network planing

18
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Proyek 1. Definisi Manajemen Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi manajemen. Beberapa diantaranya adalah : a. Stone dan Wenkel; Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi, serta proses penggunaan sunber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan (8, hal 8) b. Harold Kezner, Manajemen klasik merupakan suatu kegiatan yang dalam pelaksanaanya selalu mempertimbangkan ilmu prinsip atau fungsi, yaitu perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, pengaturan dan pengarahan. (12, hal 4) Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen berkaitan dengan usaha untuk memelihara kerjasama sekelompok orang dalam satu kesatuan dan usaha memanfaatkan sumber sumber daya yang lain (material, money, machines, and methods) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan manajemen akan sangat dibutuhkan untuk menjalankan suatu organisasi, apapun bentuk organisasi tersebut. 2. Definisi Proyek Para ahli telah mengemukakan definisi proyek adalah, antara lain :

Upload: syarif-muhammad

Post on 25-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Manajemen Proyek

TRANSCRIPT

Page 1: Network Planing

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Proyek

1. Definisi Manajemen

Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi manajemen.

Beberapa diantaranya adalah :

a. Stone dan Wenkel; Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin dan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi, serta proses

penggunaan sunber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang

sudah ditetapkan (8, hal 8)

b. Harold Kezner, Manajemen klasik merupakan suatu kegiatan yang dalam

pelaksanaanya selalu mempertimbangkan ilmu prinsip atau fungsi, yaitu

perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, pengaturan dan pengarahan. (12, hal

4)

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen berkaitan

dengan usaha untuk memelihara kerjasama sekelompok orang dalam satu kesatuan dan

usaha memanfaatkan sumber sumber daya yang lain (material, money, machines, and

methods) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan

manajemen akan sangat dibutuhkan untuk menjalankan suatu organisasi, apapun bentuk

organisasi tersebut.

2. Definisi Proyek

Para ahli telah mengemukakan definisi proyek adalah, antara lain :

Page 2: Network Planing

a. D.I. Cleland dan. W.R. Kings, Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya

yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan

tertentu. (5, hal 2).

b. J.A. Bent; Proyek adalah kegiatan yang mempunyai ukuran, kompleksitas dan

karakteristik, sedangkan ukuran proyek meliputi kecil, sedang dan besar, menurut

jumlah tenaga yang terlibat, waktu yang diperlukan serta biaya biaya yang

digunakan. (5, hal 13).

c. A. Koolma dan C.J.M Van de Schoot; Proyek adalah suatu tugas yang perlu

didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta

harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga

manusia terbatas dan dengan alat-alat terbatas pula, dan sedemikian rumit atau

barunya, sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk kerjasama yang

berlainan dari yang biasa digunakan. (1, hal 26)

d. Imam Soeharto: Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam

jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan

untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan. Tugas disini, misalnya

dapat berupa membangun suatu fasilitas baru. (5, hal 1)

Dengan demikian proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang

berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya terbatas dan

dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang telah digariskan.

Yang membedakan proyek dengan pekerjaan lain adalah sebagai berikut :

a. Proyek memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

b. Dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan jumlah biaya dan jadwal

kerja kegiatan proyek.

Page 3: Network Planing

c. Memiliki perbedaan antara proyek yang satu dengan proyek yang lain.

Dari ciri-ciri di atas, proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara,

mempunyai titik awal dan pemberhentian akhir dan membutuhkan pengelolaan dan dan

perhatian ekstra lebih banyak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Disamping proyek, dikenal juga program yang dalam banyak hal mempunyai

makna dan sifat yang sama dengan proyek. Perbedaannya terletak pada jangka waktu

pelaksanaan dan sumber daya yang diperlukan. Program mempunyai skala yang jauh

lebih besar dibandingkan dengan proyek. Atau dapat dikatakan bahwa satu program

dapat dibagi-bagi menjadi beberapa proyek. Jika dipakai pendekatan yang demikian

maka dapat dikatakan bahwa proyek merupakan bagian dari rancangan program yang

terpadu, dan bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri yang mempunyai tujuan

spesifik dan terbatas.

Suatu proyek dapat muncul karena bermacam-macam alasan, yang antaranya :

a. Berasal dari permintaan pemerintah, misalnya proyek-proyek pembangunan jalan,

bendungan, irigasi yang sifatnya dititikberatkan pada kepentingan umum.

b. Bermula dari permintaan pasar, hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan

kenaikan-kenaikan jumlah produk yang cukup besar, dan untuk itu perlu dibangun

perluasan fasilitas produksi.

c. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan suatu produk yang ternyata

besar permintaannya, hingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi baru.

Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar berkaitan dengan

manajemen yang diterapkan untuk proyek tersebut. Manajemen proyek yang asal-

asalan akan berakibat buruk. Kerugian yang diderita tidak hanya materi, waktu dan

tenaga namun juga kredibilitas, hubungan baik dan lain-lain.

Page 4: Network Planing

3. Definisi Manajemen Proyek

Manajemen proyek dapat diartikan sebagai penerapan fungsi-fungsi (prinsip-

prinsip) manajemen dalam semua kegiatan yang mengatur jalannya kegiatan-kegiatan

dalam pelaksanaan proyek untuk semua tahapan proyek. Tahapan-tahapan proyek yang

dimaksud, (Santosa Budi, 1997; 8)

a. Tahap persiapan proyek

b. Tahap persiapan bangunan

c. Tahap pelelangan dan kontrak perusahaan

d. Tahap pelaksanaan pembangunan fisik (konstruksi)

e. Tahap uji coba proyek sebelum penyerahan (penilaian)

Seharusnya sebuah proyek harus mampu memberikan optimasi sistem yang ada.

Untuk itu diperlukan suatu manajemen proyek yang baik, terutama ditekankan pada :

1. Organisasi harus tangguh, tahan terhadap gangguan yang timbul, baik dari luar

maupun dalam organisasi tersebut.

2. Analisa kebutuhan dan sumber daya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak

dikenali. Toleransi yang ketat harus diperlakukan, mengingat harga yang harus

dibayar cukup mahal bila proyek gagal.

3. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan

matang.

Dalam proses mencapai tujuan proyek, telah ditentukan batasan yaitu besarnya

biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga

batasan tersebut disebut tiga kendala (triple contraint), yaitu :

1. Anggaran

Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran yang telah

ditetapkan. Untuk itu perlu jadwal kerja dan alokasi biaya yang terperinci dengan

Page 5: Network Planing

jelas sesuai dengan kebutuhan. Dan yang jelas memerlukan monitoring dan

kepercayaan antar pelaksana dalam pengeluaran dana.

2. Jadwal

Proyek harus dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan, sehingga

penyerahan proyek kepada pemilik proyek tidak mundur. Sehingga pembuatan

lintasan kritis untuk mempercepat terselesaikannya proyek sangat diperlukan.

3. Mutu

Produk atau hasil kegiatan proyek harus memnuhi spesifikasi dan kriteria yang

disyaratkan. Misalnya umur bangunan harus mencapai kurun waktu tertentu. Jadi

persyaratan mutu harus dijaga dengan baik.

Ketiga batasan tersebut bersifat tarik menarik. Artinya jika ingin meningkatkan

kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti

dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya yang melebihi

anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi

dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan

sejauh mana ketiga sasaran tersebut dicapai.

Suatu pelaksanaan proyek tentu saja diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, baik

untuk kepentingan pihak penyelenggara, pelaksana maupun untuk umum. Dalam hal ini

tujuan atau sasaran proyek adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencapai penyelesaian pelaksanaan proyek sesuai dengan schedule proyek,

anggaran yang direncanakan dan mutu yang disyaratkan.

2. Bagi kontraktor dan konsultan akan memberikan kesempatan mengembangkan

reputasi akan kualitas pekerjaannya serta menambah pengalaman dalam berkarya.

3. Mengendalikan aliran informasi antara berbagai tahap pelaksanaan proyek untuk

mendapatkan kesatuan bahasa dan kelancaran pelaksanaan proyek.

Page 6: Network Planing

4. Terciptanya pengendalian wewenang dan tugas yang seimbang sampai pada lapisan

manajemen yang paling bawah, sehingga proses pengambilan keputusan menjadi

lebih efektif.

B. Model-Model Perencanaan dan Pengendalian Proyek

1. Pengertian Perencanaan Jaringan (Network Planning)

Dari sekian banyak teknik teknik manajemen yang digunakan terdapat salah satu

teknik yang biasa dugunakan dalam perencanaan dan pengawasan proyek. Teknik

tersebut dinamakan Network Planning.

Menurut Imam Soeharto (1990;63) dalam bukunya “Manajemen Proyek Industri

(Persiapan, Pelaksanaan, Pengelolaan)”, dikemukakan bahwa :

“Jaringan kerja yaitu metode yang menjelaskan hubungan antara kegiatan

dan waktu yang secara grafis mencerminkan urutan rencana kegiatan

atau pekerjaan proyek”

Sedangkan menurut Tubagus Haedar Ali (1992;4) dalam bukunya “Prinsip –

prinsip Network Planning”, mengatakan bahwa :

“Network Planning adalah salah satu modal yang digunakan dalam

penyelengaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai

kegiatan – kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang

digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai

jadwal pelaksanaannya”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian network planning

adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang menggambarkan hubungan

ketergantungan antara tiap pekerjaan yang digambarkan dalam diagram network.

Proses penyusunan jaringan kerja sering dilakukan berulang-ulang sebelum sampai

pada jadwal atau perencanaan yang dianggap realistis, maka pelaksana dan pimpinan

Page 7: Network Planing

proyek akan mendapatkan gambaran dan pemikiran yang lebih jelas dan mendalam.

Jaringan kerja merupakan sarana komunikasi yang efektif bagi semua pihak yang terlibat

dalam satu proyek.

Metode jaringan kerja memungkinkan dengan jelas dan mengidentifikasikan

kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis bagi proyek terutama pada aspek jadwal dan

perencanaan. Umumnya kegiatan kritis tidak lebih dari 20% total kegiatan proyek, dan

telah diketahuinya bagian ini maka pengelola dapat memberikan prioritas perhatian.

a. Critical Path Method (CPM)

Persoalan-persoalan dalam perencanaan proyek pada umumnya timbul oleh

karena ruang lingkup untuk mengembangkannya dibatasi oleh kondisi yang serba

terbatas dan kelangkaan teknik serta prosedur yang cukup sistematis untuk

merencanakan, menjadwalkan, mengendalikan proyek serta mengevaluasinya.

Perencanaan jaringan kerja (Network Planning) meletakkan dasar-dasar

pendekatan yang lebih umum dan lebih formal terhadap disiplin suatu proyek.

Network Planing seperti yang telah dikenal sekarang ini merupakan alat yang

perkembangannya bertitik tolak pada konsep lintasan kritis. Arti pentingnya terletak

pada penyederhanaan-penyederhanaan yang telah dibuat. Konsep ini mengubah

suatu proyek yang komplek menjadi suatu gambaran grafis yang sederhana yang

membentuk komunikasi para manajer proyek serta membantu pemikiran dalam

pemecahan suatu masalah yang kompleks, disamping itu network planning bekerja

tanpa memerlukan terlalu banyak analisis matematik.

Salah satu sistem yang berkembang dengan baik dari konsep network planning

adalah Metode Lintasan Kritis (CPM). Metode ini berkembang pada tahun 1957

pada Dupont Corporation dan Remington Rand. Orientasi sistem ini semata-mata

tidak terbatas pada faktor waktu, melainkan juga menerapkan sistematika alokasi

Page 8: Network Planing

sumber daya maupun sumber dana. Critical Path Method (CPM) memerlukan data

yang cocok untuk diterapkan dalam bidang konstruksi, penelitian dan

pengembangan, perawatan peralatan dan sebagainya.

Manfaat dari metode lintasan kritis ini adalah memudahkan dalam hal :

a). Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penentuan syarat-syarat terhadap sumber-sumber

proyek serta urutan penggunaan dalam berbagai macam operasi yang harus

dilaksanakan untuk mencapai operasi yang harus dilakukan untuk mencapai

sasaran proyek. Dalam perencanaan ini bisa diketahui biaya masing-masing

aktifitas, jumlah material / bahan, mesin dan peralatan yang dibutuhkan, urutan

pengerjaan dan interpendensi antar aktifitas dan waktu paling cepat serta paling

lambat yang dijinkan untuk terjadinya suatu kejadian.

b). Penjadwalan (Scheduling)

Penjadwalan adalah suatu daftar waktu kalender / hari kerja untuk

mengalokasikan ataupun memperuntukkan sumber-sumber pada kegiatan proyek

dalam batas-batas yang ada.

c). Pengendalian (Controlling)

Setelah ditetapkan obyektifitasnya dan spesifikasi dari suatu proyek,

kemudian perlu diperhatikan suatu proyek, kemudian suatu dasar yang nyata dan

disiplinitas untuk menentukan bagaimana mengawasi atau mengendalikan

obyektifitas itu dengan mempertimbangkan pembatas-pembatas sumber agar

kemungkinan penyimpangan yang terjadi dapat dideteksi dan dianalisa.

Untuk menyiapkan jaringan kerja yang lengkap, dibutuhkan proses dan

aturan yang panjang. Hal ini diawali dengan teknik membuat jaringan kerja dan

Page 9: Network Planing

diakhiri dengan meningkatkan kualitasnya. Mengenai terminologi dan kaidah

dasar jaringan kerja CPM diantaranya yang terpenting adalah :

1). Kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua

lingkaran yang mewakili dua peristiwa. Ekor dari anak panah merupakan

awal dan ujungnya merupakan akhir dari kegiatan.

2). Node i berada di ekor anak panah dan node j berada di ujung anak panah.

Tetapi node j akan menjadi node i untuk kegiatan berikutnya.

3). Peristiwa / kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yang

bersangkutan jika mungkin berada di dalamnya.

4). Sebelum kegiatan dapat dimulai, kegiatan yang mendahului harus telah

selesai dikerjakan.

5). Waktu mulai dan berakhir dapat diukur atau durasinya dapat diketahui.

Gambar 2.1. Contoh kaidah di atas

2 5 4

4 7 8 2

Gambar 2.2. Contoh kerja dan durasinya

b. Pengoptimalan Pada Jaringan

Perhitungan pada jaringan kerja baik CPM ataupun metode lain yaitu PERT

adalah sama, terutama dalam pengoptimalan waktu. Diantaranya adalah mengenai

simbol yang digunakan adalah :

i j

Durasi (D)

Peristiwa terdahulu Peristiwa Berikut

3

6421

5

7

Page 10: Network Planing

D = kurun waktu (durasi)

ES = waktu mulai paling awal suatu kegiatan

EF = waktu selesai paling awal suatu kegiatan

LS = waktu paling akhir suatu kegiatan boleh dimulai

LF = waktu paling akhir suatu kegiatan boleh selesai

1). Perhitungan Maju

Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai suatu cara hitungan maju,

yaitu dengan rumus :

2). Perhitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal

paling akhir kita masih dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan

tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara

keseluruhan yang telah dihasilkan dari hitungan maju. Hitungan mundur

dimulai dari ujung kanan (akhir penyelesaian proyek) suatu jaringan kerja.

Rumus yang digunakan adalah :

3). Penentuan Jalur Kritis

Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen

kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu

penyelesaian proyek tercepat. Makna jalur kritis penting bagi pelaksanaan

LS (i-j) = LF (i-j) + D(i-j)

EF (i-j) = ES (i-j) + D(i-j)

Page 11: Network Planing

proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan bila pelaksanaannya

terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Jadi inilah yang disebut jalur kritis, demikian pula kegiatan yang terletak

di jalur kritis dinamakan kegiatan kritis, demikian pula kegiatan yang terletak di

jalur kritis dinamakan kegiatan kritis, sifat utama syarat umum dari jalur kritis

adalah sebagai berikut :

a. Pada kegiatan pertama : WS = LS = 0 atau ES (1) = LS (1) = 0

b. Pada kegiatan terakhir atau terminal ; LF = EF

c. Float total TF = 0

4). Penentuan Float / Slack

Float adalah menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu

kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara

menyeluruh. Float total suatu kegiatan sama dengan wakltu selesai paling akhir

dikurangi waktu selesai paling awal dari kegiatan tersebut.

Atau dengan rumus :

Float total dapat dinyatakan juga sebagai waktu paling akhir terjadi node

berikutnya L(j) dikurangi waktu paling awal terjadinya node terdahulu E(i)

dikurangi kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D(i-j).

c. Gantt Chart (Bagan Gantt)

TF = LF – EF = LS – ES

TF = L(j) – E(i) – D(i-j)

Page 12: Network Planing

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Henry L. Gantt. Prinsipnya

adalah menggambarkan aktifitas pekerjaan ke dalam bentuk grafik dengan skala

waktu. Disini informasi tentang ruang lingkup tugas, tugas awal yang harus

diselesaikan sebagai syarat penyelesaian tugas berikutnya dan lain-lain :

Sampai saat ini metode Gantt masih digunakan secara luas. Hal ini

disebabkan karena banyaknya keuntungan yang didapat dari metode ini, antara lain :

a) Sederhana, mudah dibuat dan dipakai. Untuk itu sangat bermanfaat sebagai

alat komunikasi dan informasi dalam penyelenggaraan proyek.

b) Dapat menggambarkan jadwal (perencanaan) suatu kegiatan dan kenyataan

kemajuan sesungguhnya pada saat satu pelaporan

c) Bila digabungkan dengan metode lain, dapat dipakai untuk perencanaan dan

pengendalian aspek yang lebih luas.

1). Menyusun Bagan Gantt

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun diagram gantt adalah

sebagai berikut :

a. Memecahkan proyek menjadi sejumlah kegiatan yang jadwal

pelaksanaannya akan ditentukan.

b. Menentukan perkiraan waktu permulaan dan akhir bagi pelaksanaan

masing-masing kegiatan

c. Menggambarkan diagram yang mewakili masing-masing kegiatan. Hal ini

agar diperhitungkan kegiatan yang harus dikerjakan secara berurutan. Pada

saat pelaporan beri tanda sejauh mana penyelesaian masing-masing

kegiatan.

No Aktivitas Hari / Tanggal

Page 13: Network Planing

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101

2

3

4

Persiapan

Pekerjaan Support

Pekerjaan Instalasi

Pekerjaan test pre-com

Gambar 2.5. Gantt Chart

2). Alokasi Sumber

Langkah berikutnya sesudah pembuatan network selesai adalah

penjadwalan yang merupakan tahap penterjemahan network ke dalam daftar

waktu sesuai dengan hari kalender / kerja, tetapi karena terbatasnya sumber untuk

mengerjakan proyek, maka perlu dilakukan pengaturan resources (sumber daya)

dan fasilitas yang dipakai dalam menyelesaikan tugas yang telah direncanakan.

Konstrain utama dalam membuat jadwal adalah kebutuhan yang bisa memenuhi

rencana.

Selanjutnya masalah alokasi sumber ini dapat diklasifikasikan menjadi

dua yaitu :

1). Alokasi sumber tidak terbatas

Dimana tingkat kemampuan penyediaan sumber dapat memenuhi

kebutuhan berapapun besarnya.

2). Alokasi sumber terbatas

Dimana tingkat kemampuan penyediaan sumber terbatas, tertentu dan

tidak mencukupi kebutuhan sumber pada satu atau beberapa periode waktu

menurut jadwal sebelum dialokasikan.

Page 14: Network Planing

d. Perhitungan Biaya

Untuk memperpendek jalur klritis yang telah diketahui, ada beberapa metode

pengendalian. Terutama dalam segi pengendalian biaya proyek yang diantaranya

adalah :

1). Tenaga Kerja

Setelah daftar pekerjaan dan tugas masing-masing tersusun, langsung bisa

digambarkan ke diagram Gantt. Dalam pengalokasian tenaga kerja sebelumnya

dibutuhkan jadwa kerja dalam bentuk diagram Gantt yang telah diketahui jalur

kritisnya. Dengan jalur kritis sangat mudah sekali dalam mempercepat pekerjaan

proyek, yaitu dengan menambah sumber daya atau memberlakukan jam lembur

pekerja.

2). Crash Program

Program ini untuk mempercepat waktu dari jaringan yang telah diketahui

lintasan kritisnya. Di dalam menganalisis program tersebut digunakan beberapa

asumsi, yang diantaranya :

1. Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala. Ini berarti dalam

menganalisis program mempersingkat waktu, alternatif yang dipilih tidak

dibatasi oleh tersedianya sumber daya.

2. Bila diinginkan waktu penyelesaian lebih cepat dengan lingkup yang sama,

maka keperluan sumber daya akan bertambah. Sumber daya ini dapat berupa

tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk lain yang dapat dinyatakan dalam

sejumlah dana.

Jadi tujuan utama dari crash program adalah memperpendek jadwal

penyelesaian kegiatan dengan kenaikan biaya seminimal mungkin. Mungkin

Page 15: Network Planing

menganalisis lebih lanjut hubungan antara waktu dan biaya suatu kegiatan

dipakai definisi berikut :

a. Kurun waktu normal : Adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan

kegiatan sampai selesai dengan cara yang efisien tapi diluar pertimbangan

adanya kerja lembur dan usaha-usaha khusus lainnya. Seperti menyewa

peralatan yang lebih canggih.

b. Biaya normal : Adalah biaya langsung yang diperlukan untuk

menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal. Biasanya waktu

normal dan biaya normal dibuat saat pembuatan perencanaan jadwal awal

proyek.

c. Kurun waktu dipersingkat (crash time) : Adalah waktu dipersingkat untuk

menyelesaikan kegiatan yang secara teknis mungkin dilakukan. Disini

dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan. Biasanya waktu disini

ditentukan berdasarkan naluri dari perencanaan.

d. Biaya untuk waktu dipersingkat : Jumlah biaya langsung untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu dipersingkat.

Setelah diketahui elemen biaya waktu di atas, maka bisa dihitung berapa besar

biaya untuk mempersingkat waktu satu hari dengan rumus :

Slope Biaya = normalWaktu atdipersingkWaktu

normalBiaya-at dipersingkBiaya

Konsep ini amat berguna untuk menganalisis beberapa besar biaya untuk

mempersingkat waktu pelaksanaan suatu kegiatan bilamana diketahui

informasi yang diperlukan.

e. Pengelolaan Perubahan

Selama melaksanakan proyek, seringkali diperlukan penyesuaian

antara rencana dan kenyataan yang ada. Hal ini mungkin saja terjadi karena

Page 16: Network Planing

faktor yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya seperti kebijakan politik

pemerintah setempat dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan cadangan

sumber daya untuk mengatasinya. Yang perlu diperhitungkan adalah tingkat

toleransi yang dicanangkan. Jika diperlukan penyesuaian yang melebihi

persediaan toleransi maka harus dicarikan alternatif pemecahan lainnya.

Disinilah diperlukan kemampuan manajemen yang handal. Dengan

mendasarkan prinsip “Apapun yang terjadi, proyek harus selesai tepat waktu”

maka solusi pasti akan ditemukan.

Solusi yang diambil biasanya peninjauan ulang alokasi sumber daya.

Misalnya dalam hal alokasi dana untuk kontingensi sebesar x%. Apabila

terjadi sesuatu mak penyedotan dana kontingensi tidak boleh melebihi x%.

Kalau tidak, maka bisa berakibat fatal, untuk itu diperlukan bantuan dari pos

dana lainnya yang masih memungkinkan.

Pengelolaan perubahan pada suatu proyek merupakan bagian dari kunci

keberhasilan suatu proyek yang meliputi :

1. Pengelolaan lingkup proyek

Lingkup proyek adalah jumlah total kegiatan atau pekerjaan yang

harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh proyek

tersebut. Misalnya produk proyek rekayasa konstrksi dapat berupa

pembangunan perumahan, konstruksi perminyakan. Dalam hubungan ini

dokumen yang berisi batasan lingkup proyek memuat kuantitas, kualitas,

spesifikasi, kriteria dan lain-lain. Untuk itu perlu diusahakan agar dalam

implementasinya nanti masalah-masalah yang penting jangan sampai

membuka peluang timbulnya interpretasi antara pihak-pihak yang

berkepentingan terutama antara pemilik proyek dengan kontraktor.

Page 17: Network Planing

Diusahakan agar tidak terjadi penambahan atau pengurangan lingkup proyek

secara substansial.

2. Pengelolaan waktu atau jadwal

Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian

misalnya penambahan biaya, kehilangan kesempatan memasuki pasaran dan

lain-lain. Pengelolaan waktu meliputi perencanaan penyusunan dan

pegendalian jadwal. Salah sau teknik yang spesifik untuk maksud tersebut

adalah pengelolaan front atau slack pada jaringan kerja.

3. Pengelolaan Biaya

Meliputi segala aspek yang berkaitan dengan dana dan kegiatan

proyek. Mulai dari proses memperkirakan jumlah keperluan dana, mencari dan

memilih sumber serta macam-macam pembiayaan, perencanaan serta

pengendalian alokasi pemakaian biaya sampai kepada akuntansi dan

administrasi pinjaman. Agar pengelolaan bisa efektif terutama dalam aspek

perencanaan dan pengendalian biaya proyek, maka disusun bermacam-macam

teknik penyusunan Rencana Anggaran Bangunan (RAB).

C. Analisis Investasi Proyek

Tujuan analisis investasi proyek adalah untuk memperbaiki penilaian investasi.

Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan terbatas, maka perlu diadakan

penilaian berbagai macam proyek. Kesalahan dalam pemilihan proyek dapat mengakibatkan

pengorbanan sumber-sumber langka. Oleh karena itu, maka sebelum proyek dilaksanakan,

perlu dilakukan perhitungan percobaan untuk menentukan hasil dan memilih antara berbagai

alternatif dengan cara menghitung biaya dan manfaat yang dapat diharapkan dari masing-

masing proyek. Dalam analisis proyek ada berbagai kriteria yang sering dipakai untuk

Page 18: Network Planing

menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek, atau untuk menentukan pilihan

antara berbagai macam usulan proyek.