pemerintah propinsi jawa timur...

46
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kegiatan ketenagakerjaan di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur sesuai dengan kewonangan dan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu melakukan penataan organisasi Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1978 juncto Nomor 25 Tahun 1994 ; b. bahwa penataan organisasi Dinas Tenaga Kerja merupakan penggabungan kewenangan antara urusan/kewenangan yang ditamjani Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur dengan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menata kembali Organisasi Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur dengan menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930) (Stbl. Nornor 225 Tahun 1930); 2. Ordonantie Jalan Rel Industri (Stbl. Nomor 595 Tahun 1938); 3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Upload: phungcong

Post on 20-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURPERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR 35 TAHUN 2000TENTANG

DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kegiatan

ketenagakerjaan di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur sesuai

dengan kewonangan dan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu melakukan

penataan organisasi Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur

sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I

Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1978 juncto Nomor 25 Tahun 1994 ;

b. bahwa penataan organisasi Dinas Tenaga Kerja merupakan

penggabungan kewenangan antara urusan/kewenangan yang ditamjani

Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur dengan

Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan b, perlu menata kembali Organisasi Dinas Tenaga Kerja Propinsi

Jawa Timur dengan menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam

Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930) (Stbl. Nornor

225 Tahun 1930);

2. Ordonantie Jalan Rel Industri (Stbl. Nomor 595 Tahun 1938);

3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi

Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan

tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950

Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara

Tahun 1950 Nomor 32);

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Page 2: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya

Undang-Undang Kerja Tahun 1948 Nomor 12 dari Republik Indonesia

untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 2);

5. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya

Undang-undang Pengawasan Perburuhan (Lembaran Negera Tahun

1951 Nomor 4);

6. Undang-uri'King Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhai

antara Serikat Buruh dan Majikan (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor

69);

7. Undang-untiang Nomor 18 Tahun 1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO

Nomor 98 mengenai berlakunya dasar-dasar dan hak unluk berorganisasi

dan untuk berundmg bersama (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor

42);

8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian

Perselisihan Perburuhan (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 42);

9. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1958 lentang Penempatan Tenaga

Asing (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 8);

10.Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan

Kerja di Perusahaan Swasta (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 93);

11.Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor

55);

12.Undoing -undancj Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

(Lembaran Negara Th.1970 Nomor 1);

13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor

Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor

39);

14.Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (Lembaran Negera Tahun 1992 Nomor 14, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3468);

15.Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3839);

16.Undang-undang Nomor 25 Tahun. 1999 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

17.Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pokerja/Serikat

Buruh (Lembaran Negara Nomor 131, Tcirnbfihnn Lombaran Negara

Nomor 3989);

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2

Page 3: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

18.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1991 tentang Latihan Kerja

(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 92);

19.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3952);

20.Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor

165);

21.Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan Dan Bentuk Rancangan Undang-

undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Dan Rancangan Keputusan

Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

22.Peratuian Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 4 Tnhun

1991 tentang Wajib Latin Tenaga Kerja Bagi Perusahaan dan luran Wajib

Latih Tenaga Kerja Bagi Perusahaan di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa

Timur.

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR,

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG DINAS

TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur;

b. Gubernur, ad.jiah Gubernur Jawa Timur;

c. Sekretaris Daorah, adalah Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur;

d. Dinas Tenagu Kerja, adalah Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur;

e. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur;

f. Wakil Kepala Dinas, adalah Wakil Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi

Jawa Timur;

g. Ketenagakerjaun, adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga

kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3

Page 4: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

h. Tenaga kerja, adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang

dalam dan atau melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar

hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk mernenuhi

kebutuhan masyarakat;

i. Pekerja, adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada

pengusaha dengan menerima upah ;

j. Perjanjian kerja, adalah suatu perjanjian antara pekerja dan

pengusaha secara lisan dan atau tertulis, baik untuk waktu tertentu

maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat- syarat kerja, hak

dan kewajiban para pihak ;

k. Hubungan Industrial, adalah suatu sistem hubungan yang

terbentuk antura para pelaku proses produksi barang atau jasa yang

meliputi pengusaha, pekerja dan pemerintah ;

l. Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, adalah suatu lembaga

yang menangani masalah perselisihan perburuhan dan pemutusan

hubungan kerja di perusahaan swasta dalam wilayah kewenangan tata

laksana pemerintah daerah ;

m. Perselisihan Perburuhan, adalah pertentangan antara majikan atau

perkumpulan majikan dengan serikat buruh atau gabungan serikat buruh

berhubung dengan tidak adanya persesuaian paham mengenai

hubungan kerja, syarat-syarat kerja dan/atau keadaan perburuhan ;

n. Pemutusan Hubungan Kerja, adalah pengakhiran hubungan kerja karena

suatu nal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban

pekerja dan pengusaha ;

o. Kesejahteraan Pekerja, adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan atau

keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik selama maupun

diluaf hubungan kerja, yang secara langsung dan tidak langsung dapat

mempertinggi produktivitas kerja ;

p. Jaminan Sosial Tenaga Kerja selanjutnya disingkat JAMSOSTEK, adalah

suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan borupa

uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau

berkurang, dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang

dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin,

hari tua, dan meninggal dunia ;

q. Pelatihan Kerja, adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,

memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan ketrampilan atau

keahlian, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat

ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi

jabatan atau pekerjaan, baik di sektor formal maupun di sektor informal ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4

Page 5: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

r. Pemagangan, adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang

diselenggarakjn secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan

demjan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan

instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi

barang atau jasa di perusahaan, <ulam rangka menguasai keterampilan

atau keahlian tertentu ;

s. Pengawasan Ketenagakerjaan, adalah kegiatan mengawasi dan

menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang

ketenagakerja an ;

t. Wajib Latih Tenaga Kerja bagi perusahaan selanjutnya disingkat WLTKP,

adalah suatu sistem pengelolaan pelatihan kerja yang wajib diiikuti oleh

perusahaan yang memenuhi persyaratan tertentu;

u. Iuran Wajib Latih Tenaga Kerja bagi perusahaan selanjutnya disingkat

IWLTKP, adalah suatu sistem pengelolaan pendanaan pelaksanaan

pelatihan kerja di Jawa Timur;

v. Angkatan Kerja Lokal selanjutnya disingkat AKL, adalah penempatan

tenaga kerja pada suatu wilayah kerja Dinas Tenaga Kerja

Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja;

w. Angkatan Kerja Antar Daerah selanjutnya disingkat AKAD, adalah

penempatan tenaga kerja dari daerah kerja yang satu ke daerah kerja

yang lain dalam wilayah Republik Indonesia ;

x. Angkatan Kerja Antar Negara selanjutnya disingkat AKAN, adalah

penempatan tenaga kerja dari wilayah Negara Republik Indonesia ke

Luar Negen;

y. Standar Latihan Kerja selanjutnya disingkat SLK, adalah patokan yang

ditetapkan mengenai jenis, tingkatan, komponen dan unsur dari program

pendidikan dan latihan, dengan pengertian bahwa komponen suatu

program pendidikan dan latihan, mencakup peserta, program pengajaran,

personil, organisasi, penyelenggaraan, sarana dan prasrana, pembinaan

tamatan serta partisipasi konsumen dan masyarakat;

z. Materi Uji Ketrampilan/Kompetensi selanjutnya disingkat MUK, adalah

bahan ujian yang akan diujikan baik teori maupun praktek kepada

peserta uji ketrampilan guna meningkatkan kemampuannya;

aa.Standar Kualifikasi Ketrampilan selanjutnya disingkat SKK, adalah

patokan yang ditetapkan mengenai uraian ketrampilan yang baku

berdasarkan analisis suatu jabatan, yang harus dikuasai oleh seseorang

tonaga kerja untuk mampu melaksanakan tugasriya secara efisieu dan

efektif;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5

Page 6: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

bb.Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia selanjutnya disingkat PJTKI

adalah Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas yang memiliki

ijin usaha untuk melaksanakan jasa penempatan tenaga kerja ke dalam

dan ke luar negeri;

cc. Unit Pelaksana Teknis selanjutnya disingkat UPT, adalah satuan

organisasi yang melaksanakan tugas teknis dalam rangka

menghitung/menunjang tugas pokok Dinas Tenaga Kerja ;

dd.Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang selanjutnya disingkat

TKWNAP, adalah warga negara asing yang merniliki visa tinggal

terbatas/ijin tinggal terbatas atau ijin tinggal tetap untuk maksud bekerja

di dalam wilayah Republik Indonesia ;

ee.Tenaga Kerja Mandiri Terdidik selanjutnya disingkat TKMT, adalah

angkntan kerja lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau D I yang

mumiliki jiwa kewirausahaan, mempunyai sikap mental ulet dan paniang

menyerah serta memiliki etos kerja tinggi dan berorientasi Kupada

produktifitas dan kualitas hasil kerja guna memanfaatk.iM peluang usaha

sehingga mampu mengisi dan menciptakan lapangan kerja/kesempatan

berusaha yang berkesinambungan ;

ff. Tehnologi Padat Karya selanjutnya disingkat TPK, adalah suatu tehnologi

yang bersifat sederhana artinya mampu dilaksanakan oleh kelompok

masyarakat yang relatif kurang berpendidikan dan relatif murah. sehingga

dapat membantu meningkatkan produksi dan produktifitas kerja,

memperluas kesempatan kerja serta dapat mengurangi pengangguran,

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 2

(1) Dinas Tenaga Kerja, adalah unsur pelaksana Pemerintah Propinsi di

bidang ketenagakerjaan ;

(2) Dinas Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam

melaks.makan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6

Page 7: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

Pasal 3

Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

desentralisasi dan tugas dekonsentrasi bidang ketenagakerjaan.

Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 3, Dinas Tenaga Kerja

mempunyai fungsi:

a. penyusunan program ketenagakerjaan ;

b. pemberian pelayanan kepada masyarakat melalui sistem Informasi;

c. pembinaan pelaksanaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja ;

d. pembinaan polaksanaan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja

baik sektor formal maupun informal;

e. pembinaan dan Pengarahan Pelaksana Antar Kerja Lokal, Antar Kerja

Antar Daerah dan Pengiriman Tenaga Kerja ke Luar Negeri dalam rangka

program AKAN ;

f. penyusunan pedoman jaminan kesejahteraan purna kerja ;

g. pembinaan dan kerjasama dengan Lembaga Kerjasama Tripartit dan

Dewan Ketenagakerjaan Daerah ;

h. penyelenggaraan fasilitasi kepada organisasi ketenagakerjaan ;

i. pembinaan pelaksanaan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja

termasuk upah minimum ;

j. pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan.

BAB III

ORGANISASI

Bagian Pertama Susunan Organisasi

Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja, terdiri atas :

a. Kepala Dinas ;

b. Wakil Kepala Dinas ;

c. Bagian Tata Usaha ;

d. Sub Dinas Penyusunan Program ;

e. Sub Dinas Pdatihan dan Pemagangan ;

f. Sub Dinas Ponempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri;

g. Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja ;

h. Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7

Page 8: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

i. Kelompok Jiibatan Fungsional;

j. Unit Pelaksaua Teknis Dinas ;

(2) Bagian dan masing-masing Sub Dinas dipimpin oleh ssorang Kepala

Bagian dan Kepala Sub Dinas yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Bagian Kedua

Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas

Pasal 6

Kepala Dinas, mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi,

pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang

ketenagakerjaan.

Pasal 7

Wakil Kepala Dinas, mempunyai tugas :

a. mewakili Kepala Dinas dan memimpin Dinas apabila Kepala Dinas

berhalangan

b. memimpin kegiatan intern Dinas ;

c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bagian Ketiga

Bagian Tata Usaha

Pasal 8

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan pertengkapan.

Pasal 9

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,

Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

a. pengelolaan administrasi kepegawaian ;

b. pengelolaan administrasi keuangan ;

c. pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat dan kearsipan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8

Page 9: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

d. pengelolaan administrasi perlengkapan perkantoran dan mengurus

pemeliharaan, kebersihan dan keamanan kantor;

e. pejaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 10

(1) Bagian Tata Usaha terdiri atas :

a. Sub Bagi.in Umum ;

b. Sub Bagum Kepegawaian ;

c. Sub Bagmn Keuangan ;

d. Sub Bagiun Perlengkapan ;

(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian

Tata Usaha.

Pasal 11

(1) Sub Bagian Umum, mempunyai tugas :

a. melakukan pengelolaan urusan surat menyurat, pengetikan,

penggahdaan dan tata usaha kearsipan ;

b. mengurus administrasi perjalanan dinas, tugas-tugas keprotokolan ;

c. melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan

penyelenggaraan rapat dinas ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha.

(2) Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas :

a. msnyelenggarakan tata usaha kepegawaian ;

b. menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai;

c. mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai serta

kesejahteraan pegawai;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha ;

(3) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :

a. menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka

penyusunan anggaran keuangan ;

b. melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan dan

pembayaran gaji pegawai;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9

Page 10: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

c. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

pengelolaan keuangan ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha.

(4) Sub Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas :

a. merencaiukan kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka

kelancaran pelaksanaan tugas ;

b. melaksanakan pengelolaan inventarisasi kantor;

c. melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan kantor;

d. menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang

inventaris kantor;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Tata Usaha.

Bagian Keempat

Sub Dinas Penyusunan Program

Pasal 12

Sub Dinas Penyusunan Program, mempunyai tugas melaksanakan

pendataan, koordinasi penyusunan program dan perencanaan, melakukan

evaluasi, pengelolaan data serta pengendalian.

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12, Sub Dinas Penyusunan Program, mempunyai fungsi:

a. pengumpulan dan penyiapan bahan dalam rangka koordinasi dan

sinkronisasi, penyusunan program dan perencanaan ;

b. penyusunan perencanaan dan program ;

c. penyusunan informasi ketenagakerjaan daerah ;

d. pengkajian, evaluasi pelaksanaan dan pelaporan ;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 14

(1) Sub Dinas Punyusunan Program, terdiri atas :

a. Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data ;

b. Seksi Perencanaan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

10

Page 11: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

c. Seksi Informasi Ketenagakerjaan ;

d. Seksi Evaluasi dan Laporan.

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di

bowah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Penyusunan

Program.

Pasal 15

(1) Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan dalam rangka menyusun program pembinaan dan

pengembangan ketenagakerjaan ;

b. menyusun rencana dan program pembinaan serta pengembangan

ketenagakerjaan ;

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penyusunan Program.

(2) Seksi Perencanaan, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan dalam rangka menyusun rencana program

pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan ;

b. menyusun rencana dan program pembinaan dan pengembangan

ketenagakerjaan ;

c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penyusunan Program.

(3) Seksi Informasi Ketenagakerjaan, mempunyai tugas :

a. melakukan pengumpulan pengolahan dan penyajian data dalam

rangka menyusun informasi ketenagakerjaan ;

b. menganalisis data ketenagakerjaan untuk bahan laporan dan bahan

sajian informasi ketenagakerjaan kopada masyarakat;

c. pengembangan sistem perangkat keras dan lunak informasi

ketenagakerjuan ;

d. menyebarluaskan informasi ketenagakerjaan kepada masyarakat baik

melalui loket informasi, lembar informasi, media cetak maupun media

elektronik ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penyusunan Program.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

11

Page 12: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

(4) Seksi Evaluasi dan Laporan, mempunyai tugas :

a. melakukan pemantauan dan evaluasi program pembinaan dan

pengembangan ketenagakerjaan ;

b. menganalisis hasil pembinaan dan pengembangan ketenagakerjaan ;

c. menyusun laporan seluruh kegiatan pembinaan dan pengembangan

ketenagakerjaan ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penyusunan Program.

Bagian Kelima

Sub Dinas Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja

Pasal 16

Sub Dinas Pelatihan dan Pemagangan Ter.aga Kerja, mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan program serta memberikan fasilitas

di bidang peningkatan Instruktur Pelatihan Kerja dan pengelola pelatihan,

pemagangan dan produktivitas tenaga kerja, standardisasi dan sertifikasi

serta bimbingan kerja bagi tenaga kerja.

Pasal 17

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,

Sub Dinas Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan fasilitasi peningkatan instruktur pelatihan kerja ;

b. pelaksanaan dan pengembangan standardisasi dan sertifikasi tenaga

kerja ;

c. pelaksanaan fasilitasi pemagangan tenaga kerja ;

d. pelaksanaan fasilitasi dibidang perizinan lembaga pelatihan kerja ;

e. pelaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 18

(1) Sub Dinas Pekii :ian dan Pemagangan Tenaga Kerja. terdiri atas:

a. Seksi Instruktur Pelatihan Kerja ;

b. Seksi Sertifikasi Tenaga Kerja ;

c. Seksi Pembinaan Pemagangan ;

d. Seksi Pembinaan Lembaga Latihan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

12

Page 13: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pelatihan dan

Pemagangan Tenaga Kerja.

Pasal 19

(1) Seksi Instruktur Pelatihan Kerja, mempunyai tugas :

a. menginventarisir data dan menyiapkan database instruktur dan

tenaga pelatihan yang mencakup jumlah, jenis. kualiflkasi dan

kompetensi;

b. menyiapkan pedoman teknis pembinaan terhadap instruktur dan

tenaga pelatihan

c. memberikan fasilitasi pembinaan instruktur dan tenaga

pelatihan lembaga pelatihan pemerintah, swasta dan

perusahaan ;

d. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pengawasan terhadap

pelaksanaan pedoman pembinaan instruktur pelatihan kerja ;

e. menyiapkan bahan penilaian/penetapan angka kredit instruktur

BLK/LLK/BPPTK ;

f. membenkan fasilitasi pelaksanaan pelatihan pengelola

pelatihan (Training Officer) dan pelatihan instruktur (Training of

Trainer);

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.

(2) Seksi Sertifikasi Tenaga Kerja, mempunyai tugas :

a. menginventarisir dan menyiapkan SKK, SLK, MUK dan

Sertifikat Keterampilan/Kompetensi Nasional yang telah

ditetapkan ;

b. menyiapkan bahan penyusunan pengembangan SKK, SLK dan

MUK;

c. mengkoordinir pelaksanaan penyusunan, perumusan dan

pengembangan SKK, SLK dan MUK ;

d. menginventarisir dan mengkoordinir pelaksanaan pembinaan asosiasi

profesi;

e. memberikan fasilitasi pelaksanaan uji ketrampilan/kompetensi tenaga

kerja ;

f. menyiapkan dan melaksanakan sosialisasi program standardisasi dari

sertifikasi tenaga kerja ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

13

Page 14: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.

(3) Seksi Pembinaan Pemagangan, mempunyai tugas :

a. Mengidentifikasi dan mendata peserta pemagangan menurut jumlah,

jenis dan kualifikasi kompetensi pemagangan ;

b. Menginventarisir kelembagaan tenaga pelatihan, program dan

kegiatan pemagangan ;

c. Memberikan fasilitasi pelaksanaan pemagangan di dalam dan di luar

negeri;

d. Memberikan fasilitasi pelaksanaan program WLTKP dan IWLTKP ;

e. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

pemagangan dan pelaksanaan WLTKP dan IWLTKP.

f. Melaksanakan fasilitasi pembmaan produktititas tenaga kerja;

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.

(4) Seksi Pemti.naan Lembaga Latihan, mempunyai tugas :

a. Menginventarisir data izin lembaga yang mencakup jumlah lokasi jenis

kejuruan, status kelembagaan, fasilitas lembaga, kualifikasi instruktur

dan standar kualifikasi lulusan ;

b. Menyiapkan bahan pembinaan program pelatihan untuk

meningkatkan kualitas lembaga penyelenggara pelatihan ;

c. Memberikan fasilitasi pelaksanaan akreditasi pemantauan

status/tingkat/jenjang kelembagaan dan perizinan lembaga pelatihan

swasta dan perusahaan ;

d. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan akreditasi dan perizinan lembaga pelatihan swasta dan

perusahaan ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepal Sub Dinas

Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja.

Bagian Keenam

Sub Dinas Penempatan

dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri

Pasal 20

Sub Dinas Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri,

mempunyai tugas menyusun program dan kegiatan serta memberikan

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

14

Page 15: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

fasilitasi dibidang tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN, Informasi Pasar Kerja

dan Bursa Kerja, penyuluhan, bimbingan jabatan dan analisis jabatan,

penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP),

Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri dan teknologi padat karya.

Pasal 21

Untuk menyelengyarakan tugas dimaksud dalam Pasal 20, Sub Dinas

Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri, mempunyai fungsi :

a. penyiapan dan penyusunan program surta fasilitasi pembinaan

penetapan PKM ;

b. penyelenggaraan fasiltasi pembinaan dan penempatan tenaga kerja AKL.

AKAD dan AKAN ;

c. penyiapan bahan dan melaksanakan pembinaan Informasi Pasar Kerja

dan Bursa Kerja ;

d. penyiapan pedoman penyuluhan bimbingan jabatan dan analisa jabatan ;

e. Penyusunan pedoman pemberian izin TKWNAP ;

f. penyiapan bahan dan melaksanakan kajian pengembangan teknologi

padat karya ;

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 22

(1) Sub Dinas Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri,

terdiri atas :

a. Seksi Bimbingan Jabatan dan Bursa Kerja ;

b. Seksi Peni.'mpatan Tenaga Kerja ;

c. Seksi Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri;

d. Seksi Pengembangan Teknologi Padat Karya.

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kopala Seksi yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Penempatan

dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.

Pasal 23

(1) Seksi Bimbingan Jabatan dan Bursa Kerja, mempunyai tugas :

a. menyusun Standard Informasi Pasar Kerja untuk Bursa Kerja

Pemerintah dan Khusus;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

15

Page 16: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

b. mengumpulkan dan menganalisa data Informasi Pasar Kerja hasil

kegiatan antar kerja Bursa Kerja Pemerintah dan Khusus;

c. menyebarluaskan Informasi Pasar Kerja ;

d. menyiapkan bahan dan menyusun pedoman teknis perizinan dan

pembuntukan Bursa Kerja Khusus dan swasta;

e. menyeleny jarakan fasilitasi pembinaan Bursa Kerja Pemerintar

Khusus dan Swasta ;

f. menyusun pedoman perijinan PJTKI ;

g. menyusun pedoman teknis untuk perizinan praktek psikolog ;

h. menyusun dan pengembangan analisis Jabatan dan penyuluhan

bimbingan Jabatan ;

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.

(2) Seksi Penempatan Tenaga Kerja, mempunyai tugas :

a. menyusun pedoman permohonan dan rekomendasi Rencana

Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) AKAD ;

b. menyelenggarakan fasilitasi penempatan tenaga kerja AKL dan AKAD

serta AKAN ;

c. menyusun pedoman penempatan tenaga kerja AKL ;

d. menyusun pedoman pelaksanaan kliring penempatan tenaga kerja

AKL dun AKAD ;

e. menyusun pedoman pembinaan penempatan tenaga kerja

pemuda dan wanita, penyandang cacat dan lansia ;

f. menyiapkan bahan penyusunan dan pedoman pembinaan

tenaga kerja Khusus dalam rangka penciptaan usaha mandiri;

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.

(3) Seksi Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri, mempunyai tugas :

a. menyiapkan oahan penyusunan sistem dan perangkat lunak serta

bahan pembinaan perluasan lapangan kerja dan kesempatan

kerja dengan pembentukan usaha mandiri di perdesaan dan

perkotaan ;

b. mengumpulkan data informasi potensi sumber daya alam dan sumber

daya manusia untuk kegiatan usaha mandiri dan pembinaan tenaga

kerja sektor informal dalam rangka perluasan kerja ;

c. melaksanakan fasiltasi dibidang bimbingan dan pemanduan serta

pembinaan usaha mandiri bagi lulusan SLTA dan Sarjana ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

16

Page 17: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

d. melaksanakan fasilitasi dibidang bimbingan dan pemanduan

pengembangan usaha bagi pengusaha mandiri sektor informal;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.

(4) Seksi Pengembangan Teknologi Padat Karya, mempunyai tugas:

a. mengumpulkan dan mengianalisa data untuk penyusunan profil

Terapan Teknologi Padat Karya;

b. menyebarluaskan profil dan pemanfaatan TPK dalam rangka

menunjang pengembangan sumberdaya alam;

c. melaksanakan fasilitasi pelatihan TPK bagi Pemandu

Lapangan TPK dan Pemandu Perluasan Kerja sistem Padat Karya;

d. melaksanakm fasilitasi kegiatan perluasan kerja sistem padat karya

dan terapan teknologi padat karya bagi masyarakat pencari kerja

untuk perluasan lapangan kerja ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri.

Bagian Ketujuh

Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja

Pasal 24

Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, mempunyai

tugas menetapkan pedoman pembinaan hubungan industrial dan

kesejahteraan pekerja, melaksanakan fasilitasi dan pengembangan

kelembagaan hubungan industrial, persyaratan kerja dan pengupahan,

penyelesaiaan perselisihan hubungan industrial serta pembinaan

Kesejahteraan pekerja dan purna kerja.

Pasal 25

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,

Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, mempunyai

fungsi :

a. penyusunan podoman pengembangan kelembagaan Hubungan

Industrial;

b. penyusunan pedoman syarat-syarat kerjn dan pengupahan ;

c. penyusunan pedoman Pembinaan Kesejahteraan Pekerja dan purna

kerja;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

17

Page 18: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

d. pelaksanaan fasilitasi pengembangan kolembngaan Hubungan Industrial;

e. pelaksanaan fasilitasi pembinaan kesejahteraan pekerja dan purna kerja ;

f. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 26

(1) Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, terdiri atas :

a. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial;

b. Seksi Persyaratan Kerja dan Pengupahan ;

c. Seksi Kesujahteraan Pekerja dan Purna Kerja ;

d. Seksi Perselisihan Hubungan Industrial.

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Hubungan

Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.

Pasal 27

(1) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial, mempunyai tugas :

a. menyusun pedoman pendaftaran organisasi ketenagakerjaan ;

b. menyusun pedoman dan petunjuk teknis bagi kelembagaan yang

beranggotakan unsur bipartit dan tripartit;

c. menyusun pedoman dan petunjuk teknis pendidikan hubungan

industrial ;

d. menetapkan dan mengembangkan konsep pendidikan hubungan

industrial ;

e. melaksanakan pendidikan hubungan industrial;

f. melaksanakan pembentukan dan pemberdayaaan Kader Penyuluh

Hubungan Industrial;

g. mendata dan menginventarisir organisasi ketenagakerjaan lintas

Kabupaten/Kota ;

h. melakukan Koordinasi dengan lembaga/organisasl/instansi terkait

dalam rangka pembuatan produk LKS Tripartit;

i. melaksanaKan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.

(2) Seksi Persyaratan Kerja dan Pengupahan, mempunyai tugas :

a. menyusun Pedoman persyaratan kerja yang meliputi Perjanjian Kerja,

Poraturan Perusahaan dan Kesepakatan Kerja Bersama;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

18

Page 19: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

b. menyusun pedoman penetapan upah minimum ;

c. melaksanaKan inventarisasi perjanjian kerja, peraturan

perusahaan dan kesepakatan kerja bersama yang mencakup lintas

Kabupaten/Kota ;

d. memantau dan membina pelaksanaan perjanjian kerja,

peraturan perusahaan, kesepakatan kerja bersama dan

pengupahan yang mencakup lintas kabupaten/kota ;

e. meneliti dan mengesahkan Peraturan Perusahaan (PP) yang

mencakup lintas kabupaten/kota ;

f. mendata Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang mencakup lintas

kabupaten/kota ;

g. menganai sa data Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) sebagai bahan

penetapan Upah Minimum Regional (UMR);

h. menyusun pedoman struktur dan skala upah;

i. melaksan.iKan tugas-tugas lain yancj diberikan oleh Kepala Sub

Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja ;

(3) Seksi Kesejuhteraan Pekerja dan Purna Kerja, mempunyai tugas :

a. menyusun pedoman jaminan kesejahteraan purna kerja ;

b. menyusun pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kesejahturaan

pekerja ;

c. melaksanakan fasilitasi pembinaan kesejahteraan pekerja ;

d. melaksanakan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan jaminan

sosial;

e. melaksanakan pembinaan persiapan purna kerja ;

f. melaksanakan pembinaan dalam usaha peningkatan kesejahteraan

purna kerja di perusahaan ;

g. mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga swasta dan

instansi pemerintah dalam bidang penyelenggaraan usaha

kesejahteraan purna kerja ;

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.

(4) Seksi Perselisihan Hubungan Industrial, mempunyai tugas :

a. menetapkun pedoman penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

b. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis penyelesaian

perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja dan

unjuk msa/pemogokan pekerja bagi Pegawai Perantara ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

19

Page 20: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

c. melaksanakan fasilitasi dalam rangka pencegahan perselisihan

hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja dan unjuk

rasa/pemogokan pekerja serta lock out (penutupan

perusahaan);

d. membuat dan menetapkan peta kerawanan perusahaan

sebagai bahan pembinaan ke perusahaan dalam rangka

deteksi dim masalah ketenagakerjaan ;

e. memberikan fasilitasi kasus perselisihan hubungan industrial,

pemutusan hubungan kerja dan unjukrasa pekerja serta lock out

(penutupan perusahaan) lintas kabupaten/kota ;

f. menindaklanjuti kasus-kasus pengaduan masyarakat berkaitan

dengan masalah ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota ;

g. memantau pelaksanaan putusan P4 Daerah dan P4 Pusat;

h. melaksanakan koordinasi dengan organisasi pekerja,

organisasi pengusaha dan pihak terkait dalam rangka deteksi dini

pencugahan masalah ketenagakerjaan ;

i. melaksanakan tugas-tugas lain yanci diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja.

Bagian Kedelapan

Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan

Pasal 28

Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan, mempunyai tugas melaksanakan

fasilitasi dibidang pembinaan dan pengawasan norma kerja, norna jamman

sosial tenaga kerja, norma keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan

kerja serta penyidikan terhadap pelanggaran norma di bidang

ketenagakerjaan

Pasal 29

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

28, Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan, mempunyai fungsi :

a. penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan dan

pengawasan norma kerja, norma jaminan sosial tenaga kerja, norma

keselamatan dan norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja ;

b. pelaksanaan fasilitasi dibidang pembinaan dan pengawasan tenaga

kerja ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

20

Page 21: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

c. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran norma

kerja, norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan

dan kesehatan kerja serta linykungan kerja ;

d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, dalam rangka

menegakkan hukum di bidang ketenagakerjaan ;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 30

(1) SubUmas Pengawasan Ketenagakerjaan terdiri atas :

a. Seksi Norma Kerja ;

b. Seksi Jaminan Sosial Tenaga Kerja ;

c. Seksi Keset .itan Kerja dan Lingkungan Kerja ;

d. Seksi Keseumatan Kerja.

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pengawasan

Ketenagakerjaan.

Pasal 31

(1) Seksi Norma Kerja, mempunyai tugas :

a. menyusun petunjuk teknis pembinaan penyempurnaan norma kerja

umum dan khusus ;

b. melaksanakan inventarisasi data laporan ketenagakerjaan ;

c. menyusun dan menyiapkan bahan serta rencana kerja Pegawai

Pengawas Ketenagakerjaan ;

d. melaksanakan pengawasan norma kerja serta putusan P4D/P4P ke

perusahaan ;

e. melaksanakan evaluasi terhadap semua hasil pemeriksaan untuk

bahan penyusunan norma ;

f. melaksannKan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pengawasan Ketenagakerjaan.

(2) Seksi Jaminnn Sosial Tenaga Kerja, mempunyai tugas :

a. menyusun petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan JAMSOSTEK di perusahaan ;

b. menyusun petunjuk teknis pembinaan kesejahteraan tenaga kerja ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

21

Page 22: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

c. melaksanakan monitoring dan pemeriksaan terhadap laporan

kecelakaan kerja pada perusahaan-perusahaan lintas

kabupaten/Kota;

d. melakukan koordinasi dengan Badan Penyelenggaraan JAMSOSTEK

di daerah tentang pelaksanaan JAMSOSTEK di perusahaan serta

menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan JAMSOSTEK

perusahaan ;

e. melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara preventif dan

represif terhadap perusahaan yang belum mengikuti program

JAMSOSTEK lintas Kabupaten/Kota ;

f. melakukan ovaluasi tentang pelaksanaan JAMSOSTEK ;

g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pengawasan Ketenagakerjaan.

(3) Seksi Kesehalan Kerja dan Lingkungan Kerja, mempunyai tugas :

a. menyusun petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan

pelaksanaan peraturan kesehatan dan lingkunyan kerja ;

b. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan pelayanan

kesehatan kerja di perusahaan lintas Kabupaten/Kota ;

c. melaksanakan pembinaan dan pengawasan serta pemeriksaan

terhadap pemakaian alat pelindung diri bagi pekerja lintas

Kabupaten/Kota ;

d. melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap perusahaan

yang memproduksi/menyalurkan/menggunakan/menyimpan bahan

berbahaya lintas Kabupaten/Kota ;

e. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan

pengujian kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja lintas

Kabupaten/Kota ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pengawasan Ketenagakerjaan.

(4) Seksi Keselamatan Kerja, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan

pengawasan norma keselamatan kerja ;

b. melaksanakan pengawasan norma keselamatan kerja lintas

Kabupaten/Kota ;

c. menyelenggarakan fasilitasi penyuluhan dan pembinaan dalam

rangka pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

22

Page 23: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

d. melaksanakan pengawasan, pemeriksaan dan penelitian terhadap

penggunaan pesawat uap, bejana tekan, mekanik, listrik, instalasi

kebakaran, konstruksi bangunan lief, instalasi pengukur petir serta

alat keselamatan kerja lainnya lintas Kabupaten/Kota ;

e. membantu pelaksanaan tugas komisi keselamatan dan kesehatan

kerja di daerah ;

f. melaksanakan pembinaan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja ;

g. melaksanakan seleksi dan sertifikasi operator bloiler, alat berat,

pes.iwat angkat/angkut, juru las, juru loko dan dapur (furnish) lintas

Kabupaten/Kota ;

h. melaksannkan pengawasan pengujian tidak merusak (nondestructive

tost) lintas Kabupaten/Kota ;

i. melakukan audit dalam rangka pemberian penghargaan nihil

kecelakaan.

j. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap penggunaan

rel dalam lingkungan industri lintas Kabupaten Kota ;

k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pengawasan Ketenagakerjaan.

Bagian Kesembilan

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 32

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Dinas Tenaga Kerja sesuai bidang keahlian dan ketrampilan.

Pasal 33

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32,

terdiri atas sejumlah pegawai dalam jenjang Jabatan fungsional yang

terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya ;

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dikoordmasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh

Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

23

Page 24: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Bagian Kesepuluh

Unit Pelaksana Teknis

Pasal 34

UPT Dinas Tenaga Kerja, merupakan unsur pelaksana Dinas di lapangan.

Pasal 35

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34,

yang rneliputi 19 (sembilan belas) Balai dan 1 (satu) Kepaniteraan Panitia

Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah ;

(2) Balai dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Balai Latihan Kerja Industri di Singosari (Malang), Jember, Pasuruan,

Mojokerto, Jombang dan Tuban ;

b. Balai Laihan Kerja Usaha Kecil Menengah di Sumenep, Situbondo,

Kediri, Tulungagung, Madiun, Ponorogo dan Bojonegoro ;

c. Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan di Surabaya

d. Balai Latihan Kerja Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja

Luar Negeri Wonojati Malang ;

e. Balai Latihan Kerja Industri dan Pertanian di Nganjuk ;

f. Balai Penyembangan Produktivitas Tenaga Kerja di Surabaya ;

g. Balai Pelayanan Penetapan Tenaga Kerja Indonesia di

Surabaya;

h. Balai Tuperkes di Surabaya.

(3) Kepaniteraan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah

dirruiksud pada ayat (1) berkedudukan di Surabaya ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

24

Page 25: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

Pasal 36

Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Industri sebagaimana dimaksud

dalam pasal 35 ayat (2) huruf a terdiri atas :

a. Kepala Balai;

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pelatihan dan Pemasaran ;

d. Kelompok Instruktur.

Pasal 37

Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Usaha Kecil Menengah

sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf b terdiri atas :

a. Kepala Balai

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pelatihan dan Pemasaran ;

d. Kelompok Instruktur.

Pasal 38

Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Instruktur dan Pengembangan di

Surabaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf c terdiri

atas:

a. Kepala balai;

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pelatihan dan Sertifikasi;

d. Seksi Perencanaan dan Pengembangan ;

e. Seksi Pelatihan ILK Pemerintah/Swasta ;

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 39

Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Pertanian dan Pengembangan

Tenaga Kerja Luar Negeri di Wonojati Malang sebagaimana dimaksud dalam

pasal 35 ayat (2) huruf d terdiri atas :

a. Kepala Balai;

b. Sub Bagian Uita Usaha ;

c. Seksi Program dan Pengembangan ;

d. Seksi Pemasaran dan Produksi dan Jasa Tenaga Kerja

Indonesia ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

25

Page 26: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

e. Seksi Pelatihan Purtanian ;

f. Seksi UJK dan Sertifikasi;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 40

Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Industri dan Pertanian di wilayah

Nganjuk bebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf e terdiri atas :

a. Kepala Balai;

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pelatihan dan Pemasaran ;

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 41

Susunan Organisasi Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga

Kerja di Surabaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf f

terdiri atas :

a. Kepala Balai;

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pelatihan dan Konsultasi Produksi vitas ;

d. Seksi Pengukuran analisis Produktivitas ;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 42

Susunan Organiasi Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf g terdiri

atas :

a. Kepala Balai

b. Sub Bagian Tnta Usaha ;

c. Seksi Penyiapan dan Bimbingan ;

d. Seksi Perlindungan dan Evaluasi;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 43

Susunan Organisasi Balai Hyperkes di Surabaya sebagaimana dimaksud

dalam pasal 35 ayat (2) huruf h terdiri dari:

a. Kepala Balai

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

26

Page 27: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

b. Sub Bagian lata Usaha ;

c. Seksi Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja ;

d. Seksi Ergonomi dan Keselamatan Kerja ;

e. Seksi Keselamatan Kerja.

Pasal 44

Susunan Organisasi Kopaniteraan Panitia Penyelenggara Perselisihan

Perburuhan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (3) terdiri

atas :

a. Kepala Balai;

b. Sub Bagian tata Usaha ;

c. Seksi Pengadaan ;

d. Seksi Persidangan.

Pasal 45

Uraian tugas dan fungsi masing-masing Unit Pelaksana Teknis Dinas

ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 46

Semua unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dalam melaksanakan

tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi.

Pasal 47

(1) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja bertanygung

jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing

dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi polaksanaan tugas

bawahan;

(2) Setiap pimpman unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja wajib

menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada

atasannya;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

27

Page 28: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimimpin unit kerja dari bawahan, wajib

diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut

dan petunjuk kepada bawahan ;

(4) Setiap laporan disampaikan kepada pejabat lain yang secara fungsional

mempunyai hubungan kerja.

Pasal 48

(1) Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan,

sutiap pimpinan unit kerja mengadakan rapat berkala ;

(2) Setiap pimpinan unit kerja mengawasi bawahannya dan mengambil

langkah-langkah yang diperlukan apabila benentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

BAB V

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN

Pasal 49

(1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh

Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul

Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku ;

(2) kepala Bagian, Kepala Sub Dinas, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi,

Kepala Balai dan Kepala Kepaniteraan Panitia Perselisihan Perburuhan

Daerah serta jabatn-jabatan lain di lingkungan Dinas Tenaga Kerja

diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil yang

memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

28

Page 29: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP

Pasal 50

Bagan susunan organisasi Dinas Tenaga Kerja sebagaimana tercantum

cJalam lampiran yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Pasal 51

Dengan beilakunya Peraturan ini, maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah

Tinykat I Jawa Timur Nomor 25 tahun 1994 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Daerah Propinsi Jawa Timur dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 52

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.

Pasal 53

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan menetapkannya dalam Lembaran Daerah

Propinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 18 Desember 2000

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd.

IMAM UTOMO. S

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

29

Page 30: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 2 Januari 2001

Nomor 9 Tahun 2001 Seri D.

A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR

Sekretaris Daerah

ttd.

Drs. SOENARJO, MSi

Pembina Utama Madya

NIP 510 040 479

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

30

Page 31: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 32: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 33: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 34: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 35: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 36: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 37: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 38: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 39: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 40: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran
Page 41: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR 35 TAHUN 2000

TENTANG

DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR

I. PENJELASAN UMUM.

Pembangunan bidang ketenagakerjaan merupakam bagian integral pembangunan

nasionnl maupun daerah untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja

serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai

banyak deminsi dan keterkaitan tidak hanya dengan kupentingan tenaga kerja sebelum,

selama dan sesudah masa kerja, tetapi ju<ja dengan kepentingan pengusaha, pemerintah

dan masyarakat secara luas.

Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan menciptakari perluasan kesempatan kerja

dan perlindungan tenaga kerja serta kesejahteraan tenaga kerja melalui penyebarun

informasi dan perencanaan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, kesempu.an

berusaha.pembinaan manajemen dan produktivitas, pemagangan, pelatihan, kelembagaan

dan perlindungan serta kesejahteraan tenaga kerja. Adapun sasaran pokoknya adalah

penyerapan tambahan angkatan kerja baru cKi i pengurangan pengangguran secara

bertahap dengan menciptakan perluasan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 menetapkan kedudukan propinsi sebagai

daerah otonom sekaligus sebagai wilayah administratif. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 25 Tahun 2000, kewenangan propinsi dibidang ketenagakerjaan meliputi penetapan

pedoman kesejahteraan purnakerja serta penetapan dan pengawasan atas pelaksanaan

upah minimum. Disamping melaksanakan dua kowenangan pokok tersebut, Pemerintah

Propinsi juga mempunyai tugas dekonsentrasi.

Sehubungan dejngan hal tersebut, dan dengan adanya penggabungan kewenangan

antara unsur/kewenangan yang ditangani Kantor Wilayah Departemen. Tenaga Kerja Propinsi

Jawa Timur dengan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur, maka perlu dilakukan

perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Propinsi Daerah Tingkat I

Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa

Timur Nomor 9 Tahun 1978 juncto Nomor 25 Tahun 1994 dengan menuangkan dalam suatu

Peraturan Daerah.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Page 42: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 sampai dengan

Pasal 2 :

Pasal 3 :

Pasal 4 huruf a :

huruf b :

huruf c sampai

dengan j

Pasal 5 sampai dengan

Pasal 16 :

Pasal 17 huruf a :

Cukup jelas.

Pembangunan dibidang ketenagakerjaan pada dasarnya

mencakup pembangunan informasi dan perencanaan tenaga

kerja, pengembangan sumber daya manusia melalui

pelatihan, pemagangan, pelayanan penempatan tenaga kerja,

perluasan kesempatan kerja, pembinaan hubungan industrial,

perlindungan dalam semua aspek termasuk perlindungan

untuk memperoleh pekerjaan di dalam dan di luar negeri,

perlindungan hak-hak dasar pekerja, perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan upah dan

jaminan sosial , sehingga menjamin rasa aman, tenteram,

terpenuhinya keadilan serta terwujudnya kehidupan yang

sejahtera lahir batin.

Perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan

sebagai dasar penyusunan kebijaksanaan strategis dan

program pembangunan ketenagakerjaan.

Yang dimaksud dengan sistem informasi adalah rnerupakan

gabungan, rangkuman dan analisis data yang telah diolah dan

mempunyai arti, nilai dan makna tertentu, sedangkan data

rnerupakan fakta yang dapat berbentuk angka, naskah,

dokumen dan lain-lain yang mewakili diskripsi tertentu.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan peningkatan instrumen peralatan

karya adalah peningkatan kualitas instruktur pelatihan korja

pemerintah, swasta dan perusahaan melalui up grading

pelatihan methodology maupun teknis serta bimbingan teknis

sesuai dengan bidangkejuruan.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2

Page 43: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

huruf b :

huruf c :

huruf d :

Pasal 18 sampai dengan

Pasal 20 :

Pasal 21 huruf a :

huruf b :

huruf c :

huruf d :

Pengembangan standardisasi dan sertifikasi tenaga kerja

dimaksudkan adalah menyusun dan mengembangan standar

kualitfikasi keterampilan/ kompetensi yang mengacu pada

standar kompetensi nasional dan internasional. Sedangkan

sertifikasi tenaga kerja adalah proses pemberian sertifikat

melalui pelatihan maupun uji kompetensi/ ketrampilan kerja.

Pemagangan tenaga kerja perlu dilaksanakan oleh

pemerintah propinsi, karena pemagangan tenaga kerja dapat

dilakukan lintas wilayah dan bahkan lintas negara.

Perizinan lembaga pelatihan diberikan kepada lembaga

pelatihan swasta dan perusahaan yang memenuhi standar

akreditasi sesuai pedoman yang berlaku.

Cukup jelas.

Dalam upaya pemerataan kesempatan kerja memberi

kesempatan yang sama bagi seluruh tenaga kerja untuk

memperoleh pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya serta dapat mengisi kebutuhan

pembangunan diseluruh sektor dan daerah.

Pelaksanaan informsi pasar kerja dan bursa kerja dilakukan

oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, propinsi, lembaga

pendidikan dan pelatihan pemerintah maupun swasta serta

lembaga kemasyarakatan lainnya.

Cukup jelas.

Penempatan tenaga kerja warga negara asing pendatang

(TKWNAP) berarti mengurangi peluang tenaga kerja

lokal/daerah, maka diperlukan pengaturan/pembatasan.

Domisili tenaga kerja asing pendatang dengan perusahaan

tidak selalu sama atau lokasi pabrik/perusahaan berada pada

beberapa Kabupaten/Kota.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3

Page 44: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

huruf e :

Pasal 22 sampai dengan

Pasal 24 :

Pasal 25 huruf a :

huruf b sampai

dengan e :

huruf f :

huruf g :

Pasal 26 dan Pasal 27 :

Pasal 28 :

Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja dapat

dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan dan

petatihan dengan penerapan tehnologi tepat guna dan padat

karya.

Cukup jelas.

Pengembangan kelembagaan hubungan industrial, termasuk

peraturan perusahaan, kesempatan kerja bersama, serikat

pekerja, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama Bipartite,

Tripartite, lembaga penyelesaian perselisian industrial,

penyuluhan dan pemasyarakatan Hubungan Industrial

Pancasila (HIP).

Cukup jelas.

Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dilakukan

sesuai ketentuan yang berlaku, antara lain melalui

perundingan bipartit antara pekerja/ serikat pekerja dengan

pengusaha, pegawai perantara, lembaga P4D/P4P,

perselisihan hubungan industrial dapat berkembang menjadi

pernogokan/unjuk rasa dan mengadu pada instansi

pemerintah pada tingkat propinsi.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Melaksanakan fasilitasi dibidang pembinaan dan

pengawasan;

Norma kerja yang meliputi perlindungi terhadap tenaga

kerja yang berkaitan dengan waktu kerja, sistem

pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang

muda, tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesosilaan,

ibadah, kewajiban sosial/ kemasyarakatan dan

pelaksanaan pengawasan semua peraturan perundang-

undangan dibidang ketenaga-kerjaan ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4

Page 45: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

Pasal 29 huruf a :

huruf b :

huruf c :

Norma jaminan sosial tenaga kerja meliputi perlindungan

bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang

sebagai pengganti sebagai penghasilan yang hilang atau

berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau

keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa

kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hari tua dan meninggal

dunia. Lingkup yang diatur meliputi jaminan kecelakaan,

jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan

pemeliharaan kesehatan ;

Norma keselamatan kerja meliputi keselamatan kerja yang

bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, instalasi,

bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja

dan cara-cara melakukan pekerjaan ;

Norma kesehatan kerja dan lingkungan kerja meliputi

pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga

kerja serta kondisi dari lingkungan tempat kerja.

Penyidikan adalah tindakan penyidik untuk mencari dan

mengumpulkan bukti tentang tindak pidana yang terjadi

guna menentukan tersangka terhadap pelanggaran norma

dibidang ketenagakerjaan.

Penyusunan dalam rangka penyempurnaan atau pembuatan

norma-norma baru dibidang ketenagakerjaan.

Pembinaan dalam hal ini untuk memberikan catatan koreksi

yang bersifat represif non yustisial.

Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja

sangat besar dipengaruhi oleh tingkat tehnologi yang

dipergunakan dan bahan baku/ penolong yang

berbahaya/mengandung resiko tinggi, makin tinggi tehnologi

yang dipergunakan dan bahan baku/penolong yang sangat

berbahaya menuntut tingkat keahlian yang tinggi bagi petugas

pengawas ketenagakerjaan dan jumlahnya sangat terbatas

serta peralatan serta peralartan yang memadai.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5

Page 46: PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR …dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/87b7c-PERDA_35_2000...13.Undancj-undancj Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

huruf d :

Pasal 30 dan Pasal 31 :

Pasal 32 :

huruf f

Pasal 33 :

Pasal 44 :

Pasal 35 sampai dengan

Pasal 43 :

Pelanggaran peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan termasuk dalam kategori pelanggaran tindak

pidana ringan dan prosesnya dimulai penyidikan oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang ketenagakerjaan,

kemudian ke Penyidik Umum (POLRI), ke Penuntut Umum

(Jaksa).

Cukup jelas.

Jabatan fungsional yang telah ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara meliputi Jabatan

fungsional peneliti dan perekayasa (LITKAYASA).

perekayasa, instruktur latihan kerja, pegawai pengawas

ketenagakerjaan, pengantar kerja.

Jabatan fungsional pegawai pengantar masih dalam proses

penetapan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Cukup jelas.

Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan tugas pada :

Bidang Pelatihan Teknis dan Instruktur;

Bidang Pelatihan Manajemen dan Pengukuran

Produktivitas Tenaga Kerja ;

Bidang Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

ke Luar Negeri;

Bidang Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial;

Bidang Hiegine Perusahaan dan Kesehatan Kerja

(HIPPERKES).

Cukup jelas.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6