neurologi ppt
DESCRIPTION
neuro pptTRANSCRIPT
MAKALAHDIAGNOSIS - PENATALAKSANAANPERDARAHAN SUBARAKHNOID
OLEH :SRI RAHMADHANI
111001289
PEMBIMBINGDr. Dalton Silaban, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2015
BAB 1PENDAHULUAN
• Perdarahan subarakhnoid adalah terjadinya ekstravasasi darah ke dalam ruang subarakhnoid.
• Perdarahan ini kebanyakan berasal dari perdarahan arterial.
• salah satu jenis patologi stroke yang sering dijumpai pada usia dekade kelima atau keenam dengan puncak insidens pada usia sekitar 55 tahun untuk laki-laki dan 60 tahun untuk perempuan.
• Kejadian perdarahan subarakhnoid berkisar 21.000-33.000 per tahun di Amerika Serikat. Di Jepang perdarahan ini menyebabkan 25 kematian/100.000 populasi/tahun (6,6% dari seluruh kematian mendadak).4
• Insidensinya di seluruh dunia sekitar 10,5 kasus/100.000 orang per tahun.1
Latar Belakang
TujuanPenulisan
•untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai definisi, struktur anatomi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, prosedur diagnostik, diagnosa banding, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis perdarahan subarakhnoid.
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Perdarahan subarakhnoid (PSA) adalah perdarahan ke dalam ruang diantara lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) pada jaringan yang
melindungi otak (meninges).
ANATOMIJaringan pelindung di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) adalah meninges, terdiri
dari tiga lapisan :
1. Duramater suatu struktur fibrosa yang kuat dengan
suatu lapisan dalam (meningeal) dan lapisan luar (periostal).
2. Arachnoid suatu membran impermeabel yang halus,
menutupi otak dan terletak diantara piameter dan durameter. Membran ini dipisahkan dari duramater oleh ruang potensial yaitu spatium subdural dari piamater oleh cavum subarakhnoid yang berisi cerebrospinal fluid.
3. Piamater Lapisan dengan banyak pembuluh darah
dan terdiri dari jaringan penyambung yang halus serta dilalui pembuluh darah yang memberi nutrisi pada jaringan saraf.
• Perdarahan subarakhnoid secara spontan sering berkaitan dengan pecahnya aneurisma arteri serebri atau malformasi arteriovenosa.
• Hipertensi tidak dinyatakan dengan jelas akan keterlibatannya dengan aneurisma tetapi peninggian tekanan darah secara akut bisa menyebabkan ruptur.
• Malformasi arteriovenosa intrakranial dapat menyebabkan perdarahan subarakhnoid sebanyak 10%.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
• Aneurisma pada arteri serebri yang paling sering aneurisma sakular yang bersifat kongenital terjadi kelemahan dinding vaskuler terutama yang terletak pada cabang-cabang arteri.
• Aneurisma sakular terjadi pada bifucatio arteri intrakranial dan bisa ruptur ke dalam ruang subarakhnoid di dalam cisterna basalis. Sekitar 85% aneurisma terjadi pada sirkulasi anterior pada sirkulus willisi.
• Infeksi sistemik seperti endokarditis menyebar ke arteri serebri aneurisma mikotik, dilaporkan sebanyak 2-3% kasus dari ruptur aneurisma.
• Malformasi arterivenosa gangguan vaskuler dimana darah arterial memasuki sistem venosus tanpa melalui kapiler. Sering pada arteri serebri media. Ruptur aneurisma intrakranial meningkatkan tekanan intrakranial dan menyebabkan nyeri kepala. Tekanan intrakranial bisa mencapai tekanan perfusi sistemik dan menurunkan sirkulasi darah secara akut menyebabkan penurunan kesadaran yang terjadi pada onset sekitar 50% dari pasien. Peningkatan tekanan intrakranial secara cepat perdarahan retina subhyaloid.
KLASIFIKASI PERDARAHAN
SUBARAKHNOID
Primer
Sekunder
perdarahan bukan akibat trauma
perdarahan yang berasal dari luar subarakhnoid, seperti dari
perdarahan intraserebral atau dari tumor otak.
Menurut skala Botterell dan Hunt&Hess, perdarahan
subarakhnoid dapat dibagi menjadi beberapa kelas (grade), Grade Gambaran Klinis
I Asimptomatik atau sakit kepala ringan
II Sakit kepala sedang atau berat atau occulomotor palsy
III Bingung, mengantuk atau gejala fokal ringan
IV Stupor (respon terhadap rangsangan nyeri)
V Koma ( postural atau tidak respon terhadap nyeri)
Penatalaksanaan perdarahan subaraknoid CDK-199/ vol. 39 no. 11, th. 2012
GEJALA KLINIS
Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1 atau 2 detik sampai 1 menit.
Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, menggigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang,
Dapat ditemukan penurunan kesadaran, kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam
Dijumpai gejala-gejala rangsang meningeal
Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakterisktik perdarahan subarakhnoid
Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi,hipotensi atau hipertensi, banyak keringat,suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan
PROSEDUR DIAGNOSTIK• Anamnesa• Pemeriksaan Fisik dan
pemeriksaan Neurologis• Pemeriksaan Penunjang
- Computed Tomography (CT)- Lumbal Puncture- Angiografi- Pemeriksaan penunjang lain seperti darah lengkap, kadar ureum, elektrolit, glukosa darah, foto toraks, dan EKG
DIAGNOSA BANDING• Ensefalitis• Cluster headache• Migraine headache• Meningitis• Stroke hemoragik• Stroke iskemik• Transient Ischemic
Attack
KOMPLIKASITiga komplikasi terbesar perdarahan subarakhnoid adalah perdarahan ulang, vasospasme dan hidrosefalus.
PENATALAKSANAAN
Penderita dengan tanda-tanda grade I atau II hunt and Hess PSA
• Identifikasi dini nyeri kepala yang hebat
• Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30˚ dalam ruangan dengan lingkungan yang tenang dan nyaman, bila perlu berikan oksigen 2-3 L/menit
• Hati-hati pemakaian obat-obatan sedative
• Pasang infuse i.v. diruang gawat darurat dan monitor ketat kelainan-kelainan neurologis yang timbul
Penderita dengan grade III, IV atau V Hunt and Hess PSA
• Lakukan penatalaksanaan ABC sesuai dengan protokol pasien di ruang gawat darurat
• Intubasi endotrakeal untuk mencegah aspirasi dan menjamin jalan napas yang adekuat
• Bila ada tanda-tanda herniasi maka lakukan intubasi
• Hindari pemakaian sedative yang berlebihan.
PENATALAKSANAAN
Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang setelah PSA
Terapi antifibrinolitiktranexamid acid dengan
dosis 6-12 gr/hari.
Operasi pada aneurisma yang rupture
• Operasi clipping sangat direkomendasikan untuk mengurangi perdarahan ulang setelah ruptur aneurisma pada PSA
PENATALAKSANAAN Tatalaksana pencegahan
vasospasme
• Pemberian nimodipin, dimulai dengan dosis 1-2mg per jam iv pada hari ke-3 atau secara oral 60 mg setiap 6 jam selama 21 hari.
• Pengobatan dengan hyperdinamic therapy yang dikenal dengan triple H yaitu hypervolemic-hypertensive-hemodilution, dengan tujuan mempertahankan serebral perfusion pressure, sehingga dapat mengurangi terjadinya iskemik serebral akibat vasospasme
• Angioplasti transluminal dianjurkan untuk pengobatan vasospasme pada pasien-pasien yang gagal dengan terapi konvensional
Antihipertensi
• Jaga Mean Arterial Pressure (MAP) sekitar 110 mgHg atau tekanan darah sistolik tidak lebih 160 dan tekanan darah diastolik 90 mmHg.
• Obat-obat antihipertensi diberi bila tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik melebihi batasannya dan MAP di atas 130mmHg.
• Obat antihipertensi Labetolol (IV) 0,5-2mg/menit sampai mencapai maksimum 20 mg/jam atau Esmolol infus dosisnya 50-200 mcg/kg/menit
PENATALAKSANAAN
• Kejang Hanya dipertimbangkan pada pasien yang mungkin timbul kejang. Fenitoin dengan dosis 15-20 mg/kgBB/hari oral atau iv. Dosis inisial 100 mg oral atau iv 3x/hari. Dosis maintenance 300-400mg oral/hari dengan dosis terbagi.
• Hidrosefalusa.AkutDapat terjadi setelah hari pertama, namun lebih sering dalam 7hari pertama. Dianjurkan untuk ventrikulostomi (drainase eksternal ventricular), walaupun resikonya dapat terjadi perdarahan berulang dan infeksib.Kronik Sering terjadi setelah PSA. Dilakukan pengaliran cairan serebrospinal secara temporer atau permanen.
PROGNOSIS• Faktor yang paling penting
dalam mempengaruhi hasil pada pasien dengan perdarahan subarachnoid adalah keadaan neurologis pada pasien tersebut ketika tiba di rumah sakit.
• Hunt and Hess grading scale yang telah dimodifikasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur resiko tingkat keparahan pada perdarahan subarachnoid.
• Perdarahan subarachnoid grade I atau II memiliki prognosis yang lumayan baik.
• Grade III memiliki prognosis sedang, grade IV dan V memiliki prognosis jelek.
BAB 3PENUTUP
KESIMPULAN• Perdarahan subarakhnoid
(PSA) adalah perdarahan ke dalam ruang diantara lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) pada jaringan yang melindungi otak (meninges). Perdarahan subarakhnoid adalah gangguan yang mengancam nyawa yang bisa cepat menghasilkan cacat permanen yang serius.
• Perdarahan subaraknoid merupakan kejadian akut yang mempunyai potensi signifikan menyebabkan tingginya tingkat morbiditas dan mortalitas. Karena intervensi dini dapat memberikan hasil lebih baik, pasien dengan keluhan nyeri kepala berat dengan onset baru disertai penurunan kesadaran harus diduga mengalami perdarahan subaraknoid. Setelah diagnosis ditegakkan, pasien harus dirawat di ICU karena memerlukan pemantauan hemodinamik dan evaluasi status neurologis terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA• Dewanto Gorge. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. 2009. available from:
https:// books.google.co.id/books?isbn=9794489689• Steffi Uray. Perdarahan Subarachnoid. 2015. Available from : http:// dokumen
.tips/documents/83483187-61299710-perdarahansubarachnoid-dr-ayubpdf. html• Wulandari Diah Ayu. Patofisiologi Perdarahan Subarachnoid. 2014. Available from :
https://www.scribd.com/doc/224995784/Patofisiologi-Perdarahan-\Subarachnoid • Pranoto Setyo. 2010. Penatalaksanaan Perdarahan Subarachnoid. Available from : http://www.
kalbemed. com/Portals/6/05_ 199Penatalaksanaan% 20perdarahan% 20subaraknoid.pdf• Perdarahan Subaraknoid. Last updated 2009. Available from http://
irwanashari.blogspot.com/2009/12/perdarahan-subaraknoid.html• Subarachnoid Hemorrhage. Available from http://medicastore. com/penyakit/ 3103/
Subarachnoid_Hemorrhage.html• Lumongga F. Meninges. 2009. Available from : http:// repository. usu.ac.id/
bitstream/123456789/2044/1/09E01466.pdf• Skydrugz. Refarat Perdarahan Subarakhnoid. 2012. Available from : http://
skydrugz.blogspot.co.id/2012/01/refarat-perdarahan subarachnoid. html#axzz3 pme6TPOn• Stroke.2011.available from http://usu-med.blogspot.co.id/2011/07/store.html• Budiman R. Yoseph. Pedoman Standar Pelayanan Medik dan Standar Prosedur Operasional
Neurologi. Bandung : Refika Aditama. 2013.