repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/subinto hartono habeahan-14520166 2.… · kecuali yang secara...

164

Upload: others

Post on 23-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya
Page 2: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya
Page 3: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya
Page 4: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa sksripsi yang berjudul Akselerasi

Pengentasan Kemiskinan Melalui Optimaliasi Program Bela Beli Kulon Progo di

Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)

bukan merupakan hasil karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

keserjanaan di suatu perguruan tinggi dengan sepenjang pengetahuan saya tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar

Pustaka.

Saya menyatakan bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik

yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang

berlaku, apa bila kemudian hari ditemukan adanya plagiasi dalam skripsi ini.

Yogyakarta, 07 Oktober 2018

Subinto Hartono Habeahan

14520166

Page 5: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

v

HALAMAN MOTO

“Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan

lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah

juga kepadamu”

(Matius 6: 33)

“Ketika kau tak menyukai suatu sistem, naikalah ke puncak yang paling

tinggi dari sistem dan ubahlah itu”

( Adolf Hitler)

“Karena kebenaran adalah kesatuan dari kehendak universal dan

subyektif; dan yang Universal harus ditemukan dalam negara, dalam

hukum-hukumnya, dalam bentuknya yang universal dan rasional.

Negara adalah Roh Tuhan yang ada di atas Bumi”

(Georg Wilhelm Friedrich Hegel )

Page 6: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala Puji serta syukur yang teramat dalam saya panjatkan ke hadirat Tuhan

Semesta Alam yang mahabaik lagi maha penyayang karena atas segala kemuliaan

dan belas kasih-Nya sehingga saya memiliki semangat dan kekuatan untuk

menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak

yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doa.

Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk :

1. Kepada Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD)

dengan segenap civitas akademika.

2. Untuk selanjutnya dengan sepenuh hati karya kecil ini saya dedikasikan

sebagai kenangan untuk Alm Ayahku. Terimakasih bapak atas hasil peluhmu

yang sampai sekarang menghidupiku. Hanya karya kecil ini yang bisa aku

persembahkan untuk saat ini, jika saatnya tiba aku hendak memberikan karya

kecil lainnya pada fase berikutnya. Semoga Bapak tersenyum dari Surga sana,

begitu pun dengan mendiang kakak saya Masda Habeahan yang dulu Gusti

Yesus mengutus kakak hebat saya ini untuk menyuruh saya kuliah. Dan

bahkan yang sampai saat ini hingga detik ini masih aku ingat ketika itu ia yang

awalnya selalu menyampaikan rencana ingin mengajak orang tua yang kami

kasihi untuk datang melihatku ketika Wisuda. Tapi rencana itu sudah hilang,

Tuhan nggak kasih kesempatan itu untuk keduanya.

3. Tidak lupa trimakasihku juga saya ucapkan kepada mamak yang sedang

meniti hari-hari tuannya, semoga Skripsi ini bisa buat mama bangga terhadap

“Subinto” hingga saat ini mama adalah wanita paling sabar yang doa-doanya

selalau ditujukan untukku. Terimakasih sudah mau bersabar semoga Tuhan

selalu menyertaimu mamak.

Page 7: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

vii

4. Untuk seluruh saudara ku, yang tak terhingga untuk abang yang sudah

bersedia sebagai pengganti bapak yang Tuhan pakai untuk mengirimi biaya

kuliah sampai sejauh ini. Sekali lagi ku ucap trimakasih kepada bang Robin

karena sampai kini beliau disela-sela kesibukannya telah berbesar hati untuk

direpotkan. Dan tidak lupa saya ucapkan rasa terimakasih juga untuk abangku

Sunggul Habeahaan, Diman, Kaka ku Nika dan Evi Sarwendah yang telah

memberikan support, dorongan, dan doa dalam mengenyam pendidikan

jenjang sarjana. Kalian semua itu spesial.

5. Ponakan ku yang jauh di sana Ricky, Yeyen, Rendy, Yecika, Geby, Mamo,

Sidon, Ramona, Mery, Stifen dan Canmoti Padang.

6. Seluruh keluarga besar dari Alm Bapak M. Habeahan dan P. Br Anakampun

(+) dan Ibu L. Br Purba.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan

STPMD ”APMD’ Yogyakarta serta teman-teman KKN Pedukuhan

Kalinongko yang telah memberikan pengalaman dan pembelajaran hidup yang

penuh arti selama KKN. Bersama kalian kutemukan makna hidup yang lebih

mendalam. Untuk pak Andar Kusnanto sekeluarga maafkan saya apabila ada

salah selama melewati 50 hari di posko KKN.

8. Teman-teman/ sahabat penulis selama bertahun-tahun menempa diri di

kampus tercita: Frid Doru, Beni Eka, Gabriel Bato yang selalu bersama

bercanda, tawa dan sharing di saat jenuh, dan untuk calon master Ilmu

Pemerintahan Cobas Plaikol terimakasih sudah meminjamkan penulis laptop

selama proses penyusunan tulisan ini, juga anak Kalimantan Hendrikus

Lawing, Irvanov Alil, Ardi dan anak Sumba NTT lainnya Brayen, Narti,

Nelson, Krisna, dan yang akan segera menyusun skrispi semangat Kak Fian,

Andi Tauwe teman paling kocak dari Sorong Papua, Hengki Jaiwu dan

Thomas Sangu anak Kodi met berjuang menyelesaikan skripsi dan semoga

Page 8: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

viii

kalian secepatnya menyusul menjadi sarjana. Selanjutnya Bestari Lahagu,

Andra, Ben Panda, Ka Konradus, Bayu, Sastra dari nias serta teman-teman

lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu mendukung,

memberikan support dan semangat dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Sekali lagi ku ucap terimakasih telah menjadi kawan bertumbuh sampai sejauh

ini, dan semoga ke depannya kita semua menjadi orang suskses. Amin

9. Untuk seluruh kawan-kawan organisasi Ikatan Mahasiswa Pak-pak

Yogyakarta (IMPY) terimakasih yang setinggi-tingginya, terkhusus untuk

seluruh pengurus IMPY yang pernah berbagi ilmu, pengalaman dan keceriaan

bersama penulis. Termikasih telah menerima saya dengan tangan terbuka.

10. Sahabat teman dari luar kampus, Sendi Nahampun, Girang Sinamo dan teman-

teman dari Sidikalang lainnya yang tidak bisa saya tulisakan semua namanya

dan juga mantan kawan satu kontrakan selama penulis berada di Jogja, kaka

Evi, Dewi, Sarah, Sari, Melinda, Verah, Jhen, dan Bang Setyadi salah satu

anak kontrakan Cepit Baru. Tak lupa, penulis pun menyampaikan terimakasih

kepada anak Trantam dari Pekan Baru Randi Sanjaya Girsang, dari Siantar

Andi Siregar, Hotlan Pangaribuan dari Tobasa, Ardiansyah dari Beras Tagi.

Juga yang masih ada hubungan saudara dengan penulis dari Sidikalang, Fredy

dan Endah Padang serta semua teman yang pernah tinggal serumah dengan

saya sewaktu ngontrak di Gendeng maaf tidak bisa dituliskan semua.

11. Dan semua orang yang telah berkontribusi dalam hidup penulis yang mana

penulis tidak bisa menyebutkan satu-persatu.

Page 9: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

ix

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Mahakuasa, karena atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis memiliki

semangat, hikmat serta akal budi dalam rangka menyelesaikan skripsi dengan

judul Akselerasi Pengentasan Kemiskinan Melalui Optimalisasi Program Bela

Beli Kulon Progo (Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Gerbosari,

Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta). Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana jenjang pendidikan strata satu (S1) pada prodi

Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa.

Selanjutnya dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis

juga menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusanya kepada yang terhormat :

1. Bapak Habib Muhsin, S.Sos, M. Si selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa’AMD” Yogyakarta.

2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan STPMD ”APMD” Yogyakarta.

3. Ibu Dra, Sri Utami M.Si selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah

begitu sabar memberikan bimbingan, nasehat, arahan dan masukan yang

sangat berharga bagi Penulis.

4. Ibu Leslie Retno Angeningsih, Ph.D selaku Dosen (Penguji 1) dan Bapak Drs.

Hasto Wiyono, MS selaku Dosen (Penguji 2) yang sudah berkenan menguji

dan memberikan teguran, koreksi dan saran untuk mendekati kesempurnaan

skripsi ini.

Page 10: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

x

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberi materi kuliah khususnya

Dosen jurusan Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa ”APMD” Yogyakarta.

6. Disperindag Kabupaten Kulon Progo, Aparatur Kecamatan Samigaluh,

Pemerintah Desa Gerbosari dan para pelaku UMKM Gerbosari serta pihak

lain yang sudah memberikan data/informasi yang diperlukan dalam

melaksanakan penelitian terkususnya informan pada saat penelitian.

7. Seluruh keluarga Besar Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STPMD

“APMD” Yogyakarta.

8. Almamater kebesaran, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

”APMD” Yogyakarta, terimakasih atas jasamu dalam setiap perjalanan dan

pengalaman hidup selama menempuh teori dan penyelesaian kuliah.

Akhir kata “tidak ada gading yang tak retak “, penulis menyadari juga

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis dengan senang

hati untuk menerima segala kritik, masukan serta saran oleh siapapun demi

kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat yang sangat berharga bagi para pembaca pada umumnya dan bagi

penyusun khususnya. Terima Kasih.

Yogyakarta 07 Oktober 2018

Hormat saya,

Subinto H Habeahan

Page 11: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PESEMBAHAN ......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

ABSTRAK ....................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 16

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 16

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 17

E. Kerangka Teori ........................................................................... 18

1. Kemiskinan .......................................................................... 18

2. Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah .............................. 30

3. Model Pembangunan dan Ekonomi Kerakyatan .................. 46

4. Kajian Manajemen Dalam Strategi Pemasaran .................... 60

Page 12: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

xii

F. Ruang Lingkup ........................................................................... 74

G. Metode Penelitian ....................................................................... 75

1. Jenis Penelitian ..................................................................... 75

2. Unit Analisis ........................................................................ 76

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 79

4. Teknik Analisi Data ............................................................. 81

BAB II PROFIL DESA GERBOSARI DAN DESKRIPSI TENTANG

PROGRAM BELA BELI KULON PROGO ..................................... 83

A. Sejarah Singkat............................................................................. 83

B. Aspek Geografis ........................................................................... 83

1. Keadaan Wilayah ................................................................... 83

2. Letak dan Batas Wilayah ....................................................... 84

3. Orbitasi .................................................................................. 85

4. Luas Wilayah ......................................................................... 87

5. Keadaan Tanah ....................................................................... 88

6. Keadaan Iklim ........................................................................ 89

7. Keadaan Air ........................................................................... 89

C. Aspek Demografi ......................................................................... 90

D. Aspek Perekonomian ................................................................... 92

E. Aspek Pendidikan ........................................................................ 97

F. Aspek Kesehatan .......................................................................... 100

G. Aspek Sosial ................................................................................. 102

H. Aspek Pemerintahan..................................................................... 103

Page 13: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

xiii

1. Struktur Pemerintahan Desa ................................................... 103

2. Visi dan Misi Desa Gerbosari ................................................ 108

3. Implementasi Program Pemerintah ........................................ 109

4. Kinerja Pemerintah Desa........................................................ 113

5. Keuangan Desa....................................................................... 114

6. Lembaga Kemasyarakatan ..................................................... 115

I. Aspek Kesenian dan Kebudayaan ................................................ 117

J. Aspek Teknologi Informasi.......................................................... 119

K. Menilik Program Bela Beli Kulon Progo ..................................... 121

a. Sejarah Singkat Pembentukan Program ................................. 121

b. Tahap-tahap Perumusan Program .......................................... 124

c. Cakupan Program ................................................................... 129

d. Implementasi Program ........................................................... 134

BAB III ANALISIS TENTANG AKSELERASI PENGENTASAN

KEMISKINAN MELALUI OPTIMALISASI PROGRAM BELA

BELI KULON PROGO ..................................................................... 148

A. Optimalisasi Program Bela Beli Kulon Progo ............................. 148

1. Efektifitas Program Bela Beli Kulon Progo Dalam Rangka

Pengentasan Kemiskinan ....................................................... 151

2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Dalam Hal Kapasitas

Sebagai Pelaku Ekonomi Serta Sebagai Produsen ................. 160

3. Kesiapan dan Konsistensi Pemerintah Dalam Memberikan

Dukungan Melalui Regulasi dan Bantuan ............................. 173

Page 14: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

xiv

4. Model kebijakan yang digunakan dalam strategi perluasan

pemasaran produk lokal ......................................................... 182

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 194

A. Kesimpulan .................................................................................. 194

B. Saran ............................................................................................. 200

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pendekatan dan Konsep Baru Dalam Pembangunan ................... 34

Tabel 1.2 Deskripsi Nama dan Pekerjaan Informan .................................... 77

Tabel 2.1 Keadaan Orbitasi Desa Gerbosari ................................................ 86

Tabel 2.2 Luas Wilayah Desa Gerbosari ...................................................... 88

Tabel 2.3 Prasarana Air Bersih di Desa Gerbosari....................................... 90

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Desa Gerbosari ............................................... 91

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Gerbosari ..... 91

Tabel 2.6 Data Rumah Tidak Layak Huni di Desa Gerbosari ..................... 94

Tabel 2.7 Data Kemiskinan Desa Gerbosari ................................................ 94

Tabel 2.8 Mata Pencaharian Penduduk ........................................................ 96

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 97

Tabel 2.10 Fasilitas Pendidikan Umum Desa Gerbosari................................ 98

Tabel 2.11 Fasilitas PAUD Desa Gerbosari ................................................... 99

Tabel 2.12 Daftar Posyandu Desa Gerbosari ................................................. 101

Tabel 2.13 Fasilitas Kesehatan Desa Gerbosari ............................................. 102

Tabel 2.14 Data Kelembagaan Desa Gerbosari ............................................. 116

Tabel 2.15 Daftar Produk Lokal Kulon Progo yang Masuk ke Tomira ......... 143

Tabel 2.16 Implementasi Program Bela Beli Kulon Progo ............................ 146

Page 16: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Desa Gerbosari ................................................................... 85

Gambar 2.2 Struktur Pemerintahan Desa Gerbosari ...................................... 105

Gambar 2.3 Alur Penyusunan APBDesa Gerbosari....................................... 110

Gambar 2.4 WI-FI Umum Desa Gerbosari .................................................... 120

Gambar 2.5 PDRB Kabupaten Kulon Progo ................................................. 131

Gambar 2.6 Laju Inflasi Kabupaten Kulon Progo ......................................... 132

Gambar 2.7 Distribusi Penyumbang Inflasi Kabupaten Kulon Progo ........... 133

Gambar 2.8 Air Kemasan “AirKU ................................................................. 135

Gambar 2.9 Beras Rasda Kulon Progo .......................................................... 137

Gambar 2.10 Motif Geblek Renteng pada Kain Batik ..................................... 139

Gambar 2.11 Produk Lokal Kulon Progo di Tomira Gerbosari ....................... 144

Gambar 2.12 Desain Bangunan Tomira di Desa Gerbosari ............................. 145

Page 17: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

xvii

ABSTRAK

Kulon Progo merupakan Kabupaten yang terletak di bagian barat Daerah

Istimewa Yogyakarta yang pada tahun 2011 dari lima kabupaten/kota di provinsi DIY. Kulon Progo menduduki peringkat terakhir dalam kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian solusi yang dilakukan Pemkab Kulon Progo untuk membebaskan Kulon Progo ini dari belenggu kemiskinan adalah dengan meluncurkan program mengembangkan produk lokal selanjutnya disebut gerakan “Bela Beli Kulon Progo”. Selanjutnya sejak program Bela Beli Kulon Progo yang dideklarasikan Bupati-Wakil Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo bersama Wakil Bupati, Sutedjo, pada tanggal 25 Maret 2013, selama lebih kurang 6 tahun program ini dilaksanakan terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari data BPS Kulon Progo menunjukkan angka persentase kemiskinan mengalami penurunan, yaitu tahun 2013 menjadi sebesar 21,39%, tahun 2014 sebesar 20,64%, tren penurunan tersebut terus berlanjut dimana pada tahun 2016 berhasil turun menjadi 20,30%.

Oleh karena itu berdasarkan analisa dari fakta yang terjadi menunjukkan bahwa peluncuran program tersebut terbukti mampu membebaskan wilayahnya dari peredikat Kabupaten termiskin di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun, disatu sisi realisasi program tersebut masih belum berjalan mulus dalam mengembangkan dan memasarkan produk khas daerah yang mempunyai daya saing. Hal ini dapat dilacak pada produk yang diproduksi melalui implementasi program tersebut selama ini masih terus menjual dengan kekuatan sendiri dan senyatanya produk Kulon Progo sampai saat ini belum banyak dikonsumsi oleh masyarakt luar. Masih terkait dengan konteks permasalahan kemiskinan, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik dan media online pada penjelasan sebelumnya maka dapat kita ketahui bahwa meski angka kemiskinan di daerah Kulon Progo mulai berkurang dari waktu ke waktu, namun demikian secara umum belum merata, terbukti di beberapa wilayah di tingkat desa khususnya di Desa Gerbosari terhitung sejak tahun 2014 hingga tahun 2016 jumlah warga miskin dan sangat miskin masih tergolong tinggi.

Maka atas dasar itu penulis merasa tertarik memilih judul tentang: “Akselerasi Pengentasan Kemiskinan Melalui Optimalisasi Program Bela Beli Kulon Progo (Suatu penelitian Deskriftif Kualitatif di Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY)”. Dalam penelitian ini mengunakan metode Penelitian kualititaif dengan tipe deskriptif peneliti menggunakan Porposive. Teknik pengumpulan data peneliti mengunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, yakni mengumpulkan dokumen yang relevan dengan penelitian ini. Dalam melakukan wawancara peneliti mengambil 29 informen yang ditemui di daerah Kulon Progo. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, tujuan utama dicanangkannya program „Bela Beli Kulon Progo‟ ini adalah untuk pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo. Pemerintah berupaya untuk membebaskan Kulon Progo ini dari belenggu kemiskinan, sehingga predikat sebagai salah satu Kabupaten dengan jumlah kemiskinan yang tinggi dapat ditanggalkan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap daerahnya dengan mengutamakan membeli produk asli daerahnya.

Kata Kunci: Bela Beli Kulon Progo, Untuk Pengentasan Kemiskinan

Page 18: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis yang melanda perekonomian Indonesia pada pertengahan tahun

1997 lalu selain telah menghempas masyarakat juga telah menghancurkan

struktur bangunan ekonomi dan pencapaian hasil pembangunan di bidang

kesejahteraan sosial selama rezim Orde Baru (1966-1998). Salah satu

penyebab terjadinya krisis tersebut adalah kenyataan bahwa meningkatnya

angka-angka statistik pertumbuhan ekonomi selama Orde Baru tidak benar-

benar merefleksikan terjadinya pemerataan kesempatan dan perolehan

kesejahteraan secara bermakna. Kebijakan pembangunan Indonesia yang

menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti oleh

terjadinya penyebaran kemakmuran (trickle down effect). Dalam kenyataanya,

strategi pembangunan ekonomi Indonesia yang bertumpu pada pertumbuhan

ekonomi selama masa orde baru hingga bergulirnya reformasi sampai dewasa

ini sering menuai gugatan bukan saja karena ketidaktepatan sasarannya,

melainkan juga karna kesalahan orientasinya. Pembangunan ekonomi yang

berorientasi pertumbuhan hanya melahirkan peningkatan kesejahteraan semu

pada sekelompok kecil orang yang sangat kaya, ketimbang secara rill

dirasakan oleh mayoritas penduduk miskin pada umumnya.

Berdasarkan pengalaman yang terjadi dalam praktik pembangunan

Indonesia yang lebih menekankan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi

Page 19: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

2

pada akhir dasawarsa 1960-an hingga dewasa ini, seringkali tidak mampu

mengatasi masalah sebenarnya, yakni upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan mengentaskannya dari belenggu kemiskinan. Gambaran

terwujudnya masyarakat yang sejahtera masih sebatas impian, karena

kenyataan menunjukkan Indonesia saat ini masih dihadapkan pada

pemasalahan kemiskinan yang ditandai oleh besarnya jumlah penduduk yang

hidup di bawah garis kemiskinan dan penduduk yang rentan untuk jatuh ke

bawah garis kemiskinan. Bicara masalah kemiskinan sesungguhnya bukan

merupakan isu baru, melainkan merupakan isu yang seolah abadi sepanjang

jaman yang melanda setiap bangsa. Bahkan bangsa maju sekalipun masih

memiliki kantong-kantong kemiskinan.

Kemiskinan sendiri merupakan masalah gradual yang cukup rumit,

khususnya bagi negara-negara sedang berkembang. Terbukti kurang lebih 900

juta penduduk dunia adalah miskin, mereka meggantungkan hidup dengan

kurang dari $1 setiap hari, mereka tinggal di Asia dan Afrika. Satu dari tiga

orang di Asia adalah miskin. Kondisi kemiskinan sebagaimana diilustrasikan

oleh data tersebut sangat menggelisahkan. Beban kemiskinan serupa juga

dijumpai di Indonesia. Dalam konteks Indonesia, setelah nyaris tumbang

dilanda badai krisis yang begitu dahsyat, Indonesia saat ini masih berkutat

untuk melepaskan diri dari segala kesulitannya. Tak terkecuali salah satunya

kemiskinan.

Sebagaimana dalam kutipan publikasi tentang jumlah dan persentase

penduduk miskin dan indikator untuk memahami suatu masyarakat berada

Page 20: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

3

dalam lingkaran kemiskinan, di Indonesia umunya menggunakan cara

penggolongan yang diajukan BPS (Badan Pusat Statistik) yang mendapat

keunggulan sebagai angka resmi yang dipakai oleh pemerintah. Berikut

berdasarkan kriteria metode pengukuran kemiskinan, menurut Badan Pusat

Statistik dalam Sulistiyani (2007: 35) yang mengkonversikan dengan

kebutuhan kalori, yaitu apabila penduduk dalam pengeluaran tidak mampu

memenuhi kecukupan konsumsi makanan serta 2, 100 kalori per hari ditambah

pemenuhan kebutuhan pokok minuman non makanan berupa perumahan,

pakaian, kesehatan dasar, pendidikan dasar, transportasi dan aneka barang/jasa

yang sekarang dijabarkan ke dalam penetapan upah minimum dan standar

pemenuhan kebutuhan hidup layak dari masing-masing wilayah, maka secara

eksplisit dapat diketahui bahwa orang atau keluarga yang tidak mampu

memenuhi kebutuhan pokok minimum sebagaimana disampaikan dalam

ukuran yang dibangun oleh pihak Badan Pusat Statistik di atas maka dapat

dikatagorikan miskin.

Selanjutnya jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan

september 2015 sebesar 28,51 juta orang (11,13 persen). Dibandingkan pada

penduduk miskin pada september 2014 yang berjumlah 27,73 juta (10,96

persen), berarti jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 bertambah 780 ribu

orang. (sumber: https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1494/ jumlah

penduduk miskin-persentase-penduduk-miskin-dan-garis-kemiskinan-1970-

2017.html).

Page 21: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

4

Berdasarkan dari data tersebut terlihat bahwa tingkat kemiskinan di

Indonesia saat ini jika diamati dengan data penduduk miskin yang dikeluarkan

Badan Pusat Statistik (BPS) apa bila sebelumnya ada pandangan bahwa

indikator utama kemiskinan terkait dengan pemenuhan kebutuhan primer,

maka realitas yang terjadi menunjukkan bahwa selama ini penduduk Indonesia

boleh dikatakan belum pernah terbebas dari kemiskinan, sebab masih banyak

yang sulit memenuhi kebutuhan dasar tersebut.

Oleh karena itu belajar dari kekuarangan tersebut maka pembangunan

salah satunya harus dipandang sebagai sebuah upaya untuk mengurangi angka

kemiskinan sekecil mungkin, dan juga diperlukan adanya perubahan orientasi

dalam bingkai paradigma membangun manusia (people centered

developmment) adalah peningkatan produktifitas yang tinggi melalui investasi

pada manusia (human investment) dan pengembangan ekonomi makro yang

memungkinkan manusia meraih potensi optimalnya, berkaitan dengan

pengentasan kemiskinan Usman (dalam Jamasy: 2004: xiii) mengatakan

bahwa :

“Upaya pengentasan dan penanggulangan kemiskinan di negeri ini

ditandai dengan perubahan dari semula berorientasi pada

pertumbuhan ekonomi menjadi berorientasi pada pemberdayaan

masyarakat.”

Terlepas dari kepentingan dan cara pandang di atas, bahwa bicara

mengenai pengentasan kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi saja.

Masalah kemiskinan hakekatnya adalah masalah mental bangsa, kemiskinan

bahkan bisa saja diartikan sebagai sebuah fakta sosial mengakibatkan

Page 22: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

5

permasalahan di beberapa bidang pembangunan. Oleh karena itu pengentasan

kemiskinan perlu dilakukan dengan cara megubah mind set masyarakat

melalui berbagai pendekatan pemberdayaan. Pengentasan kemikinan hanya

dapat dilakukan melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Masyarakat

didorong untuk memiliki kemampuan sesuai potensi dan kebutuhannya untuk

berdiri tegak di atas kakinya sendiri, memiliki daya saing, serta mandiri,

melalui berbagai kegiatan pemberdayaan.

Hal tersebut didasari oleh pemahaman bahwa kemiskinan merupakan

wujud kegagalan pembangunan ekonomi yang harus segera ditangani dengan

serius oleh semua bangsa. Pembangunan yang menekan pertumbuhan

ekonomi dengan mengabaikan pemerataan, maka dengan sendirinya akan

melahirkan ketimpangan yang memicu kemiskinan dan keterbelakangan baik

secara sosial maupun spasial. Kemiskinan yang merupakan kegagalan

pembangunan ekonomi ini melanda sebagian besar negara-negara berkembang

dan menjadi masalah akut yang belum diselesaikan dengan tuntas melalui

pembangunan ekonomi. Negara Indonesia yang juga merupakan Negara

berkembang dengan angka kemiskinan yang tergolong tinggi sejak awal

berdirinya juga berupaya meningkatkan pembangunan ekonominya dalam

rangka untuk mewujudkan cita-cita yang luhur dibentuknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Tujuan pembangunan nasional pada akhirnya diharapkan

dapat megangkat tingkat kesejahteraan untuk memajukan kesejahteraan

umum.

Page 23: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

6

Untuk pemenuhan kesejahteraan tersebut di Indonesia berbagai

kebijakan telah dikeluarkan dalam rangka pengentasan kemiskinan, akan

tetapi pilihan kebijakan pengentasan kemiskinan selalau menyisahkan

persoalan di dalam implementasinya pada level mikro. Maka upaya untuk

mengentaskan kemiskinan agar sejalan pada paradigma yang berpusat pada

manusia people centered development (PCD), diperlukan upaya membangun

kesadaran suatu masyarakat dan sekaligus menata kembali tatanan sosial yang

ada maka metoda yang sangat efektif adalah melalui pembangunan

partisipatif, yaitu pembangunan yang secara langsung melibatkan semua pihak

yang terkait dalam proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan dengan

tetap mendudukkan komunitas/masyarakat pemanfaat sebagai pelaku utama,

artinya keputusan-keputusan penting yang menyangkut hidup mereka

sepenuhnya ada di tangan komunitas/ masyarakat.

Pembangunan partisipatif ini merupakan model pembangunan yang

melibatkan komunitas pemanfaat sebagai pelaku utama untuk secara aktif

mengambil langkah-langkah penting yang dibutuhkan untuk memperbaiki

hidup mereka. Pembangunan partisipatif ini juga merupakan koreksi sekaligus

model yang secara nyata memadukan antara perencanaan dari atas atas

kebijakan pemerintah (top down planing) dan perencanaan dari bawah atas

inisiatif masyarakat (bottom up planing). Pemerintah dalam hal ini bertindak

sebagai katalis pembangunan dan masyarakat sebagai klien sebagai pihak

yang diberdayakan untuk difasilitasi agar mampu berperan sebagai pelaku

Page 24: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

7

utama untuk memecahkan persoalan mereka melalui hasil kerja mereka

sendiri.

Pembangunan partisipatif bercirikan :

1. Pelaku eksternal (katalis pembangunan) bersama masyarakat merumuskan

persoalan yang dihadapi

2. Masyarakat aktif mengambil sikap dan tindakan untuk mengatasi

persoalan tersebut serta menentukan cara menangani persoalan tersebut

3. Pelaku eksternal (katalis Pembangunan) bersama masyarakat menetapkan

sumber daya yang dapat dialokasikan untuk memecahkan persoalan

tersebut

4. Pelaku eksternal (katalis pembangunan) bersama masyarakat memutuskan

rencana dan program pelaksanaan untuk mencapai tujuan pemecahan

persoalan tersebut

5. Pelaku eksternal (katalis pembangunan) bersama masyarakat memutuskan

pada upaya untuk mendorong masyarakat mengembangkan dirinya untuk

mampu mengambil keputusan yang rasional, dan merencanakan perbaikan

masa depan mereka melalui tata oraganisasi yang ada pada masyarakat itu

sendiri.

Pembangunan partisipatif memiliki beberapa kelebihan antara lain:

Pertama, Pembangunan lebih efektif dan efisien, dalam penggunaan

sumber daya akan bisa dipadukan antara yang berasal dari masyarakat,

pemerintah ataupun pihak-pihak lain yang terlibat, sehingga dengan alokasi

sama dapat menjangkau lebih luas.

Page 25: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

8

Kedua, pembangunan lebih menyentuh masyarakat, pembangunan

partisipatif yang mengedepankan peran aktif masyarakat tentu saja adalah

dalam rangka memenuhi kebutuhan walaupun bukan berarti tidak sesuai

dengan rencana dari eksternal.

Ketiga, Kesadaran masyarakat relatif tinggi, karena masyarakat

mengetahui persoalan yang mereka hadapi dan potensi yang mereka miliki.

Keempat, Masyarakat bertanggung jawab, rasa tanggung jawab atas

keberhasilan dan pemanfaatan hasil pembangunan. Masyarakat dapat saling

belajar dalam proses pembangunan antara anggota masyarakat ataupun pihak

lain. Dari proses partisipatif akan tumbuh solidaritas, dan masyarakat secara

terorganisir mampu mengambil keputusan untuk menentukan masa depan

mereka.

Selain itu dalam mencari jalan ke arah pembangunan yang berkeadilan,

serta ketidakpuasan terhadap pelaksanaan teori-teori pembangunan di Negara-

negara berkembang, Korten (1984 dalam Theresia, dkk 2015: 22)

memunculkan teori baru yang menyajikan potensi-potensi baru yang penting

guna memantapkan pertumbuhan dan kesejahteraan manusia, keadilan dan

kelestarian pembangunan itu sendiri, yang kemudian disebut sebagai teori

Pembangunan yang Berpusat pada Rakyat (People Centered Development).

Teori ini menyatakan bahwa pembangunan harus beriorientasi pada

pembangunan peningkatan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan

unsur pemberdayaaan, bukan pada pertumbuhan eknomi melalui pasar

maupun memperkuat Negara. Menurut Widjaja (2003: 169) pemberdayaan

Page 26: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

9

masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki

masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan

martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara

mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.

Prinsip-prinsip swadaya dan kebersamaan dalam konteks

pemberdayaan saat ini dianggap paling tepat dalam rangka pengentasan

kemiskinan, pengentasan kemiskinan pada masa sekarang bukan lagi harus

dimotori dan dimonopoli oleh negara, akan tetapi negara hanya menjadi

fasilitator dengan cara memberikan stimulan atau tratment kepada masyarakat

itu sendiri agar mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk keluar

dari garis kemiskinan secara mandiri.

Sejalan dengan hal tersebut dan dengan semangat otonomi daerah yang

dituangkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah yang telah disempurnakan lagi oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015, sistem pemerintah di Indonesia berubah dari sistem sentralistis menjadi

desentralistis sehingga untuk setiap daerah diberi kewenangan yang

seluasluasnya di dalam menyelenggarakan otonomi daerah dan mengurus

urusan pemerintah dan kepentingan masyarakatnya sendiri. Desentralisasi

merupakan sebuah cara untuk membangun pemerintahan yang efektif,

mengembangkan pemerintahan yang demokratis di seluruh level,

mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat, menghargai berbagai

keragaman lokal, menghormati dan mengembangkan potensi penghidupan

masyarakat lokal, serta memelihara integrasi nasional.

Page 27: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

10

Dalam konteks asas desentralisasi, atau yang lebih populer disebut

otonomi daerah adalah dasar hukum yang menyatakan penyerahan sejumlah

urusan pemerintah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

mengatur dan mengurus daerah mulai dari kebijakan, perencanaan sampai

pada implementasi dan pembiayaan dalam rangka demokrasi. Dengan

demikian, sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah berlaku, maka upaya

pengentasan kemiskinan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggungjawab oleh

pemerintah Pusat. Hal tersebut menegaskan bahwa dalam kewenangan

ekonomi yang dimiliki daerah melekat pula wewenang dan tanggungjawab

untuk secara aktif dan secara langsung mengupayakan penanggulangan

kesmiskinan di daerah yang bersangkutan. Program pengentasan kemiskinan

pada dasarnya menekankan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pola ini

diharapkan dapat memacu partisipasi aktif masyarakat, terutama potensi sosial

yang dimiliki masyarakat miskin juga dapat ditumbuhkembangkan sehingga

mereka bukan sebagai objek melainkan subyek yang terlibat di dalam program

tersebut.

Melalui partisipasi aktif masyarakat, diharapkan terjadi pengurangan

ketergantungan pada pihak-pihak lainnya. Salah satu isu didalam persoalan

kemiskinan adalah rendahnya partisipasi mereka dalam kegiatan ekonomi

produktif. Hal ini dapat disebabkan berbagai alasan, diantarannya adalah

rendahnya pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki, yang bisa

dipandang sebagai akibat ketidakadilan sosial yang terjadi di masyarakat.

Tanpa bekal pendidikan dan keterampilan yang dimiliki seseorang akan sulit

Page 28: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

11

memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak. Dengan kondisi yang

demikian, seseorang akan semakin terjebak didalam lingkaran kemiskinan

(proverty trap). Dari uraian tentang kemiskinan baik konsep, program, dan

hambatan maka kata kuncinya adalah ketidak mampuan menuju kemandirian.

Oleh karena itu upaya pengentasan kemiskinan memerlukan

pendekatan yang bisa meningkatkan potensi yang dimiliki sehingga dapat

menekan ketidak mampuannya menuju kemandirian dan konsep

pemberdayaan dapat terwujud. Banyak program dengan konsep pemberdayaan

sudah diimplementasikan untuk penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan

salah satunya adalah dari kebijakan Pemerintah Daerah Kulon Progo yang

telah meluncurkan program mengembangkan produk lokal selajutnya disebut

“Bela Beli Kulon Progo”. Adapun tujuan utama dari program yang dibuat ini

tentunya adalah sebagai upaya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

di wilayah ini. Selanjutnya melalui semangat yang disebut Gerakan Bela-Beli

Kulon Progo dirumuskan kembali mekanisme upaya percepatan pengentasan

kemiskinan dan sekaligus dalam rangka untuk mewujudkan kemandirian

pertumbuhan ekonomi yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.

Pada intinya Gerakan Bela-Beli Kulon Progo merupakan gerakan

sosial yang dirintis oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan

berlandaskan aspek pemberdayaan masyarakat dalam RPJMD. Gerakan “Bela

Beli Kulon Progo” waktu itu semangatnya adalah merebut pasar di negeri

sendiri, maka berkenaan untuk mencapai tujuan mulia tersebut Pemerintah

Page 29: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

12

Kabupaten Kulon Progo telah mengikrarkan Bela Beli Kulon Progo guna

memberi dukungan dan sekaligus sebagai tekad dan wujud keberpihakan dan

pembelaan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo kepada seluruh komponen

yang ada baik petani, pelaku UMKM, Koperasi, BUMD, Perusahaan, dan

seluruh masyarakat Kulon Progo dengan memanfaatkan, menggunakan,

mengonsumsi, membeli, dan mengembangkan serta mencintai produk-produk

lokal dalam rangka mewujudkan kemandirian dan kedaulatan ekonomi lokal

Kulon Progo. Pada bagian berikutnya dalam konteks regional dan nasional,

gerakan ini dapat diterapkan untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan

Negara dalam menghadapi system ekonomi kapitalis/pasar bebas.

Disi sisi lain, sejak program Bela Beli Kulon Progo yang

dideklarasikan Bupati-Wakil Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo bersama

Wakil Bupati, Sutedjo, pada tanggal 25 Maret 2013, selama lebih kurang 6

tahun program Bela Beli Kulon Progo ini dilaksanakan telah membawa

dampak dan pengaruh positif yang signifikan terutama terciptanya multiplier

effect bagi perekonomian daerah khususnya menjadikan produk-produk lokal

Kulon Progo menjadi “Raja di Negeri Sendiri”. Di samping hal-hal yang

umum Gerakan “Bela Beli Kulon Progo” juga merupakan salah satu bentuk

kebijakan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan

perekonomian daerah. Sebagaimana telah diulas di muka, bahwa program

Bela Beli Kulon Progo ini ikut berkontribusi dalam upaya pengentasan

kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari angka kemiskinan Kabupaten Kulon

Progo yang menunjukkan bahwa ada penurunan angka kemiskinan yang

Page 30: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

13

cukup signifikan sebesar 1,93 % yaitu dari 23,32 % pada tahun 2012 menjadi

21,39 % pada tahun 2013. Trend penurunan tersebut terus berlanjut, dimana

pada tahun 2014 berhasil turun menjadi 20,64% dan kondisi ini diharapkan

akan terus menurun pada tahun-tahun berikutnya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa sejak

digalakkanya program Bela Beli Kulon Progo ada beberapa keberhasilan yang

diperoleh melalui program Bela Beli Kulon Progo khususnya angka

kemiskinan mengalami penurunan namun tetap tergolong masih tinggi. Oleh

karena itu, dengan mempertimbangkan besarnya manfaat dan dampak

Program Bela Beli Kulon Progo bagi pemberdayaan dan kemandirian Kulon

Progo, maka program ini tidak hanya perlu terus dilanjutkan tetapi akan

dikembangkan sesuai dengan potensi, kondisi, dan kebutuhan.

Dengan demikian berkenaan dalam konteks desentralisasi pada

prinsipnya terkait adanya kebebasan dalam hak kewenangan yang dimiliki

daerah untuk mengatur rumah tangga sendiri, maka pada peran Pemerintah

Daerah dari aspek regulasi dalam keberlanjutan program Bela Beli Kulon

Progo sudah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 5

Tahun 2016 tentang Perlindungan Produk Lokal. Peraturan tersebut

menggariskan dari segi administrasi pemerintah, bertujuan untuk lebih

memperlancar dan menertibkan tata kelola produk lokal agar dapat

terselenggara secara efektif, efisien dan produktif dengan menerapkan prinsip

membela produk lokal.

Page 31: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

14

Regulasi tersebut akan bersifat dinamis mengikuti perkembangan dan

perubahan lingkungan internal maupun eksternal serta mengakomodasi

aspirasi, kebutuhan, dan kepentingan segenap komponen yang ada dan seluruh

masyarakat Kulon Progo. Dalam keberlanjutan dari aspek ekonomi akan terus

dikembangkan baik dari sisi kuantitas, kualitas, dan pengembangan serta

inovasi produk-produk lokal Kulon Progo. Untuk memaksimalkan keuntungan

secara ekonomi peningkatan skala ekonomi (economic of scale) dari produk-

produk lokal Kulon Progo adalah sebuah keharusan. Peningkatan skala

ekonomi sudah mulai nampak berdasarkan data output produk-produk Kulon

Progo yang semakin meningkat sejak diluncurkannya program Bela Beli

Kulon Progo. Dari aspek kelembagaan, program Bela Beli Kulon Progo yang

diinisiasi oleh Bupati Kulon Progo akan semakin kuat dengan dukungan dan

partisipasi segenap komponen yang ada dan seluruh masyarakat Kulon Progo.

Selanjutnya, berdasarkan analisa dari fakta yang terjadi menunjukkan

bahwa program ini menjadikan semangat tersendiri bagi masyarakat untuk

meningkatkan taraf hidupnya. Selain itu, program Bela dan Beli Kulon Progo

merupakan program pemerintah yang sangat populer dibanding program

pemerintah lainnya khususnya dikalangan masyarakat Desa Gerbosari. Namun

demikian kenyataan dilapangan target dari program ini masih belum

sepenuhnya mampu mensejahterakan seluruh warga masyarakat Desa

Gerbosari. Yang menjadi persoalan utamanya karena Gerakan ”Bela Beli

Kulon Progo ini belum optimal dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat

Desa Gerbosari terbukti hanya kelompok-kelompok tertentu yang terlibat.

Page 32: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

15

Program ini belum melibatkan partisipasi dalam mengembangkan dan

memasarkan produk lokal khas desa yang mempunyai daya saing.

Hal ini dapat dilacak pada produk yang diproduksi melalui

implementasi program tersebut selama ini masih terus menjual dengan

kekuatan sendiri dan selain itu produksi barang yang diproduksi oleh pelaku

UMKM hingga saat ini senyatanya belum banyak dikonsumsi oleh masyarakt

luar, akan tetapi kenyataan dilapangan produk yang dihasilkan tersebut hanya

populer di sekitar wilayah Kulon Progo saja. Masih terkait dengan konteks

permasalahan kemiskinan, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik dan

media online pada halaman sebelumnya maka dapat kita ketahui bahwa meski

angka kemiskinan di daerah Kulon Progo mulai berkurang dari waktu ke

waktu, namun demikian secara umum belum merata, terbukti di beberapa

wilayah di tingkat desa khususnya di Desa Gerbosari terhitung sejak tahun

2014 hingga tahun 2016 jumlah warga miskin dan sangat miskin masih cukup

tinggi. Sehingga dalam hal ini sesuai yang tercantum dalam amanat pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk benar-benar merealisasikan janji-janji

terkait memberikan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Dalam

artian, upaya menekan angka kemiskinan benar-benar terjadi secara signifikan

dan dapat dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Maka

dalam hal ini Pemerintah Daerah Kulon Progo terus berupaya untuk

menanggulanginya, dengan tema pemberdayaan yang ditiupkan melalui

program Bela Beli Kulon Progo dengan masksud untuk dapat memperluas

prospek dan pilihan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Page 33: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

16

Namun, agar supaya program bela beli Kulon Progo tersebut dapat

berjalan dengan optimal tentunya membutuhkan berbagai dukungan oleh

semua komponen termasuk Pemerintah dan seluruh masyarakat yang ada baik

petani, pelaku UMKM, Koperasi, BUMD, Perusahaan, dan seluruh

masyarakat Kulon Progo diharapkan untuk lebih mengembangkan produk

mereka agar kedepannaya masyarakat luar selain penduduk daerah Kulon

Progo lebih tertarik untuk memanfaatkan, menggunakan, mengonsumsi,

membeli, hasil produksi dan mengembangkan serta mencintai produk-produk

lokal dalam rangka mewujudkan Kulon Progo yang mandiri dan sejahtera.

Oleh sebab itu, mengingat angka kemiskinan di daerah Kulon Progo

khususnya di desa Gerbosari relatif masih cukup tinggi. Begitu juga terkait

dengan program Beli Kulon Progo yang jika dilihat dari salah satu tujuannnya

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Maka atas dasar itu penulis

merasa tertarik memilih judul tentang: “Akselerasi Pengentasan Kemiskinan

Melalui Optimaliasi Program Bela Beli Kulon Progo.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan alur argumentasi yang telah dielaborasi pada latar belakang di

atas, maka peneliti mengfokuskan pada pertanyaan dalam tulisan ini adalah:

“Bagaimana Optimalisasi Program Bela Beli Kulon Progo di Desa Gerbosari

Melalui Perluasan Pemasaran Produk Lokal Dalam Rangka Mengakselerasi

Pengentasan Kemiskinan.”

Page 34: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

17

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajuakan sebelumnya

maka penelitian ini dirancang untuk beberapa hal, yaitu:

1. Mendeskripsikan efektifitas program daerah Bela Beli Kulon Progo yang

berlangsung di Desa Gerbosari dalam rangka untuk mengakselerasi

pengentasan kemiskinan.

2. Mendeskripsikan gambaran singkat mengenai model perluasan pemasaran

produk lokal yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon

Progo dan masyarakat Desa Gerbosari yang juga sebagai pihak yang

terlibat dan kepentingannya terkait dalam optimalisasi program Bela Beli

Kulon Progo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Peneliti

Dari segi teoritis hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan yang bermanfaat bagi penulis sendiri, dalam kaitannya

dengan akselerasi pengentasan kemiskinan melalui optimalisasi program

Bela Beli Kulon Progo di Desa Gerbosari.

Pembaca

Secara tertulis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi pembaca sebagai bahan informasi maupun sebagai referensi dalam

kaitannya dengan akselerasi pengentasan kemiskinan yang berlangsung

Page 35: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

18

melalui optimalisasi program daerah Bela Beli Kulon Progo di Desa

Gerbosari.

2. Manfaat Praktis

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa serta bagi pihak lain yang

terkait berhubungan dengan program Bela Beli Kulon Progo

Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran serta sekaligus untuk menjadi bahan pertimbangan

dan evaluasi bagi pengambil kebijakan pengentasan kemiskinan

khususnya Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa juga kepada pihak

lain yang terlibat dan kepentingannya terkait dalam program Bela Beli

Kulon Progo.

Masyarakat Kulon Progo

Secara praktis, Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

dan sumbang saran yang bermanfaat kepada masyarakat, serta dapat

dijadikan referensi dalam mengambil keputusan khususnya dalam upaya

meningkatkan kemampuan sosial-ekonominya.

E. Kerangka Teori

1. Kemiskinan

1.1. Definisi Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok

orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang

dianggab sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu.

Page 36: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

19

Dalam arti sempit, kemiskinan (porper) dipahami sebagai keadaan

kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup.

Dalam arti luas, Chambers (dalam Machmud, 2016: 280), mengatakan

bahwa kemiskinan adalah suatu konsep terpadu (intergrated concept)

yang memiliki lima dimensi, yaitu:

a) Kemiskinan (proper)

b) Ketidakberdayaan (powerless)

c) Kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency)

d) Ketergantungan (depedence)

e) Keterasingan (isolation)

Menurut Kuncoro (2003 dalam Machmud, 2016: 281),

kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi

standar hidup minimum, di mana pengukuran kemiskinan didasarkan

pada komsumsi. Berdasarkan komsumsi ini, garis kemiskinan terdiri

dari duan unsur yaitu (1) pengeluaran yang diperlukan untuk membeli

standar gizi minimum dan kebutuhan mendasar laiannya, dan (2)

jumlah kebutuhan lain yang sangat bervariasi, yang mencerminkan

biaya partisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Ewnowski menggunakan indikator-indikator sosial untuk

mengukur tingkat indeks kehidupan (the level of living indekx).

Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk menentukan

tingkat kehidupan seseorang:

Page 37: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

20

(a) Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi

gizi/nutrisi, perlindungan/perumahan (shelter/housing), dan

kesehatan.

(b) Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi

pendidikan, penggunaan waktu luang dan rekreasi, serta jaminan

sosial (social security).

(c) High income, yang meliputi surplus pendapatan atau melebihi

takarannya. Menurut Amartya Sen (Machmud, 2016: 281),

seseorang dapat dikatakan miskin bila mengalami

“capabilitydeprivation” sehingga mengalami kekurangan

kebebasan yang substantif. Menurut (Amartya Sen dalam

Machmud, 2016: 281), kebebasan substantif memiliki dua sisi:

kesempatan dan rasa aman/keamanan. Kesempatan membutuhkan

pendidikan dan rasa aman atau keamanan membutuhkan kesehatan.

Menurut Chamsyah (2006 dalam Machmud, 2016: 281)

kemiskinan merupakan keadaan ketertutupan, yaitu tertutup dari segala

bentuk pemenuhan kebutuhan diri yang bersifat fisik atau non-fisik.

Selanjutnya, Suparlan (2000 dalam Machmud, 2016: 281) kemiskinan

didefinisikan sebagai keadaan serba kekurangan harta benda dan benda

berharga yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang yang

hidup dalam lingkunagan serba miskin atau serba kekurangan modal,

uang, pengetahuan, kekuatan sosial, fisik, hukum, maupun akses ke

fasilitas pelayanan umum, kesempatan kerja dan berusaha.

Page 38: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

21

Menurut Friedman (dalam Machmud, 2016: 281) kemiskinan

adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan kekuasaan

sosial berupa aset, sumber keuangan, organisasi sosial politik, jaringan

sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi.

Badan Pusat Statistik mendefenisikan kemiskinan dengan

menetapkan beberapa kriteria kemiskinan yang mengacu pada

besarnya pengeluaran tiap orang perharinya. Kriteria statistik dari BPS

adalah sebagai berikut :

(a) Tidak miskin, yaitu mereka yang pengeluaran per bulannya lebih

dari Rp350.610.

(b) Hampir tidak miskin, yaitu orang dengan pengeluaran per bulan

per kepala antara Rp280.488 s/d Rp350.610, atau sekitar antara

Rp9.350 s/d Rp11.687 per orang dalam satu hari.

(c) Hampir miskin, yaitu orang dengan pengeluaran per bulan per

kepala antara Rp233.740 s/d Rp280.488 atau sekitar antara

Rp.7.780 s/d Rp.9.350 per orang dalam satu hari.

(d) Miskin, dengan pengeluaran per orang per bulan per kepala

Rp233.740 ke bawah atau sekitar Rp7.780 ke bawah per orang

dalam 1 hari.

(e) Sangat miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per

orang dalam satu hari. Tidak diketahui berapa jumlah pastinya.

Pihak lain, Uni Eropa umumnya mendefenisikan penduduk

miskin sebagai mereka yang mempunyai pendapatan perkapita di

Page 39: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

22

bawah 50% dari median (rata-rata) pendapatan. Ketika median/rata-

rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat.

Dua ukuran kemiskinan yang digunakan oleh Bank Dunia adalah:

(a) US$ 1 per kapita per hari diperkirakan ada sekitar 1,2 miliar

penduduk dunia yang hidup dibawah ukuran tersebut.

(b) US$ 2 per kapita per hari dimana lebih dari 2 miliar penduduk

yang hidup kurang dari batas tersebut. US dolar yang digunakan

adalah US$ PPP (Purchasing Power Parity), bukan nilai tukar

resmi (exchange rate). Kedua batas ini adalah garis kemiskinan

absolut.

Dari beberapa defenisi tersebut dapat diketahui bahwa

kemiskinan merupakan keadaan di mana terjadi ketidakmampuan

untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat

berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan

oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya

akses ke pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah

global, dimana sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif

dan komparatif, sementara yang lain melihatnya dari segi moral dan

evaluatif, serta sebagian lainnya memahaminya dari sudut pandang

ilmiah yang telah mapan. Selanjutnya, kemiskinan juga terkait dengan

batas absolut standar hidup sebagian masyarakat miskin. Dengan

demikian sejalan dengan pengertiannya, maka apabila berbicara

tentang kemiskinan akan menyangkut standar hidup relatif dari

Page 40: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

23

masyarakat. Pengertian ini lebih mengarah pada batasan kemiskinan

relatif. Jika demikian halnya kemiskinan dapat diukur melalui

perbandingan antara tingkat pendapatan dengan nilai kebutuhan hidup

minimum seseorang pada kurun waktu tertentu. Bertolak dari

pengertian ini, maka kemiskinan dibedakan menjadi kemiskinan

absolut dan kemiskinan relatif.

1.2. Penyebab dan Upaya Pengentasan Kemiskinan

a. Faktor Penyebab Kemiskinan

Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan sangat beragam

bergantung pada kondisi demografis, sosiografis, dan geopolitik

sebagaimana disampaikan oleh Coombs dalam, Bambang Rustanto

(2015: 5) menyebutkan bahwa yang terkait dengan (1) penduduk (2)

perumahan dan (3) pekerjaan. Hal ini terlihat dari bertambahnya

jumlah penduduk, semakin tumbuhnya pemukiman yang tidak

terkendali dan kesempatn kerja yang terbatas karena pendidikan

yang rendah.

Terdapat bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus

menjadi faktor penyebab kemiskinan (asal mula kemiskinan),

seperti (1) kemiskinan natural, (2) kemiskinan kultural, dan (3)

kemiskinan struktural Kartasasmita dan Baswir (1997 dalam

Bambang Rustanto, 2015: 5) sebagai berikut.

Page 41: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

24

1. Kemiskinan Natural

Kemiskinan natural adalah keadaan miskin karena dari awalnya

memang miskin, kelompok masyarakat tersebut menjadi

miskin karena tidak memiliki sumber daya yang memadai baik

sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya

pembangunan atau kalaupun mereka ikut serta dalam

pembangunan mereka hanya mendapat imbalan pendapatan

yang rendah. Menurut Baswir dalam Bambang Rustanto (2015:

6) kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh

faktor-faktor alamiah, seperti karena cacat, sakit, lanjut usia,

atau karena bencana alam. Kondisi kemiskinan seperti ini

menurut (Kartasasmita dalam Bambang Rustanto, 2015: 6)

disebut sebagai “persisten poverty”, yaitu kemiskinan yang

telah krosnis atau turun-temurun. Daerah seperti ini pada

umumnya merupakan daerah yang kritis sumber daya alamnya

atau daerah yang terisolasi.

2. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah mengacu pada sikap hidup

seseorang atau kelompok masyarakat yang disebabkan oleh

gaya hidup, kebiasaan hidup dan budaya dimana mereka tidak

berkecukupan dan selalu merasa kekurangan. Kelompok

masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi

dalam pembangunan, tidak mau berusaha untuk memperbaiki

Page 42: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

25

dan mengubah tingkat kehidupannya. Akibatnya tingkat

pendapatan mereka rendah menurut ukuran yang dipakai secara

umum. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Baswir (1997

dalam Bambang Rustanto, 2015: 6) bahwa ia miskin karena

faktor budaya seperti malas, tidak disiplin, boros, apatis, nrimo,

dan sebagainya.

3. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh

faktor-faktor buatan manusia, seperti kebijakan ekonomi yang

tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata, korupsi

dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung

menguntungkan kelompok mayarakat tertentu. Menurut Baswir

(1997 dalam Bambang Rustanto, 2015: 6) mengemukakan

bahwa munculnya kemiskinan struktural disebabkan oleh

adanya upaya menanggulangi kemiskinan natural, yaitu dengan

direncanakannya bermacam-macam program dan kebijakan.

Namun, karena pelaksanaanya tidak seimbang, pemilik sumber

daya tidak merata, kesempatan yang tidak sama menyebabkan

keikutsertaan masyarakat menjadi tidak merata pula sehingga

menimbulkan struktur masyarakat yang timpang. Menurut

Kartasasmita (1997 dalam Bambang Rustanto, 1997: 6) hal ini

disebut “accident poverty”, yaitu kemiskinan karena dampak

Page 43: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

26

dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunya

tingkat kesejahteraan masyarakat.

Belajar dari sejumlah definisi tersebut, maka persoalan

kemiskinan tersebut di atas dikatakan sebagai suatu lingkaran

setan yang meliputi enam unsur, yaitu: keterbelakangan,

kekurangan modal, investasi rendah, tabungan rendah,

pendapatan rendah, dan produksi rendah. Lain halnya dengan

pendapat Chamber (1983 dalam Bambang Rustanto, 2015: 7)

yang mengatakan bahwa inti dari masalah kemiskinan dan

kesenjangan sebenarnya disebut “deprivation trap” atau

jebakan kemiskinan ini terdiri dari lima unsur, yaitu kemiskinan,

kelemahan jasmani, isolasi, kerentanan dan ketidakberdayaan.

Kelima unsur tersebut saling antara satu dengan yang lainnya

dan saling memengaruhi.

b. Upaya Pengentasan Kemiskinan

Strategi pengentasan kemiskinan dapat dilakukan melalui:

penguatan untuk memberdayakan, dan kegiatan pemberdayaan.

Masyarakat yang sangat miskin (hard rock), misalnya belum bisa

memenuhi kebutuhan makan sehari hari dan kesehatan. Pada

kelompok masyarakat ini perlu diberikan program-program

pelayanan yang dapat meningkatkan kemampuan.

Kemiskinan sejak zaman dahulu hingga sekarang belum

bisa terpecahkan secara tuntas. Kemiskinan menyangkut negara

Page 44: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

27

kaya akan sumberdaya alam. Kemiskinan juga masih ditemukan

dalam negara-negara maju. Kemiskinan memang sangat komplek,

karena menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Secara

umum masyarakat miskin dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu golongan miskin sekali (fakir miskin), miskin, dan

hampir miskin (rentan terjadi miskin). Untuk masyarakat golongan

fakir miskin pemerintah sudah melakukan kegiatan-kegiatan

seperti bantuan Raskin, Bantuan Tunai Langsung, beasiswa,

Jamkesmas, dan sebagainya. Dalam realitasnya, bantuan tersebut

ternyata tidak mudah. Masyarakat lebih suka mengaku fakir miskin

dengan harapan mendapat berbagai bantuan gratisan tersebut.

Akibatnya sifat ketergantungan semakin meningkat.

Menyadari sangat kompleksnya masalah dan faktor

penyebab kemiskinan, maka pengentasan kemiskinan tidak bisa

dipecahkan dari aspek ekonomi saja. Menurut Suyono (2003 dalam

Oos M. Anwas, 2014: 85), penuntasan kemiskinan menuju

keluarga sejahtera perlu memasukkan variabel non ekonomi. Hal

ini disebabkan karena penuntasan kemiskinan tidak sekedar

meningkatkan pendapatan, tetapi perlu dilakukan secara holistik

yang menyangkut apek kehidupan dasar manusia. Orang menjadi

miskin bukan hanya karena dia tidak mempunyai modal usaha atau

tidak punya aset produksi, akan tetapi ia berpotensi tetap miskin

karena dia tidak mempunyai penyangga ekonomi.

Page 45: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

28

Hakikat penyebab kemiskinan sesungguhnya adalah

melekat dalam diri individu atau sosial yang bersangkutan.

Masalah kemiskinan sangat terkait dengan peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Oleh karena itu pengentasan kemiskinan

adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumberdaya manusia,

sehingga mereka mampu berdaya, berdiri di atas kakinya sendiri,

autonomy atau memiliki daya tawar dan daya saing untuk mampu

hidup mandiri. Dengan kata lain penuntasan kemiskinan dapat

diatasai melalui pendekatan pemberdayaan.

Pemberdayaan dalam menuntasakan kemiskinan dapat

dilakukan dengan cara mengubah mind set individu dan

masyarakat untuk berdaya dan mandiri. Pemberdayaan juga dapat

dilakukan melalui berbagai aktivitas pemberdayaan tersebut

diantaranya: kegiatan pendidikan dan latihan yang dapat

mendorong kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan

potensi dan kebutuhan masyarakat, kegiatan pendampingan yang

dilakukan secara berkelanjutan, menumbuhkan lembaga-lembaga

non formal dalam masyarakat, menciptakan berbagai kesempatan

kerja, menghidupkan kembali budaya dan kearifan-kearifan lokal

sebagai modal sosial, dan bentuk aktivitas lainnya. Kegiatan

pemberdayaan tersebut merupakan pembangunan sosial yang

menjadi gerakan masyarakat yang didukung oleh semua unsur

mulai: pemerintah, anggota legislatif, perguruan tinggi, dunia

Page 46: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

29

usaha, LSM, organisasi sosial, masyarakat, dan juga media massa.

Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan secara bertahap dan

berkelanjutan yang menyentuh semua lapisan masyarakat.

Jadi dapat saya simpulkan berdasarkan asumsi di atas

mengenai solusi tentang jalan keluar proses untuk memberdayakan

masyarakat dalam upaya menghasilkan kemitraan, maka dengan

demikian sudah sepantasnya melalui kegiatan pemberdayaan,

individu dan masyarakat disadarkan akan potensi, kebutuhan, dan

masalah yang ada pada diri dan lingkungannya. Selanjutnya

mereka didorong untuk mau melakukan perubahan yang dimulai

dari dalam dirinya. Perubahan dimulai dari hal-hal kecil yang

mudah dan bisa dilakukan individu dan lingkungannya. Perubahan

juga dimulai dari saat ini, tidak menunggu komando atau

kesempatan tertentu. Tahapan selajutnya adalah penguatan dengan

meningkatkan kemampuan dan keterampilan sehingga perubahan

itu akan meningkat. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui

pendidikan dan latihan serta pendampingan. Selanjutnya

memberikan reward kepada individu atau masyarakat yang

memiliki prestasi dalam perubahan. Pada akhirnya keberhasilan

proses ini ditandai adanya perubahan perilaku individu dan

masyarakat ke arah yang lebih baik, meningkatkan kualitas

kehidupan dan kesejateraan keluarganya. Tahapan ini perlu

dilakukan sebagai motivasi bagi diri dan lingkungan di sekitarnya.

Page 47: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

30

Semua tahapan ini dilakuakn secara bertahap dan

berkesinambungan.

2. Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah

2.1. Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-

sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu

lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad 1999: 108).

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak

pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang

didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous

development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia,

kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini

mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal

dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan

kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pengertian

pembangunan ekonomi daerah diatas bahwa pembangunan ekonomi

daerah merupakan suatu proses. Yaitu proses yang mencakup

pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri

alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk

Page 48: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

31

menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar

baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-

perusahaan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan

utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk

masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut,

pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama

mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah

daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan

sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi

sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan

membangun perekonomian daerah.

Terlepas dari pengertian pembangunan ekonomi daerah di atas,

dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu kita pahami dalam konteks

pembangunan ekonomi daerah, agar strategi pengurangan kemiskinan

di suatu daerah menjadi efektif, pemerintah dan para pelaku

pembangunan lainnya harus dapat merangsang kreativitas masyarakat

dan dirinya sendiri untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Misalnya melakukan perbaikan derajad kesejahteraan masyarakat dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang benar-benar mampu

berperan sebagai subyek pembangunan melalui orientasi pertumbuhan

ekonomi daerah yang menekankan partisipasi masyarakat, seraya

menonjolkan nilai-nilai kebebasan, otonomi, harga diri dan

Page 49: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

32

empowernemt, sekaligus penguatan institusi lokal untuk ketahanan

sosial. Sehingga tujuan muluk yang hendak dicapai dalam paradigma

baru pembangunan ekonomi daerah, pada akhirnya perlu disadari di

sini bahwa hasil akhir yang dicapai jika usaha tersebut berjalan efektif,

maka negara nantinya tidak lagi bertindak sebagai promotor utama,

melainkan sebagai katalis yang membuat lingkungan memungkinkan

(enabling) bagi tumbuhnya intitusi lokal, otonomi, demokratisasi, dan

seterusnya.

Orientasi berkelanjutan pada pertumbuhan ekonomi daerah

didasarkan pada teori modernisasi (partisipatoris), konsep ini sama

persis dengan desain pembangunan yang dicanangkan pada masa orde

lama dan orde baru yang sama-sama juga ditunjukkan dengan agenda

penghargaan terhadap kearifan dan teknologi lokal, perbaikan

produktivitas secara partisipatoris dengan kegiatan ekonomi produktif,

termasuk untuk melindungi aset komunitas miskin dengan memajukan

produk lokal yang memanfaatkan bahan pangan lokal sekaligus

mengembangkan jiwa enterpreneurship masyarakat dengan

menciptakan peluang usaha baru, meningkatkan ketrampilan dalam

pengelolaan hasil bumi, memenuhi peluang pasar yang masih terbaca,

baik di dalam maupun di luar daerah.

Page 50: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

33

2.2. Kebijakan dan Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Daerah

a. Paradigma Baru Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah

Menurut Kuncoro 2004 dalam Safi’i, 2008: 57), teori

pembangunan yang ada selama ini memang belum berhasil

mengupas secara tuntas mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan

ekonomi yang ada di daerah. Karena itulah sangat penting untuk

melakukan perumusan ulang paradigma baru perencanaan

pembangunan ekonomi daerah yang lebih komprehensif.

Diperlukan suatu sintesis di antara berbagai pendekatan yang ada

sehingga bisa dihasilkan rumusan baru tentang paradigma baru

pembangunan ekonomi di daerah secara lebih tepat.

Dalam berbagai pandangan yang ada terdapat beberapa

perbedaan antara konsep lama dan baru tentang pembangunan.

Mengikuti dari pemetaan tersebut dapat dipahami paradigma baru

pembangunan ekonomi di daerah sangat mengandalkan pada

adanya potensi penduduk setempat sesuai dengan kebutuhan.

Dalam hal ini ukuran keberhasilan bukanlah banyaknya perusahaan

yang berdiri, tetapi seberapa besar angkatan kerja di lingkungan

sekitar yang berhasil diserap oleh kegiatan pembangunan. Selain

itu pertimbangan keberhasilan bukan terletak pada seberapa banyak

aset fisik yang dimiliki melainkan pada kualitas lingkungan dan

Page 51: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

34

pengembangan kelembagaan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat.

Tabel 1.1. Pendekatan dan Konsep Baru Dalam Pembangunan

KOMPONEN KONSEP LAMA KONSEP BARU

Kesempatan

Keja

Semakin banyak

perusahaan =

semakin banyak

peluang kerja

Perusahaan harus

mengembangkan

pekerjaan yang sesuai

dengan potensi

penduduk daerah

Basis

Pembangunan

Pengembangan

sektor ekonomi

Pengembangan

lembaga-lembaga

ekonomi baru

Aset-aset

Lokasi

Keunggulan

komperatif

didasarkan pada aset

fisik

Keunggulan kompetitif

didasarkan pada

kualitas lingkungan

Sumberdaya

pengetahuan

Ketersediaan

Angkatan Kerja

Pengetahuan dan

inovasi sebagai

pengerak ekonomi

Sumber: Kuncoro, 2004

Salah satu pokok yang harus diperhatikan dalam rangka

menerapkan paradigma pembangunan ekonomi daerah yang lebih

komperhensif ini adalah bagaimana proses identifikasi fundamental

ekonomi secara lebih realistis. Dalam resentra, ataupun Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) perlu digariskan

hal-hal pokok untuk mencapai sasaran, di mana hal itu harus dicapai

secara simultan dan menyeluruh, serta bukan dimensi yang terpisah.

Di antaranya adalah peningkatan potensi daerah yang dapat

diaktualkan, dan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) di daerah.

Sedangkan pokok-pokok yang harus diperhatikan untuk menyusun

identifikasi fundamental ekonomi pembangunan daerah tersebut

Page 52: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

35

adalah: (a) Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi pembangunan

daerah tersebut adalah; (b) Peningkatan pendapatan per kapita; (c)

Pengurangan angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan

secara signifikan Kuncoro (2004 dalam Safi’i, 2008: 59)

Dari pembahasan di atas dengan ringkas dapat dinyatakan,

ketiga hal tersebut proses pencapaiannya tidak berdiri sendiri

melainkan terkait satu sama lain. Sebab apabila proses

pencapaiannya hanya menguntungkan yang satu dan mengabaikan

yang lain dikhawatirkan hal tersebut justru akan menghasilkan

permasalahan pembangunan yang lebih kompleks. Sebagaimana

diketahui, pertumbuhan ekonomi nasional di masa Orde Baru

tidaklah signifikan dengan pengentasan kemiskinan. Demikian pula

yang terjadi di masa otonomi daerah ini, pertumbuhan ekonomi

daerah yang baik belum tentu mencerminkan berkurangnya

kemiskinan dan pengangguran yang signifikan. Dalam membahas

kemiskinan, penelitian dari Subagio (2004 dalam Safi’i, 2008: 59)

dengan topik Help the Poor Help Themselves menegaskan bahwa

kemiskinan ekonomi jelas keberadaannya. Keberadaannya mudah

dapat ditemukan. Namun kemiskinan bagaimanapun, perlu tidak

hanya dipahami oleh terminologi ekonomi saja. Kemiskinan pada

pokoknya multidimensional. Kemiskinan ekonomi akan susah

diatasi kalau terintegrasi dengan kemiskinan secara politis atau yang

diakibatkan secara struktural.

Page 53: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

36

b. Implikasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai

perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-

sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk

memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai

sumberdaya-sumberdaya swasta secara bertanggungjawab.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang

perencanaan yang teliti mengenai penggunaan sumberdaya publik

dan sektor swasta – petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha

besar, organisasi-organisasi sosial- harus mempunyai peran dalam

proses perencanaan. Namun di satu sisi dari apa yang disampaikan

mengenai perencanaan pembangunan ekonomi daerah di dalamnya

menurut Arsyad (1999: 133), ada 3 implikasi pokok yang perlu

diperhatiakn dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah:

Pertama, perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistik

memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan

lingkungan nasional (hirisontal dan vertikal) dimana daerah tersebut

merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara

keduanya. Dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

Kedua, sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu

baik untuk daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum

tentu baik untuk daerah. Dan sebaliknya yang baik bagi daerah

belum tentu baik secara nasional.

Page 54: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

37

Ketiga, perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan

daerah misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan,

otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang

tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian

kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu,

perencanaan daerah yang efektif harus bisa membedakan apa yang

seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan

menggunakan sumberdaya-sumberdaya pembangunan sebaik

mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat

dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah

karena kedekatan para perencanaannya dengan obyek perencanaan.

2.3. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

Strategi pembangunan ekonomi daerah pada saat ini secara

universal diketahui bahwa dalam upaya mengangkat ekonomi daerah

agar dapat keluar dari titik mati stagnasi diperlukan adanya

pembaharuan rasio-ekonomi secara cepat. Pada fase awal

pembangunan, investasi harus dilakukan di bidang-bidang yang

meningkatkan ekonomi eksternal yaitu yang mengarah pada

penciptaan overhead sosial dan ekonomi yang dalam hal ini

dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu: (1) Strategi

Pengembangan Fisik/lokalitas (Locality or Physical Development

Strategy), (2) Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Business

Page 55: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

38

Development Strategy), (3) Strategi Pengembangan Sumberdaya

Manusia (Human Resource Development Strategi), dan menurut

Arsyad (1999: 122), ada (4) Strategi Pengembangan Masyarakat

(Community-based Development Strategi).

1. Strategi Pengembangan fisik/lokalitas

Melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas

daerah yang ditunjukkan untuk kepentingan pembangunan industri

dan perdagangan, pemerintah daerah akan berpengaruh positif bagi

pengembangan dunia usaha daerah. Secara khusus tujuan strategi

pembangunan fisik/lokalitas ini adalah untuk menciptakan identitas

daerah/kota, memperbaiki basis pesona (amenity base) atau

kualitas hidup masyrakat, dan memperbaiki dunia usaha daerah.

a. Alat untuk mencapai tujuan pembangunan fisik/lokalitas daerah ini

mencakup antara lain: Pembuatan bank tanah (landbanking). Hal

ini bertujuan agar kita mempunyai data tentang tanah yang

penggunaannya kurang optimal, belum dikembangkan, atau salah

penggunaan, dan sebagainya. Pembuatan katalog mengenai luas

dan lokasi tanah yang terus diperbaharui akan sangat bermanfaat

untuk proses pengambilan kebijakan daerah.

b. Pengendalian perencanaan dan pmbangunan. Jika hal ini dilakukan

dengan benar akan memperbaiki iklim investasi di daerah dan

memperbaiki citra pemerintah daerah.

Page 56: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

39

c. Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik akan merangsang

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Peruntukan lahan

harus jelas dan tepat, misalnya penetapan kawasan permukiman,

kawasan industri, kawasan perdagangan, dan kawasan hijau.

d. Penyediaan perumahan dan permukiman yang baik akan

berpengaruh pada dunia usaha. Selain itu, kegiatan di sektor ini

juga akan menciptakan kesempatan kerja.

e. Penyediaan Infrastruktur seperti: Sarana air bersih, listrik, sarana

parkir dan akses jalan yang pastinya mudah untuk dilalui sehingga

bagi calon investor di daerah dan pelaku dunia usaha yang ingin

memperluas jaringan kerjasama dapat dengan lancar membangun

sistem investasi maupun pemanfaatannya.

2. Strategi Pengembangan Dunia Usaha

Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam

perencanaan pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik,

kreasi, atau daya tahan kegiatan dunia usaha merupakan cara

terbaik untuk menciptakan perekonomian daerah yang sehat.

Beberapa alat untuk mengembangkan dunia usaha ini yakni:

a. Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui

pengaturan dan kebijakan yang memberikan kemudahan bagi dunia

usaha dan pada saat yang sama mencegah penurunan kualitas

lingkungan.

Page 57: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

40

b. Pembuatan pusat informasi terpadu yang dapat memudahkan

masyarakat dunia usaha untuk berhubungan dengan aparat

pemerintah daerah untuk segala macam kepentingan, terutama

mengetahui masalah perijinan, rencana pembangunan ekonomi

daerah, pemerintah daerah, ketersediaan lahan, ijin mendirikan

bangunan, dan sebagainya.

c. Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil. Selain

peranannya yang penting sebagai penyerap tenaga kerja dan

sebagai sumber dorongan kewirausahaan, usaha kecil sering kali

mengalami kegagalan atau tidak dapat berkembang dengan baik.

Faktor penyebab utamanya adalah jeleknya manajemen usaha kecil.

Oleh karena itu, perlu didirikannya suatu pusat konsultasi dan

pengembangan usaha kecil yang siap untuk membantu para

pengusaha kecil tersebut sehingga kinerjanya meningkat.

d. Pembuatan sistem pemasaran bersama untuk menghindari sekala

yang tidak ekonomis dalam produksi. Meningkatkan daya saing

terhadap produk-produk impor, dan meningkatkan sikap kooporatif

antar sesama pelaku bisnis.

e. Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan (Lit-Bang).

Peningkatan persaingan di dunia yang berbasiskan ilmu

pengetahuan sekarang ini menuntut pelaku bisnis dan pemerintah

daerah untuk secara terus menerus melakukan kajian tentang

Page 58: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

41

pengembangan produk baru, pengembangan teknologi baru, dan

pencarian pasar-pasar baru.

3. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam

proses pembangunan ekonomi. Oleh karena peningkatan kualitas dan

keterampilan sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan.

Pengembangan kualitas sumberdaya manusia ini dapat dilakukan

dengan cara antara lain:

a. Pelatihan dengan sistem customized training. Sistem pelatihan

seperti ini adalah sistem pelatihan yang dirancang secara khusus

untuk memenuhi kebutuhan dan harapan si pemberi kerja.

b. Pembuatan Bank keahlian (skillbanks). Informasi yang ada pada

bank keahlian berisi data tentang keahlian dan latar belakang orang

yang menganggur di suatu daerah. Informasi ini bermanfaat bagi

pengembangan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan

dan keterampilan para penganggur tersebut. Selain itu, informasi

ini juga merupakan informasi cadangan keahlian yang pada

akhirnya dapat juga digunakan untuk mengisi lowongan-lowongan

kerja yang muncul di daerah tersebut. Pada akhirnya, bank keahlian

ini dapat juga digunakan untuk pembentukan koperasi.

c. Penciptaan iklim yang mendukung bagi berkembangnya lembaga-

lembaga pendidikan dan keterampilan (LPK) di daerah.

Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan di

Page 59: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

42

suatu daerah secara tidak langsung bermanfaat bagi peningkatan

kualitas sumberdaya manusia di daerah tersebut. Misalnya:

lembaga kursus bahasa, lembaga kursus komputer, lembaga kursus

pembengkelan, dan lembaga kursus perhotelan, dan sebagainya.

d. Pengembangan lembaga pelatihan bagi penyandang cacat. Hal ini

penting bagi si penyandang cacat itu sendiri untuk meningkatkan

rasa harga diri dan percaya dirinya. Selain itu, untuk jenis-jenis

pekerjaan tertentu kadang-kadang penyandang cacat/kaum difable

mempunyai beberapa kelebihan.

4. Strategi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Kegiatan pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang

ditunjukkan untuk mengembangkan suatu kelompok masyarakat

tertentu di suatu daerah. Dalam bahasa populer sekarang ini sering juga

dikenal dengan istilah kegiatan pemberdayaan (empowerment)

masyarakat. Kegiatan-kegiatan seperti ini berkembang marak di

Indonesia belakangan ini karena ternyata kebijakan umum ekonomi

yang ada tidak mampu memberikan manfaat bagi kelompok-kelompok

masyarakat tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan

manfaat sosial, misalnya melalui penciptaan proyek-proyek padat

karya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau memperoleh

keun-tungan dari usahanya.

Page 60: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

43

Jadi sebagaimana telah dijelaskan pada halaman sebelumnya,

bahwa dalam strategi pembangunan ekonomi daerah, untuk

mengangkat ekonomi daerah agar dapat keluar dari titik mati stagnasi

selain melakukan pembaharuan rasio-ekonomi diperlukan adanya

pembangunan berproses melalui difusi pertumbuhan dengan mengacu

pendapat diatas dikatakan bahwa pembangunan memerlukan prioritas,

pilihan lokasi, individu maupun sektor strategis yang juga punya efek

forward dan backward. Dengan ketersediaan prasarana, orientasi

perencanaan pembangunan dapat diarahkan kepada Direct Productive

Activities (DPA), yang berarti lebih menitikberatkan perencanaan

kegiatan ekonominya lokal sendiri. Dengan adanya peningkatan

kegiatan ekonomi, secara logis dapat diharapkankan akan

meningkatkan kebutuhan akan pelayanan sarana dan prasarana.

Kebutuhan yang timbul tersebut adalah benar-benar kebutuhan riil

yang dibutuhkan oleh sektor produktif. Dengan tumbuhnya kebutuhan

riil yang dirasakan tersebut (effective demand) akan memudahkan

penerapan tarif jasa pelayanan, impact fee, dan sejenisnya, serta untuk

dapat menstimulasi agen pembaharu sebagai dinamisator dalam proses

pemberdayaan masyarakat sebagaimana telah dideskripsikan, maka

untuk menumbuh kembangkan pertumbuhan ekonomi daerah perlu

menciptakan iklim investasi yang baik dengan mengundang

investor/sektor swasta-petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha

Page 61: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

44

besar serta oraganisasi-organiasi sosial untuk ikut berperan sebagai

penyedia sarana dan prasarana publik, serta penyedia lapangan kerja

baru.

2.4. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah

Tahap pertama perencanaan bagi setiap organisasi yang tertarik

dalam pembangunan ekonomi daerah adalah menentukan peran (role)

yang akan dilakukan dalam proses pembangunan. Menurut Arsyad

(1999: 120), ada empat peran yang dapat diambil oleh pemerintah

daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu sebagai

berikut:

1. Entrepreneur

Dengan perannya sebagai entrepreneur, pemerintah daerah

bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis.

Pemerintah daerah bisa mengembangkan suatu usaha sendiri

(BUMD). Aset-aset pemerintah daerah harus dapat dikelolah

dengan lebih baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.

2. Koordinator

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk

menetapkan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan

di daerahnya. Perluasan dari peranan ini dalam pembangunan

ekonomi bisa melibatkan kelompok-kelompok dalam masyarakat

dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi ekonomi,

misalnya tingkat kesempatan kerja, angkatan kerja, pengangguran

Page 62: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

45

dan sebagainya. Dalam perannya sebagai koordinator, pemerintah

daerah juga bisa melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya,

dunia usaha, dan masyarakat dalam penyusunan sasaran-sasaran

ekonomi, rencanarencana, dan strategi-strategi.

3. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui

perbaikan lingkungan attitudinal (perilaku atau budaya mayarakat)

di daerahnya. Hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan

prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning)

yang lebih baik.

4. Stimulator

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah

tersebut dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang telah ada

tetap berada di daerah tesebut. Stimulasi ini dapat dilakukan

dengan cara antara lain: pembuatan brosur-brosur, pembangunan

kawasan industri, pembuatan outlets untuk produk-produk industri

kecil, membantu industri-industri kecil melakukan pameran.

Dari Pendapat di atas dapat dikatakan bahwa untuk

menggerakkan orang lain dalam suatu kelompok atau organisasi maka

diperlukan kepemimpinan sekaligus fasilitator untuk mewujudkan visi

dan misi pembangunan ekonomi daerah, sehingga dalam konteks

Page 63: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

46

otonomi daerah saat ini. Dengan adanya konsep desentralisasi, yakni

pelimpahan sebagian wewenang yang dimilki pusat terhadap

pemerintah daerah tentunya akan semakin membuka jalan panjang

bagi pemerintah daerah dalam membangun daerah-daerah di Indonesia

yang sejatinya senantiasa diarahkan agar perekonomian di daerah

mengalami akselerasi pertumbuhan yang tinggi, baik pada

pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah. Selain itu

salah satu pokok yang harus diperhatikanpemerintah daerah dalam

rangka menerapkan paradigma pembangunan ekonomi daerah yang

lebih komperhensif ini adalah membuat strategi kebijakan yang bisa

lebih seimbang pada penyediaan pelayanan baik fisik dan non-fisik

(solf-infrastructure) seperti menjalin hubungan antara pemerintah

daerah dan unsur masyarakat berserta investor untuk berperan dalam

hal mengatasi diskontinuitas pembangunan.

3. Model Pembangunan dan Ekonomi Kerakyatan

3.1. Model Ekonomi Lingkungan

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) harus

menjaga keseimbangan lingkungan, perekonomian yang efisien serta

menuju pemerataan pendapatan, termasuk kemakmuran generasi yang

akan datang dalam kaitan secara ekonomi, sosial maupun budaya.

Pemikiran ekonomi yang memasukkan unsur lingkungan ke dalam

faktor produksi akan mengubah pembangunan ekonomi secara

struktural. Di mana secara drastis akan mengubah cara-cara

Page 64: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

47

penggunaan sumber daya, perilaku konsumen, perdagangan

internasional maupun sosial-ekonomi, seperti pemerataan pendapatan,

pertumbuhan penduduk, dan kualitas hidup.

Pembangunan memiliki kriteria yang majemuk (multi-criteria)

dan tujuan yang kadang bertentangan satu sama lainnya (conflicting

goal), misalnya: pertumbuhan ekonomi setinggi-tinginya dihadapkan

pada usaha menjaga kerusakan lingkungan sekecil-kecilnya. Tujuan

pembangunan majemuk dan bertentangan tersebut harus dicari titik

temu toleransinya. Pada saat ini dirasakan pentingnya penelitian untuk

menyusun perencanaan pembangunan yang memiliki dimensi tujuan

yang majemuk dan bertentangan serta secara khusus memasukkan

faktor lingkungan maupun aspek sosial, Hamengku Buwono X (2007:

153).

Investasi yang tinggi di indonesia dulu pernah membuahkan

hasil pesatnya pertumbuhan ekonomi, namun sebenarnya perlu di kaji

kembali apakah manfaat sosial bersih (net social benefit) dari

pembangunan ekonomi yang pesat tersebut meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam hal kualitas hidup (quality

of life).

Untuk mengevaluasi strategi investasi dapat menggunakan

model ekonomi lingkungan (environmental economic modeling).

Model ekonomi lingkungan tersebut mencakup analisis dinamis, multi

regional, multi-criteria, dan multi-level dari pembangunan suatu

Page 65: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

48

industri dengan memasukkan selain faktor input-output, juga unsur

non-market value dari lingkungan (SDA dan polusi) dan aspek sosial.

Dari hasil studi ditemukan bahwa target pertumbuhan ekonomi

(produksi dan ekspor) pada industri tambak udang, saebagai sampel,

dapat dicapai tanpa perlu adanya tambahan pembabatan areal hutan

bakau (mangrove), yang diperlukan adalah reorganisasi struktur

industri pertambakan.

Skenario pertumbuhan ekonomi yang dititikberatkan pada

ekspor lebih cenderung menggunakan strategi investasi dengan

teknologi padat modal (capital intensive). Sedangkan, bila unsur

lingkungan (SDA dan polusi) dimasukkan ke dalam model, maka

strategi investasi dengan teknologi tradisional dan semi-intensive bisa

menggantikan padat teknologi padat modal tersebut. Namun demikian,

pemasukkan unsur lingkungan ke dalam model berdampak pada

turunnya (1,5%) tingkat kemakmuran generasi sekarang, sedang

kemakmuran generasi berikutnya yang diukur dengan Net Present

Value (NPV) lebih tinggi sebesar 2,6 persen dibanding strategi

innvestasi yang tidak memasukkan unsur lingkungan.

Hal ini menunjukkan bahwa tesis kemakmuran antar generasi

dipengaruhi oleh discount rate pemanfaatan SDA dan lingkungan

benar adanya. Maka, pembangunan yang hanya beriorientasi pada

produksi dan ekspor cenderung memilih strategi investasi pada

teknologi padat modal yang pada umumnya kurang memiliki aspek

Page 66: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

49

pemerataan. Strategi investasi yang mempertimbangkan faktor

lingkungan, walaupun cenderung menghasilkan pertumbuhan ekonomi

yang lebih rendah Gross Domestic Product (GDP) lebih rendah,

namun memberikan benefit lebih besar pada generasi berikutnya (NPV

lebih inggi), dibanding strategi investasi yang dititikberatkan pada

peningkatan produksi dan ekspor.

Pembangunan berkelanjutan memerlukan kontinuitas

pertumbuhan ekonomi, dan bukannya stagnasi karena rusaknya SDA

dan lingkungan. Pembangunan Indonesia yang berwawasan

lingkungan lebih tepat untuk mencapai sasaran pembangunan jangka

panjang yang berkelanjutan.

3.2. Pengertian dan Tujuan Penguatan Ekonomi Kerakyatan

a. Pengertian Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan adalah gagasan tentang cara, sifat, dan

tujuan pembangunan dengan sasaran utama perbaikan nasib rakyat

yang pada umumnya bermukim di pedesaan. Ekonomi kerakyatan

mengadakan perubahan penting ke arah kemajuan, khususnya ke

arah pendobrakan ikatan serta halangan yang membelenggu bagian

terbesar rakyat Indonesia dalam keadaan serba kekurangan dan

keterbelakangan. Untuk itu, sangat diperlukan perubahan politik.

Demokrasi yang murni dan sejati harus menjamin kebebasan serta

terbukanya kesempatan untuk ikut serta dalam persoalan

masyarakat. Menurut Sarbini Sumawinata (2004: 161).

Page 67: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

50

Selanjutnya, definisi ekonomi kerakyatan yang lainnya

adalah suatu sistem perekonomian yang berbasis pada kekuatan

ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai

kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat

kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola

sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan

dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan

Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan,

kerajinan, makanan, dan lain-lain yang ditujukan terutama untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus

mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Pengertian ekonomi kerakyatan merujuk pada Pasal 33

UUD RI 1945, dapat dipahami sebagai suatu sistem perekonomian

yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang

ekonomi. Jadi, intinya terletak pada tujuan kedaulatan rakyat.

Ekonomi rakyat seperti ini biasanya banyak diidentikkan dengan

keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Keberadaan atau

aktivitas UKM ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar dari

masyarakat dalam suatu negara. Hanya saja, hal yang sama tidak

berlaku untuk negara-negara berkembang. Beberapa negara

berkembang yang menerapkan prinsip dari teori pertumbuhan

justru mengalami kegagalan. Penerapan teori pertumbuhan ini di

Page 68: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

51

negara-negara berkembang justru menimbulkan peningkatan

kesenjangan sosial ekonomi.

Berkaca pada hal inilah, maka para ahli ekonomi Indonesia

mengupayakan adanya alternatif konsep pembangunan yang sesuai

dengan kondisi bangsa, namun tetap bertumpu pada pertumbuhan

ekonomi sebagai prioritas utamanya. Pertumbuhan ekonomi yang

dilaksanakan harus mampu berorientasi pada manusia, dengan

tetap mengakomodir kepentingan manusia atau masyarakat lain.

Hal ini menjadi wujud dari strategi pembangunan kesejahteraan

dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Pada akhirnya,

upaya ini memunculkan konsep ekonomi kerakyatan.

Bertolak dari pendapat dalam kaitannya mengenai

pengertian ekonomi kerakyatan pada halaman sebelumnya dapat

dipahami bahwa untuk konteks ekonomi kerakyatan sendiri sering

dijabarkan sebagai bentuk ekonomi humanistik yang mendasarkan

pada tercapainya kesejahteraan rakyat secara luas. Dalam ekonomi

kerakyatan, pembangunan ekonomi juga harus dilakukan dengan

dasar kemanusiaan, serta dengan menghindarkan diri dari bentuk

persaingan bebas, monopoli dan penindasan manusia satu dengan

yang lainnya.

b. Tujuan Penguatan Ekonomi Kerakyatan

Tujuan yang akan dicapai dari penguatan ekonomi

kerakyatan adalah untuk melaksanakan amanat konstitusi,

Page 69: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

52

khususnya mengenai: (1) perwujudan tata ekonomi yang disusun

sebagai usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan yang

menjamin keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia

(pasal 33 ayat 1), (2) perwujudan konsep Trisakti (berdikari di

bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian di

bidang kebudayaan), (3) perwujudan cabang-cabang produksi yang

penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup rakyat banyak

dikuasai negara (pasal 33 ayat 2), dan (4) perwujudan amanat

bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2). Adapun tujuan khusus

yang akan dicapai adalah untuk :

1. Membangun Indonesia yang berdikiari secara ekonomi,

berdaulat secara politik, dan berkepribadian yang

berkebudayaan.

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

3. Mendorong pemerataan pendapatan rakyat.

4. Meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional.

Jadi sebagaimana pendapat di atas, terdapat beberapa tujuan

penguatan ekonomi kerakyatan yang disebutkan bahwa tujuan

ekonomi kerakyatan adalah proses tahapan kegiatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah beserta seluruh unsur masyarakat

secara partisipatif guna pemanfaatan pengalokasian sumber daya

daerah dalam rangka mencapai tujuan peningkatan pertumbuhan

Page 70: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

53

ekonomi daerah. Adanya partisipasi masyarakat dalam

pembangunan menguntungkan pelaksanaan pembangunan itu

sendiri. Disamping itu juga agar terciptanya masyarakat sejahtera

yang berkadilan sosial serta memiliki kemerdekaan untuk

menentukan nasip mereka sendiri, sehingga dalam proses

pembangunan daerah yang bersbasis pada ekonomi kerakyatan

hendaknya dilaksanankan oleh pemerintah daerah dengan

melibatkan seluruh masyarakat beserta sektor swasta/investor yang

ada di daerah dengan semangat gotong royong.

3.3. Strategi dan Tujuan Dari Penerapan Sistem Ekonomi

Kerakyatan

a. Strategi Ekonomi Kerakyatan dalam Pembangunan Ekonomi

Ada 4 (empat) alasan mengapa ekonomi kerakyatan perlu dijadikan

paradigma baru dan strategi utama pembangunan ekonomi

Indonesia. Keempat alasan, dimaksud adalah:

1. Karakteristik Indonesia

Pengalaman keberhasilan Korea Selatan, Taiwan, Singapura,

Brazil, meniru konsep pembangunan ekonomi yang dilakukan

oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika, ternyata bagi

negara-negara berkembang lainnya memberikan hasil yang

berbeda. Pengalaman Indonesia yang mengandalkan dana

pinjaman luar negeri untuk membiayai pembangunan,

mengandalkan investasi dari luar negeri, memperkuat industri

Page 71: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

54

substitusi ekspor, selama dua sampai tiga dasawarsa memang

berhasil mendorong pertumbuhan output nasional yang cukup

tinggi dan memberikan lapangan kerja cukup luas bagi rakyat.

Indonesia pernah dijuluki sebagai salah satu dari delapan

negara di Asia sebagai Asian Miracle, karena tingkat

pertumbuhan ekonominya yang cukup mantap selama tiga

dasawarsa, tetapi ternyata sangat rentan dengan terjadinya

supply shock. Krisis mata uang Bath di Thailand, ternyata

dengan cepat membawa Indonesia dalam krisis ekonomi yang

serius dan dalam waktu yang amat singkat, ekonomi Indonesia

runtuh.

2. Tuntutan Konstitusi

Walaupun rumusan konstitusi kita yang menyangkut

tata ekonomi yang seharusnya dibangun, belum cukup jelas

sehingga tidak mudah untuk dijabarkan bahkan dapat

diinterpretasikan bermacam-macam (semacam ekonomi bandul

jam, tergantung siapa keyakinan ideologi penguasanya); tetapi

dari analisis historis sebenarnya makna atau ruhnya cukup jelas.

Ruh tata ekonomi usaha bersama yang berasas kekeluargaan

adalah tata ekonomi yang memberikan kesempatan kepada

seluruh rakyat untuk berpartisiasi sebagai pelaku ekonomi.

Tata ekonomi yang seharusnya dibangun adalah bukan

tata ekonomi yang monopoli atau monopsoni atau oligopoli.

Page 72: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

55

Tata ekonomi yang dituntut konstitusi adalah tata ekonomi

yang memberi peluang kepada seluruh rakyat atau warga

negara untuk memiliki aset dalam ekonomi nasional. Tata

ekonomi nasional adalah tata ekonomi yang membedakan

secara tegas barang dan jasa mana yang harus diproduksi oleh

pemerintah dan barang dan jasa mana yang harus diproduksi

oleh sektor private. Mengenai bentuk kelembagaan ekonomi,

walaupun dalam penjelasan pasal 33 UUD RI 1945

dinterpretasikan sebagai bentuk koperasi, tetapi tentu harus

menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan

lingkungan.

3. Fakta Empirik

Dari krisis moneter yang berlanjut ke krisis ekonomi dan

kejatuhan nilai tukar rupiah terhadap valas, ternyata tidak

sampai melumpuhkan perekonomian nasional. Bahwa akibat

krisis ekonomi, harga kebutuhan pokok melonjak, inflasi

hampir tidak dapat dikendalikan, ekspor menurun (khususnya

ekspor produk manufaktur), impor barang modal menurun,

produksi barang manufaktur menurun, pengangguran

meningkat, adalah benar. Tetapi itu semua ternyata tidak

berdampak serius terhadap perekonomian rakyat

penghasilannya bukan dari menjual tenaga kerja. Fakta yang

lain, ketika investasi nol persen, bahkan ternjadi penyusutan

Page 73: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

56

kapital, ternyata ekonomi Indonesia mampu tumbuh 3,4 persen

pada tahun 1999. Ini semua membuktikan bahwa ekonomi

Indonesia akan kokoh kalau pelaku ekonomi dilakukan oleh

sebanyak-banyaknya warga negara.

4. Kegagalan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi yang telah kita laksanakan selama ini,

dilihat dari aspek makro ekonomi memang menunjukkan hasil-

hasil yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi masih di atas 6

persen pertahun. Pendapatan perkapitan meningkat cukup

tajam, volume dan nilai eksport non migas juga meningkat.

Tetapi pada aspek lain, kita juga harus mengakui, bahwa

jumlah penduduk miskin jumlahnya tetap banyak, kesenjangan

pendapatan antar golongan penduduk dan atar daerah makin

lebar, dan pemindahan pemilikan aset ekonomi dari rakyat ke

sekelompok kecil warga negara juga meningkat. Terjadi

paradok ekonomi.

b. Tujuan Dari Penerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan

Adapun tujuan utama penerapan sistem ekonomi kerakyatan adalah

untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam

mengendalikan jalannya roda perekonomian. Bila tujuan utama

ekonomi kerakyatan itu dijabarkan lebih lanjut, maka sasaran

Page 74: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

57

pokok dari penerapan sistem ekonomi kerakyatan meliputi enam

hal berikut:

a. Pembebasan Kemiskinan

Pada umumnya, kemiskinan muncul bersamaan dengan

kebodohan. Ada orang yang miskin karena bodoh dan adapula

orang yang bodoh karena miskin. Maka kedua kondisi tersebut

wajib diperangi dengan pencerdasan bangsa sebagai prioritas.

b. Pembebasan Keterbelakangan

Manusia tidak akan bodoh lagi jika dikenalkan dengan program

pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan serta

kesehatan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan muluk

tersebut diperlukan upaya terselenggaranya pendidikan

nasional secara cuma-cuma bagi setiap anggota masyarakat.

c. Kemerdekaan

Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk

mendirikan dan menjadi anggota serikat-serikat ekonomi. Hal

ini dapat dilaksanakan untuk melepaskan diri dari

ketergantungan terhadap bangsa dan negara lain.

d. Penghapusan mentalitas putus asa

Pesimisme dan kekhawatiran masyarakat akan perekonomian

nasional harus dicegah dengan jalan prakarsa pemerintah dalam

pembangunan nasional terutama lewat penetapan kesempatan

Page 75: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

58

lapangan kerja sebagaimana telah tertuang dalam UUD RI

1945 pasal 27 ayat 2.

e. Pembebasan dari peluang aniaya dalam rangka kewajiban

memikul beban pembangunan relatif terhadap manfaat yang

bisa dipetik.

f. Pencegahan dan penanggulangan dampak pembangunan yang

terhitung bernilai salah atau buruk di segenap bagian alam.

Jadi dapat digambarkan berdasarkan beberapa tujuan yang

ingin dicapai melalui pelaksanaan ekonomi kerakyatan yang telah

dikemukakan di atas, bahwa tujuan ekonomi kerakyatan pada

hakikatnya tentang kemitraan yang berimbang antara hubungan

sinergis masyarakat, pemerintah dan swasta dalam maksud untuk

dapat memperluas prospek dan pilihan dalam rangka meningkatkan

taraf hidup masyarakat melalui proses pemberdayaan.

3.4. Ekonomi Kerakyatan Mengisi Otonomi Daerah

Di samping TAP No.XVI/1998 tentang Politik Ekonomi, MPR

juga memutuskan satu TAP sangat penting lainnya tentang reformasi

pembangunan yaitu TAP No. XV tentang Otonomi Daerah, yang

dalam waktu relatif singkat sudah diikuti undang-undang untuk

mewujudkannya yaitu UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

dan UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua UU yang akan efektif berlaku

tahun 2000 ini akan berarti kenaikan yang sangat besar dari dana-dana

Page 76: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

59

pembangunan daerah berupa bagian daerah dari penerimaan PBB, bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan penerimaan daerah dari

sumberdaya alam minyak, hutan, dan perikanan. Dalam hal minyak

pemerintah daerah akan memperoleh bagian 15%, dalam hal tambang

gas 30%, kehutanan dan perikanan 80%, dan bea perolehan hak atas

tanah dan bangunan juga 80%.

Jika ke dua UU ini benar-benar sudah dapat dilaksanakan maka

daerah yang akan kaya akan sumberdaya alam tidak saja akan

menguasai lebih banyak dana untuk pembangunan daerah, tetapi juga

akan mempunyai wewenang jauh lebih besar dari sebelum reformasi

untuk mengarahkan pemanfaatannya. Dengan demikian, penerapan

sistem ekonomi kerakyatan akan mampu mengembangkan program-

program kongkrit bagi pemerintah daerah yang lebih mandiri, dan

lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan

daerah.

Meningkatnya penerimaan daerah dari pengelolaan sumberdaya

alam di daerah-daerah sebagai hasil pelaksanaan UU No. 23/2014 akan

meningkatkan APBD ini akan mampu meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan rill penduduk di daerah? Tentu saja ini tergantung pada

kemampuan pemerintah daerah mengembangkan program-program

yang berdampak langsung pada kesejahteraan penduduk. Program-

program ini dapat berupa program-program pembangunan ekonomi

maupun pembangunan sosial.

Page 77: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

60

Jadi jika dilihat dari beberapa penjelasan pada halaman

sebelumnya mengenai ekonomi kerakyatan dalam perspektif otonomi

daerah, pada intinya sejumlah argumentasi dalam perspektif politik

desentralisasi dapat dikemukakan mengapa dalam paket program

otonomi daerah pada tujuan utamanya dimaksudkan untuk mencapai

tingkat kesejahteraan yang memadai, juga diarahkan pada akselerasi

pembangunan ekonomi daerah yang berbasis sistem ekonomi

kerakyatan. Selanjutnya dalam konteks peningkatan kemampuan

masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian

tentunya diperlukan suatu pola kebijakan ekonomi yang dikembangkan

oleh pemerintah daerah dalam menanggulangi ketidakmerataan, hal itu

supaya otonomi daerah akan bermanfaat bagi pembangunan ekonomi

daerah sehingga jika konsep desentraliasi di dalamnya dimaknai

sebagai membuka ruang partisipasi dan emansipasi serta berorientasi

pada penerapan sistem ekonomi tradisional maka untuk mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui kemitraan dalam

pemberdayaan masyarakat.

4. Kajian Manajemen Dalam Strategi Pemasaran

4.1. Pengertian Pemasaran

Apabila anda bertanya kepada beberapa orang tentang defenisi

pemasaran, maka jawabnya dapat bervariasi sebagai berikut :

1. Pemasaran adalah jualan

2. Pemasaran adalah periklanan

Page 78: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

61

3. Pemasaran adalah konsep dagang

4. Pemasaran adalah usaha yang mempengaruhi agar melakukan

tindakan beli atas produk dan jasa yang ditawarkan.

Semua pendapat ini tidak dapat disalahkan, masing-masing bisa

memberikan defenisi sesuai dengan pemahamannya. Defenisi

pemasaran bisa berbeda untuk setiap orang. Namun demikian, sangat

mudah dipahami, bahwa pemasaran (marketing) merupakan kegiatan

transaksi pertukaran nilai yang dimiliki oleh masing-masing pihak,

misalnya pertukaran produk yang dimiliki oleh perusahaan terhadap

uang yang dimiliki oleh pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa

pelanggan menginginkan sesuatu dari perusahaan, dan perusahaan

menginginkan sesuatu dari pelanggan. Jadi sebagai pemasar, perlu

mengetahui apakah yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan dan

bagaimana memberikan yang diinginkan tersebut supaya dia mendapat

pengembalian yang biasanya diukur dengan uang sebagai

penggantinya. Pemasaran adalah seni dan sains tentang kepuasan

pelanggan. American Marketing Association mendefenisikan bahwa

pemasaran adalah suatu aktivitas dan proses menciptakan,

mengkomunikasikan, memberikan, dan menawarkan pertukaran nilai

terhadap pelanggan, klien, rekan, dan masyarakat luas.

Pemasaran mempunyai arti yang beragam berdasarkan pemirsa,

media, dan dinamika pasar. Itu sebabnya tidak heran bahwa pemasar

mendefenisikan pemasaran dengan pandangan yang berbeda.

Page 79: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

62

Pemasaran berasal dari kata dasar “pasar” dimana salah satu pengertian

umumnya adalah tmpat dimana terjadinya transaksi jual beli barang

atau jasa dan transaksi tukar menukar barang atau jasa antara penjual

dengan pembeli. Pemasaran merupakan aktivitas, mengatur lembaga,

dan proses untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan

bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra,

dan masyarakat pada umumnya. Berikut ini disajikan tiga pendapat

tentang pemasaran (marketing).

1. Pemasaran adalah membangun merek Anda, meyakinkan orang-

orang bahwa merek Anda (yang berarti produk / jasa / perusahaan)

adalah yang terbaik dan melindungi hubungan Anda dalam

membangun dengan pelanggan Anda. (Clayman dalam Harman

2017: 17)

2. Pemasaran adalah percakapan antara perusahaan atau merek dan

konsumen yang pada akhirnya mengarah transaksi, (Glantz dalam

Harman, 2017: 21)

3. Pemasaran adalah adalah seni dan ilmu membujuk calon pembeli

dari produk / jasa untuk membeli dari sebuah perusahaan yang

bertanggung jawab untuk membuat pesan menarik dan

megkomunikasikan pesan yang melalui saluran yang ditargetkan

dengan cukup jangkauan dan frekuensi untuk memandu bahwa

pembeli potensial melalui siklus pembelian “perhatian, minat,

keinginan, tindakan.” (Mosenson dalam Harman 2017: 25)

Page 80: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

63

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut yang telah

dikemukakan pada halaman sebelumnya berarti dapat dijelaskan

bahwa, pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan

berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan

distribusi fisik mereka. Dalam bagian ini, proses pemasaran meliputi

aspek fisik dan nonfisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-

barang ke tempat di mana mereka dibutuhkan. Sedangkan aspek

nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang

diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa

yang dijual.

4.2. Konsep dan Strategi Pemasaran

a. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran (marketing concept) adalah suatu konsep dan

cara dasar yang di terapkan dalam melakukan strategi manajemen

pemasaran produk atau jasa pada sebuah organisasi ataupun

perusahaan. Jadi konsep pemasaran merupakan sebuah falsafah

bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen

merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

Menurut Philip Kotler, (1997 dalam Usmara, 2008: 17) ada

empat konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan

pemasaran suatu organisasi :

Page 81: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

64

1. Konsep berwawasan Produksi

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan menyukai

produk yang tersedia di mana-mana dan harganya murah. Para

manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produksi

memusatkan upayanya untuk mencapai efisiensi produksi yang

tinggi dan liputan distribusi yang luas.

2. Konsep berwawasan Produk

Konsep ini menjelaskan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang

terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada

produk ini memusatkan usaha untuk menghasilkan produk

yang baik dan terus menerus menyempurnakannya.

3. Konsep berwawasan Penjualan

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen jangan dibiarkan

begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan

dan promosi yang agresif.

4. Konsep berwawasan Pemasaran

Konsep ini mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan

organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara

lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

Page 82: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

65

Konsep Pemasaran bersandar pada empat tiang utama:

a) Fokus pasar.

Perusahaan akan berhasil baik jika mereka menetapkan

batas pasarnya secara cermat. Perusahaan akan berhasil

baik bilamana mereka mempersiapkan program pemasaran

yang sesuai untuk masing-masing pasar sasaran.

b) Orientasi kepada pelanggan.

Pemikiran yang berorientasi pelanggan mengharuskan

perusahaan untuk secara cermat menentukan kebutuhan

pelanggan dari sudut pandang pelanggan bukan dari sudut

pandangnya sendiri.

Pemasaran yang terkoordinasi, yang bermakna dua hal:

Pertama, berbagai fungsi pemasaran-armada penjualan,

periklanan, riset pemasaran dan lain-lain harus

terkoordinasi.

Kedua, Pemasaran harus terkoordinasi secara baik dengan

bagian-bagian lain perusahaan. Pemasaran akan berhasil

bila seluruh karyawan menyadari bagaimana dampak

terhadap kepuasan pelanggan.

c) Kemampulabaan/keuntungan.

Untuk perusahaan swasta tujuan utama adalah laba, bagi

organisasi nirlaba atau organisasi masyarakat tujuannya

adalah mempertahankan dan menarik cukup dana guna

Page 83: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

66

menyelenggarakan kegiatannya. Perusahaan menghasilkan

uang dengan memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik

daripada yang dapat dilakukan pesaing.

b. Strategi Pemasaran

Menurut Usmara (2008: 32), strategi adalah hal menciptakan suatu

posisi yang unik dan bernilai, yang membedakan perusahaan satu

dengan yang lainnya, yang melibatkan berbagai aktivitas

perusahaan. Kalau hanya ada satu posisi ideal, maka tidak perlu

ada strategi. Perusahaan-perusahaan pun hanya akan berhadapan

dengan satu tuntutan sederhana, yaitu menangkan perlombaan

untuk menemukan strategi tersebut dan menguasainya.

Selanjutnya, strategi pemasaran dirumusakan. Strategi

pemasaran berupaya untuk memberikan pelanggan nilai lebih dari

persaiangan sementara masih menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan. Strategi pemasaran dirumuskan dalam bauran

pemasaran: yaitu setiap ide yang bagus akan segera ditiru.

Sehingga dalam hal ini lagi-lagi kinerja akan sangat tergantung

pada efektivitas operasional. Obsesi para manajer pemasaran

dewasa ini tidaklah cukup untuk menjaring sebanyak-banyaknya

konsumen, seperti:

1. Menekan biaya

2. Meluncurkan produk ke pasar lebih awal beberapa minggu

3. Merespon tuntutan dari para pelanggan sedikit lebih cepat

Page 84: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

67

4. Meningkatkan kualitas

5. Mencari market share lain

6. Berusaha lebih keras membuat slogan untuk promosi yang baik.

Satu fungsi pokok dari strategi pemasaran adalah

menciptakan suatu hubungan bagi seluruh kegiatan di perusahaan.

Dengan adanya strategi pemasaran yang jelas dan konseptual maka

dapat mendukung iklim koordinasi yang tepat yang lebih efisien

dibandingkan dengan proses administrasi yang ada saat ini. Semua

tugas atau pekerjaan yang harus dilakukan sebagai tuntutan pokok

dalam mengimplementasikan strategi tersebut dilaksanakan dan

diserahkan sepenuhnya kepada anggota organisasi.

Misalnya, suatu perusahaan teknologi tinggi menghadapi

pilihan strategi pemasaran antara menawarkan produk-produk

berharga tinggi dengan kualitas yang baik dijual dengan volume

lebih tinggi. Jika manajer pemasaran senior tidak menunjukkan

arah yang jelas dan konsisten bagaimana posisi perusahaan dalam

menghadapi persoalan-persoalan pilihan tersebut di atas, maka

akan muncul konflik lanjutan antara penjualan, perancangan,

produksi dan personil perusahaan.

Tujuan suatu strategi adalah untuk menyebarkan secara

efektif sumber-sumber khas dan unggulan suatu perusahaan. Jika

manajer-manajer utama tidak tergerak oleh suatu strategi, tidak

Page 85: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

68

merasa senang dengan sasaran-sasaran dan metode-metodenya,

maka strategi tersebut dianggap gagal.

Pengertian berikutnya dari James F. Engel D. Blackwell,

dan Paul W. Miniard, (1995 dalam Usmara, 2008: 28)

mengemukakan bahwa dalam setiap perusahaan memiliki tiga

kemungkinan pandangan terhadap strategi pemasaran dalam

melayani pasarnya.

a. Mass marketing (undifferentiated marketing).

Strategi ini sering disebut strategi agregasi pasar atau

pemasaran tidak terdiferensiasi. Strategi ini didasarkan para

filosofi mass market, yang menganggap suatu pasar besar

dengan kebutuhan yang serupa, tanpa ada segmen-segmen

individual. Perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan semua

pembeli dengan melakukan produksi massa, dan promosi

massa suatu produk. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi dan skala ekonomi sehingga biaya dan harganya

rendah dan dapat menjangkau sebanyak mungkin pembeli

potensial. Untuk mendukung kesuksesan strategi ini ada

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:

1) Harus ada sejumlah besar orang yang memiliki kebutuhan

atau keinginan yang sama (homogen).

2) Konsumen merasa bahwa produk-produk dari setiap

perusahaan tidak ada bedanya atau hanya kecil bedanya.

Page 86: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

69

3) Perusahaan harus mampu merancang suatu bauran

pemasaran yang dapat memuaskan pelanggan.

b. Product-variety marketing (differentiated marketing)

Di dalam strategi ini perusahaan berusaha menghasilakan

beberapa produk yang memiliki karakteristik yang berbeda-

beda.

Misalnya :

1) Kualitas

2) Ukuran

3) Model

4) Warna atau ciri-cirinya.

Strategi ini lebih menekankan penyediaan berbagai macam

produk kepada pembeli daripada usaha menarik berbagai

segmen pasar yang berbeda. Dasar pemikiran strategi ini adalah

bahwa pelanggan memiliki selera masing-masing dan selera

tersebut berubah sepanjang waktu: pelanggan membutuhkan

variasi dan perubahan, perusahaan berupaya menawarkan

sebanyak mungkin produk yang bisa memenuhi semua variasi

tersebut.

c. Target marketing

Perusahaan melakukan segmentasi pasar, kemudian memilih

satu atau lebih segmen yang dianggap paling potensial dan

menguntungkan serta mengembangkan produk dan program

Page 87: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

70

pemasaran yang dirancang khusus untuk segmen-segmen yang

dipilih.

Dari berbagai pernyataan teoritis pada halaman

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran

merupakan suatu alat fundamental yang direncanakan

berdasarkan pemahaman tentang perilaku konsumen dan

analisis pasar yang dipertimbangkan oleh pihak organisasi

perusahaan untuk mempengaruhi konsumen melalui kegiatan

pemasaran yang terjadi di dalam banyak acara televisi, di

dalam produk yang digunakan dalam film, dan dalam iklan

yang disajikan kepada konsumen melalui media teknologi.

Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan skala

ekonomi sehingga biaya dan harganya rendah dan dapat

menjangkau sebanyak mungkin pembeli potensial.

4.3. Paradigma dan Prinsip-prinsip Pemasaran Baru

Regis McKenna, (1991 dalam Usmara, 2008: 203)

mengemukakan pendapatnya bahwa teknologi mengubah pilihan, dan

pilihan mengubah pangsa pasar. Hasilnya, kita menjadi saksi dari

muncul-nya paradigma pemasaran baru – bukan pemasaran yang

“melakukan lebih” yang sekadar melakukan volume penjualan masa

lalu tetapi pemasaran yang berdasarkan pengetahuan – dan

pengalaman.

Page 88: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

71

Transpormasi pemasaran didorong oleh kekuatan yang hebat

dan dengan penyebaran teknologi begitu meresap. Teknologi telah

beralih ke produk, tempat kerja, dan pangsa pasar dengan kecepatan

dan kepenuhan yang begitu menakjupkan. Karakteristik penentu dari

dorongan teknologi baru ini adalah kemampuan untuk memprogram.

Dengan menggunakan sistem komputer yang saling terhubung melalui

jaringan telekomunikasi, transaksi, penjualan dapat dilakukan secara

otomatis dan dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga, informasi

yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi penjualan tersedia pada

saat diperlukan. Dengan melakukan penjualan secara elektronik,

produsen dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk

keperluan pengiriman informasi. Seiring dengan era perdagangan

bebas maka hampir setiap perusahaan ingin mendapatkan segmen

pasar yang seluas-luasnya. Hal ini didukung dengan teknologi internet

dan berbagai software di internet yang semakin mudah bagi para

pengguna internet seperti halnya pelaku bisnis yang melakukan

perdagangan melalui internet.

Pemasaran melalui internet membuat pelanggan mampu

memilih produk yang diinginkan tanpa harus membuang waktu untuk

pergi ke tempat dimana ia membutuhkan barang atau produk sesui

kebutuhan. Dengan adanya pemasaran melalui internet maka akan

mengurangi biaya pemasaran yang seharusnya dikeluarkan untuk

memasarkan produk baru maupun produk yang banyak dibutuhkan

Page 89: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

72

oleh konsumen saat ini. Pemasaran melalui internet juga memiliki

keuntungan yang lebih banyak dibandingkan pemasaran dengan banner

atau baligho yang disebarkan kepada target konsumen, dimana yang

saat ini konsumen lebih menyukai hal yang lebih cepat, lebih instan,

tidak memakan banyak waktu.

Selanjutnya, berkaitan dengan prinsip-prinsip pemasaran baru

Sergio Zyman, (2000 dalam Usmara, 2008: 208) mengemukakan

beberapa hal pokok dalam prinsip pemasaran baru, yaitu sebagai

berikut:

1. Satu-satunya tujuan pemasaran adalah menjual semakin banyak

produk kepada banyak orang, semakin sering, dan dengan harga

yang semakin tinggi. Tidak ada alasan lain untuk melakukannya.

2. Pasar dewasa ini merupakan demokrasi konsumen. Konsumen

memiliki banyak pilihan, sehingga para pemasar harus memberi

tahu mereka bagaimana cara memilih.

3. Pemasaran adalah ilmu. Pemasaran adalah tentang ekperimen,

perhitungan, analisis, penyempurnaan, dan replikasi. Anda harus

bersedia mengubah pemikiran Anda.

4. Memancinglah di mana ada ikan. Konsentrasikan usaha-usaha

penjualan Anda pada konsumen yang bersedia dan mampu

membeli produk Anda. Tentukan segmen pasar untuk membantu

Anda agar bisa melakukan identifikasi target Anda yang paling

meguntungkan.

Page 90: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

73

5. Perhitungkan setiap merek dan wilayah pemasaran. Lakukan hal itu

secara teratur dan sering, paling tidak sebulan sekali. Pemasaran

harus memberikan keuntungan.

6. Buatlah merek Anda dengan mempergunakan semua elemen citra:

citra merek dagang, citra produk, citra pemakai, citra pemakaian,

dan cita asosiatif.

7. Pasarkan secara lokal. Anda harus memberikan kepada semua

konsumen Anda sesuatu yang memiliki daya tarik terhadap mereka

secara pribadi. Merek global diciptakan dari banyak merek lokal

yang kuat.

8. Pastikan setiap orang di dalam organisasi Anda memehami strategi,

arah, dan tujuan bisnis. Lalu biarkan mereka melaksanakannya.

9. Strategi adalah pekerjaan Anda. Pekerjaan agen periklanan Anda

adalah mengkomunikasikan strategi Anda secara efektif.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa dunia semakin

berkembang, berkat teknologi semua sekarang jadi serba mudah dan

praktis. Internet telah membuat interaksi bisnis menjadi multi-aspek.

Sekarang orang bisa melakukan bisnis, seperti membeli sesuatu,

berteransaksi, dan menjalankan fungsi-fungsi bisnis melalui internet.

Konsumen dan pemilik/ pengelola bisnis dapat mendapatkan dan

melakukan apa yang mereka inginkan tanpa harus meninggalkan

beranjak dari tempat duduk, selama terhubung dengan internet. Sebab

di era tehnologi yang canggih seperti sekarang ini dengan seiring era

Page 91: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

74

perdagangan bebas berhasil mewujudkan janji dari kemampuan

program teknologi yang telah meledak ke dalam realitas dalam pilihan

yang hampir tidak terbatas. Bagi sebagian pemasar, penciptaan pilihan

pelanggan yang hampir tidak terbatas menunjukkan suatu ancaman,

khususnya ketika teknologi berkembang dan persaingan semakin

meningkat, sebagian perusahaan mengalihkan model pendekatannya

dan menjadi perusahaan yang digerakkan oleh pelanggan. Perusahaan-

perusahaan seperti ini mengungkapkan kesediaan baru dan pada

akhirnya mengubah produknya untuk menyesuaikan dengan

permintaan para pelanggan.

F. Ruang Lingkup

Program Bela Beli Kulon Progo yang diluncurkan Bupati Kulonprogo,

Hasto Wardoyo bersama Wakil Bupati, Sutedjo, pada tanggal 25 Maret 2013,

dalam upayanya ikut berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan, maka

sejalan dengan hal tersebut penulis dapat merumuskan ruang lingkup sebagai

berikut :

1. Efektifitas program Bela Beli Kulon Progo dalam rangka pengentasan

kemiskinan

2. Ketersedian Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal kapasitas sebagai

pelaku Ekonomi sekaligus sebagai konsumen dalam menciptakan dan

mengkonsumsi produk lokal

Page 92: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

75

3. Kesiapan dan konsistensi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam

memberikan dukungan melalui regulasi dan bantuan

4. Model kebijakan yang digunakan dalam strategi perluasan pemasaran

produk lokal.

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dipilih, maka penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriftif kualitatif. Dimana

metode ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang Akselerasi

Pengentasan Kemiskinan Melalui Optimalisasi Program Bela Beli Kulon

Progo. Menurut Whitney (1960 dalam Prastowo, 2016 hal. 201), penelitian

deskriptif merupakan pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat.

Penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta

situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan serta protes-protes yang sedang berlangsung dan

pengaruh-pengaruh dalam suatu fenomena.

Selanjutnya dalam pemilihan metode yang penulis gunakan dalam

penelitian ini berdasarkan pendapat dari (Bogdan dan Taylor dalam

Djamal, 2015: 9) mendefenisikan metode penelitian kualitatif sebagai

“Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati atau

perilaku perilaku yang dapat diamati.

Page 93: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

76

Berdasarkan pendapat pada halaman sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa deskriptif kualitatif merupakan prosedur pemecahan

masalah yang diteliti dengan jalan menggambarkan dan menuliskan

peristiwa yang berlangsung saat ini dengan berdasarkan fakta-fakta yang

ada sekarang, baik berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

Adapun dengan perkataan lain tujuan penelitian deskriptif kualitatif

yang digunakan penulis bertujuan untuk memperoleh data melalui

penelitian lapangan maupun penelitian pustaka yang sudah diseleksi

sebelumnya berdasakan permasalahan, kemudian data dalam penelitian

tersebut disusun secara sistematis dan dilihat kesesuaiannya dengan

kenyataan studi kasus yang terjadi di lapangan.

2. Unit Analisis

a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada skripsi ini adalah tentang akselerasi

pengentasan kemiskinan melalui optimalisasi program Bela Beli Kulon

Progo di Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon

Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, maka teknik pengambilan

informen atau narasumber tidak dibatasi, tetapi disesuaikan dengan

kebutuhan dan kelengkapan data. Teknik penentuan informen

dilakukan dengan teknik purposive yakni mengambil informen

berdasarkan pihak-pihak yang terkait untuk menjadikan sumber data

yang akan diperlukan. Berikut ini deskripsi tentang nama dan

pekerjaan narasumber yang telah peneliti dapatkan.

Page 94: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

77

Tabel 1.2 Deskripsi Nama dan Pekerjaan Informan

No Nama Umur Jenis

Kelamin Pendidikan Jabatan/Pekerjaan

1 Drs. Bambang

Widodo, M.Si

57 Laki-laki S2 Kepala Bidang

Perdagangan Kabupaten

Kulon Progo

2 Drs, Dewantoro

Slamet SP, MM

54 Laki-laki S2 Kepala Bidang

Perindustrian Kabupaten

Kulon Progo

3 Marga Subekti 45 Laki-laki S1 Kepala Sub Bagian

Umum Kecamatan

Samigaluh

4 Agus Budiarto 49 Laki-laki S1 Kepala Sub Bagian

Keuangan Kecamatan

Samigaluh

5 Damar, A.Md 34 Laki-laki D3 Kepala Desa Gerbosari

6 Wiwit Triraharjo,

S.Si

41 Laki-laki S1 Sekertaris Desa

Gerbosari

7 Rudi Hartoyo,

A.Md

45 Laki-laki D3 Kasi Pembangunan dan

Pemberdayaan Desa

Gerbosari

8 Nurul Hidayanto,

S.H

31 Laki-laki S1 Kaur Perencanaan dan

Keuangan Desa

Gerbosari

9 Mulyono 45 Laki-laki SLTA Staf Kesra Desa

Gerbosari

10 Suwando, A.Ma.

Pd

73 Laki-laki D2 Ketua BPD Desa

Gerbosari

11 Sutiah 58 Perempuan SMA Kepala Dukuh Keceme

Desa Gerbosari

12 Sukardi 50 Laki-laki S1 Kepala Dukuh Sendat

Desa Gerbosari

13 Sumingan 52 Laki-laki SLTA Kepala Dukuh Clumprit

Desa Gerbosari

14 Darmawan 42 Laki-laki SLTA Kepala Dukuh Pengos A

Desa Gerbosari

15 Suratiman 50 Laki-laki SLTA Kepala Dukuh Jetis Desa

Gerbosari

16 Agus Sujarwo.

S.E

40 Laki-laki S1 Ketua LPMD Desa

Gerbosari

17 Raden Dwi 66 Laki-laki STM Anggota Tim Pelaksana

Page 95: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

78

No Nama Umur Jenis

Kelamin Pendidikan Jabatan/Pekerjaan

Purwanto Pembangunan Desa

Gerbosari

18 Murohma

Erinawati

43 Perempuan S1 Guru SMK/ Ketua

UPPKS Desa Gerbosari

19 Windarno 33 Laki-laki SMP Petani/ Pengusaha Kopi

Suroloyo

20 Wahyu

Widayanto

39 Laki-laki SMA Pengrajin/ Pengusaha

Batik Geblek Renteng

21 Warno Ahmadi 48 Laki-laki SMA Pengrajin/ Pengusaha

Alat Musik Dram

22 Joko Kuncoro 47 Laki-laki SMP Pengrajin/ Pengusaha

alat musik gesek dan

petik

23 Kalung Imandanu 22 Laki-laki SMP Pengrajin/ Pengusaha

seni topeng kayu pahat

24 Asih Istikomah 40 Perempuan SLTA Wiraswasta/ Pengusaha

makanan kripik khas

Samigaluh

25 Suti 47 Perempuan SMP Petani/ Pengusaha kripik

Suroloyo

26 Mudayanti 50 Perempuan SMP Wiraswasta/ Pengusaha

kripik regedek, peyek

kacang dan teri ikan asin

27 Ermina Widayanti 50 Perempuan SLTA PNS/ Pengusaha Kue

kering dan Basah

28 Sutarmi S.Pd 40 Perempuan S1 Warga Masyarakat/Guru

Paud

(Sumber : Hasil Data Primer, 2018)

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini dibatasi oleh obyek yang

dikaji, obyek dalam penelitian ini menyoroti tentang Akselerasi

Pengentasan Kemiskinan Melalui Optimalisasi Program Bela Beli

Kulo Progo.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh

Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 96: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

79

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menempatkan

peneliti sebagai instrumen peneliti utama dalam pengumpulan data. Oleh

karenanya proses pengumpulan data peneliti tidak mengalami banyak

hambatan dan dengan mudah melakukan penyesuaian terhadap kenyataan

dilapangan. Jenis data yang dikumpulkan meliputi jenis data primer

maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara

dengan pihak-pihak yang terpilih oleh peneliti untuk menjadikan sumber

data yang diperlukan. Sedangkan data skunder diperoleh melalui buku-

buku dan artikel-artikel yang terkait dengan tema penelitian. Adapun

sumber buku-buku tersebut yang terkait dengan topik penelitian bisa

didapatkan di Perpustakaan Kampus STPMD, UPN, dan Perpustakaan

Grhatama Pustaka Yogyakarta, serta beberapa perpustakaan/toko buku

yang berada di Yogyakarta. Dan artikel itu bisa diperoleh dari media cetak

maupun electronik. Sedangkan untuk menggali lebih mendalam tentang

informasi program Bela Beli Kulon Progo melalui teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Observasi Langsung

Sebagai metode pengumpulan data, observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur

yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur yang

nampak itu disebut dengan data atau informasi yang harus diamati dan

dicatat secara benar dan lengkap (Widyoko, 2012: 46). Metode ini

Page 97: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

80

digunakan untuk mengetahui pelaksanaan optimalisasi program bela

beli Kulon Progo melalui perlusan pemasaran produk lokal di Desa

Gerbosari. Observasi juga dilakukan untuk identifikasi hal-hal yang

berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama

dalam rangka akselerasi pengentasan kemiskinan dan peningkatan

perekonomian masyarakat.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu Lexy Moleong 2017: 2002:

186). Teknik yang digunakan dalam metode wawancara ini dimaksud

karena peneliti ingin mendapatkan data-data yang lebih jelas dan

mendalam mengenai akselerasi pengentasan kemiskinan melalui

optimalisasi program bela beli Kulon Progo. Adapun upaya untuk

mendapatkan data-data tersebut peneliti melakukan wawancara dengan

pihak-pihak terkait seperti, Pemerintah Daerah Kulon Progo dan para

pelaku usaha mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Gerbosari

dan juga pihak lain yang dianggap penting dan berpengaruh serta

mengetahui program Bela Beli Kulon Progo tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen nilai, peraturan-peraturan,

Page 98: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

81

catatan harian, dan sebagainya (Suharsini Arikanto, 2006: 231).

Selanjutnya, adapun dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-

lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

4. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data menurut Sugiyono dalam Djamal, (2015: 138) adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara mendalam, catatan lapangan (observasi), dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

pada tahap analisis data kualitataif ini, peneliti menggunakan beberapa

tahap:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari pola dan

temannya, dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari data yang

diperlukan lagi.

Page 99: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

82

b. Penyajian data

Setelah data dikumpulkan (data collection) kemudian dilakukan

reduksi data karena data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup

banyak, kompleks dan rumit. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok dengan memperhatikan prinsip validitas,

sehingga data yang relevan saja yang akan digunakan. Setelah data

direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Demikian dengan melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami.

c. Penarikan kesimpulan

Tahap terakhir setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan,

dalam tahap ini agar analisis penelitian ini tidak tumpul maka

selanjutnya peneliti terlebih dulu menceritakan dan menganalisis

pokok permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan

pada tiga langkah teknik analisis data yang dikemukakan diatas

menjadi alat bantu bagi peneliti untuk menyelesaikan analisis atas data

yang terkumpul. Reduksi data, penyajian data hingga penarikan

kesimpulan adalah teknik yang peneliti tempuh untuk meyelami data

hasil wawancara terhadap masyarakat Kulon Progo terkait tentang

program bela beli Kulon Progo, sehingga hasil dari wawancara yang

dikumpulkan berupa penjelasan yang berisi jawaban atas pokok

permasalahan tersebut, secara logis serta sistematis dapat diolah

menjadi sebuah paparan cerita yang bisa dibaca oleh orang lain.

Page 100: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

83

BAB II

PROFIL DESA GERBOSARI DAN DESKRIPSI TENTANG PROGRAM

BELA BELI KULON PROGO

A. Sejarah Singkat Desa Gerbosari

Desa Gerbosari merupakan satu dari 7 desa di Kecamatan Samigaluh,

Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada zaman

penjajahan Belanda Kelurahan Gerosari belum berdiri, pada saat itu wilayah

Gerbosari terbagi menjadi 3 (tiga) Kelurahan, yaitu: Kelurahan

Menggermalang, Kelurahan Samigaluh, dan Kelurahan Kemirombo.

Kemudian setelah dua tahun Indonesia merdeka, yaitu pada tahun 1947 maka

kelurahan tersebut digabung menjadi satu Desa. Penggabungan ketiga

kelurahan ini pada waktu itu merupakan inisiatif tokoh-tokoh masyarakat

kelurahan yang pada saat ini guna memperluas daerah pemerintahan dan

ekonomi. Adapun nama desa Gerbosari pada waktu itu diambil berdasarkan

hasil penggabungan dari nama ke tiga kelurahan, yaitu: GER =

Menggermalang, BO = Kemiriombo, SA = Samigaluh, dan Ri = Tambahan

suku kata.

B. Aspek Geografis

1. Keadaan Wilayah

Letak dan keadaan lingkungan alam suatu wilayah merupakan salah satu

faktor utama penentu baik kondisi sosial, ekonomi, budaya, kesehatan,

Page 101: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

84

maupun kelembagaan bagi masyarat. Bermacam-macam karakter dan

kebudayaan menunjukkan kearifan lokal manusia sebagai individu

maupun sebagai kesatuan masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Desa

Gerbosari merupakan bagian internal dari wilayah Kabupaten Kulon Progo

yang terdiri dari 5 (lima) desa yang berbatasan langsung dengan wilayah

Jawa Tengah. Diketahui secara geografis kondisi alam Desa Gerbosari

merupakan daerah perbukitan yang berada di ketinggian 500-900 M diatas

permukaan laut, sehingga secara keseluruhan permukaan wilayahnya

adalah pertanian lahan kering (kebun) dengan kondisi kelerengan suhu

udara rata-rata 23oC-34oC.

2. Letak dan Batas Wilayah

Desa Gerbosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wilayah Desa Gerbosari memiliki letak posisi yang strategis atau lebih

kurang 0,5 km ke Ibu Kota Kecamatan. Secara administratif desa

Gerbosari memiliki batas-batas wilayah Sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Propinsi Jawa Tengah

b. Sebelah Selatan : Desa Banjarsari

c. Sebelah Barat : Desa Ngargosari

d. Sebelah Timur : Desa Sidoharjo dan Purwoharjo

Page 102: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

85

Gambar 2.1

Peta Desa Gerbosari

Sumber: Peta Desa Gerbosari Tahun 2018

3. Orbitasi

Orbitasi wilayah adalah gambaran umum tentang jarak antara/pusat

pemerintahan ke pusat-pusat pelayanan publik seperti pasar, stasiun,

bandara dan lain-lain. Jadi keadaan orbitasi dapat menggambarkan jarak

Page 103: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

86

dari ibu kota Desa Gerbosari ke beberapa titik strategis sentra aktivitas

masyarakat dapat dirincikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.1. Keadaan Orbitasi Desa Gerbosari

NO Keterangan Jarak (Km)

1 Jarak ke perbatasan Negara 260,00 Km

2 Jarak ke perbatasan Provinsi 60,00 Km

3 Jarak ke perbatasan Kabupaten/ Kota 42,00 Km

4 Jarak ke perbatasan Kecamatan 0,50 Km

5 Jarak ke Gunung Jongkang 2,00 Km

6 Jarak ke Laut Jawa 58,00 Km

7 Jarak ke Sungai Progo 11,00 Km

8 Jarak ke pinggiran Hutan Ngori 9,00 Km

9 Jarak ke Bandara Adisucipto 51,00 Km

10 Jarak ke Terminal Jombor 40,00 Km

11 Jarak ke Stasiun Tugu 48,00 Km

12 Jarak ke Pelabuhan Semarang 114,00 Km

13 Jarak ke Kantor Polisi Polsek Samigaluh 0,45 Km

14 Jarak ke Pasar Samigaluh 0,60 Km

15 Jarak ke Wisata Candi Borobudur 35,00 Km

Sumber : Dokumen Dari Data Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Dari data di atas menunjukan Desa Gerbosari adalah sebuah desa

yang berada di wilayah pegunungan dan sangat jauh dari laut serta

Pelabuhan. Selain itu jarak tempuh ke beberapa titik dari ibu kota Desa

Gerbosari ke perbatasan Negara (lautan India) mencapai 260 Km, jarak

tempuh dari Ibu kota Desa Gerbosari ke Wisata Candi Borobudur jaraknya

yakni 40 Km. Hal ini karena Desa Gerbosari berada di wilayah perbatasan

provinsi DIY dan Jawa Tengah, selain itu juga tidak terlalu jauh ke

beberapa tempat umum dan titik-titik vital pemerintahan di Kota Jogja

sebagaimana telah digambarkan dalam tabel di atas. Jarak dari ibu kota

Desa Gerbosaari ke sejumlah pusat pemerintahan/ ibu kota tujuan seperti

Page 104: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

87

ibu kota Kecamatan, ibu kota Kabupaten, ibu Provinsi dan ibu kota Negara

dapat dilihat sebagai berikut :

1. Ke Kecamatan : 0,50 Km (4 Menit)

2. Ke Kabupaten : 42,00 KM (60 Menit)

3. Ke Provinsi : 60,00 Km (110 Menit)

4. Ke Ibu Kota Negara : 490 Km (671 Menit)

Desa Gerbosari terletak di tengah wilayah Kecamatan Samigaluh

sehingga jarak Desa Gerbosari dengan Kabupaten Kulon Progo cukup jauh.

Begitu pula jaraknya dengan DIY yang lumayan jauh.

4. Luas Wilayah

Desa Gerbosari merupakan daerah perbukitan yang dikelilingi sawah dan

perkebunan warga serta berjarak hanya 0,5 km dari ibu kota Kecamatan

dan ke pusat Kabupaten 42 KM, dengan luas desa 1,315,21 Ha atau

15,54% dari total luas kecamatan samigaluh. Secara administratif wilayah

desa ini terdiri dari 19 Pedukuhan terdiri dari RT : 75 dan RW : 38.

Adapun Pedukuhan-pedukuhan tersebut yaitu :

- Pedukuhan 1 : Sarimulyo - Pedukuhan 11 : Jetis

- Pedukuhan 2 : Kemiriombo - Pedukuhan 12 : Tlogo

- Pedukuhan 3 : Jeruk - Pedukuhan 13 : Jati

- Pedukuhan 4 : Manggis - Pedukuhan 14 : Sumbo

- Pedukuhan 5 : Pengos A - Pedukuhan 15 : Dukuh

- Pedukuhan 6 : Pengos B - Pedukuhan 16 : Sendat

- Pedukuhan 7 : Ketaon - Pedukuhan 17 : Kayugede

Page 105: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

88

- Pedukuhan 8 : Ngroto - Pedukuhan 18 : Menggermalang

- Pedukuhan 9 : Clumprit - Pedukuhan 19 : Keceme

- Pedukuhan 10 : Karang

5. Keadaan Tanah

Tanah adalah salah satu faktor produksi penting yang menjadi modal dasar

kegiatan ekonomi khususnya untuk wilayah agraris. Menurut data profil

Desa pada tahun 2018 luas tanah di Desa Gerbosari tercatat 966.3465

hektar, sehingga penggunaan yang ada sangat bervariasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 2.2. Luas Wilayah Desa Gerbosari

No Jenis Peruntukan Tanah Luas (Ha)

1 Sawah 229,3526 Ha

2 Tegalan 209,6405 Ha

3 Pekarangan 133,6842 Ha

4 Hutan Negara -

5 Tanah Bengkok 29,0700 Ha

6 Tanah tandus 19,8763 Ha

7 Permukiman Pejabat Pemerintah 0,1400 Ha

8 Permukiman Umum 549,6189 Ha

9 Perkantoran 1,2300 Ha

10 Sekolah 2,1370 Ha

11 Pertokoan 0,4215 Ha

12 Pasar 0,1450 Ha

13 Tempat Peribadatan 0,6200 Ha

14 Makam 7,3545 Ha

15 Jalan 5,000 Ha

16 Lapangan sepak bola 1,000 Ha

17 Lapangan Volley 0,1125 Ha

18 Kolam 0,3947 Ha

Sumber : Dokumen Dari Data Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Dari tabel di atas nampak bahwa dari 18 (delapan belas) jenis peruntukan

tanah yang ada di Desa Gerbosari, jumlah yang paling besar dimanfaatkan

Page 106: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

89

untuk permukiman umum dengan luas tanah 549, 6189 Ha atau sebesar

47.98 % dari luas Desa Gerbosari. Sedangkan yang paling kecil

peruntukannya adalah Lapangan Volley dengan luas tanah 0.1125 Ha atau

sebesar 0,94% dari luas wilayah Desa Gerbosari.

6. Keadaan Iklim

Desa Gerbosari termasuk beriklim sedang yang terletak pada dataran

tinggi dengan memiliki suhu udara rata-rata 23oC-34oC. Keadaan iklim

tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, seperti dalam

bidang peternakan dan pertanian. Dalam bidang pertanian berpengaruh

terhadap petani karena dengan mengetahui iklim yang terjadi maka petani

dapat menentukan tanaman yang sesuai pada saat itu sehingga tanaman

yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.

7. Keadaan Air

Seperti yang kita ketahui air merupakan salah satu unsur penting yang ada

di bumi yang sangat dibutuhkan untuk semua jenis makhluk hidup tanpa

terkecuali. Oleh karena itu air ini sendiri sering disebut sebagai sumber

kehidupan yang dimana ada air maka disitu pula terdapat kehidupan. Desa

Gerbosari dikatakan Desa yang memiliki persediaan air cukup untuk

kebutuhan air minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Page 107: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

90

Tabel. 2.3. Prasarana Air Bersih di Desa Gerbosari

No Sumber Air Bersih Jumlah Unit

1 Sumur Pompa 3 Unit

2 Sumur Gali 37 Unit

3 Bangunan pengolahan air Bersih/air minum -

4 PAH -

5 Embung -

6 Hidran Umum -

7 Tangki Air Bersih -

8 Mata Air 2 Unit

Sumber : Data dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Melihat dari data di atas maka desa Gerbosari dapat dikatakan memiliki

sumber air yang bersal dari 3 sumber yakni pertama Mata Air, Kedua

Sumur Gali, dan Ketiga Sumur Pompa. Berdasarkan tabel tersebut maka

tingkat penggunaan air bersih di Desa Gerbosari mayoritas bersumber dari

sumur gali dengan jumlah 37 Unit dari keseluruhan pengguna air bersih di

Desa Gerbosari.

C. Aspek Demografi

Berdasarkan data penduduk pada tahun 2018 dapat diketahui bahwa di Desa

Gerbosari memiliki jumlah penduduk keseluruhan 4780 jiwa dengan

komposisi penduduk laki-laki dan perempuan yang hampir seimbang karena

hanya memiliki selisih yang kecil, yakni terdiri 2349 laki-laki dan 2341

perempuan yang tersebar di 19 pedukuhan, berikut ini merupakan tabel jumlah

penduduk di Desa Gerbosari :

Page 108: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

91

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Desa Gerbosari

No Nama Pedukuhan Jumlah Kepala

Keluarga

Penduduk

(Jiwa)

1 Pedukuhan Keceme 64 251

2 Pedukuhan Menggermalang 105 336

3 Pedukuhan Kayugede 82 284

4 Pedukuhan Dukuh 74 270

5 Pedukuhan Sumbo 71 261

6 Pedukuhan Tlogo 77 276

7 Pedukuhan Jati 69 218

8 Pedukuhan Jetis 119 469

9 Pedukuhan Clumprit 61 217

10 Pedukuhan Ngroto 61 208

11 Pedukuhan Ketaon 27 102

12 Pedukuhan Pengos A 50 186

13 Pedukuhan Pengos B 44 190

14 Pedukuhan Karang 142 552

15 Pedukuhan Sendat 48 167

16 Pedukuhan Manggis 47 154

17 Pedukuhan Kemiriombo 44 171

18 Pedukuhan Jeruk 87 342

19 Pedukuhan Sarimulyo 37 126

Sumber : Data Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Dari tabel penduduk 2.4, di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk

yang ada di Desa Gerbosari sebesar 4780 jiwa yang terdiri atas 19 (sembilan

belas) Pedukuhan. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak

berada di Pedukuhan Jetis dengan total jiwa sebesar 469 jiwa sedangkan

jumlah penduduk terendah berada di Pedukuhan Ketaon sebesar 102 jiwa.

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Gerbosari

Uraian Jumlah Penduduk Berdasarkan

Jenis Kelamin RTM

Non

RTM Dusun

Jenis

Kelamin

Laki-laki Perempuan

2.349 2.431 1333 Kepala

Keluarga (KK) - 19

Sumber : Data dari Pemerintah Desa gerbosari: 2018

Page 109: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

92

Dari tabel 2.5 pada halaman sebelumnya dapat dilihat bahwa jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 2,349 jiwa. Dan

jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah 2.431 jiwa.

Dengan demikian angka ini menunjukan bahwa di Desa Gerbosari jumlah

penduduk dengan berjenis kelamin perempuan dapat dikatakan terbanyak

dengan jumlah 2.431 jiwa.

D. Aspek Perekonomian

Mata Pencaharian sebagian besar penduduk Desa Gerbosari adalah

sebagai petani. Sebagian yang lain bekerja sebagai buruh, karyawan swasta,

dan berwirausaha dengan membuka toko kelontong, toko meubel, warung

makan, angkringan, bengkel, peternakan, perikanan dan sebagainya. Di sisi

lain lapangan pekerjaan baru yang saat ini baru digeluti oleh sebagian

kalangan masyarakat Desa Gerbosari yaitu pada sektor wisata. Ada beberapa

tempat wisata di Desa Gerbosari diantaranya Puncak Suroloyo, Agro wisata

kisaran dan wisata alam gunung Jongkang. Adapun upaya untuk membantu

perekonomian masyarakat baik untuk penambahan modal usaha maupun

kebutuhan konsumsi, pemerintah desa memiliki setidaknya 12 unit kios yang

disewakan kepada masyarakat sebagai tempat usaha yang dibangun sepanjang

jalan provinsi yang dulu dikenal dengan dengan pasar Totogan yang menjadi

pusat perdaganagan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Gerbosari.

Selain itu pemerintah desa gerbosari memiliki BUM Desa Binangun

Sejahtera Gerbosari sebagai penyedia jasa keuangan. BUM Desa Binangun

Page 110: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

93

Sejahtera Gerbosari juga memberikan sumbangan besar pada Pendapatan Asli

Desa (PA Desa). Pada bagian berikutnya dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Pemerintah Desa melaksanakan program kampung Keluarga

Berencana (KB) yang dicanangkan sejak tahun 2017 yang dikuatkan dengan

Keputusan Kepala Desa No. 15 Tahun 2017 merupakan Pedukuhan sampel

yang ada di Desa Gerbosari yaitu Pedukuhan Clumprit. Kampung KB ini

bertujuan untuk membantu pemerintah khususnya dalam program KB dan

pembangunan keluarga untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. Kampung

KB ini dijalankan oleh pengurus Kampung KB beserta kader sesuai dengan

tugas dan fungsi pokok yang didukung oleh 5 Kelompok Kegiatan. Adapun 5

(lima) kelompok kegiatan tersebut adalah :

1. Bina Keluarga Balita (BKB)

2. Bina Keluarga Lansia

3. Bina Keluarga Remaja

4. UPPKS

5. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR).

Selain itu juga upaya atau langkah yang dilaksanakan pemerintah desa untuk

menanggulangi kemiskinan dan peningkatan kapasitas masyarakat diwujudkan

melalui program/ kegiatan Bedah RLTH, Jambanisasi, dan pelatihan

kewirausahaan seperti pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah pelastik dan

pengolahan makanan lokal. Data RLTH sebagai berikut :

Page 111: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

94

Tabel 2.6. Data RLTH Desa Gerbosari

No Keterangan Jumlah KK dan

Tahun Realisasi

(2016)

Jumlah KK dan

Tahun Realisasi

(2017)

1 Jumlah Awal 215 117

2 APBDesa 1 1

3 APBD 35 30

4 Swadaya 61 3

5 Sisa Akhir 117 84

Sumber : Data Dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Berdasarkan tabel 2.6, terlihat bahwa kondisi awal pada tahun 2016

tingkat kemiskinana masyarakat berjumlah 215 Kepala Keluarga (KK) dan

setelah adanya program/ kegiatan yang dicanangkan oleh Pemerintah Desa

yang meliputi bedah RLTH, Jambanisasi, dan Pelatihan kewirausahaan, maka

dapat kita lihat dari data yang telah dikemukakan di atas bahwa ada

keberhasilan pengurangan angka kemiskinan pada tahun 2016, yaitu menjadi

sisa akhir 117 orang. Kemudian setelah itu pada tahun 2017 program ini

semakin digalakkan hingga sekarang dan pada sisa akhir tahun 2017 angka

kemiskinan kembali berhasil berkurang yaitu total seluruhnya menjadi 84

Kepala Keluarga.

Tabel 2.7. Data Kemiskinan Desa Gerbosari

No Uraian

Jumlah (jiwa)

dan Tahun

(2014)

Jumlah (jiwa)

dan Tahun

(2015)

Jumlah (jiwa)

dan Tahun

(2016)

1 Miskin dan

Sangat Miskin 1.021 375 335

2 Hampir Miskin 1420 1700 1905

Sumber : Data Dari Dokumen Dinas Sosial Kabupaten Kulon Progo: 2018

Berdasarkan tabel 2.7, tampak bahwa kondisi golongan masyarakat

miskin dan sangat miskin di Desa Gerbosari pada tahun 2014 jumlahnya 1.021

Page 112: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

95

jiwa dan jumlah penduduk jiwa yang hampir miskin adalah 1420 orang. Dan

pada tahun 2015 penduduk jiwa miskin dan sangat miskin berkurang menjadi

375 orang dengan penduduk yang hampir miskin ikut menyusul berubah

menjadi 1700 jiwa. Kemuadian penduduk miskin dan sangat miskin kembali

berkurang pada tahun 2016 jumlahnya menjadi 335 orang dan yang hampir

miskin juga mengalami penambahan sebanyak total seluruhnya 1905 jiwa.

Namun, disamping keberhasilan dalam penagggulangan kemiskinan

yang telah di jelaskan sebagaimana pada tabel tersebut, di satu sisi saat ini jika

ditinjau dari potret perekonomian Desa Gerbosari, dengan menggunakan hasil

data observasi Pemerintah Desa Gerbosari dijelaskan bahwa kondisi

perekonomian masyarakat Desa Gerbosari hingga saat ini jika dibandingkan

dengan Desa-desa lainnya memang cukup ketinggalan dari sisi perekonomian.

Penghasilan bruto per Kepala Keluarga dalam setiap tahunnya masih sangat

kecil. Hal ini dapat dimaklumi karena saat ini pendapatan rata-rata per bulan

masyarakat Rp. 400.000, jumlah ini bergantung dengan hitungan seluruh

jumlah KK Desa Gerbosari yang ada 1,333, sedangkan jumlah penduduk

berjumlah 4.780 jiwa. Jadi pendapatan perkapita per tahun = Rp. 400.000 x

1.333 = 533.200.000 sehingga jika dibagi per bulan untuk setiap jiwa hanya

Rp. 111.548 maka seperti diketahui jumlah tersebut masih jauh dari KHL

(Kebutuhan Hidup Layak) Yang seharusnya minimal sekitar 251.250 jiwa per

bulan. Adapun seperti diketahui bahwa penduduk di Desa Gerbosari memiliki

mata pencaharian yang berbeda-beda dan bervariatif sebagaimana yang telah

Page 113: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

96

dijelaskan pada bagian sebelumnya. Berikut tabel mata pencaharian penduduk

desa Gerbosari :

Tabel 2.8. Mata Pencaharian Penduduk

No Jenis Mata Pencaharian Penduduk (Jiwa)

1 Tani 2011

2 Buruh tani 20

3 Dagang 28

4 Peternak 2276

5 Jasa 238

6 Pegawai Negri 268

7 Kerajinan 95

Sumber : Data Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Berdasarkan data tabel 2.8, di atas dapat disimpulkan bahwa mata

pencaharian penduduk Desa Gerbosari sebagian besar adalah peternak yaitu

sebesar 2276 orang sedangkan yang paling kecil adalah buruh tani yaitu 20

orang. Di samping itu dalam bagian berikutnya sebagai mana telah dijelaskan

di atas, bahwa pendapatan penduduk di Desa Gerbosari perlu upaya

penanganan serius dalam meningkatkan penghasilan masyarakat dengan

menerapkan program pemberdayaan yang meliputi produktivitas pelatihan

keterampilan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai yang

diharapkan tentunya akan membentuk masyarakat semakin pintar, cerdas,

mandiri, dan dapat menciptakan lapangan kerja. Namun disamping itu perlu

dipahami sebelumnya bahwa main set masyarakat sangat menentukan untuk

kemajuan desa Gerbosari karena peningkatan produktivitas sangat dipengaruhi

oleh keterampilan dan keahlian yang dimiliki penduduk. Sehingga rendahnya

pendidikan tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat keterampilan dan

Page 114: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

97

keahlian yang dimiliki oleh masyarakat dan juga akan berpengaruh pada

tingkat penghasilan dan kesejahteraan penduduk.

E. Aspek Pendidikan

Bagi desa Gerbosari pendidikan merupakan hal yang paling

fundamental dan mejadi hak setiap orang. Pendidikan merupakan landasan

kuat yang diperlukan untuk meraih kemajuan bangsa di masa depan, bahkan

lebih penting lagi sebagai bekal dalam menghadapi era global yang penuh

dengan persaingan. Pendidikan yang merupakan salah satu sarana untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia perlu didukung sarana untuk

menunjang pendidikan. Implikasi yang dapat dirasakan dari pendidikan adalah

untuk menumbuhkan kemampuan seseorang, karakter, dan budi pekerti, serta

akan mampu merubah wajah desa Gerbosari. Berikut tabel yang

menggambarkan jumlah sekolah baik formal maupun informal di Desa

Gerbosari berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1 SD 1.135

2 SMP 884

3 SMA 465

4 Perguruan Tinggi (Universitas) 71

5 Pondok Pesantren 23

6 Keterampilan 119

Sumber : Data Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Berdasarkan data tabel 2.9, di atas dapat disimpulkan jumlah anak

Sekolah berdasarkan atas Golongannya yang sebagaimana dijelaskan dalam

tabel, yakni jumlah anak Sekolah Dasar (SD) berjumlah 1.135 orang,

Page 115: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

98

Golongan II atau SMP berjumlah 884 orang, Golongan III atau SMA

berjumlah 465 orang, Golongan IV atau Mahasiswa berjumlah 71 orang,

Golongan V atau Pondok Pesantren berjumlah 23 orang, dan Golongan VI

atau Keterampilan Khusus ada 199 orang. Dengan demikian dapat

disimpulkan yang paling banyak jumlahnya adalah anak Sekolah Dasar (SD)

dengan jumlah 1.135 orang dan yang paling sedikit yakni Golongan V atau

Pondok Pesantren yang berjumlah 23 orang.

Tabel 2.10. Fasilitas Pendidikan Umum Berdasarkan Sarana Formal dan

Informal

No Sarana Pendidikan Jumlah Fasilitas

1 Formal:

a. Taman kanak-kanak

b. Sekolah Dasar

c. SLTP/MTs

d. SLTA/MA

3 Unit

5 Unit

1 Unit

1 Unit

2 Informal:

a. PAUD

b. TPA

c. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

5 Tempat

19 Tempat

1 Tempat

Sumber : Data Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Dari data di atas dapat dikatakan pendidikan merupakan bagian

penting dalam kehidupan masyarakat Gerbosari. Pendidikan khusus seperti

keagamaan, Pusat kegiatan belajar masyarakat dan lain sebagainya masih

mendapat perhatian yang cukup penting dalam kehidupan masyarakat

Gerbosari. Hal ini tentunya patut untuk di contoh bagi masyarakat ataupun

pemerintah lain untuk tetap mempejuangkan pendidikan demi memperbaiki

kualitas SDM yang ada. Untuk lebih jelasnya dalam tabel di atas dapat dilihat

bahwa jumlah gedung sekolah di Desa Gerbosari berjumlah 35 gedung

Page 116: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

99

sekolah. Dari jumlah tersebut terdapat 15 sekolah yang bestatus Formal, dan

25 sekolah berstatus Informal baik itu PAUD, TPA (Taman Pendidikan Al-

Qur‟an) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Jika dilihat berdasarkan

sarana fasilitas yang sudah ada seperti yang dikemukakan di atas bahwa untuk

memfasilitasi masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pendidikan/ putus

sekolah, Pemerintah Desa melakukan fasilitasi melalui Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat “Galuh Sari” untuk mengikuti Kegiatan Belajar.

Tabel 2.11. Fasilitas PAUD yang ada di wilayah Desa Gerbosari

No Nama Pos PAUD Jumlah

Tendik

Alamat

1 PAUD Galuh Siwi 3 Clumprit, Gerbosari

2 PAUD Wahana Siwi 2 Kemiriombo, Gerbosari

3 PAUD Rahayu Siwi 2 Dukuh, Gerbosari

4 PAUD Menoreh Ceria 2 Keceme, Gerbosari

5 PAUD Putra Harapan 3 Ngroto, Gerbosari

Sumber : Data dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Berdasarkan atas tabel 2.11 di atas dapat disimpulkan pula jumlah

Tendik seluruhnya ada 12 yang terbagi dalam 19 wilayah pedukuhan di Desa

Gerbosari. Jika di lihat berdasarkan lokasi dan nama pos Paud yang berjumlah

5 gedung, tentunya hal tersebut sangat membantu masyarakat agar anak-anak

yang ingin tumbuh kembang sebagaiman yang orang tua harapkan untuk

kemajuan anaknya dapat tercapai melalui fasilitas pendidikan yang telah

disiapkan di Desa Gerbosari.

Page 117: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

100

F. Aspek Kesehatan

Salah satu program/ kegiatan pemerintah desa berkaitan dengan

kesehatan masyarakat adalah pembangunan jambanisasi, yaitu pembuatan

jamban bagi masyarakat yang tidak atau belum memiliki kamar mandi yang

layak. Kegiatan pembangunan jambanisasi tersebut dilaksanakan untuk

mewujudkan Desa Gerbosari Kawasan Bebas Buang Air Besar Sembarangan.

Desa Gerbosari khususnya di 13 pedukuhan juga telah memperoleh peredikat

Kampung Bebas Asap Rokok/Pedukuhan santun Merokok. Hal tersebut

cerminan dari besarnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan baik untuk

diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Fasilitas lain untuk menunjang

kesehatan adalah dibangunnya Gedung Serba Guna (GSG) Desa yang

bertujuan sebagai tempat olahraga indor yang didesain sedemikian rupa agar

masyarakat tertarik untuk berolahraga dan mengembangkan bakat dalam

bidang keolahragaan yang dimiliki. Senada dengan uraian di atas berkaitan

dengan pos pelayanan terpadu, dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, posyandu Desa Gerbosari bekerja sama dengan Puskesmas

Samigaluh I. Dalam hal ini Pos pelayanan terpadu merupakan fasilitas

kesehatan masyarakat yang aktif memberikan pelayanan penimbangan balita

dan makanan pendamping serta kesehatan lansia. Jumlah Posyandu yang ada

di Desa Gerbosari sebanyak 12 Pos dengan 67 kader aktif. Berikut ini daftar

Posyandu yang ada di Desa Gerbosari :

Page 118: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

101

Tabel.2.12. Daftar Posyandu Desa Gerbosari

No Nama Posyandu Jumlah

Kader

Alamat

1 Posyandu Nusa Indah 5 Sarimulyo, Gerbosari

2 Posyandu Mekar Bakti 5 Kemiriombo, Gerbosari

3 Posyandu Sumber Rejeki 7 Jeruk, Gerbosari

4 Posyandu Mekarsari 5 Pengos A, Gerbosari

5 Posyandu Lestari 5 Pengos B, Gerbosari

6 Posyandu Tunas Harapan 5 Manggis, Gerbosari

7 Posyandu Teratai 5 Ketaon, Gerbosari

8 Posyandu Kuncup 5 Ngroto, Gerbosari

9 Posyandu Harapan 5 Clumprit, Gerbosari

10 Posyandu Lestari 5 Karang, Gerbosari

11 Posyandu Cemara 5 Jetis, Gerbosari

12 Posyandu Melati 5 Jati, Gerbosari

13 Posyandu Anggrek 5 Tlogo, Gerbosari

14 Posyandu Kuncup Mekar 6 Dukuh, Gerbosari

15 Posyandu Sekarwangi 5 Sumbo, Gerbosari

16 Posyandu Anggrek 5 Sendat, Gerbosari

17 Posyandu Menoreh 5 Kayugede, Gerbosari

18 Posyandu Guyub Rukun 6 Menggermalang, Gerbosari

19 Posyandu The 5 Keceme, Gerbosari

Sumber : Data dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Berdasarkan tabel 2.12 di atas, menunjukkan bahwa tersedianya

prasarana posyandu dan kader aktif yang ada di setiap pedukuhan tentunya

sangat menguntungkan masyarakat untuk tidak jauh-jauh dalam mendapatkan

pelayanan penimbangan balita maupun makanan pendamping serta kesehatan

lansia dan lain sebagainya. Hal lain yang juga berkaitan dengan kondisi

pelayanan di setiap pedukuhan wilayah Desa Gerbosari. Dapat dilihat

berdasarkan tabel di atas jumlah kader di setiap pedukuhan sudah cukup

mendukung dalam fungsinya untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Hal ini tentunya terus diperjuangkan oleh masyarakat dan Pemerintah Desa

dalam menyediakan sarana dan prasarana dibidang Kesehatan.

Page 119: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

102

Tabel 2.13. Fasilitas Kesehatan di Desa Gerbosari

No Uraian Fasilitas Kesehatan

1 Puskesmas Ada

2 Posyandu 19

3 Mantri Kesehatan -

4 Bidan Ada

5 Dukun Beranak Ada

6 Poskesdes 1

Sumber : Data dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah fasilitas

kesehatan terbanyak yaitu Posyandu dengan jumlah 19 unit. Hal ini

dimaksudkan bahwa desa Gerbosari tersedia prasarana kesehatan yang relatif

cukup. Keadaan ini tentunya memperlihatkan bahwa kesehatan sangat penting

bagi kehidupan sehari-hari. Untuk itu dengan tersedianya segala prasarana ini

tentunya meminimalisir terjadinya gizi buruk dan angka kematian anak.

G. Aspek Sosial

Sebagai manusia yang hidup di lingkungan masyarakat Desa Gerbosari,

maka terdapat suatu tujuan yang sama yaitu terciptanya hubungan yang

harmonis dan hidup rukun dalam hal yang positif. Tidak dapat dipungkiri

bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai makhluk sosial yang selalu hidup

bermasyarakat (zoon politicon). Keutuhan manusia akan tercapai apabila

manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan

sosial. Sebagai makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya

mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam

beberapa hal tertentu. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan

serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan saling bersosialisasi antara satu sama

Page 120: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

103

lainnya membuat interaksi yang kuat untuk mengenal kepribadian manusia

lain.

Masyarakat di Desa Gerbosari memiliki keunikan dan ciri khas

tersendiri dalam hidup bermasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari keterikatan

hubungan antar sesama, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan

lingkungan sekitar. Terdapat hubungan yang sinergis yang tidak dapat

terpikirkan oleh pemikiran yang rasional seperti adat Keboan yang masih

lestari, yaitu masyarakat mengucap syukur pada Tuhan dengan bersuka-cita

dari budaya yang diwarisakan secara turun-temurun. Keharmonisan

masyarakat ini dapat dilihat saat bulan Suro, masyarakat asing di Desa

Gerbosari mempercayai dan meyakini bahwa adat budaya adalah pengikat

hubungan dan dapat mempersatukan masyarakat.

Selain itu terdapat beberapa hubungan baik di lingkungan masyarakat

dengan adanya wadah aspirasi yang berbentuk organisasi kelembagaan seperti:

LPMD, PKK, Gapoktan, Karang Taruna, RT, RW, Lembaga Adat, Kelompok

Toga, Forum Usaha Perlindungan Masyarakat, Kemudian Kelompok Wanita

Tani (KWT) dan Kelompok Peningkatan Pendapatan keluarga Sejahtera.

H. Aspek Pemerintahan

1. Struktur Pemerintahan Desa

Desa Gerbosari secara administratif berada di bawah Pemerintah

Daerah tingkat II Kulon Progo, dalam menjalankan roda pemerintahan,

Desa Gebosari dipimpin oleh seorang Kepala Desa dibantu Perangkat

Page 121: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

104

Desa yang terdiri dari Sekertaris Desa, Kaur Umum Aparatur Desa dan

Aset, Kaur Perencanaan dan Keuangan, Kasi Pemerintahan, Kasi

Pembangunan dan Pemberdayaan, Kasi Kemasyarakatan serta tiga orang

Staf, dan 19 (sembilan belas) orang Kepala Dukuh. Untuk fungsi

pengawasan dilaksanakan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Pelaksanaan program/kegiatan pemerintahan desa Gerbosari dapat dicapai

dengan baik berkat kerjasama dengan Lembaga-lembaga Desa yang ada,

antara lain Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD),

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, dan

lainnya. Berikut adalah bagan struktur organisasi Pemerintah Desa

Gerbosari :

Page 122: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

105

Gambar 2.2. Struktur Pemerintahan Desa Gerbosari

Sumber : Data dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Kemudian untuk melihat lebih jelas mengenai struktur kepengurusan

Kantor Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo

Yogyakarta akhir tahun anggaran 2018 sebagai berikut :

1. Kepala Desa, dijabat oleh Damar, A.Md. 2015 – 2021, terhitung

tanggal 31 oktober 2015 (masa jabatan 6 tahun)

Page 123: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

106

2. Sekretaris Desa, dijabat oleh Wiwit Triraharjo, S.Si, masa jabatan

sampai dengan umur 60 tahun berakhir pada 3 April 2038

3. Kepala Urusan Umum Aparatur Desa dan Aset, dijabat oleh Caturia

Indriani, A.md, masa jabatan sampai dengan umur 60 tahun berakhir

tanggal 26 Juni 2036

4. Kepala Seksi Pemerintahan, dijabat oleh Saronto, BA, masa jabatan

sampai dengan umur 64 tahun berakhir tanggal 28 September 2025

5. Kepala Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan dijabat oleh Rudi

Hartono, A.Md, masa jabatan sampai dengan umur 60 tahun berakhir

tanggal 20 September 2032.

6. Kepala Seksi Kemasyarakatan, dijabat oleh Ratna Endarni, masa

jabatan sampai dengan umur 60 tahun berakhir tanggal 31 Januari

2042.

7. Kepala urusan perencanaan dan keuangan, dijabat oleh Nurul

Hidayanto S.H, masa jabatan sampai dengan umur 60 tahun berakhir

24 Juli 2047

8. Staf, dijabat oleh Rujianto, masa jabatan sampai dengan umur 60 tahun

berakhir 24 Juli 2047

9. Staf, dijabat oleh Mulyono, masa jabatan sampai dengan umur 64

tahun berakhir tanggal 15 April 2036

10. Staf, dijabat oleh Erni Agustina, masa jabatan sampai dengan umur 60

tahun berakhir tanggal 15 Agustus 2053

Page 124: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

107

11. Dukuh Sarimulyo, dijabat oleh Aris Dwihantara, masa jabatan sampai

dengan umur 60 tahun berakhir tanggal 18 Maret 2043

12. Dukuh Kemiriomb, dijabat oleh Dwi Pandoyo, masa jabatan sampai

dengan umur 60 tahun berakhir tanggal 17 Juni 2038.

13. Dukuh Jeruk, dijabat Sarjono, masa jabatan sampai dengan umur 60

tahun berakhir tanggal 3 oktober 2029

14. Dukuh Manggis, dijabat oleh Ludiyo masa janbatan sampai dengan

umur 60 tahun berakhir tanggal 4 April 2033

15. Dukuh Pengos A, dijabat oleh Darmawan, masa jabatan sampai

dengan umur 60 tahun berakhir tanggal 28 November 2036

16. Dukuh Pengos B, dijabat oleh Djuwali masa jabatan sampai dengan

umur 60 tahun berakhir tanggal 07 April 2021

17. Dukuh Ketaon, dijabat oleh Subar masa jabatan sampai dengan umur

60 tahun berakhir tanggal 11 November 2019

18. Dukuh Ngroto, dijabat oleh Suradi, masa jabatan sampai dengan umur

60 tahun berakhir tanggal 20 Desember 2039

19. Dukuh Clumprit, dijabat oleh Sumingan, masa jabatan sampai dengan

umur 60 tahun berakhir tanggal 20 Juli 2027

20. Dukuh Karang, dijabat oleh Nasrun, masa jabatan sampai dengan umur

60 tahun berakhir tanggal 23 Juli 2029

21. Dukuh Jetis, dijabat oleh Suratiman, masa jabatan sampai dengan

umur 60 tahun berakhir tanggal 12 Maret 2028

Page 125: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

108

22. Dukuh Jati, dijabat oleh Supardal, masa jabatan sampai dengan umur

64 tahun berakhir tanggal 10 Maret 2020

23. Dukuh Tlogo, dijabat oleh Slamet Untoro, masa jabatan sampai

dengan umur 60 tahun berakhir tanggal 28 Januari 2027

24. Dukuh Sumbo, dijabat oleh Surahmat, masa jabatan sampai dengan

umur 60 tahun berakhir tanggal 24 April 2018

25. Dukuh Dukuh, dijabat oleh Bambang Suryanto, masa jabatan sampai

dengan umur 64 tahun berakhir tanggal 4 April 2029

26. Dukuh Sendat, dijabat oleh Sukardi, S.Sos masa jabatan samapai

dengan umur 60 tahun berakhir tanggal 11 Desember

27. Dukuh Kayugede, dijabat oleh Sarjiman, masa jabatan sampai dengan

umur 64 tahun berakhir tanggal 4 April 2022

28. Dukuh Menggermalang, dijabat oleh Nasiyah, masa jabatan sampai

dengan umur 64 tahun berakhir tanggal 7 Juni 2027

29. Dukuh Keceme, dijabat oleh Sutiyah, masa jabatan sampai dengan

umur 60 tahun berakhir tanggal 24 Februari 2020.

2. Visi dan Misi Pemerintah Desa Gerbosari

1. Visi

“Terwujudnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan bersih

guna mewujudkan kehidupan masyarakat Desa Gerbosari yang adil,

makmur dan sejahtera”.

Page 126: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

109

2. Misi

1) Melakukan revolusi mental kinerja perangkat desa guna

meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat

2) Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

selama dunia dan akhirat

3) Menyelenggarakan urusan pemerintahan desa secara terbuka dan

akuntabel

4) Menyelenggarakan pembangunan fisik dan non fisik secara

menyeluruh dan merata

5) Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif,

bereaksi cepat dan siaga dalam segala bidang

6) Meningkatkan sumber daya manusia (revolusi mental) untuk

mencapai kesejahteraan masyarakat lahir batin

7) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berpatisipasi dan

berperan aktif dalam berbagai kegiatan kelembagaan desa serta

dalam pelaksanaan pembangunan

8) Menciptakan kerja sama dan hubungan yang baik antar desa, antar

dinas dan industri terkait dalam berbagai program kegiatan.

3. Implementasi Program Pemerintah Desa

Berdasarkan desain program/kegiatan yang dilaksanakan

setiap tahun anggaran merupakan hasil dari pelaksanaan musyawarah

pedukuhan dan musyawarah desa yang selanjutnya disusun dalam

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa). Peserta Musyawarah

Page 127: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

110

Desa terdiri dari tokoh masyarakat/ lembaga desa, anggota BPD,

Kepala Desa beserta perangkat desanya. Musyawarah desa

dilaksanakan maksimal bulan juni sebelum tahun berjalan (pada tahun

anggaran sebelunya). Materi yang dibahas dalam musyawarah desa

yaitu perencanaan pembangunan desa, dokumen RPJM Desa (review),

RKP Desa yang selanjutnya disusun menjadi peraturan desa tentang

APB Desa. Berikut ini alur penyusunan RKP Desa yang kemudian

menjadi dasar penyusunan APB desa :

Gambar 2.3. Alur Penyusunan APBDesa Gerbosari

Sumber : Data dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa penyusunan RKP Desa

merupakan kelanjutan dari proses penyusunan RPJM Desa, dan

pelaksanaan kegiatannya tetap dijalankan oleh Pokja (Tim) Perencana

Desa yang sama. Beberapa istilah sering dipergunakan untuk tim ini, yaitu

Page 128: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

111

Tim Penyelenggara Musrenbang (TPM) Desa atau Tim Penyusun RKP

Desa. Istilah apa pun yang digunakan, intinya adalah tim yang bertugas

menyelenggarakan dan memandu proses sejak dari persiapan, pelaksanaan

musrenbang sampai paska pelaporan. Materi lain yang dibahas dalam

musyawarah desa yaitu pembentukan program unggulan dan kawasan

wisata desa (prukades) sesuai dengan Peraturan Mentri Desa dan

Pembangunan Daerah tertinggal dan transmigrasi no 19 tahun 2017

tentang prioritas dana desa tahun 2018. Selanjutnya dalam hal

melaksanakan program/ kegiatan Pemerintah Desa yang dilaksanakan oleh

pemerintah desa didampingi oleh mitra kerja yaitu Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). Keseluruhan jumlah anggota BPD yang

ada di Desa Gerbosari adalah 11 orang, dengan struktur organisasi Periode

2014-2019 sebagai berikut:

1) Ketua : Suwando, A.Ma. Pd

2) Wakil Ketua : R Moch Triyadi

3) Sekretaris : Arry Cahyadi

4) Anggota : 1. Sugiyatno

2. Kunanto

3. Saudahono, S.Pd

4. Catur Mardi Widayat

5. Anggro Wiji Sulistyo

6. Isharyanto

7. Tri Wahyuni Suprihatin

8. Margiyanto, S.Pdi

Page 129: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

112

Untuk melaksanakan tugas kegiatan BPD, dalam APBDes Desa

Gerbosari terdapat anggaran untuk kegiatan operasional dan tunjangan

BPD, ruang kerja berikut peralatan dan perlengkapan seperti komputer,

printer, lemari, meja dan kursi sudah tersedia. Dokumen-dokumen yang

dibuat oleh BPD yaitu buku data anggota peraturan Tata Tertib BPD, buku

data keputusan, dan buku data kegiatan. Pada akhir tahun anggaran,

Pemeintah Desa dalam hal ini Kepala Desa Gerbosari melaporkan kegiatan

pelaksanaan Pemerintah Desa yang disusun dalam Laporan Keterangan

Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LKPPD).

Sebagai fasilitator kantor kepala desa dan aparatur desa serta

pelayanan kepada masyarakat, gedung kantor dan aula sudah dibangun

permanen dan merupakan gedung milik desa yang dilengkapi sumber daya

listrik yang stabil dan jaringan internet gratis/ hotspot. Pelayanan pada

masyarakat di dasarkan pada prosedur atau Standar Operasional Prosedur

(SOP) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan desa, disusun beberapa Peraturan Desa

sebagai dasar/ pedoman kerja. Fasilitas lain yang ada di balai desa

gerbosari adalah perpustakaan desa. Meskipun masih berada dalam ruang

yang sederhana, adanya perpustakaan desa merupakan wujud dari

kepedulian pemerintah desa terhadap pendidikan terutama untuk

mendorong minat baca masyarakat.

Setiap kegiatan pelayanan kepada masyarakat maupun pelaksanaan

program/ kegiatan yang telah tertuang dalam APBDesa dicatat dalam buku

Page 130: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

113

administrasi umum, administrasi pembangunan. Berkaitan dengan

APBDesa, pendapatan desa Gerbosari terdiri dari Pendapatan Asli Desa

yang nominal terbesar berasal dari hasil usaha BUMD Binangun Sejahtera

Gerbosari, Pendaptan Transfer, dan Pendapatan lain-lain. Belanja desa

digunakan untuk kegiatan dibidang penyelenggaraan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa.

Laporan yang dibuat atas penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu

lapaoran penyaluran dan realisasi pengunaan Dana Desa (DD), laporan

pertanggungjawaban APBDes dalam bentuk peraturan desa, LKPPD

kepada BPD, LPPD kepada Bupati melalui Camat, pemberitahuan kepada

masyarakat melalui pertemuan pedukuhan/RT.

4. Kinerja Pemerintah Desa

Pelayanan kantor kepada masyarakat dilaksanakan selama lima hari kerja

(Senin-Jumat). Akan tetapi, mengingat kebutuhan masyarakat yang ada,

pemerintah desa siap memberikan pelayanan pada hari libur khususnya

untuk pelayanan surat pengantar, surat keterangan tidak mampu yang

kegunaannya mendesak serta verifikasi pertanahan (pemeriksaan jual beli,

turun waris, hibah tanah). Sebagai wujud tanggung jawab dalam melayani

masyarakat, kehadiran perangkat aparatur desa sudah dicatat dalam daftar

hadir yang juga berfungsi sebagai dokumen evaluasi terhadap kesiapan

dan kesediaan menjalankan kewajiban aparatur desa dalam melayani

masyarakat. Adapun salah satu bagian dari upaya Pemerintah Desa dalam

Page 131: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

114

meningkatkan kualitas perbaikan pelayanan publik di Desa Gerbosari yaitu

dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagaimana sudah

dilaksanakan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) selama

standar jam pelayanan dan sudah diatur dengan keputusan Kepala Desa

Gerbosari No 33 Tahun 2015 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pelayanan di Desa Gerbosari.

5. Keuangan Desa

a. Sumber Pendapatan Desa

Sumber pendapatan desa berasal dari:

a. Pendapatan Asli Desa

b. Dana Alokasi Desa

c. Bantuan Pemerintah Daerah Provinsi

d. Bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten, dan

e. Hibah/ sumbangan pihak ke tiga

Menggali Sumber Pendapatan Asli Desa, dengan cara :

1. Setiap tahun dilakukan peninjauan kembali pelaksanaan

pengelolaan Tanah Kas Desa, system pelaksanaanya diatur dalam

Peraturan Kepala Desa

2. Setiap tahun dilakukan peninjauan kembali pelaksanaan pungutan

Desa, dengan tetap memperhatikan kondisi sosial ekonomi

masyarakat

3. Meningkatkan partisipasi swadaya dan gotong royong masyarakat.

Page 132: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

115

b. Arah Kebijakan Keuangan Desa

1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur

secara rasional dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, dan

Belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran

belanja.

2. Pengambilan keputusan dalam proses penyusunan, penetapan dan

pelaksanaan Anggaran melibatkan partisipasi masyarakat.

3. Dalam rangka percepatan peningkatan ekonomi masyarakat,

penggunaan anggraran digunakan untuk :

a. Belanja Aparatur dan operasional Pemerintah Desa maksimal 30%

(tiga puluh per seratus)

b. Belanja Pemberdayaan Masyarakat minimal 70% (tujuh puluh per

seratus).

6. Lembaga Kemasyarakatan

Untuk Melaksanakan setiap program/kegiatan yang sudah direncanakan

dalam APBDes, pemerintah desa dibantu oleh Lembaga Kemasyarakatan

Desa Gerbosari anatara lain :

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)

2. Pemberdayaan Kesejateraan Keluarga (PKK)

3. Karang Taruna

4. RT dan RW

5. Rintisan Desa Budaya

6. Desa Siaga

Page 133: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

116

7. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

8. Kelompok Wanita Tani (KWT)

9. Ustat ustadzah

10. Koordinator KONI

11. Rois dan Prodiakon

Tabel 2.14. Kelembagaan Desa gerbosari

No Lembaga Tahun

(2016)

Tahun

(2017)

1 Perlindungan Masyarakat Ada Ada

2 RT/RW Ada Ada

3 PKK Ada Ada

4 Gapoktan Ada Ada

5 LPMD Ada Ada

6 Karang Taruna Ada Ada

7 Posyandu Balita Ada Ada

8 Posyandu Lansia Ada Ada

9 Rintisan Desa Budaya Ada Ada

10 Kelompok Toga Ada Ada

11 Ustadz/Ustadzah Ada Ada

12 Kampung Siaga Bencana Ada Ada

13 Pendidikan Usia Dini Ada Ada

14 PIK Remaja Ada Ada

15 Pekerja Sosial Masyarakat Ada Ada

16 Desa Siaga Ada Ada

17 Rois / prodiakon Ada Ada

18 Pokdarwis Ada Ada

Sumber : Data dari Pemerintah Desa Gerbosari: 2018

Berdasarkan data tabel 2.13 di atas dapat disimpulkan jumlah

kelembagaan Desa Gerbosari berdasarkan atas perkembangan tahun yang

sebagaimana dijelaskan dalam tabel, yakni pada tahun 2016 hingga 2017

lembaga Desa Gerbosari tidak mengalami perubahan baik itu menjadi

bertambah maupun berkurang. Dengan demikian melihat jumlah lembaga

yang ada berdasarkan tabel di atas bahwa sebagai manusia yang hidup di

Page 134: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

117

lingkungan masyarakat maka terdapat suatu tujuan yang sama yaitu

terciptanya hubungan yang harmonis dan hidup rukun serta saling bahu

membahu dan membudayakan ciri khas bangsa yaitu gotong royong pada

setiap pelaksanaan program yang sudah di susun sedemikian rupa oleh

Pemerintah Desa Gerbosari dalam upaya meningkatkan perekonomian dan

mutu pelayanan kepada masyarakat.

I. Aspek Kesenian dan Kebudayaan

Desa Gerbosari merupakan salah satu rintisan desa budaya yang ada di

wilayah Kabupaten Kulon Progo. Menyikapi hal tersebut, pemeintah desa

membentuk lembaga “Rintisan Desa Budaya pada tahunn 2014” dan

merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013

berstatus “kantong budaya” Hal ini membantu dalam pembinaan pelestarian

dan pengembangan adat dan budaya yang dimiliki Desa Gerbosari. Sejak

dahulu hingga saat ini Kesenian dan Adat khas yang masih ada dilestarikan

oleh masyarakat di Desa Gerbosari yaitu Kirap dan jamasan pusaka di

Sendang Kawidodaren, tradisi bersih desa, baritan dan wiwitan, sedangkan

budaya keseniannya yaitu Wayang kontemporer, Kethoprak, Jathilan, dan

Gejog Lesung. Adapun Penjelasan dalam hal ini menurut persamaan

pemikiran masyarakat Desa Gerbosari yang dimaksud dengan Kirap dan

jamsan pusaka merupakan adat yang dilakukan pada tanggal 1 Sura didahului

dengan kirab perangkat desa dan warga masyarakat yang dilanjutkan dengan

jamasan pusaka Keraton yaitu Tombak Manggala Murti yang dipayungi

Page 135: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

118

dengan pusaka Songsong Makutho Dewa dengan air Sendang Kawiwodaren,

dan diakhiri dengan perebutan Gunungan dari panen hasil bumi. Bersih desa

merupakan tradisi tahunan yang dilakukan setiap tahun sehabis musim panen

kedua diawali dengan wayang yang pada siang hari mengambil lakon “sri

mulih” dan dilanjutkan wayang kulit semalam suntuk. Sedangkan adat

Wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat sebelum panen

padi dilakukan yang pada dasarnya juga sebagai perwujudan syukur kepada

Tuhan yang telah menyuburkan padi yang telah ditanam oleh masyarakat.

Pelestarian dan pengembangan adat budaya sejak dahulu hingga saat ini

dilaksanakan swadaya oleh masyarakat dan pengajuan Dana Istimewa.

Pada bagian berikutnya berkaitan dengan seni budaya, berkat

kerjasama yang baik antara Dinas Kebudayaan, pendamping desa budaya, dan

Pemerintah Desa Gerbosari, saat ini telah tercipta berbagai tari baru maupun

tari kreasi yang menambah daftar seni dan budaya Desa Gerbosari.

Pementasan berbagai kesenian dalam penyelenggaraan acara pemerintahn desa

maupun masyarakat dilaksanakan sebagai salah satu langkah memperkenalkan

dan melestarikan kesenian yang dimiliki oleh Desa Gerbosari. Adapun

upacara adat yang hingga saat ini masih berlaku di Desa Gerbosari yaitu:

1. Tanggap Warso tahun Jawa setiap tanggal 1 Sura

2. Upacara Kirab dan Jamasan Pusaka Kraton Paringan dalem Sultan

Hamengkubuwono IX Tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Kyai

Makutho Dewo dari tempat Pusaka disimpan, ke sendang Kawidodaren

yang jaraknya menapaki tangga sejauh 1 Km, disetiap tanggal 1 Sura

Page 136: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

119

3. Bersih dusun warga Dusun Keceme setiap bulan agustus

4. Saparan setiap bulan Sapar.

J. Aspek Teknologi Informasi

Sarana komunikasi sangat penting dalam melakukan interaksi kepada

sesama. Selain itu sarana komunikasi memudahkan masyarakat untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Untuk itu di Desa Gerbosari dalam

pelaksanaan tugas, setiap ruangan Kasi dan Kaur sudah dilengkapi dengan

komputer dan laptop. Jaringan internet juga tersedia sebagai fasilitas tambahan

yang digunakan salah satunya untuk berbagi data (sharing) antar Kasi dan

Kaur sehingga memudahkan pekerjaan dan pelayanan kepada masyarakat.

Internet juga dapat digunakan oleh masyarakat umum saat berkunjung ke

Balai Desa. Adapun jenis WI-Fi yang telah dipasang di Sekitar balai Desa

dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 137: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

120

Gambar 2.4

WI-Fi Umum Desa Gerbosari

Sumber: Data primer peneliti dilapangan, 2018

Adapun tahapan yang perlu diperhatikan ketika mengaktifkan WI-Fi

langkah awal pada pengaturan koneksi handphone atau laptop, akan muncul

network connection, kemudian masyarakat umum dapat memilih WI-Fi

Umum Gerbosari dengan username “desa gerbosari” dan password “tidak ada”.

Sebagai langkah pemanfaatan teknologi informasi terutama internet, Desa

Gerbosari memiliki website desa, yaitu www.gerbosari.com yang memuat

berita-berita dan informasi terkini berkaitan dengan Desa Gerbosari. Selain itu

mengenai pengelolaan desa saat ini sudah menggunakan Siskeudes sehingga

untuk perencanaan pengelolaan pelaksanaan dan pelaporan kita sudah berbasis

Siskeudes.

Page 138: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

121

K. Menilik Program “Bela Beli Kulon Progo”

a. Sejarah Singkat Pembentukan Program Bela Beli Kulon Progo

Program Bela Beli Kulon Progo merupakan sebuah program yang

pada awalnya terinspirasi dari program “Beli Indonesia” yang digagas oleh

Ir.Heppy Trenggono. Beli Indonesia adalah sebuah gerakan yang

dipelopori oleh para pengusaha dan ulama untuk cinta terhadap negeri

sendiri dengan cara membeli produk buatan Indonesia. Gerakan inilah

yang memberikan inspirasi kepada dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) untuk

membawa semangat gerakan “Beli Indonesia” ke wilayah Kulon Progo.

Awal pertemuan Hasto Wardoyo dengan Ir. Heppy Trenggono terjadi pada

tahun 2012. Pada saat itu, Ir. Heppy Trenggono mendatangi Hasto

Wardoyo yang baru saja dilantik menjadi Bupati Kulon Progo. Kemudian

setelah pemaparan ide oleh Ir. Heppy Trenggono tersebut, Hasto Wardoyo

tertarik untuk menerapkan semangat gerakan Beli Indonesia di Kabupaten

Kulon Progo. Ketertarikan tersebut dikarenakan ide gerakan Beli

Indonesia selaras dengan visi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang

tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016, yaitu

“Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi,

adil, aman, dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa”.

Untuk mendalami lebih lanjut tentang program “Beli Indonesia”

yang seyogianya selaras dengan visi Pemerintah daerah Kulon Progo

tersebut, Hasto Wardoyo kemudian mengadakan diskusi dengan jajaran

stafnya, adapun gambaran singkat dari hasil rapat diketahui bahwa

Page 139: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

122

Kabupaten Kulon Progo bukanlah kabupaten miskin sumber daya. Banyak

sumber daya yang dapat digunakan untuk menunjang kabupaten tersebut

memproduksi produknya sendiri dan menjualnya untuk dikonsumsi oleh

masyarakat Kulon Progo. Untuk lebih lanjut Hasto Wardoyo juga

berpendapat bahwa apabila ingin mewujudkan kabupaten yang mandiri,

maka kabupaten itu harus dapat memproduksi dan menjual produk

buatannya sendiri, serta dikonsumsi oleh masyarakat kabupaten itu sendiri.

Oleh sebab itu, Hasto Wardoyo tertarik menerapkan ide gerakan Beli

Indonesia untuk Kabupaten Kulon Progo.

Sejalan dengan tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Kulon

Progo, dilihat dari angka kemiskinan Kabupaten Kulon Progo dimana pada

tahun 2011 menurut data Bappeda Kulon Progo persentase kemiskinan

sebesar 23,32% dan ini merupakan persentase kemiskinan tertinggi di

Daerah Istimewa Yogyakarta dibandingkan dengan kabupaten lainnya.

Dengan demikian hal ini menjadi komitmen Pemerintah Daerah dalam

semangat yang dijunjung melalui tujuan awal gerakan Bela Beli Kulon

Progo dimaksudkan untuk pengentasan kemiskinan di Kulon Progo, dan

menjaga perputaran uang agar tidak banyak keluar daerah, sehingga dapat

digunakan untuk pembangunan di Kulon Progo. Akan tetapi, gerakan

tersebut dimodifikasi menjadi gerakan “Bela Beli Kulon Progo”.

Penambahan kata “Bela” mempunyai filosofi agar masyarakat tidak hanya

akan membeli produk saja, namun harus ada patriotismenya yaitu

Page 140: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

123

pembelaan dalam bidang ekonomi terhadap daerah tempat tinggalnya

dengan membeli produk lokal.

Lebih lanjut pada bagian berikutnya terkait dengan konsep “Beli”

pada “Beli Kulon Progo” memiliki arti yang sama dengan konsep “Beli”

pada “Beli Indonesia”, yaitu membeli semua produk-produk hasil produksi

masyarakat Kulon Progo untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Penambahan kata “Bela” mempunyai arti nasionalisme dan patriotisme.

Hasto Wardoyo tidak hanya menginginkan masyarakat untuk membeli-beli

saja produk hasil masyarakat Kulon Progo, tanpa ada rasa cinta dan

bangga terhadap produk tersebut. Selain itu, dari pemilihan nama “Bela

Beli Kulon Progo” diharapkan membuat masyarakat tertarik untuk

mengetahui program tersebut dan memudahkan masyarakat untuk

mengingatnya dikarenakan pemilihan nama “Bela Beli” tidak hanya

mempertimbangkan kesesuaian tujuan tetapi juga memperhatikan unsur

estetis tidak hanya asal pilih nama. Pada awalnya nama program tersebut

“Beli Kulon Progo” dikarenakan program ini terinspirasi dari “Gerakan

Beli Indonesia”. Akan tetapi, Bupati Hasto Wardoyo menginginkan

masyarakatnya tidak hanya membeli produk saja tetapi harus ada rasa

cinta dan bangga, sehingga dipilihlah kata “Bela” dan diletakkan didepan

kata “Beli” dikarenakan sesuai dengan urutan huruf vokal „a‟ pada Bel‟a‟

lebih mendahului kata „i‟ pada kata Bel‟i‟ dan membuat pengucapannya

lebih nyaman diucapkan dan nyaman untuk didengar.

Page 141: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

124

b. Tahap-Tahap Perumusan Program Bela Beli Kulon Progo

Kebijakan program “Bela Beli Kulon Progo” merupakan kebijakan yang

melewati tahapan sebelum pada akhirnya disetujui dan dijadikan sebuah

program pemerintah. Tahapan-tahapan ini dilakukan dengan tujuan agar

program tersebut dapat diimplementasikan secara riil dan sesuai dengan

karakteristik wilayah, serta agar sesuai dengan visi/misi dan tujuan yang

ingin dicapai. Adapun tahap-tahap perumusan program “Bela Beli Kulon

Progo” sebagai berikut :

1) Diskusi

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubawana X atas nama

Presiden RI melantik dan mengambil sumpah dr. Hasto Wardoyo,

Sp.OG(K) dan Drs. H. Sutedjo pada Rabu, 24 Agustus 2011 di Gedung

DPRD Kulon Progo. Pelantikan dan pengambilan sumpah tersebut

menandai resminya Hasto Wardoyo dan Sutedjo sebagai Bupati dan

Wakil Bupati Kulon Progo periode 2011-2016. Setelah pelantikan

tersebut, Hasto Wardoyo dan Tedjo beserta jajaran SKPD Kabupaten

Kulon Progo, yaitu DPRD Kulon Progo, Bagian Kesra, Bappeda,

Dinas Koperasi dan UMKM, Bagian Perekonomian, Bagian Umum,

Bagian Humas dan TI Kulon Progo, PPID, dan lain sebagainya

melakukan rapat untuk membahas mengenai Kabupaten Kulon Progo

untuk 5 tahun kedepan. Visi yang disepakati adalah menjadikan

Kabupaten Kulon Progo menjadi Kabupaten yang sehat, mandiri,

berprestasi, adil, aman, dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa.

Page 142: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

125

Selanjutnya, diadakan diskusi untuk membahas mengenai

masalah yang sedang dialami di Kabupaten Kulon Progo. Salah satu

poin penting dalam diskusi adalah mengenai masalah kemiskinan.

Kemiskinan di Kulon Progo merupakan tingkat kemiskinan paling

tinggi diantara kabupaten-kabupaten lain di Daerah Istimewa

Yogyakarta menurut data BPS DIY tahun 2011. Hal tersebut menjadi

masalah tersendiri bagi Kulon Progo dikarenakan salah satu visi

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat ini dapat dicapai

apabila masyarakatnya makmur dalam bidang ekonomi yangmana

seharusnya tingkat kemiskinan sangat kecil. Selain itu, pada tahun

2015 masyarakat indonesia akan dihadapi oleh kebijakan MEA

(Masyarakat Ekonomi ASEAN). Apabila Kebijakan MEA ini telah

resmi diberlakukan, maka semua produk asing dari negara-negara

anggota ASEAN akan dengan mudah masuk ke Indonesia.

Hal tersebut tentu akan berakibat pada produk-produk lokal

yang akan bersaing ketat dengan produk asing. Produk-produk asing

selama ini dikenal memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan harga.

Mereka mampu menjual produknya dengan harga murah, namun

kualitas yang tidak murahan. Di sisi lain, apabila pemerintah tidak

bertindak, maka bisa saja produk-produk lokal akan kalah bersaing.

Hal ini dapat berimbas terhadap keberlangsungan industri dalam negeri,

tak terkecuali industri di Kulon Progo. Sebab jika industri tersebut

Page 143: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

126

gulung tikar, maka dapat dipastikan akan banyak pengangguran. Hal

ini tentu berbanding terbalik dengan visi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana telah diulas dimuka, bahwa

dalam diskusi pada waktu itu juga dibahas mengenai potensi-potensi

yang dimiliki oleh Kulon Progo. Melalui diskusi itu diperolehlah

kesimpulan bahwa sebenarnya Kulon Progo bukanlah kabupaten yang

miskin akan sumber daya, baik sumber daya alamnya maupun sumber

daya manusianya. Dengan demikian, apabila pemerintah serius dalam

menangani hal ini dan memberikan bantuan baik dalam bentuk

pelatihan maupun regulasi kebijakan, maka Kulon Progo dapat bangkit

melalui produk-produknya.

2) Merumuskan Ideologi Bela Beli

Pada tahun 2012, Ketua gerakan Beli Indonesia Ir.Heppy

Trenggono mendatangi Bupati Kulon Progo terpilih dr. Hasto

Wardoyo, Sp.OG(K) di Kantor Bupati Kulon Progo. Dalam pertemuan

tersebut, Ir. Heppy Trenggono memaparkan mengenai ide gerakan

yang digagasnya, Beli Indonesia. Heppy Trenggono menjelaskan

bahwa apabila ingin membuat kemajuan di suatu daerah, maka

diperlukannya suatu program yang pro-daerah tersebut. Program yang

menjamin uang masyarakat daerah tidak mengalir ke luar, sehingga

uang tersebut dapat dialirkan untuk pembangunan daerah itu sendiri.

Salah satu hal yang dapat mendukung ide tersebut yaitu dengan

membuat suatu program yang mendukung produk-produk lokal untuk

Page 144: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

127

diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat itu sendiri. Dengan kata

lain, mendukung daerahnya dengan membeli produk hasil daerah itu

sendiri.

Setelah pemaparan ide oleh Ir. Heppy Trenggono tersebut,

Hasto Wardoyo tertarik untuk menerapkan semangat gerakan Beli

Indonesia di Kabupaten Kulon Progo. Ketertarikan tersebut

dikarenakan ide gerakan Beli Indonesia selaras dengan visi Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten

Kulon Progo tahun 2011-2016, yaitu “Terwujudnya Kabupaten Kulon

Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman, dan sejahtera

berdasarkan iman dan taqwa”. Hasto Wardoyo berpendapat bahwa

apabila ingin mewujudkan kabupaten yang mandiri, maka kabupaten

itu harus dapat memproduksi dan menjual produk buatannya sendiri,

serta dikonsumsi oleh masyarakat kabupaten itu sendiri. Selain itu,

setelah melalui diskusi dengan jajaran stafnya diketahui bahwa

Kabupaten Kulon Progo bukanlah kabupaten miskin sumber daya.

Banyak sumber daya yang dapat digunakan untuk menunjang

kabupaten tersebut memproduksi produknya sendiri dan menjualnya

untuk dikonsumsi oleh masyarakat Kulon Progo. Oleh sebab itu, Hasto

Wardoyo tertarik menerapkan ide gerakan Beli Indonesia untuk

Kabupaten Kulon Progo.

Page 145: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

128

3) Terbentuk kebijakan program Bela Beli Kulon Progo

Setelah melewati dua tahap sebelumnya, terbentuklah kebijakan

program “Bela Beli Kulon Progo”. Program “Bela Beli Kulon Progo”

merupakan semangat Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan

menggaungkan semboyan “Membela dengan Cara Membeli”, yaitu

apabila ingin membela Kulon Progo, maka belilah produk lokal hasil

Kulon Progo. Program ini juga mempunyai tujuan untuk menjaga

perputaran uang agar mayoritas uang tersebut beredar di Kulon Progo,

sehingga uang tersebut dapat digunakan untuk kepentingan

pembangunan Kulon Progo demi kesejahteraan masyarakat. Pada

program “Bela Beli Kulon Progo” juga memiliki semangat

nasionalisme dan patriotisme untuk menghimbau masyarakat agar

berjuang membela daerahnya.

Apabila pada jaman penjajahan, masyarakat berjuang membela

negara dengan mengangkat senjata, maka pada program tersebut

masyarakat diajak untuk berjuang membela dengan membeli produk

lokal agar perputaran uang beredar didaerahnya, sehingga dapat

digunakan untuk kemajuan daerah dan membebaskan daerahnya dari

belenggu kemiskinan. Dengan demikian setelah menjalani tahapan

proses yang cukup panjang akhirnya Program “Bela Beli Kulon

Progo” resmi diikrarkan pada 25 Maret 2013 di Alun-Alun Wates,

Kulon Progo. Ikrar ini dihadiri oleh Bupati Kulon Progo, Wakil Bupati

dan jajaran Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Kepala Desa,

Page 146: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

129

perwakilan kelompok masyarakat, dan ribuan masyarakat Kulon Progo

yang mengenakan batik “gebleg renteng”, serta didukung oleh

Indonesia Islamic Business Forum (IIBF). Ikrar ini menandakan

program “Bela Beli Kulon Progo” resmi dijalankan oleh Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo bersama masyarakat Kulon Progo.

c. Cakupan Bela Beli Kulon Progo

Program Bela Beli Kulon Progo ini sesungguhnya merupakan konsep

aplikatif untuk menumbuh-kembangkan aktivitas perekonomian

masyarakat Kulon Progo menuju tatanan perekonomian rakyat yang

memiliki bobot kemandirian. Selain itu gerakan untuk membeli dengan

cara membeli produk-produk lokal yang dipunyai di wilayah barat

Provinsi DIY memiliki beberapa cakupan sebagai berikut :

1. Bela Kulon Progo merupakan semangat pembelaan yang ditunjukkan

oleh seluruh komponen masyarakat, tokoh dan pemerintah Kabupaten

Kulon Progo terhadap kepentingan untuk menumbuhkan

perekonomian Kulon Progo secara konkret dalam sikap sehari-hari.

2. Beli Kulon Progo artinya masyarakat Kulon Progo berkomitmen untuk

memprioritaskan pemenuhan kebutuhannya dengan membeli produk-

produk dari Kulon Progo sendiri sebelum yang lainnya.

3. Beli Kulon Progo artinya adalah menjadikan potensi pasar Kulon

Progo untuk kepentingan industri dan perekonomian masyarakat

Kulon Progo.

Page 147: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

130

4. Beli Kulon Progo adalah karakter unggul yang menggambarkan

kecerdasan ekonomi dan kecerdasan sosial masyarakat Kulon Progo.

5. Semangat Bela-Beli Kulon Progo merupakan semangat untuk

membebaskan masyarakat Kulon Progo dari kaum kapitalis.

6. Dicanangkannya gerakan “Bela dan Beli Kulon Progo” yang lebih

mencintai dan membeli produk lokal yang diproduksi masyarakat

Kulon Progo akan meningkatkan pendapatan masyarakat serta

menimbulkan multiplier effect (efek berganda) terhadap perekonomian

wilayah.

7. Bela Beli Kulon Progo merupakan sebuah gerakan untuk membel dan

membeli produk lokal melalui gelora idiologi untuk mencintai dan

menggunakan produk sendiri.

Dengan berpedoman dari berbagai pendapat di atas, dalam penelitian dan

penulisan ini disimnpulakan bahwa gerakan Beli Kulon Progo dapat

menciptakan iklim pasar yang cukup signifikan, mengalami trend positif

baik dari volume produksi maupun omset. Dengan demikian Bela Beli

Kulon progo mengalami kecenderungan mempengaruhi tingkat

pertumbuhan ekonomi daerah dan tidak berkorelasi langsung dengan laju

inflasi daerah. Hal ini karena inflasi daerah tidak bisa diciptakan oleh

suatu daerah tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor baik lokal, regional dan

nasional maupun global. Selanjutnya, untuk mendalami labih jauh tentang

dampak positif dari eksistensi program Bela Beli Kulon Progo terhadap

Page 148: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

131

perekonomian masyarakat, dapat dilihat dari indikator pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Kulon Progo pada gambar berikut ini :

Gambar 2.5. PDRB Kabupaten Kulon Progo

Sumber : Data dari BPS Kabupaten Kulon Progo

Dari gambar 3.1, di atas menunjukkan, bahwa angka perkiraan sementara

pertumbuhan ekonomi Kulon Progo atas dasar harga konstan tahun 2000

untuk 2014 dalam proses penghitungan dan rekonsiliasi.

Page 149: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

132

Gambar 2.6. Laju Inflasi Kabupaten Kulon Progo

Sumber : Data dari Kabupaten Kulon Progo

Gambar di atas menunjukkan, bahwa laju inflasi Kulon Progo pada tahun

2012 sampai 2014 meningkat hingga 2,52persen kemudian gini dari 2013

yang semula berada pada angka 5,18 pesen berubah menjadi6,19 pesen

pada tahun 2014.

Page 150: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

133

Gambar 2.7. Distribusi Penyumbang Inflasi Kabupaten Kulon Progo

Sumber: Data dari Kabupaten Kulon Progo

Dari Gambar 3.3, di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 sampai

tahun 2014 rata-rata semua komponen penyumbang inflasi naik kecuali

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Page 151: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

134

d. Implementasi Program Bela Beli Kulon Progo

Implementasi atau pelaksanaan dalam program “Bela Beli Kulon

Progo” ini diawali dengan beberapa langkah kegiatan yang sederhana,

mudah, dapat segera dikerjakan, dan terjangkau oleh masyarakat. Langkah

tersebut antara lain :

1) Memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

Nama yang digunakan sebagai merek air kemasan ini adalah

AirKU atau Air Kulon Progo. Merek AirKU ini juga bisa diartikan

“Air saya bukan air asing”. Tujuan dari produksi air ini adalah untuk

meningkatkan pendapatan daerah. Hasil dari pendapatan daerah ini

akan digunakan untuk menjalankan program yang lain dalam rangka

mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo. Air kemasan

“AirKU” diproduksi oleh PDAM Tirta Binangun yang beralamat di

Hargowilis, Kokap, Kulon Progo 55653. AirKU lolos sertifikasi SNI:

01-3553-2006, standar mutu ISO 9001:2008, dan izin edar dari BPOM

Nomor: MD 265212061006. Kapasitas produksi per jam sebanyak 40

karton dengan spesifikasi gelas/cup 240 ml dengan rata-rata produksi

per hari sebanyak 320 karton. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

meluncurkan air mineral dalam kemasan merek “AirKU” bertepatan

dengan peringatan HUT Kabupaten Kulon Progo ke-62 pada tanggal

15 Oktober 2013 di Alun-Alun Wates, diresmikan oleh Gubernur DIY,

Sri Sultan Hamengkubawono X.

Page 152: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

135

Gambar 2.8. Air Kemasan “AirKU”

Sumber: Data dari Disperindag Kabupaten Kulo Progo

Kebijakan ini dilatarbelakangi keadaan Kabupaten Kulon

Progo sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam berupa mata

air yang cukup banyak dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan air

minum siap konsumsi. Dengan latar belakang tersebut serta dalam

rangka untuk mewujudkan “Madhep Mantep Ngombe Banyune

Dhewe”, maka pemerintah berusaha untuk membuat air minum siap

konsumsi dalam kemasan agar praktis. Sebagai motor penggerak

adalah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo. PNS diwajibkan menggunakan air kemasan

“AirKU” sebagai merek air minum kemasan yang digunakan baik

untuk sehari-hari, rapat-rapat, dan acara-acara di lingkungan

pemerintahan. Pada tahun 2013, permintaan terhadap “AirKU” sekitar

2.000 dos per bulan dan meningkat pada tahun 2015 sebesar 10.000

dos per bulan. Akan tetapi, PDAM Tirta Binangun baru bisa

Page 153: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

136

memproduksi sebesar 3.00 sampai 4.000 dos per bulan, sehingga

PDAM Tirta Binangun ini akan menambah alat produksi AirKU dan

dapat meningkatkan kapasitas sebesar 6.000 dos lagi. Saat ini tercatat

jumlah pelanggan AirKU sebanyak 22.800 pelanggan dan pada tahun

2017 ditargetkan pelanggan baru sebesar 2.735 sambungan, serta target

di tahun 2019 jumlah pelanggan dapat mencapai 30.000 sambungan

terpasang.

2) Menggunakan Beras Daerah (Rasda)

Kebijakan ini didasari pada pengamatan Bupati Kulon Progo,

Hasto Wardoyo bahwa produksi padi di Kulon Progo cukup besar.

Tercatat produksi padi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2013

mencapai 112.007 ton atau setara produksi beras 72.837 ton.

Sedangkan, konsumsi beras rata-rata sebesar 38.805 ton, sehingga

surplus 34.032 ton (data dari Bappeda Kulon Progo). Berdasarkan data

tersebut, Bupati berinisiatif untuk mensuplai program beras miskin

(raskin) menggunakan beras lokal Kulon Progo atau yang sering

disebut sebagai Beras Daerah (Rasda). Tahap awal yang dilakukan

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah menjalin kerjasama dengan

Bulog Divre Yogyakarta sebagai pengelola Raskin.

Kerjasama ini dalam bentuk MoU antara Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo dengan Perum Bulog Divre DIY yaitu MoU

No. 501/7496 dan MoU-01/12000/XII/2013 tanggal 30 Desember

2013. Dalam kerjasama MoU tersebut dinyatakan bahwa Gapoktan

Page 154: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

137

Kulon Progo sebagai supplier (penyedia) raskin untuk kawasan Kulon

Progo. Hasilnya mulai tahun 2014 telah dilakukan penyaluran Rasda

(Beras Daerah) ke Bulog yang didistribusikan ke keluarga miskin yaitu

sebesar 1.290 ton, meningkat pada tahun 2015 sebesar 4.176 ton dan

pada tahun 2016 diharapkan akan mencukupi kebutuhan pasokan beras

untuk keluarga miskin sebesar 7.740 ton.

Gambar 2.9. Peninjauan Beras Rasda oleh Bupati Kulon Progo di

Gudang Bulog Wates

Sumber: Portal Pemkab Kulon Progo

3) Kewajiban Membeli Beras “SEHAT” bagi PNS

Langkah selanjutnya adalah mewajibkan setiap PNS di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk membeli

beras hasil produksi petani melalui Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) sebanyak 10 kg perbulan. Kebijakan ini tertuang dalam

Surat Edaran Bupati Kulon Progo No. 500/3483 tanggal 2

Page 155: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

138

Desember 2011 tentang Himbauan Program Beras Untuk Pegawai

Negeri Sipil. Berdasarkan Surat Edaran Bupati tersebut, seluruh

PNS Kabupaten Kulon Progo dihimbau untuk dapat membeli beras

“SEHAT” Kulon Progo minimal 10 kg/orang setiap bulan. 100 Di

Kulon Progo tercatat ada 8.000 PNS, sehingga target setiap

bulannya beras tersebut dapat terjual sekitar 80.000 kg perbulannya

(pendapatan sebesar Rp 693 juta setiap bulan atau Rp 8,316 miliar

setiap tahunnya).

Hal ini tentu saja meningkatkan kesejahteraan dari para

petani di Kabupaten Kulon Progo. Hal ini juga telah memicu

kelompok tani tersebut atau Gapoktan untuk mengemasi produk

beras mereka lebih baik dan menarik, serta telah berani

mencantumkan tulisan produksi Gapoktan Kulon Progo, sekaligus

menciptakan pasar beras tersendiri di lingkungan para petani Kulon

Progo dan secara tidak langsung telah menciptakan sistem untuk

mencintai produk beras lokal asli daerah Kabupaten Kulon Progo.

4) Batik Gebleg Renteng

Demi mewujudkan semangat “Madhep Mantep Nganggo

Klambine Dhewe” (siap dan mantap menggunakan pakaian yang

diproduksi sendiri), Bupati Kulon Progo mengeluarkan Surat

Edaran Bupati pada tanggal 2 Juli 2012 dengan No. 025/2171

tentang Penggunaan pakaian batik motif “Gebleg Renteng”.

Berdasarkan surat edaran tersebut, maka seragam Pegawai Negeri

Page 156: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

139

Sipil, Kepala Desa, Perangkat Desa, Karyawan 101 Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD), dan seluruh siswa/siswi dari Tingkat

Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas di lingkungan Kabupaten Kulon Progo wajib memakai

seragam motif “Gebleg Renteng”. Jumlah pelajar di Kabupaten

Kulon Progo sekitar 80.000 siswa ditambah 8.000 PNS dan 10.000

perangkat desa seluruh Kabupaten Kulon Progo. Atas kebijakan

tersebut, berhasil mendongkrak sentra industri batik di Kulon

Progo dari semula hanya 2 sentra industri batik menjadi 50 sentra

industri batik dan seribu pengrajin yang awalnya bekerja di

Yogyakarta kini memilih bekerja di Kulon Progo. Batik “Gebleg

Renteng” bahkan telah menjelma menjadi ikon Kabupaten Kulon

Progo. Selain itu, batik ini juga sudah dilindungi hak ciptanya.

Gambar 2.10. Motif “Gebleg Renteng” pada Kain Batik

Sumber: Data dari Disperindag Kabupaten Kulon Progo

Page 157: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

140

Batik motif “Gebleg Renteng” ini merupakan pemenang

lomba desain motif batik yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo.

Pengumuman pemenang lomba ini pada tanggal 6 Mei 2012 dan

diluncurkan pada Festival Kesenian Rakyat di Desa Banjarsari,

Kompleks Boro Asri Menoreh pada tanggal 25 Mei 2012. Motif

batik pemenang lomba yang selanjutnya dikenal dengan nama

“Gebleg Renteng” adalah hasil karya pelajar SMA bernama Ales

Candra Wibawa, warga Pedukuhan Dlaban, Kecamatan Sentolo,

Kulon Progo. motif “Gebleg Renteng” sebagai batik khas Kulon

Progo bukan berarti dipilih secara acak saja. Akan tetapi, dalam

motif “Gebleg Renteng” tersebut terdapat makna-makna yang

melambangkan Kabupaten Kulon Progo. Motif yang sudah

menjadi ikon Kulon Progo tersebut terdiri dari gambar “gebleg”

sebagai motif utama dan berbagai simbol yang menunjukkan

kekayaan alam dan kondisi Kabupaten Kulon Progo. Makna yang

terkandung dalam motif batik “Gebleg Renteng” sebagai berikut :

a. “Gebleg” dijadikan motif utama karena merupakan makanan

asli khas Kulon Progo. Gebleg sendiri adalah camilan khas

Kulon Progo yang terbuat dari tepung tapioka. Camilan ini

menggunakan bumbu bawang putih, garam, tepung tapioka

yang dipilin dan dibentuk menyerupai angka delapan lalu

digoreng sampai mengembang. Gebleg biasanya disantap

Page 158: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

141

dengan tempe yang terbuat dari kacang benguk dan disajikan

dari sore hingga malam hari

b. Di antara motif gebleg tersebut, ditorehkan lambang Binangun

yang digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar,

memiliki makna bahwa Kulon progo merupakan daerah yang

sebentar lagi akan mekar menjadi permata indah dari pulau

jawa

c. Di sampingnya terdapat motif buah manggis yang merupakan

flora khas Kulon Progo

d. Ketiga motif tersebut dibuat dengan pola naik turun sebagai

lambang bahwa kenampakan alam di Kulon Progo yang sangat

bervariasi, mulai dari pegunungan, dataran tinggi, dataran

rendah hingga pantai

e. Pada bagian kain bawah, motif binangun sedikit dimodifikasi

dengan menambahkan hiasan yang menyerupai sayap,

melambangkan bahwa sebentar lagi di Kabupaten Kulon Progo

akan dibangun Bandar Udara yang diharapkan mampu

meningkatkan kemajuan masyarakat Kulon Progo

f. Gambar burung kacer yang terbang ke atas, sebagaimana

diketahui bahwa burung kacer merupakan salah satu fauna

identitas Kulon Progo.

Page 159: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

142

5) Pendirian Tomira (Toko Milik Rakyat)

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengeluarkan

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2011 yang mengatur

mengenai perlindungan pasar tradisional serta penataan pusat

perbelanjaan dan toko modern. Dalam pasal 14 huruf C disebutkan,

“Toko Modern yang berstatus waralaba dan/atau berstatus cabang

tidak boleh berjarak kurang dari 1.000 meter (seribu meter) dengan

Pasar Tradisional”. Konsekuensi dari peraturan tersebut adalah

semua minimarket modern dengan jarak kurang dari 1.000 meter

harus menentukan pilihan, yaitu tak diperpanjang izin (tutup) atau

pengambilalihan oleh Koperasi (take over). Salah satu minimarket

yang memilih untuk take over yaitu Alfamart. Tujuan kebijakan

ini untuk memberdayakan perekonomian masyarakat yang bersifat

kemitraan dengan Koperasi maupun Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM), sehingga dapat menjadi minimarketnya

rakyat Kulon Progo.

Wujud nyatanya dengan membangun program Toko Milik

Rakyat (ToMiRa). Hal ini juga disepakati melalui

penandatanganan Nota Kesepahaman antara pengelola Alfamart,

yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dengan Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo pada hari Senin, 1 September 2014 untuk

bekerjasama mengembangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat

bersifat kemitraan dengan koperasi dan UMKM melalui program

Page 160: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

143

TOMIRA (Toko Milik Rakyat). Semua produk hasil masyarakat

Kulon Progo wajib untuk diperjualbelikan di Tomira. Pada

prinsipnya hanya produk yang tidak dimiliki atau dihasilkan Kulon

Progo yang boleh didatangkan dari luar Kulon Progo. Produk lokal

tersebut antara lain :

Tabel 2.15. Daftar Produk Lokal Kulon Progo yang Berhasil

Masuk Tomira

No Produk No Produk

1 Ikan Krispi Mina Rasa 11 Emping Garut

2 Kripik Belut 12 Kopi Moka

3 Abon cabe nyoss 13 Kopi Jahe

4 Stik Buah 14 Teh tabur Hitam

5 Criping pisang rohana 15 Kopi Moka Menoreh

6 Gula Kristal Sari Nila 16 Kecap Benguk

7 Sari Nila Jahe Box 17 Slondok Kalibawang

8 Sari Nila jahe Kaleng 18 Jamur Tiram

9 Kripik Pegagan 19 Rengginang

10 Peyek Menoreh 20 Enting-enting Jahe

Sumber: www.kulonprogokab.go.id

Page 161: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

144

Gambar 2.11. Produk Lokal Kulon Progo di ToMiRa Gerbosari

Sumber: Data primer peneliti dilapangan

Tomira mendukung program penanggulangan kemiskinan

di Kabupaten Kulon Progo dalam bentuk penyisihan laba untuk

kegiatan pendampingan UMKM danmpendampingan sosial

masyarakat, meliputi bedah rumah, beasiswa bagi siswa yang tidak

mampu, dan kegiatan sosial lainnya. Kemitraan ini merupakan

bentuk implementasi UU No. 20 tentang UMKM, pasal 25 No. 1

mengenai Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan

Masyarakat memfasilitasi, mendukung, dan menstimulasi kegiatan

kemitraan yang saling membutuhkan, mempercayai, memperkuat,

dan menguntungkan. Saat ini Tomira hasil kerjasama dengan

Alfamart sudah ada 7 Tomira, yaitu :

a. ToMiRa Bendungan, dikelola KSU BMT Giri Makmur

b. ToMiRa Jombokan, dikelola KSU BIMA

Page 162: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

145

c. ToMiRa Dekso, dikelola Kopaneka

d. ToMiRa Proliman, dikelola KPN Sumber Rejeki

e. ToMiRa Josuto Wates, dikelola KSU Mitra Prima Daya

f. ToMiRa Temon, dikelola KSU Trijata

g. ToMiRa Galur, dikelola KSU Legowo

Pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

berencana untuk menambah cabang ToMiRa menjadi 14 cabang

baru. Saat ini, Pemerintah telah mengakuisisi 14 unit toko

berjejaring, akan tetapi yang sudah menjadi ToMiRa baru 7 cabang.

Selain itu, kedepannya semakin banyak produk-produk hasil

produksi masyarakat Kulon Progo yang dapat diperjualbelikan di

ToMiRa setelah lulus uji persyaratan, seperti bahan baku, jumlah

produksi, dan kemasan produk, serta sertifikat izin pangan industri

rumah tangga (PIRT).

Gambar 2.12. Desain Bangunan Tomira di Desa Gerbosari

Sumber: Data primer peneliti dilapangan

Page 163: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

146

Adapun implementasi dalam program atau gerakan “Bela Beli

Kulon Progo” dapat dilihat dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

Tabel 2.16. Implementasi Program Bela Beli Kulon Progo

No Program Regulasi Kebijakan Keterangan

1 Memproduksi

Air Minum

Dalam Kemasan

(AMDK) dengan

merek “AirKU”

- Sertifikasi SNI: 01-

3553-2006 - Standar mutu

ISO 9001:2008 - Izin edar

dari BPOM No. MD

265212061006

- Sebagai implementasi dari

slogan “Madhep Mantep

Ngombe Banyune Dhewe”

2 Menggunakan

Beras Daerah

(Rasda)

Kerjasama dengan Perum

Bulog Divre DIY dalam

bentuk MoU antara

Pemkab Kulon Progo

dengan Perum Bulog

Divre DIY yaitu MoU No.

501/7496 dan

MoU01/12000/XII/2013

tanggal 30 Desember

2013

- Mulai tahun 2014 telah

dilakukan penyaluran Rasda

(Beras Daerah) ke Bulog

yang selanjutnya

didistribusikan ke keluarga

miskin

3 Kewajiban

membeli beras

“SEHAT” bagi

PNS Kulon

Progo

Tertuang dalam Surat

Edaran Bupati Kulon

Progo No. 500/3483

tanggal 2 Desember 2011

- Berdasarkan Surat Edaran

Bupati tersebut, seluruh

PNS Kabupaten Kulon

Progo dihimbau untuk dapat

membeli beras “SEHAT”

Kulon Progo minimal 10

kg/bulan

4 Batik “Gebleg

Renteng”

Surat Edaran Bupati pada

tanggal 2 Juli 2012

dengan No. 025/2171

tentang Penggunaan

pakaian batik motif

“Gebleg Renteng”

Seragam Pegawai Negeri

Sipil, Kepala Desa,

Perangkat Desa, Karyawan

Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD), dan seluruh

siswa/siswi dari Tingkat

Taman Kanak-Kanak

sampai dengan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas wajib

memakai motif “Gebleg

Renteng”.

Page 164: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/576/1/SUBINTO HARTONO HABEAHAN-14520166 2.… · kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar ... penyusun khususnya

147

No Program Regulasi Kebijakan Keterangan

5 ToMiRa (Toko

Milik Rakyat)

Pemerintah Kabupaten

Kulon Progo

mengeluarkan Peraturan

Daerah (Perda) Nomor 11

Tahun 2011 yang

mengatur mengenai

perlindungan pasar

tradisional serta penataan

pusat perbelanjaan dan

toko modern

- Senin, 01 September 2014

ditandatangani nota

kesepahaman antara

Pemkab Kulon Progo

dengan PT. Sumber Alfaria

Trijaya Tbk sebagai

pengelola Alfamart untuk

bekerjasama dalam

pengembangan

pemberdayaan ekonomi

masyarakat bersifat

kemitraan dengan koperasi

dan UMKM melalui

program ToMiRa

Sumber: Humas Kabupaten Kulon Progo

Jadi dapat dideskripsikan kembali mengenai implementasi

proggram bela beli kulon progo yang telah dikemukakan pada

halaman sebelumnya, bahwa implementasi tiga produk unggulan

Bela-Beli Kulon Progo dideskripsikan dalam lima dimensi yaitu:

Sumber Daya Manusia, Kelembagaan, Manajerial, Kerja Sama,

dan Konstruksi Keruangan. Analisis SWOT menunjukkan bahwa

Air-KU merupakan produk yang paling unggul pada seluruh

dimensi yang dikaji dibandingkan dua produk unggulan lainnya.

Secara umum, implementasi dari Bela-Beli Kulon Progo ditinjau

dari tiga produk unggulannya dapat dikatakan telah sesuai dengan

konsep inisiator (Bupati dan Wakil Bupati Kulon Progo) sehingga

strategi pengembangan yang dapat dirumuskan adalah penigkatan

kualitas SDM yang terlibat dalam implementasi Bela-Beli Kulon

Progo agar perkembangannya ke depan dapat lebih baik lagi.