disusun oleh - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/697/1/skripsi pieter julius lede keremata.pdf ·...
TRANSCRIPT
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DANA DESA
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Keserjanaan
Jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Pemerintahan Di STPMD “APMD”
Yogyakarta
Disusun Oleh:
Pieter Julius Lede Keremata
14520043
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Dra. Safitri Endah Winarti, M.Si
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2019
v
MOTTO
PAHAMILAH APA YANG KITA RASAKAN DALAM HIDUP
DENGAN BERPIKIR KE BELAKANG. AKAN TETAPI,
JADIKAN ITU SEBAGAI KEKUATAN UNTUK BERPERANG
DENGAN MASA DEPAN
(PJLK_21_02_96)
KARAKTER SESEORANG DIBANGUN OLEH HAL-HAL KECIL
DAN TERLIHAT PADA HAL-HAL BESAR
(PJLK_21_02_96)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini di dedikasikan untuk:
1. Bapak Ibu tercinta, Bapak Enos Ngongo banimema dan Ibu Esther Wada Mali
yang saya sayangi, yang selalu memberikan nasihat, doa, motivasi dan
penyemangat di saat saya menempuh study di tanah rantauan. Saya berterimah
kasih yang sebesar-besarnya atas itu semua. Mungkin ini tidak seberapa untuk
membalas cinta kasih kalian untukku.sekali lagi terimah kasih Bapak, terimah
kasih mama…..
2. Untuk kakakku Desna Keremata (sulung), Frangky Tarema (kakak Ipar), Desy
Keremata dan adikku David S.U. Wokkura(bungsu) dan juga keponakkanku
tersayang Gilbert Tarema dan Velyn Tarema Terimah kasih atas perhatian dan
doanya sehingga saya bisa menyelesaikan studi, semoga kita menjadi putra-
putri terbaik yang selalu membanggakan dan memberikan yang terbaik untuk
bapak mama tercinta.
3. Untuk Tamo tersayang, Kakek (Alm) Julius Lede Keremata dan Nenek Maria
Ndona Milla terimah kasih atas nasihat, doa dan harapan untuk hidupku. Dan
ini yang aku persembahkan buat kalian.
4. Untuk keluarga Besar Keremata-Banimema / kampong Wittu Weiya-
Marokota (Suku/Kabissu: Umbu Ndendo)
5. Untuk Kakek (Alm) Sairo Umbu Ngedo ( nenek Ama) dan Nenek prempuan
(Alm Istri Pertama) dan Nenek prempuan (Alm) Koni kambe (Istri Kedua)
6. Untuk Keluarga Besar Puu Kopi-Gollumanu (Suku/Kabissu Lewata)
7. Untuk teman-teman seperjuangan selama di jogja angua Viktor Taka, Yansen
Wonga, Rinto Tanggela, Naris Moda, Erik mananga( bawaan mabok truss),
vii
Surya Taka, erik bili, rofan bana, cobas (Alor), irfan( Alor), Erik Putra
Anggara (kab, Sintang Kalbar), tomas sangu, erik bato, Ujo (pengamat
Politik), melkianus, andra, Jonas Anakoda(Eks Gondrong), pakaa fian
dapawole, Rio, Stenly Konda, pakaa Devid, tamo piter wolla, Andy kurri,
Pakaa Endo, Maket Rholy L.Lewa, pakaa Jemy Mahemba (Guru Besar
Politik), pakaa Asterius bili paling Tamvan, Pakaa Dus, Hery apriadi, pakaa
ari radja, kaka Okta modo, kaka umbu pingge (kucai), pakaa Aziz(Imut) ,
Pakaa Rolis (S2), Irwan Pala, Yanto (sumba timur), nordin wunga(Nano),
Brayan Lelendake (Kingkong),pakaa Dery pandanga,kak Fibo.
7. Untuk keluarga besar di kota ini PEKAWETI YOGYAKARTA terimah kasih
atas kebersamaan selama ini yang kita jalani bersama suka duka canda tawa
selama kita jalani bersama dikota ini.
9. Untuk teman –temanku selama KKN di kulonprogo Mega tarek, Fajar, Moses,
gilang, Beni, silvester dan fani
10. Untuk almamater tercinta STMPD “APMD” terimah kasih atas ilmu
pengentahuan yang di berikan, dan semoga generasi-generasi meleneal
kedepannya dapat memajukan bangsa dan Negara.
11. Untuk semua yang tidak di sebutkan satu persatu dengan segala hormat saya
minta maaf, kalian semua luar biasa, teruslah berjuang sampai nyawa ditarik
oleh yang maha kuasa.
Tanpa kalian semuanya seakan tidak memiliki Arti, Hanya satu kata yang saya
bias ucapkan, “TERIMAH KASIH BANYAKKK”
Tuhan Yesus Memberkati
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya Kepada penyusun, Sehingga penyusun
dapat melaksanakan kewajiban terakhir sebagai mahasiswa untuk melengkapi
persyaratan sarjana S-1 melalui skripsi yang berjudul: Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi kasus di Desa Dadapayu, Kecamatan
Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta).
Dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana
skripsi S-1 yang telah teruji sebelumnya, karena keterbatasan penyusun dalam
memahami teori ilmu pengetahuan dan aplikasinya di lapangan penelitian ilmiah.
Penyusun sabngat berterimah kasih atas masukan, kritikan sekaligus dorongan
dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini.
Dalam kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan terimah
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan nafas kehidupan pada setiap langkah
kehidupan.
2. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku ketua STPMD “APMD”
Yogyakarta
3. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo, BE, M.Si selaku Ketua Program Studi
Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD”
4. Ibu Dra. Safitri Endah Winarti, M, Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
ix
5. Kepala Desa dan Seluruh Perangkat Desa serta masyarakat Dadapayu yang
telah menginjinkan penulis untuk melakukan wawancara, menggali informasi
dalam penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, 21 Maret 2019
(Pieter Julius Lede Keremata)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
INTISARI ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Kerangka Konsep ..................................................................... 7
E.1. Desa .................................................................................. 7
E.1. Partisipasi Masyarakat ....................................................... 8
E.2 Tahapan Partsipasi .............................................................. 11
E.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ................... 13
E.4.Pengelolaan ....................................................................... 15
E.5. Pengelolaan Keuangan Desa .............................................. 16
E.6. Konsep Prinsip Prinsip Pengelolaan keuangan Desa .......... 17
xi
E.7. Sumber-Sumber Keuangan Desa. ...................................... 18
E.8. Dana Desa ......................................................................... 19
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 24
G. Metode penelitian ..................................................................... 24
G.1. Jenis Penelitian ................................................................. 24
G.2. Unit Analisis ..................................................................... 25
G.3.Teknik Pengumpulan Data ................................................. 27
G.4.Teknik Analisis Data .......................................................... 29
BAB II PROFIL DESA DADAPAYU ........................................................ 31
A. Gambaran Umum Desa ............................................................. 31
1. Letak Geografis Desa .......................................................... 31
2. Keadaaan Penduduk ............................................................ 32
3. Sarana dan Prasarana .......................................................... 37
4. Pemerintah Desa ................................................................. 38
5. Badan Permusyawaratan Desa ............................................ 41
B. Penerimaan Dana Desa ............................................................. 46
BAB III ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENGELOLAAN DANA DESA ................................................... 48
A. Analisis Data Informan ............................................................. 48
B. Pembahasan .............................................................................. 51
B.1 Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa di
Desa Dadapayu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi ................................................... 51
B.2 Faktor Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
dalamn pengelolaan Dana Desa ........................................... 64
xii
C. Penerimaan Dana Desa di Desa Dadapayu ................................ 67
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 69
A. Kesimpulan ............................................................................... 69
B. Saran.......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Table 1.1. Daftar Subjek penelitian ............................................................ 27
Table II.1. Keadaan penduduk Desa Dadapayu menurut jenis kelamin ....... 33
Table II.2. Keadaan penduduk Desa Dadapayu menurut Usia ..................... 33
Table II.3. Jumlah penduduk Desa Dadapayu agama .................................. 34
Table II.4. Jumlah penduduk Desa Dadapayu menurut tingkat pendidikan .. 36
Table.II.5. Jumlah penduduk Desa Dadapayu menurut jenis mata
pencaharian ............................................................................... 37
Table II.6. Prasarana Pendidikan ................................................................ 37
Table II.7. Sarana Peribadatan .................................................................... 38
Tabel II.8. Pendidikan perangkat Desa Dadapayu ....................................... 42
Table II.9. Daftar anggota BPD Desa Dadapayu ......................................... 43
Table II.10. Penerimaan Dana Desa di Desa Dadapayu dari 2015 sampai
dengan 2018 .............................................................................. 47
Table III.1. Distribusi informan berdasarkan Umur/usia ............................... 49
Table III.2. Distribusi informan berdasarkan jenis kelamin .......................... 49
Table III.3. Distribusi informan berdasarkan tingkat pendidikan .................. 50
Table III.4. Distribusi informan berdasarkan mata pencaharian ................... 50
Table III.5. Penerimaan dana Desa di Desa Dadapayu dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2018......................................................... 66
xiv
INTISARI
Dalam pengelolaan dana Desa memiliki azas yaitu transparansi, akuntabel
dan paristisipatif. Dalam pengelolaan dana Desa tersebut dibutuhkan partisipasi
masyarakat, tekait dengan partisipasi masyarakat terhadap penggunaan dan
pengelolaan Dana Desa, keterlibatan ini penting agar penggunaan dan
pengelolaannya bisa lebih tepat sasaran dan manfaatnya akan lebih mengena
dengan kepentingan riil dari masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan salah
satu factor yang mempengaruhi keberhasilan dari program pembangunan maupun
pengembangan masyarakat pedesaan.Partisipasi masyarakat diperlukan untuk
mewujudkan pembangunan Desa yang sesuai dengan kebutuhan Desa itu
sendiri.Partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat dalam
pembuatan keputusan di setiap program pembangunan, namun masyarakat juga
dilibatkan dalam mengindentifikasi masalah dan potensi yang ada di masyarakat.
Tanpa partsipasi masyarakat setiap kegiatan pembangunan akan gagal. Ada
beberapa masalah yang terjadi dalam pengelolaan Dana Desa, yaitu masih
minimnya partisipasi masyarakat, kurangnya sosialisasi oleh Pemerintah Desa
tentang pentingnya partisipasi, sumber daya manusia yang masih rendah,
kurangnya transparansi dan akuntabel dari pemerintah Desa.
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
objek tempat penelitian di Desa Dadapayu kecamatan Semanu, Kabupaten
Gunungkidul, beserta subjek penelitian yaitu kepala Desa, perangkat Desa, BPD,
dan tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data yaitu observasi , wawancara,
dan dokumentasi. Penelitian ini bermaksud untuk (1) mengetahui partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan dana Desa, menginterpretasikan partisipasi
masyarakat dalam beberapa tahapan partisipasi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi pengelolaan dana Desa. (2) mengetahui dan
menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi partisipasi dalam pengelolaan
Dana Desa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Dadapayu, Kecamatan
Semanu, Kabupaten Gunungkidul saat ini, dalam hal pengelolaan Dana Desa,
pemerintah Desa dalam hal melibatkan masyarakat sudah cukup baik melalui
pendekatan musyawarah di tingkat pedukuhan. Sehingga pemerintah Desa dalam
pengambilan keputusan bersifat bottom up, dari hasil musyawarah dusun nantinya
di bawa ke dalam musyawarah Desa,dalam melaksanakan program dari
pemerintah Desa,pemerintah juga melibatkan masyarakat dalam hal ini program
program misalnya pembuatan jalan (corblock),oleh karena itu dalam
mensukseskan program ini dibutuhkan pengawasan dari masyarakat sehingga
program yang di jalankan berjalan dengan baik dan oleh sebab itu pemerintah
Desa membutuhkan masukan dari masyarakat dalam pelaksanaan program demi
perbaikan pelaksanaan program selanjutnya. permasalahan saat ini di Desa
Dadapayu kurangnya sosialisasi tentang Dana Desa sehingga masih banyak
masyarakat yang tidak paham apa itu Dana Desa. disebabkan kurangnya
responsibilitas dari masyarakat Desa dan hal ini berpengaruh pada apatisme
masyarakat terhadap proses partisipasi itu sendiri.
Kata kunci : Partisipasi, masyarakat, pengelolaan, dana, desa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak disahkan UU no 6 tahun 2014 tentang desa menjadi titik terang
di mana desa memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus dalam
meningkatkan pembangunannya sendiri untuk kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah desa boleh jadi mendapat angin segar, dimana kucuran dana yang
dianggarkan dari APBN sebesar sekitar Rp. 1, 4 miliar pertahun. Lahirnya UU
Desa Nomor 6 Tahun 2014 menjadi titik terang dimana dalam konsideran UU
tersebut disampaikan bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan
mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tahun 2015, merupakan awal dari dikucurkannya dana desa. Kucuran
dana bertahap juga didasarkan dengan mempertimbangkan kemampuan APBN
dan fiskal nasional. Tak hanya itu, pemerintah juga mempertimbangkan
kesiapan kabupaten/kota dalam melakukan pembinaan, pengawasan, serta
kesiapan desa dalam melaksanakan pembangunan desa. Desa mempunyai
sumber pendapatan berdasarkan Undang-undang No 6 Tahun 2014, yaitu
berupa pendapatan asli Desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kabupaten/kota, bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh kabupaten/kota, alokasi anggaran dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah, bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja
2
daerah provinsi dan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota,
serta hibah dan sumbangan yang tidak mengikat pihak ketiga. (UU No 6 Thn
2014 pasal 72) Sumber pendapatan Desa tersebut secara keseluruhan
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan kewenangan Desa yang
mencakup penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan
masyarakat dan kemasyarakatan.
Salah satu strategi pemerintah untuk membantu agar Desa menjadi
mandiri dan otonom dengan memberikan dana Desa. Desa memiliki dana
Desa (DD) yaitu dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi
Desa, yang ditransfer melalui anggaran belanja daerah kabupaten/kota. Dana
ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakat, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.Hal tersebut tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, pasal 1, ayat 2.
Dana Desa memiliki dasar hukum tercantum dalam UU No 6 Tahun
2014 yang di dalamnya diperjelas oleh PP 43/2014 tentang peraturan
pelaksanaan UU 6/2014 dan PERMENDAGRI:
1. Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
2. Permendagri No. 112/2014 tentang pemilihan kepala Desa
3. Permendagri No. 20/2018 tentang pengelolaan keuangan Desa
4. Permendagri No. 114/2014 tentang pedoman pembangunan Desa
Permendes No. 5 Tahun 2015 tentang Prioritas Penggunanaan Dana
Desa, penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk
pemberdayaan masyarakat Desa terutama untuk penanggulangann kemiskinan
3
dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi, sejalan dengan pencapaian
target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat
mencakup:
a. Peningkatan kualitas proses perencanaan Desa
b. Mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUMDes
maupun oleh kelompok usaha masayakat Desa lainnya:
c. Pembentukan dan peningkataan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat
Desa.
d. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk
memberikan bantuan hokum kepada masyarakat Desa.
e. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat.
f. Dukungan terhadap kegiatan desa dan masayarakat pengelolaan Hutan
Desa dan Hutan kemasyarakat.
g. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat tetap sejalan dengan
kewenangan yang menjadi tanggungjawab Desa.
Dalam pengaturan regulasi pengalokasian Dana Desa maka tiap
kabupaten/kota mengalokasikannya kepada setiap Desa berdasarkan jumlah
desa dengan memperhatikan jumlah penduduk (30%), luas wilayah (20%), dan
angka kemiskinan (50%).Hasil perhitungan tersebut disesuaikan juga dengan
tingkat kesulitan geografis masing-masing desa. Alokasi anggaran
sebagaimana dimaksud di atas, bersumber dari belanja pusat dengan
mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan.
Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya langsung ke Desa ditentukan
10% dari dan di luar dana transfer daerah (on Top) secara bertahap. Dengan
4
luasnya lingkup kewenangan Desa dan dalam rangka mengoptimalkan
penggunaan Dana Desa, maka penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk
membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(Kemenkeu: kebijakan pengalokasian dan penyaluran Dana Desa tahun 2017).
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dari program pembangunan maupun
pengembangan masyarakat pedesaan.Partisipasi masyarakat diperlukan untuk
mewujudkan pembangunan Desa yang sesuai dengan kebutuhan Desa itu
sendiri.Partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat dalam
keputusan di setiap program pembangunan, namun masyarakat juga dilibatkan
dalam mengindentifikasi masalah dan potensi yang ada di desa tersebut.Tanpa
partispasi masyarakat setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan di Desa
tidak sesuai dengan diharapkan oleh masyarakat.
Prinsipnya dari setiap bagian Desa diperlukan untuk mewujudkan
pembangunan Desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa itu
sendiri, sehingga partisipasi bukan hanya dipahami seberapa besar masyarakat
yang terlibat dalam pelaksanaan program pembangunan atau sebesar besar
masyarakat bersedia membiayai pelaksanaan program pembangunan.
Partisipasi merupakan adanya keterlibatan, dalam kegiatan pembangunan baik
secara mental maupun pikiran serta tenaga yang dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama.
(Info Desa “media edukasi dan informasi berdesa” hal 44)
Diperlukan analisis mengenai partisipasi masyarakat dalam program
pemberdayaan serta kondisi partisipasi masyarakat dan faktor yang
5
mempengaruhinya agar program pemberdayaan masyarakat dapat
berkelanjutan. Apapun bentuknya, partisipasi bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan setiap orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
sebuah pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan
keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya. Demikian juga halnya terkait
dengan partisipasi masyarakat terhadap penggunaan dan pengelolaan Dana
Desabisa lebih tepat sasaran dan manfaatnya akan lebih mengena dengan
kepentingan riil dari masyarakat.
Namun yang terjadi di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu,
Kabupaten GunungKidul bahwa dalam hal penggunaan dan pengelolaan dana
desa masih kurangnya keterlibatan masyarakat dalam musyawarah Desa
dikarenakan ketidakhadirannya sebagian masyarakat dalam musyawarah Desa
dan beberapa juga masyarakat enggan melibatkan diri karena lebih
mementingkan urusan pribadi. Terdapat faktor yang mempengaruhi tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana Desa di Desa Dadapayu,
1. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah Desa mengenai program dana Desa
sehingga ketika dalam melaksanakan program kegiatan masyarakat hanya
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan
2. Kurangnya transparan dari pemerintah Desa dalam pengelolaan dana Desa
sehingga masyarakat tidak mengetahui jumlah dana yang di realisasikan
dan dana yang di peroleh dari Pemerintah Pusat.
Dengan dana yang cukup besar akan menjadi faktor pendukung utama
dalam kebijakan pembangunan desa. Sayangnya, dampak negative juga sangat
mungkin terjadi dalam pengaturan baru tentang sumber pendapatan desa ini.
6
Seperti kurangnya sosialisasi dari pemerintah desa mengenai program dana
desa sehingga masyarakat kurang paham tentang program dana desa tersebut.
Hal ini juga membuat masyarakat kurang berpartisipasi.Problem mendasar
dalam pengelolaan DanaDesa adalah kurangnya partisipasi masyarakat
dikarenakan pemimpin atau kepala desa tidak menjalankan azas-azas
transparansi dan juga hasil musyawarah desa yang dilakukan, tidak sesuai
dengan aspirasi masyarakat. Hal ini menggambarkan apatisme masyarakat
dalam melibatkan diri pada proses pengambilan keputusan untuk program-
program yang akan direncanakan oleh pemerintah Desa Dadapayu.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas yaitu
mengenai Partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Dana Desa, maka di
rumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk menggambarkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana
Desa.
2. Untuk menggambarkan permasalahan dalam menggerakkan partisipasi
masyarakat
7
D. Manfaat Pelitian
a. Manfaat secara teoritis, dengan adanya penelitian ini maka diharapkan
akan membantu serta menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan
khususnya mengenai pengelolaan Dana Desa.
b. Manfaat secara praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa
dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah desa dalam kurangnya
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa.
E. Kerangka Konseptual
E. 1. Desa
Menurut UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 1 huruf a yakni
Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut R. H. Unang Soenardjo, Desa adalah suatu kesatuan
masyarakat berdasarkan adat dan hokum adat yang menetap pada suatu
wilayah tertentu batas-batasnya memiliki ikatan lahir batin yang sangat kuat
baik karena keturunan maupun sama-sama memiliki kepentingan politik,
social, dan keamanan. Memiliki susunan pengurus yang di pilih bersama,
memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan
urusan rumah tangganya sendiri.
8
Menurut Paul H. Landis, Desa adalah suatu wilayah yang jumlah
penduduknya kurang dari 2. 500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling saling mengenal antara ribuan
jiwa
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan
c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
pengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaaan alam, sedangkan pekerjaan
yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Berdasarkan pendapatan para ahli dan mengacu pada undang-undang
bahwa Desa adalah suatu kesatuan wilayah kesatuan masyarakat berdasarkan
adat, hokum adat, letak geografis, jumlah penduduk dan batas wilayah hokum
yang berwewenang mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, yang
didalamnya merupakan perwujudan social, ekonomi, politik dan kultural
setempat.
E. 2. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah keikutsertaan
masyakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi
untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan
keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Sedangkan Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6
pengertian, yaitu:
a. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan;
9
b. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi
proyek-proyek pembangunan;
c. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan
yang di tentukannya sendiri;
d. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu;
e. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan
para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar
supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak
dampak social;
f. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
Dari tiga sumber di atas yang mengungkapkan definisi partisipasi,
dapat dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk
berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi.
Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991:154-155)
sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-
proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakayat akan lebih mempercayai
10
proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses
persiapan dan perencanaannya, karena akan lebih mengetahui seluk beluk
proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut;
ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan
dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.
Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah
meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program pembangunan dengan
cara melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan
selanjutnya dan untuk jangka yang lebih panjang. Adapun prinsip-prinsip
partispasi tersebut, sebagaimana tertuang dalam panduan pelaksanaan
Pendekatan Partsipatif yang disusun oleh Department for international
Development (DFID) (dalam Monique sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
a. Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang
terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek
pembangunan.
b. Kesetaraan dan kemitraan (Equal partnership). Pada dasarnya setiap
orang mempunyai ketrampilan, kemampuan dan prakarsa serta
mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam
setiap proses guna membangun dialog tanpa mempertimbangkan jenjang
dan struktur masing-masing pihak.
c. Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan
komunikasi dan iklim berkomunikasi dan kondusif sehingga menimbulkan
dialog.
11
d. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai
pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan
dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
e. Kesetaraan tanggung jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak
mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya
kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses
pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.
f. Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas
dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga
melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses
saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
g. Kerjasama. Diperlukan adanya kerjasama berbagai pihak yang terlibat
untuk saling berbagai kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan
yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya
manusia.
1) Tahapan Partisipasi
Cohen dan Uphof (1977 dalam Rosyida, 2011) mengemukakan
bahwa sejauhmana keterlibatan para stakeholders dalam tahapan
penyelenggaraan program digambarkan melalui tingkat partisipasi masing-
masing stakeholders.Pada setiap tahapan penyelenggaraan, dilihat
sejauhmana keterlibatan stakeholeders, termasuk frekuensi kehadiran,
tingkat keaktifan, tingkat pemahaman, dan juga keterlibatan dalam
pengambilan keputusan. Tingkat partisipasi dapat dilihat dari tiap tahapan
penyelenggaraan program, yakni tahap pengambilan keputusan
12
(perencanaan), pelaksanaan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap pengambilan keputusan (perencanaan), yang diwujudkan
dengan keikutertaan masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan
keputusan yang dimaksud di sini yaitu pada perencanaan suatu
kegiatan.
2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam
pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaan.
Wujud nyata partisipasi pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu
partsipasi dalam bentuk pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan
bentuk tindakan sebagai anggota proyek.
3. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indicator keberhasilan
partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
proyek. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek
pembangunan, maka semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti
proyek tersebut berhasil mengenai sasaran.
4. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partsipasi masyarakat pada
tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan
demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.
Menurut Kaho (Agustinus Kali, 2011:14), partisipasi masyarakat
dapat terjadi pada empat tahap, yaitu:
1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
2. Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan,
3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil,
13
4. Partisipasi dalam mengevaluasi.
Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Tjokroamidjojo
(Agustinus Kali, 2011) yang mengemukakan pendapatnya bahwa ada tiga
dimensi untuk mewujudkan partisipasi masyarakat yang terdiri dari
partisipasi dalam tahap perencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan, dan
partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan.
Dari berbagai teori para ahli tentang tahapan partisipasi penulis
dapat menjelaskan terjadinya proses perencanaan dalam menjalankan
pemerintahan desa, keterlibatan masyarakat tentu menjadi bagian yang
penting untuk mencapai pelaksanaan pemerintahan desa yang baik.
Pandangan tersebut menunjukkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan terkhususnya pengelolaan dana Desa. pengawasan
pengelolaan dana Desa tidak terlepas dari partisipasi untuk mengontrol
pelaksanaan pemerintahan.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi partisipasi
masyarakat dalam suatu program.Sifat faktor-faktor tersebut dapat
mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang sifatnya
dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia,
terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan pengahasilan.
Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang
tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam partisipasi, yaitu:
14
a. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.
Mereka dari kelompok usia menengah keatas dengan keterikatan moral
kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung
lebih banyak yang berpartisipasi daripada yang dari kelompok usia
lainnya.
b. Jenis Kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa
mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di
dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan
perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi
semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan
adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin
baik.
c. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk
berpartisipasi.Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap
seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
d. Pekerjaan dan Penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan
seseorang akan menentukan berapa pengahasilan yang akan
diperolehnya. Pekerjaan dan Penghasilan yang baik dan mencukupi
15
kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.Pengertiannya bahwa untuk
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang
mapan perekonomian.
e. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan
berpengaruh pada partisipasi sesorang. Semakin lama ia tinggal dalam
lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan
cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya.
“Alasan saya memilih teori partisipasi yang dikemukakan
Angell di karenakan sebagai landasan atau pilar utama dalam
menggambarkan partisipasi masyarakat.Dari 5 prinsip
partisipasi menjadi sangat penting untuk melihat masalah-
masalah yang ada di Desa, sebab masyarakat lebih tahu
keadaan yang terjadi di Desa tersebut, walaupun tidak semua
masyarakat dari indicator diatas terlibat dalam partisipasi. ”
E. 3. Pengelolaan Keuangan Desa
1) Pengertian Pengelolaan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2000:141) pengelolaan
adalah bagian dari pada manajemen akan difokuskan pada bagaimana cara
melakukan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu dan
membutuhkan tenaga kerja orang lain. Pengelolaan ini merupakan proses
melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain atau
proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dalam pencapaian tujuan.
16
Berdasarkan definisi di atas maka disimpulkan bahwa pengelolaan
merupakan bentuk pelaksanaan suatu kegiatan yang yang disertai dengan
pengawasan di dalamnya dengan membutuhkan tenaga orang lain yang
kesemuaannya dilakukannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Dalam suatu pengelolaan harus memiliki sebuah perencanaan yang
matang agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada
beberapa tahapan yang dimiliki seseorang atau sebuah institusi dalam
sebuah pengelolaan menurut Tridayarini (2004;25) yaitu:
1. Planning yaitu proses pengambilan keputusan tentang apa tujuan yang
harus dicapai dalam kurun waktu tertentu di masa mendatang dan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Organizing yaitu proses pembagian kerja (divisior of labor) yang
disertai dengan pendelegasian wewenang.
3. Staffing yaitu proses untuk memperoleh tenaga yang tepat, baik dalam
jumlah maupun kualitas sesuai kebutuhan pekerjaan dalam organisasi.
4. Coordinating, yaitu proses pengintegrasian kegiatan kegiatan dan
target/tujuan dari berbagai unit kerja suatu unit organisasi agar
mencapai tujuan secara efesien.
5. Motivating yaitu suatu proses pemberian dorongan kepada para
anggota organisasi agar dapat bekerja sesuai tujuan organisasi
6. Controlling, yaitu suatu fungsi manajemen yang mencari kecocokan
antara kegiatan kegiatan yang direncanakan.
Dengan beberapa tahapan di atas tentunya akan memudahkan
sebuah pengelolaan sebab dengan begitu kita bisa mengetahui jalan
tidaknya suatu kegiatan. Dengan demikian, dalam sebuah pengelolaan
17
dibutuhkan suatu perencanaan yang jelas dengan menggunakan berbagai
tahapan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas sehingga mencapai
tujuan yang diharapkan.
2) Pengelolaan Keuangan Desa
Menurut Permendagri No 20 Tahun 2018 tentang Perubahan
Pengelolaan Keuangan Desa sebagai pengganti Permendagri No. 113
Tahun 2014, yang dimaksud dengan Keuangan Desa adalah semua hak
dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa. Adapun azas-azas pengelolaan keuangan Desa menurut
Permendagri No 20 Tahun 2018 sebagai berikut.
1. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,
partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
2. APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan desa dalam masa 1
(satu) tahun anggaran mulai tanggal 1 januari sampai dengan tanggal
31 desember.
3) Konsep dan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Desa
Dalam pengelolaan keuangan Desa ada beberapa prinsip-prinsip
pengelolaan keuangan Desa.menurut Sutoro Eko (2003;287) ada empat hal
yakni;
1. Aspiratif
Dalam penyusunan kebijakan pengelolaan keuangan Desa,
Kepala Desa dan BPD harus mendengar aspirasi rakyat.
18
2. Partisipatif
Dalam menyusun kebijakan pengelolaan keuangan Desa,
kepala Desa dan BPD harus melibatkan partisipasi masyarakat,
pemerintah Desa juga harus proaktif dalam mengajak bicara
masyarakat dalam mengambil keputusan pengelolaan keuangan Desa.
3. Transparansi
Masyarakat harus memperoleh informasi yang cukup tentang
APBDesa termasuk program pembangunan, lelang kas Desa, bantuan
dari pemerintah, pungutan dari masyarakat, dan sebagainya.
4. Akuntabilitas
Pemerintah mengelola keuangan Desa, harus sesuai dengan
aturan dan prosedur yang ada.
4) Sumber-Sumber Keuangan Desa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
pada pasal 71 disebutkan bahwa keuangan Desa adalah semua hak dan
kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Desa yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu yang berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa tersebut.
Sumber pendapatan Desa tersebut secara keseluruhan digunakan
untuk mendanai seluruh kewenangan Desa yang menjadi tanggungjawab
Desa.dana tersebut digunakan untuk mendanai penyelenggaraan
kewenangan Desa yang mencakup penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan. Dengan
19
demikian pendapatan Desa yang bersumber dari APBN juga digunakan
untuk mendanai kewenangan tersebut.
Sumber keuangan Desa atau pendapatan Desa disebutkan dalam
UU No. 6/2014 tentang Desa pasal 71, ayat 1 sebagaimana yang dijelaskan
dalam Permendagri No/20/2018 tentang pengelolaan keuangan Desa pada
bab 3 pasal 11 dan pasal 12, bahwa sumber pendapatan Desa berasal dari:
1. Pendapatan Asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil asset, swadaya dan
partisipasi, gotong-royong dan lain-lain pendapatan asli Desa.
2. Alokasi dari APBN
3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/Kota
4. Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan
yang diterima kabupaten/kota
5. Bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota
6. Hibah dan Sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
E. 4. Dana Desa
1) Pengertian Dana Desa
Berdasarkan Bab I, pasal 1 ayat (2) PP No 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang dimaksud dengan Dana Desa adalah dana yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota
dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
20
Dana Desa memiliki dasar hukum tercantum dalam UU No 6
Tahun 2014 yang di dalamnya diperjelas oleh PP 43/2014 tentang
peraturan pelaksanaan UU 6/2014 dan PERMENDAGRI:
1. Permendagri No. 111/2014 tentang pedoman teknis peraturan di Desa
2. Permendagri No. 112/2014 tentang Pemilihan kepala Desa
3. Permendagri No. 20/2018 tentang pengelolaan keuangan Desa
4. Permendagri No. 114/2014 tentang Pedoman pembangunan Desa
Permendes No 5 Tahun 2015 tentang prioritas penggunaan Dana
Desa, penggunaan dana Desa yang bersumber dari APBN untuk
pemberdayaan masyarakat Desa terutama untuk penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi, sejalan
dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya,
yang diantaranya dapat mencakup:
a) Peningkatan kualitas proses perencanaan Desa
b) Mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh
BUMDesa maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa lainnya;
c) Pembentukkan dan peningkatan kapasitas kader pemberdayaan
masyarakat Desa;
d) Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk
memberikan bantuan hukum kepada masyarakat Desa
e) Penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan
sehat
f) Dukungan terhadap kegiatan Desa dan masyarakat pengelolaan Hutan
Desa dan Hutan Kemasyarakatan
21
g) Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat tetap sejalan dengan
kewenangan yang menjadi tanggungjawab Desa.
Dalam pengaturan regulasi pengalokasian dana Desa maka tiap
Kabupaten/Kota mengalokasikannya kepada setiap Desa berdasarkan
jumlah Desa dengan memperhatikan jumlah penduduk (30%), luas
wilayah (20%), dan angka kemiskinan (50%). Hasil perhitungan tersebut
disesuaikan juga dengan tingkat kesulitan geografis masing-masing Desa.
Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud di atas, bersumber dari belanja
pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata
dan berkeadilan. Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya langsung
ke Desa ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan diluar dana transfer
Daerah (on top) secara bertahap. Dengan luasnya lingkup kewenangan
Desa dan dalam rangka mengoptimalkan penggunaan dana Desa, maka
penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
(Kemenkeu: kebijakan pengalokasian dan penyaluran Dana Desa tahun
2017)
Dalam pengalokasian Dana Desa diharapkan pihak pemerintah
dituntut untuk melibatkan masyarakat dalam berpartisipasi mulai dari
proses perencanaan, pelaksananaan, pengawasan dan evaluasi. Sehingga
dalam pengelolaan Dana Desa benar benar ditujukan kebutuhan
masyarakat dan untuk kemandirian Desa itu sendiri.
22
2) Pengelolaan Dana Desa
Dalam pengelolaan Dana Desa didalam peraturan pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara pada pasal yang kedua bahwa pengelolaan
dana Desa harus dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan
serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.
Serta ditegaskan lagi dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri yang
baru Nomor 20 Tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan Desa.dalam
Permendagri ini Pemerintah Desa mempunyai kewenangan yang lebih luas
dalam pengelolaan Desanya. Dimana dalam pengaturan pengelolaan dana
Desa memiliki asas sebagaimana yang diatur dalam Permendagri No 20
Tahun 2018 pada bab 2 pasal 2 bahwa keuangan Desa dikelola
berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran dan APB Desa merupakan dasar
pengelolaan keuangan Desa dalam masa 1(satu) tahun anggaran mulai
tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
Kepala Desa sebagai kepala pemerintahan Desa adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan Desa yang dipisahkan. Oleh Karena itu,
Kepala Desa mempunyai wewenang:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik desa;
23
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB
Desa
d. Menetapkan PPKD
e. Menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL
f. Menyetujui RAK Desa; dan
g. Menyetujui SPP
Sumber:infodesa (Permendagri No/20/2018 bab 2 pasal 3)
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
pasal 93 Pengelolaan Keuangan Desa meliputi:
a. Perencanaan;
b. Pelaksanaan
c. Pentatausahaan
d. Pelaporan dan
e. Pertanggungjawaban
Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
Desa.Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa, kepala
Desa menguasakan sebagaian kekuasaannya kepada perangkat Desa.
Berdasarkan pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, pengelolaan keuangan Desa dilaksanakan dalam masa 1
(satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 januari sampai dengan 31
Desember.
24
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pengelolaan keuangan Desa
adalah proses memanajemen keuangan Desa melalui asas asas yang telah
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dengan kewenangan
penuh ada di kepala Desa dalam pengelolaan keuangan Desa yang
dilaksanakan dalam 1 tahun periode anggaran.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat betapa luasnya topic penelitian yang akan diteliti, penulis
membuat ruang lingkup untuk memudahkan penulis dalam penelitian. Adapun
ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ketelirbatan masyarakat dalam pengelolaan dana Desa dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi dalam pengelolaan
dana Desa.
G. Metode Penelitian
G. 1. Jenis penelitian
Metode penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini yakni
metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. Moloeng (2014) pada
mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif.Pengamatan kualitatif
melibatkan pengukuran tingkatan ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu
dalam pengamatan, pengamatan harus mengetahui apa yang menjadi ciri
sesuatu itu. Dipihak lain penelitian kualitatif menunjuk segi alamiah yang di
pertentangkan dengan kuantum atau jumlah tersebut. Atas pertimbangan itulah
25
maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian
yang tidak mengadakan perhitungan.
Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian deskriptif adalah suatu
metode yang dalam meneliti dari status kelompok manusia, suatu subjek suatu
kondisi, suatu system pemikiran ataupun kilas peristiwa masa sekarang.Tujuan
dari penelitian deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, factual,
akurat mengenai fakta-fakta.Sifat-sifat seperti hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Penelitian deskriptif kualitatif ini meliputi:
1. Peneltian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu;
2. Penelitian yang menggambarkan penggunaan fasilitas masyarakat;
3. Penelitian yang memperkirakan proporsisi orang mempunyai pendapat,
sikap, atau bertingkah laku tertentu;
4. Penelitian yang berusaha untuk melakukan bermacam ramalan. Apabila
sebelum melaksanakan suatu program kita ingin mengetahui berapa persen
atau berapa orang yang mendukung dan yang menentang dalam suatu
lingkungan masyarakat tertentu dalam melakukan suatu penelitian atas
sampel yang diambil dari masyarakat tertentu.
G. 2. Unit analisis
a. Objek penelitian
Dalam bagian ini, unit analisis terbagi menjadi dua bagian yakni
pertama subyek penelitian yang memuat mengenai satuan tertentu yang
sudah dipertimbangkan, mengetahui mengenai sedikit banyaknya titik
permasalahan yang akan diteliti. Kedua adalah objek penelitian yang
26
memuat mengenai situasi social seperti yang diutarakan Spradley situasi
social yang terdiri dari tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor),
dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Dari pengertian tersebut, situasi social dapat diambil dari dalam
rumah berikut keluarga dan aktifitasnya, atau orang-orang yang sedang
mengobrol di tempat kerja, di kota, di Desa. situasi social tersebut dapat
menjadi sebuah proyek penelitian yang ingin di ketahui apa sebenarnya
yang terjadi di dalamnya.
Berdasarkan uraian, maka dari penelitian ini yang menjadi subyek
penelitian adalah Pemerintah Desa Dadapayu yang terdiri dari Kepala
Desa, perangkat Desaserta masyarakat Desa Dadapayu.Sedangkan yang
menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Dana Desa.
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Dadapayu, Kecamatan
Semanu, Kabupaten Gunungkidul.Kemudian yang menjadi narasumber
dalam penelitian ini adalah pemerintah Desa Dadapayu yaitu Kepala Desa
Dadapayu, beserta beberapa perangkat Desa Dadapayu, dan masyarakat
Desa Dadapayu.Narasumber yang menjadi informan dalam penelitian ini
di pilih dengan Snowball system.Seperti yang diungkapkan Sugiono,
snowball system adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang
pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.Maksudnya dalam
penelitian ini adalah data dari penelitian ini akan terus bertambah digali
selama peneltian belum mendapatkan data yang memuaskan, penelitian ini
27
akan berakhir apabila peneliti sudah mendapat data jenuh dari seluruh
narasumber yang dijadikan informan.
b. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah aparatur Desa dan masyarakat Desa yang
dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data
penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian
adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan
yang diberikan kepadanya. Penelitian ini mengambil tempat atau lokasi di
Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi
DIY. Dengan demikan yang menjadi narasumbernya adalah:
Table 1.1
Informan Narasumber
No Nama Usia Alamat Tingkat
Pendidikan
Jenis
Kelamin Keterangan
1 Jumadi 51 Dadapayu SMA Laki-laki Kepala Desa
2 Rusdi 43 Dadapayu SMA Laki-laki Kaur Perencanaan
3 Sarmanto 53 Dadapayu D1 Laki-laki Kaur TU dan Umum
4 Devi Eviana 26 Dadapayu S1 Prempuan Kasi Pelayanan
5 Wagiman 46 Dadapayu SMA Laki-laki Wakil Ketua BPD
6 Yudoyono 52 Dadapayu SD Laki-laki Masyarakat
7 Karsiani 49 Dadapayu SMP Prempuan Masyarakat
8 Warino 53 Dadapayu SMA Laki-laki Masyarakat
9 Supanto 36 Dadapayu SMP Laki-laki Tokoh Masyarakat
10 Anas Ayuni 33 Dadapayu SMA Prempuan Masyarakat
11 Kesmopranoto 55 Dadapayu SMP Laki-laki Tokoh Masyarakat
G. 3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah merupakan salah satu tahap sangat
penting dalam sebuah peneltian.Sebab dalam melakukan peneltian tujuan
utama peneliti adalah bagaimana caranya mendapatkan data. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
28
a. Observasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan
langsung maupun tidak langsung terhadap objek/gejala yang diamati.
Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh informasi dengan cara
melakukan pengamatan langsung terhadap partisipasi masyarakat Desa
dalam pengelolaan dana Desa.
b. Interview (wawancara)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan sebuah
percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaanya diajukan oleh
peneliti kepada subjek atau kelompok subjek penelitian untuk dijawab.
Peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti
kepala Desa, perangkat Desa, serta warga Desa Dadapayu.
Kegunaan dari interview:
1. Kepala Desa, untuk mendapatkan informasi tentang partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan dana Desa
2. Perangkat Desa, untuk mendapatkan informasi berupa tanggapan,
respon atau penilaian seputar partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
dana Desa.
3. BPD (Badan Permusyawratan Desa). untuk mendapatkan informasi
tentang partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana Desa.
4. Masyarakat Desa, untuk mendapatkan informasi tentang partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan dana Desa di Desa Dadapayu.
29
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data-data berupa catatan, gambar, karya-karya, peraturan
kebijakan, naskah-naskah monografi, yang memiliki hubungi dengan
masalah yang akan di teliti. Menurut Sugiono (2013:326). Dalam
penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data dan mempelajari hasil
yang sudah diperoleh serta catatan lainnya.
G. 4. Teknik Analisis Data
Setelah data semua dikumpulkan baik data dari hasil observasi,
wawancara, dokumentasi, maka data-data yang telah terkumpul harus segera
diolah secara sistematis dan dikelompokkan berdasarkan urutan-urutan
pembahasan.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan. Pendekatan dalam metode analisis ini
adalah dengan menggunakan analisis interaktif (interaktif model analize).
Miles dan Huberman (2014:14) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
dalam analisis data kualitatif yang diungkap oleh Miles and Huberman
tersebut terdiri dari:
a. Reduksi data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisa dengan merangkum hal-
hal pokok, membuang data yang tidak penting sehingga peneliti dapat
menghubungkan data-data menjadi kedalam satu bagian yang saling
30
berkaitan, agar dapat memberikan peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya atau data-data yang dianggap masih kurang.
b. Data Display (penyajian data)
Data yang telah terkumpul setelah diedit di paparkan apa adanya.
Dalam hal ini semua data yang di anggap penting baik teks normatif,
gambar maupun tabelakan di sajikan apa adanya.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari suatu penelitian.
Dalam hal ini dari hasil temuan dan pemberian makna oleh peneliti akan
dikaitkan dengan teori-teori yang ada sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan.
31
BAB II
PROFIL DESA DADAPAYU
A. Gambaran Umum Desa Dadapayu
1. Letak Geografis Desa Dadapayu
Desa Dadapayu merupakan salah satu Desa yang berada dalam
wilayah Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul dengan luas
wilayah daratan seluas 2.224,4404 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak
8, 526 jiwa.
Gambar 2. 1. Peta Desa Dadapayu
Sumber data: Desa Dadapayu 2019
32
Secara geografis Desa Dadapayu memiliki batas wilayah sebagai
berikut:
a. Bagian utara berbatasan dengan Desa Gombang
b. Bagian selatan perbatasan dengan Desa Giripanggung
c. Bagian timur perbatasan dengan Desa pucanganom
d. Bagian barat perbatasan dengan Desa Candirejo
Keadaan iklim di Desa Dadapayu yakni beriklim sub tropis dingin
yang terbagi dalam dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan dalam satu tahun. Musim kemarau berlangsung dari bulan mei
sampai dengan bulan September sedangkan musim penghujan berlangsung
dari bulan oktober sampai dengan bulan April.
Perekonomian Desa sebagian besar didukung oleh bidang
pertanian.Mata pencarian penduduk adalah petani.Mayoritas penduduk
Desa Dadapayu beragama Islam.
2. Keadaan Penduduk
Untuk mendapatkan data yang terinci tentang keberadaan
penduduk di Desa Dadapayu maka berikut ini akan di sajikan dalam tabel
seperti tertera dibawah ini:
a. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin
Secara alamiah penduduk dari setiap Desa selalu terdiri dari
laki-laki dan perempuan dan selalu memiliki perbedaan umur antar
individu yang satu dengan yang lainnya.Untuk jelasnya data penduduk
Desa Dadapayu berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel.
33
Tabel II. 1
Keadaan Penduduk Desa Dadapayu menurut jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 4. 234 49, 15
2 Prempuan 4. 292 51, 85
Total 8. 526 100, 00
Sumber data:prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
Berdasarkan tabel diatas diketahui dari keseluruan jumlah
penduduk, jumlah penduduk terbanyak yaitu penduduk dengan jenis
kelamin prempuan dengan jumlah 4.292 orang sedangkan sisanya
sebanyak 4.234 orang adalah penduduk dengan jenis kelamin
prempuan.
b. Keadaan Penduduk Desa Dadapayu menurut usia
Penduduk Desa Dadapayu ditinjau dari segi usia dapat dilihat
dari tabel berikut.
Tabel II. 2
Keadaan Penduduk Desa Dadapayu menurut Usia
No Kelompok usia (Tahun) Jumlah (Orang)
1 0-10 833
2 11-20 951
3 21-30 1.597
4 31-40 1.755
5 41-50 1.477
6 51-60 943
7 61-70 538
8 71-78 432
Total 8.526
Sumber data: Prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
34
Berdasarkan tabel II. 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah
penduduk berdasarkan usia terbanyak adalah berada pada rentang 21-
30 tahun dengan jumlah 1.705 dengan penggabungan antara laki-laki
dan perempuan.
c. Keadaan Penduduk Menurut agama
Agama merupakan suatau bagian terpenting dari setiap
kehidupan manusia yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun karena
dalam menentukan agama seseorang adalah individu itu sendiri dan
agama merupakan suatu Hak Asasi Manusia.Hal ini dikarenakan
agama yang dianut seseorang dapat mendatangkan kedamaian bagi
sesama dan bagi individu itu sendiri. Agama juga tidak dapat
dipaksakan oleh siapapun termasuk para penguasa/pemerintah karena
agama berhubungan langsung dengan sang Pencipta yaitu Tuhan Yang
Maha Esa.
Untuk lebih jelasnya keadaan penduduk di Desa Dadapayu
menurut agama dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II. 3
Jumlah Penduduk Desa Dadapayu menurut Agama
No Agama Jumlah penduduk (orang)
1 Islam 8. 470
2 Katolik 53
3 Protestan 3
Total 8. 526
Sumber data:prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
Data tabel II.3 menunjukkan bahwa penduduk Desa Dadapayu
mayoritas beragama Islam yaitu sebanyak 8.470 orang dan diikuti
penduduk beragama khatolik sebanyak 53 orang, sedangkan agama
35
protestan adalah 3 orang.Meskipun mayoritas masyarakat Desa
Dadapayu beragama Islam, tapi masyarakatnya tetap menjunjung
tinggi sikap toleransi antar umat beragama. Hal ini dapat dibuktikan
dengan keterlibatan masyarakat dalam upacara keagamaan lain serta
bentuk solidaritas sosial dalam mempererat tali persaudaraan dan tetap
menjaga kerukunan antar umat beragama.
d. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan
Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan formal
yang diperoleh masyarakat melalui proses belajar disekolah. Berhasil
atau tidaknya peningkatan pendidikan dalam suatau wilayah tidak
hanya tergantung kepada pemerintah saja, melainkan juga harus
didukung oleh keluarga dan masyarakat luas.Pemerin tah hanya
mengarahkan dan memfasilitasi masyarakat demi memperoleh
pendidikan murah namun berkualitas tapi masyarakat sendiri yang
menentukan arah kebijakan dalam menyekolahkan anaknya.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan
9 (Sembilan) tahun, baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah
kelulusan SD mendominasi peringkat pertama. Untuk lebih jelasnya
keadaan penduduk di Desa Dadapayu berdasarkan tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
36
Tabel II. 4
Jumlah penduduk Desa Dadapayu menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat pendidikan Jumlah (orang)
1 Tidak tamat 162
2 SD/sederajat 3, 254
3 SLTP/sederajat 1. 527
4 SLTA/sederajat 607
5 Perguruan Tinggi
1. Diploma
2. S1
3. S2
11
69
3
Total 5. 633
Sumber data:prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
Dari tabel II.4 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
pada masyarakat Desa Dadapayu sebagian besar berada pada tingkat
pendidikan tinggi SD yaitu sebanyak 3, 254 orang sedangkan
masyarakat yang memiliki pendidikan SLTP yang sederajat adalah
sekitar 1. 527 orang, artinya bahwa tingkat pendidikan masyarakat di
Desa ini tergolong cukup tinggi
e. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani, hal ini
disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat
adalah petani, dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan
masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan
lain selain menjadi buruh tani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel:
37
Tabel II. 5
Jumlah penduduk Desa Dadapayu menurut Jenis Mata Pencaharian
No Jenis mata pencaharian Jumlah (orang)
1 Petani 3. 365
2 Peternak 4
3 Aparatur sipil Negara (ASN) 30
4 TNI/POLRI 14
5 Perangkat Desa 27
6 Wiraswasta 301
7 Karyawan Perusahaan Swasta 653
Total 4. 394
Sumber data: Prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
Data tabel II. 5 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk jika
dilihat dari mata pencaharian, yakni: Petani, karyawan perusahaan Swasta,
wiraswasta, aparatur sipil Negara, perangkat desa, peternak, dan
TNI/POLRI.
3. Sarana dan Prasarana
a. Sarana dan prasarana
Di Desa Dadapayu prasarana pendidikan mulai dari tingkat
pendidikan TK/PAUD, SD, sampai dengan tingkat SLTP dapat dilihat
pada tabel berikut yang menuangkan sejumlah prasarana pendidikan di
Desa Dadapayu:
Tabel II. 6
Prasarana pendidikan
No Jenis
pendidikan Gedung (buah)
Guru
(orang)
Murid
(orang)
1 TK/PAUD 5 15 81
2 SD 6 66 470
3 SLTP 1 16 98
Total 12 97 649
Sumber data:prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
38
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sarana
pendidikan di Desa Dadapayu sudah mencukupi karena hanya terdapat
3 jenis sarana pendidikan yaitu TK/PAUD ada 5 gedung dengan
jumlah guru 15 dan murid sebanyak 81 orang. SD memiliki 6 gedung
sekolah dengan jumlah guru sebanyak 66 orang dan murid sebanyak
470 orang. Sedangkan tingkat pendidikan seperti SLTP di Desa
Dadapayu mempunyai gedung sekolah 1 dengan jumlah guru 16 dan
jumlah murid 98 orang.
b. Sarana Peribadatan
Dalam menjalankan agamanya masing-masing maka di Desa
Dadapayu ada prasarana peribadatan yang jumlahnya dapat diketahui
pada tabel berikut:
Tabel. II. 7
Sarana Peribadatan
No Tempat peribadatan Jumlah (buah)
1 Masjid 26
2 Gereja 1
3 Mushola 3
Sumber data:prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sarana peribadatan di
Desa Dadapayu sudah cukup memadai karena terdiri dari masjid
berjumlah 26 buah dan mushola berjumlah 3 buah. Untuk sarana
peribadatan lainnya seperti gereja katolik berjumlah 1
4. Pemerintah Desa
Berbicara mengenai pemerintahan Desa berarti mencakup Kepala
Desa beserta Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan
39
Desa.Pemerintahan Desa Dadapayu berjumlah 31 orang. Adapun lebih
jelasnya akan diuraikan pada bahasan berikut:
a. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA
BPD Kepala Desa
Sekretaris
Desa
Kaur
T U dan Umum
Kaur
Perencanaan
Kaur
Keuangan
Kasi
pelayanan
Kasi
kesejahteraan
Kasi
pemerintahan
Kepala
Dusun
40
Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa dan
Perangkat Desa.Adapun kepala Desa merupakan penanggungjawab
penyelenggaraan pemerintahan Desa, yang dipilih melalui pemilihan
langsung oleh masyarakat Desa.Masa jabatan kepala Desa adalah 6
(enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatn. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Kepala Desa mempunyai wewenang:
1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama BPD
2) Mengajukan rancangan peraturan Desa
3) Menetapkan peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD
4) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Desa mengenai
APB Desa untuk di bahas dan ditetapkan bersama BPD
5) Membina kehidupan masyarakat Desa
6) Membina perekonomian Desa
7) Mengkoordinasikan pembangunan Desa secara partisipatif
8) Mewakili Desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hokum untuk mewakilinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan ; dan
9) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
41
Dalam rangka menjalankan tugas dan wewenang tersebut,
kepala Desa dibantu oleh perangkat Desa, yang terdiri dari sekretaris
Desa dan Perangkat Desa lainnya. Sekretaris Desa diisi oleh pegawai
negeri sipil yang di angkat oleh sekretaris daerah Kabupaten atas nama
Bupati.
Sedangkan perangkat Desa Dadapayu terdiri dari 5 unit kerja, 3
orang staff, 20 orang kepala dusun, 20 rukun warga dan 86 rukun
tetangga. Adapun perangkat Desa tersebut ditunjuk, diangkat dan
ditetapkan oleh kepala Desa serta dilaporkan ke camat untuk disahkan
camat.Sementara itu 5 unit kerja yang dimaksud diatas adalah kepala
urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, kepala urusan
kesejahteraan rakyat, kepala urusan umum dan kepala urusan
keuangan.
Untuk menjamin kelancaran jalannya urusan-urusan Desa
Dadapayu tersebut, maka aparat Desa setidaknya harus memiliki
kompetensi yang mumpuni, artinya aparat Desa harus berpendidikan.
Adapaun pendidikan perangkat Desa Dadapayu dapat dilihat pada
tabel berikut:
42
Tabel II. 8
Pendidikan Perangkat Desa Dadapayu
No Perangkat Desa Pendidikan
1 Kepala Desa SLTA
2 Sekretaris Desa S1
3 Kepala seksi pemerintahan SLTA
4 Kepala seksi Pelayanan S1
5 Kepala seksi kesejahteraan rakyat S1
6 Kepala urusan tata usaha dan umum SLTA
7 Kepala urusan keuangan SLTA
8 Kepala urusan perencanaan SLTA
Sumber data:prodeskel. binapemdes. kemendagri. go. id.
Dari tabel III. 1 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
Pemerintah Desa yang terdiri dari kepala Desa, sekretaris Desa dan
perangkat lainnya berpendidikan S1 3 orang, sedangkan jumlah
perangkat Desa berpendidikan sekolah menengah atas berjumlah 4
orang. Artinya bahwa secara kualitas pendidikan perangkat Desa
Dadapayu sudah tidak bisa diragukan lagi dalam mengemban tugas
dan tanggungjawab sebagai aparatur penyelenggaraan pemerintahan
Desa.
b. Badan Permusyawaratan Desa
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa
Dadapayu berjumlah 9 orang, diantaranya: Ketua BPD dipimpin Oleh
Wasikin, Wakil ketua BPD Wagiman, sekretaris Noviana D, anggota
BPD adalah Musiyar, Agus, Tolu R, Suhadi, Nurdiyati, Surahno,
Sudono.
BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Desa yang keanggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
Dadapayu.Hal ini karena yang bersangkutan dipilih oleh perwakilan
43
masyarakat Desa dengan masing-masing keterwakilan wilayah.Adapun
pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung.
Fungsi BPD dalam penyelenggaraan pemerintah Desa yaitu
membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa
dan melakukan pengawasan kinerja kepala Desa.dalam melaksanakan
fungsi tersebut, BPD mempunyai wewenang:
a. Membahas rancangan peraturan Desa bersama kepala Desa
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Desa
dan peraturan kepala Desa
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala Desa
d. Membentuk panitia pemilihan kepala Desa
e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat
f. Menyusun tata tertib BPD.
Tabel II. 9
Daftar Anggota BPD Desa Dadapayu
No Nama Jabatan
1 Wasikin Ketua
2 Wagiman Wakil ketua
3 Noviana D Sekretaris
4 Musiyar Anggota
5 Agus Anggota
6 Tolu R Anggota
7 Suhadi Anggota
8 Nurdiyanti Anggota
9 Surahno Anggota
10 Sudono Anggota
Sumber data:kantor Desa Dadapayu 2019
44
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa anggota Badan
Permusyawaratan Desa di Desa Dadapayu berjumlah 10 orang terdiri
dari Ketua/Wakil Ketua, Sekretaris, dan Beserta anggotanya.
Berdasarkan susunan keanggotaan BPD tersebut di atas dapat
diuraikan mengenai tugas dari masing-masing jabatan yaitu sebagai
berikut:
a) Ketua
BPD mempunyai tugas bertanggung jawab atas
kewenangan dan fungsi yang dimiliki oleh BPD secara
keseluruhan. Ketua juga berkewajiban untuk memimpin jalannya
rapat BPD serta sebagai pengambil keputusan yang dibuat oleh
BPD
b) Wakil ketua
Wakil ketua mempunyai tugas untuk menggambil ketua
apabila berhalangan hadir saat rapat BPD.Wakil ketua juga dapat
memberikan masukan kepada ketua dalam hal pengambilan
keputusan.
c) Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas untuk mencatat setiap agenda
yang akan dilaksanakan oleh BPD. Sekretaris melakukan
pengarsipan terhadap seluruh dokumen yang dibuat oleh BPD.
45
d) Komisi Bidang Pemerintahan
Komisi Bidang Pemerintahan bertugas untuk mengurus
hubungan antara BPD dengan dengan pemerintah Desa.komisi
bidang pemerintahan bertanggungjawab kepada ketua BPD.
e) Komisi Bidang Pembangunan
Komisi Bidang Pembangunan mempunyai tugas untuk
mengurus yang ada di wilayah Desa.komisi bidang pemerintahan
mendata sarana dan prasarana yang dibutuhkann untuk
pembangunan dan merencanakan anggaran yang dibutuhkan.
Komisi bidang pembangunan bertanggung jawab kepada ketua
BPD.
f) Komisi Bidang Kemasyarakatan
Komisi Bidang kemasyarakatan mempunyai tugas untuk
mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat, kegiatan
yang melibatkan pemerintah Desa dengan masyarakat, menerima
usulan atau aspirasi dari masyarakat.Komisi bidang
kemasyarakatan bertanggungjawab kepada ketua BPD.
g) Anggota
Setiap anggota dari BPD mempunyai fungsi untuk
menyampaikan usulan atau aspirasi dari masyarakat.Anggota juga
mempunyai kewenangan untuk mengajukan inisiatif rancangan
Rancangan Peraturan Desa.anggota juga mempunyai peran untuk
membantu ketua dalam hal penyelesaian permasalahan yang ada di
BPD.
46
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)DESA DADAPAYU
Data sumber: Desa Dadapayu 2019
B. Penerimaan Dana Desa Dadapayu
Dalam penerimaan dana Desa di setiap Desa di Indonesia menurut
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa bahwa semua yang terkait
anggaran yang digunakan dalam satu tahun di cantumkan dalam laporan
keuangan Desa, sehingga dalam pengelolaan anggaran bisa dilihat dalam
jumlah dana yang diserap dalam satu periode.
KETUA
WASIKIN
WAKIL KETUA
WAGIMAN
ANGGOTA
1. MUSIYAR
2. AGUS S
3. TOLU R
4. SUHADI
5. NURDIYATI
6. SURAHNO
7. SUDONO
SEKRETARIS
NOVIANA D
47
Tabel II. 10
Penerimaan Dana Desa di Desa Dadapayu dari 2015 sampai dengan 2018
No Tahun Anggaran(Rp)
1 2015 325. 236. 000
2 2016 743. 100. 200
3 2017 945. 122. 300
4 2018 931. 287. 000
Sumber: Laporan keuangan Desa Dadapayu 2015 sampai 2018
Dari tabel diatas penerimaan Dana Desa di Desa Dadapayu dapat
disimpulkan bahwa Desa Dadapayu dalam sistem penyerapan anggaran dana
Desa sudah baik, kita dapat melihat dari setiap tahun anggaran dari tahun 2015
sampai dengan 2018 mengalami peningkatan.