naskah_publikasi

Upload: mahardian

Post on 06-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

  • PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH(Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM

    AMPAS KOPI DAN DAUN PISANG KERING YANGBERBEDA

    NASKAH PUBLIKASI

    Disusun Oleh:

    YUDHY IRHANANTOA.420 100 127

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2014

  • PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH(Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM

    AMPAS KOPI DAN DAUN PISANG KERING YANGBERBEDA

    Yudhy Irhananto, A 420 100 127, Program Studi Pendidikan Biologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

    Surakarta, 2014

    ABSTRAK

    Jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus) adalah salah satu jamur kayu yangdapat dikonsumsi serta mempunyai kandungan gizi tinggi seperti karbohidrat,kalsium, protein, zat besi, lemak, kalium dan fosfor. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui pertumbuhan dan produktifitas jamur tiram putih (Pleurotusostreatus) pada komposisi media tanam ampas kopi dan daun pisang keringyang berbeda. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)dengan satu faktor komposisi ampas kopi dan daun pisang kering yaitu Y0(tanpa ampas kopi dan daun pisang kering), Y1 (ampas kopi 50 g + daunpisang kering 25 g), Y2 (ampas kopi 50 g + daun pisang kering 15 g), Y3(ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g), Y4 (ampas kopi 25 g + daunpisang kering 15 g). Analisis data pengujian menggunakan One Way Anova.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur tiram putih (waktupemenuhan miselium) paling cepat pada perlakun Y0 (tanpa ampas kopi dandaun pisang kering) selama 28,7 hari. Produktifitas jamur tiram putih ( totalpanen jumlah tubuh buah dan total panen berat segar tubuh buah) tertinggipada perlakuan Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) yaitu 17 helaipada panen pertama, 11 helai pada panen kedua dan 126,67 g pada panenpertama, 110 g pada panen kedua.

    Kata kunci : Pleoratus ostreatus, ampas kopi, daun pisang kering

  • 1A. PENDAHULUANJamur tiram putih merupakan salah satu produk pertanian yang

    mempunyai kandungan gizi tinggi dibandingkan dengan jamur lain. MenurutCahyana (1999), kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein 27%, lemak1,6%, karbohidrat 58%, serat 11,5%, abu 9,3%, kalori 265 Kkal. Selainkandungan gizinya yang tinggi, juga mempunyai manfaat untuk kesehatanyaitu sebagai protein nabati yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapatmencengah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung (Pasaribu, dkk2002).

    Suriawiria (2000), budidaya jamur tiram putih di Indonesia belumdapat untuk memenuhi kebutuhan konsumen setiap hari. Padahal prospekpengusahaan jamur tiram putih cukup cerah, karena pangsa pasar untukekspor maupun lokal terbuka lebar, asal kualitas dan kuantitas produksi sesuaidengan persyaratan. Budidaya jamur tiram putih tidak terlalu membutuhkanmodal besar karena salah satu media tanamnya adalah serbuk gergaji.Menurut Suprapti (2000), budidaya jamur tiram putih dapat dilakukan denganteknologi sederhana menggunakan media tanam dari serbuk gergaji kayu.Serbuk gergaji merupakan limbah dari pabrik kayu yang mudah diperoleh.

    Yuniasmara, dkk (1999), jamur tiram dapat tumbuh pada media yangmengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yaitu lignin,karbohidrat (selulosa dan glukosa), nitrogen, serat, dan vitamin. Media tanamyang biasanya digunakan dalam pertumbuhan jamur tiram yaitu serbuk kayugergaji, bekatul, jerami, sekam, tepung beras. Menurut penelitian Winarni(2002), produksi jamur tiram putih (Pleuratus ostreatus) menunjukkan bahwaformulasi paling baik media tanam terhadap produksi jamur tiram putihadalah serbuk gergaji kayu 15 kg, bekatul 2,25 kg, gips 0,15 kg, kapur 0,375kg.

    Di daerah Baki, Sukoharjo banyak warga yang mengkonsumsi kopi,dari konsumsi kopi tersebut menghasilkan ampas kopi yang hanya di buangbegitu saja. Ampas kopi dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan padamedia tanaman jamur tiram putih, karena ampas kopi mengadung protein,

  • 2nitrogen, lignin dan selulosa yang di butuhkan dalam pertumbuhan jamurtiram putih, pemanfaatan daun pisang kering kurang terutama hanya dibakarsebagai pengganti kayu atau minyak tanah, maka diperlukan inovasidiversifikasi pemakaian daun pisang kering secara optimal. Di daun pisangkering dapat di manfaatkan sebagai bahan tambahan media tanam jamur tiramputih, karena mengandung karbon, selulosa dan lignin yang dibutuhkan dalampertumbuhan jamur tiram putih.

    Menurut S. Caetano (2012), kandungan ampas kopi meliputi totalkarbon 47,8-58,9%; total nitrogen 1,9-2,3%; protein 6,7-13,6 g/100g; abu0,43-1,6%; selulosa 8,6%.

    Hasil penelitian Elliyanti (2002), menunjukan bahwa komposisimedium serbuk gergaji kayu sengon 25% dan alang-alang 75% berpengaruhterhadap pertumbuhan miselium lebih cepat, karena medium tanam tersebuttidak padat, sehingga miselium dapat menjalar ke segala arah dalam mediumtersebut.

    Daun pisang kering merupakan salah satu bagian tanaman pisang yangmengandung hemiselulosa sehingga dapat dijadikan media tanam jamur.Menurut Chang (1982), komponen organik daun pisang kering (gr/100 grberat kering sampel) adalah selulosa 10,85; hemiselulosa 19,96; lignin 18,21;total C 50,52; C/N rasio 29,54. Hasil penelitian Mayun (2007), limbah daunpisang merupakan media tanam jamur merang yang paling baik dibandingkanlimbah pertanian yang lain seperti kulit kopi, alang-alang, dan jerami.

    Hasil penelitian Supiah (2000), menunjukan bahwa penambahan daunpisang kering 15% pada medium dasar serbuk gergaji kayu sengon 75% dapatmeningkatkan berat segar tubuh buah jamur tiram putih. Hartadi dalamSuryani (2007), kandungan daun pisang kering terdiri atas bahan kering16,0%, protein kasar 2,3%, serat kasar 3,7%, lemak 6,0%, kadar abu 1,9%.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruhpupuk kandang ayam pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasiljamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

  • 3B. METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan pada Januari sampai Mei 2014, didesa Sugihan Rt

    21/ Rw 05, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Metode Penelitianmenggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu (ampaskopi + daun pisang kering) yang terdiri dari lima perlakuan yaitu Y0 (tanpaampas kopi dan daun pisang kering), Y1 (ampas kopi 50g + daun pisangkering 25g), Y2 (ampas kopi 50g + daun pisang kering 15g), Y3 (ampas kopi25g + daun pisang kering 25g), Y4 (ampas kopi 25g + daun pisang kering15g), setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali.

    Tahap penelitian dimulai dari Persiapan media tanam, pengomposan,pembungkusan, sterilisasi, pendinginan, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan,pemeliharaan pertumbuhan jamur tiram putih dan panen. Parameter yangdiamati adalah lama pertumbuhan miselium (hari), jumlah tubuh buah (helai)dan berat segar tubuh buah jamur (gram).

    Teknik pengumpulan data dengan percobaan langsung. Data diujimenggunakan uji statistik One-Way ANOVA ( = 0,05). Analisis data denganmenggunakan program computer SPSS(Statistic Product and Service Solution) 17.0 for Windows

    C. HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian pertumbuhan miselium dan hasil jamur tiram putih yang

    meliputi jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah sebagai berikut.

    1. Waktu pemenuhan miselium jamur tiram putihWaktu pemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium

    sampai memenuhi baglog. Salah satu indikator keberhasilan inokulasiyaitu munculnya miselium. Disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

  • 4Tabel 4.1 Rata-rata waktu pemenuhan miselium jamur tiram putihPerlakuan Waktu

    Pemenuhanmiselium (hari)

    Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisang kering) 28,7*Y1 (ampas kopi 50 g + daun pisang kering 25 g) 39**Y2 (ampas kopi 50 g + daun pisang kering 15 g) 37,7Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) 36,3Y4 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 15 g) 35,3*Waktu pemenuhan miselium paling cepat**Waktu pemenuhan miselium paling lama

    Tabel 4.1 menunjukkan waktu pemenuhan miselium pada baglogpaling cepat penuh selama 28,7 hari pada perlakuan Y0 (tanpa ampas kopidan tanpa daun pisang kering). Rata-rata waktu pemenuhan miseliumjamur tiram putih paling lama 39 hari pada perlakuan Y1 (ampas kopi 50g, dan daun pisang kering 25 g).

    2. Jumlah Tubuh Buah dan Berat Segar Tubuh BuahJumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih disajikanpada tabel 4.2

    Tabel 4.2 Rata-rata berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah jamur tiram putih

    Perlakuan Panen Berat segartubuh buah (g) berat segartubuh buah

    (g)

    Jumlahtubuh buah

    (helai)

    jumlahtubuh buah

    (helai)

    Y01 96,67

    430*8

    36*2 46,67* 4*

    Y11 100

    4909

    512 63,33 8

    Y21 120

    64013

    672 93,33 10

    Y31 126,67**

    710**17**

    83**2 110 11

    Y41 93,33

    55011

    542 90 7

    Keterangan:Y0: tanpa ampas kopi dan daun pisang keringY1: ampas kopi 50 g + daun pisang kering 25 gY2: ampas kopi 50 g + daun pisang kering 15 gY3: ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 gY4: ampas kopi 25 g + daun pisang kering 15 g

  • 5*Jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah paling rendah**Jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah paling tinggi

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tubuh buahjamur tiram putih putih yang paling tinggi pada perlakuan Y3 (ampaskopi 25 g + daun pisang kering 25 g) sebanyak 17 helai pada panen ke1, sedangkan jumlah tubuh buah jamur tiram putih paling rendah padaperlakuan Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisang kering) sebanyak 4helai pada panen ke 1.

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa berat segar tubuh buah jamurtiram putih yang paling tinggi pada perlakuan Y3 (ampas kopi 25 g +daun pisang kering 25 g) sebesar 126,67 g pada panen ke 1, sedangkanberat segar tubuh buah jamur tiram putih paling rendah padaperlakuan Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisang kering) sebesar46,67 g pada panen ke 2.

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tubuh buah dan berat segartubuh buah jamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan Y3 (ampaskopi 25 g + daun pisang kering 25 g) sebesar 83 helai dan 710 g,sedangkan tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putihpaling rendah pada perlakuan Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisangkering) sebanyak 36 helai dan 430 g.

    D. Pembahasan

    1. Waktu pemenuhan miseliumPemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium

    sampai miselium memenuhi baglog. Salah satu indikator keberhasilaninokulasi yaitu munculnya miselium. Perbedaan waktu pemenuhanmiselium dapat dilihat pada histogram berikut ini:

  • 6Gambar 4.1 Waktu pemenuhan miselium berbagai pelakuan media

    Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa waktu pemenuhanmiselium perlakuan Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisang kering),yaitu 28,7 hari paling cepat namun dilihat dari hasil rendah karenatanpa nutrisi tambahan, sedangkan waktu pemenuhan miseliumperlakuan Y1 (ampas kopi 50 g + daun pisang kering 25 g), yaitu 39hari paling lama waktu pemenuhan miselium namun hasil tidak lebihrendah dari Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) karenaampas kopi memiliki kandungan lignin 33,6% sehingga agakmengganggu pemenuhan miselium.

    Kholisoh (2011), selulosa merupakan rantai lurus polimer dari1-4--D-glukosa dan merupakan komponen terbesar pada dinding seltanaman. Keberadaannya pada dinding sel tanaman bersama-samadengan hemiselulosa dan lignin, oleh karena itu serat tanaman biasadisebut dengan lignoselulosa. Lignin merupakan polimer kompleksdari phenyl propana dan mudah didegradasi oleh asam, basa, maupunenzim lignolitik. Enzim yang dapat mendegradasi lignin adalahmangan peroxidase, lignin peroxidase, dan cellobiose dehydrogenase.Karena lignin melindungi selulosa dan hemiselulosa dalam dinding seltanaman, maka enzim selulase tidak mudah diadsorpsi oleh selulosa

    05

    10152025303540

    Lam

    a (H

    ari

    )

    6

    Gambar 4.1 Waktu pemenuhan miselium berbagai pelakuan media

    Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa waktu pemenuhanmiselium perlakuan Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisang kering),yaitu 28,7 hari paling cepat namun dilihat dari hasil rendah karenatanpa nutrisi tambahan, sedangkan waktu pemenuhan miseliumperlakuan Y1 (ampas kopi 50 g + daun pisang kering 25 g), yaitu 39hari paling lama waktu pemenuhan miselium namun hasil tidak lebihrendah dari Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) karenaampas kopi memiliki kandungan lignin 33,6% sehingga agakmengganggu pemenuhan miselium.

    Kholisoh (2011), selulosa merupakan rantai lurus polimer dari1-4--D-glukosa dan merupakan komponen terbesar pada dinding seltanaman. Keberadaannya pada dinding sel tanaman bersama-samadengan hemiselulosa dan lignin, oleh karena itu serat tanaman biasadisebut dengan lignoselulosa. Lignin merupakan polimer kompleksdari phenyl propana dan mudah didegradasi oleh asam, basa, maupunenzim lignolitik. Enzim yang dapat mendegradasi lignin adalahmangan peroxidase, lignin peroxidase, dan cellobiose dehydrogenase.Karena lignin melindungi selulosa dan hemiselulosa dalam dinding seltanaman, maka enzim selulase tidak mudah diadsorpsi oleh selulosa

    05

    10152025303540

    Y0 Y1 Y2 Y3 Y4

    28,8

    39 37,7 36,3 35,3

    Perlakuan

    Pemenuhan miselium jamur tiram putih

    6

    Gambar 4.1 Waktu pemenuhan miselium berbagai pelakuan media

    Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa waktu pemenuhanmiselium perlakuan Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisang kering),yaitu 28,7 hari paling cepat namun dilihat dari hasil rendah karenatanpa nutrisi tambahan, sedangkan waktu pemenuhan miseliumperlakuan Y1 (ampas kopi 50 g + daun pisang kering 25 g), yaitu 39hari paling lama waktu pemenuhan miselium namun hasil tidak lebihrendah dari Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) karenaampas kopi memiliki kandungan lignin 33,6% sehingga agakmengganggu pemenuhan miselium.

    Kholisoh (2011), selulosa merupakan rantai lurus polimer dari1-4--D-glukosa dan merupakan komponen terbesar pada dinding seltanaman. Keberadaannya pada dinding sel tanaman bersama-samadengan hemiselulosa dan lignin, oleh karena itu serat tanaman biasadisebut dengan lignoselulosa. Lignin merupakan polimer kompleksdari phenyl propana dan mudah didegradasi oleh asam, basa, maupunenzim lignolitik. Enzim yang dapat mendegradasi lignin adalahmangan peroxidase, lignin peroxidase, dan cellobiose dehydrogenase.Karena lignin melindungi selulosa dan hemiselulosa dalam dinding seltanaman, maka enzim selulase tidak mudah diadsorpsi oleh selulosa

    35,3

    Y0Y1Y2Y3Y4

  • 7dan hemiselulosa. Bahkan, lignin mampu mengadsorpsi enzimselulase meskipun tidak bereaksi. Hal ini tentu saja merugikan dalamproses hidrolisis lignoselulosa secara enzimatik. Enzim yang dapatmenghidrolisis selulosa adalah selulase. Kapang yang bisamenghasilkan selulase adalah Aspergillus niger, Trichoderma viride.

    Lama pemenuhan miselium dipengaruhi oleh suhu,kelembaban, tempat inkubasi dan kualitas bibit jamur yang digunakan.Guna menunjang pemenuhan miselium pada jamur tiram, idealnyaruang inkubasi memiliki suhu 22-29oC dan kelembaban 90-100%(Ipuk dan Saparinto dalam Steviani, 2011). Tingkat kepadatan baglogjuga mempengaruhi pada penyebaran miselium, apabila baglog terlalupadat maka miselium juga akan sulit untuk memenuhi ke seluruhpermukaan baglog, oleh karena itu dalam pengisian baglogdiusahakan untuk tidak terlalu padat atau terlalu renggang.

    2) Jumlah tubuh buah jamur tiram putihJumlah tubuh buah jamur tiram putih menjadi parameter

    pengamatan untuk menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiramputih. Perbedaan jumlah tubuh buah jamur tiram putih dapat dilihatpada histogram berikut ini. Berikut adalah histogram hasil rata-ratajumlah tubuh buah jamur tiram putih:

    Gambar 4.2 Rata-rata jumlah tubuh buah jamur tiram putih

    7

    dan hemiselulosa. Bahkan, lignin mampu mengadsorpsi enzimselulase meskipun tidak bereaksi. Hal ini tentu saja merugikan dalamproses hidrolisis lignoselulosa secara enzimatik. Enzim yang dapatmenghidrolisis selulosa adalah selulase. Kapang yang bisamenghasilkan selulase adalah Aspergillus niger, Trichoderma viride.

    Lama pemenuhan miselium dipengaruhi oleh suhu,kelembaban, tempat inkubasi dan kualitas bibit jamur yang digunakan.Guna menunjang pemenuhan miselium pada jamur tiram, idealnyaruang inkubasi memiliki suhu 22-29oC dan kelembaban 90-100%(Ipuk dan Saparinto dalam Steviani, 2011). Tingkat kepadatan baglogjuga mempengaruhi pada penyebaran miselium, apabila baglog terlalupadat maka miselium juga akan sulit untuk memenuhi ke seluruhpermukaan baglog, oleh karena itu dalam pengisian baglogdiusahakan untuk tidak terlalu padat atau terlalu renggang.

    2) Jumlah tubuh buah jamur tiram putihJumlah tubuh buah jamur tiram putih menjadi parameter

    pengamatan untuk menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiramputih. Perbedaan jumlah tubuh buah jamur tiram putih dapat dilihatpada histogram berikut ini. Berikut adalah histogram hasil rata-ratajumlah tubuh buah jamur tiram putih:

    Gambar 4.2 Rata-rata jumlah tubuh buah jamur tiram putih

    8 9

    13

    17

    11

    48

    10 11

    02468

    1012141618

    YO Y1 Y2 Y3 Y4

    Hel

    ai

    Perlakuan

    Jumlah tubuh buah jamur tiram putih

    7

    dan hemiselulosa. Bahkan, lignin mampu mengadsorpsi enzimselulase meskipun tidak bereaksi. Hal ini tentu saja merugikan dalamproses hidrolisis lignoselulosa secara enzimatik. Enzim yang dapatmenghidrolisis selulosa adalah selulase. Kapang yang bisamenghasilkan selulase adalah Aspergillus niger, Trichoderma viride.

    Lama pemenuhan miselium dipengaruhi oleh suhu,kelembaban, tempat inkubasi dan kualitas bibit jamur yang digunakan.Guna menunjang pemenuhan miselium pada jamur tiram, idealnyaruang inkubasi memiliki suhu 22-29oC dan kelembaban 90-100%(Ipuk dan Saparinto dalam Steviani, 2011). Tingkat kepadatan baglogjuga mempengaruhi pada penyebaran miselium, apabila baglog terlalupadat maka miselium juga akan sulit untuk memenuhi ke seluruhpermukaan baglog, oleh karena itu dalam pengisian baglogdiusahakan untuk tidak terlalu padat atau terlalu renggang.

    2) Jumlah tubuh buah jamur tiram putihJumlah tubuh buah jamur tiram putih menjadi parameter

    pengamatan untuk menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiramputih. Perbedaan jumlah tubuh buah jamur tiram putih dapat dilihatpada histogram berikut ini. Berikut adalah histogram hasil rata-ratajumlah tubuh buah jamur tiram putih:

    Gambar 4.2 Rata-rata jumlah tubuh buah jamur tiram putih

    11

    7

    Y4

    Jumlah tubuh buah jamur tiram putih

    Panen 1Panen 2

  • 8Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa jumlah tubuh buahjamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan Y3 (ampas kopi 25 g +daun pisang kering 25 g) 17 helai pada panen pertama dan 11 helaipada panen kedua. Hal ini menunjukkan bahwa Y3 (komposisi ampaskopi 25 g dan daun pisang kering 25 g) berpengaruh terhadap jumlahtubuh buah jamur tiram putih.

    Nutrisi yang terkandung dalam penambahan ampas kopiadalah unsur nitrogen kisaran 2,3%, selulosa 8,6%, hemiselulosa36,7%, protein 6,713,6% yang dapat memacu pertumbuhan dan hasiltubuh buah jamur. Sesuai dengan pernyataan Soenanto dalam Steviani(2011), bahwa nitrogen berfungsi untuk pembentukan protein, danmembangun enzim-enzim yang disimpan dalam tubuhnya untukmemacu pertumbuhan tubuh buah jamur. Sesuai juga denganpernyataan Darlina (2008), protein merupakan sumber nitrogen yangdibutuhkan sebagai penyusun jaringan yang sedang aktif tumbuh,sehingga mempengaruhi diameter tudung jamur.

    Hasil rata-rata jumlah tubuh buah jamur tiram putih padapanen pertama dan kedua secara keseluruhan mengalami penurunan,hal ini disebabkan menurunnya nutrisi pada media sehinggamempengaruhi pertumbuhan dan hasil jamur tiram.

    3) Berat segar tubuh buah jamur tiram putihBerat segar tubuh buah jamur tiram putih menjadi parameter

    pengamatan untuk menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiramputih. Perbedaan berat segar tubuh buah jamur tiram putih dapatdilihat pada histogram berikut ini:

  • 9Gambar 4.3 Rata-rata berat segar jamur tiram putih berbagai perlakuanmedia

    Pengamatan berat segar buah jamur diperoleh hasil bahwaperlakuan Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) denganrata-rata berat segar tubuh buah jamur tiram putih 126,67 g padapanen pertama dan 110 g pada panen kedua, hal tersebutmenunjukkan bahwa (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g)dapat meningkatkan hasil jamur tiram putih. Sesuai dengan hasilpenelitian Supiah (2000), menunjukan bahwa penambahan daunpisang kering 15% pada medium dasar serbuk gergaji kayu sengon75% dapat meningkatkan berat segar tubuh buah jamur tiram putih.

    Hasil rata-rata berat segar tubuh buah jamur tiram putih padapanen pertama dan kedua secara keseluruhan mengalami penurunan,hal ini disebabkan oleh menurunnya nutrisi pada media sehinggamempengaruhi pertumbuhan dan hasil jamur tiram. Hasil penelitianWinarni (2002), bahwa rata-rata berat tubuh buah segar jamur yangdihasilkan setiap kali panen baik panen pertama dan panen keduamengalami penurunan, hal ini karena sebagian nutrisi media tanamtelah digunakan oleh jamur untuk menghasilkan tubuh buah padapanen pertama.

    9

    Gambar 4.3 Rata-rata berat segar jamur tiram putih berbagai perlakuanmedia

    Pengamatan berat segar buah jamur diperoleh hasil bahwaperlakuan Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) denganrata-rata berat segar tubuh buah jamur tiram putih 126,67 g padapanen pertama dan 110 g pada panen kedua, hal tersebutmenunjukkan bahwa (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g)dapat meningkatkan hasil jamur tiram putih. Sesuai dengan hasilpenelitian Supiah (2000), menunjukan bahwa penambahan daunpisang kering 15% pada medium dasar serbuk gergaji kayu sengon75% dapat meningkatkan berat segar tubuh buah jamur tiram putih.

    Hasil rata-rata berat segar tubuh buah jamur tiram putih padapanen pertama dan kedua secara keseluruhan mengalami penurunan,hal ini disebabkan oleh menurunnya nutrisi pada media sehinggamempengaruhi pertumbuhan dan hasil jamur tiram. Hasil penelitianWinarni (2002), bahwa rata-rata berat tubuh buah segar jamur yangdihasilkan setiap kali panen baik panen pertama dan panen keduamengalami penurunan, hal ini karena sebagian nutrisi media tanamtelah digunakan oleh jamur untuk menghasilkan tubuh buah padapanen pertama.

    0

    50

    100

    150

    Y0 Y1 Y2 Y3

    96,67 100120 126,67

    93,3346,67 63,33

    93,33 110

    gra

    m

    Perlakuan

    Berat segar tubuh buah jamur tiram putih

    9

    Gambar 4.3 Rata-rata berat segar jamur tiram putih berbagai perlakuanmedia

    Pengamatan berat segar buah jamur diperoleh hasil bahwaperlakuan Y3 (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g) denganrata-rata berat segar tubuh buah jamur tiram putih 126,67 g padapanen pertama dan 110 g pada panen kedua, hal tersebutmenunjukkan bahwa (ampas kopi 25 g + daun pisang kering 25 g)dapat meningkatkan hasil jamur tiram putih. Sesuai dengan hasilpenelitian Supiah (2000), menunjukan bahwa penambahan daunpisang kering 15% pada medium dasar serbuk gergaji kayu sengon75% dapat meningkatkan berat segar tubuh buah jamur tiram putih.

    Hasil rata-rata berat segar tubuh buah jamur tiram putih padapanen pertama dan kedua secara keseluruhan mengalami penurunan,hal ini disebabkan oleh menurunnya nutrisi pada media sehinggamempengaruhi pertumbuhan dan hasil jamur tiram. Hasil penelitianWinarni (2002), bahwa rata-rata berat tubuh buah segar jamur yangdihasilkan setiap kali panen baik panen pertama dan panen keduamengalami penurunan, hal ini karena sebagian nutrisi media tanamtelah digunakan oleh jamur untuk menghasilkan tubuh buah padapanen pertama.

    Y4

    93,33110 90

    Berat segar tubuh buah jamur tiram putih

    panen 1panen 2

  • 10

    E. KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

    sebagai berikut:1. Pertumbuhan jamur tiram putih (waktu pemenuhan miselium) paling cepat

    pada perlakun Y0 (tanpa ampas kopi dan daun pisang kering) selama 28,7hari.

    2. Produktifitas jamur tiram putih ( total panen jumlah tubuh buah dan

    total panen berat segar tubuh buah) tertinggi pada perlakuan Y3 (ampaskopi 25 g + daun pisang kering 25 g) yaitu 17 helai pada panen pertama,11 helai pada panen kedua dan 126,67 g pada panen pertama, 110 g padapanen kedua.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adikasari, Ria. 2012. Pemanfaatan Ampas Teh Dan Ampas Kopi SebagaiPenambah Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman Tomat (SolanumLycopersicum) Dengan Media Hidroponik. Skripsi. Surakarta: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Aini, Fitriah Nur. 2013. Pengaruh Penambahan Eceng Gondok (Eichhorniacrassipes) terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotusostreatus). Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol. 2, No.1, (2013): 2337-3520

    Alex, M. 2011. Meraih Sukses dengan Budidaya Jamur Tiram, Jamur Merang,dan Jamur Kuping. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

    Belewu.2005. Cultivation of mushroom (Volvariella volvacea) on banana leaves.African Journal of Biotechnology Vol. 4 (12), pp. 1401-1403, December2005

    Chang-Ho,Y. 1982. Ecological Studies of Volvaroella volvaceae, dalam Chang,S.T. and T.H. Quimio (Ed.), 1982, Tropical Mushroom: BiologicalNature and Cultivation Methods, Chinese university Press, Hongkong.

    Chazali dan Pertiwi,P. 2010. Usaha Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Bogor.

  • 11

    Djarijah, N. M dan A. S. Djarijah., 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius,Yogyakarta. Hal 9, 14, 15, 47.

    Etty Sumiati. 2006. Cara Praktis Budidaya Jamur Tiram. Sinar Tani Edisi 19-25July 2006.

    Fan, Leifa., C.R. Soccol. 2005. Shittake Bag Cultivation. COFFEERESIDUES.Mushroom Growers. Handbook 2.

    Griffin, D.H. 1994. Fungal Physiology. John Wiley & Sons, Inc, New York.

    Nofriadi, Edo. 2009. Keragaman Nilai Lignin Terlarut Asam (Acid SolubleLignin) Dalam Kayu Reaksi Pinus merkusii Jungh Et de Vriese danGnetum gnemon Linn. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

    Houston,D.F. and G.O Kohler, 1982. Nutritional Propertes Of Rice. NationalAcademy Of Science Washington DC.

    Isnaeni , W. 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: Lily Publisher.

    Kholisaoh, S. Diyar. 2011. DELIGNIFIKASI SABUT KELAPA DENGANNaOH UNTUK PRODUKSI GULA PEREDUKSI SECARAENZIMATIK. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses: 1411-4216

    Moore E and Landecker. 1996. Fundamentals of the Fungi. Edisi IV, PrenticeHall, Inc, New Jersey.

    Mutakin, Jenal. 2006. Uji Kultivasi Efisiensi Biologi Jamur Tiram (Pleurotusspp.) Liar dan Budidaya. Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan. InstitutPertanian Bogor.

    Nelson, Scot. 2008. Black Leaf Streak of Banana. Plant Disease, PD-50

    Redaksi Agromedia. 2009. Bertanam Jamur Konsumsi. PT Agro Media Pustaka.Jakarta.

    Rismunandar, 1984. Mari Berkebun Jamur. Ternate. Bandung.

    S. caetano, Nidia. 2012. Valorization of Coffee Grounds for BiodieselProduction. CHEMICAL ENGINEERING TRANSACTIONS, VOL. 26,2012. DOI: 10.3303/CET1226045

    Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha. Semarang:Aneka Ilmu.

  • 12

    Steviani, Susi. 2011. Pengaruh Penambahan Molase Dalam Berbagai Media PadaJamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Surakarta: FakultasPertanian, Universitas Sebelas Maret.

    Suprapti S. 1988. Pengaruh penambahan dedak terhadap produksi jamurtiram. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 5 (6): 337-339

    Suryani, T. 2007. Kajian Komposisi Medium Tumbuh pada Pertumbuhan danHasil Dua Varietas Jamur Tiram(Laporan Penelitian). UniversitasWangsa Manggala, Yogyakarta.

    Sutanto, Rahman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisus.

    Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogya: UGM Press

    Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Yogyakarta : UMM Press.

    Widiyastuti, B. 2008. Budi Daya Jamur Kompos: Jamur Merang, Jamur Kancing(Champignon), Jakarta: Penebar Swadaya.

    Winarni, Inggit. Rahayu, Ucu. (2002). Pengaruh Formulasi Media Tanamdengan Bahan Dasar Sebuk Gergaji terhadap Produksi Jamur TiramPutih (Pleuratus Ostreatus). Jurnal jurusan pendidikan Biologi,Fakultas MIPA Universitas Terbuka.