newsletter januari 2020 - jakarta...

5
Jakarta Berita Berketahanan MEI - JUNI, 2020 Halaman 2 Pembanguan Kota LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN Sekretariat Jakarta Berketahanan Bersambung ke Hal. 3 >>> Bersambung ke Hal. 4 >>> JAKARTA bERKETAHANAN Selayang Pandang Source : Dokumentasi JakBer 2020 Sekretariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan”. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation). Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta. Kamis, 25 Juni 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan bekerjasama dengan Sekretariat SDGs Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Webinar dengan tema diskusi “Pembatasan Sosial Berskala Wilayah di DKI Jakarta”. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menyediakan ruang dialog antaraktor untuk membahas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Wilayah di DKI Jakarta atau Wilayah Pengendalian Ketat (WPK) di DKI Jakarta serta ruang untuk memberikan input pada kebijakan tersebut kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya menangani COVID-19. Kegiatan ini mengundang berbagai pemangku kepentingan baik Selasa, 19 Mei 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan bekerjasama dengan Vital Strategies dan Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Forum Webinar yang membahas kondisi kualitas udara DKI Jakarta sebagai bentuk tindak lanjut dari Forum Kualitas Udara yang sebelumnya dilaksanakan sebagai bagian dalam upaya perumusan desain besar polusi udara di DKI Jakarta. Kegiatan ini dibuka oleh Ibu Vera Revinasari selaku Plt. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH) serta turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan, baik dari sektor pemerintahan atau non pemerintahan. Lengkapnya lihat pada akhir halaman. Didalam sambutannya Vera menekankan adanya kolaborasi dalam pemerintah maupun nonpemerintah. Dalam sambutannya Suharti (Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman) menyampaikan bahwa wadah kolaborasi dan pertemuan (webinar) guna mengumpulkan masukan termasuk menyebarluaskan informasi harus terus dilaksanakan, diperbanyak, dan diperkuat. Adanya keterbatasan sumberdaya yang sudah disadari sejak dini pun disikapi pemerintah DKI Jakarta dengan menyusun platform kolaborasi yang mendorong adanya kerjasama lebih besar antara pemerintah dan masyarakat luas dalam menghadapi COVID-19. Webinar Pengendalian Sosial Berskala Wilayah di DKI Jakarta Kedeputian TRLH DKI Jakarta hadirkan kembali Forum Pengelolaan Kualitas Udara DKI Jakarta Webinar Forum Pengelolaan Kualitas Udara di DKI Jakarta menghadirkan pakar kesehatan masyrakat dari UI, ahli Epidemiologist dari Vital Strategies dan perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Global Resilient City Network (GRCN) Resmi Diluncurkan dan Peluang Kerjasama dalam Mendorong Pembangunan Kota Jakarta Halaman 5 Produk Dokumen Strategi Ketahanan Kota Jakarta Halaman 2 Sosial Perkotaan Webinar Kebangkitan Gotong Royong Bagi Pemberdayaan Masyarakat Miskin- Rentan

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter Januari 2020 - Jakarta Berketahananjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/07/...kegiatan kolaborasi dan bantuan kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah DKI

JakartaBerita

BerketahananMEI - JUNI, 2020

Halaman 2

Pembanguan Kota

LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN

Sekretariat

Jakarta

Berketahanan

Bersambung ke Hal. 3 >>>

Bersambung ke Hal. 4 >>>

JAKARTA bERKETAHANAN

Selayang Pandang

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Sekretariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan”.

Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation).

Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta.

Kamis, 25 Juni 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan bekerjasama dengan Sekretariat SDGs Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Webinar dengan tema diskusi “Pembatasan Sosial Berskala Wilayah di DKI Jakarta”.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menyediakan ruang dialog antaraktor untuk membahas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Wilayah di DKI Jakarta atau Wilayah Pengendalian Ketat (WPK) di DKI Jakarta serta ruang untuk memberikan input pada kebijakan tersebut kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya menangani COVID-19.

Kegiatan ini mengundang berbagai pemangku kepentingan baik

Selasa, 19 Mei 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan bekerjasama dengan Vital Strategies dan Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Forum Webinar yang membahas kondisi kualitas udara DKI Jakarta sebagai bentuk tindak lanjut dari Forum Kualitas Udara yang sebelumnya dilaksanakan sebagai bagian dalam upaya perumusan desain besar polusi udara di DKI Jakarta.

Kegiatan ini dibuka oleh Ibu Vera Revinasari selaku Plt. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH) serta turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan, baik dari sektor pemerintahan atau non pemerintahan. Lengkapnya lihat pada akhir halaman.

Didalam sambutannya Vera menekankan adanya kolaborasi dalam

pemerintah maupun nonpemerintah. Dalam sambutannya Suharti (Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman) menyampaikan bahwa wadah kolaborasi dan pertemuan (webinar) guna mengumpulkan masukan termasuk menyebarluaskan informasi harus terus dilaksanakan, diperbanyak, dan diperkuat.

Adanya keterbatasan sumberdaya yang sudah disadari sejak dini pun disikapi pemerintah DKI Jakarta dengan menyusun platform kolaborasi yang mendorong adanya kerjasama lebih besar antara pemerintah dan masyarakat luas dalam menghadapi COVID-19.

Webinar Pengendalian Sosial Berskala Wilayah

di DKI Jakarta

Kedeputian TRLH DKI Jakarta hadirkan kembali

Forum Pengelolaan Kualitas Udara DKI Jakarta

Webinar Forum Pengelolaan Kualitas Udara di DKI Jakarta menghadirkan pakar kesehatan masyrakat dari UI, ahli Epidemiologist dari Vital Strategies dan perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Global Resilient City Network

(GRCN) Resmi Diluncurkan dan

Peluang Kerjasama dalam

Mendorong Pembangunan Kota

Jakarta

Halaman 5

Produk

Dokumen Strategi

Ketahanan Kota

Jakarta

Halaman 2

Sosial Perkotaan

Webinar Kebangkitan

Gotong Royong Bagi

Pemberdayaan Masyarakat

Miskin- Rentan

Page 2: Newsletter Januari 2020 - Jakarta Berketahananjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/07/...kegiatan kolaborasi dan bantuan kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah DKI

Source : Dokumentasi SDGs DKI Jakarta 2020

Rabu, 27 Mei 2020, Sekretariat Jakarta Berketahanan turut menghadiri undangan Sekretariat SDGs DKI Jakarta untuk mengikuti sesi Webinar yang membahas “Kebangkitan Gotong Royong Bagi Pemberdayaan Masyarakat Miskin- Rentan.

Pada sesi webinar ini, Sekretariat SDGs Provinsi DKI Jakarta menghadrikan 3 (tiga) narasumber utama yang masing-masing ditunjuk sebagai representasi Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usaha. Ketiga narasumber tersebut adalah (i) Ir. Suharti M.A., Ph.D. selaku Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman Pemprov DKI Jakarta yang juga bertindak selaku Ketua Jakarta Development Collaboration Network (JDCN), (ii) Nur Lutfiyana M. Kom. selaku Branch Manager Rumah Zakat Jakarta, (iii) Eny Rochyati selaku Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK).

Masing-masing narasumber sepakat bahwa penanganan Covid-19 adalah upaya kolektif yang harus bisa

dilaksanakan bersama masyarakat dengan prinsip gotong royong.

Pada pelaksanaanya upaya tersebut diwujudkan Pemprov DKI Jakarta melalui pemetaan secara mendalam untuk memahami berbagai jenis kelompok masyarakat yang perlu dibantu. upaya ini diharapkan menjadi dasar dalam pengembangan platform kolaborasi yang memudahkan masyarakt untuk memberikan bantuan secara langsung tanpa harus melewati prosedur yang berbelit. Platform tersebut akan dikembangkan dengan mengutamakan data spasial agar masyarakat dapat secara langsung mengetahui wilayah yang memerlukan bantuan dan segera menyalurkan bantuan dengan cepat.

Selaras dengan upaya Pemprov DKI Jakarta dalam membangun kolaborasi antarpemangku kepentingan dan berbagai kelompok masyarakat, Rumah Zakat juga terlibat aktif sebagai aggregator dan petugas penyaluran bantuan di lapangan. Sampai saat ini setidaknya sudah terdapat 253 titik

kegiatan kolaborasi dan bantuan kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Fokus pada program bersama hadapi Covid-19, Rumah Zakat juga telah mengelompokan jenis krisis kedalam 4 bagian, Krisis Kesehatan, Krisis Sosial, Krisis Ekonomi, dan Krisis Pangan. Rumah Zakat juga telah memetakan berbagai bentuk bantuan yang akan diberikan pada setiap jenis krisis. Melalui upaya tersebut diharapkan bantuan yang diberikan akan lebih tepat sasaran dan menjawab kebutuhan masyarakat.

Meskipun demikian, masih ditemukan berbagai kendalan nyata seperti proses pelaksanaan PSBB yang menjadi tantangan nyata dan berat bagi pekerja informal di DKI Jakarta. Hal ini dikarenkan mobilitas dan aktivitas mereka menjadi sangat terbatas sehingga mereka menjadi sangat rentan dan sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Masalah lain yang juga muncul adalah adanya kebutuhan dana untuk membayar tempat tinggal sementara (kontrakan) yang dialami masyarakat miskin-rentan di DKI Jakarta. Isu ini menjadi kendala yang tidak bisa dipandang sebelah mata karena kerap menimbulkan tekanan dan memaksa masyarakat miskin-rentan untuk kembali berkegiatan diluar rumah untuk mencari nafkah.

Berbagai fenomena dan kenyataan sulitnya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov DKI Jakarta. Oleh sebab itu, webinar dan forum digital harus terus dilaksanakan sebagai salah satu kanal alternatif untuk menjaring suara rakyat dan masukan-masukan yang menguatkan Jakarta.

dilanjutkan terutama untuk mendukung proses implementasi Strategi Ketahanan Kota Jakarta.

GRCN dan Sekretariat Jakarta Berketahanan sepakat untuk melihat lebih lanjut perkembangan penanganan tanggap darurat Pandemi Covid-19 guna memahami peluang kerjasama yang dapat dilakukan dalam waktu dekat. GRCN dan Sekretariat Jakarta Berketahanan juga bersepakat untuk segera menyelesaikan concept noteberbagai kebutuhan administrasi untuk diajukan kepada Citi Foundation guna ditinjau kelayakan dan kemungkinan terpilihnya Jakarta sebagai salah satu kota yang mendapatkan bantuan berupa pendanaan dan bantuan teknis dimasa mendatang.

Pada 6 Mei 2020 Sekretariat Jakarta Berketahanan melekukan pertemuan internal bersama dengan Global Resilient City Network (GRCN) selaku lembaga baru yang menjadi koordinator jaringan dan manager pengetahuan berbagai pembelajaran dari program 100 resilient cities diseluurh dunia.

GRCN telah resmi diluncurkan dan siap meneruskan berbagai program 100 Resilient Cities, terutama menjadi lembaga yang fokus bertugas untuk menghubungkan berbagai kota yang tergabung dalam 100 Resilient Cities dengan berbagai pemangku kepentingan di dunia dalam upaya mewujudkan ketahanan kota.

Saat ini GRCN telah sepakat untuk bekerjasama dengan Citi Fondation

dalam mendukung upaya membangun ketahanan kota. Kaitannya dengan hal tersebut, GRCN berencana untuk mengusulkan Jakarta dan Sydney sebagai dua kota yang akan mendapatkan bantuan dana dan bantuan teknis dalam melaksanakan program ketahanan kota yang sudah direncanakan di masing-masing strategi ketahanan kota.

Meskipun demikian, Citi Foundation mengamanatkan bahwa bantuan tersebut untuk fokus pada kerjasama antara pemerintah kota, masyarakat dan dunia bisnis guna menciptakan kesinambungan dalam proses pembangunan kota. Kaitanya dengan hal tersebut, Sekretariat Jakarta Berketahanan merasa kesempatan tersebut menjadi hal yang baik untuk

2 JakartaBerita

Berketahanan

Global Resilient City Network (GRCN) Resmi Diluncurkan dan Peluang

Kerjasama dalam Mendorong Pembangunan Kota Jakarta

Webinar Kebangkitan Gotong Royong Bagi

Pemberdayaan Masyarakat Miskin- Rentan

MEI - JUNI, 2020S

osia

l P

erk

ota

an

Pem

bang

unan K

ota

Page 3: Newsletter Januari 2020 - Jakarta Berketahananjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/07/...kegiatan kolaborasi dan bantuan kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah DKI

Dalam pelaksanaannya, platform Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) ini mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat dan berhasil menjadi wadah untuk bekerja sama terutama dalam hal memberikan dan menyalurkan bantuan sosial pada masyarakat rentan dan miskin yang terdampak secara ekonomi karena COVID-19. Kesadaran kolektif yang terbangun sebagai imbas dari adanya platform KSBB diharapkan juga dapat menjadi contoh praktik terbaik dan mendorong kerjasama dalam bentuk lainnya di kemudian hari.

Kaitannya dengan pelaksanaan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Wilayah atau Wilayah Pengendalian Ketat (WPK), tujuan utama pelaksanaan kebijakan ini adalah guna memfokuskan upaya pengendalian pada epicenter penularan sehingga sumber daya dan kerjasama yang ada dapat tersalurkan tepat sasaran. Dengan demikian, upaya pengendalian dampak COVID-19 lebih terencana, termonitor dan dapat dituntaskan dengan segera.

Menindaklanjuti berbagai praktik terbaik yang sudah dilakukan oleh DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta bersama BNPB dan Kemendikbud telah sepakat untuk menginisiasi kerjasama berupa KKN tematik COVID-19. Dalam waktu dekat akan disepakati beberapa wilayah sebagai pilot project sehingga ke depan kegiatan ini dapat membuka kerjasama lainnya dan menjadi percontohan bagi wilayah lain di Indonesia.

Ke depan, target-target TPB/SDGs harus bisa tercapai. Tetapi, untuk merealisasikan seluruh target tersebut, kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan kepada APBD. Penurunan APBD Tahun 2020 dari Rp 87 Triliun menjadi kurang dari Rp 50 Triliun sebagai imbas dari penurunan pendapatan asli daerah

menuntut kita semua untuk lebih kreatif menggali sumber daya dalam rangka mencapai target TPB/SDGs.

Selaras dengan pesan dari Suharti, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyampaikan bahwa penguatan pendataan dan pelacakan kasus melalui kebijakan active case finding menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan Dinkes meyakini masih banyak kasus positif Orang Tanpa Gejala (OTG) yang belum terdata. Hal ini perlu disikapi secara serius karena dapat berdampak pada meningkatnya jumlah penularan dan memunculkan cluster baru jika tidak segera ditangani. Dinkes juga telah melakukan analisa mendalam dan mampu memetakan cluster-cluster penularan yang ada di DKI Jakarta. Dengan demikian upaya lokalisir dapat dilaksanakan untuk membatasi terjadi penyebaran pada tingkat yang lebih buruk.

Kaitanya dengan WPK, sampai saat ini Gugus Tugas COVID-19 Nasional hanya mampu melakukan pelacakan data hingga tingkat kota. Sedangkan, DKI Jakarta sudah mampu melakukan pelacakan dan breakdown data sampai dengan unit terkecil di tingkat Kelurahan. Dengan menggunakan data Incidence Rate (IR) dilakukan pemetaan pada kelurahan yang perlu dilakukan pengetatan. Dengan pengolahan data tersebut, ditentukan pula RW mana perlu diperketat dan diisolasi untuk membatasi penularan COVID-19. Dengan demikian, penentuan RW yang akan diterapkan WPK merupakan hasil kerjasama antara tim di tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan.

Berdasarkan penjelasan dari Kepala Biro Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, dikethaui bahwa hasil dari uji coba PSBL/WPK pada tahap pertama telah selesai pada 18 Juni 2020 yang

dilaksanakan di 66 RW, masih ditemukan terdapat 5 RW yang belum lulus penilaian atau masih berada pada zona merah.

Hal ini dikarenakan masih ditemukannya peningkatan kasus positif di RW tersebut. Dengan demikian 5 RW tersebut harus diketatkan agar dapat berubah status menjadi zona kuning atau hijau. Berdasarkan data tersebut, ditemukan pula pergeseran kasus kepada 27 RW baru yang menjadi zona merah. Sehingga 27 RW tersebut akan dilaksanakan pengetatan atau PSBL pada tahap 2 yang dilaksanakan pada 19 Juni 2020 sampai dengan 2 Juli 2020.

Dengan demikian, menjadi penting pula adanya kolaborasi secara berkelanjutan dari masyarakat, pemerintah, dan relawan untuk memastikan proses implementasi PSBL berjalan dengan baik.

Atas dasar itu, upaya pemisahan masyarakt yang positif dengan yang tidak menjadi sangat penting. Semakin kecil wilayah pengetatan dapat dilakukan, relaksasi kegiatan produktif di tempat yang tidak terjangkit penyakit akan lebih mudah dilaksanakan. Lebih dari itu, pemfokusan bantuan dan kegiatan karantina akan menjadi terpantau dengan baik sehingga pelaksanaan PSBL/WPK menjadi sangat penting.

Melihat pentingnya beberapa hal tersebut, dukungan penyuluh dan relawan menjadi sangat penting agar masyarakat mendapat keterangan dengan lebih lengkap. Akan menjadi lebih baik juga bahwa penyuluh dan relawan adalah masyarakat RW sekitar yang mengerti kondisi di lapangan. Penyuluh akan menjadi ujung tombak dalam memberikan edukasi dan mengkomunikasikan risiko Covid-19 kepada masyakat. Dengan demikian, penanganan dampak pandemi Covid-19 di DKI Jakarta dapat ditekan.

3>>>

JakartaBerita

Berketahanan

Webinar Pengendalian Sosial Berskala Wilayah di DKI Jakarta

MEI - JUNI, 2020

Source : Dokumentasi SDGs DKI Jakarta 2020

Pand

em

i Co

vid

-19

Page 4: Newsletter Januari 2020 - Jakarta Berketahananjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/07/...kegiatan kolaborasi dan bantuan kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah DKI

MEI - JUNI, 20204

Kliping

JakartaBerita

Berketahanan

menghadapi berbagai tantangan global untuk menghadapi perubahan iklim dan bencana, Jakarta memiliki berbagai tantangan tersendiri yang terus menjadi penghalang upaya pembangunan. Salah satunya adalah kondisi kualitas udara yang menjadi salah satu fokus dalam upaya menghadirkan Kota Jakarta yang sehat, aman, dan nyaman bagi masyarakatnya.

Menghadapi situasi tersebut, Jakarta sudah memiliki Strategi Ketahanan Kota yang berupaya untuk mewujudkan Jakarta yang berketahanan melalui penyediaan kesempatan setara bagi seluruh warganya untuk hidup aman, sehat, sejahtera, dan bahagia melalui pelayanan umum dan inovasi. Strategi ini kemudian diterjemahkan dalam 3 pilar utama yaitu Pilar SIAP, SEHAT, dan TERHUBUNG. Ketiga pilar tersebut kemudian diterjemagkan lagi menjadi 12 Arahan dan 32 strategi.

Menindak lanjuti upaya pengendalian kualitas udara sebagai bagian dalam mewujudkan Jakarta yang berketahanan, dalam berbagai kesempatan Jakarta telah bekerjasama dengan pemangku kepentingan. Dalam berbagai Kerjasama tersebut ditemukan bahwa terdapat 4 sektor utama penyumbang polutan terbesar di Jakarta yaitu: (i) transportasi darat; (ii) pembakaran industri; (iii) pembakaran listrik dan (iv) pembakaran domestik.

Hilangnya produktivitas kota akibat turunya kualitas kesehatan masyarakat berdampak pada munculnya biaya sosial dan ekonomi, dan lingkungan yang signifikan. Kondisi berujung pada terganggunya keharmonisan sosial masyarakat dan berpotensi menjadi beban baru pada proses pembangunan kota. Dengan demikian, kolaborasi yang berkelanjutan dan lintas sektor menjadi sebuah keniscayaan.

Dalam pertemuan tersebut terdapat tiga narasumber diantaranya Prof. Dr.

Budi Haryanto dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Vivin Pun dari Vital Strategies, dan Yusiono Supalal selaku Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta.

Dari paparan tersebut, berbagai narasumber sepakat bahwa PM

2.5 adalah

polutan udara yang sangat berpengaruh pada kesehatan manusia. Dampak terburuk dari polutan ini ada pada sistem pernapasan manusia yang kemudian dapat memicu masalah penyakit kronis lainnya. Tercatat, PM

2.5

menjadi salah satu penyebab beberapa penyakit kronis seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, berkurangnya fungi paru-paru, serta dampak buruk pada berbagai kelompok masyarakat usia dini atau usia lanjut.

Studi time-series di dunia menunjukan sekitar 5% sampai 10% peningkatan kematian karena penyakit-penyakit tersebut berhubungan dengan peningkatan PM10 sebesar 100 µg/m3 per-hari (rata-rata), dari data yang ada konsentrasi rata-rata PM10 di Asia mencapai 6% - 30%.

Penelitian cohort prospective 8111 populasi kulit putih dewasa juga menunjukan bahwa terdapat peningkatan risiko kematian sebesar 26% pada perbedaan konsentrasi PM2.5 di udara sebesar 18,6 µg/m3. Selain itu terdapat penelitian yang melibatkan 552.138 populasi dewasa di 151 kota metropolitan USA: peningkatan risiko kematian sebesar 17% pada perbedaan konsentrasi PM

2.5 di udara sebesar 24.5

µg/m3.

Dari berbagai hasil studi yang dilakukan, diketahui bahwa Emisi dari gas buang kendaraan bermotor yang ada di Jakarta menjadi pemicu utama turunnya kualitas udara di DKI Jakarta dan berdampak buruk pada kondisi lingkungan perkotaan di DKI Jakarta.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam upaya menangani kualitas udara adalah dengan melaksanakan Health Impact Assessment (HIA) yang berfokus pada proyeksi berbagai data dan situasi terkini untuk mendukung proses penyusunan kebijakan.

Pendekatan ini sudah dilakukan oleh berbagai kota, salah satunya adalah Kota New York yang membandingkan hasil perhitungan HIA dan menerjemahkannya dalam bentuk dua skenario kebijakan sehingga pemerintah dapat mengukur dampak yang mungkin dimunculkan pada lingkungan perkotaan dan masyarakat.

Hasil perhitungan tersebut dapat memudahkan pemerintah New York dalam menyusun strategi perbaikan kualitas udara yang berujung pada peningkatan layanan dasar pada masyarakat.

Menanggapi hal tersebut DKI Jakarta memiliki 7 poin penting yang dituangkan dalam Ingub No 66/2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara, seperti upaya peremajaan kendaraan umum yang harus terus didorong, uji emisi yang berkala, peralihan moda ke transportasi publik, peningkatan layanan transportasi publik, pengendalian emisi industri, dan penerapan teknologi tepat guna, serta peningkatan fungsi 5 (lima) stasiun pantau kualitas udara yang sudah tersebar di beberapa titik di DKI Jakarta.

Berbagai temuan dan hasil diskusi juga menunjukan bahwa koordinasi dan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam menyelesaikan masalah kualitas udara DKI Jakarta masih dibutuhkan dan perlu untuk terus dilaksanakan dalam waktu dekat. Untuk itu, diskusi lanjutan akan diadakan guna mempertajam strategi dan upaya pengentasan masalah kualitas udara di DKI Jakarta. Hal ini juga terkait dengan bagaimana meningkatkan kualitas udara di Jakarta dalam situasi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi.

Kedeputian TRLH DKI Jakarta hadirkan kembali Forum Pengelolaan

Kualitas Udara DKI Jakarta

>>>

Source : Dokumentasi JakBer 2020

Po

lusi U

dara

Page 5: Newsletter Januari 2020 - Jakarta Berketahananjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2020/07/...kegiatan kolaborasi dan bantuan kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah DKI

MEI - JUNI, 2020

‘Sick until proven healthy’: How COVID-19 pandemic changes

global security

22 Juni 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/06/22/sick-until-proven-healthy-how-covid-19-pandemic-changes-global-security/

How ‘vaccine nationalism’ could block vulnerable populations’

access to COVID-19 vaccines

22 Juni 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/06/22/how-vaccine-nationalism-could-block-vulnerable-populations-access-to-covid-19-vaccines/

Coronavirus: how T cells are involved and what it might mean

for vaccine development

15 Juni 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/06/15/coronavirus-how-t-cells-are-involved-and-what-it-might-mean-for-vaccine-development/

DKI Ungkap Asal-usul Lonjakan Kasus Positif Corona Jakarta

10 Juni 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/06/10/dki-ungkap-asal-usul-lonjakan-kasus-positif-corona-jakarta/

Jakartans turn to bicycles to commute in ‘new normal’

15 Juni 2020 | Link : http://jakberketahanan.org/2020/06/15/jakartans-turn-to-bicycles-to-commute-in-new-normal/

Portal Jakarta BerketahananSekretariat

Manajemen Pengetahuan Jakarta Berketahanan

Laporan Bulanan Sekretariat Jakarta Berketahanan Bulan Mei 2020

Tautan Unduhan :

5E

nerg

i

JAKARTA bERKETAHANAN

Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4,

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9,

Jakarta 10110, Tel. (62-21) 389 01 802

Email : [email protected],

Portal : www.jakberketahanan.org

SEKERTARIAT

JAKARTA BERKETAHANAN

Jakarta Berketahanan

JakBerketahanan

jakberketahanan

Produk Sekretariat Jakarta BerketahananLaporan - Dokumentasi - Strategi

Media Informasi Jakarta BerketahananMedia Digital

Kumpulan Berita Terkait Jakarta Berketahanan

Kliping

Portal Sekretariat Jakarta Berketahanan

JakartaBerita

Berketahanan

Dokumen Strategi Ketahanan Kota Jakarta/Resilient Jakarta Strategy

Tautan Unduhan :

http://jakberketahanan.org/wp-conte nt/uploads/2019/08/Strategi-Ketaha nan-Kota-Jakarta-low-resulotion_V1..pdf

http://jakberketahanan.org/2020/06/05/laporan-bulanan-sekretariat-jakarta-berketahanan-bulan-mei-2020/

Laporan Bulanan Sekretariat Jakarta Berketahanan Bulan Juni 2020

Tautan Unduhan :

http://jakberketahanan.org/2020/07/20/laporan-bulanan-sekretariat-jakarta-berketahanan-bulan-juni-2020/