jeb vol 3 no 3 november 2009

82
VOL. 3, NO. 3, NOPEMBER 2009 VOL. 3, NO. 3, NOVEMBERI 2009: 167-237 VOL. 3 NO. 3 Hal 167-237 November 2009 PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN TIME TERHADAP KINERJA OPERASIONAL DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Agung Utama dan Fahmy Radhi ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ANGKUTAN UMUM KERETA API PADA MASA LEBARAN TAHUN 2009 Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah MODEL PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN HOME INDUSTRY SEPATU/SANDAL MELALUI PENINGKATAN MODAL, KETERAMPILAN, DAN PERLUASAN PASAR DI KEMASAN KRIAN SIDOARJO Didin Fatihudin, Noto Adam, Misrin Hariyadi, dan Iis Holisin PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Algifari KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI PEMBENTUK PORTOFOLIO SAHAM Rowland Bismark Fernando Pasaribu FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN NASABAH DALAM PENGGUNAAN AUTOMATIC TELLER MACHINE (ATM) BERSAMA PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK SURABAYA Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik JEB JEB

Upload: epon-sufelah-belian-zan

Post on 30-Dec-2014

146 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: JEB Vol 3 No 3 November 2009

VOL. 3, NO. 3, NOPEMBER 2009

VO

L. 3

, NO

. 3, N

OV

EM

BE

RI 2

00

9: 1

67

-23

7

VOL. 3 NO. 3 Hal 167-237 November 2009

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN TIMETERHADAP KINERJA OPERASIONAL DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Agung Utama dan Fahmy Radhi

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKETANGKUTAN UMUM KERETA API PADA MASA LEBARAN TAHUN 2009

Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah

MODEL PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN HOME INDUSTRY SEPATU/SANDAL MELALUI PENINGKATAN MODAL, KETERAMPILAN, DAN

PERLUASAN PASAR DI KEMASAN KRIAN SIDOARJODidin Fatihudin, Noto Adam, Misrin Hariyadi, dan Iis Holisin

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAHTERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Algifari

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI PEMBENTUK PORTOFOLIO SAHAM

Rowland Bismark Fernando Pasaribu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN NASABAHDALAM PENGGUNAAN AUTOMATIC TELLER MACHINE (ATM) BERSAMA

PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK SURABAYALya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik

JEBJEB

Page 2: JEB Vol 3 No 3 November 2009

Vol. 3, No. 3, November 2009

JURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)EDITOR IN CHIEF

Djoko SusantoSTIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Baldric Siregar SoeratnoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Dody Hapsoro Wisnu PrajogoSTIE YKPN Yogyakarta STIE YKPN Yogyakarta

MANAGING EDITORSSinta Sudarini

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1406 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSJalan Seturan Yogyakarta 55281

Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected]

Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Ekonomi & Bisnis (JEB) terbit sejak tahun 2007. JEB merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitiandan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta.Penerbitan JEB dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian dibidang ekonomi dan bisnis. Setiap naskah yang dikirimkan ke JEB akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai.Daftar nama MITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima limaeksemplar cetak lepas (off print) setelah terbit.JEB diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan Maret, Juli, dan Nopember. Harga langganan JEB Rp7.500,- ditambahbiaya kirim Rp12.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikankemudahan bagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuatpada JEB dengan cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 3: JEB Vol 3 No 3 November 2009

MITRA BESTARIJURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

Editorial JEB menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada MITRA BESTARI yang telah menelaahnaskah sesuai dengan bidangnya. Berikut ini adalah nama dan asal institusi MITRA BESTARI yang telah melakukantelaah terhadap naskah yang masuk ke editorial JEB selama tahun 2009 (Vol. 3, No. 1, Maret 2009; Vol. 3, No. 2, Juli2009; dan Vol. 3, No. 3, Nopember 2009).

Vol. 3, No. 3, November 2009

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Agus SumanUniversitas Brawijaya

Akhmad MakhfatihUniversitas Gadjah Mada

Bagus SantosoUniversitas Gadjah Mada

Basu Swastha DharmmestaUniversitas Gadjah Mada

Catur SugiyantoUniversitas Gadjah Mada

Edy Suandi HamidUniversitas Islam Indonesia

SugiyantoUniversitas Diponegoro

HM. WahyuddinUniversitas Muhammadiyah Surakarta

HarsonoUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta

HartonoUniversitas Sebelas Maret

J. Sukmawati SukamuljaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta

Lincolin ArsyadUniversitas Gadjah Mada

Mudrajad KuncoroUniversitas Gadjah Mada

Ritha Fatimah DalimuntheUniversitas Sumatra Utara

MaryatmoUniversitas Atma Jaya Yogyakarta

Tandelilin EduardusUniversitas Gadjah Mada

Page 4: JEB Vol 3 No 3 November 2009

Vol. 3, No. 3, November 2009

DAFTAR ISI

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN TIMETERHADAP KINERJA OPERASIONAL DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Agung UtamaFahmy Radhi

167-174

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ANGKUTAN UMUMKERETA API PADA MASA LEBARAN TAHUN 2009

Rudy BadrudinIna Hamsinah

175-185

MODEL PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN HOME INDUSTRY SEPATU/SANDALMELALUI PENINGKATAN MODAL, KETERAMPILAN, DAN PERLUASAN PASAR

DI KEMASAN KRIAN SIDOARJODidin Fatihudin

Noto Adam, Misrin Hariyadi, dan Iis Holisin187-191

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIAAlgifari

193-201

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI PEMBENTUK PORTOFOLIO SAHAMRowland Bismark Fernando Pasaribu

203-223

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN NASABAH DALAM PENGGUNAANAUTOMATIC TELLER MACHINE (ATM) BERSAMA PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO),

TBK SURABAYALya Dwi Astutik

Nur Fadjrih Asyik225-237

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 5: JEB Vol 3 No 3 November 2009

167

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN ....................... (Agung Utama dan Fahmy Radhi)

Vol. 3, No. 3 November 2009Hal. 167-174

ABSTRACT

The main objective of this study is to examine the ef-fect of TQM and JIT practices on manufacturing plantperformance and competitive advantage. Manufactur-ing companies received either ISO 9000 or ISO 14000scattered in the geographical area of Java Island areselected purposively as the sample. A number of 60completed questionnaires are examined with regres-sion analysis to test proposed hypotheses. The re-sults indicate that TQM practices and JIT practicessignificantly improve organizations performance. Threeof four TQM dimensions employed in this study, in-cluding management of process quality, human re-sources management, and information and analysis aresignificantly improve organizational performance. Simi-lar case occurs to three JIT dimensions includingkanban control system, lot size reduction and JITscheduling are significantly improve organizationsperformance. The results confirm several previous stud-ies that plant performance significantly improve com-petitive advantage.

Keywords: TQM, JIT, Manufacturing Performanceand Competitive Advantage

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN JUST IN

TIME TERHADAP KINERJA OPERASIONAL DAN

KEUNGGULAN KOMPETITIF

Agung UtamaFakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jalan SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur, Yogyakarta 55283Telepon +62 274 486733, 486402, Fax +62 274 486188

Fahmy RadhiFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah MadaJalan Humaniora Nomor 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telepon +62 274 548510 – 548515, Fax. +62 274 563212E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Dalam menghadapi persaingan global, setiapperusahaan dituntut untuk selalu meningkatkankeunggulan kompetitif, baik di pasar domestik maupundi pasar global. Untuk meningkatkan keunggulankompetitif, banyak perusahaan menerapkan berbagaimodel manajemen, di antaranya: Total Quality Man-agement (TQM) dan Just in Time (JIT) (Ramarapu et al.1994).

Berbagai literatur menyatakan bahwa TQM danJIT merupakan dua praktIk manajemen yangkomplementer dan memberikan hasil lebih tinggidibandingkan dengan penerapan secara individual.Penelitian ini dilaksanakan pada industri manufakturkarena industri manufaktur merupakan industri yangterdepan dalam inisiatif kualitas (Dertouzos et al. 1989;Womack et al. 1990). Berberapa studi menyatakanbahwa keberhasilan penerapan TQM dan JIT dalamperusahaan dapat memperbaiki kualitas produk dan jasayang dihasilkan, pengurangan biaya operasional, danpeningkatan kepuasan pelanggan yang berpengaruhterhadap peningkatan kinerja keuangan (Kanji, 1998;Flynn et al., 1995, Golhar dan Stamm, 1991). Studi yangdilakukan oleh Kanji (1998) menyimpulkan bahwa

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 6: JEB Vol 3 No 3 November 2009

168

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 167-174

keberhasilan perusahaan dalam menerapkan TQMdapat menjadikan perusahaan tersebut memiliki kinerjabisnis yang lebih baik dibanding perusahaan yang tidakmenerapkan TQM.

Hasil studi Flynn et al. (1995) mengemukakanbahwa perusahaan yang menerapkan TQM dan JITmampu meningkatkan kinerja kualitas produk yangdihasilkan melalui perbaikan kualitas input dan proses.Dalam industri manufaktur, JIT berperan dalammengurangi biaya persediaan dan dapat memperbaikitingkat layanan konsumen melalui levelled production,pengurangan set up time, serta lot sizes. Demikian pulastudi yang dilakukan oleh Golhar dan Stamm (1991),menyimpulkan bahwa penerapan JIT memberikanmanfaat pengurangan biaya persediaan, meningkatkanproduktifitas, dan kualitas produk yang lebih baik.

Namun, beberapa hasil studi menunjukanadanya keraguan terkait dengan berbagai manfaat yangdiperoleh oleh perusahaan yang menerapkan TQMmaupun JIT (Filippini, 1997; Taylor dan Baker, 1994;Mc Kinsey, 1992). Studi yang dilakukan Filippini (1997)menyatakan bahwa meskipun penerapan TQM diakuisebagai model manajemen yang dapat memperbaikikualitas dan meningkatkan kinerja perusahaan yangdiukur dengan profit dan market share, tetapi tingkatkeberhasilan penerapannya relatif rendah. Tingkatkegagalan penerapan TQM tersebut mencapai hingga95%.

Mc Kinsey (1992), yang meneliti beberapaperusahaan yang menerapkan TQM, menyatakanbahwa 2/3 perusahaan yang diteliti telah menghentikanpenerapan TQM karena tidak memberikan kontribusiseperti yang diharapkan. Bahkan (Taylor dan Baker,(1994) menyatakan bahwa selama ini belum adakesepakatan dari beberapa hasil penelitian empiris yangmenguji tingkat signifikansi pengaruh penerapan TQMterhadap kepuasan konsumen yang dapatmeningkatkan kinerja perusahaan. Demikian pula studitentang JIT yang dilakukan oleh Flynn et al. (1997)terhadap berbagai perusahaan di Amerika dan Jepang,yang mencakup berbagai perusahaan komponentransportasi, elektronika, serta industri mesin-mesin,didapatkan temuan bahwa tidak terdapat hubunganyang signifikan antara penerapan JIT dengan kinerjamanufaktur.

Mengingat masih terdapatnya kontroversi daribeberapa hasil penelitian tentang penerapan TQM dan

JIT, penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruhpenerapan TQM dan JIT terhadap kinerja opersionaldan keunggulan kompetitif perusahaan manufakturingdi Indonesia. Penelitian ini merupakan pengembangandari model penelitian sebelumnya yang dilakukan olehChoi dan Eboch (1998) dengan memasukkan variabel-variabel JIT dan TQM serta keunggulan kompetitifyang dikembangkan oleh Taylor dan Baker (1994) danFilippini (1997).

Berdasarkan penjelasan tersebut, permasalahanpenelitian ini dirumuskan, yaitu 1) apakah penerapanTQM dan JIT berpengaruh terhadap kinerjaperusahaan? dan 2) apakah kinerja perusahaanberpengaruh terhadap keunggulan kompetitifperusahaan?

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Menurut kerangka kerja Baldrige Award (Choi danEboch, 1998), terdapat empat area praktik manajemendalam sistem TQM untuk melakukan perbaikan secaraterus menerus serta pencapaian kinerja organisasi yanglebih baik. Keempat area praktik tersebut meliputi: man-agement of process quality, human resources man-agement, strategic quality planning, dan informationand analysis.

Beberapa penulis menyatakan bahwa praktikTQM memiliki dampak positif pada hasil kualitas danproduktivitas perusahaan (Goetsch dan Davis, 1994).Penerapan TQM mendorong pengurangan tingkat re-ject produk internal dan eksternal dan productiondown-time (Bounds et al. (1994). TQM juga mendorongperbaikan dalam total production cycle time, level ofinventories, produktivitas, dan delivery lead time.Kanji (1998) menjelaskan bahwa keberhasilanperusahaan dalam menerapkan TQM dapat menjadikanperusahaan memiliki kinerja bisnis yang lebih baik.Pendapat serupa dikemukakan oleh The General Ac-counting Office (1991) yang menyatakan bahwaterdapat hubungan antara penerapan manajemenkualitas dengan kinerja organisasi yang diukur denganberbagai parameter di antaranya perbaikan cycle time(Flynn et al. 1995), kualitas kinerja yang meliputi scrap,rework, dan inspection (Adam 1994), serta kualitasproduk dan kinerja organisasi (Ahire 1996).Berdasarkan uraian tersebut, maka dikemukakanhipotesis sebagai berikut:

Page 7: JEB Vol 3 No 3 November 2009

169

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN ....................... (Agung Utama dan Fahmy Radhi)

Hipotesis 1: Penerapan TQM berpengaruhterhadap kinerja perusahaan:

Hipotesis 1a: Management of process qualityberpengaruh terhadap kinerjaperusahaan.

Hipotesis 1b: Human resources managementberpengaruh terhadap kinerjaperusahaan

Hipotesis 1c: Strategic quality planningberpengaruh terhadap kinerjaperusahaan

Hipotesis 1d: Information and analysis berpengaruhterhadap kinerja perusahaan.

Penerapan JIT difokuskan pada usahapelaksanaan proses produksi tanpa ada pemborosan(Bicheno, 1991; Brown dan Mitchell, 1991) melaluipenyederhanaan proses produksi. Penerapan konsep-konsep manajemen yang difokuskan pada usahapelaksanaan proses produksi tanpa ada pemborosanatau dikenal dengan konsep JIT tersebut diterapkanmelalui berbagai area atau praktik dalam organisasi.Menurut Flynn, Sakakibara, dan Schroeder (1995),terdapat empat area atau praktik manajemen organisasidalam sistem JIT. Keempat area atau praktik tersebutmeliputi: kanban control system, lot size reduction,set up time reduction, serta JIT scheduling. Berbagailiteratur menyatakan bahwa JIT menghasilkan beberapamanfaat, seperti memperbaiki fleksibilitas,produktivitas, kualitas, lead time, set up time serta cus-tomer responsiveness dan tingkat persediaan (Mia,2000).

Penerapan JIT berhubungan erat denganpenurunan tingkat persediaan serta meningkatkanperputaran persediaan yang berakibat meningkatnyaprofitabilitas. Penerapan JIT juga mengakibatkanmeningkatnya keuntungan finansial melaluipenghematan biaya yang disebabkan olehmeningkatnya kualitas produk, penguranganpemborosan, koordinasi yang lebih baik sertahubungan yang lebih erat antara pelanggan denganpemasok (Cobb, 1993) dalam Mia (2000). Studi yangdilakukan oleh Golhar dan Stamm (1991) menemukanbukti empiris JIT memberikan manfaat penguranganpersediaan, meningkatnya produktivitas, serta kualitasproduk yang lebih baik. JIT akan meningkatkan kinerjakualitas melalui perbaikan proses umpan balik sertapengungkapan permasalahan dalam perusahaan (Flynn

et al. 1995). Fokus JIT terhadap pengurangan lot sizesmenyebabkan semakin baiknya proses feedback sertamengurangi potensi produk cacat yang dihasilkan yangdiakibatkan oleh permasalahan-permasalahan yangmengakibatkan proses berada di luar kendali (Flynn,Sakakibara dan Schroeder (1995). Berdasarkan uraiantersebut, maka hipotesis yang dikemukakan adalah:Hipotesis 2: Penerapan JIT memiliki pengaruh

terhadap kinerja perusahaan:Hipotesis 2a: Kanban controll system memiliki

pengaruh terhadap kinerja perusahaanHipotesis 2b: Lot size reduction memiliki pengaruh

terhadap kinerja perusahaanHipotesis 2c: Set up time reduction memiliki

pengaruh terhadap kinerja perusahaanHipotesis 2d: JIT scheduling memiliki pengaruh

terhadap kinerja perusahaan.Perusahaan yang dapat mempertahankan kinerja

di atas rata-rata dalam industri atau perusahaan yangdapat menciptakan nilai (melalui produk atau jasa) bagipelanggannya yang melebihi biaya penciptaan nilaitersebut, maka perusahaan tersebut akan mencapaikeunggulan kompetitif. Beberapa studi menemukanbahwa terdapat hubungan antara kinerja perusahaandengan keunggulan kompetitif (Sakakibara et al. 1997;Flynn et al. 1995). Kinerja perusahaan dalam penelitiantersebut diukur berdasarkan perceived quality marketoutcomes yang berfokus pada persepsi manajemenmengenai kualitas produk dan jasa perusahaan terhadappelanggan, secara relatif, dibandingkan denganpesaingnya.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mail sur-vey kepada manajer operasi pada berbagai perusahaanmanufaktur di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,dan Jawa Timur. Sampel dipilih dengan metode purpo-sive yaitu perusahaan yang dipilih sebagai sampelpenelitian adalah perusahaan yang telah menerapkansertifikasi ISO, baik ISO 9001 maupun ISO 14000. Dataperusahaan diperoleh dari Departemen Perindustriandan Perdagangan, Kementrian Lingkungan Hidup, Pro-file dan Directory of Indonesian Companies ISO Cer-tificate. 6 th Edition tahun 2006, serta Sucofindo.

Total kuesioner yang dikirimkan ke berbagaiperusahaan manufaktur tersebut berjumlah 200kuesioner. Periode pengiriman dan pengembaliankuesioner selama 2 bulan yaitu, awal bulan Juni hingga

Page 8: JEB Vol 3 No 3 November 2009

170

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 167-174

akhir Juli 2007. Selama periode tersebut, dari sejumlah200 kuesioner yang dikirimkan, 69 kuesioner diantaranya memberikan respon tetapi yang dapat diolahdatanya hanya sejumlah 60 kuesioner sedangkan 9kuesioner lainnya tidak diisi secara lengkap.

Penerapan TQM diukur berdasarkan 31 itempertanyaan yang dikembangkan Choi dan Eboch (1998)sedangkan penerapan JIT diukur berdasarkan 12 itempertanyaan yang dikembangkan Flynn et al. (1995).Seperti halnya variabel penerapan TQM, variabelkinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan7 item pertanyaan juga diadopsi dari penelitian Choidan Eboch (1998). Keunggulan kompetitif diukurdengan menggunakan 5 item pertanyaandikembangkan oleh Flynn, Schroeder, dan Sakakibara(1995). Seluruh variabel yang digunakan dalampenelitian ini menggunakan skala Likert Likert 5 point. Model analisis dalam penelitian ini menggunakanmodel analisis regresi linier berganda dengan bantuanSPSS 11,5 for Windows. Model analisis regresi linierberganda digunakan untuk menganalisis hipotesis 1dan 2 yang menguji pengaruh penerapan TQM danJIT terhadap kinerja perusahaan.

HASIL PENELITIAN

Hasil analisis regresi terhadap model kinerja perusahaansebagai fungsi dari penerapan TQM menunjukkan nilaiF sebesar 4.668, signifikan pada taraf p = 0.003. Hal iniberarti bahwa dimensi-dimensi pada variabel TQMsecara serempak memiliki pengaruh terhadap kinerjaperusahaan. Selanjutnya, pengujian hipotesis dengancara menguji secara statistik masing-masing dimensipada variabel TQM dalam model regresi tersebutmenunjukkan bahwa dari keempat dimensi dalamvariabel TQM ternyata hanya tiga dimensi dalamvariabel TQM yang signifikan mempengaruhi kinerjaperusahaan. Secara ringkas, hasil pengujian semuahipotesis dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:

Hasil analisis regresi terhadap model kinerjaperusahaan sebagai fungsi dari penerapan Just In Time(JIT) menunjukkan nilai F sebesar 4.417, signifikan padataraf p = 0.004. Dengan menggunakan taraf signifikana = 0.05, nilai tersebut menunjukkan bahwa secaraserempak dimensi-dimensi pada variabel JIT (kanbancontroll system, lot size reduction, set up time reduc-tion, serta JIT scheduling) secara bersama-samaberpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Secararingkas, hasil pengujian semua hipotesis dapat dilihatpada Tabel 2 berikut ini:

Hipotesis Keterangan

RH1a: Management of process quality �kinerja Diterima H1b: Human resources management �kinerja Diterima H1c: Strategic quality planning �kinerja Ditolak H1d: Information and analysis �kinerja Diterima Sumber: Data primer, diolah.

Sumber: Data primer, diolah.

Hipotesis Hasil

RH2a: Kanban controll system �kinerja perusahaan Diterima H2b: Lot size reduction �kinerja perusahaan. Diterima H2c: Setup time reduction �kinerja perusahaan. Ditolak H2d: JIT scheduling �kinerja perusahaan Diterima

Tabel 1Hasil Uji Hipotesis 1

Tabel 2Hasil Uji Hipotesis 2

Page 9: JEB Vol 3 No 3 November 2009

171

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN ....................... (Agung Utama dan Fahmy Radhi)

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengujian, temuan untuk Hipotesis 1a inisejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehChoi dan Eboch (1998), Lee et al. (2003) dan Shams-urRahman (2001). Management of process quality akanmengarahkan bagaimana proses dalam suatuorganisasi didesain, dikelola, dan ditingkatkan agardapat mencapai kinerja yang lebih baik dan bagaimanaproses dalam suatu organisasi mampu menghasilkanoutput yang memberikan nilai lebih besar daripadainputnya (Prajogo 2003). Management of process qual-ity akan memberikan evaluasi terhadap pendekatansistem dalam pengendalian kualitas total produkperusahaan yang didasarkan atas process design dancontrol, mencakup kegiatan-kegiatan seperti orientasipencegahan, uji kualitas, perbaikan secaraberkelanjutan serta pendefinisian pekerjaan karyawan.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Lee dan Lee(2003) yang menemukan bahwa management of pro-cess quality, seperti pengujian sampel produk, maupunpengujian kualitas akan berakibat terhadap kemampuanperusahaan dalam mengurangi scrap level, rework,warranty cost ataupun customer complaints sehinggaberakibat pada meningkatnya kinerja perusahaan.

Hipotesis 1b yang menguji human resourcesmanagement ditemukan bahwa variabel iniberpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Temuan inisejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehChoi dan Eboch (1998) yang menyimpulkan bahwaterdapat hubungan positif antara human resourcesmanagement dengan kinerja perusahaan. Hail ini jugamendukungf hasil penelitian sebelumnya yangmenemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikanantara human resources management dengan qualityresult (Lee et al. (2003), kinerja organisasi (Samson danTerziovski 1999), dan kinerja bisnis (Shams-ur Rahman2001).

Menurut Lee dan Lee (1991), upayamempertahankan kualitas yang tinggi sangattergantung pada penggunaan kemampuan dan bakatterbaik sumberdaya manusia yang dimiliki organisasi.Dalam manajemen kualitas, manajemen sumberdayamanusia akan mengarahkan organisasi dalammenciptakan dan memelihara kinerja yang tinggi sertamengembangkan sumberdaya manusia yang ada dalamorganisasi sehingga mampu beradaptasi dengan

perubahan lingkungan.Berdasarkan hasil pengujian Hipotesis 1d

ditemukan bahwa information and analysis memilikipengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil ujihipotesis ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Choi dan Eboch (1998), Shams-urRahman (2001) dan Samson dan Terziovski (1999). In-formation and analysis memiliki peran dalammelakukan evaluasi bagaimana organisasi menjaminketersediaan informasi dan data yang tepat waktu sertamemiliki kualitas tinggi bagi kepentingan seluruhpengguna, misalnya karyawan, pemasok/mitra, sertapelanggan (Lee dan Lee (2003). Kualitas informasi, sertaanalisis informasi sangat berguna bagi perusahaandalam memonitor kualitas dan melancarkan kegiatanorganisasi (Sureshchandar et al. (2001). Informationand analysis memiliki arti penting bagi perusahaanterutama dalam hal scope, validitas, serta penggunaandan manajemen data dan informasi yang mendasariTQM.

Namun, bukti empiris di industri manufakturIndonesia tidak mendukung teori dan temuan studiyang dilakukan di negara-negara Barat. Salah satupenjelasan fenomena hal ini adalah karena biayapengolahan informasi di Indonesia masih relatif besar.Infrastruktur teknologi di Indonesia masih relatif belummapan sehingga sulit untuk menjalin kompatibilitasdengan pihak lain. Akibatnya, analisis informasimenjadi kegiatan yang memerlukan biaya tinggi.

Berdasarkan hasil pengujian Hipotesis 2adiketahui bahwa kanban controll system berpengaruhterhadap kinerja perusahaan. Hasil uji hipotesis inisejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehFlynn, Sakakibara, dan Schroeder (1995) dan White,Pearson dan Wilson (1999) yang menyatakan kanbancontroll system memiliki pengaruh positif terhadapkinerja perusahaan yang ditunjukkan olehmeningkatnya kualitas internal, kualitas eksternal, sertasemakin baiknya throughput time.

Kanban control system akan membantuperusahaan dalam mengendalikan persediaan dalamperusahaan melalui pengendalian persediaan ke pusatkegiatan (shop floor) melalui mekanisme kartu kanban(kanban card) dimana setiap kartu kanban harus selaludigantungkan pada setiap kontainer persediaan,sehingga jumlah persediaan pada setiap shop floordikendalikan melalui jumlah kartu yang harus tersedia

Page 10: JEB Vol 3 No 3 November 2009

172

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 167-174

pada setiap shop floor. Kartu ini berfungsi dalammenyediakan informasi yang digunakan oleh setiappusat kegiatan untuk memberi tanda kepada pemasokagar segera melakukan pengiriman persediaan yangdibutuhkan untuk suatu kegiatan proses produksi.Dengan demikian, dapat dihindarkan penumpukanpersediaan yang berlebihan sehingga perusahaanmampu meningkatkan kinerjanya, misalnya kinerjakualitas melalui pengurangan potensi kerusakan bahanyang berdampak pada potensi menurunnya kinerjakualitas perusahaan (Flynn, Sakakibara dan Schroeder1995).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2bdiketahui bahwa lot size reduction memiliki pengaruhterhadap kinerja perusahaan. Hasil uji hipotesis ini jugasejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehFlynn, Sakakibara, dan Schroeder (1995). Kemampuanperusahaan dalam mengurangi lot size (lot size reduc-tion) berdampak pada meningkatnya kualitas sertakecepatan feed back yang dihasilkan oleh proses-proses yang berlangsung dalam perusahaan. Salahsatu manfaat pokok yang didapatkan oleh perusahaanyang menerapkan small lot adalah kemampuannyadalam mencegah timbulnya berbagai masalah kualitasyang tidak terdeteksi. Sekali proses dalam perusahaanmengalami permasalahan out of controll akan sulit bagiperusahaan untuk kembali kepada proses state of con-trol sebelum feed back didapatkan dari pemrosesankeseluruhan lot dalam perusahaan. Oleh karena itu,upaya menjaga jumlah small lots dalam proses-prosesyang berlangsung dalam perusahaan akan mengurangijumlah kecacatan produk yang dihasilkan oleh out ofcontroll process yang terjadi dalam perusahaan.

Uji empiris ditemukan bukti yang mendukungHipotesis 2d sekaligus mengkonfirmasi hasil studisebelumnya yang dilakukan oleh Flynn, Sakakibara,dan Schroeder (1995). Kemampuan perusahaan dalanmenyusun jadwal yang efektif (scheduling), sertakemampuannya dalam mengkomunikasikannya didalam organisasi dan pemasok, akan sangatmendukung keberhasilan penerapan JIT. Kemampuanscheduling yang lebih baik ini meningkatkankemampuan perusahaan dalam memenuhi pesanankonsumen, menurunkan persediaan, memproduksidalam ukuran lot yang lebih kecil serta mengurangibarang dalam proses sehingga meningkatkan kinerjaperusahaan (Haizer dan Render 2004).

Hasil analisis regresi terhadap modelkeunggulan kompetitif sebagai fungsi dari penerapankinerja perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresisebesar 0.367, signifikan pada taraf p = 0.042. Denganmenggunakan taraf signifikan a = 0.05, nilai tersebutmenunjukkan bahwa kinerja perusahaan memilikipengaruh positif terhadap keunggulan kompetitifperusahaan dan sekaligus mendukung penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Flynn, Schroeder danSakakibara (1995).

Hasil penelitian tersebut juga menyatakanbahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang tinggiakan mampu mencapai keunggulan kompetitif. Denganmodal kinerja yang baik tersebut, maka perusahaanakan mampu mengembangkan keunggulan kompetitifkarena keunggulan kompetitif pada dasarnyaberkembang dari nilai yang mampu diciptakan olehsuatu perusahaan di atas rata-rata pasar (Porter, 1985).Perusahaan yang dapat mempertahankan kinerja di atasrata-rata dalam industrinya atau perusahaan yangdapat menciptakan nilai (melalui produk atau jasa) bagipelanggannya yang melebihi biaya penciptaan nilaitersebut, maka perusahaan tersebut akan mencapaikeunggulan kompetitif.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penerapan TQM memiliki pengaruh positif terhadapkinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur.Namun demikian, dari empat dimensi TQM yangdigunakan dalam penelitian ini, terdapat satu dimensiyang tidak mendapatkan penekanan yaitu human re-sources management. Penjelasan mengenai hal iniadalah kemungkinan perusahaan menilai bahwa praktikTQM yang terkait dengan sumber daya manusiamemiliki relevansi yang rendah sehingga untuk saat inibelum mendapatkan perhatian. Temuan yang hampirsama juga terjadi pada penerapan JIT. Perusahaanmanufaktur yang menjadi sampel penelitian inikemungkinan masih menerapkan JIT secara parsial. Halini dapat dilihat dari indikasi bahwa set up time reduc-tion tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.Sedangkan, kinerja perusahaan memiliki pengaruhpositif terhadap keunggulan kompetitif perusahaanpada perusahaan manufaktur. Selanjutnya, hasil uji

Page 11: JEB Vol 3 No 3 November 2009

173

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN ....................... (Agung Utama dan Fahmy Radhi)

hipotesis dapat diartikan bahwa kinerja perusahaanberpengaruh positif terhadap kemampuan perusahaandalam mencapai keunggulan kompetitif di industrimanufaktur.

Saran

Terdapat beberapa area yang belum dijadikan obyekanalisis dalam penelitian ini dan berpotensi menjadiobyek analisis penelitian di masa mendatang. Penelitianberikutnya dapat mengkaji membandingkan antarakinerja perusahaan pada perusahaan yang menerapkanTQM dan JIT secara bersama-sama dengan perusahaanyang hanya menerapkan TQM atau JIT saja karenabeberapa literatur menyatakan bahwa sinergi antarapenerapan TQM dengan JIT akan lebih meningkatkankinerja perusahaan. Di samping itu, penelitian ini jugatidak menguji pengaruh kinerja perusahaan dalammemediasi pengaruh TQM dan JIT terhadapkeunggulan kompetitif perusahaan. Penelitianselanjutnya dapat menganalisis TQM dan JIT sebagaivariabel mediasi terhadap kinerja perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Adam,E.E. 1994. Alternative Quality Improvement Prac-tices and Organization Performance. Journal of.Operations Management. 12, 27-44.

Ahire, S.L., Golhar, D.Y. dan Waller, M.A. 1996. Devel-opment and Validation of TQM Implementa-tion Construct. Decision Science. 27(1), 23-56.

Anderson, E.W., Fornell, C., Lehmann, D.R. 1994. Cus-tomer Satisfaction, Market Share, and Profitabil-ity: Findings from Sweden. Journal of Market-ing 58 (3). 53-66.

Arawati, Agus, 2001. A Linear Sructural Modelling ofTotal Quality Management Practises in Manu-facturing Companies in Malaysia. Total Qual-ity Managemant 12 (5). 561-573.

Arawati, A., dan Abdullah, A. 2001. The Mediating Ef-fect of Customer Satisfaction on TQM Practises

and Financial Performance. Singapore Man-agement Review. 55-73.

Bicheno,J., 1991. Implementing JIT : How to Cut Wasteand Delay in Any Manufacturing Operation,Kempston, Bedford, England: IFS Publications.

Bounds,G., Yorks, L., Adam, M., dan Ranney, G. 1994.Beyond Total Quality Management: TowardEmerging Paradigm, Mc-Graw Hill, New York.

Brown, K.A. and Mitchell, T.R. 1991. A Comparison ofJust In Time and Batch Manufacturing : TheRole of Performance Obstacles. Academy ofManagement Journal. 34, 906-917.

Choi., Thomas Y. dan Eboch, Karen. 1998. The TQMParadox: Relations Among TQM Practises, PlantPerformance, and Customer Satisfaction. Jour-nal of Operations Management, 59-75.

Dertouzos, M.L., Lester, R.K., Solow, RM. 1989. Madein America: Regaining the Productive Edge.MIT Press, Cambridgem, M.A.

Filippini, R. 1997. Operations Management Research:Some Reflections on Evolution , Models andEmpirical Studies in OM. International Jour-nal Of Operations and Productions Manage-ment.17, 655-670

Flynn,B.B., Sakakibara,S., Schroeder, R.G. 1995. Rela-tionship between JIT and TQM: Practices andPerformance. Academy Management Journal.38, 1325-3160.

Flynn, B.B., Schroeder, R.G. and Sakakibara, S. 1994. AFramework For Quality Management Researchand An Associated Measurement Instrument.Journal of Operation Management. 9, 168-183.

G.A.O., 1991. Management Practises: US CompaniesImprove Performance Through Quality Efforts.General Accounting Office, Washington, D.C.

Golhar,D.Y. and C.L. Stamm. 1991. The Just In TimePhilosophy: A Literature Review. International

Page 12: JEB Vol 3 No 3 November 2009

174

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 167-174

Journal of Production Research. 29 (4), 657-676.

Goetsch, D.L., Davis, S. 1994. Introduction to TotalQuality Productivity and Competitiveness.Merill, New York.

Kanji, G.K. 1996. Implementation and Pitfalls of TotalQuality Management. Total Quality Manage-ment. 7, 331-343.

Lee, S.M., Rho, B.H., and Lee, S.G. 2003. Impact ofMalcolm Baldrige National Quality Award Cri-teria on Organizational Quality Performance.International Journal of Production Research.41 (9), 2003-2020.

Mia, L. 2000. Just In Time Manufacturing, Manage-ment Accounting System, and Profitability. Ac-counting and Business Research. 30 (2), 137-151.

Prajogo, D., 2003. The Comparative Analysis of TQMPractices and Quality Performance BetweenManufacturing and Services Firms. InternationalJournal of Service Industry Management. 16(03), 27-41.

Ramarapu, Narender K., Satish Mehra and Mark N.Frolick. 1994. A Comparative Analysis and Re-view of JIT Implementation Research. Journalof Operation and Management. 15 (1), 39-49.

Heizer, J. dan Render, B. 2004. Operations Manage-ment. Seventh Edition, Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey.

Samson, D dan Terziovski, M. 1999. The RelationshipBetween Total Quality Management Practicesand Operational Performance. Journal of Op-erations Management. 17, 393-409.

Flynn, B.B, Sakakibara, S., Schroeder, R.G., and Morris,W.T. 1997. The Impact of Just In Time Manu-facturing and Its Infrastructure on Manufac-turing Performance. Management Science. 43(9), 1246-1257.

Shams-ur Rahman., 2001. Total Quality ManagementPractices and Business Outcome: Evidence fromSmall and Medium Enterprises in Western Aus-tralia. Total Quality Management. 12 (2), 201-210.

Sun, H. 2001. Comparing quality Management Prac-tices in Manifacturing and Services Industries:Learning Opportunities, Quality ManagementJournal. 53-71.

Sucofindo 2005. Sertifikasi ISO: 9001. http://www.sucofindo.co.id

Taylor, S.A., dan Baker, T.L. 1994. An Assessment ofThe Relationship Between Service Quality andCustomer Satisfaction in the Formation ofConsumer’s Purchase International Journal ofRetailing 70 (2), 163-178.

White, R.E., Pearson, J.N., dan Wilson, J.R., 1999. JITManufacturing: A Survey of Implementationsin Small and Large U.S. Manufacturers. Man-agement Science. 45 (1), 1-15.

Womack, J.P., Jones, D.T., Roos,D., 1990. The Machinethat Change the World, Rawson Associates,New York.

Page 13: JEB Vol 3 No 3 November 2009

175

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ............... (Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah)Vol. 3, No. 3 November 2009Hal. 175-185

ABSTRACT

Ticket ascension phenomenon train public transporton lebaran’s term year 2009 reverential market imbal-ance factors, which is train transportation market expe-rience requisition excess so bargaining power stron-ger PT KAI than passengers so price will go on rise asmore expensive until on course requisition excess asbig as zero (0). Lebaran’s ticket markup becomes excel-sior because PT KAI is corporate monopolistic so pas-sengers doesn’t have option for inland with other trainbecause really no competitor PT KAI. Passengers justgets to accept gets whatever lebaran’s ticket ascen-sion without gets to do ticket bid price. Inland for soci-ety draws near lebaran becomes essential baseteologis’s approaching and sosiologis. Therefore, pas-sengers requirement that gets bearing with medium andprasarana is public transport ought to being noticedby government as servant of society requirement. Itsmean, to look for firm gain not only pass through sellmarkup just because extant other alternative. To PTKAI that have no direct competitor, ticket markup willonly disadvantage pemudik because no acquired ser-vice ascension passengers.

Keywords: market imbalance, lebaran’s ticket, monopo-listic

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENAKENAIKAN TIKET ANGKUTAN UMUM KERETA API PADA

MASA LEBARAN TAHUN 2009

Rudy BadrudinSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected] Hamsinah

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia MakassarJalan Borong Raya No. 1 Makassar

PENDAHULUAN

Lebaran merupakan nama lain dari hari raya Idul fitriuntuk masyarakat Indonesia yang juga sebagai haribesar umat Islam. Dalam merayakan lebaran, berbagaitradisi, perilaku, dan kejadian dilakukan umat Islamataupun oleh mereka yang merayakannya, sepertimembuat ketupat, membeli baju baru, dan mudik kekampung halaman. Di Indonesia sendiri, merayakanlebaran sudah menjadi tradisi rutin setiap tahun sehabisberpuasa selama sebulan. Apalagi pada saat itulahkegiatan pemerintahan, perkantoran swasta, danpendidikan mengalami libur yang lumayan panjangsehingga tradisi tersebut biasanya digunakan olehsebagian besar masyarakat Indonesia untuk mudik kekampung halaman agar dapat berkumpul kembalidengan keluarga dan sanak saudara. Tradisi lebarantelah menjadi daya tarik sebagian besar masyarakatmenengah ke bawah terutama yang bermatapencaharian sebagai pedagang, khususnya pedagangmakanan dan pakaian untuk mencari keuntungan lebihkarena pada saat lebaran itulah menjadi ladang emasbagi pedagang untuk menjual barang dagangannyakarena pada saat lebaran masyarakat menjadi lebihkonsumtif. Tradisi lebaran juga telah menjadi daya tarikbagi perusahaan jasa angkutan darat, udara, maupunlaut untuk mencari keuntungan lebih dengan cara

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 14: JEB Vol 3 No 3 November 2009

176

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 175-185

menaikkan harga tiketnya rata-rata sebesar 10% - 100%dari harga tiket untuk hari-hari biasa. Walapun hargatiket mengalami kenaikan harga yang luar biasa tetapitidak membuat pemudik menolak menggunakanangkutan umum tersebut (Dinas Lalu Lintas danAngkutan Jalan, 2007).

Tradisi mudik lebaran yang melekat erat denganIdul Fitri berdampak pada mobilitas manusia yang keluardari Jakarta akan meningkat menuju kota-kota di JawaBarat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timurataupun menuju Pulau Sumatera. Para pemudik pulangkampung untuk sejenak keluar dari kepenatan hidup diIbu Kota Jakarta. Demikian juga para pemudik dibelahan wilayah lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali,dan Nusa Tenggara akan mudik ke sebagian besarwilayah Jawa dan Madura. Berdasarkan dataDepartemen Perhubungan Republik Indoenesia, totalpara pemudik yang mudik ke kampung halaman padatahun 2009 diperkirakan sekitar 27,25 juta orang danakan menggunakan angkutan umum, sepeda motor, danmodil pribadi (Kompas, 11 September 2009). Pemudikyang menggunakan angkutan umum sebanyak 16,25juta, sedangkan sepeda motor dan mobil pribadisebanyak 11 juta orang.

Dalam kondisi seperti itu, saatnya pemerintahmemberikan yang terbaik kepada pemudik (HumasDirektorat Jenderal Perhubungan Darat, 2008). Saranadan prasarana jalan perlu disiapkan sejak dini untukmemberikan kemudahan bagi pemudik mencapaikampung halaman. Manajemen lalu lintas diperlukanuntuk mengatur kelancaran mudik Lebaran (Kompas,12 September 2009). Momentum Lebaran jangandimanfaatkan pengusaha angkutan umum untukmengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari pemudik.Intervensi pemerintah tetap diperlukan untuk mengaturtarif tak terkecuali tiket kereta api yang notabenemerupakan produk negara karena diselenggarakan olehPT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai badan usahamilik negara (BUMN) karena kereta api merupakanangkutan umum Lebaran yang dianggap aman danmurah bagi pemudik (Masyarakat Transportasi Indo-nesia, 2004). Menurut data posko layanan lebaran 2009,penumpang jasa angkutan kereta api mengalamilonjakan dari tahun-tahun sebelumnya rata-rata sebesar400.000 penumpang. Hal ini memperlihatkan bahwakeinginan masyarakat untuk mudik ke kampunghalaman dengan menggunakan kereta api sangat besar.

Hal ini juga membuktikan bahwa jasa angkutan keretaapi masih sangat digemari oleh masyarakat meskipundi sisi lain harga tiketnya mengalami kenaikan. Selaintiket angkutan kereta api, pemerintah harus melakukanpengaturan juga untuk tiket angkutan umum lainnyaseperti bus, pesawat, dan angkutan laut agar tidakmerugikan pemudik (Swantoro, 2007).

Berdasarkan uraian dalam Latar BelakangMasalah yang menjelaskan tentang fenomena kenaikantiket angkutan umum kereta api pada masa lebaran tahun2009 tinjauan aspek keseimbangan pasar maka rumusanmasalahnya adalah “mengapa terjadi fenomenakenaikan tiket angkutan umum kereta api pada masalebaran tahun 2009? Berdasarkan Rumusan Masalah,Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui fenomenakenaikan tiket angkutan umum kereta api pada masalebaran tahun 2009. Manfaat Penelitian ini adalah 1)berdasarkan segi teori, sebagai sumbangan dalammengembangkan teori ekonomi Keseimbangan Pasar;2) berdasarkan segi praktik, sebagai sumbangan bagipemerintah dalam mengelola manajemen lalu lintasangkutan umum darat, udara, dan laut khususnya diwaktu lebaran; dan 3) sebagai sumbangan referensibagi peneliti berikutnya secara lebih luas dan rinci.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Pada awalnya mudik merupakan istilah yang digunakanoleh orang-orang Jawa, yang kemudian menjadi populerdi masyarakat Indonesia. Kata mudik diduga berasaldari kata “udik” yang berarti arah hulu sungai,pegunungan, atau kampung/desa. Orang yang pulangke kampung disebut “me-udik”, yang kemudiandisingkat menjadi mudik. Jadi pada esensinya,pengertian kata mudik itu adalah (orang-orang yangtinggal di kota) yang berlayar ke hulu sungai, pulangke kampung. Beberapa tahun belakangan ini, mudikmenjadi satu fenomena sosial-keagamaan yang menarikuntuk diperbincangkan, karena telah menjadi tradisiyang fenomenal di lingkungan umat Islam Indonesia,terutama pada hari-hari lebaran. Perbincangan terhadapfenomena ini menjadi penting karena nuansa yangterkandung di dalamnya yang dapat dianalisis daripendekatan teologis dan sosiologis (http://www.beritaindonesia.co.id/visi-berita/ makna-mudik-lebaran-2).

Page 15: JEB Vol 3 No 3 November 2009

177

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ............... (Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah)

Kajian teologis dimaksudkan untuk melihat akardan praktik mudik sebagai tradisi keagamaansedangkan kajian sosiologis dimaksudkan untukmelihat gejala-gejala sosial yang muncul dalam tradisitersebut. Sesuai ajaran Islam, Idul Fitri adalah sebuahhari raya keagamaan yang dilaksanakan selepasmenjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan(Kompas, 19 September 2009). Idul Fitri merupakan harikemenangan, karena telah berhasil menundukkan hawanafsu selama bulan Ramadhan. Pada hari Idul Fitri,kemenangan itu dirayakan dengan mengumandangkantakbir, tahmid, dan tasbih untuk membesarkan, memuji,dan menyucikan Allah SWT yang dilanjutkan dengansalat sunat Ied.

Di Indonesia, istilah lebaran lebih populerdaripada Idul Fitri. Sejalan dengan perubahan istilahyang digunakan, makna dan tradisi lebaranpun meluasdari Idul Fitri. Selain takbiran dan salat Ied, dalamlebaran ada tradisi halal bi halal, nyadran, dan mudik.Dalam waktu yang relatif panjang itulah umat Islam diIndonesia berlebaran, berhalal bi halal ataubersilaturrahmi ke tetangga, sanak-famili, dan handai-tolan sambil saling meminta/memberi maaf, sertamelaksanakan ziarah ke kuburan para leluhur dananggota keluarga yang sudah lebih dahulu meninggaldunia. Orang-orang kota yang berasal dari udik, tentusaja merasa tidak afdol jika kegiatan halal bi halal dannyadran itu hanya dilakukan di kota, karena sebagianbesar sanak-keluarga dan kuburan leluhurnya ada diudik. Untuk itu mudik menjadi satu keharusan danmenjadi bagian dari tradisi lebaran di negeri ini.

Berdasarkan pendekatan teologis, jelas bahwakedua tradisi ini -berhalal bi halal dan nyadran- dikampung halaman memiliki dasar doktrinal yang jelasdalam Islam. Halal bi halal dalam arti bersilaturahmiuntuk saling meminta/memberi maaf adalah bagian dariakhlak Islam yang berkaitan dengan dua kebaikansekaligus, yaitu untuk mengeleminir dosa-dosa antarasesama manusia dan menjadi media untuk memperkuattali persaudaraan antara sesama muslim. Kegiatan ziarahke kubur, pada dasarnya adalah suatu kegiatankeagamaan yang dapat mengingatkan orang padakematian. Tentu saja, mengingat mati itu penting bagisetiap pribadi muslim agar mereka mempersiapkan bekalmenuju kematian itu (http://www.analisadaily.com).

Berdasarkan pendekatan sosiologis, tradisimudik lebaran menjadi sangat fenomenal di Indonesia

karena terkait dengan politik pembangunan yangberdampak terhadap ketimpangan dalam distribusipendapatan (Surabaya News, 16 September 2009). Kotamenjadi lumbung duit yang cukup menggiurkan,sedangkan desa dibiarkan miskin sehingga arusurbanisasi mengalir deras. Kaum urban inilah yangkemudian rame-rame mudik lebaran. Mereka menjadikanhari lebaran sebagai musim mudik, karena hanya inilahmomentum yang tersedia sebab di hari lain merekasangat sibuk dengan pekerjaan. Mudik merupakan satusarana untuk redistribusi ekonomi yang selama initerpusat di Jakarta (http://www.terranet.com). Sejumlahtransaksi yang semula terlaksana hanya di Jakartasekarang tersebar di wilayah-wilayah lain.

Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenaiindividu-individu dan masyarakat membuat pilihan,dengan atau tanpa penggunaan uang, denganmenggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapidapat digunakan dalam berbagai cara untukmenghasilkan berbagai jenis barang dan jasa danmendistribusikannya untuk kebutuhan komsumsi,sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individudan golongan masyarakat (Samuelson, 1995). IlmuEkonomi terbagi dua, yaitu ekonomi mikro dan ekonomimakro. Ekonomi mikro yaitu cabang ilmu ekonomi yangmempelajari perilaku individu-individu, yaitu perilakukonsumen, produsen, dan pasar. Ekonomi makro yaitucabang ilmu ekonomi yang mempelajari keseluruhanperekonomian baik suatu negara/daerah sepertipendapatan nasional, inflasi, kemiskinan, dan neraca.Masalah pokok dalam perekonomian disebabkanadanya kelangkaan atau kekurangan akibatketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakatdengan faktor-faktor produksi yang tersedia dalammasyarakat. Di satu pihak keinginan masyarakat relatiftak terbatas sementara di lain pihak sumber-sumberdaya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakanuntuk menghasilkan barang/jasa tersebut relatifterbatas. Faktor-faktor poduksi adalah benda-bendayang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusiayang dapat digunakan untuk memproduksi barang/jasayang berupa 1) tanah dan sumber alam yang meliputitanah, berbagai jenis barang tambang, dan hasil hutan;2) tenaga kerja yang meliputi jumlah maupun keahlian/keterampilan; 3) modal/kapital; dan 4) keahlian dankemampuan pengusaha untuk mendirikan danmengembangkan berbagai kegiatan usaha.

Page 16: JEB Vol 3 No 3 November 2009

178

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 175-185

Beberapa penentu permintaan adalah 1) hargabarang; 2) harga barang lain yang berkaitan erat denganbarang tersebut; 3) pendapatan konsumen(rumahtangga) dan pendapatan rata-rata masyarakat;4) corak distribusi pendapatan dalam masyarakat; 5)cita rasa masyarakat; 6) jumlah penduduk; dan 7)ramalan keadaan di masa datang (Sukirno, 2005). Makinmurah harga suatu barang/jasa (dari P1 ke P2) makamakin banyak permintaan terhadap barang/jasatersebut (dari Q1 ke Q2) , sebaliknya makin mahal hargasuatu barang/jasa (dari P2 ke P1) maka makin sedikitpermintaan terhadap barang /jasa tersebut (dari Q2 keQ1).

Pengaruh faktor lain selain harga terhadappermintaan dijelaskan sebagai berikut. Hubunganantara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenisbarang lainnya dapat dibedakan kepada 3 golongan,yaitu 1) barang lain itu merupakan pengganti; 2) baranglain itu merupakan pelengkap; dan 3) kedua barangtidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).Sesuatu barang dinamakan barang pengganti bagibarang lain apabila barang tersebut dapatmenggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi danteh adalah barang yang dapat saling menggantikanfungsinya. Seorang yang suka minum teh selalu dapatmenerima minuman kopi apabila teh tidak ada. Hargabarang pengganti dapat mempengaruhi permintaanbarang yang dapat digantikannya. Sekiranya hargabarang pengganti bertambah murah maka barang yangdigantikannya akan mengalami pengurangan dalampermintaan.

Gambar 1 Kurva Permintaan Barang/Jasa

Suatu barang yang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya maka barang tersebutdinamakan barang pelengkap bagi barang lain tersebut.Gula adalah barang pelengkap pada kopi atau teh.Karena pada umumnya kopi dan teh yang diminumharus dibubuhi gula. Kenaikan atau penurunanpermintaan barang pelengkap selalu sejalan denganperubahan permintaan barang yang dilengkapinya.Permintaan terhadap beras dan buku tulis tidakmempunyai hubungan sama sekali, maksudnyaperubahan permintaan dan harga beras tidak akanmempengaruhi permintaan buku tulis, begitu jugasebaliknya.

Pendapatan para pembeli merupakan faktoryang sangat penting dalam menentukan corakpermintaan terhadap berbagai barang. Perubahanpendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadappermintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan sifatperubahan permintaan yang berlaku apabilapendapatan berubah maka barang dibagi menjadi 4bagian, yaitu barang inferior, barang esensial, barangnormal, dan barang mewah. Barang inferior adalahbarang yang banyak diminta oleh orang-orang yangberpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatanbertambah tinggi maka permintaan terhadap baranginferior akan berkurang, contoh ubi kayu akan digantioleh beras jika pendapatan konsumen naik. Barangesensial adalah barang yang tidak akan mengurangiatau menambah permintaan perubahan walaupunpendapatan konsumen berubah, contoh barangkebutuhan pokok (sembako). Suatu barang dinamakanbarang normal apabila barang tersebut mengalamikenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikanpendapatan, contoh televisi dan peralatan rumahtangga. Barang mewah adalah jenis barang yang dibelikonsumen apabila konsumen tersebut berpendapatanmenengah ke atas atau tinggi, contoh motor dan mobil.Ramalan konsumen bahwa harga akan menjadi mahalpada masa akan datang akan mendorong konsumenuntuk membeli lebih banyak barang pada sekarang,contoh harga bahan bakar minyak (BBM) yang akandinaikkan oleh pemerintah pada suatu saat akanmendorong masyarakat atau pengusaha untukmenimbun BBM.

P

P1

P2

0 Q1 Q2 Q

- - - - - -

- - - - - - - - - - - -

- -

- -

- -

- -

-

- -

- -

-

Page 17: JEB Vol 3 No 3 November 2009

179

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ............... (Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah)

Penawaran adalah berbagai jumlah barang yangditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu.Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah1) harga barang itu sendiri; 2) harga barang lain; 3)biaya produksil 4) tujuan perusahaan; dan 5)Tingkatteknologi yang digunakan (Sukirno, 2005). Hubunganantara harga dan jumlah barang yang ditawarkanmenggambarkan hukum penawaran yaitu makin tinggiharga suatu barang maka semakin banyak jumlahbarang tersebut akan ditawarkan oleh penjual begitujuga sebaliknya dengan asumsi cateris paribus. Halini dapat digambarkan dalam kurva sebagai berikut:

komplementer (pelengkap) seperti yang telah dijelaskandi permintaan. Biaya produksi adalah biaya yangdikeluarkan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan menimbulkan biaya produksisehingga akan mempengaruhi jumlah barang/jasa yangdihasilkan perusahaan. Kenaikan biaya produksi akanmenimbulkan penutupan perusahaan dan jumlahpenawaran barang akan berkurang begitu jugasebaliknya. Tujuan perusahaan yang berbedamenimbulkan efek yang berbeda terhadap penentuantingkat produksi. Dengan demikian, penawaran jugaakan berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai.Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksimempertinggi produktifitas, mutu, dan menciptakanbarang-barang baru. Hal Ini akan mendorong kenaikanpenawaran.

Gambar 2Pergerakan Kurva Permintaan

Pengaruh Harga

Gambar 3Pergeseran Kurva Permintaan

Pengaruh Bukan Harga

Gambar 4Kurva Penawaran Barang/Jasa

0

Pengaruh faktor lain selain harga terhadappenawaran dijelaskan sebagai berikut. Harga baranglain adalah harga barang-barang yang salingbersaingan atau bersubtitusi dan barang-barang yang

Gambar 5Pergeseran Kurva Penawaran

Pengaruh Bukan Harga

0

Page 18: JEB Vol 3 No 3 November 2009

180

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 175-185

Terjadinya kesepakatan transaksi (deal) antarapembeli dan penjual disebut keseimbangan harga(Gambar 6). Pada keseimbangan pasar, penjual akanmenjual barang dengan harga PE dan jumlah QE danpembeli akan membeli dengan harga PE dan jumlah QE.Oleh karena itu, PE disebut dengan harga keseimbangandan QE disebut dengan jumlah keseimbangan. Apabiladi pasar harga yang terjadi di atas PE maka pasar akanmengalami kelebihan penawaran. Pada posisi kelebihanpenawaran, bargaining power pihak pembeli lebih kuatdaripada pihak penjual sehingga harga akan terusmenurun menjadi lebih murah sampai pada posisikelebihan penawaran sebesar nol (0) pada harga PE.Apabila di pasar harga yang terjadi di bawah PE makapasar akan mengalami kelebihan permintaan. Pada posisikelebihan permintaan, bargaining power pihak penjuallebih kuat daripada pihak pembeli sehingga harga akanterus naik menjadi lebih mahal sampai pada posisikelebihan permintaan sebesar nol (0) pada harga PE.

Teori Cobweb menjelaskan siklus harga danproduksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu,yang pada dasarnya dibedakan menjadi 1) siklusdengan fluktuasi yang jaraknya tetap; 2) siklus yangmenuju titik keseimbangan; dan 3) siklus yang menjauhititik keseimbangan. Kondisi keseimbangan yang terjadidi pasar tentunya menjadi relatif tidak stabil apabilaada kekuatan-kekuatan yang mendorong harga danjumlah barang yang pada akhirnya akan mencapaikeseimbangan baru. Berkaitan dengan aspek ini, dipasar ada kemungkinan akan terjadi kelebihan barangyang ditawarkan (surplus) dan kekurangan barang yangditawarkan atau kelebihan barang yang diminta (short-age).

Gambar 6Keseimbangan Pasar

Proses penyesuaian pasar menujukeseimbangan akan dipengaruhi oleh beberapa kondisiantara lain 1) permintaan yang berubah dan penawarantetap; 2) pnawaran yang berubah dan permintaan tetap;dan 3) permintaan dan penawaran yang berubah secarasimultan. Dalam jangka panjang, perusahaan dapatberubah ukuran rencana, dan meninggalkan atau masukke industri atau pasar. Posisi ekuilibrium jangka panjangperusahaan adalah apabila titik minimum dari biaya rata-rata jangka panjang sama dengan harga. Perusahaanharus beroperasi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang. Oleh karena itu, prosespenyesuaian kurva penawaran jangka panjang diindustri dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu 1) industridengan biaya yang konstan dengan kurva penawaranjangka panjang yang horizontal; 2) industri denganbiaya yang meningkat dengan ciri mempunyai slopekurva penawaran jangka panjang positif; dan 3) industridengan biaya yang menurun dengan ciri slope kurvapenawaran jangka panjang yang negatif. Di antaraketiga tipe industri tersebut, yang paling umum berlakuadalah industri dengan biaya yang meningkat.

Suatu perekonomian harus memutuskan siapayang akan menikmati hasil aktivitas ekonomi -disebutsebagai masalah for whom. Hasil aktivitas ekonomi akandinikmati oleh masyarakat yang didistribusikan melaluipasar. Seperti telah yang dijelaskan sebelumnya, pasarmerupakan tempat interaksi antara pembeli dan penjualdalam melakukan tawar-menawar (negosiasi) untukbersepakat membeli dan menjual pada harga dan jumlahkeseimbangan. Pasar sebagai kumpulan sejumlahpembeli dan penjual individual mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut munculkarena masing-masing pembeli dan penjual individualmempunyai perilaku individual yang berbeda pula. Adakarakteristik pasar tertentu dimana dalam pasar tersebuthanya terdapat satu penjual dari suatu produk (barangatau jasa) yang tidak mempunyai alternatif produkpengganti (substitusi). Pasar dengan karakteristiktersebut disebut dengan pasar monopoli. Mengingatdalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual darisuatu produk (barang atau jasa) yang tidak mempunyaialternatif produk pengganti (substitusi) maka dalampasar monopoli tidak ada persaingan dari penjual lain.Dalam kehidupan perekonomian yang faktual, sangatjarang mendapatkan penjual yang tidak menghadapipersaingan dari penjual lain. Meskipun dalam suatu

0

Page 19: JEB Vol 3 No 3 November 2009

181

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ............... (Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah)

pasar misalnya hanya terdapat satu penjual sehinggatidak ada persaingan secara langsung dari penjual lain,tetapi penjual tunggal tersebut akan menghadapipersaingan secara tidak langsung dari penjual lain yangmenghasilkan produk yang dapat merupakan alternatifproduk pengganti yang tidak sempurna

Penjual dapat menjadi penjual tunggal yangtidak mempunyai alternatif produk pengganti(substitusi) karena di dalam pasar -penjual tunggalberada- terdapat faktor-faktor yang mencegah penjual-penjual lain untuk memasuki pasar tersebut yangdisebut dengan faktor penghambat (barrier to entry).Ada dua jenis faktor penghambat, yaitu faktorpenghambat teknis dan faktor penghambat legal (tech-nical and legal barrier to entry) (Gisser, 2001). Faktorpenghambat teknis ada tiga, yaitu apabila penjualtunggal menghasilkan dan menjual produk dengankondisi biaya marjinal (marginal cost atau MC) danbiaya rata-rata (average cost atau AC) yang menurunpada berbagai kemungkinan tingkat produk; apabilaterbatasnya pasar dibanding skala produksi penjual;dan apabila produsen menguasai faktor produksistrategis yang digunakan dalam menghasilkan produk.Faktor penghambat legal ada tiga, yaitu apabila penjualtunggal menghasilkan dan menjual produk denganpemberian hak monopoli oleh pemerintah untukmenghasilkan dan menjual produk tersebut; apabilapenjual tunggal menghasilkan produk denganpemberian hak paten oleh pemerintah untukmenghasilkan produk tersebut; dan apabila penjualtunggal menghasilkan produk dengan pemberian hakfranchise oleh penjual lain untuk menghasilkan produkdengan merk tersebut di suatu wilayah.

PT. KAI merupakan salah satu perusahaanBUMN yang bergerak dalam bidang jasa angkutan yangmempunyai tujuan utama memperoleh laba maksimum.Hal itu sesuai dengan bentuk BUMN yang berstatusPerseroan Terbatas (Persero) sesuai UU No. 19 Tahun2003 tentang BUMN yang dalam Pasal 12 dijelaskanbahwa maksud dan tujuan pendirian Persero adalahmenyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggidan berdayasaing kuat dan mengejar keuntungan gunameningkatkan nilai perusahaan. Apabila diperhatikanlebih rinci maka PT. KAI sesungguhnya telahmenerapkan sistem monopoli dalam penentuan hargatiket. Hal ini dimungkinkan karena PT. KAI tidak memilikipesaing langsung dalam usahanya atau dengan kata

lain sebagai satu-satunya perusahaan yang bergerakdalam bidang perkeretaapian sehingga memungkinkanmemperoleh keuntungan mutlak (Setyawati dkk. 2004).

Dalam bisnis transportasi, usaha di jasaangkutan kereta api sangat menguntungkan, karenatidak adanya pesaing langsung dalam usaha tersebut.Tidak seperti jasa angkutan darat bis (Perum Damri)yang telah memiliki banyak perusahaan pesaing yangbergerak dalam bidang ini, seperti Eka, SumberKencono, Mira, Kramat Djati, dan sebagainya. Disamping itu, dalam jasa angkutan udara (PT. GarudaIndonesia) juga telah memiliki banyak perusahaanpesiang yang bergerak dalam bidang jasa ini, sepertiWing, Lion, Air Asia, Mandala, dan sebagainya. Adanyapesaing langsung yang dihadapi Perum Damri dan PTGaruda Indonesia telah menyulitkan kedua perusahaanjasa tersebut dalam memperoleh keuntungan mutlak,tidak seperti PT. KAI yang mutlak menguasai jasaangkutan kereta api (Masyarakat Transportasi Indo-nesia, 2008). Oleh karena itu, tidak mengherankanapabila jasa angkutan kereta api PT KAI memperolehkeuntungan super normal karena sifat monopoli yangdimiliki PT KAI. Monopoli yang dilakukan PT KAImampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp 196 miliarpada tahun 2008 sebagai dampak kebijakan manajemenPT. KAI untuk menaikkan harga tiket lebaran untukseluruh jenis kereta api.

Sistem monopoli yang diterapkan PT KAI(perusahaan BUMN) mampu menghasilkankeuntungan super normal yang akan meningkatkanpendapatan negara yang disumbangkan PT. KAImelalui keuntungan penjualannya maupun jugapajaknya. Meskipun PT KAI mampu memperolehkeuntungan super normal karena kebijakan kenaikanharga tiket khususnya tiket angkutan lebaran tetapilayanan terhadap penumpang PT KAI terasa tidakmengalami peningkatan (Masyarakat Transportasi In-donesia, 2006). Demikian juga PT KAI terkadangmengabaikan masalah sarana dan prasarana sertakeselamatan penumpang kereta api ini. Hal inimenimbulkan persepsi bahwa PT KAI seolah hanyamemikirkan untuk meraup keuntungan semata melaluimonopoli tersebut tanpa memperhatikan kepentingankonsumen.

Jenis angkutan lebaran di Indonesia meliputidarat; sungai, danau, dan penyeberangan; kereta api;laut; dan udara. Meskipun kereta api menjadi sarana

Page 20: JEB Vol 3 No 3 November 2009

182

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 175-185

angkutan lebaran yang banyak dipilih pemudik daritahun ke tahun karena diangap paling murahdibandingkan sarana angkutan lainnya tetapi adaperbedaan proporsi pemudik yang menumpang saranaangkutan lebaran seperti simpulan sementara penelitianberikut ini, yaitu:H1: ada perbedaan proporsi jumlah pemudik yang

menumpang angkutan darat pada tahun 2008 dan2009.

H2: ada perbedaan proporsi jumlah pemudik yangmenumpang angkutan sungai, danau, danpenyeberangan pada tahun 2008 dan 2009.

H3: ada perbedaan proporsi jumlah pemudik yangmenumpang angkutan kereta api pada tahun 2008dan 2009.

H4: ada perbedaan proporsi jumlah pemudik yangmenumpang angkutan laut pada tahun 2008 dan2009.

H5: ada perbedaan proporsi jumlah pemudik yangmenumpang angkutan udara pada tahun 2008 dan2009.

HASIL PENELITIAN

Untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalahmengapa terjadi fenomena kenaikan tiket angkutanumum kereta api pada masa lebaran tahun 2009, makaberikut ini ditunjukkan Tabel 1 dan Tabel 2 sebagaidasar pembahasan.

Berdasarkan Tabel 1, nampak jumlah pemudiklebaran tahun 2008 dan 2009 urutan 3 besar adalahmenggunakan angkutan darat (±40%), angkutansungai, danau, dan penyeberangan (±22%), sertaangkutan kereta api (±20%). Sedang pemudik yangmenggunakan angkutan udara dan laut masing-masingsekitar 10% dan 6%. Apabila dilihat dari pertumbuhanpemudik lebaran tahun 2008-2009 nampak yangmengalami pertumbuhan paling besar adalah pemudikyang menggunakan angkutan udara, kemudianangkutan laut, angkutan sungai, danau, danpenyeberangan, angkutan kereta api, dan angkutandarat. Di antara kelima jenis angkutan lebaran tersebut,angkutan kereta api merupakan jenis angkutan yangdiselenggarakan oleh satu-satunya perusahaan jasaangkutan, yaitu PT KAI sebagai perusahaanmonopolis. Sedangkan jenis angkutan angkutan udara,angkutan laut, angkutan sungai, danau, danpenyeberangan, dan angkutan darat tidakdiselenggarakan oleh perusahaan tunggal tetapi olehbanyak perusahaan jasa angkutan, baik jasa angkutanlebaran yang diselenggarakan oleh pemerintah (BUMN)maupun swasta. Berdasarkan pendapat masyarakatbahwa kereta api merupakan angkutan umum Lebaranyang dianggap aman dan murah bagi pemudik sedangPT KAI sebagai penyelenggara jasa angkutan keretaapi adalah monopoli maka pemudik tidak mempunyaipilihan untuk mudik dengan jasa angkutan kereta apilainnya. Artinya, pemudik tidak mempunyai kekuatanuntuk menolak kenaikan tarif lebaran untuk angkutankereta api berapapun besarnya.

Tabel 1Jumlah Pemudik Lebaran Tahun 2008 dan 2009

Sumber: Departemen Perhubungan (Kompas, 28 September 2009). Data diolah.

Page 21: JEB Vol 3 No 3 November 2009

183

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ............... (Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah)

Berdasarkan Tabel 2, nampak pertumbuhanjumlah sarana angkutan lebaran tahun 2008-2009semuanya mengalami penurunan, kecuali saranaangkutan lebaran kereta api dan angkutan laut. Sebagaisatu-satunya sarana angkutan lebaran di darat disamping angkutan darat yang pertumbuhan sarananyamenurun maka pertumbuhan pemudik yangmenggunakan angkutan kereta api lebih besar daripadapertumbuhan sarana angkutan kereta api itu sendiri.

PEMBAHASAN

Berdasarkan pembahasan Tabel 1 dan Tabel 2, makadisimpulkan pada masa lebaran terjadiketidakseimbangan pasar angkutan kereta api karenapermintaan kursi keretaapi untuk pemudik lebih besardaripada penawaran kursi kereta api dari PT KAI. Olehkarena itu, PT KAI lebih kuat dalam melakukannegosiasi pasar dengan cara menaikkan tarif angkutan

Tabel 2Jumlah Sarana Angkutan Lebaran Tahun 2008 dan 2009

Sumber: Departemen Perhubungan (Kompas, 28 September 2009). Data diolah.

Tabel 3Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Beda Dua Proporsi

Sumber: Tabel 1 dan 2.

Pengujian hipotesis untuk mengetahuisignifikan tidaknya perbedaan proporsi dilakukandengan alat Uji Beda Dua Proporsi pada tingkatsignifikansi sebesar 0,05 dan hasilnya disajikan sebagaiberikut:

lebaran sebesar 10% untuk tarif kereta api ekonomi danantara 50% - 100% untuk kereta api bisnis dan eksekutif.Berarti penentuan harga tiket lebaran untuk angkutankereta api dan juga angkutan lebaran lainnya diserahkanpada mekanisme pasar sesuai dengan Peraturan Menteri

Page 22: JEB Vol 3 No 3 November 2009

184

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 175-185

Perhubungan Nomor 1 Tahun 2009 tentang PenentuanTuslah Tarif Angkutan Umum Lebaran yang mengaturtuslah tiket batas atas dan batas bawah, sedang hargatiket non ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar(http://nasional.vivanews.com). Logika ekonomi dalammenaikkan tarif (harga produk) diimbangi denganpeningkatan layanan untuk pemudik tetapi yang terjadipada PT KAI tidak demikian bahkan justru menurunkanlayanan kepada pemudik. Hal ini ditunjukkan dengantidak adanya lagi layanan makanan dan minuman untukpemudik yang menggunakan kereta api bisnis daneksekutif per 1 Agustus 2009.

Apabila pembahasan Tabel 1 dan Tabel 2diuraikan dengan menggunakan Gambar 6 tentangKeseimbangan Pasar maka akan nampak seperti Gambar7 berikut ini:

Gambar 7Ketidakseimbangan Pasar

Berdasarkan Gambar 7, nampak di pasar harga yangterjadi di bawah PE maka pasar akan mengalamikelebihan permintaan. Pada posisi kelebihanpermintaan, bargaining power pihak penjual (PT KAI)lebih kuat daripada pihak pembeli (pemudik) sehinggaharga akan terus naik menjadi lebih mahal sampai padaposisi kelebihan permintaan sebesar nol (0) pada hargaPE. Kenaikan harga tiket lebaran menjadi semakin tinggikarena PT KAI adalah perusahaan monopoli sehinggapemudik tidak mempunyai pilihan untuk mudik dengankereta api perusahaan non PT KAI karena memang tidakada pesaing sejenis PT KAI. Pemudik hanya dapat

menerima berapapun kenaikan tiket lebaran tanpa dapatmelakukan penawaran harga tiket.

Berdasarkan Tabel 3, semua hipotesis penelitianditerima, artinya ada perbedaan proporsi jumlahpemudik yang menumpang angkutan darat; sungai,danau, dan penyeberangan; kereta api; laut; dan udarapada tahun 2008 dan 2009. Hal ini menguatkan fenomenakenaikan tiket angkutan umum khususnya kereta apipada masa lebaran tahun 2009 disebabkan faktorketidakseimbangan pasar, yaitu pasar angkutan keretaapi mengalami kelebihan permintaan sehingga bar-gaining power PT KAI lebih kuat daripada pemudiksehingga harga akan terus naik menjadi lebih mahal.Dengan demikian, anggapan bahwa angkutan keretaapi menjadi pilihan pemudik karena murah dan amandari tahun 2008 ke 2009 tidak berubah karena adaperbedaan proporsi jumlah pemudik yang menumpangkelima jenis angkutan lebaran tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Fenomena kenaikan tiket angkutan umum kereta apipada masa lebaran tahun 2009 disebabkan faktorketidakseimbangan pasar, yaitu pasar angkutan keretaapi mengalami kelebihan permintaan sehingga bar-gaining power PT KAI lebih kuat daripada pemudiksehingga harga akan terus naik menjadi lebih mahalsampai pada posisi kelebihan permintaan sebesar nol(0) pada harga PE. Kenaikan harga tiket lebaran menjadisemakin tinggi karena PT KAI adalah perusahaanmonopoli sehingga pemudik tidak mempunyai pilihanuntuk mudik dengan kereta api lain karena memangtidak ada pesaing PT KAI. Pemudik hanya dapatmenerima berapapun kenaikan tiket lebaran tanpa dapatmelakukan penawaran harga tiket.

Saran

Mudik bagi masyarakat menjelang lebaran menjadipenting berdasarkan pendekatan teologis dansosiologis. Oleh karena itu, kebutuhan pemudik yangberkaitan dengan sarana dan prasarana angkutanumum hendaknya diperhatikan oleh pemerintah sebagaipelayan kebutuhan masyarakat. Penentuan harga tiketangkutan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah

0

Page 23: JEB Vol 3 No 3 November 2009

185

ASPEK KESEIMBANGAN PASAR PADA FENOMENA KENAIKAN TIKET ............... (Rudy Badrudin dan Ina Hamsinah)

seperti PT KAI, Perum Damri, PT Garuda Indonesia,PT Pelni dalam masa lebaran hendaknya tidakmenggunakan mekanisme pasar karena sebagaiperusahaan negara pasti ada upaya melayani kebutuhanmasyarakat di samping mencari keuntungan. Artinya,untuk mencari keuntungan perusahaan tidak hanyamelalui kenaikan harga jual saja karena masih adaalternatif lain. Untuk PT KAI yang tidak mempunyaipesaing langsung, kenaikan harga tiket hanya akanmerugikan pemudik karena tidak ada kenaikan layananyang diperoleh pemudik.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Propinsi JawaTimur. (2007). Rencana Operasi AngkutanLebaran. Surabaya.

Gisser, Micha. (2001). Intermediate Price Theory:Analysis, Issues, and Applications, McGraw-Hill.

Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. (2008).Info HubDat. Jakarta.

http://nasional.vivanews.com.

http://www.analisadaily.com.

http://www.beritaindonesia.co.id/visi-berita/ makna-mudik-lebaran-2.

http://www.terranet.com.

Kompas, 11 September 2009.

Kompas, 12 September 2009.

Kompas, 14 September 2009.

Kompas, 19 September 2009.

Masyarakat Transportasi Indonesia. 2004. Transportasiyang Berkelanjutan. Jakarta..

Masyarakat Transportasi Indonesia. 2006. ReformasiMendasar Perkeretaapian Indonesia MelaluiPenyempurnaan RUU Perkeretaapin. Jakarta..

_____________. 2008. Menempatkan KembaliKeselamatan Menuju Transportasi yangBermartabat. Jakarta.

Samuelson, Paul A. dan William D. (1995). Nordhaus.Economics. Edisi 15. McGraw-Hill Book Com-pany.

Sekretariat Negara. Peraturan Menteri PerhubunganNomor 1 Tahun 2009 tentang PenentuanTuslah Tarif Angkutan Umum Lebaran.

Sekretariat Negara. Undang-Undang Nomor 19 Tahun2003 tentang BUMN.

Setyawati, Endang, dkk. (2004). Ekonomi MikroPengantar. Editor: Soeratno. BP STIE YKPN.Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. (2005). Teori Ekonomi Mikro. LembagaPenerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indo-nesia. Jakarta.

Surabaya News, 16 September 2009.

Swantoro. Aris. 2007. “Tanggung Jawab PengusahaAngkutan Terhadap Kerugian PenumpangAkibat Perbuatan Melawan Hukum YangDilakukan Pengemudi”. Jurnal Perkotaan. Vol.1. No. 1.: 67-76.

Page 24: JEB Vol 3 No 3 November 2009

.

Page 25: JEB Vol 3 No 3 November 2009

187

MODEL PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN......................... (Didin Fatihudin, Noto Adam, Misrin Hariyadi, dan Iis Holisin)Vol. 3, No. 3 November 2009Hal. 187-191

ABSTRACT

This study analysis home industry shoe open toe-slliperin Krian Kemasan, Sidoarjo Regency. Existence homeindustry as strong industry although crisis of macro-economic. Home industry potential can increase tosocial welfare. The development can pass trough capi-tal, skill, and marketing. Four access street economicpowering pass trough government, which human re-sources, technology, market extensive, and relation forcapital. Look for friend like as government, bank, trade,and industry department.

Keywords: development models, shoe and toe-slliperindustry, capital, skill, market

PENDAHULUAN

Dalam UU No. 32 Tahun 2004 dijelaskan bahwapembangunan daerah sebagai padanan dari Regionaldevelopment adalah upaya pembangunan yangbertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahdan pemerataan hasil-hasilnya menuju terwujudnya

MODEL PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATANHOME INDUSTRY SEPATU/SANDAL MELALUI PENINGKATAN

MODAL, KETERAMPILAN, DAN PERLUASAN PASARDI KEMASAN KRIAN SIDOARJO

Didin FatihudinNoto Adam, Misrin Hariyadi, dan Iis Holisin

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah SurabayaJalan Sutorejo Nomor 59, Surabaya

Telepon +62 31 3811966, Fax. +62 31 3813096E-mail: [email protected]

kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan aspekpembangunan, pengelolaan pembangunan dapatsesuai dengan perioritas masalah dan kebutuhanmasyarakat lokal di daerah dengan melibatkan aktifmasyarakat di daerah yang bersangkutan.Pemberdayaan masyarakat secara komprehensif harusmencakup aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik.Khusus pemberdayaan ekonomi masyarakatdibutuhkan empat akses minimal yang harus diperolehmasyarakat melalui fasilitas pemerintah, yakni 1) aksesterhadap sumberdaya; 2) akses terhadap teknologi,yaitu metode dan teknik pelaksanaan kegiatan dengancara yang lebih baik dan efisien, termasuk akses dalammendayagunakan prasarana dan sarana produksi danpeningkatan keterampilan berusaha; 3) akses terhadapinformasi pasar dan kemudahan pemasaran hasil usaha;dan 4) akses terhadap sumber pembiayaan melaluibantuan dan skim kredit untuk modal usaha ekonomiproduktif.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tersebutmendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkanprakarsa dan kreatifitas, serta meningkatkan peran sertamasyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikanklasifikasi industri berdasarkan skala penggunaantenaga kerjanya, yaitu 1) industri besar apabila

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 26: JEB Vol 3 No 3 November 2009

188

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 187-191

menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 orang; 2)industri sedang apabila menggunakan tenaga kerjaantara 20 hingga 99 orang; 3) industri kecil apabilamenggunakan tenaga kerja antara 5 hingga 19 orang;dan 4) industri rumah tangga apabila menggunakantenaga kerja kurang dari 5 orang. DepartemenPerdagangan memberikan klasifikasi industriberdasarkan aspek permodalan, bahwa suatu usahadisebut usaha kecil apabila permodalannya kurang dariRp 25 juta. Departemen Koperasi sependapat denganBank Indonesia, yang menggolongkan pengusaha kecilberdasarkan kriteria omzet usaha tidak lebih dari Rp 2milyar dan kekayaan (tidak termasuk tanah danbangunan) tidak lebih dari Rp 600 juta (Kuncoro, 2006).Menurut UU No. 9 Tahun 1995 pengertian tentangusaha kecil adalah 1) memiliki kekayaan bersih palingbanyak Rp 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha; 2) memiliki hasil penjualan tahunan pal-ing banyak Rp 1 milyar; 3) milik warganegara Indone-sia; 4) berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaanatau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atauberafiliasi baik langsung maupun tidak langsungdengan usaha menengah atau usaha besar; dan 5)berbentuk badan usaha orang perseorangan, tidakberbadan hukum, atau berbadan hukum, termasukkoperasi.

Kabupaten Sidoarjo banyak terdapat industrikecil antara lain sepatu sandal kulit/imitasi di KelurahanKemasan Kecamatan Krian, sepatu sandal di Wedoro,Punokawan. Industri di Sidoarjo masih dihadapkan padapersoalan pokok yang menyita perhatian danpenanganan serius semua pihak, antara lain 1)lambatnya pertumbuhan ekonomi; 2) rendahnyapendapatan masyarakat; 3) kurang berkembangnyakelembagaan pembangunan daerah dan masyarakat;dan 4) lemahnya akses informasi. Oleh karena itu, perludicanangkan program-progran pemberdayaanmasyarakat yang mengarah kepada pemecahan masalahyang dihadapi masyarakat saat ini, yaitu 1) adanyapengembangan usaha ekonomi pedesaan; 2)penguatan lumbung pangan masyarakat; 3)pemasyarakatan dan pemanfaatan teknologi tepat guna;dan 4) peningkatan partisipasi dan peran sertamasyarakat.

Menurut data statistik Kadinda dan DeperindagKabupaten Sidoarjo (2007), di Kelurahan KemasanKecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo terdapat kurang

lebih 60 usaha produksi sepatu/sandal kulit yangdimiliki masyarakat setempat. Usaha lain berupa potbunga, menjahit, bordir, kue, kerajinan, asesoris, kainsarung, dansebagainya. Khusus penguasaha sepatu/sandal disinyalir sebagian produsen sepatu/sandal kulitdimiliki beberapa orang saja.. Penelitian ini hanyadilakukan di penguasaha sepatu/sandal saja yang adadi Kelurahan Kemasan. Hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan rekomendasi bagi pengembanganpenguasaha kecil menengah ke depan.

Berdasarkan latar belakang masalah usaha kecilsepatu/sandal di Kemasan Krian Sidoarjo yang telahdikemukakan, maka masalahnya dapat dirumuskansebagai berikut 1) bagaimana hasil produksi pengusahakecil sepatu sandal di Kemasan Krian Sidoarjo; 2) apapermasalahan yang dihadapi pengusaha kecil sepatusandal di Kemasan Krian Sidoarjo; 3) apa harapan/kebutuhan pengusaha pengusaha kecil sepatu sandaldi Kemasan Krian Sidoarjo; dan 4) apa upaya yangharus dilakukan untuk membantu pemecahan masalahyang dihadapi pengusaha kecil sepatu sandal diKemasan Krian Sidoarjo. Tujuan penelitian ini untuk 1)mendata hasil produksi pengusaha kecil sepatu san-dal di Kemasan Krian Sidoarjo; 2) mengidentifikasipermasalahan yang dihadapi pengusaha kecil sepatusandal di Kemasan Krian Sidoarjo; 3) mengumpulkandata harapan/kebutuhan para pengusaha pengusahakecil sepatu sandal di Kemasan Krian Sidoarjo; dan 4)mencari upaya yang harus dilakukan untuk membantumenangani kesulitan-kesulitan yang dihadapipengusaha kecil sepatu sandal di Kemasan KrianSidoarjo.

MASALAH DAN PEMBAHASAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode deskriptif, yaitu penelitian yang menjelaskanfenomena apa adanya (Hussey,1997), yaitu menjelaskankeberadaan dan prospek usaha pengusaha kecil sepatu/sandal di Kemasan Krian Sidoarjo. Karena lokasipengusaha kecil berdekatan dan terkonsentrasi di tigadusun, yaitu Mojosantren, Kemasan, dan Semaji, makapengusaha kecil yang menjadi responden dalampenelitian ini sebanyak 50 pengusaha kecil dari jumlahkeseluruhan kurang lebih 100 pengusaha kecil. Tekniksampling yang digunakan adalah Convenience sam-pling, yakni teknik sampling berdasarkan pada aspek

Page 27: JEB Vol 3 No 3 November 2009

189

MODEL PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN......................... (Didin Fatihudin, Noto Adam, Misrin Hariyadi, dan Iis Holisin)

kemudahan saja. Teknik ini merupakan bagian dari Non-Probability sampling. Teknik pengumpulan datamenggunakan observasi langsung dengan menyusunpedoman wawancara terbuka dan tertutup yang berupaangket. Pengusaha kecil sepatu/sandal langsungdidatangi satu persatu secara bergantian dengantujuan agar data yang diperoleh lebih akurat, lebihmeyakinkan untuk diolah, dan dianalisis. Setelah dataterkumpul kemudian diolah, ditabulasikan, ditafsirkan,dan dianalisis berdasarkan pedoman penafsiran datadengan rentang angka frekuensi dan persentase, yaitu1-25% sebagian kecil, 26-49% kurang dari setengahnya,50% setengahnya, 51-75% lebih setengahnya, dan 76-100% sebagian besar. Adapun penyajian hasil penelitiandigambarkan dalam bentuk diagram lingkar dan tabeluntuk memudahkan dalam penafsiran data, analisisdata, pembahasan hasil penelitian, dan pengambilansimpulan.

Pengusaha kecil sepatu dan sandal di KelurahanKemasan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjoberjumlah antara 60-100 UKM, tepatnya di DusunMojosantren, Kemasan dan Semaji. Sebagian besar(90%) berlokasi di Mojosantren. Sebagian besar (84%)jumlah karyawan yang bekerja di industri sepatu san-dal tersebut antara 16-26 orang berasal dari anggotakeluarga dan tetangga dekatnya dan 1-2 orang tenagaahli dari luar daerah. UKM tersebut memproduksisepatu kulit, sepatu imitasi, sepatu sandal, sandalwanita, dan kelom ayu. Rata-rata kapasitas produksinyaantara 300-360 kodi pertahun atau 7200 pasang sepatu/sandal. Tahun berdirinya UKM sepatu sandal diKemasan ini ada yang mulai berdiri tahun 1970 sampaidengan 1980an, tetapi yang paling banyak (86%) berdiriantara tahun 1990-2000 an. Berarti UKM ada yangsudah berdiri belasan tahun bahkan puluhan tahun.UKM yang sudah memiliki SIUP dan NPWP baru 17UKM atau kurang dari setengah (34%) sedang 33UKM (66%) belum memiliki NPWP dan SIUP. UKMyang memiliki merek sendiri hanya 14 (28%) saja sedang36 UKM (72%) membuat merek sesuai pesanan toko/konsumen. Secara organisasi, UKM ini telahmempunyai perkumpulan yang berfungsi sebagai fo-rum komunikasi yang pertemuannya di lakukan setiaphari Rabu pukul 19.00 pada minggu ke IV setiap bulan.

Beberapa kendala yang menjadi hambatan/kesulitan UKM sepatu sandal di Kemasan KrianSidoarjo untuk berkembang maju adalah 1) pengucuran

dan peluang pinjaman modal dari lembaga keuangan(bank) masih terkonsentrasi kepada tiga orang pemilikUKM sepatu yang dianggap sudah mapan sedangUKM lainya kurang diperhatikan; 2) masih memerlukantambahan modal, tetapi keinginan sebagoan besarUKM kalau dapat tanpa jaminan; 3) pada umumnya,UKM sepatu tidak memiliki modal sendiri untuk membelibahan baku produksi, tetapi diberi pinjaman oleh tokobahan baku atau toko pembeli produk dengan hanyamodal kepercayaan saja; 4) belum memiliki toko/geraibersama semacam out factory yang dapat menjualproduknya dengan harga pabrik; 5) pembelian bahanbaku dilakukan oleh masing-masing UKM, tidak adakebersamaan dalam pembelian, padahal jika membelisecara bersama harga bahan baku akan jauh lebihmurah; 6) masih membutuhkan institusi mitra/mitraperorangan untuk memperluas jaringan pemasaran danpenjualan hasil produk UKM; 7) hampir semua UKMtidak memiliki catatan khusus keuangan semacamlaporan keuangan misalnya semacam arus kas, rugi labaapalagi neraca, sehingga sulit untuk membedakan manakeuangan keluarga dan mana keuangan usaha ; 8)belum ada pelatihan khusus dari lembaga pendampingtentang desain model sepatu/sandal untuk UKM sepatudi Kemasan; 9) banyak sepatu impor China membanjiripasar lokal dan harganya jauh lebih murah jikadibandingkan dengan harga sepatu lokal buatan UKMsepatu di Kemasan; dan 10) kasus lumpur Lapindosangat berpengaruh terhadap volume penjualan sepatuproduk UKM yang mengakibatkan banyak toko-tokokerajinan tas dan sepatu di Tanggulangin tutup.Harapan dan kebutuhan para UKM sepatu/sandal diKemasan Krian Sidoarjo adalah 1) pemerintah agarmembatasi sepatu impor terutama dari China; 2) adatambahan modal dari perbankan apabila perlu ada kredittanpa jaminan; 3) ada pembinaan rutin dan terintegrasiUKM dari lembaga terkait, misalnya asosiasi pembuatsepatu, Kadinda, Pemda, dan Koperasi; dan 4) adalembaga mitra yang membantu memperluas jaringanpemasaran/penjualan.

Ketersediaan dan kesinambungan bahan bakubanyak dan mudah diperoleh. Tenaga kerja juga mudahdiperoleh, kebanyakan berasal dari anggota keluargadan tetangganya. Untuk modal investasi maupun mdalkerja, UKM sepatu/sandal masih memerlukan tambahan,tetapi untuk sementara masih dapat dipinjami daripengusaha, tetapi bukan dalam bentuk uang tetapi

Page 28: JEB Vol 3 No 3 November 2009

190

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 187-191

dalam bentuk bahan baku produksi seperti sol, lem,kulit, dan imitasi. Cara pembayaran tagihan yang jatuhtempo antara dua minggu sampai satu bulan. Adakeinginan untuk menambah modal dari pinjaman, tetapitidak memiliki jaminan yang dipersyaratkan lembagakeuangan/perbankan. UKM sepatu/sandal mau pinjamasal tanpa agunan. Apabila rumah dijadikan agunanUKM menyatakan keberatan. Selama ini antara targetdan realisasi penjualan selalu hampir sama denganpesanan toko/konsumen. Penjualannya mencapaiangka antara 300-360 kodi pertahun. Hal ini berartiproduksi hanya berdasarkan pesanan saja sehinggavolume penjualan relatif tetap. Keinginan UKMmeningkatkan volume penjualan sangat tinggi, tetapiUKM tidak memiliki informasi dan akses untukbekerjasama dengan siapa dan lembaga apa. Usahauntuk membantu diupayakan sesuai dengan kebutuhanUKM, misalnya dicarikan perbankan yang bersediamemberi pinjaman kepada UKM dengan tingkat sukubunga sangat rendah dengan cicilan dalam jangkapanjang, sehingga UKM tidak merasa keberatan dalammengembalikan pinjaman tersebut. Begitu pula dalampeningkatan keterampilan para karyawannya cobadicarikan asosiasi atau institusi profesional yangmampu memberikan pelatihan khusus dalam produksisepatu/sandal, sehingga model, bentuk, maupun desainproduknya tidak ketinggalan oleh perubahan yangcepat dari selera konsumen. Jaringan pemasaran jugadapat difasilitasi untuk dipertemukan denganperusahaan besar yang khusus berbisnis dalampemasaran produk baik dalam negeri maupun ke luarnegeri untuk di ekspor. Peran intitusi pemerintahkesannya masih berjalan sendiri-sendiri dalampembinaan UKM. Antarinstitusi tidak ada komunikasidan program yang terintegrasi.

Agar usaha UKM sepatu sandal di KemasanKrian Sidoarjo berkembang secara mandiri dan dapatmeningkatkan pendapatan, maka diupayakan pencariankemitraan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan carapembuatan model pembinaan/ pengembangan,pendampingan, pelatihan, dan evaluasi dalam 1)permodalan/keuangan dengan cara dicarikan lembagamitra keuangan/Bank/BUMN yang mau membantumeminjamkan uang dengan tanpa jaminan ataupembuatan buku kecil cara mudah memahami tentangkeuangan dan prosedur pengajuan kredit danpenyelesaiannya; 2) keterampilan dengan cara dicarikan

lembaga pelatihan desain/model inovasi produk sepatuyang profesional untuk melatih keterampilan parakaryawannya; 3) pemasaran/penjualan dengan caradicarikan jaringan pemasaran baru, misalnya toko-tokodan supermarket atau dibuatkan semacam bukupetunjuk praktis strategi pemasaran produk danperilaku konsumen.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, makasimpulan penelitian ini adalah: 1) UKM sepatu/sandalbanyak terdapat di Kemasan Krian Sidoarjo, tetapisebagian besar masih belum mampu mandiri, baik aspekproduksi, permodalan, skill, maupun perluasanpemasan. Ijin usaha seperti SIUP dan pemilikan NPWPmasih banyak yang belum mempunyai. Volume produksidan penjualan hanya sebatas jumlah pemesanan daritoko/konsumen saja, tidak dapat lebih daripada itu.Ketidakberanian pinjam uang ke perbankan disebabkankarena prospek usaha yang belum menentu. Kreativitasmodel sepatu/sandal juga masih memerlukanpembinaan. Jaringan pemasaran juga perlu difasilitasibekerjasama dengan penguasaha lain yang lebih luas.Kapasitas dan target produksi maupun penjualan perluada peningkatan lebih dari 360 kodi pertahuan.

Page 29: JEB Vol 3 No 3 November 2009

191

MODEL PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN......................... (Didin Fatihudin, Noto Adam, Misrin Hariyadi, dan Iis Holisin)

DAFTAR PUSTAKA

_________. 2005. Usaha Kecil dan Menengah/HomeIndustry di Sidoarjo.

Bank Jatim. 2007. Petunjuk Teknis memperoleh Kredituntuk Usaha Kecil dan Menengah. Surabaya.

Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2005. Survei IndustriBesar dan Sedang di Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2005. JawaTtimurDalam Angka.

Badan Pusat Statistik, 2005, Sidoarjo dalam Angka ;Statistik Industri di Sidoarjo.

Dirjen Dikti Depdikbud RI., Pedoman PelaksanaanPenelitian dan Pengabdian KepadaMasyarakat oleh Perguruan Tinggi, Edisi VIITahun 2004. Jakarta

Hermawan, Asep, 2006, Penelitian Bisnis ParadigmaKuantitatif, Grasindo, Jakarta.

Indriantoro, Nur, 2002, Metodologi Penelitian BisnisUntuk Akuntansi dan Manajemen, BPFEYogyakarta.

Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat JawaTimur. 2005. Pengembangan Masyarakat JawaTimur.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomi Pembangunan,Teori, Masalah, dan Kebijakan, UPP STIMYKPN, Yogyakarta

Kotler, Philip, 2004. Manajemen Pemasaran edisiMillenium, Prenhalindo, Jakarta

Lembaga Penelitian, 2004. Kemitraan Usaha BesarKecil UGM, Yogayakarta 2004

Purnomo, 1994, Kebijakan Pembinaan Koperasi danPengusaha Kecil Dalam Repelita VI,Departemen Koperasi dan PPK, Kanwil ProvinsiYogyakarta

Suparyanto,W. 2004. Study Kelayakan Usaha, Alfbeta,Bandung

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 TentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintahdan Pemerintah Pusat Daerah.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang UsahaKecil, Jakarta.

Page 30: JEB Vol 3 No 3 November 2009

.

Page 31: JEB Vol 3 No 3 November 2009

193

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN .................... (Algifari)Vol. 3, No. 3 November 2009Hal. 193-201

ABSTRACT

This study examine the effect of deficit spending onmacroeconomic indicators in Indonesia. The pump-priming theory state that deficit spending has positiveeffect on economic growth. Richardian equivalencehypotheses state that deficit spending has no effecton consumption expenditure. Deficit spending hasnegative effect on investment (crowding-out). Thisstudy use data years 1990-2007. The hypotheses aretested by using Partial Adjustment Model (PAM). Theresults indicate that deficit spending has negative ef-fect on economic growth in the same period and posi-tive effect in the next period. Deficit spending has noeffect to consumption expenditure and investment (nocrowding-out).

Keywords: deficit spending, pump-priming theory,Richardian equivalence, crowding-out

PENDAHULUAN

Kontroversi tentang perlunya pemerintah melakukankebijakan defisit anggaran belanja sampai saat ini masihterjadi. Setiap pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja(APBN) selalu muncul perdebatan tentang defisit yangterjadi pada anggaran tersebut. Peraturan Pemerintah(PP) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003,

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAHTERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

AlgifariSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

menjelaskan bahwa defisit anggaran pemerintah adalahselisih kurang antara pendapatan negara dan belanjanegara dalam tahun anggaran yang sama. Hyman (2005)mendefinisikan defisit anggaran pemerintah adalahkelebihan pengeluaran pemerintah dari penerimaanpemerintah yang berupa pajak, fee, dan pungutanretribusi yang diperoleh pemerintah. Besarnya defisitditentukan dalam persentase terhadap ProduksiDomestik Bruto (PDB) pada tahun anggaran yangbersangkutan. Dengan menggunakan cara tersebutdapat diperoleh gambaran beban utang yang dimilikipemerintah terhadap pendapatan nasional. MenurutPP No. 23 Tahun 2003 tersebut, anggaran pemerintahdapat mengalami defisit tidak melebihi 3% dari PDB.

Perbedaan pendapat tentang dampak kebijakandefisit anggaran pemerintah terhadap perekonomianterjadi dalam teori maupun hasil penelitian empiris.Pump-priming theory menyatakan bahwa defisitanggaran pemerintah diperlukan untuk mendorongkegiatan ekonomi nasional agar perekonomianterhindar dari kondisi resesi yang berkepanjangan.Melalui kebijakan pembiayaan defisit anggaranpemerintah dimungkinkan tercipta lapangan kerja (em-ployment creation). Jika lapangan kerja dapatdiciptakan maka akan meningkatkan daya belimasyarakat dan permintaan aggregat meningkat. Halini akan merangsang pengusaha untuk meningkatkanproduksinya.

Kenaikan permintaan aggregat dapat juga terjadimelalui peningkatan pengeluaran masyarakat.Pandangan ekonom Keynesian menyatakan bahwa

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 32: JEB Vol 3 No 3 November 2009

194

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 193-201

kebijakan defisit anggaran pemerintah yang dibiayaidengan pemotongan pajak mengakibatkan wajib pajakmerasa penghasilan setelah pajak meningkat.Peningkatan pendapatan setelah pajak ini akandirespon dengan melakukan pengeluaran yang lebihbanyak. Kenaikan pengeluaran akan meningkatkanpermintaan terhadap barang dan jasa dan akanmendorong aktivitas ekonomi.

Richardian equivalence hypothesismenyatakan bahwa defisit anggaran pemerintah tidakakan berpengaruh terhadap ekonomi makro. Hipotesisini didasarkan pada anggapan bahwa masyarakatmemiliki asa nalar (rational expectation) terhadapkebijakan pemerintah tersebut. Bagi masyarakat yangrasional, kebijakan pemerintah menempuh anggarandefisit dengan memotong pajak memberikan dampakkenaikan pendapatan setelah pajak untuk saat ini.Namun pada masa yang akan datang, pemerintah perlumembayar cicilan dan bunga atas utang yangterakumulasi teraebut. Cara yang ditempuh olehpemerintah biasanya dengan menaikkan pajak. Jadipenurunan pajak saat ini dipandang oleh konsumenhanya memberikan pendapatan sementara (transitoryincome) saja dan pada masa yang akan datang akan“diambil kembali” oleh pemerintah. Dengan demikian,konsumen tidak akan meningkatkan pengeluarannyasaat ini. (Mankiw, 2005).

Ekonom Klasik berpandangan bahwa defisitanggaran pemerintah dapat merugikan perekonomian.Defisit anggaran pemerintah dengan menurunkan tarifpajak akan meningkatkan suku bunga dan menurunkaninvestasi swasta sehingga pertumbuhan ekonomi akanturun (crowding-out). Namun dalam penelitian Eisner(1989) pada perekonomian Amerika pada periode tahun1956-1984 memperoleh bukti bahwa defisit anggaranpemerintah berpengaruh positif terhadap investasidomestik. Dengan kata lain, pada periode tersebutkebijakan defisit anggaran pemerintah mengakibatkan“crowding-in” bagi perekonomian. erdasarkankontroversi tersebut, penelitian ini bertujuan untukmenganalisis pengaruh kebijakan defisit anggaranpemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indo-nesia.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Pemerintah Indonesia selalu melaksanakan kebijakananggaran defisit. Pada masa pemerintahan Orde Baru,secara konsep anggaran pemerintah berimbang, namunsecara substansi kebijakan anggaran yang ditempuhpemerintah adalah defisit. Defisit anggaran belanjapemerintah pada masa pemerintahan Orde Baru ditutupidengan utang luar negeri. Pasca pemerintahan OrdeBaru, defisit anggaran pemerintah ditutupi denganutang dari dalam dan luar negeri.

Apakah anggaran pemerintah defisit akanmembahayakan perekonomian? Untuk menjawabpertanyaan tersebut, baik secara teoritis maupun hasilpenelitian empiris dapat dikelompokkan ke dalam tigakelompok. Kelompok pertama berpendapat bahwadefisit anggaran pemerintah dapat berpengaruh positifterhadap perekonomian. Chrystal dan Thornton (1988)berpendapat bahwa defisit anggaran pemerintahdiperlukan untuk mencapai dua tujuan ekonomi makro,yaitu pengerjaan penuh dan tingkat pertumbuhanekonomi yang tinggi. Teori Pump-priming menyatakanbahwa defisit anggaran pemerintah diperlukan untukmenyelamatkan perekonomian dari kondisi resesi.Abimanyu (2005) berpendapat defisit anggaranpemerintah merupakan stimulus fiskal yang bersifatekspansif. Kebijakan fiskal ekspansif diperlukan apabilaperekonomian pada kondisi lesu, yang ditandai denganmenurunnya investasi swasta. Pada kondisi inilahperanan pemerintah sangat diperlukan sebagai stimu-lator ekonomi.

Hasil penelitian empiris juga banyak ditemukansimpulan bahwa defisit anggaran pemerintah dapatberpengaruh positif terhadap perekonomian. Penelitianempiris yang dilakukan oleh Bafadal, dkk (2005) untukperekonomian Indonesia menggunakan data tahun1980-2003 diperoleh simpulan bahwa kenaikan defisitanggaran pemerintah akan meningkatkan ekspor netodan menurunkan pengangguran. Berdasarkan uraiandi atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H1: defisit anggaran pemerintah berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi.Kelompok kedua berpendapat bahwa defisit

anggaran pemerintah memiliki sedikit pengaruh ataubahkan tidak berpengaruh terhadap output nasional.Kebijakan defisit anggaran pemerintah hanyapemindahan penguasaan sumberdaya dari swasta

Page 33: JEB Vol 3 No 3 November 2009

195

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN .................... (Algifari)

kepada pemerintah. Menurut hipotesis RichardianEquivalence, kebijakan defisit anggaran pemerintahyang ditempuh melalui penurunan beban pajak tanpamenurunkan pengeluaran pemerintah, diresponmasyarakat dengan tidak meningkatkan konsumsi yangdapat meningkatkan permintaan agregatif. Kenaikanpendapatan disposabel masyarakat akibat penurunanpajak digunakan masyarakat untuk meningkatkantabungan. Masyarakat memiliki ekspektasi bahwa padatahun yang akan datang pemerintah meningkatkanpajak untuk membayar utang saat ini sehingga kebijakandefisit anggaran belanja pemerintah tidak berpengaruhterhadap perekonomian. Penelitian secara empirisdilakukan oleh Adji (1995) yang dikutip Maryatmo(2004) menggunakan data perekonomian Indonesiatahun 1971-1992 menyimpulkan bahwa utangpemerintah tidak berpengaruh terhadap konsumsimasyarakat. Saleh (2002) melakukan penelitian tentangpengaruh defisit anggaran pemerintah terhadapperekonomian Indonesia menggunakan data tahun1969-1997 menyimpulkan bahwa defsit anggaranpemerintah yang dibiayai dengan utang luar negeri tidakberpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhanekonomi dan konsumsi rumahtangga. Berdasarkanuraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagaiberikut:H2: defisit anggaran pemerintah tidak berpengaruh

terhadap konsumsi rumahtangga.Kelompok ketiga berpendapat bahwa kebijakan

defisit anggaran pemerintah dapat berdampak negatifbagi perekonomian. Menurut pandangan ekonomKlasik, dalam perekonomian berada pada kondisi fullemployment, kebijakan defisit anggaran pemerintahyang bersifat permanen akan mengganggu investasisektor swasta (crowding out). Kunarjo (2001)menguraikan dampak negatif kebijakan defisit anggaranpemerintah bagi perekonomian. Dampak negatif inidapat dilihat dari pengaruhnya terhadap indikatorekonomi makro utama, yaitu pertumbuhan ekononi, lajuinflasi, dan pengangguran. Defisit yang terjadi padaanggaran pemerintah berarti pemerintah melakukankebijakan fiskal yang bersifat ekspansif. Pengeluaranpemerintah yang terjadi saat ini untuk membiayaiproyek yang menggunakan daya sangat besar,misalnya membangun infrastruktur, akan menghasilkanoutput dalam waktu yang relatif lama, sementara saatini pemerintah sudah mengeluarkan yang antara lain

membayar upah buruh. Hal ini akan meningkatkan dayabeli masyarakat dan permintaan masyarakat kerhadapoutput meningkat. Kenaikan permintaan output tidakdiimbangi dengan kenaikan penawaran akibat adanyatime lag antara pengeluaran pemerintah untuk proyekdengan output proyek tersebut mengakibatkan harga-harga naik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwadefisit anggaran pendapatan dan belanja pemerintahberakibat meningkatnya laju inflasi.

Pada masa ketika perekonomian mengalamikenaikan harga (inflasi) akan muncul usaha pemerintahatau bank sentral untuk menurunkan laju inflasi.Kebijakan yang dipilih oleh bank sentral biasanyadengan menaikkan suku bunga. Suku bungamerupakan salah satu faktor yang menentuan tinggirendahnya investasi, di samping faktor lain sepertiregulasi pemerintah dan keamanan. Kenaikan sukubunga berdampak terhadap menurunnya gairahperusahaan melakukan investasi. Menurunnyainvestasi akan mengurangi kemampuan perekonomianmenciptakan lapangan kerja dan pada akhirnya akanmenimbulkan pengangguran. Berdasarkan uraian inidapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H3: defisit anggaran belanja berpengaruh negatif

terhadap investasi perusahaan.Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis

pengaruh defisit anggaran belanja pemerintah terhadappertumbuhan ekonomi selama periode penelitian untukmembuktikan teori Pump-priming; 2) menganalisispengaruh defisit anggaran belanja pemerintah terhadappengeluaran rumahtangga untuk membuktikanhipotesis Ricardian Equivalence; dan 3) menganalispengaruh defisit anggaran pemerintah terhadapinvestasi untuk membuktikan adanya crowding-out.Penelitian ini menggunakan data runtut waktu daritahun 1990 sampai dengan tahun 2007 mengenaiProduksi Domestik Bruto (PDB) atas dasar hargakonstan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi,defisit anggaran belanja pemerintah (dalam persentaseterhadap PDB atas dasar harga berlaku), konsumsirumahtangga (dalam persentase terhadap PDB atasdasar harga berlaku), investasi perusahaan (dalampersentase terhadap PDB atas dasar harga berlaku),dan ekspor neto (dalam persentase terhadap PDB atasdasar harga berlaku). Data diambil dari laporan BadanPusat Statistik, Bank Indonesia, Departemen Keuangantahun 1990 sampai dengan tahun 2007. Periode

Page 34: JEB Vol 3 No 3 November 2009

196

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 193-201

penelitian dibagi menjadi dua, yaitu tahun 1990-2000dan tahun 2001-2007. Data mengenai defisit anggaranpemerintah tahun 1990-2000 menggunakan penerimaanpembangunan dan tahun 2001-2007 menggunakan datadefisit anggaran pemerintah, yaitu selisih antarapenerimaan pemerintah dan belanja pemerintah.

Model yang digunakan untuk menganalisispengaruh defisit anggaran pemerintah terhadappertumbuhan ekonomi, konsumsi rumahtangga,investasi perusahaan, dan ekspor neto adalahpersamaan regresi. Dalam setiap persamaan regresiterdapat dua variabel dummy, yaitu D1 dan D2. Variabeldummy tersebut menerangkan periode penelitian. Agarkedua variabel dummy tersebut dapat dimasukkan kedalam persamaan, maka model regresi yang digunakanadalah model regresi tanpa intersep. Tujuanpenggunaan model regresi tanpa intersep ini adalahuntuk menghindari terjadinya masalah kolinearitassempurna (dummy variable trap) (Gujarati, 2003).Model regresi yang akan digunakan dalam penelitianini merupakan replikasi dari model regresi yangdigunakan oleh Eisner (1989) mengenai Budget Defi-cit: Rhetoric and Reality, yaitu:

t1t3t21-t1202101t εPAHESb ubDGNPDEFbXbXbDGNPDEF +++++= −

DGNPDEFt adalah pertumbuhan ekonomi tahun t, X1dan X2 adalah variabel dummy untuk tahun 1956-1966dan tahun 1967-1985, DGNPDEFt-1 adalah pertumbuhanekonomi tahun t-1, u adalah tingkat penganggurantahun t, dan PAHES adalah defisit anggaran pemerintahtahun t sebagai persentase dari Gross National Prod-uct (GNP) pada tahun t.

t1t21t1202101t εDMBbPAHESb XbXbDCOM ++++= −−

DCOMt adalah persentase komponen GNP terhadapGNP pada tahun t, X1 dan X2 adalah variabel dummyuntuk tahun 1956-1966 dan tahun 1967-1985, PEHESt-1adalah defisit anggaran pemerintah tahun t-1 sebagaipersentase dari GNP tahun t-1, dan DMBt-1 adalahpersentase uang inti terhadap GNP pada tahun t-1.Komponen GNP adalah konsumsi rumahtangga,investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, danekspor neto. Model regresi yang digunakan dalampenelitian ini adalah Partial Adjustment Model (PAM),sehingga tidak perlu lagi melakukan pengujian terhadap

stasioneritas data. Nilai koefisien kelambanan (lag)variabel dependen berada antara 0 dan 1 dan harussignifikan secara statistik dengan tanda koefisien positif(Insukindro, 2001).

Berikut ini model yang digunakan untuk mengujipengaruh defisit anggaran penerintah terhadappertumbuhan ekonomi dan komponen-komponennya.Model untuk menganalisis pengaruh defisit anggaranbelanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi:

t1t541-t32211t εdefgdefggrwgDgDggrw +++++= −

Model untuk menganalisis pengaruh defisit anggaranbelanja pemerintah terhadap konsumsi rumahtangga:

t1t541-t32211t εdefcdefcconcDcDccon +++++= −

Model untuk menganalisis pengaruh defisit anggaranbelanja pemerintah terhadap investasi perusahaan:

i1t541-t32211t εdefvdefvinvvDvDvinv +++++= −

Keterangan:grw: pertumbuhan ekonomidef: defisit anggaran pemerintah (% terhadap PDB)con: konsumsi rumahtangga (% terhadap PDB)inv: investasi perusahaan (% terdadap PDB)D1 = 1: 1990-1999 dan D1 = 0: 2000-2007D2=0: 1990-1999 dan D2=1: 2000-2007

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian Eisner (1989) pada ekonomi Amerikatahun 1956-1983 menyimpulkan bahwa defisit anggaranpemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhanekonomi. Waluyo (2005) melakukan penelitian terhadapperekonomian Indonesia menggunakan data tahun1970-2004 menyimpulkan bahwa defisit anggaranpemerintah yang dibiayai dengan pinjaman luar negeriberpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.Sedangkan defisit yang dibiayai dengan obligasipemerintah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhanekonomi. Saleh (2002) melakukan penelitian tentangpengaruh defisit anggaran pemerintah terhadapperekonomian Indonesia menggunakan data tahun1969-1997 menyimpulkan bahwa defsit anggaran

Page 35: JEB Vol 3 No 3 November 2009

197

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN .................... (Algifari)

pemerintah yang dibiayai dengan utang luar negeri tidakberpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhanekonomi.

Pergerakan defisit anggaran pemerintah danpertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1990 sampaidengan 2007 seperti tampak pada Gambar 1. Selamatahun 1990-2007, pergerakan defisit dan pertumbuhanekonomi tidak searah. Ketika defisit turun,pertumbuhan ekonomi naik. Namun ketika defisit naik,pertumbuhan ekonomi turun. Untuk mencari buktiempiris secara matematis hubungan antara defisitanggaran belanja pemerintah dengan pertumbuhan

ekonomi dilakukan menggunakan persamaan regresi.Tabel 1 berikut ini menunjukkan hasil

perhitungan terhadap data defisit anggaran pemerintahdan perumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1990-2007.Pertumbuhan ekonomi tahun t diregres denganpertumbuhan tahun t-1, defisit anggaran pemerintahtahun t dan tahun t-1. Hasil perhitungan tersebutmenunjukkan bahwa defisit anggaran pemerintahberpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomipada tahun bersangkutan dan berpengaruh positifterhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun berikutnya.Koefisien regresi D1 dan D2 tidak signifikan.

Tabel 1Hasil Regresi Defisit Anggaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

***Signifikan pada α = 1%

Gambar 1Perkembangan Defisit Anggaran Pemerintah dan

Pertumbuhan Ekonomi, 1990 - 2007

Page 36: JEB Vol 3 No 3 November 2009

198

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 193-201

Hasil penelitian Eisner (1989) pada ekonomiAmerika tahun 1956-1983 menyimpulkan bahwa defisitanggaran pemerintah berpengaruh positif terhadapkonsumsi rumahtangga pada tahun berikutnya.Penelitian Adji (1995) yang dikutip dalam Maryatmo(2004) menggunakan data perekonomian Indonesiatahun 1971-1992 menyimpulkan bahwa utangpemerintah tidak berpengaruh terhadap konsumsimasyarakat. Saleh (2002) melakukan penelitian tentangpengaruh defisit anggaran pemerintah terhadapperekonomian Indonesia menggunakan data tahun1969-1997 menyimpulkan bahwa defsit anggaranpemerintah yang dibiayai dengan utang luar negeri tidakberpengaruh secara signifikan terhadap konsumsirumahtangga, baik dalam jangka pendek maupun dalamjangka panjang. Hasanah (2003) dalam peneltiannyatentang pengaharuh defisit anggaran pemerintahterhadap perekonomian di Indonesia menggunakandata tahun 1969-1997 memperoleh bukti bahwa defisitanggaran pemerintah berpengaruh positif terhadapkonsumsi rumahtangga.

Pergerakan defisit anggaran pemerintah dankonsumsi rumahtangga Indonesia selama periode tahun1990 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat padaGambar 2. Secara grafis pergerakan defisit anggaranpemerintah memiliki arah yang sama dengan pergerakankonsumsi rumahtangga. Untuk mengetahui pengaruhdefisit anggaran belanja pemerintah terhadap konsumsirumahrangga dilakukan uji statistik menggunakanmodel regresi.

Gambar 2Perkembangan Defisit Anggaran Pemerintah dan

Konsumsi Rumahtangga, 1990 - 2007

Hasil perhitungan terhadap data observasitentang defisit anggaran pemerintah dengan konsimsirumahtangga di Indonesia tahun 1990-2007 dapat dilihatpada Tabel 2. Konsumsi rumahtangga pada tahun tdiregres dengan konsumsi rumahtangga pada tahun t-1, defisit anggaran pemerintah pada tahun t, dan defisitanggaran pemerintah pada tahun t-1. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa defisit anggaran pemerintah tidakberpengaruh terhadap konsumsi rumahtangga saat inimaupun konsumsi rumahtangga pada tahun berikutnya.Koefisien regresi D1 dan D2 tidak signifikan.

Tabel 2Hasil Regresi Defisit Anggaran Pemerintah dan Konsumsi Rumahtangga

***Signifikan pada α = 1%

Page 37: JEB Vol 3 No 3 November 2009

199

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN .................... (Algifari)

Hasil penelitian Eisner (1989) pada ekonomiAmerika tahun 1956-1983 menyimpulkan bahwa defisitanggaran pemerintah berpengaruh positif terhadapinvestasi perusahaan pada tahun berikutnya (crowd-ing-in). Hasanah (2003) dalam penelitiannyamenemukan bukti empiris bahwa defisit anggaranpemerintah berpengaruh positif terhadap tingkat bungadomestik. Kenaikan tingkat bunga domestik akanmenurunkan investasi perusahaan (crowding-out).Perkembangan defisit anggaran pemerintah daninvestasi perusahaan selama periode tahun 1990 sampaidengan tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 3 berikutini.

Gambar 3Perkembangan Defisit Anggaran Pemerintah dan

Investasi Perusahaan, 1990 - 2007

Berdasarkan grafik pada Gambar 3 tersebut terlihatpergerakan defisit anggaran pemerintah yang tidaksearah dengan pergerakan investasi perusahaan.Artinya, ketika defisit anggaran pemerintah turun,investasi perusahaan naik. Sebaliknya, ketika defisitanggaran pemerintah naik, investasi perusahaan turun.Pengujian secara statistik pengaruh defisit anggaranpemerintah terhadap investasi perusahaan di Indone-sia dilakukan dengan meregres variabel investasiperusahaan terhadap defisit anggaran pemerintah. Hasilpemrosesan terhadap data observasi dapat dilihat padaTabel 3. Berdasarkan hasil perhitungan dapatdisimpulkan bahwa defisit anggaran pemerintah tidakberpengaruh terhadap investasi perusahaan pada tahunyang bersangkutan maupun tahun berikutnya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 menunjukkanbahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata pertumbuhanekonomi antara periode 1990-2000 dan periode 2001-2007. Koefisien regresi kelambanan (lag) variabelpertumbuhan ekonomi (grw) adalah 0,673 dan signifikanmenunjukkan bahwa model PAM yang digunakanberhasil dalam mengestimasi faktor yang mempengaruhipertumbuhan ekonomi Indonesia periode 1990-2007.Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 2 menunjukkanbahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata pertumbuhanekonomi antara periode 1990-2000 dan periode 2001-2007. Koefisien regresi kelambanan (lag) variabel

Tabel 3Hasil Regresi Defisit Anggaran Pemerintah dan Investasi Perusahaan

***Signifikan pada α = 1%

Page 38: JEB Vol 3 No 3 November 2009

200

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 193-201

konsumsi rumahtangga (con) adalah 0,796 dansignifikan menunjukkan bahwa model PAM yangdigunakan berhasil dalam mengestimasi faktor yangmempengaruhi konsumsi rumahtangga padaperekonomian Indonesia periode 1990-2007. Hasilpenelitian ini mendukung Ricardian EquivalenceHypotesis bahwa defisit anggaran pemerintah tidakberpengaruh terhadap konsumsi rumahtangga. Hal inidisebabkan adanya aspek asa nalar (rational expecta-tion) dari masyarakat terhadap kebijakan defisitanggaran pemerintah. Berdasarkan hasil analisis padaTabel 3 tidak menunjukkan adanya crowding-outmaupun crowding- in pada perekonomian Indonesiaselama periode tahun 1990-2007. Koefisien regresi D1dan D2 tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwatidak terdapat perbedaan rata-rata pertumbuhanekonomi antara periode 1990-2000 dan periode 2001-2007. Koefisien regresi kelambanan (lag) variabelinvestasi (inv) adalah 0,869 dan signifikanmenunjukkan bahwa model PAM yang digunakanberhasil dalam mengestimasi faktor yang mempengaruhiinvestasi perusahaan pada perekonomian Indonesiaperiode 1990-2007.

SIMPULAN DAN KETERBATASAN

Simpulan

Kebijakan pemerintah melaksanakan defisitpembiayaan anggaran banyak menimbulkankontroversi. Banyak ekonom yang berpendapat bahwadefisit anggaran pemerintah dapat berpengaruh burukbagi perekonomian. Namun banyak juga ekonom yangberpendapat bahwa defisit anggaran pemerintahdiperlukan sebagai stimulus bagi perekonomian,sehingga perekonomian dapat berjalan dengan baik.Kedua argumentasi ini sama-sama mendapat dukungandari hasil penelitian empiris.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh buktiempiris pengaruh defisit anggaran belanja pemerintahterhadap pertumbuhan ekonomi untuk kasusperekonomian Indonesia dalam perode tahun 1990sampai dengan tahun 2007. Untuk mengetahuipengaruh defisit anggaran pemerintah terhadappertumbuhan ekonomi dan komponen-komponennyadigunakan model regresi. Berdasarkan hasil penelitianini dapat disimpulkan bahwa 1) defisit anggaran belanja

pemerintah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhanekonomi pada tahun yang sama dan berpengaruhpositif terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahunberikutnya. Hasil empiris ini sesui dengan teori pump-priming bahwa defisit anggaran pemerintah diperlukanuntuk meningkatkan kegiatan ekonomi; 2) defisitanggaran belanja pemerintah tidak berpengaruhterhadap konsumsi rumahtangga pada tahun yang samamaupun pada tahun berikutnya. Hasil penelitian inimendukung hipotesis Ricardian Equivalence bahwadefisit anggaran pemerintah tidak berpengaruhterhadap konsumsi rumahtangga; dan 3) defisitanggaran belanja pemerintah tidak berpengaruhterhadap investasi perusahaan pada tahun yang samamaupun pada tahun berikutnya. Pada perekonomianIndonesia tidak terdapat gejala crowding-in maupuncrowding-out selama tahun penelitian.

Keterbatasan

Penelitian ini hanya menggunakan data pada periodetahun 1990 sampai dengan tahun 2007. Pada penelitianselanjutnya akan lebih baik lagi jika menggunakan datauntuk periode yang lebih lama, sehingga hasil penelitianlebih mendekati pada kondisi yang sebenarnya.Komponen pertumbuhan ekonomi yang didugadipengaruhi oleh defisit anggaran belanja pemerintahhanya konsumsi rumahtangga dan investasi saja. Padapenelitian selanjutnya juga perlu menguji pengaruhdefisit anggaran belanja pemerintah terhadap variabelekonomi makro yang lain, seperti ekspor, impor,cadangan devisa, tingkat bunga, dan laju inflasi.

Page 39: JEB Vol 3 No 3 November 2009

201

PENGARUH DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN .................... (Algifari)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Anggito. (2005). Kebijakan Fiskal danEfektivitas Stimulus Fiskal di Indonesia: AplikasiModel Makro-MODFI dan CGE-INDORANI.Jurnal Ekonomi Indonesia No. 1 Juni 2005.

Anderson, Clay J. (1944). The Depelopment of thePump-Priming Theory. The Journal of Politi-cal Economy, Vol. 52, No. 2. The University ofChicago Press.

Chrystal, K. Alec dan Thornton Daniel L. (1988). TheMacroeconomic Effects of Deficit Spending: AReview. Econpapers. Departement of Business,Economics, Statistics, and Informatics. OrebroUniversity. Swedia.

Eisner, Robert. (1989). Budget Deficit: Rhetoric andReality. The Journal of Economic Perspectives.Vol. 3 No. 2. American Economic Association.

Gujarati, D. (2003). Basic Econometrics. Fourth Edition.Mc.Grow-Hill, New York.

Hasanah, Erni Ummi. Pengaruh Defisit Anggaranterhadap Perekonomian: Studi Kasus Indone-sia. (2003). Tesis Magister Sains FakultasEkonomika dan Bisnis UGM. Tidakdipublikasikan.

Hyman, David N. (2005). Public Finance: A Contempo-rary Application of Theory to Policy. Interna-tional Student Edition. South-Western. Ohio.

Insukindro dkk. (2001). Modul: Ekonometrika Dasar danPenyusunan Indikator Unggulan Ekonomi.Bahan Lokakarya Ekonometrika dalamrangka Penjajakan Leading Indikator Exportdi KTI. Tidak dipublikasikan. Makassar.

Kunarjo. (2001). Defisit Anggaran Negara. MajalahPerencanaan Pembangunan Edisi 23 Tahun2001.

Mankiw, n. Gregory. (2007). Macroeconomics. SixthEdition. Worth Publishers. New York.

Maryatmo. (2004). Dampak Moneter Kebijakan DefisitAnggaran Pemerintah dan Peranan Asa Nalardalam Simulasi Model Makro-Ekonomi Indone-sia, 1983:1-2002:4. Buletin Ekonomi Moneterdan Perbankan, September 2004.

Saleh, Samsubar. (2002). Pengaruh Kebijakan DefisitAnggaran Pemerintah terhadap PerekonomianIndonesia. Disertasi. Program DoktoralFakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Tidakdipublikasikan.

Samuelson, Paul A. (1940). The Theory of Pump-Prim-ing: Reexamined. The American Economic Re-view, Vol. 30, No.3. American Economic Asso-ciation.

Williams, John H. (1942). Deficit Spending. The Ameri-can Economic Review, Vol. 30 No. 5. AmericanEconomic Association.

Williamson, Stephen D. (2008). Macroeconomics. ThirdEdition. Pearson Education, Inc. USA.

Page 40: JEB Vol 3 No 3 November 2009

.

Page 41: JEB Vol 3 No 3 November 2009

203

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)Vol. 3, No. 3 November 2009Hal. 203-223

ABSTRACT

This study aimed to a stock portfolio formed with com-posite of companies market (PER, PBV, ROE, EPS, PSR,and B/M, VaR) and accounting performance (ROE, andEPS) also their market capitalization in Indonesia StockExchange period 2003-2006. Some clarification need toachieved, such as: real difference among variabel referto their market capitalization and influence of predictorto stock return. The result show; a) Levenne-test con-firmed there is no significant influence relatively tovariabel refer to their market capitalization; b) Simulta-neously, the predictors have a significant influence tostock return in each period, but partially only 4 vari-able having an significant effect to return i.e (VaR, B/M, and PER, and PBV). Hereinafter, the performance ofselected portfolio (based on their rank) were evaluated(Sharpe-Index, Treynor-Index, and Jensen-Apha). Theevaluation result conclude that stock portfolio formedrefer to their market capitalization and composite ofmarket and accounting performance do not at moment’snotice guarantee will yield an consensus of subjectabout accepted risk which reliable versus expected re-turn.

Keywords: Indonesia Stock Exchange, portfolio per-formance, value at risk, sharpe ratio, treynor-index,jensen alpha

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSISEBAGAI PEMBENTUK PORTOFOLIO SAHAM

Rowland Bismark Fernando PasaribuAsian Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas

Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940Telepon +62 21 527 8788 ext. 33, Fax. +62 21 522 2645

E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Teori portofolio modern dimulai dengan karya funda-mental Markowitz, yang memberikan definisi matematikayang jelas terhadap risiko dalam analisis portofolio.Penelitian sebelumnya belum ada yang mampumemberikan penjelasan matematis untuk fakta bahwadiversifikasi mengurangi risiko dalam portofolio saham.Markowitz sendiri tidak secara aktual menggunakankata risiko dalam penelitiannya, tetapi menggunakanvarians dalam tingkat pengembalian sebagai kuantitasyang diharapkan minimal dan di satu sisimemaksimalkan tingkat pengembalian. Penelitiannyatetap menjelaskan alat analitis utama dalam memilihportofolio optimal. Dalam praktisnya, sebahagian besarkinerja manajer portofolio telah hampir selesai dalamhal persiapan input untuk model Markowitz (forecastuntuk tingkat pengembalian dan varians portofolio),dan dalam menginterpretasikan output model tersebut.Pada tahap perkembangan selanjutnya, terdapatbanyak pendekatan yang melatarbelakangipembentukan portofolio saham (dapat dari sisi kinerjapasar, informasi akuntansi, atau periode formasipembentukan). Dengan pendekatan kinerja pasar,indikator yang digunakan bisa mengacu kepada kinerjarasio B/M, rasio P/B, rasio P/E, dan kapitalisasi pasar.Sedangkan pendekatan data informasi akuntansi dapatmengacu kepada kinerja tahunan aspek profitabilitasemiten (ROE, ROA, EPS, atau rasio E/P).

Intuisi bahwa kinerja indikator pasar daninformasi data akuntansi dapat dimanfaatkan sebagai

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 42: JEB Vol 3 No 3 November 2009

204

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

pembentukan portofolio saham adalah karenapengaruhnya yang signifikan terhadap tingkatpengembalian saham. Beberapa penelitian terdahulumembuktikan bahwa terdapat reaksi harga yangsignifikan sebagai respons terhadap informasi earn-ings emiten terhadap pasar (Desyetti, 1998; Affandidan Utama, 1998; Beza dan Na’im, 1998; Utami danSuharmadi, 1986). Intuisi yang sama juga terjadi padapenelitian terdahulu perihal pengaruh kinerja pasarterhadap tingkat pengembalian saham, yaknisignifikansi pengaruh terhadap tingkat pengembaliansaham. Beberapa di antaranya adalah ukuranperusahaan (Banz, 1981; Reinganum, 1981), rasio P/E(Basu, 1983), rasio P/B (Stattman, 1980; Rosenberg etal. 1985; Chan et al. 1991). Fama dan French (1992) jugamembuktikan bahwa size dan rasio P/B membantumenjelaskan variasi dalam tingkat rata-rata tingkatpengembalian saham. Chan dan Chui (1996) memberikantambahan bukti bahwa tidak terjadi hubungan antarabeta dan tingkat pengembalian rata-rata, dan hanyarasio P/B yang berpengaruh signifikan terhadap rata-rata tingkat pengembalian saham.

Di Indonesia, beberapa penelitian terdahulu(Utama dan Dewiyani, 1999; Utama dan Santosa, 1998)menjelaskan pengaruh rasio P/E, rasio P/B, ukuranperusahaan, dan koefisien beta terhadap tingkatpengembalian saham kontemporer. Penelitian merekamenyatakan bahwa beberapa rasio tersebut memilikihubungan yang signifikan dengan tingkatpengembalian saham. Utama dan Santosa (1998)menjelaskan hubungan antara rasio P/B dan tingkatpengembalian saham, hasil penelitiannya adalahhubungan negatif antara kedua variabel. Utama danDewiyani (1999) melakukan investigasi pengaruhkoefisien beta, ukuran perusahaan, PBV, dan PERterhadap rata-rata tingkat pengembalian saham. Hasilpenelitiannya menunjukkan bahwa keempat variabelmemiliki pengaruh negatif terhadap tingkatpengembalian saham dan tidak memiliki pengaruh yangsignifikan.

O’Shaugnessy (1997) melakukan evaluasiterhadap kinerja beragam portofolio yang dibentukdengan menggunakan data pasar dan data akuntansi.O’Shaugnessy membentuk portofolio berdasarkanindikator PER, PBV, PSR, dan ROE serta selanjutnyamengevaluasi kinerja portofolio tersebut danmenyatakan bahwa portofolio saham yang terdiri dari

saham dengan PER, PBV, PSR yang rendah, dan ROEyang tinggi memiliki kinerja yang baik. Fitriani danUtama (2001) mereplikasi penelitian tersebut denganhasil kinerja portofolio dengan PER, PBV, dan PSR yangrendah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingportofolio dengan PER, PBV, dan PSR yang tinggi.Penelitian ini mencoba mereplikasi penelitian Fitrianidan Utama (2001) dengan menambahkan indikator rasioB/M, ROE dan EPS dalam pembentukkan portofoliosaham. Adapun perbedaan penelitian ini denganpenelitian sebelumnya adalah dalam hal periodepenelitian, klarifikasi pendahuluan dengan Levenne-test, uji signifikansi multiregresi dan penggunaan Valueat Risk sebagai indikator risiko portofolio.

Berdasarkan uraian pendahuluan maka dapatdirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagaiberikut 1) apakah terdapat perbedaan yang nyata perihaltingkat pengembalian saham, rasio P/E, rasio P/B, ROE,rasio E/PS, rasio P/S, dan rasio B/M, dan VaR yangdikaitkan dengan kapitalisasi pasar emiten; 2)bagaimana pengaruh PER, PBV, ROE, EPS, PSR, danrasio B/M, VaR serta kapitalisasi pasar terhadap tingkatpengembalian saham; 3) kinerja return portofolio terbaikberdasarkan masing-masing indikator (PER, PBV, ROE,EPS, PSR, rasio B/M, dan Value at Risk) masing-masingperiode penelitian; dan 4) kinerja portofolio terbaikberdasarkan indeks Sharpe, Jensen-alpha, dan indeksTreynor,

Tujuan penelitian ini adalah 1) mengklarifikasiperbedaan nyata variabel penelitian dalam halkapitalisasi pasar; 2) mengklarifikasi pengaruh PER,PBV, ROE, EPS, PSR, dan rasio B/M, VaR sertakapitalisasi pasar terhadap tingkat pengembaliansaham; 3) melakukan pemeringkatan tingkatpengembalian portofolio berdasarkan masing-masingindikator pembentukan (PER, PBV, ROE, EPS, PSR, rasioB/M, dan Value at Risk); dan 4) melakukan evaluasikinerja portofolio sharpe ratio, Jensen Ratio, dan indeksTreynor.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Hubungan price earning ratio (P/E) terhadap tingkatpengembalian saham. Rasio P/E dihitung denganmembagi harga penutupan saham dengan EPSperusahaan saat ini. Pelaku pasar menggunakan rasioP/E sebagai alat untuk mengidentifikasi peluang

Page 43: JEB Vol 3 No 3 November 2009

205

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

investasi yang bagus. Intuisi ini muncul karena rasioP/E dianggap merefleksikan pertumbuhan earningmasa mendatang yang diharapkan secara relatifterhadap tingkat earning kontemporer. PER dihitungdengan menggunakan rumus:

PER = Harga penutupan Saham / EPS

Rasio P/E yang tinggi juga merefleksikan faktor-faktor eksogen yang tidak berhubungan kepada fun-damental perusahaan seperti 1) ekses likuiditas di pasaryang mengarah kepada inflasi rasional dan irrasionaldalam harga asset; 2) ekses permintaan dan atau shockpreferensi untuk jenis asset saham dimaksud; dan 3)negatif shock temporer terhadap earning.Konsekuensinya P/E secara luas tergantung padasektor industri, siklus bisnis, perdagangan saham,likuiditas saham, kualitas estimasi earning, danseterusnya. Basu (1977) menunjukkan bahwaportofolio yang terbentuk oleh saham dengan rasio P/E yang rendah memiliki kinerja yang lebih baikdibanding portofolio yang terbentuk oleh sahamdengan PER yang tinggi. Penelitian Trevino danRobertson (2002) menunjukkan bahwa rasio P/E saatini tidak memiliki korelasi dengan sub-sequent rata-ratareturn jangka pendek (3 tahun). Hasil penelitian lainnyamenunjukkan bahwa berinvestasi pada saham denganPER yang tinggi mengarah kepada tingkatpengembalian jangka panjang yang semakin rendah(jangka waktu > 5 tahun) atau dengan kata lain, secarahistoris, rasio P/E yang sangat tinggi akan diikutidengan tingkat pengembalian saham yang rendah baikjangka pendek atau jangka panjang.

Hubungan price book ratio (P/B) terhadaptingkat pengembalian saham. Rasio P/Bmerepresentasikan harga pasar dari satu uni modal fisikperusahaan. Semakin tinggi harga ini, maka semakinmenguntungkan bagi modal perusahaan. Sebagaicontoh, emiten sektor teknologi memiliki rasio P/B yangsangat tinggi karena kapital mereka secara relatif kecildikaitkan dengan earning yang diharapkan. Denganmengkonstruksi (mengambil modal tetap) ke dalamperhitungan, P/B lebih rendah dibanding P/E (<10) danlebih merekleksikan variasi harga saham daripada rasioP/E (Stowe et.al, 2004). PBV dihitung dengan formula:PBV = Harga Pasar per Lembar Saham Biasa / Ekuitasper Saham

Untuk perusahaan yang berjalan baik, umumnyaratio PBV mencapai di atas satu, menunjukkan bahwanilai pasar saham lebih besar dari pada nilai bukunya.Semakin tinggi ratio PBV semakin tinggi perusahaandinilai oleh pemodal relatif dibandingkan dengan danayang telah ditanamkan di perusahaan. Oleh karena itu,dapat disimpulkan semakin tinggi PBV semakin tinggitingkat kepercayaan pasar terhadap prospekperusahaan, maka akan menjadi daya tarik bagi inves-tor untuk membelinya. Sehingga permintaan akansaham tersebut akan naik, kemudian mendorong hargasaham naik.

Hubungan ROE dan EPS terhadap tingkatpengembalian saham. Pengembalian modal perusahaan(ROE) merupakan salah satu ukuran yang dipakai untukmenilai kinerja keuangan perusahaan. Menurut Rosset.al (2006) kinerja keuangan perusahaan merupakansuatu ukuran yang menunjukkan kemampuanperusahaan dalam menghasilkan pengembalian atasmodal yang ditanamkan pemilik saham. Pengembalianmodal perusahaan merupakan ukuran seberapa besarlaba yang dihasilkan atas seluruh investasi dalammodal yang dilakukan oleh pemilik modal perusahaan.ROE merupakan salah satu rasio dalam profitabilitasyang digunakan untuk mengukur kemampuanperusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap modalyang ditanamkan pemilik perusahaan. Pengembalianatas ekuitas/modal sendiri dihitung denganmembandingkan antara laba bersih terhadap ekuitasperusahaan. Formula yang digunakan untuk melakukanperhitungan return on equity (ROE) adalah sebagaiberikut:

ROE = Laba Bersih / Modal Sendiri

Laba yang dihasilkan atas investasi berbentukmodal perusahaan dalam rasio keuangan yang dikenalreturn on equity atau ROE mengukur pengembalianabsolut yang akan diberikan perusahaan kepada parapemegang saham atau pemilik perusahaan (Ross et.al,2006). ROE yang semakin tinggi menunjukkan bahwainvestasi yang dilakukan pemilik perusahaanmenghasilkan return saham yang semakin tinggi.Selanjutnya, rasio E/P merupakan salah satu rasiokeuangan yang berpengaruh positif terhadap hargasaham, hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin besarEPS maka laba setelah pajak yang dihasilkan juga

Page 44: JEB Vol 3 No 3 November 2009

206

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

semakin baik, sehingga harga saham perusahaantersebut semakin meningkat.

Hubungan price to sales ratio (P/S) terhadaptingkat pengembalian saham. Rasio P/S sangatberguna, bahkan bagi perusahaan yang mengalami fi-nancial distress, karena nilai penjualan selalu positif.Pendapatan dari penjualan tidak mudah untukdimanipulasi sebagaimana halnya EPS dan nilai bukuyang secara signifikan dipengaruhi oleh konvensiakuntansi. Rasio P/S tidak se-volatile multiplier P/E.Hal inilah yang membuat rasio P/S lebih reliable dalamanalisis valuasi pada saat earning untuk tahun tertentusangat tinggi atau sangat rendah dibanding rata-ratajangka panjang. Rasio P/S sangat berguna untukvaluasi saham dalam industri yang dewasa ataumusiman serta perusahaan tanpa data historis earn-ings. Rasio ini juga sering digunakan untuk menilaimanajemen investasi perusahaan dan kemitraan. Sepertirasio P/E dan P/B, penelitian empiris menyatakan bahwaperbedaan dalam P/S secara signifikant terkait terhadapperbedaan dalam rata-rata perbedaan tingkatpengembalian saham jangka panjang. Formula yangdigunakan untuk melakukan perhitungan rasio P/Sadalah sebagai berikut:

Rasio P/S = Nilai Pasar Ekuitas / Penjualan

Hubungan rasio b/m terhadap tingkatpengembalian saham. Penelitian empiris di masa lalutelah menyajikan bukti-bukti yang membantah prediksimodel CAPM-nya Sharpe (1964), Lintner (1965) danBlack (1972) bahwa tingkat pengembalian yangdiharapkan secara lintas sektor adalah linier di dalambeta. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwapenyimpangan dari risiko trade-off dan tingkatpengembalian CAPM memiliki hubungan diantara vari-able-variabel lainnya; ukuran perusahaan (Banz, 1981),earning yield (Basu, 1977 dan 1983), leverage(Bhandari, 1988) dan rasio nilai buku perusahaanterhadap nilai pasarnya (Stattman, 1980; Rosenberg etal., 1985; Chan et al., 1991). Secara umum, terdapathubungan positif antara tingkat pengembalian sahamdan earning yield, arus kas yield dan rasio BE/MEserta hubungan negatif antara tingkat pengembaliansaham dan ukuran perusahaan (Fama dan French, 1992).Secara khusus Basu (1977, 1983), Banz (1981),Reinganum (1981), Lakonishok dan Shapiro (1986), Kato

dan Shallheim (1985) dan Ritter (2003), melakukan studiempiris mengenai pengaruh earning yield dan ukuranperusahaan terhadap tingkat pengembalian saham.Hasil penelitian mereka beragam dalam hal arahhubungan dan signifikansi pengaruh.

Fama dan French (1992,1993) berpendapatbahwa ukuran perusahaan dan BE/ME memainkansuatu peran dominan dalam menjelaskan perbedaantingkat pengembalian diharapkan cross-sectionalperusahaan non-finansial. Namun, Barber dan Lyon(1997), menyatakan bahwa hubungan antara ukuranperusahaan, rasio BE/ME, dan tingkat pengembaliansaham adalah sama untuk perusahaan keuangan dannon-keuangan. Mereka mengusulkan suatu modelalternaitf yang memasukkan terlepas dari faktor pasar,faktor berhubungan dengan BE/ME.

Bukti bahwa proksi perusahaan dan BE/MEuntuk sensitivitas faktor risiko dalam tingkatpengembalian adalah konsisten dengan rational-pric-ing untuk peran ukuran perusahaan dalam tingkatpengembalian rata-rata. Ukuran perusahaan dapatmenjadi proksi untuk risiko kelalaian dan BE/ME dapatmenjadi indikator pada prospek relatif perusahaan. Tidaksama dengan model CAPM, model Fama dan Frenchbukan suatu model keseimbangan. Belum ada teori yangmengatakan apa yang memunculkan faktor SMB danHML. Sebagaimana pendapat Cochrane (1996 dan 2001)bahwa model asset-pricing yang menggunakan tingkatpengembalian portofolio sebagai suatu faktor mungkindapat menjelaskan tingkat pengembalian asset secaramemadai, tetapi tidak mampu menjelaskan faktortersebut secara parsial karena model ini tetapmeninggalkan pertanyaan yang tak terjawab perihaltingkat pengembalian berdasarkan faktor tersebut.

Beberapa peneliti sampai sekarang mencobauntuk memberi suatu penjelasan untuk faktor ukuranperusahaan (SMB) dan BE/ME (HML) dalam 3FM danterutama mengapa saham dengan rasio BE/ME yangtinggi menghasilkan return yang tertinggi. Fama danFrench (1993) menyajikan beberapa tes yangmenyatakan bahwa rasio BE/ME dan ukuranperusahaan pada kenyataannya adalah proksi untukloading perusahaan atas faktor risiko yang memilikiharga tertentu: Pertama, mereka menunjukkan bahwaharga pada saham yang memiliki rasio BE/ME yangtinggi dan ukuran perusahaan yang kecil cenderunguntuk untuk bergerak ke atas dan ke bawah bersama-

Page 45: JEB Vol 3 No 3 November 2009

207

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

sama dengan cara yang adalah suggestive dari suatufaktor risiko yang umum. Kedua, mereka menemukanbahwa loading atas faktor biaya portofolio adalah nolberdasarkan ukuran (SMB) dan rasio book-to-market(HML) bersama dengan suatu nilai tertimbangportofolio pasar menjelaskan kelebihan tingkatpengembalian pada suatu kumpulan portofolio book-to-market dan size. Pendek kata, mereka membantahbahwa asosiasi antara karakteristik ini (ukuran, BE/ME)dan tingkat pengembalian meningkat sebabkarakteristik tersebut adalah proksi untuk faktor risikoyang tidak bisa didiversifikasi.

Sebaliknya Lakonishok et al. 1994 (selanjutnyadisingkat dengan LSV) menyatakan bahwa tingkatpengembalian yang tinggi diasosiasikan dengan sahamdengan BE/ME yang tinggi dihasilkan oleh investoryang salah meramalkan tingkat pertumbuhan earningmasa lalu perusahaan. Mereka menyarankan bahwapara investor terlalu optimis mengenai perusahaanyang telah berprestasi baik dan terlalu pesimis mengenaiperusahaan yang belum berprestasi. LSV juga sahamdengan BE/ME yang rendah lebih menarik daripadasaham dengan BE/ME yang tinggi dan karenanyamenarik investor naïve yang menaikkan harga danmenurunkan tingkat pengembalian yang diharapkandari saham-saham ini. Penelitian LSV ini didukung olehGregory et al. (2003) untuk negara Inggris, Bundo(2006), Rogers dan Sekurato (2007) untuk negara Bra-zil.

Fama dan French (1995) di dalam usaha merekauntuk menjelaskan model tiga faktor yang didukungoleh hal berikut: 1) Membantah bahwa sejak hargarasional saham adalah potongan harga dari tingkatpenghasilan masa depan yang diharapkan (arus kasbersih), dan kalau faktor risiko ukuran perusahaan danBE/ME dalam tingkat pengembalian (tingkatperubahwan harga saham yang tidak diharapkan)adalah hasil pada pricing rasional maka kemudian faktortersebut diarahkan oleh faktor umum dalam fluktuasiearning yang diharapkan yang berhubungan kepadaukuran perusahaan dan BE/ME; 2) Jika tentu sajaukuran dan BE/ME dihubungkan dengan profitabilitas,maka hal tersebut menyatakan bahwa ada suatu faktoryang terkait dengan ukuran dan BE/ME dalam variabelfundamental yang mungkin mendorong ke arah suatufaktor risiko pada hubungan antara ukuran perusahaandan BE/ME dalam tingkat pengembalian; dan 3) Fakta

bahwa faktor umum di dalam tingkat pengembalianmencerminkan faktor umum di dalam earning yangmenyatakan bahwa faktor pasar, ukuran perusahaandan BE/ME di dalam earning adalah sumber faktoryang berhubungan di dalam tingkat pengembalian.Namun usaha mereka untuk menjelaskan model 3FMbelum begitu berhasil. Mereka menunjukan kegagalanmereka pada permasalahan kesalahan pengukuran dataearning perusahaan.

Knez dan Ready (1997) menggunakan prosedurFama dan Macbeth (1973) yang sempurna dalam rangkamengisolasi pengamatan yang berpengaruh untukmembantu membongkar mengapa ukuran dan book-to-market seolah bermanfaat untuk menjelaskan variasicross-sectional dalam tingkat pengembalian. Merekamenemukan bahwa premi risiko pada ukuranperusahaan yang diperkirakan Fama dan French (1992)sepenuhnya menghilang manakala dilakukanpengamatan paling ekstrim 1% per bulan. Mereka jugamenunjukkan bahwa hal nilai rata-rata negatif koefisienukuran perusahaan bulanan yang dilaporkan oleh Famadan French dapat diterangkan secara keseluruhandengan koefisien paling ekstrim selama 16 bulan. Padasisi lain, Daniel dan Titman (1997), menemukan buktibahwa premi tingkat pengembalian pada saham dengankapitalisasi yang kecil dan BE/ME yang tinggi tidakmuncul karena co-movement pada saham-saham inidengan faktor yang bersifat pervasive. Hal tersebutadalah lebih kepada karakteristik daripada strukturkovarian (risiko) pada tingkat pengembalian yangtampak untuk menjelaskan variasi cross-section dalamtingkat pengembalian saham. Harus dicatat bahwakarakteristik model dimaksud adalah bertentangandengan dalil Modigliani dan Miller (1958), maka jikakita ingin melakukan mengambil model penetapan hargaberdasarkan karakteristik secara lebih serius, harusdipikirkan kembali sebahagian besar pemahamanmengenai keuangan perusahaan (Daniel, Titman 1997).Lebih dari itu, Daniel et al. (2001) menolak model 3 faktorFama dan French untuk kasus negara Jepang, tetapigagal untuk menolak model karakteristik.

Gregory et al. (2003) berdasarkan hasil penelitianmereka di Inggris tidak menemukan bukti untukmenyarankan bahwa nilai portofolio lebih penuh risikodibanding daya tariknya. Beberapa nilai strategis diInggris mampu menghasilkan kelebihan tingkatpengembalian yang tidak nampak berhubungkan

Page 46: JEB Vol 3 No 3 November 2009

208

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

dengan faktor risiko yang diketahui saat ini. Penafsiranmereka adalah bahwa hasil penelitian mereka lebihkonsisten dengan penjelasan yang mis-pricingdibanding suatu risiko yang masuk akal.

Qi (2004) menyatakan bahwa kedua model(CAPM dan 3FM) memiliki daya penjelas yang cukupbagus. Secara statistik tidak ada superioritas antaramodel yang satu dengan yang lainnya dalam hal kinerjake 2 model. Tapi hal ini dibantah oleh Bundoo (2006),Rogers dan Securato (2007), bahwa untuk kategoriemerging market, model 3FM menghasilkankemampuan yang baik dalam menjelaskan pengaruhukuran perusahaan dan rasio BE/ME dan pasar dalammemprediksi tingkat pengembalian saham yangdiharapkan emiten.

Penelitian O’Shoughnessy (1997) menggunakangabungan antara kinerja pasar dan informasi dataakuntansi dalam melakukan pembentukan portofolioseperti PER, PBV, PSR, dan ROE. Hasil penelitiannyamenyatakan bahwa portofolio saham dengan PER, PBV,PSR yang rendah serta ROE yang tinggi memiliki kinerjayang lebih baik dibanding portofolio yang memilikikinerja akuntansi yang tinggi.

Cara pembentukan portofolio seperti inikemudian dilanjutkan oleh Fitriani dan Utama (2001)yang melakukan pembentukan portofolio denganmengacu kepada nilai PER, PBV, PSR, dan ROE.Perbedaannya pada alat evaluasi kinerja portofolio(mengikutsertakan pengukuran indeks Sharpe atasportofolio yang terbentuk). Hasil penelitiannya kinerjaportofolio dengan PER, PBV, dan PSR yang rendah lebihbaik dibanding portofolio dengan PER, PBV, dan PSRyang tinggi.

Ukuran populer terhadap risiko adalahvolatilitas, namun demikian masalah utama denganvolatilitas adalah tidak memperhitungkan arah daripergerakan investasi sehingga: suatu saham mungkinsaja sangat volatile oleh karena secara mendadakharganya berfluktuasi naik. Bagi seorang investor, risikoadalah odds kehilangan uang dan Value at Riskdidasarkan atas hal ini. Dengan menganggap bahwainvestor sangat peduli terhadap odss kerugian besar,maka dengan menggunakan VaR, para investor dapatmenentukan kebijakan investasi mereka, baik yangbersifat pasif (VaR sebagai laporan rutin), defensif (VaRdigunakan untuk alat kontrol risiko) maupunpendekatan aktif, dimana laporan VaR dapat digunakan

untuk mengendalikan risiko dan maksimisasi profitseperti alokasi modal, dana investasi, dan sebagainya.Kalkulasi VaR dalam periode harian harusmenggunakan besaran return dan standar deviasiharian. Untuk menghitung besaran VaR, dapatdigunakan 3 metode (Crouchy, Galai, dan Mart, 2001)yaitu: variance-covariance, historical simulation danmonte carlo simulation. Dalam penelitian ini akandigunakan metode variance-covariance dalamkalkulasi VaR. Rumus yang digunakan untuk kalkulasirisiko menggunakan VaR adalah:

Skenario 1VaR individu saham = 1,65ó x Nilai nominal investasiVaR Portofolio Saham = 1,65 x “Xt.Ót+1.X t

Skenario 2VaR individu saham = 2,33ó x Nilai nominal investasiVaR Portofolio Saham = 2,33 x “Xt.Ót+1.X t

Keterangan:Besaran 1,65 adalah indikator á sebesar 5%Besaran 2,33 adalah indikator á sebesar 1%Xt adalah jumlah investasi atau posisi nominal investasiÓt+1 adalah estimasi terhadap matriks variance-cova-riance return saham dalam portofolio

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu,penelitian ini mencoba mengkaitkan antara kapitalisasipasar saham dengan tinggi rendahnya masing-masingrasio indikator acuan pembentuk portofolio (PER, PBV,ROE, EPS, PSR, dan rasio B/M) baik aspek returnmaupun risikonya. Untuk melakukan penelitian ini,dibutuhkan data keuangan per emiten berupa (hargasaham, market value, dan book value) periode harian,IHSG, dan SBI-1 bulan periode 2003-2006, sehinggadata yang diperlukan dalam penelitian ini merupakandata historis. Data diperoleh dengan pendekatansebagai berikut; 1) untuk data keuangan per emiten,dan data IHSG selama periode tahun 2003-2006diperoleh dengan cara men-download melaui websiteBursa Eefek Jakarta (BEJ) yaitu hhtp://www.jsx.co.id.Adapun kriteria emiten yang dijadikan sampel dalampenelitian ini adalah 1) telah terdaftar di BEJ sejak tahun2002; 2) pernah tergabung ke dalam Indeks LQ-45; 3)tidak pernah di delisting selama periode penelitian; dan4) perdagangan harian saham pasif selama 1 tahun fiskal

Page 47: JEB Vol 3 No 3 November 2009

209

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

maksimal 4 periode perdagangan (20 hari) dan tidaksecara berturut-turut. Berdasarkan kriteria tersebutdiperoleh 63 emiten yang menjadi sampel penelitian.Penelitian ini membentuk portofolio saham berdasarkanklasifikasi kapitalisasi pasar dan PER, PBV, ROE, EPS,PSR, dan rasio B/M sesuai dengan hasil penelitianterdahulu. Nilai median keseluruhan sampel digunakansebagai breakpoint untuk menetapkan perbedaanantara 2 kategori. Emiten dengan kapitalisasi pasarkurang dari nilai median dianggap sebagai emitendengan kapitalisasi pasar yang kecil dan sebaliknyamereka yang lebih besar dari nilai median dianggapsebagai emiten dengan kapitalisasi pasar besar.Klasifikasi saham berdasarkan PER, PBV, ROE, EPS,PSR, dan rasio BE/ME juga akan membagi saham kedalam 2 kategori yang didasarkan nilai mediankeseluruhan indikator per tahun yaitu kategori tinggidan kategori rendah. Dengan menggunakan jenisklasifikasi tersebut, maka dimungkinkan untukmembentuk 36 portofolio, yakni High PER, Low PER,High PER-Big MarCap, Low PER-Big MarCap, HighPER-Small MarCap, Low PER-Small MarCap, High PBV,Low PBV, High PBV-Big MarCap, Low PBV-BigMarCap, High PBV-Small MarCap, Low PBV-SmallMarCap, High ROE, Low ROE, High ROE-Big MarCap,Low ROE-Big MarCap, High ROE-Small MarCap, Low,ROE-Small MarCap, High EPS, Low EPS, High EPS-BigMarCap, Low EPS-Big MarCap, High EPS-SmallMarCap, Low EPS-Small MarCap, High PSR, Low PSR,High PSR-Big MarCap, Low PSR-Big MarCap, HighPSR-Small MarCap, Low PSR-Small MarCap, High B/M, Low B/M, High B/M-Big MarCap, Low B/M-BigMarCap, High B/M-Small MarCap, dan Low B/M-SmallMarCap.

Sebelum dilakukan pembentukan portofolioakan dilakukan dua uji-pendahuluan awal perihalsignifikansi variabel penelitian dikaitkan dengankapitalisasi pasarnya. Selanjutnya signifikansipengaruh dan koefisien determinasi (adjusted R²) dariprediktor terhadap return saham. Berikut ini merupakansistematika pre-test, yaitu Uji Levenne test. Untukmengetahui signifikansi variabel penelitian dikaitkandengan kapitalisasi pasarnya maka akan dilakukanpengujian dengan levenne-test dengan hipotesis:H1 : Varians populasi adalah identik (varians populasi

variabel kapitalisasi pasarnya besar kecil adalahsama).

Uji pengaruh PER, PBV, ROE, EPS, PSR, danrasio B/M terhadap return menggunakan kerangkakerja multiregresi dengan model sebagai berikut:

Ri(t) = a +βββββPER i(t) + βββββPBV i(t) + βββββROE i(t) +βββββEPS i(t) + βββββPSR i(t) + βββββB/M i(t)

Keterangan:Rit = Rata-rata return emiten i periode tPER = Rasio P/E emiten i periode tPBV = Rasio P/B emiten i periode tROE = Tingkat pengembalian ekuitas saham emiteni periode tEPS = Rasio E/P emiten i periode tPSR = Rasio P/S emiten i periode tB/M = Rasio B/M emiten i periode t

Variabel dependen dalam persamaan regresi adalah nilairata-rata return saham emiten. Variabel independentadalah PER, PBV, ROE, EPS, PSR, dan rasio B/M.Dengan menggunakan model regresi, akan dilakukanuji F-simultan dan t-parsial. Untuk mengantisipasiterjadinya selisih jumlah saham yang membentuk tiap-tiap portofolio, maka uji F dan uji t dilakukan secaraparsial pertahun.

Evaluasi dilakukan hanya pada portofolio yangmemiliki peringkat tertinggi berdasarkan kriteria tingkatpengembalian (nilai rata-rata harian), tingkat risikoportofolio (risk reduce), dan nilai kapitalisasi pasarportofolio dengan menggunakan alat ukur Indeks-Sharpe, Indeks-Treynor, dan Jensen-Alpha. Treynorpertama kali menunjukkan metode ini di tahun 1965untuk mengukur kinerja suatu portofolio. Treynormengemukakan bahwa risiko terdiri dari dua komponenyaitu risiko yang timbul akibat fluktuasi pasar dan risikoyang muncul dari fluktuasi unik sekuritas individualdari suatu portofolio (Reilly dan Brown, 2000).Selanjutnya diasumsikan bahwa portofolioterdiversifikasi dengan optimium karenanya risiko uniksekuritas individual dapat diabaikan. Melalui asumsiini, Treynor mengukur kinerja portofolio berdasarkanrisiko sistematis atau beta yang merupakan risikofluktuatif relatif terhadap risiko pasar (Sharpe, Alexanderdan Bailey, 1999). Pengukuran dengan metode Treynordiformulasikan sebagai berikut (Jones, 2000):

Page 48: JEB Vol 3 No 3 November 2009

210

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

Treynor Indeks = (Erp – Rf) / âp

ER(p) : Expected Return PortfolioRf : Risk Free Rateβp : Beta Portfolio

Semakin tinggi nilai positif rasio Treynor, makin baikkinerja portofolio.

Jensen pertama kali memperkenalkan metode inidalam mengukur kinerja investasi Reksa Dana padatahun 1968. Metode Jensen mengukur kinerja investasisuatu portofolio yang didasarkan atas pengembanganCAPM. Menurut Jones (2000:587) perhitungan denganmetode Jensen diformulasikan sebagai berikut:

αραραραραρ = (Rp – Rf) – [βββββp(Rm – Rf)]

αρ : Jensen AlphaRp : Return PortfolioRf : Risk Free Rateβp : Beta Portfolio

Kinerja dari portofolio dapat dilihat dari nilai alpha,dimana apa bila alpha bernilai positif berartimenunjukkan kinerja portifolio yang lebih tinggidaripada kinerja pasar. Pengukuran kinerja suatureksadana dapat dilakukan dengan dua metodekoefisien indeks yaitu, Indeks Sharpe dan IndeksTreynor. Pengukuran dengan metode indeks Sharpe,didasarkan pada apa yang disebut premium atas risikoatau risk premium. Risk premium adalah perbedaan(selisih) antara return rata-rata portofolio dan investasibebas risiko. Indeks Sharpe membagi risk premiumdengan standar deviasi portofolio selama pengukuran,dimana standar deviasi merupakan risiko total. Dengandemikian, Shape mengukur risk premium yangdihasilkan dari setiap unit risiko yang ada. Denganperhitungan tersebut, semakin tinggi nilai pengukuran,semakin baik kinerja yang dihasilkan. PengukuranIndeks Sharpe diformulasikan sebagai berikut :

Sj = (Ri - Rf ) / σσσσσj

Sj = Indeks SharpeRj = return rata-rata portfolio j selama jangka waktu

pengukuranRf = return rata-rata aset bebas risiko selama jangka

waktu pengukuranój = standar deviasi portfolio j selama jangka waktu

pengukuran

HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan diuraikan deskripsi statistikvariabel pembentuk portofolio saham selama periodepenelitian. Berdasarkan Tabel 1, diperoleh informasibahwa rata-rata tingkat pengembalian harian sahamselama periode penelitian semakin menurun hampir0,29% selama periode penelitian, yakni dari 0,52% padatahun 2003 menjadi 0,23% pada tahun 2006.Menurunnya tingkat pengembalian saham jugadilengkapi oleh menurunnya tingkat pengembalianekuitas tahunan emiten (meski sempat meningkat 3,74%pada tahun 2004) dari 13,86% pada 2003 menjadi hanya5,94% pada 2006. Selain ROE, yang ikut mengalamipenurunan adalah tingkat risiko harian saham, yaknidari 10,45% pada 2003 menjadi 7% pada 2006.Sedangkan untuk indikator lainnya (PER, PBV, EPS,PSR, B/M dan kapitalisasi pasar) rata-rata memiliki polayang fluktuatif dimana setelah penurunan yang terjadipada periode 2004-2005, hampir semuanya mengalamipeningkatan pada tahun 2006. Untuk variabel PERmisalnya, setelah mengalami penurunan pada tahun2004, rata-rata price earning ratio sampel mengalamipeningkatan hingga mencapai lebih dari 100% padatahun 2006 c.b.y (compare base year 2004).

Tabel 1Deskripsi Statistik

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh informasi bahwaberdasarkan klasifikasi pada kapitalisasi pasar emiten(kapitalisasi pasar yang besar dan kecil), memang terjadiperbedaan pada seluruh nilai rata-rata indikator

Page 49: JEB Vol 3 No 3 November 2009

211

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

pembentuk portofolio. Selama periode penelitiandiperoleh informasi berikut: 1) tingkat pengembaliansaham dengan kapitalisasi kecil lebih besar dibandingreturn saham berkapitalisasi besar; 2) price earningratio emiten yang berkapitalisasi pasar besar lebih besardibanding PER emiten dengan kapitalisasi pasar yangkecil untuk tahun 2004 dan 2005, hal sebaliknya terjadipada periode 2005 dan 2006; 3) PBV, ROE, EPS, danPSR emiten berkapitalisasi besar lebih tinggi dibandingemiten dengan kapitalisasi yang kecil; 4) dan rasio B/M dan VaR emiten berkapitalisasi besar lebih rendahdibanding emiten dengan kapitalisasi kecil.Berdasarkan informasi tersebut akan dilakukan analisisuntuk mengetahui apakah perbedaan tersebut memangnyata atau tidak dengan menggunakan data standardeviasi dan standar error. Berdasarkan uji Levenne

selama periode penelitian diperoleh hasil sebagaiberikut: 1) untuk periode 2003, berdasarkan nilai sig.Fdiperoleh tiga indikator yang memang varianspopulasinya tidak identik antara emiten berkapitalisasibesar dan kecil (PBV, EPS, dan rasio B/M); 2) pada2004, terdapat empat indikator yang varianspopulasinya tidak identik antara emiten berkapitalisasibesar dan kecil (return, PBV, EPS, dan rasio B/M); dan3) untuk periode 2005, terdapat empat indikator yangvarians populasinya tidak identik antara emitenberkapitalisasi besar dan kecil (return, ROE, rasio B/M, dan VaR); pada tahun 2006, terdapat empat indikatoryang varians populasinya tidak identik antara emitenberkapitalisasi besar dan kecil (return, PBV, rasio B/M,dan VaR).

Tabel 2Hasil Uji Levenne Varians dan Uji Beda Rata-rata

Page 50: JEB Vol 3 No 3 November 2009

212

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

Page 51: JEB Vol 3 No 3 November 2009

213

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 3Hasil Uji Hipotesis

Page 52: JEB Vol 3 No 3 November 2009

214

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh informasi sebagaiberikut; 1) secara simultan, seluruh prediktor (PER, PBV,ROE, EPS, PSR, B/M, VaR, dan Log MarCap)berpengaruh signifikan (sig.F < á0,05) terhadap returnsaham selama periode penelitian; 2) secara parsial hanya4 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap re-turn saham, yakni VaR (2003-2004), rasio B/M (2004),serta PER dan PBV (2006); 3) kemampuan seluruhvariabel dalam menjelaskan variasi return saham sangatmemadai dengan kisaran sebesar 55,67%-84,02%; dan4) dengan mengacu kepada ketentuan Durbin-Watson,kecuali tahun 2004 (inconclusive), dapat disimpulkantidak terjadi autokorelasi pada persamaan multiregresi.Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan tidak terjadigejala multikolinearitas pada persamaan multiregresikarena nilai VIF <10 dan nilai Tolerance > 0,1 pada

seluruh prediktor selama periode penelitian.Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui dampak

multiplier prediktor memiliki arah yang negatif danpositif terhadap tingkat return saham harian emitenselama periode penelitian. Misalnya untuk nilai rata-rata konstanta sebesar -0,66% ceteris paribus, berartitingkat pengembalian saham akan menurun sebesar0,66%. Pada PER, peningkatan positif, ceteris paribusjustru akan menurunkan nilai return saham sebesar0,0002%. Sementara rasio PBV memiliki multiplier effectpositif (ceteris paribus) terhadap return saham, dimanapeningkatannya akan memberikan kenaikan returnsebesar 0,112%. Demikian seterusnya untuk prediktorreturn yang lain, dimana fluktuasi positif pada prediktorakan meningkatkan nilai return dan sebaliknya jika yangterjadi adalah fluktuasi negatif.

Tabel 4Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 5Sensitivitas Indikator

Page 53: JEB Vol 3 No 3 November 2009

215

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Untuk mengetahui pola asosiasi antara variabelindependen dan dependen, digunakan pengukuranpearson correlation. Berikut adalah hasil olah dataempiris:

Dikaitkan dengan aspek likuiditas pasar, berikutadalah peringkat portofolio berdasarkan nilaikapitalisasi pasarnya (Tabel 7). Portofolio High ROE-

Tabel 6Hasil Korelasi Pearson

Berdasarkan Tabel 6, dapat dinyatakan beberapa halberikut 1) PER memiliki pola asosiasi moderat (r=0,61)yang positif dan signifikan dengan return (2006), hasilini serupa dengan penelitian Fitriani dan Utama (2001)yang menyatakan hubungan positif yang signifikanantar ke 2 variabel; 2) PBV memiliki asosiasi yang lemahdan tidak signifikan terhadap return saham. Hasilempiris ini mendukung penelitian Utama dan Santosa(1998) serta Utama dan Dewiyani (1999), khusus untukperiode 2004-2005; 3) PSR memiliki asosiasi positif yangsignifikan pada periode 2003; rasio B/M memilikiasosiasi positif yang signifikan untuk periode 2004-2005. Kapitalisasi pasar justru memiliki asosiasi negatifyang signifikan terhadap tingkat pengembalian sahamemiten; 4) VaR memiliki asosiasi positif yang signifikanpada tingkat pengembalian saham selama periodepenelitian (2003-2006). Hal ini semakin memperkuatadagium bahwa semakin tinggi return, semakin tinggipula potensi risiko yang muncul.

Big MarCap memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesarselama 2 periode, yakni 3,8 triliun (tahun 2003) dan 9,8triliun (tahun 2006); sementara untuk tahun 2004portofolio High EPS-Big MarCap adalah yang memilikikapitalisasi pasar terbesar dengan nilai sebesar Rp 5,9triliun; untuk tahun 2005, portofolio High PER-BigMarCap adalah yang terbesar dengan nilai kapitalisasipasar sebesar Rp 11,67 triliun.

Page 54: JEB Vol 3 No 3 November 2009

216

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

Tabel 7Peringkat Portofolio Berdasarkan Nilai Kapitalisasi Pasar (Juta Rupiah)

Page 55: JEB Vol 3 No 3 November 2009

217

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 8Peringkat Portofolio Berdasarkan Nilai Rata-rata Return Harian Per Periode (%)

Page 56: JEB Vol 3 No 3 November 2009

218

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

Berdasarkan nilai rata-rata return harian (Tabel 8),portofolio low PBV-Big MarCap memiliki nilai returnharian tertinggi yakni sebesar 0,74% pada tahun 2003.Tahun 2004 portofolio high PSR-Small MarCap memilikinilai return tertinggi untuk 2 periode dengan tingkatreturn sebesar 0,71% (tahun 2004) dan 0,33% (tahun2006). Periode berikutnya adalah portofolio High PBV-Small MarCap dengan tingkat return harian sebesar0,51%.

Data dan informasi beta serta varian sahamselanjutnya digunakan untuk pembentukan estimasimatrik varian-kovarian1 untuk per portofolio selamaperiode penelitian. Dalam menghitung besaran VaR95%, akan dilakukan simulasi investasi dimana proporsialokasi dana dilakukan berdasarkan asumsi equallyweighted yang sama besar untuk jumlah investasisebesar Rp 100 juta. Adapun untuk pemeringkatandilakukan dengan mengacu kepada risk reduce (Jumlahindividual VaR – VaR Portofolio). Hasil pemeringkatandapat dilihat pada Tabel 9. Selama 4 tahun terakhirterdapat 3 portofolio yang memiliki persentase risk re-duce terbesar, yakni portofolio low-ROE (2003 dan2004), high B/M (2005), dan low EPS- small MarkCap

(2006). Untuk tahun 2003, dengan membentukportofolio yang mengacu kepada indikator saham yangmemiliki ROE yang rendah, nilai risiko investasi hariansebesar Rp 100 juta berkurang sebesar Rp 7,9 atausebesar Rp 3,07 juta dibanding jika

Untuk tahun 2003, nilai VaR sebesar Rp 3,26juta pada low-ROE portofolio menggambarkan poten-tial loss yang dapat terjadi dalam periode harian denganprobabilitas 95%. Dengan indikator VaR yang sama,dapat disimpulkan bahwa terdapat 5% probabilitastingkat kerugian akan melebihi Rp 3,26 juta dalamperiode harian. Portofolio low-ROE mampu mengurangipotential loss harian hampir Rp 8 juta. Tahun 2004 nilaiVaR portofolio low-ROE juga masih memiliki persentaserisk reduce harian terbesar yaitu sebesar Rp 8,1 jutadengan nilai VaR portofolio sebesar Rp 3,05 juta.Selanjutnya pada tahun 2005, portofolio high B/Mmemiliki persentase risk reduce terbesar yaitu 68,22%(atau Rp 6,8 juta) dengan VaR portofolio sebesar Rp3,2 juta. Pada tahun 2006, portofolio low ROE-SmallMarCap memiliki persentase risk reduce terbesar(71,83%) dengan nilai VaR harian sebesar Rp 7,15 juta.

Page 57: JEB Vol 3 No 3 November 2009

219

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 9Peringkat Portofolio Berdasarkan Risk Reduce VaR Per Periode (%)

Page 58: JEB Vol 3 No 3 November 2009

220

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

Berdasarkan kriteria Treynor-Index, selama 3tahun periode penelitian, kinerja portofolio belummaksimal (ditunjukkan dengan indeks portofolio yangmasih negatif). Sampai tahun 2006, hanya portofolioLow EPS-Small MarCap yang menunjukkanperkembangan kinerja yang baik (dari -0,0871 menjadi0,6753) sementara 2 portofolio lainnya belum mencapailevel positif. Hal ini berarti expected return portofoliomasih lebih kecil dibanding risk free rate sehingga biladikomparasi terhadap risiko fluktuatif relatif terhadaprisiko pasar menghasilkan nilai indeks yang negatif.

Tabel 10Evaluasi Kinerja Portofolio

Dengan pendekatan Jensen-Alpha, kinerja dariportofolio dapat dilihat dari nilai alpha; dimana apabilaalpha bernilai positif berarti menunjukkan kinerjaportofolio yang lebih tinggi daripada kinerja pasar.Berdasarkan hasil data empiris, diperolehperkembangan yang fluktuatif untuk kinerja portofolio.Untuk tahun 2003 misalnya, nilai apha dari duaportofolio menunjukkan angka negatif (low ROE danhigh ROE-Big MarCap) yang berarti kinerjanya masihdibawah kinerja pasar. Kinerja ini masih belum membaikpada periode berikutnya (2004). Baru pada tahun 2005,dua dari tiga portofolio menghasilkan kinerja yang lebihtinggi dari kinerja pasar (high PER-Big MarCap danhigh PBV-Small MarCap). Tahun 2006, kinerjaportofolio kembali memburuk dibanding kinerja pasar.Secara ringkas dapat dikatakan tingkat pengembalian

portofolio selama periode penelitian masih inferiorterhadap risiko sistematisnya yang disatu sisi berfungsisebagai multiplier pada kinerja pasar.

Mengacu kepada Indeks-Sharpe, secara umumpremi risiko dari seluruh portofolio masih tinggi selamaperiode penelitian. Bahkan portofolio Low-ROE yangmemiliki kemampuan risk reduce tertinggi selama 2periode (2003 dan 2004) masih belum mampumenghasilkan nilai Indeks Sharpe yang positif. Ataudengan kata lain, tingkat pengembalian portofolio masihlebih rendah dibanding return rata-rata aset bebasrisiko.

Berdasarkan hasil evaluasi dengan 3 alat ukurdapat diperoleh informasi bahwa aspek kapitalisasipasar, tidak serta merta menjamin portofolio yangterbentuk akan menghasilkan suatu konsensus perihalaccepted risk yang reliable versus tingkatpengembalian yang diharapkan. Pernyataan ini semakindikonfirmasi bila kriteria pembentukkan porfoliomempertimbangkan kinerja pasar dan informasi kinerjaakuntansi emiten.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofoliosaham dengan mengacu kepada kinerja pasar saham(PER, PBV, ROE, EPS, PSR, dan rasio B/M, VaR) daninformasi akuntansi kinerja emiten (ROE, dan EPS) sertakapitalisasi pasar. Sebelum sampai kepada tahapmembentuk portofolio berdasarkan kriteria tersebut,dilakukan beberapa klarifikasi seperti: perbedaan nyataantara tingkat pengembalian pada portofolio yangmemiliki kapitalisasi besar dan kecil. Selanjutnyamenghitung pengaruh signifikan kinerja pasar danakuntansi tersebut terhadap tingkat pengembaliansaham. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan returnportofolio yang terjadi tidak seluruhnya memilikipengaruh yang signifikan, hasil konfirmasi kedua,menyatakan bahwa secara simultan seluruh prediktorberpengaruh signifikan terhadap return saham selamaperiode penelitian tapi secara parsial hanya 4 variabelyang berpengaruh signifikan terhadap return saham,yakni VaR, rasio B/M, serta PER dan PBV; kemampuanseluruh variabel dalam menjelaskan variasi returnsaham juga cukup tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi

Page 59: JEB Vol 3 No 3 November 2009

221

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

portofolio menunjukkan aspek kapitalisasi pasar, kinerjapasar dan informasi kinerja akuntansi emiten tidak sertamerta menjamin portofolio yang terbentuk akanmenghasilkan suatu konsensus perihal accepted riskyang reliable versus tingkat pengembalian yangdiharapkan.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagaiberikut 1) periode penelitian hanya 4 tahun, dimanaperiode pembentukkan portofolio hanya tahunan; 2)dalam penelitian ini tidak diikutsertakan kriteria antarasaham yang losser dan winner; 3) penggunaan kriteriarisiko portofolio hanya mengacu kepada value at risk95%; dan 4) informasi kinerja akuntansi hanya tingkatpengembalian ekuitas (ROE) dan earning per share(EPS).

Implikasi

Berdasarkan keterbatasan penelitian tersebut, hasilpenelitian ini diharapkan dapat memberikan saran atauimplikasi bagi penelitian selanjutnya, yaitu 1) jikadimungkinkan menambah periode pembentukkanportofolio, misalnya: bulanan, triwulan, kwartal, danper semester sehingga dapat memberikan informasiyang lebih komprehensif mengenai kinerja portofolioyang terbentuk dengan pendekatan yang digunakan;2) menambah kriteria saham pembentuk porfolio, sepertisaham yang termasuk dalam kategori winner dan looser;3) menambah ukuran risiko portofolio, misalnya: VaR90%,VaR 99%. Atau opsi risiko lainnya seperti risikosistematik portofolio, risiko unik portofolio, atau totalrisiko portofolio; dan 4) informasi akuntansi perusahaanbisa ditambah dengan rasio price to cash flow (PCF),EBITDA, EVA, dan aspek pendapatan residual emiten

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, U dan Siddharta Utama. 1998. Uji EfisiensiBentuk Setengah Kuat Pada Bursa Efek Jakarta.Manajemen Usahawan Indonesia

Banz, Rolf W. 1981. The Relationship Between Returnand Market Value of Common Stock. Journal ofFinancial Economics. Vol. 9, pp. 3-18.

Barber, Brad M. and John D. Lyon. 1997. Firm size, book-to-market ratio and security returns: A holdoutsample of financial firms. Journal of Finance,Vol. LII, No 2.

Basu, S. 1977. Investment Performance of CommonStocks in Relation to Their Price-Earning Ra-tios: A Test of the Efficient Market Hypothesis.Journal of Finance, 12: 129-156.

______. 1983. The relationship between earnings yield,market value, and return for NYSE commonstocks: Further evidence. Journal of FinancialEconomics 12, 129-156.

Bhandari, L. 1988. Debt / Equity Ratio and ExpectedCommon Stock Returns: Empirical Evidence.Journal of Finance, 43: 507-528.

Black, Fisher. 1972. Capital Market Equilibrium withRestricted Borrowing. Journal of Business 45:444-455.

Bundoo, Sunil K. 2006. An Augmented Fama and FrenchThree-Factor Model: New Evidence From AnEmerging Stock Market. Department of Econom-ics & Statistics, University of Mauritius. Reduit,Mauritius.

Chan L., Hamao Y., dan Lakonishok J. 1991. Fundamen-tals and Stock Returns in Japan. Journal of Fi-nance, Vol. XLVI, No 5.

Chan, A dan A.P. Chui. 1998. An Empirical Re-Examina-tion of The Cross-section of Expected Returns:UK Evidence. Journal of Business Finance andAccounting, 23:1435-1452.

Page 60: JEB Vol 3 No 3 November 2009

222

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 203-223

Cochrane, J. H. 1996. A Cross-Sectional Test of an In-vestment Based Asset Pricing Model. Journalof Political Economy 104, 572-621.

_________________ 2001. Asset Pricing. PrincetonUniversity Press.

Crouchy, Michael; Dan Galai; dan Robert Mark. 2001.Risk Management. New York: Mc-Graw Hill.

Daniel K., Titman S. 1997. Evidence of the Characteris-tics of Cross Sectional Variation in Stock re-turns. Journal of Finance, Vol. 52, No. 1,1-33.

Desyetti. 1998. Kaitan Pengumuman Laba AkuntansiDengan Harga Saham dan Volume PerdaganganSaham Di Pasar Modal Indonesia. Tesis (TidakDipublikasikan), Universitas Indonesia.

Fama, E. and MacBeth, J. 1973. Tests of the MultiperiodTwo-Parameter Model. Journal of FinancialEconomics, Vol. 1, 43-66.

Fama, Eugene F, dan Kenneth R. French. 1992. Thecross section of expected returns. Journal ofFinance, Vol. XLVII, No. 2.

_________________ 1993. Common risk factors inthe returns on stocks and bonds. Journal ofFinancial Economics 33, 3-56.

_________________ 1995. Size and Book-to-MarketFactors in Earnings and Returns. Journal ofFinance, Vol. L, No.1.

Gregory A., Harris R., Michou M. 2003. Contrarian in-vestment and macroeconomic risk. Journal ofBusiness Finance and Accounting, 30(1) & (2),0306-686X.

Jones, Charles P., 2000, Investments: Analysis andManagement, 7th Edition, John Wiley & SonsInc., New York.

Kato, K., and J. Shallheim. 1985. Seasonal and Sizeanomalies in the Japanese stock market. Jour-nal of Financial and Quantitative Analysis 20,

243-260.

Knez, P., dan M. Ready. 1997. On the robustness ofsize and book-to-market in cross-sectional re-gressions. Journal of Finance, Vol. LII, No. 4.

Lakonishok J., Shleifer A. and Vishny R. 1994. Contrarianinvestment, extrapolation, and risk. Journal ofFinance, 49, 1541-1578.

Lakonishok, Josef and Alan C. Shapiro. 1986. SystemaitcRisk, Total Risk, and Size as Determinants ofStock Market Returns.” Journal of Banking andFinance. 10:1, pp. 115-132.

Lintner, John. 1965. The valuation of risk assets andthe selection of risky investments in stockportofolios and capital budgets, Review of Eco-nomics and Statistics 47, 13-37

Modigliani, Franco, and Merton H. Miller, 1958, Thecost of capital, corporation finance, and thetheory of investment, American Economic Re-view 48, 261-297.

O’Shoughnessy, J.P. 1997. What Works on Wall Street.New York: McGraww-Hill Co.

Qi, Howard. 2004. An Empirical Study Comparing theCAPM and the Fama-French 3-Factor Model.SSRN Papers – Id556671.

Reilly K.F. and Brown C.K., 2000, Investment Analysisand Portofolio Management, The Dryden Press,USA.

Reinganum, Marc R. 1981. A New Empirical Perspec-tive on the CAPM. Journal of Financial andQuantitative Analysis. 16:4, pp. 439-462.

Ritter, Jay R. 2003. Investment banking and securitiesissuance, Handbook of the Economics of Fi-nance, (edited by George M. Constantinides,Milton Harris, and Rene Stulz), Elsevier ScienceB.V.

Page 61: JEB Vol 3 No 3 November 2009

223

KINERJA PASAR DAN INFORMASI AKUNTANSI............... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Rogers, Pablo dan José Roberto Securato. 2007. Com-parative Study of CAPM, Fama and French AndReward Beta Approach In The Brazilian Mar-ket. SSRN Papers – Id1027134.

Rosenberg, B., Reid, K. and Lanstein, R. 1985. Persua-sive evidence of market inefficiency. Journal ofPortofolio Management, 11, 9-17.

Ross, Stephen. A, Randolph W. Westerfield, danBradford D. Jordan. 2006. Corporate FinanceFundamentals. 7th Edition. McGraw-Hill Irwin

Sharpe, William F. 1964. Capital asset prices: A theoryof market equilibrium under conditions of risk.Journal of Finance, 19, 425-442.

Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, & Jeffery V.Bailey, 1999, Investasi, Terjemahan oleh Hanrydan Agustiono, Edisi Revisi, Jilid I, PenerbitPrehallindo, Jakarta.

Stattman, Dennis. 1980. Book Values and Stock Re-turns, The Chicago MBA: A Journal of SelectedPapers 4, 25-45.

Stowe, John. D, Thomas R. Robinson, dan Jerald E.Pinto. 2004. Analysis of Equity Investment: Valu-ation. United Book Press, Inc., Baltimore, MD

Trevino, R. and F. Robertson “P/E Ratios and StockMarket Returns” Journal of Financial Plan-ning (February 2002)

Utama, S dan A.B. Santosa. 1998. Kaitan Antara RasioPrice/Book dan Imbal Hasil Saham Pada BursaEfek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi, 1:127-140.

Utama, S dan L. Dewiyani. 1999. An Empirical Examina-tion of the Cross-Section Expected Return: In-donesia Evidence. Asia Pacific Journal of Fi-nance, Vol.2 Issue: 183-190.

Utami, W dan Suharmadi. 1998. Pengaruh InformasiPenghasilan Perusahaan Terhadap Harga SahamDi Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi,1: 255-268.

Page 62: JEB Vol 3 No 3 November 2009

.

Page 63: JEB Vol 3 No 3 November 2009

225

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN ............... (Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik)Vol. 3, No. 3 November 2009Hal. 225-237

ABSTRACT

This research investigates influence services whichconsist of reliability, responsiveness, assurance,emphaty, and tangibles simultaneously and partiallyto customer satisfaction using Joint-ATM at PT BankTabungan Negara (Persero), Surabaya. The analysisusing F-test shows significance level at 1%, so theinfluence reliability, responsiveness, assurance,emphaty, and tangibles simultaneously to customersatisfaction is significant. Multiple determination co-efficient (R square) is 0,803, it shows that contributionfrom service quality consist of reliability, responsive-ness, assurance, emphaty, and tangibles simulta-neously to customer satisfaction is 80,3% dan 19,7 %influenced by another factors. Partially, significancylevel from t-test shows that reliability is 0,001, respon-siveness is 0,000, assurance is 0,004, emphaty is 0,001,and tangibles is 0,001, it shows that reliability, respon-siveness, assurance, emphaty, and tangibles partiallyhas influence to customer satisfaction.

Keywords: customer satisfaction, reliability, respon-siveness, assurance, emphaty, tangibles

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKATKEPUASAN NASABAH DALAM PENGGUNAAN AUTOMATIC

TELLER MACHINE (ATM) BERSAMA PADA PT BANKTABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK SURABAYA

Lya Dwi AstutikNur Fadjrih Asyik

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) SurabayaJalan Menur Pumpungan No. 30, Surabaya 60118

Telepon +62 31 5947505, 5947840, 5941650, Fax +62 31 5932218

PENDAHULUAN

Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologiinformasi yang sangat pesat menuntut persainganbisnis yang semakin ketat bagi perusahaan-perusahaan,baik yang menghasilkan produk barang maupun jasa.Perusahaan saling bersaing mencari cara dan saranayang dapat dipilih. Salah satu di antaranya adalahpemilihan dan penggunaan teknologi informasi yangtepat yang dapat membantu pengembangan bisnismereka pada khususnya bank dan sekaligus memberisolusi masalah yang tepat. Banyak cara yang sudahdilakukan oleh bank-bank yang ada di Indonesiadengan memanfaatkan teknologi yang semakinmutakhir demi menunjang bisnisnya, mulai darikemudahan transaksi online perbankan sampai padatransaksi penarikan melalui Automatic Teller Machine(ATM). ATM merupakan sebuah peralatantelekomunikasi elektronik yang terkomputerisasi yangmemungkinkan para nasabah bank menggunakan salahsatu metode komunikasi yang aman guna mengaksesrekening bank mereka secara langsung, membayartagihan telepon dan listrik, atau melakukan penarikantunai dan memeriksa saldo rekening mereka tanpamelibatkan petugas teller.

Sebagai salah satu bank pemerintah yang terusberupaya meningkatkan layanan dengan tujuan untukmeningkatkan kinerja karyawan khususnya di bidanglayanan nasabah agar tercapainya kepuasan nasabah

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 64: JEB Vol 3 No 3 November 2009

226

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 225-237

yang tinggi (Neal, 2004), PT Bank Tabungan Negara,Tbk. juga memiliki produk layanan jasa berupa ATMyang tergabung dengan Lintas Arta dalam programATM BERSAMA yang terdiri atas 70 bank yang ada diIndonesia. INFO BANK (2003) mengungkapkan bahwaperbankan di era sekarang sudah tidak bisa lepas dariperkembangan teknologi. Karena itu apabila hendakmengembangkan institusi perbankan, tidak dapatmengesampingkan faktor teknologi apalagi nasabahsemakin kritis dalam memilih bank. Bank yang tidakmampu memberi layanan yang cepat dan baik makasecara cepat dan lambat akan ditinggal olehnasabahnya. Oleh karena itu, PT Bank TabunganNegara, Tbk. (BTN) bekerja sama dengan PT ArtajasaPembayaran Elektronik dalam program ATMBERSAMA berusaha memahami, mencari informasi,dan menggunakan teknologi dalam menunjangkelangsungan program-program yang dimiliki sekarangini. Harapannya dapat menjadi perusahaan perbankanyang sehat berkembang secara wajar serta memilikimanajemen dan sumberdaya yang profesional sehinggaperhatian pihak manajemen mengenai kepuasannasabah tidak boleh terlepas karena nasabahmerupakan faktor terpenting (www.btn.co.id).

Penelitian Margaretha (2007) menunjukkanbahwa ATM BERSAMA mempengaruhi tingkatkepuasan nasabah dengan faktor pendukung yangmeliputi faktor reliability, responsiveness, assurance,emphaty, dan tangibles. Di samping itu, ATMBERSAMA tidak hanya mempengaruhi tingkatkepuasan nasabah tetapi keuntungan (profit) yangdidapat dari biaya administrasi pembuatan kartu ATMhingga biaya operasional mesin ATM. Sedangkanpenelitian lain menjelaskan pentingnya pengukurankinerja non keuangan yaitu pada layanan jasaoperasional ATM yang dijalankan pada suatu bank(Dendawijaya, 2000). Pentingnya faktor-faktor yangmempengaruhi tingkat kepuasaan inilah yang sangatdiperhatikan oleh perusahaan dalam mengevaluasikinerja perusahaan di bidang non keuangan yaitu padalayanan jasa pembuatan ATM dengan program jaringanATM BERSAMA pada PT BTN yang memberipengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah.

Berdasarkan uraian di atas peneliti inginmengukur sejauh mana pengaruh faktor reliability,responsiveness, assurance, emphaty, dan tangiblesterhadap tingkat kepuasan nasabah dalam penggunaan

jasa jaringan ATM BERSAMA. Berdasarkan penjelasanpada pendahuluan maka rumusan masalah padapenelitian ini adalah apakah faktor reliability, respon-siveness, assurance, emphaty, dan tangiblesberpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadaptingkat kepuasan nasabah dalam penggunaan jaringanATM BERSAMA pada PT BTN Tbk?; apakah faktorreliability, responsiveness, assurance, emphaty, dantangibles berpengaruh secara parsial (individu)terhadap tingkat kepuasan nasabah dalam penggunaanjaringan ATM BERSAMA pada PT BTN Tbk?Berdasarkan pendahuluan dan rumusan masalah makatujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruhfaktor reliability, responsiveness, assurance, emphaty,dan tangibles secara simultan terhadap tingkatkepuasan nasabah dalam penggunaan jaringan ATMBERSAMA untuk menguji pengaruh faktor reliability,responsiveness, assurance, emphaty, dan tangiblessecara parsial terhadap tingkat kepuasan nasabahdalam penggunaan jaringan ATM BERSAMA.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Menurut Januar (2005), ATM adalah suatu sistemlayanan yang diberikan bank kepada nasabahnyasecara elektronik dengan menggunakan komputer untukmengupayakan penyelesaian-penyelesaian secaraotomatis dari sebagian fungsi yang biasanya dilakukanoleh teller. Fasilitas ini merupakan produk retail artinyafasilitas yang diberikan kepada nasabah perorangandengan tujuan utama memberi kemudahan kepadanasabah untuk dapat menarik uang tunai (withdrawl)di seluruh Indonesia dan dapat melakukan transaksilain tanpa harus antri di loket dengan sebuah host yaitusebuah komputer yang terhubung ke jaringan yangberisi master atau data informasi. Salah satu kunci dalammenjalankan ATM adalah kartu plastik. Kartu plastikmerupakan alat penggerak ATM yang digunakandengan kode rahasia atau sering disebut PIN (PersonalIdentification Number) yang mengenalkan pemakaipada mesin. Boyle (1998:5) membedakan ATM menurutfungsi dan modelnya. Jenis ATM menurut fungsinyadapat dibedakan menjadi liimited service ATM dan fullsevies ATMadala mesin ATM ini hanya berfungsisebagai penarikan uang tunai saja. Full service ATM.ATM jenis ini mempunyai fungsi lebih lengkap, antaralain berfungsi sebagai penarikan uang tunai, penyetoran

Page 65: JEB Vol 3 No 3 November 2009

227

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN ............... (Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik)

uang tunai, tempat pembayaran, pengecekan saldo,pemindahan (transfer), dan fungsi pembuatan laporan.Personal Identification Number (PIN) merupakannomor rahasia pribadi yang diberikan pihak bankkepada nasabah dan hanya diketahui oleh nasabahyang bersangkutan yang digunakan untuk mengaksestransakasi sesuai fasilitas yang tersedia di ATM. Bankmenetapkan PIN dengan menggunakan duapendekatan, yaitu PIN ditetapkan oleh bank dan PINditetapkan sendiri oleh nasabah. Terdapat tiga tipeproduktivitas operasional ATM menurut Januar (2005),yaitu distribution productivity, consumer productiv-ity, dan staff productivity. Distribution productivity,efisiensi suatu bank dapat mengakibatkan bertambahatau hilangnya pangsa pasar konsumen yang begitubesar. Perbankan elektronik dapat menjadi kunci dariproduktivitas distribusi sejak biaya untuk membangundan mengoperasikan kantor. Dalam menentukan lokasidan jumlah ATM, manajemen harus selalu ingat bahwalayanan meliputi juga kenyamanan lokasi dan waktulayanan. Faktor produktivitas lebih penting daripadapenghematan dalam biaya operasi yaitu bahwa ATMdapat didirikan dan dapat menjangkau nasabah yangbelum dijangkau oleh pesaing. Consumer productiv-ity, bank harus memenuhi beberapa kriteria ketikamengembangkan ATM-nya. Pendekatan pemasarandan sistem keamanan yang baik mengakibatkanpenerimaan konsumen terhadap ATM menjadi tinggi,dan keuntungan yang didapat dari ATM harus lebihterlihat oleh konsumen. Staff productivity, bank harusmemberi motivasi kepada karyawannya jika inginberhasil dalam program ATM-nya. Karyawan dapatmenjadi lebih bertanggung jawab dalam penyampaianlayanan secara pribadi kepada nasabah denganmendesain kembali pekerjaannya. Bank harusmengetahui reaksi karyawan terutama karyawan padabagian teller sehingga manusia tidak merasa terancamdengan adanya ATM, karena pengadaan ATMsebenarnya tidak ditujukan untuk mengganti fungsiteller manusia tetapi lebih untuk memindahkan ataumengurangi kepadatan nasabah pada saat melakukantransaksi perbankan secara rutin.

PT Aplikanusa Lintas Artha atau sering dikenaldengan Lintas Arta merupakan provider komunikasidata di Indonesia, dan lembaga independen yangberperan sebagai koordinator ATM-BERSAMA. LintasArta menyediakan pusat suitsing jaringan ATM dan

memberi layanan konsep ATM. Lintas Arta adalahinstitusi pertama penyedia layanan konsep ATMbersama di Indonesia dan berpengalamanmenyelenggarakan jasa jaringan ATM. Konsep ATMBERSAMA merupakan solusi dalam mengembangkanjaringan ATM BERSAMA dengan meningkatkanutilitas terminal ATM karena terminal ATM milik suatubank tidak hanya digunakan oleh bank pemilik terminaltetapi juga dapat digunakan oleh bank lain anggotaATM BERSAMA dengan settlement transaksiantarbank melalui fasilitas kliring Bank Indonesiadengan jaringan (line networking) ATM-BERSAMA.ATM BERSAMA merupakan fasilitas layanan kartubagi nasabah tabungan dan giro yang digunakan olehanggota peserta kliring Bank Indonesia yang ikut sertadalam program jaringan ATM BERSAMA.

ATM Bersama adalah salah satu jasa Lintas Artadi bidang perbankan yang mengakomodasi danmelayani perbankan di bidang layanan jasa ATMsehingga nasabah dapat bertransaksi lebih dari 12.000mesin ATM di seluruh Indonesia yang ditandai denganlogo ATM BERSAMA. Konfigurasi ATM BERSAMAmenurut koneksi terminal ATM dibagi dalam 2 (dua)bagian yaitu ATM BERSAMA front-end dan ATMBERSAMA back-end. ATM BERSAMA front endadalah terminal milik bank dan pengisian uang olahbank dikoneksikan ke host Lintas Arta denganmengoperasikan dan memonitor terminal ATM tersebut,sedangkan ATM BERSAMA back end adalah terminalATM BERSAMA yang terkoneksi ke host bankdioperasikan dan dimonitor oleh bank yangbersangkutan. Ditinjau dari database bank, ATMBERSAMA bersifat full online. Hubungan full onlineterjadi jika bank telah mempunyai host dan aplikasi untukmengoperasikan terminal ATM dan melakukanverifikasi data kartu, data PIN, dan data rekening di sisihost bank sendiri dengan konfigurasi 1 (satu) link kehost Lintas Arta.

Anggota ATM BERSAMA adalah Bank pesertakliring Bank Indonesia yang terdiri atas beragam bankmulai dari bank pemerintah, bank asing, bankpembangunan daerah, dan bank swasta. Jumlah bankyang telah bergabung adalah sebanyak 70 bank denganterminal lebih dari 12.000 mesin ATM. ATM BERSAMAmenyediakan layanan 24 jam untuk pengoperasian ter-minal ATM Link front end, host, dan layananpelanggan. Dalam layanan pelanggan ATM bersama

Page 66: JEB Vol 3 No 3 November 2009

228

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 225-237

telah tersusun divisi-divisi yang bertugas mengaturdan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap prosedurstandar operasional ATM bersama. Produktivitasoperasional ATM BERSAMA menghasilkan kebijakanpokok operasional ATM BERSAMA yakni mengaturpokok-pokok kegiatan mulai dari penyediaan fitur padaATM BERSAMA, Cash Opname ATM, proses Cut Off,Pelaporan, layanan klaim dan komplain ATM, settle-ment transaksi ATM BERSAMA, aspek security.

Pengertian kepuasan menurut Kotler (1997: 36-37) adalah perasaan senang seseorang yang berasaldari perbandingan antara kesan terhadap kinerja akanhasil suatu produk dan harapan, dan kepuasanpengguna adalah keadaan emosional yangmenyenangkan dengan cara pengguna memandangpekerjaan mereka.Adapun fungsi kepuasan parapengguna secara historis sering dianggap bahwa parapengguna yang mendapatkan kepuasan kerja akanmelaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Dalamkehidupan sehari-hari, memang sering ada hubunganpositif antara kepuasan pengguna yang tinggi danprestasi pengguna yang tinggi, tetapi tidak selalu cukupkuat dan tidak signifikan. Ada banyak pengguna dengankepuasan kerja tinggi tidak menjadi pengguna yangproduktivitasnya tinggi, tetapi hanya sebagaipengguna rata-rata. Kepuasan pengguna itu sendiribukan merupakan suatu motivator yang kuat.Bagaimanapun juga kepuasan kerja perlu untukmemelihara pengguna agar lebih tanggap terhadaplingkungan motivasional yang diciptakan. Penggunaatau pelanggan atau yang biasa disebut customer yangdiangkat kali ini adalah nasabah.‘Kepuasan penggunapada suatu perusahaan tidak hanya bergantung padasuatu unit kinerja saja, tetapi menjadi satu kesatuandengan faktor pendukung lainnya. Kepuasanpengguna ini dapat diukur melalui kualitas jasa yangditawarkan yang terdiri atas beberapa faktor-faktor yangmempengaruhi kepuasan nasabah seperti dikemukakanoleh Margaretha (2007). Hipotesis dalam penelitian iniadalah:H1 : Terdapat pengaruh faktor Reliability, Responsive-

ness, Assurance, Empathy, dan Tangibles secarasimultan (bersama-sama) terhadap tingkatkepuasan nasabah dalam penggunaan jaringanATM BERSAMA.

H2a : Terdapat pengaruh faktor Reliability secarasimultan (bersama-sama) terhadap tingkat

kepuasan nasabah dalam penggunaan jaringanATM BERSAMA.

H2b : Terdapat pengaruh faktor Responsiveness secarasimultan (bersama-sama) terhadap tingkatkepuasan nasabah dalam penggunaan jaringanATM BERSAMA.

H2c : Terdapat pengaruh faktor Assurance secarasimultan (bersama-sama) terhadap tingkatkepuasan nasabah dalam penggunaan jaringanATM BERSAMA.

H2d : Terdapat pengaruh faktor Empathy secarasimultan (bersama-sama) terhadap tingkatkepuasan nasabah dalam penggunaan jaringanATM BERSAMA.

H2e : Terdapat pengaruh faktor Tangibles secarasimultan (bersama-sama) terhadap tingkatkepuasan nasabah dalam penggunaan jaringanATM BERSAMA.

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey,yaitu penelitian dengan mengambil sampel daripopulasi dan menggunakan kuesioner sebagai alatpengumpulan data yang pokok (Djarwanto, 1996).Pengambilan sampel diharapkan dapat mewakilikeberadaan populasi yang ada, sehingga hasilnya dapatdigeneralisasikan dan dapat diambil simpulan (Purwantodan Surwanto, 2004). Populasi dalam penelitian iniadalah para nasabah pengguna jaringan ATMBERSAMA sehingga ditetapkan yang berhak menjadiresponden adalah nasabah lama yang memiliki kartuATM BERSAMA yang ada di wilayah kantor BankTabungan Negara Cabang Surabaya dengan frekuensipenggunaan ATM BERSAMA lebih dari 3 kali dalam 1bulan. Dalam penelitian ini terdapat 6 variabel yaitu 5variabel independen dan 1 variabel dependen danpenelilti menggunakan sampel sebanyak 125 orang.Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Purposivesampling, karena dalam pendekatan ini disesuaikandengan tujuan atau masalah penelitian. Adapunpenilaian terhadap jawaban responden tersebut akandiberi penilaian, mengingat data-data dalam penelitianini merupakan data kualitatif yang dikuantitatifkan makapeneliti menggunakan skala interval dengan rating nilai1-5 dengan variabel independen (variabel bebas) yangterdiri atas Reliability, Responsiveness, Assurance,Empathy, dan Tangibles, sedangkan variabel dependen(variabel terikat) yaitu kepuasan nasabah.

Page 67: JEB Vol 3 No 3 November 2009

229

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN ............... (Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik)

Dalam upaya pengumpulan data danketerangan lain yang berhubungan dengan penelitianini, penulis menggunakan beberapa metode antara lain(Indriantoro dan Supomo, 2001). Survei pendahuluanmerupakan tahap yang pertama dalam prosedurpengumpulan data. Pada tahap ini, peneliti berusahamengenali obyek penelitian. Sistem-sistem yangterdapat di dalamnya serta prosedur-prosedur yangditerapkan dan digali sehingga di dapat gambaran umumperusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahuipermasalahan yang kemudian ditemukan suaturumusan masalah. Setelah melakukan surveipendahuluan, mengetahui permasalahan yang ada danmerumuskan masalah, maka langkah selanjutnya penelitimengumpulkan dan mempelajari tulisan-tulisan, artikel-artikel ilmiah, dan literatur-literatur ilmiah yang berisikonsep dasar dan teori-teori yang berkaitan denganpermasalahan tersebut dan digunakan sebagailandasan teoretis untuk pemecahan masalah.

Studi lapangan dilakukan setelah studikepustakaan dan merupakan kelanjutan dari surveypendahuluan. Dalam melakukan studi lapangan, penelitimencari dan mendapatkan data secara langsung daribank. Beberapa kegiatan dalam studi lapangan antaralain, observasi yaitu teknik pengumpulan data denganmengadakan pengamatan langsung pada obyekpenelitian; Interview yaitu mengumpulkan data denganmelakukan interview secara langsung dengan pihakintern perusahaan yaitu pada karyawan customer ser-vice; Kuisioner yaitu diberikan kepada pihak-pihakrespondensi yaitu nasabah lama PT Bank TabunganNegara yang memiliki kartu ATM BERSAMA denganfrekuensi penggunaannya lebih dari 3 kali dalam 1bulan untuk mengetahui pengaruh penggunaanjaringan ATM BERSAMA terhadap tingkat kepuasannasabah; dan dokumentasi yaitu merupakan teknikpengumpulan data dari dokumen-dokumen yangberkaitan dengan obyek penelitian untuk bukti adanyapermasalahan yang dihadapi dalam penelitian.

Teknik analisis data yang diperoleh padapenelitian ini akan dianalisis menggunakan analisisdeskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan ataumenggambarkan data yang terkumpul, diedit, danditabulasikan ke tabel, kemudian pembahasan datadalam angka dan prosentase ke masing-masing faktor(Nugroho, 2005) dan analisis kuantitatif yangdigunakan untuk menghitung dengan model regresi

linier berganda yang menggambarkan pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan nasabahdalam penggunaan ATM BERSAMA denganpersamaan:

K = a + b1Rb + b2Rp + b3A+ b4E + b5T+ e

Keterangan:K = Kepuasan Nasabah dalam penggunaanATM BERSAMARb = Reliability (Keandalan)Rp = Responsiveness (Tanggapan)A = Assurance (Jaminan)E = Emphaty (Empati)T = Tangibles (Wujud Fisik)a = Konstantab1, b2, b3, b4,b5 = Koefisien regresie = Standard Error

HASIL PENELITIAN

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alatpengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatuinstrumen pengukur dikatakan valid jika instrumentersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Umar,2003:78). Pengujian dalam penelitian ini akan dilakukandengan menggunakan program SPSS versi 12.0. Tujuandari uji validitas data adalah untuk melihat apakahvariabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segalainformasi yang seharusnya diukur atau validitasmenyangkut kemampuan suatu pertanyaan atauvariabel dalam mengukur apa yang harus diukur. Ujivaliditas dilakukan atas item-item pertanyaan padakuesioner yaitu dengan jalan menghitung koefisienkorelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor totalyang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angkakritis r product moment. Bila koefisien korelasinya lebihbesar dari pada nilai kritis maka suatu pertanyaandianggap valid (Ariani, 2000). Hasil uji validitas datasebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Page 68: JEB Vol 3 No 3 November 2009

230

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 225-237

Tabel 1Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen

Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil pengujian validitasterhadap butir-butir pertanyaan seluruhnya valid,karena nilai rhitung tiap-tiap butir pertanyaan lebih besardari pada nilai r kritis( 0,3383). Pengukuran reliabilitasdalam penelitian ini adalah dengan menggunakan caraone shot methode atau pengukuran sekali saja. Untukmengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha.Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabeljika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali,2005). Berdasarkan hasil uji reliabilitas nilai cronbachalpha dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen

Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkanbahwa nilai cronbach’s alpha sebesar 0,913 lebih besar0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan tersebut reli-able. Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan

grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion stan-dard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwadistribusi data penelitian harus mengikuti garis diago-nal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Grafiktersebut disajikan dalam Gambar 1 berikut:

Sumber: Data primer, diolah.

Gambar 1Grafik Pengujian Normalitas Data

Menutut Santoso (2001:214) jika penyebaran data (titik)di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis di-agonal, maka model regresi memenuhi asumsiNormalitas. Dari grafik 1 dapat diketahui bahwadistribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol)dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.)dengan sumbu X (Observed Cum Prob.). Hal inimenunjukkan bahwa data dalam penelitian iniberdistribusi normal.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanyagejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat padanilai Varian Inflation Factor (VIF) dan Toleransi (TOL)dari variabel independen dalam penelitian. Denganpendekatan ini disyaratkan bahwa nilai VIF tidak bolehmelebihi 5 dan nilai toleransi harus berkisar mendekati1. Nilai VIF dan toleransi disajikan dalam Tabel 3 berikutini:

Indikator Corrected Item-total Correlation

( R hitung ) Rtabel Keterangan

Rb1 Rb2 Rb3 Rb4 Rp1 Rp2 Rp3 Rp4 A1 A2 E1 E2 T1 T2 T3 K

0,622 0,595 0,618 0,433 0,475 0,585 0,708 0,717 0,659 0,561 0,575 0,596 0,433 0,566 0,577 0,886

0,3383

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

 Reliability Statistics

,913 16

Cronbach'sAlpha N of Items

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expec

ted Cu

m Prob

Dependent Variable: Kepuasan Nasabah

Page 69: JEB Vol 3 No 3 November 2009

231

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN ............... (Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik)

Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF yangmelebihi 5 sehingga dapat disimpulkan tidak adagangguan multikolinieritas. Asumsi klasik kedua yangdiuji adalah ada tidaknya autokorelasi yang dilihat daribesarnya nilai Durbin Watson. Uji autokorelasi DurbinWatson dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalammodel regresi linier ada korelasi kesalahan pengganggupada periode t dengan kesalahan pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasiterjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalahregresi yang tidak terjadi autokorelasi. Dalam penelitian

ini data yang digunakan bukan data time series ataudata yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untukUji Autokorelasi tidak dilakukan (Sekaran, 1992).

Pendeteksian adanya heteroskedastisitasdengan menggunakan bantuan SPSS 12.0. MenurutSantoso (2001: 210), jika sebaran titik-titik berada diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidakmembentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heter-oskedastisitas.Grafik pengujian Heteroskedaktisitastersebut disajikan pada gambar 2 berikut:

Variabel Bebas Koefisien Regresi Prob. r

Reliability Responsiveness Assurance Empathy Tangibles

0,062 0,108 0,099 0,124 0,066

0,001 0,000 0,004 0,001 0,001

0,311 0,414 0,260 0,308 0,297

Konstanta F hitung Prob. F R R2

1,132 96,720 0,000 0,896 0,803

Tabel 3Nilai Variance Inflation Faktor dan Nilai Tolerance

Sumber: Data primer, diolah.

-1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-1

0

1

2

Regre

ssion

Stud

entize

d Res

idual

Dependent Variable: Kepuasan Nasabah

Scatterplot 

Sumber: Data primer, diolah.

Gambar 2Heteroskedastisitas pada Regresi Linier Berganda

Page 70: JEB Vol 3 No 3 November 2009

232

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 225-237

Gambar 2 menunjukkan bahwa tidak ada tingkatkorelasi serius, hal ini terlihat sebaran titik-titik beradadi atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dantidak membentuk pola yang jelas, maka dapatdisimpulkan tidak ada gejala heterosdaktisitas. Hasilpengujian menunjukkan bahwa secara eksplisit dapatdiketahui bahwa model regresi tidak ada masalahdengan asumsi klasik maupun normalitas distribusi datapenelitian.

Analisis regresi linier berganda digunakanuntuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktoryang digunakan dalam model penelitian yaitu layananyang terdiri atas reliability, responsiveness, assurance,emphaty, dan tangibles terhadap kepuasan nasabahsecara linier. Hasil pengujian menggunakan softwarekomputer program SPSS 12.0 disajikan pada Tabel 4berikut ini:

Berdasarkan data Tabel 4 menunjukkan bahwapersamaan regresi yang didapat adalah:

K = 1,132+0.062Rb+0.108Rp+0.099A+0.124E+0.066T

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapatdiuraikan sebagai berikut, yaitu konstanta (a) = 1,132,menunjukkan bahwa jika layanan yang terdiri atas reli-ability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tan-gibles = 0, maka kepuasan nasabah akan sebesar 1,132.

Koefisien regresi Reliability (b1) = 0,062, menunjukkanarah hubungan positif (searah) antara reliabilitydengan kepuasan nasbah, hal ini berarti jika variabelreliability naik 1 satuan maka kepuasan nasabah akannaik sebesar 0,062 dengan asumsi variabel yang lainnyakonstan. Koefisien regresi Responsiveness (b2) = 0,108,menunjukkan arah hubungan positif (searah) antararesponsiveness dengan kepuasan nasabah, hal iniberarti jika variabel responsiveness naik 1 satuan makakepuasan nasabah akan naik sebesar 0,108 denganasumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien regresiAssurance (b3) = 0,099, menunjukkan arah hubunganpositif (searah) antara assurance dengan kepuasannasabah, hal ini berarti jika variabel assurance naik 1satuan maka kepuasan nasabah akan naik sebesar 0,099dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.Koefisien regresi Empathy (b4) = 0,124, menunjukkanarah hubungan positif (searah) antara empathy dengankepuasan nasabah, hal ini berarti jika variabel empathynaik 1 satuan maka kepuasan nasabah akan naik sebesar0,124 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan,dan Koefisien regresi Tangibles (b5) = 0,066,menunjukkan arah hubungan positif (searah) antaratangibles dengan kepuasan nasabah, hal ini berarti jikavariabel tangibles naik 1 satuan maka kepuasannasabah akan naik sebesar 0,066 dengan asumsivariabel yang lainnya konstan.

Tabel 4Rekapitulasi Hasil Uji Regression

Sumber: Data primer, diolah

Page 71: JEB Vol 3 No 3 November 2009

233

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN ............... (Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik)

Koefisien determinasi digunakan untukmengetahui prosentase kontribusi variabel layananyang terdiri atas reliability, responsiveness, assurance,emphaty, dan tangibles secara bersama-sama terhadapkepuasan nasabah. Hasil pengujian koefisiendeterminasi disajikan pada Tabel 5 berikut:

reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dantangibles secara bersama-sama terhadap kepuasannasabah adalah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwasuatu mutu kualitas disebut sangat baik, jika penyediajasa memberi layanan (reliability, responsiveness, as-surance, emphaty, dan tangibles) yang melebihi

Tabel 5Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa R square(R2) sebesar 0,803 atau 80,3% yang berarti bahwasumbangan atau kontribusi dari kualitas layanan yangterdiri atas reliability, responsiveness, assurance,emphaty, dan tangibles secara bersama-sama terhadapvariabel kepuasan nasabah adalah besar. Sedangkansisanya (100 % - 80,3 % = 19,7 %) dipengaruhi olehfaktor lainnya. Koefisien korelasi berganda digunakanuntuk mengukur keeratan hubungan secara simultanantara variabel kualitas layanan yang terdiri atas reli-ability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tan-gibles secara bersama-sama terhadap kepuasannasabah. Koefisien korelasi berganda ditunjukkandengan (R) sebesar 0,896 atau 89,6 % yang berartibahwa korelasi atau hubungan antara variabel kualitaslayanan yang terdiri atas reliability, responsiveness,assurance, emphaty, dan tangibles secara bersama-sama terhadap variabel terikat kepuasan nasabah secarabersama-sama memiliki hubungan yang kuat.

Uji F digunakan untuk menguji pengaruhvariabel bebas yaitu variabel kualitas layanan yangterdiri atas reliability, responsiveness, assurance,emphaty, dan tangibles bersama-sama terhadapkepuasan nasabah dengan taraf signifikan 5%.Berdasarkan hasil output didapat tingkat signifikan0,000, maka pengaruh variabel bebas yang terdiri atas

Sumber: Data primer, diolah.

harapan pelanggan/nasabah. Mutu atau kualitasdisebut baik jika penyedia jasa memberi layanan yangsetara dengan yang diharapkan oleh pelanggan,sedangkan mutu disebut jelek jika pelangganmemperoleh layanan yang lebih rendah dariharapannya. Dengan demikian, pencapaian kepuasanpelanggan memerlukan keseimbangan antarakebutuhan dan keinginan dan apa yang diberikan,sehingga kualitas yang diberikan merupakanperbandingan dari layanan yang diharapkan danditerima.

Uji t dalam penelitian ini digunakan untukmenguji signifikansi pengaruh variabel independensecara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabeldependen. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 6berikut:

Page 72: JEB Vol 3 No 3 November 2009

234

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 225-237

PEMBAHASAN

Dengan menggunakan tingkat signifikasi a = 5% dapatdilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0 pada tabel6 diperoleh tingkat signifikansi reliability sebesar 0,001(lebih kecil dari a=0,050). Dengan demikian pengaruhreliability terhadap kepuasan nasabah secara parsialadalah signifikan. Hal ini dikarenakan nasabah merasabahwa kemampuan PT Bank Tabungan Negara(Persero) Surabaya untuk mewujudkan layanan yangdijanjikan, dapat diandalkan dan dilaksanakan secaraakurat. Dengan kemampuan yang dapat diandalkanuntuk memberikan jasa layanan seperti ketepatan dankeakuratan ATM bersama dalam penarikan uang tunai,kemudahan persyaratan kepemilikan ATM, kemudahanfasilitas yang disediakan serta kemudahan dalammelakukan transaksi lewat ATM Bersama membuatnasabah akan merasa senang dalam penggunaan ATMbersama milik PT Bank Tabungan Negara (Persero).Dengan demikian semakin banyak kemudahan-kemudahan yang dapat diperoleh dalam penggunaanATM bersama tersebut, tentunya akan membuatnasabah semakin merasa senang.

Dengan menggunakan tingkat signifikasi a =5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0pada tabel 6 diperoleh tingkat signifikansi responsive-ness sebesar 0,000 (lebih kecil dari a=0,050). Dengandemikian pengaruh responsiveness terhadap kepuasannasabah secara parsial adalah signifikan. Hal inidikarenakan kecepatan dan ketepatan PT BankTabungan Negara (Persero) Surabaya untuk membantudan menyediakan layanan yang tepat telah dirasakanoleh nasabah. Nasabah umumnya menginginkan dalam

melakukan transaksinya dengan menggunakan ATMbersama dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dantepat. Misalnya kecepatan layanan dalam transferrekening, kemudahan layanan dalam transaksipembayaran, jaringan ATM bersama di seluruh wilayahIndonesia ataupun kecepatan karyawan menghubunginasabah bila ATM sudah jadi. Dengan demikiansemakin tanggap suatu penyedia jasa dalam melayanikonsumen atau nasabah maka konsumen/nasabahtersebut akan semakin senang.

Dengan menggunakan tingkat signifikasi a =5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0pada tabel 6 diperoleh tingkat signifikansi assurancesebesar 0,004 (lebih kecil dari a=0,050). Dengan demikianpengaruh assurance terhadap kepuasan nasabahsecara parsial adalah signifikan. Hal inimengindikasikan bahwa dengan pengetahuan dankemampuan PT Bank Tabungan Negara (Persero) dalammenyampaikan rasa kepercayaan dan keamanan dalammenggunakan ATM bersama telah meyakinkannasabah. Nasabah merasa percaya atas jaminankeamanan yang dijanjikan (misal: ketepatan saldoapabila terjadi kartu tertelan) oleh karyawan CustomerService PT Bank Tabungan Negara (Persero) Surabaya.Pada dasarnya setiap nasabah menginginkan jaminanyang tinggi akan keamanan dana yang dimilikinya.Semakin tinggi jaminan yang diberikan membuatnasabah tidak merasa was-was akan kehilangan danaatau tidak dapat menggunakan dana yang dimilikinyasehingga nasabah merasa aman atas dana yangdimilikinya.

Dengan menggunakan tingkat signifikasi a =5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0

Tabel 6Pengujian Parsial (Uji t)

Sumber: Data primer, diolah.

Page 73: JEB Vol 3 No 3 November 2009

235

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN ............... (Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik)

pada tabel 6 diperoleh tingkat signifikansi empathysebesar 0,001 (lebih kecil dari a=0,050). Dengan demikianpengaruh empathy terhadap kepuasan nasabah secaraparsial adalah signifikan. Hal ini dikarenakan nasabahmerasa bahwa pihak PT Bank Tabungan Negara(Persero) Surabaya peduli dan perhatian secaraindividu kepada pelanggan. PT Bank Tabungan Negara(Persero) Surabaya memperhatikan dan selalumendengarkan keluhan-keluhan nasabah dan berusahauntuk menyelesaikan atas keluhan-keluhan tersebut,misal: penyelesaian kartu tertelan pada lokasi terminalATM di kantor cabang anggota pemilik terminal ATMdengan menunjukkan identitas resmi dan mengisiformulir pengambilan kartu tertelan pada cabang pemilikterminal ATM. Dengan adanya perhatian yangdilakukan tersebut membuat nasabah merasa puas ataslayanan penggunaan ATM Bersama pada PT BankTabungan Negara (Persero) Surabaya.

Dengan menggunakan tingkat signifikasi a =5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 12.0pada tabel 6 diperoleh tingkat signifikansi tangiblessebesar 0,001 (lebih kecil dari a=0,050). Dengan demikianpengaruh tangibles terhadap kepuasan nasabah secaraparsial adalah signifikan. Hal ini dikarenakan nasabahmerasa bahwa fasilitas fisik ATM bersama yang dimilikioleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Surabayatelah sesuai dengan harapan nasabah misalnya tentanglokasi mesin ATM yang mudah dijangkau oleh nasabah,fasilitas mesin ATM yang terjamin, dan kesiapan mesinATM setiap waktu sehingga nasabah dapat melakukantransaksinya kapan saja tanpa tergangguketidaklancaran mesin ATM.

Koefisien determinasi parsial ini digunakanuntuk mengetahui faktor-faktor manakah yang palingberpengaruh dari keseluruhan variabel kualitas layananyang terdiri atas reliability, responsiveness, assurance,emphaty, dan tangibles terhadap kepuasan pelanggan.Berdasarkan korelasi parsial maka dapat diperolehkoefisien determinasi parsial dengan penjelasansebagai berikut: koefisien determinasi parsial variabelReliability = 0,096721, berarti sekitar 9,67% yangmenunjukkan besarnya kontribusi reliability terhadapkepuasan pelanggan; koefisien determinasi parsialvariabel Responsiveness = 0,171396, berarti sekitar17,14% menunjukkan besarnya kontribusi responsive-ness terhadap kepuasan pelanggan; koefisiendeterminasi parsial variabel Assurance = 0,067600,

berarti sekitar 6,76% yang menunjukkan besarnyakontribusi asurance terhadap kepuasan pelangga;koefisien determinasi parsial variabel Emphaty =0,094864, berarti sekitar 9,49% yang menunjukkanbesarnya kontribusi emphaty terhadap kepuasanpelanggan; dan koefisien determinasi parsial variabelTangible = 0,088209 hal ini berarti sekitar 8,82 % yangmenunjukkan besarnya kontribusi tangible terhadapkepuasan pelanggan.

Berdasarkan hasil tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruhyang dominan adalah responsiveness karenamempunyai koefisien determinasi parsial paling besar.Hal ini mengindikasi bahwa nasabah PT Bank TabunganNegara pada umumnya menginginkan suatu bentuklayanan yang cepat yang diberikan oleh PT BankTabungan Negara. Bentuk layanan yang cepat dewasaini menjadi kebutuhan yang utama seiring dengantuntutan perilaku masyarakat modern saat ini. Demikianjuga dengan penggunaan ATM bersama nasabahmenginginkan kecepatan dan ketepatan dalammelakukan transaksinya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil output uji F didapat tingkat signifikan0,000 yang kurang dari á = 5%, maka pengaruh variabelbebas yang terdiri atas reliability, responsiveness, as-surance, emphaty, dan tangibles secara bersama-samaterhadap kepuasan pelanggan adalah signifikan. Halini menunjukkan bahwa suatu mutu kualitas dikatakanbaik, jika penyedia jasa memberi layanan (reliability,responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles)yang melebihi harapan pelanggan/nasabah. Sebaliknyamutu disebut jelek jika pelanggan memperoleh layananyang lebih rendah dari harapannya.

Berdasarkan hasil uji t untuk mengetahuiterdapat pengaruh atau tidak dari masing-masingvariabel layanan (reliability, responsiveness, assur-ance, emphaty, dan tangibles) terhadap kepuasannasabah diketahui semua variabel layanan tersebutmempunyai pengaruh terhadap kepuasan nasabah. Halini diindikasikan dengan tingkat signifikansi yangdiperoleh dari variabel-variabel layanan yaitu untukreliability sebesar 0,001, responsiveness sebesar

Page 74: JEB Vol 3 No 3 November 2009

236

JEB, Vol. 3, No. 3, November 2009: 225-237

0,000, assurance sebesar 0,004, emphaty sebesar 0,001,dan tangibles sebesar 0,001 lebih kecil dari á = 5 %maupun á = 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkatkepuasan nasabah tergantung pada wujud layananyang dijanjikan PT Bank Tabungan Negara (Persero)Surabaya. Nasabah melihat bagaimana bentuk layananseperti (reliability, responsiveness, assurance,emphaty, dan tangibles) yang akan diterimanya. Jikasemakin baik bentuk layanan tersebut, maka kepuasanyang diterima nasabah juga akan semakin baik. Layanantersebut meliputi beberapa faktor yang terdiri atasreliabilitas/keandalan yaitu kemampuan melayaninasabah secara tepat dan akurat, responsiveness/dayatanggap yaitu keinginan untuk melayani nasabah secaracepat dan tepat, assurance/jaminan yaitu pengetahuandan kesantunan karyawan serta kemampuan merekauntuk menyampaikan rasa percaya dan keamanan,emphaty/empati yaitu ketentuan tentang perhatian ataukepedulian kepada konsumen serta memberikanperhatian secara individual kepada konsumen, tan-gibles/wujud fisik yaitu penampilan dari fisik, perlatan,karyawan, dan material.

Melihat dari hasil koefisien determinasi parsialdapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyaipengaruh yang dominan adalah responsiveness karenamempunyai koefisien determinasi partial paling besar.Hal ini mengindikasi bahwa nasabah PT Bank TabunganNegara pada umumnya menginginkan suatu bentuklayanan yang cepat dan tepat yang diberikan oleh PTBank Tabungan Negara seiring dengan tuntutanperilaku masyarakat modern saat ini yang menginginkankecepatan dan ketepatan dalam melakukantransaksinya.

Saran

PT Bank Tabungan Negara Surabaya hendaknya tetapmemperhatikan dan tetap meningkatkan kualitaslayanan yang dirasakan oleh pelanggan dalam semuafaktor yang terdiri atas reliability, responsiveness, as-surance, emphaty, dan tangibles. sehingga PT BankTabungan Negara Surabaya perlu memberikanpengarahan kepada karyawannya. Berdasarkan hasilpenelitian yang menunjukkan bahwa variabel yangbanyak diminati nasabah atau yang mempunyaipengaruh dominan adalah responsiveness. Hal iniditunjukkan dari koefisien determinasi parsial yang

paling besar sehingga perlunya PT Bank TabunganNegara Surabaya untuk melakukan pelatihan agarkaryawan dapat bersikap ramah dan sopan dalammelayani nasabah dan kepuasan nasabah penggunaanATM bersama tetap selalu terjaga.

Secara rutin melakukan penelitian untukmengetahui tanggapan nasabah terhadap kualitaslayanan sehingga dapat diketahui kekurangan apayang perlu diperbaiki dan memperoleh masukan darinasabah baik berupa kritik maupun saran yangbermanfaat bagi kepuasan nasabah PT Bank TabunganNegara Surabaya. Penelitian ini dapat menjadi sumberinformasi bagi peneliti yang lain yang akanmengadakan penelitian lebih lanjut dengan sampel danwaktu yang berbeda dan melakukan pengembanganpenelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Boyle, W.M. 1998. ATM: What They are and How TheyWork, ATM Security Hand Book, illinois, BankAdministration Institute.

Dendawijaya, L. 2000. Manajemen Perbankan, Cetakankedua, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji StatistikDalam Penelitian, Liberty, Yogyakarta.

Ariani, D.W. 2000. Pengendalian Kualitas Statistik,Andy, Yogyakarta.

Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate denganProgram SPSS, Cetakan IV, Andi, Semarang.

http//www.BTN.co.id.

Indriantoro, N. dan Bambang Supomo. 2001.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansidan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.

Januar, Y. 2005. Penerapan non financial measurementpada Penilaian Kinerja Operasi ATM Bank“X” cabang Lumajang. PERBANAS, Surabaya.

Page 75: JEB Vol 3 No 3 November 2009

237

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN ............... (Lya Dwi Astutik dan Nur Fadjrih Asyik)

INFO BANK, 2004. ATM BERSAMA Layanan SemakinMudah, Jakarta.

Kottler, P. 1997. Manajemen Pemasaran: AnalisisPerencanaan Implementasi dan Pengendalian,Edisi sembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Margaretha, M. 2007. Dampak Penggunaan AutomaticTeller Machine (ATM) Bersama terhadap profitdan kepuasan nasabah, UNAIR, Surabaya.

Neal, J. 2004. Panduan Evaluasi Kinerja Karyawan,Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih MetodeStatistik Penelitian Dengan SPSS, Andi,Yogyakarta.

Purwanto, S. & Surwanto. 2004. Statistika untukEkonomi dan Keuangan Modern, SalembaEmpat, Jakarta.

Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS StatistikParametik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sekaran, U. 1992. Research Methods for Business: ASkill Building Approach. Second Edition. JohnWiley & Sons, Inc.

Umar, H. 2000. Metode Riset Akuntansi Terapan, GhaliaIndonesia, Jakarta.

Page 76: JEB Vol 3 No 3 November 2009

INDEKS PENULIS DAN ARTIKELJURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

Vol. 1, No. 1, Maret 2007

Harjanti, Theresia Tri dan Eduardus Tandelilin, pp. 1-10, Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, GrowthOpportunity, Profitability, dan Business Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Indonesia:Studi Kasus di BEJ.

Dewi, Kurnia, pp. 11-22, Pengaruh Pengetahuan tentang Taktik Pemasang Iklan, Penghargaan Diri,Kerentanan Konsumen, dan Pengetahuan Produk Konsumen pada Skeptisme Remaja terhadap IklanTelevisi.

Khasanah, Mufidhatul, pp. 23-31, Analisis Nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) pada Investasidi Kabupaten Sleman, Tahun 2000-2004.

Yusuf, Muhammad, pp. 33-48, Metodologi Event Study: Telaah Metodologi di Bidang Ekonomi danKeuangan.

Kusumawati, Rini, pp. 49-58, Pengaruh Image, Kualitas yang Dipersepsikan, Harapan Nasabah padaKepuasan Nasabah dan Pengaruh Kepuasan Nasabah pada Loyalitas Nasabah dan Perilaku BeralihMerek

Norpratiwi, AM Vianey, pp. 59-65, Aspek Value Added Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum.

Vol. 1, No. 2, Juli 2007

Puspitasari, Christiana Rini, pp. 67-75, Dampak Ekonomi Pembangunan Perumahan Casa Grande diKabupaten Sleman Terhadap Masyarakat di Luar Perumahan, Tahun 2000-2005 (Studi Kasus di DesaMaguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman)

Estikasari, Ni Nengah Ami Estikasari, pp. 77-86, Pengaruh Pendukung Online pada Web Site PenyediaLayanan Telekomunikasi dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Handayani, Asri Wening dan Rudy Badrudin, pp. 87-97, Analisis Deskriptif Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2004-2005

Vol. 3, No. 3, November 2009

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 77: JEB Vol 3 No 3 November 2009

Vol. 3, No. 3, November 2009

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Prajogo, Wisnu, pp. 99-103, Interpersonal Network: Keterkaitannya dengan Personality dan KinerjaBerdasarkan Sudut Pandang Social Resources Theory

Algifari, pp. 105-112, Analisis Pertumbuhan Ekspor Indonesia Sebelum dan Setelah Krisis Ekonomi

Supriyanto, Y, pp. 113-118, Kontroversi Penggunaan Risk-Adjusted Discount Rates (RADR) untukMendiskontokan Cash Flows dalam Capital Budgeting

Vol. 1, No. 3, Nopember 2007

Anatan, Lina dan Fahmy Radhi, pp. 119-133, The Effect of Environmental Factors, Manufacturing Strat-egy and Technology on Operational Performance: Study Amongst Indonesian Manufacturers

Ciptono, Wakhid Slamet, pp. 135-146, Triple-R Strategy of Reformation—Revitalization, Reflection, andRealization: in Memory of 10 Years of Reformation and 100 Years of National Awakening [2008]

Handayani, Asri Wening dan Rudy Badrudin, pp. 147-160, Analisis Deskriptif Struktur Pendapatan AsliDaerah (PAD) Kabupaten/Kota di Propinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2004-2005

Astuti, Kurnia dan Budiono Sri Handoko, pp. 161-173, Analisis Pertumbuhan Ekonomi, KebutuhanInvestasi, dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sleman

Fachrunnisa, Olivia, pp. 175-186, Identifikasi Pentingnya Komunikasi Nonverbal di Organisasi

Purnamawati, Astuti, pp. 187-192, Pengukuran Tingkat Keunggulan Komparatif Barang Ekspor Indonesia

Vol. 2, No. 1, Maret 2008

Maryatmo, R., pp. 1-8, Strategi Bisnis Eceran (Studi Kasus di Yogyakarta)

Windayani, Santi, pp. 9-28, Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Penggunaan InformasiKinerja dalam Penganggaran

Prajogo, Wisnu, pp. 29-35, Pengaruh Proactive Personality pada In-Role dan Extra-Role Performance(Kasus pada Sebuah Perguruan Tinggi di Yogyakarta)

Sardjito, Bambang dan Osmad Muthaher, pp. 37-49, Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadapKinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating

Raharjo, Achmad, pp. 51-55, Prospek Pengembangan Industri Komponen dan Perakitan Otomotif diKabupaten Sleman

Page 78: JEB Vol 3 No 3 November 2009

Vol. 3, No. 3, November 2009

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Fatmawati, Sri, pp. 57-65, Pemerataan Kepemilikan Saham dan Keadilan: Kebijakan Pemecahan Saham

Vol. 2, No. 2, Juli 2008

Dominanto, Nedi Nugrah, pp. 67-75, Perbedaan Sikap Terhadap Iklan, Merek, Dan Niat Beli Konsumenpada Iklan dengan Fear Appeal Tinggi dan Rendah pada Partisipan Wanita

Suparmono, pp. 77-94, Analisis Optimasi Faktor Produksi Budidaya Udang Galah di Kecamatan Minggir,Kabupaten Sleman

Fajar, Siti Al, pp. 95-100, Model Kepemimpinan Baru dalam Mengelola Diversitas Angkatan Kerja dalamRangka Meraih Keunggulan Bersaing

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando, pp. 101-113, Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga SahamPerusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006

Fatmawati, Sri, pp. 115-126, Kerjasama Perdagangan Regional (AFTA): Kajian Ekonomi TerhadapPerdagangan Barang Indonesia

Manoppo, Yosua Pontolumiu, pp. 127-144, Pengaruh Kualitas Inti, Kualitas Hubungan, Risiko yangDipersepsikan, dan Harapan Konsumen pada Loyalitas Pelanggan dan Komplain Pelanggan pada SalonKecantikan “X” yang Ada di Yogyakarta

Vol. 2, No. 3, Nopember 2008

Anwar, Andlie Liano, pp. 145-158, Analisis Pengaruh Pendukung Online Website Layanan Operator Selulerpada Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Operator Seluler di Indonesia

Edy, pp. 159-174, Pengaruh Budaya Organisasional dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Perawat“Rumah Sakit Mata Dr. YAP” Yogyakarta dengan Motivasi dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Pemediasi

Sukmawati, Ferina, pp. 175-194, Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, dan Kompensasi terhadapKinerja Karyawan di PT. Pertamina (Persero) UPMS III Terminal Transit Utama Balongan, Indramayu

Rosalina, Willy Lutfiani, pp. 195-216, Pengaruh Kecerdasan Emosional Perawat terhadap Perilaku MelayaniKonsumen dan Kinerja Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu

Rosidi, Abidarin, pp. 217-232, Iklan Industri Kecil Melalui Word Wide Web (WWW) di Daerah IstimewaYogyakarta: Masalah Efektifitas Isi dan Desain Iklan

Badrudin, Rudy, pp. 233-246, Dampak Krisis Keuangan Amerika Serikat terhadap Perdagangan InternasionalIndonesia

Page 79: JEB Vol 3 No 3 November 2009

Vol. 3, No. 3, November 2009

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Vol. 3, No. 1, Maret 2009

Sari, Dessy Puspita, pp. 1-10, Pengaruh Persepsi Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan pada NiatPembelian Ulang Konsumen

Soeroso, Amiluhur, pp. 11-19, Manfaat Ekonomi Konservasi Barang Pusaka Kebudayaan: Kasus GedungPeninggalan De Javasche Bank Yogyakarta

Wijaya, N.H. Setiadi, pp. 21-30, Sumberdaya Manusia (SDM) Pembelajar: Menggapai Kinerja dan DayaSaing Organisasi yang Lebih Tinggi

Sarwoko, pp. 31-39, Pengaruh Blok-Blok Perdagangan Bebas Regional terhadap Perdagangan BilateralIndonesia: Menggunakan Model Gravitasi, Tahun 2003-2007

Arista, Fany dan Baldric Siregar, pp. 41-60, Peran Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba di MasaDepan

Sayono, Jusup Agus, Ujang Sumarwan, Noer Azam Achsani, dan Hartoyo, pp. 61-80, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan, Penggunaan, Pembayaran, dan Peluang terjadinya Gagal Bayardalam Bisnis Kartu Kredit

Vol. 3, No. 2, Juli 2009

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando, pp. 81-89, Koreksi Bias Koefisien Beta Di Bursa Efek Indonesia

Handayani, Asri Wening, pp. 91-105, Pola Atribut yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen dalam MembeliRumah di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2008

Badrudin, Rudy, pp. 107-117, Dampak Kegiatan Investasi terhadap Pendapatan Per Kapita MasyarakatKabupaten Sleman Pasca Otonomi Daerah

Wijaya, Tony, pp. 119-131, Model Empiris Perilaku Berwirausaha Usaha Kecil Menengah di DIY dan JawaTengah

Mustholihah, Siti, pp.133-143, Peran Dana Penguatan Modal dalam Meningkatkan Pendapatan UsahaAnggota Kelompok Pembudidaya Ikan Lele di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman

Paluruan, Astrid Rona Novianty dan Baldric Siregar, pp. 145-166, Dampak Manajemen Laba terhadapRelevansi Informasi Laporan Keuangan Dimoderasi oleh Akrual Diskresioner Jangka Pendek dJangkaPanjang.

Page 80: JEB Vol 3 No 3 November 2009

Vol. 3, No. 3, November 2009

PEDOMAN PENULISANJURNAL EKONOMI & BISNIS (JEB)

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpa namadan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataan tertulisyang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan hurufkapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 81: JEB Vol 3 No 3 November 2009

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf

awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis,tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan namapenulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambilartikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit,dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: A CaseStudy of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

Vol. 3, No. 3, November 2009

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS

Page 82: JEB Vol 3 No 3 November 2009

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat. In:G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., New York.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasional danTingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadiketidaksesuaian di antara MITRA BESTARI.

7. Keputusan penolakan Editorial Board Members dikirimkan kepada penulis.8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan.9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Editorial Board Members ke Managing

Editors.10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan.11. Naskah siap dicetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.

Vol. 3, No. 3, November 2009

Tahun 2007

ISSN: 1978-3116

J U R N A LEKONOMI & BISNIS