pengaruh ekstrak bawang putih (allium sativum...

55
PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans SECARA IN VITRO Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun Oleh : RINA KARINA 1110103000091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: halien

Post on 27-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum)

TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans

SECARA IN VITRO

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

Disusun Oleh :

RINA KARINA

1110103000091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 10 September 2013

Rina Karina

Page 3: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

iii

PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans

SECARA IN VITRO

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Rina Karina

NIM : 1110103000091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 4: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan penelitian ini berjudul PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH

(Allium sativum)TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus

mutans SECARA IN VITRO yang diajukan oleh Rina Karina (NIM :

1110103000091), telah diujikan salam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan pada 10 September 2013. Laporan ini telah diterima sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi

Pendidikan Dokter.

Ciputat, 10 September 2013

Page 5: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada manusia. Terutama nikmat

akal yang menuntut manusia untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan

menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.

Shalawat dan salam penulis sanjungkan bagi Nabi Muhammad SAW, yang

telah mengajarkan ilmu dari Allah kepada umatnya sehingga membawa kita

menuju kepada kepintaran.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang

berjudul “Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans secara in Vitro”, sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. DR. (hc). dr. M.K.

Tadjudin, SpAnd. dan dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan ketua Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuliati, S.Si, M.Biomed

dan drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D sebagai dosen pembimbing riset, yang

telah memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis selama penelitian dan

penyusunan riset ini.

Ucapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada Mba Novi dan Pak

Bacok selaku laboran dan OB yang telah membantu penulis dalam penelitian di

laboratorium Mikrobiologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

vi

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua

orang tua Ibunda Hesti Hendayani dan Ayahanda Krismi Widodo, SH., yang telah

memberikan dukungan serta kasih sayang terhadap penulis selama penelitian ini.

Serta untuk kakakku Kartika Karolina yang tersayang.

Dan juga penulis ucapkan terima kasih untuk teman-teman sekelompok

riset, Sidqa Hanief, Karlina Sari Sujana, Nida Khofiah, Mutia Oktavia, teman

seangkatan PSPD 2010, dan teman setia Muhammad Fadhli Zilikram atas

dukungan kepada penulis selama penelitian ini, semoga kita semua menjadi

makhluk yang mulia di dunia dan akhirat.

Tidak ada harapan dari penulis, semoga dengan tersusunnya laporan

penelitian ini dapat menambah pengetahuan kita. Penulis menyadari bahwa tidak

menutup kemungkinan bahwa dalam penulis laporan penelitian ini terdapat

banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon kritik dan

saran demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 10 September 2012

Penulis

Page 7: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

vii

ABSTRAK

Rina Karina. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengaruh Ekstrak Bawang Putih

(Allium sativum) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans secara in

Vitro. 2013

Penggunaan bawang putih sebagai obat telah sering digunakan masyarakat dalam

mengobati berbagai penyakit khususnya yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bawang

putih (Allium sativum) mengandung alisin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Streptococcus mutans dengan menghambat sintesis protein dan asam nukleat

bakteri. Streptococcus mutans adalah bakteri penyebab karies gigi. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap

pertumbuhan Streptococcus mutans. Ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 25%,

75%, dan 100% diuji aktivitas antibakterinya terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans menggunakan metode disc diffusion pada medium agar darah.

Didapatkan hasil bahwa semakin besar konsentrasi maka semakin besar hambatan

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans (zona hambat yang terbentuk pada

konsentrasi 25%; 75%; 100% sebesar 8.33; 10; 12 mm). Berdasarkan analisis data dengan

uji Kruskall-wallis dan uji Mann-whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

bermakna antara berbagai konsentrasi ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus mutans. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak bawang

putih 100% memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibandingkan pada konsentrasi

ekstrak bawang putih 25% dan 75%.

Kata kunci : Bawang putih, Streptococcus mutans, disc diffusion

ABSTRACT

Rina Karina. Medical Education Study Program. Effect of Garlic Extract (Allium

sativum) on the Growth Streptococcus mutans in Vitro.2013

Garlic as herbs has been frequently used for treating diseases especially bacterial

infection diseases. Garlic (Allium sativum) contains Allicin that has antibacterial activity

against Streptococcus mutans by inhibiting the synthesis of protein and nucleic acids.

Streptococcus mutans is a bacteria that can cause dental caries. This research was

conducted to determine the effect of garlic extract (Allium staivum) on the growth of

Streptococcus mutans. Garlic extract in 25%, 75%, and 100% concentrations was applied

against the growth of Streptococcus mutans. These concentrations were tested by using

the disc diffusion method on blood agar. The greater concentration of the extract garlic

produces the greater inhibition on the growth of Streptococcus mutans (inhibition zone at

the concentration of 25%, 75%, 100% at 8.33; 10; 12 mm). Based on data analysis,

Kruskall-Wallis and Mann-Whitney test showed that various concentrations of garlic

extract have significant differences with Streptococcus mutans’ growth. The conclusion

of this study is the garlic extract in 100% concentration has greater antibacterial activity

than the garlic extract in 25% and 75% concentrations.

Keywords: Garlic, Streptococcus mutans, disc diffusion

Page 8: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ........................................................................................................ 2

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 4

2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Bawang Putih (Allium sativum) ................ 4

2.1.2 Kandungan Kimiawi Bawang Putih 5

2.1.3 Manfaat Bawang Putih 5

2.1.4 Karies Gigi 6

2.1.5 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus mutans 7

Page 9: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

ix

2.1.6 Patogenesis Karies Gigi oleh Streptococcus mutans 8

2.1.7 Mekanisme Kerja Antibakteri 11

2.1.8 Metode Pengujian Antibakteri 12

2.2 Kerangka Teori 15

2.3 Kerangka Konsep 15

2.4 Definisi Operasional 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17

3.1 Desain Penelitian 17

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 17

3.3 Bahan yang Diuji 17

3.4 Sampel Penelitian 17

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian 17

3.6 Alat dan Bahan Penelitian 18

3.6.1 Alat Penelitian 18

3.6.2 Bahan Penelitian 18

3.7 Cara Kerja Penelitian 18

3.7.1 Tahap Persiapan 18

3.7.1.1 Sterilisasi Alat dan Bahan 18

3.7.1.2 Persiapan dan Determinasi Bawang Putih 18

3.7.1.3 Pembuatan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) 19

3.7.1.4 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Bawang Putih 20

3.7.1.5 Pembuatan Stok Bakteri 20

3.7.2 Tahap Pengujian Pengaruh Ekstrak Bawang Putih terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans 20

3.8 Alur Penelitian 21

3.9 Pengolahan dan Analisa Data 21

Page 10: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22

4.1 Hasil 22

4.1.1 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans 22

4.1.2 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans dengan Uji Kruskall-Wallis

dan Mann Whitney 23

4.2 Pembahasan Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum)

terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans 24

4.3 Keterbatasan penelitian 25

BAB V PENUTUP 26

5.1 Kesimpulan 26

5.2 Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 29

Page 11: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri .................. 13

Tabel 4.1. Hasil Hambatan Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans .... 22

Tabel 4.2 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney......... 24

Page 12: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bawang Putih............................................................................... 4

Gambar 2.2 S-allyl-L-cysteines (SAC) .......................................................... 5

Gambar 2.3 Pewarnaan Gram Streptococcus mutans ..................................... 7

Gambar 2.4 Patogenesis karies gigi oleh Streptococcus mutans .................... 10

Gambar 3.1 Hasil Ekstrak Bawang Putih ........................................................ 19

Gambar 4.2 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih terhadap Pertumbuhan Bakteri

Streptococcus mutans pada agar darah ........................................ 22

Page 13: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.2 Kerangka Teori ............................................................................ 15

Bagan 2.3 Kerangka Konsep ........................................................................ 15

Bagan 3.8 Alur Penelitian ............................................................................. 21

Page 14: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan ............................................ 29

Lampiran 2 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan .............................................. 30

Lampiran 3 Hasil Uji Statistik .......................................................................... 31

Lampiran 4 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................. 37

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup.................................................................... 38

Page 15: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan tumbuhan tradisional dan produk dari alam sering digunakan

dalam mengobati berbagai penyakit termasuk penyakit yang disebabkan oleh

infeksi bakteri. Salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan untuk

pengobatan terhadap infeksi bakteri adalah bawang putih. Bawang putih

(Allium sativum) mengandung senyawa antimikroba yang memiliki

kandungan kimia seperti karbohidrat, protein, sterol, saponin, alkaloid,

flavonoid, dan triterpenoid.1 Menurut Tsao et al., (2001) menyebutkan bahwa

alisin yang terkandung dalam bawang putih adalah senyawa yang memiliki

aktivitas antibakteri.2

Alisin adalah produk dari aktivitas enzim alisinase

(sistein sulfoksida liase) setelah penggerusan bawang putih.3

Penggunaan bawang putih oleh masyarakat salah satunya adalah sebagai

obat untuk penyakit karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit dengan

prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia.4

Menurut data dari Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004, karies gigi merupakan masalah

kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi 90,05%, artinya

penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari berbagai

kelompok ras, ekonomi, dan usia.5 Penyebab utama karies gigi adalah

aktivitas bakteri terutama bakteri Streptococcus mutans.6

Bakteri Streptococcus mutans termasuk dalam kelompok Streptococcus

α-haemolyticus dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus mutans

merupakan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif dan non motil (tidak

bergerak). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fani et al.,(2007)

menyebutkan bakteri Streptococcus mutans dapat dihambat pertumbuhannya

oleh bawang putih.6

Page 16: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

2

Berdasarkan pengamatan peneliti, penyakit karies gigi banyak terdapat

pada masyarakat karena kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Hal ini

merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans. Banyak dari masyarakat yang mengobati penyakit karies gigi dengan

tanaman tradisional seperti bawang putih. Maka dari itu, peneliti mengambil

masalah penelitian mengenai pengaruh ekstrak bawang putih (Allium

sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh ekstrak

bawang putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans.

1.3 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bawang putih

(Allium sativum) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus

mutans.

1.4 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak bawang putih (Allium sativum)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

B. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui seberapa besar hambatan ekstrak bawang putih

(Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans

dengan pemberian ekstrak bawang putih dalam konsentrasi 25%, 75%

dan 100%.

Page 17: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

3

1.5 Manfaat Penelitian

A. Bagi Peneliti

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama menjalani

pendidikan.

Meningkatkan pengetahuan mengenai daya hambat bawang putih

(Allium sativum) terhadap bakteri Streptococcus mutans.

B. Bagi Institusi

Memajukan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui publikasi

mengenai penelitian ini.

Memberikan tambahan informasi dalam bidang ilmu Mikrobiologi.

C. Bagi Keilmuan

Sebagai sumber informasi mengenai pengaruh ekstrak bawang putih

(Allium sativum) terhadap Streptococcus mutans.

Menjadi sumber referensi bagi praktisi yang tertarik dalam bidang

ilmu Mikrobiologi.

Memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai daya

hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap Streptococcus

mutans.

D. Bagi Sosial

Menambah pengetahuan masyarakat bahwa bawang putih memiliki

pengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Meningkatkan pemanfaatan bawang putih sebagai obat dalam

meningkatkan kesehatan masyarakat.

.

Page 18: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih adalah tanaman tradisional yang sering digunakan dalam

masakan. Saat ini, bawang putih telah terbukti memiliki berbagai manfaat

dalam kesehatan. Bawang putih merupakan salah satu tanaman obat paling

tua dan dipercaya berasal dari benua Asia lebih dari 6.000 tahun yang lalu.7

Bawang putih adalah tanaman berumpun yang mempunyai ketinggian

sekitar 60 cm. Umbi bawang putih dapat mencapai ukuran 3,8-7.6 cm dengan

diameter yang bervariasi. Umbi bawang putih memiliki 4-60 siung dengan

berbagai bentuk dan ukuran. Siung bawang putih dibungkus oleh membran

tipis berwarna putih atau merah keungguan.8

Klasifikasi ilmiah bawang putih adalah sebagai berikut : 7

Kingdom : Plantae

Sub-Kingdom : Tracheobionta

Super division : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Sub-Class : Liliidae

Order : Liliales

Family : Liliaceae

Genus : Allium L. Gambar 2.1 Bawang Putih

Species : Allium sativum L. (Sumber : Butt et al,. 20097 )

Page 19: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

5

2.1.2 Kandungan Kimiawi Bawang Putih

Bawang putih memiliki kandungan 65% air, 28% karbohidrat (terutama

fruktosa), 2,3% bahan organosulfur, 2% protein (terutama allinase), 1,2 %

asam amino bebas (terutama arginin). Efek biologis dari bawang putih paling

banyak berasal dari bahan organosulfur. Efek obat pada bawang putih berasal

dari allicin dan turunannya.7

Alisin biasanya berdekomposisi menjadi diallyl disulfide (DADS), diallyl

sulfide (DAS), diallyl trisulfide (DTS) dan sulfur dioxide. Ekstrak air dan

alkohol bawang putih mengandung terutama S-ally-L-cysteines (SAC)

turunan dari δ-glutamyl-S-allyl-L-cysteines. SAC dan trans-S-1-propenyl-L-

cysteine bergabung dengan S-methyl-L-cysteine ditemukan pada ekstrak

bawang putih dalam AGE (Aged Garlic Extract). AGE juga mengandung

bahan lain seperti flavonoid, asam fenol, dan beberapa zat bermanfaat

lainnya.7

Gambar 2.2 S-allyl-L-cysteines (SAC) (Sumber : Butt et al,. 2009

7)

2.1.3 Manfaat Bawang Putih

Manfaat kesehatan dari bawang putih telah terbukti dalam beberapa

penelitian dan telah dimanfaatkan untuk pengobatan. Salah satu bentuk

pemanfaatan bawang putih dalam bentuk AGE (Aged Garlic Extract) . AGE

tidak berbau dan mengandung lebih banyak antioksidan dibandingkan umbi

bawang putih yang segar. AGE telah terbukti dalam mencegah aterosklerosis,

penyakit jantung dan pembuluh darah, memperlancar peredaran darah serta

meningkatkan imunitas. AGE juga dapat mencegah penyakit kanker dan

neurodegeneratif, memiliki efek antiaging, meningkatkan kemampuan

memori, endurance dan pembelajaran serta berpotensi sebagai adjuvan dalam

terapi kanker.7

Page 20: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

6

Ekstrak bawang putih telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri, baik

bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Efek penghambatan bawang putih

tergantung dari konsentrasi yang digunakan. Ekstrak bawang putih efektif

dalam mengurangi bakteri mulut.3 Aktivitas antibakteri bawang putih berasal

dari senyawa allisin. Bahan turunan alisin seperti DAS, DADS, dan

thiosulfinate lainnya memiliki aktivitas antibakteri juga. Efek antibakteri

yang dihasilkan dari senyawa sulfur tersebut adalah dengan mengubah reaksi

senyawa tiol pada enzim bakteri seperti alkohol dehidrogenase, thioredoksin

reduktase, tripsin, dan protein lainnya, serta RNA dan DNA polimerase. Hal

ini dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme bakteri, virulensi bakteri

serta pertumbuhan bakteri.9

2.1.4 Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit destruktif pada jaringan keras gigi yang

terjadi akibat infeksi oleh Streptococcus mutans dan bakteri lainnya. Tanda

penyakit karies gigi adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi. Karies

gigi paling banyak diderita oleh anak-anak.10

Bahan makanan seperti glukosa dan sukrosa dapat diragikan oleh

beberapa bakteri tertentu dan menghasilkan asam sehingga pH akan menurun.

Penurunan pH yang berulang dapat mengakibatkan demineralisasi jaringan

keras gigi dan membentuk plak gigi.11

Karies gigi adalah penyakit infeksi kronik yang menular. Penularan

secara vertikal dari ibu melalui kontak saliva bergantung pada frekuensi dan

jumlah paparan. Penularan secara horizontal dari satu anak ke anak lainnya

juga dapat terjadi melalui penggunaan peralatan bersama seperti dot yang

digunakan bersama.12

Page 21: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

7

2.1.5 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus mutans

Lebih dari 750 spesies bakteri terdapat pada rongga mulut dan

berhubungan dengan berbagai penyakit.5

Bakteri yang paling banyak

menyebabkan penyakit mulut adalah bakteri golongan Streptococcus.

Streptococcus mutans merupakan bakteri patogen penyebab utama karies

gigi. Organisme ini pertama kali diisolasi oleh Clarke pada tahun 1924 yang

berasal dari plak gigi. Nama mutans dipilih karena kecenderungan morfologi

sel berbentuk kokus dan batang.13

Streptococcus mutans termasuk golongan Streptococcus viridans.

Beberapa bakteri lain yang masuk dalam golongan Streptococcus viridans

yaitu Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarius,

Streptococcus milleri.13

Streptococcus mutans merupakan kelompok α-

haemolyticus dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus mutans

bersifat anaerob fakultatif dan non motil (tidak bergerak).6

Klasifikasi ilmiah Streptococcus mutans adalah sebagai berikut:14

Kingdom : Monera

Division : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Lactobacillus

Family :Streptococcaceae

Genus :Streptococcus

Spesies : Streptococcus mutans

Gambar 2.3 Pewarnaan Gram Streptococcus mutans

(Sumber: http://phil.cdc.gov/PHIL_Images/1043/1043_lores.jpg15

)

Page 22: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

8

Karakteristik organisme ini antara lain memiliki pertumbuhan yang

cepat, dapat meragi karbohidrat, dan mempunyai kemampuan untuk

mempertahankan pH rendah.13

Streptococcus mutans memiliki enzim untuk

meragi karbohidrat seperti Glucosyltransferase (Gtf), Dextranase (Dex), dan

Fruktosiltranferase (Ftf). Masing-masing dari enzim tersebut dapat memecah

sukrosa menjadi glukan, dextran, dan fruktan. Selain itu, organisme ini juga

memiliki protein untuk menghasilkan energi seperti Dextranase A (DexA),

Dextranase B (DexB), Fruktanase, dan Dlt1-4.16,17

Streptococcus mutans

juga memiliki 4 reseptor pengikat glukan yaitu glukan binding protein A

(Gbp A), Gbp B, Gbp C, Gbp D.11

2.1.6 Patogenesis Karies Gigi oleh Streptococcus mutans

Streptococcus mutans memiliki beberapa kemampuan yang dapat

menyebabkan terjadinya karies gigi, yaitu :11

1. Kemampuan berikatan dengan permukaan gigi dan pembentukan plak

2. Memproduksi glukan dan polisakarida lainnya yang dihasilkan dari

karbohirat sehingga mendukung terjadinya akumulasi plak.

3. Menghasilkan asam yang menyebabkan pH menjadi rendah sehingga dapat

mendukung pertumbuhan organisme lain yang mampu hidup di

lingkungan asam.

Patogenesis terjadinya karies gigi diawali dengan pembentukan biofilm

oleh Streptococcus mutans. Biofilm ini yang biasanya dikenal dengan plak

gigi. Perlekatan Streptococcus mutans pada permukaan gigi terjadi melalui

interaksi antara antigen I/II dengan -galactosides dalam glikoprotein saliva

pada pellicle gigi. Pellicle gigi merupakan suatu membran tipis yang

terbentuk dari protein saliva. Interaksi lain yang dapat meningkatkan

pengikatan Streptococcus mutans pada permukaan gigi yaitu glucan binding

protein (GBP), serotype carbohydrate dan Gtf. 11,18

Page 23: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

9

Pada keadaan terdapatnya sukrosa, Glucosyltransferase (Gtf) dan

Fruktosiltranferase (Ftf) mensintesis glukan dan fruktan dari glukosa dan

fruktosa (setelah pemecahan sukrosa). Glukan dan fruktan yang terbentuk ini

digunakan untuk metabolisme Streptococcus mutans. Selain itu, juga dapat

digunakan untuk produksi asam ketika tidak ada sukrosa. Streptococcus

mutans memiliki glukan binding protein (Gbp) yang merupakan suatu

reseptor yang memiliki kemampuan untuk mengikat glukan. Gbp berbeda

dengan Gtf. Gtf mempunyai reseptor pengikat sendiri dan juga dapat

berfungsi sebagai reseptor glukan. Hal ini dapat meningkatkan agregasi

Streptococcus mutans.11,18

Streptococcus mutans dapat memetabolisme gula yang menghasilkan

asam seperti asam laktat, asam format, dan asam asetat. Asam laktat

merupakan asam yang paling kuat diantara ketiganya. Ketika pH plak gigi

berada di bawah pH 5,5, keseimbangan antara demineralisasi enamel dan

remineralisasinya terganggu yang mengawali terjadinya karies gigi. Sukrosa

merupakan gula penyebab karies gigi karena dapat diragi menjadi asam

laktat. Sukrosa akan dimasukkan ke dalam sel Streptococcus mutans dan

berakumulasi dalam bentuk sukrosa-6-fosfat yang dihidrolisis menjadi

glukosa-6-fosfat dan fruktosa yang akan dimetabolisme melalui proses

glikolisis. Proses glikolisis tersebut menghasilkan piruvat yang dengan enzim

laktat dehidrogenase diubah menjadi asam laktat. 90% asam piruvat yang

dihasilkan akan diubah menjadi asam laktat.11,18

Page 24: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

10

Gambar 2.4 Patogenesis karies gigi oleh Streptococcus mutans. a.

Perlekatan awal Streptococcus mutans pada permukaan gigi. b. Akumulasi

Streptococcus mutans akibat adanya sukrosa sehingga dihasilkan banyak glukan.

c. Produksi asam laktat oleh Streptococcus mutans. (Sumber: Martin et al,. 2006

18)

Page 25: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

11

2.1.7 Mekanisme Kerja Antibakteri

Antibakteri adalah suatu senyawa yang dapat membunuh atau

menghentikan pertumbuhan bakteri. Berdasarkan mekanisme kerjanya,

antibakteri dibagi menjadi 5, yaitu :

A. Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di

dalam sel dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan ukuran sel.

Kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis. Dinding sel

bakteri mengandung peptidoglikan. Lapisan peptidoglikan pada dinding sel

bakteri Gram positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif.20

Senyawa

yang menghambat sintesis dinding sel bakteri meliputi penisilin, sefalosforin,

basitrasin, vankomisin dan sikloserin.20

B. Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Asam

folat tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam amino benzoate

(PABA). Antibakteri seperti sulfonamide, trimetoprim, asam p-aminosalisilat

(PAS) dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut.20

C. Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel. Kerusakan membran sitoplasma

akan menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein, asam nukleat

dan ion-ion penting sehingga sel menjadi rusak.19

Antibiotik yang termasuk

dalam kelompok ini adalah polimiksin.20

Page 26: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

12

D. Menghambat Sintesis Protein

Sintesis protein bakteri berlangsung di dalam ribosom. Bakteri memiliki

2 subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S. Kedua komponen ini

akan bersatu menjadi ribosom 70S. Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut akan menyebabkan gangguan protein sel. Antibiotik yang

dapat menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida,

makrolid, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.20

E. Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon. rifampisin, sulfonamide, dan trimetropim. Rifampisin berikatan

dengan enzim polymerase-RNA sehingga menghambat sintesis RNA dan

DNA oleh enzim tersebut. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA

girase pada bakteri.20

2.1.8 Metode Pengujian Antibakteri

Pengujian senyawa antibakteri bertujuan untuk mengetahui besarnya

potensi dan kualitas zat antibakteri. Ada beberapa metode yang dapat

dilakukan dalam menguji senyawa antibakteri, yaitu:

A. Metode Difusi

Pada metode ini, aktivitas zat antibakteri ditentukan dengan mengukur zona

hambat yang terbentuk. Zona hambat tersebut menunjukkan adanya

penghambatan pertumbuhan bakteri oleh zat antibakteri. Terdapat 3 cara

dalam metode difusi, yaitu :

1. Metode Parit (ditch plate)

Metode ini menggunakan parit yang dibuat pada lempeng agar yang telah

diberi bakteri. Kemudian parit diisikan dengan zat antibakteri yang ingin

diuji. Lempeng agar kemudian diinkubasi dan diamati zona hambat yang

terbentuk pada sekeliling parit.21

Page 27: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

13

2. Metode Lubang (healtley cup/punched hole)

Pada metode ini, media agar yang telah diberi bakteri kemudian dibuat

beberapa lubang. Lubang-lubang tersebut diisi dengan berbagai zat

antibakteri yang akan diuji. Setelah media agar diinkubasi, diamati zona

hambat yang terbentuk pada sekeliling lubang.21

3. Metode cakram disc (disc diffusion)

Metode ini banyak digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri.

Metode ini hanya menggunakan sedikit bahan yang diuji. Metode ini

memerlukan petri dish yang mengandung 15-25 ml agar, bakteri kemudian

ditanam di permukaan agar secara merata. Cakram disk yang mengandung

sejumlah bahan yang diuji kemudian ditempatkan di tengah agar dan

diinkubasi selama 24 jam atau lebih. Kemudian dihitung zona hambat

“cleared zone” yang terbentuk disekeliling cakram disk dan dibandingkan

dengan antibiotik standarnya.22

Efektifitas aktivitas antibakteri didasarkan

pada pembentukkan zona hambat yang ditunjukkan pada tabel 2.1.23

Tabel 2.1. Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

> 20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

< 10 mm Tidak ada

(Sumber : Greenwood.199523

)

Page 28: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

14

B. Metode Dilusi

Metode ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi terendah zat

antimikroba yang diuji. Hasil pengamatan dapat diukur dengan Kadar Hambat

Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM).21

Metode dilusi ini

terbagi menjadi beberapa cara, yaitu :

1. Metode agar dilusi

Metode agar dilusi merupakan metode yang cepat tanpa membutuhkan

penggunaan alat yang canggih. Pada metode ini, bahan yang diuji

digabungkan ke dalam agar dan kemudian ditanamkan bakteri di

permukaannya. Beberapa konsentrasi bahan yang diuji dapat dibagi dengan

cara membagi permukaan agar menjadi kotak-kotak. Agar tersebut kemudian

diinkubasi dalam 24 jam atau lebih kemudian pertumbuhan bakteri pada

campuran ekstrak-agar dapat dihitung. Metode ini menggunakan sejumlah

besar volume bahan yang diuji dibanding dengan metode disk diffusion.22

2. Metode pengenceran (Broth dilution)

Metode ini menggunakan zat antibakteri yang diencerkan beberapa kali

terlebih dahulu. Kemudian suspensi bakteri dimasukkan ke dalam berbagai

konsentrasi zat antibakteri yang akan diuji pada suatu media cair. Setelah

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 350C, diamati pertumbuhan bakteri

dengan melihat kekeruhan cairan.24

Page 29: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

15

2.2 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Biakan bakteri

Streptococcus mutans

Ekstrak bawang putih

dalam konsentrasi

25%, 75%, dan 100%

Konsentrasi ekstrak

bawang putih 25%

menghambat

pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans

terkecil

Ekstrak bawang putih

Alisin

Menghambat sintesis protein dan asam

nukleat bakteri

Diallyl disulfide

(DADS)

Diallyl sulfide

(DAS)

Mengubah reaksi senyawa tiol pada enzim

bakteri (alkohol dehidrogenase,

thioredoksin reduktase, tripsin, RNA dan

DNA polimerase)

Gangguan pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans

Konsentrasi ekstrak

bawang putih 75%

menghambat

pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans

sedang

Konsentrasi ekstrak

bawang putih 100%

menghambat

pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans

terbesar

Page 30: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

16

2.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Zona hambat

Streptococcus

mutans

Daerah tidak

ditemukannya

pertumbuhan

bakteri

Streptococcus

mutans pada

sekeliling cakram

disk

Penggaris Diameter

zona

hambat

(mm)

Numerik

2. Konsentrasi

ekstrak

bawang putih

Bawang putih yang

telah dilarutkan

dengan etanol 96%

dengan berbagai

konsentrasi

Mikropipet Jumlah

ekstrak

sesuai

dengan

berbagai

konsentrasi

Kategorik

3. Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang berisi

etanol 96%

Mikropipet Jumlah

larutan

sebanyak 1

ml

Kategorik

4. Kontrol

positif

Kontrol positif

yaitu berupa kertas

cakram yang berisi

antibiotik

amoksisilin

Tidak ada Jumlah

cakram 1

buat

Kategorik

Page 31: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorik

dengan metode disc diffusion untuk melihat pengaruh ekstrak bawang putih

(Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Juni

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses ekstrasi bawang

putih (Allium sativum) dilakukan oleh BALITRO (Balai Penelitian Tanaman

Rempah dan Obat) Bogor.

3.3 Bahan yang diuji

Bahan yang diuji dalam penelitian ini adalah bawang putih yang dibeli di

pasar Ciputat yang kemudian dijadikan ekstrak menggunakan pelarut etanol

96% yang dilakukan oleh Balai penelitian Tanaman Rempah dan Obat

(BALITRO) Bogor.

3.4 Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang diambil adalah bakteri Streptococcus mutans

yang dibiakkan dalam media agar darah dan diinkubasi dalam suhu 370C

selama 24 jam.

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak bawang putih dengan

konsentrasi 25%, 75%, dan 100%. Variabel terikat adalah pertumbuhan

bakteri Streptococcus mutans di media agar darah.

Page 32: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

18

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini, antara lain tabung reaksi,

ose, bunsen, mikropipet, pinset, vortex, cawan petri, korek api, swab

kapas, tisu, rak tabung, penggaris, kamera, baki, autoclave, alat tulis,

label, laminar air flow, inkubator.

3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain ekstrak

bawang putih, media agar darah, pelarut etanol 96%, larutan pengencer

thioglikolat, larutan standar 0,5 mF, biakan bakteri Streptococcus

mutans, cakram uji antibiotik amoksisilin, cakram uji kosong.

3.7 Cara Kerja Penelitian

3.7.1 Tahap Persiapan

3.7.1.1 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci

bersih, dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian

disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C dan

tekanan 1,5 atm.

3.7.1.2 Persiapan dan Determinasi Bawang Putih

Bawang putih yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 500 gram.

Bawang putih di determinasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Bogor untuk memastikan kebenaran dari tanaman yang akan

digunakan.

Page 33: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

19

3.7.1.3 Pembuatan Ekstrak Bawang Putih

Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk mengekstrak

bawang putih (Allium sativum) adalah metode maserasi. Pada metode

maserasi ini menggunakan pelarut etanol 96%. Sebanyak 500 gram bawang

putih terlebih dahulu dikupas kulitnya dan dicuci bersih, selanjutnya

dikeringkan dalam oven pada suhu 400C. Kemudian dihaluskan hingga

menjadi serbuk kering. Serbuk kering direndam dalam 2 liter pelarut etanol

96% selama 3x24 jam. Kemudian diambil filtratnya dengan penyaringan.

Pengadukan pada metode maserasi dilakukan sebanyak 12 kali selama 15

menit. Kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan fitrat dari ampas.

Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary vacuum evaporator sampai

kental. Ekstrak bawang putih disimpan dalam lemari es pada suhu 40

C dan

tidak terkena cahaya matahari langsung.

Gambar 3.1 Hasil ekstrak bawang putih

Page 34: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

20

3.7.1.4 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Bawang Putih

Stok konsentrasi ekstrak bawang putih yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96% yaitu 25%, 75%, dan 100%. Kontrol

negatif yang digunakan adalah pelarut etanol 96% dan kontrol positif

yang digunakan adalah antibiotik amoksisilin, sehingga seluruhnya

berjumlah 5 variabel. Penelitian ini dikerjakan secara triplo. Stok

variabel konsentrasi yang dituangkan dalam 4 cawan petri yang

berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan petri berisi 3 cakram uji

kosong) yang direndam selama 15-30 menit.

3.7.1.5 Pembuatan Stok Bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri

Streptococcus mutans ke dalam media agar darah yang diinkubasi

pada suhu 370C selama 24 jam di dalam inkubator.

3.7.2 Tahap Pengujian Pengaruh Ekstrak Bawang Putih terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans

1 ose bakteri Streptococcus mutans diambil dan dicampurkan ke

dalam larutan pengencer thioglikolat. Kemudian dihomogenkan dengan

menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya dengan larutan

standar 0,5 Mc Farland. Suspensi bakteri Streptococcus mutans

kemudian dioleskan pada media agar darah menggunakan swab kapas

steril. Cakram uji kosong yang telah direndam dalam berbagai

konsentrasi ekstrak bawang putih kemudian diletakkan di atas

permukaan agar darah secara steril di laminar air flow. Kemudian

media agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C

selama 24 jam. Setelah 24 jam, diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk dengan menggunakan penggaris.

Page 35: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

21

3.8 Alur Penelitian

3.9 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bemakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi ekstrak bawang putih dalam konsentrasi 25%,

75%, dan 100%, kontrol negatif serta kontrol positif dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus mutans.

Pada penelitian ini menggunakan analisis data berupa uji hipotesis

komparatif variabel numerik berdistribusi normal lebih dari dua kelompok

tidak berpasangan sehingga yang digunakan adalah One Way Anova. Jika

distribusi data tidak normal, uji One Way Anova tidak dapat digunakan, maka

menggunakan uji nonparametrik berupa Uji Kruskall-Wallis. Analisis Post

Hoc menggunakan uji Mann-Whitney dilakukan untuk menentukan pada

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan.

Page 36: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans

Pada penelitian ini terbukti bahwa ekstrak bawang putih dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans (Gambar 4.2).

Berbagai konsentrasi ekstrak bawang putih (25%, 75% dan 100%) telah

diteliti. Didapatkan hasil bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak bawang

putih maka akan semakin besar hambatan pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans (Tabel 4.1). Konsentrasi ekstrak bawang putih 100%

lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans

dibandingkan konsentrasi lainnya.

Gambar 4.1 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus mutans pada agar darah

Page 37: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

23

Tabel 4.1 Hasil Hambatan Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans

Perlakuan Rata-rata Zona Hambat

(mm)

Standar Deviasi

Konsentrasi ekstrak

bawang putih 25%

8,33 0,58

Konsentrasi ekstrak

bawang putih 75%

10 0

Konsentrasi ekstrak

bawang putih 100%

12 1

Kontrol (+) Amoksisilin 33,67 0,58

Kontrol (-) Etanol 96% 0 0

4.1.2 Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans dengan Uji Kruskall-

Wallis dan Mann-Whitney

Dilakukan uji statistik pengaruh ekstrak bawang putih terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan uji komparatif variabel

numerik. Data yang didapatkan tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya

uji One Way Anova karena distribusi data tidak normal, maka menggunakan

uji Kruskall-Wallis.25

Kemudian dilakukan analisis Post Hoc dengan uji

Mann-Whitney. Pada uji Kruskall-Wallis dan uji Mann-Whitney didapatkan

hasil bermakna karena p<0,05. Dapat dikatakan bahwa ekstrak bawang

putih memiliki pengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans dan konsentrasi ekstrak bawang putih 100% lebih

efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans

dibandingkan konsentrasi lainnya (Tabel 4.2).

Page 38: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

24

Tabel 4.2 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Konsentrasi

25% Konsentrasi

75% Konsentrasi

100% Kontrol (-) etanol 96%

Kontrol (+)

amoksisilin

Konsentrasi

25% 0.034* 0.046* 0.034* 0.043*

Konsentrasi

75% 0.037* 0.025* 0.034*

Konsentrasi

100% 0.037* 0.046*

Kontrol (-) etanol 96% 0.034*

Kontrol (+)

amoksisilin

4.2 Pembahasan Pengaruh Ekstrak Bawang Putih terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus mutans

Pada pengujian didapatkan hasil bahwa bawang putih pada konsentrasi

ekstrak bawang putih 25%, 75% dan 100% memiliki aktivitas antibakteri

terhadap Streptococcus mutans. Namun, efektifitas bawang putih tersebut

masih tergolong lemah berdasarkan klasifikasi respon hambatan pertumbuhan

bakteri.23

Menurut Borhan-Mojabi et al., (2012) yang melakukan penelitian dengan

membandingkan efektivitas berbagai konsentrasi ekstrak bawang putih dalam

mengurangi bakteri pada saliva mulut menunjukkan hasil bahwa konsentrasi

ekstrak bawang putih 40% dalam 60 detik lebih efektif daripada konsentrasi

ekstrak bawang putih 70% dalam 30 detik.3 Pada penelitian Borhan-Mojabi et

al., (2012) tersebut berbeda dengan penelitian ini karena menggunakan

metode dilusi sedangkan penelitian ini menggunakan metode disk difusi.

Namun, dapat disimpulkan bahwa ekstrak bawang putih dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Alisin yang terkandung dalam

ekstrak bawang putih memiliki aktivitas sebagai antibakteri dengan

Page 39: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

25

menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein yang penting untuk

pertumbuhannya.3

Penelitian lain yang dilakukan oleh Fani et al., (2007) mengenai aktivitas

hambatan ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans

menggunakan metode disc diffusion dan broth dilution didapatkan hasil

bahwa ekstrak bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Multidrug Resistence Streptococcus mutans dengan rentang Konsentrasi

Hambat Minimal 4-32 μg/ml pada metode broth dilution dan rentang zona

hambat terkecil sebesar 22-26 mm pada metode disc diffusion. Hasil yang

didapatkan pada penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini karena

dipengaruhi oleh perbedaan jenis bawang putih yang diuji, media

pertumbuhan bakteri, konsentrasi ekstrak yang diuji, dan pelarut yang

digunakan dalam ekstrak.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan selama proses

penelitian, yaitu:

1. Pada penelitian ini tidak menggunakan konsentrasi ekstrak bawang putih

50%.

2. Tidak diukurnya jumlah kadar bahan aktif pada ekstrak bawang putih yang

digunakan pada penelitian.

3. Bakteri Streptococcus mutans yang digunakan pada penelitian ini tidak

diketahui secara spesifik strainnya.

Page 40: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

26

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Pada penelitian ini, berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik

dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Ekstrak bawang putih (Allium sativum) dengan metode disc diffusion dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan zona

hambat rata-rata konsentrasi 25% sebesar 8,33 mm, konsentrasi 75%

sebesar 10 mm, dan konsentrasi 100% sebesar 12 mm.

2. Efektivitas ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap Streptococcus

mutans tergolong respon lemah.

3. Hasil uji statistik berupa uji Kruskall-Wallis dan uji Mann-Whitney

menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih memiliki pengaruh dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan konsentrasi

100% ekstrak bawang putih lebih efektif dibandingkan konsentrasi

lainnya.

5.2 Saran

Setelah dilakukannya penelitian ini, maka disarankan untuk penelitian

selanjutnya :

1. Dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri

bawang putih terhadap bakteri patogen lainnya.

2. Dapat melakukan penelitian mengenai bahan aktif bawang putih yang

secara spesifik memiliki aktivitas antibakteri.

3. Dapat melakukan penelitian dengan uji aktivitas antibakteri bawang putih

terhadap Streptococcus mutans secara in-vivo.

Page 41: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

27

DAFTAR PUSTAKA

1. Safithri. Aktivitas antibakteri bawang putih (Allium sativum) terhadap bakteri

mastitis subklinis secara in vitro dan in vivo pada ambing tikus putih (Rattus

novergicus) [tesis]. Bogor : Sekolah pascasarjana IPB ; 2004

2. Tsao SM, Yin MC. In vitro antimicrobial activity of four diallyl sulphides

occurring naturally in garlic and Chinese leek oil. J Med Microbiol. 2001;

50: 646 – 649.

3. Borhan-Mojabi K, Shari_ M, Karagah T, Karimi H. Efficacy of Different

Concentrations of Garlic Extract in Reduction of Oral Salivary

Microorganisms. Arch Iran Med. 2012; 15(2): 99 - 101.

4.

Calvin, Joshua. Daya Antimikroba infusium kismis terhadap Pertumbuhan

Streptococcus mutans in vitro [skripsi]. Jakarta : FKG UI; 2008.

5.

Balitbangkes. Laporan SKRT 2004. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia; 2005.

6. Fani, M., Kohanteb, J., Dayaghi, M., Inhibitory activity of garlic (Allium

sativum) extract on multidrug-resistant Streptococcus mutans. J Indian Soc

Pedod Prevent Dent; 2007.

7. Butt M.S., Sultan M.T,.et al. Garlic: nature’s protection against

physiological threats. Critical reviews in food science and nutrition. 2009:

49:6: 538-551.

8. Meyers, Michelle. Garlic: an herb society of America guide. The herb society

of America. 2006.

9. Cobas A., Soria A., Martinez M.,and Villamiel, M. A comprehensive survey

of garlic functionally. Nova Science Publishhers,Inc. 2010: 1-60.

10. Longo, Fauci, et al. Harrison’s principles of internal medicine. 18th

ed. USA:

Mc Graw-Hill. 2012.

11. Lamont, R.J., Jenkinson H.F. 2010. Oral microbiology at a glance. USA:

Wiley-Blackwell.

12. Berkowitz RJ. Mutans streptococci: Acquisition and transmission. Pediatr

Dent 2006;28(2):106-9.

13. Beena Antony, et al. Semiquantitation and characterization of streptococcus

mutans from patients under going orthodontic treatment. J. Biosci Tech, Vol

1 (2).2010. 59-63.

Page 42: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

28

14. Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 3rd

ed. USA: Churchill

Livingstone Elsevier; 2006.

15. Central for Disease Control and Prevention. Public Health Image Library.

(cited 23 Agustus 2013). Available from : URL :

http://phil.cdc.gov/phil/details.asp?pid=1043

16. Smith DJ. Caries vaccines for the twenty-first century. Journal of Dental

Education 2003; 67(10): 1130–7.

17. Idone V, Brendtro S, Gillespie R, Kocaj S, Peterson E, Rendi M, Warren W,

Michalek S, Krastel K, Cvitkovitch D, Spatafora G. Effect on orphan respon

regulator on Streptococcus sucrose-dependent adherence and cariogenesis.

Infect Immune 2003; 8(71): 4351–60.

18. Martin A. Taubman & David A. Nash. The scientific and public-helath

imperative for a vaccine against dental caries. Nature Reviews Immunology

6: 2006:555-563.

19. Brooks GF, Butel JS, Carroll KC, Morse SA. Jawetz, Melnick, & Adelberg's

Medical Microbiology. 24th

Ed. USA : Mc Graw Hill. 2007 ; 224 – 7.

20. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

2007.

21. V. O. Agbor, L. Ma’ori1 dan S. O. Opajobi1. Bacterial Resistance to

Cephalosporins in Clinical Isolates in Jos University Teaching Hospital

(JUTH). New York Science Journal 2011;4(9):46-55.

22. Ahmad, Iqbal, et al. Modern Phytomedicine: turning medical plants into

drugs. German: Wiley-VCH. 2006.

23. Greenwood. Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial and

Chemotheraphy. USA : Mc Graw Hill Company. 1995.

24. Jorgensen, James H and Ferraro, Mary J. Antimicrobial Susceptibility

Testing: A Review of General Principles and Contemporary Practices.

Infectious Diseases Society of America; 2009.

25. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Salemba Medika; 2009.

Page 43: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

29

LAMPIRAN 1

(Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan)

Page 44: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

30

LAMPIRAN 2

(Surat Hasil Determinasi Tumbuhan)

Page 45: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

31

LAMPIRAN 3

(Data Hasil Uji Statistik)

1. Normalitas Data Seluruh Cakram Uji

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

zona hambat .293 15 .001 .791 15 .003

2. Varians Data Seluruh Cakram Uji

Test of Homogeneity of Variances

zona hambat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.273 4 10 .058

3. Uji Kruskal Wallis

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank

zona hambat K(+) 3 14.00

konsentrasi 100% 3 11.00

konsentrasi 75% 3 8.00

konsentrai 25% 3 5.00

K(-) 3 2.00

Total 15

Test Statisticsa,b

zona hambat

Chi-Square 13.745

Df 4

Asymp. Sig. .008

Page 46: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

32

4. Uji Mann-Whitney

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat konsentrasi 100% 3 5.00 15.00

konsentrasi 75% 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.087

Asymp. Sig. (2-tailed) .037

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat konsentrasi 100% 3 5.00 15.00

konsentrai 25% 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Page 47: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

33

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat konsentrasi 75% 3 5.00 15.00

konsentrai 25% 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .034

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat K(+) 3 5.00 15.00

konsentrasi 100% 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Page 48: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

34

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat konsentrasi 100% 3 5.00 15.00

K(-) 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.087

Asymp. Sig. (2-tailed) .037

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat K(+) 3 5.00 15.00

konsentrasi 75% 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .034

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Ranks

konsentrasi ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat konsentrasi 75% 3 5.00 15.00

K(-) 3 2.00 6.00

Total 6

Page 49: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

35

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.236

Asymp. Sig. (2-tailed) .025

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Ranks

konsentrasi

ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat K(+) 3 5.00 15.00

konsentrai 25% 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.023

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Ranks

konsentrasi

ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat konsentrai 25% 3 5.00 15.00

K(-) 3 2.00 6.00

Total 6

Page 50: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

36

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .034

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Ranks

konsentrasi

ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

zona hambat K(+) 3 5.00 15.00

K(-) 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

zona hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .034

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

Page 51: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

37

LAMPIRAN 4

(Alat dan Bahan Penelitian)

inkubator autoclave

vortex laminar air flow

Page 52: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

38

LAMPIRAN 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rina Karina

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Februari 1992

Alamat : Jl. Rambutan IV no. 41 Perum Pesona Kutabaru

Pasar Kemis Tangerang

Email : [email protected]

No.Telpon : 085691303338

Riwayat Pendidikan

1996 - 1997 : TK Anggrek Tangerang

1997 - 1998 : SD Negeri 1 Tangerang

1998 - 1999 : SD Negeri Wamena, Irian Jaya

1999 - 2000 : SD Negeri Bhayangkara Jayapura, Irian Jaya

2000 - 2001 : SD Negeri Bekasi Jaya 6

2001 - 2004 : SD Negeri Sukatani 6 Cimanggis Depok

2004 - 2007 : SMP Negeri 2 Tangerang

2007 - 2010 : SMA Negeri 1 Tangerang

2010 - sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 53: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

1

Page 54: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

27

Page 55: PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26406... · 2015-03-27 · dan tergolong bakteri Gram positif (+). Streptococcus

28