web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri,...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri, yakni
pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan
pereaksi yang dibutuhkan untuk pereaksi secara stokiometri dengan zat yang
ditentukan dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu reaksi asam basa, reaksi
pengendapan, reaksi pembentukan kompleks atau komplesometri, dan
terakhir reaksi redoks.
Reaksi oksidasi reduksi dan asam basa memiliki nasib yang sama,
dalam hal keduanya digunakan dalam banyak praktek kimia sebelum reaksi
ini dipahami. Konsep penting secara perlahan dikembangkan: misalnya,
bilangan oksidasi, oksidan (bahan pengoksidasi), reduktan (bahan
pereduksi), dan gaya gerak listrik, persamaan Nernst, hukum Faraday
tentang induksi elektromegnet dan elektrolisis. Perkembangan sel elektrik
juga sangat penting. Penyusunan komponen reaksi oksidasi-reduksi
merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara intelektual. Sel dan
elektrolisis adalah dua contoh penting, keduanya sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari dan dalam industri kimia.
1
Salah satu contoh reaksi oksidasi reduksi adalah metode
permanganaometri. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi
oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana
asam, netral dan alkalis.Kalium permanganat dapat bertindak sebagai
indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena karena
akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa
senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis
contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat . merupakan titrasi
yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4).
Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan
cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan sebagainya
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penetapan kadar senyawa dengan
metode permanganometri.
1.2.2 Tujuan Percobaan
- Menentukan kadar KBr dengan metode permanganometri
- Menentukan kadar NaOH dengan metode permanganometri
2
- Menentukan kadar Cr2(SO4)3 dengan metode permanganometri
- Menentukan kadar Na2S dengan metode permanganometri
- Menentukan kadar FeSO4 dengan metode permanganometri
1.3 Prinsip Percobaan
1. Penetapan kadar senyawa KBr dengan metode permanganometri
berdasarkan reaksi oksidasi reduksi antara sampel yang bersifat
reduktor dengan titran sekaligus indicator larutan baku KMnO4, yang
oksidator dalam suasana asam dengan titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna larutan tidak berwarna menjadi larutan
merah muda yang stabil.
2. Penetapan kadar senyawa NaNO2 dengan metode permanganometri
dengan menggunakan prinsip titrasi balik berdasarkan reaksi oksidasi
reduksi antara sampel yang bersifat reduktor dengan titran sekaligus
indicator larutan baku KMnO4, yang oksidator dalam suasana asam
dengan titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan tidak
berwarna menjadi larutan merah muda yang stabil.
3. Penetapan kadar senyawa Cr2(SO4)3 dengan metode
permanganometri berdasarkan reaksi oksidasi reduksi antara sampel
yang bersifat reduktor dengan titran sekaligus indicator larutan baku
KMnO4, yang oksidator dalam suasana asam dengan titik akhir titrasi
3
ditandai dengan perubahan warna larutan tidak berwarna menjadi
ungu.
4. Penetapan kadar senyawa Na2S dengan metode permanganometri
berdasarkan reaksi oksidasi reduksi antara sampel yang bersifat
reduktor dengan titran sekaligus indicator larutan baku KMnO4, yang
oksidator dalam suasana asam dengan titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna larutan tidak berwarna menjadi larutan
merah muda yang stabil.
5. Penetapan kadar senyawa FeSO4 dengan metode permanganometri
berdasarkan reaksi oksidasi reduksi antara sampel yang bersifat
reduktor dengan titran sekaligus indicator larutan baku KMnO4, yang
oksidator dalam suasana asam dengan titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna larutan tidak berwarna menjadi larutan
merah muda yang stabil.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Metode Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan
berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan
pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan
baku tertentu.
Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus
tahun.Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang
dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan
sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara
tidak langsung dengan permanganometri seperti: (1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb,
Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk
asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi
dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan. (2)
ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan
sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
5
Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion
permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral
dan alkalis.
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya
titrasi dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah
mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih
mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit,
sulfida, sulfida dan tiosulfat. Reaksi dalam suasana netral yaitu
MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan.
Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-
MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam
larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat
dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang
6
sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk
memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring
larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan
pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan
lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam
penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur
pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai
dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari
titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .
Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan
permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan
permanganate. Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganat.
Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari
agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini
biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan
7
substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas
yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian
distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan
konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.
Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi
terpenting dalam titrasi-titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan
biji besi adalah asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk
membantu proses kelarutan.
Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi
menjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau
dengan timah (II) klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam yang
tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion klorida yang masuk .
Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi
dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan
kedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti
dengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi.
II.2 Uraian Bahan
1. Kalium Bromida (FI III: 328-329)
Nama resmi : Kalii bromidum
Nama lain : Kalium bromide
RM/BM : KBr/119,01
8
Kandungan : Tidak kurang dari 98,5% dihitung terhadap
Zat dikeringkan
Pemerian : Hablur tdak berwarna, transparan,atau buram/
serbuk halus tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 1,6 bagian air dan
dalam lebih kurang 200 bagian etanol (90%)
Kegunaan : sebagai sampel
Khasiat : sedativum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Natrium Nitrit ( FI III:714)
Nama resmi : Natrii nitrit
Nama lain : Natrium nitrit
RM/BM : NaNO2/69,00
Kandungan : Tidak kurang dar 95,0% NaNO2
Pemerian : Hablur atau granul, tida berwarna atau putih,
Atau kekuningan merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut
dalam etanol (95%)p
Kegunaan : Sebagai sampel
Khasiat : -
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik
3. Natrium Sulfida (FI III: 716)
9
Nama resmi : Natrii sulfid
Nama lain : Natrium sulfide
RM/BM : Na2S.9 H2O/ 240,18
Kandungan : Tidak kurang dari 95,0% NaNO2
Pemerian : Hablur tidak berwarna, lembab
Kelarutan : Mudah larut dalam air, memberikan larutan
jernih
Tidak berwarna
Kegunaan : sebagai sampel
Khasiat : -
4. Besi (II) sulfat (FI III:254-255)
Nama resmi : Ferrosi sulfas
Nama lain : Besi (II) sulfat
RM/BM : FeSO4/151,90
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 80% dan tidak
Lebih dari 90% FeSO4.
Pemerian : Serbuk, putih, keabuan rasa logam, sepat
Kelarutan : perlahan-lahan larut sampai sempurna dalam
air bebas CO2 p
Khasiat : Anemia defesiensi besi
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
10
5. Kalium Permanganat (FI III: 140)
Nama resmi : Kalii permanganas
Nama lain : Kalium permanganate
RM/BM : KMnO4/158,03
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hampir hitam,
tidak berbau, sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagan air, mudah larut dalam
air mendidih
Kegunaan : Sebagai titran
6. Aquadest (FI III: 96)
Nama resmi : Aqua destilata
Nama lain : Aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Kelarutan : Larut dalam etanol dan gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
7. Asam Sulfat (FI III:52)
Nama resmi ; Acidum sulfuricum
Nama lain : Asam sulfat
RM/BM : H2SO4/98,07
11
Pemerian : cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna,
bau angat tajam
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol
menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
II.3 Prosedur Kerja
1. NaNO2
The Quantitative Analysis of Drugs:456
Timbang 50 g larutan dengan air sampai 100 ml. panaskan-campurkan
dengan 50 ml KMnO4 0,1 N, tambah 5 ml H2SO4 dan tambah 100 ml air,
kemudian dititrasi dengan larutan nitrit sampai warna KMnO4 hilang.
1 ml KMnO4 0,1 N setara dengan 0,003450 g NaNO2
Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif: 149
Larutkan kira-kira 1 g NaNO2 yang ditimbang ke dalam air hingga
diperoleh 100 ml, pipet 10 ml dan 5 ml H2SO4. Hangatkan larutan sampai
kira-kira 400 biarkan 5 menit dan tambahkan 25,0 ml asam oksalat.
Panaskan campuran sampai 800 dan titrasi dengan KMnO4 0,1 N.
1 ml KMnO4 0,1 N setara dengan 3,450 mg NaNO2
2. FeSO4
TLK UNHAS 2007
12
Timbang 500 ml FeSO4.7H2O masukkan kedalam Erlenmeyer lalu
tambahkan 25 ml H2SO4 l dan 25 ml air. Titrasi dengan KMnO4 0,1 N titik
akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna menjadi tdak berwarn
menjadi merah muda.
Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif
Larutkan kira-kira 1 g Fe (II) sulfat yang ditimbang seksama dalam 25 ml
H2SO4 (l) dan 25 ml air. Titrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N sampai timbul
warna merah muda yang tetap.
Tiap ml KMnO4 0,1 N setara dengan 15,19 MgFeSO4 atau 27,80 mg
FeSO4.7H2O.
FI III: 140
Larutkan kira-kira 1 g besi (II) sulfat yang ditimbang seksama dalam 25
ml asam sulfat encer dan 25 ml air. Titrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N
sampai timbul warna merah muda yang tetap.
1ml KMnO4 0,1 N setara dengan 18,19 mgc FeSO4
3. Na2S
FI III: 716
Timbang seksama 500 mg larutkan dalam 300 ml air bebas CO2 (p)
dalam labu bersumbat kaca. Tambahkan sambil terus dikocok, 50 ml
13
iodium 0,1 N, kemudian 2 ml HCl (p). titrasi dengan natrium tiosufat 0,1 N
menggunakan indicator larutan kanji p.
1 ml iodium 0,1 N setara dengan 12,01 mg Na2S.9H2O
14
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
statis+klem, labu tentukur, buret, labu Erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur,
neraca analitik, gelas arloji, botol semprot.
III.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dala percobaan ini adalah
aquadest, Na2S, NaNO2, Cr2(SO4)3, KBr, dan FeSO4.7 H2O, KMnO4.
III. 2 Cara Kerja
1. Cr2(SO4)3
a.Ditimbang 25 mg sampel Cr2(SO4)3
b.Ditambahkan 10 ml air pada sampel yang ada di Erlenmeyer
c.Ditambahkan 2 ml Na. asetat, kemudian didihkan
d.Ditambahkan 50 mg Ba (NO3)2
e.Dititrasi dengan KMnO4 hingga warna menjadi ungu
f. Dicatat volume titrasinya.
2. KBr
a. Ditimbang 200 mg sampel KBr
15
b. Ditambahkan 100 ml air pada sampel yang ada di Erlenmeyer
c. Ditambahkan 10 ml H2SO4 p
d. Ditambahkan batu didih, kemudian didihkan.
e. Dititrasi dengan KMnO4 hingga warna menjadi pink
f. Dicatat volume titrasinya.
3. NaNO2 (349/100 ml)
a. Ditambahkan 10 ml KMnO4 pada sampel NaNO2
b. Ditambahkan 8 ml H2SO4 4 N
c. Ditambahkan 100 ml air
d. Dipanaskan hingga 400
e. Dititrasi dengan KMnO4 hingga tidak berwarna
f. Dicatat volume titrasinya
4. Na2S (411 mg/100 ml)
a. Ditambahkan 20 ml KMnO4 0,1 N pada sampel
b. Ditambahkan 5 ml NaOH 4 N
c. Ditambahkan 10 ml sampel
d. Ditambahkan 10 ml H2SO4 p
e. Ditunggu selama 5 menit
f. Ditambahkan dengan 1,59 KI
g. Dititrasi hingga warna kuning muda
h. Ditambahkan kanji 1 ml
i. Dititrasi hingga larutan tidak berwarna
16
j. Dicatat volume titrasinya
5. FeSO4.7H2O
a. Ditimbang sampel FeSO4.7H2O sebanyak 100 mg
b. Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 6N
c. Ditambahkan 5 ml air
d. Dititrasi dengan KMnO4 hingga warna menjadi pink
e. Dicatat volume titrasinya
17
BAB IV
DATA
IV. 1 Data
Kelompok SampelBerat sampel
(mg)
Volume titrasi
(ml)
I Cr2(SO4)3 24 3
II KBr 198 20
III Na2S 411 3,4
IV NaNO2 247,5 9,3
V FeSO4.7 H2O 102 6,3
IV. 2 Reaksi
MnO4- + 8H+ + 5 e- Mn2+ +4 H2O X 2
C2O4- 2CO2 + 2e- X 5
5C2O42- +2 MnO4
- +16 H+ 2Mn2+ + 8 H2O+ 10 CO2
KMnO4 dalam suasana asam
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O
Permanganat dalam suasana asam lemah/netral
18
MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O
Dalam Suasana Basa ion permanganate
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-
MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-
IV.3 Perhitungan
1.Na2S
Cara I
%K = V . N .BstBs . fk×100%
= (3,4 ) (0,1070 )(12,01)
(411 )(0,1)×100%
= 10,630%
Cara II
%K = V . N .BEBs
×100%
= (3,4 ) (0,1070 )(120,1)
411 ×100%
19
= 10,630%
Cara III
%K = Berat sampel praktekBerat sampel teori
×100%
=(3,4 ) (0,1070 )(120,1)
411 ×100%
= 10,630%
2. KBr
Cara I
%K = V . N .BstBs . fk
×100%
= (20 ) (0,143 )(11,901)
(198 )(0,1)×100%
= 171,903%
Cara II
%K = V . N .BEBs
×100%
=(20 ) (0,143 )(119,01)
198 ×100%
20
=171,903%
Cara III
%K = Berat sampel praktekBerat sampel teori
×100%
=(20 ) (0,143 ) (119,01 )
198×100%
=171,903%
3.NaNO2
Cara I
%K = V . N .BstBs . fk
×100%
= (9,3 ) (0,143 )(3,45)
(247,5 )(0,1)×100%
= 18,5380%
Cara II
%K = V . N .BEBs
×100%
21
= (9,3 ) (0,143 )(3,45)
(247,5 )(0,1)×100%
= 18,5380%
Cara III
%K = Berat sampel praktekBerat sampel teori
×100%
== (9,3 ) (0,143 )(3,45)
(247,5 )(0,1)×100%
=18,5380%
4. FeSO4
Cara I
%K = V . N .BstBs . fk
×100%
= (6,3 ) (0,143 )(18,19)
(102 )(0,1)×100%
= 160,660%
Cara II
%K = V . N .BEBs
×100%
22
= (6,3 ) (0,143 )(181,9)
(102 )×100%
= 160,660%
Cara III
%K = Berat sampel praktekBerat sampel teori
×100%
= (6,3 ) (0,143 )(181,9)
(102 )×100%
= 160,660%
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi redoks oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada
reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak
langsung dengan permanganometri seperti: (1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn,
dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring
dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat
secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi
dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan. (2) ion-ion Ba dan
Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci,
dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih.
24
Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan
banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Pada sampel Na2S ditambahkan 20 ml KMnO4 0,1 N, kemudian
ditambahkan 5 ml NaOH 4 N, kemudian ditambahkan 10 ml H2SO4 p untuk
memberi suasana asam.Ditunggu selama 5 menit, ditambahkan dengan 1,59
KI, dititrasi hingga warna kuning muda, ditambahkan kanji 1 ml, dan terakhir
dititrasi hingga larutan tidak berwarna. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa
kadar Na2S adalah 10,630%, hal ini tidak sesuai dengan referensi yang
menyatakan bahwa kadar Na2Stidak kurang dari 95%.
Pada sampel NaNO2 Ditambahkan 10 ml KMnO4 pada sampel
NaNO2 ditambahkan 8 ml H2SO4 4 N, kemudian ditambahkan 100 ml air
setelah itu dipanaskan hingga 400, dan terakhir dititrasi dengan KMnO4
hingga tidak berwarna. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa kadar NaNO2
adalah sebesar 18,5380% hal ini tidak sesuai dengan referensi yang
menyatakan bahwa kadar NaNO2 tidak kurang dari 95%.
Pada sampel KBr, ditimbang 200 mg sampel KBr, kemudian
ditambahkan 100 ml air pada sampel yang ada di erlenmeyer setelah itu
ditambahkan 10 ml H2SO4 p, kemudian ditambahkan batu didih, dan didihkan,
terakhir adalah dititrasi dengan KMnO4 hingga warna menjadi pink. Dari hasil
percobaan diperoleh bahwa kadar KBr adalah sebesar 171,903% hal ini tidak
25
sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa kadar kBR tidak kurang
dari 98,5%.
Pada sampel FeSO4, ditimbang sampel FeSO4.7H2O sebanyak 100
mg, kemudian ditambahkan 2,5 ml H2SO4 6N, setelah itu ditambahkan 5 ml
air, dam dititrasi dengan KMnO4 hingga warna menjadi pink. Dari hasil
percobaan diperoleh bahwa kadar FeSO4 adalah sebesar 160,660% hal ini
tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa kadar FeSO4 tidak
kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari 90,0%.
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan
umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena karena akan lebih
mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang
lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin,
sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat .
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam
larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat
dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang
sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk
memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring
larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
26
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan
pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan
lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam
penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur
pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai
dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari
titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah
MnO2 .Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan
larutan permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan
permanganate. Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganat.
Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari
agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini
biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan
substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas
yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian
distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan
konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.
27
Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi
terpenting dalam titrasi-titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan
biji besi adalah asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk
membantu proses kelarutan.
Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di
reduksi menjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones
atau dengan timah (II) klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam
yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion klorida yang masuk, jika
larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi
dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan
kedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti
dengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi.
28
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa kadar KBr adalah sebesar
171,903% hal ini tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan
bahwa kadar KBr tidak kurang dari 98,5%.
2. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa kadar FeSO4 adalah sebesar
160,660% hal ini tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan
bahwa kadar FeSO4 tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari
90,0%.
29
3. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa kadar NaNO2 adalah sebesar
18,5380% hal ini tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan
bahwa kadar NaNO2 tidak kurang dari 95%.
4. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa kadar Na2S adalah 10,630%,
hal ini tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa kadar
Na2S tidak kurang dari 95%.
V. 2 Saran
Diharapkan kepada asisten untuk menciptkan suasana yang
nyaman agar praktikan dapat merasa nyaman selama praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Susanti dan Yenny Wunas. 1992. Analisa Kimia Farmasi Kwantitatif.
Makassar: LEMBAGA PENERBIT UNHAS
2. TIM Asisten.2007. Teknologi Laboratorium Kesehatan. Makassar: UNHAS
3. Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta : DEPKES RI
4. Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : DEPKES RI
5. WWW. WIKIPIDEA.COM/ pemanganometri
30
31