vol 1 no 3

Upload: wisnu-hidayat

Post on 20-Jul-2015

292 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

REPRINT

REPRINT

Dari Redaksi

uji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan lindunganNya sehingga Jurnal CCIT untuk Volume I Nomor 3 Bulan Mei Tahun 2008 dapat diterbitkan tepat waktu. Penerbitan jurnal ini dimaksudkan sebagai media dokumentasi dan informasi ilmiah yang sekiranya dapat membantu para dosen, staf dan mahasiswa dalam menginformasikan/mempublikasikan hasil penelitian, opini, tulisan dan kajian ilmiah lainnya kepada berbagai komunitas ilmiah. Penerbitan Jurnal Volume I Nomor 3 ini berisikan 7 artikel yang mencakup bidang informatika dan komputer, walaupun tidak seluruhnya merupakan hasil penelitian, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembacanya. Jurnal ini diterbitkan dengan memuat artikel mengenai Access Restriction Sebagai Bentuk Pengamanan Dengan Metode IP Token, Mencapture EQ Melalui Daftar Nilai Indeks Mutu Komulatif (IMK) Berbasis ICT, Pengontrolan Mutu Sistem Informasi Dengan Metode Database Self Monitoring, Desain Sistem Pembelajaran Pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT (Creative Communication and Innovative Technology), Desain Grafis Menunjang Karya Seni Dalam Komputer Melalui Aplikasi Software, Perancangan Antarmuka Sistem Pengaman Ruangan Dengan Sensor Infra Merah Berbasis Komputer dan Metode Pengontrolan Situs Web Secara Otomatis (WEBMATIC). Tak lupa pula pada kesempatan ini kami mengundang pembaca untuk mengirimkan naskah ringkasan penelitiannya ke redaksi kami. Akhirnya tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan jurnal ini. Tangerang, 31 Mei 2008

P

Maimunah, S. Kom. Sekretaris Redaksi

i

REPRINT

CCIT adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Raharja Enrichment Centre (REC) Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang CCIT terbit tiga kali dalam satu tahun, setiap bulan Januari, Mei, September Pelindung: Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si. Ketua Dewan Editor: Ir. Untung Rahardja, M.T.I. Sekretaris Redaksi: Maimunah, S.Kom. Mitra Bestari: Prof. Drs. Suryo Guritno Mstats. Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA (STIMIK PERBANAS) Dr. Zainal A. Hasibuan (Universitas Indonesia) Drs.Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc. (Universitas Gajah Mada) Dr. Iping Supriyana (Institut Teknologi Bandung) Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dewan Editor: Prof. Dr. Susanto Rahardja Dr. Ir. Sunar Abdul Wahid, MS. Dr. Ir. Djoko Soetarno, DEA. Henderi, M. Kom. Abdul Hayat, M.T.I. Redaksi Pelaksana: Padeli, S. Kom. Sugeng Santoso, S. Kom. Euis Siti Nuraisyah, S. Kom. Drs. Sugeng Widada Redaksi menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dari kalangan akademisi, peneliti dan praktisi. Blind review dilakukan untuk menentukan tulisan yang akan dimuat. Pedoman penulisan tercantum pada bagian akhir jurnal ini. Tulisan yang diserahkan harus disertai softcopynya. Alamat Redaksi: Raharja Enrichment Centre (REC) Jl. Jenderal Sudirman Nomor 40 Cikokol - Tangerang Email: [email protected],[email protected]

ii

REPRINT

Daftar Isi

1 2 3 4 5 6 7

Access Restriction Sebagai Bentuk Pengamanan Dengan Metode IP Token........................................................................................197 - 207 Men-capture EQ Melalui Daftar Nilai Indeks Mutu Komulatif (IMK) Berbasis ICT...............................................................................208 - 223 Pengontrolan Mutu Sistem Informasi Dengan Metode Database Self Monitoring............................................................224 - 234 Desain Sistem Pembelajaran Pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT (Creative Communication and Innovative Technology) .................................................................................................235- 248 Desain Grafis Menunjang Karya Seni Dalam Komputer Melalui Aplikasi Software...................................................................................249 - 270 Perancangan Antarmuka Sistem Pengaman Ruangan Dengan Sensor Infra Merah Berbasis Komputer..........................................271- 288 Metode Pengelolaan Situs Web Secara Otomatis (WEBMATIC) ........289- 296 Pedoman Penulisan....................................................................297 - 298 Formulir Persetujuan Pembuatan Artikel Jurnal........................................299 Formulir Kriteria dan Bobot Penilaian Karya Tulis Ilmiah...................300- 301 Formulir Editor Bahasa Karya Tulis Ilmiah...............................................302 Formulir Editor Layout dan Artistik Karya Tulis Ilmiah...............................303 Formulir Penyelesaian Artikel. ...............................................................304 Formulir Kesediaan Mitra Bestari Jurnal Ilmiah........................................305 Index Judul.................................................................................306 - 307 Index Penulis.................................................................................308 - 309 Index Subjek..............................................................................309 - 310

iii

ISSN: 1978 - 8282

ACCESS RESTRICTION SEBAGAI BENTUK PENGAMANAN DENGAN METODE IP TOKENSuryo Guritno1 Untung Rahardja2 Valent Setiatmi3 Email: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAKSITujuan utama diterapkannya sistem informasi berbasis web adalah untuk memungkinkan user yang terhubung ke jaringan dapat mengakses informasi dimanapun dan kapanpun diinginkan. Akan tetapi, hal ini dapat menjadi bumerang bagi integritas dan keamanan data apabila akses tersebut melibatkan proses penting yang saling terkait atau berkesinambungan satu sama lain, yang sebenarnya hanya boleh diakses oleh user tertentu saja. Di samping itu, adanya pencegahan akses masuk bukanlah solusi yang tepat digunakan apabila informasi harus tetap dapat ditampilkan. Melalui metode IP Token, pembatasan akses (access restriction) dilakukan dengan cara yang bijak. Informasi seutuhnya dapat diakses oleh seluruh user yang terhubung ke jaringan, sementara hak terhadap perubahan data hanya diberikan kepada satu user pemegang IP Address tertentu, yang mana kesenjangan perlakuan akses ini tidak dirasakan oleh user lainnya. Dalam artikel ini, diidentifikasikan masalah yang dihadapi perusahaan dalam hal pengendalian akses pada sistem informasi berbasis web, didefinisikan 7 ciri khas dari konsep access restriction dengan metode IP Token sebagai langkah pemecahan masalah, dan ditetapkan manfaat dari penerapan konsep baru tersebut. Selain itu, ditampilkan listing program yang ditulis menggunakan script ASP serta implementasinya pada Absensi Online (AO) di Perguruan Tinggi Raharja. Penerapan access restriction dengan metode IP Token pada sistem informasi berbasis web menghasilkan manajemen informasi yang jauh lebih efisien, sekaligus dapat menjaga integritas dan keamanan data secara lebih efektif pada sistem informasi berbasis web. Kata kunci: Access Restriction, IP Token, IP Address, Web

PENDAHULUAN Suatu sistem merupakan subyek dari mismanajemen, kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan umum lainnya.1. Dosen Universitas Gajah Mada Yogyakarta Bulak Sumur, Yogyakarta, Telp. 0274 - 6492347 2. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

Vol.1 No.3 - Mei 2008

197

ISSN: 1978 - 8282 Pengendalian yang diterapkan pada sistem informasi, sangat berguna untuk tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan [Jogi00]. Apabila sistem dilengkapi dengan suatu pengendalian yang berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang negatif tersebut, maka sistem akan dapat terus melangsungkan hidupnya. Pengendalian yang baik juga merupakan hal yang penting bagi sistem informasi berbasis web untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang merugikan, mengingat kemampuan sistem tersebut untuk dapat diakses oleh banyak user, termasuk oleh user yang tidak bertanggung jawab. Salah satu cara dalam pengendalian sistem informasi berbasis web ialah dengan melakukan otorisasi terhadap user berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan haruslah berupa sesuatu yang tidak dimiliki oleh user lainnya. Dalam hal ini, pengendalian berdasarkan IP Address dapat menjadi pilihan, karena setiap komputer yang bisa akses ke jaringan memiliki IP Addess yang unik/khas, dengan kata lain bahwa setiap user yang melakukan akses ke jaringan memiliki identitas yaitu IP Address [Waha08]. PERMASALAHAN Seringkali proses yang terjadi di dalam sistem informasi berbasis web bukanlah proses tunggal, dalam arti melibatkan proses-proses lain sebagai proses lanjutan, dimana dari rangkaian proses tersebut kemudian dihasilkan informasi yang tersimpan dalam sebuah database sehingga dapat diakses oleh user lainnya.

Gambar 1. Diagram Proses-proses yang Berkesinambungan

Namun, ada kalanya data yang diolah melalui rangkaian proses tersebut merupakan data penting yang tidak sembarang user boleh melakukan perubahan, di lain pihak informasi yang dihasilkan justru harus tetap dapat diakses dan dinikmati oleh user lainnya. Untuk menjaga agar rangkaian proses tersebut berjalan dengan semestinya dan data yang dihasilkan merupakan data yang tepat dan akurat, biasanya dilakukan dengan cara pemberian password. Akan tetapi, tindakan ini akan menyebabkan tidak satu user pun dapat mengetahui informasi apa yang ada di dalamnya selain user yang diberi otorisasi. Di samping itu, pemberian password menjadi kurang efektif bagi sistem yang diakses oleh banyak user yang selalu berubah dari waktu ke waktu.

198

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Sebaliknya, tidak adanya batasan akses pada sistem informasi yang berbasis web menyebabkan sangat mungkin bagi user lainnya untuk mengakses dan melakukan perubahan terhadap data yang tidak diingikan pada saat rangkaian proses tersebut belum mencapai finish.

Gambar 2. Akses Oleh User yang Tidak Berkepentingan

Oleh karena itu, dilema yang dihadapi ialah bagaimana agar integritas dan keamanan data dapat terjamin, sementara informasi tersebut tetap dapat dinikmati oleh user manapun tanpa adanya penutupan akses masuk ke dalam sistem.

PEMECAHAN MASALAH Pada dasarnya, menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan terhadap data yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan supaya tidak diakses oleh orang yang tidak berhak. Salah satu cara dalam pengendalian keamanan data ialah melalui pembatasan akses (access restriction). Metode yang biasa digunakan ada tiga macam [Jogi00], yaitu: 1. isolasi fisik 2. otorisasi dan identifikasi 3. pembatasan pemakaian Dalam hal ini, access restriction dengan metode IP Token merupakan konsep baru yang merupakan gabungan dari point (2) dan (3) di atas. Selain itu, konsep ini juga memanfaatkan sumber daya berupa IP Address sebagai alat otorisasi, atau dengan kata lain alamat IP tersebut menjadi sebuah objek sistem operasi (yang diberi nama Token) yang merepresentasikan subjek dalam beberapa operasi pengaturan akses (access control). Alamat IP tersebut berperan sebagai Primary Token [Wiki08], yakni token yang mengidentifikasikan konteks keamanan dari sebuah proses. Vol.1 No.3 - Mei 2008199

ISSN: 1978 - 8282 Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet [Wiki08]. Panjang dari angka ini adalah 32bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Gambar 3. Penggunaan IP Address [Davi08]

Adapun 7 (tujuh) ciri khas yang sekaligus merupakan prinsip kerja dari access restriction dengan metode IP token adalah sebagai berikut: 1. Pada saat seorang user/client melakukan akses awal dari suatu rangkaian proses, sistem secara otomatis akan mencatat IP Address dari komputer yang bersangkutan 2. Alamat IP ini berfungsi sebagai token yang dibutuhkan sistem setiap akan melanjutkan ke proses berikutnya hingga seluruh proses selesai dikerjakan 3. Seluruh rangkaian proses tersebut hanya dapat dilakukan dan harus diselesaikan oleh user/client yang memiliki alamat IP tersebut, artinya hanya user yang memiliki token-lah yang dapat mengakses seluruh rangkaian proses 4. Bila ada user/client lain yang berusaha untuk mengakses suatu bagian dari rangkaian proses dan tidak memiliki token (alamat IP yang dimaksud), maka user/client tersebut tidak diizinkan melakukan perubahan data 5. Namun, sistem tetap menampilkan informasi kepada user/client tersebut melalui interface yang mirip dengan interface user/client pemilik otorisasi 6. User/client lain tersebut tidak akan merasakan bahwa terdapat perbedaan perlakuan antara dia dan user/client yang diberi otorisasi 7. Setiap user/client dapat masuk ke dalam sistem tanpa terganggu oleh pertanyaan perihal username dan atau password

200

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Gambar 4 di bawah merupakan ilustrasi dari proses perjalanan IP Address sebagai token selama rangkaian proses berlangsung dalam sistem. IP Addres tersebut terus dibawa dan berpindah dari satu proses ke proses lainnya hingga mencapai finish.

Gambar 4. Perjalanan IP Address Sebagai Token

Apabila di tengah perjalanan/proses terdapat user/client lain yang melakukan akses, dan setelah dilakukan pemeriksaan otorisasi ternyata user/client tersebut bukanlah pemilik IP Token (IP Address tidak sama), maka sistem akan menampilkan interface lain yang serupa, tanpa diberi hak atau kemampuan untuk melakukan perubahan terhadap data, namun tetap dapat memperoleh informasi yang sama.

Gambar 5. Proses Akses Oleh User/Client Tanpa Token

LISTING PROGRAM Untuk menerapkan konsep access restriction dengan metode IP token pada program yang berbasi web, salah satunya dapat menggunakan file ASP. Active Server Pages (ASP) adalah sebuah script yang berbasis Server Side, artinya seluruh proses aplikasi dikerjakan sepenuhnya di dalam server [Seti08]. File ASP sebenarnya merupakan sekumpulan script ASP yang digabung dengan HTML. Jadi, file ASP terdiri dari beberapa struktur yang saling berhubungan dan membentuk suatu fungsi agar memberikan hasil tertentu. Struktur dalam file ASP terdiri atas: teks, tag HTML, dan script ASP [Bowo05]. Vol.1 No.3 - Mei 2008201

ISSN: 1978 - 8282 Di dalam script ASP ada variable server yang disebut: REMOTE_ADDR, Inilah yang akan memberikan informasi IP Address [Waha08]. Variable server REMOTE_ADDR adalah salah satu dari sekian banyak koleksi variable server yang ada. Header HTTP (HyperText Transfer Protocol) dikirimkan dari browser si pengunjung ke server dimana website berada, informasi IP Address akan menumpang pada header HTTP tersebut yang ditampung dalam variabel REMOTE_ADDR, sehingga bisa didapatkan IP Address dari pengunjung website. Adapun cara penulisan script ASP tersebut adalah sebagai berikut: Berikut adalah beberapa tampilan potongan script ASP yang digunakan pada program yang menerapkan konsep access resctiction dengan metode IP Token, yang terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu: 1. Bagian script yang berfungsi sebagai perekam informasi berupa IP Address.

Potongan script pada file di atas merupakan script yang digunakan untuk mengcapture informasi berupa alamat IP dari komputer yang melakukan akses pertama kali. Informasi yang diperoleh kemudian disimpan dalam sebuah tabel di dalam database untuk kemudian digunakan sebagai token untuk proses selanjutnya. Jadi, informasi perihal IP address tersebut baru disimpan dalam database saat user/client pertama memulai akses dari rangkaian proses, bukan telah ada di dalam database sebelumnya.202

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 2. Bagian script yang berfungsi sebagai pemeriksa otorisasi sekaligus menampilkan informasi. Setelah alamat IP tersebut disimpan dalam sebuah database, secara otomatis proses-proses berikutnya akan ter-protect. Ketika akan melakukan akses lebih lanjut, sistem akan memeriksa alamat IP dari setiap komputer yang masuk. Bila alamat IP tersebut sesuai dengan alamat IP yang tersimpan dalam database, maka seluruh akses akan diberikan, termasuk akses untuk perubahan terhadap data. Sebaliknya, bila IP-nya berbeda maka sistem hanya akan menampilkan informasi kepada user tanpa dapat melakukan tindakan perubahan data.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

203

ISSN: 1978 - 8282 IMPLEMENTASI Telah dijelaskan sebelumnya bahwa konsep access restriction sebagai bentuk pengamanan dengan metode IP token sangat baik bila diterapkan pada sistem informasi yang di dalamnya terdapat beberapa proses yang saling terkait dan berkesinambungan satu sama lain, dan dibutuhkan adanya suatu pengamanan berupa pembatasan akses terhadap pihak yang tidak berwenang. Sementara itu, informasi juga ingin tetap dapat ditampilkan. Dalam hal ini adalah seluruh sistem informasi yang berbasiskan web. Konsep access restriction dengan metode IP token yang telah diterapkan dan diimplementasikan pada Perguruan Tinggi Raharja antara lain adalah pada bagian Absensi Online (AO). Absensi Online merupakan pengembangan Raharja Multimedia Edutainment (RME) Versi 2.0 disiapkan oleh Perguruan Tinggi Raharja dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada Pribadi Raharja secara online sebagai bentuk service excellence sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar sebagai kampus unggulan, selain itu juga pengembangan Absensi Online merupakan strategi implementasi teknologi terbaru pada kegiatan perkuliahan dan pembelajaran di Perguruan Tinggi Raharja [Raha07]. Absensi Online pada Perguruan Tinggi Raharja diperuntukkan bagi dosen dan mahasiswa, dimana rangkaian dari proses absensi tersebut dimulai pada bagian dosen, yakni saat dosen melakukan Check In dengan menggunakan layar touchscreen.

Gambar 6. Tampilan Layar Check In Dosen

204

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Setelah dosen Check In dengan cara menekankan ibu jari pada tempat yang telah disediakan pada tampilan layar di atas, dosen baru dapat melakukan absen hadir di kelas. Berikut adalah tampilan layar untuk dosen melakukan absen hadir di kelas:

Gambar 7. Tampilan Layar Dosen Melakukan Absen Hadir di Kelas

Apabila dosen telah meng-click pada bagian yang dilingkari di atas, maka artinya proses kedua yaitu absen hadir dosen di kelas telah selesai. Pada proses inilah sistem akan mencatat atau merekam IP Address dari komputer tempat dosen tersebut melakukan absen hadir. IP Address tersebut akan dicatat pada database untuk digunakan sebagai token. Proses selanjutnya ialah dosen melakukan absen terhadap mahasiswa pada halaman atau tampilan layar yang sama seperti di atas.

Gambar 8. Tampilan Layar Absen Mahasiswa

Setelah dosen absen hadir, maka otomatis link untuk absen dosen akan hilang atau berubah menjadi berupa informasi jam hadir dosen di kelas. Di samping itu, akan muncul link tempat dosen melakukan absen mahasiswa. Bila dosen belum mengabsen, link tersebut akan tertulis Absen, namun ketika mahasiswa telah di absen maka link akan berubah menjadi angka yang menunjukkan jam hadir mahasiswa di kelas, seperti tampak pada gambar di atas. Vol.1 No.3 - Mei 2008205

ISSN: 1978 - 8282 Proses absen mahasiswa tersebut hanya dapat dilakukan melalui komputer tempat dosen yang bersangkutan melakukan absen hadir. Hal ini berkaitan dengan IP Token, atau hanya komputer yang memegang IP Address tertentu saja yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Bila ada komputer lain yang mencoba masuk ke halaman tersebut dengan IP yang berbeda (bukan pemegang token), maka tampilan layar yang muncul adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Tampilan Layar Absen Mahasiswa (Tanpa Link)

Dari kedua tampilan di atas (Gambar 10 dan Gambar 11), terlihat bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara keduanya. Yang membedakan hanya tampilan link dimana absen mahasiswa bisa dilakukan. Pada komputer pemegang token, link untuk absen mahasiswa akan muncul, sebaliknya link tersebut akan hilang bila halaman tersebut dibuka oleh komputer lain dengan IP yang berbeda. Jadi, bila ada user dari komputer lain yang mencoba melakukan absen hadir mahasiswa pada kelas tersebut, maka secara otomatis sudah terblokir. Baik komputer pemegang token maupun komputer lainnya keduanya akan dapat memperoleh informasi yang sama dari halaman tersebut, hal ini karena keduanya ada pada halaman/alamat yang sama pula. Dapat dilihat bahwa tampilan angka berupa jam hadir mahasiswa di kelas pada kedua gambar di atas tidak berbeda. Dengan demikian, seluruh informasi sama-sama dapat dinikmati baik oleh komputer pemegang token, maupun melalui komputer lainnya. Di samping itu, baik komputer pemegang token maupun komputer lainnya tetap dapat masuk ke halaman tersebut dan memperoleh informasi di dalamnya tanpa mendapati adanya halaman yang menanyakan perihal username dan atau password sebelumnya. Atau dengan kata lain, tidak ada larangan bagi siapapun untuk masuk dan memperoleh informasi darinya.

206

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 KESIMPULAN Untuk menjaga integritas dan keamanan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam hal ini konsep access restriction dengan metode IP token menjadi bagian dalam lapisan keamanan Sistem Informasi. Konsep ini merupakan suatu terobosan baru yang terbukti memiliki keandalan dan kelebihan. Di samping untuk tujuan keamanan data, penerapan konsep ini tetap mendukung tujuan daripada sistem informasi berbasis web, yaitu menampilkan informasi kepada seluruh user kapanpun dan dimanapun juga tanpa adanya pembatasan akses masuk. DAFTAR PUSTAKA 1. Bowo Ekowidodo (2005). Membuat Website dengan ASP dan Microsoft Access. Yogyakarta: ANDI. Davit Kurniawan. (2008). Metode IP Address Lanjutan VLSM: Variable Length Subnet Mask. Diakses pada 19 Maret 2008 dari: http://ilmukomputer.com/2007/12/15/ metode-ip-address-lanjutan-vlsm/. Jogiyanto Hartono (2000). Pengenalan Komputer: Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Edisi ketiga. Yogyakarta: Andi.

2.

3.

4. Rahardja. U, Budiarto. M, dan Maimunah (2007). Absensi Online (AO). Jurnal Cyber Raharja. Edisi 7 Th IV/April. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 5. Valent Setiatmi (2007). Desain dan Implementasi Sistem Informasi Penilaian Mahasiswa pada Raharja Multimedia Edutainment. Tangerang: Skripsi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja. 6. Anonim (2008). Access Token: Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Diakses pada 22 Maret 2008 dari: http://id.wikipedia.org wiki/Access_token. 7. ................... Alamat IP: Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Diakses pada 19 Maret 2008 dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP. 8. ................... Mendeteksi Asal Negara dari IP Address. Diakses pada 19 Maret 2008 dari: http://www.wahanaprogrammer.net/content.php?cid=31.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

207

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

MEN-CAPTURE EQ MELALUI DAFTAR NILAI INDEKS MUTU KOMULATIF (IMK) BERBASIS ICTUntung Rahardja1 Augury El Rayeb2 Hidayati3 Email : [email protected] [email protected], [email protected] ABSTRAKSIBerkembangnya IPTEK yang diikuti dengan perkembangan zaman, menuntut setiap mahasiswa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang baik, tetapi juga harus mempunyai kedisiplinan dan dedikasi yang sangat tinggi, yang tidak kalah pentingnya mahasiswa pun harus berkomitmen terhadap peraturan yang berlaku karena bila tidak mahasiswa tersebut akan tersingkir dan tereliminasi dari persaingan dunia kerja. Namun sayangnya perguruan tinggi pada umumnya kurang memperhatikan permasalahan ini. Sampai saat ini perguruan tinggi hanya menghasilkan daftar nilai yang berisi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai satu-satunya hasil yang diterima mahasiswa dalam menggambarkan atau menentukan keberhasilannya setelah 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi. Untuk menjawab tantangan dunia kerja, daftar nilai IMK harus dapat berdampingan dengan daftar nilai IPK dalam memberikan penilaian komprehensif terhadap mahasiswa. Untuk itu dalam artikel ini dikemukakan beberapa metodologi pemecahan permasalahan, diantaranya mengidentifikasikan setidaknya ada beberapa masalah yang mendasar perihal metode penilaian mahasiswa yang lama, mendefinisikan metode penilaian EQ melalui daftar nilai IMK, merancang daftar nilai IMK melalui flowchart, dan terakhir yaitu membangun daftar nilai IMK melalui Macromedia Dreamweaver MX. Hasil akhir dari artikel ini yaitu dilahirkanlah sebuah konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa yang kita sebut dengan istilah IMK. IMK merupakan nilai rata-rata dari Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) setiap semester. IMK inilah yang berperan dalam mengukur EQ dari seorang mahasiswa secara terus menerus selama 4 (empat) tahun yang sebaiknya di-capture dalam bentuk daftar nilai IMK. Kata kunci : EQ, daftar nilai IMK,IMM,IPK.

1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

209

208

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

PENDAHULUAN Saat ini paradigma lama tentang anggapan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) sebagai satusatunya tolak ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan dan kesuksesan kinerja sumber daya manusia, digugurkan oleh munculnya paradigma kecerdasan lain yang ikut menentukan terhadap kesuksesan dan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Berdasarkan survei yang dilakukan Lohr, yang ditulis oleh Krugman dalam artikel On The Road On Chairman lou (The New York times 26/06/ 1994), menyebutkan bahwa IQ ternyata sesungguhnya tidak cukup untuk menerangkan kesuksesan seseorang.[Raha08] Lulusan Perguruan Tinggi selama ini banyak diukur dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau identik dengan IQ sebagai indikator kelulusan. Suatu kenyataan bahwa setelah 4 (empat) tahun mahasiswa kuliah di Perguruan Tinggi dinyatakan lulus bergelar dengan hanya satu indeks pengukuran yaitu Indeks Prestasi Kumulatif. Apakah dengan melihat IPK pengguna lulusan dalam hal ini pihak perusahaan dapat menjawab persyaratan penerimaan karyawan baru yang ditetapkan? Kalau stakeholder pada akhirnya menetapkan rantai uji dan tidak melihat IPK dari calon tersebut, apakah artinya sistem penilaian dari perguruan tinggi, tidak Link and match dengan kaum pengguna? Pada akhirnya perlu disadari bahwa EQ lebih dominan ingin diuji oleh pengguna lulusan sebelum diterima pada suatu perusahaan. Masalahnya adalah, stakeholder sendiri merasa kesulitan bahwa rantai uji yang dimiliki oleh perusahaan tersebut belum tentu dapat mencerminkan EQ yang sesungguhnya. Bahwa seorang calon, kelihatannya memiliki Good Attitude dalam waktu singkat (short time), pada saat diterima dan bekerja dengan tempo yang lebih lama (long time) ternyata mempunyai (Bad Attitude). Untuk menjawab tantangan dunia kerja sudah selayaknya bila setiap Perguruan Tinggi tersebut dapat memanfaatkan ICT, men-capture IMM yang merupakan bentuk penilaian EQ dari mahasiswa tersebut secara terus menerus, sehingga pada akhirnya dapat mengeluarkan Indeks Mutu Kumulatif (IMK) yang dominan mengukur kecerdasan emosi dari lulusannya. LANDASAN TEORI 1. Kecerdasan Emosional (EQ) Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut, seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. [Raha08]

Vol.1 No.3 - Mei 2008

209

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya kecerdasan emosi merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dikatakan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. [Raha08] Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain). [Raha08]Komponen komponen kecerdasan emosional Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyatannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan disekolah, tempat kerja, dan dalam komunikasi dilingkungan masyarakat. Goleman (1995) mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: [Raha08] 1) Mengenali emosi diri Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.

210

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

2)

Mengelola emosi Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri. 3) Memotivasi diri Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut: v cara mengendalikan dorongan hati; v derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; v kekuatan berpikir positif; v optimisme; dan v keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada suatu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positive dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. 4) Mengenali emosi orang lain Empati atau mengenali emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Ketika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. 5) Membina hubungan dengan orang lain Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan. 2. On-line Sesuatu dikatakan On-line adalah bila ia terkoneksi atau terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Beberapa arti kata lainnya yang lebih spesifik:[Raha107] Vol.1 No.3 - Mei 2008

211

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

dalam percakapan umum, jaringan atau network yang lebih besar dalam konteks ini biasanya lebih mengarah kepada internet, sehingga On-line lebih pada menjelaskan bahwa ia dapat diakses melalui internet. 2. secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu aktivitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan On-line jika elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, sebuah instalasi pembangkit listrik dikatakan On-line jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan elektrik. dalam telekomunikasi istilah On-line memiliki arti lain yang lebih spesifik. Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan On-line bila berada dalam control langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia tersedia saat akan digunakan oleh sistem (On-demand), tanpa membutuhkan intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara mandiri diluar dari sistem tersebut. 1. 3. Parameter Indeks Mutu Kumulatif (IMK) Indeks Mutu Kumulatif (IMK) dihasilkan melalui beberapa parameter dibawah ini, yaitu : a. Waktu kehadiran mahasiswa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) b. IMMTH yang merupakan nilai mutu kehadiran mahasiswa mengikuti KBM c. IMMT yang merupakan nilai mutu ketepatan mahasiswa mengikuti KBM d. IMM yang merupakan nilai rata-rata dari IMMTH dan IMMT PERMASALAHAN Demi menjawab tantangan mutu lulusan, Perguruan Tinggi memerlukan adanya sistem penilaian yang mengarah pada perilaku, kedisiplinan dan komitmen terhadap peraturan yang berjalan. Hal ini merupakan suatu tantangan yang perlu dihadapi pada era globalisasi saat ini dimana perusahaan tidak hanya selalu memperhatikan penilaian dari segi kepandaian dan kemampuan menyerap materi perkuliahan tetapi juga dari segi kedisiplinan seseorang. Untuk itu, diperlukan adanya fasilitas pengukuran EQ yang praktis, lancar dan akurat, dimana hasilnya merupakan cermin nilai EQ seorang mahasiswa selama 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi.[Raha307] Perlu disadari bahwa sampai saat ini belum ada yang mampu mengukur EQ secara akurat. Namun selama 4 (empat) tahun mendidik mahasiswa, Perguruan Tinggi ternyata mempunyai peluang dan potensi yang besar untuk mendidik sekaligus mengukur EQ dari mahasiswa.

212

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Berdasarkan hal tersebut dikemukakan ada 2 masalah yang melatarbelakangi pembuatan artikel ini yaitu : 1. Bagaimanakah cara men-Capture Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) secara terus menerus sehingga dihasilkanlah sebuah Indeks Mutu Kumulatif (IMK)? 2. Output seperti apakah yang sebaiknya diterima oleh mahasiswa sebagai bentuk pengukuran nilai EQ selama menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi? PEMECAHAN MASALAH Untuk dapat menjawab seluruh permasalahan diatas, saat ini telah diluncurkan sebuah sistem penilaian baru yaitu melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM). Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) merupakan sistem penilaian yang disiapkan untuk mengukur dan mengetahui tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa dengan menggunakan Absensi Online (AO). Melalui AO tersebut seluruh waktu kehadiran mahasiswa ketika mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan terekam seluruhnya, sehingga akan terekam juga waktu keterlambatannya. Tingkat kedisiplinan yang digambarkan melalui IMM merupakan pengukuran tingkat emosional (EQ) seorang mahasiswa yang terus menerus direkam dari waktu ke waktu, seperti halnya pihak Perguruan Tinggi merekam nilai mahasiswa setiap semester sampai akhirnya dihasilkanlah sebuah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Agar setiap mahasiswa dapat mengukur kemampuan akademisnya, biasanya pihak manajemen Perguruan Tinggi memberikan hasil belajar mahasiswa dalam bentuk daftar nilai. Dalam daftar nilai tersebut dihasilkanlah sebuah nilai ratarata dari seluruh nilai yang telah diperoleh yang biasa disebut dengan kata IPK. Sampai saat ini IPK tersebut terus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur tingkat kecerdasan mahasiswa dalam menyerap seluruh materi perkuliahan. Seperti halnya IPK, IMM pun akan direkam secara terus menerus. Agar setiap mahasiswa mengetahui kadar kedisiplinannya, seharusnya pihak manajemen Perguruan Tinggi men-capture seluruh data IMM dalam bentuk daftar nilai IMK. Dari daftar nilai tersebut perlu dihitung ratarata nya untuk kemudian dikemas menjadi sebuah nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK). IMK ini yang nantinya harus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur kadar perilaku, kedisiplinan, dan emosional seorang mahasiswa selama 4 (tahun) kuliah di Perguruan Tinggi. Bukan hanya itu, seharusnya nilai IMK tersebut menjadi gambaran mutlak tingkat EQ seorang mahasiswa untuk selamanya. Dengan adanya daftar nilai IMK ini yang dipadukan dengan daftar nilai IPK, diharapkan Perguruan Tinggi sudah dapat menjawab seluruh tantangan dunia kerja. Pihak pengguna lulusan, tidak perlu lagi mengadakan uji saring untuk mengetahui tingkat

Vol.1 No.3 - Mei 2008

213

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

EQ lulusan, karena EQ sudah tergambar dengan jelas pada daftar nilai IMK yang diukur oleh manajemen Perguruan Tinggi terhadap seluruh mahasiswa nya selama 4 (tahun). MERANCANG ALGORITMA 1. Algorima update daftar nilai IMK Var Main () { Pilih Database Genap 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM Into DMQ from A_View_IMM_All_Detail Pilih Database Ganjil 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM from A_View_IMM_All_Detail Ulangi sampai data habis Seleksi NIM,Kode_Kelas from DMQ where NIM nya sama dan Kode nya sama Jika data tidak ditemukan Tambah data pada DMQ Jika data ditemukan Update data pada DMQ where NIM nya sama dan Kode_Kelas nya sama Selesai Jika Selesai Ulang } 2. Algoritma Daftar nilai IMK Var Char strNIM Float AM, Total_AM, Total_SKS, IMK Main () { strNIM = request(NIM) Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM where NIM = strNIM Ulangi sampai data habis AM=IMM*SKS Total_AM=Total_AM+AM Selesai Jika

214

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Seleksi sum(sks) as jum_sks where NIM = strNIM Total_SKS = jum_sks IMK = Total_AM / Total_SKS } MERANCANG PROGRAM MELALUI FLOWCHART

T

Y T

Y

Gambar 1. Flowchart Daftar Nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

215

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

APLIKASI PROGRAM Software yang digunakan untuk membuat program daftar nilai IMK yaitu ASP, Karena ASP merupakan suatu framework yang dapat digunakan untuk membuat web dinamis. ASP banyak digunakan untuk aplikasi yang berhubungan dengan database, baik menggunakan Microsoft Access database hingga SQL server atau Oracle database. Scripting yang paling banyak digunakan dalam menulis ASP adalah Vbscript.[Raha207] ASP adalah macromedia dreamweaver MX yang secara dinamais menggunakan koneksi database. Untuk mengkoneksikan antara ASP dengan database digunakanlah SQL (Structured Query Language). ASP (Active Server Pages) adalah sebuah objek lebih tepatnya Component Object Model (COM), bukan bahasa pemrograman yang sering kita lihat. ASP dikembangkan atas dasar ISAPI yang terdiri dari 6 (enam) objek sederhana. Akan tetapi karena digabungkan dengan struktur teknologi Microsoft lainnya, objek ini menjadi sangat berguna. Keenam objek tersebut adalah Application, Session, Response, Request, Server dan ObjectContext.[Andi05] SQL adalah kependekan dari Structured Query Language. Bahasa ini merupakan standar yang digunakan untuk mengakses basis data relational. Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang menggunakan SQL sebagai sub bahasa untuk mengakses data. Perangkat lunak ini biasanya disebut RDMS (Relational Database Management System). Database yang digunakan yaitu SQL server dimana SQL didesain untuk dapat digunakan secara client server dalam lingkungan intranet bahkan internet. Dalam pembuatan database SQL server tidak menyediakan kemampuan untuk membuat form, report, dan sebagainya. SQL server hanya menyediakan database dan pengaturan hak (privillage), security dan semua yang berkaitan dengan manajemen database. Tipe data yang dapat digunakan dalam SQL server hampir sama dengan Microsoft Access tetapi penamaannya saja yang berbeda, berikut daftar konversi penamaan untuk Access SQL server:

216

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Tabel 1. Daftar konversi penamaan untuk Access SQL server

LISTING PROGRAM Daftar nilai IMK merupakan sebuah program yang menggunakan metode DMQ (Data Mart Query), sehingga listing program yang akan ditampilkan yaitu meliputi listing update daftar nilai IMK, dan listing tampilan daftar nilai IMK. Berikut listing programnya: Listing program update daftar nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

217

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

218

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Listing program tampilan daftar nilai IMK

a.

IMPLEMENTASI PROGRAM Konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah diimplementasikan pada Perguruan Tinggi Raharja. IMM tersebut merupakan hasil perpaduan antara program Raharja Multimedia Edutaiment (RME) versi 1 dan Absensi On-line (AO). TAMPILAN LAYAR Tampilan layar (interface) Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah terintegrasi dengan beberapa sistem informasi seperti Raharja Multimedia Edutainment (RME) versi 1, Absensi On-line (AO), dan Panel pimpinan. Adapun interface interface tersebut terdiri dari : a. Interface IMM pada RME

Gambar 2. Interface IMM pada RME

Vol.1 No.3 - Mei 2008

219

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Dalam gambar diatas terdapat jumlah kuantitatif IMM : 1246. Jumlah tersebut merupakan jumlah mahasiswa aktif yang pada semester ini aktif mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ketika nilai tersebut di klik, maka akan terbuka sebuah URL yang berisi seluruh mahasiswa aktif secara detail beserta nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG. URL tersebut memiliki interface seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3. Daftar seluruh mahasiswa

Pada interface diatas dapat dijelaskan bahwa IMMTH merupakan sebuah nilai yang menggambarkan tingkat kehadiran mahasiswa mengikuti KBM. IMMT merupakan nilai yang menggambarkan tingkat ketepatan mahasiswa masuk kedalam kelas, sedangkan IMMG merupakan nilai rata rata antara IMMTH dan IMMT. Untuk dapat melihat secara detail nilai data kedisiplinan seorang mahasiswa untuk setiap kelas yang diambilnya pada semester ini, silahkan klik pada nama mahasiswanya. Berikut gambar dari interfacenya.

Gambar 4. Rekapitulasi IMM per mahasiswa

220

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Interface diatas melukiskan nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG untuk seluruh kelas yang diambil oleh seorang mahasiswa dalam hal ini AHMAD ZAMZAMI sebagai salah satu contohnya. Nilai diatas mengandung makna sebagai berikut : IMMT = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah telah hadir di kelas. IMMTH = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah tidak hadir mengikuti perkuliahan. IMMG = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI seorang mahasiswa yang memiliki kedisiplinan yang tinggi karena tidak pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat dalam mengikuti KBM. Sedangkan IMM merupakan nilai ratarata IMMG dari seluruh kelas yang sedang dijalani oleh setiap mahasiswa dalam satu semester. IMM tersebut akan diabadikan dalam bentuk sebuah Piagam IMM. Piagam IMM bukan hanya berisikan nilai IMM seorang mahasiswa, melainkan juga nilai IMM tertinggi, IMM terendah, Deviasi IMM, rata rata IMM, dan yang terpenting yaitu rangking IMM. Dengan rangking tersebut dapat diukur bahwa tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa itu berada pada titik mana berbanding dengan seluruh mahasiswa yang aktif saat ini? Jika mahasiswa yang bersangkutan merupakan mahasiswa yang terbaik, maka seharusnya dia memperoleh rangking 1. Berikut adalah interface Piagam IMM.

Gambar 5. Piagam IMM

Vol.1 No.3 - Mei 2008

221

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

b. Interface IMM pada Panel Pimpinan Berbeda dengan interface sebelumnya, interface IMM pada panel pimpinan ini khusus menggambarkan nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK) setiap mahasiswa. IMK merupakan nilai ratarata IMM pada seluruh semester yang telah dijalankan oleh setiap mahasiswa. IMK tersebut dikemas dalam sebuah Daftar Nilai IMK yang formatnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Daftar nilai IMK

Daftar nilai inilah yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa setiap akhir semester sebagai bentuk evaluasi diri terhadap penilaian EQ nya selama menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

222

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa Daftar Nilai IMK sangat cocok untuk dikembangkan dilingkungan Perguruan Tinggi. Melalui Daftar Nilai IMK, Perguruan Tinggi dapat membuktikan kepada pihak pengguna lulusan, bahwa lulusan mereka benarbenar mempunyai kompetensi yang bukan hanya diukur berdasarkan nilai intelektualnya melainkan juga berdasarkan nilai emosionalnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Andi (2005). Aplikasi Web Database ASP Menggunakan Dreamweaver MX 2004. Yogyakarta: Andi Offset. 2. Bernard, R, Suteja (2006). Membuat Aplikasi Web Interaktif Dengan ASP. Bandung: Informatika. 3. Rahardja, Untung (2007). Thesis Program Studi Magister Teknologi Informasi. Analisis Kelayakan Investasi Digital Dashboard pada Manajemen Akademik Perguruan Tinggi: Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Raharja. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia. 4. Rahardja. U, Maimunah dan Hidayati (2007). Artikel CCIT Journal Edisi 1 Vol. 1. Metode Pencarian Data dengan Menggunakan Intelligence Auto Find System (IAFS). Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 5. Rahardja. U, Fitria Murad. D (2007). Usul Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Meret 2008 dari http://rww.stmik raharja.com/dina/HIBAH_Penelitian/Proposal_HibahBersaing_Update.doc. 6. Rahardja, Untung (2008). Proposal Perancangan IMM pada Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Maret 2008 dari http://rww.stmik-raharja.com/ur/dokumen_S3 imm_versi_dr_sunar_1.doc.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

223

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

MEN-CAPTURE EQ MELALUI DAFTAR NILAI INDEKS MUTU KOMULATIF (IMK) BERBASIS ICTUntung Rahardja1 Augury El Rayeb2 Hidayati3 Email : [email protected] [email protected], [email protected] ABSTRAKSIBerkembangnya IPTEK yang diikuti dengan perkembangan zaman, menuntut setiap mahasiswa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang baik, tetapi juga harus mempunyai kedisiplinan dan dedikasi yang sangat tinggi, yang tidak kalah pentingnya mahasiswa pun harus berkomitmen terhadap peraturan yang berlaku karena bila tidak mahasiswa tersebut akan tersingkir dan tereliminasi dari persaingan dunia kerja. Namun sayangnya perguruan tinggi pada umumnya kurang memperhatikan permasalahan ini. Sampai saat ini perguruan tinggi hanya menghasilkan daftar nilai yang berisi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai satu-satunya hasil yang diterima mahasiswa dalam menggambarkan atau menentukan keberhasilannya setelah 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi. Untuk menjawab tantangan dunia kerja, daftar nilai IMK harus dapat berdampingan dengan daftar nilai IPK dalam memberikan penilaian komprehensif terhadap mahasiswa. Untuk itu dalam artikel ini dikemukakan beberapa metodologi pemecahan permasalahan, diantaranya mengidentifikasikan setidaknya ada beberapa masalah yang mendasar perihal metode penilaian mahasiswa yang lama, mendefinisikan metode penilaian EQ melalui daftar nilai IMK, merancang daftar nilai IMK melalui flowchart, dan terakhir yaitu membangun daftar nilai IMK melalui Macromedia Dreamweaver MX. Hasil akhir dari artikel ini yaitu dilahirkanlah sebuah konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa yang kita sebut dengan istilah IMK. IMK merupakan nilai rata-rata dari Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) setiap semester. IMK inilah yang berperan dalam mengukur EQ dari seorang mahasiswa secara terus menerus selama 4 (empat) tahun yang sebaiknya di-capture dalam bentuk daftar nilai IMK. Kata kunci : EQ, daftar nilai IMK,IMM,IPK.

1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

209

208

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

PENDAHULUAN Saat ini paradigma lama tentang anggapan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) sebagai satusatunya tolak ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan parameter keberhasilan dan kesuksesan kinerja sumber daya manusia, digugurkan oleh munculnya paradigma kecerdasan lain yang ikut menentukan terhadap kesuksesan dan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Berdasarkan survei yang dilakukan Lohr, yang ditulis oleh Krugman dalam artikel On The Road On Chairman lou (The New York times 26/06/ 1994), menyebutkan bahwa IQ ternyata sesungguhnya tidak cukup untuk menerangkan kesuksesan seseorang.[Raha08] Lulusan Perguruan Tinggi selama ini banyak diukur dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau identik dengan IQ sebagai indikator kelulusan. Suatu kenyataan bahwa setelah 4 (empat) tahun mahasiswa kuliah di Perguruan Tinggi dinyatakan lulus bergelar dengan hanya satu indeks pengukuran yaitu Indeks Prestasi Kumulatif. Apakah dengan melihat IPK pengguna lulusan dalam hal ini pihak perusahaan dapat menjawab persyaratan penerimaan karyawan baru yang ditetapkan? Kalau stakeholder pada akhirnya menetapkan rantai uji dan tidak melihat IPK dari calon tersebut, apakah artinya sistem penilaian dari perguruan tinggi, tidak Link and match dengan kaum pengguna? Pada akhirnya perlu disadari bahwa EQ lebih dominan ingin diuji oleh pengguna lulusan sebelum diterima pada suatu perusahaan. Masalahnya adalah, stakeholder sendiri merasa kesulitan bahwa rantai uji yang dimiliki oleh perusahaan tersebut belum tentu dapat mencerminkan EQ yang sesungguhnya. Bahwa seorang calon, kelihatannya memiliki Good Attitude dalam waktu singkat (short time), pada saat diterima dan bekerja dengan tempo yang lebih lama (long time) ternyata mempunyai (Bad Attitude). Untuk menjawab tantangan dunia kerja sudah selayaknya bila setiap Perguruan Tinggi tersebut dapat memanfaatkan ICT, men-capture IMM yang merupakan bentuk penilaian EQ dari mahasiswa tersebut secara terus menerus, sehingga pada akhirnya dapat mengeluarkan Indeks Mutu Kumulatif (IMK) yang dominan mengukur kecerdasan emosi dari lulusannya. LANDASAN TEORI 1. Kecerdasan Emosional (EQ) Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut, seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. [Raha08]

Vol.1 No.3 - Mei 2008

209

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya kecerdasan emosi merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dikatakan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. [Raha08] Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain). [Raha08]Komponen komponen kecerdasan emosional Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyatannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan disekolah, tempat kerja, dan dalam komunikasi dilingkungan masyarakat. Goleman (1995) mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: [Raha08] 1) Mengenali emosi diri Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.

210

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

2)

Mengelola emosi Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri. 3) Memotivasi diri Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut: v cara mengendalikan dorongan hati; v derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; v kekuatan berpikir positif; v optimisme; dan v keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada suatu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positive dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. 4) Mengenali emosi orang lain Empati atau mengenali emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Ketika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. 5) Membina hubungan dengan orang lain Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan. 2. On-line Sesuatu dikatakan On-line adalah bila ia terkoneksi atau terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Beberapa arti kata lainnya yang lebih spesifik:[Raha107] Vol.1 No.3 - Mei 2008

211

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

dalam percakapan umum, jaringan atau network yang lebih besar dalam konteks ini biasanya lebih mengarah kepada internet, sehingga On-line lebih pada menjelaskan bahwa ia dapat diakses melalui internet. 2. secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu aktivitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan On-line jika elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, sebuah instalasi pembangkit listrik dikatakan On-line jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan elektrik. dalam telekomunikasi istilah On-line memiliki arti lain yang lebih spesifik. Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan On-line bila berada dalam control langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia tersedia saat akan digunakan oleh sistem (On-demand), tanpa membutuhkan intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara mandiri diluar dari sistem tersebut. 1. 3. Parameter Indeks Mutu Kumulatif (IMK) Indeks Mutu Kumulatif (IMK) dihasilkan melalui beberapa parameter dibawah ini, yaitu : a. Waktu kehadiran mahasiswa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) b. IMMTH yang merupakan nilai mutu kehadiran mahasiswa mengikuti KBM c. IMMT yang merupakan nilai mutu ketepatan mahasiswa mengikuti KBM d. IMM yang merupakan nilai rata-rata dari IMMTH dan IMMT PERMASALAHAN Demi menjawab tantangan mutu lulusan, Perguruan Tinggi memerlukan adanya sistem penilaian yang mengarah pada perilaku, kedisiplinan dan komitmen terhadap peraturan yang berjalan. Hal ini merupakan suatu tantangan yang perlu dihadapi pada era globalisasi saat ini dimana perusahaan tidak hanya selalu memperhatikan penilaian dari segi kepandaian dan kemampuan menyerap materi perkuliahan tetapi juga dari segi kedisiplinan seseorang. Untuk itu, diperlukan adanya fasilitas pengukuran EQ yang praktis, lancar dan akurat, dimana hasilnya merupakan cermin nilai EQ seorang mahasiswa selama 4 (empat) tahun kuliah di Perguruan Tinggi.[Raha307] Perlu disadari bahwa sampai saat ini belum ada yang mampu mengukur EQ secara akurat. Namun selama 4 (empat) tahun mendidik mahasiswa, Perguruan Tinggi ternyata mempunyai peluang dan potensi yang besar untuk mendidik sekaligus mengukur EQ dari mahasiswa.

212

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Berdasarkan hal tersebut dikemukakan ada 2 masalah yang melatarbelakangi pembuatan artikel ini yaitu : 1. Bagaimanakah cara men-Capture Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) secara terus menerus sehingga dihasilkanlah sebuah Indeks Mutu Kumulatif (IMK)? 2. Output seperti apakah yang sebaiknya diterima oleh mahasiswa sebagai bentuk pengukuran nilai EQ selama menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi? PEMECAHAN MASALAH Untuk dapat menjawab seluruh permasalahan diatas, saat ini telah diluncurkan sebuah sistem penilaian baru yaitu melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM). Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) merupakan sistem penilaian yang disiapkan untuk mengukur dan mengetahui tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa dengan menggunakan Absensi Online (AO). Melalui AO tersebut seluruh waktu kehadiran mahasiswa ketika mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan terekam seluruhnya, sehingga akan terekam juga waktu keterlambatannya. Tingkat kedisiplinan yang digambarkan melalui IMM merupakan pengukuran tingkat emosional (EQ) seorang mahasiswa yang terus menerus direkam dari waktu ke waktu, seperti halnya pihak Perguruan Tinggi merekam nilai mahasiswa setiap semester sampai akhirnya dihasilkanlah sebuah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Agar setiap mahasiswa dapat mengukur kemampuan akademisnya, biasanya pihak manajemen Perguruan Tinggi memberikan hasil belajar mahasiswa dalam bentuk daftar nilai. Dalam daftar nilai tersebut dihasilkanlah sebuah nilai ratarata dari seluruh nilai yang telah diperoleh yang biasa disebut dengan kata IPK. Sampai saat ini IPK tersebut terus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur tingkat kecerdasan mahasiswa dalam menyerap seluruh materi perkuliahan. Seperti halnya IPK, IMM pun akan direkam secara terus menerus. Agar setiap mahasiswa mengetahui kadar kedisiplinannya, seharusnya pihak manajemen Perguruan Tinggi men-capture seluruh data IMM dalam bentuk daftar nilai IMK. Dari daftar nilai tersebut perlu dihitung ratarata nya untuk kemudian dikemas menjadi sebuah nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK). IMK ini yang nantinya harus dipercaya sebagai nilai kuantitatif yang mengukur kadar perilaku, kedisiplinan, dan emosional seorang mahasiswa selama 4 (tahun) kuliah di Perguruan Tinggi. Bukan hanya itu, seharusnya nilai IMK tersebut menjadi gambaran mutlak tingkat EQ seorang mahasiswa untuk selamanya. Dengan adanya daftar nilai IMK ini yang dipadukan dengan daftar nilai IPK, diharapkan Perguruan Tinggi sudah dapat menjawab seluruh tantangan dunia kerja. Pihak pengguna lulusan, tidak perlu lagi mengadakan uji saring untuk mengetahui tingkat

Vol.1 No.3 - Mei 2008

213

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

EQ lulusan, karena EQ sudah tergambar dengan jelas pada daftar nilai IMK yang diukur oleh manajemen Perguruan Tinggi terhadap seluruh mahasiswa nya selama 4 (tahun). MERANCANG ALGORITMA 1. Algorima update daftar nilai IMK Var Main () { Pilih Database Genap 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM Into DMQ from A_View_IMM_All_Detail Pilih Database Ganjil 20072008 Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM from A_View_IMM_All_Detail Ulangi sampai data habis Seleksi NIM,Kode_Kelas from DMQ where NIM nya sama dan Kode nya sama Jika data tidak ditemukan Tambah data pada DMQ Jika data ditemukan Update data pada DMQ where NIM nya sama dan Kode_Kelas nya sama Selesai Jika Selesai Ulang } 2. Algoritma Daftar nilai IMK Var Char strNIM Float AM, Total_AM, Total_SKS, IMK Main () { strNIM = request(NIM) Seleksi NIM, Nama_Mhs, Kode_Kelas, Mata_Kuliah, Sks, dan IMM where NIM = strNIM Ulangi sampai data habis AM=IMM*SKS Total_AM=Total_AM+AM Selesai Jika

214

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Seleksi sum(sks) as jum_sks where NIM = strNIM Total_SKS = jum_sks IMK = Total_AM / Total_SKS } MERANCANG PROGRAM MELALUI FLOWCHART

T

Y T

Y

Gambar 1. Flowchart Daftar Nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

215

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

APLIKASI PROGRAM Software yang digunakan untuk membuat program daftar nilai IMK yaitu ASP, Karena ASP merupakan suatu framework yang dapat digunakan untuk membuat web dinamis. ASP banyak digunakan untuk aplikasi yang berhubungan dengan database, baik menggunakan Microsoft Access database hingga SQL server atau Oracle database. Scripting yang paling banyak digunakan dalam menulis ASP adalah Vbscript.[Raha207] ASP adalah macromedia dreamweaver MX yang secara dinamais menggunakan koneksi database. Untuk mengkoneksikan antara ASP dengan database digunakanlah SQL (Structured Query Language). ASP (Active Server Pages) adalah sebuah objek lebih tepatnya Component Object Model (COM), bukan bahasa pemrograman yang sering kita lihat. ASP dikembangkan atas dasar ISAPI yang terdiri dari 6 (enam) objek sederhana. Akan tetapi karena digabungkan dengan struktur teknologi Microsoft lainnya, objek ini menjadi sangat berguna. Keenam objek tersebut adalah Application, Session, Response, Request, Server dan ObjectContext.[Andi05] SQL adalah kependekan dari Structured Query Language. Bahasa ini merupakan standar yang digunakan untuk mengakses basis data relational. Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang menggunakan SQL sebagai sub bahasa untuk mengakses data. Perangkat lunak ini biasanya disebut RDMS (Relational Database Management System). Database yang digunakan yaitu SQL server dimana SQL didesain untuk dapat digunakan secara client server dalam lingkungan intranet bahkan internet. Dalam pembuatan database SQL server tidak menyediakan kemampuan untuk membuat form, report, dan sebagainya. SQL server hanya menyediakan database dan pengaturan hak (privillage), security dan semua yang berkaitan dengan manajemen database. Tipe data yang dapat digunakan dalam SQL server hampir sama dengan Microsoft Access tetapi penamaannya saja yang berbeda, berikut daftar konversi penamaan untuk Access SQL server:

216

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Tabel 1. Daftar konversi penamaan untuk Access SQL server

LISTING PROGRAM Daftar nilai IMK merupakan sebuah program yang menggunakan metode DMQ (Data Mart Query), sehingga listing program yang akan ditampilkan yaitu meliputi listing update daftar nilai IMK, dan listing tampilan daftar nilai IMK. Berikut listing programnya: Listing program update daftar nilai IMK

Vol.1 No.3 - Mei 2008

217

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

218

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282 Listing program tampilan daftar nilai IMK

a.

IMPLEMENTASI PROGRAM Konsep penilaian kedisiplinan mahasiswa melalui Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah diimplementasikan pada Perguruan Tinggi Raharja. IMM tersebut merupakan hasil perpaduan antara program Raharja Multimedia Edutaiment (RME) versi 1 dan Absensi On-line (AO). TAMPILAN LAYAR Tampilan layar (interface) Indeks Mutu Mahasiswa (IMM) telah terintegrasi dengan beberapa sistem informasi seperti Raharja Multimedia Edutainment (RME) versi 1, Absensi On-line (AO), dan Panel pimpinan. Adapun interface interface tersebut terdiri dari : a. Interface IMM pada RME

Gambar 2. Interface IMM pada RME

Vol.1 No.3 - Mei 2008

219

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Dalam gambar diatas terdapat jumlah kuantitatif IMM : 1246. Jumlah tersebut merupakan jumlah mahasiswa aktif yang pada semester ini aktif mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ketika nilai tersebut di klik, maka akan terbuka sebuah URL yang berisi seluruh mahasiswa aktif secara detail beserta nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG. URL tersebut memiliki interface seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3. Daftar seluruh mahasiswa

Pada interface diatas dapat dijelaskan bahwa IMMTH merupakan sebuah nilai yang menggambarkan tingkat kehadiran mahasiswa mengikuti KBM. IMMT merupakan nilai yang menggambarkan tingkat ketepatan mahasiswa masuk kedalam kelas, sedangkan IMMG merupakan nilai rata rata antara IMMTH dan IMMT. Untuk dapat melihat secara detail nilai data kedisiplinan seorang mahasiswa untuk setiap kelas yang diambilnya pada semester ini, silahkan klik pada nama mahasiswanya. Berikut gambar dari interfacenya.

Gambar 4. Rekapitulasi IMM per mahasiswa

220

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

Interface diatas melukiskan nilai IMMTH, IMMT, dan IMMG untuk seluruh kelas yang diambil oleh seorang mahasiswa dalam hal ini AHMAD ZAMZAMI sebagai salah satu contohnya. Nilai diatas mengandung makna sebagai berikut : IMMT = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah telah hadir di kelas. IMMTH = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI tidak pernah tidak hadir mengikuti perkuliahan. IMMG = 100, berarti AHMAD ZAMZAMI seorang mahasiswa yang memiliki kedisiplinan yang tinggi karena tidak pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat dalam mengikuti KBM. Sedangkan IMM merupakan nilai ratarata IMMG dari seluruh kelas yang sedang dijalani oleh setiap mahasiswa dalam satu semester. IMM tersebut akan diabadikan dalam bentuk sebuah Piagam IMM. Piagam IMM bukan hanya berisikan nilai IMM seorang mahasiswa, melainkan juga nilai IMM tertinggi, IMM terendah, Deviasi IMM, rata rata IMM, dan yang terpenting yaitu rangking IMM. Dengan rangking tersebut dapat diukur bahwa tingkat kedisiplinan seorang mahasiswa itu berada pada titik mana berbanding dengan seluruh mahasiswa yang aktif saat ini? Jika mahasiswa yang bersangkutan merupakan mahasiswa yang terbaik, maka seharusnya dia memperoleh rangking 1. Berikut adalah interface Piagam IMM.

Gambar 5. Piagam IMM

Vol.1 No.3 - Mei 2008

221

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

b. Interface IMM pada Panel Pimpinan Berbeda dengan interface sebelumnya, interface IMM pada panel pimpinan ini khusus menggambarkan nilai Indeks Mutu Kumulatif (IMK) setiap mahasiswa. IMK merupakan nilai ratarata IMM pada seluruh semester yang telah dijalankan oleh setiap mahasiswa. IMK tersebut dikemas dalam sebuah Daftar Nilai IMK yang formatnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Daftar nilai IMK

Daftar nilai inilah yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa setiap akhir semester sebagai bentuk evaluasi diri terhadap penilaian EQ nya selama menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

222

Vol.1 No.3 - Mei 2008

REPRINT

ISSN: 1978 - 8282

KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa Daftar Nilai IMK sangat cocok untuk dikembangkan dilingkungan Perguruan Tinggi. Melalui Daftar Nilai IMK, Perguruan Tinggi dapat membuktikan kepada pihak pengguna lulusan, bahwa lulusan mereka benarbenar mempunyai kompetensi yang bukan hanya diukur berdasarkan nilai intelektualnya melainkan juga berdasarkan nilai emosionalnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Andi (2005). Aplikasi Web Database ASP Menggunakan Dreamweaver MX 2004. Yogyakarta: Andi Offset. 2. Bernard, R, Suteja (2006). Membuat Aplikasi Web Interaktif Dengan ASP. Bandung: Informatika. 3. Rahardja, Untung (2007). Thesis Program Studi Magister Teknologi Informasi. Analisis Kelayakan Investasi Digital Dashboard pada Manajemen Akademik Perguruan Tinggi: Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Raharja. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia. 4. Rahardja. U, Maimunah dan Hidayati (2007). Artikel CCIT Journal Edisi 1 Vol. 1. Metode Pencarian Data dengan Menggunakan Intelligence Auto Find System (IAFS). Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 5. Rahardja. U, Fitria Murad. D (2007). Usul Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Meret 2008 dari http://rww.stmik raharja.com/dina/HIBAH_Penelitian/Proposal_HibahBersaing_Update.doc. 6. Rahardja, Untung (2008). Proposal Perancangan IMM pada Perguruan Tinggi. Diakses pada 19 Maret 2008 dari http://rww.stmik-raharja.com/ur/dokumen_S3 imm_versi_dr_sunar_1.doc.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

223

ISSN: 1978 - 8282

DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN PADA JURUSAN SISTEM KOMPUTER KONSENTRASI CCIT (Creative Communication and Innovative Technology)Untung Rahardja1 Asep Saefullah2 Anil Ram3 Email : [email protected]; [email protected] ABSTRAKSIPerkembangan teknologi informasi semakin pesat apalagi setelah ditemukannya komunikasi nirkabel (wireless), begitu juga kebutuhan industri terhadap SDM (Sumber Daya Manusia) yang menguasai teknologi CCIT (Creative Communication and Innovative Technology) semakin meningkat. Teknologi CCIT merupakan teknologi berbasis komunikasi wireless serta pengembangan secara kreatif teknologi informasi. Berdasarkan searching internet terdapat 380.000.000 hasil penelusuran tentang ICT (Information Communication Technology), ICT merupakan dasar pembentukan CCIT. Melihat begitu besarnya perhatian dunia akan CCIT dan belum adanya suatu kurikulum yang khusus mempelajari teknologi CCIT, maka dipandang sangat perlu untuk mendesain sistem pembelajaran yang dapat menjawab tantangan kebutuhan dunia akan lulusan yang kompeten dalam teknologi CCIT. Serta perangkat-perangkat apakah yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran dibidang teknologi CCIT tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu melakukan survey terhadap stakeholder, dalam hal ini mahasiswa dan masyarakat pengguna baik industri, swasta maupun pemerintah mengenai kurikulum Sistem Komputer yang sedang berjalan dan kurikulum usulan. Di samping itu dilakukan studi pustaka dengan melihat hasil penelitian sebelumnya yang terkait pengembangan kurikulum Jurusan Sistem Komputer. Hasil dari desain sistem pembelajaran pada Jurusan Sistem Komputer dengan konsentrasi CCIT adalah satu jilid kurikulum yang dapat memahami teknologi CCIT beserta peralatan-peralatan penunjang pembelajaran CCIT dan kurikulum CCIT merupakan kurikulum yang diminati oleh stakeholder. Kata kunci : CCIT, ICT, Sistem Komputer

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi semakin pesat setelah ditemukannya komunikasi nirkabel (wireless), begitu juga kebutuhan industri-industri terhadap sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi wireless semakin meningkat, dapat

1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692

Vol.1 No.3 - Mei 2008

235

ISSN: 1978 - 8282 dilihat dari hasil searching internet tanggal 28 November 2007 bahwa untuk kategori Job Wireless Technology ada 125.000.000, hasil penelusuran, sedangkan hasil penelusuran yang sama untuk Indonesia ada 1.820.000. Sedangkan yang membicarakan tentang ICT (Information Communication Technology) dari seluruh dunia ada 380.000.000, di mana ICT ini menjadi dasar pembentukan dari CCIT (Creative Communication and Innovative Technology). Terkait dengan perkembangan CCIT, maka dunia industri pada saat ini masih kekurangan tenaga ahli dalam bidang CCIT, ini sejalan dengan hasil searching internet bahwa kebutuhan dunia kerja dalam CCIT sebesar 2.220.000. Sedangkan kebutuhan dunia kerja di Indonesia akan lulusan yang kompeten dalam bidang CCIT sebesar 551.000. Pada saat ini terdapat kesenjangan yang cukup besar antara ketersediaan dan kebutuhan SDM ICT di Indonesia, yaitu sekitar 300%, dan diperkirakan kesenjangan tersebut pada tahun 2008 turun menjadi sekitar 165%. Jawaban kunci untuk meningkatkan literasi dan juga meningkatkan kualitas pekerja di bidang ICT, ialah melalui pengembangan standar kompetensi dan pemberian sertifikasi bagi tenaga ICT (Depkominfo:2007). Bidang kerja CCIT yang terbuka pun beragam dan hampir sama baik yang internasional maupun nasional. Kebanyakan yang dicari adalah engineer untuk networking, internet protocol, wireless serta programmer. Kelihatannya trend yang sedang terjadi adalah orang atau perusahaan ingin membuat perangkat networking seperti produk dari suatu vendor. Untuk itu memang dibutuhkan banyak orang yang dapat membuat program dalam level C, C++, J2ME dengan embedded IP dan memiliki latar belakang (pengetahuan) di bidang telekomunikasi dan networking, paham tentang IP (Internet Protocol). Jenis-jenis lowongan pekerjaan yang begitu beragam dan banyak sangat disayangkan masih sedikit sekali lulusan perguruan tinggi yang berkemampuan tinggi dalam bidang CCIT. Jika situasi seperti itu dibiarkan, maka akan sangat mengenaskan jika orang Indonesia yang bergerak di bidang teknologi informasi tidak bisa mendapatkan pekerjaan dalam bidang CCIT. Permasalahannya pada kurikulum yang sedang berjalan, yang belum mampu menjawab tantangan dunia kerja dalam bidang CCIT. Melihat kebutuhan dunia kerja yang begitu besar akan outcome yang mempunyai kompetensi dalam bidang CCIT, maka dipandang sangat perlu untuk mendesain sistem pembelajaran yang betul-betul dapat menjawab tantangan atau kebutuhan dari dunia industri. Pembenahan dapat dimulai dari peninjauan terhadap kurikulum yang sedang berjalan, kemudian memperhatikan kebutuhan dunia kerja serta mencermati perkembangan teknologi CCIT. Desain sistem pembelajaran dikhususkan untuk memahami perkembangan teknologi CCIT, teknologi ini terkait dengan Jurusan Sistem Komputer. Jurusan Sistem Komputer

236

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 yang berjalan, mempunyai kurikulum yang kurang memadai dalam menghadapi perkembagan teknologi CCIT. Untuk itu maka diperlukan suatu konsentrasi khusus dari Jurusan Sistem Komputer yang secara khusus pula menangani teknologi CCIT. Kurikulum yang di desain secara khusus untuk CCIT harus dapat mencakup dari kebutuhan stakeholder (dunia kerja) dalam bidang CCIT. Arah dari kurikulum CCIT adalah penguasaan teknologi embedded IP, teknologi internet protocol dan networking baik cabling maupun wireless serta research dalam bidang CCIT. Dalam desain pembelajaran CCIT juga perlu dibuatkan suatu standar kompetensi bidang teknologi CCIT, hal ini perlu ditetapkan dan begitu penting karena; Pertama, akan bermanfaat bagi industri dalam melakukan proses penerimaan atau pengangkatan tenaga; Kedua, standar kompetensi akan bermanfaat untuk mengembangkan SDM di bidang CCIT; Ketiga, dengan adanya standar kompetensi akan lebih mudah bagi perguruan tinggi dalam mengikuti perkembangan teknologi CCIT. PERUMUSAN MASALAH dan HIPOTESIS Permasalahan prioritas yang diinginkan adalah solusi untuk menutup gap pada kebutuhan SDM bidang ICT. Solusi itu berwujud dalam tatanan pembedahan kurikulum yang sedang berjalan, menciptakan proses belajar mengajar yang mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi dari mahasiswa, endorsement dari stakeholder terhadap sistem pembelajaran CCIT. Serta peralatan apa saja yang mendukung terciptanya desain sistem pembelajaran yang dapat menghasilkan outcome kompeten dalam bidang CCIT. Ada beberapa pendekatan dan konsep yang dilakukan untuk menjawab masalah yang diteliti. Pendekatan pertama adalah pembuatan naskah kajian tentang Jurusan Sistem Komputer. Naskah itu berisi konsep pengembangan Konsentrasi CCIT pada Jurusan Sistem Komputer dengan melihat kepada peraturan pemerintah dan APTIKOM beserta informasi mengenai sistem pembelajaran di kelas. Hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan adalah dengan terbangunnya desain sistem pembelajaran pada Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT akan meningkatkan academic atmosphere dalam proses belajar mengajar sehingga menghasilkan outcome yang kompeten dalam bidang CCIT. Hipotesis selain itu adalah kurikulum CCIT merupakan suatu kurikulum yang diminati oleh masyarakat pengguna atau stakeholder. Batasan lingkup penelitian: 1) Kurikulum yang sedang berjalan di Jurusan Sistem Komputer STMIK RAHARJA, 2) Peraturan pemerintah dan APTIKOM mengenai batasan kurikulum, 3) Proses belajar mengajar yang sedang berjalan.

Vol.1 No.3 - Mei 2008

237

ISSN: 1978 - 8282 PEMBAHASAN Pemahaman desain sistem pembelajaran adalah merupakan suatu proses komprehensif yang dimulai dari pengkajian kurikulum yang sedang berjalan, menerima dan mempertimbangkan masukan dari stakeholder, merancang kurikulum hasil kajian yang dilanjutkan dengan proses pembelajaran baik di kelas maupun laboratorium. Titik fokus untuk memahami sistem pembelajaran, melihat kepada kurikulum yang tidak dapat memenuhi harapan dari stakeholder, namun untuk kurikulum inti tetap mengacu kepada peraturan pemerintah dan APTIKOM. Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa di kelas melalui proses belajar mengajar berbasis pengembangan kreativitas dan inovasi. Desain Sistem Pembelajaran Manajemen pendidikan tinggi dalam beberapa tahun terakhir mengalami perubahanperubahan, berkaitan dengan adanya perubahan permintaan pasar dan juga adanya perkembangan teknologi informasi yang signifikan. Perubahan yang terjadi secara global tersebut didorong pula oleh berkembangnya sistem Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management). Beberapa pengamat pendidikan di Indonesia menyatakan bahwa fenomena yang perlu dicermati dari lulusan perguruan tinggi di Indonesia adalah ketidakmampuan lulusan untuk cepat beradaptasi dengan kebutuhan industri modern. Hal tersebut terjadi antara lain oleh adanya kesenjangan persepsi antara pengelola perguruan tinggi dalam menghasilkan lulusannya dan pengelola industri sebagai pengguna lulusan perguruan tinggi. Gaspersz (2003) menguraikan adanya kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan industri di Indonesia seperti ditunjukkan pada tabel 1.Tabel 1. Kesenjangan lulusan Perguruan Tinggi dengan Kebutuhan Industri Di Indonesia.Lulusan Perguruan Tinggi Hanya memahami teori Memiliki ketrampilanindividual Motivasi belajar hanya untuk lulus ujian Hanya berorientasi pada pencapaian grade atau nilai tertentu (pembatasan target ) Orientasi belajar hanya pada mata kuliah individual secara terpisah Proses belajar bersifat pasif, hanya menerimainformasi dari dosen Penggunaan teknologi (misal : komputer) terpisah dari proses belajar Kebutuhan Industri Kemampuan solusi masalah berdasarkan konsep ilmiah Memiliki ketrampilan kelompok Mempelajari bagaimana belajar yang efektif Berorientasi pada peningkatan terus menerus dengan tidak dibatasi pada target tertentu saja.Setiap target yang tercapai akan terus menerus ditingkatkan Membutuhkan pengetahuan terintegrasi antardisiplin ilmu untuk solusi masalah industriyang komplek Bekerja adalah suatu proses berinteraksidengan orang lain dan memproses informasisecara aktif Penggunaan teknologi merupakan bagianintegral dari proses belajar untuk solusi masalah industri

238

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 Permasalahan proses pembelajaran di pendidikan tinggi saat ini adalah kesenjangan antara permasalahan pekerjaan yang dihadapi oleh masyarakat pemakai (stakeholder) dengan materi pembelajaran di kelas atau praktikum. Permasalahanpermasalahan yang teridentifikasi tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mengarah pada peningkatan soft skill mahasiswa, dan akses informasi permasalahan dunia kerja dan pemutakhiran ICT untuk mendukung Student Center Learning (SCL) masih kurang memadai.

Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja, dari waktu ke waktu melakukan perbaikan terus-menerus (continuous educational process improvement) terutama dalam hal mutu baik mutu input (calon mahasiswa), mutu proses (sistem pembelajaran) dan mutu outcome. Pemikiran continuous educational process improvement dimulai dari adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, sampai kepada pemuasan pengguna lulusan (pelanggan) dan alumni. Selanjutnya berdasarkan informasi sebagai umpan-balik yang berasal dari pengguna lulusan, alumni, orang tua dan mahasiswa dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk mendesain sistem pembelajaran di Jurusan Sistem Komputer dan memperbaiki proses pendidikan perguruan tinggi yang ada. Selanjutnya model manajemen perguruan tinggi dengan dasar konsep Roda Deming dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Roda Deming dalam Manajemen Perguruan Tinggi

Vol.1 No.3 - Mei 2008

239

ISSN: 1978 - 8282 Dari gambar tersebut terlihat bahwa penerapan Roda Deming dalam manajemen Perguruan Tinggi terdiri dari empat komponen utama, yaitu : riset pasar tenaga kerja, desain proses pendidikan yang dinamis dan berorientasi pasar, operasional proses belajar mengajar yang terkontrol, dan bertanggung jawab menyerahkan tepat waktu lulusan yang adaptif, kompetitif dan berkualitas baik, agar mampu berkompetisi dalam persaingan global. Dalam konsep manajemen kualitas modern, kualitas suatu perguruan tinggi tidak cukup hanya ditentukan oleh kualitas sarana/prasarana atau reputasi institusional. Kualitas pendidikan adalah suatu standar minimum yang harus dipenuhi agar mampu memuaskan pengguna lulusan, serta harus terus-menerus ditingkatkan sejalan dengan peningkatan tuntutan pasar tenaga kerja.

Student Learning Center(SLC) Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, inovasi, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan materi perkuliahan karena dosen harus intensif menyesuaikan materi dengan perkembangan teknologi terbaru. Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan dosen dalam menyesuaikan materi perkuliahan dengan perkembangan tersebut, karena dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan pengetahuan/teknologi terbaru. Sehingga dengan latar belakang tersebut maka pola pembelajaran konvensional atau paradigma Faculty teaching ke StudentLearning Center (SLC) berbasis ICT khususnya Project Based Learning (PBL) yang dilaksanakan oleh Jurusan Sistem Komputer konsentrasi CCIT dan diberi nama CCIT Based Project (CBP). Aktivitas peningkatan softskill mahasiswa Jurusan Sistem Komputer Konsentrasi CCIT melalui inovasi dan relevansi pembelajaran tersebut terdiri atas tiga sub aktivitas dengan tujuan masing masing kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan softskill dosen, yang mendukung pembelajaran SCL. Sub aktivitas ini bertujuan meningkatkan soft skill dosen, yang mendukung pembelajaran Student Learning Center (SLC). 2. Peningkatan metode pembelajaran yang mengarah ke SLC. Sub aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan metode pembelajaran yang mengarah ke SLC.240

Vol.1 No.3 - Mei 2008

ISSN: 1978 - 8282 3. Peningkatan kegiatan ekstra dan ko-kurikuler mahasiswa, bertujuan memberikan bekal ketrampilan (soft skill) yang diperlukan lulusan untuk mengantisipasi situasi dunia kerja yang semakin kompetitif melalui peningkatan kegiatan ekstra dan ko-kurikuler mahasiswa. Sistem Pembelajaran CCIT (Creative Communication and Innovative Technology) Sistem pembelajaran pada CCIT lebih mengedepankan kepada pentingnya kesadaran individu mahasiswa untuk memperkaya diri dalam ranah knowledge, skill dan attitude. Sistem pembelajaran CCIT menganut kepada pengembangan kreativitas dan inovasi dari mahasiswa. CCIT memiliki potensi untuk mendorong mahasiswa belajar lebih aktif, mandiri, sesuai dengan irama belajarnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan diri masing-masing, irama belajar mahasiswa tersebut perlu dipandu agar terus dinamis dan mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi, yaitu dengan bantuan metode pendekatan perkuliahan CBP (CCIT Based Project). Sebelum masuk pada inti perkuliahan CCIT, sebagai prasyarat harus mengikuti Independent Study (IS). Tujuan dari IS CCIT ini adalah untuk menumbuh kembangkan kemampuan dari seorang mahasiswa dalam menggali potensi diri, baik untuk meneliti, skill maupun pengetahuan. IS CCIT bersifat proyek, di mana telah ditentukan terlebih dahulu beberapa topik yang akan diteliti, dieksplorasi, dan dicarikan pemecahannya dengan bimbingan dosen. Untuk meningkatkan kemampuan kerja kelompok seperti yang diungkap oleh Gasperz (2003), maka IS CCIT membagi kelompok mahasiswa dalam mengambil topik tersebut. Pembagian kelompok ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bekerja secara berkelompok. Dalam segi konsultasi dengan dosen dan komunikasi antar mahasiswa maka IS CCIT mewajibkan mahasiswa untuk mempunyai WEB personal, pembuatan WEB ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan skill dan pengetahuan mahasiswa dalam bidang teknologi informasi. IS CCIT memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menggali ilmu pengetahuan baik melalui internet, intranet maupun text book di ruang Raharja Enrichment Center dengan internet yang terkoneksi penuh, konsep ini dilakukan untuk menumbuh kembangkan jiwa kreativitas dan inovasi mahasiswa. IS CCIT berisi pendalaman pada materi J2ME (Java Micro Edition) yang difungsikan untuk melakukan pengontrolan pada devices melalui smart phone, hand phone ataupun PDA. Setelah mengikuti IS CCIT, maka dilanjutkan dengan CCIT Introduction dengan materi fokus kepada embedded IP dan ditambahkan materi pendahuluan untuk jaringan CISCO. Pendalaman CCIT dilakukan pada mata kuliah CCIT di mana diberikan materi embedded

Vol.1 No.3 - Mei 2008

241

ISSN: 1978 - 8282 IP lanjut dan CISCO lanjut. Akhir perkuliahan CCIT berupa sebuah proyek yang harus diselesaikan dengan lingkup materi pada embedded IP, J2ME dan CISCO. Kompetensi yang dimiliki oleh outcome CCIT berupa kemampuan dalam melakukan pengontrolan devices melalui internet protocol baik menggunakan sistem embedded maupun J2ME. Kompetensi lainnya yaitu berkemampuan dalam teknologi jaringan terutama untuk vendor CISCO. Pilar-pilar CCIT : 1. Kerja kelompok, interaksi sosial yang positif dapat dibentuk melalui kerja berkelompok. Perasaan senasib sepenanggungan antara sesama teman dalam kelompok dan keunggulan dari belajar dalam peer dan cohort (teman seangkatan) adalah faktor positif yang akan dimanfaatkan yang ini sulit didapatkan dalam pembelajaran konvensional tapi dalam CCIT akan diperoleh. Nilai-nilai sosial positif dalam kerja kelompok juga diperlukan oleh lulusan perguruan tinggi pada saat berkarya di dunia kerja yang nyata. 2. Percaya diri, kemampuan seorang individu tidak hanya terbatas oleh pengetahuan yang tinggi, namun demikian harus diikuti oleh rasa percaya diri yang tinggi pula. Dalam perkuliahan konvensional jarang didapatkan tapi dalam CCIT akan diperoleh karena diberikan kesempatan yang luas dalam eksplorasi dan pada akhirnya harus mempresentasikan dihadapan pembimbing terhad