motto - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · jangan menua tanpa arti . vi halaman...

47

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN
Page 2: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN
Page 3: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

v

MOTTO

Hidup Hanya Sekali,

Jangan Menua Tanpa Arti

Page 4: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK

KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN DAN ADIK

SAYA, SERTA SAHABAT-SAHABAT SEPERJUANGAN

DAN

ALMAMATER TERCINTA

Page 5: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat melaksanakan

kewajiban terakhir sebagai mahasiswa untuk melengkapi sarjana S-1 melalui

skripsi yang berjudul: Dampak Pergantian Kepala Desa Sebelum Habis Masa

Jabatan Terhadap Pelaksanaan Kewenangan Desa, Desa Dadapayu, Kecamatan

Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setelah beberapa bulan melakukan penelitian sampai tahap penyusunan,

penyusun menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana skripsi S-1 yang telah teruji sebelumnya, karena

keterbatasan penyusun dalam memahami teori ilmu pengetahuan dan implikasinya

di lapangan penelitian ilmiah. Penyusun sangat berterimakasih atas setiap

masukan, kritikan sekaligus dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua STPMD “APMD”

Yogyakarta.

3. Bapak Drs. YB Widyo Hari Murdianto, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta

Page 6: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

viii

4. Bapak Drs. Triyanto Purnama Raharjo, BE, M.Si selaku Dosen Pembimbing

yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan STPMD “APMD” Yogyakarta.

6. Kepala Desa, Perangkat Desa, dan seluruh Lembaga Desa serta masyarakat

Desa Dadapayu yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan wawancara,

menggali informasi dalam penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Suripto dan Ibu Kasmini orang tua yang selalu memberikan dukungan

baik secara moral maupun moril. Ani Kartikasari dan Dewi Nurfitriyanti kakak

saya, tanpa kalian saya tidak bisa kuliah, dan juga untuk adik saya Yeni

Istiyana Lestari.

8. Keluarga UKM Musik Ganesha yang sudah menerima saya sebagai anggota

keluarga di UKM Musik ini dengan sangat baik dan memberikan banyak

pelajaran dan pengalaman untuk saya. WE TOTALLY PROUD.

9. Sahabat-Sahabat seperjuangan saya dari pertama kuliah, Ningrum, Yeni, Azim,

Elen, Mei. (Produk Jateng). Sukses selalu.

10. Seluruh teman-teman angkatan 2015 yang sama-sama berjuang dari semester

satu, dari berbagai daerah di Indonesia,semoga kita semua menjadi orang yang

sukses.

11. Keluarga Bapak Barno (Dukuh Kepuh) dan Keluarga Bapak Dian (Dukuh

Pomahan) , serta seluruh masyarakat Dadapayu yang telah menerima saya

dengan sangat baik. Saya tidak akan pernah lupa.

12. Semua pihak yang telah mensupport saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

ix

Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini, penulis memohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Yogyakarta, Februari 2019

Tri Nurmalasari

Page 8: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ................................................................. xi

SINOPSIS ......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

2. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

5. Kerangka Konseptual .............................................................................. 8

A. Dampak ............................................................................................... 8

B. Kepemimpinan Kepala Desa .............................................................. 9

a. Kepemimpinan ............................................................................. 9

b. Kepala Desa ................................................................................ 13

c. Kepemimpinan Kepala Desa ...................................................... 24

C. Kewenangan Desa ............................................................................ 25

Page 9: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xi

6. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 28

7. Metode Penelitian ................................................................................ 28

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 28

B. Obyek dan Subyek Penelitian ........................................................ 29

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 31

D. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32

BAB II PROFIL DESA DADAPAYU ............................................................. 34

1. KONDISI UMUM DESA ..................................................................... 34

A. Visi dan Misi .................................................................................. 34

B. Geografis ........................................................................................ 34

a. Letak Wilayah ........................................................................... 34

b. Luas Wilayah ............................................................................. 36

c. Iklim .......................................................................................... 38

C. Demografi....................................................................................... 38

a. Jumlah Penduduk....................................................................... 38

D. Sarana dan Prasarana Desa ............................................................ 40

2. KONDISI PEMERINTAH DESA ........................................................ 41

BAB III ANALISIS DATA .............................................................................. 49

A. PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA SEBELUM

ADANYA PERMASALAHAN KEPALA DESA. ........................... 49

B. PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA SAAT

ADANYA PERMASALAHAN KEPALA DESA. ............................ 54

Page 10: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xii

C. DAMPAK POSITIF KEPEMIMPINAN KEPALA DESA

BARU TERHADAP PELAKSANAAN KEWENANGAN

DESA. ................................................................................................ 59

D. DAMPAK NEGATIF KEPEMIMPINAN KEPALA DESA

BARU TERHADAP PELAKSANAAN KEWENANGAN

DESA. ................................................................................................. 67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 70

1. KESIMPULAN ................................................................................... 70

2. SARAN ............................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xiii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel I.1 Deskripsi informan secara umum ...................................................... 29

Tabel II.1 Luas Wilayah Per Padukuhan .......................................................... 36

Tabel II.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan ............................................... 37

Tabel II.3 Jumlah Penduduk ........................................................................... 39

Tabel II.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............................. 40

Tabel II.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................................ 41

Tabel II.6 Prasarana Desa ................................................................................ 43

Tabel II.5 Jumlah Perangkat Desa ................................................................... 45

Daftar Gambar

Gambar II.1 Peta Desa Dadapayu .................................................................... 35

Gambar II.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Dadapayu ......................... 48

Page 12: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xiv

SINOPSIS

Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan

semangat baru bagi desa, dengan adanya Undang-Undang ini desa memiliki 4

kewenangan desa yakni menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan desa,

pemberdayaan dan pembinaan kemasyarakatan, atau bisa dikatakan desa menjadi

subjek pembangunan. Kewenangan tersebut tidak hanya dijalankan oleh

pemerintah desa, namun yang mempunyai posisi paling penting adalah seorang

pemimpin, yakni Kepala Desa. Perrmasalahan kepala desa di Desa Dadapayu,

Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul yang menyebabkan kepala desa

tersebut diberhentikan menjadi latar belakang penulis untuk mengambil judul

“Dampak Pergantian Kepala Desa Sebelum Habis Masa Jabatan Tehadap

Pelaksanaan Kewenangan Desa” dengan rumusan masalah “Bagaimana Dampak

Pergantian Kepala Desa Sebelum Habis Masa Jabatan Terhadap Penyelenggaraan

Kewenangan Desa di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung

Kidul?” Tujuan dari penelitian ini adalah : a) Untuk menjelaskan dampak

pergantian kepala desa sebelum habis masa jabatan terhadap penyelenggaraan

pemerintahan. b) Untuk menjelaskan dampak pergantian kepala desa sebelum

habis masa jabatan terhadap pembangunan desa. c) Untuk menjelaskan dampak

pergantian kepala desa sebelum habis masa jabatan terhadap pemberdayaan

masyarakat. d) Untuk menjelaskan dampak pergantian kepala desa sebelum habis

masa jabatan terhadap pembinaan kemasyarakatan. Ruang lingkup dalam

penelitian ini adalah : a) Pelaksanaan empat kewenangan desa saat adanya

permasalahan kepala desa. b) Pelaksanaan empat kewenangan desa sebelum

adanya permasalahan kepala desa. c) Dampak positif kepemimpinan kepala desa

baru terhadap pelaksanaan empat kewenangan desa. d) Dampak negatif

kepemimpinan kepala desa baru terhadap pelaksanaan empat kewenangan desa.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik

wawancara (interview), dokumentasi, dan Observasi. Jumlah narasumber yang

peneliti tentukan yaitu 13 narasumber, yang terdiri dari Kepala Desa Dadapayu,

Perangkat Desa, Wakil Ketua BPD, dan masyarakat.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa saat adanya permasalahan

yang dialami kepala desa menyebabkan pelaksanaan empat kewenangan desa

menjadi terlambat karena pencairan Dana Desa bisa dilakukan pada pertengahan

tahun 2017. Sebelum muncul permasalahan kepala desa, pelaksanaan empat

kewenangan desa dinilai berjalan seperti biasa karena program yang di jalankan

masih menggunakan RPJMDes kepala desa sebelumnya. Setelah adanya

pemberhentian kepala desa, dan adanya kepala desa baru melalui Pemilihan Antar

Waktu (PAW) ternyata membawa dampak positif bagi pelaksanaan empat

kewenangan desa yang kembali berjalan normal. Kepala desa baru dinilai lebih

paham mengenai pemerintahan, dan sampai sekarang ini tidak terjadi dampak

negatif dari adanya kepemimpinan baru ini.

Kata Kunci : Dampak Positif, Dampak Negatif, Pelaksanaan Empat Kewenangan

Desa

Page 13: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xv

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Desa merupakan bagian terkecil dari wilayah Negara Indonesia.

Mayoritas penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan. Desa lama diatur

oleh Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005, sedangkan desa yang sekarang diatur oleh Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, yang di

maksud dengan desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama

lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perspektif Desa Lama dan Desa Barun dalam (Eko, Sutoro.2014):

Desa Lama Desa Baru

Payung Hukum UU No.32 Tahun 2004

dan PP No.72 Tahun

2005

UU No.6 Tahun 2014

Asas Utama Desentralisasi-residualitas Rekognisi-subsidiaritas

Kedudukan Sebagai organisasi Sebagai pemerintahan

Page 14: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xvi

pemerintahan yang berada

dalam sistem

pemerintahan

kabupaten/kota (local

state government)

masyarakat, hybrid antara

self governing community

dan local self government.

Posisi dan peran

kabupaten/kota

Kabupaten/kota

mempunyai kewenangan

yang besar dan luas dalam

mengatur dan mengurus

desa.

Kabupaten/kota mempunyai

kewenangan yang terbatas

dan strategis dalam

mengatur dan mengurus

desa; termasuk mengatur dan

mengurus bidang urusan

desa yang tidak perlu

ditangani langsung oleh

pusat.

Delivery

kewenangan dan

program

Target Mandat

Politik tempat Lokasi: Desa sebagai

lokasi proyek dari atas

Arena: Desa sebagai arena

bagi orang desa untuk

menyelenggarakan

pemerintahan,

pembangunan,

pemberdayaan dan

Page 15: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xvii

kemasyarakatan

Posisi dalam

pembangunan

Objek Subjek

Model

pembangunan

Government driven

development atau

community driven

development

Village driven development

Pendekatan dan

tindakan

Imposisi dan mutilasi

sektoral

Fasilitasi, emansipasi dan

konsolidasi

Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa semakin

menambah semangat baru masyarakat desa dalam menjalankan kehidupan di

desa. Desa yang sebelumnya tidak memiliki kewenangan, sekarang ini orang-

orang desa dapat menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan,

pemberdayaan dan pembinaan, atau bisa dikatakan desa menjadi subjek

pembangunan. Kewenangan tersebut tidak hanya dijalankan oleh pemerintah

desa, namun yang mempunyai posisi paling penting adalah seorang pemimpin,

yakni Kepala Desa.

Pemimpin diartikan sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan

dalam penyelenggaraan suatu kegiatan organisasi agar kegiatan tersebut dapat

terselenggara dengan efektif dan efisien. Agar terjadi ketertiban dalam

organisasi diperlukan pengaturan mengenai pembagian tugas, cara kerja dan

hubungan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. Kegiatan

pengaturan dalam organisasi itulah yang disebut administrasi, yang perlu

Page 16: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xviii

dikendalikan atau dipimpin oleh seorang administrator atau pemimpin.

(Kartono,1994) dalam (Sholekhan,Moch.2014). Pemimpin merupakan motor

penggerak bagi para pengikutnya, untuk itu seorang pempimpin diharuskan

untuk memiliki kepribadian yang baik, kemampuan serta wawasan yang luas

supaya dapat membawa pengikutnya ke arah yang lebih baik. Dalam skala

desa, pemimpin yang dimaksud adalah seorang Kepala Desa. Menurut

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, Kepala Desa/Desa Adat atau yang

disebut dengan nama lain mempunyai peran penting dalam kedudukannya

sebagai kepanjangan tangan negara yang dekat dengan masyarakat dan sebagai

pemimpin masyarakat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa Kepala Desa tidak

hanya memerintah orang-orang desa, namun kepala desa harus bisa

memberikan perlindungan, mengayomi, serta melayani masyarakat.

(Eko,Sutoro.2014).Berdasarkan pasal 26 ayat 5 Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 Tentang Desa, Kepala desa memiliki kewajiban yang salah

satunya adalah melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang akuntabel,

transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi,

korupsi, dan nepotisme. Kepala Desa memiliki peran yang sangat penting

dalam menjalankan roda pemerintahan Desa. Sesuai Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 Tentang Desa, desa memiliki 4 kewenangan, yaitu 1)

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, 2) Melaksanakan Pembangunan Desa, 3)

Pemberdayaan Masyarakat Desa, 4) Pembinaan kemasyarakatan desa.

Kewenangan tersebut dapat terselenggara dengan baik apabila dari Kepala

Desa mampu bekerjasama dengan pemerintah desa dan masyarakat. Peran

Page 17: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xix

penting seorang Kepala Desa adalah untuk meningkatkan kinerja perangkat

desa guna menjalankan empat kewenangan tersebut.

Di sisi lain tidak sedikit pula permasalahan yang dihadapi desa-desa di

Indonesia akibat dari Kepala Desa yang bermasalah. Apabila seorang Kepala

Desa melanggar kewajiban tersebut, maka akan dikenakan sanksi administratif

berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis serta tindakan pemberhentian

sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian tetap. Hal tersebut

pastinya akan berdampak pada roda kehidupan desa terutama dalam

pemerintahan desa. Contoh dari permasalahan Kepala Desa yang melanggar

aturan adalah kasus 3 kepala desa di Kabupaten Brebes, Kepala Desa Cipelem

Kecamatan Bulakamba ditahan karena diduga melakukan tindak pidana

korupsi Dana Desa (DD) tahun anggaran 2016 yang merugikan negara sebesar

Rp 281 juta. Aksi memperkaya diri sendiri itu dilakukan saat pembangunan

infrastruktur di desa menggunakan Dana Desa dengan total anggaran sekitar

Rp 882 juta. Sebelumnya, dua kepala desa ditahan karena tersandung kasus

dugaan pungutan liar (pungli) pembuatan sertifikat tanah dalam program

Proyek Nasional Agraria (Prona) Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Mereka yakni Kepala Desa Larangan (Kecamatan Larangan), Subandi dan

Kepala Desa Pakijangan (Kecamatan Bulakamba), Sri Retno

Widyowati.(https://kumparan.com/panturapost/sudah-tiga-kades-di-brebes-

yang-dipenjara-gara-gara-kasus-pungli-dan-korupsi). Contoh lainnya adalah

Kepala Desa Ketanggi di Kabupaten Purworejo resmi ditetapkan sebagai

tersangka kasus korupsi Dana Desa (DD). Setelah ditetapkan sebagai

Page 18: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xx

tersangka, Kepala Desa Ketanggi bernama Ambyah Panggung Sutanto ditahan

polisi. Kepala Desa tersebut menggunakan Dana Desa untuk kepentingan

pribadi sehingga merugikan keuangan negara.( https://news.detik.com/berita-

jawa-tengah/d-4217540/diduga-korupsi-dana-desa-kades-di-purworejo-

ditahan-polisi ).

Di dalam penelitian ini, peniliti meneliti mengenai kasus Kepala Desa

di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul. Kasusnya

adalah bahwa Kepala Desa Dadapayu melakukan pungutan liar sejumlah Rp

5,5 juta kepada 5 Kepala Dukuh terlantik. Pelanggaran tersebut membuat

Kepala Desa mendapatkan surat peringatan (SP 1) dari Pemerintah Kabupaten

dan protes dari warga yang menginginkan Kepala Desa untuk lengser.

Permasalahan ini berdampak pada jalannya penyelenggaraan pemerintahan

desa dan pembangunan desa. Laporan APBDes tidak dapat diselesaikan tepat

waktu yang kemudian menyebabkan Dana Desa tidak bisa cair

(www.sorotgunungkidul.com). Akhirnya, Pemerintah Kabupaten Gunung

Kidul resmi memberhentikan Kepala Desa dan menunjuk Kasie Tapem

Kecamatan Semanu untuk menjadi PJ Kepala Desa sementara. Pada bulan

Februari 2018, terpilihlah Jumadi yang merupakan Kepala Dukuh Nogosari

menjadi Kepala Desa Dadapayu yang baru melalui proses musyawarah desa

dengan sistem Pemilihan Atar Waktu (http://www.jatengpos.com) . Adanya

pergantian Kepala Desa sebelum habis masa jabatan tersebut menimbulkan

dampak terhadap penyelenggaraan kewenangan desa. Kepala Desa terpilih

menjalankan visi dan misi Kepala Desa lama yang tertuang dalam Rencana

Page 19: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxi

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang belum tentu Kepala

Desa baru memiliki visi dan misi yang sama. Pada saat masa peralihan Kepala

Desa masalah tersebut muncul di dalam penyelenggaran pemerintahan dan

pembangunan desa, dengan terpilihnya Kepala Desa baru dengan visi dan misi

yang belum tentu sama dengan Kepala Desa Lama, tentu akan menimbulkan

perbedaan, apakah akan ada perubahan yang lebih baik atau justru lebih buruk,

maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Dampak Pergantian

Kepala Desa Sebelum Habis Masa Jabatan Terhadap Penyelenggaraan

Kewenangan Desa”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas,

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Dampak

Pergantian Kepala Desa Sebelum Habis Masa Jabatan Terhadap

Penyelenggaraan Kewenangan Desa di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu,

Kabupaten Gunung Kidul?”

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, maka tujuan penelitian ini

adalah “Untuk menggambarkan dampak pergantian kepala desa sebelum habis

masa jabatan terhadap pelaksanaan kewenangan desa.”

Page 20: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxii

4. Manfaat Penelitian

a. Menambah dan memperluas wawasan peneliti tentang Dampak Pergantian

Kepala Desa Sebelum Habis Masa Jabatan Terhadap Pelaksanaan

Kewenagan Desa.

b. Memberikan masukan kepada Kepala Desa dan Pemerintah Desa dalam

menjalankan pemerintahan desa.

5. Kerangka Konseptual

A. Dampak

Pengertian dampak dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif

maupun positif), benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga

menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa) sistem

yang mengalami benturan itu.

Dampak Menurut Otto Soemarwoto (2009:38) dalam Jurnal

(Siska.Dampak Indutri Batubara Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di

Sekitar Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai

Kartanegara.2013:482) adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat

suatu aktivitas.

Menurut Gorys Keraf dalam Soemarwoto (1998:35) yang dikutip

dalam Jurnal (Syahdan.Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pelayanan

Publik.2018), dampak berarti pengaruh yang kuat dari seseorang atau

kelompok orang di dalam menjalankan tugas dan kedudukannya sesuai

Page 21: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxiii

dengan statusnya dalam masyarakat, sehingga akan membawa akibat

terhadap perubahan baik positif maupun negatif.

Dari ketiga pengertian dampak di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa dampak adalah perubahan positif maupun negatif sebagai akibat

dari adanya pengaruh dari akitvitas seeorang maupun kelompok dalam

menjalankan tugas dan kedudukannya di kehidupan bermasyarakat.

Dampak Positif berarti dampak yang menimbulkan pengaruh baik atau

pengaruh yang dapat menguntungkan, sedangkan dampak negatif adalah

dampak yang menimbulkan suatu kerugian atau dapat memperburuk suatu

keadaan.

B. Kepemimpinan Kepala Desa

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan diambil dari kata pemimpin yang berarti

seseorang yang mempunyai kemampuan dalam penyelenggaraan suatu

kegiatan organisasi agar kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan

efektif dan efisien. Selanjutnya, agar terjadi ketertiban dalam kegiatan

organisasi diperlukan pengaturan mengenai pembagian tugas, cara kerja

dan hubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lain. Kegiatan

pengaturan dalam organisasi itulah yang disebut administrasi, yang

perlu dikendalikan atau dipimpin oleh seorang administrator atau

pemimpin. (Kartono,1994) dalam (Sholekhan, Moch.2014).

Menurut Toman Sony Tambunan (2018:7), pemimpin adalah

seseorang yang dengan kemampuan dan pengaruhnya dalam

Page 22: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxiv

memberdayakan sumber daya serta menggerakkan orang lain untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Pemimpin adalah seseorang yang

bertanggungjawab untuk mewujudkan banyak hal yang dipimpinnya.

Keberhasilan suatu organisasi yang tergantung dari kemampuan

pemimpin dalam memberdayakan sumber daya serta menggerakkan

semua anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pemimpin

adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk dapat

mempengaruhi orang-orang atau pengikutnya untuk mengikuti apa yang

dia inginkan namun untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut (Hariri, Karwan, & Ridwan, 2016,p.247),

kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam

kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi,

mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu

memaksa orang atau kelompok agara menerima pengaruh tersebut dan

selanjutnya tercipta sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu

tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan atau potensi dalam diri seseorang yang dapat

mempengaruhi orang atau kelompok lain agar dapat mengikuti apa

yang di inginkan oleh orang tersebut guna mencapai tujuan yang telah

disepakati bersama.

Page 23: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxv

Menurut Sudarwan Danim (2004:55), kepemimpinan adalah

setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk

mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain

yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan tindakan untuk

mengkoordinasikan dan memberi arah kepada orang atau kelompok

guna mencapai tujuan bersama sesuai yang telah disepakati bersama.

Menurut Toman Sony Tambunan (2018:29) Prinsip-prinsip

kepemimpinan dari pendekatan perilaku atau kepribadian pemimpin

dan peran yang penting dari seorang pemimpin :

a. Melayani, Northouse (2013:2017) dalam bukunya

menuliskan bahwa kepemimpinan yang melayani

merupakan pendekatan yang berfokus pada kepemimpinan

dari sudut pandang pemimpin dan perilakunya.

Kepemimpinan yang melayani menekankan bahwa

pemimpin perhatian pada masalah pengikutnya, empati,

serta mengembangkan mereka. Pelayanan pemimpin kepada

kelompoknya dapat berbentuk : menciptakan visi,

mengomunikasika visi tersebut, menyediakan sumber daya

bagi anggota kelompok; memilih, melatih, dan menerima

umpan balik dari anggota kelompok; mendukung kelompok

Page 24: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxvi

dengan otoritas yang lebih tinggi; menjelaskan kepada

pengikutnya perintah dan kebijakan dari otoritas yang lebih

tinggi; dan melakukan banyak tugas-tugas lainnya.

b. Membuat Keputusan. Keberhasilan seorang pemimpin untuk

menentukan kebijakan yang ingin dibuat atau ditetapkannya,

diawali dengan sebuah keputusan strategis yang diambil

pemimpin tersebut.

c. Keteladanan. Pemimpin dinilai dari apa yang telah

dilakukan atau diberikannya kepada organisasi dan orang-

orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus bisa menjadi

contoh yang baik bagi para bawahannya. Tentu para

bawahan akan memberikan penghargaan, rasa hormat, dan

simpatik kepada pemimpinnya yang menunjukkan

kepribadian, kinerja dan dedikasi yang baik.

d. Bertanggungjawab. Menjadi pemimpin merupakan

tanggung jawab besar yang harus diemban sebagai bentuk

dari amanah, dukungan atau kepercayaan orang lain yang

memiliki harapan kepada seorang pemimpin tersebut untuk

melakukan perubahan yang lebih baik dari keadaan

sebelumnya.

e. Bekerjasama. Pemimpin yang efektif akan mampu

menciptakan budaya kerja sama tim yang baik di antara

anggota organisasi, melakukan komunikasi yang efektif

Page 25: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxvii

dengan para bawahan, serta menciptakan lingkungan kerja

yang baik.

f. Menciptakan perubahan. Pemimpin harus mampu membuat

terobosan-terobosan baru, sehingga tercipta suatu

pembaharuan fundamental baik di tubuh organisasi, produk

atau jasa, maupun bagi orang-orang yang dipimpinnya.

b. Kepala Desa

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 yang dimaksud dengan Kepala Desa

adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan

kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan

melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.Kepala

Desa dipilih secara langsung oleh masyarakat desa. Masa Jabatan

Kepala Desa adalah 6 tahun dan dapat kembali sebanyal 2 masa jabatan.

Pasal 26 ayat (1) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan

Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Terkait dengan wewenang Kepala Desa berdasarkan pasal 26

ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 menyebutkan sebagai

berikut: “Dalam melaksanakan tugasnya, kepala Desa memilik

wewenang: memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa; memegang

Page 26: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxviii

kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa; menetapkan

Peraturan Desa; menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

membina kehidupan masyarakat Desa; membina ketenteraman dan

ketertiban masyarakat Desa; membina dan meningkatkan

perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai

perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran

masyarakat Desa; mengembangkan sumber pendapatan Desa;

mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa; mengembangkan

kehidupan sosial budaya masyarakat Desa; memanfaatkan teknologi

tepat guna; mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;

mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan melaksanakan wewenang lain yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak Kepala Desa berdasarkan pasal 26 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014: mengusulkan struktur organisasi dan

tata kerja Pemerintah Desa; mengajukan rancangan dan menetapkan

Peraturan Desa; menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan,

dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan;

mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan;

dan memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya

kepada perangkat Desa.

Page 27: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxix

Kewajiban Kepala Desa berdasarkan pasal 26 ayat (4) Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014: memegang teguh dan mengamalkan

Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal

Ika; meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa; memelihara

ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa; menaati dan

menegakkan peraturan perundang-undangan; melaksanakan kehidupan

demokrasi dan berkeadilan gender; melaksanakan prinsip tata

Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, profesional, efektif dan

efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme;

menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku

kepentingan di Desa; menyelenggarakan administrasi Pemerintahan

Desa yang baik; mengelola Keuangan dan Aset Desa; melaksanakan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa; menyelesaikan

perselisihan masyarakat di Desa; mengembangkan perekonomian

masyarakat Desa; membina dan melestarikan nilai sosial budaya

masyarakat Desa; memberdayakan masyarakat dan lembaga

kemasyarakatan di Desa; mengembangkan potensi sumber daya alam

dan melestarikan lingkungan hidup; dan memberikan informasi kepada

masyarakat Desa. Apabila seorang Kepala Desa tidak memenuhi

kewajiban-kewajiban tersebut, maka akan mendapatkan sanksi tegas,

sebagaimana tertuang dalam pasal 28 yakni Kepala Desa dapat dikenai

Page 28: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxx

sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis dan

apabila tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian

sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian.

Selain memiliki hak dan kewajiban, seorang Kepala Desa

memiliki larangan-larangan yang harus dihindari, sebagaimana menurut

pasal 29 yaitu: Kepala Desa dilarang: merugikan kepentingan umum;

membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota

keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu; menyalahgunakan

wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya; melakukan tindakan

diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan masyarakat tertentu;

melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa;

melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang,

dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau

tindakan yang akan dilakukannya; menjadi pengurus partai politik;

menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang; merangkap

jabatan sebagai ketua dan/atau anggota Badan Permusyawaratan Desa,

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan

perundangan-undangan; ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye

pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah; melanggar

sumpah/janji jabatan; dan meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh)

Page 29: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxi

hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat

dipertanggungjawabkan. Apabila seorang Kepala Desa melanggar

larangan tersebut, maka akan dikenakan sanksi, Kepala Desa yang

melanggar dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau

teguran tertulis. Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan,

dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan

dengan pemberhentian.

Pada pasal 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 Kepala Desa berhenti karena:

Meninggal dunia; Permintaan sendiri; atau Diberhentikan. Kepala Desa

diberhentikan karena: Berakhir masa jabatannya; Tidak dapat

melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara

berturut-turut selama 6 (enam) bulan; Tidak lagi memenuhi syarat

sebagai kepala Desa; Melanggar larangan sebagai kepala Desa; Adanya

perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan 2 (dua) Desa

atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, atau penghapusan Desa; Tidak

melaksanakan kewajiban sebagai kepala Desa; atau Dinyatakan sebagai

terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap.Apabila kepala Desa berhenti Badan

Permusyawaratan Desa melaporkan kepada Bupati/Walikota melalui

camat atau sebutan lain. Laporan Pimpinan Badan Permusyawaratan

Desa kepada Bupati/Walikota memuat materi situasi yang terjadi

terhadap Kepala Desa yang bersangkutan. Atas laporan Pimpinan

Page 30: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxii

Badan Permusyawaratan Bupati/Walikota melakukan kajian untuk

proses selanjutnya.

Pada pasal 9 Kepala Desa dapat diberhentikan sementara oleh

Bupati/Walikota karena : Tidak melaksanakan kewajiban sebagai

kepala desa; Melanggar larangan sebagai Kepala Desa dinyatakan

sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5

(lima) tahun berdasarkan register perkara di pengadilan; dan ditetapkan

sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, teroris, makar, dan/atau

tindak pidana terhadap keamanan negara. Setelah itu akan dilakukan

Pengesahan Pemberhentian, yaitu Pengesahan pemberhentian Kepala

Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota; Keputusan

Bupati/Walikota disampaikan kepada Kepala Desa yang bersangkutan

dan Para pejabat terkait pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Apabila kepala desa diberhentikan, maka dari BPD dapat

melaksanakan pemilihan desa antar waktu, sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 tahun 2015 tentang

Kepala Desa. Pada pasal 53 ayat 1 dijelaskan bahwa Musyawarah Desa

yang diselenggarakan khusus untuk pelaksanaan pemilihan Kepala

Desa antar waktu dilaksanakan paling lama dalam jangka waktu 6

(enam) bulan terhitung sejak Kepala Desa diberhentikan dengan

mekanisme sebagai berikut :

a. Sebelum penyelenggaraan Musyawarah Desa, dilakukan kegiatan

yang meliputi :

Page 31: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxiii

a) Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu oleh

Badan Permusyawaratan Desa paling lama dalam jangka waktu

15 (lima belas) hari terhitung sejak Kepala Desa diberhentikan;

b) Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APBDesa oleh Panitia

Pemilihan kepada Penjabat Kepala Desa paling lambat dalam

jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak panitia

terbentuk;

c) Pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat Kepala

Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari

terhitung sejak diajukan oleh Panitia Pemilihan;

d) Pengumuman dan pendaftaran bakal calon Kepala Desa oleh

Panitia Pemilihan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari;

e) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh

Panitia Pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari; dan

f) Penetapan calon Kepala Desa antar waktu oleh Panitia

Pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak

3 (tiga) orang calon yang dimintakan pengesahan Musyawarah

Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam

Musyawarah Desa.

b. BPD menyelenggarakan Musyawarah Desa yang meliputi kegiatan :

a) Penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua Badan

Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan pemilihannya

dilakukan oleh panitia pemilihan;

Page 32: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxiv

c) Pengesahan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih oleh

musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau melalui

pemungutan suara;

d) Pelaksanaan pemilihan Calon Kepala Desa oleh Panitia

Pemilihan melalui mekanisme musyawarah mufakat atau melalui

pemungutan suara yang telah disepakati oleh musyawarah Desa;

e) Pelaporan hasil pemilihan Calon Kepala Desa oleh Panitia

Pemilihan kepada musyawarah Desa;

f) Pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa; 6. pelaporan

hasil pemilihan Kepala Desa melalui Musyawarah Desa kepada

BPD dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah musyawarah Desa

mengesahkan Calon Kepala Desa Terpilih;

g) Pelaporan Calon Kepala Desa terpilih hasil musyawarah Desa

oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa kepada Bupati paling

lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan dari panitia

pemilihan;

h) Penerbitan keputusan Bupati tentang pengesahan pengangkatan

Calon Kepala Desa Terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari

sejak diterimanya laporan dari BPD; dan

i) Pelantikan Kepala Desa oleh Bupati paling lama 30 (tiga

puluh) hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan

pengangkatan Calon Kepala Desa Terpilih dengan urutan acara

Page 33: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxv

pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Dalam pemilihan kepala desa antar waktu ini, tidak melibatkan

seluruh masyarakat, melainkan hanya sebatas perwakilan sebagaimana

dijelaskan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 65 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Kepala

Desa melalui pasal 47D ayat 4 bahwa Peserta musyawarah Desa

melibatkan unsur masyarakat. Pada ayat 5 Unsur masyarakat berasal

dari: a. tokoh adat; b. tokoh agama; c. tokoh masyarakat; d. tokoh

pendidikan; e. perwakilan kelompok tani; f. perwakilan kelompok

nelayan; g. perwakilan kelompok perajin; h. perwakilan kelompok

perempuan; i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;

j. perwakilan kelompok masyarakat miskin; atau k. unsur masyarakat

lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pada

ayat 6 dikatakan bahwa Unsur masyarakat diwakili paling banyak 5

(lima) orang dari setiap dusun atau sebutan lain, yang kemudian pada

pasal 7 dijelaskan bahwa jumlah peserta musyawarah desa dibahas dan

disepakati bersama BPD dan pemerintah Desa dengan memperhatikan

jumlah penduduk yang mempunyai hak pilih di Desa yang ditetapkan

dengan keputusan BPD.

Page 34: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxvi

Menurut Sutoro Eko (2017:195), tipe Kepala Desa dibagi

menjadi empat, yaitu :

Korupsi

Tidak Ya

Reformasi

Tidak

Kepala desa

Konservatif

Kepala desa bandit

Ya

Kepala desa

reformis-progresif

Kepala desa

petarung/kombatan

Tipe yang pertama, Kepala Desa Konsevatif, yakni Kepala Desa

yang tidak melakukan korupsi dan juga tidak melakukan reformasi.

Dalam penyelenggaraan desa hanya berlangsung apa adanya, karena

Kepala Desa tidak berbuat banyak, dan hanya menunggu perintah dari

atas. Kepala Desa banyak menjalankan fungsi sosial dan tugas

administratif dari atas. Contoh kecil dari Kepala Desa konservatif

adalah sebagian Kepala Desa ada yang tidak berani menggunakan dana

desa dan mengembalikannya kepada pemerintah karena tidak tahu dan

takut. Kepala desa tidak berani korupsi, namun juga tidak berani

melakukan perubahan. Hal tersebut menyebabkan desa tidak

mengalami kemajuan.

Tipe Kedua, Kepala Desa Bandit, yang tidak melakukan

reformasi tetapi melakukan korupsi. Kepala Desa bandit biasanya hadir

sebagai penguasa tunggal, orang kuat, nekat, dan mempunyai tukang

Page 35: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxvii

pukul. Kepala Desa memaksa perangkat desa untuk melakukan hal

yang salah dengan cara yang benar, yakni mencuri uang untuk dirinya

sendiri tetapi dengan laporan administrasi yang canggih. Masyarakat

tidak berani melawan bandit, namun biasanya masyarakat yang berani

melawan secara diam-diam menempuh jalur hukum, yakni melaporkan

penyalahgunaan sang bandit kepada institusi hukum. Hanya hukum

yang bisa melawan bandit, ketika moral dan politik tidak sanggup

bicara, sehingga banyak Kepala daerah maupun kepala desa yang

berwatak bandit ini akhirnya berakhir kekuasaannyya bukan karena

tekanan moral dan politik, tetapi karena koersi hukum.

Tipe ketiga, kepala desa yang bertipe inovatif-progresif, yang

secara serius melakukan reformasi desa tanpa melakukan korupsi.

Banyak generasi muda, termasuk aktivis LSM, tampil menjadi kepala

desa yang inovatif –produktif. Mereka melakukan perubahan desa yang

bermanfaat untuk rakyat banyak. Mereka sangat paham akan hakekat

UU Desa, tidak antidemokrasi, dan berani melakukan advokasi

terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan desa.

Tipe keempat, kepala desa bertipe petarung (kombatan), yang

melakukan reformasi tetapi berujung korupsi, dan kandas di penjara.

Dapat dikatakan bahwa reformasi tampil sebagai pedang bermata dua.

Satu mata pedang reformasi digunakan untuk menerobos kemapanan

yang menghasilkan perubahan, satu mata yang lain reformasi mudah

membuat sang kepala desa menjadi penguasa tunggal tiada lawan dan

Page 36: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxviii

kontrol. Parlemen desa (BPD) dan masyarakat tidak boleh lengah

melakukan kontrol, dan tidak mudah memberikan pujian yang

memabukkan kepala desa.

c. Kepemimpinan Kepala Desa

Dari konsep Kepemimpinan dan kepala desa di atas dapat

diartikan kepemimpinan desa adalah proses bagaimana kepala desa

tersebut memimpin desa. Ada tiga tipe kepemimpinan menurut Sutoro

Eko (2014:158), yang pertama adalah kepemimpinan regresif yakni

karakter kepemimpinan yang mundur ke belakang, bahkan bermasalah.

Sebagian besar desa parokhial dan sebagian desa-desa korporatis

menghasilkan karakter kepemimpinan kepala desa yang regresif.

Mereka berwatak otokratis, dominatif, tidak suka BPD, tidak suka

partisipasi dan anti perubahan. Jika desa dikuasai kepala desa ini maka

desa yang mandiri, demokratis dan sejahtera akan sulit tumbuh. Tipe

yang kedua adalah tipe kempemimpinan konservatif-involutif yang

ditandai dengan hadirnya kepala desa yang bekerja apa adanya (taken

for granted), menikmati kekuasaan dan kekayaan, serta tidak berupaya

melakukan inovasi atau perubahan yang mengarah pada demokratisasi

dan kesejahteraan rakyat. Tipe yang ketiga adalah kepemimpinan

inovatif-progresif yang pro pada perubahan. Saat ini banyak ditemukan

kepala desa yang relatif muda dan berpendidikan tinggi, mereka tidak

antidemokrasi, sebaliknya memberikan ruang politik (political space)

bagi tumbuhnya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Mereka

Page 37: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xxxix

memperbaiki pelayanan publik, mengelola kebijakan dan pembangunan

secara demokratis, serta menggerakkan elemen-elemen masyarakat

untuk membangkitkan emansipasi lokal dan membangun desa dengan

aset-aset lokal.

C. Kewenangan Desa

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan Desa, Kewenangan Desa

adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan berdasarkan

hak asal-usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang

ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta kewenangan lain yang

ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Seiring berjalannya waktu dan dengan adanya perubahan peraturan

yang mengatur tentang desa, Kewenangan yang dimiliki Desa menjadi

lebih baik, karena kini desa di berikan kewenangan untuk mengatur

rumah tangganya sendiri atau bisa disebut kini desa menjadi subjek

pembangunan. Berikut tabel perbedaan kewenangan desa menurut

Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014:

UU No.32/2004 UU No.6/2014

Urusan pemerintahan yang sudah Kewenangan berdasarkan hak asal

Page 38: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xl

ada berdasarkan hak asal usul desa usul

Urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Kabupaten/Kota yang

diserahkan pengaturannya kepada

desa.

Kewenangan lokal berskala desa

Tugas pembantuan dari pemerintah,

Pemerintah Provinsi,dan/atau

Pemerintah Kabupaten/Kota

Kewenangan yang ditugaskan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota

Urusan pemerintahan lainnya yang

oleh peraturan perundang-undangan

diserahkan kepada desa.

Kewenangan lain yang ditugaskan

oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, atau Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014Pasal 18

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.

Jenis kewenangan Desa berdasarkan Pasal 19 terdiri atas:

Kewenangan berdasarkan hak asal usul; kewenangan lokal berskala Desa;

Page 39: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xli

kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan kewenangan lain

yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016

Tentang Kewenangan Desa , jenis kewenangan dirincikan sebagai berikut:

Perincian kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul (Pasal 7) terdiri

atas:

a. sistem organisasi masyarakat adat;

b. pembinaan kelembagaan masyarakat;

c. pembinaan lembaga dan hukum adat;

d. pengelolaan tanah kas Desa; dan

e. pengembangan peran masyarakat Desa.

Perincian kewenangan lokal berskala Desa (Pasal 8) terdiri atas:

a. pengelolaan tambatan perahu;

b. pengelolaan pasar Desa;

c. pengelolaan tempat pemandian umum;

d. pengelolaan jaringan irigasi;

e. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;

f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan

terpadu;

g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;

Page 40: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xlii

h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;

i. pengelolaan embung Desa;

j. pengelolaan air minum berskala Desa; dan

k. pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke wilayah pertanian.

6. Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan pembahasan diatas maka ruang lingkup penelitian ini untuk

melihat dampak pergantian kepala desa sebelum habis masa jabatan dilihat dari

pelaksanaan kewenangan desa, sebagai berikut:

A. Pelaksanaan kewenangan desa sebelum adanya permasalahan kepala desa.

B. Pelaksanaan kewenangan desa saat adanya permasalahan kepala desa.

C. Dampak positif kepemimpinan kepala desa baru terhadap pelaksanaan

kewenangan desa.

D. Dampak negatif kepemimpinan kepala desa baru terhadap pelaksanaan

kewenangan desa.

7. Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73) dalam

(http://eprints.uny.ac.id/14815/3/BAB%20III.pdf)penelitian deskriptif

kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena

- fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia,

Page 41: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xliii

yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan

antar kegiatan. Selain itu, penelitian deskriptif tidak memberikan

perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang

diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-

satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang

dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Kaitannya dengan penelitian ini adalah untuk memberikan

gambaran atau deskripsi tentang bagaimana dampak pergantian kepala

desa sebelum habis masa jabatan terhadap penyelenggaraan kewenangan

desa.

B. Obyek dan Subyek Penelitian

1. Dalam hal ini obyek penelitian adalah:

Dampak pergantian kepala desa sebelum habis masa jabatan terhadap

penyelenggaraan kewenangan desa.

2. Dalam hal ini subyek penelitian dan informan adalah:

1) Subyek yang diteliti dengan rincian sebagai berikut:

a. Kepala Desa Baru

b. Sekretaris Desa Dadapayu

c. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum

d. Kepala Urusan Perencanaan

e. Kepala Urusan Keuangan

f. Kasi Pemerintahan

g. Staf Desa, sebanyak 1 orang

Page 42: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xliv

h. Kepala Dukuh, sebanyak 2 orang

i. BPD, sebanyak 1 orang

j. Masyarakat, sebanyak 3 orang

2) Deskripsi Informan secara umum

Tabel I.1

Deskripsi informan secara umum

No. Nama Umur Jenis

Kelamin

Pekerjaan Pendi

dikan

1. Jumadi 47 Laki-laki Kepala Desa SMA

2. Prihantara 37 Laki-laki Sekretaris Desa S1

3. Yudas Sutarto 51 Laki-laki Kasi

Pemerintahan

SMA

4. Sarmanta 54 Laki-laki Kaur Tata Usaha

dan Umum

SPG

5. Suyata 52 Laki-laki Staf Perangkat

Desa

SMA

6. Lusia Widayanti 38 Perempuan Kepala Urusan

Keuangan

SMK

7. Rusdi 45 Laki-laki Kaur

Perencanaan

SMA

8. Taryono 33 Laki-laki Kepala Dukuh SMA

9. Ngatemin 54 Laki-laki Kepala Dukuh SMA

10. Wagiman 46 Laki-laki Wakil Ketua

BPD

SMP

11. Bambang

Pamungkas

37 Laki-laki Masyarakat SMA

12. Yudono 51 Laki-laki Masyarakat SD

13. Yulia Restyawati 22 Perempuan Masyarakat D3

Sumber data Primer 2019

Page 43: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xlv

Berdasarkan deskripsi informan dari tabel I.1 yang

diperoleh dari informan saat diwawancarai maka dapat diketahui

bahwa jumlah keseluruhan informan adalah 13 orang dengan varian

umur mulai dari 27 sampai 54 tahun dengan mayoritas berjenis

kelamin laki-laki dan bekerja sebagai perangkat desa serta

berpendidikan mayoritas SMA.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini sebagai

berikut:

1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moeleong:186).

2. Observasi, dalam hal ini peneliti dalam mengumpulkan pengumpulan

data menyatakan terus terang pada sumber data, bahwa ia sedang

melakukan penelitian.(Sugiyono 2015:312).

3. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penlitian kualitatif. Oleh karna

itu hasilnya akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung

oleh dokumen.(Sugiyono 2015:329).

Page 44: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xlvi

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah

Penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-

lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah (Moleong:6).

Analisis data model Miles and Huberman:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Sehingga memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu mendisplaykan

data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart. Menurut Miles dan

Huberman (1984) untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif selain itu mendisplay data

juga dapat berupa grafik, matrik, network dan chart.

3. Verification atau Conclusion Drawing

Page 45: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xlvii

Adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dapat

menjawab rumusan masalah akan tetapi mungkin juga tidak karena

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di

lapangan. Kesimpulan diharapkan dapat menemukan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. (Sugiyono 2015:338-345).

Page 46: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xlviii

BAB II

PROFIL DESA

1. KONDISI UMUM DESA

A. Visi dan Misi

a. Visi dari Desa Dadapayu adalah “Seko ndeso neng Malioboro, bali

neng ndeso nyejahterakke uripe wargo mulyo lan sentoso, adil makmur

berdasar Pancasila”.

b. Misi Desa Dadapayu adalah melanjutkan program yang telah

dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Dadapayu, yang terdiri dari:

a) Pemberdayaan Sumber Daya Alam

b) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

c) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

B. Geografis „

a. Letak Wilayah

Desa Dadapayu merupakan salah satu di wilayah Kecamatan Semanu

dari 5 desa, yang terletak ± 10 Km ke ibukota kecamatan atau ± 17 Km

ke ibukota kabupaten, dan 60 km ke Ibukota Provinsi. Desa Dadapayu

juga berbatasan dengan desa atau kecamatan lain. Batas desa sebelah

selatan berbatasan dengan Desa Giri Panggung Kecamatan Tepus, di

sebelah barat berbatasan dengan Desa Candirejo Kecamatan Semanu, di

sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngeposari Kecamatan Semanu

Page 47: MOTTO - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/660/1/tri.pdf · Jangan Menua Tanpa Arti . vi HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA TULIS INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA, KEDUA KAKAK PEREMPUAN

xlix

dan Desa Gombang Kecamatan Ponjong, dan di sebelah timur

berbatasan dengan Desa Pucanganom dan Petir Kecamatan Rongkop.

Gambar. II.1

Peta Desa Dadapayu