neurotrauma
DESCRIPTION
penanganan cedera kepalaTRANSCRIPT
Penanganan cedera kepala
Pemeriksaan klinis pada pasien cedera kepala secara umum meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan radiologis
anamnesis informasi penting yang harus ditanyakan adalah mekanisme trauma
Pada pemeriksaan fisik secara lengkap dapat dilakukan bersamaan dengan
secondary survey. Pemeriksaan meliputi tanda vital dan sistem organ. Penilaian GCS
awal saat penderita datang ke rumah sakit sangat penting untuk menilai derajat
kegawatan cedera kepala.
Pemeriksaan neurologis, selain pemeriksaan GCS, perlu dilakukan lebih dalam,
mencakup pemeriksaan fungsi batang otak, saraf kranial, fungsi motorik, fungsi
sensorik, dan refleks refleks.
Pemeriksaan radiologis yang paling sering dan mudah dilakukan adalah rontgen
kepala yang dilakukan dalam dua posisi, yaitu anteroposterior dan lateral. Idealnya
penderita cedera kepala diperiksa dengan CT Scan, terutama bila dijumpai adanya
kehilangan kesadaran yang cukup bermakna, amnesia, atau sakit kepala hebat.
Pemeriksaan fisik
Prinsip penanganan awal pada pasien cedera kepala meliputi :
survei primer resusitasi survey sekunder terapi definitif
1. survei primer airway, breathing, circulation, disability, dan exposure
2. Penatalaksanaan resusitasi
a. i) oksigen ; untuk meningkatkan PO2
b. ii) cairan intravena : 2 jalur perifer, cairan kristaloid ( nacl0.9%, atau RL )
3. secondary survey
pemeriksaan menyeluruh hujung kepala sampai hujung kaki , AMPLE
pemeriksaan neurologis yang lengkap ; GCS, pupil, nervus cranialis,
motoric, sensorik, otonom
Contoh Kasus:
Tn. A, 37 tahun dibawa ke UGD Rs. Raden Mataher setelah mengalami kecelakaan lalulintas
saat mengendarai motornya. Lokasi kejadian berjarak 2 jam dari IGD. Tn. A tidak memakai
helm saat dibawa dan Tn. A sempat pingsan > 15 menit ketika sadar ia kembali mengeluh
kekepalanya terasa sakit dan muntah sebanyak 3 kali. Saat dilakukan periksaan fisik
ditemukan Tn.A membuka mata saat dirangsang nyeri dan menunjukkan fleksi abnormal
pada sisi kanan dan tidak dapat digerakkan pada sisi kiri.
TD: 80/50 mmHg, pernafasan: cheynes stokes, Nadi: 52x/menit, T : 37,8 C tampak jejas
dengan ukuran 5x10cm pada parietal kanan. Pupil mengalami dilatasi ipsilateral dan refleks
cahaya pada kedua pupil menurun. Respon verbal hanya berupa erangan. Apa yang terjadi
pada pasien ini?
TATALAKSANA KASUS INI:
Prinsip: sesuai algoritme tatalaksana cedera kepala berat
1. PRIMARY SURVEY
Lakukan ABCDE;
a. Airway bebaskan jalan nafas, dan pasang collar neck
b. Breathing berikan oksigen ventilasi 100%, bila perlu lakukan endotrakeal dini
c. Sirkulasi berikan RL 2 kolf
d. Disability penilaian ulang GCS dan refleks pupil
e. Eksposure pemeriksaan secara umum, dan cegah hipotermi
2. SECONDARY SURVEY
Riwayat AMPLE
a. berikan manitol 20% 5 kolf
b. berikan Fenitoin 1 ampul (1gram)
c. Nilai Ventilasi
d. Pasang Kateter Folley
e. Reevaluasi neurologis: GCS
Respon buka mata
Respon motoric
Respon verbal
Refleks cahaya pupil
3. Tes Diagnostik (sesuai urutan)
• CT Scan
• Ventrikulografi udara
• Angiogram
4. RUJUK
Spesialis Bedah Syaraf cito.