new uji sensitivitas sari bawang putih (allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 abstrak amsar...

70
UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP JAMUR Malassezia furfur KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : AMSAR JAMBIA P00341015003 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum)

TERHADAP JAMUR Malassezia furfur

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

AMSAR JAMBIA

P00341015003

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018

Page 2: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

2

ii

Page 3: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

3

Page 4: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

4

Page 5: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

5

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Amsar Jambia

NIM : P00341015003

Tempat, Tanggal Lahir : Ampera, 2 mei 1996

Suku/bangsa : Buton/Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Kel. Bugi, Kec. Sorawolio, Kota Baubau

B. Pendidikan

1. SD Negeri Bugi, Tamat tahun 2008

2. SMP Negeri 1 Sorawolio, Tamat tahun 2011

3. SMA Negeri 6 Baubau, Tamat tahun 2014

4. Tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

v

Page 6: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

6

MOTTO

Kita tak perlu menjadi malu karena

Pernah berbuat kesalahan, selama kita

Menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya

“..Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

(QS Al-Baqarah:153)

Karya Tulis ini Kupersembahkan Kepada

Almamaterku,

Kedua orang tuaku

Keluargaku tersayang

Sahabat-sahabatku tersayang

Agama, bangsa dan negaraku

vi

Page 7: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

7

ABSTRAK

Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum)

Terhadap Jamur Malassezia furfur Di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan

Analis Kesehatan Poltekkes Kendari Tahun 2018, dibimbing oleh Fonnie E.

Hasan dan Reni Yunus. (xv + 1 tabel + 5 gambar + 9 lampiran). Malassezia

furfur merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel

rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu. Jamur ini merupakan

bagian dari flora normal pada kulit manusia dan hanya menimbulkan gangguan

pada keadaan-keadaan tertentu misalnya pada saat banyak keringat. Pengobatan

penyakit yang disebabkan oleh jamur Malassezia furfur biasanya menggunakan

ketokonazole.. Masyarakat meyakini bahwa bawang putih termasuk salah satu

jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati

penyakit panu. Menurut Rustama dkk, (2005) bawang putih mengandung senyawa

alkaloid, saponin, dan tannin. Jenis penelitian ini adalah Experimental

Laboratories. Metode yang digunakan adalah difusi agar dengan 2 pengulangan.

Konsentrasi sari bawang putih yang digunakan adalah 20%, 40% 60%, 80% dan

100%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan zona hambat sari bawang putih

terhadap jamur Malassezia furfur pada konsentrasi 20% sebesar 6,75 mm

(resisten) karena zona hambatnya ≤12 mm. Pada konsentrasi 40% sebesar 13,25

mm dan 60% sebesar 15,25 mm (intermediate) karena zona hambatnya 13-17 mm.

Sedangkan pada konsentrasi 80% sebesar 18,25 mm dan konsentrasi 100%

sebesar 27,4 (sensitif) karena zona hambatnya ≤18 mm. Kesimpulan penelitian ini

adalah Sari bawang putih pada konsentrasi 80% dan 100% mampu menghambat

pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Peneliti menyarankan kepada peneliti

selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang uji sensitivitas sari bawang putih

terhadap jenis jamur lain.

Kata kunci : sari bawang putih, Malassezia furfur, antijamur.

Daftar Pustaka : 31 buah (1989-2015)

vii

Page 8: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT

atas segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada

hamba-Nya, sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “Uji Sensitivitas Sari

Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Jamur Malassezia furfur”.

Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program Diploma III (DIII) pada Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada Ayahanda La Itemba Dan Ibunda Wa Pinja tercinta atas semua

bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang

tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama

menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan

panjang, dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga

menghaturkan rasa terima kasih kepada Fonnie E. Hasan, DCN., M.Kes

selaku pembimbing I dan Reni Yunus, S.Si., M.Sc selaku pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas

segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini.

Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada:

1. Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari

2. Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP. MA selaku Kepala Kantor Badan

Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis

dalam penelitian ini.

3. Anita Rosanty, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.

4. Anita Rosanty, SST., M.Kes dan Supiati, STP., MPH selaku penguji

dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

viii

Page 9: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

9

5. Seluruh Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan

pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

6. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada

seluruh keluarga besarku yang selalu menemani dalam suka dan

duka, membantu, mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis.

7. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya (AGODA) dan seluruh

teman-teman Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari Angkatan

2015 yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis

dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan

dan keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan

kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak

demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa

manfaat untuk menambah khasanah ilmu khususnya bagi ilmu pengetahuan

dan penelitian selanjutnya. Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib

dilewati dari masa studi yang telah penulis tempuh, semoga menjadi awal

yang baik bagi penulis Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kendari, 31 Mei 2018

Peneliti

ix

Page 10: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Bawang Putih .............................................................. 5

1. Pengertian Bawang Putih .................................................................... 5

2. Klasifikasi Bawang Putih ................................................................... 5

3. Sinonim .............................................................................................. 5

4. Sejarah Tanaman Bawang Putih ........................................................ 6

5. Sifat Sifat Botani Bawang Putih ........................................................ 6

6. Kandungan Bawang Putih ................................................................. 9

7. Manfaat Bawang Putih ..................................................................... 10

B. Tinjauan Umum Jamur Malassezia Furfur ........................................... 11

x

Page 11: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

11

1. Jamur ................................................................................................ 11

2. Pengertian Jamur Malassezia furfur ................................................ 12

3. Klasifikasi Jamur Malassezia furfur ................................................ 12

4. Morfologi Jamur Malassezia furfur ................................................. 12

5. Gejala Klinis .................................................................................... 13

6. Pengobatan ....................................................................................... 14

C. Tinjauan Umum Uji Daya Hambat Jamur Malassezia furfur .............. 14

1. Uji Daya Hambat Atau Sensitivitas ................................................ 14

2. Media Pertumbuhan ......................................................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ................................................................................... 18

B. Kerangka Pikir ....................................................................................... 19

C. Variabel Penelitian ............................................................................... 20

D. Definisi Operasional Dan Criteria Objektif ........................................... 20

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 23

B. Waktu Dan Tempat Penelitian .............................................................. 23

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 23

D. Bahan Uji .............................................................................................. 23

E. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 24

F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 24

G. Jenis Data .............................................................................................. 27

H. Pengolahan Data ................................................................................... 28

I. Analisis Data ......................................................................................... 28

J. Penyajian Data ...................................................................................... 28

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 29

B. Hasil penelitian ..................................................................................... 29

C. Pembahasan .......................................................................................... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 37

xi

Page 12: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

12

B. Saran ..................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

Page 13: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

13

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Zona hambat sari bawang putih (Allium sativum) terhadap

pertumbuhan jamur Malassezia Furfur…….………………………………..31

xiii

Page 14: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Akar bawang putih..……………………………………………...7

Gambar 2.2. Umbi bawang putih……………………………………………...7

Gambar 2.3. Batang bawang putih..……………………………………………8

Gambar 2.4. Daun bawang putih….……………………………………………8

Gambar 2.5. Morfologi jamur Malassezia furfur perbesaran 40X…………...8

Gambar 5.1 Zona hambat sari bawang putih (Allium sativum) terhadap

jamur Malassezia Furfur…………………………………………30

xiv

Page 15: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin penelitian dari jurusan analis kesehatan

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kendari

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 4 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 5 : Rumus zona hambat

Lampiran 6 : Rumus pengenceran

Lampiran 7 : Master Data

Lampiran 8 : Tabulasi Data

Lampiran 9 : Lembar hasil penelitian

Lampiran 10 : Surat keterangan telah melakukan penelitian

xv

Page 16: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pityriasis versicolor adalah infeksi superficial (infeksi hanya

terbatas pada lapisan terluar kulit, kuku dan rambut) ringan kronis pada

stratum korneum (lapisan kulit paling luar) akibat malassezia globasa,

malassezia restricta, dan anggota lain dari kompleks malassezia furfur

(Jawetz, 2014). Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih sampai

coklat bersisik. Kelainan umumya menyerang badan sering diketiak, sela

paha, leher, muka, tungkai atas dan kulit kepala (Onggowaluyo, 2003).

Pityriasis versicolor tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi

yang di laporkan sebanyak 50% di lingkungan yang panas dan lembab di

kepulauan Samoa Barat dan hanya1,1% di temperatur yang lebih dingin di

Swedia (Burkhart, 2013). Dinegara berkembang prevalensinya lebih tinggi

di bandingkan negara maju. Penyakit ini terutama terdapat pada remaja dan

dewasa muda, terbanyak pada usia 16-40 tahun. Perbedaan antara pria dan

wanita tidak ada, walapun di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penderita

berusia 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria dan 0,6% wanita

(Kumala, 2009)

Indonesia memiliki iklim yang tropis dan sangat memungkinkan

akan perkembangan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur. Oleh

karena itu, penyakit-penyakit akibat jamur sering kali menginfeksi

masyarakat. Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya terkena

penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur. Bahkan jamur bisa

menginfeksi seluruh bagian tubuh manusia dari kepala sampai ujung kaki.

Jamur juga bisa menginfeksi semua umur mulai dari bayi, dewasa dan lanjut

usia. Banyak orang meremehkan penyakit yang disebabkan oleh jamur,

seperti Pityriasis versicolor atau kurap. Penyakit ini dapat menular lewat

sentuhan kulit atau juga dari pakaian yang terkontaminasi spora jamur

(Hayati, 2013).

1

Page 17: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

2

Malassezia furfur adalah spesies tunggal yang menyebabkan

penyakit Pityriasis versicolor. Jamur ini menyerang lapisan kulit paling luar

(stratum korneum) dari epidermis kulit yang biasa diderita oleh seseorang

yang sudah mulai banyak beraktivitas dan mengeluarkan keringat.

Malassezia furfur yang pada kondisi tertentu dapat berubah dari fase ragi

kefase miselia patologis yang menyerang stratum korneum kemudian

stratum korneum yang terkena akan ditemukan banyak sel tunas ragi dan

hifa pendek. Invasi ini akan menyebabkan gangguan struktur stratum

korneum dan akan mengalami peningkatan kerapuhan dari daerah stratum

korneum yang terkena (Hald et al., 2014). Jamur Malassezia furfur sangat

mudah menginfeksi kulit orang yang selalu mengalami kontak langsung

dengan air dalam waktu yang lama dan kurangnya kesadaran akan

kebersihan diri dan lingkungan disekitar (Koes Irianto, 2014).

Bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman yang

berpotensi sebagai antijamur, manfaat lain dari tanaman ini yaitu sebagai

campuran dalam pengolahan masakan, tapi disamping itu dapat juga

digunakan untuk pengobatan tradisional yang memiliki beragam khasiat

seperti antimikroba, antikolesterol, antihipertensi dan imunomodulator

(meningkatkan sistem kekebalan tubuh) (Hardianto, 2005). Kandungan

senyawa kimia yang terdapat pada bawang putih yaitu allixin, adenosin,

ajoene, flavonoid, saponin, tuberholosida, scordinin (Sukma, 2016).

(Ganiswarna1995) juga mengatakan bahwa pada bawang putih mengandung

senyawa flavonoid dan polifenol yang merupakan kelompok senyawa fenol

yang berfungsi sebagai antijamur.

Flavonoid bersifat merusak membran sel sehingga terjadi

perubahan permeabilitas sel yang mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan sel atau matinya sel dan polifenol dapat mendenaturasi protein

sel jamur. Saponin dapat mengubah tegangan permukaan dengan mengikat

lipid yang dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel bakteri

(Pelczar dan Chan, 1988).

Page 18: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

3

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Violita (2013)

melaporkan bahwa air perasan lengkuas merah dan air perasan lengkuas

putih dapat menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur penyebab

panu. Air perasan lengkuas merah pada konsentrasi 20% sudah

menghasilkan diameter zona hambat sebesar 11,25 mm sedangkan pada air

perasan lengkuas putih sebesar 10 mm, pada konsentrasi 40% rerata

diameter zona hambat air perasan lengkuas merah sebesar 12,5 mm

sedangkan pada lengkuas putih 10,75 mm, pada konsentrasi 60% rerata zona

hambat pada lengkuas merah sebesar 14,5 mm sedangkan pada lengkuas

putih didapatkan rerata diameter zona hambat sebesar 11,5 mm, pada

konsentrasi 80% rerata zona hambat lengkuas merah sebesar 15 mm

sedangkan pada lengkuas putih 12,25 mm, pada konsentrasi 100% rerata

zona hambat lengkuas merah sebesar 17,5 mm sedangkan pada lengkuas

putih diameter zona hambat sebesar 12,75 mm. Menurut (Trevor, 1995)

Kandungan ekstrak lengkuas yang mempunyai efek antimikroba yaitu

minyak atsiri, flavanoid, terpenoid dan fenol

Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan untuk meneliti

sensitivitas sari bawang putih dalam menghambat jamur Malassezia furfur

dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%.

B. Rumusan Masalah

Apakah sari bawang putih (Allium sativum) mempunyai

sensitivitas terhadap jamur Malassezia furfur atau tidak?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui sensitivitas sari bawang putih

(Allium sativum) terhada jamur Malassezia furfur.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui zona hambat sari bawang putih (Allium sativum)

terhadap jamur Malassezia furfur dengan konsentrasi 20%, 40%,

60%, 80% dan 100%.

Page 19: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

4

2. Mengetahui konsentrasi yang efektif dari larutan bawang putih yang

menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Memberikan bukti ilmiah tentang antijamur alami dari sari bawang putih

(Allium sativum) terhadap pertumbuhan jamur Malassezia furfur

penyebab Pityriasis versicolor.

b. Manfaat praktis

1. Dapat meningkatkan kualitas ilmu dalam bidang mikrobiologi dan

pengembangan profesi Analis Kesehatan.

2. Meningkatkan pemanfaatan sari bawang putih sebagai antijamur

Malassezia furfur dengan harapan dapat membantu untuk

menurunkan angka kejadian penyakit kulit khususnya penyakit

Pityriasis versicolor.

3. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat terkait manfaat

sari bawang putih (Allium sativum) yang dapat digunakan sebagai

antijamur Malassezia furfur penyebab penyakit Pityriasis versicolor.

4. Dapat digunakan sebagai landasan riset penelitian selanjutnya.

Page 20: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Bawang Putih (Allium sativum)

1. Pengertian Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih merupakan tanaman semusim yang tumbuh tegak

dan berumpun. Tanaman ini dapat tumbuh meninggi hingga mencapai

30-60 cm. bagian-bagian tanaman ini meliputi akar, cakram (merupakan

batang tidak sempurnah), umbi dan daun (Suriana, 2011).

Bawang putih (Allium sativum) adalah salah satu tanaman tertua

dari semua tanaman budidaya. Telah digunakan sebagai bumbu,

makanan dan banyak terdapat pada cerita rakyat untuk obat selama lebih

dari 4000 tahun dan merupakan salah satu tanaman obat yang paling

banyak diteliti (Thomson dan Ali, 2003).

2. Klasifikasi Bawang Putih (Allium sativum)

Klasifikasi ilmiah atau toksonomi dari bawang putih adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Monocotyledonae

Bangsa : Liliales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Species : Allium sativum (Sumetriani, 2013).

3. Sinonim

Bawang putih termasuk familia Liliaceae, tanaman ini memiliki

beberapa nama lokal yaitu, dason putih (Minangkabau), bawang bodas

(Sunda), bawang putih (Jawa Tengah), bhabang poote (Madura),

kasuna(Bali), lasuna mawura (Minahasa), bawa badudo (Ternate) dan

bawa flufer (Irian Jaya) (Santoso, 2000).

5

Page 21: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

6

4. Sejarah tanaman bawang putih

Bawang putih (Allium sativum) sudah dikenal sekitar 3.000 tahun

SM. Bawang putih (Allium sativum) mempunyai sejarah panjang dalam

penggunaannya sebagai obat. Aristoteles menguji bawang putih

(Alliumsativum) pada tahun 335 SM untuk pengobatan. Bawang putih

(Allium sativum) telah digunakan oleh bangsa-bangsa Babilonia sebagai

makanan sekaligus obat, demikian pula bangsa Yunani dan orang Mesir

Kuno. Orang-orang Yunani menyebutnya sebagai obat penawar racun.

Orang Yunani dan Romawi menggunakannya untuk mengobati lepra dan

asma, serta menghalau Kalajengking. Pada tahun 2700-1900 sebelum

masehi bawang putih (Allium sativum) telah digunakan oleh pekerja-

pekerja bangunan piramid sebagai obat penangkal penyakit dan rasa

letih. Dalam catatan sejarah Mesir Kuno, para budak yang membangun

piramida Kheops sekitar 4.600 tahun yang lalu dianjurkan

memakanbawang putih (Allium sativum) agar tetap sehat, kuat dan

memiliki daya tahan tubuh luar biasa. Hipocrates yang hidup 460 tahun

SM juga memuji bawang putih (Allium sativum) sebagai obat yang

manjur. Pada abad II, bangsa Roma menganggap bawang putih (Allium

sativum) sebagai sumber kekuatan tubuh sekaligus berkhasiat untuk

mengatasi berbagai penyakit (Sumetriani, 2010).

5. Sifat-Sifat Botani Bawang Putih

Bawang putih termasuk tanaman semusim yang memiliki

ketinggian 30-60 cm, membentuk rumpun, dan berumbi lapis. Umbi

berbentuk bulat telur warna putih dan beraroma menyengat. Tanaman ini

tumbuh baik di daerah terbuka dengan ketinggian 600 mdpl yang

banyak sinar mataharinya dan berhawa sejuk.

Page 22: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

7

Gambar 2.1. Akar bawang putih

Akar yang tumbuh pada batang pokok redumenter (tidak

sempurna) berfungsi sebagai alat penghisap makanan.

Gambar 2.2. Umbi bawang putih

Umbi bawang putih berlapis-lapis, maka bawang putih termasuk

jenis tanaman umbi lapis. Umbi bawang putih terdiri atas 8 – 20 siung

(anak bawang). Antara siung yang satu dengan siung yang lain

dipisahkan oleh kulit tipis dan liat, sehingga membentuk satu kesatuan

yang rapat. Akar bawang berbentuk serabut dengan panjang maksimum

10 cm. Umbi bawang putih mengandung minyak atsiri 0,2-1% dengan

unsur utama alliin. Alliin dalam proses pengeringan akan berubah

menjadi allicin yang memberikan aroma khas dari umbi bawang putih.

Kandungan lainnya allil sulfida, allil propel disulfide, allil divinil

sulfide, allil vinil sulfoksida, diallil trisulfida, adenosin, allistin, garlisin,

tuberkulosid, dan senyawa fosfor.

Page 23: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

8

Gambar 2.3. Batang bawang putih

Tanaman bawang putih memiliki pelepah yang membentuk batang

semu.

Gambar 2.4. Daun bawang putih

Tumbuhan bawang putih memiliki daun panjang, pipih, rata, dan

tidak berlubang. Banyaknya daun 7-10 helai per tanaman. Bentuk bunga

bawang putih adalah majemuk bulat dan dapat membentuk biji. Biji

tersebut tidak biasa dipergunakan untuk pembiakan. Memang tidak

semua jenis bawang putih dapat berbunga. Kalau siung bawang dibelah

menjadi dua, di dalamnya terdapat lembaga, dan lembaga ini nanti akan

tumbuh menerobos pucuk siung. Di samping lembaga, dalam siung

bawang putih terdapat daging pembungkus lembaga. Fungsi daging

pembungkus lembaga adalah melindungi lembaga, sekaligus menjadi

gudang persediaan makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman baru. Sedangkan bagian dasar siung/umbi pada

hakikatnya adalah batang pokok redumenter (Hieronymus Budi Santosa,

1989).

Page 24: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

9

6. Kandungan Bawang Putih

Komposisi kimia bawang putih per 100 gr: protein 4,5 gram, lemak

0,20 gram, hidrat arang 23,10 gram, vitamin B1 0,22 mg, vitamin C15

mg, kalori 95 kalori, posfor 134 mg, kalsium 49 mg dan besi 1 mg. Dari

beberapa penelitian bawang putih mengandung zat aktip allicin, enzim

alinase, germanium (mampu mencegah rusaknya sel darah merah),

sativine (mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang

susunan sel saraf), selenium (mikromineral penting yang berfungsi

sebagai antioksidan), skordinin (antioksidan). kandungan bawang putih

bermanfaat sebagai bakterisida, fungisida dan dapat menghambat

pertumbuhan jamur maupun mikroba lainnya. (Solihin,2009)

Tanaman bawang putih juga terkandung zat aktif pertama yaitu

allicin yang menghasilkan bau bawang putih (aroma) yang khas

dihasilkan ketika senyawa sulfur dan allicin bereaksi dengan enzim

alinase (Evennett, 2006). Adapun kandungan sulfur lainnya adalah aliiri,

ajoene, allylpropyl disulfide, diallyl trisulfide, sallylcysteine,

vinyldithinnes, dan lainnya. Selain itu juga terdapat enzim-enzim antara

lain : allinase, peroxides, mirosinase dan lain-lain ( Kemper, 2000).

Bawang putih (Allium sativum) memiliki konsentrasi senyawa

sulfur yang lebh tinggi daripada spesies Allium lainnya, yang

bertanggung jawab baik untuk bau tajam bawang putih dan banyak efek

obat. Salah satu yang paling aktif adalah senyawa biologis allicin.

Allicin dianggap sebagai antioksidan utama, namun studi terbaru

menunjukkan bahwa senyawa lain mungkin memainkan peran yang

lebih, seperti senyawa polar fenolik dan steroid, yang menawarkan

berbagai sifat farmakologi tanpa bau dan juga panas yang stabil

(Gebreyohannes, 2013).

Menurut Rustama dkk, (2005) bawang putih mengandung senyawa

alkaloid, saponin, dan tanin, sedangkan berdasarkan penelitian Safithri

(2004), bawang putih mengandung karbohidrat, protein, sterol, alkoloid,

flavonoid, fenol hidroquinon dan saponin.

Page 25: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

10

7. Manfaat bawang putih

Selain sebagai penyedap makanan, bawang putih memiliki

beberapa manfaat, seperti :

a. Potensi Antimikroba

Studi In vitro telah menunjukkan bahwa bawang putih

memiliki aktivitas melawan banyak bakteri gram negatif dan bakteri

gram positif. Beberapa bakteri yang telah diuji sensitivitasnya

terhadap bawang putih antara lain ialah Escherichia, Salmonella,

Staphylococcus, Streptococcus, Klebsiella, Proteus, Bacillus,

Clostridium dan Mycobacterium tuberculosis. Kandungan bawang

putih yang berfungsi sebagai antimikroba yaitu Flavonoid, Fenol dan

minyak atsiri (Bayan, 2013).

b. Pada Metabolisme Lemak dan Kolesterol

Bawang putih membantu metabolisme lemak dan

menurunkan level kolesterol tubuh. Meningkatkan kolesterol baik,

HDL dan menurunkan kadar kolesterol jahat, LDL dan trigliserida.

Melindungi pembuluh darah dan jantung. Secara signifikan

mengurangi aktivitas HMG CoA dan enzim lainnya. Kandungann

kimia bawang putih yang membantu metabolisme lemak dan

menurunkan level kolesterol tubuh yaitu allicin (Bayan, 2013).

c. Terhadap Sistem Kardiovaskular

allicin merupakan kandungan bawang putih yang dapat

memperbaiki keseimbangan profil lipid, mempengaruhi tekanan

darah, menginhibisi fungsi platelet, antioksidan dan aktivitas

fibrinolisis (Bayan, 2013).

d. Kemampuan sebagai larvasida

Tanaman bawang putih dapat menjadi salah satu pilihan

alternatif pengendalian vektor penyakit DBD secara alamiah.

Kandungan senyawa yang sudah ditemukan pada bawang putih di

antaranya adalah Allicin dan Sulfur Amonia Acid Allin. Sulfur

amonia acid allin ini oleh Enzim Allicin Lyase diubah menjadi

Page 26: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

11

Piruvic Acid, Amonia, dan Allicin Anti Mikroba. Selanjutnya Allicin

mengalami perubahan menjadi Diallyl Sulphide.Senyawa Allicin dan

Diallyl Sulphide inilah yang memiliki banyak kegunaan dan

berkhasiat sebagai obat.Allicin dan turunannya juga bersifat

larvasida (Puja, 2010).

e. Potensi Antijamur

Kandungan bawang putih telah terbukti memiliki fungistatic

dan aktivitas fungisida in vitro dan in vivo, kandungan kimia bawang

putih yang berfungsi sebagai antijamur yaitu minyak atsiri,

polifernol, allicin, saponin, plavonoid dan terpenoid.

B. Tinjauan Umum Jamur Malassezia furfur

1. Jamur

Jamur adalah tumbuhan rendah yang tidak memiliki klorofil

(pigmen hujau daun), sehingga tidak mampu mensintesis zat-zat

makanan sendiri dalam tubuhnya (Onggowaluyo, 2003)

Jamur merupakan organisme protista eukariotik, kemoheterotrof,

reproduksi secara seksual dan aseksual, struktur vegetatif berupa sel

tunggal atau berfilamen (Harti, 2014).

Untuk pertumbuhannya, jamur memerlukan kondisi habitat dan

lingkungan fisik yang sesuai, misalnya habitat tersebut mempunyai

kelembaban tinggi, tersedia zat organik cukup tersedia oksigen dan

tidak membutuhkan cahaya matahari (fotofobik). Pada umumnya jamur

hidup dari bahan organik yang sudah mati atau mengalami pembusukan

(Onggowaluyo, 2003).

Jamur menginfeksi manusia ada yang menahun dan beberapa

diantaranya ada yang resisten terhadap obat-obatan. Infeksi jamur

superfisial menyerang kulit, kuku dan rambut biasanya berlangsung

menahun (kronik) dan biasanya resisten terhadap obat. Kasus ini jarang

mempengaruhi kesehatan umum penderita. Sedangkan jamur profunda

bersifat sebaliknya, yaitu dapat menimbulkan gangguan-gangguan

sistemik yang kadang-kadang berakibat fatal. Penyakit yang disebabakan

Page 27: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

12

oleh jamur disebut mikosis. Mikosis profunda (sistemik) disebabkan oleh

jamur-jamur mikroskopik yang biasanya hiduo bebas dialam

(Onggowaluyo, 2003).

Sifat umum jamur yaitu, termasuk protista eukariotik, saprofit atau

parasit, struktur vegetative berupa uniseluler (yeast atau khamir) atau

multiseluler/ berfilamen ( molds atau kapang, cendawan) (harti, 2014).

2. Pengertian Jamur Malassezia furfur

Malassezia furfur merupakan jamur lopofilik yang normalnya

hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat masa pubertas dan

di luar masa itu. Jamur ini merupakan bagian dari flora normal pada kulit

manusia dan hanya menimbulkan gangguan pada keadaan-keadaan

tertentu misalnya pada saat banyak keringat. Bagian tubuh yang sering

terkena adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, dada, dan leher.

Penyakit ini lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas (Zulkoni,

2010).

3. Klasifikasi Jamur Malassezia furfur

Klasifikasi jamurMalassezia furfur:

Kingdom : Fungi

Kelas : Basidiomycota

Divisio : Ustilaginomycotina

Sub Divisio :Malasseziales

Genus : Malassezia

Spesies : Malassezia furfur (Partogi, 2008).

4. Morfologi Jamur Malassezia furfur

Jamur tampak sebagai kelompok kecil pada kulit penderita, sel ragi

berbentuk lonjong uniselular atau bentuk bulat bertunas (4-8 um) dan

hifa pendek, berseptum dan kadang bercabang, diameter 2,5-4 um dan

panjangnya bervariasi. Bentuk ini dikenal sebagai spaghetti dan meat

ball, pada biakan, Malassezia furfur membentuk khamir, kering dan

Page 28: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

13

berwarna putih sampai krem. Pada kulit penderita jamur tampak sebagai

spora bulat dan hifa pendek (Sutanto, 2008).

Makrokonidianya berbentuk garis yang memiliki indeks bias lain

dari sekitarnya dan jarak-jarak tertentu dipisahkan oleh sekat-sekat atau

butir-butir seperti kalung, hifa tampak pendek, lurus atau bengkok

disertai banyak butiran kecil yang bergerombol (Siregar, 2005).

Gambar 2.5. Morfologi jamur Malassezia furfur perbesaran 40x

Sumber :Prianto, 2008

5. Gejala Klinis

Manusia mendapatkan infeksi bila sel jamur malassezia melekat

pada kulit. Lesi dimulai dengan bercak kecil tipis yang kemudian

menjadi banyak dan menyebar, disertai adanya sisik. Kelainan kulit pada

penderita panu tampak jelas, sebab pada orang yang memiliki kulit

berwarna hitam panu ini merupakan bercak dengan hipogpigmentasi,

sedangkan pada orang warna kulit putih, sebagai bercak dengan

hiperpigmentasi. Dengan demikian warna kelainan kulit ini dapat

bermacam-macam (versicolor). Kelainan kulit tersebut terutama pada

tubuh bagian atas (leher, muka, lengan, dada, perut dan lain-lain), berupa

bercak-bercak yang bulat-bulat kecil (nummular), atau bahkan lebar

seperti plakat pada paru-paru yang sudah menahun. Biasanya tidak ada

Spora

Hifa

Page 29: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

14

keluhan, ada rasa gatal bila berkeringat, ada perasaan malu yang

beralasan kosmetik (Gandahusada, 2008).

Awal infeksi jamur tampak sebagai sel ragi (saprofit) dan setelah

sel ragi menjadi miselium (hifa) maka akan berubah menjadi patogen

sehingga menyebabkan timbulnya lesi di kulit. Akibat pertumbuhan

jamur meningkat sehingga terjadi kolonisasi jamur di kulit. Hal ini

sering dihubungkan dengan beberapa faktor tertentu, seperti kulit yang

berminyak, prematuritas, pengobatan anti mikrobial dalam waktu lama,

kortikosteroid, penumpukan glikogen ekstraseluler, infeksi kronik,

keringat berlebihan, pemakaian pelumas kulit dan kadang kehamilan

(Sutanto, 2008).

6. Pengobatan

Pengobatan lokal (topikal) seperti preparat salisil (tinkur salisil

spirtus), preparat derivat imidazol (salep mikonazol, isokonazol, salep

klotrimazol, ekonazol), krem terbinafin 1%, solusio siklopiroks 0,1 %

dan tolnaftat bentuk tinkur atau salep pengobatan ini dapat digunakan

pada kelainan yang kecil. Shampo yang mengandung antimikotik juga

dapat dipakai seperti selenium sulfid 2,5%, ketokonazol 2% dan zinc

pyrithione. Shampo dioleskan selama 5-10 menit pada lesi kemudian

dicuci sampai bersih. Pemakaian shampo satu kali dalam sehari selama 2

minggu dan dapat diulang satu atau dua bulan kemudian. Apabila

kelainan menginfeksi hampir seluruh badan digunakan ketokonazol yaitu

obat oral sebanyak 200 mg per hari selama 5-7 hari, flukonazol 400 mg

dosis tunggal dan diulang dalam satu minggu sertaitrakonasol 200 mg

per hari selama 5-7 hari (Sutanto, 2008).

C. Tinjauan Umum Uji Daya Hambat Jamur Malassezia furfur

1. Uji Daya Hambat Atau Sensitivitas

Uji senstivitas mikroorganisme merupakan suatu metode untuk

menentukan tingkat kerentanan jamur terhadap zat anti jamur dan untuk

mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antijamur. Metode

uji sensitivitas jamur adalah metode cara bagaimana mengetahui dan

Page 30: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

15

mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan antijamur serta

mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan

mematikan jamur pada konsentrasi yang rendah. Uji sensitifitas jamur

merupakan satuan metode untuk menentukan tingkat kerentanan jamur

terhadap zat antijamur dan untuk mengetahui senyawa murni yang

memiliki aktivitas antijamur (Hastowo, 1992)

Diameter zona hambatan pertumbuhan jamur menunjukan

sensitivitas jamur terhadap zat antijamur. dikatakan bahwa semakin luas

diameter zona hambatan yang terbentuk maka semakin sensitif zat

antijamur tersebut (Hastowo, 1992)

Pada umumnya metode yang digunakan dalam uji sensitifitas

mikroorganisme adalah metode difusi agar yaitu dengan cara mengamati

daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak atau sari yang

diketahui dari daerah disekitar kertas cakram yang tidak ditumbuhi oleh

mikroorganisme. Zona hambat pertumbuhan inilah yang menunjukan

senstivitas jamur terhadap bahan antifungi (Dwidjoseputro, 2005).

Nilai diameter zona hambatan dianalisa secara deskriptif

berdasarkan kategori respon hambat:

1. Resistensi : <12mm

2. Intermediet : 13-17 mm

3. Sensitive : >18 mm (CLSI, 2014)

2. Media Pertumbuhan

Media adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan

(nutrisi) baik bahan alami maupun buatan, yang di perlukan

mikroorganisme untuk perkembangbiakan di laboratorium secara invitro.

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul

kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Syarat media yang

baik harus berupa molekul-molekul rendah dan mudah larut dalam air,

nutrient dalam media harus memenuhi kebutuhan dasar mikroorganisme

yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh, tidak

mengandung zat-zat penghambat dan media harus steril (Yuniarti, 2014).

Page 31: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

16

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang

terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu

mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak pada media

tersebut.

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa

molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya.

Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi

mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi

media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan

identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-

masing pembuatan suatu media.

Sabouraud Dextrose Agar (SDA) merupakan modifikasi dari

Dextrose Agar dengan Sabouraud. SDA digunakan untuk budidaya

jamur patogen & komensal dan ragi.Konsentrasi dekstrosa yang tinggi

dan pH asam dari rumus memungkinkan selektivitas fungi. George

meningkatkan SDA dengan penambahan cycloheximide, streptomisin,

dan penisilin untuk menghasilkan media yang sangat baik untuk isolasi

terutama dermatofit. Sabouraud Dextrose Agar digunakan untuk

menentukan kandungan mikroba dalam kosmetik, juga digunakan dalam

evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis membantu dalam

diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi.

a. Jenis Media Sabouraud Dextrose Agar

1) Menurut konsistensinya: media Sabouraud Dextrose Agar

merupakan media berbentuk padat (solid).

2) Menurut fungsinya: media Sabouraud Dextrose Agar

merupakan media selektif untuk pertumbuhan jamur dan

menghambat pertumbuhan bakteri.

3) Menurut bahan penyusunnya: media Sabouraud Dextrose Agar

tersusun dari bahan sintetis.

4) Menurut wadahnya: media Sabouraud Dextrose Agar

merupakan media yang disimpan dalam plate (cawan petri).

Page 32: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

17

b. Fungsi Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

Adapun fungsi Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) yaitu:

1) solasi mikroorganisme menjadi kultur murni,

2) Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,

3) Menumbuhkan mikroorganisne,

4) Memperbanyak jumlah,

5) Menguji sifat-sifat fisiologisnya

6) Menghitung jumlah mikroba.

7) Media SDA banyak di gunakan untuk media jamur, di media ini

pertumbuhan jamur akan optimal di suhu 25 - 30 drajat celcius

c. Komposisi Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

1) Mycological peptone 10 g

2) Glucose 40 g

3) Agar 15 g

d. Fungsi dari komponen dalam Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

1) Mycological peptone: menyediakan nitrogen dan sumber

vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan organisme dalam

Sabouraud Dextrose Agar.

2) Glucose: dalam konsentrasi yang tinggi dimasukkan sebagai

sumber energi

3) Agar: berperan sebagai bahan pemadat

e. Digunakan pada mikrobiologi

Untuk budidaya jamur patogen & komensal dan ragi

1) Baik untuk isolasi terutama dermatofit

2) Digunakan untuk menentukan kandungan mikroba dalam

kosmetik

Digunakan dalam evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis

membantu dalam diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi.

Page 33: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

18

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman yang

berpotensi sebagai antijamur. Sari bawang putih mempunyai efek daya

hambat terhadap pertumbuhan jamur Malazzesia furfur karena memiliki

kandungan flavonoid, saponin, polifenol, minyak atsiri dan allicin sebagai

antifungi. Sari bawang putih dapat digunakan sebagai antijamur dengan

proses pembuatan yang sederhana dan tidak mengeluarkan biaya tinggi.

Penyebaran Malassezia furfur tergantung pada iklim terutama daerah yang

beriklim tropis dan juga kebersihan individu sehingga di Sulawesi Tenggara

menjadi salah satu tempat penyebaran penyakit ini.

Untuk mengetahui daya hambat sari bawang putih terhadap

pertumbuhan jamur Malassezia furfur maka dilakukan pembuatan sari

bawang putih dengan menimbang bawang putih sebanyak 600 gram

kemudian di haluskan dengan cara di blender setelah didapatkan sarinya,

dimasukan kedalam beaker glass dan diukur pHnya, lalu di buat

pengenceran dengan berbagai varian konsentrasi mulai dari 20%, 40%,

60%, 80%, sampai 100%. Untuk media pertumbuhannya menggunakan

Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan inkubasi dilakukan pada suhu 28oC

selama 3 x 24 jam, uji daya hambat jamur ini menggunakan metode difusi

agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan

mikroorganisme oleh sari yang diketahui dari daerah disekitar kertas cakram

(piper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambat

pertumbuhan inilah yang menunjukan sensivitas jamur terhadap bahan

antifungi.

18

Page 34: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

19

B. Kerangka Pikir

Keterangan : Variabel diteliti :

Variabel tidak diteliti :

Memiliki kandungan kimia

yaitu flavonoid, saponin,

polifenol, minyak atsiri dan

allicin sebagai antifungi.

600 gram bawang dihaluskan

dengan blender untuk

memperoleh sari yang pekat

Bawang putih dibuat konsentrasi

20%, 40%, 60%, 80%, 100%

Temperatur Cahaya

Menghambat pertumbuhan

malassezia furfur pH Nutrisi

Media Di uji dengan metode

difusi agar

Diinkubasi selama 3 x

24 jam

Pengukuran zona hambat

Negatif (-) Tidak terbentuk

zona hambat

Positif (+) Terbantuk zona

hambat

Page 35: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

20

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel Independen pada penelitian ini yaitu sensitivitas sari

bawang putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan jamur malassezia

furfur.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel dependen pada penelitian ini yaitu zona hambat

pertumbuhan jamur malassezia furfur.

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

1. Uji sensitifitas sari bawang putih terhadap jamur Malassezia furfur

adalah uji untuk mengetahui daya hambat sari bawang putih terhadap

pertumbuhan jamur Malassezia furfur dengan metode difusi agar. Cara

membuat sari bawang putih yaitu bawang putih dengan kematangan

yang baik ditimbang sebannyak 600 gram lalu dihaluskan dengan cara di

blender, kemudian disaring dengan kertas saring untuk mendapatkan

sarinya, sari yang sudah didapat diukur pHnya dan di lanjutkan dengan

pengenceran untuk dibuat berbagai varian konsentrasi.

Kriteria objektif: konsentrasi bawang putih yang digunakan pada

penelitian ini adalah 20%, 40%, 60%, 80%, dan

100%.

Nilai diameter zona hambatan dinalisis berdasarkan kategori

respon hambat yaitu :

1. Resisten : <12 mm

2. Intermediet : 13 – 17 mm

3. Sensitive : > 18 mm

2. Sari bawang putih merupakan subjek penelitian yang digunakan untuk

menguji sensitivitas terhadap pertumbuhan jamur Malassezia furfur.

Bawang putih memiliki kandungan flavonoid, saponin, polifenol, allicin

dan minyak atsiri sebagai antifungi.

3. Daya hambat sari bawang putih yaitu kemampuan sari bawang putih

dalam menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur pada

Page 36: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

21

konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% yang dapat memberi

pengaruh terhadap pertumbuhan jamur Malassezia furfur yang ditandai

dengan terbentuknya zona bening di daerah sekitar paper disk.

volume sari bawang putih ( larutan uji ) yang di ambil dihitung

dengan rumus pengenceran sebagai berikut :

Keterangan :

V1 : Volume Larutan Stok

M1 : Konsentrasi Larutan Stok

V2 : Volume Larutan Perlakuan

M2 : Konsentrasi Larutan yang Diinginkan

Kriteria objektif :

Sensitif : Ditandai dengan sari bawang putih dapat

menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur.

Tidak sensitif : Ditandai dengan sari bawang putih tidak dapat

menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur.

Nilai diameter zona hambatan dinalisis berdasarkan kategori

respon hambat yaitu :

1. Resisten : <12 mm

2. Intermediet : 13 – 17 mm

3. Sensitive : > 18 mm (CLSI, 2014)

4. Malassezia furfur merupakan obyek penelitian yang digunakan untuk

menguji efektifitas sari bawang putih dalam menghambat pertumbuhan

jamur. Malassezia furfur jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin

kulit dan folikel rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu.

Jamur ini merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia dan

hanya menimbulkan gangguan pada keadaan-keadaan tertentu misalnya

pada saat banyak keringat. Malassezia furfur pada media Sabouraud

Dextrose Agar (SDA) membentuk khamir, kering dan berwarna putih

V1×M1 = V2×M2

Page 37: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

22

sampai krem. Pada kulit penderita jamur tampak sebagai spora bulat dan

hifa pendek.

5. Mortalitas jamur Malassezia furfur yaitu jamur Malassezia furfur yang

dianggap mati atau tidak tumbuh.

Kriteria objektif :

Sensitif : Ditandai dengan tidak ada zona hambatan (wilayah

jernih) di sekitar kertas cakram.

Tidak sensitif : Ditandai dengan ada zona hambatan (wilayah

jernih) di sekitar kertas cakram.

Page 38: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

23

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratories, dengan

menggunakan desain One-shot Case Study yaitu desain penelitian dengan

perlakuan terhadap variabel independen (Sugiyono, 2011). Pada penelitian

ini dilakukan 2 kali pengulangan pada bahan uji.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan pada 28 Maret – 6 Mei 2018.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah sari bawang putih. Sedangkan obyek

penelitian yang digunakan yaitu jamur biakan murni Malassezia furfur yang

sudah tersedia di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

D. Bahan Uji

Bahan uji dari penelitian ini adalah Bawang putih (Allium sativum).

Bawang putih (Allium sativum) yang digunakan adalah bawang putih dengan

kematangan yang baik ditimbang sebanyak 600 gram kemudian dihaluskan

dengan cara diblender, setelah diblender larutan bawang putih yang

diperoleh disaring dengan kertas saring. Sehingga diharapkan mendapatkan

sari bawang putih yang pekat sebanyak 300 ml dan dimasukan kedalam

erlenmeyer lalu diukur pH sarinya kemudian sari bawang putih dibuat dalam

5 variasi konsentrasi yaitu pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%

yang akan di uji terhadap jamur Malassezia furfur.

23

Page 39: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

24

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer

yaitu meliputi biakan murni sari bawang putih segar yang telah terpilih

sebagai bahan penelitian dibawa ke Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan,

kemudian dialakukan pemeriksaan uji daya hambat menggunakan sari

bawang putih terhadap pertumbuhan Malassezia furfur dengan

menggunakan biakan murni Malassezia furfur yaitu diawali dengan

Penanganan bawang putih (Allium sativum) terlebih dahuludilakukannya

pengenceran dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%.

Selanjutnya Uji Daya Hambat dan Penentuan Konsentrasi Hambat

Minimum kemudian dilakukan pengamatan secara langsung daya hambat

pertumbuhan jamur Malassezia furfur pada media Sabouraud Dextrose Agar

(SDA).

F. Prosedur Penelitian

a. Pra analitik

1) Persiapan sampel : bawang putih

2) Metode : Difusi agar

3) Prinsip : Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan

pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan

berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan

adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen

antimikroba pada permukaan media Agar.

4) Persiapkan alat dan bahan :

a) Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Autoclave, Oven,

incubator, Cawan Petri, Tabung Reaksi, Rak Tabung, Gelas Ukur,

Blender, Drigle sky, Pipet Ukur & Karet Penghisap, Ose, Labu

Erlenmyer, Timbangan Analitik, Batang Pengaduk, Lampu

spiritus, Sendok tanduk, Kaki tiga, Asbes, Beaker glass, Cawan

porselin, Pulpen, Pinset dan Jangka sorong.

Page 40: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

25

b) Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Media

Sabouraud Dextrose Agar (SDA), Bawang putih (Allium

sativum), Biakan murni jamur malassezia furfur, NaCl 0,9 %,

Aquades steril, ketokonazole, Kertas cakram dan Kertas ph

5. Sterilisasi alat penelitian

Disterilkan dalam oven untuk alat-alat yang terbuat dari kaca

atau logam yang tidak memiliki tingkat skala atau keakuratan tinggi

dengan suhu 180ºC selama 24 jam. Dan sterilkan alat-alat yang

terbuat dari kaca yang memiliki tingkat keakuratan atau plastik

dalam autoclave dengan suhu 121ºC selama 15 menit.

6. Pembuatan media inokulasi fungi

Media yang digunakan untuk inokulasi fungi yaitu Media

Sabouraud Dextrose Agar (SDA)berikut cara pembuatannya:

a) Ditimbang serbuk media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) 8,2

gram

b) Dipindahkan serbuk media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) ke

beaker glass, lalu ditambahkan aquades sebanyak 126 ml,

dipindahkan ke dalam erlenmeyer.

c) Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan

pengadukan.

d) Pelarutan tidak boleh sampai mendidih (pelarutan harus sempurna

sehingga tidak ada kristal yang tersisa).

e) Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 5,6 ± 0,2) pada

suhu 25°C

f) Ditambahkan NaOH 0,01N jika pH larutan kurang basa dan

ditambahkan HCl 0,01N jika pH larutan kurang asam.

g) Disterilisasi menggunakan autoklaf ±121°C (1 atm) selama ±15

menit.

h) Dikeluarkan larutan dari autoklaf , saat suhu rendah (200C) dan

tekanan telah turun (dilihat indikator autoklaf).

Page 41: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

26

i) Dituangkan ke cawan petri steril yang telah disediakan sebanyak

6 cawan petri.

j) Dibiarkan media pada petri disk membeku dengan sempurna.

k) Dimasukkan media ke inkubator (± 37°C) ,selama ± 24 jam untuk

uji kualitas media, dengan posisi petri disk terbalik.

l) Disimpan pada suhu 4°C- 8°C untuk menyimpan media.

7. Pembuatan sari bawang putih (allium sativum)

a) Ditimbang 600 gram bawang putih kemudian di blender

b) Bawang putih yang telah halus disaring dengan kertas saring

sampai cairan terpisah, maka diperoleh sari bawang putih

sebanyak 300 ml untuk di buat 5 varian konsentrasi.

c) Ditampung dalam beaker glass steril lalu diukur pH sarinya dan

ditutup

d) Sari bawang putih kemudian dibuat beberapa pengenceran

menggunakan aquades steril dengan rumus pengenceran pada

halaman 21 untuk di buat berbagai varian konsentrasi yaitu

konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%.

b. Analitik

Uji Daya Hambat dan Penentuan Konsentrasi Hambat

Minimum:

1) Siapkan biakan murni jamurMalassezia furfur

2) Buat supensi jamur dengan cara inokulasi biakan pada NaCl 0,9%,

3) Pembuatan susupensi dilakukan dengan cara mengambil satu mata

ose biakan murni Malazzsia furfur dari stok kultur murni dan

dimasukan dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9 % sebanyak 3

ml kemudian dikocok hingga homogen.

4) Dimasukan 0,1 ml suspensi jamur pada medium Sabouraud Dextrose

Agar (SDA) kemudian diratakan dengan drigle sky.

Page 42: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

27

5) Diambil kertas cakram yang telah direndam di dalam sari bawang

putih dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% dan

diletakan diatas media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) yang telah

diinokulasi jamur Malassezia furfur.

6) Sebagai kontrol neatif digunakann aquadest dan control positif

digunakan ketokonazol.

7) Bungkus cawan petri dengan menggunakan kertas, kemudian Di

inkubasi pada suhu ruang 28 oC selama 3 x 24 jam.

8) Diamati ada atau tidaknya zona hambatan (wilayah jernih) yang

terbentuk di sekitar kertas cakram

c. Pasca analitik

sensitif : Terjadi zona hambatan (wilayah jernih) di sekitar

kertas cakram

tidak sensitif : Tidak terjadi zona hambatan (wilayah jernih) di

sekitar kertas cakram. (Lay.B, 1994)

Nilai diameter zona hambatan dianalisa secara deskriptif

berdasarkan kategori respon hambat :

1. Resisten : <12 mm

2. Intermediet : 13 – 17 mm

3. Sensitive : > 18 mm (CLSI, 2014)

G. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah bawang putih yang diperoleh dari Pasar

Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kendari. data lainnya diperoleh dari

pemeriksaan di Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kendari.

b. Data Sekunder

Data dikumpulkan dari hasil penelitian terdahulu dan dari buku-

buku yang dipublikasikan kemudian dijadikan landasan teoritis dalam

penulisan karya tulis ilmiah ini.

Page 43: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

28

H. Pengolahan Data

Pengolahan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian

dikerjakan melalui beberapa proses dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan data (editing) bertujuan untuk meneliti data yang telah

diperoleh dari pengukuran dengan cara memeriksa kelengkapan dan

konsistensi data yang ada.

2. Pengkodean data (coding) betujuan untuk memudahkan dalam

menganalisa data dengan cara memberikan kode atau atribut pada data.

3. Mentabulasi (tabulating) tabulasi merupakan lanjutan langkah coding

untuk mengelompokan data kedalam suatu data tertentu menurut sifat-

sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

I. Analisis Data

Pada penelitian ini dianalisa dengan metode deskriptif berdasarkan

kategori respon hambat (Resisten) <12 mm, (Intermediet) 13 – 17 mm dan

(Sensitive) > 18 mm.

J. Penyajian Data

Data yang tersedia disajikan dalam bentuk tabel kemudian

dinarasikan

Page 44: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

29

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian uji sensitivitas sari bawang putih (Allium sativum)

terhadap jamur Malassezia furfur dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari.

B. Hasil Penelitian

Bawang putih yang dipilih pada penelitian ini yaitu bawang putih

dengan kematangan yang baik. Sari bawang putih dibuat dengan cara

bawang yang telah di peroleh terlebih dahulu dibersihkan kemudian

ditimbang sebanyak 600 gram, lalu di blender sampai halus, bawang yang

telah halus di saring dengan kertas saring untuk mendapatkan Sari bawang

putih yang pekat.

Suspensi jamur Malassezia furfur dibuat dengan NaCl 0,9%

kemudian dimasukkan dalam media Sabouraud Dextrose Agar (SDA).

Suspensi jamur didiamkan selama 5 - 15 menit agar berdifusi dalam media

dan kemudian masukan piper disk yang telah dicelup pada sari bawang

putih dengan dua kali pengulangan. Setelah itu, inkubasi selama 3 × 24 jam

dan lakukan pengamatan dan pengukuran zona hambat.

Pengujian aktivitas antijamur dilakukan secara difusi agar

dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar zona bening yang terbentuk di

sekitar piper disk yang telah dicelupkan pada sari bawang putih. Pada

pengujian ini digunakan kontrol positif menggunakan ketokonazole dan

kontrol negatif menggunakan aquadest.

29

Page 45: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

30

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 5.1. Zona hambat sari bawang putih (Allium sativum) terhadap

jamur Malassezia furfur pada media SDA

Keterangan:

a. Konsentrasi 20%

b. Konsentrasi 40%

c. Konsentrasi 60%

d. Konsentrasi 80 %

e. Konsentrasi 100 %

f. (+) kontrol positif dan (-) kontrol negatif

Semua varian konsentrasi bawang putih (Allium sativum) mulai

dari konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% menghasilkan zona

hambat terhadap jamur Malassezia furfur. Adapun besar zona hambat sari

bawang putih dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 46: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

31

Tabel 5.1 Zona hambat sari bawang putih (Allium sativum)

terhadap jamur Malassezia Furfur

No Konsentrasi

(%)

Waktu

Pengamatan

Diameter

zona hambat

(mm)

Rata

-rata Interpretasi

P1 P2

1 20% 3×24 1 12,5 6,75

Tidak

menghambat

(Resisten)

2 40% 3×24 5,5 21 13,25

Hambatan

lemah

(intermediet)

3 60% 3×24 6,5 24 15,25

Hambatan

lemah

(intermediet)

4 80% 3×24 10 26 18,5

Hambatan

kuat

(Sensitif)

5 100% 3×24 18,25 36,5 27,4

Hambatan

sangat kuat

(Sensitif)

6 Kontrol

positif 3×24 39 39

Hambatan

sangat kuat

(Sensitif)

7 Kontrol

negative 3×24 - - -

Sumber: Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian di

dapatkan zona hambat sari bawang putih terhadap jamur Malassezia furfrur

pada konsentrasi 20% sebesar 1 mm dan 12,5 mm. Pada konsentrasi 40%

sebesar 5,5 mm dan 21 mm. Pada kosentrasi 60% sebesar 6,5 mm dan 24

Page 47: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

32

mm. Pada kosentrasi 80% sebesar 10 mm dan 26 mm. Sedangkan pada

konsentrasi 100% sebesar 18,25 mm dan 36,5 mm. Berdasarkan hasil dari

pengulangan pertama dan pengulangan kedua setelah di rata-ratakan

didapatkan hasil zona hambat pada konsetrasi 20% sebesar 6,75 mm,

konsentrasi 40% sebesar 13,25 mm, konsentrasi 60% sebesar 15,25 mm,

konsetrasi 80% sebesar 18,5 mm, sedangkan pada konsentrasi 100% sebesar

27,4 mm. Berdasarkan rata-rata dari pengulangan pertama dan pengulangan

kedua sari bawang putih memiliki kemampuan menghambat jamur

Malassezia furfur pada konsentrasi 20% (resisten) konsentrasi 40% dan

60% (intermediet) sedangkan pada konsentasi 80% dan 100% (sensitif).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 28

maret - 6 mei tahun 2018 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Analis

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari tentang Uji Sensitivitas Sari

Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Jamur Malassezia furfur dengan

menggunakan 5 varian konsentrasi yaitu konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%

dan 100% yang diamati dalam waktu 3×24 jam dan menggunakan 2 kontrol

yaitu kontrol positif dengan antijamur ketokonazole dan kontrol negatif

menggunakan aquadest steril konsentrasi 80% dan 100% mampu

menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur

Pada konsentrasi 20% dalam waktu 3×24 jam terbentuk zona

hambat di sekitar paper disk sebesar 6,75 mm dan pada konsentrasi ini sari

bawang putih masuk pada kategori resisten. Kategori resisten artinya bahwa

pada konsentrasi 20% sari bawang putih belum mampu menghambat

pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Nilai diameter zona hambatan

dianalisis secara deskriptif berdasarkan kategori respon hambat yaitu

Resisten <12 mm, Intermediet, 13 – 17 mm dan Sensitive > 18 mm (CLSI,

2014).

Pada konsentrasi 40% dalam waktu 3×24 jam terbentuk zona

hambatan disekitar paper disk sebesar 13,25 mm dan ini artinya sari bawang

Page 48: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

33

putih pada konsentrasi 40% memiliki aktivitas daya hambat antijamur

terhadap jamur Malassezia furfur masuk pada kategori intermediate,

maksudnya pada konsentrasi 40% sari bawang putih belum kuat dalam

menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Pada konsentasi ini

perbandingan antara sari bawang putih dan aquadest yaitu 40 ml sari

bawang putih dan 60 ml aquadest.

Konsentrasi 60% terbentuk zona hambat di daerah paper disk

sebesar 15, 25 mm, pada konsentrasi ini memiliki aktivitas daya hambat

antijamur masuk pada kategori intermediate juga yang artinya pada

konsentrasi ini aktivitas antijamur pada sari bawang putih belum kuat dalam

menghambat pertumbuhan jamur, sehingga jamur tidak sepenuhnya di

hambat atau mati. Pada konsentasi ini perbandingan antara sari bawang

putih dan aquadest yaitu 60 ml sari bawang putih dan 40 ml aquadest.

Hasil zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 80% sebesar

18,5 mm dan masuk dalam kategori sensitif yaitu mampu menghambat

pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Pada konsentasi ini perbandingan

antara sari bawang putih dan aquadest yaitu 80 ml sari bawang putih dan 20

ml aquadest.

Konsentrasi 100% menunjukan zona hambat sebesar 27,4 mm dan

dikategorikan masuk dalam zona hambat yang sensitif. Pada konsentasi ini

memiliki aktivitas daya hambat yang paling luas dalm menghambat

pertumbuhan Jamur Malassezia furfur diantara konsentrasi bawang putih

yang lain. Peneliti sangat menyarankan dalam melakukan pengobatan

penyakit panu dengan cara tradisional sebaiknya menggunakan sari bawang

putih pada konsentrasi ini dimana sari bawang putih yang digunakan tanpa

penambahan aqudest. Peningkatan rata-rata diameter zona hambat yang

terbentuk diakibatkan oleh zat yang dikandungnya seperti flavonoid,

saponin, polifenol, minyak atsiri dan allicin yang banyak.

Pada penelitian ini digunakan antijamur ketokonazole sebagai

kontrol positif dan terbentuk zona hambat sebesar 39 mm, zona hambat ini

masuk dalam kategori sensitif, yang artinya antijamur ini mampu

Page 49: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

34

menghambat dan membunuh jamur Malassezia furfur. Nilai diameter zona

hambatan dianalisis secara deskriptif berdasarkan kategori respon hambat

yaitu Resisten <12 mm, Intermediet, 13 – 17 mm dan Sensitive > 18 mm

(CLSI, 2014).

Menurut Rustama dkk 2005) bawang putih mengandung senyawa

alkaloid, saponin, dan tanin, sedangkan berdasarkan penelitian Safithri

(2004), bawang putih mengandung karbohidrat, protein, sterol, alkoloid,

flavonoid, fenol hidroquinon dan saponin.

Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan

menggangu fungsi dari mikroorganisme.Flavonoid merupakan senyawa

fenol yang bersifat dapat merusak membrane sel sehingga terjadi perubahan

permeabilitas sel yang dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel

atau mati nya sel (Pelczar and Chan, 1988).

Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan Etanol,

tetapi tidak larut dalam Eter.Saponin bekerja sebagai antimikroba dengan

mengganggu stabilitas membrane sel sehingga menyebabkan sel bakteri,

jamur atau virus lisis, jadi mekanisme kerja Saponin termasuk dalam

kelompok antijamur yang mengganggu permeabilitas membrane sel

jamur(Ganiswarna, 1995).

Minyak atsiri umumnya tidak bercampur dengan air, tetapi cukup

larut dalam air meskipun kelarutannya sangat kecil. Dalam keadaan murni

mudah menguap dalam suhu kamar, dan bersifat tidak stabil terhadap

pengaruh lingkungan seperti pengaruh oksigen di udara, sinar matahari dan

panas (Gunawan dan Mulyani, 2004).Minyak atsiri berperan sebagai

antimikroba dengan cara menggangu proses terbentuknya membran atau

dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurnah.

Minyak atsiri yang aktif sebagai mikroba pada umumnya mengandung

gugus fungsi hidroksil (-OH) dan karbonil (Ajizah, 2004).

Allicin adalah senyawa organosulfur yang bertanggungjawab

sebagai antimikrobial.Aliccin bersifat tidak stabil dan mudah terdekomposisi

menjadi senyawa turunan Aliccin seperti Dialilsulfida (DAS), Dialildisulfida

Page 50: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

35

(DADS), Dialiltrisulfida (DATS), Dialiltetrasulfida (DATTS), Vinilditiin,

Ajoene dan senyawa organosulfur lainnya. Semua senyawa turunan Allicin

ini memiliki sifat sebagai antidiabetes, antibakteri, antijamur, antimikrobial

dan juga berfungsi sebagai antikanker (Danar, 2011).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 600 gram bawang

putih menghasilkan 350 ml sari bawang putih. Dari sari 350 ml ini

kemudian dibuat berbagai varian konsentrasi yaitu konsentasi 20%, 40%,

60%, 80% dan 100%, sari bawang putih yang digunakan sebanyak 300 ml

dan sisanya di simpan.

Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Violita

tahun 2013 yang melaporkan bahwa air perasan lengkuas merah dan air

perasan lengkuas putih dapat menghambat pertumbuhan jamur Malassezia

furfur penyebab panu. Air perasan lengkuas merah pada konsentrasi 20%

sudah menghasilkan diameter zona hambat sebesar 11,25 mm sedangkan

pada air perasan lengkuas putih sebesar 10 mm, pada konsentrasi 40% rerata

diameter zona hambat air perasan lengkuas merahs ebesar 12,5 mm

sedangkan pada lengkuas putih 10,75 mm, pada konsentrasi 60% rerata

zona hambat pada lengkuas merah sebesar 14,5 mm sedangkan pada

lengkuas putih didapatkan rerata diameter zona hambat sebesar 11,5 mm,

pada konsentrasi 80% rerata zona hambat lengkuas merah sebesar 15 mm

sedangkan pada lengkuas putih 12,25 mm, pada konsentrasi 100% rerata

zona hambat lengkuas merah sebesar 17,5 mm sedangkan pada lengkuas

putih diameter zona hambat sebesar 12,75 mm. Lengkuas dan bawang putih

sama-sama dapat menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur karena

mengandung zat aktif yang sama yaitu minyak atsiri, flavanoid, terpenoid

dan fenol.

Pada penelitian ini peneliti melakukan pengerjaan sampel secara

Diplo, zona hambat pada pengulangan pertama tidak terlalu luas, sedangkan

zona hambat yang terbentuk pada pengulangan kedua sangat luas. Ada

beberapa hal yang mempengaruhi hasil ini antara lain pada pengulangan

pertama proses pengolahan untuk mendapatkan sari bawang putih di

Page 51: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

36

laboratorium terlalu lama sehingga mempengaruhi hasil penelitian karena

minyak atsiri dan allicin pada bawang putih yang berfungsi sebagai

antijamur cepat menguap pada suhu ruang dan tidak tahan terhadap

pemanasan. selain itu juga karena Keadaan lingkungan saat proses

pengolahan sampel seperti, panas, sinar matahari dan oksigen udara juga

dapat mengurangi zat aktif sehingga kadarnya dapat berkurang.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan waktu pengeringan

atau peresapan suspensi jamur kedalam media SDA tidak boleh melebihi

batas waktu yang telah ditentukan karena dapat mempersempit zona hambat

atau resisten.Pertumbuhan optimal jamur yaitu pada suhu 35 – 37⁰C, apabila

lebih atau kurang dari 35 – 37⁰C maka pertumbuhan jamur tidak stabil dan

antijamur tidak berdifusi dengan baik. Waktu inkubasi 3 × 24 jam, apabila

lebih dari waktu yang telah ditentukan maka pertumbuhan jamur akan lebih

sempurnah dan mengakibatkan diameter zona hambat yang kecil atau

resisten. Ketebalan media dan komposisi media merupakan suatu kesalahan

yang dapat dikontrol oleh peneliti sehingga tidak mempunyai pengaruh yang

besar pada penelitian ini.

Page 52: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

37

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang uji sensitivitas

sari bawang putih (Allium Sativum) terhadap jamur Malassezia furfur pada

konsentrasi 80% dan 100% mampu menghambat pertumbuhan jamur

Malassezia furfur dan dapat di simpulkan:

1. Zona hambat sari bawang putih terhadap jamur Malassezia furfur pada

konsentrasi 20% sebesar 6,75 (resisten), konsentrasi 40% sebesar 13,25

(intermediet), konsentrasi 60% sebesar 15,25 (intermediet), konsetrasi

80% sebesar 18,5 (sensitive) sedangkan konsentrasi 100% sebesar 27,4

(sensitive).

2. Konsentrasi sari bawang putih 80% dan 100% paling efektif dalam

menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur.

B. Saran

1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan waktu dalam

melakukan pemisahan sari bawang putih di dalam laboratorium Karena

bahan aktif antijamur pada bawang putih mudah menguap dan dapat

mempengaruhi hasil penelitian.

2. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan

penelitian tentang uji sensitivitas sari bawang putih terhadap jenis jamur

lain.

37

Page 53: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

38

DAFTAR PUSTAKA

Bayan L, Koulivand P, Gorji A. 2013. Garlic: A Review Of Potential

Therapeutic Effects. Avicenna J Phytomed. 4 (1):7-21.

Burkhart CN, Burkhart CG, Morel DS Treatment Of Tinea Versicolor . In:

Maimbach H , Gorohi F Eds. Evidence Based Dermatologi. 2nd

Ed.

New York: Mc Graw Hill Companies;2009.P365-71.

Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI), 2014. Performance Standards

For Antimicrobial Susceptibility Testing;ggg Twenty-Fourth

Informational Suplements: M100-S24, Clinical and Laboratory

Standards Institute, Pennsylvania

Departemen kesehatan Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia 2010.

Ganiswarna. 1995. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: EGC Kedokteran.

Gebreyohohannes, G. 2013. Fate Of Β Asarone In Ayurvedic Sodhana Process

Of Vacha. J. Ayuveda Integr Medreid.

Harti, Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi kesehatan: Peran Mikrobiologi Dalam

Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Haryati, Suci Amiruddin. 2014. Daya Hambat Ekstrak Bawang Putih (Allium

Sativum) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans Secara

Invitro. Skripsi Tidak Di Publikasikan. Makassar: Universitas

Hassanuddin.

Hayati, Inayah. 2014. Identifikasi Jamur Malassezia Furfur Pada Nelayan

Penderita Penyakit Kulit di RT 09 Kelurahan Malabro Kota

Bengkulu.

Hieronymus, Budi Santosa. 1989. Bawang putih. Yogyakarta: kanisius.

Irianto, Koes. 2014 Bakteriologi Medis, Mikologi medis, dan Virologi medis.

Bandung : CV. Alfabeta.

Jawetz, Melnick, Dan Adelberg. 2014. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kemper, K.J. 2000. Garlic (Allium sativum). Longwood herbal task force. http:

www. Mep. Edu/herbal/default. Html (Diakses pada tanggal 28

januari 2018).

Page 54: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

39

Komariah, Sjam R. Kolonisasi. 2013. Candida albicans dalam rongga mulut.

Majalah Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Indonesia.;28(1):39-47.

National committee for clinical laboratory standards. Performance standards

for antimicrobial disk susceptibility testing. Penssylvania: NCCLS.

2005.

Onggowaluyo, J.S .2003. Parasitologi Medik Untuk Profesi Keperawatan atau

Kebidanan. Bandung: politeknik kesehatan bandung

Pelczar, M.J Dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar – Dasar Mikrobiologi (Jilid 2)

Jakarta: UI Press.

Prianto, Juni L.A. 2008. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : PT Gramedia.

Rustama, MM, Sri RR, Joko K, Ratus. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri Dari

Ekstrak Air Dan Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.)

Terhadap Bakteri Gram Negative Dan Gram Positif. Biota 2: 1-8.

Siregar, R.S. 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : Buku Keokteran.

Solihin. 2009. Manfaat Bawang Putih. Jakarta: Media Management.

Sukma, D. 2016. Sehat Tanpa Obat Dengan Bawang Merah Dan Bawang Putih.

Yogyakarta: Rapha Publishing.

Sumetriani, M. 2010. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum Linn)

untuk Menghambat Pertumbuhan Jamur Lagenidium SP.

Penyebab Penyakit pada Abalone (Holiotis asinina). Tesis.

Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Suriana , Neti. 2011. Bawang Bawang Untung Budidaya Bawang Merah Dan

Bawang Putih. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Sutanto, Inge., (2008) Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Balai penerbit FKUI.

Thomson, M., Dan Ali, M. 2003 Garlic( Allium Sativum): A Review Of Its

Potential Use An Anticancer Agen. Current Cancer Drug Target,

3(1),67-81.RetrievedFrom

Http://www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/12570662.

Violita, Yessika Sri Wantini, Eka Sulistianingsih. 2013. “Perbandingan Uji

Efektivitas Air Perasan Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.

Schum) Dengan Air Perasan Lengkuas Putih (Alpinia galnga L.

Page 55: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

40

Wild) Terhadap Pertumbuhan Jamur Malassezia furfur Penyebab

Panu.” Jurnal Analis Kesehatan: (2): 2.

WHO. Comprehensive Guidelines For Prevention And Control of Dengue and

Dengue Hemorrhagic Fever. New Delhi: World Health

Organization, Regional Office for South-East Asia; 2011.

Yuniarti Tuty. 2014. Media dan Regensia. Bahan Ajar Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Kementrian Kesehatan Kendari.

Zulkhoni, Akhsin. 2010 Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Page 56: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

41

LAMPIRAN

Page 57: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

42

Page 58: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

43

Page 59: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

44

Page 60: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

45

LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Bawang putih yang akan dijadikan bahan uji untuk jamur Malassezia

furfur

Tahap Penimbangan bawang putih Tahap Penimbangan Media SDA

Page 61: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

46

Tahap Melarutkan Media SDA Tahap Sterilisasi Media

Tahap Penuangan Media SDA Tahap Pembuatan suspensi

Malassezia furfur

Tahap pengenceran bawang putih dengan Tahap pemberian Paper Disk

berbagai varian konsentrasi pada media SDA yang berisi

suspensi jamur Malassezia

furfur

Page 62: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

47

Pengulangan 1 Pengulangan 2

Hasil Yang Terjadi Terbentuk Zona Hambat Pada Media SDA

Page 63: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

48

LAMPIRAN 5

RUMUS ZONA HAMBATAN

Perhitungan Zona Hambat: K.20% =

Zona Hambat Rata – Rata =

Keterangan:

AB : Diameter Horizontal

CD : Diameter Vertikal

P1 : Pengulangan 1

P2 : Pengulangan 2

C

D

A B

Page 64: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

49

LAMPIRAN 6

RUMUS PENGENCERAN

Rumus Pengenceran:

1. Pembuatan sari bawang putih konsentrasi 100%

V1 × 100% = 100 mL × 100%

V1 =

V1 = 100 mL

Jadi, untuk membuat sari bawang putih dengan konsentrasi 100% memakai 100

mL sari bawang putih murni

2. Pembuatan sari bawang putih konsentrasi 80%

V1 × 100% = 100 mL × 80%

V1 =

V1 = 80 mL

Jadi, untuk membuat sari bawang putih dengan konsentrasi 80% diambil 80 mL

sari bawang putih murni, ditambahkan dengan 20 mL aquadest dan kemudian

di homogenkan.

3. Pembuatan sari bawang putih konsentrasi 60%

V1 × 100% = 100 mL × 60%

V1 =

V1 = 60 mL

Jadi, untuk membuat sari bawang putih dengan konsentrasi 60% diambil 60 mL

sari bawang putih murni. kemudian ditambahkan dengan 40 mL aquadest dan

kemudian di homogenkan.

4. Pembuatan sari bawang putih konsentrasi 40%

V1 × 100% = 100 mL × 40%

V1 =

V1 = 40 mL

V1 × M1 = V2 ×M2

Page 65: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

50

Jadi, untuk membuat sari bawang putih dengan konsentrasi 40% diambil 40 mL

sari bawang putih murni, ditambahkan dengan 60 mL aquadest dan kemudian

di homogenkan.

5. Pembuatan sari bawang putih konsentrasi 20%

V1 × 100% = 100 mL × 20%

V1 =

V1 = 20 mL

Jadi, untuk membuat sari bawang putih dengan konsentrasi 20% diambil 20 mL

sari bawang putih murni, ditambahkan dengan 80 mL aquadest dan kemudian

di homogenkan.

Page 66: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia
Page 67: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

ii

Page 68: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia
Page 69: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia
Page 70: New UJI SENSITIVITAS SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum … · 2018. 9. 18. · 7 ABSTRAK Amsar Jambia. Uji Sensitivitas Sari Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Jamur Malassezia

ii