network planing
DESCRIPTION
Manajemen ProyekTRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Proyek
1. Definisi Manajemen
Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi manajemen.
Beberapa diantaranya adalah :
a. Stone dan Wenkel; Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi, serta proses
penggunaan sunber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang
sudah ditetapkan (8, hal 8)
b. Harold Kezner, Manajemen klasik merupakan suatu kegiatan yang dalam
pelaksanaanya selalu mempertimbangkan ilmu prinsip atau fungsi, yaitu
perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, pengaturan dan pengarahan. (12, hal
4)
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen berkaitan
dengan usaha untuk memelihara kerjasama sekelompok orang dalam satu kesatuan dan
usaha memanfaatkan sumber sumber daya yang lain (material, money, machines, and
methods) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan
manajemen akan sangat dibutuhkan untuk menjalankan suatu organisasi, apapun bentuk
organisasi tersebut.
2. Definisi Proyek
Para ahli telah mengemukakan definisi proyek adalah, antara lain :
a. D.I. Cleland dan. W.R. Kings, Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya
yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan
tertentu. (5, hal 2).
b. J.A. Bent; Proyek adalah kegiatan yang mempunyai ukuran, kompleksitas dan
karakteristik, sedangkan ukuran proyek meliputi kecil, sedang dan besar, menurut
jumlah tenaga yang terlibat, waktu yang diperlukan serta biaya biaya yang
digunakan. (5, hal 13).
c. A. Koolma dan C.J.M Van de Schoot; Proyek adalah suatu tugas yang perlu
didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta
harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga
manusia terbatas dan dengan alat-alat terbatas pula, dan sedemikian rumit atau
barunya, sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk kerjasama yang
berlainan dari yang biasa digunakan. (1, hal 26)
d. Imam Soeharto: Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan
untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan. Tugas disini, misalnya
dapat berupa membangun suatu fasilitas baru. (5, hal 1)
Dengan demikian proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya terbatas dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang telah digariskan.
Yang membedakan proyek dengan pekerjaan lain adalah sebagai berikut :
a. Proyek memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
b. Dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan jumlah biaya dan jadwal
kerja kegiatan proyek.
c. Memiliki perbedaan antara proyek yang satu dengan proyek yang lain.
Dari ciri-ciri di atas, proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara,
mempunyai titik awal dan pemberhentian akhir dan membutuhkan pengelolaan dan dan
perhatian ekstra lebih banyak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Disamping proyek, dikenal juga program yang dalam banyak hal mempunyai
makna dan sifat yang sama dengan proyek. Perbedaannya terletak pada jangka waktu
pelaksanaan dan sumber daya yang diperlukan. Program mempunyai skala yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan proyek. Atau dapat dikatakan bahwa satu program
dapat dibagi-bagi menjadi beberapa proyek. Jika dipakai pendekatan yang demikian
maka dapat dikatakan bahwa proyek merupakan bagian dari rancangan program yang
terpadu, dan bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri yang mempunyai tujuan
spesifik dan terbatas.
Suatu proyek dapat muncul karena bermacam-macam alasan, yang antaranya :
a. Berasal dari permintaan pemerintah, misalnya proyek-proyek pembangunan jalan,
bendungan, irigasi yang sifatnya dititikberatkan pada kepentingan umum.
b. Bermula dari permintaan pasar, hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan
kenaikan-kenaikan jumlah produk yang cukup besar, dan untuk itu perlu dibangun
perluasan fasilitas produksi.
c. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan suatu produk yang ternyata
besar permintaannya, hingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi baru.
Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar berkaitan dengan
manajemen yang diterapkan untuk proyek tersebut. Manajemen proyek yang asal-
asalan akan berakibat buruk. Kerugian yang diderita tidak hanya materi, waktu dan
tenaga namun juga kredibilitas, hubungan baik dan lain-lain.
3. Definisi Manajemen Proyek
Manajemen proyek dapat diartikan sebagai penerapan fungsi-fungsi (prinsip-
prinsip) manajemen dalam semua kegiatan yang mengatur jalannya kegiatan-kegiatan
dalam pelaksanaan proyek untuk semua tahapan proyek. Tahapan-tahapan proyek yang
dimaksud, (Santosa Budi, 1997; 8)
a. Tahap persiapan proyek
b. Tahap persiapan bangunan
c. Tahap pelelangan dan kontrak perusahaan
d. Tahap pelaksanaan pembangunan fisik (konstruksi)
e. Tahap uji coba proyek sebelum penyerahan (penilaian)
Seharusnya sebuah proyek harus mampu memberikan optimasi sistem yang ada.
Untuk itu diperlukan suatu manajemen proyek yang baik, terutama ditekankan pada :
1. Organisasi harus tangguh, tahan terhadap gangguan yang timbul, baik dari luar
maupun dalam organisasi tersebut.
2. Analisa kebutuhan dan sumber daya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak
dikenali. Toleransi yang ketat harus diperlakukan, mengingat harga yang harus
dibayar cukup mahal bila proyek gagal.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan
matang.
Dalam proses mencapai tujuan proyek, telah ditentukan batasan yaitu besarnya
biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga
batasan tersebut disebut tiga kendala (triple contraint), yaitu :
1. Anggaran
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu perlu jadwal kerja dan alokasi biaya yang terperinci dengan
jelas sesuai dengan kebutuhan. Dan yang jelas memerlukan monitoring dan
kepercayaan antar pelaksana dalam pengeluaran dana.
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan, sehingga
penyerahan proyek kepada pemilik proyek tidak mundur. Sehingga pembuatan
lintasan kritis untuk mempercepat terselesaikannya proyek sangat diperlukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memnuhi spesifikasi dan kriteria yang
disyaratkan. Misalnya umur bangunan harus mencapai kurun waktu tertentu. Jadi
persyaratan mutu harus dijaga dengan baik.
Ketiga batasan tersebut bersifat tarik menarik. Artinya jika ingin meningkatkan
kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti
dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya yang melebihi
anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi
dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan
sejauh mana ketiga sasaran tersebut dicapai.
Suatu pelaksanaan proyek tentu saja diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, baik
untuk kepentingan pihak penyelenggara, pelaksana maupun untuk umum. Dalam hal ini
tujuan atau sasaran proyek adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencapai penyelesaian pelaksanaan proyek sesuai dengan schedule proyek,
anggaran yang direncanakan dan mutu yang disyaratkan.
2. Bagi kontraktor dan konsultan akan memberikan kesempatan mengembangkan
reputasi akan kualitas pekerjaannya serta menambah pengalaman dalam berkarya.
3. Mengendalikan aliran informasi antara berbagai tahap pelaksanaan proyek untuk
mendapatkan kesatuan bahasa dan kelancaran pelaksanaan proyek.
4. Terciptanya pengendalian wewenang dan tugas yang seimbang sampai pada lapisan
manajemen yang paling bawah, sehingga proses pengambilan keputusan menjadi
lebih efektif.
B. Model-Model Perencanaan dan Pengendalian Proyek
1. Pengertian Perencanaan Jaringan (Network Planning)
Dari sekian banyak teknik teknik manajemen yang digunakan terdapat salah satu
teknik yang biasa dugunakan dalam perencanaan dan pengawasan proyek. Teknik
tersebut dinamakan Network Planning.
Menurut Imam Soeharto (1990;63) dalam bukunya “Manajemen Proyek Industri
(Persiapan, Pelaksanaan, Pengelolaan)”, dikemukakan bahwa :
“Jaringan kerja yaitu metode yang menjelaskan hubungan antara kegiatan
dan waktu yang secara grafis mencerminkan urutan rencana kegiatan
atau pekerjaan proyek”
Sedangkan menurut Tubagus Haedar Ali (1992;4) dalam bukunya “Prinsip –
prinsip Network Planning”, mengatakan bahwa :
“Network Planning adalah salah satu modal yang digunakan dalam
penyelengaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai
kegiatan – kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang
digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai
jadwal pelaksanaannya”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian network planning
adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang menggambarkan hubungan
ketergantungan antara tiap pekerjaan yang digambarkan dalam diagram network.
Proses penyusunan jaringan kerja sering dilakukan berulang-ulang sebelum sampai
pada jadwal atau perencanaan yang dianggap realistis, maka pelaksana dan pimpinan
proyek akan mendapatkan gambaran dan pemikiran yang lebih jelas dan mendalam.
Jaringan kerja merupakan sarana komunikasi yang efektif bagi semua pihak yang terlibat
dalam satu proyek.
Metode jaringan kerja memungkinkan dengan jelas dan mengidentifikasikan
kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis bagi proyek terutama pada aspek jadwal dan
perencanaan. Umumnya kegiatan kritis tidak lebih dari 20% total kegiatan proyek, dan
telah diketahuinya bagian ini maka pengelola dapat memberikan prioritas perhatian.
a. Critical Path Method (CPM)
Persoalan-persoalan dalam perencanaan proyek pada umumnya timbul oleh
karena ruang lingkup untuk mengembangkannya dibatasi oleh kondisi yang serba
terbatas dan kelangkaan teknik serta prosedur yang cukup sistematis untuk
merencanakan, menjadwalkan, mengendalikan proyek serta mengevaluasinya.
Perencanaan jaringan kerja (Network Planning) meletakkan dasar-dasar
pendekatan yang lebih umum dan lebih formal terhadap disiplin suatu proyek.
Network Planing seperti yang telah dikenal sekarang ini merupakan alat yang
perkembangannya bertitik tolak pada konsep lintasan kritis. Arti pentingnya terletak
pada penyederhanaan-penyederhanaan yang telah dibuat. Konsep ini mengubah
suatu proyek yang komplek menjadi suatu gambaran grafis yang sederhana yang
membentuk komunikasi para manajer proyek serta membantu pemikiran dalam
pemecahan suatu masalah yang kompleks, disamping itu network planning bekerja
tanpa memerlukan terlalu banyak analisis matematik.
Salah satu sistem yang berkembang dengan baik dari konsep network planning
adalah Metode Lintasan Kritis (CPM). Metode ini berkembang pada tahun 1957
pada Dupont Corporation dan Remington Rand. Orientasi sistem ini semata-mata
tidak terbatas pada faktor waktu, melainkan juga menerapkan sistematika alokasi
sumber daya maupun sumber dana. Critical Path Method (CPM) memerlukan data
yang cocok untuk diterapkan dalam bidang konstruksi, penelitian dan
pengembangan, perawatan peralatan dan sebagainya.
Manfaat dari metode lintasan kritis ini adalah memudahkan dalam hal :
a). Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan syarat-syarat terhadap sumber-sumber
proyek serta urutan penggunaan dalam berbagai macam operasi yang harus
dilaksanakan untuk mencapai operasi yang harus dilakukan untuk mencapai
sasaran proyek. Dalam perencanaan ini bisa diketahui biaya masing-masing
aktifitas, jumlah material / bahan, mesin dan peralatan yang dibutuhkan, urutan
pengerjaan dan interpendensi antar aktifitas dan waktu paling cepat serta paling
lambat yang dijinkan untuk terjadinya suatu kejadian.
b). Penjadwalan (Scheduling)
Penjadwalan adalah suatu daftar waktu kalender / hari kerja untuk
mengalokasikan ataupun memperuntukkan sumber-sumber pada kegiatan proyek
dalam batas-batas yang ada.
c). Pengendalian (Controlling)
Setelah ditetapkan obyektifitasnya dan spesifikasi dari suatu proyek,
kemudian perlu diperhatikan suatu proyek, kemudian suatu dasar yang nyata dan
disiplinitas untuk menentukan bagaimana mengawasi atau mengendalikan
obyektifitas itu dengan mempertimbangkan pembatas-pembatas sumber agar
kemungkinan penyimpangan yang terjadi dapat dideteksi dan dianalisa.
Untuk menyiapkan jaringan kerja yang lengkap, dibutuhkan proses dan
aturan yang panjang. Hal ini diawali dengan teknik membuat jaringan kerja dan
diakhiri dengan meningkatkan kualitasnya. Mengenai terminologi dan kaidah
dasar jaringan kerja CPM diantaranya yang terpenting adalah :
1). Kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua
lingkaran yang mewakili dua peristiwa. Ekor dari anak panah merupakan
awal dan ujungnya merupakan akhir dari kegiatan.
2). Node i berada di ekor anak panah dan node j berada di ujung anak panah.
Tetapi node j akan menjadi node i untuk kegiatan berikutnya.
3). Peristiwa / kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yang
bersangkutan jika mungkin berada di dalamnya.
4). Sebelum kegiatan dapat dimulai, kegiatan yang mendahului harus telah
selesai dikerjakan.
5). Waktu mulai dan berakhir dapat diukur atau durasinya dapat diketahui.
Gambar 2.1. Contoh kaidah di atas
2 5 4
4 7 8 2
Gambar 2.2. Contoh kerja dan durasinya
b. Pengoptimalan Pada Jaringan
Perhitungan pada jaringan kerja baik CPM ataupun metode lain yaitu PERT
adalah sama, terutama dalam pengoptimalan waktu. Diantaranya adalah mengenai
simbol yang digunakan adalah :
i j
Durasi (D)
Peristiwa terdahulu Peristiwa Berikut
3
6421
5
7
D = kurun waktu (durasi)
ES = waktu mulai paling awal suatu kegiatan
EF = waktu selesai paling awal suatu kegiatan
LS = waktu paling akhir suatu kegiatan boleh dimulai
LF = waktu paling akhir suatu kegiatan boleh selesai
1). Perhitungan Maju
Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai suatu cara hitungan maju,
yaitu dengan rumus :
2). Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal
paling akhir kita masih dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan
tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan yang telah dihasilkan dari hitungan maju. Hitungan mundur
dimulai dari ujung kanan (akhir penyelesaian proyek) suatu jaringan kerja.
Rumus yang digunakan adalah :
3). Penentuan Jalur Kritis
Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen
kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu
penyelesaian proyek tercepat. Makna jalur kritis penting bagi pelaksanaan
LS (i-j) = LF (i-j) + D(i-j)
EF (i-j) = ES (i-j) + D(i-j)
proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan bila pelaksanaannya
terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.
Jadi inilah yang disebut jalur kritis, demikian pula kegiatan yang terletak
di jalur kritis dinamakan kegiatan kritis, demikian pula kegiatan yang terletak di
jalur kritis dinamakan kegiatan kritis, sifat utama syarat umum dari jalur kritis
adalah sebagai berikut :
a. Pada kegiatan pertama : WS = LS = 0 atau ES (1) = LS (1) = 0
b. Pada kegiatan terakhir atau terminal ; LF = EF
c. Float total TF = 0
4). Penentuan Float / Slack
Float adalah menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu
kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara
menyeluruh. Float total suatu kegiatan sama dengan wakltu selesai paling akhir
dikurangi waktu selesai paling awal dari kegiatan tersebut.
Atau dengan rumus :
Float total dapat dinyatakan juga sebagai waktu paling akhir terjadi node
berikutnya L(j) dikurangi waktu paling awal terjadinya node terdahulu E(i)
dikurangi kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D(i-j).
c. Gantt Chart (Bagan Gantt)
TF = LF – EF = LS – ES
TF = L(j) – E(i) – D(i-j)
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Henry L. Gantt. Prinsipnya
adalah menggambarkan aktifitas pekerjaan ke dalam bentuk grafik dengan skala
waktu. Disini informasi tentang ruang lingkup tugas, tugas awal yang harus
diselesaikan sebagai syarat penyelesaian tugas berikutnya dan lain-lain :
Sampai saat ini metode Gantt masih digunakan secara luas. Hal ini
disebabkan karena banyaknya keuntungan yang didapat dari metode ini, antara lain :
a) Sederhana, mudah dibuat dan dipakai. Untuk itu sangat bermanfaat sebagai
alat komunikasi dan informasi dalam penyelenggaraan proyek.
b) Dapat menggambarkan jadwal (perencanaan) suatu kegiatan dan kenyataan
kemajuan sesungguhnya pada saat satu pelaporan
c) Bila digabungkan dengan metode lain, dapat dipakai untuk perencanaan dan
pengendalian aspek yang lebih luas.
1). Menyusun Bagan Gantt
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun diagram gantt adalah
sebagai berikut :
a. Memecahkan proyek menjadi sejumlah kegiatan yang jadwal
pelaksanaannya akan ditentukan.
b. Menentukan perkiraan waktu permulaan dan akhir bagi pelaksanaan
masing-masing kegiatan
c. Menggambarkan diagram yang mewakili masing-masing kegiatan. Hal ini
agar diperhitungkan kegiatan yang harus dikerjakan secara berurutan. Pada
saat pelaporan beri tanda sejauh mana penyelesaian masing-masing
kegiatan.
No Aktivitas Hari / Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101
2
3
4
Persiapan
Pekerjaan Support
Pekerjaan Instalasi
Pekerjaan test pre-com
Gambar 2.5. Gantt Chart
2). Alokasi Sumber
Langkah berikutnya sesudah pembuatan network selesai adalah
penjadwalan yang merupakan tahap penterjemahan network ke dalam daftar
waktu sesuai dengan hari kalender / kerja, tetapi karena terbatasnya sumber untuk
mengerjakan proyek, maka perlu dilakukan pengaturan resources (sumber daya)
dan fasilitas yang dipakai dalam menyelesaikan tugas yang telah direncanakan.
Konstrain utama dalam membuat jadwal adalah kebutuhan yang bisa memenuhi
rencana.
Selanjutnya masalah alokasi sumber ini dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu :
1). Alokasi sumber tidak terbatas
Dimana tingkat kemampuan penyediaan sumber dapat memenuhi
kebutuhan berapapun besarnya.
2). Alokasi sumber terbatas
Dimana tingkat kemampuan penyediaan sumber terbatas, tertentu dan
tidak mencukupi kebutuhan sumber pada satu atau beberapa periode waktu
menurut jadwal sebelum dialokasikan.
d. Perhitungan Biaya
Untuk memperpendek jalur klritis yang telah diketahui, ada beberapa metode
pengendalian. Terutama dalam segi pengendalian biaya proyek yang diantaranya
adalah :
1). Tenaga Kerja
Setelah daftar pekerjaan dan tugas masing-masing tersusun, langsung bisa
digambarkan ke diagram Gantt. Dalam pengalokasian tenaga kerja sebelumnya
dibutuhkan jadwa kerja dalam bentuk diagram Gantt yang telah diketahui jalur
kritisnya. Dengan jalur kritis sangat mudah sekali dalam mempercepat pekerjaan
proyek, yaitu dengan menambah sumber daya atau memberlakukan jam lembur
pekerja.
2). Crash Program
Program ini untuk mempercepat waktu dari jaringan yang telah diketahui
lintasan kritisnya. Di dalam menganalisis program tersebut digunakan beberapa
asumsi, yang diantaranya :
1. Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala. Ini berarti dalam
menganalisis program mempersingkat waktu, alternatif yang dipilih tidak
dibatasi oleh tersedianya sumber daya.
2. Bila diinginkan waktu penyelesaian lebih cepat dengan lingkup yang sama,
maka keperluan sumber daya akan bertambah. Sumber daya ini dapat berupa
tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk lain yang dapat dinyatakan dalam
sejumlah dana.
Jadi tujuan utama dari crash program adalah memperpendek jadwal
penyelesaian kegiatan dengan kenaikan biaya seminimal mungkin. Mungkin
menganalisis lebih lanjut hubungan antara waktu dan biaya suatu kegiatan
dipakai definisi berikut :
a. Kurun waktu normal : Adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan sampai selesai dengan cara yang efisien tapi diluar pertimbangan
adanya kerja lembur dan usaha-usaha khusus lainnya. Seperti menyewa
peralatan yang lebih canggih.
b. Biaya normal : Adalah biaya langsung yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal. Biasanya waktu
normal dan biaya normal dibuat saat pembuatan perencanaan jadwal awal
proyek.
c. Kurun waktu dipersingkat (crash time) : Adalah waktu dipersingkat untuk
menyelesaikan kegiatan yang secara teknis mungkin dilakukan. Disini
dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan. Biasanya waktu disini
ditentukan berdasarkan naluri dari perencanaan.
d. Biaya untuk waktu dipersingkat : Jumlah biaya langsung untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu dipersingkat.
Setelah diketahui elemen biaya waktu di atas, maka bisa dihitung berapa besar
biaya untuk mempersingkat waktu satu hari dengan rumus :
Slope Biaya = normalWaktu atdipersingkWaktu
normalBiaya-at dipersingkBiaya
Konsep ini amat berguna untuk menganalisis beberapa besar biaya untuk
mempersingkat waktu pelaksanaan suatu kegiatan bilamana diketahui
informasi yang diperlukan.
e. Pengelolaan Perubahan
Selama melaksanakan proyek, seringkali diperlukan penyesuaian
antara rencana dan kenyataan yang ada. Hal ini mungkin saja terjadi karena
faktor yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya seperti kebijakan politik
pemerintah setempat dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan cadangan
sumber daya untuk mengatasinya. Yang perlu diperhitungkan adalah tingkat
toleransi yang dicanangkan. Jika diperlukan penyesuaian yang melebihi
persediaan toleransi maka harus dicarikan alternatif pemecahan lainnya.
Disinilah diperlukan kemampuan manajemen yang handal. Dengan
mendasarkan prinsip “Apapun yang terjadi, proyek harus selesai tepat waktu”
maka solusi pasti akan ditemukan.
Solusi yang diambil biasanya peninjauan ulang alokasi sumber daya.
Misalnya dalam hal alokasi dana untuk kontingensi sebesar x%. Apabila
terjadi sesuatu mak penyedotan dana kontingensi tidak boleh melebihi x%.
Kalau tidak, maka bisa berakibat fatal, untuk itu diperlukan bantuan dari pos
dana lainnya yang masih memungkinkan.
Pengelolaan perubahan pada suatu proyek merupakan bagian dari kunci
keberhasilan suatu proyek yang meliputi :
1. Pengelolaan lingkup proyek
Lingkup proyek adalah jumlah total kegiatan atau pekerjaan yang
harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh proyek
tersebut. Misalnya produk proyek rekayasa konstrksi dapat berupa
pembangunan perumahan, konstruksi perminyakan. Dalam hubungan ini
dokumen yang berisi batasan lingkup proyek memuat kuantitas, kualitas,
spesifikasi, kriteria dan lain-lain. Untuk itu perlu diusahakan agar dalam
implementasinya nanti masalah-masalah yang penting jangan sampai
membuka peluang timbulnya interpretasi antara pihak-pihak yang
berkepentingan terutama antara pemilik proyek dengan kontraktor.
Diusahakan agar tidak terjadi penambahan atau pengurangan lingkup proyek
secara substansial.
2. Pengelolaan waktu atau jadwal
Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian
misalnya penambahan biaya, kehilangan kesempatan memasuki pasaran dan
lain-lain. Pengelolaan waktu meliputi perencanaan penyusunan dan
pegendalian jadwal. Salah sau teknik yang spesifik untuk maksud tersebut
adalah pengelolaan front atau slack pada jaringan kerja.
3. Pengelolaan Biaya
Meliputi segala aspek yang berkaitan dengan dana dan kegiatan
proyek. Mulai dari proses memperkirakan jumlah keperluan dana, mencari dan
memilih sumber serta macam-macam pembiayaan, perencanaan serta
pengendalian alokasi pemakaian biaya sampai kepada akuntansi dan
administrasi pinjaman. Agar pengelolaan bisa efektif terutama dalam aspek
perencanaan dan pengendalian biaya proyek, maka disusun bermacam-macam
teknik penyusunan Rencana Anggaran Bangunan (RAB).
C. Analisis Investasi Proyek
Tujuan analisis investasi proyek adalah untuk memperbaiki penilaian investasi.
Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan terbatas, maka perlu diadakan
penilaian berbagai macam proyek. Kesalahan dalam pemilihan proyek dapat mengakibatkan
pengorbanan sumber-sumber langka. Oleh karena itu, maka sebelum proyek dilaksanakan,
perlu dilakukan perhitungan percobaan untuk menentukan hasil dan memilih antara berbagai
alternatif dengan cara menghitung biaya dan manfaat yang dapat diharapkan dari masing-
masing proyek. Dalam analisis proyek ada berbagai kriteria yang sering dipakai untuk
menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek, atau untuk menentukan pilihan
antara berbagai macam usulan proyek.