena dalam perlindungan dan konservasi lingkungan, tanah dan sumber air, karena mereka berhubungan dengan penggurunan dan kekeringan;

(e) memperkuat kerja sama subregional, regional dan internasional;

(f) kerja sama dengan organisasi antar pemerintah terkait;

(g) menentukan mekanisme kelembagaan, jika sesuai, dengan tetap memperhatikan kebutuhan untuk menghindari tumpang tindih; dan

(h) mengembangkan penggunaan mekanisme dan pengaturan keuangan bilateral dan multilateral yang ada guna mengerahkan dan menyalurkan sumber keuangan yang besar untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan.

3. Pihak-pihak negara berkembang yang terkena berhak mendapatkan bantuan dalam menerapkan Konvensi.

Pasal 5

Kewajiban Negara-negara Pihak yang Terkena

Sebagai tambahan terhadap kewajiban mereka sesuai dengan Pasal 4, negara-negara Pihak yang terkena perlu:

(a) memberikan prioritas khusus untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, dan mengalokasikan sumber yang cukup sesuai dengan keadaan dan kemampuan mereka;

(b) membentuk strategi dan prioritas, dalam kerangka rencana dan kebijakan pembangunan berkelanjutan, untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(c) menangani penyebab penggurunan dan memberikan perhatian khusus pada faktor-faktor ekonomi-sosial yang menjadi penyebab proses penggurunan;

(d) mengembangkan kesadaran dan mempermudah keikutsertaan penduduk setempat, terutama wanita dan pemuda, dengan dukungan organisasi-organisasi nonpemerintah, dalam upaya untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan; dan

*33976 (e) menyediakan lingkungan yang mendukung dengan memperkuat, sebaik mungkin, perundangan terkait yang ada dan, jika tak ada, memberlakukan peraturan baru dan membentuk kebijakan jangka panjang dan program aksi.

Pasal 6

Kewajiban Pihak-pihak Negara Maju

Sebagai tambahan atas kewajiban mereka yang ditetapkan dalam Pasal 4, Pihak-pihak negara maju berupaya untuk:

(a) secara aktif mendukung, seperti disepakati, baik secara sendiri atau bersama, upaya Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, dan negara-negara yang lebih miskin, untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(b) menyediakan sumber keuangan yang besar dan bentuk dukungan lain guna membantu Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, secara efektif untuk mengembangkan dan menerapkan rencana dan strategi jangka panjang mereka untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(c) mengembangkan pengerahan dana baru dan tambahan sesuai dengan Pasal 20, alinea 2 (b);

(d) mendorong pengerahan dana dari sektor swasta dan sumber-sumber nonpemerintah lainnya; dan

(e) mengembangkan dan memudahkan akses Pihak-pihak negara yang terkena, terutama Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terhadap teknologi tepat guna, pengetahuan dan keterampilan.

Pasal 7

Prioritas untuk Afrika

Dalam melaksanakan Konvensi ini, para Pihak harus memberikan prioritas untuk Pihak-pihak negara Afrika yang terkena, dengan memperhatikan situasi khusus yang terjadi di wilayah tersebut, tanpa mengabaikan Pihak-pihak negara berkembang lain yang terkena di wilayah lain.

Pasal 8

Kaitan dengan Konvensi Lain

1. Para Pihak harus mendorong koordinasi kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan Konvensi ini, dan jika mereka merupakan negara Pihak, berdasarkan persetujuan internasional terkait lainnya, terutama Konvensi Kerangka PBB mengenai Perubahan Iklim dan Konvensi Keanekaragaman Hayati, dalam upaya memperoleh keuntungan maksimum dari kegiatan di setiap persetujuan dengan menghindarkan upaya yang tumpang tindih. Para Pihak akan mendorong dilaksanakannya program bersama, terutama di bidang riset, pelatihan, pengamatan, pengumpulan dan pertukaran informasi yang sistematis, pada satu tingkat dimana kegiatan seperti itu bisa menyumbang pada tercapainya tujuan persetujuan dimaksud.

2. Ketentuan Konvensi ini seharusnya tidak mempengaruhi hak dan kewajiban setiap Pihak yang berasal dari persetujuan bilateral, regional atau internasional yang sudah berlaku sebelum diberlakukannya Konvensi ini terhadap persetujuan dimaksud.

*33977 BAB IIIPROGRAM AKSI, KERJASAMA ILMIAH DAN TEKNIKDAN LANGKAH-LANGKAH MENDUKUNGBagian 1: Program AksiPasal 9

Pendekatan Dasar

1. Dalam melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan Pasal 5, Pihak-pihak negara berkembang yang terkena dan setiap negara Pihak lain yang terkena, seperti disebutkan dalam lampiran pelaksanaan regional atau, sebaliknya, yang telah memberitahukan kepada Sekretariat Tetap secara tertulis mengenai maksudnya untuk menyiapkan program aksi nasional, perlu, sebaiknya, mempublikasikan dan menerapkan program aksi nasional, pemanfaatan dan pembentukan, sedapat mungkin, program dan rencana sukses yang ada, dan program aksi subregional dan regional, sebagai unsur utama strategi untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Program seperti itu akan diperbarui melalui proses keikutsertaan terus menerus dengan dasar pelajaran dari lapangan, serta hasil riset. Persiapan program aksi nasional harus dikaitkan secara erat dengan upaya lain guna merumuskan kebijakan nasional untuk pembangunan berkelanjutan.

2. Dalam penyediaan bantuan oleh Pihak-pihak negara maju yang bentuknya berbeda-beda sesuai dengan Pasal 6, prioritas akan diberikan untuk mendukung, seperti disepakati, program aksi nasional, subregional dan regional dari Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, baik secara langsung atau melalui organisasi multilateral terkait atau keduanya.

3. Para Pihak akan mendorong organ, dana dan program dalam sistem PBB dan organisasi antar pemerintah terkait lainnya, lembaga-lembaga akademis, masyarakat ilmiah dan organisasi-organisasi nonpemerintah dalam posisi untuk bekerja sama, sesuai dengan mandat dan kemampuan mereka, untuk mendukung rincian, terapan dan tindak lanjut program aksi.

Pasal 10

Program Aksi Nasional

1. Maksud program aksi nasional adalah untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan terjadinya penggurunan dan langkah praktis yang perlu dilakukan guna memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan.

2. Program aksi nasional akan merinci peranan masing-masing pemerintah, masyarakat lokal dan pengguna tanah dan sumber yang tersedia dan diperlukan. Mereka, di antaranya, akan:

(a) memasukan strategi jangka panjang guna memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, menekankan terapan dan diterpadukan dengan kebijakan nasional untuk pembangunan berkelanjutan;

(b) memungkinkan dilakukannya perubahan dalam menanggapi keadaan yang berubah dan cukup luwes pada tingkat lokal untuk menghadapi berbagai keadaan ekonomi-sosial, biologis dan geo-fisik yang berbeda;

(c) memberikan perhatian khusus terhadap penerapan langkah *33978 pencegahan untuk tanah yang belum degradasi atau baru sedikit terdegradasi;

(d) memperkuat kemampuan keilmuan dalam iklim, meteorologi dan hidrologi nasional dan sarana untuk memberikan peringatan kekeringan dini;

(e) memajukan kebijakan dan memperkuat kerangka kelembagaan yang mengembangkan kerja sama dan koordinasi, dalam semangat kemitraan, antara masyarakat donor, pemerintah pada setiap tingkatan, penduduk lokal dan kelompok masyarakat, dan memudahkan akses bagi penduduk setempat terhadap informasi dan teknologi tepat guna;

(f) memberikan kesempatan keikutsertaan efektif organisasi-organisasi nonpemerintah dan penduduk setempat di tingkat lokal, nasional dan regional, baik wanita maupun pria, terutama pengguna sumber-sumber alam, termasuk petani dan peternak serta perwakilan organisasi mereka, dalam perencanaan kebijakan, pembuatan keputusan, dan penerapan serta kaji ulang program aksi nasional; dan

(g) mensyaratkan kaji ulang terus menerus, dan laporan perkembangan mengenai pelaksanaan mereka.

3. Program aksi nasional bisa termasuk, di antaranya, beberapa atau semua langkah berikut untuk menyiapkan dan mengurangi dampak kekeringan:

(a) pembentukan dan atau penguatan, sebaik mungkin, sistem peringatan dini, termasuk fasilitas dan sistem bersama lokal dan nasional pada tingkat subregional dan regional, dan mekanisme untuk membantu orang yang kehilangan tempat tinggal karena faktor lingkungan;

(b) memperkuat kesiapan dan pengelolaan kekeringan, termasuk rencana darurat di tingkat lokal, nasional, subregional dan regional, dengan mempertimbangkan perkiraan iklim musiman dan tahunan;

(c) membentuk dan memperkuat, sebaik mungkin, sistem pengamanan pangan, termasuk fasilitas gudang dan pemasaran, terutama di kawasan pedesaan;

(d) pembentukan proyek mata pencaharian alternatif yang bisa memberikan pemasukan di kawasan rawan kekeringan; dan

(e) pengembangan program irigasi berkelanjutan untuk tanaman dan ternak.

4. Mempertimbangkan kondisi dan persyaratan khusus untuk setiap negara Pihak yang terkena, termasuk program aksi nasional, sebaik mungkin, di antaranya, langkah di beberapa atau semua bidang prioritas berikut karena berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan dan mengatasi dampak kekeringan di daerah yang terkena dan terhadap penduduk mereka; promosi mata pencaharian alternatif dan peningkatan lingkungan ekonomi nasional untuk memperkuat program yang bertujuan guna memberantas kemiskinan dan menjamin pengamanan pangan, dinamika demografi, pengelolaan berkelanjutan sumber alam, praktek pertanian berkelanjutan, pengembangan dan penggunaan efisien berbagai sumber *33979 energi, kerangka hukum dan kelembagaan, memperkuat kemampuan penilaian dan observasi sistematis, termasuk jasa hidrologi dan meteorologi, dan pengembangan kapasitas, pendidikan dan kesadaran publik.

Pasal 11

Program Aksi Subregional dan Regional

Negara-negara Pihak yang terkena akan berkonsultasi dan bekerja sama untuk menyiapkan, sebaik mungkin, dan sesuai dengan lampiran pelaksanaan regional terkait, program aksi subregional dan/atau regional untuk mengharmoniskan, melengkapi dan meningkatkan efisiensi program nasional. Ketentuan Pasal 10 akan berlaku mutatis muntadis untuk program subregional dan regional. Kerja sama seperti itu mungkin mencakup program bersama untuk pengelolaan berkelanjutan sumber alam lintas batas negara, kerja sama teknik dan ilmiah, dan penguatan lembaga terkait.

Pasal 12

Kerjasama Internasional

Negara-negara Pihak yang terkena, bersama dengan Pihak-Pihak lainnya dan masyarakat internasional, harus bekerja sama untuk menjamin promosi yang memungkinkan lingkungan internasional menerapkan Konvensi. Kerja sama seperti itu harus juga mencakup bidang alih teknologi serta riset dan pengembangan ilmiah, pengumpulan dan penyebaran informasi dan sumber keuangan.

Pasal 13

Dukungan untuk Perincian dan Pelaksanaan Program Aksi

1. Langkah-langkah untuk mendukung program aksi sesuai dengan Pasal 9 meliputi, diantaranya:

(a) kerja sama keuangan untuk menyediakan program aksi yang dapat diperkirakan, dengan memungkinkan perencanaan jangka panjang yang diperlukan;

(b) rincian dan penggunaan mekanisme kerja sama yang lebih mendukung di tingkat lokal, termasuk aksi melalui organisasi nonpemerintah, dalam rangka mempromosikan kegiatan program contoh yang sukses dan dapat dijadikan contoh di mana perlu.

(c) meningkatkan keluwesan dalam perancangan proyek, pendanaan dan penerapan yang sejalan dengan eksperimen, pendekatan berulang yang diisyaratkan untuk keterlibatan aksi pada tingkat masyarakat lokal; dan

(d) sesuai kebutuhan, prosedur-prosedur anggaran dan administratif yang meningkatkan efisiensi kerja sama dan program-program yang mendukung.

2. Dalam menyediakan dukungan seperti itu untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, prioritas akan diberikan kepada negara-negara Pihak Afrika dan negara-negara Pihak terbelakang.

Pasal 14

Koordinasi dalam Perincian dan Pelaksanaan Program Aksi

1. Para Pihak akan bekerja sama, secara langsung dan melalui organisasi antar pemerintah terkait, dalam perincian dan pelaksanaan program *33980 aksi.

2. Para Pihak akan mengembangkan mekanisme operasional, terutama pada tingkat nasional dan lapangan, guna menjamin semaksimal mungkin koordinasi antara Pihak-pihak negara maju, Pihak-pihak negara berkembang dan organisasi-organisasi antar pemerintah dan nonpemerintah terkait, guna menghindari tumpang tindih, menyelaraskan berbagai intervensi dan pendekatan, dan memaksimalkan dampak bantuan. Di Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, prioritas akan diberikan untuk mengkoordinasikan kegiatan yang terkait dengan kerja sama internasional dalam rangka memaksimalkan penggunaan sumber alam yang efisien, untuk menjamin bantuan yang responsif, dan untuk memudahkan pelaksanaan program dan prioritas program nasional berdasarkan Konvensi ini.

Pasal 15

Lampiran Pelaksanaan Regional

Unsur-unsur yang dimasukkan dalam program aksi akan dipilih dan disesuaikan dengan faktor-faktor ekonomi-sosial, geografis dan iklim yang dapat diterapkan pada negara-negara Pihak atau kawasan terkena, serta tingkat pembangunan mereka. Pedoman untuk menyiapkan program aksi dan fokus serta isi yang tepat untuk subregional dan regional tertentu ditetapkan dalam lampiran pelaksanaan regional.

Bagian 2: Kerjasama Teknis dan IlmiahPasal 16

Pengumpulan Informasi, Analisis dan Pertukaran

Para Pihak sepakat, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, untuk menterpadukan dan mengkoordinasikan pengumpulan, analisis dan pertukaran data dan informasi terkait jangka pendek dan jangka panjang untuk menjamin pengamatan sistematis degradasi tanah di daerah yang terkena dan untuk memahami dan menilai lebih baik proses dan pengaruh kekeringan dan penggurunan. Ini akan membantu mencapai, di antaranya, peringatan dini dan perencanaan lebih maju untuk berbagai periode yang keadaan cuacanya sangat buruk dalam bentuk yang tepat untuk penerapan praktis oleh pengguna pada semua tingkatan, termasuk khususnya pendududk setempat. Untuk maksud tersebut, mereka akan, sesuai kondisi:

(a) mempermudah dan memperkuat fungsi jaringan global dari lembaga-lembaga dan fasilitas-fasilitas untuk mengumpulkan, menganalisis dan tukar menukar informasi, maupun untuk pengamatan sistematis pada semua tingkatan, yang diantaranya, akan:

(i) diarahkan untuk menggunakan sistem dan standar yang mudah diterapkan;(ii) meliputi data dan stasiun terkait, termasuk yang di daerah terpencil;(iii) menggunakan dan menyebarkan teknologi moderen untuk pengumpulan, transmisi dan penilaian data mengenai degradasi tanah; dan(iv) mengaitkan pusat-pusat data dan informasi nasional, subregional dan regional secara lebih erat dengan sumber-sumber informasi global;

(b) menjamin bahwa pengumpulan, analisa dan pertukaran informasi menangani kebutuhan masyarakat setempat dan para pembuat keputusan, guna menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu, dan bahwa masyarakat lokal dilibatkan dengan masalah ini;

*33981 (c) mendukung dan mengembangkan lebih lanjut program dan proyek bilateral dan multilateral yang bertujuan untuk mendefinisikan, melaksanakan, menilai dan membiayai pengumpulan, analisis dan pertukaran data dan informasi, termasuk, di antaranya, pengintegrasian indikator fisik, biologis, sosial dan ekonomi;

(d) memanfaatkan keahlian organisasi-organisasi antar pemerintah dan nonpemerintah berwenang, terutama untuk menyebarkan informasi dan pengamalan terkait di antara kelompok sasaran di berbagai wilayah berbeda;

(e) memberikan bobot penuh pada pengumpulan, analisa dan pertukaran data sosial-ekonomi, dan integrasi mereka dengan data fisik dan biologis;

(f) bertukar informasi dari semua sumber terbuka terkait dan memanfaatkannya secara penuh, terbuka dan cepat, guna memerangi penggurunan dan menangani dampak kekeringan; dan

(g) tergantung pada peraturan perundangan dan/atau kebijakan nasional masing-masing, bertukar informasi mengenai pengetahuan lokal dan tradisional, menjamin perlindungan memadai atas pengetahuan tersebut dan menyediakan imbalan sepadan dari keuntungan yang diperoleh atas pemanfaatannya, atas dasar keadilan dan kesepakatan bersama, bagi masyarakat setempat yang terkait.

Pasal 17

Penelitian dan Pengembangan

1. Para Pihak berupaya, berdasarkan kemampuan masing-masing mempromosikan kerjasama teknis dan ilmiah dalam memerangi penggurunan dan menangani dampak kekeringan melalui

lembaga nasional, subregional, regional dan internasional yang tepat. Untuk maksud tersebut mereka akan mendukung kegiatan penelitian yang:

(a) menyumbang pada peningkatan pengetahuan tentang proses yang menyebabkan penggurunan dan kekeringan serta dampak dari, dan perbedaan antara, faktor-faktor penyebab, baik alamiah maupun ulah manusia, dalam rangka memerangi penggurunan dan menangani dampak kekeringan, dan mencapai peningkatan produktivitas maupun pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber secara berkelanjutan;

(b) menjawab tujuan-tujuan yang didefinisikan dengan baik, menangani kebutuhan khusus penduduk setempat dan mengarah pada pengidentifikasian dan penerapan jalan keluar yang meningkatkan tingkat kehidupan rakyat di daerah yang terkena;

(c) melindungi, menterpadukan, mendorong dan mengabsahkan pengetahuan, keterampilan dan praktek tradisional dan lokal, guna menjamin, tergantung pada peraturan dan kebijakan nasional masing-masing, bahwa pemilik pengetahuan tersebut akan langsung mendapatkan keuntungan dengan dasar yang adil dan ketentuan yang saling disepakati dari pemanfaatan secara komersial atau dari setiap pengembangan teknologi yang berasal dari pengetahuan tersebut;

(d) mengembangkan dan memperkuat kemampuan penelitian nasional, subregional, regional di Pihak-pihak negara berkembang, terutama di Afrika, termasuk pengembangan keterampilan setempat *33982 dan penguatan kapasitas yang tepat, terutama di negara-negara dengan basis penelitian lemah, dengan memberikan perhatian khusus untuk penelitian yang multidisiplin dan pengikutsertaan aspek ekonomi-sosial;

(e) mempertimbangkan, jika perlu, kaitan antara kemiskinan, imigrasi yang disebabkan faktor lingkungan, dan penggurunan;

(f) mempromosikan pelaksanaan program penelitian bersama antara organisasi penelitian nasional, subregional, regional dan internasional, baik pada sektor publik maupun swasta, untuk pengembangan perbaikan dan mudah didapat serta teknologi yang dapat diakses melalui partisipasi efektif penduduk dan masyarakat setempat; dan

(g) meningkatkan penyediaan sumber air di kawasan yang terkena, dengan cara, di antaranya, pembentukan awan.

2. Prioritas penelitian untuk wilayah dan subwilayah tertentu yang mencerminkan kondisi setempat yang berbeda, akan dimasukkan dalam program-program aksi. Konferensi Para Pihak akan mengkaji ulang prioritas penelitian secara berkala atas masukan Komite Ilmu dan Teknologi.

Pasal 18

Transfer, Akuisisi, Adaptasi dan Pengembangan Teknologi.

1. Para Pihak melakukan, seperti disepakati bersama dan sesuai dengan peraturan dan kebijakan nasional masing-masing, untuk mempromosikan, membiayai dan/atau membantu pembiayaan pengalihan, akuisisi, adaptasi dan pengembangan teknologi terkait yang secara lingkungan masuk akal, secara ekonomis layak dan secara sosial dapat diterima, guna mengatasi penggurunan dan/atau menangani dampak kekeringan, dalam rangka menyumbang pada pencapaian pembangunan berkelanjutan di daerah yang terkena. Kerja sama semacam itu akan dilaksanakan

secara bilateral atau multilateral, mana yang terbaik, dengan memanfaatkan secara penuh keahlian organisasi antar pemerintah dan nonpemerintah. Para Pihak, terutama, akan:

(a) memanfaatkan secara penuh sistem informasi dan clearing-houses yang ada di tingkat nasional, subregional, regional dan internasional untuk penyebaran informasi yang ada mengenai teknologi, sumbernya, risiko lingkungannya dan lingkup yang lebih luas dimana informasi itu bisa diperoleh;

(b) membantu akses, terutama oleh Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, dengan cara yang menguntungkan, termasuk kesepakatan konsesional dan preferensial, seperti disepakati bersama, dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual, terhadap teknologi yang paling tepat guna dengan penerapan praktis untuk kebutuhan khusus penduduk setempat, dengan memberikan perhatian khusus pada dampak sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dari teknologi semacam itu;

(c) membantu kerja sama teknologi di antara pihak negara yang terkena melalui bantuan keuangan atau cara-cara tepat lainnya.

(d) memperluas kerja sama teknologi dengan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, termasuk, jika ada kaitannya, kerja *33983 sama patungan, khususnya dalam sektor yang mendorong mata pencaharian alternatif; dan

(e) mengambil langkah yang tepat untuk membentuk kondisi pasar domestik dan insentif, fiskal atau lainnya, yang mendukung pengembangan, transfer, akuisisi dan adaptasi teknologi yang tepat, pengetahuan, keterampilan dan praktek, termasuk langkah untuk menjamin perlindungan yang memadai dan efektif hak atas kekayaan intelektual;

2. Para Pihak akan, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan tergantung pada peraturan dan/atau kebijakan nasional masing-masing, melindungi, mempromosikan dan menggunakan terutama teknologi tradisional dan lokal yang terkait, pengetahuan, keterampilan dan praktek dan, untuk maksud tersebut, mereka berkewajiban untuk:

(a) Membuat inventarisasi teknologi semacam itu, pengetahuan, keterampilan dan praktek serta potensi pemanfaatannya dengan keikutsertaan penduduk setempat, dan membagikan informasi semacam itu, sesuai keadaan, bekerja sama dengan organisasi antar pemerintah dan nonpemerintah;

(b) menjamin bahwa teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek semacam itu dilindungi dengan memadai dan bahwa penduduk setempat diuntungkan secara langsung, dengan dasar yang adil dan disepakati bersama, dari segala bentuk pemanfaatan komersialnya atau dari segala pengembangan teknologi yang berkaitan dengannya;

(c) mendorong dan mendukung secara aktif perbaikan dan pembagian teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek semacam itu atau pengembangan teknologi baru yang didasarkan atas hal tersebut; dan

(d) membantu, sebaik mungkin, adaptasi teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek semacam itu untuk dipergunakan secara luas dan mengintegrasikannya dengan teknologi moderen, setepat mungkin.

Bagian 3: Langkah yang MendukungPasal 19

Pengembangan Kapasitas, Pendidikan dan Kesadaran Publik

1. Para Pihak mengakui pentingnya pengembangan kapasitas-seperti pengembangan kelembagaan, pelatihan dan pengembangan kapasitas lokal dan nasional yang terkait dalam upaya untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Mereka akan mempromosikan, sebaik mungkin, pengembangan kapasitas:

(a) melalui partisipasi penuh pada semua tingkat penduduk setempat, terutama pada tingkat lokal, khususnya wanita dan pemuda, bekerja sama dengan organisasi-organisasi nonpemerintah dan lokal;

(b) dengan memperkuat kapasitas pelatihan dan penelitian pada tingkat nasional di bidang penggurunan dan kekeringan;

(c) dengan membentuk dan/atau memperkuat dukungan dan perluasan jasa untuk membagikan metode teknologi dan teknik yang lebih efektif, dan dengan melatih agen dan anggota lapangan *33984 organisasi pedesaan dalam pendekatan partisipasif terhadap konservasi dan penggunaan berkelanjutan sumber alam;

(d) dengan mendorong penggunaan dan pembagian teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek penduduk setempat dalam program kerja sama teknik, bilamana memungkinkan;

(e) dengan menyesuaikan, bila perlu, teknologi yang memperhatikan lingkungan dan metode tradisional pertanian dan peternakan, dengan kondisi-kondisi ekonomi-sosial moderen;

(f) dengan menyediakan pelatihan dan teknologi yang tepat dalam pemanfaatan sumber energi alternatif, terutama sumber enerji yang dapat diperbaharui, ditujukan terutama untuk mengurangi ketergantungan terhadap kayu bakar;

(g) melalui kerja sama, seperti disepakati bersama, untuk memperkuat kapasitas Pihak-pihak negara berkembang yang terkena guna mengembangkan dan menerapkan program-program pengumpulan, analisis dan pertukaran informasi seperti ditetapkan pada Pasal 16;

(h) secara inovatif mempromosikan mata pencaharian baru, termasuk pelatihan keterampilan baru;

(i) dengan melatih para pengambil keputusan, manajer, dan personel yang bertanggung jawab dalam pengumpulan dan analisis data untuk penyebaran dan penggunaan informasi peringatan dini mengenai keadaan kekeringan dan untuk produksi makanan;

(j) melalui pelaksanaan yang lebih efektif lembaga dan kerangka hukum nasional yang ada dan, jika perlu, pembentukan yang baru, serta dengan memperkuat pengelolaan dan perencanaan strategis; dan

(k) dengan cara pertukaran program kunjungan untuk meningkatkan pengembangan kapasitas di negara-negara Pihak yang terkena melalui proses belajar dan kajian interaktif jangka panjang.

2. Pihak-pihak negara berkembang akan melaksanakan, bekerja sama dengan pihak lain dan organisasi-organisasi antarpemerintah dan nonpemerintah, sebaik mungkin, suatu kaji ulang antardisiplin mengenai kapasitas dan fasilitas di tingkat lokal dan nasional yang tersedia, dan potensi untuk memperkuatnya.

3. Para Pihak akan bekerja sama satu sama lainnya dan melalui organisasi-organisasi antarpemerintah yang berkompeten, serta dengan organisasi-organisasi nonpemerintah, dalam melaksanakan dan mendukung kesadaran publik dan program pendidikan baik pada negara-negara Pihak yang terkena, dan jika perlu, di negara-negara Pihak yang tak terkena, untuk mempromosikan pemahaman mengenai penyebab dan dampak penggurunan dan kekeringan dan pentingnya memenuhi tujuan Konvensi ini. Untuk maksud tersebut, mereka akan:

(a) mengorganisasikan kampanye kesadaran untuk masyarakat umum;

(b) mengembangkan, secara terus menerus, akses ke informasi yang relevan oleh masyarakat, dan partisipasi luas masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan kesadaran;

*33985 (c) mendorong pembentukan asosiasi-asosiasi yang menyumbang pada kesadaran masyarakat;

(d) mengembangkan dan mempertukarkan bahan-bahan tentang pendidikan dan kesadaran publik, jika memungkinkan dalam bahasa setempat, mempertukarkan dan mendukung pakar-pakar untuk melatih personel negara-negara Pihak berkembang yang terkena dalam melaksanakan program pendidikan dan kesadaran yang relevan, dan memanfaatkan secara penuh bahan-bahan pendidikan terkait yang tersedia di badan-badan internasional yang kompeten;

(e) menilai kebutuhan pendidikan di kawasan-kawasan yang terkena, menjabarkan kurikulum yang tepat untuk sekolah-sekolah dan memperluas, sesuai kebutuhan, pendidikan dan program pemberantasan buta huruf untuk orang dewasa dan kesempatan untuk semua, terutama untuk gadis remaja dan wanita, untuk mengidentifikasi, mengkonservasi dan memanfaatkan serta mengelola sumber-sumber alam secara berkelanjutan di kawasan-kawasan yang terkena; dan

(f) mengembangkan program-program partisipatif secara antar disiplin yang menterpadukan kesadaran tentang penggurunan dan kekeringan ke dalam sistem pendidikan dan dalam program-program pendidikan nonformal, dewasa, jarak jauh, dan praktis.

4. Konferensi Para Pihak akan membentuk dan/atau memperkuat jaringan-jaringan pendidikan dan pusat-pusat pelatihan regional untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Jaringan ini akan dikoordinasikan oleh suatu lembaga yang dibentuk atau dirancang untuk tujuan tersebut, guna melatih personel di bidang-bidang keilmuan, teknik dan manajemen serta untuk memperkuat lembaga yang ada dan bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan negara-negara Pihak yang terkena, bilamana perlu, untuk mengharmoniskan program-program dan untuk mengorganisasikan pertukaran pengalaman antar-mereka Jaringan ini akan bekerja sama erat dengan organisasi-organisasi antarpemerintah dan nonpemerintah guna menghindari tumpang tindih upaya tersebut.

Pasal 20

Sumber Keuangan

1. Mengingat sangat pentingnya pembiayaan untuk mencapai tujuan Konvensi, para Pihak, dengan memperhatikan kemampuan mereka, akan berupaya untuk menjamin bahwa sumber-sumber keuangan yang cukup tersedia bagi program-program untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan.

2. Dalam kaitan ini, Pihak-pihak negara maju, seraya memberikan prioritas kepada negara-negara Pihak Afrika yang terkena tanpa mengabaikan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena di kawasan-kawasan lain, sesuai dengan Pasal 7, melakukan:

(a) pengerahan sumber-sumber keuangan yang cukup, termasuk hibah dan pinjaman konsesional, guna mendukung penerapan program-program memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(b) mendorong pengerahan sumber-sumber dana yang cukup, tepat waktu dan dapat diperkirakan, termasuk dana tambahan baru dari *33986 Global Environment Facility untuk biaya tambahan yang disepakati dari kegiatan-kegiatan mengenai penggurunan yang berkaitan dengan empat kawasan utama, sejalan dengan ketentuan yang berkaitan dengan Instrumen pembentukan Global Environment Facility;

(c) membantu, melalui kerja sama internasional, alih teknologi, pengetahuan dan keterampilan; dan

(d) mengkaji, bekerja sama dengan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, metode-metode inovatif dan insentif untuk pengerahan dan penyaluran sumber-sumber, termasuk yang dari yayasan,

organisasi-organisasi nonpemerintah dan unsur-unsur sektor swasta lainnya, terutama penyelesaian utang melalui barter dan cara inovatif lainnya yang meningkatkan pembiayaan dengan mengurangi beban utang luar negeri Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika.

3. Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, dengan memperhatikan kemampuan mereka, berupaya mengerahkan sumber-sumber keuangan yang cukup untuk penerapan program-program aksi nasional mereka.

4. Dalam mengerahkan sumber-sumber keuangan, para Pihak akan mengupayakan pemanfaatan penuh dan terus menerus melakukan peningkatan secara kualitatif dari semua sumber dan mekanisme perdanaan nasional, bilateral dan multilateral, menggunakan konsorsium, program bersama dan pendanaan paralel, dan akan mengusahakan melibatkan sumber-sumber dan mekanisme-mekanisme pendanaan sektor swasta, termasuk organisasi-organisasi nonpemerintah tersebut. Dengan tujuan tersebut para Pihak akan memanfaatkan secara penuh mekanisme-mekanisme pelaksanaan yang dikembangkan sesuai dengan Pasal 14.

5. Dalam rangka mengerahkan sumber-sumber keuangan yang diperlukan oleh Pihak-pihak negara berkembang yang terkena untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, para Pihak akan:

(a) merasionalisasi dan memperkuat pengelolaan sumber yang sudah dialokasikan untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan dengan menggunakan sumber tersebut lebih efektif dan efisien, menilai keberhasilannya dalam waktu singkat, menghilangkan hambatan penggunaannya secara efektif, dan jika perlu, mengorientasikan kembali program-program yang berkaitan dengan pendekatan jangka panjang yang terpadu yang diadopsi sesuai dengan Konvensi ini;

(b) memberikan prioritas utama dan perhatian pada badan pelaksana lembaga keuangan multilateral, fasilitas dan dana, termasuk dana dan bank pembangunan regional, untuk mendukung Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, dalam kegiatan-kegiatan yang memajukan pelaksanaan Konvensi, terutama program-program aksi yang dilaksanakan dalam kerangka lampiran pelaksanaan regional; dan

(c) mengkaji cara-cara dimana kerja sama regional dan subregional bisa diperkuat untuk mendukung upaya yang diambil pada tingkat nasional.

6. Negara-negara Pihak lainnya didorong untuk menyediakan, secara suka *33987 rela, pengetahuan, keterampilan dan teknik yang berkaitan dengan penggurunan dan/atau sumber-sumber keuangan untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena.

7. Pelaksanaan kewajiban sesuai dengan Konvensi oleh Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, akan sangat dibantu oleh pemenuhan kewajiban sesuai Konvensi oleh Pihak-pihak negara maju, termasuk terutama yang berkaitan dengan sumber-sumber keuangan dan alih teknologi. Dalam pemenuhan kewajiban mereka, Pihak-pihak negara maju harus mempertimbangkan secara penuh bahwa pembangunan ekonomi dan sosial serta pengentasan kemiskinan yang merupakan prioritas pertama Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika.

Pasal 21

Mekanisme Keuangan

1. Konferensi Para Pihak akan mempromosikan tersedianya mekanisme keuangan dan akan mendorong mekanisme seperti itu untuk mengupayakan pemaksimalan tersedianya dana untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, untuk menerapkan Konvensi. Untuk maksud ini, Konferensi Para Pihak akan mempertimbangkan untuk menetapkan, antara lain, pendekatan-pendekatan dan kebijakan-kebijakan berikut:

(a) mempermudah ketetapan pendanaan yang diperlukan di tingkat nasional, subregional, regional dan global untuk kegiatan yang sesuai dengan ketentuan terkait Konvensi;

(b) mengembangkan pendekatan-pendekatan, mekanisme-mekanisme, pengaturan-pengaturan pendanaan dari berbagai sumber dan penilaiannya; sesuai dengan Pasal 20;

(c) secara teratur menyediakan informasi kepada negara-negara Pihak dan organisasi-organisasi nonpemerintah serta organisasi-organisasi antarpemerintah mengenai sumber-sumber dana yang tersedia dan mengenai pola-pola pendanaan dalam rangka menunjang koordinasinya;

(d) sesuai kebutuhan, menunjang pembentukan berbagai mekanisme, seperti dana penggurunan nasional, termasuk yang melibatkan peran serta organisasi-organisasi nonpemerintah, untuk menyalurkan sumber-sumber keuangan secara lancar dan efisien ke tingkat lokal di Pihak-pihak negara berkembang; dan

(e) memperkokoh mekanisme-mekanisme keuangan dan pendanaan yang ada di tingkat subregional dan regional, khususnya di Afrika, untuk membantu pelaksanaan Konvensi secara efektif.

2. Melalui berbagai mekanisme di dalam sistem PBB dan melalui lembaga-lembaga keuangan multilateral, Konferensi Para Pihak juga akan menggalakkan peraturan tentang dukungan, di tingkat nasional, subregional dan regional, bagi kegiatan-kegiatan yang memungkinkan Pihak-pihak negara berkembang untuk memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan Konvensi.

3. Pihak-pihak negara berkembang yang terkena akan menggunakan, dan bila perlu, membentuk dan/atau memperkuat, mekanisme koordinasi nasional yang termasuk dalam program

pembangunan nasional, yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber dana secara efisien. Mereka juga *33988 dapat menggunakan proses-proses partisipatif yang melibatkan organisasi-organisasi nonpemerintah, kelompok-kelompok lokal dan sektor swasta, dalam mencari dana, dalam menjabarkan maupun melaksanakan program-program dan dalam menjamin ketersediaan dana bagi berbagai kelompok di tingkat lokal. Tindakan-tindakan ini dapat diperluas dengan penyempurnaan koordinasi dan pemrograman yang luwes di pihak yang menyediakan bantuan.

4. Untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi mekanisme-mekanisme keuangan yang ada, dengan ini didirikan sebuah Mekanisme Global, untuk mendorong langkah-langkah yang mengarah ke alih teknologi, berdasarkan hibah dan/atau syarat-syarat konsesional lainnya, ke Pihak-pihak negara berkembang yang terkena. Mekanisme Global ini akan berfungsi di bawah kewenangan dan petunjuk dari, dan bertanggung jawab kepada, Konferensi dan Para Pihak.

5. Konferensi Para Pihak dalam sidang pertamanya akan mengidentifikasi sebuah organisasi sebagai tempat Mekanisme Global tersebut. Konferensi Para Pihak dan organisasi yang ditunjuk akan menyepakati modalitas Mekanisme Global untuk menjamin, antara lain, bahwa Mekanisme itu akan:

(a) mengidentifikasi dan menyusun daftar berbagai program kerja sama multilateral dan bilateral yang ada dan relevan untuk melaksanakan Konvensi;

(b) menyediakan saran, berdasarkan permintaan, kepada para Pihak mengenai metode-metode pendanaan yang inovatif dan sumber-sumber bantuan keuangan, dan mengenai peningkatan koordinasi kegiatan kerja sama di tingkat nasional;

(c) menyediakan informasi tentang sumber-sumber dana yang ada dan tentang pola-pola pendanaan bagi para Pihak yang tertarik untuk membantu koordinasinya;

(d) melapor ke Konferensi Para Pihak, mulai pada sidang keduanya mengenai, semua kegiatannya.

7. Dalam sidang pertamanya, Konferensi Para Pihak dan organisasi yang telah ditunjuk sebagai tempat Mekanisme Global akan membuat pengaturan yang cocok untuk operasi administratif Mekanisme tersebut yang disesuaikan dengan sumber-sumber dana dan manusia yang tersedia.

8. Dalam sidang ketiganya, Konferensi Para Pihak akan meninjau kembali kebijakan, modalitas operasional dan kegiatan Mekanisme Global yang bertanggung jawab padanya sesuai dengan aline 4, dengan memperhatikan peraturan pada Pasal

7. Berdasarkan peninjauan kembali ini, Konferensi Para Pihak akan mempertimbangkan dan mengambil tindakan seperlunya.

BAB IVKELEMBAGAANPasal 22

Konferensi Para Pihak

1. Konferensi Para Pihak dengan ini dibentuk:

2. Konferensi Para Pihak adalah badan tertinggi Konvensi. Dengan mandatnya, Konferensi Para Pihak membuat keputusan untuk melaksanakan Konvensi secara efektif. Secara khusus, Konferensi Para Pihak akan:

*33989 (a) secara teratur mengadakan peninjauan pelaksanaan Konvensi dan befungsinya aturan-aturan kelembagaan dengan melihat pengalaman yang diperoleh di tingkat nasional, regional dan internasional dan berdasarkan evolusi pengetahuan ilmiah dan teknologi;

(b) mendorong dan mempermudah pertukaran informasi tentang langkah-langkah yang diambil para Pihak, dan menentukan bentuk dan jadwal untuk menyampaikan informasi yang akan dipertukarkan sesuai dengan Pasal 26, mempelajari laporan-laporan dan mengambil rekomendasi-rekomendasi;

(c) membentuk badan-badan bawahan sesuai dengan keperluan untuk pelaksanaan Konvensi;

(d) meninjau kembali laporan-laporan yang disampaikan oleh badan-badan bawahan dan memberikan petunjuk kepada mereka;

(e) menyepakati dan mengesahkan, secara konsensus, tata cara prosedural dan administrasi keuangan untuk Konferensi Para Pihak dan badan-badan bawahan;

(f) mengesahkan amandemen-amandemen Konvensi sesuai dengan Pasal 30 dan Pasal 31;

(g) menerima program dan anggaran untuk kegiatannya, termasuk badan-badan bawahan, dan menentukan aturan-aturan yang diperlukan untuk pendanaan mereka;

(h) sesuai keperluan, bekerja sama dengan, dan menggunakan jasa dari dan informasi yang disediakan oleh, lembaga-lembaga dan badan-badan yang berkompeten; baik nasional atau internasional, antarpemerintah maupun nonpemerintah;

(i) mendorong dan memperkuat hubungan dengan konvensi-konvensi lain dan pada saat yang sama menghindari tumpang tindih kegiatan; dan

(j) menjalankan fungsi-fungsi lain yang diperlukan guna mencapai tujuan Konvensi.

3. Dalam sidang pertamanya, Konferensi Para Pihak akan mengesahkan tata cara proseduralnya secara konsensus yang akan meliputi prosedur pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang belum dicakup dalam prosedur pengambilan keputusan yang telah ditetapkan oleh Konvensi. Prosedur-prosedur itu termasuk mayoritas khusus yang dibutuhkan untuk mengesahkan keputusan-keputusan khusus.

4. Sidang pertama Konferensi Para Pihak akan diselenggarakan oleh sekretariat sementara seperti dimaksud dalam Pasal 35 dan akan berlangsung paling lambat satu tahun setelah tanggal berlakunya Konvensi. Kecuali disebutkan lain oleh Konferensi Para Pihak, sidang-sidang kedua, ketiga dan keempat diadakan setiap tahun, dan setelahnya, sidang-sidang reguler diadakan setiap dua tahun.

5. Sidang-sidang khusus Konferensi Para Pihak akan diadakan pada saat lain sesuai keputusan baik oleh Konferensi Para Pihak dalam sidang reguler maupun oleh permintaan tertulis negara Pihak, dengan ketentuan, dalam tiga bulan setelah permintaan diedarkan ke para Pihak oleh Sekretariat Tetap diperoleh dukungan dari setidaknya *33990 sepertiga negara Pihak.

6. Di setiap sidang reguler, Konferensi Para Pihak akan membentuk sebuah Biro. Struktur dan Fungsi Biro akan ditentukan dalam tata cara prosedural. Dalam menunjuk Biro, harus diperhatikan kebutuhan untuk menjamin distribusi geografis yang seimbang dan keterwakilan yang memadai dari negara Pihak yang terkena dampak, khususnya yang di Afrika.

7. PBB, badan-badan bawahannya dan negara-negara anggotanya atau para peninjau badan-badan tersebut yang tidak menjadi pihak Konvensi dapat hadir dalam sidang-sidang Konferensi Para Pihak sebagai peninjau. Setiap orang atau lembaga nasional, internasional, pemerintah atau nonpemerintah, yang diakui mempunyai kepentingan dalam hal-hal yang dicakup dalam Konvensi, dan yang telah memberi tahu Sekretariat Tetap akan keinginannya untuk hadir dalam sidang Konferensi Para Pihak sebagai peninjau, dapat diberi ijin kecuali ada keberatan dari setidaknya sepertiga dari negara-negara Pihak yang hadir. Masuk dan berpartisipasinya peninjau harus mengikuti tata cara prosedural yang disahkan oleh Konferensi Para Pihak.

8. Konferensi Para Pihak dapat meminta organisasi-organisasi nasional dan internasional yang berkompeten yang memiliki keahlian yang relevan, untuk memberi Konferensi Para Pihak informasi yang relevan dengan Pasal 16 (g), Pasal 17, alinea 1 (c) dan Pasal 18, alinea 2 (b).

Pasal 23

Sekretariat Tetap

1. Sebuah Sekretariat Tetap dengan ini didirikan.

2. Fungsi Sekretariat Tetap adalah:

a. membuat aturan-aturan untuk sidang-sidang Konferensi Para Pihak dan badan-badan bawahannya yang dibentuk sesuai dengan Konvensi dan menyediakan jasa yang dibutuhkan;

b. mengumpulkan dan menyampaikan laporan-laporan yang diserahkan kepadanya;

c. mempermudah bantuan ke Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, sesuai permintaan, khususnya yang di Afrika, dalam pengumpulan dan penyampaian informasi yang dibutuhkan sesuai dengan Konvensi;

d. mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya dengan sekretariat-sekretariat berbagai konvensi dan lembaga internasional lain yang relevan;

e. dengan petunjuk Konferensi Para Pihak, mengadakan aturan-aturan administratif dan kontraktual yang diperlukan untuk memudahkannya melakukan kegiatan secara efektif;

f. menyiapkan laporan-laporan tentang pelaksanaan fungsi-fungsinya dan menyampaikannya ke Konferensi Para Pihak; dan

g. melakukan fungsi-fungsi kesekretariatan lain seperti *33991 ditentukan oleh Konferensi Para Pihak.

3. Konferensi Para Pihak dalam sidang pertamanya akan menunjuk sebuah Sekretariat Tetap dan membuat aturan-aturan tentang fungsinya.

Pasal 24

Komite Ilmu dan Teknologi

1. Sebuah Komite Ilmu dan Teknologi dengan ini dibentuk sebagai badan bawahan Konferensi Para Pihak, untuk menyediakan informasi dan saran kepada Konferensi Para Pihak tentang hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Komite bersidang dalam kaitannya dengan sidang-sidang reguler Konferensi Para Pihak dan bersifat multidisipliner dan terbuka bagi partisipasi para Pihak. Komite terdiri dari wakil-wakil pemerintah yang berkompeten dalam bidang-bidang keahlian yang relevan. Konferensi Para Pihak akan menentukan pengertian dan tata kerja Komite dalam sidang pertamanya.

2. Konferensi Para Pihak akan mendirikan dan mengawasi kelompok ahli yang independen dan mempunyai keahlian serta pengalaman di bidang-bidang yang dibutuhkan. Kelompok tersebut didasarkan pada pencalonan tertulis dari para Pihak, dengan mempertimbangkan kebutuhan akan pendekatan multidispliner dan keterwakilan geografis.

3. Konferensi Para Pihak, sesuai keperluan, menunjuk panel-panel ad hoc untuk, melalui Komite, menyediakan informasi dan saran kepada Konferensi Para Pihak tentang hal-hal khusus yang berkaitan dengan kondisi ilmu dan teknologi untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Panel-panel tersebut terdiri dari para ahli yang namanya diambil dari daftar ahli, dengan memperhatikan perlunya pendekatan multidispliner dan keterwakilan geografis. Para ahli tersebut hendaknya memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman lapangan dan diangkat oleh Konferensi Para Pihak berdasarkan rekomendasi Komite. Konferensi Para Pihak akan menentukan kerangka acuan dan modalitas kerja panel-panel tersebut.

Pasal 25

Jaringan Kelembagaan, Agen dan Badan

1. Komite Ilmu dan Teknologi, dengan pengawasan Konferensi Para Pihak, akan membuat pengaturan untuk mengadakan survei dan evaluasi dari jaringan-jaringan, lembaga-lembaga, instansi-instansi dan badan-badan yang berkaitan dan berminat menjadi bagian dari sebuah jaringan. Jaringan tersebut akan membantu pelaksanaan Konvensi.

2. Berdasarkan hasil-hasil survei dan evaluasi seperti tersebut dalam alinea 1, Komite Ilmu dan Teknologi akan membuat rekomendasi kepada Konferensi Para Pihak tentang jalan dan cara membantu dan memperkuat jaringan berbagai unit di tingkat lokal, nasional dan tingkat-tingkat lain, untuk menjamin bahwa kebutuhan-kebutuhan tematik seperti disebutkan dalam Pasal 16 hingga 19 tertangani.

3. Mempertimbangkan rekomendasi tersebut, Konferensi Para Pihak akan:

(a) mengidentifikasi unit-unit nasional, subregional, regional dan internasional yang paling layak untuk jaringan, dan merekomendasikan prosedur operasional dan kerangka waktunya;

(b) mengidentifikasi unit-unit yang paling tepat untuk membantu *33992 dan memperkuat jaringan di semua tingkat.

BAB VPROSEDURPasal 26

Penyampaian Informasi

1. Melalui Sekretariat Tetap, setiap Pihak akan mengomunikasikan ke Konferensi Para Pihak, untuk dipertimbangkan dalam sidang-sidang regulernya, laporan-laporan tentang langkah-langkah yang telah diambil dalam pelaksanaan Konvensi. Konferensi Para Pihak akan menentukan kerangka waktu penyampaian dan format laporan.

2. Negara-negara Pihak yang terkena menyediakan gambaran tentang strategi-strategi yang diambil sesuai dengan Pasal 5 dan tentang program-program pelaksanaannya.

3. Negara-negara Pihak yang terkena yang melaksanakan program aksi sesuai dengan Pasal 9 hingga 15 akan menyediakan gambaran rinci berbagai program dan pelaksanaannya.

4. Setiap kelompok negara Pihak yang terkena dapat membuat suatu komunikasi bersama mengenai langkah-langkah yang diambil di tingkat subregional dan/atau regional dalam kerangka program-program aksi.

5. Pihak-pihak negara maju akan melaporkan langkah-langkah yang diambil dalam membantu persiapan dan pelaksanaan program-program aksi, termasuk informasi tentang sumber-sumber keuangan yang mereka sediakan, dalam kerangka Konvensi.

6. Informasi yang disampaikan sesuai alinea 1 sampai 4 akan sesegera mungkin disalurkan oleh Sekretariat Tetap ke Konferensi Para Pihak dan ke setiap badan bawahan terkait.

7. Konferensi Para Pihak akan mempermudah pengaturan bantuan teknik dan keuangan bagi negara-negara berkembang yang terkena dampak, khususnya di Afrika, sesuai permintaan, dalam mengumpulkan dan menyalurkan informasi sesuai dengan Pasal ini, dan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan teknik dan keuangan yang berhubungan dengan program-program aksi.

Pasal 27

Langkah-langkah Mengatasi Permasalahan dalam Pelaksanaan

Konferensi Para Pihak akan mempertimbangkan dan memutuskan prosedur dan mekanisme-mekanisme kelembagaan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam melaksanakan Konvensi.

Pasal 28

Penyelesaian Sengketa.

1. Para Pihak akan menyelesaikan setiap perselisihan di antara mereka mengenai penafsiran atau penerapan Konvensi melalui negosiasi atau cara-cara damai lain sesuai pilihan mereka.

2. Saat meratifikasi, menerima, menyetujui, atau menyatakan masuk Konvensi, atau setiap saat setelahnya, suatu Pihak yang bukan merupakan organisasi integrasi ekonomi Regional bisa menyatakan secara tertulis kepada Depositari bahwa, dalam kaitannya dengan sengketa tentang penafsiran atau penerapan Konvensi, Pihak tersebut *33993 menerima salah satu atau kedua cara penyelesaian sengketa berikut sebagai suatu keharusan bagi setiap Pihak yang menerima kewajiban yang sama:

(a) arbitrasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Konferensi Para Pihak dalam sebuah lampiran sesegera mungkin;

(b) penyerahan sengketa ke Internasional Court of Justice.

3. Pihak yang merupakan organisasi integrasi ekonomi regional dapat membuat pernyataan yang mempunyai akibat serupa dalam hubungannya dengan arbitrasi sesuai dengan prosedur seperti tersebut dalam alinea 2 (a).

4. Sebuah pernyataan yang dibuat sesuai dengan alinea 2 akan tetap mempunyai kekuatan hukum sampai habis masa berlakunya atau sampai tiga bulan setelah pemberitahuan tertulis pembatalan diserahkan ke Depositari.

5. Habisnya masa berlaku suatu pernyataan, pemberitahuan pembatalan atau suatu pernyataan baru tidak akan mempengaruhi proses yang sedang ditangani oleh sebuah lembaga arbitrasi atau International Court of Justice, kecuali para Pihak yang bersengketa menyatakan sebaliknya.

6. Jika para Pihak yang bersengketa tidak menerima suatu prosedur atau prosedur manapun yang sesuai dengan alinea 2 dan jika mereka tidak bisa menyelesaikan perselisihan mereka dalam 12 bulan setelah pemberitahuan yang disampaikan oleh salah satu Pihak ke Pihak lain tentang adanya perselisihan di antara mereka, atas permintaan dari salah satu pihak yang bersengketa, sengketa akan diserahkan ke upaya rujuk sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Konferensi Para Pihak dalam sebuah lampiran sesegera setelah dianggap dapat diterapkan.

Pasal 29

Status Lampiran-lampiran

1. Lampiran-lampiran merupakan bagian tak terpisahkan dari Konvensi dan, kecuali dinyatakan lain, rujukan ke Konvensi juga merupakan rujukan ke lampiran-lampirannya.

2. Para Pihak akan menafsirkan aturan-aturan dalam Lampiran sehingga sesuai dengan hak dan kewajiban yang diatur dalam pasal-pasal Konvensi.

Pasal 30

Perubahan Konvensi

1. Setiap Pihak dapat mengusulkan perubahan Konvensi.

2. Perubahan-perubahan Konvensi harus diputuskan dalam sidang-sidang reguler Konferensi Para Pihak. Naskah setiap usulan perubahan harus disampaikan ke para Pihak oleh Sekretariat Tetap setidaknya enam bulan sebelum sidang yang dijadwalkan akan memutuskan perubahan tersebut. Sekretariat Tetap juga akan menyampaikan usulan perubahan ke para penandatangan Konvensi.

3. Para Pihak akan berupaya untuk mencapai persetujuan atas setiap usulan perubahan Konvensi dengan konsensus. Jika semua upaya konsensus tak berhasil dan persetujuan tak dapat dicapai, perubahan *33994 tersebut, sebagai upaya terakhir, akan diputuskan berdasarkan suara terbanyak yaitu dua pertiga dari Pihak yang hadir dan turut memberikan suara dalam sidang. Perubahan yang diputuskan tersebut akan disampaikan oleh Sekretariat Tetap ke Depositari yang kemudian akan mengedarkannya ke semua Pihak untuk ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan.

4. Instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan sebuah perubahan akan diserahkan ke Depositari. Suatu perubahan yang disahkan seperti disebutkan dalam alinea 3 akan mulai berlaku bagi para Pihak yang telah menerimanya sembilan puluh hari setelah tanggal penerimaan oleh Depositari instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan dari paling sedikit dua per tiga Pihak Konvensi yang turut mengesahkan perubahan tersebut.

5. Perubahan akan mulai berlaku bagi setiap Pihak pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal Pihak tersebut menyerahkan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaannya ke Depositari.

6. Untuk keperluan Konvensi dan Pasal 31, yang dimaksud dengan "Pihak-Pihak yang hadir dan turut memberikan suara" adalah Pihak-Pihak yang hadir dalam sidang dan memberikan suara mendukung atau menolak dalam pemungutan suara.

Pasal 31

Keputusan dan Perubahan Lampiran

1. Setiap lampiran tambahan Konvensi dan setiap perubahan terhadap lampiran akan diusulkan dan diputuskan melalui prosedur perubahan Konvensi seperti ditetapkan dalam Pasal 30, dengan ketentuan bahwa dalam menerima lampiran tambahan tentang pelaksanaan regional atau perubahan lampiran tentang pelaksanaan regional, mayoritas yang dimaksudkan dalam Pasal tersebut meliputi dua per tiga mayoritas suara dari Para Pihak dari kawasan yang bersangkutan dan yang hadir dalam sidang dan turut memberikan suara. Keputusan atau perubahan sebuah lampiran akan disampaikan oleh Depositari ke semua negara Pihak.

2. Suatu lampiran, selain lampiran tambahan tentang Pelaksanaan regional, atau suatu perubahan lampiran, selain perubahan lampiran tambahan tentang pelaksanaan regional, yang telah diputuskan sesuai dengan alinea 1, akan mulai berlaku bagi semua negara Pihak Konvensi enam bulan setelah tanggal penyampaian oleh Depositari ke para Pihak yang memutuskan lampiran atau perubahan tersebut, kecuali bagi para Pihak yang dalam periode tersebut memberitahukan secara tertulis bahwa mereka tidak menerima lampiran atau perubahan tersebut. Lampiran atau perubahan tersebut akan mulai berlaku bagi para Pihak yang menarik kembali pemberitahuan ketaksetujuan mereka pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal pemberitahuan penarikan kembali penolakan diterima oleh Depositari.

3. Lampiran atau perubahan tambahan tentang pelaksanaan regional untuk setiap lampiran tentang pelaksanaan regional yang telah diputuskan sesuai dengan alinea 1, akan mulai berlaku bagi para Pihak Konvensi enam bulan setelah tanggal penyampaian keputusan tentang lampiran atau perubahan, oleh Depositari ke para Pihak, kecuali yang berhubungan dengan:

(a) setiap Pihak yang dalam waktu enam bulan telah memberi tahu *33995 Depositari secara tertulis ketaksetujuannya tentang lampiran tambahan pelaksanaan regional atau perubahan lampiran tentang pelaksanaan regional, yang dalam keadaan demikian lampiran atau perubahan tersebut akan berlaku bagi para Pihak yang memberitahukan penarikan kembali penolakan pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal penarikan pemberitahuan diterima oleh Depositari; dan

(b) setiap Pihak yang telah membuat pernyataan yang berkaitan dengan lampiran-lampiran tambahan pelaksanaan regional atau perubahan-perubahan tambahan atas lampiran pelaksanaan regional sesuai dengan Pasal 34, alinea 4, yang dalam keadaan demikian setiap lampiran atau perubahan akan mulai berlaku bagi setiap Pihak pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal

penyimpanan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaannya dalam suatu lampiran atau perubahan, ke Depositari.

4. Jika keputusan tentang suatu lampiran atau perubahan lampiran melibatkan suatu perubahan terhadap Konvensi, lampiran atau perubahan suatu lampiran tidak akan berlaku sebelum perubahan Konvensi berlaku.

Pasal 32

Hak Memberikan Suara

1. Kecuali seperti disebutkan dalam alinea 2, setiap Pihak dari Konvensi memiliki satu suara.

2. Organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional, dalam kompentensi mereka, akan menggunakan hak mereka untuk memberikan suara dengan jumlah suara sama dengan jumlah negara anggota yang menjadi Pihak dari Konvensi. Organisasi tersebut tidak akan menggunakan haknya untuk memberikan suara jika salah satu dari negara anggotanya menggunakan haknya, dan sebaliknya.

Bab VIATURAN PENUTUPPasal 33

Penandatanganan

Konvensi ini akan dibuka untuk penandatanganan di Paris, pada tanggal 14-15 Oktober 1994, oleh Negara-Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa atau badan-badan bawahannya atau oleh yang menjadi Pihak pada Statuta International Court of Justice dan oleh organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional. Konvensi akan tetap terbuka untuk penandatanganan, setelah tanggal tersebut, di Markas Besar PBB di New York sampai 13 Oktober 1995.

Pasal 34

Ratifikasi, Penerimaan, Persetujuan, Keikutsertaan

1. Konvensi ini harus melalui proses ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau keikutsertaan oleh negara-negara atau organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional. Konvensi terbuka untuk keikutsertaan sehari setelah waktu penandatanganan Konvensi ditutup. Instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau keikutsertaan harus diserahkan ke Depositari.

2. Setiap organisasi integrasi ekonomi Regional yang menjadi Pihak dari Konvensi tanpa satupun negara anggotanya menjadi Pihak Konvensi tetap *33996 terikat oleh semua kewajiban Konvensi. Dalam hal satu atau lebih negara anggota organisasi integrasi ekonomi regional tersebut juga menjadi Pihak Konvensi, organisasi dan negara-negara anggotanya harus menentukan sendiri tanggung jawab mereka dalam melaksanakan kewajiban mereka dalam Konvensi. Dalam keadaan demikian, organisasi dan negara-negara anggota tidak dapat menggunakan hak-hak mereka secara bersamaan.

3. Dalam instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan mereka, organisasi-organisasi intregrasi ekonomi regional harus menyatakan lingkup kompentensi mereka dalam hubungannya dengan hal-hal yang diatur oleh Konvensi. Mereka juga harus secepatnya memberi tahu Depositari, yang kemudian akan memberi tahu para Pihak, setiap perubahan penting tentang kompetensi mereka.

4. Dalam instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaannya, setiap Pihak dapat menyatakan bahwa setiap lampiran tambahan tentang pelaksanaan regional atau setiap perubahan terhadap lampiran pelaksanaan regional akan mulai berlaku hanya setelah penyerahan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan ke Depositari.

Pasal 35

Aturan Sementara

Fungsi sekretariat seperti disebutkan dalam Pasal 23 akan dijalankan sementara oleh sekretariat yang dibentuk oleh Majelis Umum PBB dalam resolusinya No. 47/188 22 Desember 1992, sampai diselesaikannya sidang pertama Konferensi Para Pihak.

Pasal 36

Hal Berlakunya

1. Konvensi akan mulai berlaku pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal penyerahan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan yang ke lima puluh.

2. Bagi setiap negara atau organisasi integrasi ekonomi regional yang meratifikasi, menerima, menyetujui atau menyatakan ikut serta dalam Konvensi setelah penyerahan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan yang ke lima puluh, Konvensi akan mulai berlaku pada hari ke sembilan puluh setelah setelah tanggal penyerahan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan oleh negara atau organisasi integrasi ekonomi regional tersebut.

3. Untuk keperluan alinea 1 dan 2, setiap instrumen yang diserahkan oleh organisasi integrasi ekonomi regional tidak akan diperhitungkan sebagai instrumen tambahan dari yang telah diserahkan oleh negara-negara anggota organisasi.

Pasal 37

Pensyaratan

Tidak ada pensyaratan yang dapat diajukan terhadap Konvensi ini.

Pasal 38

Penarikan Diri

1. Setiap saat setelah tiga tahun dari tanggal mulai berlakunya *33997 Konvensi bagi suatu Pihak, Pihak yang bersangkutan dapat menarik diri dari Konvensi dengan pemberitahuan secara tertulis ke Depositari.

2. Setiap penarikan diri akan berlaku efektif satu tahun setelah tanggal diterimanya oleh Depositari pemberitahuan penarikan diri, atau pada waktu setelahnya seperti dinyatakan dalam pemberitahuan penarikan diri.

Pasal 39

Pendepositan

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menjadi Depositari dari Konvensi.

Pasal 40

Naskah-naskah Asli

Tulisan asli Konvensi dalam bahasa-bahasa Arab, Cina Inggris, Prancis, Rusia dan Spanyol merupakan naskah-naskah yang otentik, dan akan dideposikan ke Sekretaris Jenderal PBB.

Yang tersebut di bawah ini, dengan kewenangannya, menandatangani Konvensi ini.

Dibuat di Paris, pada hari ini tanggal tujuh belas Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh empat.

LAMPIRAN ILAMPIRAN PELAKSANAAN REGIONAL UNTUK AFRIKAPasal 1

Ruang Lingkup

Lampiran ini berlaku untuk Afrika, dalam hubungannya dengan setiap Pihak dan sesuai dengan Konvensi, terutama Pasal 7, untuk tujuan memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan di kawasan-kawasan gersang, setengah gersang dan kering dengan kelembaban sedang.

Pasal 2

Tujuan

Tujuan lampiran ini, pada tingkat nasional, subregional dan regional di Afrika dan dengan memperhatikan kondisi khususnya, adalah untuk:

(a) mengidentifikasi langkah-langkah dan pengaturan-pengaturan, termasuk kondisi dan proses bantuan yang disediakan Pihak-pihak negara maju, sesuai dengan ketentuan Konvensi terkait;

(b) mendukung pelaksanaan Konvensi secara efisien dan praktis untuk menangani keadaan-keadaan Afrika yang khusus; dan

(c) mempromosikan proses dan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan upaya untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan di daerah-daerah gersang, setengah gersang dan kering dengan kelembaban sedang di Afrika.

Pasal 3

Kondisi Khusus Wilayah Afrika

Dalam melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan Konvensi, para Pihak, dalam melaksanakan Lampiran ini, akan mengambil pendekatan dasar yang *33998 mempertimbangkan kondisi khusus Afrika sebagai berikut:

(a) luasnya kawasan-kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang;

(b) banyaknya negara dan penduduk yang sangat terpengaruh oleh penggurunan dan seringnya terjadi kekeringan hebat;

(c) banyaknya negara tak berpantai yang terkena;

(d) sangat menyebarnya kemiskinan yang umumnya terjadi di negara-negara yang terkena, banyaknya negara terbelakang di antara mereka, dan kebutuhan mereka akan bantuan luar negeri yang besar, dalam bentuk hibah dan pinjaman konsesional, untuk mencapai tujuan pembangunan mereka;

(e) kondisi-kondisi sosial-ekonomi yang dipersulit oleh semakin parah dan tak menentunya pengaturan perdagangan, utang luar negeri dan ketidakstabilan politik, yang mendorong terjadinya perpindahan penduduk secara internal, regional dan internasional;

(f) sangat tergantungnya penduduk terhadap sumber-sumber alam untuk kehidupan sehari-hari, yang ditambah lagi oleh pengaruh kecenderungan dan faktor-faktor demografi, rendahnya basis teknologi dan praktek-praktek produksi yang tak berkelanjutan, menyebabkan degradasi sumber yang serius;

(g) tak memadainya kerangka-kerangka hukum dan kelembagaan, basis prasarana yang lemah dan tak mencukupinya kapasitas ilmiah, teknis dan edukatif, yang menyebabkan sangat perlunya pembentukan pengembangan kapasitas, dan

(h) peran sentral dari tindakan-tindakan untuk memerangi penggurunan dan/atau mengurangi dampak kekeringan dalam prioritas-prioritas pembangunan nasional di negara-negara Afrika yang terkena.

Pasal 4

Komitmen dan Kewajiban Negara-negara Pihak Afrika

1. Sesuai dengan kemampuan masing-masing, negara-negara pihak Afrika akan:

(a) Menyetujui upaya memerangi penggurunan dan/atau penanganan dampak kekeringan sebagai strategi utama dalam upaya untuk memberantas kemiskinan;

(b) mempromosikan kerja sama dan integrasi regional, dalam semangat solidaritas dan kemitraan yang didasarkan pada kepentingan bersama, dalam program-program dan kegiatan-kegiatan untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(c) merasionalkan dan memperkuat lembaga-lembaga yang ada yang menangani penggurunan dan kekeringan dan melibatkan lembaga-lembaga yang ada lainnya, sesuai keperluan, dalam rangka menjadikannya lebih efektif dan menjamin penggunaan sumber-sumber yang efisien;

(d) mempromosikan pertukaran informasi mengenai teknologi tepat guna, pengetahuan, keterampilan dan pelaksanaan antara mereka; *33999 dan

(e) mengembangkan rencana-rencana darurat untuk menangani dampak kekeringan di kawasan yang mengalami degradasi akibat penggurunan dan/atau kekeringan.

2. Sesuai dengan kewajiban-kewajiban umum dan khusus yang terdapat dalam Pasal 4 dan 5 Konvensi, negara-negara Pihak Afrika yang terkena bermaksud untuk:

(a) membuat alokasi keuangan yang tepat dari anggaran nasional mereka sesuai dengan dan kemampuan nasional dan mencerminkan prioritas-prioritas baru yang diberikan oleh Afrika terhadap fenomena penggurunan dan/atau kekeringan;

(b) mempertahankan dan memperkuat reformasi yang saat ini dilaksanakan ke arah desentralisasi yang lebih besar dan peningkatan kepemilikan sumber-sumber serta meningkatkan partisipasi penduduk dan masyarakat setempat; dan

(c) mengidentifikasi dan mengerahkan sumber-sumber keuangan nasional yang baru, dan mengembangkan, sebagai prioritas, kemampuan dan fasilitas nasional yang ada untuk mengerahkan sumber-sumber keuangan domestik.

Pasal 5

Komitmen dan Kewajiban Pihak-pihak Negara Maju

1. Dalam memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan Pasal 4, 6 dan 7 Konvensi, Pihak-pihak negara maju akan memberikan prioritas untuk negara-negara Pihak Afrika dan dalam hal ini, akan:

(a) membantu mereka memerangi penggurunan dan/atau mengurangi dampak kekeringan dengan, antara lain, menyediakan dan/atau membantu akses keuangan dan/atau sumber-sumber lainnya, dan mempromosikan, membiayai dan/atau membantu pembiayaan pengalihan, adaptasi dan akses ke teknologi dan ketrampilan lingkungan yang tepat, seperti disepakati bersama dan sesuai dengan kebijakan-kebijakan nasional, dengan mempertimbangkan program pemberantasan kemiskinan mereka sebagai strategi utama;

(b) tetap mengalokasikan sumber-sumber yang besar dan/atau meningkatkan sumber-sumber untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan; dan

(c) membantu mereka dalam memperkuat kapasitas untuk memungkinkan mereka meningkatkan kerangka kelembagaan mereka serta kemampuan keilmuan dan teknik, pengumpulan dan analisa informasi dan penelitian dan pengembangan mereka, untuk tujuan memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan.

2. Negara-negara Pihak lain dapat menyediakan, secara suka rela, teknologi, pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penggurunan dan/atau sumber-sumber keuangan, bagi negara-negara Pihak Afrika yang terkena. Alih pengetahuan, keterampilan dan teknik semacam itu didukung dengan kerja sama internasional.

Pasal 6

Kerangka Perencanaan Strategis untuk Pembangunan Berkelanjutan

*34000 1. Program-program aksi nasional akan menjadi bagian utama dan terpadu dari sebuah proses yang lebih luas dalam merumuskan kebijakan-kebijakan nasional untuk pembangunan berkelanjutan negara-negara Pihak Afrika yang terkena.

2. Suatu proses konsultatif dan partisipatif yang melibatkan berbagai tingkatan pemerintah, penduduk dan masyarakat setempat, dan organisasi-organisasi nonpemerintah akan dilakukan untuk menyediakan pedoman tentang sebuah strategi dengan perencanaan yang luwes guna memungkinkan partisipasi maksimum dari penduduk dan masyarakat setempat. Sesuai keperluan, agen-agen bantuan bilateral dan multilateral bisa dilibatkan dalam proses ini sesuai permintaan negara-negara Pihak Afrika yang terkena.

Pasal 7

Jadwal untuk Persiapan Program Aksi

Menunggu diberlakukannya Konvensi ini, negara-negara Pihak Afrika bekerja sama dengan anggota masyarakat internasional lainnya, sementara akan melaksanakan, sebaik mungkin, ketentuan-ketentuan Konvensi yang berkaitan dengan persiapan program-program aksi nasional, subregional, dan regional.

Pasal 8

Isi Program Aksi Nasional

1. Sesuai dengan Pasal 10 Konvensi, strategi menyeluruh dari program-program aksi nasional akan menekankan program-program terpadu pembangunan lokal untuk kawasan-kawasan yang terkena, yang didasarkan pada mekanisme-mekanisme partisipatif dan pada penterpaduan strategi-strategi pemberantasan kemiskinan, pada upaya-upaya memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Program-program tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas pemerintah lokal dan menjamin keterlibatan aktif penduduk, masyarakat dan kelompok setempat, dengan penekanan pada pendidikan dan pelatihan, pengerahan organisasi-organisasi nonpemerintah yang memiliki keahlian dan memperkuat struktur-struktur pemerintah yang telah didesentralisasikan.

2. Program-program aksi nasional, sebaik mungkin, akan mencakup gambaran umum berikut:

(a) pemanfaatan, dalam mengembangkan dan menerapkan program-program aksi nasional, pengalaman lalu dalam memerangi penggurunan dan/atau mengurangi dampak kekeringan, dengan mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi dan ekologi;

(b) pengidentifikasian faktor-faktor yang menyumbang pada penggurunan dan/atau kekeringan dan sumber serta kapasitas yang tersedia dan diperlukan, dan pembentukan kebijakan dan kelembagaan yang tepat dan tanggapan dan langkah-langkah lain yang diperlukan untuk mengatasi fenomena tersebut dan/atau menangani dampaknya; dan

(c) peningkatan partisipasi penduduk dan masyarakat, termasuk wanita, petani dan peternak, dan pendelegasian kepada mereka tanggung jawab lebih besar untuk pengelolaan.

3. Program aksi nasional juga akan, sebaiknya, mencakup hal berikut:

(a) langkah-langkah untuk meningkatkan lingkungan ekonomi dengan *34001 maksud untuk memberantas kemiskinan:

(i) meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja, terutama untuk anggota masyarakat termiskin, dengan mengembangkan pasar untuk produk-produk pertanian dan peternakan, membentuk instrumen keuangan yang sesuai dengan kebutuhan lokal, mendorong diversifikasi dalam pertanian dan pembentukan perusahaan-perusahaan pertanian; dan mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi tipe-tipe para-pertanian dan nonpertanian;

(ii) menyempurnakan prospek-prospek jangka panjang perekonomian pedesaan dengan membentuk: insentif untuk investasi yang produktif dan akses ke alat produksi; dan kebijakan-kebijakan harga dan perpajakan dan praktek-praktek perdagangan yang mempromosikan pertumbuhan;

(iii) pendefinisian dan penerapan kebijakan-kebijakan kependudukan dan keimigrasian untuk mengurangi tekanan kependudukan terhadap tanah; dan

(iv) mempromosikan pengunaan tanaman-tanaman lahan kering dan penerapan sistem terpadu pertanian lahan kering untuk tujuan pengamanan pangan;

(b) langkah-langkah untuk mengkonservasi sumber alam:

(i) menjamin pengelolaan sumber-sumber alam secara terpadu dan berkelanjutan, termasuk lahan pertanian dan peternakan, tanaman lindung dan satwa liar; hutan, sumber-sumber air; dan keanekaragaman hayati;

(ii) pelatihan dalam kaitan dengan, dan untuk memperkuat, kesadaran publik dan kampanye pendidikan lingkungan dan penyebaran pengetahuan teknis berkaitan dengan pengelolaan berkelanjutan sumber alam; dan

(iii) menjamin pengembangan dan penggunaan yang efisien berbagai sumber enerji, mempromosikan sumber-sumber energi alternatif, khususnya energi surya, energi angin dan biogas, dan pengaturan khusus pengalihan, akuisisi dan adaptasi teknologi yang relevan untuk mengurangi tekanan terhadap sumber-sumber alam yang rentan;

(c) langkah untuk meningkatkan organisasi kelembagaan:

(i) mendefinisikan peranan dan tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah lokal dalam kerangka kebijakan rencana penggunaan tanah;

(ii) mendorong kebijakan aktif desentralisasi, mengarahkan tanggung jawab pengelolaan dan pengambilan keputusan kepada pemerintah lokal, dan mendorong prakarsa dan pengambilan tanggung jawab oleh masyarakat setempat dan pembentukan *34002 struktur-struktur lokal; dan

(iii) menyesuaikan, sebaik mungkin, kelembagaan dan kerangka peraturan dalam pengelolaan sumber alam guna pengamanan pemanfaatan tanah untuk penduduk setempat;

(d) langkah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai penggurunan:

(i) mempromosikan riset pengumpulan, pemrosesan dan pertukaran informasi mengenai aspek-aspek ilmiah, teknik dan sosial-ekonomi penggurunan;

(ii) meningkatkan kemampuan nasional dalam riset dan pengumpulan, pemrosesan, pertukaran dan analisa informasi dalam rangka meningkatkan pemahaman dan menerjemahkan hasil-hasil analisa dalam rincian operasional; dan

(iii) mendorong kajian jangka menengah dan panjang tentang kecenderungan sosial-ekonomi dan budaya di daerah yang terkena; kecenderungan kualitatif dan kuantitatif sumber-sumber alam; dan interaksi antara iklim dan penggurunan; dan

(e) langkah-langkah untuk memantau dan menilai dampak kekeringan:

(i) mengembangkan strategi untuk mengevaluasi dampak keragaman iklim alami terhadap kawasan yang dilanda kekeringan dan penggurunan dan/atau memanfaatkan perkiraan keragaman iklim musiman pada skala waktu tahunan dan musiman dalam upaya untuk mengurangi dampak kekeringan;

(ii) meningkatkan kapasitas peringatan dan tanggapan dini, mengelola bantuan darurat dan bantuan makanan secara efisien, dan meningkatkan sistem cadangan makanan dan distribusi; skema-skema perlindungan hewan ternak dan pekerjaan umum serta mata pencaharian alternatif untuk daerah rentan kekeringan; dan

(iii) memantau dan menilai degradasi ekologis untuk menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan tepat waktu mengenai proses dan dinamika degradasi sumber untuk membantu perumusan dan tanggapan kebijakan yang lebih baik.

Pasal 9

Persiapan Program Aksi Nasional dan Pelaksanaan serta Indikator Peninjauan

Setiap negara pihak di Afrika yang terkena akan menunjuk badan koordinasi yang tepat dan berfungsi sebagai penggerak dalam persiapan, pelaksanaan dan pengkajian program-program aksi nasional tersebut. Badan koordinasi ini akan, sesuai dengan Pasal 3, sebaiknya:

(a) melaksanakan identifikasi dan meninjau aksi-aksi, mulai dari proses konsultasi yang melibatkan penduduk dan masyarakat setempat serta bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, Pihak-pihak negara maju dan organisasi-organisasi antarpemerintah dan nonpemerintah, *34003 berdasarkan konsultasi pendahuluan mengenai masalah tersebut di tingkat nasional;

(b) mengidentifikasi dan menganalisa hambatan-hambatan, kebutuhan-kebutuhan dan perbedaan-perbedaan yang mempengaruhi perkembangan dan penggunaan lahan yang berkesinambungan serta menyarankan langkah-langkah yang tepat guna menghindari duplikasi melalui upaya-upaya optimal yang tepat serta mengembangkan penerapan hasil-hasilnya;

(c) membantu, merancang dan merumuskan kegiatan-kegiatan proyek yang didasarkan kepada pendekatan-pendekatan yang luwes dan interaktif dalam rangka menjamin partisipasi aktif masyarakat di wilayah-wilayah yang terkena, untuk mengurangi dampak negatif kegiatan-kegiatan tersebut, serta mengidentifikasi dan memprioritaskan persyaratan-persyaratan untuk kerjasama teknik dan bantuan keuangan;

(d) membantu indikator-indikator yang jelas, dapat diperhitungkan dan bisa dibuktikan untuk menjamin penilaian dan peninjauan baik program-program aksi nasional, yang mencakup tindakan-

tindakan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, maupun pelaksanaan program-program tersebut; dan

(e) menyiapkan laporan-laporan perkembangan pelaksanaan program-program aksi nasional.

Pasal 10

Kerangka Kerja Organisasi dari Program-program Aksi Subregional

1. Sesuai dengan pasal 4 Konvensi, para Pihak di Afrika hendaknya bekerja sama dalam mempersiapkan dan melaksanakan program-program aksi subregional Afrika di bagian timur, utara, tengah, selatan dan barat serta, dalam hal ini dapat menyerahkan tanggung jawab tanggung jawab berikut kepada organisasi-organisasi interpemerintah dan subregional terkait:

a. bertindak sebagai focal point dalam mempersiapkan kegiatan-kegiatan persiapan mengkoordinasikan pelaksanaan program-program aksi di subregional;

b. membantu persiapan dan pelaksanaan program-program aksi nasional;

c. mempermudah pertukaran informasi, pengalaman dan ketrampilan serta memberikan petunjuk dalam pengkajian legislasi nasional; dan

d. tanggung jawab tanggung jawab lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan program aksi sub-regional.

2. Lembaga-lembaga khusus subregional dapat memberikan dukungan, sesuai dengan permintaan, dan/atau diberi tanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dalam bidang-bidang yang menjadi kewenangan mereka masing-masing.

Pasal 11

Isi dan Persiapan dari Program-program Aksi Subregional

Program-program aksi subregional harus memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah yang dapat ditangani lebih baik di tingkat subregional. *34004 Mereka harus membentuk, bila perlu, melanisme-mekanisme pengelolaan sumber daya alam. Mekanisme tersebut akan mampu menangani dengan efektif masalah-masalah lintas batas yang berhubungan dengan penggurunan dan/atau kekeringan serta akan memberikan bantuan bagi pelaksanaan program-program aksi nasional yang serasi. Bidang-bidang yang menjadi prioritas dari program aksi subregional, akan difokuskan kepada:

(a) program-program bersama mengenai pengelolaan lintas batas sumber daya alam yang berkelanjutan melalui mekanisme-mekanisme bilateral dan multilateral dengan sebaik mungkin;

(b) koordinasi program-program untuk mengembangkan sumber-sumber energi alternatif;

(c) kerja sama dalam pengelolaan dan pengawasan hama maupun penyakit-penyakit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan;

(d) pengembangan kapasitas, pendidikan dan kegiatan-kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat dilaksanakan atau lebih baik didukung pada tingkat subregional;

(e) kerja sama teknik dan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang-bidang iklim, metereologi dan hidrologi, termasuk jaringan untuk pengumpulan dan pengolahan data, pemanfaatan informasi dan pemantauan proyek, serta koordinasi dan prioritas bagi kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan;

(f) sistem-sistem peringatan dini dan perencanaan bersama untuk mengurangi dampak kekeringan, termasuk langkah-langkah untuk mengatasi masalah-masalah yang berasal dari perpindahan penduduk karena faktor lingkungan;

(g) upaya memperoleh cara-cara berbagi pengalaman, khususnya yang berkaitan dengan peran serta penduduk dan masyarakat setempat, dan penciptaan lingkungan yang mendukung untuk pengelolaan tata guna tanah yang lebih baik dan untuk penggunaan teknologi yang tepat;

(h) penguatan kapasitas organisasi-organisasi sub-regional untuk mengkoordinasi dan menyediakan jasa-jasa teknik, maupun pembentukan, reorientasi dan penguatan pusat-pusat dan lembaga-lembaga subregional; dan

(i) pengembangan kebijakan-kebijakan di bidang-bidang, seperti perdagangan, yang memiliki dampak terhadap penduduk-penduduk dan wilayah-wilayah yang terkena, termasuk kebijakan-kebijakan untuk mengkoordinasikan rejim pemasaran regional dan untuk prasarana bersama.

Pasal 12

Kerangka Organisasi dari Program-program Aksi Regional

1. Sesuai dengan Pasal 11 Konvensi, negara-negara Pihak di Afrika bersama-sama akan menentukan prosedur dalam mempersiapkan dan melaksanakan program aksi regional.

2. Para Pihak dapat memberikan dukungan yang sesuai kepada lembaga-lembaga dan organisasi di regional Afrika yang terkait agar mereka dapat membantu negara-negara pihak di Afrika untuk memenuhi tanggung jawab sesuai Konvensi.

*34005 Pasal 13Isi Program Aksi Regional

Program aksi regional meliputi upaya-upaya yang berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan dan/atau mengurangi dampak-dampak kekeringan pada kawasan-kawasan yang diprioritaskan sebagai berikut:

(a) pengembangan kerja sama regional dan pengkoordinasian program-program aksi subregional untuk mencapai konsensus regional dalam bidang-bidang yang merupakan kebijakan kunci, termasuk melalui konsultasi berkala organisasi-organisasi subregional;

(b) meningkatkan pengembangan kapasitas dalam kegiatan-kegiatan yang dapat diterapkan dengan lebih baik di tingkat regional;

(c) bersama-sama dengan masyarakat internasional mencari penyelesaian terhadap isu-isu ekonomi dan global yang mempunyai dampak terhadap daerah-daerah yang terkena dengan memperhatikan Pasal 4, paragraf 2 (b) Konvensi;

(d) sesama negara Pihak yang terkena di Afrika dan subregionalnya, maupun dengan regional-regional lain yang terkena, meningkatkan tukar menukar informasi dan memadai; ketrampilan teknis maupun pengalaman-pengalaman yang relevan; mendorong kerja sama ilmu dan teknologi khususnya di bidang-bidang iklim, meteorologi, hidrologi, pengembangan sumber-sumber air dan sumber-sumber energi alternatif; pengkoordinasian kegiatan-kegiatan penelitian di subregional dan regional dengan identifikasi prioritas-prioritas regional untuk penelitian dan pengembangan;

(e) pengkoordinasian jaringan-jaringan untuk pengamatan dan penilaian yang sistematis serta pertukaran informasi, maupun pengintegrasiannya ke dalam jaringan global; dan

(f) pengkoordinasian dan memperkuat sistem peringatan dini subregional dan regional serta rencana-rencana darurat dalam menghadapi kekeringan;

Pasal 14

Sumber-sumber Keuangan.

1. Sesuai dengan Pasal 20 dan Pasal 4, paragrap 2 Konvensi, Para Pihak di Afrika yang terkena harus berupaya menciptakan kerangka makro ekonomi yang mendukung mobilisasi sumber-sumber keuangan dan akan mengembangkan kebijakan-kebijakan dan membuat prosedur-prosedur untuk menyalurkan sumber-sumber yang lebih efektif bagi program-program pengembangan setempat, termasuk melalui organisasi nonpemerintah, bilamana memungkinkan.

2. Berdasarkan Pasal 21, paragrap 4 dan 5 Konvensi, Para Pihak sepakat untuk membentuk daftar sumber-sumber pendanaan di tingkat nasional, subregional dan regional serta internasional guna menjamin penggunaan sumber-sumber yang ada secara tepat serta mengidentifikasi ketimpangan-ketimpangan alokasi dalam sumber-sumber tersebut, untuk mempermudah pelaksanaan program aksi. Daftar-daftar ini akan ditinjau dan diperbaharui secara berkala.

3. Sesuai dengan Pasal 7 Konvensi, para Pihak dari negara maju akan terus mengalokasikan sumber-sumber yang penting dan/atau sumber-sumber yang bertambah maupun bantuan bentuk-bentuk lainnya *34006 kepada para Pihak di Afrika yang terkena berdasarkan perjanjian kemitraan dan pengaturan-pengaturan yang merujuk pada Pasal 18, yang memberikan, antara lain, perhatian yang cukup terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan utang, perdagangan internasional dan pengaturan-pengaturan pemasaran sesuai dengan Pasal 4, paragrap 2 (b) Konvensi.

Pasal 15

Mekanisme Keuangan

1. Sesuai dengan Pasal 7 Konvensi yang menggarisbawahi prioritas bagi para Pihak yang terkena di Afrika yang mempertimbangkan kondisi tertentu di kawasan ini, para Pihak akan memberikan perhatian khusus pada penerapan ketentuan-ketentuan pada Pasal 21, paragrap 1 (d) dan (e) Konvensi di Afrika, terutama dengan:

(a) mempermudah pembentukan mekanisme seperti dana-dana penggurunan nasional, untuk menyalurkan sumber-sumber keuangan ke tingkat nasional;

(b) memperkuat mekanisme-mekanisme keuangan dan pendanaan yang ada pada tingkat subregional dan regional.

2. Sesuai dengan Pasal 20 dan 21 Konvensi, para Pihak yang juga merupakan anggota badan pengelola dari lembaga keuangan subregional dan regional terkait, termasuk Bank Pembangunan Afrika dan Dana Pembangunan Afrika, akan meningkatkan upaya-upaya untuk memberikan prioritas dan perhatian yang cukup kepada kegiatan lembaga-lembaga tersebut yang memajukan pelaksanaan Lampiran ini.

3. Para Pihak akan menyederhanakan, sejauh mungkin, prosedur-prosedur untuk menyalurkan dana kepada negara-negara Pihak di Afrika yang terkena.

Pasal 16

Bantuan Kerja Sama dan Bantuan Teknik

Para Pihak berupaya, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing merasionalkan bantuan teknik kepada, dan bekerja sama dengan, negara-negara Pihak di Afrika dengan tujuan meningkatkan effektivitas program dan proyek-proyek dan program-program yang tepat guna dengan antara lain:

(a) membatasi biaya-biaya untuk kegiatan-kegiatan, pendukung dan penyangga khususnya biaya-biaya pokok, sehingga, dalam hal ini biaya-biaya hanya akan menjadi bagian kecil dari biaya total satu proyek untuk memaksimalkan efisiensi proyek;

(b) memberikan penekanan pada penggunaan pakar-pakar nasional yang berkompeten atau, jika perlu, pakar-pakar yang berkompeten dari subregional dan/atau regional, dalam perancangan, persiapan dan pelaksanaan proyek, dan untuk pengembangan tenaga ahli setempat jika ada; dan

(c) mengelola dan mengkoordinasikan secara efektif, serta pemanfaatan secara efisien bantuan teknis yang disediakan.

Pasal 17

Pengalihan, Akuisisi, Adaptasi dan Akses keTeknologi yang Berwawasan Lingkungan

*34007 Dalam melaksanakan Pasal 18 Konvensi yang berkaitan dengan pengalihan, akuisisi, adaptasi pengembangan teknologi, para Pihak akan memberikan prioritas kepada para Pihak di Afrika, dan bila perlu, bersama-sama mengembangkan model kemitraan dan kerja sama baru untuk penguatan kapasitas di bidang-bidang penelitian dan pengembangan ilmu serta pengumpulan dan penyebaran informasi yang memungkinkan mereka mampu menerapkan strategi-strategi memerangi penggurunan dan mengurangi dampak-dampak kekeringan.

Pasal 18

Koordinasi dan Perjanjian-perjanjian Kemitraan

1. Negara-negara pihak di Afrika akan mengkoordinasikan persiapan, perundingan dan pelaksanaan program-program aksi nasional, subregional dan regional. Para Pihak, dalam hal ini, dapat melibatkan para Pihak lainnya serta organisasi antarpemerintah dan nonpemerintah yang terkait dalam proses ini.

2. Tujuan-tujuan koordinasi semacam ini adalah untuk menjamin agar kerja sama teknik dan keuangan sesuai dengan Konvensi dan memberikan. Hal hal yang diperlukan bagi kesinambungan penggunaan dan pengelolaan sumber-sumber.

3. Para Pihak di Afrika akan mengorganisasikan proses-proses konsultasi di tingkat nasional, subregional dan regional. Proses-proses seperti ini dapat:

(a) berfungsi sebagai forum untuk merundingkan dan menghasilkan perjanjian-perjanjian kemitraan yang didasarkan kepada program-program aksi nasional, subregional dan regional; dan

(b) merinci sumbangan para Pihak di Afrika dan anggota-anggota kelompok konsultasi lainnya terhadap program-program tersebut dan mengindentifikasi prioritas-prioritas dan perjanjian-perjanjian dalam pelaksanaan dan pengkajian indikator-indikator, serta pengaturan pendanaan untuk penerapan.

4. Sekretariat Tetap dapat, sesuai permintaan para Pihak di Afrika, seperti tersebut pada Pasal 23 Konvensi, membantu penyelenggaraan proses -proses konsultasi sejenis dengan:

(a) memberikan pentujuk mengenai pengorganisasian konsultasi yang efektif, dengan mengambil pengalaman-pengalaman pengaturan lain serupa;

(b) memberikan informasi kepada badan-badan bilateral dan multilateral terkait mengenai pertemuan-pertemuan atau proses konsultasi, dan mendorong peran serta aktif mereka; dan

(c) memberikan informasi lainnya yang mungkin relevan dalam pembentukan atau perbaikan penyelenggaraan konsultasi.

5. Badan-badan koordinasi subregional dan regional, antara lain:

(a) merekomendasikan penyesuaian-penyesuaian yang tepat terhadap persetujuan-persetujuan kemitraan;

(b) memantau, menilai dan melaporkan pelaksanaan program-program subregional dan regional yang disetujui; dan

*34008 (c) memastikan berlangsungnya komunikasi dan kerja sama yang efisien di antara para Pihak di Afrika.

6. Keikutsertaan kelompok-kelompok konsultasi, jika perlu, akan terbuka untuk pemerintah-pemerintah, kelompok-kelompok kepentingan dan donor, badan-badan dana dan program sistem PBB terkait, organisasi-organisasi subregional dan regional terkait, dan perwakilan-perwakilan dari organisasi-organisasi nonpemerintah terkait. Setiap peserta kelompok konsultasi akan menentukan modalitas pelaksanaan dan pengelolaannya.

7. Sesuai Pasal 14 Konvensi, Pihak-pihak negara maju didorong untuk mengembangkan, atas prakarsa mereka sendiri, suatu proses konsultasi dan koordinasi informal di antara mereka, di tingkat nasional, subregional dan regional, dan atas permintaan para Pihak yang terkena di Afrika atau organisasi subregional dan regional yang terkait, untuk ikut serta dalam proses konsultasi pada tingkat nasional, subregional dan regional yang akan mengkaji serta menanggapi pentingnya bantuan-bantuan yang diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan Konvensi.

Pasal 19

Pengaturan-pengaturan Selanjutnya

Tindak lanjut dari lampiran ini akan dilaksanakan oleh Para Pihak di Afrika sesuai dengan peraturan Konvensi sebagai berikut:

(a) di tingkat nasional, melalui suatu mekanisme yang susunannya akan ditentukan oleh para Pihak yang terkena di Afrika dan akan memasukkan wakil-wakil masyarakat setempat dan berfungsi di bawah pengawasan badan koordinasi nasional seperti yang diatur pada Pasal 9;

(b) di tingkat subregional, melalui suatu komite konsultatif teknis dan ilmiah yang multi-disipliner, yang susunan dan modalitas pelaksanaannya akan ditentukan oleh Para Pihak di subkawasan Afrika yang terkait, dan

(c) di tingkat regional, melalui suatu mekanisme yang ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan yang terkait pada perjanjian pembentukan masyarakat ekonomi Afrika, dan oleh suatu komite penasehat ilmu dan teknik Afrika.

Lampiran IILAMPIRAN PELAKSANAAN REGIONAL UNTUK ASIA

Pasal 1

Tujuan

Tujuan dari Lampiran ini adalah memberikan petunjuk dan pengaturan untuk melaksanakan Konvensi secara efektif di negara-negara Pihak yang terkena di wilayah Asia sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu mereka.

Pasal 2

Kondisi-kondisi Khusus Wilayah Asia

Dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka sesuai Konvensi, para Pihak akan, mempertimbangkan kondisi-kondisi khusus berikut, yang terdapat di negara-negara Pihak yang terkena di wilayah ini dengan derajat yang *34009 berbeda-beda:

(a) tingginya proporsi kawasan mereka yang terkena, atau rentan terhadap, penggurunan dan kekeringan dan tingginya keragaman kawasan ini terhadap iklim, topografi, tata guna tanah serta sistem-sistem sosial ekonomi;

(b) besarnya tekanan pemenuhan mata pencaharian terhadap sumber daya alam;

(c) sistem-sistem produksi yang ada, yang terkait langsung dengan meluasnya kemiskinan, yang berakibat terhadap degradasi lahan dan tekanan terhadap sumber air yang langka;

(d) besarnya pengaruh kondisi ekonomi sosial global seperti kemiskinan, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, kurangnya jaminan pengamanan pangan, migrasi, orang-orang terlantar dinamika demografi;

(e) pengembangan kemampuan dan kerangka lembaga mereka, walaupun masih tidak memadai, untuk menangani persoalan yang berkaitan dengan masalah penggurunan dan kekeringan nasional; dan

(f) kebutuhan mereka terhadap kerjasama internasional dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan dan pengurangan dampak kekeringan.

Pasal 3

Kerangka Kerja Program-program Aksi Nasional

1. Program-program aksi nasional akan menjadi bagian terpadu dari kebijaksanaan nasional yang lebih luas untuk pembangunan berkelanjutan di negara-negara Pihak yang terkena di wilayah tersebut.

2. Para Pihak yang terkena, bilamana perlu, akan mengembangkan program-program aksi nasional sesuai dengan Pasal 9 dan 11 Konvensi, dengan secara khusus memperhatikan Pasal 10, paragrap 2 (f). Bilamana perlu, atas permintaan negara-negara Pihak yang terkena, Instansi-instansi kerja sama bilateral dan multilateral dapat dilibatkan dalam proses ini.

Pasal 4

Program-program Aksi Nasional

1. Dalam mempersiapkan dan melaksanakan program-program aksi nasional, negara-negara Pihak yang terkena di wilayah ini, sesuai dengan kondisi dan kebijakan mereka masing-masing, jika diperlukan, antara lain, dapat:

(a) menunjuk badan-badan yang tepat untuk bertanggung jawab atas persiapan, koordinasi dan pelaksanaan program-program aksi mereka;

(b) mengikutsertakan penduduk yang terkena, termasuk masyarakat setempat, dalam penjabaran, koordinasi dan penerapan program-program aksi mereka dengan melalui proses konsultasi yang digerakkan secara lokal, bekerja sama dengan pemerintahan setempat dan nasional terkait serta organisasi-organisasi nonpemerintah;

*34010 (c) menelaah kondisi lingkungan yang terkena di wilayah-wilayah yang terkena untuk mengkaji penyebab dan akibat penggurunan dan menetapkan langkah-langkah di bidang-bidang yang diprioritaskan;

(d) mengevaluasi, dengan mengikutsertakan penduduk di wilayah yang terkena, program-program yang sedang dilaksanakan maupun program-program sebelumnya untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak dari kekeringan, dalam rangka merancang strategi dan penjabaran kegiatan-kegiatan dalam program-program aksi nasional mereka;

(e) menyiapkan program-program teknik dan keuangan berdasarkan informasi yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut pada subparagraf (a) hingga (d);

(f) mengembangkan dan memanfaatkan prosedur dan standar-standar untuk mengevaluasi pelaksanaan program-program aksi mereka;

(g) mengembangkan pengelolaan secara terpadu tempat-tempat kolam penyaluran air, sumber daya tanah, peningkatan dan efisiensi pemakaian sumber air;

(h) memperkuat dan/atau mengembangkan informasi, penilaian dan tindak lanjut serta sistem-sistem peringatan dini di wilayah-wilayah yang rentan terhadap penggurunan dan kekeringan, dengan mempertimbangkan faktor iklim, meteorologi, hidrologi, biologi serta faktor-faktor terkait lainnya; dan

(i) merumuskan dengan semangat kemitraan, di mana kerja sama internasional yang ada, termasuk sumber-sumber keuangan dan teknik terlibat, pengaturan-pengaturan yang tepat yang mendukung program-program aksi mereka.

2. Sesuai dengan Pasal 10 Konvensi, strategi program-program aksi nasional keseluruhan akan menekankan penterpaduan program-program pengembangan lokal untuk kawasan yang terkena, yang didasarkan kepada mekanisme keikutsertaan dan penyatuan strategi-strategi pemberantasan kemiskinan, untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Penanganan sektoral dalam program-program aksi akan dikelompokkan dalam bidang-bidang prioritas yang mempertimbangkan luasnya keragaman kawasan yang terkena di wilayah-wilayah sesuai Pasal 2 (a).

Pasal 5

Program-program Aksi Bersama dan Subregional

1. Sesuai dengan Pasal 11 Konvensi, negara-negara Pihak yang terkena di Asia dapat saling menyepakati untuk berkonsultasi dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain, jika memungkinkan, untuk menyiapkan dan melaksanakan program-program aksi bersama atau regional, jika memungkinkan, dalam rangka menyempurnakan dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan program aksi nasional. Selain itu, pihak-pihak yang terkait dapat pula mempercayakannya kepada organisasi-organisasi subregional, termasuk organisasi-organisasi nasional dan bilateral, atau lembaga-lembaga tertentu, dengan tanggung jawab yang berkaitan dengan persiapan, pengaturan dan pelaksanaan program-program. Organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga tersebut dapat bertindak sebagai focal point dalam pengembangan dan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan sebagaimana *34011 tersebut pada Pasal 16 dan 18 Konvensi.

2. Dalam menyiapkan dan melaksanakan program-program aksi bersama atau subregional, negara-negara Pihak yang terkena di wilayah ini, bila memungkinkan, antara lain, dapat:

(a) mengidentifikasi, bekerja sama dengan lembaga-lembaga nasional, prioritas-prioritas yang berhubungan dengan upaya memerangi penggurunan dan pengurangan dampak-dampak kekeringan yang dapat ditangani lebih baik melalui program-program semacam itu, serta kegiatan-kegiatan terkait yang dilaksanakan secara efektif melalui program dimaksud;

(b) mengkaji kapasitas-kapasitas pelaksanaan maupun kegiatan lembaga-lembaga nasional, subregional, dan regional yang relevan;

(c) menilai program-program yang ada mengenai penggurunan yang dan kekeringan oleh semua atau beberapa negara Pihak di kawasan atau subkawasan ini, serta keterkaitan mereka dengan program-program aksi nasional; dan

(d) merumuskan, dengan semangat kemitraan, dimana kerja sama internasional yang ada, termasuk bantuan sumber-sumber keuangan dan teknik terlibat, pengaturan-pengaturan bilateral dan/atau multilateral yang tepat untuk mendukung program-program aksi tersebut.

3. Program-program aksi bersama atau subregional dapat mencakup program-program bersama yang telah disepakati mengenai pengelolaan perpindahan sumber-sumber alam secara berkelanjutan dalam kaitannya dengan penggurunan yang telah disetujui, prioritas-prioritas untuk pengkoordinasian dan kegiatan lainnya di bidang-bidang penguatan kapasitas, kerja sama teknik dan ilmiah, khususnya sistem-sistem peringatan dini mengenai kekeringan dan penyebaran informasi, serta perangkat-perangkat yang memperkuat organisasi-organisasi subregional dan organisasi lainnya atau lembaga-lembaga yang terkait.

Pasal 6

Kegiatan-kegiatan Regional

Kegiatan-kegiatan regional untuk perluasan program-program aksi bersama atau subregional mencakup, antara lain, upaya-upaya memperkuat lembaga-lembaga dan mekanisme-mekanisme untuk koordinasi dan kerja sama di tingkat nasional, subregional dan regional, dan untuk meningkatkan pelaksanaan Pasal 16 hingga 19 Konvensi. Kegiatan-kegiatan ini dapat mencakup:

(a) mengembangkan dan memperkuat jaringan-jaringan kerja sama teknik;

(b) menyiapkan daftar-daftar teknologi, pengetahuan, ketrampilan dan latihan-latihan, maupun teknologi-teknologi dan ketrampilan tradisional dan lokal, dan mendorong penyebaran dan penggunaannya;

(c) menilai persyaratan-persyaratan untuk alih teknologi dan peningkatan adaptasi serta penggunaan teknologi-teknologi semacam itu; dan

(d) mendorong program-program kesadaran masyarakat dan peningkatan penguatan kapasitas di semua tingkatan, peningkatan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta membangun sistem-sistem *34012 pengembangan sumber daya manusia.

Pasal 7

Sumber-sumber Keuangan dan Mekanisme-mekanisme

1. Para pihak akan, dengan memperhatikan pentingnya pencegahan penggurunan dan pengurangan dampak-dampak kekeringan di wilayah Asia, meningkatkan mobilisasi sumber-sumber keuangan yang penting dan terdapatnya mekanisme keuangan, sesuai dengan Pasal 20 dan 21 Konvensi.

2. Sebagaimana dijelaskan dalam Konvensi dan berdasarkan pengkoordinasian mekanisme yang terdapat pada Pasal 8 dan sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan nasional mereka, negara-negara Pihak yang terkena di wilayah ini akan, sendiri atau bersama-sama:

(a) melakukan langkah-langkah untuk merasionalisasi dan memperkuat mekanisme-mekanisme untuk menyuplai dana-dana melalui investasi swasta dan pemerintah dalam rangka mencapai hasil-hasil tertentu dalam upaya memerangi penggurunan dan pengurangan dampak-dampak kekeringan;

(b) mengidentifikasi persyaratan-persyaratan kerja sama internasional dalam mendukung upaya-upaya nasional, khususnya keuangan, teknologi dan teknik; dan

(c) meningkatkan partisipasi lembaga-lembaga kerja sama keuangan bilateral dan/atau multilateral dengan tujuan untuk menjamin pelaksanaan Konvensi.

3. Para pihak akan menyederhanakan, jika terus memungkinkan, prosedur-prosedur untuk menyalurkan dana-dana ke para Pihak yang terkena di wilayah ini.

Pasal 8

Mekanisme-mekanisme Pengaturan dan Kerja Sama

1. Para Pihak yang terkena, melalui badan-badan yang telah ditunjuk sebagaimana tersebut pada Pasal 4, Alinea 1 (a), dan pihak-pihak lain di wilayah ini, jika memungkinkan, dapat menyusun suatu mekanisme yang bertujuan, antara lain sebagai berikut:

(a) pertukaran informasi, pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan;

(b) kerja sama dan koordinasi kegiatan-kegiatan, termasuk pengaturan-pengaturan bilateral dan multilateral, di tingkat-tingkat subregional dan regional;

(c) pengembangan ilmu, teknik, kerja sama teknologi dan keuangan seperti tersebut pada Pasal 5 hingga 7;

(d) identifikasi persyaratan-persyaratan kerja sama eksternal; dan

(e) tindak lanjut serta pengkajian pelaksanaan program-program aksi.

2. Para Pihak yang terkena, melalui badan-badan yang telah ditunjuk sebagaimana tersebut pada Pasal 4, Alinea 1 (a), dan pihak-pihak lain di wilayah ini, dapat juga, jika memungkinkan, berkonsultasi dan mengkoordinasikan hal-hal mengenai program bersama, subregional dan *34013 regional. Mereka dapat mengikutsertakan, jika memungkinkan, pihak-pihak lain dan organisasi-organisasi antarpemerintah dan organisasi-organisasi nonpemerintah yang relevan dalam proses ini. Pengkoordinasian ini akan, antara lain, mencoba mencari kesepakatan mengenai peluang-peluang kerja sama internasional, sesuai dengan Pasal 20 dan 21 Konvensi, memperluas kerja sama teknik dan penyaluran sejumlah sumber sehingga mereka digunakan dengan efektif.

3. Para Pihak yang terkena di wilayah ini secara berkala akan mengadakan pertemuan-pertemuan koordinasi, dan Sekretariat Tetap dapat, dengan permintaan mereka, sesuai dengan Pasal 23 Konvensi, mempermudah pelaksanaan pertemuan-pertemuan koordinasi semacam itu dengan:

(a) memberikan petunjuk mengenai organisasi pengaturan-pengaturan koordinasi yang efektif, menyampaikan pengalaman tentang pengaturan-pengaturan serupa lainnya;

(b) memberikan informasi kepada badan-badan bilateral dan multilateral yang relevan mengenai pertemuan-pertemuan koordinasi, dan mendorong keterlibatan aktif mereka; dan

(c) memberikan informasi lainnya yang mungkin terkait dengan pengembangan atau perbaikan proses-proses koordinasi.

Lampiran IIILAMPIRAN PELAKSANAAN REGIONALUNTUK AMERIKA LATIN DAN KARIBIA

Pasal 1

Tujuan

Tujuan dari Lampiran ini adalah untuk memberikan pedoman umum pelaksanaan Konvensi secara efektif di wilayah Amerika Latin dan Karibia, sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu mereka.

Pasal 2

Kondisi-kondisi Tertentu di Wilayah Amerika Latin dan Karibia

Para Pihak akan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi, mempertimbangkan kondisi-kondisi tertentu berikut di wilayah ini:

(a) keberadaan lahan-lahan luas yang rentan dan terkena dampak serius penggurunan dan/atau kekeringan dan kemungkinan terlihatnya perbedaan karakteristik-karakteristik yang cukup besar, tergantung di kawasan mana proses tersebut terjadi; proses-proses yang intensif dan kumulatif ini memiliki dampak sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan yang merugikan, yang paling serius terjadi di wilayah-wilayah tersebut adalah terdapatnya salah satu sumber keanekaragaman hayati terbesar di dunia;

(b) seringnya praktek pembangunan yang tidak berkelanjutan di kawasan-kawasan yang terkena sebagai akibat dari interaksi-interaksi yang rumit di antara faktor-faktor fisik, biologi, politik, sosial dan ekonomi, termasuk faktor-faktor ekonomi internasional seperti utang luar negeri, memburuknya neraca perdagangan dan praktek-praktek perdagangan yang mempengaruhi pasar produk pertanian, perikanan dan produk kehutanan; dan

(c) drastisnya penurunan produktifitas dari ekosistem yang merupakan *34014 sebab utama terjadinya penggurunan dan kekeringan, dalam bentuk menurunnya pertanian, peternakan, dan kehutanan dan punahnya keanekaragaman hayati; dari sudut pandang sosial, akibat-akibat dari keterbelakangan, migrasi, perpindahan-perpindahan penduduk setempat, dan merosotnya kualitas hidup; wilayah ini selanjutnya akan melakukan pendekatan yang terintegrasi terhadap masalah-masalah penggurunan dan kekeringan dengan mengembangkan model-model pembangunan berkelanjutan yang dapat menjaga kondisi lingkungan, ekonomi dan sosial di setiap negara.

Pasal 3

Program-program Aksi

1. Sejalan dengan Konvensi, khususnya Pasal 9 dan 11, dan sesuai dengan kebijakan nasional mereka, para Pihak yang terkena di wilayah ini akan, sebaiknya, mempersiapkan dan melaksanakan program-program aksi nasional untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak-dampak kekeringan sebagai bagian terpadu kebijakan-kebijakan nasional mereka untuk pembangunan berkelanjutan. Program-program aksi subregional dan regional dapat dipersiapkan dan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan di wilayah ini.

2. Dalam mempersiapkan program-program aksi nasionalnya, para Pihak yang terkena di wilayah ini akan memberikan perhatian khusus kepada Pasal 10, Alinea 2 (f) dari Konvensi.

Pasal 4

Isi dari Program-program Aksi Nasional

Dalam kaitannya dengan kondisi mereka masing-masing, para Pihak yang terkena di wilayah ini dapat mempertimbangkan, di antaranya, isu-isu tematik berikut dalam mengembangkan strategi-strategi nasional mereka untuk tindakan pencegah penggurunan dan/atau pengurangan dampak-dampak kekeringan, sesuai dengan Pasal 5 Konvensi:

(a) meningkatkan kapasitas, pendidikan dan kesadaran masyarakat, kerja sama teknik, ilmiah, dan sumber-sumber serta mekanisme-mekanisme keuangan;

(b) memberantas kemiskinan dan memperbaiki kualitas kehidupan umat manusia;

(c) mengupayakan tercapainya pengamanan pangan dan pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan pertanian, pengembangbiakan peternakan, kehutanan dan kegiatan-kegiatan serba guna;

(d) pengelolaan sumber-sumber daya alam secara berkelanjutan, terutama pengelolaan saluran air yang rasional;

(e) pengelolaan sumber-sumber daya alam secara berkelanjutan di daerah-daerah dataran tinggi;

(f) pengelolaan dan konservasi rasional lahan-lahan subur dan pengolahan dan pemanfaatan sumber-sumber air;

(g) perumusan dan penerapan rencana-rencana darurat dalam mengurangi efek-efek kekeringan;

(h) memperkuat dan/atau membangun sistem-sistem informasi, evaluasi dan tindak lanjut serta peringatan dini di daerah yang rawan terhadap *34015 penggurunan dan kekeringan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor iklim, meteorologi, hidrologi, biologi, tanah, sosial dan ekonomi;

(i) mengembangkan, mengelola dan memanfaatkan secara efisien berbagai sumber energi, termasuk pengembangan sumber-sumber alternatif;

(j) konservasi dan pemanfaatan keragaman hayati secara berkelanjutan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati;

(k) pertimbangan aspek-aspek demografi yang terkait dengan penggurunan dan kekeringan; dan

(l) membentuk atau memperkuat kerangka kelembagaan dan hukum yang memungkinkan penerapan Konvensi dan bertujuan, antara lain, mendesentralisasikan struktur dan fungsi administratif yang berkaitan dengan penggurunan dan kekeringan, dengan keikutsertaan komunitas dan masyarakat secara umum.

Pasal 5

Kerjasama Teknis, Ilmiah, dan Teknologi

Sejalan dengan Konvensi, terutama Pasal 16 hingga 18, dan atas dasar mekanisme koordinasi yang terdapat pada Pasal 7, para Pihak yang terkena di wilayah ini akan, sendiri atau bersama:

(a) meningkatkan penguatan jaringan-jaringan kerja sama teknik dan sistem informasi nasional, subregional dan regional, serta pemaduannya, jika perlu, ke dalam sumber-sumber informasi global;

(b) mempersiapkan inventarisasi teknologi dan ketrampilan yang ada serta meningkatkan penyebaran dan pemanfaatannya;

(c) meningkatkan penggunaan teknologi, pengetahuan, ketrampilan maupun praktek-praktek tradisional sesuai dengan Pasal 18, Alinea 2 (b), dari Konvensi;

(d) mengidentifikasi persyaratan-persyaratan alih teknologi; dan

(e) meningkatkan pengembangan, penyesuaian, penerimaan dan pengalihan teknologi yang berwawasan lingkungan baik yang baru maupun yang telah ada.

Pasal 6

Mekanisme-mekanisme dan Sumber-sumber Keuangan

Sejalan dengan Konvensi, terutama Pasal 20 dan 21, berdasarkan mekanisme koordinasi seperti terdapat pada Pasal 7 dan sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional mereka, para Pihak yang terkena di wilayah ini akan, sendiri atau bersama-sama:

(a) melakukan langkah-langkah yang rasional dan memperkuat mekanisme untuk memasok dana melalui investasi publik dan swasta dengan tujuan mendapatkan hasil-hasil tertentu dalam upaya memerangi penggurunan dan pengurangan dampak-dampak kekeringan;

(b) mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan kerja sama internasional dalam mendukung upaya-upaya nasional; dan

(c) meningkatkan keikutsertaan lembaga-lembaga kerja sama keuangan *34016 bilateral dan/atau multilateral dengan tujuan menjamin pelaksanaan Konvensi.

Pasal 7

Kerangka Kerja Kelembagaan

1. Dalam rangka memberikan dampak-dampak terhadap Lampiran ini, para Pihak yang terkena, akan:

(a) membentuk dan/atau memperkuat focal point nasional guna mengkoordinasikan upaya memerangi penggurunan dan/atau pengurangan dampak-dampak kekeringan; dan

(b) membentuk suatu mekanisme guna mengkoordinasikan focal points nasional untuk tujuan-tujuan berikut:

(i) pertukaran informasi dan pengalaman;

(ii) pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pada tingkat-tingkat subregional dan regional;

(iii) peningkatan kerja sama teknis, ilmiah dan keuangan;

(iv) identifikasi kerja sama luar negeri; dan

(v) tindak lanjut serta evaluasi penerapan program-program aksi.

2. Para Pihak yang terkena di wilayah ini akan mengadakan pertemuan koordinasi secara berkala sedangkan Sekretariat Tetap dapat, atas permintaan para Pihak, sesuai dengan Pasal 23 Konvensi, membantu pelaksanaan pertemuan-pertemuan tersebut, dengan:

(a) memberikan petunjuk mengenai organisasi pengaturan koordinasi yang efektif, dengan mengambil pengalaman pengaturan-pengaturan serupa lainnya;

(b) memberikan informasi kepada badan-badan bilateral dan multilateral terkait yang berhubungan dengan pengkoordinasian pertemuan-pertemuan, dan mendorong keterlibatan aktif mereka; dan

(c) memberikan informasi lainnya yang masih terkait dalam pembentukan atau peningkatan proses-proses koordinasi.

Lampiran IVLAMPIRAN PELAKSANAAN REGIONAL UNTUK MEDITERANIA UTARA

Pasal 1

Tujuan

Tujuan Lampiran ini adalah untuk memberikan petunjuk dan pengaturan yang diperlukan dalam melaksanakan Konvensi secara efektif di negara-negara Pihak yang terkena di wilayah Mediterania Utara, dengan memperhatikan kondisi-kondisi khususnya.

Pasal 2

Kondisi-kondisi Tertentu di Wilayah Mediterania Utara

Yang dimaksud dengan kondisi-kondisi khusus di wilayah Mediterania Utara *34017 pada Pasal 1 mencakup:

(a) kondisi-kondisi iklim setengah-kering yang mempengaruhi kawasan-kawasan yang luas, kekeringan musiman, keragaman curah hujan yang sangat tinggi dan tinggi dan tak tetapnya curah hujan;

(b) tanah yang tak subur, sangat mudah terkena erosi, dan mudah menyebabkan penipisan permukaan;

(c) permukaan yang tidak rata dengan lereng yang tajam dan lanskap yang sangat beragam;

(d) banyak berkurangnya areal hutan akibat kebakaran yang hebat;

(e) kondisi-kondisi krisis pada pertanian tradisional yang disertai pengubahan lahan pertanian serta pengrusakan struktur konservasi air dan tanah;

(f) eksploitasi sumber-sumber air yang tidak berkelanjutan dan mengarah kepada kerusakan lingkungan yang serius, termasuk pencemaran kimia, salinisasi dan perusakan aquifers;

(g) pemusatan kegiatan ekonomi di kawasan pantai sebagai akibat dari pertumbuhan urbanisasi, kegiatan industri, pariwisata dan pertanian irigasi.

Pasal 3

Strategi Perencanaan Kerangka Kerja bagi Pembangunan Berkelanjutan

1. Program-program aksi nasional akan menjadi pusat dan bagian integral dari kerangka strategis perencanaan untuk pembangunan berkelanjutan di negara-negara Pihak yang terkena di Mediterania Utara.

2. Proses-proses konsultasi dan partisipatif, yang menyertakan tingkat-tingkat pemerintah, komunitas-komunitas lokal dan organisasi-organisasi nonpemerintah yang tepat, akan dilakukan untuk memberikan pedoman tentang strategi perencanaan yang luwes yang memungkinkan peran serta lokal secara maksimum, sesuai Pasal 10, Alinea 2 (f) Konvensi.

Pasal 4

Kewajiban dalam Mempersiapkan Program-program Aksi Nasional dan KerangkaWaktu

Para Pihak yang terkena di wilayah Mediterania Utara akan menyiapkan program-program aksi nasional dan, jika memungkinkan, program-program aksi bersama, subregional, dan regional. Persiapan program-program seperti itu akan diselesaikan sepraktis mungkin.

Pasal 5

Persiapan dan Pelaksanaan dari Program-program Aksi Nasional

Dalam mempersiapkan dan melaksanakan program-program aksi nasional sesuai Pasal 9 dan 10 Konvensi, setiap Pihak yang terkena di wilayah ini, jika memungkinkan akan:

(a) menunjuk badan-badan bertanggung jawab yang sesuai untuk persiapan, koordinasi dan penerapan dari program-program tersebut;

(b) mengikutsertakan penduduk yang terkena, termasuk penduduk setempat, *34018 dalam penjabaran, koordinasi dan penerapan program aksi melalui proses konsultasi setempat, dengan kerja sama aparat setempat dan organisasi-organisasi nonpemerintah terkait;

(c) meninjau kondisi lingkungan di kawasan-kawasan yang terkena untuk mengkaji penyebab dan akibat dari penggurunan serta menetapkan langkah-langkah prioritas;

(d) menilai, dengan mengikutsertakan penduduk setempat di kawasan yang terkena, program-program yang ada dan telah dilakukan sehingga dapat menyusun suatu strategi serta menjabarkan kegiatan-kegiatan dalam program-program aksi

(e) mempersiapkan program-program teknis dan keuangan berdasarkan informasi yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut pada subparagraf (a) hingga (d);

(f) mengembangkan dan mendayagunakan cara-cara dan strandar minimal guna mengawasi pelaksanaan program-program aksi;

Pasal 6

Cakupan dari Program-program Aksi Nasional

Para Pihak yang terkena di wilayah ini dapat memasukkan, ke dalam program-program aksi nasional mereka, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan:

(a) masalah-masalah hukum, kelembagaan, dan administratif;

(b) pola-pola penggunaan lahan, pengelolaan sumber daya air, konservasi tanah, kehutanan, kegiatan pertanian dan perladangan dan pengelolaannya;

(c) pengelolaan dan konservasi dari satwa liar serta bentuk-bentuk lain dari keanekaragaman hayati;

(d) perlindungan terhadap kebakaran hutan;

(e) pengembangan alternatif sumber mata pencaharian;

(f) penelitian, pelatihan dan kepedulian masyarakat.

Pasal 7

Program-program Aksi Bersama, Subregional dan Regional

1. Para Pihak yang terkena di wilayah ini dapat, sesuai dengan Pasal 11 Konvensi, mempersiapkan dan melaksanakan program-program aksi subregional dan/atau wilayah guna melengkapi dan meningkatkan efesiensi program-program aksi nasional. Dua atau lebih dari Para pihak yang terkena di wilayah ini, dapat secara bersama-sama sepakat mempersiapkan program aksi.

2. Ketentuan-ketentuan dari Pasal 5 dan 6 akan diterapkan, mutatis mutandis, pada persiapan dan pelaksanaan program-program aksi bersama, subregional dan regional. Selain itu, program-program seperti itu dapat memasukkan kegiatan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ekosistem yang terpilih di kawasan-kawasan yang terkena.

3. Dalam mempersiapkan dan melaksanakan program-program aksi bersama *34019 subregional dan regional, para Pihak di wilayah ini akan, sebaik mungkin:

(a) mengenali, bekerja sama dengan lembaga-lembaga nasional, tujuan-tujuan nasional mengenai penggurunan yang dapat ditampung dalam program-program maupun kegiatan-kegiatan tersebut dan dapat dilaksanakan dengan efektif melalui program dimaksud;

(b) mengevaluasi kapasitas pelaksanaan dan kegiatan-kegiatan lembaga-lembaga nasional, subregional, dan regional yang terkait; dan

(c) menilai program-program penggurunan yang ada di antara para Pihak di wilayah ini serta keterkaitannya dengan program-program aksi nasional.

Pasal 8

Pengaturan Program-program Aksi Bersama, Subregional dan Regional

Para Pihak yang terkena yang sedang mempersiapkan program aksi bersama subregional atau regional dapat membentuk komite koordinasi yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil negara Pihak yang terkena untuk meninjau perkembangan upaya memerangi penggurunan, menyelaraskan program-program aksi nasional, membuat rekomendasi pada berbagai tahap persiapan dan pelaksanaan program aksi bersama subregional atau regional, dan bertindak sebagai focal point dalam pengembangan dan pengaturan kerja sama teknik sesuai dengan Pasal 16 hingga 19 dari Konvensi.

Pasal 9

Hal Tak Berhak Menerima Bantuan Keuangan

Dalam melaksanakan program-program bersama nasional, subregional atau regional, para Pihak negara maju yang terkena di wilayah ini tidak diperbolehkan untuk menerima bantuan keuangan sesuai Konvensi ini.

Pasal 10

Koordinasi dengan Subkawasan dan Kawasan Lain

Program-program aksi bersama subregional dan regional di wilayah Mediterania Utara dapat disiapkan dan dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak-pihak di subregional atau regional lain, terutama dengan pihak-pihak di subregional Afrika Utara.

UNITED NATION CONVENTIONTO COMBAT DESERTIFICATION

IN THOSE COUNTRIES EXPERIENCING SERIOUSDROUGHT AND/OR DESERTIFICATION,PARTICULARLY IN AFRICA

TABLE OF CONTENTS

Preamble 4Part I: Introduction 7Part II: General Provisions 10Part III: Action Programmes, Scientific and Technical Cooperation and Supporting Measures 13 Section 1:Action programmes 13 *34020 Section 2:Scientific and technical cooperation 17 Section 3:Supporting measures 22Part IV: Institutions 29Part V: Procedures 33Part VI: Final Provisions 38Annex I: Regional Implementation Annex for Africa 41Annex II: Regional Implementation Annex for Asia 56Annex III Regional Implementation Annex for Latin America and the Caribbean 62Annex IV: Regional Implementation Annex for the Northern Mediterranean 67

Published by the Interim Secretariat forThe Convention to Combat Desertification (CCD)

For more information contact:Interim Secretariat for the Convention to Combat DesertificationGeneva Executive Center - 11-13, chemin des Anemones1219 Chatelaine/Geneva, SwitzerlandFax: (11-22) 979 9030/1 E-mail: Secretariat @uneedeh

This booklet contains the text of the United Nations Convention to CombatDesertification in Those Countries Experiencing Serious Drought and/orDersetification, Particularly in Africa, which starts on page 4.

Preface

The international community has long recognized that desertification is a major economic, social, and environmental problem of concern to many countries in all regions of the world. In 1977 the United Nations Conference on Desertification (UNCOD) adopted a Plan of Action to Combat Desertification (PACD). Unfortunately, despite this and other efforts. the United Nations Environment Programme (UNEP) concluded in 1991 that the problem of land degradation in arid, semi-arid, and dry sub-humid areas had intensified, although there were "local examples of success".

As a result, the question of how to tackle desertification was still a major concern for the 1992 United Nations Conference on Environment and Development (UNCED), which was held in Rio de Janeiro. The Conference supported a new, integrated approach to the problem emphasizing action to promote sustainable development at the community level. It also called on the United Nations General Assembly to establish an Intergovernmental Negotiating Committee (INCD) to prepare, by June 1994, a Convention to Combat Desertification in Those Countries Experiencing Serious Drought and/or Desertification. Particularly in Africa. In December 1992 the General Assembly agreed by adopting Resolution 47/188.

Working to a tight schedule, the Committee completed its negotiations in five sessions. The Convention was adopted in Paris on 17 June 1994 and opened for signature there on 14-15 October 1994. 115 countries have signed the Convention, and it entered into force on 26 December 1996, 90 days after the 50th ratification was received. The Conference of the Parties (COP). which will be the Convention's supreme body, will hold its first session from 29 September to 10 October 1997 in Rome. Meanwhile, many of the Convention's provisions, particularly those relating to action programmes in Africa, are being implemented on the basis of a resolution adopted by the Committee.

*34021 UNITED NATIONS CONVENTION TO COMBATDESERTIFICATION IN THOSE COUNTRIESEXPERIENCING SERIOUS DROUGHT AND/ORDESERTIFICATION, PARTICULARLY IN AFRICA

The Parties to this Convention.

Affirming that human beings in affected or threatened areas are at the centre of concerns to combat desertification and mitigate the affects of drought.

Reflecting the urgent concern of the international community, including States and international organizations, about the adverse impacts of desertification and drought.

Aware that arid, semi-arid and dry sub-humid areas together account for a significant proportion of the Earth's land area and are the habitat and source of livelihood for a large segment of its population.

Acknowledging that desertification and drought are problems of global dimension in that they affect all regions of the world and that joint action of the international community is needed to combat desertification and/or mitigate the effects of drought.

Noting the high concentration of developing countries, notably the least developed countries, among those experiencing serious drought and/or desertification, and the particularly tragic consequences of these phenomena in Africa.

Noting also that desertification is caused by complex interactions among physical, biological, political, social, cultural and economic factors.

Considering the impact of trade and relevant aspects of international economic relations on the ability of affected countries to combat desertification adequately,

Conscious that sustainable economic growth, social development and poverty eradication are priorities of affected developing countries, particularly in Africa, and are essential to meeting sustainability objectives.

Mindful that desertification and drought affect sustainable development through their interrelationships with important social problems such as poverty, poor health and nutrition, lack of food security, and those arising from migration, displacement of persons and demographic dynamics,

Appreciating the significance of the past efforts and experience of States and international organizations in combating desertification and mitigating the effects of drought, particularly in implementing the Plan of Action to Combat Desertification which was adopted at the United Nations Conference on Desertification in 1977.

Realizing that, despite efforts in the past, progress in combating desertification and mitigating the effects of drought has not met expectations and that a new and more effective approach is needed at all levels within the framework of sustainable development.

Recognizing the validity and relevance of decisions adopted at the United Nations Conference on Environment and Development, particularly of Agenda 21 and its chapter 12, which provide a basis for combating desertification,

*34022 Reaffirming in this light the commitments of developed countries as contained in paragraph 13 of chapter 33 of Agenda 21,

Recalling General Assembly resolution 47/188, particularly the priority in it prescribed for Africa, and all other relevant United Nations resolutions, decisions and programmes on desertification and drought, as well as relevant declarations by African countries and those from other regions,

Reaffirming the Rio Declaration on Environment and Development which states in its Principle 2, that States, have, in accordance with the Charter of the United Nations and the principles of international law, the sovereign right to exploit their own resources pursuant to their own environmental and developmental policies, and the responsibility to ensure that activities within their jurisdiction or control do not cause damage to the environment of other States of areas beyond the limits of national jurisdiction.

Recognizing that national Governments play a critical role in combating desertification and mitigating the effects of drought and that progress in that respect depends on local implementation of action programmes in affected areas.

Recognizing also the importance and necessity of international cooperation and partnership in combating desertification and mitigating the effects of drought.

Recognizing further the importance of the provision to affected developing countries, particularly in Africa, of effective means, inter alia substantial financial resources, including new and additional funding.

and access to technology, without which it will be difficult for them to implement fully their commitments under this Convention.

Expressing concern over the impact of desertification and drought on affected countries in Central Asia and the Transcaucasus,

Stressing the important role played by women in regions affected by desertification and/or drought, particularly in rural areas of developing countries, and the importance of ensuring the full participation of both men and women at all levels in programmes to combat desertification and mitigate the effects of drougth.

Emphasizing the special role of non-governmental organizations and other major groups in programmes to combat desertification and mitigate the effects of drought.

Bearing in mind relationship between desertification and other environmental problems of global dimension facing the international and national communities.

Bearing also in mind the contribution that combating desertification can make to achieving the objectives of the United Nations Framework Convention on Climate Change, the Convention on Biological Diversity and other related environmental conventions.

Believing that strategies to combat desertification and mitigate the effects of drought will be most effective if they are based on sound systematic observation and rigorous scientific knowledge and if they are *34023 continuously reevaluated.

Recognizing the urgent need to improve the effectiveness and coordination of international cooperation to facilitate the implementation of national plans and priorities.

Determined to make appropriate action in combating desertification and mitigating the effects of drought for the benefit of present and future generations.

Have agreed as follows:

PART I

INTRODUCTION

Article 1USE OF TERMS

For the purposes of this Convention:

(a) "desertification" means land degradation in arid, semi-arid and dry sub-humid areas resulting from various factors, including climatic variations and human activities:

(b) "combating desertification" includes activities which are part of the integrated development of land in arid, semi-arid and dry sub-humid areas for sustainable development which are aimed at:(i) prevention and/or reduction of land degradation;(ii) rehabilitation of partly degraded land; and(iii) Reclamation of desertified land:

(c) "drought" means naturally occurring phenomenon that exists when precipitation has been significantly below normal recorded levels, causing serious hydrological imbalances that adversely affect land resource production system;

(d) "mitigating the effects of drought" means activities related to the prediction of drought and intended to reduce the vulnerability of society and natural system to drought as it relates to combating desertification;

(e) "land" means the terrestrial bio-productive system that comprises soil, vegetation, other biota, and the ecological and hydrological processes that operate within the system;

(f) "land degradation" means reduction or loss, in arid, semi-arid and dry sub-humid areas, of the biological or economic productivity and complexity of rainfed cropland, irrigated cropland, or range, pasture, forest and woodlands resulting from land uses or from a process or combination of processes, including processes arising from human activities and habitation patterns, such as:

(i) soil erosion caused by wind and/or water;(ii) deterioration of the physical, chemical and biological or economic properties of soil; and(iii) long-term loss of natural vegetation;

(g) "arid, semi-arid and dry sub-humid areas" means areas, other than polar and sub-polar regions, in which the ratio of annual *34024 precipitation to potential evapotranspiration falls within the range from 0,05 to 0,65;

(h) "affected areas" means arid, semi-arid and/or dry sub-humid areas affected or threatened by desertification;

(i) "affected countries" means countries whose lands include, in whole or in part, affected areas;

(j) "regional economic integration organization" means an organization constituted by sovereign States of a given region which has competence in respect of matters governed by this Convention and has been duly authorized, in accordance with its internal procedures, to sign, ratify, accept, approve or accede to this Convention;

(k) "developed country Parties" means developed country Parties and regional economic integration organizations constituted by developed countries.

Article 2OBJECTIVE

1. The objective of this Convention is to combat desertification and mitigate the effects of drought in countries experiencing serious drought and/or desertification, particularly in Africa, through effective action at all levels, supported by international cooperation and partnership arrangements, in the framework of an integrated approach which is consistent with Agenda 21, with a view to contributing to the achievement of sustainable development in affeeted areas.

2. Achieving this objective will involve long-term integrated strategies that focus simultaneously, in affected areas, on improved productivity of land, and the rehabilitation, conservation and sustainable

management of land and water resources, leading to improved living conditions, in particular at the community level.

Article 3PRINCIPLES

In order to achieve of this Convention and to implement its provisions, the Parties shall be guided, inter alia, by the following:

(a) the Parties should ensure that decisions on the design and implementation of programmes to combat desertification and/or mitigate the effects of drought are taken with the participation of populations and local communities and that an enabling environment is created at higher levels to facilitate action at national and lokal levels;

(b) the Parties should, in a spirit of international solidarity and partnership improve cooperation and coordination at subregional, regional and international levels, and better focus financial. human, organizational and technical resources where they are needed;

(c) the Parties should develop, in a spirit of partnership, cooperation among all levels of government, communities, non-governmental organizations and landholders to establish a better understanding of the nature and value of land and scarce water resources in affected areas and to work towards their sustainable use; and

*34025 (d) the Parties should take into full consideration the special needs and circumstances of affected developing country Parties, particularly the least developed among them.

PART II

GENERAL PROVISIONS

Article 4GENERAL OBLIGATIONS

1. The Parties shall implement their obligations under this Convention, individually or jointly, either through existing or prospective bilateral and multilateral arrangements or a combination thereof, as appropriate, emphasizing the need to coordinate efforts and develop a coherent long-term strategy at all levels.

2. In pursuing the objective of this Convention, the Parties shall:

(a) adopt an integrated approach addressing the physical, biological and socio-economic aspects of the processes of desertification and drought;

(b) give due attention, within the relevant international and regional bodies, to the situation of affected developing country Parties with regard to international trade, marketing arrangements and debt with a view to establishing an enabling international economic environment conducive to the promotion of sustainable development;

(c) integrate strategies for poverty eradication into efforts to combat desertification and mitigate the effects of drought;

(d) promote cooperation among affected country Parties in the fields of environmental protection and the conservation of land and water resources as they relate to desertification and drought;

(e) strengthen subregional, regional and international cooperation;

(f) cooperate within relevant intergovernmental organizations;

(g) determine institutional mechanisms, if appropriate, keeping in mind the need to avoid duplication; and

(h) promote the use of existing bilateral and multilateral financial mechanisms and arrangements that mobilize and channel substantial financial resources to affected developing country Parties in combating desertification and mitigating the effects of drought.

3. Affected developing country Parties are eligible for assistance in the implementation of the Convention.

Article 5

OBLIGATIONS OFAFFECTED COUNTRY PARTIES

*34026 In addition to their obligations pursuant to article 4, affected country Parties undertake to:

(a) give due priority to combating desertification and mitigating the effects of drought, and allocate adequate resources in accordance with their circumstances and capabilities;

(b) establish strategies and priorities, within the framework of sustainable development plans and/or policies, to combat desertification and mitigate the effects of drought;

(c) address the underlying causes of desertification and pay special attention to the socio-economic factors contributing to desertification processes;

(d) promote awareness and facilitate the participation of local populations, particularly women and youth, with the support of non-governmental organizations, in efforts to combat desertification and mitigate the effects of drought; and

(e) provide an enabling environment by strengthening, as appropriate, relevant existing legislation and, where they do not exist enacting new laws and establishing long-term policies and action programmes.

Article 6

OBLIGATIONS OFDEVELOPED COUNTRY PARTIES

In addition to their general obligations pursuant to article 4, developed country Parties undertake to:

(a) actively support, as agreed individually or jointly, the efforts of affected developing country Parties, particularly those in Africa, and the least developed countries, to combat desertification and mitigate the effects of drought;

(b) provide substantial financial resources and other forms of support to assit affected developing country Parties, particularly those in Africa, effectively to develop and implement their own long-term plans and strategies to combat desertification and mitigate the effects of drought;

(c) promote the mobilization of new and additional funding pursuant to article 20, paragraph 2 (b);

(d) encourage the mobilization of funding from the private sector and other non-governmental sources; and

(e) promote and facilitate access by affected country Parties, particularly affected developing country Parties, to appropriate technology, knowledge and know-how.

Article 7PRIORITY FOR AFRICA

In implementing this Convention, the Parties shall give priority to affected African country Parties, in the light of the particular situation prevailing in that region, while not neglecting affected developing country *34027 Parties in other regions.

Article 8RELATIONSHIP WITH OTHER CONVENTIONS

1. The Parties shall encourage the coordination of activities carried out under this Convention and, if they are Parties to them, under other relevant international agreements, particularly the United Nations Framework Convention on Climate Change and the Convention on Biological Diversity, in order to derive maximum benefit from activities under each agreement while avoiding duplication of effort. The Parties shall encourage the conduct of joint programmes, particularly in the fields of research, training, systematic observation and information collection and exchange, to the extent that such activities may contribute to achieving the objectives of the agreements concerned.

2. The provisions of this Convention shall not affect the rights and obligations of any Party deriving from a bilateral, regional or international agreement into which it has entered prior to the entry into force of this Convention for it.

PART III

ACTION PROGRAMMES, SCIENTIFICAND TECHNICAL COOPERATIONAND SUPPORTING MEASURES

Section I:ACTION PROGRAMMES

Article 9BASIC APPROACH

1. In carrying out their obligations pursuant to article 5, affected developing country Parties and any other affected country Party in the framework of its regional implementation annex or otherwise, that has notified the Permanent Secretariat in writing of its intention to prepare a national action programme, shall, as appropriate, prepare, make public and implement national action programmes, utilizing and building, to the extent possible, on existing relevant successful plans and programmes, and subregional and regional action programmes, as the central element of the strategy to combat desertification and mitigate the effects of drought. Such programmes shall be updated through a continuing participatory process on the basis of lessons from field action, as well as the results of research. The preparation of national action programmes shall be losely interlinked with other efforts to formulate national policies for sustainable development.

2. In the provision by developed country Parties of different forms of assistance under the terms of article 6, priority shall be given to supporting, as agreed, national, subregional and regional action

programmes of affected developing country Parties, particularly those in Africa, either directly or through relevant multilateral organizations or both.

3. The Parties shall encourage organs funds and programmes of the United Nations system and other relevant intergovernmental organizations, academic institutions, the scientific community and *34028 non-governmental organizations in a position on cooperate, in accordance with their mandates and capabilities, to support the elaboration, implementation and follow-up of action programmes.

Article 10NATIONAL ACTION PROGRAMMES

1. The purpose of national action programmes is to identify the factors contributing to desertification and practical measures necessary to combat desertification and mitigate the effects of drought.

2. National action programmes shall specify the respective roles of government, local communities and land users and the resources available and needed, They shall, inter alia:

(a) incorporate long-term strategies to combat desertification and be mitigate the effects of drought, emphasize implementation and integrated with national policies for sustainable development;

(b) allow for modifications to be made in response to changing circumstances and be sufficiently flexible at the local level to cope with different socio-economic, biological and geo-physical conditions;

(c) give particular attention to the implementation of preventive measures for lands that are not yet degraded or which are only slightly degraded;

(d) enhance national climatological, meteorological and hydrological capabilities and the means to provide for drought early warning;

(e) promote policies and strengthen institutional frameworks which develop cooperation and coordination in a spirit of partnership, between the donor community, governments at all levels, local populations and community groups, and facilitate access by local populations to appropriate information and technology;

(f) provide for effective participation at the local, national and regional levels of non-governmental organizations and local populations, both women and men, particularly resource users, including farmers and pastoralists and their representative organizations, in policy planning decision-making, and implementation and review of national action programmes; and

(g) require regular review of, and progress reports on, their implementation.

3. National action programmes may include, inter alia, some or all of the following measures to prepare for and mitigate the effects of drought:

(a) establishment and/or strengthening, as appropriate, of early warning systems, including local and national facilities and joint systems at the subregional and regional levels and mechanisms for assisting environmentally displaced persons;

(b) strengthening of drought preparedness and management, *34029 including drought contingency plans at the local, national, subregional and regional levels, which take into consideration seasonal to interannual elimate predictions;

(c) establishment and/or strengthening, as appropriate, of food security systems, including storage and marketing facilities, particularly in rural areas;

(d) establishment of alternative livelihood projects that could provide incomes in drought prone areas; and

(e) development of sustainable irrigation programmes for both erops and livestock.

4. Taking into account the circumstances and requirements specific to each affected country Party, national action programmes include, as appropriate, inter alia, measures in some or all of the following priority fields as they relate to combating desertification and mitigating the effects of drought in affected areas and to their populations; promotion of alternative livelihoods and improvement of national economic environments with a view to strengthening programmes aimed at the eradication of poverty and at ensuring food security; demographic dynamics; sustainable management of natural resources; sustainable agricultural practices; development and efficient use of various energy sources; institutional and legal frameworks; strengthening of capabilities for assessment and systematic observation, including hydrological and meteorological services, and capacity building education and public awareness.

Article 11SUBREGIONAL AND REGIONALACTION PROGRAMMES

Affected country Parties shall consult and cooperate to prepare, as appropriate, in accordance with relevant regional implementation annexes subregional and/or regional action programmes to harmonize, complement and increase the efficiency of national programmes. The provisions of article 10 shall apply mutatis mutandis to subregional and regional programmes. Such cooperation may include agreed joint programmes for the sustainable management of transboundary natural resources, scientific and technical cooperation, and strengthening of relevant institutions.

Article 12INTERNATIONAL COOPERATION

Affected country Parties, in collaboration with other Parties and the international community, should cooperate to ensure the promotion of an enabling international environment in the implementation of the Convention. Such cooperation should also cover fields of technology transfer as well as scientific research and development, information collection and dissemination and financial resources.

Article 13SUPPORT FOR THE ELABORATION ANDIMPLEMENTATION OF ACTION PROGRAMMES

1. Measures to support action programmes pursuant to article 9 include, inter alia:

(a) financial cooperation to provide predictability for action *34030 programmes, allowing for necessary long-term planning;

(b) elaboration and use of cooperation mechanisms which better enable support at the local level, including action through non-governmental organizations, in order to promote the replicability of successful pilot programme activities where relevant;

(c) increased flexibility in project design, funding and implementation in keeping with the experimental, iterative approach indicated for participatory action at the local community level; and

(d) as appropriate, administrative and budgetary procedures that increase the efficiency of cooperation and of support programmes.

2. In providing such support to affected developing country Parties, priority shall be given to African country Parties and to least developed country Parties.

Article 14COORDINATION IN THE ELABORATION ANDIMPLEMENTATION OF ACTION PROGRAMMES

1. The Parties shall work closely together, directly and through relevant intergovernmental organizations, in the elaboration and implementation of action programmes.

2. The Parties shall develop operational mechanisms, particularly at the national and field levels, to ensure the fullest possible coordination among developed country Parties, developing country Parties and relevant intergovernmental and non-governmental organization, in order to avoid duplication, harmonize interventions and approaches, and maximize the impact of assistance. In affected developing country Parties, priority will be given to coordinating activities related to international cooperation in order to maximize the efficient use of resources, to ensure responsive assistance, and to facilitate the implementation of national action programmes and priorities under this Convention.

Article 15REGIONAL IMPLEMENTATION ANNEXES

Elements for incorporation in action programmes shall be selected and adapted to the socio-economic, geographical and climatic factors applicable to affected country Parties or regions, as well as to their level of development. Guidelines for the preparation of action programmes and their exact focus and content for particular subregions and regions are set out in the regional implementation annexes.

Section 2TECHNICAL AND SCIENTIFICCOOPERATION

Article 16INFORMATION COLLECTION, ANALYSISAND EXCHANGE

The Parties agree, according to their respective capabilities, to integrate *34031 and coordinate the collection, analysis and exchange of relevant short term and long term data and information to ensure systematic observation of land degradation in affected areas and to understand better and assess the processes and effects of drought and desertification. This would help accomplish, inter alia, early warning and advance planning for periods of adverse climatic variation in a form suited for practical application by users at all levels, including especially local populations. To this end, they shall, as appropriate:

(a) facilitate and strengthen the functioning of the global network of institutions and facilities for the collection, analysis and exchange of information, as well as for systematic observation at all levels, which shall, inter alia:

(i) aim to use compatible standards and systems;

(ii) encompass relevant data and stations, including in remote areas;

(iii) use and disseminate modern technology for data collection, transmission and assessment on land degradation; and

(iv) link national, subregional and regional data and information centres more closely with global information sources;

(b) ensure that the collection, analysis and exchange of information address the needs of local communities and those of decision makers, with a view to resolving specific problems, and that local communities are involved in these activities;

(c) support and further develop bilateral and multilateral programmes and projects aimed at defining, conducting, assessing and financing the collection, analysis and exchange of data and information, including, inter alia, integrated sets of physical, biological, social and economic indicators;

(d) make full use of the expertise of competent intergovernmental and non-governmental organizations, particularly to disseminate relevant information and experiences among target groups in different regions;

(e) give full weight to the collection, analysis and exchange of socio-economic data, and their integration with physical and biological data;

(f) exchange and make fully, openly and promptly available information from all publicly available sources relevant to combating desertification and mitigating the effects of drought; and

(g) subject to their respective national legislation and/or policies, exchange information on local and traditional knowledge, ensuring adequate protection for it and providing appropriate return from the benefits derived from it, on an equitable basis and on mutually agreed terms, to the local populations concerned.

Article 17RESEARCH AND DEVELOPMENT

1. The Parties undertake, according to their respective capabilities, *34032 to promote technical and scientific cooperation in the fields of combating desertification and mitigating the effects of drought through appropriate national, subregional, regional and international institutions. To this end, they shall support research activities that:

(a) contribute to increased knowledge of the processes leading to desertification and drought and the impact of, and distinetion between, causal factors, both natural and human, with a view to combating desertification and mitigating the effects of drought, and achieving improved productivity as well as sustainable use and management of resources;

(b) respond to well defined objectives, address the specific needs of local populations and lead to the identification and implementation of solutions that improve the living standards of people in affected areas;

(c) protect, integrate, enhance and validate traditional and local knowledge, know-how and practices, ensuring, subject to their respective national legislation and/or policies, that the owners of that knowledge will directly benefit on an equitable basis and on mutually agreed terms from any commercial utilization of it or from any technological development derived from that knowledge;

(d) develop and strengthen national, subregional and regional research capabilities in affected developing country Parties, particularly in Africa, including the development of local skills and the strengthening of appropriate capacities, especially in countries with a weak research base, giving particular attention to multidisciplinary and participative socio-economic research;

(e) take into account, where relevant, the relationship between poverty, migration caused by environmental factors, and desertification;

(f) promote the conduct of joint research programmes between national, subregional, regional and international research organizations, in both the public and private sectors, for the development of improved, affordable and accessible technologies for sustainable development through effective participation of local populations and communities; and

(g) enhance the availability of water resources in affected areas, by means of, inter alia cloud-seeding.

2. Research priorities for particular regions and subregions, reflecting different local conditions, should be included in action programmes. The Conference of the Parties shall review research priorities periodically on the advice of the Committee on Science and Technology.

Article 13TRANSFER, ACQUISITION, ADAPTATIONAND DEVELOPMENT OF TECHNOLOGY

1. The Parties undertake, as mutually agreed and in accordance with their respective national legislation and/or policies, to promote, *34033 finance and/or facilitate the financing of the transfer, acquisition, adaptation and development of environmentally sound, economically viable and socially acceptable technologies relevant to combating desertification and/or mitigating the effects of drought, with a view to contributing to the achievement of sustainable development in affected areas. Such cooperation shall be conducted bilaterally or multilaterally, as appropriate, making full use of the expertise of intergovernmental and non-governmental organizations. The Parties shall, in particular:

(a) fully utilize relevant existing national, subregional, regional and international information systems and clearing-houses for the dissemination of information on available technologies, their sources, their environmental risks and the broad terms under which they may be acquired;

(b) facilitate access, in particular by affected developing country Parties, on favourable terms, including on concessional and preferential terms, as mutually agreed, taking into account the need to protect intellectual property rights,, to technologies most suitable to practical application for specific needs of local populations, paying special attention to the social, cultural, economic and environmental impact of such technology;

(c) facilitate technology cooperation among affected country Parties through financial assistance or other appropriate means;

(d) extend technology cooperation with affected developing country Parties, including, where relevant, joint ventures, especially to sectors which foster alternative livelihoods; and

(e) take appropriate measures to create domestic market conditions and incentives, fiscal or otherwise, conducive to the development, transfer, acquisition and adaptation of suitable technology, knowledge, know-how and practices, including measures to ensure adequate and effective protection of intellectual property rights.

2. The Parties shall, according to their respective capabilities, and subject to their respective national legislation and/or policies, protect, promote and use in particular relevant traditional and local technology knowledge, know-how and practices and, to that end, they undertake to:

(a) make inventories of such technology, knowledge, know-how and practices and their potential uses with the participation of local populations, and disseminate such information, where appropriate, in cooperation with relevant intergovernmental and non-governmental organizations;

(b) ensure that such technology, knowledge, know-how and practices are adequately protected and that local populations benefit directly, on an equitable basis and as mutually agreed, from any commercial utilization of them or from any technological development derived therefrom;

(c) encourage and actively support the improvement and dissemination of such technology, knowledge, know-how and *34034 practices or of the development of new technology based on them; and

(d) facilitate, as appropriate, the adaptation of such technology, knowledge, know-how and practices to wide use and integrate them with modern technology, as appropriate.

Section 3:SUPPORTING MEASURES

Article 19CAPACITY BUILDING, EDUCATIONAND PUBLIC AWARENESS

1. The Parties recognize the significance of capacity building-that is to say, institution building, training and development of relevant local and national capacities-in efforts to combat desertification and mitigate the effects of drought. They shall promote, as appropriate, capacity-building:

(a) through the full participation at all levels of local people, particularly at the local level, especially women and youth, with the cooperation of non-governmental and local organizations;

(b) by strengthening training and research capacity at the national level in the field of desertification and drought;

(c) by establishing and/or strengthening support and extension services to disseminate relevant technology methods and techniques more effectively, and by training field agents and members of rural organizations in participatory approaches for the conservation and sustainable use of natural resources;

(d) by fostering the use and dissemination of the knowledge, know-how and practices of local people in technical cooperation programmes, wherever possible;

(e) by adapting, where necessary, relevant environmentally sound technology and traditional methods of agriculture and pastoralism to modern socio-economic conditions;

(f) by providing appropriate training and technology in the use of alternative energy sources, particularly renewable energy resources, aimed particularly at reducing dependence on wood for fuel;

(g) through cooperation, as mutually agreed, to strengthen the capacity of affected developing country Parties to develop and implement programmes in the field of collection, analysis and exchange of information pursuant to article 16;

(h) through innovative ways of promoting alternative livelihoods, including training in new skills;

(i) by training of decision makers, managers, and personnel who are responsible for the collection and analysis of data for the dissemination and use of early warning information on drought conditions and for food production;

*34035 (j) through more effective operation of existing national institutions and legal frameworks and, where necessary, creation of new ones, along with strengthening of strategic planning and management; and

(k) by means of exchange visitor programmes to enhance capacity building in affected country Parties through a long-term, interactive process of learning and study.

2. Affected developing country Parties shall conduct, in cooperation with other Parties and competent intergovernmental and non-governmental organizations as appropriate, an interdisciplinary review of available capacity and facilities at the local and national levels, and the potential for strengthening them.

3. The Parties shall cooperate with each other and through competent intergovernmental organizations as well as with non-governmental organizations, in undertaking and supporting public awareness and educational programmes in both affected and, where relevant. unaffected country Parties to promote understanding of the causes and effects of desertification and drought and of the importance of meeting the objective of this Convention. To that end, they shall:

(a) organize awareness campaigns for the general public;

(b) promote, on a permanent basis, access by the public to relevant information; and wide public participation in education and awareness activities;

(c) encourage the establishment of associations that contribute to public awareness;

(d) develop and exchange educational and public awareness material, where possible in local languages, exchange and second experts to train personnel of affected developing country Parties in carrying out relevant education and awareness programmes, and fully utilize relevant educational material available in competent international bodies;

(e) assess educational needs in affected areas, elaborate appropriate school curricula and expand, as needed, educational and adult literacy programmes and opportunities for all, in particular for girls and women, on the identification, conservation and sustainable use and management of the natural resources of affected areas; and

(f) develop interdisciplinary participatory programmes integrating desertification and drought awareness into educational systems and in non-formal, adult, distance and practical educational programmes.

4. The Conference of the Parties shall establish and/or strengthen networks of regional education and training centres to combat desertification and mitigate the effects of drought. These networks shall be coordinated by an institution created or designated for that purpose in order to train scientific, technical and management personnel and to strengthen existing institutions responsible for education and training in affected country Parties, where appropriate, with a view to harmonizing programmes and to organizing exchanges of experience among them. These networks shall

cooperate *34036 closely with relevant intergovernmental and non-governmental organizations to avoid duplication of effort.

Article 20FINANCIAL RESOURCES

1. Given the central importance of financing to the achievement of the objective of the Convention, the Parties, taking into account their capabilities, shall make every effort to ensure that adequate financial resources are available for programmes to combat desertification and mitigate the effects of drought.

2. In this connection, developed country Parties, while giving priority to affected African country Parties without neglecting affected developing country Parties in other regions, in accordance with article 7, undertake to:

(a) mobilize substantial financial resources, including grants and concessional loans, in order to support the implementation of programmes to combat desertification and mitigate the effects of drought;

(b) promote the mobilization of adequate, timely and predictable financial resources, including new and additional funding from the Global Environment Facility of the agreed incremental costs of those activities concerning desertification that relate to its four focal areas, in conformity with the relevant provisions of the Instrument establishing the Global Environment Facility;

(c) facilitate through international cooperation the transfer of technology knowledge and know-how; and

(d) explore, in cooperation with affected developing country Parties, innovative methods and incentives for mobilizing and channelling resources, including those of foundations, non-governmental organizations and other private sector entities, particularly debt swaps and other innovative means which increase financing by reducing the external debt burden of effected developing country Parties, particularly those in Africa.

3. Affected developing country Parties, taking into account their capabilities, undertake to mobilize adequate financial resources for the implementation of their national action programmes.

4. In mobilizing financial resources, the Parties shall seek full use and continued qualitative improvement of all national, bilateral and multilateral funding sources and mechanisms, using consortia, joint programmes and parallel financing, and shall seek to involve private sector funding sources and mechanisms, including those of non-governmental organizations. To this end, the Parties shall fully utilize the operational mechanisms developed pursuant to article 14.

5. In order to mobilize the financial resources necessary for affected developing country Parties to combat desertification and mitigate the effects of drought, the Parties shall:

(a) rationalize and strengthen the management of resources already allocated combating desertification and mitigating the effects *34037 of drought by using them more effectively and efficiently, assessing their successes and shortcomings, removing hindrances to their effective use and, where necessary, reorienting programmes in light of the integrated long-term approach adopted pursuant to this Convention;

(b) give due priority and attention within the governing bodies of multilateral financial institutions, facilities and funds, including regional development banks and funds, to supporting affected developing country Parties, particularly those in Africa, in activities which advance implementation of the Convention, notably action programmes they undertake in the framework of regional implementation annexes; and

(c) examine ways in which regional and subregional cooperation can be strengthened to support efforts undertaken at the national level.

6. Other Parties are encouraged to provide, on a voluntary basis, knowledge, know-how and techniques related to desertification and/or financial resources to affected developing country Parties.

7. The full implementation by affected developing country Parties, particularly those in Africa, of their obligations under the Convention will be greatly assisted by the fulfilment by developed country Parties of their obligations under the Convention, including in particular those regarding financial resources and transfer of technology. In fulfilling their obligations, developed country Parties should take fully into account that economic and social development and poverty eradication are the first priorities of affected developing country Parties, particularly those in Africa.

Article 21FINANCIAL MECHANISMS

1. The Conference of the Parties shall promote the availability of financial mechanisms and shall encourage such mechanisms to seek to maximize the availability of funding for affected developing country Parties, particularly those in Africa, to implement the Convention. To this end, the Conference of the Parties shall consider for adoption inter alia approaches and policies that:

(a) facilitate the provision of necessary funding at the national, subregional, regional and global levels for activities pursuant to relevant provisions of the Convention;

(b) promote multiple-source funding approaches, mechanisms and arrangements and their assessment, consistent with article 20;

(c) provide on a regular basis, to interested Parties and relevant intergovernmental and non-governmental organizations, information on available sources of funds and on funding patterns in order to facilitate coordination among them;

(d) facilitate the establishment, as appropriate, of mechanisms such as national desertification funds, including those involving the participation of non-governmental organizations, to channel financial resources rapidly and efficiently to the local level in affected developing country Parties; and

*34038 (e) strengthen existing funds and financial mechanisms at the subregional and regional levels, particularly in Africa, to support more effectively the implementation of the Convention.

2. The Conference of the Parties shall also encourage the provision, through various mechanisms within the United Nations system and through multilateral financial institutions, of support at the national, subregional and regional levels to activities that enable developing country Parties to meet their obligations under the Convention.

3. Affected developing country Parties shall utilize, and where necessary, establish and/or strengthen, national coordinating mechanisms, integrated in national development programmes, that

would ensure the efficient use of all available financial resources. They shall also utilize participatory processes involving non-governmental organizations, local groups and the private sector, in raising funds, in elaborating as well as implementing programmes and in assuring access to funding by groups at the local level. These actions can be enhanced by improved coordination and flexible programming on the part of those providing assistance.

4. In order to increase the effectiveness and efficiency of existing financial mechanisms, a Global Mechanism to promote actions leading to the mobilization and channelling of substantial financial resources, including for the transfer of technology, on a grant basis, and/or on concessional or other terms, to affected developing country Parties, is hereby established. This Global Mechanism shall function under the authority and guidance of the Conference of the Parties and be accountable to it.

5. The Conference of the Parties shall identify, at its first ordinary session an organization to house the Global Mechanism. The Conference of the Parties and the organization it has identified shall agree upon modalities for this Global Mechanism to ensure inter alia that such Mechanism:

(a) identifies and draws up an inventory of relevant bilateral and multilateral cooperation programmes that are available to implement the Convention;

(b) provides advice, on request, to Parties on innovative methods of financing and sources of financial assistance and on improving the coordination of cooperation activities at the national level;

(c) provides interested Parties and relevant intergovernmental and non-governmental organizations with information on available sources of funds and on funding patterns in order to facilitate coordination among them; and

(d) reports to the Conference of the Parties, beginning at its second ordinary session, on its activities.

6. The Conference of the Parties shall, at its first session, make appropriate arrangements with the organization it has identified to house the Global Mechanism for the administrative operations of such Mechanism, drawing to the extent possible on existing budgetary and human resources.

*34039 7. The Conference of the Parties shall, at its third ordinary session, review the policies, operational modalities and activities of the Global Mechanism accountable to it pursuant to paragraph 4, taking into account the provisions of article 7. On the basis of this review, it shall consider and take appropriate action.

PART IV

INSTITUTIONS

Article 22CONFERENCE OF THE PARTIES

1. A Conference of the Parties is hereby established.

2. The Conference of the Parties is the supreme body of the Convention. It shall make, within its mandate, the decisions necessary to promote its effective implementation. In particular, it shall:

(a) regularly review the implementation of the Convention and the functioning of its institutional arrangements in the light of the experience gained at the national, subregional, regional and international levels and on the basis of the evolution of scientific and technological knowledge;

(b) promote and facilitate the exchange of information on measures adopted by the Parties, and determine the form and timetable for transmitting the information to be submitted pursuant to article 26, review the reports and make recommendations on them;

(c) establish such subsidiary bodies as are deemed necessary for the implementation of the Convention;

(d) review reports submitted by its subsidiary bodies and provide guidance to them;

(e) agree upon and adopt, by consensus, rules of procedure and financial rules for itself and any subsidiary bodies;

(f) adopt amendments to the Convention pursuant to articles 30 and 31;

(g) approve a programme and budget for its activities, including those of its subsidiary bodies, and undertake necessary arrangements for their financing;

(h) as appropriate, seek the cooperation of, and utilize the services of and information provided by, competent bodies or agencies, whether national or international, intergovernmental or non-governmental.

(i) promote and strengthen the relationship with other relevant conventions while avoiding duplication of effort; and

(j) exercise such other functions as may be necessary for the achievement of the objective of the Convention.

3. The Conference of the Parties shall, at its first session, adopt its own rules of procedure, by consensus, which shall include *34040 decision-making procedures for matters not already covered by decision-making procedures stipulated in the Convention. Such procedures may include specified majorities required for the adoption of particular decisions.

4. The first session of the Conference of the Parties shall be convened by the interim secretariat referred to in article 35 and shall take place not later than one year after the date of entry into force of the Convention. Unless otherwise decided by the Conference of the Parties, the second, third and fourth ordinary sessions shall be held yearly, and thereafter, ordinary sessions shall be held every two years.

5. Extraordinary sessions of the Conference of the Parties shall be held at such other times as may be decided either by the Conference of the Parties in ordinary session or at the written request of any Party, provided that, within three months of the request being communicated to the Parties by the Permanent Secretariat, it is supported by at least one third of the Parties.

6. At each ordinary session, the Conference of the Parties shall elect a Bureau. The structure and functions of the Bureau shall be determined in the rules of procedure. In appointing the Bureau, due regard shall be paid to the need to ensure equitable geographical distribution and edequate representation of affected country Parties, particularly those in Africa.

7. The United Nations, its specialized agencies and any State member thereof or observers thereto not Party to the Convention may be represented at sessions of the Conference of the Parties as observers. Any book or agency, whether national or international, governmental or non-governmental, which is qualified in matters covered by the Convention, and which has informed the Permanent Secretariat of its wish to be represented at a session of the Conference of the Parties as an observer, may be so admitted unless at least one third of the Parties present object. The admission and participation of observers shall be subject to the rules of procedure adopted by the Conference of the Parties.

8. The Conference of the Parties may request competent national and international organizations which have relevant expertise to provide it with information relevant to article 16, paragraph (g), article 17, paragraph 1 (c) and article 18, paragraph 2(b).

Article 23PERMANENT SECRETARIAT

1. A permanent Secretariat is hereby established.

2. The functions of the Permanent Secretariat shall be:

(a) to make arrangements for sessions of the Conference of the Parties and its subsidiary bodies established under the Convention and to provide them with services as required;

(b) to compile and transmit reports submitted to it:

(c) to facilitate assistance to affected developing country Parties on request, particularly those in Africa, in the compilation and communication of information required under the *34041 Convention;

(d) to coordinate its activities with the secretariats of other relevant international bodies and conventions;

(e) to enter, under the guidance of the Conference of the Parties, into such administrative and contractual arrangements as may be required for the effective discharge of its functions;

(f) to prepare reports on the execution of its functions under this Convention and present them to the Conference of the Parties; and

(g) to perform such other secretariat functions as may be determined by the Conference of the Parties.

3. The Conference of the Parties, at its first session, shall designate a Permanent Secretariat and make arrangements for its functioning.

Article 24COMMITTEE ON SCIENCE AND TECHNOLOGY

1. A Committee on Science and Technology is hereby established as a subsidiary body of the Conference of the Parties to provide it with information and advice on scientific and technological matters relating to combating desertification and mitigating the effects of drought. The Committee shall meet in conjunction with the ordinary sessions of the Conference of the Parties and shall be multidisciplinary and open to the participation of all Parties. It shall be composed of government representatives competent in the relevant fields of expertise. The Conference of the Parties shall decide, at its first session, on the terms of reference of the Committee.

2. The Conference of the Parties shall establish and maintain a roster of independent experts with expertise and experience in the relevant fields. The roster shall be based on nominations received in writing from the Parties, taking into account the need for a multidisciplinary approach and broad geographical representation.

3. The Conference of the Parties may, as necessary, appoint ad hoc panels to provide it, through the Committee, with information and advice on specific issues regarding the state of the art in fields of science and technology relevant to combating desertification and mitigating the effects of drought. These panels shall be composed of experts whose names are taken from the roster, taking into account the need for a multidisciplinary approach and broad geographical representation. These experts shall have scientific backgrounds and field experience and shall be appointed by the Conference of the Parties on the recommendation of the Committee. The Conference of the Parties shall decide on the terms of reference and the modalities of work of these panels.

Article 25NETWORKING OF INSTITUTIONS,AGENCIES AND BODIES

1. The Committee on Science and Technology shall, under the supervision of the Conference of the Parties, make provision for the undertaking of a survey and evaluation of the relevant existing networks, *34042 institutions, agencies and bodies willing to become units of a network. Such a network shall support the implementation of the Convention.

2. On the basis of the results of the survey and evaluation referred to in paragraph 1, the Committee on Science and Technology shall make recommendations to the Conference of the Parties on ways and means to facilitate and strengthen networking of the units at local, national and other levels, with a view to ensuring that the thematic needs set out in articles 16 to 19 are addressed.

3. Taking into account these recommendations, the Conference of the Parties shall:

(a) identify those national, subregional, regional and international units that are most appropriate for networking, and recommend operational procedures, and a time frame, for them; and

(b) identify the units best suited to facilitating and strengthening such networking at all levels.

PART VPROCEDURES

Article 26COMMUNICATION OF INFORMATION

1. Each Party shall communicate to the Conference of the Parties for consideration at its ordinary sessions, through the Permanent Secretariat, reports on the measures which it has taken for the implementation of the Convention. The Conference of the Parties shall determine the timetable for submission and the format of such reports.

2. Affected country Parties shall provide a description of the strategies established pursuant to article 5 and of any relevant information on their implementation.

3. Affected country Parties which implement action programmes pursuant to articles 9 to 15 shall provide a detailed description of the programmes and of their implementation.

4. Any group of affected country Parties may make a joint communication on measures taken at the subregional and/or regional levels in the framework of action programmes.

5. Developed country Parties shall report on measures taken to assist in the preparation and implementation of action programmes, including information on the financial resources they have provided, or are providing, under the Convention.

6. Information communicated pursuant to paragraphs 1 to 4 shall be transmitted by the Permanent Secretariat as soon as possible to the Conference of the Parties and to any relevant subsidiary body.

7. The Conference of the Parties shall facilitate the provision to affected developing countries, particularly those in Africa, on request, of technical and financial support in compiling and communicating information in accordance with this article, as well as *34043 identifying the technical and financial needs associated with action programmes.

Article 27MEASURES TO RESOLVE QUESTIONSON IMPLEMENTATION

The Conference of the Parties shall consider and adopt procedures and institutional mechanisms for the resolution of questions that may arise with regard to the implementation the Convention.

Article 28SETTLEMENT OF DISPUTES

1. Parties shall settle any dispute between them concerning the interpretation or application of the Convention through negotiation or other peaceful means of their own choice.

2. When ratifying, accepting, approving, or acceding to the Convention, or at any time thereafter, a Party which is not a regional economics integration organization may declare in a written instrument submitted to the Depositary that, in respect of any dispute concerning the interpretation or application of the Convention, it recognizes one or both of the following means of dispute settlement as compulsory in relation to any Party accepting the same obligation:

(a) arbiration in accordance with procedures adopted by the Conference of the Parties in an annex as soon as practicable;

(b) submission of the dispute to the International Court of Justice.

3. A Party which is a regional economic integration organization may make a declaration with like effect in relation to arbitration in accordance with the procedure referred to in paragraph 2 (a).

4. A declaration made pursuant to paragraph 2 shall remain in force until it expires in accordance with its terms or until three months after written notice of its revocation has been deposited with the Depositary.

5. The expiry of a declaration, a notice of revocation or a new declaration shall not in any way affect proceedings pending before an arbitral tribunal or the International Court of Justice unless the Parties to the dispute otherwise agree.

6. If the Parties to a dispute have not accepted the same or any procedure pursuant to paragraph 2 and if they have not been able to settle their dispute within twelve months following notification by one Party to another that a dispute exists between them, the dispute shall be submitted to conciliation at the request of any Party to the dispute, in accordance with procedures adopted by the Conference of the Parties in an annex as soon as practicable.

Article 29STATUS OF ANNEXES

1. Annexes form an integral part of the Convention and, unless expressly provided otherwise, a reference to the Convention also constitutes a reference to its annexes.

*34044 2. The Parties shall interpret the provisions of the annexes in a manner that is in conformity with their rights and obligations under the articles of this Convention.

Article 30AMENDMENTS TO THE CONVENTION

1. Any Party may propose amendments to the Convention.

2. Amendments to the Convention shall be adopted at an ordinary session of the Conference of the Parties. The text of any proposed amendment shall be communicated to the Parties by the Permanent Secretariat at least six months before the meeting at which it is proposed for adoption. The Permanent Secretariat shall also communicate proposed amendments to the signatories to the Convention.

3. The Parties shall make every effort to reach agreement on any proposed amendment to the Convention by consensus. If all efforts at consensus have been exhausted and no agreement reached, the amendment shall, as a last resort, be adopted by a two-thirds majority vote of the Parties present and voting at the meeting. The adopted amendment shall be communicated by the Permanent Secretariat to the Depositary who shall circulate it to all Parties for their ratification, acceptance, approval or accession.

4. Instruments of ratification, acceptance, approval or accession in respect of an amendment shall be deposited with the Depositary. An amendment adopted pursuant to paragraph 3 shall enter into force for those Parties having accepted it on the ninetieth day after the date of receipt by the Depositary of an instrument of ratification, acceptance, approval or accession by at least two thirds of the Parties to the Convention which were Parties at the time of the adoption of the amendment.

5. The amendment shall enter into force for any other Party on the ninetieth day after the date on which that Party deposits with the Depositary its instrument of ratification, acceptance or approval of, or accession to the said amendment.

6. For the purposes of this article and article 31, "Parties present and voting" means Parties present and casting an affirmative or negative vote.

Article 31ADOPTION AND AMENDMENT OF ANNEXES

1. Any additional annex to the Convention and any amendment to an annex shall be proposed and adopted in accordance with the procedure for amendment of the Convention set forth in article 30, provided that, in adopting an additional regional implementation annex or amendment to any regional implementation annex, the majority provided for in that article shall include a two-thirds majority vote of the Parties of the region concerned present and voting. The adoption or amendment of an annex shall be communicated by the Depositary to all Parties.

2. An annex, other than an additional implementation annex, or an amendment to an annex, other than an amendment to any regional implementation annex, that has been adopted in accordance with paragraph I, shall enter into force for all Parties to the Convention *34045 six months after the date of communication by the Depositary to such Parties of the adoption of such annex or

amendment, except for those Parties that have notified the Depositary in writing within that period of their non-acceptance of such annex or amendment. Such annex or amendment shall enter into force for Parties which withdraw their notification of non-acceptance on the ninetieth day after the date on which withdrawal of such notification has been received by the Depositary.

3. An additional regional implementation annex or amendment to any regional implementation annex that has been adopted in accordance with paragraph I, shall enter into force for all Parties to the Convention six months after the date of the communication by the Depositary to such Parties of the adoption of such annex or amendment, except with respect to:

(a) any Party that has notified the Depositary in writing, within such six month period, of its non-acceptance of that additional regional implementation annex or of the amendment to the regional implementation annex, in which case such annex or amendment shall enter into force for Parties which withdraw their notification of non-acceptance on the ninetieth day after the date on which withdrawal of such notification has been received by the Depositary; and

(b) any Party that has made a declaration with respect to additional regional implementation annexes or amendments to regional implementation annexes in accordance with article 34, paragraph 4, in which case any such annex or amendment shall enter into force for such a Party on the ninetieth day after the date of deposit with the Depositary of its instrument of ratification, acceptance, approval or accession with respect to such annex or amendment.

4. If the adoption of an annex or an amendment to an annex involves an amendment to the Convention, that annex or amendment to an annex shall not enter into force until such time as the amendment to the Convention enters into force.

Article 32RIGHT TO VOTE

1. Except as provided for in paragraph 2, each Party to the Convention shall have one vote.

2. Regional economic integration organizations, in matters within their compentence, shall exercise their right to vote with a number of votes equal to the number of their member States that are Parties to the Convention. Such an organization shall not exercises its right to vote if any of its member States exercise its right, and vice versa.

PART VI

FINAL PROVISIONS

Article 33SIGNATURE

This Convention shall be opened for signatura at Paris, on 14-15 October 1994, by States Members of the United Nations or any of its specialized *34046 agencies or that are Parties to the Statute of the International Court of Justice and by regional economic integration organizations. It shall remain open for signature, thereafter, at the United Nations Headquarters in New York until 13 October 1995.

Article 34RATIFICATION, ACCEPTANCEAPPROVAL AND ACCESSION

1. The Convention shall be subject to ratification, acceptance, approval or accession by States and by regional economic integration organizations. It shall be open for accession from the day after the

date on which the Convention is closed for signatura, Instruments of ratification, acceptance, approval or accession shall be deposited with the Depositary.

2. Any regional economic integration organization which becomes a Party to the Convention without any of its member States being a Party to the Convention shall be bound by all the obligations under the Convention. Where one or more member States of such an organization are also Party to the Convention, the organization and its member States shall decide on their respective responsibilities for the performance of their obligations under the Convention. In such cases, the organization and the member States shall not entitled to exercise rights under the Convention concurrently.

3. In their instruments of ratification, acceptance, approval or accession, regional economic integration organizations shall declare the extent of their competence with respect to the matters governed by the Convention. They shall also promptly inform the Depositary, who shall in turn inform the Parties, of any substantial modification in the extent of their competence.

4. In its instrument of ratification, acceptance, approval or accession, any Party may declare that, with respect to it, any additional regional implementation annex or any amendment to any regional implementation annex shall enter into force only upon the deposit of its instrument of ratification, acceptance, approval or accession with respect thereto.

Article 35INTERIM ARRANGEMENTS

The secretariat functions referred to in article 23 will be carried out on an interim basis by the secretariat established by the General Assembly of the United Nations in its resolution 47/188 of 22 December 1992, until the completion of the first session of the Conference of the Parties.

Article 36ENTRY INTO FORCE

1. The Convention shall enter into force on the ninetieth day after the date of deposit of the fiftieth instrument of ratification, acceptance, approval or accession.

2. For each State or regional economic integration organization ratifying, accepting, approving or acceding to the Convention after the deposit of the fiftieth instrument of ratification, acceptance, approval or accession, the Convention shall enter into force on the ninetieth day after the date of deposit by such State or regional *34047 economic integration organization of its instrument of ratification, acceptance, approval or accession.

3. For the purposes of paragraphs 1 and 2, any instrument deposited by a regional economic integration organization shall not be counted as additional to those deposited by States members of the organization.

Article 37RESERVATIONS

No reservations may be made to this Convention.

Article 38WITHDRAWAL

1. At any time after three years from the date on which the Convention has entered into force for a Party, that may withdraw from the Convention by giving written notification to the Depositary.

2. Any such withdrawal shall take effect upon expiry of one year from the date of receipt by the Depositary of the notification of withdrawal, or on such later date as may be specified in the notification of withdrawal.

Article 39DEPOSITARY

The Secretary General of the United Nations shall be the Depositary of the Convention.

Article 40AUTHENTIC TEXTS

The Original of the present Convention, of which the Arabic, Chinese, English, French, Russian and Spanish texts are equally authentic, shall be deposited with the Secretary-General of the United Nations.

IN WITNESS WHEREOF the undersigned, being duly authorized to that effect, have signed the present Convention.

DONE AT Paris, this 17th day of June one thousand nine hundred and ninety-four.

ANNEX I

REGIONAL IMPLEMENTATION ANNEXFOR AFRICA

Article 1SCOPE

This Annex applies to Africa, in relation to each Party and in conformity with the Convention, in particular its article 7, for the purpose of combating desertification and/or mitigating the effects of drought in its arid, semi-arid and dry sub-humid areas.

Article 2PURPOSE

The purpose of this Annex, at the national, subregional and regional levels *34048 in Africa and in the light of its particular conditions, is to:

(a) identify measures and arrangements, including the nature and processes of assistance provided by developed country Parties, in accordance with the relevant provisions of the Convention;

(b) provide for the efficient and practical implementation of the Convention to address conditions specific to Africa; and

(c) promote processes and activities relating to combating desertification and/or mitigating the effects of drought within the arid, semi-arid and dry sub-humid areas of Africa.

Article 3PARTICULAR CONDITIONSOF THE AFRICAN REGION

In carrying out their obligations under the Convention, the Parties shall, in the implementation of this Annex, adopt a basic approach that takes into consideration the following particular conditions of Africa:

(a) the high Proportion of arid, semi-arid and dry sub-humid areas;

(b) the substantial number of countries and populations adversely affected by desertification and by the frequent recurrence of severe drought;

(c) the large number of affected countries that are landlocked;

(d) the widespread poverty prevalent in most affected countries, the large number of least developed countries among them, and their need for significant amounts of external assistance, in the form of grants and loans on concessional terms, to pursue their development objectives;

(e) the difficult socio-economic conditions, exacerbated by deteriorating and fluctuating terms of trade, external indebtedness and political instability, which induce internal, regional and international migrations;

(f) the heavy reliance of populations on natural resources for subsistence which, compounded by the effects of demographic trends and factors, a weak tecnological base and unsustainable production practices, contributes to serious resource degradation;

(g) the insufficient institutional and legal frameworks, the weak infrastructural base and the insufficient scientific, technical and educational capacity, leading to substantial capacity building requirements; and

(h) the central role of actions to combat desertification and/or mitigate the effects of drought in the national development priorities of affected African countries.

Article 4COMMITMENTS AND OBLIGATIONS OFAFRICAN COUNTRY PARTIES

1. In accordance with their respective capabilities, African country Parties undertake to:

*34049 (a) adopt the combating of desertification and/or the mitigation of the effects of drought as a central strategy in their efforts to eradicate poverty;

(b) promote regional cooperation and integration, in a spirit of solidarity and partnership based on mutual interest, in programmes and activities to combat desertification and/or mitigate the effects of drought;

(c) rationalize and strengthen existing institutions concerned with desertification and drought and involve other existing institutions, as appropriate, in order to make them more effective and to ensure more efficient use of resources;

(d) promote the exchange of information on appropriate technology knowledge, know-how and practices between and among them; and

(e) develop contingency plans for mitigating the effects of drought in areas degraded by desertification and/or drought.

2. Pursuant to the general and specific obligations set out in articles 4 and 5 of the Convention, affected African country Parties shall aim to:

(a) make appropriate financial allocations from their national budgets consistent with national conditions and capabilities and reflecting the new priority Africa has accorded to the phenomenon of desertification and/or drought;

(b) sustain and strengthen reforms currently in progress toward greater decentralization and resource tenure as well as reinforce participation of local populations and communities; and

(c) identify and mobilize new and additional national financial resources, and expand, as a matter of priority, existing national capibilities and facilities to mobilize domestic financial resources.

Article 5COMMITMENTS AND OBLIGATIONS OFDEVELOPED COUNTRY PARTIES

1. In fulfilling their obligations pursuant to articles 4, 6 and 7 of the Convention, developed country Parties shall give priority to affected African country Parties and in this context, shall:

(a) assist them to combat desertification and/or mitigate the effects of drought by, inter alia, providing and/or facilitating access to financial and/or other resources, and promoting, financing and/or facilitating the financing of the transfer, adaptation and access to appropriate environmental technologies and know-how, as mutually agreed and in accordance with national policies, taking into account their adoption of poverty eradication as a central strategy;

(b) continue to allocate significant resources and/or increase resources to combat desertification and/or mitigate the effects of drought; and

*34050 (c) assist them in strengthening capacities to enable them to improve their institutional frameworks, as well as their scientific and technical capabilities, information collection and analysis, and research and development for the purpose of combating desertification and/or mitigating the effects of drought.

2. Other country Parties may provide, on a voluntary basis, technology, knowledge and know-how relating to desertification and/or financial resources, to affected African country Parties. The transfer of such knowledge, know-how and techniques is facilitated by international cooperation.

Article 6STRATEGIC PLANNING FRAMEWORK FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT

1. National action programmes shall be a central and integral part of a broader process of formulating national policies for the sustainable development of affected African country Parties.

2. A consultative and participatory process involving appropriate levels of government, local populations, communities and non-governmental organizations shall be undertaken to provide guidance on a strategy with flexible planning to allow maximum participation from local populations and communities. As appropriate, bilateral and multilateral assistance agencies may be involved in this process at the request of an affected African country Party.

Article 7TIMETABLE FOR PREPARATIONOF ACTION PROGRAMMES

Pending entry into force of this Convention, the African country Parties, in cooperation with other members of the international community, as appropriate, shall, to the extent possible, provisionally apply those provisions of the Convention relating to the preparation of national, subregional and regional action programmes.

Article 8CONTENT OF NATIONAL ACTION PROGRAMMES

1. Consistent with article 10 of the Convention, the overall strategy of national action programmes shall emphasize integrated local development programmes for affected areas, based on

participatory mechanisms and on integration of strategies for poverty eradication into efforts to combat desertification and miligate the strategies for effects of drought. The programmes shall aim at strengthening the capacity of local authorities and ensuring the active involvement of local populations, communities and groups, with emphasis on education and training, mobilization of non-governmental organizations with proven expertise and strengthening of decentralized governmental structures.

2. National action programmes shall, as appropriate, include the following general features:

(a) the use, in developing and implementing national action programmes, of past experiences in combating desertification and/or mitigating the effects of drought, taking into account *34051 social, economic and ecological conditions;

(b) the identification of factors contributing to desertification and/or drought and the resources and capacities available and required and the setting up of appropriate policies and institutional and other responses and measures necessary to combat those phenomena and/or mitigate their effects; and

(c) the increase in participation of local populations and communities, including women, farmers and pastoralists, and delegation to them of more responsibility for management.

3. National action programmes shall also, as appropriate, include the following:

(a) measures to improve the economic environment with a view to eradicating poverty:

(i) increasing incomes and employment opportunities, especially for the poorest members of the community, by:- developing markets for farm and livestock products;- creating financial instruments suited to local needs;- encouraging diversification in agriculture and the setting-up of agricultural enterprises; and- developing economic activities of a para-agricultural or non-agricultural type;

(ii) improving the long-term prospects of rural economics by the creation of:- incentives for productive investment and access to the means of production; and

(iii)defining and applying population and migration policies to reduce population pressure on land; and

(iv) promoting the use of drought resistant crops and the application of integrated dry-land farming systems for food security purposes;

(b) measures to conserve natural resources:

(i) ensuring integrated and sustainable management of natural resources, including:- agricultural land and pastoral land;- vegetation cover and wildlife;- forests;- water resources; and- biological diversity;

(ii) training with regard to, and strengthening, public awareness and environmental education campaigns and disseminating knowledge of techniques relating to the sustainable management of natural resources; and

(iii)ensuring the development and efficient use of diverse energy sources, the promotion of alternative sources of energy, particularly solar energy, wind energy and bio-gas, and specific

arrangements for the transfer, *34052 acquisition and adaptation of relevant technology to alleviate the pressure on fragile natural resources;

(c) measures to improve institutional organization:

(i) defining the roles and responsibilities of central government and local authorities within the framework of a land use planning policy;

(ii) encouraging a policy of active decentralization, devolving responsibility for management and decision-making to local authorities, and encouraging initiatives and the assumption of responsibility by local communities and the establishment of local structures; and

(iii)adjusting, as appropriate, the institutional and regulatory framework of natural resource management to provide security of land tenure for local populations;

(d) measures to improve knowledge of desertification:

(i) promoting research and the collection, processing and exchange of information on the scientific, technical and socio-economic aspects of desertification;

(ii) improving national capibilities in research and in the collection, processing, exchange and analysis of information so as to increase understanding and to translate the results of the analysis into operational terms; and

(iii)encouraging the medium and long term study of:- socio-economic and cultural trends in affected areas;- qualitative and quantitative trends in natural resources; and- the interaction between climate and desertification; and

(e) measures to monitor and assess the effects of drought:

(i) developing strategies to evaluate the impacts of natural climate variability on regional drought and desertification and/or to utilize predictions of climate variability on seasonal to interannual time scales in efforts to mitigate the effects of drought;

(ii) improving early warning and response capacity, efficiently managing emergency relief and food aid, and improving food stocking and distribution system, cattle protection schemes and public works and alternative livelihoods for drought prone areas; and

(iii)monitoring and assessing ecological degradation to provide reliable and timely information on the process and dynamics of resource degradation in order to facilitate better policy formulations and responses.

Article 9*34053 PREPARATION OF NATIONAL ACTIONPROGRAMMES AND IMPLEMENTATION ANDEVALUATION INDICATORS

Each affected African country Party shall designate an appropriate national coordinating body to function as a catalyst in the preparation, implementation and evaluation of its national action programme. This coordinating body shall in the light of article 3 and as appropriate:

(a) undertake an identification and review of actions, beginning with a locally driven consultation process, involving local populations and communities and with the cooperation of local

administrative authorities, developed country Parties and intergovernmental and non-governmental organizations, on the basis of initial consultations of those concerned at the national level;

(b) identify and analyze the constraints, needs and gaps affecting development and sustainable land use and recommend practical measures to avoid duplication by making full use of relevant ongoing efforts and promote implementation of results;

(c) facilitate, design and formulate project activities based on interactive, flexible approaches in order to ensure active participation of the population in affected areas, to minimize the negative impact of such activities, and to identify and prioritize requirements for financial assistance and technical cooperation;

(d) establish pertinent, quantifiable and readily verifiable indicators to ensure the assessment and evaluation of national action programmes, which encompass actions in the short, medium and long terms, and of the implementation of such programmes; and

(e) prepare progress reports on the implementation of the national action programmes.

Article 10ORGANIZATIONAL FRAMEWORK OFSUBREGIONAL ACTION PROGRAMMES

1. Pursuant to article 4 of the Convention, African country Parties shall cooperate in the preparation and implementation of subregional action programmes for central, eastern, nothern, southern and western Africa and, in that regard, may delegate the following responsibilities to relevant subregional intergovernmental organizations:

(a) acting as focal points for preparatory activities and coordinating the implementation of the subregional action programmes;

(b) assisting in the preparation and implementation of national action programmes;

(c) facilitating the exchange of information, experience and know-how as well as providing advice on the review of national legislation; and

(d) any other responsibilities relating to the implementation of subregional action programmes.

*34054 2. Specialized subregional institutions may provide support, upon request and/or be entrusted with the responsibility to coordinate activities in their respective fields of competence.

Article 11CONTENT AND PREPARATION OF SUBREGIONALACTION PROGRAMMES

Subregional action programmes shall focus on issues that are better addressed at the subregional level. They shall establish, where necessary, mechanisms for the management of shared natural resources. Such mechanisms shall effectively handle transboundary promblems associated with desertification and/or drought and shall provide support for the harmonious implementation of national action programmes. Priority areas for subregional action programmes shall, as appropriate, focus on:

(a) joint programmes for the sustainable management of transboundary natural resources through bilateral and multilateral mechanism, as appropriate;

(b) coordination of programmes to develop alternative energy sources;

(c) cooperation in the management and control of pests as well as of plant and animal diseases;

(d) capacity building, education and public awareness activities that are better carried out or supported at the subregional level;

(e) scientific and technical cooperation, particularly in the climatological, meteorological and hydrological fields, including networking for data collection and assessment, information sharing and project monitoring, and coordination and prioritization of research and development activities;

(f) early warning systems and joint planning for mitigating the effects of drought, including measures to address the problems resulting from environmentally induced migrations;

(g) exploration of ways sharing experiences, particularly regarding participation of local populations and communities, and creation of an enabling environment for improved land use management and for use of appropriate technologies;

(h) strengthening of the capacity of subregional organizations to coordinate and provide technical services, as well as establishment, reorientation and strengthening of subregional centres and institutions; and

(i) development of policies in fields, such as trade, which have impact upon affected areas and populations, including policies for the coordination of regional marketing regimes and for common infrastructure.

Article 12ORGANIZATIONAL FRAMEWORK OF THEREGIONAL ACTION PROGRAMME

1. Pursuant article 11 of the Convention, African country Parties shall jointly determine the procedures for preparing and implementing the regional action programme.

*34055 2. The Parties may provide appropriate support to relevant African regional institutions and organizations to enable them to assist African country Parties to fulfil their responsibilities under the Convention.

Article 13CONTENT OF THE REGIONALACTION PROGRAMME

The regional action programme includes measures relating to combating desertification and/or mitigating the effects of drought in the following priority areas, as appropriate:

(a) development of regional cooperation and coordination of sub-regional action programmes for building regional consensus on key policy areas, including through regular consultations of sub-regional organizations;

(b) promotion of capacity building in activities which are better implemented at the regional level:

(c) the seeking of solutions with the international community to global economic and social issues that have an impact on affected areas taking into account article 4, paragraph 2 (b) of the Convention;

(d) promotion among the affected country Parties of Africa and its subregions, as well as with other affected regions, of exchange of information and appropriate techniques, technical know-how and relevant experience, promotion of scientific and technological cooperation particularly in the fields of

climatology, meteorology, hydrology, water resource development and alternative energy sources coordination of sub-regional and regional research activities; and identification of regional priorities for research and development;

(e) coordination of networks for systematic observation and assessment and information exchange, as well as their integration into world wide networks; and

(f) coordination of and reinforcement of sub-regional and regional early warning systems and drought contingency plans.

Article 14FINANCIAL RESOURCES

1. Pursuant to article 20 of the Convention and article 4, paragraph 2, affected African country Parties shall endeavour to provide a macroeconomic framework conducive to the mobilization of financial resources and shall develop policies and establish procedures to channel resources more effectively to local development programmes, including through non-governmental organizations, as appropriate.

2. Pursuant to article 21, paragraphs 4 and 5 of the Convention, the Parties agree to establish an inventory of sources of funding at the national, subregional, regional and international levels to ensure the rational use of existing resources and to identify gaps in resource allocation, to facilitate implementation of the action programmes. The inventory shall be regularly reviewed and updated.

(3) Consistent with article 7 of the Convention, the developed country *34056 Parties shall continue to allocate significant resources and/or increased resources as well as other forms of assistance to affected African country Parties on the basis of partnership agreements and arrangements referred to in article 18, giving, inter alia, due attention to matters related to debt, international trade and marketing arrangements in accordance with article 4, paragraph 2(b) of the Convention.

Article 15FINANCIAL MECHANISMS

1. Consistent with article 7 of the Convention underscoring the priority to affected African country Parties and considering the particular situation prevailing in this region, the Parties shall pay special attention to the implementation in Africa of the provisions of article 21, paragraph 1 (d) and (e) of the Convention, notably by:

(a) facilitating the establishment of mechanisms, such as national desertification funds, to channel financial resources to the local level; and

(b) strengthening existing funds and financial mechanisms at the subregional and regional levels.

2. Consistent with articles 20 and 21 of the Convention, the Parties which are also members of the governing bodies of relevant regional and subregional financial institutions, including the African Development Bank and the African Development Fund, shall promote efforts to give due priority and attention to the activities of those institutions that advance the implementation of this Annex.

3. The Parties shall streamline, to the extent possible, procedures for channelling funds to affected African country Parties.

Article 16TECHNICAL ASSISTANCE AND COOPERATION

The Parties undertake, in accordance with their respective capabilities, to rationalize technical assistance to, and cooperation with, African country Parties with a view to increasing project and programme effectiveness by, inter alia:

(a) limiting the costs of support measures and backstopping, especially overhead costs; in any case, such costs shall only represent an appropriately low percentage of the total cost of the project so as to maximize project efficiency;

(b) giving preference to the utilization of competent national experts or, where necessary, competent experts from within the subregion and/or region, in project design, preparation and implementation, and to the building of local expertise where it does not exist; and

(c) effectively managing and coordinating, as well as efficiently utilizing, technical assistance to be provided.

Article 17TRANSFER, ACQUISITION,ADAPTATION AND ACCESS TOENVIRONMENTALLY SOUND TECHNOLOGY

*34057 In implementing article 18 of the Convention relating to transfer, acquisition, adaptation and development of technology, the Parties undertake to give priority to African country Parties and, as necessary, to develop with them new models of partnership and cooperation with a view to strengthening capacity building in the fields of scientific research and development and information collection and dissemination to enable them to implement their strategies to combat desertification and mitigate the effects of drought.

Article 18COORDINATION AND PARTNERSHIPAGREEMENTS

1. African country Parties shall coordinate the preparation, negotiation and implementation of national, subregional and regional action programmes. They may involve, as appropriate, other Parties and relevant intergovernmental and non-governmental organizations in this process.

2. The objective of such coordination shall be ensure that financial and technical cooperation is consistent with the Convention and to provide the necessary continuity in the use and administration of resources.

3. African country Parties shall organize consultative processes at the national, subregional and regional levels. These consultative processes may:

(a) serve as forum to negotiate and conclude partnership agreements based on national, subregional and regional action programmes; and

(b) specify the contribution of African country Parties and other members of the consultative groups to the programmes and identify priorities and agreements on implementation and evaluation indicators, as well as funding arrangements for implementation.

4. The Permanent Secretariat may, at the request of African country Parties, pursuant to article 23 of the Convention, facilitate the convocation of such consultative processes by:

(a) providing advice on the organization of effective consultative arrangements, drawing on experiences from other such arrangements;

(b) providing information to relevant bilateral and multilateral agencies concerning consultative meetings or processes, and encouraging their active involvement; and

(c) providing other information that may be relevant in establishing or improving consultative arrangements.

5. The subregional and regional coordinating bodies shall, inter alia:

(a) recommend appropriate adjustments to partnership agreements;

(b) monitor, assess and report on the implementation of the agreed subregional and regional programmes; and

*34058 (c) aim to ensure efficient communication and cooperation among African country Parties.

6. Participation in the consultative groups shall, as appropriate, be open to Governments, interested groups and donors, relevant organs, funds and programmes of the United system, relevant subregional and regional organizations, and representatives of relevant non-governmental organizations. Participants of each consultative group shall determine the modalities of its management and operation.

7. Pursuant to article 14 of the Convention, developed country Parties are encouraged to develop, on their own initiative, an informal process of consultation and coordination among themselves, at the national, subregional and regional levels, and, at the request of an affected African country Party or of an appropriate subregional or regional organization, to participate in a national, subregional or regional consultative process that would evaluate and respond to assistance needs in order to facilitate implementation.

Article 19FOLLOW-UP ARRANGEMENTS

Follow-up of this Annex shall be carried out by African country Parties in accordance with the Convention as follows:

(a) at the national level, by a mechanism the composition of which should be determined by each affected African country Party and which shall include representatives of local communities and shall function under the supervision of the national coordinating body referred to in article 9;

(b) at the subregional level, by a multidisciplinary scientific and technical consultative committee, the composition and modalities of operation of which shall be determined by the African country Parties of the subregion concerned; and

(c) at the regional level, by mechanisms defined in accordance with the relevant provisions of the Treaty establishing the African Economic Community, and by an African Scientific and Technical Advisory Committee.

ANNEX

REGIONAL IMPLEMENTATION ANNEXFOR ASIA

Article 1PURPOSE

The purpose of this Annex is to provide guidelines and arrangements for the effective implementation of the Convention in the affected country Parties of the Asian region in the light of its particular conditions.

Article 2PARTICULAR CONDITIONSOF THE ASIAN REGION

In carrying out their obligations under the Convention, the Parties shall, as appropriate, take into consideration the following particular conditions which apply in varying degrees to the affected country Parties of the *34059 region:

(a) the high proportion of areas in their territories affected by, or vulnerable to, desertification and drought and the broad diversity of these areas with regard to climate, topography, land use and socio-economic systems;

(b) the heavy pressure on natural resources for livelihoods;

(c) the existence of production systems, directly related to widespread poverty, leading to land degradation and to pressure on scarce water resources;

(d) the significant impact of conditions in the world economy and social problems such as poverty, poor health and nutrition, lack of food security, migration, displaced persons and demographic dynamics;

(e) their expanding, but still insufficient, capacity and institutional frameworks to deal with national desertification and drought problems; and

(f) their need for international cooperation to pursue sustainable development objectives relating to combating desertification and mitigating the effects of drought.

Article 3FRAMEWORK FORNATIONAL ACTION PROGRAMMES

1. National action programmes shall be an integral part of broader national policies for sustainable development of the affected country Parties of the region.

2. The affected country Parties shall, as appropriate, develop national action programmes pursuant to articles 9 to 11 of the Convention, paying special attention to article 10, paragraph 2 (f). As appropriate, bilateral and multilateral cooperation agencies may be involved in this process at the request of the affected country Party concerned.

Article 4NATIONAL ACTION PROGRAMMES

1. In preparing and implementing national action programmes, the affected country Parties of the region, consistent with their respective circumstances and policies, may, inter alia, as appropriate:

(a) designate appropriate bodies responsible for the preparation, coordination and implementation of their action programmes;

(b) involve affected populations, including local communities, in the elaboration, coordination and implementation of their action programmes through a locally driven consultative process, with the cooperation of local authorities and relevant national and non-governmental organizations;

(c) survey the state of the environment in affected areas to assess the causes and consequences of desertification and to determine priority areas for action;

*34060 (d) evaluate, with the participation of affected populations, past and current programmes for combating desertification and mitigating the effects of drought, in order to design a strategy and elaborate activities in their action programmes;

(e) prepare technical and financial programmes based on the information derived from the activities in subparagraphs (a) to (d);

(f) develop and utilize procedures and benchmarks for evaluating implementation of their action programmes;

(g) promote the integrated management of drainage basins, the conservation of soil resources, and the enhancement and efficient use of water resources;

(h) strengthen and/or establish information, evaluation and follow up and early warning systems in regions prone to desertification and drought, taking account of climatological, meteorological, hydrological, biological and other relevant factors; and

(i) formulate in a spirit of partnership, where international cooperation, including financial and technical resources, is involved, appropriate arrangements supporting their action programmes.

2. Consistent with article 10 of the Convention, the overall strategy of national action programmes shall emphasize integrated local development programmes for affected areas, based on participatory mechanisms and on the integration of strategies for poverty eradication into efforts to combat desertification and mitigate the effects of drought. Sectoral measures in the action programmes shall be grouped in priority fields which take account of the broad diversity of affected areas in the region referred to in article 2 (a).

Article 5SUBREGIONAL ANDJOINT ACTION PROGRAMMES

1. Pursuant to article 11 of the Convention, affected country Parties in Asia may mutually agree to consult and cooperate with other Parties, as appropriate, to prepare and implement subregional or joint action programmes, as appropriate, in order to complement, and increase effectiveness in the implementation of, national action programmes. In either case, the relevant Parties may jointly agree to entrust subregional, including bilateral or national organizations, or specialized institutions, with responsibilities relating to the preparation, coordination and implementation of programmes. Such organizations or institutions may also act as focal points for the promotion and coordination of actions pursuant to articles 16 to 18 of the Convention.

2. In preparing and implementing subregional or joint action programmes, the affected country Parties of the region shall, inter alia, as appropriate:

(a) identify, in cooperation with national institutions, *34061 priorities relating to combating desertification and mitigating the effects of drought which can better be met by such programmes, as well as relevant activities which could be effectively carried out through them;

(b) evaluate the operational capacities and activities of relevant regional, subregional and national institutions;

(c) assess existing programmes relating to desertification and drought among all or some parties of the region or subregion and their relationship with national action programmes; and

(d) formulate in a spirit of partnership, where international cooperation, including financial and technical resources, is involved, appropriate bilateral and/or multilateral arrangements supporting the programmes.

3. Subregional or joint action programmes may include agreed joint programmes for the sustainable management of transboundary natural resources relating to desertification, priorities for coordination and other activities in the fields of capacity building, scientific and technical cooperation, particularly drought early warning systems and information sharing, and means of strengthening the relevant subregional and other organizations or institutions.

Article 6REGIONAL ACTIVITIES

Regional activities for the enhancement of subregional or joint action programmes may include, inter alia, measures to strengthen institutions and mechanisms for coordination and cooperation at the national, subregional and regional levels, and to promote the implementation of articles 16 to 19 of the Convention. These activities may also include:

(a) promoting and strengthening technical cooperation networks;

(b) preparing inventories of technologies, knowledge, know-how and practices, as well as traditional and local technologies and know-how, and promoting their dissemination and use;

(c) evaluating the requirements for technology transfer and promoting the adaptation and use of such technologies; and

(d) encouraging public awareness programmes and promoting capacity building at all levels, strengthening training, research and development and building systems for human resource development.

Article 7FINANCIAL RESOURCES AND MECHANISMS

1. The Parties shall, in view of the importance of combating desertification and mitigating the effects of drought in the Asian region, promote the mobilization of substantial financial resources and the availability of financial mechanisms, pursuant to articles 20 and 21 of the Convention.

2. In conformity with the Convention and on the basis of the coordinating mechanism provided for in article 8 and in accordance with their national development policies, affected country Parties of the region shall, individually or jointly:

*34062 (a) adopt measures to rationalize and strengthen mechanisms to supply funds through public and private investment with a view to achieving specific results in action to combat desertification and mitigate the effects of drought;

(b) identify international cooperation requirements in support of national efforts, particularly financial, technical and technological; and

(c) promote the participation of bilateral and/or multilateral financial cooperation institutions with to ensuring implementation of the Convention.

3. The Parties shall streamline, to the extent possible, procedures for channelling funds to affected country Parties in the region.

Article 8COOPERATION AND COORDINATIONMECHANISMS

1. Affected country Parties, through the appropriate bodies designated pursuant to article 4, paragraph 1 (a), and other Parties in the region, may, as appropriate, set up a mechanism for, inter alia, the following purposes:

(a) exchange of information, experience, knowledge and know-how;

(b) cooperation and coordination of actions, including bilateral and multilateral arrangements, at the subregional and regional levels;

(c) promotion of scientific, technical, technological and financial cooperation pursuant to articles 5 to 7;

(d) identification of external cooperation requirements; and

(e) follow-up and evaluation of the implementation of action programmes.

2. Affected country Parties, through the appropriate bodies designated pursuant to article 4, paragraph 1 (a), and other Parties in the region, may also, as appropriate, consult and coordinate as regards the national, subregional and joint action programmes. They may involve, as appropriate, other Parties and relevant intergovernmental and non-governmental organizations in this process. Such coordination shall, inter alia, seek to secure agreement on opportunities for international cooperation in accordance with articles 20 and 21 of the Convention, enhance technical cooperation and channel resources so that they are used effectively.

3. Affected country Parties of the region shall hold periodic coordination meetings, and the Permanent Secretariat may, at their request, pursuant to article 23 of the Convention, facilitate the convocation of such coordination meetings by:

(a) providing advice on the organization of effective coordination arrangements, drawing on experience from other such arrangements;

*34063 (b) providing information to relevant bilateral and multilateral agencies concerning coordination meetings, and encouraging their active involvement; and

(c) providing other information that may be relevant in establishing or improving coordination processes.

ANNEX III

REGIONAL IMPLEMENTATION ANNEXFOR LATIN AMERICAAND THE CARIBBEAN

Article 1PURPOSE

The purpose of this Annex is to provide general guidelines for the implementation of the Convention in the Latin American and Caribbean region, in light of its particular conditions

Article 2PARTICULAR CONDITIONS OF THE LATINAMERICAN AND CARIBBEAN REGION

The Parties shall, in accordance with the provisions of the Convention, take into consideration the following particular conditions of the region:

(a) the existence of broad expanses which are vulnerable and have been severely affected by desertification and/or drought and in which diverse characteristics may be observed, depending on the area in which they occur, this cumulative and intensifying process has negative social, cultural, economic and environmental effects which are all the more serious in that the region contains one of the largest resources of biological diversity in the world;

(b) the frequent use of unsustainable development practices in affected areas as a result of complex interactions among physical, biological, political, social, cultural and economic factors, including international economic factors such as external indebtedness, deteriorating terms of trade and trade practices which affect markets for agricultural, fishery and forestry products; and

(c) a sharp drop in the productivity of ecosystems being the main consequence of desertification and drought, taking the form of a decline in agricultural, livestock and forestry yields and a loss of biological diversity; from the social point of view, the results are impoverishment, migration, internal population movements, and the deterioration of the quality of life; the region will therefore have to adopt an integrated approach to problems of desertification and drought by promoting sustainable development models that are in keeping with the environmental, economic and social situation in each country.

Article 3ACTION PROGRAMMES

1. In conformity with the Convention, in particular its articles 9 to 11, and in accordance with their national development policies, affected country Parties of the region shall, as appropriate, prepare and implement national action programmes to combat desertification *34064 and mitigate the effects of drought as an integral part of their national policies for sustainable development. Subregional and regional programmes may be prepared and implemented in accordance with the requirements of the region.

2. In the preparation of their national action programmes, affected country Parties of the region shall pay particular attention to article 10, paragraph 2 (f) of the Convention.

Article 4CONTENT OF NATIONAL ACTION PROGRAMMES

In the light of their respective situations, the affected country Parties of the region may take account, inter alia, of the following thematic issues in developing their national strategies for action to combat desertification and/or mitigate the effects of drought, pursuant to article 5 of the Convention:

(a) increasing capacities, education and public awareness, technical, scientific and technological cooperation and financial resources and mechanisms;

(b) eradicating poverty and improving the quality of human life;

(c) achieving food security and sustainable development and management of agricultural, livestock-rearing, forestry and multipurpose activities;

(d) sustainable management of natural resources, especially the rational management of drainage basins;

(e) sustainable management of natural resources in high-altitude areas;

(f) rational management and conservation of soil resources and exploitation and efficient use of water resources;

(g) formulation and application of emergency plans to mitigate the effects of drought;

(h) strengthening and/or establishing information, evaluation and follow-up and early warning systems in areas prone to desertification and drought, taking account of climatological, meteorological, hydrological, biological, soil, economic and social factors;

(i) developing, managing and efficiently using diverse sources of energy; including the promotion of alternative sources;

(j) conservation and sustainable use of biodiversity in accordance with the provisions of the Convention on Biological Diversity;

(k) consideration of demographic aspects related to desertification and drought; and

(l) establishing or strengthening institutional and legal frameworks permitting application of the Convention and aimed, inter alia, at decentralizing administrative structures and functions relating to desertification and drought, with the participation of affected communities and society in general.

Article 5*34065 TECHNICAL, SCIENTIFICAND TECHNOLOGICAL COOPERATION

In conformity with the convention, in particular its articles 16 to 18, and on the basis of the coordinating mechanism provided for in article 7, affected country Parties of region shall, individually or jointly:

(a) promote the strengthening of technical cooperation networks and national, subregional and regional information systems, as well as their integration, as appropriate, in worldwide sources of information;

(b) prepare an inventory of available technologies and know-how and promote their dissemination and use;

(c) promote the use of traditional technologies, knowledge, know-how and practices pursuant to article 18, paragraph 2 (b), of the Convention;

(d) identify transfer of technology requirements; and

(e) promote the development, adaptation, adoption and transfer of relevant existing and new environmentally sound technologies.

Article 6FINANCIAL RESOURCES AND MECHANISMS

In conformity with Convention, in particular its articles 20 and 21, on the basis of the coordinating mechanism provided for in article 7 and in accordance with their national development policies, affected country Parties of the region shall, individually or jointly:

(a) adopt measures to rationalize and strengthen mechanisms to supply funds through public and private investment with a view to achieving specific results in action to combat desertification and mitigate the effects of drought;

(b) identify international cooperation requirements in support of national efforts; and

(c) promote the participation of bilateral and/or multilateral financial cooperation institutions with a view to ensuring implementation of the Convention.

Article 7INSTITUTIONAL FRAMEWORK

1. In order to give effect to this Annex, affected country Parties of the region shall:

(a) establish and/or strengthen national focal points to coordinate action to combat desertification and/or mitigate the effects of drought; and

(b) set up a mechanism to coordinate the national focal points for the following purposes:

(i) exchanges of information and experience;

(ii) coordination of activities at the subregional and regional levels;

*34066 (iii) promotion of technical, scientific, technological and financial cooperation;

(iv) identification of external cooperation requirements; and

(v) follow-up and evaluation of the implementation of action programmes.

2. Affected country Parties of the region shall hold periodic coordination meetings and the Permanent Secretariat may, at their request, pursuant to article 23 of the Convention, facilitate the convocation of such coordination meetings, by:

(a) providing advice on the organization of effective coordination arrangements, drawing on experience from other such arrangements;

(b) providing information to relevant bilateral and multilateral agencies concerning coordination meetings and encouraging their active involvement; and

(c) providing other information that may be relevant in establishing or improving coordination processes.

ANNEX IV

REGIONAL IMPLEMENTATION ANNEXFOR THE NORTHERN MEDITERRANEAN

Article 1PURPOSE

The purpose of this Annex is to provide guidelines and arrangements necessary for the effective implementation of the Convention in affected country Parties of the northern Mediterranean region in the light of its particular conditions.

Article 2PARTICULAR CONDITIONSOF THE NORTHERN MEDITERRANEAN REGION

The particular conditions of the northern Mediterranean region referred to in article I include:

(a) semi-arid climatic conditions affecting large areas, seasonal droughts, very high rainfall variability and sudden and high-intensity rainfall;

(b) poor and highly crodible soils, prone to develop surface crust;

(c) uneven relief with steep slopes and very diversified landscapes;

(d) extensive forest coverage losses due to frequent wildfires;

(e) crisis conditions in traditional agriculture with associated land abandonment and deterioration of soil and water conservation structures;

*34067 (f) unsustainable exploitation of water resources leading to serious environmental damage, including chemical pollution, salinization and exhaustion of aquifers; and

(g) concentration of economic activity in coastal areas as a result of urban growth, industrial activities, tourism and irrigated agriculture.

Article 3STRATEGIC PLANNING FRAMEWORKFOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT

1. National action programmes shall be a central and integral part of the strategic planning framework for sustainable development of the affected country Parties of the northern Mediterranean.

2. A consultative and participatory process, involving appropriate levels of government, local communities and non-governmental organizations, shall be undertaken to provide guidance on a strategy with flexible planning to allow maximum local participation, pursuant to article 10, paragraph 2 (f) of the Convention.

Article 4OBLIGATION TO PREPARE NATIONAL ACTIONPROGRAMMES AND TIMETABLE

Affected country Parties of the northern Mediterranean region shall prepare national action programmes and, as appropriate, subregional, regional or joint action programmes. The preparation of such programmes shall be finalized as soon as practicable.

Article 5PREPARATION AND IMPLEMENTATION OFNATIONAL ACTION PROGRAMMES

In preparing and implementing national action programmes pursuant to articles 9 and 10 of the Convention, each affected country Party of the region shall, as appropriate:

(a) designate appropriate bodies responsible for the preparation, coordination and implementation of its programme;

(b) involve affected populations, including local communities, in the elaboration, coordination and implementation of the programme through a locally driven consultative process, with the cooperation of local authorities and relevant non-governmental organizations;

(c) survey the state of the environment in affected areas to assess the causes and consequences of desertification and to determine priority areas for action;

(d) evaluate, with the participation of affected populations, past and current programmes in order to design a strategy and elaborate activities in the action programme;

(e) prepare technical and financial programmes based on the information gained through the activities in subparagraphs (a) to (d); and

(f) develop and utilize procedures and benchmarks for monitoring and evaluating the implementation of the programme.

*34068 Article 6CONTENT OF NATIONAL ACTION PROGRAMMES

Affected country Parties of the region may include, in their national action programmes, measures relating to:

(a) legislative, institutional and administrative areas;

(b) land use patterns, management of water resources, soil conservation, forestry, agricultural activities and pasture and range management;

(c) management and conservation of wildlife and other forms of biological diversity;

(d) Protection against forest fires;

(e) promotion of alternative livelihoods; and

(f) research, training and public awareness.

Article 7SUBREGIONAL, REGIONALAND JOINT ACTION PROGRAMMES

1. Affected country Parties of the region may, in accordance with article 11 of the Convention, prepare and implement subregional and/or regional action programmes in order to complement and increase the efficiency of national action programmes. Two or more affected country Parties of the region, may similarly agree to prepare a joint action programme between or among them.

2. The provisions of articles 5 and 6 shall apply mutatis mutandis to the preparation and implementation of subregional, regional and joint action programmes. In addition, such programmes may include the conduct of research and development activities concerning selected ecosystems in affected areas.

3. In preparing and implementing subregional, regional or joint action programmes, affected country Parties of the region shall, as appropriate:

(a) identify, in cooperation with national institutions, national objectives relating to desertification which can better be met by such programmes and relevant activities which could be effectively carried out through them;

(b) evaluate the operational capacities and activities of relevant regional, subregional and national institutions; and

(c) assess existing programmes relating to desertification among Parties of the region and their relationship with national action programmes.

Article 8COORDINATION OF SUBREGIONAL, REGIONALAND JOINT ACTION PROGRAMMES

Affected country Parties preparing a subregional, regional or joint action programme may establish a coordination committee composed of *34069 representatives of each affected country Party concerned to review progress in combating desertification, harmonize national action programmes, make recommendations at the various stages of preparation and implementation of the subregional, regional or joint action programme, and act as a focal point for the promotion and coordination of technical cooperation pursuant to articles 16 to 19 of the Convention.

Article 9NON-ELIGIBILITY FOR FINANCIAL ASSISTANCE

In implementing national, subregional, regional and joint action programmes, affected developed country Parties of the region are not eligible to receive financial assistance under this Convention.

Article 10COORDINATION WITH OTHER SUBREGIONSAND REGIONS

Subregional, regional and joint action programmes in the northern Mediterranean region may be prepared and implemented in collaboration with those of other subregions or regions, particularly with those of the subregion of northern Africa.