etika dalam tik, peraturan tertulis dan tidak tertulis

22
Etika dalam TIK, Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis Oleh: Tim Dosen PTIK

Upload: corby

Post on 22-Feb-2016

60 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Etika dalam TIK, Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis. Oleh : Tim Dosen PTIK. Peraturan Tidak Tertulis. Netiquette. Netiquette. Singkatan dari Network Etiquette atau Internet Etiquette - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Etika dalam TIK, Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Oleh:Tim Dosen PTIK

Page 2: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

NETIQUETTEPeraturan Tidak Tertulis

Page 3: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Netiquette

• Singkatan dari Network Etiquette atau Internet Etiquette

• Merupakan konvensi dalam berinteraksi sosial melalui jaringan, baik melalui mailing list, forum, blog dll

Page 4: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Etika dalam Sosial Media• Terima Pertemanan hanya dari Orang yang Dikenal• Hindari mencantumkan informasi pribadi penting, seperti

nomer HP atau alamat rumah• Jangan mengumbar kehidupan pribadi• Semua yang tidak etis secara offline, berarti juga tidak etis

secara online– Hati-hati penggunaan huruf kapital– Jangan berbicara SARA, kata-kata kotor dan pornografi– No Twitwar– No Overacting dan Overposting– Pertanyaan dan kritik pribadi, gunakan PM saja

Page 5: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Etika dalam Forum

• Setiap Forum memiliki aturan, BACALAH..• Gunakan bahasa yang sopan• Berikan pertanyaan yang jelas dan mudah

dimengerti• Gunakan judul yang sesuai dan deskriptif

Page 6: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Fenomena Alay

Page 7: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Penculikan Teman FB

Page 8: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Twitwar

Page 9: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

UU NO 11 TAHUN 2008TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIKA

Peraturan Tertulis

Page 10: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

UU ITE

• Merupakan cyberlaw di Indonesia– Memberikan aturan penggunaan transaksi

elektronika dan informasi elektronik– Memberikan perlindungan hukum hak cipta

elektronik– Memberikan perlindungan dari berbagai macam

cybercrime

Page 11: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Perbedaan Cybercrime dengan Kejahatan Konvensional

Cybercrime Kejahatan Konvensional

Terdapat penggunaan IT. Tidak ada penggunaan TI secara langsung.

Alat bukti; digital evidence. Alat bukti fisik (terbatas menurut Pasal 184 KUHP).

Pelaku dan korban komputer berada dimana saja.

Pelaku dan korban biasanya terdapat dalam satu tempat

Pelaksana kejahatan: non fisik (cyberspace). Pelaksana kejahatan: fisik (dunia "nyata").

Proses penyidikan melibatkan laboratorium forensik komputer.

Proses sidik tidak melibatkan laboratorium forensik komputer.

Sebagian proses sidik dilakukan di cyberspace. Proses sidik dilakukan di dunia nyata.

Penanganan komputer sebagai TKP (crime scene). Tidak ada penanganan komputer sebagai TKP.

Dalam proses persidangan, keterangan ahli menggunakan ahli TI

Dalam proses persidangan, keterangan ahli tidak menggunakan ahli TI

Page 12: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Penyusunan UU ITE

• Materi UU ITE disusun oleh dua lembaga:– Tim UNPAD ditunjuk oleh Departmen Komunikasi

dan Informasi RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi

– Tim UI ditunjuk oleh Departmen Perindustrian dan Perdagangan RUU Transaksi Eletronik

• Kedua Naskah selanjutnya digabung dan diserahkan ke DPR sebagai RUU

Page 13: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Bagian-Bagian UU ITE(1)

Bab 1 •Pengertian tentang berbagai hal yang berkaitan dengan Informasi dan Transaksi Elektronika

Bab 2 •Asas dan Tujuan

Bab 3 •Dokumen Elektronik dapat dijadikan alat bukti hukum yang sah

Bab 4 •Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik dan Sistem Elektronik

Bab 5 •Transaksi Elektronik

Bab 6 •Pengakuan dan Perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual Elektronik

Page 14: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Bagian-Bagian UU ITE(2)

Bab 7 •Perbuatan yang Dilarang

Bab 8 •Penyelesaian Sengketa, gugatan dalam bentuk perdata

Bab 9 •Peran Pemerintah dan Masyarakat

Bab 10 •Proses Penyidikan

Bab 11 •Ketentuan Pidana

Bab 12 •Ketentuan Peralihan

Bab 13 •Ketentuan Penutup

Page 15: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Perbuatan yang Dilarang dalam UU ITE(1)Pasal 27

• Konten Ilegal berupa konten asusila, perjudian, pencemaran nama baik, pemerasan

Pasal 28• Penyebaran berita bohong dan

SARA

Pasal 29 • Mengancam dan menakut-nakuti

Pasal 30• Mengakses komputer orang lain

dan meretas keamanannya

Pasal 31• Melakukan intersepsi atau

penyadapan•

Page 16: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Perbuatan yang Dilarang dalam UU ITE(2)

Pasal 32 •Mengubah informasi elektronik milik orang lain

Pasal 33 •Merusak sistem informasi

Pasal 34 • Menyediakan sandi kode akses (cracking)

Pasal 35 •Mengubah informasi elektronik dan membuatnya seolah-olah asli

Page 17: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Penerapan UU ITE

• Situs porno dengan server di luar negeri?– Perbedaan yuridiksi menyebabkan pemerintah

hanya bisa mencegah agar situs tidak menyebar di Indonesia dengan memproteksi situs agar tidak bisa diakses dari Indonesia

• WNA yang melanggar UU ITE ?– Selama dia berada di wilayah hukum Indonesia,

maka bisa ditindak dan dikenakan pasal2 UU ITE

Page 18: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Penerapan UU ITE (2)

• Tanda tangan discan apakah berlaku?– Tanda tangan dapat dijadikan sbg alat verifikasi

dan autentikasi (Pasal 1 ayat 12)– Jika masih meragukan dapat ditambah alat bukti

lain sebagai pendukung untuk meyakinkan kebenarannya

Page 19: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Contoh Pelanggaran UU ITE• Kasus 1: Erick J Andriansjah

– Kasus: Erick diduga menyebarkan email terbatas yang kemudian beredar di mailing list berisi:

“Market news stated that several lndo bank is having a liquidty problem and fail to complete interbank transaction. These lndo banks include : Bank Panin (PNBN), Bank Bukopin (BBKP), Bank Arta Graha (INPC): Bank CIC (BCIC) dan Bank Victoria (BVIC). We will keep you updated’ (Berita pasar mengabarkan bahwa beberapa bank di lndonesia mendapat masalah likuiditas dan kegagalan dalam menyelesaikan transaksi antarbank. Bank tersebut diantaranya : Bank Panin, Bank Bukopin, Bank Arta Graha, Bank CIC, dan bank Victoria)“

– Hasil: Erick dilaporkan oleh Bank Indonesia dan Bank Artha Graha, kemudian ditahan Unit V Cyber Crime Mabes Polri karena dianggap melanggar UU ITE, Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 28 ayat 1 (penyebaran berita bohong melalui sistem elektronik)

Page 20: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Contoh Pelanggaran UU ITE

• Kasus 2: Richard C van Lee– Kasus: Richard diduga telah memindahkan file perusahaan

dari laptop/server ke harddisk eksternal dengan alasan backup, sedangkan perusahaan memiliki kebijakan tidak boleh memindahkan file perusahaan ke device pribadi

– Hasil: Richard dijerat pasal 32 ayat 1 (melakukan transmisi dokumen elektronik yang tidak bersifat publik ke sistem elektrok milik orang lain)

Page 21: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Undang Undang Internasional?

• Secara internasional terdapat beberapa aturan yang dirujuk UU ITE yaitu sbb:– UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce– UNCITRAL Model Law on Electronic Signature– EU Directives on Electronic Commerce;– EU Directives on Electronic Signature– Convention on Cybercrime

Page 22: Etika dalam  TIK,  Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis

Tugas

• Bagi kelompok yang belum presentasi Tren TIK, lakukan presentasi mengenai kasus yang berkaitan dengan UU ITE berikut ini:1. Video Ariel Peterpan2. Prita Mulyasari vs RS Omni3. Kasus dr Ira Simatupang4. Wildan peretas situs SBY5. Marissa Haque vs Adhie MS & Kevin6. Kasus Narliswandi Piliang7. Kasus Agus Hamonangan