status psikiatri diva - copy

28
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juni 1985 Usia : 30 tahun Agama : Islam Alamat : Jakarta Suku Bangsa : Betawi Pendidikan : SMP tidak tamat Status pernikahan : Duda Pekerjaan : Tidak bekerja Tanggal masuk RSIJ : 28 April 2015 Riwayat Perawatan : P RS Duren sawit 6 bulan yang lalu : II. RIWAYAT PSIKIATRI Berdasarkan Autoanamnesis : diambil tanggal 4 Mei, 5 Mei 2015 Alloanamnesis : diambil tanggal 4 Mei ,5 Mei 2015 Rekam medis : diambil tanggal 28 April 2015 1. Keluhan Utama : 1

Upload: firdhatriasnawas

Post on 17-Sep-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skizofrenia Paranoid

TRANSCRIPT

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN Nama: Tn. A Jenis Kelamin: Laki-laki Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 16 Juni 1985 Usia: 30 tahun Agama : Islam Alamat: Jakarta Suku Bangsa: Betawi Pendidikan : SMP tidak tamat Status pernikahan: Duda Pekerjaan: Tidak bekerja Tanggal masuk RSIJ: 28 April 2015 Riwayat Perawatan : Pernah dirawat di RS Duren sawit 6 bulan yang lalu

:II. RIWAYAT PSIKIATRIBerdasarkanAutoanamnesis: diambil tanggal 4 Mei, 5 Mei 2015Alloanamnesis: diambil tanggal 4 Mei ,5 Mei 2015Rekam medis: diambil tanggal 28 April 2015

1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan marah-marah tanpa sebab sampai mengganggu orang lain sejak 1 minggu smrs.

2. Riwayat Gangguan SekarangPasien diantar oleh keluarganya ke RS. Jiwa Islam Klender pada tanggal 28 April 2015 dalam keadaan tenang. Sejak 3 bulan yang lalu pasien menunjukkan perubahan perilaku, tetapi tidak ada gangguan pola tidu. Pasien suka marah dan merusak barang barang dirumah. Menurut pasien ketika dia marah, dia ingin melampiaskan kemarahannya agar emosinya bisa keluar, namun setelah dia marah dan merusak barang, perasaannya tetap tidak puas. Menurut keluarga pasien, pasien marah secara tiba-tiba dan tidak diketahui penyebab kemarahannya.Pasien pernah mendengar suara atau bisikan-bisikan seperti orang mengobrol,pasien tidak pernah mengenal suara itu. Entah suara laki-laki atau perempuan ataupun dari orang-orang yang pernah pasien kenal. Suara atau bisikan-bisikan itu hampir setiap hari didengar pasien dan perasaan pasien menjadi cemas karena bisikan-bisikan itu terus ada terdengar ditelingga pasien. Namun seiring perjalanan waktu,pasien mulai menghiraukan bisikan-bisikan yang terdengar dari dalam dirinya. Pasien seringkali melihat wajah dan bayangan anak istrinya saat melihat orang lain. Hal itu mengganggu pikirannya, namun pasien hanya memberitahukan bahwa ia melihat hal tersebut kepada orang-orang terdekatnya saja. Selama ini, pasien merasakan seperti ada seseorang yang mengikuti atau bahkan seperti mengancam ingin membunuh pasien. Selain itu, pasien merasa seperti ada seseorang yang mengontrolnya. Ini terungkap ketika pasien sedang berada di luar rumah dan ingin kembali pulang, ketika separuh jalan pulang pasien kembali ke tempat semula karena seperti ada yang mengontrol dan menyuruhnya kembali ke tempat awal. Saat menonton TV, keluarga pasien mengungkapkan bahwa pembawa acara mengejek, menertawakan serta mengajak pasien mengobrol, dan pasien juga merasapikirannya bisa dibaca ataupun dikendalikan oleh orang lain. Keluarga pasien mengatakan tidak ada pemicu kemarahan pasien yang berasal dari keluarga, semua permintaan pasien selalu dituruti. Pasien juga diberi kebebasan untuk tetap berkumpul kepada teman-temannya dan melakukan berbagai aktivitas. Menurut pasien, tidak ada masalah dengan keluarganya. Satu minggu yang lalu, pasien bertengkar dengan rekan-rekan pasien yang berujung pada ancaman membunuh. Pasien juga semakin sering mengganggu orang-orang di rumah, memecahkan barang, dan berbicara serta tertawa-tawa sendiri tanpa sebab. Oleh sebab itu, keluarga tidak kuat dan membawa pasien ke RS Islam Jiwa Klender.

3. Riwayat Gangguan Sebelumnyaa. Riwayat PsikiatriSaat kecil, pasien adalah anak yang aktif namun tidak banyak berbicara, santun, dan agamis. Namun, pasien berubah sejak putus sekoah. Pasien mulai mengenal rokok pada usia 14 tahun, kemudian mencoba alkohol pada usia 17 tahun. Pasien menikah saat usianya menginjak 28 tahun dengan seorang gadis yang berasal dari kampong yang sama. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Keadaan berubah sejak pasien semakin larut dalam kesenangannya dengan rokok, alkohol dan berkumpul bersama teman-temannya. Tuntutan ekonomi yang tinggi membuat pasien stress dan cepat marah. Sampai akhirnya istri pasien meminta cerai pada tahun 2014. Hal ini membuat pasien semakin frustasi dan semakin mudah marah. Ia mulai berbicara sendiri dan mendengar suara-suara serta seringkali merasa ada yang berusaha membunuhnya. Sampai akhirnya pada akhir tahun 2014, pasien dirawat di Rumah Sakit Duren Sawit karena kemarahan yang sudah tidak terkontrol sampai menghancurkan barang-barang dan mengganggu sekitarnya. Pasien dirawat selama 1 minggu, kemudian berobat jalan. Awalnya, pasien rajin kontrol ke Rumah Sakit dan minum obat teratur. Namun, karena harus mencukupi nafkah, lebih memilih bekerja dan mulai tidak teratur minum obat . Pihak keluarga juga tidak dapat ke Rumah Sakit karena harus bekerja. Obat yang diberikan dari RS Duren Sawit ialah Chlorpromazin 1X100 mg/ hari, Haloperidol 1X1,5 mg / hari, serta Vitamin B comp 3X1 tab. Sejak 3 bulan terakhir, pasien kembali sering marah tanpa sebab, mendengar suara-suara yang mengancamnya, merasa seperti ada yang berencana mencelakakan dirinya, sampai melihat bayangan istrinya. Pada akhirnya, pasien dibawa ke RS Jiwa Islam Klender pada tanggal 28 April 2015.

b. Gangguan MedikPasien tidak memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak pernah mempunyai riwayat kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit berat hingga membutuhkan perawatan Rumah Sakit, dan tidak ada riwayat trauma kepala sebelumnya.

c. Gangguan Zat PsikoaktifPasien mulai merokok setelah keluar dari sekolah, saat usia 14 tahun. Beberapa tahun setelahnya, pasien mulai mencoba minum-minuman keras yang semakin lama semakin sering dan semakin banyak jumlah yang dikonsumsinya. Namun, pasien tidak pernah memakai obat-obatan terlarang.

4. Riwayat Pribadi Sebelum Sakita. Riwayat Prenatal dan perinatalMenurut kakak pasien, selama kehamilan ibu pasien dalam sehat, tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis. Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan di lahirkan secara normal dibantu oleh bidan di dekat rumah. Pada saat lahir bayi langsung menangis.Pasien merupakan anak yang dikehendaki orang tuanya.Tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit lainnya yang bermakna. Tidak ada kecelakaan yang bermakna, riwayat operasi tidak ada.

b. Masa Kanak kanak dini / awal (0 - 3tahun)Pasien diasuh oleh ibu kandungnya dan diberikan ASI hingga usia 2 tahun. Mendapat perhatian penuh dari ibunya yang merawat dirinya.selama bayi pasien tidak mengalami sakit yang serius ataupun trauma. Pasien mulai dapat berjalan pada usia 1 tahun. Riwayat imunisasi kurang diketahui kakak pasien.

c. Masa kanak kanak Pertengahan ( 3 7 tahun )Pasien mudah bergaul dengan teman disekitar rumahnya, pasien senang bermain dan penurut terhadap perintah dari orang tuanya. Pasien tumbuh dan kembang sesuai dengan anak seusianya. Perkembangan fisik pasien sama dengan anak sebayanya. Pasien masuk taman kanak-kanak usia 6 tahun. Pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk dan tidak memiliki ketakutan terhadap sesuatu. Pasien dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan cukup baik, dengan terus naik kelas. Pasien cenderung tidak terlalu banyak berkawan dan lebih senang langsung pulang ke rumah saat selesai pulang sekolah.

d. Masa Kanak Akhir ( 7 11 tahun ) Pada saat duduk di bangku sekolah dasar pasien mengaku prestasinya biasa saja. Namun pasien tidak pernah tinggal kelas. Tidak ada gangguan dalam membaca maupun menulis. Pasien mulai memiliki banyak teman sejak kelas 2 SD. Saat SD pasien gemar bermain bersama teman temannya, namun pasien bukan termasuk pemimpin dikelompok temannya. Pasien mulai masuk Taman Pendidikan Al-Quran saat usia 8 tahun. Pasien termasuk anak yang cukup rajin beribadah saat itu. e. Masa Remaja ( 11 17 tahun ) Hubungan SosialSetelah itu pasien meneruskan ketingkat sekolah menengah pertama. Karena keadaan ekonomi keluarga pasien yang serba kekurangan, akhirnya pasien berhenti sekolah saat naik ke kelas 3 SMP. Sejak saat itu, pasien tidak pernah lagi bergaul dengan teman-teman satu sekolahnya, melainkan dengan anak-anak putus sekolah lain dan mulai untuk bekerja membantu orang tua. Selain membantu orang tua dalam pekerjaan rumah, kadang-kadang pasien mengamen untuk menyambung hidup bersama teman-temannya yang lain. Pasien juga mulai merokok saat usia 14 tahun. Pasien mulai mengenal minum-minuman keras saat usia 15 thaun setelah diperkenalkan oleh teman-temannya. Semakin lama, semakin sering ia mengonsumsi rokok dan minum-minuman keras. Pasien makan tidak teratur. Pasien mulai tidak rajin beribadah seperti sedia kala. Pasien sering bangun siang, bekerja seharian, hingga pulang larut malam. Hubungan keluarga menjadi semakin menjauh karena pasien yang lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah. Pasien jarang berkomunikasi dengan kedua orang tua pasien. Pasien juga tidak terlalu terbuka atas setiap permasalahan yang terjadi dengan dirinya. Biasanya pasien jika memiliki masalah, hanya diam saja. Pasien lebih suka melampiaskannya dengan berkumpul dengan teman-temannya sambil merokok dan minum-minuman keras. Perkembangan motorik dan kognitifDalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya, tidak tampak adanya gangguan dalam perkembangannya. Dan dalam perkembangan kognitifnya tidak terlihat adanya gangguan, pasien tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

Gangguan emosi dan fisikPasien termasuk orang yang patuh terhadap orang tuanya, tidak pernah berkelahi disekolah. Namun, pasien termasuk anak yang pendiam jika ada masalah, ia hanya mengungkapkannya bila ditanya dan sering kali meluap-luap, menyalahkan selain dirinya. Pasien merasa sudah melakukan hal yang benar, selalu memiliki alasan dalam setiap tindakannya.

Riwayat pendidikanPasien bersekolah sampai jenjang SMP tidak tamat. Saat ditanyakan dengan pasien, pasien tidak memiliki masalah atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan guru maupun teman disekolah. Pasien juga tidak memiliki kesulitan dalam proses belajar.

Riwayat psikoseksualPasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual, pasien mengetahui tentang seks dengan cara mencari tahu sendiri, keluarga tidak memberikan pengetahuan tentang seks. Pasien pertama kali merasakan pengalaman seks dengan pasangan lain jenis saat usia 28 tahun setelah resmi menikah. Pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual selain dengan pasangannya, maupun sesama jenis.

f. Masa Dewasa Riwayat PekerjaanPasien bekerja sebagai pengamen jalanan sejak keluar dari sekolah, usia 14 tahun. Kadang-kadang pasien bekerja sebagai pemulung, mengumpulkan barang-barang bekas. Saat telah beranjak semakin dewasa, pasien bekerja sebagai tukang ojek.

Riwayat pernikahanSaat tahun 2013 pasien menikah dengan seorang wanita yang dikenalnya lewat seorang teman. Pasien menikah dengan istrinya pasien tidak dalam kondisi keterpaksaan. Tetapi pernikahan hanya bertahan 1 tahun, hal ini terjadi karena istri pasien meminta cerai Pasien merasa alasan mantan istri pasien meinta cerai ialah karena ia selama ini masih dekat dengran mantan pacara pasien dan ingin kembali kepadanya. Dari pernikahan dengan istrinya pasien dikaruniai seorang anak laki laki berusia kurang lebih 2 tahun.

Riwayat keagamaanPasien mengaku beragama Islam. Pasien tumbuh dalam lingkungan beragama Islam, sejak kecil pasien sudah diajarkan agama oleh kedua orangtuanya dan pasien tahu menjalankan perintah agama. Saat kecil, pasien rajin mengikuti kegiatan ibadah, namun ketika dewasa, pasien enggan menjalankan ibadah karena malas dan kesibukannya bersama teman-teman yang juga tidak pernah menjalankan ibadah.

g. Riwayat aktivitas sosialAwalnya, pasien adalah anak yang pendiam. Namun semakin dewasa, pasien gemar berkumpul bersama teman-temannya yang lain. Ia mengaku senang berkumpul karena dapat melepaskan kelelahan dan kebosanannya setelah bekerja seharian. Ia mengaku tidak merasa menjadi pemimpin dalam berkelompok. Terkadang ada pertengkaran diantara kelompok, namun pasien merasa bukan ia penyebabnya karena ia hanya mempertahankan pendapatnya yang menurutnya benar.

h. Riwayat hukumPasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.

i. Riwayat KeluargaPasien adalah anak 3 dari 5 bersaudara. Dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami gejala yang sama dengan pasien, baik dari pihak ibu maupun pihak ayah.

SKEMA KELUARGA

= laki laki = perempuan = pasien

j. Riwayat kehidupan sekarang Pasien saat ini tinggal bersama kakak kandung pasien. Anak dan istrinya hampir tidak pernah mengunjunginya karena sudah pindah ke tempat lain yang cukup jauh. Pasien mencukupi kebutuhannya dari kakaknya yang bekerja sebagai wiraswasta. Hubungan dengan keluarga kandung baik-baik saja. Saat ini pasien memiliki keinginan kuat untuk naik haji dan kembali berkumpul bersama anak dan istrinya.

III. STATUS MENTAL1. Deskripsi Umuma. Penampilan UmumPasien laki-laki 30 tahun, memiliki postur tinggi rata-rata tubuh kulit sawo matang, rambut hitam pendek, ikal, dan agak berantakan, terlihat sekitar mata hitam,. Pasien berpenampilan tampak seperti usianya, saat diwawancara pasien menggunakan pakaian kaos berwarna abu abu garis merah dengan celana pendek bermotif abri serta menggunakan sendal, kuku jari tangan dan kaki terpotong rapi, pasien terlihat tidak memperhatikan penampilan. Pasien tampak tenang, tampak acuh, dan tampak sehat.

b. Aktivitas dan Perilaku PsikomotorSelama wawancara, pasien duduk bersampingan dengan pemeriksa dengan tenang, pasien bersikap ramah dan kooperatif saat diajak wawancara, menjawab semua pertanyaan dokter muda dan menjawab dengan antusias volume suara sedang, kontak mata antara pasien dan pemeriksa baik.

c. Pembicaraan Volume: Menurun Irama: Teratur Kelancaran: Artikulasi & Intonasi jelas Kecepatan: Sedang

d. Sikap Terhadap PemeriksaKooperatif, menjawab pertanyaan dengan baik dan acuh, kontak mata baik ke arah pemeriksa, perhatian mudah teralih.

2. Keadaan Afektif Mood : Hipotim Afek : Terbatas Keserasian: Serasi3. Gangguan Persepsi a. Halusinasi : Auditorik : Ada Visual: Ada Taktil: Tidak ada Olfaktorik: Tidak ada Gustatorik: Tidak adab. Ilusi: Tidak adac. Derealisasi: Tidak adad. Depersonalisasi: Tidak Ada

4. Gangguan Pikiran1) Proses Pikira. Produktivitas: Miskin ideb. Kontinuitas Blocking: Tidak Ada Asosiasi Longgar: Tidak Ada Inkoherensi: Tidak ada Flight of idea: Tidak ada Word Salad: Tidak Ada Neologisme: Tidak Ada2) Isi Pikira. Preokupasi:Tidak ada b. Gangguan Isi pikir Waham Bizzare: Tidak Ada Waham Nihilistik: Tidak Ada Waham Somatik: Tidak Ada Waham Paranoid Waham Kejaran: Ada Waham Kebesaran: Tidak Ada Waham Rujukan: Ada Waham Dikendalikan: Tidak ada Thought of insertion: Tidak Ada Thought of broadcasting: Tidak Ada Thought of withdrawal: Tidak Ada Thought of control: Tidak Ada

5. Fungsi Kognitif dan Penginderaana. Kesadaran : Compos Mentisb. Orientasi Waktu : Baik (Pasien mengetahui waktu,hari, tanggal, bulan dan tahun sekarang) Tempat: Baik (pasien mengetahui di mana ia berada saat ini) Orang : Baik (Pasien dapat mengenali pemeriksa)c. Konsentrasi: Baik, pasien dapat dengan baik melakukan pengurangan yang diberikan pemeriksa (seven serial test.)d. Daya Ingat Jangka panjang: Baik ( mampu menceritakan kembali masa-masa sekolah saat SD - SMP ) Jangka pendek: Baik (mampu mengingat menu makan paginya) Segera: Baik (mampu mengingat nama 3 benda yang baru saja disebutkan)e. Intelegensi & Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui nama nama presiden Indonesiaf. Visuospasial berbentuk : Baik (pasien dapat menggambar dua bangunan dua dimensi yang berhimpit)g. Pemikiran abstrak: baik (pasien dapat memberikan arti dari ada udang dibalik batu)6. Daya Nilai: Penilaian Sosial : Baik (selama dirawat, pasien mudah berteman dengan pasien lain). Uji Daya Nilai: Baik (Jika pasien melihat dompet yang tertinggal di bangsal pasien akan menyimpan dompet tersebut dan mengembalikan apabila ada yang menanyakan).

7. Reality Test Ability (RTA): Terganggu, karena adanya waham8. Tilikan : Derajat II 9. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK1. Status Generalis Keadaan umum: Baik Kesadaran: Compos mentis Tanda Vital Tekanan darah: 110/80 mmHg Suhu: 360 C. Nadi : 80 x/menit regular Pernapasan: 20 x/menit2. Status Neurologi1. Gangguan rangsangan meningeal: Tidak ada2. Mata Gerakan : Baik ke segala arah Bentuk pupil: Isokor Refleks cahaya: +/+3. Motorik Tonus : Baik Turgor: Baik Kekuatan: Baik Koordinasi: Baik Refleks: Baik

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA1. Riwayat Psikiatri:a. Pasien mengamuk dan merusak barang barang yang ada dirumahnya.b. Pasien marah-marah tidak jelas, tidak mengetahui apa alasannyac. Pasien sering mengeluarkan emosi namun tidak merasa puasd. Pasien kadang merasa ada orang yang ingin menjahati tapi tidak tahu siapa.e. Pasien suka melihat bayangan istri dan anaknya.

2. Status Mental: Kesadaran: Compos mentis Mood: Hipotim Afek: Sempit Keserasian: Serasi Gangguan persepsi: Halusinasi visual Gangguan proses pikir: Tidak ada Gangguan isi pikir: Waham Paranoid RTA (Reality testing ability): Terganggu Tilikan: Derajat II Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

VI. FORMULA DIAGNOSIS1. Aksis I: Pada pasien ini ditemukan : Halusinasi Visual : Pasien pernah melihat ada bayangan hitam. Waham Kejaran : pasien merasa ketakutan pada sesuatu ketika sendirian Waham rujukan : pasien kadang merasa ada yang ingin menjahati. Riwayat Perilaku kacau (pasien mengamuk, malas, mengambil uang tanpa meminta izin dan merusak barang barang di rumah sebelum masuk RS) Periode sekarang gejala yang lebih menonjol adalah : Halusinasi Visual Waham Kejaran Waham Rujukan Gangguan pada proses pikir : miskin ide.Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan Perilaku. Maka menurut PPDGJ 3, Gangguan Mental dan Perilaku ini dapat digolongkan Gangguan Schizofrenia Paranoid sesuai dengan tabel kriteria diagnosis sebagai berikut:

Kriteria DiagnosisHasil

1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:a.Thought echo, thought insertion or thought withdrawal, thought broadcasting.b.Delusion of control, delusion of influence, delusion of pasivity, delusional perseption.c.Halusinasi auditorikd.Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap penduduk setempat dianggap tidak wajar atau mustahil.

Tidak ada

Tidak ada

Tidak AdaAda

2.) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja. Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau neologisme. Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif.

3.) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih.

4.) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi.

AdaTidak Ada

Tidak AdaAda

Terpenuhi

Ada

Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid

Kriteria DiagnosisHasil

1.) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2.) Sebagai tambahan :A. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.a.Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa pluit, mendengung, atau bunyi tawa.Terpenuhi

Ada

b.Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;c.Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.B.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.Tidak Ada

Ada

Tidak Terpenuhi

2. Aksis II: Tidak ada3. Aksis III: Tidak ada4. Aksis IV: Tidak dapat di diagnosis5. Aksis V: Saat ini GAF 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang) Merawat Diri : Pasien dapat mengurus dirinya dan menjaga kebersihan dirinya. Pekerjaan : Dalam pekerjaan, pasien kurang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sosial : Pasien kurang berinteraksi baik dengan pasien lain, bersikap acuh dengan perawat dan dokter. Memanfaatkan waktu luang : waktu luang dimanfaatkan hanya tidur.

VII. EVALUASI MULTIAKSIS Aksis I: Skizofrenia Paranoid (F20.0) Aksis II: Tidak ada Aksis III: Tidak ada Aksis IV: Tidak ada Aksis V:GAF GAF 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang).

VIII. DIAGNOSA KERJASkizofrenia Paranoid (F20.0)

IX. DAFTAR PROBLEM1. Problem organobiologik:Tidak ada2. Problem psikologik dan perilaku: Halusinasi auditorik dan ilusi Waham Paranoid dan kebesaran Susah diajak bicara, miskin ide,3. Problem Keluarga: Tidak ada

X. PROGNOSIS Ad vitam: bonam Ad functionam: ad bonam Ad sanationam: dubia ad malama. Faktor yang memperberat : Onset usia muda Tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas dalam 1 tahun terakhirb. Faktor yang memperingan : Keluarga pasien mendukung untuk sembuh

XI. RENCANA TERAPI a. Farmakoterapi Risperidon 3x2mg Chlorpromazin 1X100 mg/ hari Vitamin B complek 3X1 tab.

b. Terapi Psikososiala. Terapi Supportif Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan memperberat pikiran dengan menanggapi sebuah masalah terlalu berlebihan. Memberi dukungan pada pasien untuk meminum obat secara teratur. b. Edukasi Keluarga Memberi penjelasan kepada keluarga untuk bersama-sama membantu dan mendukung kesembuhan baik mental, jiwa, emosi, dan rohani pasien dalam kesinambungan dengan pemulihan

9