nilai-nilai pendidikan islam dalam surat maryam …

140
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM AYAT 30-34 TINJAUAN AKIDAH, SYARIAT DAN AKHLAK SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Universitas Islam Indonesia Untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Muhammad Shodiq Masrur 14422036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2018

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT

MARYAM AYAT 30-34

TINJAUAN AKIDAH, SYARIAT DAN AKHLAK

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Agama Universitas Islam Indonesia Untuk memenuhi salah satu

syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Muhammad Shodiq Masrur

14422036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Maryam Ayat 30-34

Tinjauan Akidah, Syariat dan Akhlak

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Agama Universitas Islam Indonesia Untuk memenuhi salah satu

syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Muhammad Shodiq Masrur

14422036

Pembimbing:

Dra Sri Haningsih, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2018

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

i

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Shodiq Masrur

NIM : 14422036

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Agama Islam

Judul Skripsi : Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Maryam Ayat

30-34 Tinjauan Akidah, Syariat dan Akhlak.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya sendiri

dan tidak ada hasil karya orang lain kecuali yang diacu dalam penulisan dan

dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan

skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain,

maka penulis bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima

sanksi berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Universitas Islam Indonesia.

Demikian, pernyataan ini penulis buat dalam keadaan sadar dan tidak

dipaksakan.

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

ii

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

iii

REKOMENDASI PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing Skripsi :

Nama Mahasiswa : Muhammad Shodiq Masrur

Nomor Mahasiswa : 14422036

Judul Skripsi : Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Maryam Ayat 30-34

Tinjauan Aqidah, Syariat dan Akhlak.

Menyatakan bahwa, berdasarkan proses dan hasil bimbingan selama ini, serta

dilakukan perbaikan, maka yang bersangkutan dapat mendaftarkan diri untuk

mengikuti munaqosah skripsi pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

iv

NOTA DINAS Yogyakarta, 13 September 2018 M

Hal : Skripsi 03 Muharram 1440 H

Kepada :Yth Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia

Di Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Berdasarkan penunjukkan Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam

Indonesia dengan surat nomor : 3998/Dek/60/DAS/FIAI/XII/2017, tanggal 15

Desember 2017 M bertepatan pada 26 Rabiul Awal 1439 H, atas tugas kami

sebagai pembimbing skripsi Saudara :

Nama : Muhammad Shodiq Masrur

Nomor Pokok/NIMKO : 14422036

Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia

Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Tahun Akademik : 2018/2019

Judul Skripsi : Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Maryam

Ayat 30-34 Tinjauan Akidah, Syariat dan Akhlak.

Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, akhirnya kami

berketapan bahwa skripsi saudara tersebut di atas memenuhi syarat untuk diajukan

ke sidang munaqosah Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia.

Demikian, semoga dalam waktu dekat bisa dimunaqosahkan, dan bersama ini

kami kirimkan 3 (tiga) eksemplar skripsi yang dimaksud.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb,

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

v

MOTTO

جؼ ج١ب ىزبة ا آرب جؼ لبي ئ ػجذ الله جبسوب ا ثش ذ د١ب ب د وبح اضه لح صب ثبصه أ ذ ب و أ٠

ذد ه ٠ ػ اغهل ججهبسا شم١ب ٠جؼ ذر ا ث

أثؼش د١ب ٠ د أ ٠ ل ش٠ ه ػ١غ اث ذك ر ي ا

زش ٠ اهز ف١

Artinya; “Isa berkata” sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah, Dia

memberiku al-kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku sebagai seorang Nabi.

Dan Dia telah menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja kau

berada, dan Dia mewasiatiku melaksanakan shalat dan zakat selama aku

masih hidup. Dan berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku

seorang yang sombong lagi celaka. Dan keselamatan atas diriku semoga

pada hari aku dilahirkan, dan pada hari aku wafat, dan pada hari aku di

bangkitkan kembali. Itulah Isa anak Maryam, firman Allah Yang Maha

Benar yang mereka dalam hal itu berbantah-bantahan” 1

1 Zaini Dahlan, Quran Karim dan Terjemahan, Yogyakarta:UII Press, hlm 541.

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang penulis ta‟dzimi

dan penulis banggakan.

Bapak Masrur Asyari dan Ibu Umdahtul Millah sebagai orang tua tercinta,

yang telah memberikan waktu, tenaga serta pikirannya hingga penulis dapat

menempuh pendidikan sarjana. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan

dukungan serta motivasi walau jauh, serta telah memberikan kasih sayang serta

cinta yang tulus sebagai tempat cerita suka, duka dan lainnya hanya untuk

kesuksesan dan kebahagiaan penulis. Semoga bapak dan ibu selalu sehat dan

dalam lindungan Allah swt. Semoga kebaikan dan usaha keras penulis selama

belajar menempatkan bapak dan Ibu menjadi orang yang disayangi oleh Allah

karena usaha dan kerja keras beliau. Serta saudaraku tercinta yang selalu

menyemangati serta selalu merindukan penulis, semoga diberikan kesabaran,

kesehatan dalam membina kehidupan yang diharapkan oleh agama.

Guru-guru SD dan SMA yang telah memberikan khasah keilmuan yang

berbeda-beda. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah

memberikan khasanah keilmuan yang beragam semoga selalu dilindungi oleh

Allah dan mendapatkan keberkahan serta kebahagiaan selalu.

Untuk sahabat-sahabat yang selalu menemani hingga saudara dikala

senang dan sedih selalu ada untuk penulis yaitu, Kurniawan Ikbar Sena, Wildan

Maulana, Wahyu Andy Prasetyo, Saelendra Adi, Hasan Abdullah Wafi,

Kurniawan Istanto, Ubaidillah Fatawai, Asyhari Amri, Arik Suseno dan teman-

teman yang tidak bisa disebut satu-persatu yang telah memberikan dukungan.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

KEPUTUSAN BERSAMA

MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

Nomor: 158 Tahun 1987

Nomor: 0543b//U/1987

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke

abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab

dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.

A. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf. Dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi

dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Berikut ini daftar huruf Arab yang dimaksud dan transliterasinya dengan

huruf latin:

Tabel 0.1: Tabel Transliterasi Konsonan

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan أ

Ba B Be ة

Ta T Te د

Ṡa ṡ es (dengan titik di atas) س

Jim J Je ط

Ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh ka dan ha ر

Dal D De د

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

viii

Żal Ż Zet (dengan titik di atas) ر

Ra R Er س

Zai Z zet ص

Sin S Es ط

Syin Sy es dan ye ػ

Ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص

Ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض

Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) غ

Ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ` koma terbalik (di atas)` ع

Gain G Ge ؽ

Fa F Ef ف

Qaf Q Ki ق

Kaf K Ka ن

Lam L El ي

Mim M Em

Nun N En

Wau W We

Ha H Ha

Hamzah „ Apostrof ء

Ya Y Ye

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

ix

B. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau

harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A ـ

Kasrah I I ـ

Dammah U U ـ

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf sebagai berikut:

Tabel 0.3: Tabel Transliterasi Vokal Rangkap

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

... Fathah dan ya Ai a dan u

... Fathah dan wau Au a dan u

Contoh:

- kataba وزت - suila عئ

- kaifa و١ف - fa`ala فؼ

ي - haula د

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

x

C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut:

Tabel 0.4: Tabel Transliterasi Maddah

Huruf

Arab

Nama Huruf

Latin

Nama

......ا Fathah dan alif atau

ya

Ā a dan garis di atas

... Kasrah dan ya Ī i dan garis di atas

... Dammah dan wau Ū u dan garis di atas

Contoh:

- qāla لبي - qīla ل١

- ي - ramā س yaqūlu ٠م

D. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta‟ marbutah ada dua, yaitu:

1. Ta‟ marbutah hidup

Ta‟ marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan

dammah, transliterasinya adalah “t”.

2. Ta‟ marbutah mati

Ta‟ marbutah mati atau yang mendapat harakat sukun, transliterasinya

adalah “h”.

3. Kalau pada kata terakhir dengan ta‟ marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka ta‟ marbutah itu ditransliterasikan dengan “h”.

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xi

Contoh:

الأغفبي سؤظخ - raudah al-atfāl/raudahtul atfāl

ذخ - talhah غ

E. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, ditransliterasikan dengan

huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

ي - nazzala ضه

al-birr اجش -

F. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu

:namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas ,اي

1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf “l” diganti dengan huruf yang

langsung mengikuti kata sandang itu.

2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan

dengan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya.

Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah, kata sandang ditulis

terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanpa sempang.

Contoh:

- ج ar-rajulu اشه

- م al-qalamu ا

ظ - asy-syamsu اشه

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xii

G. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan sebagai apostrof. Namun hal itu hanya berlaku

bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Sementara hamzah

yang terletak di awal kata dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa

alif.

Contoh:

ta‟khużu رأخز -

syai‟un ش١ئ -

ء - an-nau‟u اه

ه - inna ئ

H. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fail, isim maupun huruf ditulis terpisah.

Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim

dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang

dihilangkan,maka penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain

yang mengikutinya.

Contoh:

ه - الل ئ خ١ش ف اصل١ اشه Wa innallāha lahuwa khair ar-

rāziqīn/Wa innallāha lahuwa

khairurrāziqīn

- ب الل ثغ جشا ب شعب Bismillāhi majrehā wa mursāhā

I. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital

seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital digunakan

untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bilamana

nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf

kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata

sandangnya.

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xiii

Contoh:

ذ - ذ سة لل ا ١ ؼب ا Alhamdu lillāhi rabbi al-`ālamīn/

Alhamdu lillāhi rabbil `ālamīn

- د اشه د١ اشه Ar-rahmānir rahīm/Ar-rahmān ar-rahīm

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam

tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan

dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf

kapital tidak dipergunakan.

Contoh:

س الل - غف سد١ Allaāhu gafūrun rahīm

- س ل ١ؼب الأ ج Lillāhi al-amru jamī`an/Lillāhil-amru

jamī`an

J. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman

transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu Tajwid.

Karena itu peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman

tajwid.

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xiv

ABSTRAK

Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Maryam Ayat 30-34

Tinjaun Akidah, Syariat dan Akhlak.

Oleh:

Muhammad Shodiq Masrur

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada

masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam. Pendidikan Islam merupakan

pendidikan yang ditanami nilai-nilai ajaran Islam yang diambil dari pedoman

hidup kaum Muslim yang berupa Al-Quran dan Al-Hadits. Adapun nilai-nilai

pendidikan Islam tersebut terdiri dari nilai aqidah, nilai syariat dan nilai akhlak.

Yang nantinya diharapkan mampu membentuk insan kamil yaitu sosok manusia

yang muttaqin dan bertaqwa kepada Allah serta mempunyai Akhlak yang mulia

dalam kehidupan sehari-hari. Maka penulis terdorong untuk melakukan sebuah

penelitian tentang hal tersebut dan penulis mengunakan ayat Al-Quran yaitu QS.

Maryam ayat 30-34 sebagai bahan untuk diteliti dan diambil nilai-nilai pendidikan

Islam yang terkandung di dalamnya.

Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif, karena penelitian ini

berusaha menggambarkan data dengan kata-kata yang dipisahkan menurut

kategori untuk memperoleh simpulan. Metode pengambilan data dalam penelitian

ini, mengunakan sumber library research. Metode penelitian ini, mengunakan

content analysis, semacam teknik yang dapat digunakan untuk mengkaji sumber

data berupa buku, teks, esay, koran, artikel dan semua jenis komunikasi yang

dapat dianalis. Teknik analisis data dari penelitian ini, dianalisis dengan

menggunakan metode tahlili dan metode interpretatif. Metode tahlili merupakan

suatu metode yang dilakukan untuk mengambil makna yang tersirat dari Al-Quran

saja. Metode interpretatif penulis gunakan untuk mencari makna yang tersirat dari

beberapa buku yang bertemakan pendidikan Islam. Kedua teknik analisis (Tahlili

dan Interpretatif) ini, penulis gunakan untuk menganalisi dan mencari apa saja

nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di surat Maryam ayat 30 sampai 34.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pendidikan Islam yang

terkandung di Surat Maryam ayat 30 sampai 34 terdiri dari tiga aspek yaitu nilai

aqidah, nilai syariat dan nilai Akhlak. Ketiga aspek inilah yang dijadikan sebagai

landasan utama atau pokok nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat di pendidikan

Islam. Yang diharapkan nantinya nilai-nilai tersebut mampu diaktualisasikan

untuk membentuk kepribadian muslim sejati.

Kata kunci: Nilai-Nilai Pendidikan Islam, Surat Maryam Ayat 30-34.

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xv

KATA PENGANTAR

حم حـــــــــيم ســــــــم الله الر ه الر

ذ ل ذ غزؼ ا ث و ١ ؼب سة ا ل ا ذ ا و أش ٠ اذ ١ب س اذ ػ أ ه ١ ذ ا اش ئله الل

لب ع١ذب ١ شع ا ج١بء ػ أششف الأ اغهل لح اصه ي اللو ذا سع ه ذ ذ ه ذ

ػ أ اص ب ثؼذ. ه و أ ؼ١ أج ذبث

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah serta kenikmatan-Nya yang tak terhitung, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dari Risalah

Al-Quran Surat Maryam Ayat 30-34 Tinjauan dari Aqidah, Syariat dan Akhlak”.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad

SAW beserta seluruh keluarga, sahabat dan para pengikut beliau.

Penulis sangat menyadari, bahwa skripsi ini tidak mungkin bisa terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Berkat pengorbanan, perhatian,

serta motivasi merekalah, baik secara langsung maupun tidak langsung, skripsi ini

dapat terselesaikan walaupun jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam

Indonesia.

2. Bapak Dr. Drs H. Tamyiz Mukharrom, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Agama Islam Universitas Islam Indonesia.

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xvi

3. Bapak Moh Mizan Habibi, S.Pd.I, MPd.I Selaku Ketua Jurusan Prodi

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia.

4. Ibu Siti Afifah Adawiyah, S.Pd.I., M.Pd., Selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam

Indonesia.

5. Ibu Dra Sri Haningsih, M.Ag, Selaku dosen pembimbing yang senantiasa

membimbing dengan tulus dan sabar. Dengan penuh perhatian selalu

memberikan motivasi, ilmu, doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen program Pendidikan Agama Islam, Bapak

Dr. Hujair AH Sanaky, M.SI, Drs H. Muzhoffar Akhwan, MA., Drs. Aden

Wijdan SZ, M.SI., Drs. H. AF Djunaidi, M.Ag., Dr Supriyanto Pasir,

S.Ag., M.Ag., Drs. H. Imam Mudjiono, M.Ag., Drs. Nanang Nuryanta,

M.Pd., Lukman, S.Ag, M.Pd., Supriyanto Abdi, S.Ag, M.CAA., Edi

Safitri, S.Ag, M.Ag., Moh Mizan Habibi, S.Pd.I, MPd.I., Burhan Nudin,

S.Pd.I, M.Pd.I dan kepada Ibu Dra. Sri Haningsih, M.Ag., Siska

Sulistyorini, S.Pd.I, M.S.I serta Siti Afifah Adawiyah, S.Pd.I., M.Pd.,

semoga Allah selalu memberikan keberkahan umur, rezeki, ilmu dan

nikmat dalam iman Islam.

7. Kepada Ayah dan Ibu yang tercinta, terkasih dan yang dirahmati Allah

SWT. Beliau selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik bagi masa

depan anak-anaknya.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xvii

8. Kepada Drs. KH. Azhari Abta, M.Pd.I., Selama dua tahun telah mendidik

lahir batin dunia akhirat di Ponpes Tegalsari Maguwoharjo, Sleman,

Yogyakarta.

9. Kepada Alm. Drs. K.H Aly As‟ad MM., dan Gus Rajif Dienal Maula, Lc.,

M.Ag., yang telah mendidik lahir batin dunia akhirat di Ponpes Nailul Ula

Center Plosokuning Minomartani, Sleman, Yogyakarta.

10. Seluruh teman-teman Ponpes Nailul Ula Center, khususnya zona AKB

yang senantiasa memberikan motivasi, support serta maido khasanah.

11. Seluruh teman relawan pendidikan di KAGEM JOGJA, yang senantiasa

selalu memberikan semangat, motivasi dan berbagi pengalaman positif

yang menjadi bagian dari keluarga kecil penulis.

12. Seluruh teman GRAVENT JOGJA dan IKAMAKSUTA JOGJA, yang

senantiasa selama 4 tahun selalu memberikan semangat, motivasi dan

berbagi pengalaman positif yang menjadi bagian dari keluarga kecil

penulis.

13. Keluarga besar PAI 2014, mengenal kalian adalah sebuah kebahagiaan dan

terimakasih sudah menjadi bagian dari kalian, banyak hal baru yang

didapatkan.

14. Kepada teman-teman KKN unit 74 Purworejo, Bruno, Kemranggen

(Sutikno, Imam, Ridho, Danti dan Luthfia) terima kasih kalian semua

sudah memberikan banyak pelajaran dan dukungan dalam mengahadapi

segala kesulitan.

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xviii

15. Teruntuk perpustakaan Universitas Islam Indonesia beserta para staf

karyawannya yang telah memberikan pelayanan dari segi kelengkapan

literatur yang tersedia dan fasilitas yang terbaik bagi para mahasiswa.

16. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu, yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu dengan sabar dan ikhlas, penulis

hanya bisa mengucapkan terimakasih, Jazakumullah khairal jaza’. Penyusun

menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang bersifat membangun selalu di harapkan demi kebaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

serta dapat bernilai pahala di sisi-Nya. Aamien.

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN REKOMENDASI PEMBIMBING ................................................... iv

HALAMAN NOTA DINAS .................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vii

HALAMAN TRANSLITERASI ........................................................................... viii

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ xvi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xvii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 9

D. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 9

E. Kajian Pustaka ............................................................................................ 11

F. Landasan Teori ........................................................................................... 14

G. Metode Penelitian....................................................................................... 22

BAB II Nilai-Nilai Pendidikan Islam

A. Konsep Pendidikan Islam ........................................................................... 28

B. Pendidikan Islam ........................................................................................ 34

1) Akidah ............................................................................................ 37

2) Syariat ............................................................................................ 37

3) Akhlak ............................................................................................ 40

C. Biografi singkat Nabi Isa ........................................................................... 43

1. Kelahiran Nabi Isa................................................................................ 43

2. Kerosulan dan Kenabian Isa ................................................................ 45

3. Wafatnya Nabi Isa ................................................................................ 46

D. Biografi singkat Maryam ........................................................................... 48

1. Kelahiran Maryam ............................................................................... 49

2. Kehidupan Maryam .............................................................................. 52

3. Wafatnya Maryam ................................................................................ 54

BAB III PENDIDIKAN ISLAM PADA SURAT MARYAM

A. Pengertian Pendidikan Islam ...................................................................... 49

B. Ruang Lingkup Surat Maryam ................................................................... 52

C. Pendidikan Maryam pada Isa ..................................................................... 71

D. Materi Pendidikan di dalam Kisah Maryam .............................................. 73

E. Metode Pendidikan di dalam Kisah Maryam ............................................. 75

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

xx

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DARI SURAH

MARYAM AYAT 30-34

A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dari Surah Maryam Ayat 30-34 ............ 76

1. Nilai Pendidikan Akidah ................................................................ 77

2. Nilai Pendidikan Syariat ................................................................ 83

3. Nilai Pendidikan Akhlak ................................................................ 86

B. Aktualisasi Nilai Pendidikan Islam dari Surah Maryam Ayat 30-34 ... 91

1. Nilai Akidah ................................................................................... 93

1) Mengenalkan Arti Kandungan di dalam Al-Quran ............ 93

2) Mengenal Rasul .................................................................. 95

3) Mengenalkan Nama Malaikat dan Tugasnya ..................... 96

2. Nilai Syariat ................................................................................... 97

1) Membiasakan Sholat Tepat Waktu .................................... 98

2) Mengenalkan Zakat ............................................................ 98

3. Nilai Akhlak ................................................................................... 99

1) Berbakti kepada Orang Tua ............................................... 100

2) Menanamkan Sifat Jujur .................................................... 101

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................... 104

B. Saran ........................................................................................................... 107

C. Penutup ....................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 109

LAMPIRAN

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan konsep ajaran yang diyakini memiliki nilai-nilai kebenaran

oleh kaum Muslim pada dasarnya juga merupakan filsafat dan dijadikan sebagai

pandangan hidup. Lebih jauh, bagian dari konsep ilahiyat, ajaran Islam

mengandung kebenaran hakiki. Keyakinan ini mendorong kaum Muslim untuk

menjadikan sumber ajaran Islam yang termuat dalam Al-Quran dan Al-Hadits

sebagai dasar dan tujuan untuk mewujudkan suatu tatanan kehidupan yang

Islami.2

Secara realita sikap yang diperlukan untuk mewujudkan tatanan kehidupan

tersebut. Kaum Muslim harus bisa menanamkan nilai-nilai ajaran Islam di dunia

pendidikan. Hal ini dikarenakan pedoman hidup kaum Muslim yang berupa Al-

Quran dan Al-Hadits dijadikan sebagai sumber pendidikan Islam yang pada

tujuan akhirnya mampu menciptakan atau membentuk Muslim sejati yaitu sosok

manusia yang berpredikat muttaqin serta berakhlak mulia dalam tatanan

kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran menpunyai nilai-

nilai edukatif dari risalah Al-Quran.

Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan Islam tersebut. Risalah di surat

Maryam merupakan salah satu di antara sekian banyak risalah yang paling

lengkap untuk menuntut dan mewujudkan sosok manusia sebagai insan kamil.

2 Agus Salim, Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kisah Nabi Isa AS. (Ditinjau dari Perspektif

Tafsir Al-Azhar) Tesis, UIN Sumatera Utara Medan, Medan : UPT Perpustakaan UIN Sumatra

Utara, 2016, hlm 1.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

2

Sebagaimana dikemukakan dalam surat Maryam terdapat tiga elemen dasar atau

konsep pendidikan Islam yaitu aqidah, syariat dan akhlak. Adapun pengertian Al-

Quran tersendiri adalah sebuah kitab yang berisi segala petunjuk yang membawa

kehidupan manusia menuju kebahagian di dunia dan akhirat.

Berdasarkan statement tersebut bisa dipahami bahwa para pendidik harus

kembali kepada Al-Quran untuk membentuk nilai agama yang dibutuhkan untuk

tafaqquh fiddin sekaligus mendidik manusia secara paripurna. Al-Quran sebagai

satu-satunya sumber utama yang memuat nilai-nilai pendidikan Islam, misalnya

pada saatnya muncul pertanyaan terkait dengan aspek kehidupan sosial

kemasyarakatan ataupun soal agama, semua komponen pendidik harus

memperoleh rujukan tentang nilai-nilai yang dimaksud. Secara mikro jawabanya

adalah di Surat Maryam.

Secara khusus surat Maryam ayat 30 sampai 34 memiliki makna yang sangat

luas dan mendalam, di dalamnya membahas 3 konsep tentang nilai-nilai

pendidikan Islam. Di antaranya yaitu nilai akidah, nilai syariat dan yang terakhir

adalah nilai akhlak.

Pertama, secara singkat Akidah. Sebagaimana dikemukaan Hasan Al-Banna

bahwa aqa’id (bentuk jamak dari akidah) artinya beberapa perkara yang wajib

diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi

keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan-raguan.3 Dari nilai

akidah juga bisa terlihat bahwa ada hubungan antara iman dan perbuatan manusia.

Iman menjadi landasan bagi pelaksanaan perbuatan manusia yang baik.

3 Imam Efendi dkk, Akidah Islam, Yogyakarta, UII Press, 2012, hlm 29.

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

3

Perbuatan yang didasari oleh iman dan dijiwai oleh syariat Islam akan

menimbulkan perbuatan yang terarah, terencana dan terkendali, sehingga terjaga

dari perbuatan yang merugikan baik dirinya sendiri, maupun orang lain. Di sinilah

pentingnya penanaman nilai akidah yang benar kepada manusia, supaya

pemahaman keagamaan yang mereka miliki tidak dangkal yang menyebabkan

mudah terjerumus ke dalam aksi-aksi anarkisme.

Kedua, syariat. Secara singkat bisa dipahami sebagai ajaran Islam yang

mempunyai seperangkat nilai yang mengatur tata hubungan secara vertikal dan

horizontal. Dengan adanya nilai syariat dalam tatanan hidup manusia akan

terbentuk juga pola kehidupan yang penuh harmonis. Sebagimana yang pernah

diungkapkan oleh Asy-Syatibi bahwa tujuan syariat adalah mewujudkan

kemashlahatan manusia, baik di dunia ataupun akhirat.4

Dalam syariat Islam juga akan terbentuk peraturan yang mengikat manusia

untuk bisa memenuhi hak-hak dan kewajibanya. Sebagai contoh dalam hal

kewajiban, muslim dapat melaksanakan kewajibanya tanpa ada gangguan dari

yang lain. Begitu juga non muslim bisa melaksanakan ibadanya tanpa adanya

gangguan dari pihak lain. Hal ini bisa dipahami betapa pentingnya penanaman

nilai syariat, supaya dalam tatanan kehidupan secara muamalah ataupun ibadah

bisa terbentuk secara harmonis.

Ketiga, secara singkat bisa dipahami bahwa akhlak adalah salah satu dari tiga

kerangka dasar ajaran Islam yang memiliki peran yang sangat penting. Akhlak

yang mulia bisa dikatakan juga sebagai buah atau hasil yang diperoleh dari proses

4 Asy-Syatibi dari bukunya Imam Efendi , Akidah Islam, Yogyakarta, UII Press, 2012, hlm 30.

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

4

penerapan akidah dan syariat. Ibarat bangunan yang dibangun secara baik, akhkak

merupakan kesempurnaan dari bangunan setelah fondasi dan tiang penyangga

bangunan tersebut.

Bertitik tolak dari hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya nilai akhlak

sebagai pembentukan karakter peserta didik yang nantinya sebagai penerus

generasi bangsa. Artinya bangsa akan jaya bila warga negaranya terdiri dari

masyarakat yang berakhlak luhur. Sebab yang menyebabkan kehancuran dan

kejahatan itu bukan karena kurangnya ilmu melainkan kurangnya akhlak.

Dengan demikian penanaman nilai akidah, syariat dan akhlak melalui proses

pendidikan secara mutlak dibutukan. Adapun proses pendidikan pada hakikatnya

adalah usaha untuk mempengaruhi, mengubah dan membentuk kepribadian dan

tingkah laku, sehingga sesuai dengan tujuan hidup manusia yang dicita-citakan.

Sebab apabila pendidikan Islam terutama berkaitan dengan ketiga nilai-nilai

tersebut tidak bersumber pada ajaran Islam itu sendiri dikhawatirkan justru akan

semakin jauh dari cita-cita yang ingin dicapai.

Semua penjelasan dari keempat ayat tersebut intinya bermuara pada ajakan

untuk menanamkan secara mendalam kepada peserta didik melalui proses

pendidikan, karena pendidikan merupakan sebuah proses perubahan dan

penghayatan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui

penumbuhan dan pengembangan potensi fitrah-nya.

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

5

Sebagaimana dikemukakan Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.5

Ketika seorang anak dilahirkan ke dunia sebenarnya sudah membawa dua

unsur yaitu rohani dan jasmani, kedua unsur tersebut dapat mempengaruhi proses

pendidikannya. Sedangkan di dalam unsur rohani terdapat dua aspek yaitu aspek

psikologi, dan aspek spiritual. Aspek psikologi berkembang sesuai dengan

perkembangan yang terjadi pada aspek spiritual.

Di dalam pembinaan pada unsur jasmani akan menghasilkan ketrampilan.

Kecenderungan pada unsur rohani secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu

kecenderungan menjadi orang baik dan kecenderungan menjadi orang buruk.

Begitu pula di dalam perkembangan unsur-unsur jasmani banyak dipengaruhi

oleh faktor lingkungan, terutama karena berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan fisik itu yang bersifat primer atau sekunder. Pendidikan merupakan

lingkungan yang paling penting dalam membantu manusia untuk mencapai

perkembangannya. Oleh sebab itu, penyelenggaraan pendidikan merupakan suatu

keharusan.

Dalam pendidikan Islam, dua unsur yakni jasmani dan rohani yang akan

membentuk manusia dengan segala potensinya sama-sama mendapat perhatian.

Unsur rohani tidak lebih diutamakan atas unsur jasmani, demikian juga

sebaliknya, untuk itu kedua unsur tersebut saling mempengaruhi. Artinya unsur

5 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : PT. Al-Ma‟arif,

1962, hlm. 19.

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

6

rohani tidak harus diutamakan atas unsur jasmani, demikian yang sebaliknya.

Aspek akal dengan daya berpikirnya dilatih untuk mempertajam penalaran, daya

perasa atau kata hati diasah dengan menggunakan ibadah seperti : zakat, puasa,

haji dan lainnya.6

Keseimbangan pendidikan jasmani dan rohani, pendidikan Islam

sesungguhnya menganut prinsip yang sekarang disebut sebagai "Pendidikan

Manusia Seutuhnya”. Konsep manusia seutuhnya dalam pandangan Islam dapat

diformulasikan secara garis besar sebagai pribadi muslim yakni manusia yang

beriman dan bertakwa serta memiliki berbagai kemampuan yang teraktualisasi

dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan

lingkungannya secara baik, positif dan konstruktif.7

Berkenaan dengan itu, Quthb Muhammad mengemukakan bahwa Islam

memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa yang terdapat

di dalam dirinya atas dasar fitrah yang diberikan Allah kepadanya. Tidak ada

sedikitpun di antara fitrah itu yang diabaikannya, tidak pula memaksakan apa pun

selain apa yang dijadikan sesuai dengan fitrahnya. Ia menganalisis fitrah manusia

secara cermat, lalu menggesek seluruh senar hingga melahirkan nada yang

selaras. Ia tidak menggesek senar-senar itu satu demi satu sehingga menimbulkan

suara yang sumbang dan irama tidak harmonis yang tidak mengekspresikan

gubahan paling mengesankan.8

6 Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta : Friska Agung Lestari, 2000,

hlm. 130.

7 Ibid, hlm 75.

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

7

Terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan mampu

melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Atas dasar ini Syihab M.

Quraish berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia

secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai

hamba dan khalifah-Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang

ditetapkan Allah.9

Pendidikan Islam adalah identik dengan dasar ajaran Islam. Keduanya

bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits.10

Achmadi menambahkan bahwa pendidikan Islam adalah segala usaha untuk

memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya manusia yang

ada padanya menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam.11

Atas dasar tersebut melalui pendidikan manusia bisa belajar menghadapi

alam semesta demi mempertahankan kehidupannya, sehingga dalam konteks

Islam menetapkan pendidikan dalam kedudukan yang paling tinggi dan penting.

Dengan demikian melalui pendidikan manusia bisa belajar menghadapi alam

semesta serta mewujudkan cita-cita yang ingin dicapai. Hal ini bisa dilihat dalam

Al-Qur‟an dan hadits yang banyak menjelaskan tentang arti pendidikan bagi

kehidupan umat manusia sebagai hamba Allah.12

8 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun, Bandung : Al-Ma'arif,

1984, hlm. 27.

9 M. Quraish Syihab, Membumikan al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1992, hlm. 173.

10

Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, terj. Hasan

Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1999, hlm. 41.

11

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005, hlm. 28-29.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

8

Sebagai pedoman bagi umat Islam, Al-Qur‟an mengandung nilai-nilai yang

memberikan petunjuk bagi manusia. Hampir dua pertiga ayat-ayat Al-Qur‟an

mengandung motivasi kependidikan bagi umat manusia. Bila dicermati secara

mendalam akan tampak bahwa Allah adalah sebagai Maha Pendidik.

Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ajaran yang berisi tentang nilai-nilai

pendidikan agama Islam, seperti yang terdapat dalam surat Maryam. Dalam surat

tersebut terdapat beberapa nilai dalam pendidikan Islam. Di antaranya ajaran Nabi

Isa mengenai sholat dan zakat yang menonjol dan terdapat pula dalam ajaran Nabi

Muhammad SAW. Bahkan dalam ajaran Islam sholat dan zakat termasuk salah

satu pokok ajaran Islam. Hal ini merupakan salah satu tugas kenabian bagi Nabi

Isa yang harus disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidupnya.

Al-Qur‟an banyak juga membawakan kisah Nabi Isa sejak dalam kandungan

ibunya sampai menjadi Nabi. Seperti yang terkandung di dalam surat Maryam

ayat 30 sampai 34. Begitu pula lafadz-lafadz yang lain. Secara umum

mengandung pokok-pokok ajaran Islam tentang akidah, syariat dan akhlak

sebagaimana diwakili Surat Maryam yang berada di atas.

Atas dasar pemikiran di atas penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap

kandungan makna pendidikan yang terdapat dalam Surat Maryam dalam bentuk

skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Maryam Ayat

30-34 Tinjauan Akidah, Syariat dan Akhlak.”

12

Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Logos, 1999, hlm. 2.

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat dikemukakan beberapa

pokok rumusan masalah diantaranya sebagai berikut

1. Apa Risalah Nabi Isa di dalam surat Maryam ayat 30-34?

2. Apa pendidikan Maryam terhadap Nabi Isa A.S?

3. Apa nilai-nilai pendidikan Islam dari surat Maryam ayat 30-34?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan risalah Isa dalam Surat Maryam ayat 30-34.

2. Untuk mendeskripsikan pendidikan Maryam terhadap Nabi Isa A.S.

3. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam dalam Surat

Maryam ayat 30-34.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah

1. Memberikan khazanah keilmuan civitas akademik di Fakultas Ilmu

Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

2. Memberikan referensi dan potret mendidik anak sehingga menjadi

individu yang sholeh dan sholehah.

3. Memberikan motivasi bagi pembaca supaya dapat mengetahui tentang

makna keagamaan yang terkandung di kitab Al-Quran.

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

10

D. Sistematika Pembahasan

Karya ilmiah ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I merupakan bagian pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,

landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II membahas tentang konsep pendidikan Islam yang berdasarkan Al-

Quran sebagai kitab kependidikan bagi kaum muslim. Bagian terakhir

menceritakan biografi Maryam dan Nabi Isa secara singkat.

Bab III mendenifisikan pendidikan Islam dari sudut pandang epistemologi

dan isi-materi (akidah, syariat dan akhlak). Bagian terakhir mendeskripsikan

metode penafsiran yang diambil dari ruang lingkup surat Maryam, Asbabun

Nuzul, Munasabah dan pendapat para mufasir.

Bab IV merupakan penggalian aspek-aspek dan nilai-nilai pendidikan

Islam yang terkandung di Surat Maryam ayat 30-34 yang didahului dengan

pengumpulan ayat-ayat yang terkait serta penafsiran dari beberapa sumber

seperti kitab Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Bayyan, Tafsir Al-Misbah, Tafsir

Al-Azhar, dan Tafsir An-Nur Al-Majid

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran, yang

dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

11

E. Kajian Pustaka

Dalam perancangan skripsi ini. Penulis mengunakan prior research atau

penelitian terdahulu yang di dalamnya membahas mengenai hal-hal yang

menyangkut tentang nilai-nilai pendidikan Islam. Dan penelitian ini digunakan

dalam rangka menambah khazanah kepustakaan tentang pendidikan. Sepanjang

pengetahuan penulis, belum ada yang pernah melakukan penelitian yang khusus

mengkaji masalah nilai-nilai pendidikan Islam dalam surat Maryam ayat 30-34.

Dalam pembahasan skripsi ini. Penulis lebih memfokuskan prior research

yang memiliki objek khusus. Ada beberapa prior research yang penulis anggap

relevan untuk dijadikan acuan diantaranya sebagai berikut;

1. Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran Surat Maryam Ayat 40-41. Skripsi yang

ditulis oleh Sayidatul Muwafiqoh.13

Dalam penelitian ini membahas

mengenai nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Surat Maryam ayat 40-41.

Pendidikan Akhlak dalam surat Maryam ayat 40-41 menjelaskan bahwa

akhlak terbagi menjadi beberapa macam, faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan akhlak dan ruang lingkup pendidikan akhlaq. Sedangkan isi

dari pendidikan Akhlak dari Surat Maryam ayat 40-41 adalah ajaran selalu

bersikap jujur. Selain itu aktualisasi dari ayat itu dalam pendidikan karakter

berupa: menanamkan sifat jujur, menanamkan sifat tauhid kepada anak sejak

dini, bersikap lemah lembut kepada orang tua, serta menanamkan sifat lemah

lembut dan tegas dalam membela yang benar. Adapun metode yang dipakai

meliputi: metode tafsir maudhu‟i, metode deskripsi dan metode analisi.

13

Sayidatul Muwafiqoh, Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran Surat Maryam Ayat 41-42,

Skripsi IAIN Salatiga, Salatiga : UPT Perpustakaan IAIN Salatiga, hlm 10.

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

12

2. Nilai-Nilai Ketauhidan dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 21-22 dan

Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. Skripsi yang ditulis oleh Dede

Sulaeman Apandi. Dalam penelitian ini membahas mengenai bagaimana nilai

ketauhidan Rububiyah, ketauhidan Uluhiyah dan ketauhidan Ubudiyah yang

terkandung di dalam Surat Al-Baqarah Ayat 21-22 bisa didapat yang bermula

dari penelitian Nabi Ibrahim terhadap fenomena alam. Dengan tujuan agar

manusia mengunakan akalnya untuk berpikir. Adapun metode penelitian yang

digunakan meliputi: metode dokumentasi data dan metode analisis data yang

terkumpul.14

3. Nilai-Nilai Pendidkan Islam dalam Surat Al-Mujadalah (Kajian terhadap

Tafsir Maraghi) Skripsi yang ditulis oleh Donny Khoirul Aziz. Dalam

penelitan ini membahas mengenai kandungan nilai-nilai pendidikan Islam

yang terdapat di dalam Surat Al-Mujadalah yang berupa nilai aqidah, nilai

Akhlak mengenai adab di majlis pertemuan dan tentang rajin mencari ilmu.

Sedangkan yang terakhir mengandung nilai syariat yang berupa shalat, zakat

dan sedekah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode

pendekatan paedagogis dengan analisis isi. Semacam penarikan kesimpulan

melalui usaha menemukan pesan karakteristik secara sistematik dan objektif.15

14

Dede Sulaeman Apandi, Nilai-Nilai Ketauhidan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat

21-22 dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta : UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hlm 20.

15 Donny Khoirul Aziz, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Al-Mujadalah Ayat 11-13

(Kajian Terhadap Tafsir Al-Maragi), Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta : UPT

Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009, hlm 18.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

13

4. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran Surat Al-Furqon ayat 63-77.

Skripsi yang ditulis oleh Nor Aning Herlianti. Dalam penelitian ini yang

pertama membahas mengenai pengertian akhlak yang bertujuan untuk

membangun kepribadian karakter peserta didik. Dan yang kedua membahas

konsep pendidikan Akhlak dalam Islam menurut tuntunan Al-Quran surah Al-

Furqon ayat 63-77, yang secara konseptual sangat ideal, karena di dalamnya

mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak yang relevan untuk diterapkan di

dunia pendidkan. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah

pendekatan deskriptif kualitatif, data yang diambil berupa hasil dari library

reseach yang berupa kata-kata. Sedangkan metode analisis penelitian ini,

mengunakan metode tahlili (analisis dalam penafsiran).16

5. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 36. Skripsi

yang ditulis oleh Desi Indrawati.17

Dalam penelitian ini membahas berbagai

macam pembahasan nilai pendidikan Islam yang dikandung surat An-Nisa

ayat 36. Yang pertama membahas pendidikan Islam harus mendahulukan

konsep tauhid sebagai fondasi dari nilai-nilai pendidikan yang lain. Yang

kedua pendidikan harus berorientasi pada penghargaan nilai-nilai

kemanusiaan, untuk saling menghargai satu sama lain, baik keluarga maupun

16

Nor Aning Herlianti, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran Surat Al-Furqon Ayat

63-77, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta : UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2005, hlm 20.

17

Desi Indrawati, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat An-Nisa’ Ayat 36, Skripsi,

STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Langsa : UPT Perpustakaan STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa,

2014, hlm 8.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

14

sosial. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, mengunakan

metode deskriftif interpretatif dan mengunakan kajian library reseach.

Adapun perbedaan dari berbagai penelitian sebelumnya. Terletak pada

pembahasan nilai-nilai pendidikan Islam secara terpisah atau bisa dikatakan

dalam penelitian sebelumnya hanya menguraikan satu nilai pendidikan Islam di

salah satu surat yang terdapat dalam Al-Quran. Sedangkan dalam penelitian yang

ditulis oleh penulis membahas secara keseluruhan nilai-nilai pendidikan Islam

yaitu akidah, syariat dan akhlak di Surat Maryam ayat 30 sampai 34.

F. Landasan Teori

Dalam pembahasan dan pembuatan skripsi ini. Penulis mengunakan landasan

teori yang bersifat normatif untuk memperkuat analisis data yang ada. Karena

penulis skripsi ini berdasarkan pada kajian kitab Al-Quran dengan menganalisis

nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam Surah Maryam ayat 30-34.

Maka ada beberapa teori yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi ini.

Landasan teori yang dijadikan sebagai kajian diantaranya sebagai berikut:

1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam

Secara garis besar nilai dibagi ada dua kelompok yaitu nilai nurani

values of being dan nilai-nilai memberi value of giving. Sebagaimana

pengertian values of being merupakan nilai yang ada dalam diri manusia

kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan

orang lain. Values of giving merupakan nilai yang perlu dipraktekkan

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

15

dalam kehidupan sehari-hari, seperti setia, dapat dipercaya, hormat, cinta,

kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah hati.18

Sama halnya Muhaimin yang berpendapat bahwa kata nilai-nilai

merupakan kata majemuk yang berasal dari kata dasar values diartikan

sebagai perangkat moralitas yang paling abstrak dan sering tidak disadari

tentang hal-hal yang benar dan penting.19

Adapun pengertian nilai dari

KBBI bisa diartikan sebagai banyak sedikitnya isi.20

Atau agar mudah

dipahami nilai merupakan suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan

yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak khusus

kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan dan perilaku. Seperti nilai

ketuhanan, kemanusian dan keadilan.

Adapun pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa mampu memahami, menghayati

dan mengamalkan ajaran Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh,

serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidupnya.21

Jadi nilai-nilai pendidikan Islam yang dimaksud adalah hal-hal yang

penting dan berguna bagi manusia yang sifatnya mendidik yang terdapat

dalam pendidikan Islam dan yang terkandung di dalam surat Maryam ayat

30 sampai 34.

18

Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm 7.

19 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya, 1993, hlm. 110.

20

Sri Sukesi Adiwinata, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, cet.

II, hlm. 690

21

Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992, hlm. 86.

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

16

Sehingga dengan semacam itu materi yang terkandung bisa didapat

melalui nilai apa saja yang terdapat dalam kehidupan manusia sedangkan

materi dalam pendidikan Islam, nilai yang terkandung di dalamnya lebih

mengacu pada point-point tertentu dalam pendidikan Islam.

2. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an menurut bahasa ialah “bacaan atau yang dibaca”, asal kata

qara’a. Kata Al-Qur‟an itu berbentuk masdar dengan arti isim maful yaitu

maqru (dibaca).22

Adapun definisi Al-Qur‟an ialah: “Kalam Allah SWT

yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

dan yang ditulis di mushaf, dan diriwayatkan dengan mutawatir serta

membacanya adalah ibadah.

3. Risalah Al-Quran

رزم خمى از٠ لجى ؼى ابط اػجذا سثى از ٠بأ٠ب

Artinya : “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan

dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa” (Q. S Al-

Baqorah : 21)

Potongan ayat ini menunjukkan bahwa risalah Al-Quran dimaksudkan

untuk seluruh dunia, seluruh manusia tanpa perbedaan apakah itu dari

Persia ataupun Arab, Timur ataupun Barat. Bahkan Al-Quran tidak

diturunkan hanya kepada orang-orang yang hidup pada masa turunnya. Ia

22 M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Bulan

Bintang, 1994, hlm. 1

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

17

telah diturunkan juga untuk generasi-generasi berikutnya hingga sampai

akhir zaman atau hari kiamat kiamat datang.23

4. Surat Maryam.

Surat Maryam terdiri dari 98 ayat, surat ini termasuk golongan surat-

surat Makiyah karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi

Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Surat ini dinamai “Maryam” karena

surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s yang serba ajaib.

Yaitu melahirkan putranya (Isa A.S), sedangkan beliau sebelumnya belum

pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa

A.S tanpa bapak merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT.

Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian luar biasa dan ajaib dalam

surat ini diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula yaitu

dikabulkannya do‟a Hannah (Ibundanya Maryam) agar beliau dianugerahi

seorang anak sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan

beliau. Sedangkan usia beliau sudah sangat tua dan beliau juga seorang

yang mandul, sehingga menurut ilmu biologi tidak mungkin terjadi. 24

5. Ayat 30-34 di dalam Surah Maryam

Perihal di ayat ini, ada semacam pengutaraan kisah Maryam sebagai

kejadian luar biasa dan ajaib. Dalam surat ini diawali dengan kisah

kejadian yang luar biasa dan ajaib pula yaitu dikabulkannya do‟a Hannah

23 Maulana Kausar Niazi, To Wards Understanding The Al-Quran, Terj, Agus Wahid,

Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1983, hlm 17.

24 Ibid, hlm 461.

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

18

(Ibundanya Maryam) agar beliau dianugerahi seorang anak sebagai

pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau. Sedangkan usia

beliau sudah sangat tua dan beliau juga seorang yang mandul, sehingga

menurut ilmu biologi tidak mungkin terjadi.

Dari ayat ini juga, tepatnya di ayat 30 sampai 34 dikisahkan adanya

interaksi pendidikan Maryam kepada nabi Isa. Ayat-ayat tersebut

menjelaskan bagaimana Maryam menggendong Isa yang dibawa di tengah

kaumnya. Untuk mengklarifikasi tuduhan kaumnya yaitu bani Israel atas

perilaku perzinaan yang dilakukan oleh Maryam.25

Ketika itu atas izin

Allah, Isa berbicara membawa fakta kebenaran yang pada akhirnya

menyelesaikan permasalahan antara Maryam dan kaumnya.

Atas perihal yang dijelaskan di atas, secara garis besar isi kandungan

di dalam surah Maryam ayat 30 sampai 34 mempunyai tema sebagai

berikut, materi pembicaraan Nabi Isa meliputi penegasan bahwa dirinya

hamba dan nabi Allah yang diberi kitab berupa Injil dan membawa syariat

sholat, zakat dan akhlak.

1. Tujuan Edukatif Kisah dari Al-Quran

Kisah dalam Al-Quran bukan tanpa tujuan, melainkan sarat dengan

tujuan. Tujuan pokoknya selalu tunduk kepada tujuan agama. Kisah

merupakan salah satu diantara sekian banyak metode al-Quran untuk

menuntut dan mewujudkan tujuan edukatif untuk menyampaikan dan

mengokohkan dakwah Islamiyah. Di antara tujuan kisah Quran ialah

25

Sariono, “Referensi Agama; Ayat-Ayat tentang Pendidikan Nabi Isa”, dikutip dari

http://www.referensiagama.blogspot.co.id/ diakses pada 8 Desember 2017.

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

19

merealisasikan yang berkaitan dengan tujuan-tujuan keagamaan, terutama

menyangkut fungsi manusia yang hidup di dunia baik sebagai hamba

Allah maupun sebagai wakil Tuhan (khalifah). Karena Al-Quran

merupakan wahyu Allah yang menjadi kitab petunjuk dan pedoman bagi

umat manusia. Melalui metode kisah pesan-pesan pendidikan dan dakwah

Islamiyah lebih mudah dicerna, menarik dan menggugah hati pendengar

atau pembacanya.26

2. Akidah

Akidah dalam segi bahasa berarti ikatan, kepercayaan, keyakinan atau

iman. Sementara itu, dari segi istilah, akidah atau iman adalah jika

seseorang telah mengikrarkan dengan lisan, meyakini sepenuh hati dan

mengamalkan apa yang diimani dalam perbuatan sehari-hari. Adapun

pengertian Akidah secara singkat adalah fondasi ajaran Islam yang sifat

ajarannya pasti, mutlak kebenaranya, terperinci dan monoteitis. Ajaran

intinya adalah meng-Esa-kan Tuhan. Oleh karena itu, ajaran akidah Islam

yang bertauhid sangat menentang segala bentuk kemusyrikan.27

Sedemikian rupa pembahasan pokok akidah Islam berkisar pada

akidah yang terumuskan dalam rukun iman yang ada enam bagian, yaitu

iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah,

iman kepada Rosul-rosul-Nya, iman kepada hari akhirat, iman kepada

qada‟ dan qadar Allah.

26 Mustaqim, Abdullah, Desember 2001, “Kisah Al-Quran; Hakekat Makna dan Nilai-Nilai

Pendidikannya” Jurnal Volume 15, nomor 2.

27

Imam Efendi dkk, Aqidah Islam, Yogyakarta, UII Press, 2012, hlm 78.

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

20

3. Syariat

Syariat dalam segi bahasa berarti jalan yang harus dicapai atau dilalui.

Adapun menurut istilah syariah adalah ketentuan hukum Allah yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan

manusia, hubungan manusia dengan flora, fauna dan alam lainya.

Sedangkan syariat sendiri bisa dibagi menjadi dua bagian diantaranya

Ibadah dan mu‟amalah.28

Seperti halnya kata ibadah bisa dikatakan sebagai aturan tentang

hubungan manusia dengan Allah. Ibadah ini bisa dibagai menjadi dua

macam yaitu;

1. Ibadah mahdhah yaitu aturan-aturan tentang tata cara hubungan

manusia dengan Allah. Seperti yang tercantum atau terumuskan dalam

rukun Islam yang kelima.

2. Ibadah ghairu mahdhah yaitu segala perkataan dan perbuatan yang

baik menurut agama yang dilakukan untuk mendapatkan keridhaan

Allah, seperti melakukan ta‟ziyah, menjenguk orang sakit dan lain

sebagainya.

Pengertian mu‟amalah berupa aturan tentang hubungan manusia

dengan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhaan hidupnya, baik yang

primer maupun yang sekunder.

28 Ibid, hlm 79.

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

21

4. Ahklak

Akhlak dalam segi bahasa berarti perbuatan spontan. Adapun menurut

istilah akhlak berarti aturan tentang perilaku lahir dan batin yang dapat

membedakan antara perilaku yang terpuji dan tercela antara yang salah

dan yang benar, antara yang patut dan yang tidak sopan dan antara baik

dan buruk.29

Sifat ajaran akhlak Islam adalah universal, eternal dan absolut. Akhlak

merupakan tujuan pokok didakwahkannya Islam. Akhlak yang benar

menurut Islam adalah akhlak yang dilandasi dengan iman yang benar.

Dalam Islam ketika ajaran pokok yaitu aqidah, Islam, dan ikhsan

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, yang tujuan

intinya adalah menjadikan manusia sebagai sumber kebajikan dalam

masyarakat.

29

Ibid, hlm 80.

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

22

G. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian selalu dihadapkan pada permasalahan yang akan

dipecahkan. Untuk pemecahan permasalahan tersebut penulis menggunakan

pendekatan kualitatif. Adapun penjelasan secara rinci sebagai berikut:

1. Pendekatan penelitian

Penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, bahwa

penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif karena penelitian ini berusaha

menggambarkan data dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut

kategori untuk memperoleh simpulan.30

Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberikan gambaran penyajian laporan secara jelas. Dalam hal ini penulis

mencoba untuk mengkaji Surat Maryam dan buku-buku yang berhubungan

dengan nilai-nilai pendidikan Islam.

2. Sumber Data

Sumber yang digunakan untuk memperoleh data dalam penulisan skripsi ini,

penulis menggunakan sumber library research,31

yaitu serangkaian kegiatan yang

berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat

serta mengolah bahan penelitian. Baik yang sudah dipublikasikan atau belum.

30 Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1990, hlm. 6.

31

Zed Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Yogyakarta : Yayasan Obor Indonesia,

2004, hlm 3.

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

23

Penulis membagi sumber data menjadi dua bagian, yaitu:

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber informasi yang langsung

mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan dan

penyimpanan data.32

Merupakan sumber pokok yang memuat ide-ide awal

tentang suatu bahan kajian, dalam hal ini data primer yang dijadikan

bahan penelitian utamanya adalah Al-Quran yang terbitan dari Universitas

Islam Indonesia.

Al-Quran tersendiri merupakan sumber pedoman dan petunjuk hidup

bagi manusia yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad

melalui Malaikat Jibril. Berdasarkan dari penjelasan tadi, sangat tepat bila

isi kandungan Al-Quran dijadikan sebagai bahan data primer untuk

penelitian. Karena Al-Quran merupakan kiblat dari kitab kependidikan,

semisal isi kandungan yang ada di Al-Quran yang dijadikan sebagai bahan

pedoman hidup manusia. Selain itu banyak juga nilai yang ditemui, nilai-

nilai tersebut mengatur semua aspek kehidupan yang mencakup akidah,

syariat, akhlak dan termasuk juga dari Al-Quran banyak peristiwa dan

hikmah-hikmah yang dijadikan sebagai bahan pelajaran buat manusia.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data-data yang digunakan untuk

memperkuat sumber utama (primer) supaya dalam penelitian akan lebih

32 Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Srtategi, Bandung: Angkasa, 1993,

hlm. 42.

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

24

valid untuk menemukan kesimpulan yang ingin dicapai. Adapun

pengertian sumber data sekunder yaitu data yang mengutip dari berbagai

sumber lain. Dengan tujuan agar tidak bersifat autentik karena diperoleh

dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya. 33

Sumber data sekunder dalam

penulisan skripsi ini adalah buku-buku Tafsir. Penulis mengambil rujukan

dari kitab-kitab Tafsir ini (Al-Misbah, Al-Azhar, Maraghi, An-Nur)

dikarenakan para pengarang kitab-kitab Tafsir tersebut, tidak bisa

diragukan lagi atas keilmuanya di bidang penafsiran dan buku-buku yang

berkaitan dengan pendidikan Islam.

3. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data adalah suatu langkah yang

kritis dalam suatu penelitian. Dalam hal ini penulis menganalisa data dengan cara

non statistik untuk data deskriptif atau tekstual.34

Data deskriptif hanya dianalisis

isinya dan karena itu analisis yang penulis gunakan adalah content analysis,

sebagai metode tafsir teks. Sebagaimana yang pernah diungkapkan Fraenkel dan

Wallen bahwa content analysis atau analisis isi adalah teknik yang dapat

digunakan penulis untuk mengkaji perilaku manusia secara tidak langsung

melalui analisis terhadap komunikasi mereka seperti; teks kitab-kitab, buku, esay,

33 Ibid., hlm. 44.

34

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rajawali,1983, hlm. 85.

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

25

koran, novel, artikel majalah, lagu, gambar iklan dan semua jenis komunikasi

yang dapat dianalisis. 35

Selanjutnya sebagai metode ilmiah, content analysis memiliki kerja sebagai

pedoman penggunaanya dalam menafsirkan teks. Maka untuk menganalisis

sejumlah ayat36

diperlukan proses pemenggalan unsur-unsur yang membentuk

ayat. Adapun prosesnya sebagai berikut; menganalisis kosa kata (termasuk

partikel-partikel huruf), menganalisis frasa, menganalisis klausa dan menganalisi

kalimat. Untuk mengoperasikan beberapa hal ini, maka dapat ditempuh melalu

cara;

1. Menentukan objek kajian, dalam penelitian ini data yang dibutuhkan

berupa ayat 30 sampai 34 di surat Maryam.

2. Data tersebut kemudian dianalisis secara struktural dengan

mendeskripsikan unsur-unsur yang membentuk ayat.

Adapun langkah-langkah dilakukan dalam content analysis sebagai berikut;

1. Metode Tahlili

Metode tahlili yaitu metode tafsir Al-Qur‟an yang berguna dalam

menguraikan atau menafsirkan makna yang dikandung oleh Al-Quran.

Dengan cara menguraikan makna ayat demi ayat, surat demi surat yang

sesuai dengan urutannya atau secara tertib yang terdapat dalam mushaf. 37

35

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2010, hlm 232-233.

36

Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III (Cet. VIII) Yogyakarta; PT.

Bayu Inara Grafika, 1988, hlm 164.

37

Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an II, Bandung : Pustaka Setia, 1997, hlm. 67.

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

26

Dalam pengunaan metode tahlili ini, penulis beralasan bahwa metode

tahlili merupakan metode penafsiran yang paling tua digunakan ketika

masa sahabat, sehingga diharapkan data yang didapat lebih valid. Metode

tahlili digunakan hanya untuk menyelami atau mengambil makna yang

tersirat dari Al-Qur‟an saja.

Menurut Abd. Hayy al-Farmawy langkah-langkah metode tahlili

dalam penafsiran ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 38

1. Pengertian kosa kata, yang diikuti dengan penjelasan arti

global ayat dari sudut pandang bahasa Arab.

2. Menerangkan Asbab Al-Nuzul dari ayat-ayat yang ditafsirkan

3. Mengungkapkan penafsiran yang pernah disampaikan oleh

nabi Muhammad, sahabat, tabi‟in, tabi‟ al-tabi‟in dan para ahli

tafsir yang dipandang dapat membantu memahami nash al-

Qur‟an yang sesuai dari berbagai disiplin ilmu.

2. Metode Interpretatif

Metode ini digunakan dalam rangka untuk menyelami isi buku dengan

setepat mungkin menangkap arti dan nuansa uraian yang disajikannya.39

Metode ini juga berperan untuk mencari makna yang merupakan upaya

untuk menangkap dibalik yang tersurat, selain itu juga untuk mencari

makna yang hanya tersirat dari beberapa buku yang bertemakan

38

A. Hayy al-Farmawy, Metode Tafsir Maudhui, Jakarta: Grafindo Persada, 1996, hlm. 12.

39

Anton Bakker dan Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius,

1989, hlm. 69.

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

27

pendidikan Islam serta mengaitkan dengan hal-hal yang terkait dengan

sifatnya yang logic teoritic, etic dan transcendental. 40

Harapan penulis dari pengunaan metode content analysis dalam penulisan

skripsi ini, diharapkan nantinya dalam penyajian laporan penelitian dapat

menyajikan secara jelas terkait tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian

ini, mampu mendefinisikan istilah-istilah penting yang harus dijelaskan secara

rinci, dan mampu membangun rasional atau hubungan konseptual untuk

menjelaskan bagaimana surat Maryam membentuk perilaku manusia paripurna

yang sesuai dengan tujuan akhir pendidikan Islam.

40

Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996, hlm. 9.

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

28

BAB II

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

A. Konsep Pendidikan Islam

Kata konsep berasal dari bahasa latin “Consipere” yang punya arti mencakup,

mengambil, menangkap. Dalam bahasa Indonesia, konsep diterjemahkan dengan

pengertian yaitu makna yang dikandung suatu objek. Adapun dalam kamus Ilmiah

bahasa Indonesia konsep dapat diartikan sebagai ide umum, pengertian, pemikiran,

ataupun rancangan dasar.

Sedangkan pemaknaan pendidikan dari kamus Ilmiah bahasa Indonesia

menuliskan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.95

Kalau dua kata ini digabungkan yaitu konsep dan

pendidikan, akan mempunyai arti bahwa konsep pendidikan semacam pemikiran

yang membahas pemaknaan pendidikan beserta tujuan pendidikan bagi manusia.

Bermula dari sini, ternyata sama halnya dengan para ahli yang mempunyai banyak

pemikiran dalam mendifinisikan pengertian pendidikan, diantaranya sebagai berikut:

95

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2007, hlm 2.

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

29

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah menuntun segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota

masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya.96

Sebagaimana juga yang pernah dikemukakan oleh Muhibbin Syah bahwa

pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang berarti memelihara dan memberi

latihan. Kemudian pendidikan berkembang tidak hanya mempengaruhi melainkan

memelihara, mengasuh, menuntun, membimbing atau memberi pertolongan kepada

anak didik. Dan menurut Undang-undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003

pasal satu ayat satu, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritiual keagamaan,

pengendalian dirinya, masyarakat bangsa dan negara.97

Dalam pengertian yang sangat sederhana dan umum pendidikan merupakan

usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki sang anak demi mencapai tujuan yang

diinginkan. Dari pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah

segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman

belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Akan tetapi

dari berbagai pengertian yang sudah diuraikan, pada intinya yang dinamakan

96

Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan, (Bagian Pertama, Cetakan Ketiga), Yogyakarta: Majelis

Luhur Persatuan Taman Siswa, 2004, hlm 20.

97

Undang-undang RI nomor 9 tahun 2009, Tentang Badan Hukum Pendidikan, Surabaya:

Kosindo Utama, hlm 128.

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

30

pendidikan adalah suatu proses untuk mempengaruhi, merubah, dan membentuk

kepribadian serta tingkah laku seseorang sehingga sesuai dengan tujuan hidup

manusia yang dicita-citakan.

Kalau dilihat dari konteks Islam pada umumnya istilah pendidikan mengacu

pada istilah al-tarbiyah, at-ta’dib, dan at-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut, yang

sering digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah al-tarbiyah. Karena al-

tarbiyah memiliki arti yang lebih dekat dengan pendidikan.

Atau bisa dikatan juga bahwa pendidikan Islam merupakan suatu pengajaran

yang bertumpu pada ajaran-ajaran Islam yang berguna untuk membentuk kepribadian

seorang muslim sesuai dengan ajaran Quran dan Hadits sebagai dasaranya. Beberapa

tokoh pemikir pendidikan Islam pernah berpendapat mengenai definisi dari

pendidikan menurut perspektif Islam, diantaranya sebagai berikut:

Al-Ghazali mengatakan bahwa pendidikan semacam proses memanusiakan

manusia sejak masa kejadianya sampai akhir hayatnya melalui beragam ilmu

pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana

proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju

pendekatan diri kepada Allah, yang bertujuan untuk menjadikan manusia yang

paripurna.98

Sebagaimana juga yang pernah dikemukakan oleh Zakiyah Darajat

bahwa pendidikan Islam adalah suatu usaha yang berguna untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa mampu memahami, menghayati dan

98

Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Gazali tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009,

hlm. 56.

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

31

mengamalkan ajaran Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Kalau dibahasakan menurut Depdiknas pendidikan Islam adalah usaha sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, hingga

mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam

dari sumber utamanya yaitu Al-Qur‟an dan hadits, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

Adapun materi yang digunakan mata pelajaran pendidikan Islam itu secara

keseluruhannya diambil dari lingkup Al-Qur‟an dan hadits, seperti keimanan, fiqh

atau ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan

Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan

manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun

lingkungannya.

Di sisi lain, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga

bersifat praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal sholeh, oleh

karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal.

Pendidikan Islam juga berisikan ajaran tentang sikap dan tingkah laku manusia baik

yang bersifat pribadi maupun masyarakat, sehingga pendidikan Islam juga bisa

disebut sebagai pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Dari uraian yang

sudah disebutkan diatas, pada intinya pendidikan Islam bisa dimaknai sebagai proses

ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

32

mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang

sesuai dengan ajaran agama Islam.

Selain itu, jika dilihat dari beberapa pengertian pendidikan Islam yang

disebutkan diatas dapat diuraikan beberapa dasar pendidikan Islam, diantaranya

sebagai berikut:

1. Dasar pendidikan

Semacam pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan, baik

dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaan

pendidikan. Oleh karena itu dasar pelaksanaan pendidikan Islam yaitu dasar

pelaksanaan yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak

langsung dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan Islam di

sekolah secara formal.99

1) Dasar Yuridis/Hukum

a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila

pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”

b) Dasar konstitusional, yaitu UUD‟45 dalam Bab XI pasal 29

ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk

beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

99

Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Bangsa, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2005, hlm 8.

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

33

c) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Undang-Undang

nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada Bab X pasal 37 ayat 1dan 2.

2) Dasar Religius

Yang dimaksud dasar religius adalah dasar yang bersumber dari

ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah

Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-

Qur‟an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain

dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:

ػظخا ا سثه ثبذىخ ادع ئ عج١ جبد ذغخ

عج١ ه ػ ظ ث اػ سثه ادغ ئ ثبز

زذ٠ ثب اػ

Artinya : “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah,

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An-Nahl : 125).100

Dan juga dalam hadits Nabi yang berbunyi:

ػجذ ي الل صلى الله عليه وسلم ثغاػ ػ ش لبي : لبي سع الل اث ػ

ا أ٠خ ). )سا اجخبس

100

Zaini Dahlan, Quran Karim dan Terjemahan, diterjemahkan dari terjemahan Arab, Cet. 11 Yogyakarta, UII Press, 2014, hlm 494.

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

34

Artinya : “Diriwayatkan dari Abdillah Ibnu Umar r.a, telah

bersabda Rasulullah S.A.W: sampaikanlah ajaranku kepada orang lain

walaupun hanya sedikit”.101

3) Dasar psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,

manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya menjadi tidak tenang

dan tidak tentram sehingga manusia membutuhkan pegangan hidup.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Zuhairini 102

bahwa semua

manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup

yang disebut dengan agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya

ada suatu perasaan yang mengakui adanya zat Allah, tempat mereka

berlindung dan tempat meminta pertolongan.

Hal semacam itu, bila dilihat secara psikologis, dalam kehidupan

ini setiap manusia sangat membutuhkan keberadaan agama untuk

dapat dijadikan sebagai acuan, bimbingan, arahan dan pengajaran bagi

setiap muslim agar dapat beribadah dan bermuamalah dalam

hubungannya dengan Sang Khaliq dan berhubungan dengan sesama

manusia atau masyarakat. Maka manusia akan merasa tenang dan

101

Imam Bukhori, Shahih Bukhori, Beirut : Darul Al-Kutb Al-Ilmiyah, 1992, Juz 3, hlm 500.

102

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, hlm 58.

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

35

tentram hatinya apabila mereka dapat mendekatkan dan mengabdikan

dirinya kepada Allah SWT.

B. Pendidikan Islam

Perlu dikemukakan bahwa karakteristik isi pendidikan Islam pertama-tama

tampak pada kriteria pemilihannya, yaitu iman, amal, dan akhlak. Dengan kriteria

tersebut maka pendidikan Islam merupakan pendidikan keimanan, pendidikan

amaliah, dan pendidikan akhlak.

Sebagaimana yang pernah diuraikan oleh Zuhairini bahwa inti ajaran pokok

dalam pendidikan Islam adalah meliputi pendidikan keimanan (akidah), pendidikan

keislaman (syari‟ah) dan pendidikan keikhlasan (akhlak). Ketiga inti ajaran pokok ini

kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dan dari

ketiganya lahirlah beberapa keilmuan agama, yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqh dan ilmu

akhlak.

1) Akidah

Dalam aspek ini akan dibicarakan masalah kepercayaan, keimanan kepada

wujud keesaan Allah SWT sehingga aspek ini merupakan prinsip pokok

dalam agama Islam. Beriman kepada Allah SWT mengandung pengertian

percaya dan meyakini akan sifat-sifatnya yang sempurna dan terpuji. Dasar-

dasar kepercayaan itu digariskan–Nya melalui Rasul-Nya, baik langsung

dengan wahyu, atau dengan sabda Rasul. Ini berarti bahwa Rasul itu adalah

pembawa ajaran Islam, maka orang beriman wajib percaya kepada Rasul

Allah.

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

36

Orang beriman wajib percaya pada malaikatnya Allah karena dengan

perantaraan malaikat Jibril, Nabi memperoleh wahyu untuk disampaikan

kepada umatnya, ada yang bertugas mencabut nyawa manusia, mengawasi

gerak-gerik manusia, penjaga neraka dan surga. Maka beriman pada malaikat

termasuk dalam pembicaraan keimanan. Ajaran yang langsung diturunkan

Allah kepada Rasul-Nya dengan wahyu yang dibukukan dalam kitab suci,

seperti yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dibukukan

dalam Al-Qur‟an. Karena itu percaya kepada kitab suci termasuk kewajiban

orang yang beriman.

Kehidupan dunia hanyalah permainan semata sedangkan kehidupan yang

sebenarnya adalah kehidupan akhirat, pada hari ini semua amal akan dihisab

dan ditimbang. Setiap manusia pasti akan mati dan dibangkitkan pada hari

akhirat. Maka orang beriman wajib percaya akan adanya hari akhirat. Dari

perihal itu Allah juga, telah memberikan norma baik dan buruk, manusia

disuruh untuk memilihnya dengan menggunakan akal pikiran dan perasaan.

Bila manusia telah memilih maka Allah yang menentukan tentang pilihannya

tersebut. Kenyataan yang terjadi itu adalah nasibnya, itu adalah takdir Allah

yang telah ditentukan dan ditetapkan-Nya. Jadi wajib bagi orang yang

beriman percaya pada qadla dan qadar Allah.

Pendidikan aqidah ini berpokok pada ajaran tentang keyakinan kepada

Allah, malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul Allah, Hari akhir dan taqdir

Allah, sebagaimana termaktub dalam al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 285.

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

37

آ ثبله آ و إ ا سث ضي ئ١ ب أ عي ث اشه

سع وزج لئىز

Artinya : "Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan

kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.

Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya

dan rasul-rasul-Nya…..” (Q.S. Al-Baqarah : 285). 103

Ajaran-ajaran tentang akidah ini hanya bersumber kepada Al-Qur‟an dan

hadits, sehingga dalam hal ini akal tidak diberi kesempatan untuk menambah

hal-hal yang baru, jika hal itu terjadi pasti akan terjadi penyelewengan dari

apa yang telah digariskan oleh Al-Qur‟an dan hadits.104

Dari hal demikian

yang sudah dijelaskan, bisa diambil benang merahnya bahwa pendidikan

aqidah di dalam Islam bersifat dinamis, karena pertumbuhan iman dapat

diproses melalui sentuhan kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an yang dibaca

dengan berbagai ilmu pengetahuan, dapat pula melalui ibadah-ibadah praktis.

Yang mana bisa dikatakan juga bahwa pendidikan aqidah termasuk

landasan pokok sebagai pengembangan fitrah manusia yang mempunyai

kecenderungan untuk mengakui dan mempercayai adanya Tuhan. Dengan

begitu pendidikan ini merupakan bagian yang paling dasar dalam pendidikan

Islam. Oleh sebab itu pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan

103

Zaini Dahlan, Quran Karim dan Terjemahan, diterjemahkan dari terjemahan Arab, Cet. 11 Yogyakarta, UII Press, 2014, hlm 85.

104

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, hlm 58.

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

38

adalah pembentukan keyakinan kepada Allah yang diharapkan dapat

melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian anak didik.

2) Syariat

Syariat yang mengatur hubungan dengan amal lahir dalam rangka menaati

semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia

dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.105

Sehingga aspek pendidikan ibadah dan aspek pendidikan muamalah

merupakan bagian dari pendidikan syariat.

a. Pendidikan ibadah

Islam memandang perlu untuk manusia dalam kehidupannya suatu

tata tertib, baik material maupun spiritual. Upaya untuk ini maka Islam

memberikan peraturan peribadatan sebagai manifestasi rasa syukur

bagi manusia terhadap Khaliqnya.

Ibadah dalam arti yang khusus adalah suatu pengabdian yang

sudah digariskan oleh syari‟at Islam, baik bentuknya, caranya,

waktunya serta syarat dan rukunnya seperti shalat, puasa, zakat dan

haji. Sedangkan ibadah dalam pengertian luas adalah segala bentuk

105

Ibid, hlm 85.

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

39

pengabdian yang ditujukan kepada Allah semata yang diawali dengan

niat seperti shadaqah.106

Ketentuan bentuk, cara, waktu serta rukun yang sudah digariskan

oleh syari‟at Islam itu tidak dapat dirubah atau disesuaikan dengan

logika. Sehingga akal tidak diberi kesempatan untuk menambahnya.

Bila pelaksanaannya tidak sesuai dengan petunjuk yang telah

ditetapkan maka perbuatan itu tidak sah dianggap sebagai ibadah yang

benar.

Dalam ibadah yang aspek sosialnya amat menonjol akal diberi

kesempatan untuk menambah atau mengurangi sebab ibadah dalam hal

ini selain mengandung faedah-faedah yang bersifat duniawi, juga

memperlihatkan sifat kepatuhan manusia dalam memenuhi perintah

Tuhan. Semua perbuatan baik dan terpuji menurut norma ajaran Islam

dapat dianggap sebagai ibadah dengan niat yang ikhlas karena Allah.

Niat yang ikhlas karena Allah semata membuat suatu pekerjaan

berwarna ibadah. Niatlah yang membedakan suatu perbuatan itu

menjadi ibadah atau tidak.

Jadi pendidikan ibadah tidak hanya memberikan pengetahuan

tentang ibadah saja tetapi yang lebih penting lagi ialah anak didik

dapat melakukan kegiatan ibadah itu secara rutin dalam hidupnya.

106

Daradjat Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995,

hlm 73.

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

40

b. Pendidikan muamalah (kemasyarakatan)

Pendidikan muamalah ini mencakup pengaturan hubungan

manusia dalam rangka memenuhi kepentingan dan kebutuhan

hidupnya, baik primer maupun sekunder di atas bumi. Misalnya

bagaimana pengaturan tentang benda, tentang perjanjian-perjanjian,

tentang ketatanegaraan dan tentang hubungan antar Negara.107

Dalam pendidikan muamalah ini pada umumnya Al-Qur‟an

memberikan pedoman-pedoman secara garis besar, sunnah rasul

memberikan penjelasan-penjelasannya baik berupa pedoman umum

ataupun khusus yang diperlukan pada masa itu. Untuk selanjutnya

dalam menghadapi perkembangan kehidupan yang tidak pernah

berhenti, Islam memberikan kesempatan kepada jiwa (akal) manusia

untuk menentukan ketentuan-ketentuan yang telah termaktub dalam al-

Qur‟an dan hadits.

Sebagaimana yang dicontohkan dalam Al-Qur‟an tentang

diperbolehkannya jual beli yang dapat dalam surat Al-Baqarah ayat

275 yang mengajarkan bahwa berjual beli dibolehkan oleh agama

Islam dan harus dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan antara kedua

belah pihak. Tetapi untuk sahnya perjanjian jual beli itu diperlukan

syarat dan rukun baik yang menyangkut barang ataupun harga yang

107

Imam Efendi dkk, Aqidah Islam, Yogyakarta, UII Press, 2012, hlm 79.

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

41

diperjualbelikan. Hal ini tidak disebutkan oleh al-Qur‟an sehingga

diperlukan penjelasan dari sunnah Rasul.

3) Akhlak

Al-Ghazali memberi pengertian akhlak: al-khuluq artinya sifat dan

perilaku yang tetap dan meresap dalam jiwa dan daripadanya tumbuh

perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah tanpa memerlukan pikiran dan

pertimbangan.108

Yang berkaitan dengan akhlak menurut Islam yaitu semacam norma baik

dan buruk yang telah ditentukan oleh al-Qur‟an dan Hadits. Islam tidak

memberikan wewenang kepada manusia untuk menentukan sendiri norma

akhlak yang asasi, sebab norma akhlak harus obyektif. Sedang obyektivitas

tidak selalu terjamin dapat dilaksanakan oleh manusia.

Akhlak termasuk di antara makna yang terpenting dalam hidup ini.

Akhlak pertama kali berkaitan dengan hubungan muamalah manusia dengan

orang lain, baik secara individu maupun secara kolektif.

Akhlak tidak hanya terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia

dengan sesamanya tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan segala

yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini, bahkan sampai mengatur

hubungan antara manusia dengan Khaliqnya.

Pendidikan akhlak dalam ajaran Islam merupakan salah satu ajaran pokok

yang harus diajarkan agar manusia memiliki dan mampu melaksanakan

108

Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Jakarta : Bumi Aksara, 1991, hlm 102.

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

42

akhlak yang mulia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi

Muhammad SAW. Sejalan dengan hal itu, arah pendidikan akhlak di dalam

al-Qur‟an dan secara tegas dalam hadits nabi mengenai diutusnya Nabi adalah

untuk memperbaiki moralitas.

Sedemikian rupa dalam penekanan terpenting dari ajaran Islam pada

dasarnya adalah hubungan antar sesama manusia yang sarat dengan nilai-nilai

yang berkaitan dengan moralitas sosial. Akan tetapi tampaknya pendidikan

Islam yang selama ini dilakukan belum mampu memperbaiki moralitas sosial.

Oleh karena itu pendidikan Islam haruslah mengacu pada penanaman nilai-

nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial dan moralitas sosial.

Pendidikan akhlak dalam Al-Qur‟an diawali dengan pendidikan dalam

lingkungan keluarga, sehingga sebagai pendidik harus dapat memanfaatkan

masa sosialisasi dalam keluarga sebelum anak lebih jauh berbaur dengan

lingkungan sekitarnya. Pendidikan dalam keluarga tersebut adalah pendidikan

untuk menghormati dan menghargai orang tua. Pendidikan tersebut harus

dicontohkan oleh kedua orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

metode pembiasaan yang dilakukan oleh kedua orang tua maka seorang anak

akan terbiasa dalam hidupnya untuk selalu menghormati dan patuh pada

kedua orang tua. Metode pembiasaan tersebut dilaksanakan dengan

memberikan nasehat, pengarahan, dan contoh-contoh perbuatan (akhlak) yang

baik.

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

43

Maka berbakti kepada orang tua merupakan suatu kewajiban bagi manusia

sebagai ungkapan rasa sayang manusia kepada mereka, berbakti kepada orang

tua tidak hanya diwujudkan sewaktu orang tua masih hidup, setelah

meninggal anak masih bisa mewujudkan rasa baktinya dengan selalu

mendo‟akannya.

Karena pentingnya pendidikan akhlak dalam pendidikan Islam maka Islam

menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam dan

bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan dari pendidikan yang

sebenarnya.109

Dari hal yang semacam itu, bila diperhatikan secara garis besar tentang

nilai-nilai pendidikan Islam yang berisi pendidikan akidah, ibadah, dan akhlak

dapat penulis simpulkan bahwa Islam adalah agama yang memberikan

pedoman hidup pada umat manusia secara menyeluruh, baik yang

menyangkut kehidupan rohaniah maupun jasmaniah dan yang menyangkut

kehidupan duniawiyah maupun ukhrowiyah.

C. Biografi Nabi Isa dari Al-Quran

Seorang lagi nabi Allah yang diceritakan dari kecil di dalam Al-Quran ialah Isa.

Nabi Isa diutus kepada kaum Bani Israil dengan kitab Injil yang diturunkan sebelum

Al-Quran. Di dalam Al-Quran sendiri, nabi Isa disebut dengan empat panggilan yaitu

Isa, Isa putera Maryam, putera Maryam dan Al-Masih.

109 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, hlm 164.

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

44

Ibunya seorang yang sangat dimuliakan oleh Allah. Dia memilihnya di atas

semua perempuan di semua alam semesta. Adapun firman Allah yang pernah

disampaikan kepada Maryam sebagai berikut:

ئر لبذ الئىخ ٠ب ش٠ ئ الل ئصطفبن غشن ئصطفبن ػ

غبءاؼب١

Artinya : “Dan ketika malaikat-malaikat berkata, wahai Maryam... Allah

memilih kamu, dan membersihkan kamu, dan Dia memilih kamu di atas semua

perempuan di seluruh dunia” 110

( Q.S Ali-Imron : 42)

Maryam yaitu ibu nabi Isa telah menempuh satu ujian yang sangat berat dari

Allah. Dia dipilih untuk melahirkan seorang nabi tanpa disentuh oleh seorang lelaki.

Dia adalah seorang perempuan yang suci.

1. Kelahiran Nabi Isa

Kelahiran nabi Isa merupakan suatu mukjizat karena dilahirkan tanpa

bapak. Kisahnya diceritakan di dalam Al-Quran. Di sini, ceritanya bermula

dari kunjungan malaikat kepada Maryam atas perintah Allah. Ketika itu,

malaikat menyerupai manusia dengan tanpa cacat. Kemunculan malaikat

membuat Maryam menjadi takut lalu berkata:

لبذ ئ أػر ثبشد ه ئ وذ رم١ب

Artinya : “Aku berlindung pada yang pemurah daripada kamu, Jika kamu

bertakwa (Takut kepada Tuhan)” 111

(Q.S Maryam : 18)

110

Zaini Dahlan, Quran Karim dan Terjemahan, Yogyakarta:UII Press, hlm 97.

111 Ibid, hlm 540.

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

45

Lalu Dia (malaikat) berkata

لبي ئب أب سعي سثه لأت ه غلب صو١ب

Artinya : “Aku hanyalah seorang pesuruh dari Tuhanmu, untuk

memberikan karunia kepada kamu seorang anak lelaki yang suci” 112

(Q.S

Maryam : 19)

Ayat yang lain diceritakan bahwa malaikat yang datang itu telah memberi

nama kepada putera yang bakal dilahirkan. Namun itu diberi oleh Allah, dan

dia (Isa) akan menjadi terhormat di dunia dan akhirat sambil berkedudukan

dekat dengan Tuhan. Seperti yang diceritakan pada surat Ali-Imron ayat 45,

yang berbunyi sebagai berikut:

ئر لبذ الئىخ ٠ب ش٠ ئ الل ٠جششن ثىخ اع اغ١خ

ػ١غ اث ش٠ ج١ب ف اذ١ب الخشح امشث١

Artinya : “Wahai Maryam... Allah menyampaikan kepada kamu berita

gembira dengan satu kata daripada-Nya yang namanya Al-Masih, Isa putera

Maryam, terhormat di dunia dan di akhirat daripada orang-orang yang

didekatkan” 113

(Q.S Ali-Imron : 45)

Kemudian Maryam bertanya:

٠غغ ثشش أن ث غل غ١بلبذ أ ٠ى

Artinya : “Bagaimana aku akan ada seorang anak lelaki sedang tiada

seorang manusia pun menyentuhku dan bukan juga aku seorang jalang?” 114

(Q.S Maryam : 20)

112

Ibid, hlm 540.

113

Ibid, hlm 97.

114

Ibid, hlm 540.

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

46

Kemudian Malaikat menjawab:

١ ه ٠خ بط سدخ بو جؼ ا . لبي وزه لبي سثه ػ

وب أشا مع١ب

Artinya : “Dia (Allah) berkata begitulah; pemelihara kamu telah berkata

itu mudah bagi-Ku dan supaya Kami membuat dia satu ayat (tanda) bagi

manusia dan satu pengasihan daripada Kami: Ia adalah perkara yang telah

ditentukan” 115

(Q.S Maryam : 21)

Maka lahirlah Isa putera Maryam lebih enam ratus tahun sebelum nabi

Muhammad dilahirkan. Allah membuat nabi Isa dan ibunya sebagai satu ayat

(tanda) bagi manusia, yaitu tanda untuk menunjukkan kebesaran-Nya. Allah

juga menyatakan bahwa nabi Isa adalah seperti nabi Adam. Meskipun nabi

Adam diwujudkan tanpa ibu dan bapak. Kesamaan mereka berdua adalah

manusia biasa, karena manusia diciptakan dari tanah.

2. Kerosulan dan Kenabian Isa

Isa adalah seorang nabi dan juga seorang rasul. Baginda dan beberapa

orang rasul telah dilebihkan Allah daripada rasul-rasul lain. Ada yang Dia

berkata-kata kepadnya, ada yang Dia naikan drajat dan bagi Isa, Dia memberi

bukti-bukti yang jelas serta mengukuhkannya dengan Roh suci. Seperti firman

Allah yang termakhtub di Al-Quran:

و الل سفغ ره اشع فعب ثؼع ػ ثؼط

ثغع دسجبد ار١ب ػ١غ اث ش٠ اج١بد أ٠ذب ثشح

امذط

115

Ibid, hlm 540.

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

47

Artinya : “Dan rasul-rasul itu, sebahagian Kami melebihkan di atas

sebahagian yang lain. Sebahagian ada yang kepadanya Allah berkata-kata, dan

sebahagian Dia menaikkan drajat. Dan Kami memberikan Isa putera Maryam

sebagai bukti-bukti yang jelas dan Kami mengukuhkan dia dengan Roh

Qudus” 116

(Q.S Al-Baqarah : 253)

Oleh karena Isa seorang nabi, lalu Isa diberi sebuah kitab yaitu Injil yang

mengandungi petunjuk dan cahaya untuk menjadi pegangan Bani Israil. Selain

menyuruh Bani Israil menyembah Allah dengan mentaati Injil, sekaligus Isa

mengesakan kitab Taurat yang diturunkan sebelumnya. Dua firman Allah

menjelaskannya di sini, yang berbunyi:

لب ب ث١ ٠ذ٠ ػ لف١ب ش٠ صذ اصبس ثؼ١غ اث

ازساح لب ب ث١ ٠ذ٠ . ار١ب الإج١ ف١ ذ س صذ

ػظخ زم١ازساح ذ

Artinya : “Dan kami mengutus, menapak tilasi jejak-jejak mereka, Isa

putera Maryam mengesakan Taurat yang sebelumnya. Dan Kami memberikan

Injil, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya” 117

(Q.S An-Nisaa : 46)

3. Wafatnya Nabi Isa

Al-Quran menerangkan di surat An-Nisaa ayat 157 bahwa nabi Isa

tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang kafir. Adapun orang yang

mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh Allah

seperti nabi Isa. Sebagaimana kisah ini termakhtub di dalam Al-Quran yang

berbunyi sebagai berikut:

116

Ibid, hlm 73.

117

Ibid, hlm 151.

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

48

ل ئب لزب اغ١خ ػ١ظ اث ش٠ سعي الل ب لز ب

ب . ئ از٠ اخزفا ف١ ف شه صج ى شج

. ب لز ٠م١ ث ػ ئل ارجبع اظ

Artinya : Dan ucapan mereka, “kami telah membunuh Al-Masih, Isa

putera Maryam, rosul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya juga tidak

menyalibnya. Tetapi menyalip orang yang diserupakan dengan Isa. Sungguh

orang-orang yang berselisih tentang terbunuhnya Isa terus dalam keraguan.

Mereka tidak punya pengetahuan yang pasti kecuali hanya sangkaan belaka.

Mereka tidak membunuh secara yakin” 118

(Q.S An-Nisaa : 157)

Dari pertanda di Surat An-Nisaa ayat 157, bisa dipahami bahwa Isa

diselamatkan oleh Allah dengan diangkat ke langit dan di tempat di suatu

tempat yang hanya Allah yang tahu. Adapun di dalam Al-Quran juga

peristiwa penyelamatan Isa dikisahkan di ayat selanjunya, An-Nisaa ayat 158.

سفؼ الل ئ١ وب الل ػض٠ضا دى١بث

Artinya : “Tapi Allah-lah mengangkat Isa ke sisi-Nya, Allah maha perkasa

dan Maha bijaksana” 119

(Q.S An-Nisaa : 158)

Berdasarkan dari uraian surat An-Nisaa ayat 157 dan 158, sebagian umat

Islam juga berpendapat bahwa Nabi Isa diselamatkan dari kematian di tiang

salib, dengan cara Allah telah menyerupakan pengikut Nabi Isa yang

berkhianat persis serupa wajahnya dengan Nabi Isa. kemudian Isa diangkat ke

langit dan selanjutnya akan wafat juga sewajarnya bagi manusia. Dari hal

118

Ibid, hlm 180.

119

Ibid, hlm 180.

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

49

demikian bisa dikatakan bahwa derajat Nabi Isa telah ditinggikan oleh Allah

dengan terhindar dari kematian di tiang salib.

D. Biografi Maryam dari Al-Quran

Maryam merupakan hamba Allah yang diberikan keistimewaan luarbiasa

dibanding kebanyakan manusia, bahkan satu-satunya perempuan “suci” yang berada

di muka bumi ini, dan termasuk perempuan terbaik sepanjang sejarah manusia.120

Namanya bukan lagenda, kisahnya bukan dongeng, keistimewaannya bukan khufarat,

mengagungkan bukan memuja buta, ia adalah seorang hamba Allah yang sangat

dekat dengan Tuhan. Ia bukan bidadari, bukan pula orang sakti, ia perempuan “biasa”

seperti perempuan lainya di muka bumi, Tapi Allah memberikan keistimewaan

“suci”. Sosok teladan sepanjang masa. Namanya diabadikan menjadi nama surat

dalam Al-Quran, dan namanya tersebar di dalamnya sebanyak 34 kali dialah Maryam

binti Imran.

1. Kelahiran Maryam

Kedua orang tua Maryam sangat terkenal di kalangan masyarakat Bani Israil

sebagai orang alim dan termasuk ulama mereka yang disegani dan dikagumi,

sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah di Surat Ali Imran : 33;

اصطف ه الله ئ ١ ؼب ػ ا شا آي ػ ١ آي ئثشا دب آد

Artinya : Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim

dan keluarga Imran segala dari umat (di masa mereka masing-masing).121

120

Halimi Zuhdy, Mei 2017, “Perempuan Suci, Pengabdi, Menjejak Langit Ilahi” Jurnal, UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang.

121

Zaini Dahlan, Quran Karim dan Terjemahan, Yogyakarta:UII Press, hlm 95.

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

50

Sedangkan Ibu Maryam dikenal sebagai perempuan shalehah, keduanya lama

tidak memiliki anak (Aqir) tetapi mereka sabar dan tetap beriman dan Istri Imran

sangat berkeinginan memiliki keturunan yang juga shalehah seperti dirinya, dan juga

seperti perempuan-perempuan yang shalehah lainya. Kemudian ia berdoa kepada

Allah agar diberikan keturunan yang shaleh. Sebagaimana dari firman Allah yang

terdapat di dalam Al-Quran Surat Ali Imran 35;

ا س ذشه ب ف ثط ه د زس ة ئ س ا ش د ػ أ ش بذ ا ر ل ئ

ه ج م ز ف ١ ؼ ١غ ا ذ اغه ه أ ه ئ

Artinya; (ingatlah) ketika isteri Imran berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya

aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang

shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terindah (nazar) itu dari

padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.122

Doa terpanjat ketika Hanna berada di bawah pohon dan melihat beberapa

burung yang memberikan makan anaknya (farkh), tergeraklah untuk berdoa kepada

Allah agar diberikan anak laki-laki dan Allah menerima doa tersebut, dan seketika itu

pula ia haid, setelah Hannah suci dari haid, suaminya dan yakin akan diberikan

seorang anak laki-laki. Hanna berkata kepada suaminya, “sesunggunya Allah telah

menganugerahkan seorang anak kepadaku, dan Allah memberikan muharra (anak

laki-laki). Imran bertanya pada Hannah, “Bagaimana yang dikadung kamu adalah

anak perempuan -perempuan adalah aib- apa yang akan kamu lakukan? Hannah

menjawab, “rabbi, Inni nadzartu laka ma fi bathni muharran fatqobbal minni”.

Menurut Al-Hazin “muharraran” adalah kebebasan, merdeka, kemurnian, dan

hanyalah menyembah kepada Allah dan berkhidmat kepada Baitul Maqdis yang tidak

122

Ibid, hlm 95

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

51

disibukkan oleh urusan dunia. Dan Nadzarnya Hannah, adalah sebuah keinginan agar

anaknya nanti menjadi anak yang dapat berkhitmat pada umat dan Baithal Maqdis,

dan bebas dari genggaman dunia (hanya disibukkan urusan keduniaan).

Al-Qur‟an menggambarkan tentang kondisi Hannah (Ibu Maryam) ketika

melahirkan anaknya, ia sedih, bingung dan was-was, dan ia memasrahkan dirinya dan

berdoa kepada Allah swt, karena melahirkan anak tidak sesuai dengan keinginan

awalnya (anak laki-laki). Hal ini dikisahkan di Surat Ali Imran 36;

ب ب ل ز ظؼ ب ه ف ض ب أ ز ظؼ ة ئ ب ذ س ث ػ أ الله ض بلأ ش و ظ ازهو ١ ذ ظؼ ئ ٠ ش ب ز ١ ه ع ئ

١ ج اشه ب ط ١ اشه ب ز ٠ه س ر ه ب ث ١ز ػ أ

Artinya; “Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya

Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih

mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak

perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon

perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau

dari pada syaitan yang terkutuk". 123

Di sinilah, bagaimana seorang Ibu yang mengalami masa perjuangan, antara

cita-cita dan kenyaan tidak sesuia, tetapi Hannah tidaklah kecewa, ia memasrahkan

semuanya keapda yang menciptakan dirinya dan yang lahir darinya, karena satu-

satunya jalan hamba yang baik adalah ketika hanya Allah yang berada dalam kalimat

hidupnya. Dan Hannah sangat bersyukur karena sudah diberikan yang terbaik oleh

Allah dengan dihadirkan seorang perempuan dalam kehidupannya yaitu Maryam

walaupun tidak sesuai dengan keinginan awalnya, agar dikaruniai anak laki-laki,

123

Ibid, hlm 95.

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

52

tetapi sebagai hamba Allah yang taat dan beriman, ia menerima dengan kebaikan

pada setiap pemberian, karena pemberian Allah adalah yang terbaik.

Pemberian nama pada masa itu diberikan oleh ayah, tetapi dalam ayat di atas,

yang memberi nama adalah ibunya (Hannah), tidak seperti kebiasaan pada waktu itu,

hal ini menandakan bahwa Ayah (Imron) sudah meninggal dunia ketika Hannah

mengandung Maryam, dan penyematan nama Maryam agar tidak diganggu oleh

syaitan, karena setiap yang lahir maka datanglah syaitan untuk mendampingin dan

menggagunya, kecuali Maryam dan Nabi Isa.

Disinilah keistimewaan Maryam dan Isa yang dijaga oleh Allah dari sejak

lahirnya dari syaithan. Setelah Maryam terlahir kedunia dengan berbagai

keitimewaan yang Allah berikan, maka kehidupannya hanya diperuntukkan untuk

Sang Pencipta. Sebagaimana harapan Hanna, Maryam sudah menjadi yatim sejak dari

kandungan, Ia ditinggal mati oleh Imran, hidup dalam kesendirian, tanpa suami,

Hanna menjadi orang tua tunggal bagi cabang bayinya. Ia selalu memanjatkan doa,

agar nantinya diberikan kehidupan dalam pengabdian hanya untukNya. Selayaknya

seperti Suami Hanna; Imran, yang selama masa hidupnya, ia adalah seorang tokoh

agama yang sangat dihormati, berkepribadian baik, dan berakhlaq mulia. Ketika

Maryam lahir, banyak orang yang berebut untuk mengasuhnya, namun pengasuhan

selanjutnya diserahkan kepada Zakariya yang menurut silsilah masih pamannya

Maryam.

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

53

2. Kehidupan Maryam

Kehidupan Maryam lebih berada di Rumah Allah (Baital Maqdis) yang di

tempat itu, oleh Zakariya diberi tempat khusus, agar Maryam lebih terjaga dan lebih

dapat mengususkan dirinya dalam beribadah kepada Allah. Dan kesehariannya ia

selalu menjaga dirinya dari yang bukan mahram-nya, sedangkan makanan dikirim

oleh Zakaria, dan terkadang tersedia makanan-makanan langit yang Allah khususkan

untuk Maryam. Peristiwa ini dikisahkan di surat Ali Imran 37;

ب جبر جز أ ب ثمجي دغ ب سث ب صوش٠هب فزمجه وفه ب ب دغب ػ١ ب دخ وه

ب سصلب ذ جذ ػ ذشاة صوش٠هب ا أه ش٠ لبي ٠ب زا ه لبذ

ذ الله ٠شبء ثغ١ش دغبة ػ ٠شصق ه الله ئ

Artinya; Maka Tuhannya menerimanya (nazar) dengan penerimaan yang baik

dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariyah

pemeliharanya. Setiap Zakariyah masuk menemui Maryam di mihrab, ia didapati ada

makanan di sisinya. Zakariya berkata; “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh

makanan ini?” Maryam menjawab; “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya

Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.124

Maryam di Baitul Maqdis selalu beribadah kepada Allah; banyak berdoa,

berdzikir, shalat, ketika malam ia melakukan shalat malam, ketika siang tiba ia puasa

dan beribadah. Ketika suatu malam, karena seringnya berdiri untuk melakukan shalat,

kakinya sampai pecahpecah.

Sesekali Maryam keluar untuk mengambil keperluan yang mendesak dari

tempat ibadahnya, itupun dalam masa haid. Suatu seketika, Suatu ketika, Maryam

pergi mengasingkan dirike sebelah timur Baitul Maqdis. Kemudian Allah mengutus

124

Ibid, hlm 95

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

54

Malaikat Jibril dengan menampakkan diri seorang laki-laki dengan bentuk yang

sempurna, Maryam terkejut, karena ia tidak pernah menemui laki-laki atau ditemui

oleh seorang laki-laki kecuali Zakaria. Hal sedemikian itu diabadikan di surat

Maryam 18;

قالت إني أعوذ بالرحمن منك إن كنت تقياArtinya “Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih

terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa.”

Ia minta perlindungan kepada Allah, agar tidak terjadi apa-apa dengan

dirinya. Ternyata, yang datang adalah utusan Allah, untuk memberi kabar gembira.

Lalu Ia (jibril) berkata dan diabadikan di surat Maryam 19;

لبي ئب أب سعي سثه لأت ه غلب صو١بArtinya; "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk

memberimu seorang anak laki-laki yang suci".125

Kabar itu datang, dengan keheranan Maryam luar biasa, ia tidak punya suami

dan tidak pula berhubungan dengan siapapun, mana mungkin dapat melahirkan

seorang anak. Tapi tiadalah sesuatu yang tidak mungkin bagi Allah, hal sedemikian

diabadikan di surat Maryam 21;

لبي وز ١ ه ػ هب ه لبي سث ه خ سد هبط جؼ آ٠خ مع١ب شا أ وب

Artinya; Dia (Jibril) berkata; “Demikanlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu

mudah bagi-Ku, dan agar Kami jadikan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi

manusia”126

125

Ibid, hlm 540 126

Ibid, hlm 541

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

55

Setelah itu, Maryam mulai mengasingkan diri, ketempat yang sangat jauh dari

keramaian manusia, sebagaimana dikisahkan dalam surat Maryam 22;

ىبب لص١ب زجزد ث ز فب فذ

Artinya; “Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri

dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh”.127

3. Wafatnya Maryam

Dalam al-Qur‟an dan Hadist tidak ada penjelasan tentang sejarah dan kejadian

wafatnya Maryam, tetapi dalam beberapa riwayat seperti dalam Kitab Tarikh Imam

wa Mulk karangn At-Thabari, dan juga dalam Kitab Al-Anbiya’ bianba’ al-Anbiya’

wa Tawarikh al-Khulafa’ wa Wilayah Umara‟ karangan Qadai, dan Kitab Bustan al-

Jami’ li jami’ Tawarikh al-zaman, karangan Imad al-Din al-Azfahani. Di dalamnya

dijelaskan 128

bahwa Maryam wafat 20 tahun setelah Nabi Isa diangkat oleh Allah

kelangit.

127

Ibid

128

Halimi Zuhdy, Mei 2017, “Perempuan Suci, Pengabdi, Menjejak Langit Ilahi” Jurnal, UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

56

BAB III

PENDIDIKAN ISLAM PADA SURAT MARYAM

A. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam pertama kali yang mengajarkan kepada manusia adalah

malaikat Jibril. Ketika itu malaikat Jibril datang menemui nabi Muhammad yang

sedang berada di gua hira. Dalam pengajaranya Jibril meminta kepada nabi

Muhammad untuk membaca dan mengikuti apa yang dibacakan kepadanya. Peristiwa

semacam ini, tercatat di surat Al-Alaq sebagai bukti bahwa kemunculan Islam

ditandai dengan pengajaran dan pendidikan yang punya tujuan untuk dijadikan

pondasi utama setelah iman, islam dan ihsan.129

Dari sedikit uraian surat Al-Alaq di atas paling tidak mengisyaratkan bahwa

pendidikan merupakan proses terus menerus dalam kehidupan manusia dari masa

usia nol (bayi) menuju manusia sempurna (dewasa). Sebagaimana dari pendapat Al-

Nahlawi memberikan pengertian pendidikan Islam adalah sebagai pengaturan pribadi

dan masyarakat sehingga dapat memeluk agama Islam secara logis dan sesuai secara

keselurahan baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat. Hal yang senada

juga disampaikan Muhammad Fadhil Al-Jamaly bahwa pendidikan Islam semacam

upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih

dinamais dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.

129

Abdur Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam – Tinjauan Epistemologi dan

Isi Materi” Jurnal Eksis, Vol 8 No1 Maret 2012, hlm 2054.

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

57

Dengan proses tersebut diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih

sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatannya.

Bila diperhatikan secara seksama, nampak bahwa uraian di atas menunjukkan

pada suatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang

dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. Dalam hubungan ini Jusuf A. Faisal

pakar dalam bidang pendidikan mengatakan bahwa pengertian pendidikan Islam dari

sudut etimologi (ilmu akar kata) sering digunakan istilah ta’lim dan tarbiyah yang

berasal dari kata allama dan rabba yang dipergunakan di dalam Al-Quran, sekalipun

kata tarbiyyah lebih luas konotasinya yaitu memelihara, membesarkan dan mendidik

sekaligus mengandung makna mengajar (allama). Selanjutnya Faisal mengutip

pendapat Naquib Alatas dari mega karyanya yang berjudul Islam and Secularism

yang mengatakan bahwa di samping kata tarbiyah dan ta’lim, terdapat pula ta‟dib

yang ada hubungannya dengan kata adab yang berarti susunan.130

Statements yang diuraikan di atas hampir sama dengan pola pemikiran Ibnu

Qayyim yang berkaitan dengan pendidikan (tarbiyah).131

Ibnu Qayyim Al-JAuziyah

mengemukakan bahwa kata rabbani yang ada di karya tafsir Ibnu Abbas merupakan

pecahan dari kata tarbiyah yang artinya mendidik manusia dengan ilmu, sebagaimana

seorang bapak mendidik anaknya. Kemudian Ibnu Qayyim Al-JAuziyah menukil

pendapat Al-Mubarrad yang mengatakan bahwa rabbani adalah seorang yang

130

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997, hlm 5.

131

Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015, hlm,

171.

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

58

mengajarkan ilmu dan mendidik manusia dengan ilmu tersebut. Selanjutnya Ibnu

Qayyim Al-JAuziyah mengatakan bahwa kata rabbani diartikan dengan makna

seperti dikarenakan ia adalah pecahan dari kata kerja (fiil) Rabba-Yarabbu-Rabban

yang artinya adalah seorang pendidik (perawat) yaitu seorang yang merawat ilmunya

sendiri agar menjadi sempurna sebagaimana orang yang mempunyai harta merawat

hartanya agar bertambah dan merawat manusia dengan ilmu tersebut sebagaimana

seorang bapak merawat anak-anaknya.132

Kalau dicermati pola pemikiran Ibnu

Qayyim Al-JAuziyah mengenai pendidikan ini, ternyata mencakup dua makna yaitu

pertama pendidikan yang berkaitan dengan ilmu seorang murabbi yakni sebuah

pendidikan yang dilakukan oleh seorang murabbi terhadap ilmunya agar ilmu

tersebut menjadi sempurna dan menyatu dalam dirinya di samping itu pula agar ilmu

tersebut terus bertambah. Pendidikan seperti ini diibaratkan sebagai seorang yang

berharta merawat hartanya agar menjadi bertambah. Kedua pendidikan yang

berkaitan dengan orang lain, yakni kerja pendidikan yang dilakukan oleh seorang

murabbi dalam mendidik manusia dengan ilmu yang dimilikinya dan dengan

ketekunannya menyertai mereka agar mereka menguasai ilmu yang diberikan

kepadanya secara bertahap. Pendidikan ini diibaratkan seperti orang tua yang

mendidik dan merawat anak-anaknya.

Ternyata pengertian pendidikan Islam dari beberapa tokoh pemikiran pendidikan

semua hampir sama subtansinya. Sebagaimana juga pendapat dari Muhammad

Athiya Al-Abrasy memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam mempersiapkan

132

Ibid, hlm 172.

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

59

manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap

jasamaninya, sempurna budi pekerti (akhlaknya), teratur pikirannya, halus

perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan

maupun tulisan. Hal semacam ini yang berkaitan dengan pendidikan Islam,

sebenarnya didasari dari Islam sebagai agama yang bersifat universal berisi ajaran-

ajaran yang dapat membimbing manusia kepada kebahagian hidup di dunia dan

akhirat. Untuk itu Islam mengajarkan pada umatnya agar senantiasa menjalin

hubungan yang erat dengan Allah dan sesama manusia. Dalam hubungan ini kami

melihat bahwa ajaran Islam itu pada dasarnya dibagi jadi dua kelompok yakni aqidah

dan syariat, muslim yang sejati disisi Allah ialah orang yang beriman dan

melaksanakan syariat. Barangsiapa beriman tanpa syariat atau sebaliknya tanpa

beriman, niscaya tidak akan behasil.133

Dengan demikian pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan bahwa

pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau semacam pendidikan yang

mempunyai pola filsafat yang dijiwai oleh ajaran-ajaran Islam.

B. Ruang Lingkup Surat Maryam

Surat Maryam termasuk golongan surat-surat Makiyah karena hampir seluruh

ayatnya diturunkan di Mekkah (sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah),

surat ini turun sesudah surat Fathir. Ada juga menurut kebanyakan pendapat yang

sahih, seluruh ayat dari surat ini diturunkan di Mekkah. Sebagian ulama juga ada

yang berpendapat bahwa ayat 58 dan 71 diturunkan di Madinah. Surat ini dinamai

133

Ibid, hlm 566

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

60

“Maryam” karena surat ini mengandung kisah Maryam yang tidak lazim terjadi.

Sebagaimana dikisahkan Maryam ibu dari nabi Isa yang serba ajaib. Sedang diberi

cobaan berupa mengandung dan melahirkan putranya Isa, sedangkan beliau

sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun.

Kelahiran Isa tanpa bapak merupakan suatu bukti kekuasaan Allah.

Hal yang semacam ini dari surat Maryam, dikisahkan juga ketika ibunya Isa

menyendiri dari keramaian kaumnya (Bani Israil) supaya mendapatkan ketenangan

hati, Al-Muhayimi pernah mengemukakan bahwa kisah Maryam yang menyendiri

memberi pengertian bahwa orang yang mengasingkan diri dari kaum ataupun

keluarganya untuk memperoleh ketenangan jiwa, dapat diharapkan bahwa Allah akan

membuka sifat-sifat orang dan alam malakut dan menjelaskan kekeramatan yang

menajubkan.134

Ada juga yang mengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian luar biasa dan ajaib

dalam surat Maryam diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula

yaitu dikabulkan do‟a kedua orang tuanya Maryam (Hannah dan Ali Imran), supaya

dianugerahi seorang anak sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan

agama mereka. Sebagaimana yang dikisahkan bahwa usia Hannah sudah sangat tua

ditambah lagi beliau seorang yang mandul, sehingga menurut ilmu biologi tidak

mungkin terjadi yang namanya kehamilan.

134

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy, Tafsir Al-Quran Majid An-Nur, Semarang : PT.

Pustaka Rizki Putra, 1995, hlm 2379.

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

61

Selain uraian di atas, biar lebih mengena mengenai pesan yang terkandung di

surat Maryam. Maka perlu yang namanya kajian ilmu Al-Quran, supaya perihal

pesan penting yang dikandung di Surat Maryam dapat ditangkap secara tepat.

Adapun dalam pembahasan ini, penulis mengunakan tiga metode yang ada di kajian

ilmu Al-Quran yaitu asbabun nuzul, munasabah dan pendapat para mufasir, agar isi

ataupun pesan bisa ditangkap secara tepat. Sebagaimana yang dijelaskan sebagai

berikut:

a. Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul adalah sebab diturunkannya ayat-ayat Al-Qur‟an. Di

dalam prinsip penting dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur‟an adalah

memperhatikan asbabun nuzul. Al-Qur‟an diturunkan dalam dua bagian.

Pertama, yaitu al-Qur‟an yang diturunkan secara spontan (tanpa sebab

tertentu), bagian ini merupakan mayoritas isi Al-Qur‟an. Kedua, yaitu ayat al-

Qur‟an yang diturunkan setelah adanya kejadian tertentu atau adanya

pertentangan. 135

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari yang bersumber dari Ibnu

Abbas dikemukakan bahwa nabi Muhammad bertanya kepada Jibril: “Apa

yang menghalangimu untuk berziarah kepadaku lebih sering daripada yang

biasa engkau lakukan?”, maka turunlah ayat ini yaitu surat Maryam ayat 64

135

Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Quran, terj. Abdul Hayyie Al-Kattani, Jakarta : Gema

Insani, 1999, hlm 360.

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

62

yang menegaskan bahwa Jibril turun kepada Muhammad hanyalah atas

perintah Allah. 136

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Nabi SAW bertanya kepada

Jibril: “Kedudukan manakah yang lebih dicintai oleh Allah dan manakah yang

paling dibenci oleh Allah?”. Malaikat Jibril menjawab: “saya tidak tahu

sebelum saya tanyakan dahulu”. Setelah lama berlalu malaikat Jibril kembali

dan Nabi Muhammad pun berkata: “ Engkau telah lama tidak datang padaku

sehingga aku mengira bahwa engkau marah”. Maka berkatalah malaikat Jibril

menyampaikan ayat ini (surat Maryam di ayat 64) yang menegaskan bahwa

turunnya malaikat Jibril hanyalah atas perintah Allah.

b. Munasabah

Sebagaimana asbabun nuzul yang sudah diuraikan di atas. Munasabah

juga merupakan unsur terpenting dalam memaknai suatu ayat, yang mana

ayat-ayat tersebut telah tersusun sebaik-baiknya berdasarkan petunjuk dari

Allah. Sehingga pengertian suatu ayat kurang dapat dipahami tanpa

mempelajari ayat-ayat yang berhubungan erat dan keterkaitan antara ayat

sebelumnya dengan sesudahnya. Adapun pengertian munasabah secara

etimologi (bahasa) adalah mendekatkan, sedangkan secara terminologi

(istilah) adalah suatu hubungan antara beberapa kalimat dalam satu ayat, atau

136

Shaleh Qamarudin, Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Quran,

Bandung : CV Diponegoro, 1989, hlm. 7.

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

63

antara suatu ayat/surat dengan ayat/surat yang lain, baik yang ada di

belakangnya atau di depannya. 137

Pengertian munasabah tidak hanya sesuai dalam arti yang sejajar dan

paralel saja, melainkan yang kontradiksi pun termasuk dalam munasabah,

seperti setelah menerangkan orang mukmin lalu orang kafir, sebab ayat al-

Qur‟an kadang-kadang merupakan takhsis (pengkhususan) dari ayat umum.

Dan kadang-kadang juga sebagai penjelas yang konkrit terhadap hal-hal yang

abstrak, sering pula menjadi keterangan sebab dari akibat, seperti kebahagiaan

setelah beramal shaleh. 138

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas mengenai munasabah, para

Mufassir mengingatkan supaya dalam memahami atau menafsirkan suatu

ayat-ayat al-Qur‟an khususnya yang berkaitan dengan penafsiran ilmiah,

seorang di tuntut untuk memperlihatkan segi-segi bahasa al-Qur‟an serta

korelasi antar ayat yang lainnya. 139

Adapun Munasabah sendiri bisa dibagi

menjadi dua yaitu munasabah surat dan munasabah ayat. Munasabah surat

adalah hubungan antara surat yang satu dengan surat yang lain baik surat itu

ada di depannya atau di belakangnya. Sedangkan munasabah ayat adalah

hubungan antara ayat yang satu dengan ayat yang lain baik ayat itu ada

sebelumnya atau sesudahnya.

137

Syadali Ahmad, Ulumul Quran, Bandung : Pustaka Setia, 1997, hlm 68

138

Jalal Abdullah, Ulumul Quran, Surabaya : Dunia Ilmu, 2000, hlm 154.

139

M Quraisy Syihab, Tafsir Al-Misbah Volume VIII, Jakarta : Lentera Hati, 2002, hlm 135.

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

64

1) Munasabah Surat

Dalam surat Maryam ini terjadi hubungan antara surat sebelumnya yaitu surat al-

Kahfi dan surat sesudahnya yaitu surat Thaahaa. Keterkaitan antara kedua surat

tersebut adalah:

a) Hubungan Surat Al Kahfi dengan Surat Maryam.

1) Kedua surat ini sama-sama mengandung kisah yang

ajaib, seperti surat Al-Kahfi mengemukakan kisah Ashhabul

Kahfi, kisah nabi Musa, dengan nabi Khidhir dan kisah nabi

Dzulqarnain. Adapun di surat Maryam mengemukakan kisah

keluarga nabi Yahya di waktu bapaknya nabi Zakariya telah

sangat tua dan ibunya seorang wanita tua yang mandul, dan

yang terakhir merupakan kisah kelahiran nabi Isa tanpa bapak.

2) Bagian akhir surat Al-Kahfi menerangkan tentang

ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang mengambil

pelindung selain Allah, semua amal mereka sia-sia dan mereka

dimasukkan ke dalam neraka, sedang pada bagian akhir surat

Maryam diulangi lagi celaan dan ancaman Allah terhadap

orang-orang yang mempersekutukan-Nya.

Surat Maryam mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh

manusia apabila mereka memikirkan kejadian-kejadian di alam semesta

dalam hubungan dengan penciptanya; ada kejadian yang terjadi sesuai dengan

sunnah Allah dan dapat dipikirkan oleh manusia; dan ada pula kejadian yang

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

65

luar biasa, aneh lagi ajaib yang tidak sampai pikiran manusia kepadanya.

Kejadian-kejadian yang luar biasa ini terjadi pada orang-orang yang telah

dipilih oleh Allah, dan dikemukakan kepada manusia agar mereka percaya

kepada Allah Maha Pencipta.

b) Hubungan Surat Maryam dengan Surat Thaahaa

1) Surat Maryam mengemukakan kisah beberapa Nabi dan

Rasul, ada yang secara terperinci yaitu mengisahkan

nabi Zakaria memohon kepada Allah supaya diberikan

seorang putera dan permintaan itu dikabulkan oleh

Allah, padahal beliau saat itu usia nabi Zakaria sangat

lanjut dan istrinya seorang yang mandul.140

Ada juga

yang secara ringkas yaitu kisah nabi Ibrahim dan ada

juga secara sangat ringkas yaitu nabi Musa. Dan ada

pula hanya disebut namanya saja, yaitu Nabi Adam.

Surat Thaahaa juga sama mengemukakan kisah

beberapa orang Nabi dan Rasul, sebagaimana halnya

surat Maryam. Kisah Musa A.S. dalam surat Maryam

disebut secara singkat, sedang dalam surat Thaahaa

dikemukakan secara terperinci. Begitu pula kisah Adam

A.S. yang hanya namanya saja disebut dalam surat

140

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Tafsir Al-Quranul Majid, Semarang : pustaka Rizka

Putra, 1995, hlm 2433.

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

66

Maryam, sedang dalam surat Thaahaa dikemukakan

secara terperinci.

2) Menurut riwayat Ibnu Abbas, surat Thaahaa diturunkan

kepada Nabi Muhammad setelah Allah menurunkan

surat Maryam. Adapun surat Thaahaa sama juga

dengan surat Maryam yang diturunkan di Mekkah. Dari

perihal ini surat Thaahaa bisa dikatakan sebagai surat

Makkiyah, karena hampir semua ayat turun di kota

Mekkah kecuali ayat 130 dan ayat 131, sedangkan

semua ayat di surat Thaahaa terdiri dari 135 ayat. 141

3) Akhir surat Maryam menerangkan keadaan orang-

orang beriman memperoleh cinta dan kasih sayang di

akhirat. Dan akhir surat ini diterangkan bahwa Al-

Qur‟an diturunkan dalam bahasa Arab, sebagai kabar

gembira bagi orang-orang yang taqwa dan peringatan

bagi orang-orang yang ingkar, sedang awal surat

Thaahaa menerangkan dan menguatkannya lagi.142

141

Ibid, 2433

142

Ibid, 2432

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

67

2) Munasabah Ayat

Dalam surat Maryam ini munasabah antar ayat terjadi pada ayat

sebelumnya, yaitu ayat 29 dan ayat sesudahnya yaitu ayat 35.

Munasabah ayat 29 dan ayat sesudahnya ayat 35 sebagai berikut :

Surat Maryam ayat 29 yang berbunyi :

ذ صج١ب ف ا وب لبا و١ف ى فأشبسد ئ١

Artinya Maka maryam menunnjukkan kepada bayinya. Mereka

berkata : "bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang

yang masih dalam ayunan?” (Q.S Maryam : 29).143

Surat Maryam ayat 35 yang berbunyi :

شا ذ عجذب ئرا لع أ ٠زهخز أ له ب وب ف١ى ب ٠مي و فاه

Artinya : “Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, maha suci dia.

Apabila dia telah menetapkan sesuatu, maka dia hanya berkata

kepadanya "Jadilah", maka jadilah dia” (Q.S Maryam : 35).144

Adapun keterkaitan antar kedua ayat tersebut adalah

Munasabah ayat 29

Setelah Maryam dituduh berbuat zina karena ia hamil tanpa

ada seorang suami maka ia pun mulai mengasingkan diri jauh

dari sanak keluarganya, di sana Maryam tidak henti-hentinya

meminta ampun pada Allah dan memohon perlindungan-Nya

agar terhindar dari godaan setan. Maka setelah Maryam tenang

143

Zaini Dahlan, Al-Quran Karim dan Terjemahan, diterjemahkan dari terjemahan Arab, Cet. 11

Yogyakarta, UII Press, 2014, hlm 542. 144

Ibid, hlm 542

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

68

hatinya dengan ayat-ayat Allah dan ia juga sudah selesai

nifasnya maka Maryam kembali kepada keluarganya dengan

membawa Isa. Karena Maryam datang dengan menggendong

seorang bayi maka Maryam pun dihina dan dicaci maki oleh

kaumnya akan tetapi Maryam hanya berserah diri pada Allah

dan menyerahkan semuanya hanya pada Allah. Setelah Maryam

didesak dengan berbagi pertanyaan dari kaumnya, dan sesuai

dengan wahyu yang telah dia terima, maka Maryam

memberikan isyarat dengan menunjuk kepada Isa yang masih

dalam buaiannya itu, bagaikan berkata ”Tanyalah anak ini, dia

akan menjelaskan kepada kalian tentang duduk soalnya”.145

Setelah Maryam mengisyaratkan kepada anaknya maka

kaumnya itu menyangkal mana mungkin anak yang masih

dalam buaian bisa bicara. Maka Isa pun mulai berkata dan

ucapan yang pertama kali keluar dari mulutnya adalah dia

mensucikan nama ibunya dari tuduhan berzina yang telah

dituduhkan kepada ibunya.

145

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol VIII, Jakarta : Lentera Hati, 2002, hlm 177.

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

69

Munasabah dengan ayat 35

Karena kehamilan Maryam yang terjadi tanpa sentuhan

seorang laki-laki, maka oleh suatu golongan dianggaplah bahwa

Isa adalah anak Tuhan dan banyak kaum yang membenarkan

tentang hal itu. Maka pada ayat ini menguatkan kembali bahwa

Allah tidak mungkin memiliki anak. Tidak layaklah dengan

kesempurnaan ketuhanan, Allah dikatakan memiliki anak.

Kalau Allah menghendaki sesuatu terjadi maka Allah

menciptakannya dengan perkataan “kun” maka terjadilah, dan

Dia tidak membutuhkan seorang perempuan untuk melahirkan.

Memerlukan kehadiran anak adalah salah satu tanda (sifat)

kekurangan manusia. Maka kesucian Allah dari sifat

kekurangan itu ditegaskan dalam firman-Nya yang berbunyi

“subhanahu” yang maknanya adalah maha suci Allah dari sifat

memerlukan anak ataupun yang lain. Bahkan Maha suci Allah

dari segala kekurangan.

Munasabah ayat yang telah diuraikan di atas, penulis dapat mengambil

pesan secara singkat bahwa sesuatu yang sekiranya sulit di terima oleh akal

manusia untuk terjadi maka bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin. Jika

Allah menghendaki sesuatu terjadi maka akan terjadilah. Sebagai contoh

kehamilan Isa yang terjadi tanpa adanya hubungan antara laki-laki dan

perempuan sebagaimana kehamilan manusia pada umumnya. Tetapi bagi

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

70

Allah sesuatu yang mustahil terjadi bila Allah menghendaki terjadi maka

semua itu akan terjadi. Dan Allah menguatkan kembali bahwa Isa bukanlah

anak-Nya, mustahil bagi Allah menghendaki adanya seorang anak di

sampingnya karena itu merupakan salah satu tanda kekurangan manusia.

c. Pendapat Mufassir

Dalam mengkaji ayat-ayat al-Qur‟an, pendapat para Mufassir berperan

penting sebagai acuan dalam mengetahui dan memahami masalah yang

dibahas dalam ayat yang dikaji.

Tafsir surat Maryam ayat 30

جؼ ج١ب ىزبة ا آرب لبي ئ ػجذ الله

Artinya : “Isa berkata” sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah, Dia

memberiku al-kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku sebagai seorang Nabi”.

(Q.S. Maryam : 30)

Dari ayat di atas telah dinyatakan bahwa sesungguhnya Allah yang Maha

Esa tidak mengangkat anak dan Dia adalah Tuhannya Isa yang memelihara

dan membimbing Isa dan juga Tuhan kamu semua, bahkan Tuhan seru

sekalian alam, maka sembahlah Dia dan inilah jalan yang lurus. Inilah salah

satu tuntunan yang diperintahkan oleh Nabi Isa kepada kaumnya yaitu untuk

menyembah Allah.

Pernyataan Isa yang mengatakan bahwa ia memperhambakan diri pada

Allah adalah menunjukkan bahwa ia seperti makhluk-makhluk yang lain dan

membuktikan bahwa dirinya bukanlah anak Tuhannya.

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

71

Setelah Isa mengakui bahwa dirinya adalah hamba Tuhannya, maka

ucapan setelah itu adalah bahwa Allah akan memberikannya Al-Kitab (Injil)

sesuai dengan ketetapan sejak azal dan juga akan mengajarkan kepadaku

kitab-kitab sebelumnya yaitu Taurat. Al-Kitab (Injil) adalah syariat yang

segala sesuatu darinya tertulis supaya tidak terjadi perubahan di dalamnya.

Kemutlakan al-Kitab atas syariat Isa sebagaimana kemutlakan al-Kitab bagi

al-Qur‟an. Hal ini sesuai dengan apa yang terdapat dalam kitab tafsir.

Tafsir surat Maryam ayat 31

ذ د١ب ب د وبح اضه لح صب ثبصه أ ذ ب و جبسوب أ٠ جؼ

Artinya : “Dan Dia telah menjadikan aku seorang yang diberkati dimana

saja kau berada, dan Dia mewasiatiku melaksanakan shalat dan zakat selama

aku masih hidup”. (Q.S. Maryam : 31).

Allah telah menjadikan Isa seorang yang diberi keselamatan dimana saja

ia berada, ini artinya bahwasanya dimana saja ia berada kelak dan kemana

saja ia pergi, Tuhan akan memberikan kebahagiaan bagiku (Isa) dan bagi

orang-orang yang percaya akan seruan Isa. Sebab Isa adalah Nabi pembawa

petunjuk dari Tuhan.

Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh M. Nasib Ar-Rifai dalam

Tafsir Ibnu Katsir146

menambahkan bahwa Isa di mana pun ia berada harus

mengajarkan kebaikan, menyuruh kepada kebaikan, dan melarang berbuat

146

Ibnu Katsir, Ringkasan Ibnu Katsir, terj. M Nasib Ar-Rifai, jilid 3, Depok : Gema Insani 2008,

hlm 136.

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

72

mungkar, karena tugasnya sebagai seorang nabi harus mengajarkan hal-hal

tersebut kepada umatnya.

Kata مبركه terambil dari kata البركه yang pada mulanya bermakna “sesuatu

yang mantap” juga berarti “kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam

serta bersinambung”. Kolam dinamai البركه karena air yang ditampung di

dalam kolam itu menetap mantap di dalamnya tidak tercecer kemana-mana.

Adanya keberkahan pada sesuatu berarti adanya kebajikan yang menyertai

sesuatu itu, misalnya keberkahan pada makanan. Berkah pada makanan adalah

cukupnya makanan yang sedikit untuk mengenyangkan orang banyak yang

biasanya tidak cukup untuk orang sebanyak itu. Keberkahan pada makanan itu

bukan terjadi secara otomatis tetapi semua terjadi karena adanya limpahan

karunia dari Tuhan.

Selain dari ungkapan di atas M. Quraish Syihab pernah berpendapat di

kitab tafsir Al-Misbah bahwa keberkahan yang disandang oleh Isa antara lain

adalah aneka manfaat yang dapat diperoleh manusia dari kehadiran beliau,

baik dengan penyembuhan-penyembuhan yang terjadi atas izin Allah melalui

beliau, maupun dengan ajaran dan tuntunan-tuntunan yang beliau sampaikan.

Keberkahan itu, tidak terbatas pada tempat tertentu, misalnya hanya di

tempat-tempat peribadatan, tetapi dimanapun beliau berada akan selalu

memberikan keberkahan pada orang lain.147

147

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume VIII, Jakarta : Lentera Hati, 2002, hlm 180.

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

73

Allah menjadikan Isa seorang yang dapat memberikan manfaat kepada

manusia dan memberitahu mereka kepada jalan yang lurus dan benar

dimanapun ia berada. Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang bisa

memberikan manfaat atau kebaikan kepada semua orang. Serta sudah menjadi

suatu kewajiban bagi seseorang untuk saling menasehati dalam kebaikan.

Allah memerintahkan shalat dan zakat untuk dilaksanakan secara

bersinambung dan sempurna serta Allah memerintahkan kedua ajaran ini

dengan bersama-sama, hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedua sendi

agama ini bagi suatu ajaran. Sebagaimana wasiat yang diberikan Allah kepada

Isa untuk melaksanakan shalat dan zakat dengan menggunakan lafadz madhi

merupakan perintah yang menguatkan untuk melaksanakan kedua hal tersebut

secara terus menerus.

Tafsir surat Maryam ayat 32

ججهبسا شم١ب ٠جؼ ذر ا ا ث ثش

Artinya : “Dan berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku

seorang yang sombong lagi celaka”. (Q.S. Maryam : 32)

Dalam ayat ini ucapan Isa selanjutnya mengenai diperintahkannya Isa

berbuat baik kepada ibunya. Maryam yaitu ibu yang telah melahirkannya, ibu

yang telah banyak menderita karena kelahirannya yang luar biasa. Maka Isa

sebagai seorang anak harus tetap berbakti dan berbuat baik kepada ibunya, ini

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

74

berarti bahwa perintah untuk berbakti kepada orang tua sudah dianugerahkan

Allah sejak lahir.148

Allah telah memberikan kekhususan pada Isa dalam hal berbakti kepada

orang tua. Karena berbakti kepada orang tua adalah suatu kelemahan bagi

bani Israil pada waktu itu. Lebih khusus lagi pada ibu karena ibu dianggap

lemah atau tak berdaya. Sehingga kaumnya menganggap mudah dalam

berbakti kepada ibu.

Allah telah menjadikan Isa sebagai anak yang berbakti pada ibu dan Allah

juga telah memuliakan ibunya yang telah melahirkan dengan susah payah. Ini

merupakan suatu isyarat bahwa Isa membersihkan nama ibunya dari tuduhan

berzina karena sekiranya Maryam itu pezina, maka tentulah Isa sebagai

seorang Rasul tidak disuruh untuk berbuat berbakti dan memuliakannya.

Islam mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah atas dua sebab

yaitu pertama karena ibu lebih banyak memberikan perhatian kepada anak,

mulai dari hamil, menyusui, merawat dan mendidik anak daripada ayah.

Kedua, karena antara anak dan ibu terdapat ikatan batin yang kuat, cinta dan

kelembutan, lebih banyak menyayangi dan memperhatikan anak jika

dibandingkan dengan seorang ayah. Sehingga seorang anak kadang

meremehkan hak ibunya karena melihat kelembutan dan kasih sayangnya.

Oleh karena itu syariat Islam menekankan agar seorang anak lebih banyak

148

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XVI, Jakarta : Panji Mas, 1998, hlm 29.

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

75

berbakti kepada ibu sehingga tidak akan meremehkan haknya dan akan

menghormati serta memuliakannya.149

Kemudian lanjutan dari ayat 32 surat Maryam adalah Allah tidak akan

menjadikan Isa sebagai orang yang sombong lagi celaka. Yakni orang yang

sombong sehingga tidak mau menyembah dan menaati Allah. Serta tidak mau

berbakti kepada orang tua. Maka celakalah bagi orang yang tidak mau berbuat

demikian. Sementara pandangan Hamka dalam mega karyanya Tafsir Al-

Azhar bahwa kata sombong dan celaka di sini diartikan bahwa Isa dalam

menyampaikan semua tuntunannya kepada seluruh umatnya, sebagai seorang

nabi membawa sebuah kitab suci, hendaknya dengan sikap lemah lembut,

bukan sombong, bukan celaka, bukan dengan memaksakan faham dengan

kekerasan dalam menyampaikannya.150

Tafsir surat Maryam ayat 33

أثؼش د١ب ٠ د أ ٠ ذد ه ٠ ػ اغهل

Artinya : “Dan keselamatan atas diriku semoga pada hari aku dilahirkan,

dan pada hari aku wafat, dan pada hari aku di bangkitkan kembali”. (Q.S.

Maryam : 33).

Kalau merujuk ke ayat 15 dalam surat ini maka kata salam pada ayat

tersebut merupakan pernyataan Allah tentang tercurahnya salam kepada

149

Nashih Ulwan, Abdullah, Pendidikan Anak Menurut Islam, terj. Khalilullah Ahmad Masjkur

Hakim, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, hlm 40.

150

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XVI, Jakarta : Panji Mas, 1998, hlm 29.

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

76

Yahya a.s dan kata salam pada ayat itu berbentuk nakirah/indefinite.

Sedangkan kata salam dalam ayat ini merupakan ucapan Isa dan berbentuk

ma’rifah/definite, yakni dengan menggunakan alif dan lam yang mengandung

makna ketercakupan segala macam salam dan kedamaian. Dengan demikian

Isa dalam ucapannya ini memohon kepada Allah kiranya segala macam salam

dan kedamaian melimpah kepadanya pada tiga tempat tersebut.151

Akhirnya Isa, sang bayi itu, menutup keterangan dengan berkata atau

berdoa bahwa keselamatan besar dan kesejahteraan sempurna semoga

tercurah atas diriku serta keterhindaran dari segala bencana dan aib serta

kekurangan pada hari aku dilahirkan, dan pada hari aku wafat dan pada hari

aku dibangkitkan hidup kembali di Padang Mahsyar nanti.152

Maksud

perkataan Isa adalah bahwa ia menetapkan dirinya sebagai hamba Allah azza

wa jalla dan bahwa dia itu merupakan makhluk seperti makhluk-makhluk lain

ciptaan Allah yang mengalami kejadian-kejadian itu . Hanya dia memperoleh

shalawat terbaik dan kesejahteraan tersuci dari Allah.

Keselamatan pada hari aku dilahirkan mempunyai makna bahwa

janganlah terjadi suatu kekurangan karena kelahirannya yang ganjil. Pada hari

aku wafat kelak jangan sampai menjadi fitnah dan pada hari aku di bangkitkan

151

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume VIII, Jakarta : Lentera Hati, 2002, hlm 198.

152

Ibid, hlm 181

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

77

kembali pada hari kiamat di Padang Mahsyar karena setiap makhluk ciptaan

Allah akan mengalami kejadian itu semua.

Ayat ini menunjukkan bahwa Isa akan mengalami tiga peristiwa yaitu

dilahirkan, meninggal dan dibangkitkan kembali, dimana ketiga peristiwa itu

juga akan dialami oleh setiap makhluk Allah. Sehingga dapat diambil

konklusi bahwa Isa hanyalah makhluk biasa seperti makhluk-makhluk Allah

lainnya. Semua ini terjadi atas kehendak Allah apa yang dikehendaki Allah

pasti akan terjadi meskipun diluar batas akal manusia.

Tafsir surat Maryam ayat 34

زش ٠ ذك اهز ف١ ي ا ل ش٠ ه ػ١غ اث ر

Artinya : “Itulah Isa anak Maryam, firman Allah Yang Maha Benar yang

mereka dalam hal itu berbantah-bantahan” (Q.S. Maryam : 34).

Kata الحق pada firman-Nya قول الحق dapat dipahami sebagai salah satu dari

asmaul husna, Yakni merupakan nama Allah dan maknanya adalah benar.153

Dapat pula kata الحق berarti antonim dari kata الباتل sehingga قول الحق berarti

ucapan yang benar serta sesuai dengan kenyataan.

Kata يمترون terambil dari kata مر yakni pertengkaran, atau مرية yakni

keraguan. Ayat ini mengisyaratkan tentang pertengkaran yang berkepanjangan

serta keraguan yang terjadi dikalangan umat Kristen menyangkut hakikat Nabi

Isa A.S. Setelah menguraikan peristiwa kelahiran Isa A.S ayat ini menutup

kisahnya dengan menjelaskan kedudukan beliau, yakni itulah Isa putra

153

Ibid, hlm 185

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

78

Maryam. Apa yang telah diucapkan itu menyangkut Isa A.S dan ibunya

Maryam adalah firman Allah yang benar yang tidak disentuh oleh kebathilan

sedikit pun. Itulah hakikat yang mereka para kaum Nasrani dan Yahudi

berbantah-bantahan tentang kebenarannya.

Orang kafir dalam hal ini meragukan kebenaran hakikat itu sehingga

mereka berselisih dan saling berbantah-bantahan diantara mereka. Karena itu

dalam kitab-kitab Injil mereka tidak disebutkan keadaan Isa sewaktu kecil dan

bagaimana beliau dilahirkan. Dalam Injil tidak dijelaskan penghardikan yang

diterima oleh Maryam dan keluarganya, dan Isa yang berbicara semasa masih

dalam ayunan. Mereka menyangka bahwa apabila dimuat dalam Injil maka

tercemarlah kehormatan Isa dan ibunya. Tetapi sebaliknya dalam al-Qur‟an

telah menjelaskan keadaan Isa yang sebenarnya.154

Orang-orang Nasrani dan Yahudi mengingkari bahwa Isa A.S pernah

berbicara ketika masih bayi.155

Mereka mengemukakan bahwa seandainya hal

itu benar adanya maka beritanya akan tersebar luas di kalangan orang banyak.

Dan mereka telah mengadakan penyelidikan dalam kitab-kitab mereka tidak

menemukan keterangan itu dalam kitabnya. Sedangkan bagi kaum muslimin

peristiwa itu tetap menjadi keyakinan karena sudah jelas tersebut dalam Al-

Qur‟an yang sudah pasti kebenarannya karena seandainya Isa tidak berbicara

154

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shidiqi, Tafsir An-Nur, Semarang : Pustaka Rizki Putra,

2000, hlm 2477.

155

Ahmad Musthafa Al-Maraghiy, Tafsir Al-Maraghi, terj. Hery Noer Aly, Semarang; Toha Putra,

1987, hlm 79.

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

79

di waktu kecilnya dan membersihkan nama baik ibunya dari segala tuduhan

maka hukuman rajam pastilah sudah diterima oleh Maryam pada saat itu.

C. Pendidikan Maryam pada Isa

Kisah yang di dalam Al-Quran bukan tanpa tujuan, melainkan sarat dengan

tujuan. Tujuan pokoknya selalu tunduk kepada tujuan agama. Kisah merupakan salah

satu diantara sekian banyak metode Al-Quran untuk menuntut dan mewujudkan

tujuan edukatif untuk menyampaikan dan mengokohkan dakwah Islamiyah.156

Di

antara tujuan kisah Al-Quran ialah merealisasikan yang berkaitan dengan tujuan-

tujuan pendidikan keagamaan, terutama menyangkut fungsi manusia yang hidup di

dunia baik sebagai hamba Allah maupun sebagai wakil Tuhan. Sebagaimana yang

dikisahkan dari surat Maryam, ada kandungan pesan yang tersirat bahwa Allah

mendidik kaum bani Israil melalui ibunda Isa.

Pendidikan Maryam pada Isa, dimulai sejak lahir ketika Isa berupaya keras untuk

menyelamatkan status sosialnya dari tuduhan kaumnya sebagai anak hasil perzinaan.

Dari sebab itu ada yang namanya krisis identitas sosial, yang menyangkut harga diri

Maryam dan Isa . Sebagaimana pertolongan dari Allah, solusi datang dengan cara

putera Maryam menyanggah semua tuduhan kaumnya. Bahkan menegaskan siapa jati

dirinya Isa dan misi dalam kehidupannya. Perihal yang semacam ini, kalau dari

156

Abu Al-Fida Ismail bin katsir, Kisah Para Nabi, terj, M. Abdul Ghoffar, Jakarta ; Pustaka

Azzam, hlm 665.

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

80

perspektif pendidikan, dapat dipahami sebagai pemberdayaan sumber belajar dan

anak didik.157

Lagi pula dari kalimat pengakuan yang dijelaskan di atas, termasuk petunjuk yang

dijadikan sebagai solusi untuk membersihkan nama Maryam dari tuduhan, karena

Allah tiada memilih anak-anak jadah untuk menjadi nabi. Tepatnya ketika Isa yang

masih dalam gendong bisa berbicara.158

Dari perihal semacam itu, ternyata Allah menyimpan pesan tersirat yakni tujuan

pendidikan Islam yang diletakkan seirama dengan penciptaan manusia sendiri. Yakni

berusaha mendidik individu manusia agar tunduk, bertaqwa, beribadah dengan baik

kepada Allah, agar bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Tidak hanya itu, pesan tersirat yang dikandung ada yang lain yakni tujuan

pendidikan anak dari kisah Maryam, bisa diformulasikan dari muatan materi yang

diajarkan oleh masing-masing pelaku pendidikan, dalam hal ini Maryam dan Isa

sebagai pelaku utamanya. Adapun materi pendidikan dalam kisah ini memuat tiga

aspek yaitu Akidah, Syariat dan Aklak yang tercantum di surat Maryam ayat 30

sampai 34. Sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah keimanan dan ketaqwaan yang

kokoh. Sekaligus memiliki kepribadian yang shaleh serta tidak sombong.159

157

Sariono, “Referensi Agama; Ayat-Ayat tentang Pendidikan Nabi Isa”, dikutip dari

http://www.referensiagama.blogspot.co.id/ diakses pada 06 Mei 2018.

158

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Tafsir Al-Quranul Majid, Semarang : pustaka Rizka

Putra, 1995, hlm 2394.

159

Sariono, “Referensi Agama; Ayat-Ayat tentang Pendidikan Nabi Isa”, dikutip dari

http://www.referensiagama.blogspot.co.id/ diakses pada 06 Mei 2018.

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

81

D. Materi Pendidikan di dalam Kisah Maryam

Pengakuan dari Isa di samping untuk solusi atas permasalahan ibunya,

pembicaraan Isa bertujuan untuk misi profetik. Semacam pengokohan misi kerosulan

yang diutus oleh Allah untuk manusia. Menurut Al-Jauhari perkataan Isa dimulai

dengan penegasan bahwa dirinya adalah hamba Allah. Hal ini dimaksudkan untuk

menyangkal pendapat yang mengatakan bahwa Isa adalah Tuhan.

Misi kerosulan Isa dikuatkan dengan diberi kitab yang memuat ajaran syariat dan

akhlak bagi manusia. Aspek syariat meliputi sholat dan zakat sedangkan akhlak

meliputi akhlak personal dan akhlak sosial. Akhlak personal ditujukan pada interaksi

pribadi dengan keluarganya. Adapun interaksi sosial lebih luas termasuk dalam

lingkup akhlak sosial. Pada lingkup sosial ini Isa membawa nilai manfaat dan

pembawa berkah bagi kehidupan manusia. Adapun pengakuan yang diucapkan oleh

Isa, kalau dilihat dari perspektif pendidikan ada pesan yakni berisi materi profetik.

Meskipun Isa berbicara secara intuitif, menurut Al-Qurtubi pembicaraan Isa

tujuan utamanya membebaskan ibunya dari tuduhan perzinaan. Isa berbicara tidak

didasarkan pada pertimbangan akalnya sendiri yang mana pada saat itu masih bayi.

Dari pengakuan Isa tersebut, ada materi profetik yakni penegasan Isa hamba Allah,

diberi kitab yang membawa syariat sholat, zakat dan akhlak. Akhlak ini meliputi

tindakan yang selalu membawa berkah di masyarakat, berbakti kepada kedua orang

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

82

tuanya dan menjadi pemimpin sukses dan tidak sombong. Kemudian memberi

kedamaian dan keselamatan selalu menyertai selama hidupnya.160

E. Metode Pendidikan dari Kisah Maryam

Metode pendidikan di sini dipahami sebagai upaya sosialisasi pengetahuan

pendidikan yang diperoleh pendidik (Maryam) dari sumber utama (Allah) kepada

anak didik (Isa). Perolehan pengetahuan pendidikan diterima pendidik melalui intuisi

dan atau wahyu sekalipun. Pada tahap berikutnya, ditemukan upaya sosialisasi

pengetahuan pendidikan yang terformulasikan dalam metode pendidikan. Adpun dari

berbagai kisah yang diceritakan dalam Al-Quran, metode pendidikan Maryam atas

Isa lebih menonjolkan dialogis-intuitif.

Metode dialogis-intuitif ini menggambarkan dialog interaktif antara Maryam dan

kaumnya yang pada akhirnya melibatkan Isa. Kehadiran Isa untuk memberi solusi

atas kejumudan komunikasi antara Maryam dengan kaumnya terjadi karena intuisi

dari Allah. Maryam menyadari tidak mungkin bisa menyelasaikan permasalahan

yang dituduhkan kaumnya secara ilmiah-alamiah. Maryam hanya mengandalkan

kekuatan transendental dari Allah dalam bentuk intuisi kepda Isa.

Dari kejadian itu, Maryam tidak mendidik kepada Isa secara umumnya. Karena

Isa masih berusia bayi. Hanya saja Maryam memperlakukan Isa sebagai mana

layaknya bayi, dengan mengasuh dan merawatnya. Dalam keyakinan yang tertanam

di hati Maryam. Nabi Isa akan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

160

Sariono, “Referensi Agama; Ayat-Ayat tentang Pendidikan Nabi Isa”, dikutip dari

http://www.referensiagama.blogspot.co.id/ diakses pada 06 Mei 2018.

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

83

BAB IV

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DARI SURAH MARYAM AYAT 30-34

A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dari Surat Maryam

Sebagaimana kajian penulis yang dimaksud dengan nilai adalah mengungkapkan

bahwa nilai hanya dapat dipahami secara tepat oleh hati penuh cinta. Seperti yang

pernah diungkapkan oleh Scheler benar bahwa nilai tidak bisa dipahami dengan akal

budi melainkan dengan hati, maka pendidikan yang ingin menanamkan nilai-nilai

harus bisa menggugah hati anak-anak didik agar benar-benar bisa memahami dan

mengamalkan nilai-nilai itu.

Sementara nilai adalah yang penulis maksud pada surat maryam ayat 30-34, yakni

ada tiga konsep diantaranya nilai akidah, nilai syariat dan nilai akhlak. Dari ketiga

konsep itulah, yang dijadikan sebagai landasan dalam membentuk kepribadian

manusia, sebagaimana tujuan pendidikan untuk beribadah dan kesempurnaan insani

yaitu kebahagian dunia dan akhirat dapat dicapai secara optimal.

Sama halnya pada pendidikan Islam tujuan akhirnya yaitu terbentuknya insan

kamil, artinya manusia yang memiliki sikap jujur, disiplin, menghargai waktu, kasih

sayang, sopan santun, bertanggung jawab, cinta tanah air, dan mampu mengamalkan

nilai-nilai ajaran Islam sepenuhnya sebagai pedoman dalam menjalankan

kehidupannya.

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

84

Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan tersebut yaitu membentuk manusia

yang berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, berilmu, jujur, disiplin, bertanggung

jawab, cinta tanah air yang mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupnnya,

maka adanya penanaman nilai-nilai pendidikan Islam sejak usia dini (masa sekolah)

adalah penting. Hal ini dikarenakan pada masa-masa tersebut merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara psikologi maupun kognitif

Oleh karena itu antara relevansi nilai pendidikan Islam secara umum dan yang

terkandung di dalam Al-Quran Surah Maryam, diantaranya:

1. Nilai Pendidikan Akidah

Pertama, Pendidikan Islam merupakan hal yang mutlak dan dibutuhkan

oleh setiap manusia. Telah disebutkan bahwa ayat yang pertama diturunkan

itu menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk membaca, hal ini

menggambarkan bahwa untuk dapat menguasai dunia dibutuhkan adanya

ilmu, untuk menguasai akhirat juga diperlukan ilmu dan untuk menguasai

keduanya baik dunia maupun akhirat juga memerlukan ilmu.

Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk muslim yang sejati, insan

kamil, sosok manusia yang muttaqin atau manusia yang beraqidah dan

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-

hari sehingga akan mampu membuahkan kebaikan di dunia dan di akhirat.

Adapun yang dinamakan aqidah berasal dari aqada yang berarti ikatan.

Aqidah yakni ikatan antara hamba (manusia) dan Khaliqnya (Allah). Jadi

nilai akidah adalah suatu penanaman nilai yang mengharuskan hati untuk

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

85

membenarkannya, yang membuat jiwa tenang, tentram kepadanya dan

menjadi kepercayaan seseorang yang bersih dari kebimbangan dan

keraguan.190

Sebagaimana nilai aqidah menjadi perkara yang sangat dasar yang harus

ada dalam setiap orang, ketika seseorang itu ingin selamat dunia dan akhirat.

Aqidah merupakan hal yang paling urgen dalam kehidupan seseorang yang

beragama. Allah telah menyebutkan sarat terpenting seseorang bisa selamat

dunia dan akhirat adalah dengan keimanan.

Seperti halnya pendapat Zainuddin bahwa menggolongkan aqidah itu

meliputi tiga aspek yaitu: Pertama, ucapan lidah atau mulut, karena lidah

adalah penerjemah dari hati maka apa yang diucapkan oleh lidah adalah isi

dari hati seseorang. Akan tetapi bayi yang baru lahir yang telah mengakui

adanya Allah adalah pengakuan jiwa, bukan pengakuan dengan lidah.

Hal inilah yang telah terjadi pada diri nabi Isa, ketika itu Isa masih kecil

telah mengakui adanya Allah dan memperhambakan diri kepada-Nya,

mengakui bahwa Allah itu Esa dan tidak ada sesuatu pun yang

menyerupainya. Sifat penghambaan kepada Allah disampaikan melalui

lisannya, berarti Isa telah mengakui adanya Allah dengan pengakuan seluruh

jiwa dan raganya.

Kedua, adalah pembenaran dengan hati dan ketiga, adalah

mengamalkannya dengan bentuk amal perbuatan. Amal itu merupakan

190

Khatibul Umam, Aqidah Islam, Kudus : Menara, 2004, hlm 13.

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

86

manifestasi dari iman karena amal ini akan melengkapi dan menyempurnakan

iman seseorang. Sehingga bertambah dan berkurangnya iman seseorang itu

tergantung pada apa yang telah dilakukannya. Adapun keimanan itu sendiri,

identik dengan akidah yang berarti kepercayaan atau keyakinan dan keimanan

merupakan kekuatan jiwa atau ruh yang dapat mengikat dan menguasai

manusia dalam ikatan dan kekuasaan Tuhan yang diimaninya. Keimanan

merupakan masalah pokok yang sangat ditekankan dan diulang-ulang sampai

ratusan kali dalam al-Qur‟an. Begitu fundamentalnya masalah keimanan,

maka tugas utama para nabi adalah menghilangkan kemusyrikan dan

menanamkan ketauhidan.

Sebagaimana dalam pendidikan keimanan itu bersifat dinamis,

pertumbuhan iman dapat berproses melalui sentuhan kandungan ayat-ayat

Allah, baik yang tertulis maupun yang terbentang di jagat raya ini yang dibaca

dengan berbagai pengetahuan dan dapat pula melalui ibadah-ibadah praktis

dan akhlak sosial yang dilaksanakan individu di dalam masyarakat Islam.

Pertumbuhan iman juga bisa dilakukan dengan mengamati fenomena-

fenomena alam yang terjadi dan juga bisa dari kisah atau sejarah. Kisah yang

terkandung dalam surat Maryam adalah salah satu kisah yang bisa

menguatkan iman seseorang, yaitu proses kelahiran Isa yang terjadi tanpa

adanya seorang ayah. Maryam merupakan wanita shalehah yang tidak pernah

melakukan perbuatan keji seperti itu akan tetapi karena izin Allah maka

Maryam hamil tanpa ada sentuhan dari seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

87

tanpa seorang ayah merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT. Hal ini

menunjukkan bahwa Allah itu bisa bekerja di luar hukum kausalitas manusia.

Inilah bukti kebesaran Allah, apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi

meskipun diluar batas akal manusia.

Jadi untuk memperkokoh iman seseorang tidak hanya ditempuh melalui

hubungan antara hamba dan penciptanya secara langsung, tetapi juga bisa

melalui interaksi hamba dengan berbagai kejadian alam. Dengan kata lain

pendidikan Islam memperhatikan pengembangan keimanan yang dapat

memperkokoh kaitannya dengan penanaman keimanan.

Adapun pendidikan keimanan yang terdapat dalam surat Maryam ayat 30

sampai 34 di antaranya sebagai berikut:

a) Iman kepada Allah

Beriman kepada Allah merupakan dasar pokok dalam Islam.

Segala persoalan dalam ajaran Islam dapat dipecahkan dengan kunci

iman kepada Allah. Allah adalah Tuhan yang wajib disembah, tidak

ada segala sesuatu yang menyerupai-Nya, Dialah Tuhan yang Esa,

Maha Rahman dan Rahim yang mencipta dan memelihara seluruh

alam. Setiap Nabi yang diutus oleh Allah kepada umat manusia

semuanya membawa misi dan risalah untuk mentauhidkan Allah dan

membawa perintah untuk menyembah hanya kepada-Nya. Begitu juga

risalah yang dibawa oleh Nabi Isa yaitu untuk meng-Esakan Allah dan

mengajak untuk menyembah kepada Allah.

Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

88

b) Iman kepada malaikat Allah

Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya dan

bersifat ghaib sehingga tidak bisa dicapai oleh panca indra manusia.

Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat, mereka bertindak

terhadap alam ini atas kehendak Allah. Segala sesuatu yang mereka

lakukan adalah atas perintah Allah semata. Semua kitab yang diterima

oleh para utusan Allah semuanya diturunkan melalui perantaraan

malaikat sehingga manusia wajib mengimaninya.

c) Iman kepada kitab-kitab Allah

Ajaran yang diturunkan Allah kepada rasulnya melalui malaikat

semuanya dibukukan dalam bentuk kitab suci. Seperti kitab Injil untuk

Nabi Isa, kitab Taurat untuk Nabi Musa, kitab Zabur untuk Nabi Daud

dan kitab suci Al-Qur‟an untuk Nabi Muhammad SAW. Al-Qur‟an

adalah kitab Allah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad sebagai nabi penutup dari para nabi. Apa yang dikatakan

al-Qur‟an tentang kitab-kitab terdahulu itulah yang wajib manusia

yakini, sebab segala yang disebutkan dalam al-Qur‟an tentang kitab-

kitab suci terdahulu mutlak kebenarannya karena datangnya dari

Allah.

d) Iman kepada Rasul Allah

Iman kepada Rasul Allah merupakan salah satu sendi akidah

Islam. Rasul adalah manusia yang dipilih oleh Allah menjadi

Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

89

utusannya untuk menyampaikan petunjuk-Nya kepada umat manusia

yang berupa pedoman-pedoman yang akan membawa manusia

memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Para rasul yang

diutus sebelum Nabi Muhammad semuanya membawa ajaran yang

intinya untuk mentauhidkan Allah dan Nabi Muhammad sebagai

penyempurna semua ajaran yang dibawa oleh para nabi terdahulu.

e) Iman kepada hari kiamat

Iman kepada hari akhir akan membawa manusia bersungguh untuk

tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia. Karena

orang yang benar tahu asalnya maka akan tahu pula akhirnya. Tanpa

meyakini adanya hari akhir maka seseorang tidak akan mempunyai

arah dalam hidupnya. Mereka akan mengira bahwa hidup ini hanya

sampai di dunia saja, padahal sebenar-benar kehidupan adalah

kehidupan akhirat.

Setiap manusia pasti akan mengalami tiga peristiwa sebagaimana

yang dialami oleh Isa yang terdapat dalam surat maryam ayat 33 yaitu

peristiwa dilahirkan, meninggal dan dibangkitkan kembali pada hari

kiamat. Karena dengan mempercayai adanya hari kiamat maka akan

menimbulkan perasaan dalam diri untuk selalu berbuat baik dalam

setiap perbuatannya.

Dari hal yang semacam ini, yaitu melalui pendidikan keimanan

seseorang akan hidup dalam suasana damai bersama Tuhannya,

Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

90

dirinya dan semua makhluk Allah. Orang yang beriman akan hidup

dibawah naungan petunjuk Allah yang digariskan dalam kitab-

kitabnya sehingga selalu memperoleh taufiq di dalam kehidupan

dunia, merasa tentram terhadap apa yang telah digariskan oleh Allah.

Orang yang demikian itu akan memperoleh kebahagiaan hidup baik di

dunia maupun di akhirat.

2. Nilai Pendidikan Syariat

Kedua, nabi Isa selain menyampaikan dan mengajarkan tauhid yang benar.

Isa juga melaksanakan ibadah kepada Allah sebagai wujud lahirnya iman

yang berupa perbuatan yang baik. Dalam perbuatan yang baik terdapat

pengabdian terhadap sang pencipta. Pengabdian itu disebut dengan ibadah.

Syariat adalah seperangkat aturan yang mengatur segala bentuk

pengabdian manusia kepada Tuhannya yang telah menciptakannya. Sebagai

perwujudan bahwa ada dzat yang menguasai manusia dan wujud bahwa

manusia tunduk dan taat kepada-Nya. Dalam Islam perwujudan tersebut

dibuktikan dengan ibadah. Orang dikatakan bukan seorang muslim ketika

kesehariannya tidak pernah beribadah meskipun sejatinya dia adalah seorang

muslim.

Dalam pengertian umum ibadah berarti segala sesuatu yang disukai Allah

dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Ibadah adalah

hasil dari pengolahan ayat-ayat Allah, baik yang tertulis maupun yang tidak

tertulis yang kemudian dibaca melalui ibadah-ibadah praktis yang difardhukan

Page 113: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

91

oleh Islam. Dengan demikian ibadah merupakan hasil dari pendidikan

keimanan.

Seseorang dalam melaksanakan ibadah selalu didorong atas dua hal.

Pertama, melaksanakan ibadah karena takut akan azab Allah. Mereka

mempunyai kepercayaan bahwa segala sesuatu yang mereka perbuat kelak di

hari kiamat akan dipertanggungjawabkan. Karena orang yang beribadah akan

mendapatkan pahala dan sebaliknya orang yang meninggalkannya akan

mendapatkan siksa. Kedua, melaksanakan ibadah karena membesarkan nama

Allah. Dia menyembah Tuhan seakan-akan ia melihatnya dan apabila telah

bersujud kepadanya maka hilanglah semua yang ada disekitarnya, tidak ada

lagi yang lainnya.

Selaku hamba Allah, manusia semestinya beribadah kepada Allah semata.

Beribadah kepada Allah merupakan prinsip hidup yang paling hakiki bagi

orang muslim. Sehingga perilaku manusia muslim sehari-hari senantiasa

mencerminkan penempatan pengabdian kepada Allah.

Pengabdian kepada Allah yang terkandung dalam surat Maryam ayat 30

sampai 34 tercermin dalam perintah untuk melaksanakan ibadah shalat secara

bersinambung dan menunaikan zakat secara sempurna selama masih hidup.

Dalam melaksanakan shalat terdapat beberapa hikmah di dalamnya yaitu

antara lain: Pertama perintah untuk membersihkan diri dari dosa baik yang

lahir maupun yang batin. Shalat merupakan komunikasi langsung antara

hamba dengan Tuhannya. Betapa rendahnya manusia dihadapan Allah, maka

Page 114: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

92

dengan shalat manusia meminta ampunan kepada Allah atas segala dosa yang

telah diperbuat.191

Perintah yang kedua adalah perintah untuk menunaikan zakat. Dengan

menunaikan zakat manusia bisa membersihkan diri dari dosa dan juga bisa

membersihkan harta. Selain melaksanakan zakat, ibadah lain yang bisa

membersihkan diri adalah shadaqah. Secara umum shadaqah adalah semua

bentuk kebaikan yang diperbuat manusia bukan hanya berupa benda akan

tetapi juga dapat berupa jasa atau tenaga. Dengan shadaqah akan

menimbulkan rasa saling peduli terhadap sesama dan rasa saling tolong-

menolong.

Dengan dua perintah yaitu untuk melaksanakan shalat dan menunaikan

zakat tersirat makna bahwa Allah menyuruh manusia untuk meninggalkan

dosa dan menjauhi maksiat. Dengan melaksanakan kedua hal tersebut

manusia akan merasa dekat dengan sang pencipta.

Dengan melaksanakan ibadah yang telah ditentukan Allah yang tercantum

dalam rukun iman atau pun ibadah yang lain, maka akan mempunyai dampak

edukatif yang sangat signifikan dalam membentuk insan yang bertakwa dan

beramal shaleh.192

191

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol VIII, Jakarta : Lentera Hati, 2002, hlm 178. 192

Masud Abdurrahman, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001, hlm

198

Page 115: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

93

Dengan demikian kedudukan manusia dalam sistem penciptaannya adalah

sebagai hamba Allah. Kedudukan ini berhubungan dengan peranan ideal yaitu

pola perilaku yang didalamnya terkandung hak, kewajiban, dan tugas manusia

yang terkait dengan kedudukannya dihadapan Allah sebagai Sang Pencipta.

Dalam hal ini peranan ideal manusia adalah melakukan ibadah kepada Allah.

Oleh karena itu, manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup mendiami

dunia ini dan kemudian menjalani kematian tanpa adanya pertanggung

jawaban kepada penciptanya, melainkan manusia itu diciptakan oleh Allah

untuk mengabdi kepada-Nya.

3. Nilai Pendidikan Akhlak

Ketiga, akhlak merupakan manifestasi dari iman seseorang yang

diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Iman merupakan sumber akhlak yang

luhur dan akhlak merupakan dasar ilmu yang benar. Keduanya saling terkait

secara koordinatif dan kokoh. Adapun secara etimologis akhlak merupakan

bentuk jamak dari kata خلق diartikan sebagai perangai atau budi pekerti,

gambaran batin atau tabiat manusia.

Pendidikan akhlak dimaksudkan untuk membentuk manusia yang

berkepribadian yang baik dan selalu berbuat baik. Telah dikatakan bahwa

akhlak adalah buah dari iman maka sejalan dengan kesempurnaan iman dan

ketekunan yang tinggi akan menghasilkan pribadi yang baik dan berakhlak

mulia.

Page 116: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

94

Pendidikan akhlak merupakan bagian besar dari isi pendidikan. Akhlak

merupakan buah Islam yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan serta

membuat hidup dan kehidupan menjadi baik. Akhlak merupakan alat kontrol

bagi manusia karena dengan akhlak bisa diketahui mana perbuatan yang baik

dan mana yang buruk.

Uraian di atas dapat dilihat betapa pentingnya akhlak bagi seseorang dan

masyarakat. Dengan melaksanakan akhlak yang baik yang sesuai dengan

norma yang telah ditentukan oleh Al-Qur‟an maka seseorang akan

mendapatkan kebahagiaan hidup. Akhlak merupakan pokok esensi dalam

ajaran Islam karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang

untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi. Karena akhlak merupakan

bentuk proyeksi dari amalan ihsan seseorang yaitu sebagai puncak

kesempurnaan iman dan ke-Islaman-nya.

Akhlak dalam ajaran Islam meliputi hubungan manusia dengan Sang

Khaliq, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan

alam sekitarnya. Hubungan antara manusia dengan Khaliqnya disebut dengan

ibadah. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya dan alam sekitarnya

maka inilah yang dinamakan dengan budi pekerti. Karena manusia adalah

makhluk sosial maka manusia tidak bisa hidup menyendiri tanpa bantuan

orang lain. Oleh karena itu tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup

menimbulkan suatu norma dan akibat yang dapat merugikan juga bisa

menguntungkan.

Page 117: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

95

Pendidikan akhlak dalam Al-Qur‟an diawali dengan pendidikan dalam

keluarga. Pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan pendidikan awal

sebelum seorang lebih jauh berbaur dengan lingkungan sekitarnya.

Pendidikan akhlak dalam keluarga adalah pendidikan untuk menghormati dan

menghargai orang tua. Sebagaimana pendidikan akhlak pada keluarga

menekankan sikap, tabiat dan perilaku-perilaku yang menggambarkan nilai-

nilai kebaikan yang harus dan harus dijadikan sebagai kebiasaan anak didik

dalam kehidupan sehari-hari. Para nabi menganjurkan kepada umatnya untuk

memperhatikan budi pekerti pada anak dengan baik, karena akhlak ini

merupakan implikasi dan cerminan dari kedalaman tauhid kepada Allah.

Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak

kepada orang tuanya dan harus dilaksanakan tanpa kecuali. Berbuat baik

kepada orang tua bisa dilakukan dengan berkata yang sopan kepadanya, lemah

lembut, menyenangkan hatinya dan merendahkan diri bila sedang berhadapan

dengannya. Semua itu manusia lakukan sebagai bentuk rasa syukur atas

pengorbanan orang tua. Mereka telah banyak berjasa dalam hidup manusia

dari sejak masih dalam kandungan sampai dewasa dan bahkan sampai

berumah tangga.

Pengorbanan yang telah diberikan oleh orang tua sudah sangatlah besar,

manusia tidak mungkin bisa membalasnya sampai akhir hayat, oleh sebab itu

penghormatan dan patuh kepada semua perintahnya harus manusia laksanakan

dengan sebaik mungkin.

Page 118: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

96

Sebagaimana yang terdapat dalam surat Maryam ayat 32 terkandung

makna bahwa seorang anak wajib untuk berbuat baik kepada orang tua. Isa

diperintahkan oleh Allah untuk berbuat baik, patuh serta taat terhadap ibunya

karena telah melahirkannya dalam keadaan susah payah. Berbakti kepada

orang tua bisa dilakukan dengan berkata sopan, lemah lembut, tidak

membantah perintahnya serta selalu menjaga nama baik keluarganya. Bentuk

bakti kepada orang tua tidak hanya bisa dilakukan ketika orang tua masih

hidup, akan tetapi ketika orang tua telah wafat pun manusia masih bisa

berbakti kepadanya. Yaitu dengan mendoakannya dan menyambung

silaturrahim serta menghormati teman-teman mereka semasa hidup.

Selain perintah berbakti kepada orang tua dalam surat Maryam tersebut

manusia disuruh untuk menjauhi sifat sombong dan kasar terhadap orang lain

dalam pergaulannya dengan sesamanya serta menyuruh untuk menjauhi dari

perangai buruk yang dapat merisaukan hati.

Kedua sifat tersebut yaitu sombong dan berperangai buruk harus manusia

buang jauh-jauh dari diri manusia, karena kedua sifat tersebut termasuk sifat

tercela yang dapat merisaukan hati dan membuat orang lain gelisah. Oleh

karena itu dalam pergaulan sehari-hari seseorang harus mampu menjauhi sifat

sombong, kasar dan perangai buruk.

Berbuat baik terhadap sesama juga bisa dilakukan dengan memberikan

manfaat kepada semua orang dimana pun manusia berada. Mengajak kepada

yang ma‟ruf dan mencegah dari kemungkaran serta mengajarkan kebaikan

Page 119: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

97

dimanapun berada. Mengajak kepada kema‟rufan dan mencegah pada

kemungkaran merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Dengan

mengajak kepada kema‟rufan berarti manusia mencegahnya dari berbuat

buruk dan dalam mencegah keburukan berarti manusia telah menuju jalan

kebaikan.

Dalam pergaulannya dengan sesama sikap saling tolong-menolong dalam

kebaikan harus dilaksanakan sehingga akan tercipta lingkungan pergaulannya

yang harmonis dan dapat menciptakan kehidupan yang saling rukun dan

tentram. Yang mana sebagai umat Islam yang baik pasti bersedia untuk

mengingatkan dan diingatkan, untuk menasehati dan dinasehati serta

mengajak dalam hal kebaikan dan mencegah dalam hal keburukan. Sehingga

pendidikan akhlak dalam Islam yang tersimpul dalam prinsip berpegang pada

kebaikan dan kebajikan serta menjauhi kemungkaran dan keburukan

mempunyai hubungan yang erat dengan upaya mewujudkan tujuan besar

pendidikan Islam yaitu ketaqwaan, beribadah serta berakhlak yang mulia.

Dengan demikian pendidikan akhlak dalam Islam tersimpul dalam prinsip

berpegang teguh pada kebaikan dan kebijakan serta menjauhi keburukan dan

kemungkaran. Yang mana berhubungan erat dengan upaya mewujudkan

tujuan dasar pendidikan Islam yaitu ketakwaan, ketundukan, dan beribadah

dengan Allah.

Page 120: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

98

B. Aktualisasi Nilai Pendidikan Islam dari Surat Maryam

Berdasarkan diskripsi sebelumnya nilai pendidikan Islam diperlukan suatu

analisis yang aktual terkait dengan nilai pendidikan Islam di era sekarang.

Sebagaimana kondisi realita masyarakat saat ini, sangat disayangkan di era sekarang

ini justru banyak terjadi kemerosotan moral dan tindakan amoral dilakukan dalam

lingkup sekaligus orang yang memiliki latar belakang pendidikan.

Dari kondisi semacam itu, pendidikan Islam saat ini mendapatkan imbas dari

kondisi pendidikan yang tujuan utamanya tidak menanamkan nilai-nilai Islam. Tidak

heran sekolah dan lembaga pendidikan didesain sekualitas mungkin bagaimana bisa

menciptakan manusia-manusia yang bisa menguasai suatu pengetahuan dan

keterampilan tertentu yang dapat diaplikasikan dan lebih berorientasi kepada pasar

yang membutuhkan. Hal inilah yang disebut dengan proses pengajaran bukan

pendidikan. Artinya proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan masih sebuah

transfer knowledge bukan transfer values and knowledge. Tidak heran lembaga

pendidikan dijadikan sebagai ajang untuk memperoleh satu lembar legalitas yang

punya tujuan supaya bisa mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan jenjang

pendidikan tertentu. Meskipun ijazah diperlukan untuk hal yang sedemikian, akan

tetapi tidak pantas kiranya lembaga pendidikan dijadikan hanya mendapatkan itu.193

193

Agus Salim, Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kisah Nabi Isa AS. (Ditinjau dari Perspektif

Tafsir Al-Azhar) Tesis, UIN Sumatera Utara Medan, Medan : UPT Perpustakaan UIN Sumatra Utara,

2016, hlm 118.

Page 121: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

99

Sekiranya solusi yang paling tepat buat mengatasi persoalan yang diuraikan di

atas, yaitu semacam permasalahan mengenai perkembangan masyarakat yang

semakin dinamis sebagai akibat kemajuan ilmu dan teknologi, terutama teknologi

informasi. Maka aktualisasi nilai-nilai Al-Quran sangat penting. Karena tanpa

aktualisasi kitab suci ini, umat islam akan menghadapi kendala dalam upaya

internalisasi nilai-nilai Al-Quran sebagai upaya pembentukan pribadi umat yang

beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, maju dan mandiri.

Adapun secara normatif, tujuan yang ingin dicapai dalam proses aktualisasi

nilai-nilai Al-Quran dalam pendidikan Islam meliputi satu dimensi kehidupan yang

harus dibina dan dikembangkan oleh pendidikan. Dimensi yang dimaksud adalah

dimensi spiritual yang terdiri dari tiga aspek yaitu iman, taqwa dan akhlak mulia,

yang tercermin dalam ibadah dan mu‟amalah. Dimensi spritual ini sering dikenal

dengan satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi

individu dan masyarakat. Tanpa akhlak manusia akan berada dengan kumpulan

hewan dan binatang yang tidak memiliki tatanan nilai dalam kehidupannya.194

Sebagaimana di kisah nabi Isa di surat Maryam memiliki kandungan nilai-nilai

pendidikan Islam yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai

aqidah, nilai syariat dan nilai akhlak. Kisah nabi Isa bukanlah sekedar cerita untuk

bernostalgia terhadap salah satu generasi terbaik yang pernah ada atau untuk

194

Said Aqil Husin Al Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qurani dalam Sistem Pendidikan Islam,

Ciputat : Ciputat Press, 2005, hlm 7.

Page 122: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

100

membangga-banggakanya. Akan tetapi kisah tersebut memiliki kandungan pesan dan

pelajaran untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan secara sederhana terkait aktualisasi nilai-

nilai Qurani dalam pendidikan Islam yang berkaitan dengan aqidah, ibadah dan

akhlak di surat Maryam diantaranya sebagai berikut:

1. Nilai Akidah

Nilai akidah dalam kisah nabi Isa merupakan sesuatu yang sangat penting

untuk diambil pesannya sebagai pelajaran. Setiap nabi dan rosul yang diutus

Allah pasti membawa misi yang sama untuk mentauhidkan Allah, meskipun

dalam tatanan syariat terdapat perbedaan. Secara garis besar pokok ajaran

tauhid yang dibawakan oleh Isa adalah tidak menyakini dan mengatakan

bahwa seorang nabi dan rosul yang diutus Allah merupakan seorang pesuruh

bukan oknum Tuhan. Selain itu Allah tidak memiliki anak dan tidak

diperanakan dan tidak ada yang setara dengan Allah. Artinya Allah adalah Esa

dalam zat dan perbuatan-Nya.

Adapun bentuk sekaligus upaya yang dilakukan mengaktualisasikan nilai

aqidah dalam pendidikan Islam biar dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari, yaitu diantaranya sebagai berikut:

1) Mengenalkan Arti Kandungan di dalam Al-Quran

Hal yang semacam ini merupakan bentuk dari aktualisasi dari iman.

Mengenalkan kitab Al-Quran sejak usia dini merupakan hal yang

sangat penting. Karena Al-Quran menyatukan sikap dan pandangan

Page 123: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

101

manusia kepada satu tujuan yaitu tauhid. Oleh karena itu, sebagaimana

yang dikisahkan Al-Quran mengenai tauhid para nabi, maka kita

sebagai umatnya hendak meneladani sifat tauhid tersebut dengan cara

menanamkannya pada diri peserta didik sejak dini, dengan cara

mengagungkan Tuhannya. Yang mana rasa iman bisa ditunjukkan

dengan mengenal arti kandungan Al-Quran yang bertujuan untuk

memahami keagungan serta kekuaasaan Allah.

Sebagaimana kandungan makna yang ada di kisah nabi Isa

pada surat Maryam ayat 30. Sesungguhnya bayi yang masih berada

digendongan belum bisa berbicara selayaknya orang dewasa. Akan

tetapi atas izin Allah balita yang masih berada digendongan itu yang

bernama Isa putera Maryam mampu berbicara. Yang punya tujuan

untuk mensucikan ibunda Isa dari tuduhan yang dilayangkan oleh

kaum bani Israil.

Hal semacam itu bisa dijadikan sebagai pembuktian bahwa Allah

yang Maha Esa tidak mengangkat anak dan Dia adalah Tuhannya Isa

yang memelihara dan membimbing Isa dan juga Tuhan kamu semua,

bahkan Tuhan seru sekalian alam, maka sembahlah Dia dan inilah

jalan yang lurus. Inilah salah satu tuntunan yang diperintahkan oleh

Nabi Isa kepada kaumnya yaitu untuk menyembah Allah. Oleh karena

itu, atas adanya mukjizat dari Allah untuk Isa, manusia akan

merasakan lemah dan penuh kekurangan di hadapan sang pencipta,

Page 124: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

102

dengan demikian akan memperteguh keyakinannya kepada kekuasaan

beserta keluasan ilmu Allah. Artinya mengenalkan arti yang

terkandung dalam Al-Quran merupakan salah satu bentuk aktualisasi

nilai-nilai Qurani untuk mengimani Allah beserta kitab suci-Nya.

2) Mengenal Rosul

Hal ini sangat perlu ditanamkan pada peserta didik sejak usia dini.

Sebagaimana dalam perspektif agama Islam, pendidikan lingkup

keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan keyakinan. Karena

setiap orang tua diperintahkan sekaligus diwajibkan untuk berupaya

semaksimal mungkin memelihara diri dan anggota keluarganya dari

api neraka.

Pengenalan Rosul Allah diharapkan dimulai sejak usia dini pada

peserta didik, di mana pondasi peserta didik tentang agama sejak kecil

sudah kuat maka untuk menuju kedewasaan tidak akan goyah

mengenai agama karena sudah dibekali pondasi agama yang kuat sejak

kecil, yang mana metode paling tepat adalah fase dongeng, di mana

lebih mengenalkan tentang Rosul dengan cara bercerita, dengan cara

inilah sedikit demi sedikit akan mengenal Rosul Allah dan juga meniru

sifat para Rosul. Dan dari situlah timbul rasa iman kepada Rosul Allah

dengan cara percaya dengan adanya Rosul.

Page 125: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

103

3) Mengenalkan Nama Malaikat dan Tugasnya.

Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah dari cahaya sekaligus tidak

tampak oleh mata, sedangkan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah

yang terbuat dari tanah sekaligus nyata atau tampak oleh mata,

diwajibkan untuk percaya atau beriman akan keberadaan malaikat

tersebut, sekalipun malaikat itu tidak tampak tetapi mereka ada.

Penanaman nilai-nilai keimanan pada malaikat di hati peserta didik

sangat penting, karena keberadaan malaikat yang ghoib ini. Adapun

cara yang perlu dilakukan oleh pendidik yaitu menanamkan nilia

keimanan pada peserta didik serta menjelaskan tugas-tugas malaikat

seperti Roqib dan Atid yang bertugas untuk mencatat amal perbuatan

manusia baik maupun buruk. Kita senantiasa dijaga siang dan malam,

oleh karena itu untuk peserta didik yang nakal seperti tidak sholat,

berani kepada orang tua, tidak mau menolong temannya yang

kesulitan, tidak mau beramal dan lain-lainnya, maka perbuatan yang

semacam itu akan dicatat oleh malaikat Atid dan dimasukkan ke dalam

neraka oleh malaikat Malik.

Begitupun sebaliknya apabila melakukan perbuatan baik sekecil

apapun akan dicatat oleh malaikat Roqib, lalu dimasukkan ke dalam

surga oleh malaikat Ridwan penjaga surga, disana akan mendapatkan

kebahagian dan kenikmatan. Oleh karena itu, memperkenalkan

malaikat sejak dini sangat penting, biar suatu saat para peserta didik

Page 126: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

104

mampu untuk bersikap jujur ketika terjun di masyarakat ataupun

dalam tatanan kehidupan bernegara.

2. Nilai Syariat

Nabi Isa selain menyampaikan dan mengajarkan tauhid yang benar, Ia

juga melaksanakan ibadah kepada Allah sebagai perwujudan daripada tauhid.

Pengakuan tauhid tidaklah cukup melainkan harus ada bukti nyata dari

pengakuan ke-Esaan kepada Allah. Sebagai seorang nabi dan rasul Allah yang

benar-benar mengakui ke-Esaan Allah, nabi Isa juga pribadi yang religius. Isa

mengajarkan sholat sebagai kounikasi vertikal kepada Tuhannyadan

mengerjakan zakat sebagai pembersih diri dan kepdulian sosial. Inilah ayat

yang menerangkan ketika menjawab tuduhan dari kaumnya ketika masih di

buaian ibunda Isa.

جؼ ج١ب ىزبة ا آرب ب لبي ئ ػجذ الله جبسوب أ٠ جؼ ذ د١ب ب د وبح اضه لح صب ثبصه أ ذ و

Artinya : “Isa berkata” sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah, Dia

memberiku al-kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku sebagai seorang Nabi.

Dan Dia telah menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja kau berada,

dan Dia mewasiatiku melaksanakan shalat dan zakat selama aku masih

hidup”. (Q.S. Maryam :30- 31).

Syariat adalah seperangkat aturan yang mengatur segala bentuk

pengabdian manusia kepada Tuhannya yang telah menciptakannya. Sebagai

perwujudan bahwa ada dzat yang menguasai manusia dan wujud bahwa

Page 127: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

105

manusia tunduk dan taat kepada-Nya. Dalam Islam perwujudan tersebut

dibuktikan dengan ibadah.

Ibadah merupakan perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang

didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Adapun bentuk upaya yang dilakukan mengaktualisasikan nilai syariat

dalam pendidikan Islam biar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,

yaitu diantaranya sebagai berikut:

1) Membiasakan Sholat Tepat Waktu

Shalat tepat waktu merupakan bentuk aktualisasi diri yang fitri dan

hakiki, sebab penciptaan manusia tidak lain adalah untuk beribadah

kepada Allah. Dalam Islam ibadah mempunyai banyak jenisnya,

namun ibadah yang mempresentasikan seluruh kepribadian manusia

adalah sholat. Sebagaimana ibadah sholat merupakan pekerjaan yang

wajib dilakukan bagi setiap manusia. Kebiasaan ini bisa ditanamkan

pada peserta didik dengan cara diajak berjamaah sholat dzuhur,

dengan demikian di lembaga pendidikan perlu adanya program sholat

berjamaah di sekolah dengan dipimpin atau diimami oleh salah satu

temannya dengan cara bergiliran, supaya semua peserta didik bisa

merasakan penanaman nilai ibadah ke dalam hati mereka.

2) Mengenalkan Zakat

Supaya peserta didik mengetahui tentang zakat, lebih baiknya

ketika di bulan Ramadhan peserta didik diagendakan pengumpulan

Page 128: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

106

zakat fitrah di sekolahan, dimana mereka diwajibkan untuk membawa

zakat fitrah untuk diserahkan kepada pengurus osis yang bertugas

menjadi panitia zakat di sekolahan. Yang mana dari pengumpulan

zakat fitrah tersebut akan dibagikan kepada penduduk di sekitaran

sekolahan yang memang membutuhkan atau kurang mampu. Dari hal

inilah permulaan bagi mereka untuk mengenal ibadah ghairu mahdah

yaitu memberikat zakat kepada orang yang kurang mampu secara

ekonomi. Yang mana nantinya peserta didik akan mengerti bahwa kita

wajib menzakati sebagaian harta kita. Perihal ini merupakan salah satu

wujud dari aktualisasi nilai-nilai Qurani pada pendidikan Islam.

3. Nilai Akhlak

Akhlak yang benar menurut Islam adalah akhlak yang dilandasai dengan

iman yang benar. Dalam Islam ketika ajaran pokok yaitu iman (aqidah), Islam

(syariah) dan ikhsan (akhlak) merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisah-pisahkan, yang tujuan intinya adalah menjadikan manusia sebagai

sumber kebajikan dalam masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada

dengan kumpulan hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam

kehidupannya.

Dengan demikian, akhlak merupakan aktualisasi dan cerminan keimanan

dan ibadah seseorang. Oleh karena iman yang benar akan menerapkan

perintah dan larangan Allah dan rosul-Nya. Penerapan yang benar terhadapan

Page 129: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

107

ajaran Islam yang benar dan istiqomah akan memberikan suatu yang positif

pada diri manusia.

Akhlak yang ditunjukkan oleh nabi Isa adalah akhlak yang sempurna dan

komplek. Sebagai seorang rosul ia memiliki akhlak yang mulia di sisi Allah,

orang tua dan kepada sesama manusia. Sebagai hamba yang baik ia

mengerjakan shalat dan zakat. Segala perintah telah dilaksanakan dengan

bersungguh-sunguh tanpa membuat suatu kebohongan dan kepalsuan.

Hal itu membuktikan bahwa nabi Isa merupakan sosok manusia yang

memiliki hubungan baik kepada Allah hablumminallah dan kepada sesama

manusia hablumminnas. Semua itu telah dipraktekkan dalam kehidupannya.

Adapun aktualisasi nilai-nilai qurani dalam pendidikan Islam yang berkaitan

dengan akhlaq di surat Maryam diantaranya:

1) Berbakti kepada Kedua Orang Tua

Nabi Isa dikenal dengan nabi yang mampu berbicara ketika masih

berada di buaian tangan Maryam, sesungguhnya Isa merupakan

manusia biasa, akan tetapi karena diberi mukjizat oleh Allah sehingga

nabi Isa di masa bayi sudah bisa berbicara. Hal ini terbukti dan

dikisahkan di mana ketika Maryam mendapatkan hinaan dan celaan

yang dilayangkan dari kaum Bani Israil, karena tuduhan atas Maryam

yang hamil tanpa adanya seorang suami. Dengan demikian atas izin

Allah Isa yang masih bayi mampu berbicara untuk membantu

sekaligus menyelesaikan atau membersihkan fitnah yang meninpa

Page 130: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

108

ibunya. Sedemikian rupa hal itu bisa dijadikan acuan bahwa setiap

manusia atau peserta didik diharuskan untuk berbakti kepada kedua

orang tua, yang dikarenakan atas jasa kedua orang tua manusia bisa

tumbuh dan terawat dengan baik. Oleh sebab itulah peserta didik harus

membiasakan diri berjabat tangan dan mencium telapak tangan kedua

orang tua sebagai tanda mengormati sekaligus berbakti kepadanya.

Karena mencium telapak tangan kedua orang tua ketika berangkat

mencari ilmu, sangat perlu dibutuhkan sebagai tanda mencari ridho

kedua orang tua, yang punya tujuan untuk mendapatkan ilmu yang

bermanfaat sekaligus menjadi anak yang sholeh dan sholeh. Sebab

amalan yang tidak bakalan terputus bagi kedua orang tua salah satunya

adalah mendapatkan anak yang sholeh-sholehah. Yang mana nantinya

mendoakan kedua orang tua, termasuk bagian dari sikap berbakti

kepada kedua orang tua yang merupakan wujud dari perilaku yang

mencerminkan akhlaq yang mulia. Hal semacam inilah yng merupakan

aktualisasi dari nilai akhlaq yang dikandung surat Maryam.

2) Menanamkan Sifat Jujur

Berkata dengan sebenar-benarnya merupakan salah satu nilai

pendidikan Islam yang tidak boleh dilupakan. Karena sifat mulia ini

sebagai karakter kenabian yang dapat diteladani, yang mana hal ini

terbukti ketika selama hidupnya nabi Isa tidak pernah mengajarkan

bahwa dirinya Tuhan, akan tetapi yang disaampaikan oleh Isa bahwa

Page 131: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

109

sesungguhnya Allah yang Maha Esa tidak mengangkat anak dan Dia

adalah Tuhannya Isa. Pernyataan Isa yang mengatakan bahwa ia

memperhambakan diri pada Allah adalah menunjukkan kebenaran,

bahwa Isa juga seperti makluk-makhluk yang lain dan membuktikan

dirinya bukanlah anak Tuhannya. Yang mana perihal ini Isa diberi

kitab berupa Injil yang di dalamnya berisi mengenai ketauhitan dan

Syariat, dari ini Isa telah membuktikan dengan menyampaikan semua

isi yang dikandungan kitab Injil secara sempurna. Hal yang semacam

itu sebagai pertanda bahwa Isa punya sikap jujur untuk menyampaikan

semua amanah dari Allah melalui malaikat Jibril.

Hal semacam itu bisa kita terapkan kepada peserta didik melalui

kantin kejujuran, dimana kegiatan transaksi jual tidak ada memiliki

penjual dan tidak dijaga. Di sana, hanya tersedia makanan, daftar

harga, dan kotak untuk membayar dan mengambil uang kembalian.

Ketika peserta didik ingin membeli makanan di kantin kejujuran,

mereka melayani diri sendiri dan membayar sesuai harga yang tertera,

kalaupun ada kembalian, mereka dituntut mengambil uang yang

seharusnya diambil. Dengan demikian, menanamkan sifat jujur sejak

dini merupakan aktualisasi yang berkaitan dengan sikap yang mulia.

Page 132: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

110

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian penulis tentang nilai-nilai pendidikan Islam dari risalah Al-

Qur‟an surat Maryam ayat 30–34. Tinjauan dari aqidah, syariat dan akhlaq. Maka

penulis dapat menyimpulkannya sebagai berikut;

1. Kandungan Al-Qur‟an surat Maryam ayat 30-34.

a) Surat maryam mengandung makna dari konsep dasar pendidikan

Islam, berupa nilai-nilai akidah, syariat dan akhlak.

b) Kandungan surat Maryam tentang syariat adalah perintah untuk

melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama manusia masih

hidup di dunia.

c) Dalam surat maryam terdapat kandungan tentang akhlak yaitu

manusia disuruh untuk berbuat baik kepada orang tua terutama

pada ibu karena kasih sayangnya kepada seorang anak tiada batas.

2. Pendidikan Maryam pada nabi Isa

a) Maryam dan nabi Isa adalah Pelaku pendidikan di surat Maryam.

Yang mana Maryam sebagai pendidik sedangkan Isa menjadi

peserta didiknya.

b) Materi pendidikan yang dilakukan Maryam kepada Isa atas dasar

pemberian langsung dari Allah meliputi tiga komponen yaitu

Page 133: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

111

akidah (keimanan kepada Allah) syariat (sholat dan zakat) dan

akhlaq (berbakti kepada orang tua dan bersikap jujur).

c) Metode pendidikan Maryam kepada Isa menonjolkan metode

dialogis-intuitif. Sebagaimana metode ini digambarkan seperti

dialog interaktif antara Maryam dan kaumnya, di mana Maryam

hanya mengandalkan kekuatan transendental dari Allah dalam

bentuk intuisi kepada nabi Isa.

3. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di surat Maryam ayat 30-34

adalah sebagai berikut;

a) Nilai Pendidikan Akidah

Pendidikan Akidah yang dikandung dalam surat Maryam ini

adalah keharusan mempercayai adanya rukun iman, yang berupa

percaya pada Allah, malaikat, rosul serta nabi, kitab-kitab, hari kiamat

dan yang terakhir qada-qadar

b) Nilai Pendidikan Syariat

Pendidikan syariat yang terkandung dalam surat Maryam ini

terletak pada kewajiban sebagai seorang hamba untuk selalu

menyembah kepada Allah sebagai rasa syukur kepada sang pencipta

yaitu dengan shalat. Selain shalat seseorang juga bisa mendekatkan

diri kepada Allah dengan cara menunaikan zakat.

Page 134: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

112

c) Nilai pendidikan akhlak

Pendidikan akhlak yang terdapat dari surat Maryam ini adalah

kewajiban bagi seorang anak untuk selalu berbakti kepada orang tua.

B. Saran

1. Pendidik

Hendaknya pendidik senantiasa menggali makna-makna yang tersirat

dalam al-Qur‟an sebagai penambah wawasan dan penunjang dalam

pengajaran. Karena sumber pertama dalam pendidikan Islam adalah al-

Qur‟an. Dengan memanfaatkan dan mampu menggali dengan baik nilai

pendidikan yang terkandung dalam al-Qur‟an maka pendidikan Islam akan

mencapai kesempurnaannya.

2. Peserta Didik

Hendaknya senantiasa dibimbing untuk mengkaji dan mendalami serta

menghayati kandungan pesan Al-Quran, serta diharapkan dapat

mengaktualisasikan nilai-nilai Qurani dalam kehidupan sehari-hari.

Karena Al-Quran merupakan pedoman dalam memecahkan segala macam

persoalan hidup.

C. Penutup

Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha

semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan

kekeliruan. Hal ini semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang

penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang

Page 135: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

113

bersifat konstruktif dan membangun dari berbagai pihak demi perbaikan karya ilmiah

yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan.

Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan semoga skripsi ini

menjadi bagian dari amal shaleh yang diterima di sisi Allah SWT. Amien.

Page 136: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

114

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Mustakim, “Kisah Al-Quran; Hakekat Makna dan Nilai-Nilai

Pendidikannya” Jurnal Volume 15, nomor 2, Desember 2001.

Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Bangsa, Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2005.

Abdur Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam – Tinjauan

Epistemologi dan Isi Materi” Jurnal Eksis, Vol 8 No1 Maret 2012.

Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Gazali tentang Pendidikan, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2009.

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997.

Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2015.

Agus Salim, 2016. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kisah Nabi Isa AS.

(Ditinjau dari Perspektif Tafsir Al-Azhar)” Tesis, UIN Sumatera Utara

Medan, Medan : UPT Perpustakaan UIN Sumatra Utara, 2016.

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-

Ma‟arif, 1962

Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an II, Bandung : Pustaka Setia, 1997.

Abd. Hayy al-Farmawy, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar, Jakarta:

Grafindo Persada, 1996.

Al-Maraghiy, Ahmad Musthafa, Tafsir Al-Maraghi, terj. Hery Noer Aly,

Semarang; Toha Putra, 1987.

Page 137: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

115

Abu Al-Fida Ismail bin katsir, Kisah Para Nabi, terj, M. Abdul Ghoffar, Jakarta ; Pustaka

Azzam, 1987.

Bakker, Anton dan Zubair, Charis Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta:

Kanisius, 1989.

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Zakiyah, Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi

Aksara, 1995.

Apandi, Dede Sulaeman. 2013. “Nilai-Nilai Ketauhidan dalam Al-Quran Surah

Al-Baqarah Ayat 21-22 dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan

Islam” Skripsi. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta; UPT Perpustakaan UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Indrawati, Desi. 2014. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat An-Nisa‟ Ayat

36” Skripsi, STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Langsa; UPT Perpustakaan

STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.

Khoirul Aziz, Donny. 2009. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Surat Al-

Mujadalah Ayat 11-13 (Kajian Terhadap Tafsir Al-Maragi)” Skripsi, UIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta : UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XVI, Jakarta : Panji Mas, 1998, hlm 29.

Langgulung, Hasan, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999.

Asrahah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Logos, 1999.

Page 138: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

116

Hasbi Ash-Shidiqi, Teungku M., Tafsir An-Nur, Semarang: Pustaka Rizki Putra,

2000.

Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung

Lestari, 2000.

Halimi Zuhdy, Mei 2017, “Perempuan Suci, Pengabdi, Menjejak Langit Ilahi” Jurnal,

Volum 05 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ibnu Katsir, Ringkasan Ibnu Katsir, term. Nasib Ar-Rifai, jilid 3, Depok: Gema Insani,

2008.

Imam Bukhori, Shahih Bukhori, Beirut : Darul Al-Kutb Al-Ilmiyah, 1992.

Efendi, Imam dkk, Aqidah Islam, Yogyakarta, UII Press, 2012.

Abdullah, Jalal Ulumul Quran, Surabaya : Dunia Ilmu, 2000.

Umam, Khatibul, Aqidah Islam, Kudus : Menara, 2004.

Dewantara, Ki Hadjar, Pendidikan, (Bagian Pertama, Cetakan Ketiga),

Yogyakarta : Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 2004.

Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1990.

Masud Abdurrahman, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2001.

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol VIII, Jakarta : Lentera Hati, 2002.

M. Quraish Syihab, Membumikan al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1992.

Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya, 1993.

Ali, Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Srtategi, Bandung :

Angkasa, 1993.

Page 139: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

117

Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun, Bandung; Al-

Ma'arif, 1984

Maulana Kausar Niazi, To Wards Understanding The Al-Quran, Terj, Agus

Wahid, Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1983.

Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III (Cet. VIII)

Yogyakarta; PT. Bayu Inara Grafika, 1988.

Nashih Ulwan, Abdullah, Pendidikan Anak Menurut Islam, terj. Khalilullah

Ahmad Masjkur Hakim, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.

Nor Aning Herlianti, , 2005. “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran

Surat Al-Furqon Ayat 63-77” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta :

UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010.

Aqil Husin Al Munawar, Said, Aktualisasi Nilai-Nilai Qurani dalam Sistem

Pendidikan Islam, Ciputat : Ciputat Press, 2005.

Sayidatul Muwafiqoh, Sayidatul, 2014. “Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran

Surat Maryam Ayat 41-42” Skripsi. IAIN Salatiga, Salatiga : UPT

Perpustakaan IAIN Salatiga.

Sariono, “Referensi Agama; Ayat-Ayat tentang Pendidikan Nabi Isa”, dikutip dari

http://www.referensiagama.blogspot.co.id/ diakses pada 06 Mei 2018.

Qamarudin, Shaleh, Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat

Al-Quran, Bandung : CV Diponegoro, 1989.

Ahmad, Syadali, Ulumul Quran, Bandung : Pustaka Setia, 1997.

Page 140: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT MARYAM …

118

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rajawali, 1983.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2007.

Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Teungku, Tafsir Al-Quranul Majid, Semarang :

pustaka Rizka Putra, 1995.

Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Teungku, Tafsir An-Nur, Semarang : Pustaka

Rizki Putra, 2000.

Undang-undang RI nomor 9 tahun 2009, Tentang Badan Hukum Pendidikan,

Surabaya: Kosindo Utama, 2015.

Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Quran, terj. Abdul Hayyie Al-Kattani,

Jakarta : Gema Insani, 1999.

Elmubarok, Zaim, Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung, Alfabeta, 2009.

Dahlan, Zaini, Al-Quran Karim dan Terjemahan, diterjemahkan dari terjemahan

Arab, Cet. 11 Yogyakarta, UII Press, 2014.

Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Jakarta : Bumi Aksara, 1991.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.