neuropsikologi · pdf fileneuropsikologi a’ y disusun untuk memenuhi salah satu tugas...
TRANSCRIPT
NEUROPSIKOLOGI
ANTON’S SYNDROME
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Neuropsikologi Semester VII
Kelompok 9
Anggota:
Vania Diva 190110080070
Annisa Fernanda V. 190110080071
Ienez Prameswari 190110080073
Adinda Intan P. 190110080075
Yovi Putri Andari 190110080089
Nanda Astrid M. 190110080091
Dwita Saraswati S. 190110080092
Ashri Aliefah M. 190110080093
Yoga Adi Prabowo 190110080095
Pratita Lilatia 190110080096
Andina Ayu Amania 190110080118
Adityo Rahmanto 190110080123
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Otak merupakan pusat yang mengatur seluruh aktifitas tubuh manusia. Otak mengatur
dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak
jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung
jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Otak merupakan bagian tubuh
manusia yang memiliki struktur yang luar biasa yang membuat kita dapat memahami dunia.
Salah satu fungsi otak yang penting berhubungan dengan penglihatan, yang diproses
dalam bagian otak yang bernama lobus occipital pada lobus ini terdapat occipital cortex memiliki
fungsi untuk menangkap informasi visual seperti warna, orientasi, dan pergerakan.
Kerusakan pada occipital lobe ini dapat menyebabkan seseorang mengalami cortical
blindness, dimana seseorang memiliki indera penglihatan yang normal tetapi karena adanya
kerusakan pada bagian occipital cortex menyebabkan mereka mengalami gangguan penglihatan
dan sebagian dari orang yang mengalami gangguan ini hanya mengetahui sedikit atau tidak
mengetahui sama sekali bahwa mereka mengalami gangguan penglihatan. Fenomena tersebut
dinamakan Anton’s Syndrome atau Anton’s Babinski Syndrome.
Seseorang harus mampu memaknakan informasi visual yang didapatkan dari
lingkungannya agar dapat berhubungan aktif dengan lingkungan sekitarnya. Apabila fungsi
tersebut terganggu tentunya akan memberi dampak yang sangat besar pada kehidupan seseorang.
Oleh karena itu penyakit ini harus segera dikenali dan ditangani agar tidak semakin memberi
dampak negative pada seseorang. Bagaimana seseorang bisa mengalami Anton’s Syndrome akan
dijelaskan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
BAB II
ISI MATERI
BRAIN
Otak manusia terdiri dari empat bagian, di antaranya adalah frontal lobe, parietal lobe,
temporal lobe, dan occipital lobe, seperti yang bterlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1
Fungsi bagian-bagian otak 1
Setiap bagian dari otak memiliki fungsi masing-masing, di antaranya yaitu:
Frontal lobe, fungsi eksekutif untuk berpikir, merencanaka, mengorganisasi dan pemecahan
masalah, emosi dan pengontrolan perilaku, serta kepribadian
Parietal lobe, fungsi persepsi, pemaknaan terhadap dunia, aritmetik, dan pengejaan
Temporal lobe, fungsi memori, pemahaman, dan bahasa
Occipital lobe, fungsi penglihatan
Secara fungsional, bagian-bagian dari otak ini saling berhubungan, sehingga jika salah satu bagian
otak mengalami gangguan, maka akan mempengaruhi fungsi otak lainnya.
1 http://serendip.brynmawr.edu/exchange/brains/definitions/def-occlobe diakses pada 30 November 2011,
pukul 21:21
OCCIPITAL LOBE
Occipital Lobe (lobus oksipital) adalah bagian terkecil dari empat pasangan lobus dalam
korteks otak manusia. Lobus ini terletak di bagian paling belakang tengkorak. Occipital lobe
merupakan pusat pemrosesan visual dari otak yang berisi sebagian besar wilayah anatomi visual
cortex. Di dalam occipital lobe terdapat korteks visual primer yang merupakan fungsi terpenting
yang menyangkut aspek penglihatan.
Proses penglihatan terjadi berasal dari stimulus yang datang dari retina, kemudian dibawa
oleh saraf penglihatan kepada thalamus dan menuju ke occipital lobe. Setelah informasi visual
diproses di occipital lobe, kemudian diteruskan ke bagian parietal, yang mengkombinasi dan
mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, sehingga seseorang memiliki pemaknaan visual
dan visuospatial terhadap stimulus yang dilihat.
Jika terdapat gangguan pada occipital lobe, maka otak gagal mengirimkan sinyal dari
stimulus, sehingga proses terputus hanya sampai fungsi penglihatan, tidak sampai diteruskan pada
fungsi persepsi pada parietal. Akibatnya seseorang hanya mampu menangkap cahaya atas stimulus
yang dilihat tanpa mampu memaknakan stimulus tersebut. Salah satu gangguan occipital lobe
adalah anton’s syndrome.
ANTON SYNDROME
Salah satu contoh adanya persepsi tanpa adanya kesadaran (awareness) ditemukan dalam suatu
gangguan yang disebut “blindsight”. Pasien dengan gangguan ini tidak sepenuhnya sadar
(consciously aware) dengan stimulus yang ditampilkan tapi mampu memperoses informasi
perseptual dalam tingkat dasar, contohnya bentuk geometris dan gerak. Jika blindsight terjadi
ketika pasien dapat menerima suatu objek tanpa conscious awareness terhadap objek tersebut
maka hal itu terjadi dalam kasus yang disebut Anton’s Syndrome.
Anton’s syndrome merupakan sebuah kondisi dimana seseorang tidak mampu menyadari bahwa
dirinya mengalami cortical blindness dan menyangkal mengenai kondisi yang mereka alami.
Penyebab Anton’s Syndrome
Anton’s syndrome disebabkan oleh kerusakan pada lobus oksipital yang memanjang
dari korteks visual primer ke korteks asosiasi visual. Hal ini umumnya terjadi karena struk
pada otak dimana adanya penyumbatan pada serebrovascular yang menyebabkan tidak
mengalirnya darah ke bagian otak.
Anton’s syndrome ini merupakan cortical blindness dimana seseorang kehilangan
sebagian atau keseluruhan penglihatannya meskipun sebenarnya fungsi penglihatannya
normal. Hal ini disebakan karena adanya kerusakan pada area visual di otak yaitu pada occipital
cortex. Kerusakan ini biasanya disebabkan karena kehilangan aliran darah yang berasal dari
posterior cerebral artery, baik yang unilateral atau bilateral, biasanya disebut ischemic stroke,
akibatnya tidak tehubung pada fungsi persepsi pada bagian parietal. Pasien dengan cortical
blindness ini biasanya hanya mengetahui sedikit atau bahkan tidak mengetahui sama sekali
bahwa mereka telah mengalami gangguan penglihatan.
Symptom Anton’s Syndrome
Seseorang yang mengalami Anton’s syndrome memiliki beberapa gejala sebagai berikut:
Kehilangan sebagian atau keseluruhan penglihatan (Partial or complete vision loss)
Penolakan atas kecacatan penglihatan (Denial of vision impairment)
Membuat alasan untuk penglihatan yang buruk (Makes excuses for poor vision)
Penolakan terhadap kebutaan (Denial of blindness)
Contoh Penderita Anton’s Syndrome
Biasanya pasien dengan gangguan ini sering kali menyangkal kebutaan yang mereka alami
meskipun hasil tes menunjukkan sebaliknya. Pasien beranggapan bahwa apa yang mereka
bayangkan adalah apa yang mereka lihat. Pasien mengungkapkan bahwa penglihatannya hanya
“unreliable”. Dia mengatakan bahwa terkadang benda-denda di sekelilingnya terlihat dengan
sangat jelas tapi kemudian menghilang beberapa menit kemudian. Terkadang pasien mencoba
untuk meraih atau menjangkau suatu objek, misalnya cangkir, hanya untuk memastikan bahwa
benda tersebut tidak berada di tempat yang ia perkirakan (Goldenberg et al, 1995, p 1374).
Suatu penelitian pernah dicoba dilakukan dimana dibuat suatu bunyi yang berhubungan
dengan suatu objek, misalnya bunyi gemericik kunci, gunting yang dibuka dan ditutup, atau
memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba menyentuh objek kemudian menaruhnya di
tempat yang berada di luar jangakauan pandangannya kemudian menanyakan apakah pasien
dapat melihat benda tersebut. Tanpa stimulus auditori atau sentuhan ini, pasien mengatakan
bahwa ia tidak dapat melihat apapun tapi ia akan berkata melihat suatu benda dengan stimulus
yang diberikan.
Apabila kita meminta mereka untuk menjelaskan apa yang mereka lihat maka mereka
tidak dapat memaknakan apa yang mereka lihat, sehingga mereka tampak seperti mengarang
sebuah scenario visual. Mereka bukanlah berbohong, hal tersebut terjadi karena mereka tidak
dapat memahami apa yang terjadi pada dirinya dan lingkungannya, dalam hal ini anosognosia.
Treatment Anton’s Syndrome
Treatment untuk Anton’s Syndrome (cortical blindness) sangat mungkin dilakukan
secara efektif, salah satunya dengan cara occupational therapy. Akan tetapi hal ini tergantung
pada tingkat kerusakan pada otak dan penyebab yang mendasarinya. Apabila individu
mengalami occipital lobe infraction setelah penyumbatan cerebrovascular akan sulit untuk
mengalami pemulihan secara sempurna. Managemen yang tepat untuk kondisi ini adalah
dengan cara fokus terhadap penanganan rehabilitasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andrewes, David G., 2011, Neuropsychology: from theory to practice, United States: PsychologyPress
Ltd.
“Macdonald Critchley, "Modes of reaction to central blindness", in Critchley, 1979, p. 156”,
http://en.wikipedia.org/wiki/Anton%E2%80%93Babinski_syndrome diakses pada tanggal 30
November 2011.
“Dictionary of Eye Terminology”. http://en.wikipedia.org/wiki/Cortical_blindness diakses pada
tanggal 30 November 2011.
http://serendip.brynmawr.edu/exchange/brains/definitions/def-occlobe diakses pada tanggal 30
November 2011
http://books.google.co.id/books?id=8qywq48-
sl8C&pg=PA148&lpg=PA148&dq=the+cause+of+anton+syndrome&source=bl&ots=ZnHbFt6wjJ&si
g=MkltdLlQNHpkshmdrhAiJeerkrM&hl=id&ei=C1mMToXBA6-
aiAf4sszdAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CFcQ6AEwBg#v=onepage&q=the
%20cause%20of%20anton%20syndrome&f=true diakses pada tanggal 5 oktober 2011
http://stroke.about.com/od/unwantedeffectsofstroke/f/Anton.htm diakses pada tanggal 5 oktober
2011
http://www.rightdiagnosis.com/a/antons_syndrome/symptoms.htm diakses pada tanggal 5
oktober 2011
http://www.associatedcontent.com/article/33072/cortical_blindness_and_its_treatment.html?cat=
5 diakses pada tanggal 6 oktober 2011
http://www.babyloveproducts.com/merry/corticalblindness.html diakses pada tanggal 5 oktober
2011
http://www.jmedicalcasereports.com/content/3/1/9028 diakses pada tanggal 6 oktober 2011