unsur intrinsik cerpen

30
BAHASA INDONESIA “UNSUR INTRINSIK CERPEN”

Upload: marina-dhewiy

Post on 25-May-2015

3.803 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Unsur intrinsik cerpen

BAHASA INDONESIA“UNSUR INTRINSIK

CERPEN”

Page 2: Unsur intrinsik cerpen

Kelompok :

1. Anisa Tri Rahayu2.Febria Ayu N.F3.Kurnila Putri I.

4.Marina Krisna Dewi

Page 3: Unsur intrinsik cerpen

Skema Unsur Intrinsik Cerpen

Tema Alur Tokoh Penokohan Latar Sudut Pandang

Gaya Bahasa / Majas Amanat Nilai

• Alur maju•Alur mundur•Alur campuran

•Protagonis•Antagonis•Tritagonis•Bawahan

• Analitik•Dramatik•Gabungan

•Waktu•Suasana•Tempat

•Orang Pertama•Orang Ketiga•Serba tahu •Sebagai Pencerita

•Moral•Sosial•Religius•Edukasi•Estetis•Etika

•Perbandingan•Pertentangan•Simbolik•Sindiran•Penegasan

Page 4: Unsur intrinsik cerpen

Cerpen Cerpen merupakan salah satu genre

sastra selain novel, puisi , dan naskah drama. Seperti halnya novel , cerpen dapat dikategorikan sebagai karya prosa fiksi. Cerita pendek sering disebut sebagai cerita rekaan yang relatif pendek karena dapat selesai dibaca dalam satu kali pembacaan. Dalam penyajiannya , cerpen disusun secara cermat dan hemat serta berfokus pada satu pokok permasalahan.

Page 5: Unsur intrinsik cerpen

Pada umumnya, unsur intrinsik cerpen meliputi hal-hal berikut ini.

1.TemaTema adalah ide pokok sebuah

cerita yang dijadikannya sumber cerita atau bahan utama cerita. Contoh : Tema Kemiskinan

Page 6: Unsur intrinsik cerpen

2. Alur (Plot)Alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita

yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Dilihat dari segi keeratan hubungan antarperistiwa, plot dibedakan menjadi dua, yaitu plot erat dan plot longgar. Sebuah cerita memiliki plot erat apabila hubungan antarperistiwa terjalin sangat padu dan padat sehingga tak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan. Sebaliknya, sebuah cerita memiliki plot longgar apabila hubungan antarperistiwa terjalin kurang erat sehingga ada bagian-bagian peristiwa yang dapat dihilangkan dan penghilangan itu tidak akan mengganggu jalannya cerita.

Page 7: Unsur intrinsik cerpen

Secara umum, alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut : a. Pengenalan situasi cerita (exposition) Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan menjelaskan hubungan antartokoh. b. Pengungkapan peristiwa (complication) Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. c. Menuju konflik (rising action) Terjadi peningkatan perhatian, kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

Page 8: Unsur intrinsik cerpen

d. Puncak Konflik (turning point) Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula ditentukan perubahan nasib beberapa tokoh. Misalnya, apakah dia berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal. e. Penyelesaian (ending) Sebagai akhir cerita, bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembaca. Jadi, akhir ceritanya dibiarkan menggantung tanpa ada penyelesaian .

Page 9: Unsur intrinsik cerpen

Contoh Alur Cerpen :1.Pengenalan situasi cerita Semua orang, tua-muda, tahu dengan panggilan si Didin, dekil dan item. Tapi aku tak mempermasalahkan hal itu, karena pada kenyataannya aku adalah anak kampung yang dekil dan item. Siti Kakaku satu-satunya, yang sekarang duduk dibangku sekolah dasar kelas 6 SD. Kami tinggal di daerah terpencil dalam pedesaan. dan kami terlahir tidak jauh berbeda sehingga kami dilahirkan dengan jarak yang sangat dekat, sekarang aku kelas 5 SD.

2. Pengungkapan peristiwa Hanya saja, setiap kali berangkat sekolah di tahun ini tidak sama. Terkadang aku berangkat sekolah pada pagi hari, terkadang pula siang hari. Begitu pun Kakaku Siti. Sekolahku yang membuat kami jadi bergonta-ganti jadwal masuk, karena sekolahku sedang mengalami renovasi akibat badai topan dimalam hari. Namun akan ku ukir semua perjalanan ini menjadi perjuanganku dimasa mudaku. “Ayo..bangun sit, ini sudah siang. Mau berangkat jam berapa kamu?” Ujar Ibu sambil membereskan baju yang akan dikenakan Kak Siti.Sementara aku, sedang mengupas Kelapa, untuk membuat serabi yang akan Ibu jual. “Din, jangan lupa juga parutkan Kelapanya ya!.” “Iya.. Bu.” Jawab Didin. Waktu menandakan pukul dua belas. “Kak siti belum juga pulang.” Masalah besar untukku. Setiap ingin berangkat sekolah, kami selalu tukar baju “di warung mang Sayuti.” Seragam lusuh satu-satunya yang kami punya. Dan kami tak mau ketinggalan untuk sekolah.“Aku, berlari tergesa-gesa sambil menenteng sepatu.” “Aduhh,, Kak Siti di mana nih?. Ujar Didin dalam hati sambil menatap arah jalan yang biasa dilewati Kak Siti.

Page 10: Unsur intrinsik cerpen

3.Menuju Konflik Tiba-tiba Siti datang dengan baju yang basah dan kotor dari arah yang biasa ia lewati.“Kakak...??”“Didin.. maaf, Kakak telat.” Ujar Siti sambil melepaskan bajunya.“Kok Kakak lama sekali pulangnya?”“Ya.. Kakak minta maaf, Kakak tadi ada jam tambahan.” “Din, hari ini, kamu tidak usah sekolah ya?”“Kenapa Kak?” Tanya Didin, sambil menunjukan muka yang amat kebingungan.“Soalnya.. bajunya kena air kotor tadi.” jawab Siti. “Tadi teman Kakak ada yang jail, akhirnya kena baju ini.” Siti menjelaskan kembali.Baju yang biasa dipakai Didin dan Siti hanya satu-satunya yang kami punya. Kami tak mau menyusahkan ibu dengan penuh beban. Makanya kami selalu bergantian mengenakan seragam lusuh ini.“Tidak!, aku mau tetap sekolah Kak.” Jawab Didin tegas sambil menunjukan mukanya yang sedikit sedih.“Tapi, baju ini kotor Din.” Nanti kamu dimarahin sama Bu Musri.!

4.Puncak Konflik “Didin.. kenapa kamu telat lagi? Dan kenapa baju kamu kotor seperti itu?” tanya Bu Mus.“Mm.. maa.. maaf Bu, tadi Didin jatuh dan kepleset di jalan sana.” Jawab Didin, dengan wajah yang amat ketakutan. Aku sengaja berbohong, karena aku tak mau orang lain tahu dengan baju yang selama ini aku pakai. Biarkan ini menjadi rahasia aku dan Kak Siti. Aku juga sengaja berbohong pada Bu Mus. Agar Bu Mus mau percaya padaku dan tidak lagi mengeluarkan aku dari ruang kelas, karena ulahku yang hampir setiap hari membuat Bu Mus kesal melihatnya. Perjuangan kami untuk terus sekolah begitu semangat. Hingga aku ingin melanjutkan di perguruan tinggi setelah aku tamat sekolah. Sekolah SMP dan SMA sudah kulewati, hanya Kak Siti yang tamat hingga SMP saja. Kami sebenarnya mendapatkan beasiswa akan tetapi Kak Siti memilih untuk mengurus Ibu dirumah karena umur Ibu sudah tidak muda lagi. “Bu aku ingin masuk ke perguruan tinggi!.” Ujar Didin. “Memangnya kamu dapat uang dari mana Din?.” “Biaya kuliah itu mahal lho Din.. kamu mampu membayarnya?” Tiba-tiba Siti mencela.Iya nak.. “Ibu sudah tidak mungkin untuk membiayai kalian sekolah.” “Ibu tak punya apa-apa lagi nak.” Jawab Ibu.“Tapi Bu, Didin ingin tetap kuliah, karena Didin mau meneruskan cita-cita Didin bu!.” Tegas Didin kembali.

Page 11: Unsur intrinsik cerpen

5.Penyelesaian Ya sudah.. “kamu boleh saja kuliah.” “Dan kejar cita-citamu itu. tapi ingat.!! jangan kamu menyusahkan Ibu!.” Siti ketus menjelaskan. “Kakak dan Ibu tenang saja, Didin tidak akan menyusahkan kalian.” “Bu, Didin mohon maaf kalau selama ini, Didin terlalu banyak menyusahkan Ibu.” “Dan sekarang Didin akan pergi dari rumah ini.” “Aku akan pergi ke Serang untuk kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Bu.” “Aku mendapatkan Beasiswa di sana”.“Memangnya kamu siap pergi kesana?” tanya Siti kembali.“Insya Allah Kak.. aku siap untuk kuliah di sana!.” Ujar Didin dengan tegas dan penuh keyakinan. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba untuk Didin pergi ke Serang, barang-barang dan baju yang ia butuhkan sudah dikemas rapi di dalam kopor. Setelah shalat subuh Didin berangkat ke stasiun menunggu kereta api. Namun sebelum itu, Didin menemui kak Siti dan Ibunya untuk pamitan. “Ibu, Kak Siti, Didin sekarang mau pergi ke Serang.” “Aku mohon Bu.” “Izinkan Didin untuk melangkahkan kaki ini, untuk mengejar apa yang Didin cita-citakan.” Didin meminta izin kepada Ibu dan kakaknya sambil meneteskan air matanya yang membanjiri kedua pipinya. “Baiklah anakku.. Ibu izinkan kamu pergi ke sana.” “Kejarlah cita-citamu nak.” “Semoga engkau menjadi penerus bangsa yang jujur dan bijaksana.”“Terimakasih Ibu.. Didin akan selalu ingat dengan kata-kata Ibu.” “Didin hanya minta satu hal sama Ibu, Do’akan Didin Bu.” “Agar aku bisa mewujudkan cita-citaku, untuk menjadi orang yang bisa menolong rakyat kita dari kemiskinan ini.”.Didin senang karena tak disangka ia telah mendapat restu dari Ibunya. Didin selalu menghormati keputusan yang diucapkan sang Ibu. Didin selalu menganggap Ibu adalah berlian permata yang dimiliki sepanjang hidupnya.

Page 12: Unsur intrinsik cerpen

Meskipun demikian, kelima unsur alur itu tidak selamanya hadir dalam sebuah cerpen. Mengingat rentang dan jumlah peristiwa di dalamnya terbatas, biasanya, unsur-unsur yang hadir itu hanya 2-3 saja, misalnya unsur pengungkapan peristiwa (2), menuju konflik (3), dan puncak konflik (4).Berdasarkan akhir cerita, plot dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:a.Plot ledakan (cerita berakhir mengejutkan)b.Plot lembut (cerita berakhir sebagai bisikan atau tidak mengejutkan)c. Plot lembut-meledak (campuran)

Page 13: Unsur intrinsik cerpen

Berdasarkan rangkaian peristiwanya, plot dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: a. Plot maju (linier) b. Plot mundur (flashback) c. Plot gabungan. Menurut sifatnya, plot dibedakan menjadi tiga: a. Plot terbuka , akhir cerita merangsang pembaca

untuk mengembangkan jalan cerita. b. Plot tertutup, akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. c. Plot campuran, terbuka dan tertutup, kita dapat memilih atau menggunakan salah satu jenis plot/alur dalam cerpen yang kita buat.

Page 14: Unsur intrinsik cerpen

3. Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita.Tokoh dibedakan menjadi empat, yaitu tokoh utama (protagonis), tokoh yang berlawanan dengan pemeran utama (antagonis), tokoh pelerai (tritagonis) dan tokoh bawahan. a.Tokoh utama (protagonis) adalah tokoh yang memegang peran utama dalam cerita, tokoh utama terlibat dalam semua bagian cerita, ia bersifat sentral. b. Tokoh yang karakteristiknya berlawanan dengan tokoh utama disebut tokoh antagonis tokoh ini berperan untuk mempertajam masalah dan membuat dalam cerita menjadi lebih hidup dan menarik.

Page 15: Unsur intrinsik cerpen

c. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang tidak memegang peran utama dalam cerita. Tokoh tritagonis biasanya tidak terlibat dalam sebuah bagian cerita.Keberadaanya berperan sebagai penghubung antara tokoh protagonis dan antagonis. d. Tokoh bawahan disebut juga figuran yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama.

Page 16: Unsur intrinsik cerpen

Contoh tokoh dalam cerpen :

1.Didin / aku termasuk tokok utama Hal ini terbukti pada kalimat :“Semua orang, tua-muda, tahu dengan panggilan si Didin, dekil dan item. Tapi aku tak mempermasalahkan hal itu, karena pada kenyataannya aku adalah anak kampung yang dekil dan item’’.2.Siti / kakak Didin termasuk tokoh bawahan Hal ini terbukti pada kalimat : “Siti Kakaku satu-satunya, yang sekarang duduk dibangku sekolah dasar kelas 6 SD”.3.Ibu Didin termasuk tokoh pelengkap Hal ini terbukti pada kalimat : “Ayo..bangun sit, ini sudah siang. Mau berangkat jam berapa kamu?” Ujar Ibu sambil membereskan baju yang akan dikenakan Kak Siti.

Page 17: Unsur intrinsik cerpen

4.Penokohan atau perwatakan Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan

tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan hidupnya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Penokohan merupakan unsur cerita yang sangat penting karena cerita menjadi lebih nyata dalam angan pembaca.

Ada tiga macam cara untuk melukiskan atau menggambarkan watak para tokoh dalam cerita. a. Cara analitik, pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secara langsung.

Page 18: Unsur intrinsik cerpen

b. Cara dramatik, pengarang tidak secara langsung menceritakan watak tokoh seperti pada cara analitik, melainkan menggambarkan watak tokoh dengan cara: 1. Melukiskan tempat atau lingkungan sang tokoh. 2. Menampilkan dialog antartokoh dari dialog-dialog itu akan tampak watak tokoh pada cerita. 3. Menceritakan tingkah laku, perbuatan, atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa. c. Cara gabungan , analitik dan dramatik pengarang menggunakan kedua cara tersebut diatas secara bersamaan dengan anggapan bahwa keduanya bersifat saling melengkapi.

Page 19: Unsur intrinsik cerpen

Contoh Penokohan dalam cerpen : 1.Didin : 1. Disiplin yang terbukti pada kalimat : Baju yang biasa dipakai Didin dan Siti hanya satu-satunya yang kami punya. Kami tak mau menyusahkan ibu dengan penuh beban. Makanya kami selalu bergantian mengenakan seragam lusuh ini. “Tidak!, aku mau tetap sekolah Kak.” Jawab Didin tegas sambil menunjukan mukanya yang sedikit sedih. 2. Tidak mudah putus asa yang terbukti pada kalimat: “Bu aku ingin masuk ke perguruan tinggi!.” Ujar Didin.“Memangnya kamu dapat uang dari mana Din?.” “Biaya kuliah itu mahal lho Din.. kamu mampu membayarnya?” Tiba-tiba Siti mencela.Iya nak.. “Ibu sudah tidak mungkin untuk membiayai kalian sekolah.” “Ibu tak punya apa-apa lagi nak.” Jawab Ibu. “Tapi Bu, Didin ingin tetap kuliah, karena Didin mau meneruskan cita-cita Didin bu!.” Tegas Didin kembali.2.Siti / Kakak Didin : 1. Pengertian terbukti pada kalimat : Sekolah SMP dan SMA sudah kulewati, hanya Kak Siti yang tamat hingga SMP saja. Kami sebenarnya mendapatkan beasiswa akan tetapi Kak Siti memilih untuk mengurus Ibu dirumah karena umur Ibu sudah tidak muda lagi.3.Ibu : 1. Suka menolong terbukti pada kalimat : Belum lagi para tetangga yang mengutang serabi Ibu. Ibu tak kuasa menolak, karena Ibu sangat kasihan melihat tetangganya yang harus kelaparan karena tidak punya uang untuk membeli makanan.

Page 20: Unsur intrinsik cerpen

5. LatarLatar atau setting merupakan penggambaran

mengenai waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya cerita ataupun karakter tokohnya. Dengan demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang benar adanya, ia pun cenderung lebih siap dalam menerima karakter tokoh apapun kejadian-kejadian dalam cerita itu.

Page 21: Unsur intrinsik cerpen

Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat, latar suasana. a. Latar Tempat adalah lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. b. Latar Waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. c. Latar Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita.

Page 22: Unsur intrinsik cerpen

Contoh Latar dalam cerpen adalah :Latar Tempat :1. Sekolah yang terbukti pada kalimat : Setiba disekolah, Didin hatinya ternganga

karena berlari-lari yang mengejar waktu. 2. Di rumah yang terbukti pada kalimat : “Ayo..bangun sit, ini sudah siang. Mau

berangkat jam berapa kamu?” Ujar Ibu sambil membereskan baju yang akan dikenakan Kak Siti. Latar Waktu : 1.Siang hari yang terbukti pada kalimat : “Ayo..bangun sit, ini sudah siang. Mau

berangkat jam berapa kamu?” Ujar Ibu .Latar Waktu : 1.Mengharukan yang terbukti pada kalimat: Di sana mereka dapati tubuh Tanggul yang berotot, tergeletak di atas pematang. Seluruh tubuhnya penuh luka bekas gigi, sedangkan tanah di bawah tubuhnya merah diresapi darah. Anaknya yang sulung mendekati tubuh ayahnya itu. Ia pun tahulah, seperti orang lain juga mengetahuinya... sebelum sampai di rumah sakit kota, napasnya telah tiada .

Page 23: Unsur intrinsik cerpen

6. Sudut PandangSudut Pandang adalah Cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan

menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Ada empat cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita, yaitu :1. Sudut pandang orang pertama Dalam hal ini pengarang bertindak sebagai tokoh utama. Pengarang menyebut dirinya dengan kata Aku atau Saya.Contoh :“Semua orang, tua-muda, tahu dengan panggilan si Didin, dekil dan item. Tapi aku tak mempermasalahkan hal itu, karena pada kenyataannya aku adalah anak kampung yang dekil dan item.”2. Sudut pandang orang ketiga Dalam hal ini pengarang menempatkan dirinya sebagai pengamat yang serba tahu terhadap perilaku tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Pengarang menyebut pelakunya dengan kata Ia, Dia, mereka atau nama-nama lain. Contoh : “Sudah sering ia terlambat karena menunggu Kak Siti yang belum juga pulang.”

Page 24: Unsur intrinsik cerpen

3.Sudut pandang pengarang sebagai pencerita/ naratorDalam hal ini pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi,

seolah-olah pembaca menonton sandiwara.Contoh : “Belum lagi para tetangga yang mengutang serabi Ibu. Ibu tak kuasa menolak, karena Ibu sangat kasihan melihat tetangganya yang harus kelaparan karena tidak punya uang untuk membeli makanan.”4.Sudut pandang serba tahu

Dalam hal ini pengarang seolah-olah mengetahui seluk beluk isi cerita yang disajikan.Contoh :

“Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba untuk Didin pergi ke Serang, barang-barang dan baju yang ia butuhkan sudah dikemas rapi di dalam kopor. Setelah shalat subuh Didin berangkat ke stasiun menunggu kereta api. Namun sebelum itu, Didin menemui kak Siti dan Ibunya untuk pamitan.”

Page 25: Unsur intrinsik cerpen

7. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum (Tarigan, 2009:4). Sedangkan menurut Slamet Muljana gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa disebut pula majas.

Page 26: Unsur intrinsik cerpen

Gaya bahasa tersebut akan dibagi menjadi gaya bahasa perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan.Majas PerbandinganHiperbola : Gaya bahasa melebih-lebihkan sesuatu.Metafora : Melukiskan secara langsung keadaan sesuatu dengan gambaran yang dianggap sama.Personifikasi :Menggambarkan benda mati seakan-akan hidup/berkelakuan seperti hidup.Eufemisme: Menghaluskan arti sebenarnyaSinekdoke terdiri dari dua majas :Pars Prototo : Memaksudkan keseluruhan tetapi digambarkan cuma sebagian.Totem Proparte : Majas ini kebalikan Pars Prototo, memaksudkan sebagian tetapi digambarkan secara keseluruhan.Metonimia : Meggambarkan sesuatu dengan merek dagang tertentu.Alusio : Menggambarkan keadaan dengan peribahasa.Alegori : Membandingkan sesuatu dengan gambaran yang utuh (dianggap sebanding).Asosiasi : Mencari perbandingan suatu keadaan dengan keadaan yang lain.Majas PertentanganParadoks : Menggambarkan sesuatu yang seakan-akan mempunyai arti yang berkebalikan.Antitesis : Mengungkapkan sesuatu yang berlawanan arti.

Page 27: Unsur intrinsik cerpen

Kontradiksi interminus : Menggambarkan pertentangan dengan penjelasan secara keseluruhan/Menyangkal pernyatan terdahulu.Majas SindiranIroni : Menyatakan keadaan sebaliknya untuk menyindir.Sinisme : Menyindir lebih kasar dari Ironi.Sarkasme : Menyindir dengan kasar sekali (lebih kasar dari sinisme).Majas PenegasanRepetisi : Pengulangan kata-kata tertentu.Pleonasme : Melebihkan suatu kata meskipun sebenarnya tidak perlu.Retorik : Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.Paralelisme : Melukiskan suatu keadaan dengan perulangankata-kata.Klimaks : Melukiskan keadaan secara berurutan sampai pada puncaknya.Antiklimaks : Kebalikan dari klimaks. Melukiskan keadaan dari puncak kejadian sampai awalnya.Asidenton : Menyebutkan beberapa benda atau sesuatu hal tanpa tanda hubung.Polisidenton : Menyebutkan beberapa benda atau sesuatu hal dengan tanda hubung.Tautologi : Menyebut sinonim dari suatu kata untuk mempertegas arti.

Page 28: Unsur intrinsik cerpen

8.AmanatAmanat adalah Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita

yang disajikan. Contoh : Jangan pernah menyerah dalam hidup ini.

Selain itu, cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari peran masing-masing tokoh dalam isi cerpen tersebut.

Nilai nilai dalam cerpen merupakan realisasi dari fungsi cerpen sebagai media pendidikan bagi pembaca. jadi selain sebagai penghibur cerpen juga berfungsi untuk mengajari pembaca akan nilai nilai kehidupan.

Page 29: Unsur intrinsik cerpen

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen,antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.1.Nilai moral yaitu Nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingklah laku.2.Nilai sosial/kemasyarakatan yaitu Nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat.3.Nilai religius/keagamaan yaitu Nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.4.Nilai pendidikan/edukasi yaitu Nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari buruk ke baik.5.Nilai estetis/keindahan yaitu Nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang menarik atau menyenangkan.6.Nilai etika yaitu Nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.

Page 30: Unsur intrinsik cerpen