nilai-nilai intrinsik pendidikan islam dalame-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/aziz...

86
NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MALAM JUM’AT PAHING DI DESA MENGGORO KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam Disusun Oleh AZIZ MUBAROK NIM. 11108069 JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAM

TRADISI MALAM JUM’AT PAHING DI DESA MENGGORO

KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam

Disusun Oleh

AZIZ MUBAROK

NIM. 11108069

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

ii

Page 3: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

iii

Page 4: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

iv

Page 5: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (QS: Alam Nasyrah :6-7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Almarhum Bapak, Ibu tercinta, yang selalu mendukung,

mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun

spritual bagi kelancaran studi, semoga Allah senantiasa

meridhoinya.

2. Rekan-rekan Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2008

Page 6: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

vi

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

Rabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan

berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis

mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa

terselesaikan.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,

semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin. Sebagai insan yang lemah,

penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang

ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan

serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi

yang sederhanan ini dengan judul “NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN

ISLAM DALAM TRADISI MALAM JUM’AT PAHING DI DESA

MENGGORO KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN

TEMANGGUNG” Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih

yang tiada taranya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas TIK IAIN Salatiga.

3. Bapak Rasimin, S.PdI, M.Pd, selaku Ketua jurusan PAI FTIK Tarbiyah IAIN

Salatiga.

4. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan

keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.

5. Karyawan Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.

Page 7: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

vii

Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT

mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat

ganda. Amin.

Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki

keterbatasan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada

umumnya.

Amin – amin yarobbal ‘alamin

Salatiga, Maret 2015

Penulis

Aziz Mubarok

Page 8: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

viii

ABSTRAK

Mubarok, Aziz. 2015. NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM

DALAM TRADISI MALAM JUM’AT PAHING DI DESA

MENGGORO KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN

TEMANGGUNG. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Drs.

Juz’an, M.Hum

Kata Kunci : Nilai Intrinsik, Pendidikan Islam, Malam Jumat Pahing

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan

Tradisi Malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak

Kabupaten Temanggung? Bagaimana pandangan masyarakat terhadap

pelaksanaan Tradisi Malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan

Tembarak Kabupaten Temanggung? Apa sajakah Nilai-nilai intrinsic Pendidikan

Islam dalam Tradisi Malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan

Tembarak Kabupaten Temanggung?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Tradisi Malam

Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.

Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan Tradisi Malam

Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.

Dan untuk mengetahui nilai-nilai intrinsik Pendidikan Islam yang terkandung

dalam Tradisi malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak

Kabupaten Temanggung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam

untuk mengkaji masalah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang

dilakukan di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.

Pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi atau

pengamatan. Analisis datanya menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai yang terkandung dalam

pelaksanaan kegiatan Malam Jum’at Pahing adalah nilai aqidah, yaitu meyakini

bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya dzat yang memberikan keselamatan

kepada manusia. Nilai ibadah, yaitu dilakukan upacara berdo’a untuk mendoakan

keselamatan warga dan arwah sebagai wujud ibadah. Nilai gotong royong/

kerjasama yaitu masyarakat secara bersama-sama bekerja bakti membersihkan

makam dan membuat umbul-umbul sehingga kebersamaan antar mereka tetap

terjalin dengan baik. Saran yang dapat disampaikan adalah masyarakat Desa

Menggoro agar tetap menjaga, melestarikan mempertahankan tradisi yang sesuai

dengan ajaran Islam, terutama kegiatan mujahadah, sehingga nilai-nilai

pendidikan Islam dapat terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Perlunya

masyarakat memupuk kesadaran untuk selalu bersyukur atas nikmat yang

diberikan Allah serta senantiasa bersabar atas ujian yang diberikan.

Page 9: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ................................................................................ ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

E. Definisi Operasional ............................................................... 5

F. Metode Penelitian ................................................................... 7

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Nilai .......................................................................... 14

B. Pendidikan Islam .................................................................... 19

C. Nilai-nilai Pendidikan Islam ................................................... 25

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografis ...................................................................... 42

B. Upacara Malam Jumat Pahing di Desa Menggoro ................. 45

Page 10: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

x

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 57

A. Pelaksanaan Tradisi Malam Jumat Pahing di Menggoro ...... 57

B. Pandangan Masyarakat terhadap Tradisi Malam

Jumat Pahing di Menggoro .................................................... 58

C. Nilai Intrinsik Tradisi Malam Jumat Pahing

di Menggoro........................................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 65

B. Saran ....................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Umur ....................................... 43

Tabel 3.2 Data Pemeluk Agama .......................................................... 44

Tabel 3.3. Tingkat Pendidikan Masyarakat .......................................... 45

Tabel 3.4 Data Sarana Pendidikan ...................................................... 45

Page 12: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya untuk membentuk kepribadian adalah melalui sarana

kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan dengan baik akan memberikan

dampak terhadap perilaku anak. Pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka

membentuk perilaku yang baik dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara.

Umpamanya adalah dengan menggunakan kebudayaan atau tradisi yang isinya

berupa petuah atau ajaran yang baik, sehingga siapa yang memahami makna

tradisi atau kebudayaan itu dapat mengambil hikmah sebagai sebuah bentuk

pendidikan.

Suatu tradisi merupakan pewarisan serangkaian kebiasaan dan nilai-

nilai yang diwariskan dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Nilai-

nilai yang diwariskan berupa nilai-nilai yang oleh masyarakat pendukungnya

masih dianggap baik, serta relevan dengan kebutuhan kelompok. Dalam suatu

tradisi selalu ada hubungannya dengan upacara tradisional. Oleh karena itu

upacara tradisional merupakan warisan budaya leluhur yang dipandang

sebagai usaha manusia untuk dapat berhubungan dengan arwah para leluhur.

Pada umumnya mereka masih mempunyai anggapan bahwa roh para leluhur

dianggap masih dapat memberikan keselamatan dan perlindungan kepada

keluarga yang ditinggalkan. Namun seiring dengan perkembangan pemikiran,

serta pengetahuan mengenai agama, masalah-masalah syirik tersebut hilang

1

Page 13: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

2

dan berganti dengan kegiatan-kegiatan bernafaskan Islam sebagai

wujud mengakui keesaan Allah SWT. Masalah di dalam kegiatan tersebut ada

persoalan makanan dan tradisi lain, selama ini sudah dilakukan hal-hal yang

tidak mengandung syirik, dan sebagai wujud shadaqah untuk dimakan

bersama dalam kegiatan tersebut.

Agar tujuannya dapat tercapai maka mereka mengadakan pendekatan

melalui berbagai bentuk upacara. Dalam upacara ini dapat dipakai untuk

mengukuhkan kembali nilai-nilai dan keyakinan yang berlaku dalam

masyarakat. Oleh karena itu upacara merupakan salah satu kegiatan sosial

yang sangat diperhatikan, dalam rangka menggali tradisi atau kebudayaan

daerah dan pengembangan kebudayaan nasional. Dengan demikian dalam

setiap kebudayaan terdapat norma-norma atau nilai-nilai yang menjadi

pedoman bagi masing-masing warga masyarakat pendukungnya dalam

bertingkah laku atau bergaul dengan sesamanya.

Norma-norma atau nilai-nilai dapat dimengerti oleh warga masyarakat

selaku pendukung kebudayaan tersebut melalui belajar, baik secara formal

maupun non formal. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Peursen (2004:

4) bahwa kebudayaan merupakan semacam sekolah di mana manusia belajar.

Sumber-sumber informasi yang tak tertulis dapat diperoleh misalnya dengan

memperhatikan tingkah laku yang ditujukan untuk kegiatan teknis sehari-hari

mempunyai kaitan dengan kepercayaan tertentu ataupun dalam bentuk hasil

karya masyarakat pendukungnya. Kebudayaan yang merupakan warisan

Page 14: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

3

leluhur, sebenarnya oleh warga masyarakat masih ada yang memegang teguh

serta terikat adanya tradisi yang berlaku dalam kelompoknya.

Demikian pula kebudayaan yang tersebar di seluruh kepulauan

Indonesia masih banyak yang disampaikan secara lisan maupun masih diakui

oleh masyarakat pendukungnya, sehingga perlu dipertahankan. Menurut

Peursen (2004: 12) upacara tradisional lebih dari sebuah mitos di mana

fungsinya tidak hanya sekedar memberikan hiburan tetapi yang penting

upacara itu dapat mengukuhkan nilai-nilai tradisi tentang kebaikan,

kehidupan, kesuburan, juga penyucian.

Selain itu upacara berfungsi pula untuk mengukuhkan ikatan

solidaritas. Sehingga upacara tradisional mempunyai fungsi sosial, kultural

dan religi. Dalam masyarakat agraris dapat dijumpai beberapa tradisi yang

masih dilakukan dan dilestarikan oleh pendukungnya sampai saat ini. Salah

satu tradisi yang masih dilakukan sampai saat ini adalah tradisi peringatan

hari-hari tertentu. Tradisi ini digelar masyarakat sebagai wujud rasa syukur

atas karunia Tuhan berupa rezeki, kesehatan dan ketenteraman.

Tradisi peringatan pada hari-hari tertentu, sebagaimana yang ada di

Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Setiap malam

jum’at pahing masyarakat meyakini sebagai sebuah hari yang penuh makna,

sehingga menjadi suatu tradisi yang sangat terkenal. Kegiatan yang dilakukan

di malam jum’at pahing di Masjid Menggoro merupakan suatu tradisi yang

diyakini sebagai malam yang penuh ijabah sehingga dilaksanakan tradisi tahlil

Page 15: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

4

maupun istighosah untuk memohon kepada Allah atas keinginan warga yang

datang baik secara pribadi maupun secara kelompok.

Namun demikian, perkembangan peradaban serta tingkat pengetahuan

serta perekonomian saat ini telah banyak mengikis sedikit demi sedikit tradisi

bahkan kebudayaan yang dahulu berkembang dalam masyarakat. Bahkan

karena ketidaktahuan tentang budayanya menganggap bahwa tradisi atau

budaya tersebut sebagai bagian yang tidak perlu dilestarikan dengan berbagai

macam alasan. Demikian halnya dengan tradisi malam Jum’at Pahing, yang

dahulu selalu ramai orang yang datang ke Tembarak. Dahulu warga yang

merantau setiap akan dilakukan peringatan Jum’at Pahing selalu

menyempatkan diri untuk pulang. Namun akhir-akhir ini peringatan malam

Jum’at pahing tidaklah banyak menyita perhatian warga, sehingga terkesan

biasa-biasa saja. Bahkan para pemuda sendiri banyak yang tidak mengetahui

makna peringatan tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti mengajukan penelitian

berjudul “NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAM

TRADISI MALAM JUM’AT PAHING DI DESA MENGGORO

KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG”

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Tradisi Malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro

Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung?

Page 16: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

5

2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan Tradisi Malam

Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten

Temanggung?

3. Apa sajakah Nilai-nilai intrinsic Pendidikan Islam dalam Tradisi Malam

Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten

Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Tradisi Malam Jum’at Pahing di Desa

Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung

2. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan Tradisi

Malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan Tembarak

Kabupaten Temanggung

3. Untuk mengetahui nilai-nilai intrinsic Pendidikan Islam yang terkandung

dalam Tradisi malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan

Tembarak Kabupaten Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Page 17: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

6

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pendidikan Islam terkait

dengan strategi pendidikan Islam melalui kebudayaan.

2. Manfaat praktis

Sebagai masukan bagi orang tua untuk memberikan perhatian kepada

anak-anaknya, terutama dalam hal pendidikan.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian

yang sebenarnya dari judul tersebut, penulis jelaskan pengertian istilah-istilah

yang ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh sebagai

berikut :

1. Nilai Intrinsik

Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu

benda atau hal untuk memuaskan manusia (Surayin, 2007: 374). Nilai juga

diartikan kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,

diinginkan, berguna, dihargai dan dapat menjadi objek kepentingan

(Sjarkawi, 2009: 29). Intrinsik diartikan sebagai sesuatu yang terkandung

di dalam (Surayin, 2007: 192). Sehingga nilai intrinsik merupakan

kemampuan yang terkandung didalam suatu hal.

2. Pendidikan Islam

Pendidikan menurut Hamalik (2003: 79) didefinisikan sebagai

proses pengubahan tingkah laku seseorang melalui serangkaian proses.

Page 18: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

7

Sedangkan pendidikan Islam adalah usaha untuk membimbing

keterampilan jasmaniah dan rohaniah berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam (Saebani, 2009: 22)

3. Malam Jumat Pahing

Merupakan hari pasaran legi (Kamis Legi Malam Jum’at Pahing)

yang diyakini orang untuk datang ke Masjid di Desa Menggoro

Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung untuk melaksanakan

nadzarnya dengan cara beribadah kepada Allah.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu

penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk

mengkaji masalah yang diteliti (Sugiyono, 2009: 4).

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Menggoro

Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Waktu

penelitian dimulai bulan Mei 2014 sampai dengan Juni

2014.

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini dipilih sebanyak 5 orang warga, 2 orang

perangkat desa, yaitu kepala dusun dan modin, serta 4 orang tokoh

Page 19: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

8

masyarakat sebagai subjek penelitian. Subjek yang telah dipilih tersebut

diharapkan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

4. Metode Pengumpulan Data

Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif,

tergantung beberapa faktor. Paling tidak ditentukan oleh faktor kejelasan

tujuan dan permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/

metodologi, ketelitian dan kelengkapan data/ informasi itu sendiri.

Dalam penelitian yang mendasarkan pada pendekatan kualitatif ini

dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan

studi dokumentasi. Kedua teknik akan dijelaskan berikut ini, digunakan

peneliti dalam rangka memperoleh informasi saling melengkapi.

Wawancara; yaitu dengan melakukan tanya jawab atau

mengkonfirmasikan kepada sampel penelitian dengan sistematis

(wawancara terstruktur). Dalam wawancara ini, pertanyaan dan jawaban

akan bersifat verbal atau semacam percakapan yang bertujuan

memperoleh data atau informasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi

sasaran dari wawancara adalah warga, kepala desa, tokoh masyarakat

dan sumber lainnya yang relevan.

Studi dokumentasi; yaitu suatu alat penelitian yang bertujuan

untuk melengkapi data (sebagai bukti pendukung), yang bersumber

bukan dari manusia yang memungkinkan dilakukannya pengecekan

untuk mengetahui kesesuiannya. Sumber data yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah dokumentasi pelaksanaan.

Page 20: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

9

Selain dengan wawancara dan dokumentasi juga menggunakan

observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap proses/

tahapan dalam pelaksanaan kegiatan pada malam jum’at pahing.

Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan

data yang memiliki pola yang pasti. Rianse (2009:6) mengatakan

“masing- masing peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran

berdasarkan pengalaman masing-masing”, namun demikian Lincoln dan

Guba (Rianse, 2009: 64) mengatakan terdapat rangkaian prosedur dasar

yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif, prosedur itu meliputi

tahap orientasi, explorasi, dan member check. Pelaksanaan

pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Orientasi

Pada saat ini peneliti melakukan kegiatan: Pendekatan kelembaga-

lembaga yang menjadi lokasi penelitian, dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran tentang lokasi dan fokus masalah penelitian,

serta memilih jumlah informan awal yang memadai untuk memperoleh

informan yang tepat. Melakukan pendalaman terhadap sumber-sumber

bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, guna menyusun

kerangka penelitian dan teori-teori. Melakukan wawancara awal untuk

memperoleh informasi yang bersifat umum yang berkenaan dengan

ruang lingkup penelitian ini.

Page 21: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

10

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan: Mengadakan wawancara

secara intensif dengan subjek penelitian, yaitu kepala desa, tokoh

masyarakat, dan masyarakat yang mengetahui tradisi malam jum’at

pahing.

3. Tahap Member check

Pada tahap ini, semua data dan informasi yang telah dikumpulkan dan

dicek ulang dengan metode triangulasi, untuk melihat kelengkapan atau

kesempurnaan serta validitas data. Pengecekan data ini dilakukan

dengan kegiatan sebagai berikut: Mengecek ulang data yang sudah

terkumpul, baik data yang terkumpul dari wawancara, hasil observasi

maupun dokumen. Meminta data atau informasi ulang kepada subjek

penelitian apabila ternyata data yang terkumpul tersebut belum lengkap.

Meminta penjelasan kepada pihak terkait tentang data pelaksanaan

kegiatan Malam Jum’at Pahing yang melanjutkan serta data lain yang

berhubungan dengan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Tujuan utama penelitian ini adalah memahami perilaku manusia

dalam konteks tertentu. Sebagai konsekuensi dari tujuan, sifat dan

pendekatan penelitian kualitatif tersebut, maka proses dan teknik analisis

data yang ditempuh peneliti cenderung beragam. Kualitas konseptual,

kreativitas dan intuisi peneliti menentukan keberhasilan analisisnya. Sesuai

Page 22: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

11

dengan sifat penelitian yang naturalistic-fenomenologis kualitatif, tentunya

semua informasi yang dijaring dengan berbagai macam alat dalam studi ini

berupa uraian yang penuh deskripsi mengenai subjek yang diteliti, pendapat,

pengetahuan, pengalaman dan aspek lainya yang berkaitan. Tentu tidak

semua data itu dipindahkan dalam laporan penelitian, melainkan dianalisis

dengan menggunakan prosedur menurut Sugiyono (2009:14) yaitu: (1)

reduksi data, (2) display data, (3) mengambil keputusan dan verifikasi.

Analisis data dalam penelitian naturalisti kualitatif menurut Rianse (2009:

66) adalah proses mengatur data untuk ditafsirkan dan diketahui maknanya.

a. Reduksi Data

Tahap ini dilakukan dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai

sumber, yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dan dokumen,

sehingga dapat ditemukan hal- hal pokok dari proyek yang diteliti yang

berkenaan dengan fokus penelitian.

b. Display Data

Pada tahap ini, dilakukan dengan merangkum hal- hal pokok yang

ditemukan dalam susunan yang sismatis, yaitu data disusun dengan cara

menggolongkannya ke dalam pola, tema, unit atau katagori, sehingga

tema sentral dapat diketahui dengan mudah, kemudian diberi makna

sesuai materi penelitian. Lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan

analisis dan interpretasi data adalah merupakan proses penyederhanaan

dan trasformasi timbunan data mentah, sehingga menjadi kesimpulan-

kesimpulan yang singkat, padat dan bermakna.

Page 23: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

12

c. Verifikasi

Pada tahap ini dilakukan pengujian tentang kesimpulan yang telah

diambil dengan data pembandingan yang bersumber dari hasil

pengumpulan data dan penunjang lainnya. Pengujian ini dimaksudkan

untuk melihat kebenaran hasil analisis sehingga melahirkan kesimpulan

yang diambil dilakukan dengan menghubungkan atau

mengkomunikasikan hasil- hasil penelitian dengan teori- teori para ahli.

Terutama teori yang menjadi kerangka acuan peneliti dan keterkaitannya

dengan temuan- temuan dari penelitian lainnya yang relevan, melakukan

proses member-chek mulai dari tahap orientasi sampai dengan

kebenaran data terakhir, dan akhirnya membuat kesimpulan untuk

dilaporkan sebagai hasil penelitian (Rianse, 2009: 67.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang

saling terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi

Operasional Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan

Subyek, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data

serta Sistematika Penulisan

BAB II Kajian Pustaka

A. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam meliputi: Definisi

Nilai dan Pendidikan Islam

B. Tinjauan tentang Malam Jum’at Pahing

Page 24: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

13

BAB III Hasil Penelitian, berisi gambaran umum Desa Menggoro,

Keadaan Sosial Masyarakat, serta Tradisi Malam Jumat

Pahing di Desa Menggoro

BAB IV Analisis Data, meliputi analisis tentang Nilai Pendidikan Islam

dalam Tradisi Malam Jumat Pahing serta Pembahasan

BAB V Penutup

Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan

saran

Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat

mendukung laporan penelitian ini.

Page 25: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan

kualitas, dan berguna bagi manusia (Koentjaraningrat, 2004: 12). Sesuatu itu

bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila

sebagai ideologi terbuka. Perumusan Pancasila sebagai dalam pembukaan

UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya

sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah

lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan

UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya belum dapat dijabarkan

secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri

menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis

itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu

memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk

kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan nilai instrumental

(Koentjaraningrat, 2004: 13).

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar

yang dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis

dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan

31 14

Page 26: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

15

dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu

jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

Sifat-sifat nilai menurut Daroeso (2006: 28) adalah sebagai berikut.

1. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai

yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati

hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki

kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra

kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.

2. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-

cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).

Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam

bertindak, misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan

mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah

pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai

yang diyakininya, misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini

menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat

ketakwaan.

Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap

bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri

(Darmadi, 2009: 27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau

tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai (Sagala,

Page 27: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

16

2006: 237). Adapun nilai yang dimaksud adalah norma yang berlaku dalam

masyarakat ataupun tuntunan agama yang ada dalam masyarakat.

Nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat

berarti bagi kehidupan manusia. Esensi belum berarti sebelum dibutuhkan

oleh manusia, tetapi tidak berarti adanya esensi karena adanya manusia yang

membutuhkan. Hanya saja kebermaknaan esensi tersebut semakin

meningkat sesuai dengan peningkatan daya tangkap dan pemaknaan manusia

sendiri.

Hakikat kehidupan sosial kemasyarakatan adalah untuk perdamaian,

perdamaian hidup merupakan esensi kehidupan manusia. Esensi itu tidak

hilang walaupun kenyataannya banyak bangsa yang berperang. Nilai

perdamaian semakin tinggi selama manusia mampu memberikan makna

terhadap perdamaian, dan nilai perdamaian juga berkembang sesuai dengan

daya tangkap manusia tentang hakekat perdamaian.

1. Macam-macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan, yang

menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai, antara lain:

a. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Sjarkawi

(2009:29)

1) Nilai moral

2) Nilai sosial

3) Nilai undang-undang

4) Nilai agama

Page 28: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

17

Keempat nilai tersebut berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

Dari kebutuhan yang paling sederhana, yakni kebutuhan akan tuntutan

fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terakhir

kebutuhan jati diri. Apabila kebutuhan dikaitkan dengan tata-nilai

agama, akan menimbulkan penafsiran yang keliru. Apakah untuk

menemukan jati diri sebagai orang muslim dan mukmin yang baik itu

baru dapat terwujud setelah kebutuhan yang lebih rendah tercukupi

lebih dahulu? Misalnya makan cukup, tidak ada yang merongrong

dalam beragama, dicintai dan dihormati kemudian orang itu baru dapat

beriman dengan baik, tentunya tidak. Nilai keimanan dan ketaqwaan

tidak tergantung pada kondisi ekonomi maupun sosial budaya, tidak

terpengaruh oleh dimensi ruang dan waktu.

b. Dilihat dari Kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan

mengembangkan, nilai dapat dibedakan menjadi dua yakni:

1) Nilai yang statik, seperti kognisi, emosi, dan psikomotor.

2) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi

berafiliasi, motivasi berkuasa.

c. Pendekatan proses budaya, nilai dapat dikelompokkan dalam tujuh

jenis yakni (Darmadi, 2006: 44):

1) Nilai ilmu pengetahuan

2) Nilai ekonomi

3) Nilai keindahan

4) Nilai politik

Page 29: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

18

5) Nilai keagamaan

6) Nilai kekeluargaan dan

7) Nilai kejasmanian.

Pembagian nilai-nilai ini dari segi ruang lingkup hidup manusia

sudah memadai sebab mencakup hubungan manusia dengan Tuhan,

hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan

dirinya sendiri, karena itu nilai ini juga mencakup nilai-nilai ilahiyah (ke-

Tuhanan) dan nilai-nilai insaniyah (kemanusiaan). (Sjarkawi, 2009: 14)

a. Pembagian nilai didasarkan atas sifat nilai itu dapat dibagi ke dalam

(1) nilai-nilai subjektif, (2) nilai-nilai objektif rasional, dan (3) nilai-

nilai objektif metafisik. Nilai subjektif adalah nilai yang merupakan

reaksi subjek terhadap objek, hal ini sangat tergantung kepada

masing-masing pengalaman subjek tersebut. Nilai subjektif rasional

(logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis

yang dapat diketahui melalui akal sehat. Seperti nilai kemerdekaan,

setiap orang memiliki hak untuk merdeka, nilai kesehatan, nilai

keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan sebagainya.

Sedangkan nilai yang bersifat objektif metafisik yakni nilai-nilai yang

ternyata mampu menyusun kenyataan objektif, seperti nilai-nilai

agama.

b. Nilai bila dilihat dari sumbernya terdapat (1) nilai illahiyah

(ubudiyah dan muamalah), (2) nilai insaniyah. Nilai ilahiyah adalah

nilai yang bersumber dari agama (wahyu Allah), sedangkan nilai

Page 30: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

19

insaniyah adalah nilai yang diciptakan oleh manusia atas dasar kriteria

yang diciptakan oleh manusia pula.

c. Dilihat dari segi ruang lingkup dan keberlakuannya nilai dapat dibagi

menjadi (1) nilai-nilai universal dan (2) nilai-nilai lokal. Tidak tentu

semua nilai-nilai agama itu universal, demikian pula ada nilai-

nilai insaniyah yang bersifat universal. Dari segi keberlakuan

masanya dapat dibagi menjadi (1) nilai-nilai abadi, (2) nilai pasang

surut dan (3) nilai temporal.

d. Ditinjau dari segi hakekatnya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai

hakiki (root values) dan (2) nilai instrumental. Nilai-nilai yang hakiki

itu bersifat universal dan abadi, sedangkan nilai-nilai instrumental

dapat bersifat lokal, pasang-surut, dan temporal.

Perbedaan macam-macam nilai ini mengakibatkan menjadikan

perbedaan dalam menentukan tujuan pendidikan nilai, perbedaan strategi

yang akan dikembangkan dalam pendidikan nilai, perbedaan metoda dan

teknik dalam pendidikan Islam. Di samping perbedaan nilai tersebut di atas

yang ditinjau dari sudut objek, lapangan, sumber dan kualitas/serta masa

keberlakuannya, nilai dapat berbeda dari segi tata strukturnya. Tentu hal ini

lebih ditentukan dari segi sumber, sifat dan hakekat nilai itu

B. Pendidikan Islam

Pendidikan adalah proses yang berlangsung untuk menghasilkan

perubahan yang diperlukan dalam tingkah laku manusia. Menurut Ahmad D.

Page 31: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

20

Marimba yang dikutip oleh Heri Noer Aly (2009: 14), pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama. Sedangkan pengertian pendidikan menurut

Soegarda Poerbakawaca yang dikutip oleh Abuddin Nata (2005: 64), ialah

semua perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan

pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya

kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya baik jasmani

maupun rohani dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya. Adapun menurut

Hujair AH Sanaky, pendidikan adalah usaha sadar yang dibutuhkan untuk

menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang.

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia

untuk dapat membantu, melatih, dan mengarahkan anak melalui transmisi

pengetahuan, pengalaman, intelektual, dan keberagamaan orang tua

(pendidik) dalam kandungan sesuai dengan fitrah manusia supaya dapat

berkembang sampai pada tujuan yang dicita-citakan, yaitu kehidupan yang

sempurna dengan terbentuknya kepribadian yang utama.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah ilmu

pendidikan yang berdasarkan Islam. Pendidikan Islam menurut Tadjab

secara sederhana dapat diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan

dengan bersumber dan berdasar atas ajaran agama Islam. Menurut Hery

Noer Aly (2009: 18), pendidikan Islam adalah pendidikan manusia

Page 32: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

21

seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan

keterampilannya. Sedangkan menurut Endang Saipuddin Anshari dalam

Hery Noer Ali (2009: 20), ia mendefinisikan pendidikan Islam menjadi dua

bagian; pertama dalam arti yang luas adalah proses bimbingan (pimpinan,

tuntunan, dan asuhan) oleh subjek didik terhadap perkembangan jiwa

(pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan lain sebagainya) dan raga objek

didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan metode tertentu.

Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan

alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai

evaluasi sesuai dengan ajaran Islam. Kedua, pendidikan Islam dalam arti

khusus adalah pendidikan yang materi didiknya adalah Al-Islam, akidah,

syari’ah (ibadah dan muamalah) dan akhlak Islam, seperti pendidikan agama

Islam di perguruan tinggi.

Masih banyak lagi pengertian pendidikan Islam menurut para ahli,

namun dari beberapa pengertian tersebut yang dapat disimpulkan, pada

dasarnya pendidikan Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan rohani pada

tingkat kehidupan individu dan sosial untuk mengembangkan fitrah manusia

berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya manusia ideal (insan

kamil) yang berkepribadian Muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada

Islam sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan

Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada pendidikan Islam

yang digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai tujuan hidup, yaitu

Page 33: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

22

mengabdi pada Allah SWT. Nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan pada anak

sejak kecil, karena pada waktu itu adalah masa yang tepat untuk

menanamkan kebiasaan yang baik padanya.

Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individual dan

sosial yang membawa penganutnya pada pengaplikasian Islam dan ajaran-

ajarannya ke dalam tingkah laku sehari-hari. Karena itu, keberadaan sumber

dan landasan pendidikan Islam harus sama dengan sumber Islam itu sendiri,

yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah. Pandangan hidup yang mendasari seluruh

kegiatan pendidikan Islam ialah pandangan hidup muslim yang merupakan

nilai-nilai luhur yang bersifat universal yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah

yang sahih juga pendapat para sahabat dan ulama sebagai tambahan. Nilai-

nilai luhur tersebut diuraikan sebagai berikut: (Aly, 2009: 26)

1. Al-Qur’an

Di dalam Al-Qur’an terdapat ajaran yang berisi prinsip-prinsip yang

berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh

dapat dibaca dalam kisah Luqman yang mengajari anaknya dalam surat

Luqman. Al-Qur’an adalah petunjuk-Nya yang bila dipelajari akan

membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman

berbagai problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan menjadi

pikiran rasa dan karsa mengarah pada realitas keimanan yang

dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan

masyarakat.

Page 34: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

23

2. As-Sunah

Setelah Al-Qur’an, pendidikan Islam menjadikan As-Sunnah sebagai

dasar dan sumber kurikulumnya. Secara harfiah ’sunnah’ berarti jalan,

metode dan program. Secara istilah ’sunnah’ adalah perkara yang

dijelaskan melalui sanad yang sahih baik itu berupa perkataan,

perbuatan atau sifat Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Al-Qur’an,

sunnah berisi petunjuk-petunjuk untuk kemaslahatan manusia dalam

segala aspeknya yang membina manusia menjadi Muslim yang

bertaqwa. Dalam dunia pendidikan sunnah memiliki dua faedah yang

sangat besar, yakni:

a. Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-

Qur’an atau menerangkan hal-hal yang tidak terdapat di dalamnya.

b. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah

SAW bersama anak-anaknya dan penanaman keimanan ke dalam

jiwa yang dilakukannya.

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah kegiatan

selesai dan memerlukan usaha dalam meraih tujuan tersebut. Secara umum

menurut Hery Noer Aly (2009: 22), tujuan adalah batas akhir yang dicita-

citakan seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui

usaha. Pengertian tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan

pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan baik pada tingkah

laku individu dan kehidupan pribadinya, maupun kehidupan masyarakat

dan alam sekitarnya individu hidup.

Page 35: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

24

Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali, ialah

kesempurnaan insani di dunia dan akhirat. Manusia akan mencapai

kesempurnaan melalui pencarian keutamaan dengan menggunakan ilmu.

Keutamaan itu akan memberinya kebahagiaan di dunia serta

mendekatkannya kepada Allah SWT, sehingga dia juga akan mendapatkan

kebahagiaan di akhirat. Sedangkan menurut Muhammad Munir Mursa

dalam Saebani (2009: 14), tujuan terpenting pendidikan Islam adalah

tercapainya kesempurnaan insani, karena Islam sendiri merupakan

manifestasi tercapainya kesempurnaan agamawi. Dan menurut pendapat

Abdul Fattah Jalal dalam Saebani (2009: 14), tujuan akhir pendidikan Islam

adalah menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. Di dalam

Al-Qur’an dijelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah ”membina manusia

secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya

sebagai hamba Allah SWT dan khalifah-Nya, untuk membangun dunia ini

sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah (untuk bertaqwa kepada-

Nya).” Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56:

Artinya: Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku (QS. Adz-Dzariyat: 56) (Depag RI, 2005: 654)

Makna dari ayat tersebut bahwa untuk menyembah Allah

diperlukan suatu pendidikan sehingga dalam tatacara menyembah tersebut

sesuai dengan ajaran yang ditentukan. Oleh karena itulah pendidikan

Page 36: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

25

merupakan sarana untuk dapat memahami aturan-aturan dalam menyembah

kepada Allah SWT.

Berdasarkan penjelasan dan rincian tentang tujuan pendidikan di

atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan nilai pendidikan Islam

adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan dan membiasakan anak dengan ajaran Islam sejak kecil

agar menjadi hamba Allah SWT yang beriman.

2. Membentuk anak Muslim dengan perawatan, bimbingan, asuhan, dan

pendidikan pra natal sehingga dalam dirinya tertanam kuat nilai-nilai

keislaman yang sesuai dengan fitrahnya.

3. Mengembangkan potensi, bakat, dan kecerdasan anak sehingga mereka

dapat merealisasikan dirinya sebagai pribadi Muslim.

d. Memperluas pandangan hidup dan wawasan keilmuan bagi anak

sebagai makhluk individu dan social

C. Nilai-nilai Pendidikan Islam

Kehidupan manusia tidak terlepas dari nilai, dan nilai itu

selanjutnya diinstitusikan. Institusional nilai yang terbaik adalah melalui

upaya pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan adalah proses transformasi

dan internalisasi nilai, baik sebagai proses pembiasaan terhadap nilai, proses

rekonstruksi nilai serta proses penyesuaian terhadap nilai. Lebih dari itu

fungsi pendidikan Islam adalah pewarisan dan pengembangan nilai-nilai

dienul Islam serta memenuhi aspirasi masyarakat dan kebutuhan tenaga di

Page 37: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

26

semua tingkat dan bidang pembangunan bagi terwujudnya kesejahteraan

masyarakat. Nilai pendidikan Islam perlu ditanamkan pada anak sejak kecil

agar mengetahui nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Dalam pendidikan

Islam terdapat bermacam-macam nilai islami yang mendukung dalam

pelaksanaan pendidikan bahkan menjadi suatu rangkaian atau sistem di

dalamnya. Nilai tersebut menjadi dasar pengembangan jiwa anak sehingga

bisa memberi out put bagi pendidikan yang sesuai dengan harapan

masyarakat luas.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengemukakan

nilai-nilai pendidikan Islam secara umum menurut yang dikemukakan oleh

Dr. Zulkarnain (2008: 38), yakni; nilai tauhid/aqidah, ibadah (’ubudiyah),

Akhlak, dan nilai kemasyarakatan, yang merupakan dasar pokok dan harus

ditanamkan pada anak sejak dini.

1. Nilai Tauhid/Aqidah (Keimanan)

Tauhid atau aqidah (iman) adalah kepercayaan yang terhujam ke dalam

hati dengan penuh keyakinan, tidak ada perasaan syak (ragu-ragu),

serta mempengaruhi orientasi kehidupan, sikap dan aktivitas

keseharian. Al-Ghazali mengatakan iman adalah megucapkan dengan

lidah, mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengan

anggota badan. Pendidikan keimanan termasuk aspek pendidikan yang

patut mendapat perhatian yang pertama dan utama dari orang tua.

Memberikan pendidikan ini pada anak merupakan sebuah keharusan

Page 38: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

27

yang tidak boleh ditinggalkan. Pasalnya iman merupakan pilar yang

mendasari keislaman seseorang.

Aqidah (iman) yang kuat dan tertanam dalam jiwa seseorang

merupakan hal yang penting dalam perkembangan pendidikan. Salah

satu yang bisa menguatkan aqidah adalah memiliki nilai pengorbanan

dalam dirinya demi membela aqidah yang diyakini kebenarannya.

Semakin kuat nilai pengorbanannnya akan semakin kokoh aqidah yang

ia miliki.Keimanan merupakan landasan pokok bagi kehidupan yang

sesuai dengan fitrah manusia, karena manusia mempunyai sifat dan

kecenderungan untuk mengalami dan mempercayai adanya Tuhan.

Oleh karena itu penanaman keimanan harus diperhatikan dan tidak

boleh dilupakan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum

ayat 30:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang

lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Depag RI, 2005:

286)

Dengan fitrah manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT

sebagaimana dalam ayat di atas, maka manusia mempunyai kewajiban

untuk memelihara fitrah dan mengembangkannya. Artinya bahwa

manusia memiliki kesamaan fitrah, yang membedakannya adalah

derajat ketaqwaan di hadapan Allah. Untuk mencapai ketaqwaan

dicapai melalui belajar.

2. Nilai Ibadah

Page 39: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

28

Ibadah yang dimaksud adalah pengabdian ritual sebagaimana

diperintahkan dan diatur di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Aspek

ibadah ini di samping bermanfaat bagi kehidupan duniawi, tetapi yang

paling utama adalah sebagai bukti dari kepatuhan manusia memenuhi

perintah-perintah Allah SWT. Ibadah merupakan bukti nyata bagi

seorang Muslim dalam meyakini dan mempedomani aqidah Islamiyah.

Pedidikan ibadah merupakan salah satu aspek pendidikan Islam yang

perlu diperhatikan. Semua ibadah dalam Islam bertujuan membawa

manusia supaya selalu ingat kepada Allah SWT. Oleh karena itu

ibadah merupakan tujuan hidup manusia diciptakan-Nya di muka

bumi. Ibadah yang dimaksud bukan ibadah ritual saja tetapi ibadah

yang dimaksud di sini adalah ibadah dalam arti umum dan khusus.

Ibadah umum yaitu segala amalan yang dizinkan Allah SWT,

sedangan ibadah khusus yaitu segala sesuatu (apa) yang telah

ditetapkan Allah SWT dengan perincian-perinciannya, tingkat, dan

cara-caranya yang tertentu. Usia balig merupakan batas Taklif

(pembebanan hukum syar’i) apa yang diwajibkan syari’at pada seorang

Muslim maka wajib dilakukannya, sedang yang diharamkan wajib

menjauhinya. Salah satu kewajiban yang dapat dilihat dalam

kehidupan sehari-hari adalah shalat lima waktu. Orang tua wajib

mendidik anak-anaknya untuk melaksanakan shalat, apabila ia tidak

melaksanakan maka orang tua wajib memukulnya.

Page 40: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

29

Luqman menanamkan nilai-nilai ibadah kepada anak-anaknya sejak

dini. Dia bermaksud agar anak-anaknya mengenal tujuan hidup

manusia, yaitu menghambakan diri kepada Allah SWT bahwa

sesungguhnya tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah SWT.

Apa yang dilakukan Luqman kepada anak-anaknya bisa dicontoh

orang tua zaman sekarang ini. Oleh karena itu, nilai ibadah yang

benar-benar Islamiyyah mesti dijadikan salah satu pokok dalam

pendidikan, khususnya pendidikan anak. Orang tua dapat menanamkan

nilai-nilai ibadah pada anak dan berharap nantinya ia akan tumbuh

menjadi insan yang tekun beribadah secara benar sesuai dengan ajaran

Islam.

Muatan ibadah dalam pendidikan Islam diorientasikan kepada

bagaimana manusia mampu memenuhi hal-hal sebagai berikut:

”Pertama, menjalin hubungan utuh dan langsung dengan Allah SWT.

Kedua, menjaga hubungan dengan sesama insan. Ketiga, kemampuan

menjaga dan menyerahkan dirinya sendiri.” Dengan demikian, aspek

ibadah dapat dikatakan sebagai alat untuk digunakan oleh manusia

dalam rangka memperbaiki akhlak dan mendekatkan diri kepada Allah

SWT. (Darmadi, 2009: 62)

3. Nilai Akhlak

Tidak dapat diragukan lagi bahwa akhlak yang baik dan tingkah laku

yang bagus merupakan buah dari iman yang mantap dan pertumbuhan

Page 41: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

30

agama yang benar. Akhlak menjadi masalah yang penting dalam

perjalanan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Sebab akhlak

memberi norma-norma atau aturan baik dan buruk yang menentukan

kualitas pribadi manusia dalam menjalani kehidupan.

Dalam akhlak Islam, norma-norma atau aturan baik dan buruk telah

ditentukan oleh Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, Islam tidak

merekomendasikan kebebasan manusia untuk menentukan norma-

norma akhlak secara otonom (pribadi). Islam menegaskan bahwa hati

nurani senantiasa mengajak manusia mengikuti yang baik dan

menjauhkan yang buruk. Dengan demikian, hati dapat menjadi ukuran

baik dan buruk pribadi manusia.

Pentingnya akhlak, dalam hal ini tidak terbatas pada perseorangan saja,

melainkan penting untuk masyarakat, umat, dan kemanusiaan

seluruhnya. Akhlak dalam diri manusia timbul dan tumbuh dari dalam

jiwa, kemudian berbuah ke segenap anggota yang menggerakkan amal-

amal serta menghasilkan sifat-sifat yang baik serta menjauhi segala

larangan terhadap sesuatu yang buruk yang membawa manusia ke

dalam kesesatan. Puncak dari akhlak tersebut adalah pencapaian; 1)

Irsyad, yakni kemampuan membedakan antara amal yang baik dan

buruk; 2) Taufiq, yaitu perbuatan yang sesuai dengan tuntunan

Rasulullah SAW dengan akal sehat; dan 3) Hidayah, yakni gemar

melakukan perbuatan baik dan terpuji serta menghindari yang buruk

dan tercela. (Darmadi, 2009: 64)

Page 42: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

31

4. Nilai Kemasyarakatan

Bidang kemasyarakatan ini mencakup pengaturan pergaulan hidup

manusia di atas bumi, misalnya pengaturan tentang benda,

ketatanegaraan, hubungan antarnegara, hubungan antarmanusia dalam

dimensi sosial, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, dapat dikatakan

sebagai kaidah muamalah, sebagaimana telah dijelaskan oleh Endang

Saifuddin Anshari di atas, mencakup dua bagian;

a) Al-Qanunul Khas ’hukum perdata’ yang meliputi; (1) muamalah

dalam arti sempit sama dengan hukum niaga, (2) munakahah (hukum

nikah), (3) waratsah (hukum waris), dan lain sebagainya.

b) Al-Qanunul ’Am ’hukum publik’ yang meliputi; (1) jinayah (hukum

pidana), (2) khilafah (hukum kenegaraan), (3) jihad (hukum perang

dan damai), dan lain sebagainya. (Saebani, 2009: 18)

Dengan demikian, sesungguhnya pendidikan islam tidak saja fokus

pada education for the brain, tetapi juga pada education for the heart. Dalam

pandangan islam, karena salah satu misi utama pendidikan islam adalah dalam

rangka membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin, maka ia

harus seimbang, sebab bila ia hanya fokus pada pengembangan kreatifiats

rasional semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional, maka manusia

tidak akan dapat menikmati nilai kemajuan itu sendiri, bahkan yang terjadi

adalah manusia kehilangan identitasnya dan mengalami kegersangan

psikologis.

Page 43: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

32

Demikian pula pendidikan islam mesti bersifat integralitik, artinya ia

harus memandang manusia sebagai satu kesatuan utuh, kesatuan jasmani

rohani, kesatuan intelektual, emosional dan spiritual, kesatuan pribadi dan

sosial dan kesatuan dalam melangsungkan, mempertahankan dan

mengembangkan hidup dan kehidupannya.

Ruang lingkup pendidikan Islam meliputi keserasian, keselarasan

dan keseimbangan antara (Saebani, 2009: 46):

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT

2. Hubungan manusia dengan sesama manusia

3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

4. Hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkungannya.

Adapun ruang lingkup pendidikan Islam meliputi lima unsur pokok

yaitu: Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan Tarikh (sejarah). Ruang

lingkup ajaran Islam mencakup tiga domain yaitu (Saebani, 2009: 47):

1. Kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman,

sepert iman kepada Allah SWT, malaikat, kitabullah, Rasulullah, hari

kebangkitan dan takdir;

2. Perbuatan (‘amaliyah), yang terbagi dalam dua bagian: (1) masalah

Ibadah, berkaitan dengan rukun Islam, seperti syahadat, shalat, zakat,

puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah SWT.; (2) masalah Mu’amalah, berkaitan dengan interaksi

manusia dengan sesamanya, baik perseorangan maupun kelompok

Page 44: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

33

seperti akad, pembelajaran, hukuman, hukum jinayah (hukum pidana

dan perdata);

3. Etika (khulukiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab atau

sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka

mencapai kutamaan. Nilai-nilai seperti jujur (siddiq), terpercaya

(amanah), adil, sabar, syukur, pemaaf, tidak tergantung pada materi

(zuhud), menerima apa adanya (qana’ah), berserah diri kepada Allah

(tawakal), malu berbuat buruk (haya), persaudaraan (ukhuwah),

toleransi (tasamuh), tolong menolong (ta’awun), dan saling

menanggung (akaful), adalah serangkaian bentuk dari budi pekerti yang

luhur (akhlaq al karimah).

Materi merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran.

Dalam konteks tertentu, materi merupakan inti dalam proses pembelajaran.

Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses

penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama

pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran (subject centered

teaching). Dalam kondisi semacam ini, maka penguasaan materi pelajaran

oleh guru mutlak diperlukan. Guru perlu memahami secara detail isi materi

pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru adalah

sebagai sumber belajar.

Inti pokok ajaran agama Islam meliputi akidah (masalah keimanan)

syari’ah (masalah keislaman), dan ihsan (masalah akhlak), maka desain

kurikulum pendidikan agama Islam selayaknya juga diarahkan kepada tiga

Page 45: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

34

aspek tersebut. Dalam penerapannya, penentuan materi pendidikan agama

Islam yang mengandung tiga ajaran pokok harus memperhitungkan

kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan siswa. Pada tingkatan sekolah

dasar, siswa yang belajar pendidikan Agama Islam harus memiliki

karakteristik tertentu yang diharapkan setelah ia lulus dari sekolah tersebut

antara lain (Saebani, 2009: 250):

1. Siswa dapat mengetahui bentuk dan tata cara pelaksanaan ibadah salat

secara baik dan benar.

2. Mengenal adab sopan santun baik dalam berbicara, berpakaian ataupun

bertindak sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Memiliki sifat setia kawan, bekerja sama dan berpikir positif.

4. Peka terhadap lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.

5. Memiliki kesadaran beragama yang kuat.

6. Mampu membedakan nilai-nilai kehidupan yang baik yang harus diikuti,

dan menjauhi nilai-nilai yang tidak baik, melalui kisah-kisah teladan

Nabi dan Rasul dan kisah-kisah kesesatan dari para pembangkang

agama.

Pendidikan Islam itu sendiri pada hakikatnya bagi keluarga muslim

sudah terjadi di dalam keluarga, di sekolah dan dalam lingkungan

masyarakat (Saebani, 2009: 201).

1. Pendidikan Islam dalam Keluarga

Page 46: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

35

Pendidikan Islam telah menunjukkan pada tataran konseptual

bahwa proses pendidikan dalam keluarga merupakan realisasi tanggung

jawab orangtua terhadap pendidikan anaknya, diantaranya melalui

aspek-aspek yang sangat penting untuk diperhatikan oleh orangtua dalam

mendidik anaknya. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah pendidikan

ibadah, pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al-Qur’an, aspek

pendidikan akhlak karimah, dan aspek pendidikan akidah Islamiah.

Pokok-pokok pendidikan Islam dalam keluarga adalah membantu

anak-anak memahami posisi dan perannya masing-masing, membantu

anak-anak mengenal dan memahami norma-norma Islam agar mampu

melaksanakannya untuk memperoleh ridha Allah SWT. Sebagaimana

firman Allah dalam Surat Luqman ayat 17-18:

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri.

Peranan orangtua terhadap pendidikan anak merupakan peran

yang sangat penting sebagaimana ayat tersebut. Orangtua memiliki

kewajiban untuk memberikan pengertian sekaligus memberi nasihat agar

anak melaksanakan salat dengan benar sehingga aqidah tetap terjaga

dengan baik.

Page 47: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

36

Pendidikan salat sebagaimana ayat di atas, tidak terbatas tentang

kaifiyat untuk menjalankan salat yang lebih bersifat fiqhiyah, melainkan

termasuk menanamkan nilai-nilai dibalik ibadah salat. Mereka harus

mampu tampil sebagai pelopor amar ma’ruf nahi munkar serta jiwa yang

terpuji menjadi orang yang sabar.

Aspek berikutnya dalam pendidikan Islam pada keluarga adalah

pendidikan aqidah Islamiah. Aqidah adalah inti dari dasar keimanan

seseorang yang harus ditanamkan kepada anak secara dini. Aqidah

Islamiah berkaitan dengan keyakinan anak sejak masih di dalam rahim.

Anak terus menerus digembleng agar memahami Allah dan sifat-

sifatnya. Yang pertama ditekankan kepada anak adalah kehidupan yang

rukun dalam rumah tangga. Orangtua memberi contoh dan teladan

kepada anak dengan mengajak mereka melaksanakan salat berjamaah,

berlatih melakukan puasa dan berbagai kegiatan yang menciptakan

watak dan kebiasaan anak dengan perbuatan yang baik menurut tuntunan

agama, terutama ketauhidannya yang bulat dan utuh. Firman Allah

dalam Surat Luqman ayat 13-15

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan

lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Kulah kembalimu.

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah

kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan

Page 48: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

37

baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah

kamu kerjakan.

Ayat tersebut merupakan penegasan kembali peranan penting

orangtua dalam pendidikan anak. Selain itu Allah juga mengingatkan

anak agar berbakti kepada orangtua.

2. Pendidikan Islam di Sekolah

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bergaul dengan

lingkungannya, termasuk juga dalam memberikan pendidikan, orangtua

juga berhubungan dengan pendidikan yang ada di lingkungannya, yang

disebut dengan institusi pendidikan. Di dalam institusi pendidikan,

pendidikan Islam dilakukan melalui pembelajaran yang dinamakan

Pendidikan Agama Islam.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional UU

Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan dimaksudkan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif menyumbangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pengertiannya yang begitu ideal tentu sangat

membutuhkan perhatian semua pihak, terutama para guru dan dosen

yang memang bertanggung jawab langsung atas keberhasilan peserta

didik. Memang guru bukanlah satu satunya faktor dalam kesuksesan

Page 49: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

38

belajar mengajar tetapi masih banyak faktor lainnya yang sangat

menunjang dan bahkan menentukan keberhasilan suatu pembelajaran,

seperti perpustakaan, laboratorium, dan berbagai fasilitas lainnya.

Tetapi faktor guru atau dosen memang tidak bisa dikesampingkan begitu

saja, bahkan dalam jenjang pendidikan tertentu faktorr guru menjadi

sangat dominan dan menentukan.

Guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola

pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah

pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga,

guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator).

Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat

(social developer), penemu masyarakat (social inovator), dan agen

masyarakat (social agent) (Hamalik, 2009: 123).

Dengan peran yang demikian ideal, tentunya guru mempunyai

tugas berat untuk dapat sukses memerankan dirinya sebagai guru ideal.

Tugas-tugas sebagai seorang guru sesungguhnya telah banyak

dirumuskan oleh beberapa ahli, namun yang jelas tugas tersebut

setidaknya berkaitan dengan bidang profesi, bidang kemanusiaan dan

bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,

mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan

Page 50: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

39

pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah

memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus

menarik simpati dan menjadi idola para peserta didiknya. Adapun yang

diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya

terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka

kegagalan awal akan tertanam dalam diri peserta didik.

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan

pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur

manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin

signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya

semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan

seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin

dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan

sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

Melihat tugas dan peran guru yang demikian strategis tersebut

tentu sangat diharapkan bahwa seluruh guru akan dapat memerankan

dirinya sebagaimana yang seharusnya, sehingga proses pendidikan

yang ada akan benar-benar dapat membentuk sosok ideal yang

diinginkan. Lebih lebih bagi guru Pendidikan Agama Islam, yang

memang disamping mempunyai misi yang sama dengan guru pada

umumnya, yakni untuk mencerdaskan bangsa, juga mempunyai misi lain

yang sangat luhur, yakni mempersiapkan generasi yang pandai,

berakhlak mulia, dan taat menjalankan ajaran agamanya. Peran guru

Page 51: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

40

PAI memang sangat vital, khususnya dalam membentuk akhlak mulia

dan ketaatan terhadap seluruh aturan dan norma yang ada dan berlaku,

termasuk norma agama (Saebani, 2009: 243).

Peran pembentukan akhlak dan kepribadian yang demikian kuat

yang dilakukan oleh guru PAI tentunya kita harus terus berupaya

memberikan support kepada mereka agar selalu meningkatkan kualitas,

baik melalui studi formal maupun melalui berbagai kegiatan keilmuan

yang memungkinkan mereka akan dapat terus menambah pengetahuan

yang nantinya akan berdampak kepada peserta didik yang menjadi

tanggung jawab mereka. Sebab sangat tidak mungkin kita terlalu

banyak berharap kalau kita sendiri tidak memberikan dukungan nyata

bagi mereka untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

3. Pendidikan Islam di lingkungan masyarakat

Kehidupan masyarakat di mana pun adanya secara sosiologis

akan menjalani proses interaksi struktural, yaitu sebagai interaksi yang

dipaksa, dibimbing, didorong dan diyakinkan oleh sistem yang berlaku

di lingkungan sosial yang merupakan lingkungan strukturalnya (Hamid,

2009: 141). Lingkungan masyarakat merupakan tempat bergaul

sekaligus menerima pendidikan sosial bagi setiap keluarga yang ada di

dalamnya.

Agama sebagai sumber sosial normatif dapat dipahami sebagai

substansi nilai yang erat kaitannya dengan aspek pengalaman yang

menstransedentalkan sejumlah peristiwa eksistensi sehari-hari, yaitu

Page 52: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

41

melibatkan kepercayaan dan tanggapan pada sesuatu yang berada di luar

jangkauan manusia. Oleh karena itu, secara sosiologis, agama menjadi

penting dalam kehidupan manusia bermasyarakat, sehingga lingkungan

masyarakat merupakan kontrol terhadap perilaku-perilaku yang tidak

sesuai dengan norma agama dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Pembinaan nilai agama dalam masyarakat dapat dilihat dari

akhlak keluarga yang ada di dalamnya. Apabila akhlak semua anggota

keluarga telah baik, akan baik pula lingkungan masyarakatnya.

Pembinaan lingkungan masyarakat dengan pendidikan Islam dapat

dilakukan dengan mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat

menumbuhkembangkan pemahaman tentang Islam, misalnya kegiatan

pengajian, gotong royong, silaturrahmi dan dialog interaktif sehingga

masyarakat memahami ajaran Islam (Saebani, 2009: 268)

Page 53: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

42

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografis Desa Menggoro

Desa Menggoro merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Tembarak Kabupaten.

Luas Desa Menggoro ± 1237 ha yang terdiri dari tanah sawah, tanah

pekarangan, tanah pemukiman, jalan serta sungai. Dilihat dari kondisi

geografis, Desa Menggoro merupakan desa yang berada pada ketinggian ±

224 meter dari permukaan laut, sehingga desa ini termasuk dataran sedang.

Menurut Data monografi bulan April 2014, penduduk Desa

Menggoro terdiri dari 880 Kepala Keluarga dengan jumlah 3190 jiwa,

dikelompokkan berdasarkan tingkat usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

0-1 tahun

1-5 tahun

6-10 tahun

11-15 tahun

16-20 tahun

21-25 tahun

26-30 tahun

69

74

179

132

264

157

116

65

158

175

237

190

232

118

134

232

354

369

454

389

234

42

Page 54: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

43

8

9

10

11

31-40 tahun

41-50 tahun

51-60 tahun

60 tahun ke atas

264

121

134

30

110

127

160

70

374

248

294

108

Jumlah 1548 1642 3190

Sumber: Monografi Desa Menggoro

Agama yang dianut oleh masyarakat Desa Menggoro adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Data Pemeluk Agama

No Agama Jumlah Prosentase

1

2

3

4

5

Islam

Kristen

Katholik

Budha

Hindu

3186

4

-

-

-

99%

1%

-

-

-

Sumber: Monografi Desa Menggoro

Taraf pendidikan dan mata pencaharian warga Desa Menggoro

Walaupun letaknya cukup jauh dari ibu kota kabupaten dan

berdekatan dengan kota Temanggung, namun masyarakat Desa Menggoro

memiliki motivasi untuk memperoleh pendidikan sangat besar, hal ini

terbukti bahwa masyarakat Desa Menggoro telah dinyatakan Bebas dari

Tiga Buta sejak 1990. Hal ini berarti bahwa para orang tua memiliki

Page 55: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

44

kemauan yang tinggi untuk memasukkan anak-anaknya ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi walaupun harus ke luar kota.

Menurut tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk Desa

Menggoro dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.3.

Pendidikan Masyarakat Desa Menggoro

No Jenis Pendidikan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

Tamat Perguruan Tinggi

Tamat SMA

Tamat SMP

Tamat SD

Belum Tamat SD

Tidak Tamat SD

Tidak Sekolah

80

654

780

502

584

319

271

Sumber: Monografi Desa Menggoro

Adapun Sarana Pendidikan yang Ada di Desa Menggoro.

Tabel 3.4.

Sarana Pendidikan

No Jenis Sarana Jumlah Gedung Jumlah Murid

1

2

3

4

PAUD

Taman Kanak-Kanak

Sekolah Dasar

SMP

1

1

3

6

32

78

270

360

Sumber: Monografi Desa Menggoro

Page 56: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

45

Perekonomian masyarakat Desa Menggoro dapat digolongkan maju,

terbukti sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani,

pegawai negeri, pedagang, buruh dan pengemudi.

Melihat dari letak geografis Desa Menggoro masih jauh dari pusat

kota dan mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar petani, maka

pola pikir masyarakat Desa Menggoro masih dipengaruhi oleh budaya dan

kepercayaan Jawa yang sudah turun temurun, antara lain mereka masih

melaksanakan budaya Malam Jum’at Pahing/desa yang dilaksanakan secara

rutin tiap setahun sekali.

B. Upacara Malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro

Nama ataupun istilah Malem Jum’at Pahingan Menggoro Tembarak

adalah suatu kesatuan dari beberapa pengertian. Malem Jum’at pahing,

adalah Kamis Malam menurut hitungan hari dan legi berdasarkan hitungan

pasaran pada penanggalan Jawa. Sedangkan Menggoro adalah nama wilayah

administratip desa di Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung

(bahkan sebagai ibu kota kecamatan), tempat terjadinya prosesi tradisi

budaya tersebut di lokasi atau komplek Masjid Jami'. Implikasi dari arti

tersebut adalah bahwa pemilihan hari Kamis Malam Jumat secara cultural

sangat erat kaitanya dengan upaya pendekatan diri kepada Allah SWT lewat

doa dan permohonan. Oleh karena itu, prosesi ritual Malem Jum’at Pahingan

Menggoro Tembarak, harus diberi makna "pendekatan diri kepada Sang

Maha Pencipta", yaitu setiap aktivitas dari permohonan, hanya ditujukan

Page 57: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

46

kepada Allah SWT. Sebagai bahan pertimbangan tinjauan histories,

sebenarnya terdapat dua sumber, yaitu sumber Artefaktual dan Tekstual.

Hasil wawancara dengan kepala Desa Menggoro, Bapak Rahayu

Santoso

“Kegiatan malam Jum’at Pahing di Mengoro merupakan tradisi

turun menurun yang diyakini masyarakat bahwa malam jum’at pahing

dengan berdo’a di masjid Menggoro sebagai salah satu masjid peninggalan

Sunan Kalijaga, karena masyarakat Jawa kental dengan Islam yang diajarkan

oleh walisongo, sehingga masyarakat berdo’a dan istighosah untuk

memohon berkah dari Allah”

Data artefaktual dapat ditunjukan dengan adanya :

1. Bentuk dan struktur bangunan masjid (utamanya bagian dalam),

mengindikasikan pola arsitektur masa pertumbuhan islam di Jawa;

2. Dua buah patung nandini ( patung sapi betina ) yang sudah terpotong

kepalanya, terletak di halaman masjid, menunjukan bahwa kawasan itu

pada masa silam, ada keterkaitannya dengan kultur agama sebelum islam

yakni hindu.

3. Dua buah pohon tanjung dihalaman depan masjid, yang dulu (mestinya)

juga ada pohon sawo kecik dan kelor. Hal ini menandakan bahwa

penanaman dan penempatan pohon dan beberapa benda dikompleks

masjid, mempertimbangkan konsep maknawi dalam kebudayaan Jawa.

4. Sengkalan (rangkaian kata yang menunjukan angka tahun) berbunyi :

Rasa Brahmana Resi Bumi yang tertulis digapura masuk halaman

masjid, yang apabila dimaknai merupakan rangkaian makna angka tahun

1786. Adapun menurut hitungan tahun saka atau Masehi masih perlu

penelitian lebih lanjut. hanya saja, kebiasaan dalam budaya jawa,

Page 58: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

47

penulisan sengkalan pada umumnya berdasarkan hitungan tahun saka

sehingga 1786 saka dikurangi 78 (selisih tahun saka dengan masehi)

menjadi 1722 Masehi, masa penjajahan Belanda. Bentuk gapura

berornamen garis gaya bangunan Belanda sehingga agak mendekati

kebenaran bahwa pembangunan gapura tersebut terjadi pada masa

penjajahan belanda.

Melihat latar belakang sejarah yang demikian menunjukan bahwa

eksistensi masjid Menggoro sudah ada sejak masa pertumbuhan islam di

Jawa sehingga dapat dikatakan bahwa Masjid Menggoro Tembarak

Kabupaten Temanggung termasuk 9 masjid tertua di Jawa. Data yang

bersifat tekstual yang berupa antara lain seperti : prasasti, babad, catatan

harian, kisah perjalanan, surat-surat keputusan dan lainya, sampai kapan

persisnya Masjid Menggoro berdiri, mengalami kesulitan sehingga hanya

berdasarkan dugaan, setelah menganalisis keterkaitannya dengan sosio

cultural yang ada. Beberapa pendapat tokoh masyarakat setempat, yang juga

berdasarkan cerita turun menurun atau berupa legenda, namun dapat juga

dijadikan salah satu acuan pemotretan "masa silam" Masjid Menggoro,

diterapkan bahwa keberadaan Masjid Menggoro ada yang menceritakan

dalam 2 (dua) versi :

1. Terkait dengan tokoh Nyai Brintik, sebagai penyebar agama Islam di

wilayah itu, yang sekarang konon makamnya ada 2 (dua) tempat yakni di

Jogopati Desa Menggoro dan satunya di Komplek Makam Sewu atau

Page 59: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

48

Komplek Makam Sewu atau Komplek Makam Panembahan Bodho yang

terletak di Kabupaten Bantul di Propinsi DIY.

2. Dihubungkan dengan tokoh Sunan Kalijaga salah satu anggota wali

sanga di masa Keraton Demak Bintoro. Dalam salah satu perjalanan

syiar Islam di Jawa Tengah sampai di wilayah ini, diduga juga

mendirikan masjid, yang diyakini sekarang sebagai Masjid Jami'

Menggoro.

Sumbang pendapat yang lain dari Bapak Sudjiyanto yang diwawancarai

dirumahnya Menggoro pada hari Kamis Pahing tanggal 22 Januari 2015

mengenai pertanyaan Apa yang menjadi daya tarik orang melaksanakan

kegiatan di Masjid Menggoro, Bapak Sudjiyanto selaku penduduk

Menggoro yang juga mendapatkan cerita dari para sesepuh, bahwa

"dulu apabila bedhug Masjid Demak di tabuh maka akan terdengar

sampai dengaan Masjid Menggoro". Hal ini semakin menguatkan

pendapat bahwa keberadaan Masjid Menggoro Tembarak, erat sekali

kaitnya dengan pusat kebijaksanaan perkembangan agama Islam pada

masa pertumbuhannya di tanah Jawa, yaknii Demak Bintoro di bawah

kendalli Sultan Patah (raja pemeluk Islam pertama di Jawa) dan di

bawah pertimbangan para wali”

Diterangkan lebih lanjut oleh Bapak Sudjiyanto, yang mantan Kades

Menggoro ini, bahwa upaya penyelamatan bangunan dilakukan dengan

renovasi tanpa menghilangkan ciri khas bangunan pernah dilakukan pada

:

1. Tahun 1932 yang dipimpin langsung oleh Bupati Temanggung

Cokrosoetomo

2. Tahun 1958 Juga dilakukan Pemugaran

Page 60: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

49

3. Tahun 1989 dilakukan renovasi, bahkan pada tahun ini pula, adanya

"Mimbar Khotbah" yang serupa dengan mimbar di keraton

Ngayogyakarta, karena sudah usang dan rusak maka diganti dengan yang

baru.

Upaya-upaya penyelamatan ini merupakan hal yang perlu

dilestarikan, agar keberadaan masjid tersebut sebagai situs, tidak kehilangan

unsur-unsur pendukung histories, yang merupakan ciri khas dan mempunyai

keunikan langka.

Apabila dipotret lebih mendalam baik sisi budaya maupun

pariwisata, keberadaan Masjid Jami' Menggoro berserta Malam Jum’at

Pahingannya, dapat dikemukanan sebagai berikut :

1. Masjid Menggoro adalah bangunan lama, sesuai citra masyarakat.

Terkait dengan perkembangan Islam pada masa pertumbuhan di tanah

Jawa.

2. Keterkaitannya dengan budaya Demak Bintoro sangat erat.

3. Jum’at Pahingan dan pasar, adalah aktifitas atraktif/kebiasaan menarik.

4. Event yang memungkinkan untuk diberdayakan agar menjadi salah satu

sumber pendapatan desa atau dusun ataupun masyarakat, dengan

penanganan secara terorganisir dan profesional.

5. Sarana menuju potensi wisata budaya ini sangat mudah, ini merupakan

kekuatan positif untuk pengembangannya lebih lanjut.

Tidak berlebihan bila kiranya apabila saya berpendapat terhadap

eksistensi Masjid Jami' Menggoro Tembarak beserta Malem Jum’at

Page 61: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

50

Pahingannya sebagai citra tradisi masyarakat, sebagaimana hasil wawancara

dengan Tokoh masyarakat, Sumardi di rumahnya pada hari Kamis, 22

Januari 2015 mengenai mengapa tradisi Malam Jumat Pahing perlu

dilestarikan

"Sebagai situs kultural, harus dilestarikan dengan

mempertimbangkan aspek historisnya dan sebagai salah satu potensi atraksi

wisata budaya, layak untuk dikembangkan demi peningkatan kesejahteraan

masyarakat, mengingat setiap malam jumat pahing pengunjung dari luar

daerah cukup banyak”

Sebenarnya yang terjadi tidak berbeda dengan di masjid-masjid lain

di setiap malam Jum'at, yang memang sering mengadakan ritual Mujahadah,

berdzikir dan memohon kehadhirat Allah untuk memohon keselamatan,

kesehatan dan limpahan rejeki yang halal dan barokah. Mujahadah di Masjid

Menggoro juga tak jauh beda, ada yang dilakukanpun secara kelompok,

namun ada juga yang perorangan, seperti yang dilakukan oleh para

pendatang dari luar kota itu.

Biasanya pengunjung dari luar kota ini datang untuk melunaskan

nadzarnya, misalnya " Kalau besok saya atau anak saya sembuh dari sakit,

atau besok kalau usaha saya berhasil dan sebagainya, saya akan Jum’at

Pahingan di Masjid Menggoro ", begitu kira-kira. Memang yang namanya

nadzar kalau sudah diikrarkan, apalagi ikrar di hadapan Allah maka

hukumnya wajib dilaksanakan. Itulah sebabnya mereka datang jauh-jauh

karena berniat melaksanakan nadzar.

Page 62: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

51

Hasil wawancara dengan Baedlowi, tokoh masyarakat Menggoro

pada Hari Jum’at 23 Januari 2015 di rumahnya mengenai kegiatan apa yang

dilakukan saat Malam Jumat Pahing di Menggoro

“Kegiatan yang dilakukan saat malam Jum’at pahing ya selayaknya

seperti selamatan layaknya masyarakat Jawa melakukan selamatan, dengan

adanya makanan yang didahului dengan kegiatan tahlil dan istighosah baru

kemudian makanan tersebut dimakan bersama. Namun demikian setelah

pelaksanaan selesai, biasanya masyarakat dari luar daerah terus melanjutkan

dengan kegiatan membaca yaasin atau do’a tahlil untuk memohon kepada

Allah atau ada juga yang datang karena nadzar tertentu”

Sehingga pada malam Jum’at Pahing di desa Menggoro khususnya

di lingkungan Masjid menjadi ramai, bahkan di tiap malam Jum'at Pahing

digelar Pasar Malam di sebuah pelataran yang cukup luas di depan Masjid.

Yang tersedia di Pasar Malampun macam-macam, ada jajan pasar seperti

onde-onde, kue cucur, jagung bakar sampai makanan khas seperti tahu

kupat, brongkos kikil dan sebaginya. Mainan anak-anakpun juga bermacam-

macam tentu saja disediakan untuk pengunjung yang mengajak anak-

anaknya.

Untuk melengkapi nadzarnya biasanya mereka akan membeli

kembang boreh, yaitu serangkaian bunga mawar dan rajangan daun pandan

yang diberi boreh yang dibuat dari enjet atau kapur yang diberi warna

kuning, enjet ini akan ditorehkan pada bagian tubuh sesuai niatnya, misalnya

di daun telinga, leher atau kaki dan sebagainya. Kemudian sisanya kembang

boreh ini biasanya diletakkan pada tempat-tempat tertentu seperti di

perempatan jalan, di sendang dan sebagainya. Memang hal ini mirip sesaji

seperti yang dilakukan Umat Hindu atau Budha, ini menandakan bahwa

Page 63: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

52

masih ada dinamisme dalam masyarakat, yang merupakan akulturisasi dari

budaya Hindu, Budha dan Islam, pergeseran budaya yang belum seratus

persen berubah ke dalam nilai-nilai Islami, masih ada kultur Hindu yang

melekat.

Hal ini semakin menguatkan pendapat bahwa keberadaan Masjid

Menggoro Tembarak, erat sekali kaitnya dengan pusat kebijaksanaan

perkembangan agama Islam pada masa pertumbuhannya di tanah Jawa,

yakni Demak Bintoro di bawah kendali Raden Patah (raja pemeluk Islam

pertama di Jawa) dan di bawah pertimbangan para wali.

Mimbar Khotbah yang serupa dengan mimbar di keraton

Ngayogyakarta, karena sudah usang dan rusak maka telah diganti baru.

Upaya-upaya penyelamatan ini merupakan pelestarian, agar keberadaan

masjid tersebut sebagai situs dan bangunan cagar budaya tidak kehilangan

unsur-unsur pendukung histories, yang merupakan ciri khas dan mempunyai

keunikan tersendiri, walaupun disana-sini telah mengalami beberapa

perubahan seiring perkembangan jaman.

C. Tanggapan Masyarakat Terhadap Tradisi Malam Jum’at Pahing di

Menggoro

Seiring dengan berkembangnya keadaan, baik informasi maupun

teknologi, pelaksanaan tradisi malam jum’at pahing mendapatkan berbagai

penilaian dari masyarakat. Hasil wawancara dengan Bapak Khosi’in misalnya

Page 64: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

53

yang diwawancarai di rumahnya 23 Januari 2015 mengenai nilai yang

terkandung di dalam tradisi Malam Jumat Pahing

“kegiatan malam jum’at pahing di menggoro merupakan kegiatan

positif dari dahulu, bahkan sejak sebelum saya lahir. Kegiatan yang ada

berupa kegiatan pengajian, atau ngaji untuk berdo’a. dan yang datang

meskipun dari berbagai macam kalangan, bahkan jauh dari luar Jawa pun

masyarakat menilai kegiatan di Masjid Menggoro ini merupakan kegiatan

yang baik. Masyarakat tidak pernah menilai hal yang tidak baik dengan

kegiatan malam Jum’at pahing. Soal syirik itu kan letaknnya di dalam hati,

sehingga saat ada orang yang datang pada malam jum’at pahing itu tidak

ada anggapan yang datang adalah orang meminta berkah tertentu dari

masjid, tetapi menjadikan masjid sebagai sarana ibadah”.

Hasil wawancara lainnya dengan Bapak Islahudin menyatakan

bahwa

“Apa yang dilakukan masyarakat baik masyarakat Menggoro dan

sekitarnya maupun masyarakat luar daerah selama ini merupakan kegiatan

berdo’a, soal ada yang memanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik itu

urusan pribadi-pribadi, namun dalam setiap kesempatan dalam kegiatan

tersebut selalu diingatkan bahwa Allah merupakan satu-satunya tempat

meminta pertolongan, bukan justru menjadikan pelaksanaan malam Jumat

pahing sebagai sarana syirik”

Page 65: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

54

Hasil wawancara dengan Bapak Rohman di rumahnya 23 Januari

2015 mengenai pelaksanaan tradisi malam jum’at pahing masih ada dalam

masyarakat Menggoro

“tradisi ini masih ada dalam masyarakat karena nilai aqidahnya

adalah meyakini kekuatan do’a. dengan berdo’a di Masjid Menggoro yang

menurut sejarahnya adalah peninggalan Sunan Kalijaga, masyarakat

merasa lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah atau khusyu’ dalam

berdoa, itu yang saya tangkap dari warga masyarakat yang datang. Namun

masyarakat setempat menganggap hal ini dari dulu sebagai sebuah tradisi

yang baik.”

D. Nilai-nilai Intrinsik dalam Tradisi Malam Jum’at Pahing di Menggoro

Nilai instrinsik merupakan nilai yang terkandung dalam Tradisi

Malam Jum’at Pahing di Menggoro, berdasarkan wawancara mengenai

makna pelaksanaan tradisi tersebut, menurut Bapak Sudjiyanto berdasarkan

wawancara tanggal 23 Januari 2015 di rumahnya

“Banyak nilai yang terkandung dalam pelaksanaan Malam Jum’at

Pahing di Menggoro. Diantaranya adalah masalah aqidah, bagaimana orang

yang datang melakukan ibadah dengan khusyu di Menggoro untuk

mendekatkan diri kepada Allah agar hajadnya terkabul, terkadang yang

datang ke sini juga karena hajadnya sudah terkabul, istilahnya mereka

tasyakuran. Bagi masyarakat sekitar sendiri, kegiatan pelaksanaan tradisi ini

merupakan sarana gotong royong kemasyarakat, karena masyarakat

Page 66: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

55

mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan tersebut, termasuk dalam

kebersihan lingkungan masjid dan lain sebagainya”

Menurut Bapak Baedlowi yang dilakukan wawancara di rumahnya

tanggal 23 Januari 2015 mengenai nilai instrinsik atau makna yang

terkandung dalam Tradisi Malam Jum’at Pahing

“Yang jelas yang datang melaksanakan ibadah, mengucapkan syukur

yang terdengar dari ucapan tahlil, dzikir dan kegiatan mujahadah yang

dilakukan. Kegiatan yang dilakukan selama ini merupakan kegiatan

keagamaan yang positif. Bagi masyarakat sekitar dalam mempersiapkan

Malam Jum’at Pahing juga melalui musyawarah dengan membentuk panitia

kecil yang mengurusi masalah pelaksanaan kegiatan tersebut, sehingga

berjalan dengan lancar dan masyarakat yang berasal dari luar daerah dapat

melaksanakan kegiatan secara khusyuk”

Page 67: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

56

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Tradisi Malam Jum’at Pahing di Menggoro

Pelaksanaan Tradisi Malam Jum’at Pahing di Menggoro telah

dilaksanakan secara turun temurun dan tidak diketahui asal usul serta awal

mulai dilaksanakannya. Perayaan ini biasa dilaksanakan penduduk Desa

Menggoro setiap Malam Jum’at Pahing. Sebelum pelaksanaan acara tersebut,

jauh sebelumnya pada malam hari masyarakat mempersiapkan untuk

kegiatan di Masjid Menggoro.

Tradisi Malam Jum’at Pahing di Desa Menggoro Kecamatan

Tembarak Kabupaten Temanggung dilakukan dengan kegiatan Mujahadah,

baik secara perorangan maupun kelompok, dilakukan oleh wisatawan minat

khusus ini. Berdzikir kepada Allah SWT, secara khusuk, penuh konsentrasi,

hanya ditujukan kepada_Nya, Sang Maha Pencipta, Maha Pemurah, Maha

Pengasih dan Maha Penyayang. Sikap dan perilaku demikian, memang sudah

seharusnya menjadi pedoman bagi setiap makhluk_Nya. Termasuk juga

wisatawan Malam Jum’at Pahing, yang mengkaitkan dengan Nadzar tertentu.

Hal ini mengingat bahwa hanya kepada Allah SWT tempat yang tepat untuk

meminta, dan hanya berkat kemurahan_Nya lah, makhluk terutama manusi

mendapatkan anugerah_Nya, karena hanya Sang Khalik yang Maha Pemberi.

Dilihat dari warna dialek kebahasannya, dapat diketahui bahwa

75

Page 68: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

57

pengunjung/wisatawan Malam Jum’at Pahing Menggoro Tembarak itu,

tidakk hanya berasal dari sekitar Temanggung saja.

B. Pandangan Masyarakat terhadap Tradisi Malam Jum’at Pahing di

Menggoro

Tingkat pengamalan ajaran agama masyarakat Desa Menggoro

secara umum tergolong masyarakat yang pengamalannya biasa-biasa saja.

Artinya ada sebagian yang taat dan sebagian lagi tidak taat. Dari segi akhlak,

tergolong rendah tingkat pengamalannya (menengah ke bawah). Sedangkan

dari sisi syari’at, tergolong tingkat pengamalan menengah ke atas. Dengan

demikian masyarakat tersebut dikategorikan masyarakat yang menjalankan

ajaran agama, walaupun tidak secara keseluruhan (sempurna). Dalam

pemahaman ajaran agama, masyarakat Desa Menggoro tergolong muqallid,

yaitu mengikuti orang lain dalam i’tikad (perkataan dan perbuatan) yang

semata-mata berbaik sangka tanpa alasan yang tepat untuk mengikutinya.

Mereka tidak berfikir yang menjadi dasar akidah Islam adalah Al-Qur’an dan

Hadits, tetapi yang terpenting adalah pikiran dinamis yang tidak dibebani

oleh kekeliruan-kekeliruan yang turun temurun. Namun demikian, ada juga

sebagian masyarakat yang telah tersentuh oleh perkembangan zaman, yang

mengamalkan ajaran agama merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits, hanya saja

tidak konsisten (sungguh-sungguh) dalam pelaksanaannya.

Nuansa sifat masyarakat Desa Menggoro yang memiliki sistem

kekerabatan yang tinggi menyebabkan setiap kegiatan sosial dan agama

Page 69: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

58

dilakukan secara gotong-royong dan tolong-menolong. Mengenai yang

dilakukan, benar dan salah tidak menjadi sorotan, orientasinya adalah

keamanan dan ketentraman hidup bermasyarakat. Perbuatan benar atau salah

tergantung dari baik atau buruknya tujuan dari perbuatan yang dilakukan.

Begitu juga dengan tradisi Malam Jum’at Pahing yang dilakukan setiap satu

tahun sekali, di dalamnya terdapat berbagai macam unsur; seperti mistik

(alam gaib), khurafat dan tahayul. Nilai Islam yang mendominasi dalam

tradisi, membuat ketiga unsur tersebut secara perlahan sirna.

Malam Jum’at Pahing dalam kehidupan beragama masyarakat Desa

Menggoro memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan ajaran

agama, khususnya bagi generasi muda. Peran tersebut adalah memberikan

dorongan bagi generasi muda untuk lebih menjalankan ajaran agama,

terutama dalam hal menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW, dalam sunat

kapong dan dalam hal belajar membaca Al-Qur’an. Tidak hanya itu, juga

sebagai perwujudan atas kecintaan kepada nabi, dengan memperingati hari

kelahirannya.

Dalam Malam Jum’at Pahing, tentu hal ini memiliki peranan yang

sangat penting bagi kelangsungan hidup beragama masyarakat Menggoro,

karena sunat merupakan puncak pensucian diri sebelum syarat dan rukun

dalam menjalankan ajaran agama Islam. Selanjutnya, dalam kegiatan Malam

Jum’at Pahing yang didalamnya dilakukan kegiatan ngaji dan mujahadah

merupakan upaya meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada

Allah SWT.

Page 70: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

59

C. Nilai-nilai Instrinsik Tradisi Malam Jum’at Pahing di Menggoro

Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Malam Jum’at Pahing di

Desa Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung meliputi:

1. Nilai Aqidah

Keyakinan bahwa yang memberikan rezeki dan telah menjaga

keselamatan adalah Allah merupakan nilai aqidah dalam acara Malam

Jum’at Pahing di Desa Menggoro. Nilai aqidah ini menjadi sangat penting,

karena masyarakat Jawa yang dahulu mengadakan Malam Jum’at Pahing

karena faktor agama Hindhu dan Budha, setelah masuknya ajaran Islam,

masyarakat meyakini bahwa Malam Jum’at Pahing merupakan suatu

bentuk keyakinan bahwa yang memberikan keselamatan adalah Allah

SWT.

2. Nilai Ibadah

Dalam acara Malam Jum’at Pahing di Dusun Menggoro, saat

dilaksanakannya ambengan dilakukan acara tahlilan atau membaca do’a.

Tahlil untuk mendo’akan arwah masing-masing keluarga dan sesepuh desa

merupakan suatu bentuk ibadah, menghargai orangtua yang telah

mendahului warga masyarakat.

3. Nilai Gotong Royong/Kerjasama

Nilai gotong royong dalam upacara Malam Jum’at Pahing ini

terlihat dalam pelaksanaan atau penyelenggaraan yang dilakukan bersama-

sama antara warga masyarakat Desa Menggoro dan sekitarnya. Misalnya

dalam hal biaya penyelenggaraan ditanggung bersama dengan warga

Page 71: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

60

masyarakat. Demikian pula dalam hal gotong royong yang dilakukan

warga masyarakat pada waktu diadakan kerja bakti di tempat

penyelenggaraan upacara. Pada waktu pembersihan fasilitas berupa masjid

kegotongroyongan jelas terlihat, mereka dengan suka rela membantu

sampai selesai. Mereka membantu secara suka rela, sehingga merasa puas,

dan gotong royong yang menjadi ciri khas warga masyarakat dapat

dilestarikan atau dipertahankan.

4. Nilai Persatuan dan Kesatuan

Tradisi Malam Jum’at Pahing yang diselenggarakan di Desa

Menggoro ternyata dapat berperan untuk menggalang persatuan dan

kesatuan warga setempat. Persatuan dan kesatuan warga masyarakat

tersebut dinyatakan adanya pembagian makanan dan makan bersama yang

dilakukan pejabat desa, tamu undangan dan warga masyarakat. Oleh

karena itu dorongan untuk melaksanakan tradisi Malam Jum’at Pahing

merupakan dasar yang kuat bagi warga masyarakat Desa Menggoro dalam

melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka. Sebagai contoh

dalam membuat sesaji, dalam kerja bakti dan persiapan minuman atau

makanan untuk suatu pelaksanaan upacara. Bahkan pada saat pelaksanaan

upacara telah selesai, mereka bersama-sama membersihkan tempat-tempat

yang telah digunakan dan mengembalikan ke tempat semula. Sebagai

warga Desa Menggoro yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur,

mempunyai anggapan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, tetapi

selalu tergantung kepada sesamanya. Oleh karena itu tradisi Malam Jum’at

Page 72: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

61

Pahing yang menyangkut kegiatan seluruh warga ditujukan untuk

kepentingan bersama. Hal ini disebabkan pada dasarnya tradisi tersebut

untuk kepentingan bersama, memberikan kesejahteraan, ketenteraman dan

keselamatan warga Desa Menggoro. Nilai persatuan dan kesatuan yang

ada sehubungan dengan adanya tradisi Malam Jum’at Pahing dapat pula

dilihat pada waktu pelaksanaan upacara. Penduduk sekitar tempat

pelaksanaan tradisi Malam Jum’at Pahing dilaksanakan mereka dengan

senang hati membuka pintu rumahnya dan menyediakan makan dan

minum bagi siapa saja yang mampir dirumahnya untuk istirahat sejenak.

5. Nilai Musyawarah

Dalam penyelenggaraan tradisi Malam Jum’at Pahing sangat

menjunjung tinggi nilai musyawarah. Hal ini ditunjukkan dalam

pelaksanaan tradisi Malam Jum’at Pahing. Sebelum diselenggarakan,

dibentuk panitia secara musyawarah, yang dinamakan rembug desa, antara

warga masyarakat dengan aparat desa. Dalam musyawarah tersebut

dibicarakan bagaimana cara mencari dana untuk penyelenggaraan.

6. Nilai Pengendalian Sosial

Tradisi Malam Jum’at Pahing selain merupakan suatu upaya

warga masyarakat Desa Menggoro dan sekaligus memberikan

penghormatan dan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

juga merupakan upaya pelestarian tradisi yang sangat besar manfaatnya

bagi masyarakat Dusun Menggoro. Berbagai pantangan yang berlaku

dalam penyelenggaraan tradisi tersebut membuktikan ketaatan

Page 73: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

62

masyarakat terhadap tradisi Malam Jum’at Pahing yang telah diyakininya.

Hal tersebut nampak saat dilakukan pengajian, dimana pembicara/ kyai

menyampaikan nilai agama dan sosial terkait dengan pelaksanaan Malam

Jum’at Pahing dan hal yang berkembang dalam masyarakat.

7. Nilai Kearifan Lokal

Tradisi Malam Jum’at Pahing yang dilakukan masyarakat Desa

Menggoro mempunyai kearifan lokal tradisi yang dapat dilestarikan.

Sebelum pelaksanaan Malam Jum’at Pahing pada hari Rabu Wage

diadakan kerja bakti membersihkan lingkungan.

Dengan mengamati berbagai kegiatan yang ada pada acara adat Malam

Jum’at Pahing di Desa Menggoro tersebut kiranya dapat kita ambil maknanya:

1. Adanya rasa takwa dan hormat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini dapat

dilihat adanya kegiatan doa bersama dalam kenduri yang dilakukan di

halaman masjid atau lapangan secara bersama sebagai ungkapan syukur

atas keberhasilan seseorang atas hajadnya atau permohonan agar

dikabulkan hajadnya.

2. Adanya perilaku rasa penghormatan terhadap orang yang lebih tua atau

yang lebih dulu ada. Ini memberikan suatu teladan bahwa yang muda

sudah sewajarnya memberi hormat kepada yang lebih tua. Bagaimanapun

orang yang lebih tua itu sebagai panutan.

3. Adanya rasa kebersamaan persatuan, gotong-royong berarti

menghilangkan individualisme dan egoistis. Ini dapat kita lihat dalam

Page 74: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

63

kerja sama dalam mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan

pelaksanaan Malam Jum’at Pahing.

4. Adanya sikap perilaku kemanusiaan ini bisa kita lihat dengan cara

membagi sedekah/makanan kepada fakir miskin/peminta-minta waktu

kenduri bersama.

5. Mengajarkan tentang kesehatan, kebersihan dan keindahan yang bisa kita

lihat adanya kegiatan untuk membersihkan lingkungan sekitar masjid.

6. Mengajarkan tentang kehidupan yang teratur, penghematan dan

pemanfaatan..

Page 75: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal,

diantaranya adalah:

1. Tradisi Malam Jum’at Pahing berkaitan dengan kepercayaan dan

merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai

sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat Desa

Menggoro. Pada hakekatnya tradisi tersebut merupakan kegiatan sosial

yang melibatkan seluruh warga masyarakat dalam usaha bersama untuk

mendapatkan keselamatan dan ketenteraman bersama. Sebenarnya yang

terjadi tidak berbeda dengan di masjid-masjid lain di setiap malam Jum'at,

yang memang sering mengadakan ritual Mujahadah, berdzikir dan

memohon kehadhirat Allah untuk memohon keselamatan, kesehatan dan

limpahan rejeki yang halal dan barokah. Mujahadah di Masjid Menggoro

juga tak jauh beda, ada yang dilakukanpun secara kelompok, namun ada

juga yang perorangan, seperti yang dilakukan oleh para pendatang dari

luar kota.

2. Pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan tradisi Malam Jum’at Pahing

sebagai kegiatan yang positif dan merupakan tradisi yang perlu

dilestarikan. Selain kegiatan bernuansa Islami juga merupakan kegiatan

yang berhubungan dengan kehidupan social.

Page 76: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

65

3. Nilai intrinsik yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi Malam Jumat

Pahing diantaranya adalah nilai aqidah, ibadah, nilai kemasyarakatan,

gotong royong, kearifan local dan musyawarah. Banyaknya nilai positif

tersebut yang menjadikan tradisi Malam Jumat Pahing masih dilestarikan

sampai dengan sekarang.

B. naraS

Pada akhir penulisan ini penulis memberikan saran yang mungkin

dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan orang

lain:

1. Masyarakat Desa Menggoro agar tetap menjaga, melestarikan

mempertahankan tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam, terutama

kegiatan mujahadah, sehingga nilai-nilai pendidikan Islam dapat terus

dilestarikan dari generasi ke generasi.

2. Perlunya masyarakat memupuk kesadaran untuk selalu bersyukur atas

nikmat yang diberikan Allah serta senantiasa bersabar atas ujian yang

diberikan.

Page 77: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

66

DAFTAR PUSTAKA

Akhdiyat, Hendra. 2009. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia

Aly, Hery Noer. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia

Darmadi, Hamid. 2009. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta

Daroeso, Bambang. 2006. Pendidikan Moral. Yogyakarta: Kanisius

Depag RI. 2000. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosda Karya

Hamid, Abdul. 2009. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia

Koentjaraningrat. 2005. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Bumi Aksara

Mustopo, H, dkk. 2003. Sejarah dan Budaya Dari Masa Kuno Sampai

Kontemporer. Malang: Universitas Negeri Malang

Poerwadarminto, WJS. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Puersen, 2004. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Rianse, Usman. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Alfabeta

Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia

Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Surayin. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Yrama Widya

Zulkarnain. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Pelajar

Page 78: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

LAMPIRAN

Page 79: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

3

Page 80: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

4

Page 81: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

5

DOKUMENTASI

Page 82: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

6

Page 83: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

7

Page 84: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

8

Page 85: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

9

Page 86: NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAMe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/533/1/Aziz Mubarok_11108069.pdfviii abstrak mubarok, aziz. 2015. nilai-nilai intrinsik pendidikan

10