neonatus dengan resiko

40
Penyakit-penyakit Penyakit-penyakit pada Neonatus pada Neonatus

Upload: erlita

Post on 13-Jul-2016

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

neonatus

TRANSCRIPT

Page 1: NEONATUS dengan RESIKO

Penyakit-penyakit Penyakit-penyakit pada Neonatuspada Neonatus

Page 2: NEONATUS dengan RESIKO

Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR )Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR )

Definisi WHO (1979)Definisi WHO (1979)BBLR adalah bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 BBLR adalah bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram.gram.BBLSR : 1000-1500gramBBLSR : 1000-1500gramBBLASR : <1000gramBBLASR : <1000gramBayi kurang bulan Bayi kurang bulan → masa gestasi < 37 mg → masa gestasi < 37 mg Bayi cukup bulan→37-42mgBayi cukup bulan→37-42mgBayi lebih bulan→>42 mgBayi lebih bulan→>42 mg

Page 3: NEONATUS dengan RESIKO

BBLR dapat dibagi 2 golonganBBLR dapat dibagi 2 golongan1.1. Bayi kurang bulan murni ( prematur)Bayi kurang bulan murni ( prematur)2.2. Bayi kecil masa kehamilan ( KMK )Bayi kecil masa kehamilan ( KMK )Sifat, komplikasi, prognosa Sifat, komplikasi, prognosa → beda→ beda

Page 4: NEONATUS dengan RESIKO

DiagnosaDiagnosaA.A. Bayi kurang bulan murni ( prematur )Bayi kurang bulan murni ( prematur ) Masa gestasi < 37mgMasa gestasi < 37mg Berat badan sesuai berat masa gestasi Berat badan sesuai berat masa gestasi → →

neonatus kurang bulan sesuai masa neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilankehamilan

Fungsi organ belum sempurna, kesulitan untuk Fungsi organ belum sempurna, kesulitan untuk hidup diluar rahim → komplikasi &kematian hidup diluar rahim → komplikasi &kematian tinggitinggi

Page 5: NEONATUS dengan RESIKO

B. B. Bayi kecil masa kehamilan (KMK)Bayi kecil masa kehamilan (KMK) Berat lahir<dari berat untuk masa gestasiBerat lahir<dari berat untuk masa gestasi Retardasi pertumbuhan intra uterinRetardasi pertumbuhan intra uterin Pertumbuhan organ > baik dari bayi prematur Pertumbuhan organ > baik dari bayi prematur

dengan berat yang samadengan berat yang sama

Page 6: NEONATUS dengan RESIKO

Taksiran Maturitas neonatusTaksiran Maturitas neonatus

HPHTHPHT AntropometrikAntropometrik Penilaian karakteristik fisikPenilaian karakteristik fisik Penilaian kriteria neurologiPenilaian kriteria neurologi Sistem skore : Dubowitz, Faar-Finstrom,BalardSistem skore : Dubowitz, Faar-Finstrom,Balard

Page 7: NEONATUS dengan RESIKO

Penyebab BBLRPenyebab BBLR

A. Bayi Kurang bulan MurniA. Bayi Kurang bulan MurniFaktor :Faktor : Toxemia gravidarumToxemia gravidarum APBAPB PenyakitPenyakit sistemik akut pada ibusistemik akut pada ibuKelainan uterusKelainan uterusKehamilan kembarKehamilan kembarKausa tak diketahui (50%)Kausa tak diketahui (50%)

Page 8: NEONATUS dengan RESIKO

B. Bayi Kecil masa KehamilanB. Bayi Kecil masa KehamilanFaktor :Faktor :1.1. Diabetes melitusDiabetes melitus2.2. HipertensiHipertensi3.3. PreeklamsiaPreeklamsia4.4. Infeksi ibuInfeksi ibu5.5. Ibu malnutrisiIbu malnutrisi6.6. Obat-obatan Obat-obatan

Page 9: NEONATUS dengan RESIKO

Klinis :Klinis :A Bayi Kurang Bulan MurniA Bayi Kurang Bulan Murni Berat badan < 2500 gramBerat badan < 2500 gram Panjang badan < 45 cmPanjang badan < 45 cm Lingkar dada < 30 cmLingkar dada < 30 cm Lingkar kepala < 33 cmLingkar kepala < 33 cm

Page 10: NEONATUS dengan RESIKO

B. Bayi Kecil Masa KehamilanB. Bayi Kecil Masa KehamilanAda 3 stadium :Ada 3 stadium :Stadium 1 :tampak kurus,kulit longgar,kering Stadium 1 :tampak kurus,kulit longgar,kering

seperti perkamen, noda mekoneum seperti perkamen, noda mekoneum belum adabelum ada

Stadium 2 : stadium 1 + kulit Stadium 2 : stadium 1 + kulit kehijauan,umbilikus,plasenta kehijauankehijauan,umbilikus,plasenta kehijauan

Stadium 3 : stadium 2 + warna kuning kulit, kuku, Stadium 3 : stadium 2 + warna kuning kulit, kuku, tali pusattali pusat

Page 11: NEONATUS dengan RESIKO

Hubungan Masa Gestasi & Beberapa Kriteria Hubungan Masa Gestasi & Beberapa Kriteria EksternaEksternaKriteria klinik Masa gestasiKriteria klinik Masa gestasi Plantar crease * < 36 minggu:bgn anteriorPlantar crease * < 36 minggu:bgn anterior * 37-38mg:1/3anterior* 37-38mg:1/3anterior * 39 mg:Seluruh telapak kaki* 39 mg:Seluruh telapak kaki

Diameter nodul * <36mg:2mmDiameter nodul * <36mg:2mm mamma * 37-38mg:4mmmamma * 37-38mg:4mm * 39 mg: 7mm* 39 mg: 7mm

Page 12: NEONATUS dengan RESIKO

Kriteria klinik Masa gestasiKriteria klinik Masa gestasi Rambut kepala * <36mg: halusRambut kepala * <36mg: halus * 37-38mg: halus* 37-38mg: halus * 39 mg: kasar* 39 mg: kasar

Daun telinga *<36mg:lentur tdk bertulang rawanDaun telinga *<36mg:lentur tdk bertulang rawan *37-38mg:sedikit tulang rawan*37-38mg:sedikit tulang rawan *39mg:kaku,tulang rawan tebal*39mg:kaku,tulang rawan tebal Testis&scrotum * <36mg:tdk adadikanal bawah,Testis&scrotum * <36mg:tdk adadikanal bawah, scrotum kecilscrotum kecil * 37-38mg:intermedia* 37-38mg:intermedia * 39mg:testis pendulum,scrotum * 39mg:testis pendulum,scrotum penuh,rugae ekstensifpenuh,rugae ekstensif

Page 13: NEONATUS dengan RESIKO

Kriteria klinik Masa gestasiKriteria klinik Masa gestasiLabia mayora * <36mg:tidak menutupi labia minoraLabia mayora * <36mg:tidak menutupi labia minora * 37-38mg:menutupi* 37-38mg:menutupi * 39mg:menutupi sempurna* 39mg:menutupi sempurna

Page 14: NEONATUS dengan RESIKO

Komplikasi Komplikasi Kurang bulan murni KMKKurang bulan murni KMK RDS RDS * * Aspirasi mekoneum Aspirasi mekoneum Hipoglikemi * Hb tinggiHipoglikemi * Hb tinggi Infeksi * HipoglikemiInfeksi * Hipoglikemi Ikterus * AsfiksiaIkterus * Asfiksia Perdarahan intrakranial * Perdarahan paru masifPerdarahan intrakranial * Perdarahan paru masif *Hipotermi*Hipotermi *Infeksi*Infeksi

Page 15: NEONATUS dengan RESIKO

Asfiksia NeonatorumAsfiksia Neonatorum

Ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal Ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.setelah lahir.Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.dan berakhir dengan asidosis.HipoksiaHipoksia→menghambat adaptasi bayi thd →menghambat adaptasi bayi thd kehidupan ekstrauterine →kegagalan adaptasi kehidupan ekstrauterine →kegagalan adaptasi →sindroma gangguan pernafasan →sekuele →sindroma gangguan pernafasan →sekuele neurologisneurologis

Page 16: NEONATUS dengan RESIKO

Etiologi :Etiologi : Faktor Ibu:Faktor Ibu: Hipoksia ibu,gangguan aliran darah Hipoksia ibu,gangguan aliran darah

uterus,gangguan kontraksi uterus,gangguan kontraksi uterus,hipotensi,hipertensiuterus,hipotensi,hipertensi

Faktor plasenta:solusio plasentaFaktor plasenta:solusio plasenta Faktor fetus:tali pusat menumbung,lilitan tali Faktor fetus:tali pusat menumbung,lilitan tali

pusatpusat Faktor neonatus: obat anastesi,trauma Faktor neonatus: obat anastesi,trauma

persalinan,kelainan kongenital bayipersalinan,kelainan kongenital bayi

Page 17: NEONATUS dengan RESIKO

APGAR SKORAPGAR SKORKlinisKlinis 00 11 22

Detik jantungDetik jantung PernafasanPernafasan Reflex waktu Reflex waktu

jalan nafas jalan nafas dibersihkandibersihkan

Tonus ototTonus otot

Warna kulitWarna kulit

Tidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada

LunglaiLunglai

Biru pucatBiru pucat

< 100 / m< 100 / mTak teraturTak teraturMenyeringaiMenyeringai

Fleksi Fleksi ekstremitas ekstremitas (lemah)(lemah)Tubuh merah Tubuh merah ekstremitas ekstremitas birubiru

> 100 / m> 100 / mTangis kuatTangis kuatBatuk/bersinBatuk/bersin

Fleksi kuat Fleksi kuat gerak aktifgerak aktif

Merah Merah seluruh tubuhseluruh tubuh

Page 18: NEONATUS dengan RESIKO

Tindakan pada Asfiksia neonatorumTindakan pada Asfiksia neonatorum

Perhatian :Perhatian :1.1. Faktor waktu sangat pentingFaktor waktu sangat penting2.2. Kerusakan karena hipoksia pascanatal harus Kerusakan karena hipoksia pascanatal harus

dicegahdicegah3.3. Riwayat kehamilan dan partus dapat memberi Riwayat kehamilan dan partus dapat memberi

keterangan berartiketerangan berarti4.4. Penilaian bayi baru lahir perlu dikenal baikPenilaian bayi baru lahir perlu dikenal baik

Page 19: NEONATUS dengan RESIKO

Prinsip dasar resusitasi :Prinsip dasar resusitasi : Usahakan saluran nafas bebasUsahakan saluran nafas bebas Berikan bantuan pernafasan aktif pada bayi Berikan bantuan pernafasan aktif pada bayi

dengan usaha pernafasan lemahdengan usaha pernafasan lemah Koreksi asidosisKoreksi asidosis Jaga sirkulasi darahJaga sirkulasi darah

Tindakan Umum :Tindakan Umum :1.1. Pengawasan suhuPengawasan suhu2.2. Pembersihan jalan nafasPembersihan jalan nafas3.3. Beri rangsangan untuk menimbulkan nafasBeri rangsangan untuk menimbulkan nafas

Page 20: NEONATUS dengan RESIKO

Gawat Nafas pada NeonatusGawat Nafas pada Neonatus

Penyebab tersering :Penyebab tersering :1.1. Penyakit Membran Hyalin ( RDS )Penyakit Membran Hyalin ( RDS )2.2. Sindrom aspirasi mekoniumSindrom aspirasi mekoniumManifestasi klinis :Manifestasi klinis : Takpnu ( frekuensi nafas > 60x/mnt )Takpnu ( frekuensi nafas > 60x/mnt ) MerintihMerintih Retraksi intercostalRetraksi intercostal Nafas cuping hidungNafas cuping hidung SianosisSianosis

Page 21: NEONATUS dengan RESIKO

Penyakit Membran Hialin ( RDS )Penyakit Membran Hialin ( RDS )Etiologi Etiologi → kurangnya surfaktan pada paru bayi→ kurangnya surfaktan pada paru bayiFaktor resiko : prematuritas, hipertensi pada ibu, Faktor resiko : prematuritas, hipertensi pada ibu, ketuban pecah diniketuban pecah diniManifestasi klinis :Manifestasi klinis :TakipnuTakipnuMerintihMerintihRetraksi intercostalRetraksi intercostalNafas cuping hidungNafas cuping hidungRonchi +Ronchi +

Page 22: NEONATUS dengan RESIKO

Pemeriksaan penunjang : Rontgen dadaPemeriksaan penunjang : Rontgen dadaPenilaian kematangan paru Penilaian kematangan paru → Shake tes→ Shake tesDignosa banding : pneumonia kongenitalDignosa banding : pneumonia kongenitalPencegahan : kortikosteroid pada ibu 48-72 jam Pencegahan : kortikosteroid pada ibu 48-72 jam sebelum melahirkansebelum melahirkanTata laksana :Tata laksana :

Bebaskan jalan nafasBebaskan jalan nafas Berikan oksigenasi yang baikBerikan oksigenasi yang baik Jaga keseimbangan cairan dan elektrolitJaga keseimbangan cairan dan elektrolit Cegah hipotermiaCegah hipotermia Cegah hipoglikemiaCegah hipoglikemia Antibiotik( ampisilin 100 mg/kg hr dikombinasi Antibiotik( ampisilin 100 mg/kg hr dikombinasi

gentamisin 3-5 mg/kg/hr )gentamisin 3-5 mg/kg/hr )

Page 23: NEONATUS dengan RESIKO

Sindrom Aspirasi MekoniumSindrom Aspirasi Mekonium

Etiologi : inhalasi cairan amnion yang Etiologi : inhalasi cairan amnion yang mengandung mekomeum oleh bayimengandung mekomeum oleh bayiFaktor resiko : Postdate, eklamsia, ibu menderita Faktor resiko : Postdate, eklamsia, ibu menderita penyakit paru kronis/kardiovaskulerpenyakit paru kronis/kardiovaskulerManifestasi klinis : hampir seperti penyakit Manifestasi klinis : hampir seperti penyakit membran hyalinmembran hyalinPemeriksaan penunjang : Rontgen dadaPemeriksaan penunjang : Rontgen dadaTata laksana : sama seperti penyakit membran Tata laksana : sama seperti penyakit membran hyalinhyalin

Page 24: NEONATUS dengan RESIKO

Sepsis NeonatorumSepsis NeonatorumFaktor resiko : prematuritas, BBLR, ketuban pecah Faktor resiko : prematuritas, BBLR, ketuban pecah dini, demam intra partum maternal dlldini, demam intra partum maternal dllManifestasi klinis :Manifestasi klinis :

umum : panas, hipotermia, malas minum, letargiumum : panas, hipotermia, malas minum, letargi Saluran cerna : distensi abdomen,muntah, diareSaluran cerna : distensi abdomen,muntah, diare Saluran nafas : dispneu, takipnu, nafas cuping Saluran nafas : dispneu, takipnu, nafas cuping

hidung,merintih,retraksi intercostahidung,merintih,retraksi intercosta Sistem kardiovaskuler : sianosis, takikardi, bradikardiSistem kardiovaskuler : sianosis, takikardi, bradikardi SSP :kejang, high pitched cry,ubun-ubun menojolSSP :kejang, high pitched cry,ubun-ubun menojol Hematologi : ikterus,splenomegali,pucat,perdarahanHematologi : ikterus,splenomegali,pucat,perdarahan

Page 25: NEONATUS dengan RESIKO

Pemeriksaan penunjang : Foto dada, darah Pemeriksaan penunjang : Foto dada, darah lengkap, pungsi lumbal, kultur urin dan darahlengkap, pungsi lumbal, kultur urin dan darah

Diagnosa ditegakkan bila ditemukan kuman pada Diagnosa ditegakkan bila ditemukan kuman pada biakan darahbiakan darah

Tata laksana :Tata laksana : Suportif ( monitor cairan & elektrolit, cegah Suportif ( monitor cairan & elektrolit, cegah

hipoglikemi dsb)hipoglikemi dsb) Kausatif : antibiotikaKausatif : antibiotika

Page 26: NEONATUS dengan RESIKO

Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum

Etiologi : kuman Clostridium tetani (anaerob)Etiologi : kuman Clostridium tetani (anaerob)Patofisiologi:Patofisiologi:Spora Cl tetaniSpora Cl tetani→masuk lewat luka di tali pusat →masuk lewat luka di tali pusat

→puntung terinfeksi →spora →puntung terinfeksi →spora berbiak,menghasilkan toksin →toksin menyebar berbiak,menghasilkan toksin →toksin menyebar ke seluruh tubuh →diserap serabut sarafke seluruh tubuh →diserap serabut saraf

Manifestasi klinis : Trismus, kekakuan otot Manifestasi klinis : Trismus, kekakuan otot wajah, kaku kuduk, kejang,otot dinding perut wajah, kaku kuduk, kejang,otot dinding perut kakukaku

Komplikasi ; pneumonia aspirasi, frakturKomplikasi ; pneumonia aspirasi, fraktur Diagnosis banding : meningitis, abses Diagnosis banding : meningitis, abses

retrofaringeal, keracunan obatretrofaringeal, keracunan obat

Page 27: NEONATUS dengan RESIKO

Tata laksana tetanus neonatorum: Tata laksana tetanus neonatorum:

Bersihkan port de entrée (umbilikus )Bersihkan port de entrée (umbilikus ) ATS 1500 IU (IM),beri toksoid tetanus ATS 1500 IU (IM),beri toksoid tetanus

sesuai status imunisasisesuai status imunisasi Antibiotika Antibiotika → Penicillin 50000 IU/kg/hr → Penicillin 50000 IU/kg/hr

dalam 2 dosisdalam 2 dosis Antikejang : Diazepam 0,5-1mg/kg,dapat Antikejang : Diazepam 0,5-1mg/kg,dapat

dikombinasi dengan luminal 5mg/kgbbdikombinasi dengan luminal 5mg/kgbb Isolasi, oksigenIsolasi, oksigen

Page 28: NEONATUS dengan RESIKO

Ikterus NeonatorumIkterus NeonatorumDefinisi : pewarnaan kuning pada kulit, mukosa, sklera Definisi : pewarnaan kuning pada kulit, mukosa, sklera

mata akibat penumpukan bilirubin yang tak terkonjugasimata akibat penumpukan bilirubin yang tak terkonjugasiIkterus yang cenderung patologis :Ikterus yang cenderung patologis : Terjadi 24 jam pertamaTerjadi 24 jam pertama Peningkatan serum bilirubin >5mg/dl perhariPeningkatan serum bilirubin >5mg/dl perhari Bilirubin >10mg% ( bayi kurang bulan )Bilirubin >10mg% ( bayi kurang bulan ) Bilirubin >12,5mg% ( bayi cukup bulan )Bilirubin >12,5mg% ( bayi cukup bulan ) Ikterus yang menetap setelah bayi berusia 2 mg pertamaIkterus yang menetap setelah bayi berusia 2 mg pertama Ikterus yang disertai : berat lahir < 2000gr, masa gestasi Ikterus yang disertai : berat lahir < 2000gr, masa gestasi

< 36 mg, asfiksia neonatus, infeksi, trauma lahir pada < 36 mg, asfiksia neonatus, infeksi, trauma lahir pada kepala, hipoglikemia,proses hemolisiskepala, hipoglikemia,proses hemolisis

Bilirubin Direk >1mg%Bilirubin Direk >1mg%

Page 29: NEONATUS dengan RESIKO

Ikterus fisilogis : Ikterus fisilogis : muncul hari ke 3-5muncul hari ke 3-5 Tidak punya dasar patologisTidak punya dasar patologis Kadarnya tidak melewati batas yang Kadarnya tidak melewati batas yang

membahayakanmembahayakan Tidak menimbulkan morbiditas pada bayiTidak menimbulkan morbiditas pada bayiBahaya : Kern ikterus Bahaya : Kern ikterus → terjadi perlengketan → terjadi perlengketan

bilirubin pada otakbilirubin pada otakGejala : kejang,tak mau mengisap,tonus otot Gejala : kejang,tak mau mengisap,tonus otot

meningkat,leher kakumeningkat,leher kakuBila bayi bertahan hidupBila bayi bertahan hidupspasme otot,atetosis spasme otot,atetosis

disertai ketegangan otot,ketulian,gangguan disertai ketegangan otot,ketulian,gangguan bicara,retardasi mentalbicara,retardasi mental

Page 30: NEONATUS dengan RESIKO

Etiologi :Etiologi : Produksi bilirubin berlebihanProduksi bilirubin berlebihan Gangguan pengambilan dan pengangkutan bilirubinGangguan pengambilan dan pengangkutan bilirubin Gagalnya proses konjugasi di heparGagalnya proses konjugasi di hepar Gangguan proses ekskresiGangguan proses ekskresi Peningkatan reabsorpsi dari saluran cernaPeningkatan reabsorpsi dari saluran cernaManifestasi klinis :Manifestasi klinis :Derajat ikterus menurut Kramer:Derajat ikterus menurut Kramer:1.1. Kepala dan leher Kepala dan leher → serum bilirubin 100→ serum bilirubin 100μμmolmol2.2. Pusat-leher → serum bilirubin 150Pusat-leher → serum bilirubin 150μμmolmol3.3. Pusat-paha → serum bilirubin 200Pusat-paha → serum bilirubin 200μμmolmol4.4. Lengan + tungkai → serum bilirubin 250Lengan + tungkai → serum bilirubin 250μμmolmol5.5. Tangan + kaki → serum bilirubin > 250Tangan + kaki → serum bilirubin > 250μμmolmol

Page 31: NEONATUS dengan RESIKO

Pendekatan menentukan kemungkinan penyebab :Pendekatan menentukan kemungkinan penyebab : Tidak mudahTidak mudah Membutuhkan pemeriksaan banyak & mahalMembutuhkan pemeriksaan banyak & mahal

A.A. Ikterus timbul 24 jam pertamaIkterus timbul 24 jam pertama1.1. Inkompabilitas darah Rh, ABOInkompabilitas darah Rh, ABO2.2. Infeksi intra uterinInfeksi intra uterin3.3. Defisiensi G-6 PDDefisiensi G-6 PD

Page 32: NEONATUS dengan RESIKO

B.B. Ikterus timbul 24 – 72 jam setelah lahirIkterus timbul 24 – 72 jam setelah lahir1.1. Biasanya ikterus fisiologisBiasanya ikterus fisiologis2.2. Kemungkinan inkompatibilitas ABO/Rh Kemungkinan inkompatibilitas ABO/Rh

(bilr (bilr → > 5 mg%/hr)→ > 5 mg%/hr)3.3. Defisiensi G-6 PDDefisiensi G-6 PD4.4. PolisitemiaPolisitemia5.5. Hemolisis perdarahan tertutupHemolisis perdarahan tertutup6.6. HipoksiaHipoksia7.7. SferositosisSferositosis8.8. Dehidrasi asidosisDehidrasi asidosis9.9. Defisiensi enzim eritrosit lainnyaDefisiensi enzim eritrosit lainnya

Page 33: NEONATUS dengan RESIKO

C.C. Ikterus timbul sesudah 72 jam – akhir minggu IIkterus timbul sesudah 72 jam – akhir minggu I1.1. Biasanya karena infeksi (sepsis)Biasanya karena infeksi (sepsis)2.2. Dehidrasi asidosisDehidrasi asidosis3.3. Defisiensi G-6 PDDefisiensi G-6 PD4.4. Pengaruh obatPengaruh obat5.5. Sindrome Criggler – Najjar (enzim Glukoronil Sindrome Criggler – Najjar (enzim Glukoronil

Transferase)Transferase)

D.D. Ikterus timbul akhir minggu I dslIkterus timbul akhir minggu I dsl1.1. Biasanya karena obstruksiBiasanya karena obstruksi2.2. HipotiroidismeHipotiroidisme3.3. Breast milk jaundiceBreast milk jaundice4.4. InfeksiInfeksi5.5. Neonatal hepatitisNeonatal hepatitis6.6. galaktosemiagalaktosemia

Page 34: NEONATUS dengan RESIKO

Tata Laksana :Tata Laksana :1.1. Stimulasi proses konjugasi dengan fenobarbitalStimulasi proses konjugasi dengan fenobarbital2.2. Menambahkan bahan yang kurang dalam metabolisme Menambahkan bahan yang kurang dalam metabolisme

bilirubin ( mis : Glukosa ) atau bahan yang bilirubin ( mis : Glukosa ) atau bahan yang memperbaiki transpor bilirubin ( mis : albumin )memperbaiki transpor bilirubin ( mis : albumin )

3.3. Pemberian makanan oral diniPemberian makanan oral dini4.4. Terapi sinar ( fototerapi )Terapi sinar ( fototerapi )5.5. Transfusi tukarTransfusi tukar

Page 35: NEONATUS dengan RESIKO

PEDOMAN PENGELOLAAN IKTERUS PEDOMAN PENGELOLAAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR PADA BAYI BARU LAHIR

Serum bili Serum bili rubin mg/dLrubin mg/dL BBLBBL < 24< 24 24 – 4824 – 48 48 – 7248 – 72 >72>72

< 5 mg< 5 mg SemuaSemua Makanan diniMakanan dini

5 – 9 mg5 – 9 mg SemuaSemua Hemolisis+Hemolisis+fototerapifototerapi Fenobarbital + kalori cukupFenobarbital + kalori cukup

10 – 14 mg10 – 14 mg< 2500< 2500 Hemolisis+ Hemolisis+

exch.trans exch.trans fusifusi

fototerapifototerapi> 2500> 2500

15 – 19 mg15 – 19 mg< 2500< 2500

Exchange transfusiExchange transfusiExchange transfusiExchange transfusi

> 2500> 2500 fototerapifototerapi

> 20 mg> 20 mg<2500<2500 Exchange transfusiExchange transfusi

PEDOMAN PENGELOLAAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR

Page 36: NEONATUS dengan RESIKO

METABOLISME BILIRUBINMETABOLISME BILIRUBIN

ERITROSIT

Hb Fe

Globin

BILIVERDIN

BILIRUBIN

SUMBER LAIN

BILIRUBIN INDIREK

KOMPLEKS BILIRUBIN

ALBUMIN

Uptake protein Z

protein Y

konjugasi

urobilinogenHidrolisis

bilirubin

Glukoronil transferase

Sirkulus Enterohepatis

sterkobilin

Bilirubin direk

Page 37: NEONATUS dengan RESIKO

1. PRODUKSI1. PRODUKSI

Degradasi Hb pada sistem Degradasi Hb pada sistem retikuloendotelial (RES)retikuloendotelial (RES) 1 gram Hb 1 gram Hb → 35 mg bilirubin indirek→ 35 mg bilirubin indirek

• Tidak larut dalam air, larut dalam lemakTidak larut dalam air, larut dalam lemak• Bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo Bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo

(Reaksi Hymas Van Den Berg)(Reaksi Hymas Van Den Berg)

Page 38: NEONATUS dengan RESIKO

2. TRANSPORTASI2. TRANSPORTASI Bilirubin diikat albuminBilirubin diikat albumin Bil ditransfer melalui membran sel ke dalam Bil ditransfer melalui membran sel ke dalam

hepatosit, albumin tidakhepatosit, albumin tidak Dlm sel bil terikat dengan ligandin, sebag kecil Dlm sel bil terikat dengan ligandin, sebag kecil

pd glutation S-transferase lain dan protein Zpd glutation S-transferase lain dan protein Z Bilirubin masuk hepatosit dikonjugasi dan Bilirubin masuk hepatosit dikonjugasi dan

diekskresi ke empedudiekskresi ke empedu Dg sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin Dg sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin

sedangkan albumin tidaksedangkan albumin tidak Fenobarbital Fenobarbital → konsent ligandin → konsent ligandin → pengikatan → pengikatan

bilirubin bilirubin

Page 39: NEONATUS dengan RESIKO

3. KONJUGASI3. KONJUGASI Dlm sel hepar bilirubin dikonjugasi menjadi Dlm sel hepar bilirubin dikonjugasi menjadi

bilirubin diglukoronide, sebag kecil menjadi bilirubin diglukoronide, sebag kecil menjadi monoglikoronidemonoglikoronide

4. EKSKRESI4. EKSKRESISesudah konjugasi bilirubin Sesudah konjugasi bilirubin → bil direk larut air → bil direk larut air → diekskresi sistem empedu → ke usus sebag → diekskresi sistem empedu → ke usus sebag kecil bil direk dihidrolisis menjadi bil indirek dan kecil bil direk dihidrolisis menjadi bil indirek dan reabsorbsi (siklus enterohepatis)reabsorbsi (siklus enterohepatis)

Page 40: NEONATUS dengan RESIKO