no komponen tertulis hasil review catatan - lpmpjabar.go.id · digunakan sebagai pedoman dalam...

97

Upload: lethuan

Post on 08-Jun-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 1

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan

1. Bab I Pendahuluan

1.1. Kondisi Umum

LPMP merupakan unit pelaksana teknis kegiatan penjaminan mutu di tingkat provinsi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah yang melaksanakan tugas dan fungsi penjaminan mutu pendidikan melalui kegiatan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional, fasilitasi sumber daya pendidikan dan pelaksanaan urusan administrasi, dimana pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar business process map di bawah ini:

Kondisi umum pendidikan dan pelaksanaan penjaminan mutu di provinsi Jawa Barat dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Data Sekolah per Jenjang

Dari data di atas dapat terlihat bahwa jumlah sekolah di Provinsi Jawa Barat adalah 29.549 sekolah, dengan rincian 19.655 sekolah jenjang SD; 5.325 sekolah jenjang SMP; 1.632 sekolah jenjang SMA; 1.937 sekolah jenjang SMK.

Sudah di sesuaikan dengan kondisi actual dan tuntutan kebutuhan sekarang seperti implementasi kurikulum 2013, Capaian Akreditasi dan Pemetaan Mutu Pendidikan tahun 2017, literasi, Pendidikan karakter, zonasi mutu dan keterampilan abad 21 serta Analisa SWOT LPMP Jawa Barat.

SD : 19.655 SMP : 5.325 SMA : 1.632 SMK : 2.937

29.549 SEKOLAH

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 2

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan

2. Data Guru Per Jenjang

Dari data diatas dapat terlihat bahwa jumlah guru di provinsi Jawa Barat adalah 367.810 guru, dengan rincian 196.655 guru SD; 85.219 guru SMP; 35.363 guru SMA; 51.068 guru SMK.

3. Data Akreditasi Per Jenjang

Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/atau program pendidikan, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Perubahan instrumen akreditasi yang terjadi secara periodik merupakan tanntangan bagi sekolah. Perubahan instrumen dilakukan sebagai konsekwensi perubahan peraturan perundangan yang berlaku dalam pendidikan. Selain akibat tuntutan kurikulum yang berdampak pada perubahan Standar Isi, Proses, dan Penilaian, pemeringkatan nilai akreditasi

SD : 196.160 SMP : 85.219 SMA : 35.363 SMK : 51.068

367.810 GURU

No Jenjang A B C Belum Non*

1 SD 5.783 10.097 234 3.515

2 SMP 2.293 1.531 126 1.353

3 SMA 889 420 83 49 170

4 SMK 444 475 1 15 2002

Total 9.409 12.523 444 64 7.040

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 3

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan berubah. Hasil visitasi akreditasi S/M dinyatakan “terakreditasi”, jika memenuhi seluruh kriteria berikut: (1) Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 71; (2) Memperoleh Nilai Komponen Standar Sarana dan Prasarana tidak kurang dari 61; dan (3) Tidak ada nilai komponen standar di bawah 50. S/M dinyatakan “Tidak Terakreditasi” (TT) jika sekolah/madrasah tidak memenuhi kriteria di atas. Selain itu, perlu dipahami pemeringkatan hasil akreditasi sebagai berikut: a) Peringkat akreditasi A (Unggul), jika Sekolah/Madrasah

memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 91 sampai dengan 100 (91 < NA < 100);

b) Peringkat akreditasi B (Baik), jika Sekolah/Madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 81 sampai dengan 90 (81 < NA < 90);

c) Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika Sekolah/Madrasah memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 71 sampai dengan 80 (71 < NA < 80. Sekolah/madrasah yang tidak terakreditasi adalah yang mendapat nilai akhir: (1) 61 sampai dengan 70 (61 < NA < 70) dengan peringkat akreditasi D (Kurang); (2) 0 sampai dengan 60 (0 < NA < 60) dengan peringkat akreditasi E (Sangat Kurang)

4. Data Sekolah yang Difasilitasi K13 Periode 2015 – 2017

Tahun 2015 SD : 512 SMP : 244 SMA : 355 SMK : 444 TOTAL : 1555

Tahun 2016 SD : 5000 SMP : 920 SMA : 213 SMK : 635 TOTAL : 6768

Tahun 2017 SD : 6653 SMP : 1699 SMA : 422 SMK : 778

Tahun 2018 SD : 7645 SMP : 2356 SMA : 604 SMK : 1309 TOTAL : 11914

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 4

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan

Kurikulum 2013 telah ditetapkan secara resmi untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dan telah diimplementasikan mulai tahun 2013yang dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahapan penerapan kurikulum 2013 untuk jenjang SD kelas 1, 4 dan PAI jenjang SMP kelas 7 dan jenjang SMA/SMK kelas 10 adalah sebagai berikut :

Tahun 2015 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak 6%

Tahun 2016 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak 19%

Tahun 2017 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak 35%

Secara keseluruhan sekolah yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013 di provinsi Jawa Barat sebanyak 60%, sedangkan sisanya akan difasilitasi pada tahun 2018.

5. Data Sekolah yang Dipetakan Mutunya

Pemetaan mutu tahun 2015 mengembangkan pemetaan dalam bentuk evaluasi diri sekolah mandiri karena belum ada bentuk pemetaan baku dari kementerian pendidikan dan kebudayaan baru pada tahun 2016 ada bentuk pemetaan

Tahun 2015 SD : 16077 SMP : 2340 SMA : - SMK : -

Tahun 2016 SD : 17.851 SMP : 3.198 SMA : 948 SMK : 1.617

Tahun 2017 SD : 18.620 SMP : 3.755 SMA : 1.140 SMK : 1.959

Tahun 2018 SD : 19.619 SMP : 5.289 SMA : 1.608 SMK : 2.935

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 5

42%34%

2%

22%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

A B C BelumAkreditasi

0%

63%

15%

1%

20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

SNP M SNP 4 M SNP 3 M SNP 2 M SNP 1

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan mutu yang dikembangkan oleh kemendikbud dalam bentuk aplikasi pemetaan mutu pendidikan.

6. Data Sekolah yang Disupervisi

Pelaksanaan supervisi oleh LPMP Jawa Barat pada tahun 2015 dalam bentuk pendampingan akselerasi mutu sekolah berwawasan internasional, pendampingan ini mengawal sekolah agar dapat melampaui standar nasional pendidikan. Pada tahun 2016 dan 2017 supervisi dilakukan dalam rangkaian kegiatan sistem penjaminan mutu pendidikan dituangkan dalam program sekolah model sistem penjaminan mutu pendidikan internal.

Capaian Mutu SNP Per Kategori Berdasarkan Akreditasi dan PMP

Tahun 2017 di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2015 SD : - SMP : 8 SMA : - SMK : - Total : 8

Tahun 2016 SD : 192 SMP : 96 SMA : 48 SMK : 48 Total : 384

Tahun 2017 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640

Tahun 2018 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640

42%34%

2%

22%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

A B C BelumAkreditasi

0%

63%

15%

1%

20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

SNP M SNP 4 M SNP 3 M SNP 2 M SNP 1

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 6

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Hasil akreditasi tahun 2017 jenjang Dasar dan Menengah menunjukkan hasil bahwa umumnya perolehan capaian akreditasi berada pade kategori A dan B, sedangkan berdasarkan raport mutu tahun 2017 menunjukkan kondisi bahwa tidak satupun sekolah yang mencapai SNP. Sehingga hal ini dapat menjadi praduga apabila sekolah – sekolah jenjang dasar dan menengah diakreditasi pada tahun berikutnya tidak ada yang dapat memperoleh akreditasi dengan kategori A, oleh karena itu LPMP Jawa Barat masih perlu menyusun program – program terkait dengan peningkatan mutu 8 SNP.

7. Literasi Dari tahun 2015 di Provinsi Jawa Barat diadakan program WJLRC (West Java Leader Reading Calange) untuk mendukung program literasi sekolah yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari Nawacita. Harapan dari kegiatan WJLRC peserta WJLRC dapat menjadi VIRUS yang dapat menyebarkan gemar membaca dikalangan pelajar sehingga para pelajar mengalami Sakau membaca, namun hasil INAP tahun 2016 yang dilakukan oleh puspendik terkait dengan kemampuan literasi membaca berada pada nilai 46,83% (kategori kurang), hal ini meunjukkan bahwa program WJLRC belum optimal, sehingga diperlukan peran LPMP Jawa Barat untuk menumbuhkan generasi leterat.

8. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan/ kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian Integral Nawacita

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 7

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Implementasi PPK di Jawa Barat dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa implentasi PPK di Jawa Barat khususnya untuk Jenjang SD dan SMP sudah diterapkan secara baik, seperti tahapan yang dilaksanakan di setiap sekolah yaitu pada assesment awal, sekolah mengidentifikasi potensi budaya dan karakter yang ada sekolah dan luar sekolah, sekolah melakukan sosialisasi PPK kepada para pemangku kepentingan pendidikan ( pejabat struktural, guru komitae sekolah, orang tua/wali siswa, siswa,DU/DI, lembaga swadaya masyarakat yang relevan, dan mayarakat lainnya ), Program Penguatan Pendidikan Karakter terintergrasi dalam rumusan visi,misi dan dokumen kurikulum sekolah (visi, misi, silabus, skenario pembelajaran,strategi,konten,media dan penilaian), Sekolah mengembangkan program PPK secara seimbang antara olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati, Guru mengintegrasikan nilai- nilai utama PPK dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Sekolah memiliki dan mengembangkan tradisi – tradisi unggulan yang memperkuat budaya sekolah, Sekolah mengembangkan kapasitas

82% 82% 92%76% 87% 85% 87% 82% 88% 84%

80% 79% 90%75% 84% 82% 88% 76% 87% 81%

ASE

SMEN

A

WA

L

SOSI

ALI

SASI

P

PK

KEP

AD

A

PA

RA

VIS

I,M

ISI D

AN

P

ERU

MU

SAN

DES

AIN

K

EBIJ

AK

AN

PP

K

DES

AIN

P

RO

GR

AM

PP

K B

ERB

ASI

S K

ELA

S

PEN

GEM

BA

NG

AN

BU

DA

YA

SEK

OLA

H

PA

RTI

SIP

ASI

M

ASY

AR

AK

AT

IMP

LEM

ENTA

SI

NIL

AI U

TAM

A

EVA

LUA

SI P

PK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Implementasi PPK di Jawa Barat

SD SMP

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 8

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan orangtua, komite sekolah agar mereka dapat berfungsi secara efektif dalam mendukung pikiran, tenaga, materi dan finansial, Sekolah memiliki kegiatan untuk mengembangkan dimensi religiulitas peserta didik sesuai dengan agama dan kepercayaannya, menumbuhkan perilaku toleran dan kemampuan bekerja sama antarumat beragama dan penganut kepercayaan dan Gerakan PPK meningkatkan presentasi akademik dan mengembangkan budaya belajar mandiri. Maka berdasarkan hasil kegiatan PPK dan Literasi di atas seyogyanya menjadikan siswa lebih siap dalam beradaptasi dalam keterampilan abad 21.

9. Zonasi Kebijakan Pemerintah dalam upaya pemerataan pendidikan sudah dilaksanakan sejak tiga dekade ke belakang. Diantaranya dengan kebijakan wajib belajar 6 tahun (tahun 1984), yang kemudian diperluas dengan wajib belajar 9 tahun (tahun 1994) dan wajib belajar 12 tahun (tahun 2012). Namun kebijakan tersebut masih belum bisa dianggap optimal karena masih ada sebagian besar warga negara yang belum terlayani haknya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2017 dikeluarkanlah kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi yang bertujuan mendekatkan tempat tinggal siswa ke sekolah. Namun, kebijakan ini menimbulkan masalah baru karena isu mengenai mutu setiap satuan pendidikan masih belum merata. Kebijakan PPDB berbasis zonasi menimbulkan gejolak di sebagian besar daerah, terutama karena masyarakat masih belum bias menerima kondisi sekolah yang terdekat dengan mutu yang belum memadai. Selama ini konsentrasi kebijakan selalu mengarah pada pemenuhan Sarana Prasarana atau Guru, tanpa mengontrol sebaran siswa (kuanititas dan kualitas). Hal ini akan mengakibatkan

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 9

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan tidak meratanya mutu pendidikan secara kewilayahan, karena terkonsentrasi pada beberapa sekolah saja. Pembatasan Rasio Siswa Rombel dan Jumlah Rombel tiap sekolah (sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan) dengan radiustertentu (sesuai kondisi geografis) akan mendorong pemerataan siswa yang berimplikasi pada pemerataan Sarana-Prasarana dan Guru Hal inilah yang melatarbelakangi Kemendikbud mengeluarkan kebijakan zona mutu yang dimaksudkan sebagai upaya pemerataan mutu pendidikan dan diharapkan dapat mengatasi persoalan ketimpangan di masyarakat. Selain itu, sistem zonasi juga menjadi langkah strategis dalam penerapan pendidikan karakter. Tercatat sekitar empat ribu zona di berbagai wilayah yang menjadi panduan bagi pemerintah baik pusat dan daerah dalam pengambilan kebijakan pendidikan.

E. Potensi dan Permasalahan Potensi dan Permasalahan di LPMP Jawa Barat menggunakan analisis SWOT dengan mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Secara lebih rinci analisis SWOT LPMP Jawa Barat sebagai berikut : 1. Kekuatan (Strength)

a. Sumber Daya Manusia

Jumlah staf yang sudah berkualifikasi S2 dan S3 sebanyak 54,48%

Pimpinan, pegawai dan semua pemangku kepentingan di lingkungan LPMP Jawa Barat sudah melakukan penyusunan visi dan misi organisasi, rencana strategis serta tugas dan fungsi, struktur organisasi, program dan kegiatan serta ketatalaksanaan pada LPMP Jawa Barat.

Penerapan Wilayah Bebas Korupsi dan Zona Integritas sejak 2017

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 10

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan b. Sarana Prasarana

Memiliki sarana prasarana yang lengkap seperti: ruang belajar, ruang perkantoran, lab sains terpadu, ruang auditorium, masjid

Suasana lingkungan yang indah dan asri. c. Organisasi

Merupakan Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah yang langsung berkoordinasi dengan penentu kebijakan yaitu Direktorat Jenderal Dikdasmen.

Koordinasi dengan Unit utama lainnya seperti Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan unit utama lainnya terjalin dengan sangat baik.

d. Program

Adanya program penjaminan mutu Pendidikan di satuan Pendidikan untuk dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK

Adanya Program Pemetaan Mutu Pendidikan, dimana LPMP berperan sebagai Pembina dan pemantau pelaksanaan kegiatan.

Pengalaman dalam menangani berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan seperti diklat Calon Kepala Sekolah, Diklat Kurikulum 2013, Diklat Pengawas Sekolah.

2. Kelemahan (Weakness)

Lokasi Lembaga di tengah pemukiman dan industri, sehingga menyulitkan akses ke lokasi dikarenakan kemacetan yang rutin terjadi.

Sumber dana Lembaga yang sangat tergantung pada pusat.

Program LPMP sangat tergantung pada program pusat.

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 11

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Tidak jelasnya system reward dan punishment di

Lembaga.

keahlian sumber daya manusia, komitmen pimpinan dan pegawai serta budaya kerja organisasi.

Tugas tambahan dari unit utama lainnya terkadang menyedot SDM dan waktu sehingga tugas rutin menjadi terhambat.

Penjadwalan yang belum tersinkronisasi dengan baik baik antara seksi dan subag maupun dengan kegiatan pelanggan utama LPMP yaitu satuan pendidikan.

Sinkronisasi program yang belum optimal dengan daerah, misalnya jadwal, SDM daerah yang selalu berganti.

Ada kalanya tusi unit kerja melakukan kerjasama fasilitasi peningkatan mutu pendidikan bersama pemerintah daerah dianggap menyalahi tugas dan fungsi lembaga.

Kurang kesadaran dari setiap pegawai dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana lembaga.

Belum semua memahami tugas fungsi lembaga dan POS.

Koordinasi dan komunikasi belum terbangun juga pemetaan kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan.

Penugasan staf yang tidak mempertimbangkan Kualifikasi dan Kompetensi staf yang ditugaskan pada suatu kegiatan.

3. Peluang (Opportunity)

Jumlah sekolah di Jawa Barat yang sangat besar dengan jumlah total sebanyak 29.861, mulai dari jenjang SLB, SD, SMP, SMA, SMK, baik negeri maupun swasta, yang berpotensi sebagai konsumen

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 12

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan pengguna layanan LPMP

Jumlah guru di Jawa Barat sebanyak 404.431, Jumlah yang sangat besar dan memerlukan penanganan yang sistematis dan terpadu.

Banyaknya Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di sekitar Bandung yang bisa dijadikan mitra dalam pengembangan program

Jumlah Kab/kota di Jawa Barat sebanyak 27 kab/kota

Adanya sekretariat Badan Akreditasi Nasional/Badan Akreditasi Propinsi yang bertempat di kampus di LPMP Jawa Barat

4. Ancaman (Threat)

Sulitnya berkoordinasi dengan para pimpinan daerah di kab/kota, sehingga program yang seharusnya dapat diimplementasikan di daerah kurang berjalan dengan baik/lancar.

Koordinasi dengan mitra kerja potensial (Perguruan Tinggi) kurang terjalin dengan baik.

Sulitnya memperoleh sumber data yang feasible karena kewenangan data dapodik sebagai basis kerja belum efektif diberikan ke LPMP

Banyaknya program titipan yang menyedot anggaran, tenaga dan waktu Lembaga, sehingga program utama terhambat.

Iklim politik di kementerian

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 13

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal berdasarkan data SWOT adalah sebagai berikut :

Opportunities

(Peluang) Threats

(Ancaman

Strength (Kekuatan)

Strategi S-O

Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan dinas Pendidikan provinsi dan kab/kota dalam program pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas dan tenaga kependidikan lainnya.

Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan unit utama di tingkat pusat dalam bebagai program.

Optimalisasi unit produksi lembaga, dengan memanfaatkan jejaring.

Strategi S-T

Membangun komunikasi dan kemitraan yang lebih intensif dengan berbagai stakeholder, baik tingkat pusat, provinsi maupun daerah dalam mengimplementasikan program penjaminan mutu Pendidikan dan program lainnya

Weaknesses (Kelemahan)

Strategi W-O

Peningkatan kapasitas internal dalam kompetensi dan motivasi bekerja, melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar dan kegiatan lainnya yang relevan.

Peningkatan koordinasi dan komunikasi internal.

Pemetaan kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan

Adanya program reward dan punishment yang jelas di Lembaga

Strategi W-T

Adanya program kemitraan dan koordinasi yang lebih intensif dengan dapodik dalam hal pengelolaan data mutu Pendidikan

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 14

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan F. Tata Nilai LPMP Jawa Barat

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyadari bahwa visi dan misi dapat terwujud apabila didukung oleh penerapan tata nilai yang sesuai dan mendukung usaha-usaha pelaksanaan misi dan pencapaian visi. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas. Tata nilai juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan layanan prima pendidikan bermutu dan berdaya saing. Tata nilai yang dimaksud adalah C E R D A S , yang terdiri dari : 1. Cendekia 2. Empati 3. Religius 4. Dedikasi 5. Akuntabel 6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong) Keenam butir tata nilai lembaga tersebut berasal dari masukan 44 peserta workshop sebagai representasi pegawai LPMP Provinsi Jawa Barat. Dengan mengambil masukan nilai-nilai dari pendapat pegawai, maka tata nilai yang akan dibakukan akan berurat akar di hati dan pikiran pegawai, sehingga ada rasa memiliki dan tanggung jawab melaksanakannya. Tata nilai LPMP Jawa Barat dapat dimaknai sebagai berikut: 1. Cendekia adalah terpelajar; cerdik pandai, tajam pikiran;

lekas mengerti (kalau diberi tahu sesuatu); cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar. Pegawai yang cendekia akan membawa perubahan bagi kemajuan lembaga dan bangsa, serta mampu bersaing di era globalisasi.

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 15

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 2. Empati adalah suatu proses dimana seseorang mampu

merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dengan memiliki empati pegawai dapat memahami, menghayati dan menempatkan dirinya pada posisi orang lain sesuai dengan identitas, pikiran, perasaan, keinginan, perilaku, tanpa mencampur-baurkan norma-norma sosial.

3. Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan antar agama. Pegawai yang memiliki nilai religius dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan tulus dan ikhlas.

4. Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia. Pegawai yang memiliki nilai dedikasi tinggi akan mengabdikan dirinya untuk mencapai cita-cita yang luhur dengan keyakinan yang teguh.

5. Akuntabel adalah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, di mana pertanggung jawaban ini menyangkut input, proses dan output yang dihasilkan. Pegawai yang memiliki nilai akuntabel dapat mendukung kelancaran tugas dan pelayanan lembaga.

6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong) merupakan ajaran karuhun (leluhur) yang artinya hidup rukun bersama, yang di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sunda. Sikap yang ada di lembaga adalah gotong royong, kerja sama atau saling membantu, dan saling mendukung untuk kebaikan bersama dalam konteks hidup berorganisasi. Sesuai dengan ajaran silih asah, silih asuh, silih asih dan silih wawangi untuk

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 16

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama lembaga.

2. 1.2. Bab II Visi,

Misi, dan Tujuan Kementerian

2.1. Visi Tercapainya penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat sesuai Standar Nasional Pendidikan guna membentuk insan pendidikan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong Makna : 1. Penjaminan mutu pendidikan

dasar dan menengah 2. Standar Nasional Pendidikan

Gotong royong

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015—2019, LPMP Jawa Barat merumuskan Visi dan Misi Tahun 2015—2019 sebagai berikut: A. Visi

Visi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019:

“Terwujudnya Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di

Provinsi Jawa Barat yang Bermutu Guna Membentuk Insan

Pendidikan Berkarakter Berlandaskan Gotong Royong”

Memasukkan output dari sasaran kegiatan yang dilakukan oleh LPMP Jawa Barat Menambahkan makna dari unsur/variabel dari Visi

2.2. Misi 1. Mewujudkan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sesuai SNP

2. Memperkuat tata kelola administrasi penjaminan mutu pendidikan dan pelibatan public

3. Mewujudkan insan pendidikan yang berkarakter dan berlandaskan semangat gotong royong

Makna misi lama

Dalam rangka mencapai visi ini, ada 2 (dua) misi yang harus diemban oleh LPMP Jawa Barat, yaitu: 1. Mewujudkan penjaminan mutu pendidikan dasar dan

menengah sesuai SNP. 2. Memperkuat tata kelola yang mendukung penjaminan

mutu pendidikan dan pelibatan publik.

Merevisi Misi disesuaikan dengan Visi

Menambahkan penjelasan makna dari misi baru

2.3. Tujuan 1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah

2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan

Rumusan tentang tujuan strategis adalah untuk menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan strategis LPMP Jawa Barat Tahun

2015—2019 adalah sebagai berikut:

Merevisi Tujuan strategis disesuaikan dengan visi, misi

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 17

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan dasar dan menengah

3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan

4. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan

5. Pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan

6. Penguatan tata kelola administrasi penjaminan mutu pendidikan

Kode Tujuan Strategis

T1 Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di wilayah Provinsi Jawa Barat

T2 Peningkatan Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel yang mendukung Penjaminan Mutu satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat

LPMP Jabar dan menyesuaikan dengan merujuk tujuan strategis dikdasmen

Menambahkan makna dari Tujuan Strategis

2.4. Sasaran Strategis

1. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui pemetaan mutu

2. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan menengah melalui pemetaan mutu

3. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar

4. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui pengembangan dan pengelolaan

Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta penguatan pelibatan publik, diperlukan sejumlah Sasaran Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019. Sasaran strategis LPMP Jawa Barat sebagai berikut:

Kode Sasaran Strategis

SS 1 Meningkatnya mutu layanan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat;

SS 2 Meningkatnya efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja LPMP Jawa Barat dan pelibatan publik dalam tata kelola pendidikan yang mendukung Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat

Merevisi Sasaran strategis disesuaikan dengan visi, misi , tujuan LPMP Jabar dan menyesuaikan dengan merujuk sasaran strategis dikdasmen

Menambahkan IKK (13 IKK)

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 18

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan sistem informasi mutu pendidikan menengah

5. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui supervisi satuan pendidikan

6. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan menengah melalui supervisi satuan pendidikan

7. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui fasilitasi satuan pendidikan

8. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan menengah melalui fasilitasi satuan pendidikan

9. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan dasar

10. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan menengah

Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui peningkatan tata kelola administrasi penjaminan mutu pendidikan

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 19

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 3. 1.3. Bab III Arah

Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengacu kepada RPJMN 2015 – 2019, yang menetapkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) meliputi: (1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; (2) membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; (3) membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; (4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; (5) meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa- bangsa Asia lainnya; (7) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; serta (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Pada bidang pendidikan terdapat 4 agenda prioritas dalam Nawa Cita yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu : (1) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (2) Melakukan revolusi karakter bangsa; (3) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; (4) Memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Dengan mengacu pada 4 agenda prioritas di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Visi 2015 - 2019 yaitu: “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) sebagai salah satu unit utama Kementerian

Arah Kebijakan, Strategi, cukup hanya menampilkan kan Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat yang dimulai dari Nawacita dan dihubungkan dengan RPJM, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 20

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Pendidikan dan Kebudayaan mengejawantahkan visi Kemdikbud ke dalam visi Ditjen Dikdasmen yaitu: “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan Menengah yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. A. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-

2019 Arah Kebijakan LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019 disusun sebagai implementasi dari visi Kemdikbud dan visi Ditjen Dikdasmen yang ditetapkan untuk mendukung tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat

3.3. Kerangka Regulasi

Belum ada B. Kerangka Regulasi 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sesuai dengan renstra dikdasmen

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 21

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 4. 1.4. Bab IV Target

Kinerja dan Kerangka Pendanaan

BAB IV Analisis Lingkungan Strategis dan Target Kinerja Serta Kerangka Pendanaan

BAB IV Target Kinerja Dan Kerangka Pendanaan

Berdasarkan

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bapenas No. 5 Tahun 2014

4.1. Target Kinerja

A. Analisis Analisis Lingkungan Strategis

Dihapus Karena sesuai Permen PPN no. 5 tahun 2014 seharusnya tercantum di Bab I Pendahuluan (dalam kondisi umum)

4.4. Kerangka Pendanaan

(Paragraf 1 dan 2) Renstra merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan mutu keluaran (output) dan hasil (outcome) dalam pemanfaatan APBN. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program dan kegiatan bagi setiap pimpinan unit kerja agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin akuntabel (accountable). Penyusunan Renstra bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara sasaran kementerian/lembaga, sasaran program, dan sasaran kegiatan dengan Indikator Kinerja

Dihapus

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 22

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan kembali penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja/Performance Based Budgeting khususnya sejak diberlakukannya undang-undang tentang penganggaran dan keuangan.

Setelah tersusunnya Renstra... Setelah tersusunnya target kinerja.

Penetapan target kinerja ditentukan setelah IKSS, IKP, dan IKK yang disusun dan disepakati baik di tingkat kementerian maupun di tingkat Eselon I hingga ke unit pelaksana teknis.

Dihapus

Berikut ini adalah sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Jawa Barat:

Berikut ini adalah sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Jawa Barat berdasarkan matriks kinerja sasaran program Ditjen Dikdasmen Kemdikbud:

1. Program/Kegiatan Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan

2. Sasaran Kegiatan Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

3. Indikator Kinerja Kegiatan a. Persentase SD yang telah

disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Dihapus

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 23

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan b. Persentase SMP yang telah

disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

c. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

d. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Terkait dengan fungsi LPMP Jawa Barat untuk melakukan pemetaan mutu pendidikan, mengacu pada sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan dari Setditjen Dikdasmen, yaitu: 1. Program/Kegiatan

Pembinaan penjaminan mutu pendidikan

2. Sasaran Kegiatan Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

3. Indikator Kinerja Kegiatan a. Persentase SD yang telah

dipetakan mutunya b. Persentase SD yang

meningkat indeks efektivitasnya

c. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya

d. Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 24

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan e. Persentase SMA yang telah

dipetakan mutunya f. Persentase SMA yang

meningkat indeks efektivitasnya

g. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya

h. Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

B. Matrik Pentahapan Kinerja Pentahapan kinerja LPMP Jawa Barat yang dirancang untuk program lima tahun ke depan, 2015-2019, mengacu pada target unit utama pembina LPMP yaitu Dirjen Dikdasmen Kemendikbud yang terangkum dalam Renstra Kemendikbud 2015-2019 yang dapat diuraikan sebagai berikut:

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 25

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Berdasarkan target Program

Pendidikan Dasar dan Menengah di atas, maka disusunlah matrik pentahapan kinerja LPMP Jawa Barat yang terbagi dalam dua indikator kinerja kegiatan, yaitu supervisi dan fasilitasi serta pemetaan mutu pendidikan.

Dihapus

Tabel 4.2 dan 4.3 Digabung dan diberi judul Tabel 4.2. Matriks Kinerja LPMP Jawa Barat

1. Supervisi dan Fasilitas Tabel 4.2. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Supervisi dan Fasilitasi

Dihapus

1. Pemetaan Mutu Pendidikan 2. Tabel 4.3. Target Kinerja Sasaran

Kegiatan (SK) Pemetaan Mutu Pendidikan

Dihapus

Tabel 4.2. Matriks Kebutuhan Pendanaan LPMP Jawa Barat 2015-2019

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019

Pagu Anggaran

79,088,859 176,938,259 235,258,062 137,038,571 92,530,721

Belanja Pegawai

11,044,354 11,378,191 10,569,347 16,902,947 15,202,126

Belanja Barang (Operasional Rutin dan Kegiatan)

67,630,308 162,137,675 216,438,139 102,318,335 68,344,913

Belanja Modal (Investasi)

414,197 3,422,393 8,250,576 17,817,289 8,983,682

* dalam ribuan Rupiah

KERTAS KERJA REVIEW RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 26

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan

Tidak ada IKK tentang kegiatan yang mendapat dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP

Ada pembahasan (di tabel 4.2.)

Tidak ada definisi operasional Dibuat definisi operasional untuk IKK terkait dalam lampiran

5 1.5. Bab V Penutup

Lampiran: Ada definisi Operasional

Lampiran1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Lembaga

Dijadikan bab IV

Lampiran 2. Matriks Kerangka Regulasi

Dijadikan bab I Dasar Hukum

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 i

LPMP jawa Barat sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempunyai tugas pokok dan fungsi yakni melayani satuan pendidikan di tingkat satuan dasar dan menengah. Dalam pelaksanaan tugas fungsinya tersebut tentunya merujuk kepada pedoman yang telah dirancang secara sistematis dan terukur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan bahan perumusan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah Tahun 2015-2019. Rencana Strategis yang disusun sebagai dokumen utama yang memuat visi, misi, kebijakan, tujuanstrategis, sasaran program dan indikator kinerja program (IKP) pembangunan bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, menjadi salah satu pedoman pelaksanaan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya di wilayah Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Rencana Strategis ini lebih lanjut dijabarkan ke dalam rencana kinerja atau program kerja tahunan yang sekaligus juga menjadi rujukan untuk mengevaluasi capaian program dan kegiatandalam periode lima tahunan. Secara bertahap dan periodik Rencana Strategis ini terus direviu untuk selalu disempurnakan dan dilakukan perubahan yang diperlukan terkait dengan kebijakan internal dan capaian target tahunan. Terbitnya Permendikbud No. 12 tahun 2018 tentang Rencana Strategis Kemdikbud membawa konsekuensi logis terhadap perubahan dan penyesuaian Renstra dibawahnya termasuk LPMP Jawa Barat sebagi UPT Kemdikbud yang ada di Propinsi Jawa Barat, semua pihak yang berkepentingan diharapkan berpartisipasi dan berperan aktif dalam memberikan saran dan masukan yang positif serta relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan jaman yang semakin dinamis.

Bandung Barat, Oktober 2018 Kepala LPMP Jawa Barat

Ibno Subandi R, SH, MM NIP 196410141992031003

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 ii

Kata Pengantar ................................................ i Daftar Isi ................................................ ii Daftar Gambar ................................................ iii Daftar Grafik ................................................ iv Daftar Tabel ................................................ v BAB I. PENDAHULUAN ................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................ 1 B. Landasan Hukum ................................................ 4 C. Paradigma LPMP Jawa Barat ................................................ 7 D. Kondisi Umum ............................................... 11 E. Potensi dan Permasalahan ................................................ 22 F. Tata Nilai LPMP Jawa Barat ................................................ 26 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN LPMP JAWA BARAT

................................................

29

A. Visi ................................................ 29 B. Misi ................................................ 31 C. Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat ................................................ 32 D. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat ................................................ 33 BAB III ARAH KEBIJAKAN ................................................ 36 A. Arah Kebijakan Dikdasmen ................................................ 37 B. Arah Kebijakan dan Strategis LPMP

Jawa Barat ................................................

41

C. Kerangka Kelembagaan ................................................ 51 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

................................................

54

A. Target Kinerja ................................................ 54 B. Kerangka Pendanaan ................................................ 56 BAB. V PENUTUP ................................................ 58 LAMPIRAN Definisi Operasional

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 iii

Gambar 1.1 Busines Proses LPMP Jawa Barat

....................................................................

12

Gambar 3.1. Tahapan dan Skala Prioritas RPJ

....................................................................

44

Gambar 3.2. Struktur Organisasi LPMP Jawa Barat 2015-2019

....................................................................

51

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 iv

Grafik 1.1. Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013

......................................................

16

Grafik 1.2. Capaian Mutu SNP per Katagori Berdasarkan Akreditasi dan PMP Tahun 2017

......................................................

18

Grafik 1.3. Implementasi PPK di Jawa Barat

......................................................

20

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 v

Tabel. 1.1. Data Sekolah per Jenjang ...................................................... 13 Tabel. 1.2. Data Guru per Jenjang ...................................................... 13 Tabel. 1.3. Data Akreditasi per Jenjang ...................................................... 14 Tabel. 1.4. Data yang Difasilitasi K 13 Periode 2015-2018

......................................................

15

Tabel. 1.5. Data yang Dipetakan Mutunya

......................................................

17

Tabel. 1.6. Data yang Disupervisi ...................................................... 18 Tabel. 1.7. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Berdasarkan Data SWOT

......................................................

25

Tabel 2.1. Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat

......................................................

32

Tabel 2.2. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat

......................................................

33

Tabel 2.3. IKK LPMP Jawa Barat ...................................................... 34 Tabel 2.4. IKK Akuntabilitas LPMP Jawa Barat

......................................................

35

Tabel 3.1. Arah Kebijakan dan Strategis Dikdasmen

......................................................

37

Tabel 3.2. Kegiatan LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019

......................................................

40

Tabel 4.1. Matriks Kinerja LPMP Jawa Barat

......................................................

55

Tabel 4.2. Matriks Kebutuhan Pendanaan LPMP Jawa Barat 2015-2019

......................................................

57

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 1

A. Latar Belakang

Alinea IV pembukaan Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

salah satu tujuan berdirinya NKRI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pasal 31 ayat (3) Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

serta akhlak mulia, yang diatur oleh undang-undang.

Pasal 3 Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Pembangunan pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pasal 11 ayat (1) Undang-

undang Sisdiknas menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin

terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa

diskriminasi.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 2

Pembangunan pendidikan nasional diupayakan untuk mencapai delapan

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pada pasal 2 ayat (1) Peraturan

Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 dinyataan bahwa Standar Nasional

Pendidikan meliputi; (a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi

lulusan, (d) standar tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana,

(f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian

pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana, berkala, dan

berkelanjutan.

Pada pasal 3 PP nomor 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa Standar Nasional

Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang

bermutu. Selanjutnya pada pasal 4 dinyatakan bahwa Standar Nasional

Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat.

Pembangunan bidang pendidikan merupakan prioritas pemeritah seperti

tercantum dalam agenda nawacita. Dari sembilan agenda pada Nawacita, ada

empat butir yang berkaitan dengan pembangunan bidang pendidikan, yaitu;

(5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, (6) Meningkatkan

produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, (8) Melakukan

revolusi karakter bangsa, dan (9) Memperteguh kebhinekaan dan

memperkuat restorasi sosial Indonesia.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 3

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di

provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk

supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan

pendidikan dasar dan menengah, dalam berbagai upaya penjaminan mutu

satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. Pasal 2

Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP

menyebutkan bahwa mempunyai tugas pendidikan dasar dan pendidikan

menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan.

Lebih lanjut pada pasal 3 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LPMP menyelenggarakan fungsi:

1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar

dan pendidikan menengah;

3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

pencapaian standar nasional pendidikan;

4. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar

dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;

5. Pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan;

6. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara terarah dengan

perencanaan yang matang, maka LPMP Jawa Barat memandang perlu

menyusun suatu rencana strategis (Renstra) sebagai panduan untuk

menyusun perencanaan ke depan, sesuai dengan kebutuhan stake holder

dalam kerangka sistem penjaminan mutu pendidikan.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 4

Renstra ini mengacu kepada Renstra yang telah disusun oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Tahun 2015-2019 yang

telah direvisi menyesuaikan dengan Permendikbud no 12 tahun 2018. Renstra

ini memuat rencana kerja dan program tahunan yang operasional, sehingga

dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menentukan ketercapaian

sasaran jangka menengah organisasi. Rencana strategis juga memuat visi,

misi, tujuan, arah kebijakan dan strategi LPMP Jawa Barat dalam mencapai

tujuan organisasi.

Sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) pusat di bawah Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, LPMP Jawa Barat mempunyai

tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di

Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan penjaminan mutu dimaksud berkenaan

dengan: Implementasi standar, kriteria, norma dan prosedur yang telah

ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;Melaksanakan Sistem

Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sesuai dengan Permendikbud Nomor

28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP).

B. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019

edisi revisi mengacu pada:

1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemennya;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 5

5. Surat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 127.1/M.PAN/4/2003 Tanggal 30 April 2003 Tentang Persetujuan

Pendirian Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan Pendidikan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan;

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun

2015—2019;

10. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan

Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun

2014—2019;

11. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan;

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi;

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah dan Madrasah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi Guru;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan;

16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomr 40 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Jalur Pendidikan;

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 6

17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007

tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan;

18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008

tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;

19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008

tentang Standar Tenaga Laboratorium;

20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009

tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru;

21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009

tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia;

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan

Minimal Pendidikan Dasar di Kab/Kota;

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan;

25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016

tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016

tentang Standar Penilaian Pendidikan;

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 7

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016

tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar;

30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016

tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP);

31. Peratutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2018

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019

32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2018

tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan;

C. Paradigma Pendidikan di Jawa Barat

Rencana Strategis LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan

Nawacita yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Paradigma

pembangunan pendidikan dipilih dengan memperhatikan isu-isu yang

berkembang di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Penyelenggaraan pendidikan mesti didasarkan pada beberapa

paradigma pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang perlu

diperhatikan, sebagai berikut:

1. Pendidikan untuk Semua

"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari

ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan

kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia" adalah amanat

konstitusi. Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap orang dengan tidak

dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 8

keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik, mental,

ekonomi, sosial, ataupun geografis.

2. Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak

lahir hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem

terbuka yang memungkinkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian

program secara lintas satuan dan jalur pendidikan.

3. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan

Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan

yang sebaik-baiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat

memberi kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya

optimal.

Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang

mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh

masyarakat.

4. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar

Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan

mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang

bertanggung jawab, kreatif dan inovatif. Pendidikan diupayakan

menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar

yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu menyesuaikan diri dan

merespons tantangan baru dengan baik.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 9

5. Pendidikan Membentuk Karakter

Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan

pembentukan kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara

lain, bercirikan kejujuran, berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam

menjalani hidup.

Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring

nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai

utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan

yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran

agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,

menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama

lain

b. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat

yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik

bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

c. Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung

pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu

untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 10

d. Gotong – royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai

semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan

bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/

pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

e. Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang

didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki

komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral

(integritas moral).

6. Sekolah yang Menyenangkan

Satuan pendidikan merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya terjadi

hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya.

Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang

berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang

tua siswa.

7. Keterampilan Abad 21

Satuan pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki

empat keterampilan abad 21 yaitu : Kreatifitas, Kolaborasi, berfikir kritis

dan Komunikasi.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 11

D. Kondisi Umum

1. Kondisi Umum LPMP Jawa Barat

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 dijelaskan bahwa kedudukan LPMP

adalah sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah.

LPMP Jawa Barat yang terletak di Jalan Raya Batujajar Km 2 Nomor 90 Desa

Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat,

Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung

oleh sumber daya manusia yang berjumlah 145 orang dengan kualifikasi

dan kompetensi yang mumpuni. LPMP Jawa Barat memiliki beberapa

fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan

penjaminan mutu pendidikan, meliputi: fasilitas ruang belajar yang telah

dilengkapi dengan sarana AC, proyektor, sound system. Ruang

laboratorium komputer dengan jumlah komputer yang cukup dan

dilengkapi dengan jaringan internet. Ruang perpustakaan dengan jumlah

koleksi buku yang cukup banyak dan dilengkapi dengan ruang baca serta

fasilitas akses internet.

2. Kondisi Umum Penjaminan Mutu di Jawa Barat

LPMP merupakan unit pelaksana teknis kegiatan penjaminan mutu di

tingkat provinsi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah yang melaksanakan tugas dan fungsi penjaminan

mutu pendidikan melalui kegiatan pemetaan mutu pendidikan,

pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan,

supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar mutu pendidikan

nasional, fasilitasi sumber daya pendidikan dan pelaksanaan urusan

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 12

administrasi, dimana pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar business

process map di bawah ini:

Gambar 1.1. Business Process Map LPMP Jawa Barat

Menurut Permendikbud tersebut, LPMP dikoordinasikan oleh Direkrorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan

menyampaikan laporan hasil pemetaan mutu pendidikan dasar,

pendidikan menengah dengan tembusan kepada unit organisasi yang

secara fungsional berhubungan kerja dengan LPMP. Disamping itu

diwajibkan LPMP menyampaikan hasil pemetaan mutu tersebut kepada

pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah Propinsi.

Peraturan perundang-undangan

Peraturan dan kebijakan

pemda

Mutu dan daya saing

Kebutuhan Satuan

Pendidikan dan Pemangku

Kepentingan

INPUT

PROSES OUTPUT

PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN

OUTCOME

SUPERVISI SATUAN

PENDIDIKAN

PEMETAAN MUTU

FASILITASI PENINGKAT

AN MUTU

KEMITRAAN

SISTEM INFORMASI

LAYANAN

SUPERVISI

LAYANAN PEMETAAN

LAYANAN FASILITASI

SISTEM PENDUKUNG

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 13

Secara umum pendidikan dan pelaksanaan penjaminan mutu di provinsi

Jawa Barat dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Data Sekolah per Jenjang

Tabel 1.1. Data Sekolah per Jenjang

Data data diatas dapat terlihat bahwa jumlah sekolah di Provinsi Jawa

Barat adalah 29.549 sekolah, dengan rincian 19.655 sekolah jenjang SD;

5.325 sekolah jenjang SMP; 1.632 sekolah jenjang SMA; 1.937 sekolah

jenjang SMK. (Berdasarkan data Dapodik 10 Oktober 2018)

b. Data Guru Perjenjang

Tabel 1.2. Data Guru per Jenjang

Data data diatas dapat terlihat bahwa jumlah guru di provinsi Jawa

Barat adalah 367.810 guru, dengan rincian 196.655 guru SD; 85.219

guru SMP; 35.363 guru SMA; 51.068 guru SMK. (Berdasarkan data

Dapodik 10 Oktober 2018)

SD : 19.655 SMP : 5.325 SMA : 1.632 SMK : 2.937

29.549 SEKOLAH

SD : 196.160 SMP : 85.219 SMA : 35.363 SMK : 51.068

367.810 GURU

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 14

No Jenjang A B C Belum Non*

1 SD 5.783 10.097 234 3.515

2 SMP 2.293 1.531 126 1.353

3 SMA 889 420 83 49 170

4 SMK 444 475 1 15 2002

Total 9.409 12.523 444 64 7.040

c. Data Akreditasi Perjenjang

Tabel 1.3. Data Akreditasi Perjenjang

Non* artinya belum ada datanya dalam manajemen dapodik ketika data diambil per tanggal 10 Oktober 2018 (Berdasarkan Data Dapodik per tanggal 10 Oktober 2018)

Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara

komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/atau

program pendidikan, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas

publik.

Perubahan instrumen akreditasi yang terjadi secara periodik

merupakan tanntangan bagi sekolah. Perubahan instrumen dilakukan

sebagai konsekwensi perubahan peraturan perundangan yang berlaku

dalam pendidikan. Selain akibat tuntutan kurikulum yang berdampak

pada perubahan Standar Isi, Proses, dan Penilaian, pemeringkatan nilai

akreditasi berubah. Hasil visitasi akreditasi S/M

dinyatakan “terakreditasi”, jika memenuhi seluruh kriteria berikut:

1) Memperoleh nilai akhir akreditasi sekurang-kurangnya 71;

2) Memperoleh Nilai Komponen Standar Sarana dan Prasarana tidak

kurang dari 61;

3) Tidak ada nilai komponen standar di bawah 50. S/M dinyatakan

“Tidak Terakreditasi” (TT) jika sekolah/madrasah tidak memenuhi

kriteria di atas. Selain itu, perlu dipahami pemeringkatan hasil

akreditasi sebagai berikut:

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 15

1. Peringkat akreditasi A (Unggul), jika Sekolah/Madrasah

memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 91 sampai

dengan 100 (91 < NA < 100);

2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika Sekolah/Madrasah

memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 81 sampai

dengan 90 (81 < NA < 90);

3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika Sekolah/Madrasah

memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 71 sampai

dengan 80 (71 < NA < 80. Sekolah/madrasah yang tidak

terakreditasi adalah yang mendapat nilai akhir: (1) 61 sampai

dengan 70 (61 < NA < 70) dengan peringkat akreditasi D

(Kurang); (2) 0 sampai dengan 60 (0 < NA < 60) dengan

peringkat akreditasi E (Sangat Kurang).

d. Data Sekolah yang Difasilitasi K13 Periode 2015 – 2018

Tabel 1.4. Data Sekolah yang Difasilitasi K13 Periode 2015 – 2018

*Data Sasaran Kurikulum 2013 LPMP Jawa Barat

Kurikulum 2013 telah ditetapkan secara resmi untuk digunakan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dan telah

Tahun 2015 SD : 512 SMP : 244 SMA : 355 SMK : 444 TOTAL : 1555

Tahun 2016 SD : 5000 SMP : 920 SMA : 213 SMK : 635 TOTAL : 6768

Tahun 2017 SD : 6653 SMP : 1699 SMA : 422 SMK : 778 TOTAL : 9572

Tahun 2018 SD : 7645 SMP : 2356 SMA : 604 SMK : 1309 TOTAL : 11914

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 16

diimplementasikan mulai tahun 2013 yang dilaksanakan secara

bertahap. Adapun tahapan penerapan kurikulum 2013 untuk jenjang

SD kelas 1, 4 dan PAI jenjang SMP kelas 7 dan jenjang SMA/SMK kelas

10 adalah sebagai berikut :

Tahun 2015 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak

6% .

Tahun 2016 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak

19%.

Tahun 2017 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak

35%.

Tahun 2018 sekolah pelaksana implementasi kurikulum sebanyak

40%.

Secara keseluruhan sekolah yang telah mengimplementasikan

kurikulum 2013 di provinsi Jawa Barat sebanyak 100%.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Implementasi K13 di 27

Kabupaten/ Kota tahun 2018 menunjukkan hasil sebagai berikut :

Grafik 1.1 Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 17

Grafik di atas menunjukkan bahwa pada kegiatan pembelajaran

sebanyak 86,49 % guru telah melaksanakan pendahuluan, 84,23% guru

melaksanakan kegiatan inti, 85,72% guru melaksanakan penilaian, dan

84,91% guru telah melaksanakan kegiatan penutup sesuai dengan

ketentuan yang dipersyaratkan dalam kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil di atas, maka ada sebagian kecil sekolah yang

gurunya masih belum memahami implementasi Kurikulum 2013

sehingga ini menjadi hal yang harus diperhatikan oleh semua

pemangku kepentingan pendidikan di Jawa Barat khususnya LPMP

Jawa Barat dengan merancang suatu program untuk melakukan

pendekatan secara optimal terhadap guru-guru tersebut.

e. Data Sekolah yang Dipetakan Mutunya

Tabel 1.5. Data Sekolah yang Dipetakan Mutunya

*Berdasarkan data pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id per 10 Oktober 2018

Pemetaan mutu tahun 2015 mengembangkan pemetaan dalam bentuk

evaluasi diri sekolah mandiri karena belum ada bentuk pemetaan baku

dari kementerian pendidikan dan kebudayaan baru pada tahun 2016

ada bentuk pemetaan mutu yang dikembangkan oleh kemendikbud

dalam bentuk aplikasi pemetaan mutu pendidikan.

Tahun 2015 SD : 16077 SMP : 2340 SMA : - SMK : -

Tahun 2016 SD : 17.851 SMP : 3.198 SMA : 948 SMK : 1.617

Tahun 2017 SD : 18.620 SMP : 3.755 SMA : 1.140 SMK : 1.959

Tahun 2018 SD : 19.619 SMP : 5.289 SMA : 1.608 SMK : 2.935

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 18

42%34%

2%

22%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

A B C BelumAkreditasi

0%

63%

15%

1%

20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

SNP M SNP 4 M SNP 3 M SNP 2 M SNP 1

f. Data Sekolah yang Disupervisi

Tabel 1.6. Data Sekolah yang Disupervisi

(Data Supervisi LPMP Jawa Barat tahun 2018)

Pelaksanaan supervisi oleh LPMP Jawa Barat pada tahun 2015 dalam

bentuk pendampingan akselerasi mutu sekolah berwawasan

internasional, pendampingan ini mengawal sekolah agar dapat

melampaui standar nasional pendidikan. Pada tahun 2016 dan 2017

supervisi dilakukan dalam rangkaian kegiatan sistem penjaminan mutu

pendidikan dituangkan dalam program sekolah model sistem

penjaminan mutu pendidikan internal.

Grafik 1.2. Capaian Mutu SNP Per Kategori Berdasarkan Akreditasi dan PMP

Tahun 2017 di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2015 SD : - SMP : 8 SMA : - SMK : - Total : 8

Tahun 2016 SD : 192 SMP : 96 SMA : 48 SMK : 48 Total : 384

Tahun 2017 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640

Tahun 2018 SD : 1584 SMP : 684 SMA : 184 SMK : 188 Total : 2640

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 19

Hasil akreditasi tahun 2017 jenjang Dasar dan Menengah menunjukkan

hasil bahwa umumnya perolehan capaian akreditasi berada pade

kategori A dan B, sedangkan berdasarkan raport mutu tahun 2017

menunjukkan kondisi bahwa tidak satupun sekolah yang mencapai

SNP. Sehingga hal ini dapat menjadi praduga apabila sekolah – sekolah

jenjang dasar dan menengah diakreditasi pada tahun berikutnya tidak

ada yang dapat memperoleh akreditasi dengan kategori A, oleh karena

itu LPMP Jawa Barat masih perlu menyusun program – program terkait

dengan peningkatan mutu 8 SNP.

g. Literasi

Dari tahun 2015 di Provinsi Jawa Barat diadakan program WJLRC (West

Java Leader Reading Calange) untuk mendukung program literasi

sekolah yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari

Nawacita. Harapan dari kegiatan WJLRC peserta WJLRC dapat menjadi

VIRUS yang dapat menyebarkan gemar membaca dikalangan pelajar

sehingga para pelajar mengalami Sakau membaca, namun hasil INAP

tahun 2016 yang dilakukan oleh puspendik terkait dengan kemampuan

literasi membaca berada pada nilai 46,83% (kategori kurang), hal ini

meunjukkan bahwa program WJLRC belum optimal, sehingga

diperlukan peran LPMP Jawa Barat untuk menumbuhkan generasi

leterat.

h. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan

kelanjutan/ kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter

Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian Integral Nawacita

Implementasi PPK di Jawa Barat dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 20

Grafik 1.3. Implementasi PPK di Jawa Barat

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa implentasi PPK di Jawa

Barat khususnya untuk Jenjang SD dan SMP sudah diterapkan secara

baik, seperti tahapan yang dilaksanakan di setiap sekolah yaitu pada

assesment awal, sekolah mengidentifikasi potensi budaya dan karakter

yang ada sekolah dan luar sekolah, sekolah melakukan sosialisasi PPK

kepada para pemangku kepentingan pendidikan ( pejabat struktural,

guru komitae sekolah, orang tua/wali siswa, siswa,DU/DI, lembaga

swadaya masyarakat yang relevan, dan mayarakat lainnya ), Program

Penguatan Pendidikan Karakter terintergrasi dalam rumusan visi,misi

dan dokumen kurikulum sekolah (visi, misi, silabus, skenario

pembelajaran,strategi,konten,media dan penilaian), Sekolah

mengembangkan program PPK secara seimbang antara olah raga, olah

pikir, olah rasa, dan olah hati, Guru mengintegrasikan nilai- nilai utama

PPK dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Sekolah

memiliki dan mengembangkan tradisi – tradisi unggulan yang

memperkuat budaya sekolah, Sekolah mengembangkan kapasitas

orangtua, komite sekolah agar mereka dapat berfungsi secara efektif

82% 82%92%

76%87% 85% 87% 82% 88% 84%

80% 79%90%

75%84% 82% 88%

76%87% 81%

ASE

SMEN

AW

AL

SOSI

ALI

SASI

PP

K

KEP

AD

A P

AR

A

PEM

AN

GK

U …

VIS

I,M

ISI D

AN

P

ERU

MU

SAN

DES

AIN

KEB

IJA

KA

N

PP

K

DES

AIN

PR

OG

RA

M

PP

K B

ERB

ASI

S K

ELA

S

PEN

GEM

BA

NG

AN

B

UD

AYA

SEK

OLA

H

PA

RTI

SIP

ASI

M

ASY

AR

AK

AT

IMP

LEM

ENTA

SI N

ILA

I U

TAM

A

EVA

LUA

SI P

PK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Implementasi PPK di Jawa Barat

SD SMP

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 21

dalam mendukung pikiran, tenaga, materi dan finansial, Sekolah

memiliki kegiatan untuk mengembangkan dimensi religiulitas peserta

didik sesuai dengan agama dan kepercayaannya, menumbuhkan

perilaku toleran dan kemampuan bekerja sama antarumat beragama

dan penganut kepercayaan dan Gerakan PPK meningkatkan presentasi

akademik dan mengembangkan budaya belajar mandiri.

Maka berdasarkan hasil kegiatan PPK dan Literasi di atas seyogyanya

menjadikan siswa lebih siap dalam beradaptasi dalam keterampilan

abad 21.

i. Zonasi

Kebijakan Pemerintah dalam upaya pemerataan pendidikan sudah

dilaksanakan sejak tiga dekade ke belakang. Diantaranya dengan

kebijakan wajib belajar 6 tahun (tahun 1984), yang kemudian diperluas

dengan wajib belajar 9 tahun (tahun 1994) dan wajib belajar 12 tahun

(tahun 2012). Namun kebijakan tersebut masih belum bisa dianggap

optimal karena masih ada sebagian besar warga negara yang belum

terlayani haknya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu.

Sehubungan dengan itu, pada tahun 2017 dikeluarkanlah kebijakan

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi yang bertujuan

mendekatkan tempat tinggal siswa ke sekolah. Namun, kebijakan ini

menimbulkan masalah baru karena isu mengenai mutu setiap satuan

pendidikan masih belum merata. Kebijakan PPDB berbasis zonasi

menimbulkan gejolak di sebagian besar daerah, terutama karena

masyarakat masih belum bias menerima kondisi sekolah yang terdekat

dengan mutu yang belum memadai. Selama ini konsentrasi kebijakan

selalu mengarah pada pemenuhan Sarana Prasarana atau Guru, tanpa

mengontrol sebaran siswa (kuanititas dan kualitas). Hal ini akan

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 22

mengakibatkan tidak meratanya mutu pendidikan secara kewilayahan,

karena terkonsentrasi pada beberapa sekolah saja.

Pembatasan Rasio Siswa Rombel dan Jumlah Rombel tiap sekolah

(sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan) dengan radiustertentu

(sesuai kondisi geografis) akan mendorong pemerataan siswa yang

berimplikasi pada pemerataan Sarana-Prasarana dan Guru

Hal inilah yang melatarbelakangi Kemendikbud mengeluarkan kebijakan

zona mutu yang dimaksudkan sebagai upaya pemerataan mutu

pendidikan dan diharapkan dapat mengatasi persoalan ketimpangan di

masyarakat. Selain itu, sistem zonasi juga menjadi langkah strategis

dalam penerapan pendidikan karakter. Tercatat sekitar empat ribu zona

di berbagai wilayah yang menjadi panduan bagi pemerintah baik pusat

dan daerah dalam pengambilan kebijakan pendidikan.

E. Potensi dan Permasalahan

Potensi dan Permasalahan di LPMP Jawa Barat menggunakan analisis SWOT

dengan mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Secara lebih

rinci analisis SWOT LPMP Jawa Barat sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength)

a. Sumber Daya Manusia

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 23

Jumlah staf yang sudah berkualifikasi S2 dan S3 sebanyak 54,48%

Pimpinan, pegawai dan semua pemangku kepentingan di

lingkungan LPMP Jawa Barat sudah melakukan penyusunan visi dan

misi organisasi, rencana strategis serta tugas dan fungsi, struktur

organisasi, program dan kegiatan serta ketatalaksanaan pada LPMP

Jawa Barat.

Penerapan Wilayah Bebas Korupsi dan Zona Integritas sejak 2017

b. Sarana Prasarana

Memiliki sarana prasarana yang lengkap seperti: ruang belajar,

ruang perkantoran, lab sains terpadu, ruang auditorium, masjid

Suasana lingkungan yang indah dan asri.

c. Organisasi

Merupakan Unit Pelaksana Teknis pusat di daerah yang langsung

berkoordinasi dengan penentu kebijakan yaitu Direktorat Jenderal

Dikdasmen.

Koordinasi dengan Unit utama lainnya seperti Direktorat Jenderal

Guru dan Tenaga Kependidikan, dan unit utama lainnya terjalin

dengan sangat baik.

d. Program

Adanya program penjaminan mutu Pendidikan di satuan

Pendidikan untuk dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK

Adanya Program Pemetaan Mutu Pendidikan, dimana LPMP

berperan sebagai Pembina dan pemantau pelaksanaan kegiatan.

Pengalaman dalam menangani berbagai kegiatan pendidikan dan

pelatihan seperti diklat Calon Kepala Sekolah, Diklat Kurikulum

2013, Diklat Pengawas Sekolah,

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 24

2. Kelemahan (Weakness)

Lokasi Lembaga di tengah pemukiman dan industri, sehingga

menyulitkan akses ke lokasi dikarenakan kemacetan yang rutin terjadi.

Sumber dana Lembaga yang sangat tergantung pada pusat.

Program LPMP sangat tergantung pada program pusat.

Tidak jelasnya system reward dan punishment di Lembaga.

keahlian sumber daya manusia, komitmen pimpinan dan pegawai serta

budaya kerja organisasi.

Tugas tambahan dari unit utama lainnya terkadang menyedot SDM dan

waktu sehingga tugas rutin menjadi terhambat.

Penjadwalan yang belum tersinkronisasi dengan baik baik antara seksi

dan subag maupun dengan kegiatan pelanggan utama LPMP yaitu

satuan pendidikan.

Sinkronisasi program yang belum optimal dengan daerah, misalnya

jadwal, SDM daerah yang selalu berganti.

Ada kalanya tusi unit kerja melakukan kerjasama fasilitasi peningkatan

mutu pendidikan bersama pemerintah daerah dianggap menyalahi

tugas dan fungsi lembaga.

Kurang kesadaran dari setiap pegawai dalam penggunaan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana lembaga.

Belum semua memahami tugas fungsi lembaga dan POS.

Koordinasi dan komunikasi belum terbangun juga pemetaan

kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan.

Penugasan staf yang tidak mempertimbangkan Kualifikasi dan

Kompetensi staf yang ditugaskan pada suatu kegiatan.

3. Peluang (Opportunity)

Jumlah sekolah di Jawa Barat yang sangat besar dengan jumlah total

sebanyak 29.861, mulai dari jenjang SLB, SD, SMP, SMA, SMK, baik

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 25

negeri maupun swasta, yang berpotensi sebagai konsumen pengguna

layanan LPMP

Jumlah guru di Jawa Barat sebanyak 404.431, Jumlah yang sangat besar

dan memerlukan penanganan yang sistematis dan terpadu.

Banyaknya Perguruan Tinggi baik negeri dan swasta di sekitar Bandung

yang bisa dijadikan mitra dalam pengembangan program

Jumlah Kab/kota di Jawa Barat sebanyak 27 kab/kota

Adanya sekretariat Badan Akreditasi Nasional/Badan Akreditasi Propinsi

yang bertempat di kampus di LPMP Jawa Barat

4. Ancaman (Threat)

Sulitnya berkoordinasi dengan para pimpinan daerah di kab/kota,

sehingga program yang seharusnya dapat diimplementasikan di daerah

kurang berjalan dengan baik/lancar.

Koordinasi dengan mitra kerja potensial (Perguruan Tinggi) kurang

terjalin dengan baik.

Sulitnya memperoleh sumber data yang feasible karena kewenangan

data dapodik sebagai basis kerja belum efektif diberikan ke LPMP

Banyaknya program titipan yang menyedot anggaran, tenaga dan waktu

Lembaga, sehingga program utama terhambat.

Iklim politik di kementerian

Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal berdasarkan data SWOT adalah

sebagai berikut :

Tabel 1.7. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Berdasarkan Data SWOT

Opportunities (Peluang)

Threats (Ancaman

Strength (Kekuatan)

Strategi S-O

Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan dinas

Strategi S-T

Membangun komunikasi dan kemitraan yang lebih intensif

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 26

Pendidikan provinsi dan kab/kota dalam program pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas dan tenaga kependidikan lainnya.

Peningkatan jejaring kemitraan yang lebih intensif dengan unit utama di tingkat pusat dalam bebagai program.

Optimalisasi unit produksi lembaga, dengan memanfaatkan jejaring.

dengan berbagai stakeholder, baik tingkat pusat, provinsi maupun daerah dalam mengimplementasikan program penjaminan mutu Pendidikan dan program lainnya

Weaknesses (Kelemahan)

Strategi W-O

Peningkatan kapasitas internal dalam kompetensi dan motivasi bekerja, melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar dan kegiatan lainnya yang relevan.

Peningkatan koordinasi dan komunikasi internal.

Pemetaan kompetensi pegawai sesuai latarbelakang dan jenjang pendidikan

Adanya program reward dan punishment yang jelas di Lembaga

Strategi W-T

Adanya program kemitraan dan koordinasi yang lebih intensif dengan dapodik dalam hal pengelolaan data mutu Pendidikan

F. Tata Nilai LPMP Jawa Barat

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyadari

bahwa visi dan misi dapat terwujud apabila didukung oleh penerapan tata

nilai yang sesuai dan mendukung usaha-usaha pelaksanaan misi dan

pencapaian visi. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan

perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas. Tata nilai juga akan

menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan

layanan prima pendidikan bermutu dan berdaya saing. Tata nilai yang

dimaksud adalah C E R D A S , yang terdiri dari :

1. Cendekia

2. Empati

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 27

3. Religius

4. Dedikasi

5. Akuntabel

6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong)

Keenam butir tata nilai lembaga tersebut berasal dari masukan 44 peserta

workshop sebagai representasi pegawai LPMP Provinsi Jawa Barat. Dengan

mengambil masukan nilai-nilai dari pendapat pegawai, maka tata nilai yang

akan dibakukan akan berurat akar di hati dan pikiran pegawai, sehingga ada

rasa memiliki dan tanggung jawab melaksanakannya.

Tata nilai LPMP Jawa Barat dapat dimaknai sebagai berikut:

1. Cendekia adalah terpelajar; cerdik pandai, tajam pikiran; lekas mengerti

(kalau diberi tahu sesuatu); cepat mengerti situasi dan pandai mencari

jalan keluar. Pegawai yang cendekia akan membawa perubahan bagi

kemajuan lembaga dan bangsa, serta mampu bersaing di era globalisasi.

2. Empati adalah suatu proses dimana seseorang mampu merasakan apa

yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dengan memiliki empati

pegawai dapat memahami, menghayati dan menempatkan dirinya pada

posisi orang lain sesuai dengan identitas, pikiran, perasaan, keinginan,

perilaku, tanpa mencampur-baurkan norma-norma sosial.

3. Religius adalah suatu sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam

menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleransi terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan antar

agama. Pegawai yang memiliki nilai religius dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dengan tulus dan ikhlas.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 28

4. Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi

keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia. Pegawai

yang memiliki nilai dedikasi tinggi akan mengabdikan dirinya untuk

mencapai cita-cita yang luhur dengan keyakinan yang teguh.

5. Akuntabel adalah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan

dan perundang-undangan yang berlaku, di mana pertanggung jawaban ini

menyangkut input, proses dan output yang dihasilkan. Pegawai yang

memiliki nilai akuntabel dapat mendukung kelancaran tugas dan

pelayanan lembaga.

6. Sauyunan (Berjiwa Gotong Royong) merupakan ajaran karuhun (leluhur)

yang artinya hidup rukun bersama, yang di implementasikan dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat sunda. Sikap yang ada di lembaga adalah

gotong royong, kerja sama atau saling membantu, dan saling mendukung

untuk kebaikan bersama dalam konteks hidup berorganisasi. Sesuai

dengan ajaran silih asah, silih asuh, silih asih dan silih wawangi untuk

meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama lembaga.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 29

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Tahun 2015—2019, LPMP Jawa Barat merumuskan Visi dan Misi Tahun

2015—2019 sebagai berikut:

A. Visi

Visi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019:

“Terwujudnya Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa

Barat yang Bermutu Guna Membentuk Insan Pendidikan Berkarakter

Berlandaskan Gotong Royong”

Makna dari Visi LPMP Jawa Barat adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan yang bermutu adalah layanan yang diberikan satuan pendidikan

yang berkualitas kepada peserta didik. Pendidikan yang bermutu lahir dari

penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang dimaknai sebagai

kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan,

penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan

bangsa melalui pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan

meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar

Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 30

2. Insan pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai kesadaran

mewujudkan insan yang cerdas dalam membangun bangsa dan negara

serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah. Akan

tetapi kecerdasan semata tidaklah cukup tetapi diperlukan kepribadaian

atau karakter yang baik dan kuat Kecerdasan perlu diimbangi dengan

kepribadian yang tangguh.

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan

dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik

memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan

yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat

istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan

(cognitive), perasaan (feeling) dan tindakan (action).

3. Gotong royong merupakan salah satu nilai utama dari 5 nilai pendidikan

karakater yaitu Religiositas, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong royong dan

Integritas. Gotong royong dapat dimaknai sebagai kesadaran dan

tanggungjawab banyak pihak untuk secara bersama, sukarela, merasa turut

berkepentingan dengan keinginan saling menolong, dalam sebuah gerakan

yang berlandaskan gotong royong terlibat aktif dalam pembangunan

pendidikan untuk meningkatkan mutu di tingkat Provinsi Jawa Barat. Makna

gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong

royong diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang telah berakar

kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong dalam pembangunan

pendidikan dan kebudayaan berarti banyak hal yang dilakukan secara

bersama oleh banyak pihak secara sadar, sukarela, merasa turut

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 31

berkepentingan, serta dengan keinginan saling menolong. Berlandaskan

gotong royong akan memposisikan pembangunan pendidikan dan

kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang dicirikan, antara lain

oleh keterlibatan aktif masyarakat, dukungan langsung dunia usaha, dan

kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungan lembaga satuan pendidikan

seperti sekolah.

B. Misi

Dalam rangka mencapai visi ini, ada 2 (dua) misi yang harus diemban oleh LPMP

Jawa Barat, yaitu:

1. Mewujudkan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sesuai SNP.

2. Memperkuat tata kelola yang mendukung penjaminan mutu pendidikan dan

pelibatan publik.

Misi Renstra LPMP Jawa Barat 2015-2019 dapat dimaknai sebagai berikut:

1. Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu suatu

mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk

memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan

menengah telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan.

Pendidikan dasar dan menengah meliptui jenjang Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

2. Tata Kelola yang Mendukung Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelibatan

Publik

Penguatan tata kelola yang mendukung penjaminan mutu pendidikan

dilaksanakan oleh internal LPMP yang meliputi urusan perencanaan,

keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan,

kerumahtanggaan LPMP. Tata kelola dilakukan secara transparan dan

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 32

akuntabel dengan pelibatan publik dalam seluruh aspek pengelolaan

kebijakan berbasis data, riset, dan bukti lapangan.

Pelibatan publik adalah suatu kebijakan yang melibatkan stake holder

pendidikan untuk aktif berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas

pendidikan melalui penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah

di Provinsi Jawa Barat yang berbasis data, riset, dan bukti lapangan

untuk mewujudkan birokrasi yang menjadi teladan dalam tata kelola

yang bersih, efektif, dan efisien.

C. Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat

Rumusan tentang tujuan strategis adalah untuk menggambarkan ukuran-

ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan strategis LPMP Jawa

Barat Tahun 2015—2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Tujuan Strategis LPMP Jawa Barat

Kode Tujuan Strategis

T1 Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di wilayah Provinsi Jawa Barat

T2 Peningkatan Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel yang mendukung Penjaminan Mutu satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat

Penjelasan dari masing-masing tujuan strategis yang akan dicapai dalam

periode 2015—2019 adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Strategis 1: Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan

Menengah di wilayah Provinsi Jawa Barat

Mewujudkan layanan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu sesuai

standar nasional pendidikan untuk melaksanakan kebijakan percepatan

peningkatan mutu pendidikan melalui penjaminan mutu satuan pendidikan

dasar dan menengah dalam menghadapi persaingan global dengan

pemahaman akan keberagaman, dan penguatan praktik baik dan inovatif.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 33

2. Tujuan Strategis 2: Peningkatan Tata Kelola yang Transparan dan

Akuntabel yang mendukung Penjaminan Mutu satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah di Provinsi Jawa Barat

Kinerja pengelolaan kegiatan menjadi sangat penting bagi terciptanya tata

kelola yang baik. Penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas

birokrasi adalah dengan memaksimalkan pelibatan publik dalam seluruh

aspek pengelolaan kebijakan yang berbasis data, riset, dan bukti lapangan

serta membantu penguatan kapasitas tata kelola pada pendidikan dasar dan

menengah di daerah, mengembangkan koordinasi, dan kerjasama lintas

sektor di provinsi Jawa Barat dalam upaya mewujudkan birokrasi yang

menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih efektif dan efisien.

D. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat

Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis dalam peningkatan

mutu pendidikan dasar dan menengah yang efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel serta penguatan pelibatan publik, diperlukan sejumlah Sasaran

Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019.

Sasaran strategis LPMP Jawa Barat sebagai berikut:

Tabel 2.2. Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat

Kode Sasaran Strategis

SS 1 Meningkatnya mutu layanan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat;

SS 2 Meningkatnya efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja LPMP Jawa Barat dan pelibatan publik dalam tata kelola pendidikan yang mendukung Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat

Untuk mencapai sasaran strategis perlu ditetapkan indikator kinerja

kegiatan (IKK), Berikut ini indikator kinerja kegiatan (IKK) LPMP Jawa Barat

dengan mengacu kepada rencana strategis direktorat Dikdasmen. (target

kuantitatif)

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 34

1. Meningkatnya mutu layanan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

di Provinsi Jawa Barat

Tabel 2.3. IKK LPMP Jawa Barat

Kode Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

IKK 1 Jumlah satuan pendidikan jenjang SD yang telah dipetakan mutunya

IKK 2 Jumlah satuan pendidikan jenjang SD yang meningkat indeks efektivitasnya

IKK 3 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP yang telah dipetakan mutunya

IKK 4 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP yang meningkat indeks Efektivitasnya

IKK 5 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMA yang telah dipetakan mutunya

IKK 6

Jumlah satuan pendidikan jenjang SMA yang meningkat indeks Efektivitasnya

IKK 7 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMK yang telah dipetakan mutunya

IKK 8 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMK yang meningkat indeks Efektivitasnya

IKK 9

Jumlah satuan pendidikan jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

IKK 10 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

IKK 11 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

IKK 12 Jumlah satuan pendidikan jenjang SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja LPMP Jawa Barat dan pelibatan

publik dalam tata kelola pendidikan yang mendukung Penjaminan Mutu

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Jawa Barat.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 35

Tabel 2.4. IKK Akuntabilitas Kinerja LPMP Jawa Barat

Kode Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

IKK 13 Kegiatan yang mendapat dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP

IKK 14 Nilai Minimal SAKIP LPMP Jawa Barat sebesar 75 (sangat baik) padatahun 2019

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 36

Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengacu

kepada RPJMN 2015 – 2019, yang menetapkan sembilan agenda prioritas

(Nawacita) meliputi: (1) menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap

bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; (2) membuat

pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; (3) membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan; (4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem

dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; (5)

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas

rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju

dan bangkit bersama bangsa- bangsa Asia lainnya; (7) mewujudkan kemandirian

ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; (8)

melakukan revolusi karakter bangsa; serta (9) memperteguh kebinekaan dan

memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Pada bidang pendidikan terdapat 4 agenda prioritas dalam Nawa Cita yang

berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yaitu : (1) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (2)

Melakukan revolusi karakter bangsa; (3) Meningkatkan produktivitas rakyat dan

daya saing di pasar internasional; (4) Memperteguh kebinekaan dan memperkuat

restorasi sosial Indonesia.

Dengan mengacu pada 4 agenda prioritas di atas, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan menetapkan Visi 2015 - 2019 yaitu: “Terbentuknya Insan serta

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 37

Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan

Gotong Royong”.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) sebagai

salah satu unit utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

mengejawantahkan visi Kemdikbud ke dalam visi Ditjen Dikdasmen yaitu:

“Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan Menengah yang

Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”.

A. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019

Arah Kebijakan LPMP Jawa Barat Tahun 2015-2019 disusun sebagai

implementasi dari visi Kemdikbud dan visi Ditjen Dikdasmen yang ditetapkan

untuk mendukung tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah

di Provinsi Jawa Barat yang diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Barat

Arah dan Kebijakan Dikdasmen

Arah dan Kebijakan LPMP Strategi yang Digunakan

Meningkatnya mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukkan karakter

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, SMK) yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP)

a. Penyegaran Instruktur Kurikulum (IK), Kurikulum 2013 tingkat provinsi dan kabupaten/kota

b. Pendampingan Kurikulum 2013

c. Rakor Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) pada pemerintah daerah

d. Sosialisasi dan audiensi penjaminan mutu

e. Pendampingan Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

f. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Model

g. Bimbingan Teknis Pengawas untuk Pemetaan Mutu

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 38

Arah dan Kebijakan Dikdasmen

Arah dan Kebijakan LPMP Strategi yang Digunakan

Pendidikan (PMP) h. Supervisi pelaksanaan

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di satuan pendidikan

i. Pendampingan sekolah rujukan terkait peningkatan mutu

j. Penyegaran fasilitator daerah (fasda) SPMI

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

(SD, SMP, SMA, SMK) yang telah dipetakan mutunya

Meningkatnya index efektifitas penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, SMK

a. Bimtek penjaminan mutu bagi Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD)

b. Workshop Penyusunan Desain Analisis Mutu

c. Workshop Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu

d. Workshop penyusunan rekomendasi penjaminan mutu

e. Sosialisasi Penjaminan Mutu Pendidikan

Peningkatan tata kelola yang transparan dan akuntabel

Tersedianya data pendidikan dasar dan menengah akurat, berkelanjutan, dan terbarukan

a. Bimbingan Teknis (Bimtek) Dapodik

b. Asistensi pendataan c. Verifikasi dan Validasi

Pemetaan Mutu Pendidikan

Terlaksananya sistem tata kelola yang handal, transparan, akuntabel dan sinergis dalam menjamin terselenggaranya layanan penjaminan mutu pendidikan di Propinsi

a. Pelaksanaan organisasi dan tatalaksana melalui e-government, e-procurement, e-skp, e-filling, Sistem Pengendalian dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan (SP3K), e-Office, e-kehadiran, ZI- WBK, Penguatan SPI, SPIP, SIMAK BMN

b. Memperbaharui konten web LPMP

c. Peningkatan kompetensi pegawai

d. Kegiatan yang Mendapat Dukungan Manajemen dan

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 39

Arah dan Kebijakan Dikdasmen

Arah dan Kebijakan LPMP Strategi yang Digunakan

Layanan Teknis LPMP

Nilai Minimal SAKIP Ditjen Dikdasmen sebesar 80 (baik) pada tahun 2019

a. Reviu penetapan kinerja per 3 bulan

b. Menggunakan Renstra dan RKA tahunan sebagai acauan penyusunan dan pelaksanaan program,kegiatan dan anggaran melalui RKAKL DIPA on line, Workshop Penyusunan Draft Turunan Renstra LPMP Jabar 2015-2019 dan review (evaluasi) Program Tahun Anggaran Berjalan

c. Membuat laporan keuangan sesuai peraturan perundangan melalui SAKPA dan SAI, SAI on line

d. Pemantauan daya serap

e. Pemantauan pelaporan daya serap ke ditjen dikdasmen

Arah kebijakan LPMP Jawa Barat selanjutnya dilaksanakan melalui program

dan dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan periode 2015—2019. Sejalan

dengan pola perencanaan pada periode 2015—2019, LPMP Jawa Barat telah

menggunakan struktur perencanaan dan anggaran yang terbaru.

Penyesuaian dan penyempurnaan dilakukan pada struktur kinerja yang

mencakup Sasaran Strategis LPMP Jawa Barat dan Indikator Kinerja Sasaran

Strategis LPMP Jawa Barat, Sasaran Program (SP), dan Indikator Kinerja

Program (IKP), serta Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Kegiatan

(IKK).

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 40

Kegiatan dan Penanggung Jawab dalam pengelolaan program LPMP Jawa

Barat ditunjukkan pada tabel 3.2 dibawah ini:

Table 3.2 Kegiatan LPMP Jawa Barat tahun 2015-2019

No Kegiatan Penanggung Jawab

1 a. Penyegaran fasilitator daerah SPMI b. Rakor SPMP pada pemerintah

daerah c. Sosialisasi dan audiensi penjaminan

mutu d. Bimbingan Teknis Pengawas untuk

PMP e. Bimbingan Teknis Dapodik f. Asistensi pendataan g. Verifikasi dan Validasi Pemetaan

Mutu Pendidikan h. Sosialisasi Penjaminan Mutu

Pendidikan i. Memperbaharui konten web LPMP

Seksi Sistem Informasi (SI)

2 a. Pendampingan Sekolah Model SPMI b. Monitoring dan Evaluasi Sekolah

Model c. Supervisi pelaksanaan Penguatan

Pendidikan Karakter di satuan pendidikan.

d. Workshop Penyusunan Desain Analisis Mutu

e. Workshop Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu

f. Workshop penyusunan rekomendasi penjaminan mutu

g. Bimtek penjaminan mutu bagi TPMPD

Seksi Pemetaan dan Supervisi (PMS)

3 a. Penyegaran IK Kurikulum 2013 tingkat provinsi dan Kabupaten/kota

b. Pendampingan Kurikulum 2013 c. Pendampingan sekolah rujukan

terkait peningkatan mutu

Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 41

B. Kerangka Regulasi

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016

tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2018

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Pembahasan :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Dalam Pasal 4 dijelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan

prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta

tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa;

b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik

dengan sistem terbuka dan multimakna;

c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat;

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 42

d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik

dalam proses pembelajaran;

e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya

membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat;

f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan

pengendalian mutu layanan pendidikan.

Terkait hak dan kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah diterngkan

dalam Pasal 10 dan Pasal 11. Pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan

pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan

mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Pasal 11 menyatakan

bahwa :

a. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan

kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang

bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi;

b. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana

guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

UU Nomor 17 tahun 2007 mengamanatkan agar Rencana pembangunan

jangka panjang nasional (RPJP Nasional) digunakan sebagai pedoman

dalam menyusun RPJM Nasional. Pentahapan rencana pembangunan

nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM Nasional sesuai

dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung oleh

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 43

rakyat. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan

umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga,

kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang

mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah

kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJP nasional diwujudkan dalam visi, misi dan arah pembangunan nasional

yang mencerminkan citacita kolektif yang akan dicapai oleh bangsa

Indonesia serta strategi untuk mencapainya. Visi pembangunan nasional

tahun 2005–2025 itu mengarah pada pencapaian tujuan nasional, seperti

tertuang dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Visi pembangunan nasional tersebut harus dapat

diukur untuk dapat mengetahui tingkat kemandirian, kemajuan, keadilan

dan kemakmuran yang ingin dicapai. Dalam mewujudkan visi

pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi

pembangunan nasional sebagai berikut:

a. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

b. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;

c. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum;

d. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;

e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;

f. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;

g. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;

h. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia

internasional.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 44

Berikut adalah tahapan dan skala prioritas utama RPJP Nasional 2005-

2025:

Gambar 3.1 Tahapan dan Skala Prioritas RPJ

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

Dalam Pasal 2 dijelaskan bahwa lingkup Standar Nasional Pendidikan

meliputi:

a. Standar isi;

b. Standar proses;

c. Standar kompetensi lulusan;

d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan;

e. Standar sarana dan prasarana;

f. Standar pengelolaan;

g. Standar pembiayaan;dan

h. Standar penilaian pendidikan.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 45

Pada Pasal 59 dan 60 dapat dilihat perbedaan antara program Pemerintah

Daerah dan Pemerintah Pusat. Berikut penjelasannya :

Pemerintah Daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan

dengan memprioritaskan program :

a. wajib belajar;

b. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan

menengah;

c. penuntasan pemberantasan buta aksara;

d. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah maupun masyarakat;

e. peningkatan status guru sebagai profesi;

f. akreditasi pendidikan;

g. peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat; dan

h. pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan.

Sementara itu, Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang

pendidikan dengan memprioritaskan program:

a. wajib belajar;

b. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan

menengah dan tinggi;

c. penuntasan pemberantasan buta aksara;

d. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh

Pemerintah maupun masyarakat;

e. peningkatan status guru sebagai profesi;

f. peningkatan mutu dosen;

g. standarisasi pendidikan;

h. akreditasi pendidikan;

i. peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal, nasional, dan

global;

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 46

j. pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan; dan

k. Penjaminan mutu pendidikan nasional.

Peraturan Pemerintah ini lebih menekankan juga tentang Penjaminan Mutu

Pendidikan sebagaimana tertera dalam pasal 91, yaitu :

a. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib

melakukan penjaminan mutu pendidikan.

b. Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui

Standar Nasional Pendidikan.

c. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan

terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target

dan kerangka waktu yang jelas.

Pasal 92 menjelaskan terkait peran masing-masing pihak, yaitu :

a. Menteri mensupervisi dan membantu satuan perguruan tinggi melakukan

penjaminan mutu.

b. Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama

mensupervisi dan membantu satuan pendidikan keagamaan melakukan

penjaminan mutu.

c. Pemerintah Provinsi mensupervisi dan membantu satuan pendidikan yang

berada di bawah kewenangannya untuk meyelenggarakan atau mengatur

penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu.

d. Pemerintah Kabupaten/Kota mensupervisi dan membantu satuan

pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk

meyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam melakukan

penjaminan mutu.

e. BAN-S/M, BAN-PNF, dan BAN-PT memberikan rekomendasi penjaminan

mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang

diakreditasi, dan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 47

f. LPMP mensupervisi dan membantu satuan pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah dalam melakukan upaya penjaminan

mutu pendidikan.

g. Dalam melaksanakan tugasnya, LPMP bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah dan Perguruan tinggi.

h. Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan

pendidikan pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

Penjaminan mutu pendidikan dijelaskan dalam Pasal 12 ayat (1) yaitu bahwa

Pemerintah melakukan dan/atau memfasilitasi penjaminan mutu pendidikan

dengan berpedoman pada kebijakan nasional pendidikan dan Standar

Nasional Pendidikan.

Di sisi lain, dalam Pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan bahwa Pemerintah

provinsi melakukan dan/atau memfasilitasi penjaminan mutu pendidikan di

daerahnya dengan berpedoman pada kebijakan nasional pendidikan dan

Standar Nasional Pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut,

pemerintah provinsi berkoordinasi dengan unit pelaksana teknis Pemerintah

yang melaksanakan tugas penjaminan mutu pendidikan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 , Pasal 2 dan Pasal 3 Permendikbud No.

14 Tahun 2015 Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) adalah unit

pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah. LPMP mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 48

pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, LPMP menyelenggarakan fungsi :

a. pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

b. pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar

dan pendidikan menengah;

c. supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

pencapaian standar nasional pendidikan;

d. fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar

dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;

e. pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan; dan

f. pelaksanaan urusan administrasi LPMP.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pasal 10 Permendikbud ini

mengamanatkan agar LPMP berkoordinasi dengan :

a. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;

b. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;

c. Badan Penelitian dan Pengembangan;

d. pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;

e. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN - S/M);

f. unit pelaksana teknis yang menangani pengembangan dan pemberdayaan

pendidik dan tenaga kependidikan; dan

g. unit organisasi terkait lainnya di dalam dan di luar Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 49

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016

tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah

Penjelasan terkait SPMP tertuang dalam Pasal 3, dimana :

a. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas:

1) SPMI-Dikdasmen; dan

2) SPME-Dikdasmen.

b. SPMI-Dikdasmen direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan

dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan di jalur formal pada

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

c. SPME-Dikdasmen direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan

dikembangkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, BSNP, dan BAN-

S/M sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penegasan tentang peran LPMP tertuang dalam Pasal 8 yang menyatakan

bahwa Direktorat Jenderal dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

dibantu oleh LPMP. LPMP mempunyai tugas dan wewenang :

a. melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, supervisi, dan

evaluasi terhadap satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI-

Dikdasmen;

b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen

berdasarkan data dan informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan

di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di wilayah kerjanya;

c. melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi

terhadap SDM Pemerintah Daerah dalam pengembangan SPMIDikdasmen

di wilayah kerjanya;

d. menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di

tingkat provinsi dan kabupaten/kota kepada Direktorat Jenderal

berdasarkan pemetaan;

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 50

e. menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di

tingkat provinsi dan kabupaten/kota kepada Pemerintah provinsi dan

Pemerintah kabupaten/kota.

Bahkan dalam Pasal 9 ayat (5) lebih ditegaskan lagi, yaitu Pemerintah Daerah

provinsi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya melakukan koordinasi

dan kerja sama dengan LPMP sebagai perwakilan Direktorat Jenderal di

daerah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2018

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Posisi LPMP sebagai Unit Pelaksana Teknis diakamodir dalam Pasal 863 ayat

(1) yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas teknis operasional

dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 51

C. Kerangka Kelembagaan

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di

provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk

supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan

pendidikan dasar dan menengah, dalam berbagai upaya penjaminan mutu

satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan. Pasal 2

Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP

menyebutkan bahwa mempunyai tugas pendidikan dasar dan pendidikan

menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan.

Struktur organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat 2015—

2019 ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.2. Struktur organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Jawa Barat 2015—2019

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 52

Berdasarkan acuan yang menjadi dasar proses bisnis LPMP Jawa Barat adalah

struktur, aktivitas, alur kerja dan interaksi antar komponen kelembagaan.

Dalam struktur organisasi Kemdikbud, LPMP dipimpin oleh seorang kepala

yang memiliki unit utama pembina Direktorat Pendidikan Dasar dan

Menengah. Kepala LPMP membawahi 3 seksi (Seksi Sistem Informasi, Seksi

Pemetaan Mutu dan Supervisi, dan Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu

Pendidikan), 1 bagian (Subbagian Umum), serta kelompok fungsional tertentu

(Widyaiswara, PTP, Arsiparis dan PPBJ ). Pada struktur organisasi LPMP dapat

dilihat hubungan antar seksi dan bagian tersebut yang digambarkan pada

gambar struktur organisasi.

Setiap unsur organisasi di dalam LPMP diarahkan untuk saling bersinergi

mencapai tujuan kelembagaan dengan mengacu pada tugas dan fungsi LPMP

yang ditetapkan dalam peraturan. Upaya ini dilakukan dengan menguraikan

tugas dan kewenangaan LPMP ke setiap bagiannya sesuai dengan fungsi yang

ditetapkan oleh Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja LPMP. Pembagian kewenangan merupakan upaya

pembagian kekuasaan dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai

tujuan organisasi dalam rangka pemenuhan tugas yang menjadi kewajiban

LPMP.

Lebih lanjut pada pasal 3 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LPMP menyelenggarakan fungsi:

1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar

dan pendidikan menengah;

3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

pencapaian standar nasional pendidikan;

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 53

4. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar

dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;

5. Pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan;

6. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 54

A. Target Kinerja

Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai

oleh suatu unit kerja di dalam program dan kegiatan periode 2015—2019.

Ketercapaian target kinerja dikukuhkan dengan dibuatnya perjanjian kinerja

antara Kepala LPMP dengan Pimpinan dari unit utama pembinanya. Dimana

dalam dokumen perjanjian kinerja yang dibuat setiap awal tahun anggaran

berisi target-target kinerja yang akan dicapai pada tahun anggaran berjalan

sebagai rencana kerja tahunan.

Setelah tersusunnya target kinerja, setiap unit satuan kerja harus

menerjemahkannya ke dalam rencana tahunan yang terukur dengan

menerapkan prinsip penganggaran berbasis kinerja. Berikut ini adalah sasaran

kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Jawa Barat berdasarkan matriks

kinerja Ditjen Dikdasmen Kemdikbud :

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 55

Tabel 4.1. Matriks Kinerja LPMP Jawa Barat

Sasaran kegiatan

IKK Satuan Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

% Sekolah

0 0

16,8

3.302

25 4.914

40 7.862

60 11.793

80 15.724

Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

% Sekolah

0 0

16,8 895

25 1.331

40 2.130

60 3.195

80 4.260

Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

% Sekolah

0 0

16,8 274

25 408

40 652

60 979

80 1.305

Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

% Sekolah

0 0

16,8 499

25 734

40 1.175

60 1.762

80 2.350

Kegiatan yang mendapat dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP

Kegiatan 1 1 1 1 1 1

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

Persentase SD yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP

% Sekolah

90,5 17.788

90,2 17.729

100 19.655

100 19.655

100 19.655

100 19.655

Persentase SMP yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP

% Sekolah

71,48 3.806

71,5 3.807

100 5.325

100 5.325

100 5.325

100 5.325

Persentase SMA yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP

% Sekolah

71,41 1.165

71,44 1.166

100 1.632

100 1.632

100 1.632

100 1.632

Persentase SMK yang dipetakan mutunya berdasarkan SNP

% Sekolah

59,6 1.772

59,6 1.772

65 1.932

80 2.378

90 2.675

100 2.973

Persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya

% Sekolah

0 0

5 983

15 2.948

40 7.862

75 14.741

95 18.672

Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya

% Sekolah

0 0

20 1.065

35 1.866

60 3.195

80 4.260

95 5.059

Persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya

% Sekolah

0 0

20 326

35 571

60 979

80 1.306

95 1.550

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 56

Sasaran kegiatan

IKK Satuan Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

% 0 0

10 297

25 743

45 1.338

70 2.081

95 2.824

B. Kerangka Pendanaan

Perkiraan pendanaan pendidikan dalam kurun waktu 2015-2019 mengacu

pada amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas serta kebijakan Penjaminan Mutu

yang ada pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam

Renstra Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat telah ditetapkan

visi, misi dan tujuan organisasi yang akan menentukan arah kebijakan dalam

menyusun program sesuai dengan tugas dan fungsi LPMP Jawa Barat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2015 diperkirakan berkisar di

angka 4,73% dan untuk beberapa tahun selanjutnya diperkirakan mencapai

6,5% per tahun.

Total pagu anggaran LPMP Jawa Barat tahun 2015 adalah Rp 52.959.798.000

dan akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan kebutuhan lembaga

maupun bertambahnya sasaran program yang ingin dicapai.

Sehingga menurut perhitungan pertumbuhan ekonomi dan perubahan inflasi

setiap tahun, maka dapat kami peroleh perkiraan kebutuhan anggaran seperti

ditunjukkan pada tabel berikut:

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 57

Tabel 4.2. Matriks Kebutuhan Pendanaan LPMP Jawa Barat 2015-2019

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019

Pagu Anggaran

79,088,859 176,938,259 235,258,062 137,038,571 92,530,721

Belanja Pegawai

11,044,354 11,378,191 10,569,347 16,902,947 15,202,126

Belanja Barang (Operasional Rutin dan Kegiatan)

67,630,308 162,137,675 216,438,139 102,318,335 68,344,913

Belanja Modal (Investasi)

414,197 3,422,393 8,250,576 17,817,289 8,983,682

* dalam ribuan Rupiah

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 58

Rencana Strategis LPMP Jawa Barat tahun 2015-2019 memuat visi, misi, kebijakan,

tujuan strategis, sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan (IKK) penjaminan

mutu pendidikan dasar dan menengah yang mengacu pada Rencana Strategis

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana Strategis Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015-2019 serta hasil evaluasi capaian

LPMP Jawa Barat.

Rencana Strategis LPMP Jawa Barat disusun sebagai langkah awal dalam

mendukung perencanaan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

terutama dalam kerangka membangun sistem penjaminan mutu pendidikan.

Program Kementerian tersebut kemudian diuraikan kembali ke dalam sasaran

kegiatan tahunan yang terukur disesuaikan dengan pagu anggaran yang diterima

dan menerapkan prinsip penganggaran berbasis kinerja.

Penyusunan Renstra dilakukan melalui berbagai tahapan diantaranya interaksi

dengan para pemangku kepentingan, partisipasi seluruh warga LPMP Jawa Barat,

serta dengan mempertimbangkan seluruh capaian kinerja LPMP Jawa Barat

hingga saat ini. Untuk melihat kesesuaian Renstra dengan ketercapaian

pelaksanaan program dilakukan reviu renstra sesuai kebutuhan. Dengan demikian,

Renstra LPMP Jawa Barat telah mengakomodir semua tugas dan fungsi yang

menjadi tanggung jawab LPMP Jawa Barat, memelihara kesinambungan dan

keberlanjutan program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan

masyarakat, serta mengantisipasi masa depan.

RENCANA STRATEGIS LPMP BARAT 2015-2019 59

Berhasilnya implementasi Renstra sangat bergantung pada pemahaman,

kesadaran, keterlibatan dan upaya yang sungguh-sungguh dari segenap unsur di

lingkungan lembaga, serta dukungan stakeholder. Seluruh warga LPMP Jawa Barat

menjalankan tugas dengan baik untuk mewujudkan visi dan misi yang telah

dijabarkan dalam Renstra ini, yaitu dengan bekerja keras dan berkomitmen untuk

melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Rencana Strategis LPMP Jawa Barat 2015 - 2019 ini dijadikan pedoman dalam

perencanaan ke depan, sesuai dengan kebutuhan stakeholder dalam kerangka

sistem penjaminan mutu pendidikan serta memantapkan penerapan

Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) untuk meningkatkan mutu keluaran (output)

dan hasil (outcome) guna mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam

pemanfaatan APBN. Melalui renstra ini diharapkan lembaga dapat mewujudkan

satuan pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jabar dengan layanan

pendidikan yang bermutu sehingga terbentuk insan pendidikan yang berkarakter

yang berlandaskan asas gotong royong.

DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 1

Program/ Kegiatan

Sasaran Program (Outcome)/

Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator

(IKSS,IKP,IKK)

Definisi Operasional Metode Perhitungan

Pendidikan Dasar dan Menengah

1: Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SD yang disupervisi dengan jumlah total SD di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.

Persentase sekolah jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS)

��� =����

��× 100%

STS : sekolah jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi JSTS : jumlah sekolah jenjang SD yang telah disupervisi dan difasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SD di Jawa Barat

2: Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SMP yang disupervisi dengan jumlah total SMP di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah

Persentase sekolah jenjang SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS)

��� =����

��× 100%

STS : sekolah jenjang SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi JSTS : jumlah sekolah jenjang SMP yang telah disupervisi dan ifasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SMP di Jawa Barat

DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 2

Program/ Kegiatan

Sasaran Program (Outcome)/

Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator

(IKSS,IKP,IKK)

Definisi Operasional Metode Perhitungan

model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.

3: Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SMA yang disupervisi dengan jumlah total SMA di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.

Persentase sekolah jenjang SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS)

��� =����

��× 100%

STS : sekolah jenjang SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi JSTS : jumlah sekolah jenjang SMA yang telah disupervisi dan fasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SMA di Jawa Barat

4: Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi merupakan rasio antara sekolah SMK yang disupervisi dengan jumlah total SMK di Jawa Barat. Kegiatan supervise yang dimaksud antara lain berupa program pendampingan ke sekolah

Persentase sekolah jenjang SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi (STS) menggunakan rumus sebagai berikut:

��� =����

��× 100%

STS : sekolah jenjang SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi

DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 3

Program/ Kegiatan

Sasaran Program (Outcome)/

Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator

(IKSS,IKP,IKK)

Definisi Operasional Metode Perhitungan

model, program PAMS, dan program lainnya di seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi. Program fasilitasi yang dimaksud meliputi pelatihan K13 dan pendampingan K13 di bawah tanggung jawab seksi Fasilitasi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.

JSTS : jumlah sekolah jenjang SMK yang telah disupervisi dan ifasilitasi JS : jumlah total sekolah jenjang SMK di Jawa Barat

Pendidikan Dasar dan Menengah

5: SD yang telah dipetakan mutunya

SD yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SD yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total sekolah SD di Jawa Barat.

Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)

���� =�����

��× 100%

STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya JS : jumlah total sekolah jenjang SD di Jawa Barat

6: SD yang meningkat indeks efektivitasnya

SD yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan, dengan jumlah total sekolah SD di Jawa Barat

Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)

���� =�����

��× 100%

SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport

mutunya minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SD di Jawa Barat

7: SMP yang telah dipetakan mutunya

SMP yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SD yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total

Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)

���� =�����

��× 100%

STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya

DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 4

Program/ Kegiatan

Sasaran Program (Outcome)/

Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator

(IKSS,IKP,IKK)

Definisi Operasional Metode Perhitungan

sekolah SMP di Jawa Barat. JS : jumlah total sekolah jenjang SMP di Jawa Barat

8: SMP yang meningkat indeks efektivitasnya

SMP yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan , dengan jumlah total sekolah SMP di Jawa Barat

Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)

���� =�����

��× 100%

SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya

minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SMP di Jawa Barat

9: SMA yang telah dipetakan mutunya

SMA yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SMA yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total sekolah SD di Jawa Barat.

Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)

���� =�����

��× 100%

STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya JS : jumlah total sekolah jenjang SMA di Jawa Barat

10: SMA yang meningkat

indeks efektivitasnya

SMA yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan , dengan jumlah total sekolah SMA di Jawa Barat

Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)

���� =�����

��× 100%

SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya

minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SMA di Jawa Barat

DEFINISI OPERASIONAL RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015-2019 5

Program/ Kegiatan

Sasaran Program (Outcome)/

Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator

(IKSS,IKP,IKK)

Definisi Operasional Metode Perhitungan

11: SMK yang telah dipetakan mutunya

SMK yang telah dipetakan mutunya merupakan rasio antara sekolah jenjang SD yang telah melakukan pemetaan mutu, dengan jumlah total sekolah SMK di Jawa Barat.

Persentase sekolah yang telah dipetakan mutunya (STPM)

���� =�����

��× 100%

STPM : sekolah yang telah dipetakan mutunya JSTPM : jumlah sekolah yang telah dipetakan mutunya JS : jumlah total sekolah jenjang SMK di Jawa Barat

12: SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

SMK yang meningkat indeks efektivitasnya merupakan rasio jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya minimal dalam penerapan 1 atau lebih dari 8 Standar nasional pendidikan , dengan jumlah total sekolah SMK di Jawa Barat

Persentase sekolah yang meningkat indeks efektivitasnya (SMIE)

���� =�����

��× 100%

SMIE : sekolah yang telah meningkat indeks efektivitasnya JSMIE : jumlah sekolah yang berhasil meningkatkan capaian raport mutunya

minimal pada kategori SNP 4 JS : jumlah total sekolah jenjang SMK di Jawa Barat