pemerintah propinsi jawa timur...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURPERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 35 TAHUN 2000TENTANG
DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kegiatan
ketenagakerjaan di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur sesuai
dengan kewonangan dan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu melakukan
penataan organisasi Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1978 juncto Nomor 25 Tahun 1994 ;
b. bahwa penataan organisasi Dinas Tenaga Kerja merupakan
penggabungan kewenangan antara urusan/kewenangan yang ditamjani
Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur dengan
Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, perlu menata kembali Organisasi Dinas Tenaga Kerja Propinsi
Jawa Timur dengan menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam
Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930) (Stbl. Nornor
225 Tahun 1930);
2. Ordonantie Jalan Rel Industri (Stbl. Nomor 595 Tahun 1938);
3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi
Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan
tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950
Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Tahun 1950 Nomor 32);
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya
Undang-Undang Kerja Tahun 1948 Nomor 12 dari Republik Indonesia
untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 2);
5. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya
Undang-undang Pengawasan Perburuhan (Lembaran Negera Tahun
1951 Nomor 4);
6. Undang-uri'King Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhai
antara Serikat Buruh dan Majikan (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor
69);
7. Undang-untiang Nomor 18 Tahun 1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO
Nomor 98 mengenai berlakunya dasar-dasar dan hak unluk berorganisasi
dan untuk berundmg bersama (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor
42);
8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 42);
9. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1958 lentang Penempatan Tenaga
Asing (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 8);
10.Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan
Kerja di Perusahaan Swasta (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 93);
11.Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor
55);
12.Undoing -undancj Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
(Lembaran Negara Th.1970 Nomor 1);
13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor
39);
14.Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Lembaran Negera Tahun 1992 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3468);
15.Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
16.Undang-undang Nomor 25 Tahun. 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
17.Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pokerja/Serikat
Buruh (Lembaran Negara Nomor 131, Tcirnbfihnn Lombaran Negara
Nomor 3989);
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2
18.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1991 tentang Latihan Kerja
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 92);
19.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
20.Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
165);
21.Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan Dan Bentuk Rancangan Undang-
undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Dan Rancangan Keputusan
Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);
22.Peratuian Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 4 Tnhun
1991 tentang Wajib Latin Tenaga Kerja Bagi Perusahaan dan luran Wajib
Latih Tenaga Kerja Bagi Perusahaan di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Timur.
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR,
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG DINAS
TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur;
b. Gubernur, ad.jiah Gubernur Jawa Timur;
c. Sekretaris Daorah, adalah Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur;
d. Dinas Tenagu Kerja, adalah Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur;
e. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur;
f. Wakil Kepala Dinas, adalah Wakil Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi
Jawa Timur;
g. Ketenagakerjaun, adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3
h. Tenaga kerja, adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang
dalam dan atau melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk mernenuhi
kebutuhan masyarakat;
i. Pekerja, adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada
pengusaha dengan menerima upah ;
j. Perjanjian kerja, adalah suatu perjanjian antara pekerja dan
pengusaha secara lisan dan atau tertulis, baik untuk waktu tertentu
maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat- syarat kerja, hak
dan kewajiban para pihak ;
k. Hubungan Industrial, adalah suatu sistem hubungan yang
terbentuk antura para pelaku proses produksi barang atau jasa yang
meliputi pengusaha, pekerja dan pemerintah ;
l. Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, adalah suatu lembaga
yang menangani masalah perselisihan perburuhan dan pemutusan
hubungan kerja di perusahaan swasta dalam wilayah kewenangan tata
laksana pemerintah daerah ;
m. Perselisihan Perburuhan, adalah pertentangan antara majikan atau
perkumpulan majikan dengan serikat buruh atau gabungan serikat buruh
berhubung dengan tidak adanya persesuaian paham mengenai
hubungan kerja, syarat-syarat kerja dan/atau keadaan perburuhan ;
n. Pemutusan Hubungan Kerja, adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu nal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
pekerja dan pengusaha ;
o. Kesejahteraan Pekerja, adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan atau
keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik selama maupun
diluaf hubungan kerja, yang secara langsung dan tidak langsung dapat
mempertinggi produktivitas kerja ;
p. Jaminan Sosial Tenaga Kerja selanjutnya disingkat JAMSOSTEK, adalah
suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan borupa
uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang
dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin,
hari tua, dan meninggal dunia ;
q. Pelatihan Kerja, adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan ketrampilan atau
keahlian, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat
ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi
jabatan atau pekerjaan, baik di sektor formal maupun di sektor informal ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4
r. Pemagangan, adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakjn secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan
demjan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan
instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi
barang atau jasa di perusahaan, <ulam rangka menguasai keterampilan
atau keahlian tertentu ;
s. Pengawasan Ketenagakerjaan, adalah kegiatan mengawasi dan
menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang
ketenagakerja an ;
t. Wajib Latih Tenaga Kerja bagi perusahaan selanjutnya disingkat WLTKP,
adalah suatu sistem pengelolaan pelatihan kerja yang wajib diiikuti oleh
perusahaan yang memenuhi persyaratan tertentu;
u. Iuran Wajib Latih Tenaga Kerja bagi perusahaan selanjutnya disingkat
IWLTKP, adalah suatu sistem pengelolaan pendanaan pelaksanaan
pelatihan kerja di Jawa Timur;
v. Angkatan Kerja Lokal selanjutnya disingkat AKL, adalah penempatan
tenaga kerja pada suatu wilayah kerja Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja;
w. Angkatan Kerja Antar Daerah selanjutnya disingkat AKAD, adalah
penempatan tenaga kerja dari daerah kerja yang satu ke daerah kerja
yang lain dalam wilayah Republik Indonesia ;
x. Angkatan Kerja Antar Negara selanjutnya disingkat AKAN, adalah
penempatan tenaga kerja dari wilayah Negara Republik Indonesia ke
Luar Negen;
y. Standar Latihan Kerja selanjutnya disingkat SLK, adalah patokan yang
ditetapkan mengenai jenis, tingkatan, komponen dan unsur dari program
pendidikan dan latihan, dengan pengertian bahwa komponen suatu
program pendidikan dan latihan, mencakup peserta, program pengajaran,
personil, organisasi, penyelenggaraan, sarana dan prasrana, pembinaan
tamatan serta partisipasi konsumen dan masyarakat;
z. Materi Uji Ketrampilan/Kompetensi selanjutnya disingkat MUK, adalah
bahan ujian yang akan diujikan baik teori maupun praktek kepada
peserta uji ketrampilan guna meningkatkan kemampuannya;
aa.Standar Kualifikasi Ketrampilan selanjutnya disingkat SKK, adalah
patokan yang ditetapkan mengenai uraian ketrampilan yang baku
berdasarkan analisis suatu jabatan, yang harus dikuasai oleh seseorang
tonaga kerja untuk mampu melaksanakan tugasriya secara efisieu dan
efektif;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5
bb.Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia selanjutnya disingkat PJTKI
adalah Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas yang memiliki
ijin usaha untuk melaksanakan jasa penempatan tenaga kerja ke dalam
dan ke luar negeri;
cc. Unit Pelaksana Teknis selanjutnya disingkat UPT, adalah satuan
organisasi yang melaksanakan tugas teknis dalam rangka
menghitung/menunjang tugas pokok Dinas Tenaga Kerja ;
dd.Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang selanjutnya disingkat
TKWNAP, adalah warga negara asing yang merniliki visa tinggal
terbatas/ijin tinggal terbatas atau ijin tinggal tetap untuk maksud bekerja
di dalam wilayah Republik Indonesia ;
ee.Tenaga Kerja Mandiri Terdidik selanjutnya disingkat TKMT, adalah
angkntan kerja lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau D I yang
mumiliki jiwa kewirausahaan, mempunyai sikap mental ulet dan paniang
menyerah serta memiliki etos kerja tinggi dan berorientasi Kupada
produktifitas dan kualitas hasil kerja guna memanfaatk.iM peluang usaha
sehingga mampu mengisi dan menciptakan lapangan kerja/kesempatan
berusaha yang berkesinambungan ;
ff. Tehnologi Padat Karya selanjutnya disingkat TPK, adalah suatu tehnologi
yang bersifat sederhana artinya mampu dilaksanakan oleh kelompok
masyarakat yang relatif kurang berpendidikan dan relatif murah. sehingga
dapat membantu meningkatkan produksi dan produktifitas kerja,
memperluas kesempatan kerja serta dapat mengurangi pengangguran,
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Dinas Tenaga Kerja, adalah unsur pelaksana Pemerintah Propinsi di
bidang ketenagakerjaan ;
(2) Dinas Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam
melaks.makan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6
Pasal 3
Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
desentralisasi dan tugas dekonsentrasi bidang ketenagakerjaan.
Pasal 4
Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 3, Dinas Tenaga Kerja
mempunyai fungsi:
a. penyusunan program ketenagakerjaan ;
b. pemberian pelayanan kepada masyarakat melalui sistem Informasi;
c. pembinaan pelaksanaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja ;
d. pembinaan polaksanaan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja
baik sektor formal maupun informal;
e. pembinaan dan Pengarahan Pelaksana Antar Kerja Lokal, Antar Kerja
Antar Daerah dan Pengiriman Tenaga Kerja ke Luar Negeri dalam rangka
program AKAN ;
f. penyusunan pedoman jaminan kesejahteraan purna kerja ;
g. pembinaan dan kerjasama dengan Lembaga Kerjasama Tripartit dan
Dewan Ketenagakerjaan Daerah ;
h. penyelenggaraan fasilitasi kepada organisasi ketenagakerjaan ;
i. pembinaan pelaksanaan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja
termasuk upah minimum ;
j. pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan.
BAB III
ORGANISASI
Bagian Pertama Susunan Organisasi
Pasal 5
(1) Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja, terdiri atas :
a. Kepala Dinas ;
b. Wakil Kepala Dinas ;
c. Bagian Tata Usaha ;
d. Sub Dinas Penyusunan Program ;
e. Sub Dinas Pdatihan dan Pemagangan ;
f. Sub Dinas Ponempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri;
g. Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja ;
h. Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7
i. Kelompok Jiibatan Fungsional;
j. Unit Pelaksaua Teknis Dinas ;
(2) Bagian dan masing-masing Sub Dinas dipimpin oleh ssorang Kepala
Bagian dan Kepala Sub Dinas yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Bagian Kedua
Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas
Pasal 6
Kepala Dinas, mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi,
pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang
ketenagakerjaan.
Pasal 7
Wakil Kepala Dinas, mempunyai tugas :
a. mewakili Kepala Dinas dan memimpin Dinas apabila Kepala Dinas
berhalangan
b. memimpin kegiatan intern Dinas ;
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Bagian Ketiga
Bagian Tata Usaha
Pasal 8
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan pertengkapan.
Pasal 9
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
a. pengelolaan administrasi kepegawaian ;
b. pengelolaan administrasi keuangan ;
c. pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat dan kearsipan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8
d. pengelolaan administrasi perlengkapan perkantoran dan mengurus
pemeliharaan, kebersihan dan keamanan kantor;
e. pejaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 10
(1) Bagian Tata Usaha terdiri atas :
a. Sub Bagi.in Umum ;
b. Sub Bagum Kepegawaian ;
c. Sub Bagmn Keuangan ;
d. Sub Bagiun Perlengkapan ;
(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian
Tata Usaha.
Pasal 11
(1) Sub Bagian Umum, mempunyai tugas :
a. melakukan pengelolaan urusan surat menyurat, pengetikan,
penggahdaan dan tata usaha kearsipan ;
b. mengurus administrasi perjalanan dinas, tugas-tugas keprotokolan ;
c. melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan
penyelenggaraan rapat dinas ;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha.
(2) Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas :
a. msnyelenggarakan tata usaha kepegawaian ;
b. menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai;
c. mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai serta
kesejahteraan pegawai;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha ;
(3) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :
a. menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka
penyusunan anggaran keuangan ;
b. melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan dan
pembayaran gaji pegawai;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9
c. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
pengelolaan keuangan ;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha.
(4) Sub Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas :
a. merencaiukan kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas ;
b. melaksanakan pengelolaan inventarisasi kantor;
c. melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan kantor;
d. menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang
inventaris kantor;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha.
Bagian Keempat
Sub Dinas Penyusunan Program
Pasal 12
Sub Dinas Penyusunan Program, mempunyai tugas melaksanakan
pendataan, koordinasi penyusunan program dan perencanaan, melakukan
evaluasi, pengelolaan data serta pengendalian.
Pasal 13
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12, Sub Dinas Penyusunan Program, mempunyai fungsi:
a. pengumpulan dan penyiapan bahan dalam rangka koordinasi dan
sinkronisasi, penyusunan program dan perencanaan ;
b. penyusunan perencanaan dan program ;
c. penyusunan informasi ketenagakerjaan daerah ;
d. pengkajian, evaluasi pelaksanaan dan pelaporan ;
e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 14
(1) Sub Dinas Punyusunan Program, terdiri atas :
a. Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data ;
b. Seksi Perencanaan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
10
c. Seksi Informasi Ketenagakerjaan ;
d. Seksi Evaluasi dan Laporan.
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di
bowah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Penyusunan
Program.
Pasal 15
(1) Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data, mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan dalam rangka menyusun program pembinaan dan
pengembangan ketenagakerjaan ;
b. menyusun rencana dan program pembinaan serta pengembangan
ketenagakerjaan ;
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penyusunan Program.
(2) Seksi Perencanaan, mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan dalam rangka menyusun rencana program
pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan ;
b. menyusun rencana dan program pembinaan dan pengembangan
ketenagakerjaan ;
c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penyusunan Program.
(3) Seksi Informasi Ketenagakerjaan, mempunyai tugas :
a. melakukan pengumpulan pengolahan dan penyajian data dalam
rangka menyusun informasi ketenagakerjaan ;
b. menganalisis data ketenagakerjaan untuk bahan laporan dan bahan
sajian informasi ketenagakerjaan kopada masyarakat;
c. pengembangan sistem perangkat keras dan lunak informasi
ketenagakerjuan ;
d. menyebarluaskan informasi ketenagakerjaan kepada masyarakat baik
melalui loket informasi, lembar informasi, media cetak maupun media
elektronik ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penyusunan Program.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
11
(4) Seksi Evaluasi dan Laporan, mempunyai tugas :
a. melakukan pemantauan dan evaluasi program pembinaan dan
pengembangan ketenagakerjaan ;
b. menganalisis hasil pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan ;
c. menyusun laporan seluruh kegiatan pembinaan dan pengembangan
ketenagakerjaan ;
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penyusunan Program.
Bagian Kelima
Sub Dinas Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja
Pasal 16
Sub Dinas Pelatihan dan Pemagangan Ter.aga Kerja, mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program serta memberikan fasilitas
di bidang peningkatan Instruktur Pelatihan Kerja dan pengelola pelatihan,
pemagangan dan produktivitas tenaga kerja, standardisasi dan sertifikasi
serta bimbingan kerja bagi tenaga kerja.
Pasal 17
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
Sub Dinas Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan fasilitasi peningkatan instruktur pelatihan kerja ;
b. pelaksanaan dan pengembangan standardisasi dan sertifikasi tenaga
kerja ;
c. pelaksanaan fasilitasi pemagangan tenaga kerja ;
d. pelaksanaan fasilitasi dibidang perizinan lembaga pelatihan kerja ;
e. pelaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 18
(1) Sub Dinas Pekii :ian dan Pemagangan Tenaga Kerja. terdiri atas:
a. Seksi Instruktur Pelatihan Kerja ;
b. Seksi Sertifikasi Tenaga Kerja ;
c. Seksi Pembinaan Pemagangan ;
d. Seksi Pembinaan Lembaga Latihan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
12
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pelatihan dan
Pemagangan Tenaga Kerja.
Pasal 19
(1) Seksi Instruktur Pelatihan Kerja, mempunyai tugas :
a. menginventarisir data dan menyiapkan database instruktur dan
tenaga pelatihan yang mencakup jumlah, jenis. kualiflkasi dan
kompetensi;
b. menyiapkan pedoman teknis pembinaan terhadap instruktur dan
tenaga pelatihan
c. memberikan fasilitasi pembinaan instruktur dan tenaga
pelatihan lembaga pelatihan pemerintah, swasta dan
perusahaan ;
d. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pedoman pembinaan instruktur pelatihan kerja ;
e. menyiapkan bahan penilaian/penetapan angka kredit instruktur
BLK/LLK/BPPTK ;
f. membenkan fasilitasi pelaksanaan pelatihan pengelola
pelatihan (Training Officer) dan pelatihan instruktur (Training of
Trainer);
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.
(2) Seksi Sertifikasi Tenaga Kerja, mempunyai tugas :
a. menginventarisir dan menyiapkan SKK, SLK, MUK dan
Sertifikat Keterampilan/Kompetensi Nasional yang telah
ditetapkan ;
b. menyiapkan bahan penyusunan pengembangan SKK, SLK dan
MUK;
c. mengkoordinir pelaksanaan penyusunan, perumusan dan
pengembangan SKK, SLK dan MUK ;
d. menginventarisir dan mengkoordinir pelaksanaan pembinaan asosiasi
profesi;
e. memberikan fasilitasi pelaksanaan uji ketrampilan/kompetensi tenaga
kerja ;
f. menyiapkan dan melaksanakan sosialisasi program standardisasi dari
sertifikasi tenaga kerja ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
13
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.
(3) Seksi Pembinaan Pemagangan, mempunyai tugas :
a. Mengidentifikasi dan mendata peserta pemagangan menurut jumlah,
jenis dan kualifikasi kompetensi pemagangan ;
b. Menginventarisir kelembagaan tenaga pelatihan, program dan
kegiatan pemagangan ;
c. Memberikan fasilitasi pelaksanaan pemagangan di dalam dan di luar
negeri;
d. Memberikan fasilitasi pelaksanaan program WLTKP dan IWLTKP ;
e. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemagangan dan pelaksanaan WLTKP dan IWLTKP.
f. Melaksanakan fasilitasi pembmaan produktititas tenaga kerja;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.
(4) Seksi Pemti.naan Lembaga Latihan, mempunyai tugas :
a. Menginventarisir data izin lembaga yang mencakup jumlah lokasi jenis
kejuruan, status kelembagaan, fasilitas lembaga, kualifikasi instruktur
dan standar kualifikasi lulusan ;
b. Menyiapkan bahan pembinaan program pelatihan untuk
meningkatkan kualitas lembaga penyelenggara pelatihan ;
c. Memberikan fasilitasi pelaksanaan akreditasi pemantauan
status/tingkat/jenjang kelembagaan dan perizinan lembaga pelatihan
swasta dan perusahaan ;
d. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan akreditasi dan perizinan lembaga pelatihan swasta dan
perusahaan ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepal Sub Dinas
Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.
Bagian Keenam
Sub Dinas Penempatan
dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri
Pasal 20
Sub Dinas Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri,
mempunyai tugas menyusun program dan kegiatan serta memberikan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
14
fasilitasi dibidang tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN, Informasi Pasar Kerja
dan Bursa Kerja, penyuluhan, bimbingan jabatan dan analisis jabatan,
penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP),
Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri dan teknologi padat karya.
Pasal 21
Untuk menyelengyarakan tugas dimaksud dalam Pasal 20, Sub Dinas
Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri, mempunyai fungsi :
a. penyiapan dan penyusunan program surta fasilitasi pembinaan
penetapan PKM ;
b. penyelenggaraan fasiltasi pembinaan dan penempatan tenaga kerja AKL.
AKAD dan AKAN ;
c. penyiapan bahan dan melaksanakan pembinaan Informasi Pasar Kerja
dan Bursa Kerja ;
d. penyiapan pedoman penyuluhan bimbingan jabatan dan analisa jabatan ;
e. Penyusunan pedoman pemberian izin TKWNAP ;
f. penyiapan bahan dan melaksanakan kajian pengembangan teknologi
padat karya ;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 22
(1) Sub Dinas Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri,
terdiri atas :
a. Seksi Bimbingan Jabatan dan Bursa Kerja ;
b. Seksi Peni.'mpatan Tenaga Kerja ;
c. Seksi Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri;
d. Seksi Pengembangan Teknologi Padat Karya.
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kopala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Penempatan
dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.
Pasal 23
(1) Seksi Bimbingan Jabatan dan Bursa Kerja, mempunyai tugas :
a. menyusun Standard Informasi Pasar Kerja untuk Bursa Kerja
Pemerintah dan Khusus;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
15
b. mengumpulkan dan menganalisa data Informasi Pasar Kerja hasil
kegiatan antar kerja Bursa Kerja Pemerintah dan Khusus;
c. menyebarluaskan Informasi Pasar Kerja ;
d. menyiapkan bahan dan menyusun pedoman teknis perizinan dan
pembuntukan Bursa Kerja Khusus dan swasta;
e. menyeleny jarakan fasilitasi pembinaan Bursa Kerja Pemerintar
Khusus dan Swasta ;
f. menyusun pedoman perijinan PJTKI ;
g. menyusun pedoman teknis untuk perizinan praktek psikolog ;
h. menyusun dan pengembangan analisis Jabatan dan penyuluhan
bimbingan Jabatan ;
i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.
(2) Seksi Penempatan Tenaga Kerja, mempunyai tugas :
a. menyusun pedoman permohonan dan rekomendasi Rencana
Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) AKAD ;
b. menyelenggarakan fasilitasi penempatan tenaga kerja AKL dan AKAD
serta AKAN ;
c. menyusun pedoman penempatan tenaga kerja AKL ;
d. menyusun pedoman pelaksanaan kliring penempatan tenaga kerja
AKL dun AKAD ;
e. menyusun pedoman pembinaan penempatan tenaga kerja
pemuda dan wanita, penyandang cacat dan lansia ;
f. menyiapkan bahan penyusunan dan pedoman pembinaan
tenaga kerja Khusus dalam rangka penciptaan usaha mandiri;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.
(3) Seksi Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri, mempunyai tugas :
a. menyiapkan oahan penyusunan sistem dan perangkat lunak serta
bahan pembinaan perluasan lapangan kerja dan kesempatan
kerja dengan pembentukan usaha mandiri di perdesaan dan
perkotaan ;
b. mengumpulkan data informasi potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia untuk kegiatan usaha mandiri dan pembinaan tenaga
kerja sektor informal dalam rangka perluasan kerja ;
c. melaksanakan fasiltasi dibidang bimbingan dan pemanduan serta
pembinaan usaha mandiri bagi lulusan SLTA dan Sarjana ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
16
d. melaksanakan fasilitasi dibidang bimbingan dan pemanduan
pengembangan usaha bagi pengusaha mandiri sektor informal;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.
(4) Seksi Pengembangan Teknologi Padat Karya, mempunyai tugas:
a. mengumpulkan dan mengianalisa data untuk penyusunan profil
Terapan Teknologi Padat Karya;
b. menyebarluaskan profil dan pemanfaatan TPK dalam rangka
menunjang pengembangan sumberdaya alam;
c. melaksanakan fasilitasi pelatihan TPK bagi Pemandu
Lapangan TPK dan Pemandu Perluasan Kerja sistem Padat Karya;
d. melaksanakm fasilitasi kegiatan perluasan kerja sistem padat karya
dan terapan teknologi padat karya bagi masyarakat pencari kerja
untuk perluasan lapangan kerja ;
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.
Bagian Ketujuh
Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja
Pasal 24
Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, mempunyai
tugas menetapkan pedoman pembinaan hubungan industrial dan
kesejahteraan pekerja, melaksanakan fasilitasi dan pengembangan
kelembagaan hubungan industrial, persyaratan kerja dan pengupahan,
penyelesaiaan perselisihan hubungan industrial serta pembinaan
Kesejahteraan pekerja dan purna kerja.
Pasal 25
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,
Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, mempunyai
fungsi :
a. penyusunan podoman pengembangan kelembagaan Hubungan
Industrial;
b. penyusunan pedoman syarat-syarat kerjn dan pengupahan ;
c. penyusunan pedoman Pembinaan Kesejahteraan Pekerja dan purna
kerja;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
17
d. pelaksanaan fasilitasi pengembangan kolembngaan Hubungan Industrial;
e. pelaksanaan fasilitasi pembinaan kesejahteraan pekerja dan purna kerja ;
f. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 26
(1) Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, terdiri atas :
a. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial;
b. Seksi Persyaratan Kerja dan Pengupahan ;
c. Seksi Kesujahteraan Pekerja dan Purna Kerja ;
d. Seksi Perselisihan Hubungan Industrial.
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Hubungan
Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.
Pasal 27
(1) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial, mempunyai tugas :
a. menyusun pedoman pendaftaran organisasi ketenagakerjaan ;
b. menyusun pedoman dan petunjuk teknis bagi kelembagaan yang
beranggotakan unsur bipartit dan tripartit;
c. menyusun pedoman dan petunjuk teknis pendidikan hubungan
industrial ;
d. menetapkan dan mengembangkan konsep pendidikan hubungan
industrial ;
e. melaksanakan pendidikan hubungan industrial;
f. melaksanakan pembentukan dan pemberdayaaan Kader Penyuluh
Hubungan Industrial;
g. mendata dan menginventarisir organisasi ketenagakerjaan lintas
Kabupaten/Kota ;
h. melakukan Koordinasi dengan lembaga/organisasl/instansi terkait
dalam rangka pembuatan produk LKS Tripartit;
i. melaksanaKan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.
(2) Seksi Persyaratan Kerja dan Pengupahan, mempunyai tugas :
a. menyusun Pedoman persyaratan kerja yang meliputi Perjanjian Kerja,
Poraturan Perusahaan dan Kesepakatan Kerja Bersama;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
18
b. menyusun pedoman penetapan upah minimum ;
c. melaksanaKan inventarisasi perjanjian kerja, peraturan
perusahaan dan kesepakatan kerja bersama yang mencakup lintas
Kabupaten/Kota ;
d. memantau dan membina pelaksanaan perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, kesepakatan kerja bersama dan
pengupahan yang mencakup lintas kabupaten/kota ;
e. meneliti dan mengesahkan Peraturan Perusahaan (PP) yang
mencakup lintas kabupaten/kota ;
f. mendata Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang mencakup lintas
kabupaten/kota ;
g. menganai sa data Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) sebagai bahan
penetapan Upah Minimum Regional (UMR);
h. menyusun pedoman struktur dan skala upah;
i. melaksan.iKan tugas-tugas lain yancj diberikan oleh Kepala Sub
Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja ;
(3) Seksi Kesejuhteraan Pekerja dan Purna Kerja, mempunyai tugas :
a. menyusun pedoman jaminan kesejahteraan purna kerja ;
b. menyusun pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kesejahturaan
pekerja ;
c. melaksanakan fasilitasi pembinaan kesejahteraan pekerja ;
d. melaksanakan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan jaminan
sosial;
e. melaksanakan pembinaan persiapan purna kerja ;
f. melaksanakan pembinaan dalam usaha peningkatan kesejahteraan
purna kerja di perusahaan ;
g. mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga swasta dan
instansi pemerintah dalam bidang penyelenggaraan usaha
kesejahteraan purna kerja ;
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.
(4) Seksi Perselisihan Hubungan Industrial, mempunyai tugas :
a. menetapkun pedoman penyelesaian perselisihan hubungan industrial;
b. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis penyelesaian
perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja dan
unjuk msa/pemogokan pekerja bagi Pegawai Perantara ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
19
c. melaksanakan fasilitasi dalam rangka pencegahan perselisihan
hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja dan unjuk
rasa/pemogokan pekerja serta lock out (penutupan
perusahaan);
d. membuat dan menetapkan peta kerawanan perusahaan
sebagai bahan pembinaan ke perusahaan dalam rangka
deteksi dim masalah ketenagakerjaan ;
e. memberikan fasilitasi kasus perselisihan hubungan industrial,
pemutusan hubungan kerja dan unjukrasa pekerja serta lock out
(penutupan perusahaan) lintas kabupaten/kota ;
f. menindaklanjuti kasus-kasus pengaduan masyarakat berkaitan
dengan masalah ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota ;
g. memantau pelaksanaan putusan P4 Daerah dan P4 Pusat;
h. melaksanakan koordinasi dengan organisasi pekerja,
organisasi pengusaha dan pihak terkait dalam rangka deteksi dini
pencugahan masalah ketenagakerjaan ;
i. melaksanakan tugas-tugas lain yanci diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.
Bagian Kedelapan
Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan
Pasal 28
Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan, mempunyai tugas melaksanakan
fasilitasi dibidang pembinaan dan pengawasan norma kerja, norna jamman
sosial tenaga kerja, norma keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan
kerja serta penyidikan terhadap pelanggaran norma di bidang
ketenagakerjaan
Pasal 29
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28, Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan, mempunyai fungsi :
a. penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan norma kerja, norma jaminan sosial tenaga kerja, norma
keselamatan dan norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja ;
b. pelaksanaan fasilitasi dibidang pembinaan dan pengawasan tenaga
kerja ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
20
c. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran norma
kerja, norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan
dan kesehatan kerja serta linykungan kerja ;
d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, dalam rangka
menegakkan hukum di bidang ketenagakerjaan ;
e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Pasal 30
(1) SubUmas Pengawasan Ketenagakerjaan terdiri atas :
a. Seksi Norma Kerja ;
b. Seksi Jaminan Sosial Tenaga Kerja ;
c. Seksi Keset .itan Kerja dan Lingkungan Kerja ;
d. Seksi Keseumatan Kerja.
(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pengawasan
Ketenagakerjaan.
Pasal 31
(1) Seksi Norma Kerja, mempunyai tugas :
a. menyusun petunjuk teknis pembinaan penyempurnaan norma kerja
umum dan khusus ;
b. melaksanakan inventarisasi data laporan ketenagakerjaan ;
c. menyusun dan menyiapkan bahan serta rencana kerja Pegawai
Pengawas Ketenagakerjaan ;
d. melaksanakan pengawasan norma kerja serta putusan P4D/P4P ke
perusahaan ;
e. melaksanakan evaluasi terhadap semua hasil pemeriksaan untuk
bahan penyusunan norma ;
f. melaksannKan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pengawasan Ketenagakerjaan.
(2) Seksi Jaminnn Sosial Tenaga Kerja, mempunyai tugas :
a. menyusun petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan JAMSOSTEK di perusahaan ;
b. menyusun petunjuk teknis pembinaan kesejahteraan tenaga kerja ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
21
c. melaksanakan monitoring dan pemeriksaan terhadap laporan
kecelakaan kerja pada perusahaan-perusahaan lintas
kabupaten/Kota;
d. melakukan koordinasi dengan Badan Penyelenggaraan JAMSOSTEK
di daerah tentang pelaksanaan JAMSOSTEK di perusahaan serta
menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan JAMSOSTEK
perusahaan ;
e. melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara preventif dan
represif terhadap perusahaan yang belum mengikuti program
JAMSOSTEK lintas Kabupaten/Kota ;
f. melakukan ovaluasi tentang pelaksanaan JAMSOSTEK ;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pengawasan Ketenagakerjaan.
(3) Seksi Kesehalan Kerja dan Lingkungan Kerja, mempunyai tugas :
a. menyusun petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan peraturan kesehatan dan lingkunyan kerja ;
b. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan pelayanan
kesehatan kerja di perusahaan lintas Kabupaten/Kota ;
c. melaksanakan pembinaan dan pengawasan serta pemeriksaan
terhadap pemakaian alat pelindung diri bagi pekerja lintas
Kabupaten/Kota ;
d. melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap perusahaan
yang memproduksi/menyalurkan/menggunakan/menyimpan bahan
berbahaya lintas Kabupaten/Kota ;
e. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pengujian kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja lintas
Kabupaten/Kota ;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pengawasan Ketenagakerjaan.
(4) Seksi Keselamatan Kerja, mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan
pengawasan norma keselamatan kerja ;
b. melaksanakan pengawasan norma keselamatan kerja lintas
Kabupaten/Kota ;
c. menyelenggarakan fasilitasi penyuluhan dan pembinaan dalam
rangka pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
22
d. melaksanakan pengawasan, pemeriksaan dan penelitian terhadap
penggunaan pesawat uap, bejana tekan, mekanik, listrik, instalasi
kebakaran, konstruksi bangunan lief, instalasi pengukur petir serta
alat keselamatan kerja lainnya lintas Kabupaten/Kota ;
e. membantu pelaksanaan tugas komisi keselamatan dan kesehatan
kerja di daerah ;
f. melaksanakan pembinaan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja ;
g. melaksanakan seleksi dan sertifikasi operator bloiler, alat berat,
pes.iwat angkat/angkut, juru las, juru loko dan dapur (furnish) lintas
Kabupaten/Kota ;
h. melaksannkan pengawasan pengujian tidak merusak (nondestructive
tost) lintas Kabupaten/Kota ;
i. melakukan audit dalam rangka pemberian penghargaan nihil
kecelakaan.
j. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap penggunaan
rel dalam lingkungan industri lintas Kabupaten Kota ;
k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas
Pengawasan Ketenagakerjaan.
Bagian Kesembilan
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 32
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Tenaga Kerja sesuai bidang keahlian dan ketrampilan.
Pasal 33
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32,
terdiri atas sejumlah pegawai dalam jenjang Jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya ;
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dikoordmasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh
Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
23
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Bagian Kesepuluh
Unit Pelaksana Teknis
Pasal 34
UPT Dinas Tenaga Kerja, merupakan unsur pelaksana Dinas di lapangan.
Pasal 35
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34,
yang rneliputi 19 (sembilan belas) Balai dan 1 (satu) Kepaniteraan Panitia
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah ;
(2) Balai dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Balai Latihan Kerja Industri di Singosari (Malang), Jember, Pasuruan,
Mojokerto, Jombang dan Tuban ;
b. Balai Laihan Kerja Usaha Kecil Menengah di Sumenep, Situbondo,
Kediri, Tulungagung, Madiun, Ponorogo dan Bojonegoro ;
c. Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan di Surabaya
d. Balai Latihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja
Luar Negeri Wonojati Malang ;
e. Balai Latihan Kerja Industri dan Pertanian di Nganjuk ;
f. Balai Penyembangan Produktivitas Tenaga Kerja di Surabaya ;
g. Balai Pelayanan Penetapan Tenaga Kerja Indonesia di
Surabaya;
h. Balai Tuperkes di Surabaya.
(3) Kepaniteraan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah
dirruiksud pada ayat (1) berkedudukan di Surabaya ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
24
Pasal 36
Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Industri sebagaimana dimaksud
dalam pasal 35 ayat (2) huruf a terdiri atas :
a. Kepala Balai;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Pelatihan dan Pemasaran ;
d. Kelompok Instruktur.
Pasal 37
Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Usaha Kecil Menengah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf b terdiri atas :
a. Kepala Balai
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Pelatihan dan Pemasaran ;
d. Kelompok Instruktur.
Pasal 38
Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan di
Surabaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf c terdiri
atas:
a. Kepala balai;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Pelatihan dan Sertifikasi;
d. Seksi Perencanaan dan Pengembangan ;
e. Seksi Pelatihan ILK Pemerintah/Swasta ;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 39
Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Pertanian dan Pengembangan
Tenaga Kerja Luar Negeri di Wonojati Malang sebagaimana dimaksud dalam
pasal 35 ayat (2) huruf d terdiri atas :
a. Kepala Balai;
b. Sub Bagian Uita Usaha ;
c. Seksi Program dan Pengembangan ;
d. Seksi Pemasaran dan Produksi dan Jasa Tenaga Kerja
Indonesia ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
25
e. Seksi Pelatihan Purtanian ;
f. Seksi UJK dan Sertifikasi;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 40
Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Industri dan Pertanian di wilayah
Nganjuk bebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf e terdiri atas :
a. Kepala Balai;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Pelatihan dan Pemasaran ;
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 41
Susunan Organisasi Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga
Kerja di Surabaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf f
terdiri atas :
a. Kepala Balai;
b. Sub Bagian Tata Usaha ;
c. Seksi Pelatihan dan Konsultasi Produksi vitas ;
d. Seksi Pengukuran analisis Produktivitas ;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 42
Susunan Organiasi Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf g terdiri
atas :
a. Kepala Balai
b. Sub Bagian Tnta Usaha ;
c. Seksi Penyiapan dan Bimbingan ;
d. Seksi Perlindungan dan Evaluasi;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 43
Susunan Organisasi Balai Hyperkes di Surabaya sebagaimana dimaksud
dalam pasal 35 ayat (2) huruf h terdiri dari:
a. Kepala Balai
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
26
b. Sub Bagian lata Usaha ;
c. Seksi Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja ;
d. Seksi Ergonomi dan Keselamatan Kerja ;
e. Seksi Keselamatan Kerja.
Pasal 44
Susunan Organisasi Kopaniteraan Panitia Penyelenggara Perselisihan
Perburuhan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (3) terdiri
atas :
a. Kepala Balai;
b. Sub Bagian tata Usaha ;
c. Seksi Pengadaan ;
d. Seksi Persidangan.
Pasal 45
Uraian tugas dan fungsi masing-masing Unit Pelaksana Teknis Dinas
ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 46
Semua unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dalam melaksanakan
tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi.
Pasal 47
(1) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja bertanygung
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing
dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi polaksanaan tugas
bawahan;
(2) Setiap pimpman unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada
atasannya;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
27
(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimimpin unit kerja dari bawahan, wajib
diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut
dan petunjuk kepada bawahan ;
(4) Setiap laporan disampaikan kepada pejabat lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
Pasal 48
(1) Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan,
sutiap pimpinan unit kerja mengadakan rapat berkala ;
(2) Setiap pimpinan unit kerja mengawasi bawahannya dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan apabila benentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Pasal 49
(1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul
Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku ;
(2) kepala Bagian, Kepala Sub Dinas, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi,
Kepala Balai dan Kepala Kepaniteraan Panitia Perselisihan Perburuhan
Daerah serta jabatn-jabatan lain di lingkungan Dinas Tenaga Kerja
diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
28
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP
Pasal 50
Bagan susunan organisasi Dinas Tenaga Kerja sebagaimana tercantum
cJalam lampiran yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 51
Dengan beilakunya Peraturan ini, maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah
Tinykat I Jawa Timur Nomor 25 tahun 1994 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Daerah Propinsi Jawa Timur dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 52
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.
Pasal 53
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan menetapkannya dalam Lembaran Daerah
Propinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 18 Desember 2000
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
29
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 2 Januari 2001
Nomor 9 Tahun 2001 Seri D.
A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR
Sekretaris Daerah
ttd.
Drs. SOENARJO, MSi
Pembina Utama Madya
NIP 510 040 479
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
30
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 35 TAHUN 2000
TENTANG
DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR
I. PENJELASAN UMUM.
Pembangunan bidang ketenagakerjaan merupakam bagian integral pembangunan
nasionnl maupun daerah untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja
serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai
banyak deminsi dan keterkaitan tidak hanya dengan kupentingan tenaga kerja sebelum,
selama dan sesudah masa kerja, tetapi ju<ja dengan kepentingan pengusaha, pemerintah
dan masyarakat secara luas.
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan menciptakari perluasan kesempatan kerja
dan perlindungan tenaga kerja serta kesejahteraan tenaga kerja melalui penyebarun
informasi dan perencanaan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, kesempu.an
berusaha.pembinaan manajemen dan produktivitas, pemagangan, pelatihan, kelembagaan
dan perlindungan serta kesejahteraan tenaga kerja. Adapun sasaran pokoknya adalah
penyerapan tambahan angkatan kerja baru cKi i pengurangan pengangguran secara
bertahap dengan menciptakan perluasan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 menetapkan kedudukan propinsi sebagai
daerah otonom sekaligus sebagai wilayah administratif. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 2000, kewenangan propinsi dibidang ketenagakerjaan meliputi penetapan
pedoman kesejahteraan purnakerja serta penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan
upah minimum. Disamping melaksanakan dua kowenangan pokok tersebut, Pemerintah
Propinsi juga mempunyai tugas dekonsentrasi.
Sehubungan dejngan hal tersebut, dan dengan adanya penggabungan kewenangan
antara unsur/kewenangan yang ditangani Kantor Wilayah Departemen. Tenaga Kerja Propinsi
Jawa Timur dengan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur, maka perlu dilakukan
perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Timur Nomor 9 Tahun 1978 juncto Nomor 25 Tahun 1994 dengan menuangkan dalam suatu
Peraturan Daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.
Pasal 1 sampai dengan
Pasal 2 :
Pasal 3 :
Pasal 4 huruf a :
huruf b :
huruf c sampai
dengan j
Pasal 5 sampai dengan
Pasal 16 :
Pasal 17 huruf a :
Cukup jelas.
Pembangunan dibidang ketenagakerjaan pada dasarnya
mencakup pembangunan informasi dan perencanaan tenaga
kerja, pengembangan sumber daya manusia melalui
pelatihan, pemagangan, pelayanan penempatan tenaga kerja,
perluasan kesempatan kerja, pembinaan hubungan industrial,
perlindungan dalam semua aspek termasuk perlindungan
untuk memperoleh pekerjaan di dalam dan di luar negeri,
perlindungan hak-hak dasar pekerja, perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan upah dan
jaminan sosial , sehingga menjamin rasa aman, tenteram,
terpenuhinya keadilan serta terwujudnya kehidupan yang
sejahtera lahir batin.
Perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan
sebagai dasar penyusunan kebijaksanaan strategis dan
program pembangunan ketenagakerjaan.
Yang dimaksud dengan sistem informasi adalah rnerupakan
gabungan, rangkuman dan analisis data yang telah diolah dan
mempunyai arti, nilai dan makna tertentu, sedangkan data
rnerupakan fakta yang dapat berbentuk angka, naskah,
dokumen dan lain-lain yang mewakili diskripsi tertentu.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan peningkatan instrumen peralatan
karya adalah peningkatan kualitas instruktur pelatihan korja
pemerintah, swasta dan perusahaan melalui up grading
pelatihan methodology maupun teknis serta bimbingan teknis
sesuai dengan bidangkejuruan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2
huruf b :
huruf c :
huruf d :
Pasal 18 sampai dengan
Pasal 20 :
Pasal 21 huruf a :
huruf b :
huruf c :
huruf d :
Pengembangan standardisasi dan sertifikasi tenaga kerja
dimaksudkan adalah menyusun dan mengembangan standar
kualitfikasi keterampilan/ kompetensi yang mengacu pada
standar kompetensi nasional dan internasional. Sedangkan
sertifikasi tenaga kerja adalah proses pemberian sertifikat
melalui pelatihan maupun uji kompetensi/ ketrampilan kerja.
Pemagangan tenaga kerja perlu dilaksanakan oleh
pemerintah propinsi, karena pemagangan tenaga kerja dapat
dilakukan lintas wilayah dan bahkan lintas negara.
Perizinan lembaga pelatihan diberikan kepada lembaga
pelatihan swasta dan perusahaan yang memenuhi standar
akreditasi sesuai pedoman yang berlaku.
Cukup jelas.
Dalam upaya pemerataan kesempatan kerja memberi
kesempatan yang sama bagi seluruh tenaga kerja untuk
memperoleh pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya serta dapat mengisi kebutuhan
pembangunan diseluruh sektor dan daerah.
Pelaksanaan informsi pasar kerja dan bursa kerja dilakukan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, propinsi, lembaga
pendidikan dan pelatihan pemerintah maupun swasta serta
lembaga kemasyarakatan lainnya.
Cukup jelas.
Penempatan tenaga kerja warga negara asing pendatang
(TKWNAP) berarti mengurangi peluang tenaga kerja
lokal/daerah, maka diperlukan pengaturan/pembatasan.
Domisili tenaga kerja asing pendatang dengan perusahaan
tidak selalu sama atau lokasi pabrik/perusahaan berada pada
beberapa Kabupaten/Kota.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3
huruf e :
Pasal 22 sampai dengan
Pasal 24 :
Pasal 25 huruf a :
huruf b sampai
dengan e :
huruf f :
huruf g :
Pasal 26 dan Pasal 27 :
Pasal 28 :
Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja dapat
dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan dan
petatihan dengan penerapan tehnologi tepat guna dan padat
karya.
Cukup jelas.
Pengembangan kelembagaan hubungan industrial, termasuk
peraturan perusahaan, kesempatan kerja bersama, serikat
pekerja, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama Bipartite,
Tripartite, lembaga penyelesaian perselisian industrial,
penyuluhan dan pemasyarakatan Hubungan Industrial
Pancasila (HIP).
Cukup jelas.
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dilakukan
sesuai ketentuan yang berlaku, antara lain melalui
perundingan bipartit antara pekerja/ serikat pekerja dengan
pengusaha, pegawai perantara, lembaga P4D/P4P,
perselisihan hubungan industrial dapat berkembang menjadi
pernogokan/unjuk rasa dan mengadu pada instansi
pemerintah pada tingkat propinsi.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Melaksanakan fasilitasi dibidang pembinaan dan
pengawasan;
Norma kerja yang meliputi perlindungi terhadap tenaga
kerja yang berkaitan dengan waktu kerja, sistem
pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang
muda, tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesosilaan,
ibadah, kewajiban sosial/ kemasyarakatan dan
pelaksanaan pengawasan semua peraturan perundang-
undangan dibidang ketenaga-kerjaan ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4
Pasal 29 huruf a :
huruf b :
huruf c :
Norma jaminan sosial tenaga kerja meliputi perlindungan
bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang
sebagai pengganti sebagai penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa
kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hari tua dan meninggal
dunia. Lingkup yang diatur meliputi jaminan kecelakaan,
jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan
pemeliharaan kesehatan ;
Norma keselamatan kerja meliputi keselamatan kerja yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, instalasi,
bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja
dan cara-cara melakukan pekerjaan ;
Norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja meliputi
pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga
kerja serta kondisi dari lingkungan tempat kerja.
Penyidikan adalah tindakan penyidik untuk mencari dan
mengumpulkan bukti tentang tindak pidana yang terjadi
guna menentukan tersangka terhadap pelanggaran norma
dibidang ketenagakerjaan.
Penyusunan dalam rangka penyempurnaan atau pembuatan
norma-norma baru dibidang ketenagakerjaan.
Pembinaan dalam hal ini untuk memberikan catatan koreksi
yang bersifat represif non yustisial.
Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja
sangat besar dipengaruhi oleh tingkat tehnologi yang
dipergunakan dan bahan baku/ penolong yang
berbahaya/mengandung resiko tinggi, makin tinggi tehnologi
yang dipergunakan dan bahan baku/penolong yang sangat
berbahaya menuntut tingkat keahlian yang tinggi bagi petugas
pengawas ketenagakerjaan dan jumlahnya sangat terbatas
serta peralatan serta peralartan yang memadai.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5
huruf d :
Pasal 30 dan Pasal 31 :
Pasal 32 :
huruf f
Pasal 33 :
Pasal 44 :
Pasal 35 sampai dengan
Pasal 43 :
Pelanggaran peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan termasuk dalam kategori pelanggaran tindak
pidana ringan dan prosesnya dimulai penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang ketenagakerjaan,
kemudian ke Penyidik Umum (POLRI), ke Penuntut Umum
(Jaksa).
Cukup jelas.
Jabatan fungsional yang telah ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara meliputi Jabatan
fungsional peneliti dan perekayasa (LITKAYASA).
perekayasa, instruktur latihan kerja, pegawai pengawas
ketenagakerjaan, pengantar kerja.
Jabatan fungsional pegawai pengantar masih dalam proses
penetapan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Cukup jelas.
Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan tugas pada :
Bidang Pelatihan Teknis dan Instruktur;
Bidang Pelatihan Manajemen dan Pengukuran
Produktivitas Tenaga Kerja ;
Bidang Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
ke Luar Negeri;
Bidang Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial;
Bidang Hiegine Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPPERKES).
Cukup jelas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6