no 3

1
Peningkatan kreatinin dan ureum dalam serum mengindikasikan adanya gangguan pada ginjal. Ginjal merupakan organ ekresi metabolit- metabolit dari dalam tubuh. Tingginya kadar ureum dan kreatinin menjadi marker dari berat ringannya kerusakan yang terjadi pada ginjal. Pemeliharaan keseimbangan kalium terutamabergantung pada ekresinya oleh ginjal karena jumlah yang diekskresikan dalam feses hanya sekktar 5-10% dari asupan kalium. Sehingga pengaturan keseimbangan kalium yang normal membutuhkan penyesuaian ginjal terhadap ekresi kalium dengan cepat da tepat. Pengaturan distribusu kalium antar kompartemen ekstrasel dan intrasel juga berperan penting dalam homestasis kalium. Karena lebih dari 98% klaium tubuh total terkandung di dalam sel, maka kalium tersebut dapat menjadi tempat pengaliran kelebihan kalium cairan ekstrasel selama terjadi hiperkalemia atau menjadi sumber kalium dalam keadaan hipokalemia. Ekresi kalium ditentukan oleh laju fitrasi glomerulus, laju reabsorspsi kalium oleh tubulus dan laju sekresi kalium oleh tubulus. Pada kondisi gagal ginjal akut dimana ditandai oleh adanya peningkatan kreatinin dan ureum serum, maka laju filtrasi glomerulus akan menurun sehingga akan mempengaruhi ekresi kalium oleh ginjal. Selain itu, pada gagal ginjal akut, perfusi jaringan ke ginjal juga mengalami penurunan, sehingga sel-sel tubulus dapat mengalami hipoksia dan nekrosis pada akhirnya akan mempengaruhi fungsi sel tubulus dalam reabsorpsi dan sekresi kalium. Sekitar 65% dari kalium yang difiltrasi akan direabsorpsi di tubulus proximal. Sekitar 25-30% sisanya direabsorpsi di ansa henle terutama pada segmen asenden tempa kalium di co-transport secara aktif bersama natrium dan klorida. Pada tubulus proksimal dan ansa Henle. Fraksi muatan kalium yang difiltrasi dan direabsopsi dalam jumlah yang relatif konstan. Perubahan reabsoprsi kalium pada segmen ini dapat mempengaruhi ekresi kalium.

Upload: meita-religia

Post on 11-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

qsd

TRANSCRIPT

Page 1: no 3

Peningkatan kreatinin dan ureum dalam serum mengindikasikan adanya gangguan pada ginjal. Ginjal merupakan organ ekresi metabolit-metabolit dari dalam tubuh. Tingginya kadar ureum dan kreatinin menjadi marker dari berat ringannya kerusakan yang terjadi pada ginjal. Pemeliharaan keseimbangan kalium terutamabergantung pada ekresinya oleh ginjal karena jumlah yang diekskresikan dalam feses hanya sekktar 5-10% dari asupan kalium. Sehingga pengaturan keseimbangan kalium yang normal membutuhkan penyesuaian ginjal terhadap ekresi kalium dengan cepat da tepat.

Pengaturan distribusu kalium antar kompartemen ekstrasel dan intrasel juga berperan penting dalam homestasis kalium. Karena lebih dari 98% klaium tubuh total terkandung di dalam sel, maka kalium tersebut dapat menjadi tempat pengaliran kelebihan kalium cairan ekstrasel selama terjadi hiperkalemia atau menjadi sumber kalium dalam keadaan hipokalemia.

Ekresi kalium ditentukan oleh laju fitrasi glomerulus, laju reabsorspsi kalium oleh tubulus dan laju sekresi kalium oleh tubulus. Pada kondisi gagal ginjal akut dimana ditandai oleh adanya peningkatan kreatinin dan ureum serum, maka laju filtrasi glomerulus akan menurun sehingga akan mempengaruhi ekresi kalium oleh ginjal. Selain itu, pada gagal ginjal akut, perfusi jaringan ke ginjal juga mengalami penurunan, sehingga sel-sel tubulus dapat mengalami hipoksia dan nekrosis pada akhirnya akan mempengaruhi fungsi sel tubulus dalam reabsorpsi dan sekresi kalium.

Sekitar 65% dari kalium yang difiltrasi akan direabsorpsi di tubulus proximal. Sekitar 25-30% sisanya direabsorpsi di ansa henle terutama pada segmen asenden tempa kalium di co-transport secara aktif bersama natrium dan klorida. Pada tubulus proksimal dan ansa Henle. Fraksi muatan kalium yang difiltrasi dan direabsopsi dalam jumlah yang relatif konstan. Perubahan reabsoprsi kalium pada segmen ini dapat mempengaruhi ekresi kalium.