repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/1011/1/siti yuningsih_16330306.pdf · akhir pendampingan kelompok...
TRANSCRIPT
iv
MOTTO
BERBUATLAH BAIK SEKECIL APAPUN ITU , KARENA KITA TIDAK AKAN
PERNAH TAU PERBUATAN BAIK YANG MANA YANG AKAN MENUNTUN KITA
KE SURGA
v
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan rahmad dan kekuatan selama penulis menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ,
sehingga dapat berjalan dengan lancar. Dengan segala kerendahan hati ucapan terimakasih
penulis persembahkan kepada :
1. Untuk keluargaku tercinta , suamiku Hermawan dan anak saya Farel Raditya Roikhul
Hermawan dan Chaysa Chandra Kirana Hermawan yang telah memberikan dukungan
baik moril mapun materiel serta doa dan cinta kasih kalian.
2. Saudara saudara ku yang amat mengasihiku , terimakasih untuk kepercayaan yang telah
diberikan.
3. Teman teman di FK Tagana DIY yang banyak memberi semangat untuk menyelesaikan
tugas saya.
4. Pemerintah Desa Wonokerto yang telah memberi fasilitas dalam pendanaan dan memberi
kesempatan kepada saya untuk belajar di STPMD “ APMD “ Yogyakarta
5. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah rela dengan
kesabaran dan keikhlasan membimbing kami.
Penyusun ,
SITI YUNINGSIH
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan rahmad dan kekuatan selama penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir Pendampingan Kelompok PKK melalui Program Kerja di Dusun Kopen Pedukuhan
Becici Desa Wonokerto Kec Turi Kab Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta , sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Diploma Tiga di STPMD “ APMD “
Yogyakarta.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak - pihak terkait , Laporan tugas
ini tidak akan selesai dengan baik. Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa “ APMD “ Yogyakarta
2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si selaku Ketua Prodi Program Pembangunan Masyarakat Desa
Diploma Tiga STPMD “ APMD “ Yogyakarta
3. Ibu Drs. Sri Suminar, M.P selaku dosen pembimbing dalam Laporan Tugas Akhir
(LTA).
4. Bapak Tomon Haryo Wirosobo selaku Kepala Desa Wonokerto yang telah mengijinkan
untuk kegiatan magang.
5. Kelompok PKK Dusun Kopen Becici yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk kegiatan magang.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik secara
materi maupun susunan bahasanya, oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan tulisan ini , sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Siti Yuningsih
NIM : 16330306
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan Magang ................................................................................................... 3
C. Sasaran dan Lokasi Magang ............................................................................... 3
D. Metode ............................................................................................................... 4
E. Rangkaian Aktivitas dan Strategi ....................................................................... 10
F. Peran mahasiswa dalam kegiatan magang .......................................................... 12
G. Hasil yang diharapkan ........................................................................................ 12
BAB II DESKRIPSI WILAYAH DESA WONOKERTO ............................................. 14
A. Letak Geografis dan Demografi Desa ............................................................... 14
B. Profil Dusun Kopen ........................................................................................... 31
BAB III PELAKSANAAN MAGANG ......................................................................... 36
A. Proses Magang Dan Pelaksanaan Magang ......................................................... 36
B. Pengalaman Berharga ......................................................................................... 44
C. Evaluasi Magang. ............................................................................................... 45
D. Rekomendasi. ...................................................................................................... 46
PENUTUP ...................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 49
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel. II.I Pembagian wilayah Padukuhan , RT dan RW.
2. Table II.2. Luas lahan dan penggunaanya.
3. Tabel II.3 Komposisi luas tanah untuk fasilitas umum Berdasarkan penggunaanya
4. Tabel II.4 Komposisi Kepala Keluarga Berdasar Kepemilikan Lahan.
5. Tabel II.5 Komposisi luas tanah sawah Berdasarkan jenisnya pengairanya
6. Tabel II.6 Komposisi luas tanah kering Berdasarkan penggunaanya
7. Tabel II.7 Komposisi sub sektor pertanian Berdasarkan komoditas
8. Tabel. II.8 komposisi penduduk berdasar jenis kelamin.
9. Table II.9. Komposisi Penduduk Berdasar Mata Pencaharian
10. Table II.10. komposisi Penduduk berdasar Agama
11. Tabel .II.11. Sebaran Fasilitas Peribadatan
12. Tabel II.12. Komposisi Kepala Keluarga Berdasar Tingkat Kesejahteraan
13. Tabel II.13. Data Lembaga Kemasyarakatan di Desa Wonokerto
14. Tabel II.14. Jenis Kegiatan yang dilaksanakan di tiap Dusun
15. Tabel II.15. Jenis Budaya yang ada di Wonokerto
16. Tabel II.16. Jenis Kesenian yang ada di Desa Wonokerto
17. Tabel 11.17. Komposisi Penduduk Dusun Kopen berdasar jenisnya
18. Tabel II.18 komposisi Penduduk Berdasar Kepercayaan
19. Tabel 11. 19 Data Lembaga dan Kelompok Masyarakat di Dusun Kopen
20. Tabel II. 20 Komposisi anggota Berdasar Pendidikan
21. Tabel III.15 Komposisi Anggota PKK yang Memiliki BPJS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakekat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini akan terwujud apabila
kesejahteraan keluarga dan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik antara lain
melalui gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Kegiatan PKK merupakan
bagian dari pembangunan nasional yang terus menerus selaras dengan dinamika
pembangunan. PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan
kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang maha esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri,
kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
(Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_nasional_Indonesia)
Gerakan PKK merupakan Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang
tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat.
Pemberdayaan Keluarga meliputi segala upaya bimbingan, pembinaan dan pemberdayaan
agar keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan mandiri.
Kegiatan PKK lebih ditujukan kepada perempuan, dimana perempuan diharapkan
berperan aktif dalam pembangunan lingkup terkecil yaitu keluarga dan lingkungan
sekitarnya. Perempuan dipilih untuk tetap mempertahankan ketahanan ekonomi
keluarganya serta peningkatan kesejahteraan keluarga. Program ini memiliki 10 poin
utama yakni penghayatan dan pengamalan pancasila; gotong royong; pangan; sandang;
perumahan dan tatalaksana rumah tangga; pendidikan dan ketrampilan; kesehatan;
pengembangan kehidupan berkoperasi; kelestarian lingkungan hidup; serta perencanaan
sehat. Melalui program PKK diharapkan perempuan memiliki wadah untuk
beraktualisasi, sehingga tujuan pembangunan bisa tercapai. Sasaran gerakan PKK adalah
keluarga, baik di perdesaan maupun perkotaan yang perlu ditingkatkan dan
dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya, dalam bidang :
1. Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai Insan hamba Tuhan, anggota
masyarakat dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat, berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945
2
2. Fisik material meliputi pangan , sandang , papan , kesehatan ,kesempatan kerja yang
layak , serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan ,
pengetahuan , dan ketrampilan. Melalui 10 program pokok PKK di harapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah yang meliputi :
a. Penghayatan dan pengamalan pancaila
b. Gotong royong
c. Pangan
d. Sandang
e. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga
f. Pendidikan dan ketrampilan
g. Kesehatan
h. Pengembangan kehidupan
Seperti yang diketahui bersama , keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat. Kondisi suatu keluarga mempnyai arti penting dalam proses pembangunan
bangsa , karena dalam kondisi tertentu kelarga dapat menjadi ukran bagi kesejahteraan
masyrakat pada mmnya.selain itu dari keluarga diharapkan akan lahir penerus bangsa
yang tangguh dan berkarakter yang akan membawa masa depan bangsa kearah yang lebih
baik.
Kondisi yang sering terjadi adalah PKK hanya sebagai lembaga formalitas yang
harus ada di setiap dusun akan tetapi tidak melaksanakan tugas dan fungsinya di
masyarakat. Banyaknya waktu luang yang dimiliki oleh ibu ibu belum bisa di manfaatkan
dengan baik. Kegiatanya hanya sebatas arisan bukan lagi kegiatan yang merujuk pada 10
program pokok PKK. Sementara jika di terapkan 10 program pokok PKK di masyarakat
maka kesejahteraan keluarga akan terangkat. Hal ini juga yang terjadi di Kelompok PKK
Dusun Kopen Padukuhan Becici Desa Wonokerto , kegiatan PKK di sini hanya sebatas
arisan dan pengajian belum menjangkau dari seluruh program pokok PKK, di kelompok
PKK dusun kopen belum melaksanakan administrasi di setiap kegiatanya , belum ada
usaha pemanfaatan lingkungan sementara masih banyak lahan kosong di sekeliling
rumah, belum ada kegiatan ketrampilan yang menunjang ekonomi keluarga ,belum ada
kegiatan senam untuk ibu ibu, Sumber Daya Manusia kader dan anggota masih belum
merata. Mengingat mayoritas anggota PKK adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja
dan masih mempunyai waktu luang di rumah , seharusnya program PKK bisa di
maksimalkan. Berdasar hasil observasi kami dapat disimpulkan bahwa perlu penguatan
program kerja di PKK seperti :
3
a. Pembukuan secara tertib di setiap kegiatanya
b. Ketiatan ketrampilan pembuatan bross dari tembaga
c. Pemanfaatan lingkungan melalui budidaya lidah buaya
d. Kegiatan bersih Dusun satu minggu satu kali
e. kegiatan senam satu mingg satu kali
Dengan kegiatan yang positif dan sesuai kebutuhan masyarakat maka organisasi PKK
akan dapat menjadi ujung tombak pembangunan Desa.
(Sumber : https://demulih.desa.id/home/first/artikel/143)
B. Tujuan Magang
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi dan mengintervensi permasalahan di
kelompok PKK.
2. Mahasiswa mampu memetakan kebutuhan Kelompok PKK berdasar skala prioritas
3. Mahasiswa bersama anggotadan pengurus PKK mampu menyelesaikan permasalahan
kelompok.
4. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperleh selama mengikuti kegiatan
perkuliahan.
C. Sasaran dan Lokasi Magang
1. Sasaran
Pengurus dan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
2. Lokasi
Dusun Kopen Pedukuhan Becici Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman
DIY
4
D. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah
1. Penentuan Strategi
a. Pohon Masalah
Program kerja PKK
belum menjangkau 10
program pokok PKK
Program kerja PKK
minim kreasi
Mengancam keberlangsungan
organisasi
Fasilitas kurang Program tidak berjalan
dengan baik
potensi dusun belum dapat
dimanfaatkan dengan baik
Partisipasi anggota kurang
Kualitas dan kuantitas kader
minim
Kurangnya perhatian dari
pemerintah Desa
Kesadaran anggota tentang
pentingnya PKK rendah
5
Penjelasan :
Dalam wawancara kami dengan ketua PKK menuturkan bahwa kehadiran
anggota PKK sangat kurang , hal ini menjadi pertanyaan bagi kami , mengapa
kehadiran anggota sangat kurang. Menurut pengakuan beberapa anggota mereka
merasa bosan karena kegiatan PKK hanya arisan saja . sehingga mereka memilih
dirumah mengurus anak ketimbang menghadiri acara arisan. Menurut analisa kami
karena kegiatan PKK yang kurang beragam menyebabkan anggota jenuh , tidak
mendapatkan sesuatu yang baru yang sesuai dengan keinginan mereka. Sementara
banyak potensi yang bisa dikembangkan di wilayah ini melalui kelompok PKK,
seperti dusun Kopen mempunyai struktur tanah yang bagus , sangat cocok untuk
budidaya sayuran dan lainya . masih banyak lahan kosong di sekitar permukiman
warga yang belum termanfaatkan. Masih banyaknya waktu luang dari ibu ibu belum
bisa di manfaatkan dengan baik , akan tetapi pengurus belum mampu menganalisa
dengan baik. Selain itu SDM kader/pengurus yang kurang juga berakibat terhadap
kualitas program kerja PKK. Program kerja PKK belum mampu menjangkau 10
program PKK. Kurangnya personil kader dan kurangnya perhatian dari Pemerintah
Desa juga berakibat pada lemahnya fungsi organisasi. Sehingga organisasi PKK
hanya seperti kelompok pemanis dalam suatu wilayah tidak lagi berfungsi untuk
kesejahteraan keluarga.
Kurangnya personil kader juga berakibat pada kelompok ini , jumlah kader
yang hanya 4 orang tidak sebanding dengan jumlah anggota yakni 60 orang .
terkadang dalam satu kegiatan satu orang kader harus mengampu berbagai kegiatan ,
menurut ibu katua PKK terkadang jika ada suatu acara dan mengharuskan kader
memberikan penyuluhan harus saling lempar tugas karena kemampuan kader dalam
hal publlik speaking kuranng merata. Jadi untuk kegiatan penyuluhan hanya di
bebankan pada satu/dua kader saja. Minimnya pengetahuan dari kader berakibat pada
kurangnya pemanfaatan fasilitas dari pemerintah karena untuk mengakses progran
dari pemerintah harus melalui proposal.
Kurangnya program dari PKK yang sesuai kebutuhan anggota menjadi
kelompok PKK ini kurang berkembang , tidak adanya intervensi maupun monitor dari
pihak Desa sehingga dalam menjalankan organisasi kurang bersemangat. Belum lagi
dalam menjalankan kegiatanya kelompok ini menggunakan iuran dari anggota
segingga kadang anggota enggan untuk berangkat ke pertemuan
6
b. Pohon Harapan
Dapat mengakses dana
dan program dari
pemerintah
Fasilitas terpenuhi
Organisasi berjalan dengan baik
Kuantitas dan kualitas
kader tinggi
Pengadministrasian
kegiatan secara disiplin
Program sesuai
kebutuhan anggota
Kesadaran anggota tentang
pentingnya sangat tinggi
Partisipasi anggota
meningkat
Kegiatan PKK merujuk pada 10 program
pokok PKK
Potensi dusun dapat dioptimalkan
melalui PKK
7
Penjelasan :
Dari analisa harapan yang kita sampaikan adalah agar PKK bisa berkembang
maka harus ada sinergi antara anggota , pengurus dan pihak PemDes. Dalam setiap
perencanaan program kerja pengurus/kader harus melibatkan anggota agar program
bisa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anggota. Jika kegiatan beragam dan
sesuai yang diharapkan anggota maka akan timbul rasa handarbeni dan juga rasa
tanggungjawab dari anggota untuk melaksanakan program yang telah disepakati.
Selain itu anggota akan mempunyai kesadaran tinggi mengenai pentingnya kehadiran
kelompok PKK di masyarakat karena kelompok PKK berjalan sesuai dengan
kebutuhan di masyarakat.
Kurangnya personil kader harus di tambah , peningkatan kapasitas kader harus
ditingkatkan melalui pelatihan pelatihan , sehingga menjadi kader yang handal dan
tangguh . kaader yang mampu membaca situasi , kondisi , permasalahan di anggota
juga mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
Pemerintah Desa juga harus ambil bagian dalam hal ini . jika perlu
mengadakan sambang pantau di setiap kegiatan PKK. Stimulan dana untuk kegiatan
PKK akan menjadi semangat tersendiri bagi kelompok karena merasa di perhatikan
dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap dana yang sudah di berikan. Pihak
PemDes harus mengadakan pelatihan kader secara berkala agar performa kader lebih
kuat . selain itu PemDes harus melalukan MONEV terhadap kegiatan PKK sebagai
bahan pertimbangan untuk program Pembangunan Desa sekaligus intervensi terhadap
kelompok PKK.
8
c. Pemilihan strategi untuk mencapai hasil
Penyuluhan dan motifasi
kepada anggota mengenai
pentingnya PKK
Menambah fasilitas
kelompok
Menghidupkan
kembali
kesenian
hadroh
Penambahan
personil kader
Membuat program kerja yang sesuai
kebutuhan anggota
Peningkatan kapasitas
kader
Pelatihan
budidaya
tanaman lidah
buaya
Kegiatan senam
anggota
Kegiatan
bersih dusun
Pelatihan
pembuatan
broos dari
tembaga
Pelaksanaan program melalui pokja 1,2,3
dan 4
Kelompok PKK berdaya dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga
Administradi disiplin
Membuat proposal pengajuan dana
dan program ke Desa
Pertemuan rutin anggota
9
Penjelasan :
Strategi yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelompok
PKK adalah : Penyuluhan dan motivasi kepada anggota mengenai pentingnya PKK
1. Mengadakan pertemuan rutin
2. Menambah jumlah kader
3. Membuat proposal pengajuan dana dan program ke Desa unrtuk menambah
fasilitas
4. Pelatihan kader
5. Membuat program kerja yang sesuai kebutuhan anggota
a. Budidaya tanaman lidah buaya
mengingat masih banyaknya lahan kosong di sekitar rumah dan kondisi tanah
yang subur sehingga cocok untuk ditanami lidah buaya. Mengingat besar
sekali manfaat lidah buaya ini , harapanya selain un tuk kepentingan sendiri
hasil tanaman lidah buaya dapat diolah untuk produk lain seperti setup lidah
buaya , teh , keripik dan lainya.
b. Pelatihan pembuatan bross dari tembaga
Kegiatan ini untuk mengsisi waktu luang karena pembuatan broos ini bisa
dilakukan dengan mudah dan hasil karyanya bisa dititipkan ke toko sehingga
bisa menghasilkan uang
c. Kegiatan senam
Kegiatan senam dilakukan seminggu sekali agar anggota PKK menjadi jiwa
yang sehat dan akan berdampak pada pola pikir sehat dan etos kerja yang baik
d. Menghidupkan kembali kesenian hadroh
Kesenian hadroh ini sebenarnya sudah ada pada tahun 2005 , akan tetapi
seiring berjalanya waktu kegiatan ini semakin surut karena keterbatasan dana
yang dimiliki untuk membayar pelatih hingga akhirnya kesenian ini benar
benar tidak diadakan lagi.Kesenian hadroh ini dulu pernah ada namun kini
mati suri , dengan dihidupkanya lagi kesenian ini makaselain untuk
melestarikan budaya juga merupakan syiar agama melalui syair. Mengingat
seluruh anggota PKK adalah muslim maka kegiatan ini dapat dihidupkan
kembali. Apabila seluruh kegiatan dilaksanakan dengan baik maka PKK akan
menjadi organisasi yang dapat mengantarkan anggotanya menjadi sejahtera
sehingga meningkatkan ketahanan keluarga.
10
e. Kegiatan Bersih Dusun
Kegiatan bersih dusun ini dilaksanakan agar lingkungan permukiman dusun
menjadi bersih ,asri dan nyaman untuk dihuni.
E. Rangkaian Aktivitas dan Strategi
1. Rangkaian aktivitas
a. Bentuk kegiatan
Bentuk kegiatan yang akan kami lakukan adalah:
1.) Memberikan pelatihan ketrampilan pembuatan bros dari tembaga
2.) Memberikan pelatihan budidaya lidah buaya
3.) Membuat program senam untuk anggota PKK seminggu sekali
4.) Membuat program kegiatan bersih dusun satu minggu satu kali
5.) Latihan hadroh
b. Tahap tahap kegiatan
1). Membuat janji dengan Ketua Kelompok PKK
2). Berkoordinasi dengan pengurus PKK
3). Melaksanakan FGD
4). Membuat program
5). Pelaksanaan program
6). Monitor
7). Evaluasi
8). Berpamitan
c. Waktu pelaksanaan , bahan yang diperlukan , siapa yang berperan :
1.) Memberikan pelatihan ketrampilan pembuatan bros dari tembaga
Waktu : tgl 9 Agustus 2019
Bahan : tembaga , lem tembak
Yang berperan : Ibu Desi perajin bross dari tembaga dan anggota PKK
Peran pemagang : mediator , fasilitator , pendamping
2.) Memberikan pelatihan budidaya lidah buaya
Waktu : tgl 10 Agustus 2019
Bahan : bibit lidah buayta , tanah , pupuk , alat masak , lidah buaya siap
masak
11
Nara Sumber : Bp Wiwid dari DPW Petani DIY dan anggota PKK
Peran pemagang : mediator , pendamping mediator
3.) Membuat program kegiatan bersih dusun satu minggu satu kali
Waktu : tgl 11 Agustus 2019
Bahan : sapu
Yang berperan : anggota PKK
Peran pemagang : mediator , motivator , pendamping
4.) Latihan hadroh
Waktu : 12 Agustus 2019
Lokasi : masjid AL Huda Kopen
Pelatih : Bp. Syukron
Yang berperan : anggota kelompok hadroh.
Peran pemagang : mediator , motivator , pendamping
5.) Mengadakan senam setiap rabu sore
Waktu : 21 Agustus 2019
Lokasi : masjid AL Huda Kopen
Pelatih : Ibu Arini
Yang berperan : anggota kelompok hadroh.
Peran pemagang : mediator , motivator , pendamping
2. Strategi magang
a. Mediator
Disini saya akan memediasi antara pengurus dan anggota agar program bisa
berjalan dengan baik
b. Pengorganisasian masyarakat
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan - kebutuhan dan
menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut dan mengembangkan keyakinan
untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai dengan skala prioritas
c. Fasilitasi
Membantu dan menguatkan masyarakat untuk dapat menentukan prioritas
program kerja dan melaksanakan program yang sudah ditentukan
d. Gerakan sosial
Kegiatan kelompok untuk melaksanakan program kerja yang sudah di sepakati
12
e. Demplot
Metode penyuluhan pertanian dengan cara membuat lahan percontohan sebagai
embrio agar anggota bisa melihat dan membuktikan hasil yang sudah di
praktekkan
f. Pendampingan
Proses pemberian kemudahan kepada kelompok dalam mengidentifikasi
kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam
proses pengnambilan kepputusan sehingga kemandirian berkelanjutan dapat
terwujud
F. Peran mahasiswa dalam kegiatan magang
Dalam kegiatan magang peran mahasiswa adalah sebagai berikut :
a. Mediator
Dalam hal ini pemagang dapat menyelesaikan permasalahan yang melibatkan anggota
serta mendampingi anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah di dalam
kelompok.
b. Fasilitator
Pemagang mendatangkan nara sumber untuk melakukan penyuluhan di kelompok
agar kelompok mempunyai pengetahan tentang memanfaatkan potensi yang ada
dilingkungan serta memberi ketrampilan untuk mengembangkanya.
c. Pendamping
Dalam pelaksanaan magang , pemagang berperan sebagai pendamping yakni
mendampingi kelompok PKK dalam memecahkan masalah yang diselesaikan secara
musyarwarah sehingga penulis akan mudah dalam mengidentifikasi permasalahan
maupun potensi yang ada dalam kelompok ini.
G. Hasil yang diharapkan
1. Hasil yang diharapkan dari kegiatan magang ini adalah adanya kesadaran dari anggota
PKK untuk mengoptimalkan fungsi PKK melalui program kerja sehingga diharapkan
Kelompok PKK dapat menjadi garda terdepan dalam Pembangunan Desa.
Mahasiswa dapat memetakan potensi dan permasalahan yang ada serta memberikan
solusi atas permasalahan di masyarakat sekaligus mengaplikasikan ilmu yang di
peroleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan di STPMD „ APMD”
13
2. Manfaat yang di dapat oleh Kelompok PKK selama didampingi adalah masyarakat
dapat mengeksplor potensi yang ada di masyarakat melalui pendampingan , sehingga
Kelompok PKK dapat berfungsi sesuai tupoksinya.
.
14
BAB II
DESKRIPSI WILAYAH DESA WONOKERTO
A. Letak Geografis dan Demografi Desa
1. Sejarah Desa
Desa Wonokerto berdiri pada tahun 1947 yang merpakan penggabungan dari 4
kelurahan yaitu Tunggularum , Kalurahan Ledoklempong , Kalurahan Dadapan dan
Kalurahan Graongan. Seajarah Desa wonokerto di bagi menjadi 5 kategori yaitu :
a). Tahun 1947 – 1954
Pada tahun ini dipimpin oleh bapak Niti Pawiro , pusat pemerintahan berada di
Padukuhan Dadapan menempati rumah bapak Niti Pawiro. Pada masa tersebut
pembangunan Desa belum dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya
dikarenakan terbatasnya dana dan situasi masih dalam gejolak keamanan.
b). Tahun 1954 – 1961
Pada tahun ini Desa Wonokerto dipimpin oleh Sudarmo dengan kantor
Pemerintahan Desa berada di Padukuhan Sangurejo. Pada masa ini telah dirintis
pembangunan jalan , jembatan , saluran air dan pembuatan lapangan yang berada
di dusun puntuk.
c). Tahun 1962 – 1996
Pada masa ini Desa Wonokerto dipimpin oleh bapak Sastro Diharjo , awal
kepemimpinanya berkantor di rumah lurah yakni di dusun Nganggrung Lor
Wonokerto Turi , sedangkan mulai tahun 1968 Kantor Desa pindah di Dusun
Imorejo Wonokerto Turi.
Hasil – hasil Pembangunanya adalah :
1. Pembangunan saluran air bedhog , krasak , sempu dan gondoarum.
2. Pembangunan jalan tembus imorejo sampai kiringan.
3. Pembangunan jalan sempu – kaliurang
4. Pembangunan jalan nganggrung – garongan
5. Pembangunan SD Banyuurip I dan II, SD Nganggrung I dan II dan SD Muh
Balerante
6. Pembangunan gedung Kantor Desa dan barak pengungsian
7. Pembangunan puskesmas pembantu
15
d). Tahun 1996 – 2004
Pada masa ini kepala Desa dijabat oleh bapak Suhartono dengan hasil
pembangunan sebagai berikt :
1. Rehab pasar Desa
2. Pembangunan kios Desa
3. Pembangunan pasar ikan
e). Tahun 2004 – 2017
Pada masa ini pemerintah Desa di jabat oleh Bp Kasidi dengan hasil
pembangunan sebagai berikut :
1. Pembangunan gapura selamat datang di pintu masuk Desa Wonokerto
2. Pembuatan kandang kelompok peternak di beberapa tempat diwilayah
Wonokerto
3. Pembentukan BUMDES
4. Pembuatan Barak baru di kiringan
5. Eksport buah salak ke luar negri yakni Cina dan Kamboja
f). Tahun 2017 – 2021
Masa sekarang jabatan kepala Desa di jabat oleh Bp Tomon Haryo Wirosobo
hingga kini dan berakhir pada 2021.
2. Batas Wilayah
Seacara administrative Desa Wonokerto merupakan salah satu Desa yang berada di
wilayah kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.wilayah
Desa Wonokerto memiliki Batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara : Desa Girikerto Kecamatan Turi
2. Sebelah Timur : Desa Girikerto Kecamatan Turi
3. Sebelah selatan : Desa Bangunkerto Kecamatan Turi
4. Sebelah barat : Desa Merdikorejo Kecamatan Tempel
Desa Wonokerto terdiri dari 13 padukuhan yang terdiri dari 63 RT dan 30 RW dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel II.1Pembagian wilayah di Desa Wonokerto, RT dan RW di Desa Wonokerto
No Nama Padukuhan Jumlah RW Jumlah RT
1. Tunggularum 2 4
2. Gondoarum 2 4
16
3. Sempu 2 5
4. Banjarsari 3 6
5. Manggungsari 2 5
6. Imorejo 2 4
7. Jambu Sari 3 6
8. Dukuh Sari 2 4
9. Kembang 2 5
10. Pojok 2 4
11. Sangurejo 2 5
12. Becici 3 6
13. Dadapan 2 5
Total 39 63
Sumber data desa 2018
3. Orbitasi
Jarak ke ibu kota kecamatan : 3,00 Km
Dengan lama jarak tempuh dengan sepeda motor selama 5 menit
Jarak ke ibkota kabupaten ; 10 Km
Dengan lama jarak tempuh dengan sepeda motor selama 15 menit
Jarak ke ibukota Propinsi : 22 km
Dengan lama jarak tempuh dengan sepeda motor selama 45 menit
4. Kondisi Alam dan Tata Guna Lahan
a. Kondisi Hidrologi
Desa Wonokerto adalah daerah pertanian dengan sumber mata air sebanyak 26
mata air yang mengalir ke beberapa sungai seperti krasak , bedog , dan sungai
sempor yang sangat mendukung untuk pengairan atau irigasi pertanian. Curah
hujan rata – rata 3,09 mm pertahun dengan suhu 24 – 28oc. Sumber air tanah yang
mengalir di bawah permukaan berada di jalur mata air Turi – Sleman yang
pemanfaatanya digunakan untuk sumber air bersih dan irigasi. Namun pada
musim kemarau sebagian wilayah kekurangan air untuk pertanian seperti di
daerah puntuk dan dadapan. Akan tetapi jika untuk air bersih konsumsi rumah
tangga masih mencukupi.
17
b. Topografi
Desa Wonokerto berada di kaki merapi yang terletak di Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta , secara geografis terletak pada
ketinggian 400 n- 900 m dari permukaan laut. Dengan kontur wilayah yang
merupakan dataran tinggi maka sebagian besar wilayahnya adalah pertanian.
c. Luas Wilayah
Desa Wonokerto memiliki luas wilayah sebagai berikut :
Table II.2. Luas lahan dan penggunaanya.
No. Penggunaan Luas ( Ha ) Persentase (%)
1. Luas tanah
sawah
550,70 55
2. Luas tanah
perkebunan
324,21 32
Luas fasilitas
umum
82,99 8,5
4. Luas tanah
hutan
45,00 4,5
Total luas 1.002,90 100,00
Sumber : data profil desa wonokerto 2018
Berdasar tabel II.2 Dapat diketahui bahwa wilayah wonokerto memiliki luas
wilayah 1.002,90 Ha, dengan penggunaan paling banyak untuk persawahan
sebanyak 550,70 Ha , untuk luas tanah kering sebanyak 324,21 Ha yang di
gunakan untuk perkebunan ,untuk fasilitas umum sebanyak 82,99 Ha dan untuk
tanah hutan sebanyak 45,00 Ha. Dengan kondisi yang demikian maka mayoritas
penduduk wonokerto bekerja di sektor pertanian dengan komoditas utama salak
pondoh. Sedang untuk tanah hutan berada di sebelah utara Desa berbatasan
dengan Taman Nasional Gunung Merapi.
Desa Wonokerto memiliki tanah seluas 82,99 Ha. Yang di gunakan
pemanfaatanya untuk masyarakat.
18
Tabel II.3 Komposisi luas tanah untuk fasilitas umum Berdasarkan
penggunaanya
No Penggunaan Jumlah (Ha) Persentase (%)
1. Tanah bengkok 54,04 66,00
2. Tanah titi sara 3,09 3,62
3. Sawah desa 19,39 23,00
4. Lapangan olahraga 1,00 1,20
5. Perkantoran pemerintah 0,86 1,30
6. Ruang publik/taman kota 0,50 0.01
7. Tempat pemakaman desa/umum 0,01 0.70
8. Tempat pembuangan sampah 0,50 0,50
9. Bangunan sekolah/perguruan
tinggi
1,62 1,90
10. Pertokoan 0,03 0,16
11. Fasilitas pasar 0,15 0,18
12. Jalan 1,20 1,00
13. Usaha perikanan 0,60 0,70
Total 82,99 100,00%
Sumber : data desa tahun 2018
Berdasar table II.3 diatas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan terluas tanah kas
desa yaitu untuk tanah bengkok , tanah titi sara dan tanah Desa. Selebihnya untuk
berbagai macam seperti tempat peribadatan , ruang terbuka hijau , sekolah , pasar
desa dan lainya
Tabel II.4 Komposisi Kepala Keluarga Berdasar Kepemilikan Lahan.
No Luas Lahan Jumlah KK Persentase
(%)
1. Tidak punya 298 8,9
2. 0 - 1.000 m2 1261 37,8
3. 1.001 - 3.000 m2 832 25
19
4. 3.001 - 5.000 m2 569 17
5. 5.001 - 8.000 m2 230 6,0
6. 8.001 - 1 Ha 78 2,3
7. 1 Ha + 64 1,9
Jumlah 3324 100,00
Sumber data sekunder desa wonokerto 2018
Dari tabel II.4 dapat di ketahui bahwa dari 3324 KK yang ada di Desa
Wonokerto terdapat sekitar 298 KK yang tidak memiliki lahan , baerdasar data
sekunder yang di peroleh di ketahui bahwa kebanyakan yang tidak punya lahan
adalah para pendatang. Sementara rata rata warga lokal memiliki lahan antara
1.001 – 3.000 m2 yakni sekitar 37,8 % , sedang untuk yang memiliki lahan
antara 3.001 – 5.000 sekitar 17 % dan selebihnya adalah KK yang memiliki lahan
diatas 5.000m2 yang mencapai jumlah sekitar 10 %. Lahan ini rata rata digunakan
untuk pertanian.
Tabel II.5 Komposisi luas tanah sawah Berdasarkan jenisnya pengairanya
No Jenis Pemanfaatan Jumlah
(Ha)
Persentase
(%)
1. Sawah irigasi teknis 236,40 43,00
2. Sawah irigasi ½ teknis 314.30 57,00
550,70 100.00
Sumber data Desa Wonokerto 2018
Berdasar tabel II.5 dapat diketahui bahwa jenis pengairan yang digunakan oleh
petani di Wonokerto adalah irigasi teknis dan irigasi setengah teknis dengan
prosentase 43% untuk irigasi teknis dan 57 % untuk irigasi setengah teknis.
20
Tabel II.6 Komposisi luas tanah kering Berdasarkan penggunaanya
No Jenis Pemanfaatan Jumlah
(Ha)
Persentase
(%)
1. Tegal/ladang 86,21 26,00
2. Pemukiman 238,00 74,00
Total 324,21 100.00
Sumber data Desa Wonokerto 2018
Berdasar tabel II.6 dapat di ketahui bahwa pemanfaatan tanah kering adalah
untuk tegalan dan permukiman dengan persentase 26% untuk tegalan dan 74 %
untuk permukiman , hal ini juga nampak pada tanah pekarangan warga yang
terlihat luas , bahkan di samping kanan kiri rumah di tanamai pohon salak
pondoh. Tentu hal ini sangat efektif karena tanah pekarangan juga sangat
produktif.
Tabel II.7 Komposisi sub sektor pertanian Berdasarkan komoditas
No Jenis Tanaman Jumlah
( Ha )
Persentase
(%)
1. Padi 470,30 85,00
2. Jagung 22,40 4,6
3. Buncis 5 1,00
4. Umbi 2 0,36
5. Kacang 9 1,00
6. Cabe 42 7,6
Total 550,70 100,00
Sumber data desa wonokerto 2018
Dari tabel II.7 dapat di baca bahwa tanaman padi masih mendominasi di
Wonokerto yang mencapai 85 %.kemudian disusul tanaman cabe yakni sebesar
7,6 %. Akan tetapi pada dua rtahunterakhir ini banyak petani padi yang beralih ke
21
tanaman cabe seperti di dusun Gondoarum ,Tunggularum , Becici disebabkan
karena irigasi yang tidak mudah sehingga petani memilih beralih komoditas.
Selain itu harga cabe yang rata rata berkisar Rp. 20.000 menjadikan petani yang
memilih tanaman cabe sebagai komoditas. Sedang untuk tanaman jagung juga
masih di gemari petani karena tanaman jagung sangat mudah dan tidak
membutuhkan perawatan khusus seperti hal nya tanaman cabe.
5. Keadaan Demografi
a. Jumlah Penduduk
Desa Wonokerto merupakan desa yang padat penduduk , dengan total jumlah
penduduk sebanyak 10.086 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 3324 KK , sesuai
data terakhir pada bulan desember 2018 yang disajikan oleh SID Desa
Wonokerto.Untuk kondisi jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. II.8 komposisi penduduk berdasar jenis kelamin.
No. Jenis kelamin Jumlah
( jiwa )
Persentase
( %)
1. Laki – laki 5026 49,00
2. Perempuan 5060 51,00
Total 10.086 100,00
Sumber data : Profil Desa Wonokerto Tahun 2018
Berdasar II.8 dapat di baca bahwa Desa Wonokerto memiliki jumlah penduduk
yang hampir seimbang antar laki – laki dan perempuan , dengan perbandingan 49 %
untuk laki – laki dan 51 % untuk perempuan. Dilihat dari data diatas jika dihitng
maka Desa termasuk Desa yang padat pendudk dengan perhitungan sebagai berikut :
Kepadatan penduduk = jumlah penduduk x1 jiwa/km2
Las wilayah
= 10.086 x 1 jiwa /km2
1.002,90 km2
= 1005 jiwa /km2
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk Desa Wonokerto
sebanyak 1005 jiwa setiap 1 km2 atau bisa dikatakan setiap 1 km2 dihuni oleh 1005
orang. Hal ini tentu akan menjadi modal untuk pembangunan desa apabila sumber
daya manusia yang dimiliki adalah sumber daya manusia yang unggul.
22
b. Kondisi penduduk berdasar mata pencaharian
Untuk kondisi mata pencaharian penduduk di sajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Table II.9. Komposisi Penduduk Berdasar Mata Pencaharian
No. Mata pencaharian Jumlah Jiwa Persentase
(%)
1. Petani 1856 18.5
2. Buruh tani 569 5,6
3. ASN 143 1,4
4. Pedagang kelontong 55 0,55
5. Peternak 2 0,02
6. Montir 2 0,02
7. Jasa loundri 9 0,09
8. Dokter swasta 1 0,01
9. Perawat swasta 7 0,7
10. Bidan swasta 6 0,06
11. TNI 46 4.5
12. Polri 28 0.27
13. Guru swasta 54 5
14. Dosen swasta 2 0,02
15. Pedagang keliling 17 1,6
16. Tukang kay u 5 0,05
17. Tukang batu 12 0,12
18. Pembantu rumah tangga 5 0,05
19. Karyawan perusahaan swasta 1982 18,6
20. Karyawan BUMN 13 0,13
21. Wiraswasta 580 5,8
22. Tidak mempunyai pekerjaan tetap 46 0,45
23. Belum bekerja 1164 11,50
24. Pelajar 1822 18
23
25. Ibu rumah tangga 1119 10,1
26. Purnawan / pensiunan 85 0,8
27. Perangkat desa 19 0,2
28. Buruh harian lepas 273 2,60
29. Pengusaha perdagangan hasul
bumi
1 0,01
30. Buruh jasa hasil bumi 1 0,01
31. Pemilik jasa transportasi 1 0,01
32. Kontraktor 2 0,02
33. Pemilik usaha warung / restoran 13 0,13
34. Sopir 7 0,07
35. Pemulung 1 0,01
36. Tukang jahit 7 0,07
37. Karyawan honorer 55 0,5
38. Pemuka agama 3 0,03
39. Pelaut 2 0,02
40. Satpam 27 0,27
Total 10086 100
Sumber data : profil desa wonokerto tahun 2018
Dari tabel II.9 dapat di baca bahwa mayoritas penduduk ber mata pencaharian
sebagai petani dan karyawan swasta , hal ini juga di dukung oleh data penggunaan
lahan bahwa penggunaan terbanyak adalah untuk pertanian dengan komoditas
utama salak pondoh. Meski untuk jenis pekerjaan lain juga ada akan tetapi rata
rata penduduk mempnyai lahan untuk bertanam.
c. Kondisis Penduduk berdasarAgama.
Desa Wonokerto sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama , masyarakat
hidup rukun dan saling mendukung satu sama lain dalam hal keyakinan , meski
mayoritas penduduk menganut agama islam namun untuk agama lain juga
24
berkembang di wonokerto , berikut kami tampilkan tabel komposisi penduduk
berdasarkan agama.
Table II.10. komposisi Penduduk berdasar Agama
No. Agama Jiwa Persentase
(%)
1. Islam 9211 89
2. Katolik 889 8,8
3. Kristen 114 1,1
4. Kepercayaan 128 1,1
Total 10086 100
Sumber data : profil desa wonokerto tahun 2018
Berdasar table II.10 dapat diketahui bahwa mayoritas agama yang dianut oleh
masyarakat Wonokerto adalah agama islam , yakni sebesar 89 % , sedang
diurutan kedua adalah agama katolik sebesar 8,8% sisanya Kristen dan
kepercayaan. Hal ini juga dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan untuk
warga muslim.
Tabel .II.11. Sebaran Fasilitas Peribadatan
No. Padukuhan Masjid Mushola Gereja Klenteng/vihara
1 Tunggularum 1 - - -
2 Gondoarum 1 1 - -
3 Sempu 4 1 - -
4 Banjarsari 3 - - -
5 Manggngsari 1 - - -
6 Imorejo 4 - - -
7 Jamubsari 2 2 - -
8 Dukuhsari 2 1 - -
9 Kembang 2 2 - -
25
10 Pojok 3 3 - -
11 Sangurejo 6 1 - -
12 Becici 4 3 - -
13 Dadapan 3 1 - -
Total 36 15 0 0
Sumber data Desa Wonokerto 2018
Dari tabel II.11 diatas dapat di ketahui bahwa Desa Wonokerto memiliki fasilitas
peribadatan masjid sebanyak 36 bangunan dan mushola sebanyak 15 bangunan
yang tersebar di Wilayah Wonokerto. Sedang untuk fasilitas peribadatan agama
lain tidak ada , hal ini sesuasi dengan jumlah penganut agama yang mayoritas
beragama islam , namun begitu kehidupan beragama di Wonokerto sangat
harmonis karena sepanjang sejarah belum pernah terjadi konflik sosial di
karenakan perbedaan agama.
d. Kondisi Kepala Keluarga Berdasar Tingkat Kesejahteraan
Tabel II.12. Komposisi Kepala Keluarga Berdasar Tingkat Kesejahteraan
No. Tingkat kesejahteraan Jumlah
(KK)
Persentase
(%)
1. keluarga prasejahtera 1158 35
2. keluarga sejahtera 1 312 9,4
3. keluarga sejahtera 2 1140 34
4. keluarga sejahtera 3 681 20
5. keluarga sejahtera 3 plus 33 1,6
Total 3324 100,00
Sumber data : profil desa 2018
Dari tabel II.12 dapat diketahui bahwa Desa Wonokerto masih banyak keluarga
pra sejahtera yakni sekitar 35 %. Sedangkan untuk keluarga sejahtera 1 mencapai
9,4 % , keluarga sejahtera 2 mencapai 34 % keluarga sejahtera 3 mencapai 20%
dan keluarga sejahtera 3 plus sekitar 1,6 %. Hal ini juga dapat dilihat dari
26
peneriman bantuan program PKH di Wonokerto adalah tertinggi di kecamatan
Turi yaitu 646 untuk wilayah Wonokerto, sedangkan untuk seluruh Kecamatan
Turi sebanyak 2056.
6. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Kondisi Sosial
Kondisi sosial masyarakat Desa Wonokerto penuh dengan kebersamaan ,
kegotong royongan yang hingga kini masih terpelihara dengan baik. Nilai – nilai
kekeluargaan masih dijunjung tinggi sehingga setiap ada persoalan selalu
diselesaikan dengan jalan musyawarah. Hubungan kekerabatan yang kuat tampak
dari semangat masyarakat dalam kehidupan sehari – hari seperti ketika ada hajatan
nampak warga berbondong bondong untuk membantu entah membantu persiapan
atau pelaksanaanya. Juga ketika ada warga yang sedang kesusahan seperti ada yng
meninggal dunia maka kegiatan untuk mendoakan arwah dilaksanakan selama 7
hari di rumah duka. Masyarakat tidak meninggalkan budaya warisan leluhur
seperti upacara adat , peringatan hari besar dan lainya. Banyak sekali kegiatan
organisasi kemasyarakatan yang berkembang di Desa Wonokerto yang kami
tampilkan dalam tabel berikut :
Tabel II.13. Data Lembaga Kemasyarakatan di Desa Wonokerto
No Jenis Kelembagaan Jumlah
1. PKK 14
2. LPMD 14
3. Karang Taruna 13
4. FPRB 4
5. Kelompok Kesenian 20
6. Rukun Warga 39
7. Rukun Tetangga 63
8. Kelompok keagamaan 2
9. Organisasi pecinta alam 1
10. BUMDES 1
Sumber data : profil Desa Wonokerto 2018
27
Dari tabel II.13 dapat diketahui bahwa banyak sekali lembaga kemasyarakatan di
Desa Wonokerto seperti PKK ,LPMD ,Karang Taruna , FPRB dan lain
sebagainya. Hal ini juga nampak ketika acar Merti Bumi Desa Wonokerto banyak
sekali partisipasi dari lembaga Desa yang terlibat , selain itu keberadaan lembaga
Desa juga ,membantu dalam pelaksanaan Pembangunan Desa.
Tabel II.14. Jenis Kegiatan yang dilaksanakan di tiap Dusun
No. Kegiatan Jenis kegiatan
1. Tunggularum Gotong royong , arisan , siskamling
2. Gondoarum PKK , gotong royong
3. Sempu Siskamling , gotong royong , temu warga,
PKK
4. Banjarsari Siskamling , gotong royong , karang
taruna , PKK
5. Manggungsari Siskamling , pertemuan RT , gotong
royong , PKK
6. Imorejo Gotong royong , simpan pinjam , arisan
,pengajian , merti bumi
7. Jambusari Siskamling , gotong roryong, PKK
8. Dukuh sari Arisan , kerjabakti , pengajian , kenduri
9. Pojok Siskamling , PKK ,gotong royong , temu
warga
10. Sangurejo Siskamling , gotong royong , temu warga
, PKK
11. Becici Pengajian , upacara adat , PKK , gotong
royong
12. Dadapan Siskamling , gotong roryong, PKK
13.
Kembang Siskamling , gotong roryong, PKK
Sumber data Desa Wonokerto 2018
Dari tabel II.14 dapat diketahui bahwa rata – rata setiap dusun memiliki
kelompok PKK , kegiatan gotong royong , siskamling dan kerja bakti warga . hal
28
ini nampak ketika pertemuan PKK di Desa yang di laksanakan setiap satu bulan
sekali banyak perwakilan dusun yang hadir di pertemuan.
b. Kondisi Ekonomi
Kondisi perekonomian Desa Wonokerto terbagi menjadi beberapa sektor , sektor
utama adalah pertanian , termasuk di dalamnya perkebunan dan peternakan. Hal
ini bisa dilihat dari table II.9 yang menggambarkan mata pencaharian penduduk
yang rata – rata didominasi oleh sektor pertanian dengan komoditas salak , akan
tetapi kini buah salak tidak lagi menjadi idola karena harganya yang rendah maka
sekarang beralih ke tanaman padi dan cabe.
c. Kondisi Budaya
Budaya yang berkembang di Desa Wonokerto salah satunya adalah gotong royong
dan kekeluargaan , namun begitu untuk kesenian di Desa Wonokerto jenisnya
sangat beragam seperti kesenian jatilan ,kubro siswo , badui ,angguk , dayakan
dan lainya, sementara untuk upacara adat juga secara rutin dilaksanakan seperti :
1. Upacara adat mitoni yaitu Selamatan pada saat usia kandungan mencapai 7
bulan untuk kehamilan pertama. Mitoni sendiri adalah upacara mohon
keselamatan dan pertolongan kepada Tuhan agar segala sesuatunya lancar baik
si bayi didalam kandungan maupun sang ibu dari bayi tersebut.
2. Upacara puputan yaitu upacara selamatan pada saat tali pusar bayi sudah
lepas atau mengering.
3. Jagongan yaitu wungon atau tidak tidur semalam suntuk dengan bertandang di
rumah keluarga yang memiliki bayi baru lahir. Akan tetapi seiring
perkembangan jaman acara ini tidak berlangsung semalam suntuk tetapi
menyesuaikan dengan kondisi yang ada, biasanya hanya sampai puklu 10
malam.
4. Selapanan yaitu acara kendrui selamatan bertepatan dengan usia bayi yang
mencapai 35 hari sebagai wujud syukur. Tradisi Selapanan dilakukan dalam
beberapa rangkaian acara. Acara pertama adalah parasan atau potong rambut
bayi. Pada kegiatan ini, rambut bayi dipotong pertama kali oleh kedua orang
tua si bayi. Setelah itu baru dilanjutkan pemotongan rambut bayi oleh para
sanak saudara, pemuka agama atau sesepuh setempat.
5. Upacara kematian yaitu upacara kenduri tiga hari , tujuh hari , empat puluh
hari ,setahun ,dua tahun dan seribu harinya orang meninggal.
29
6. Upacara khitanan yaitu tanda bahwa anak lelaki sudah mulai memasuki masa
baliq menjadi laki laki dewasa.
7. Upacara pernikahan yaitu berbagai acara pernak pernik tradisi jawa seperti
siraman , midodareni , ijab , panggih dan resepsi.
8. Uacara adat merti bmi adalah upacara untuk menggambarkan rasa syukur
kepada Tuhan agar senantiasa di beri keberkahan , keselamatan dan
kesejahteraan. Upacara Merti Bumi merupakan ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang berupa panen yang melimpah.
Pada perkembangannya, upacara Merti Bumi merupakan obyek pariwisata.
Masyarakat masih berusaha untuk melestarikannya karena upacara tersebut
merupakan warisan dari leluhur yang tidak boleh ditinggalkan.
9. Upacara adat pager bumi yaitu secara garis besar hampir sama dengan upacara
adat merti bumi hanya saja pada saat berjalan mengelilingi dusun tidak ada
yang boleh berbicara atau yang sering disebut topo bisu.
Berikut kami tampilkan tabel yang menggambarkan jenis kegiatan budaya di Desa
Wonokerto.
10. Tabel II.15. Jenis Budaya yang ada di Wonokerto
No. Padukuhan Jenis budaya
1. Tunggularum Merti bumi , Jagongan , Upacara kematian,
Upacara khitanan , Upacara pernikahan
2. Sempu Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan
, Upacara pernikahan
3. Gondoarum Merti bumi , Jagongan , Upacara kematian,
Upacara khitanan , Upacara pernikahan
4. Manggungsari Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan
, Upacara pernikahan
5. Imorejo Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan
, Upacara pernikahan , puputan , selapanan.
6. Banjarsari Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan
, Upacara pernikahan , puputan , selapanan.
7. Jambusari Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan
, Upacara pernikahan
8. Dukuhsari Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan,
30
Upacara pernikahan
9. Sangurejo Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan
, Upacara pernikahan , puputan , selapanan.
10. Becici Merti bumi , Jagongan , Upacara kematian,
Upacara khitanan , Upacara pernikahan , pager
bumi
11. Dadapan Jagongan , upacara kematian, Upacara khitanan ,
Upacara pernikahan
12. Pojok Jagongan , Upacara kematian, Upacara khitanan
, Upacara pernikahan
13. Kembang Jagongan , Pacara kematia, Upacara khitanan ,
Upacara pernikahan
Sumber data Desa Wonokerto 2018
Dari tabel II.15. dapat diketahui bahwa hampir wilayah di Wonokerto
mengembangkan budaya seperti Jagongan , Pacara kematian, Upacara khitanan ,
Upacara pernikahan.
Tabel II.16. Jenis Kesenian yang ada di Desa Wonokerto
No. Padukuhan Jenis kesenian
1. Tunggularum Wayang orang , laras madyo
2. Sempu Badui , hadroh , laras madyo
3. Gondoarum Jatilan
4. Manggungsari Jatilan
5. Imorejo Jatilan , hadroh
6. Banjarsari Dayakan
7. Jambusari Hadroh
8. Dukuhsari Laras madyo , gejog lesung
9. Sangurejo Hadroh
10. Becici Hadroh , badi ,kubro siswo , amgguk
11. Dadapan Hadroh
12. Pojok Hadroh
13. Kembang Hadroh
Sumber data : profil desa tahun 2018
31
Berdasar tabel II.16 dapat diketahui bahwa hampir seluruh dusun di Wonokerto
melestarikan kesenian yang sudah turun temurun.
B. Profil Dusun Kopen
1. Kondisi Alam Dusun
Dusun Kopen merupakan bagian dari Padukuhan Becici dengan luas wilayah
kurang lebih 12 hektar dengan lahan permukiman kurang lebih 9 hektar dan 3 hektar
adalah lahan persawahan. Dusun Kopen memiliki kontur wilayah yang merupakan
dataran tinggi dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara adalah berbatasan dengan Dusun Pulesari
Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Becici
Sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Dadapan
Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Rejodadi
Dusun Kopen memiliki struktur tanah yang subur sehingga sangat cocok untuk di
tanami sayuran , padi , jagung ,salak , cabe dan umbi umbian.
Sumber air di dusun Kopen untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari warga adalah
dari sumur yang dibuat mandiri oleh masyarakat dan juga memanfaatkan aliran sungai
yang berhulu dari kali krasak. Untuk kebutuhan pengairan kebun salak dan sawah
masyarakat memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan pengairan tanaman.
2. Demografi Dusun Kopen
a. Komposisi penduduk berdasar jenis kelamin
Dusun Kopen merupakan bagian dari Padukuhan Becici dengan jumlah jiwa
sebanyak 372 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 105 KK. Adapun mengenai
komposisi penduduk kami sampaikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 11.17. Komposisi Penduduk Dusun Kopen berdasar jenisnya
No Jenis Kelamin Jumlah
(Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-laki 180 48,00
2 Perempuan 192 52,00
Jumlah jiwa 372 100,00 %
Sumber data primer dusun kopen 2019
32
Bersadar tabel II.17. dapat diketahui bahwa penduduk dusun kopen berjumlah
372 jiwa dengan perbandingan 48% adalah penduduk laki laki dan 52% adalah
penduduk perempuan , dengan demikian jumlah antara penduduk laki laki dan
penduduk perempuan hampir sama.
Mengenai data penduduk kasar, dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara
jumlah penduduk dengan luas total wilayah. Untuk mengetahui data penduduk
kasar di Pedukuhan kopen dapat digumnakan rumus sebagai berikut:
Luas wilayah : 12 ha
Jumlah penduduk : 372
Maka kepadatan penduduk dapat dihitung sebagai berikut :
Kepadatan penduduk = jumlah penduduk x1 jiwa/km
Luas wilayah
= 372 x 1 jiwa /km2
0,12 km2
= 3100 jiwa /km2
Jadi kepadatan penduduk di dusun kopen dapat di ketahui bahwa setiap 1 km2 di
huni oleh 3.100 jiwa. Hal ini juga di perkuat dengan kondisi riil di lapangan
bahwa setiap rumah tangga memiliki lahan kosong di sekitar rumah yang masih
belum termanfaatkan.
b. Tabel II.18 komposisi Penduduk Berdasar Kepercayaan
No Agama Yang Dianut Frekuensi Presentase %
1. Islam 100 100,00
2. Katholik 0 0,00
Jumlah 372 100,00
Sumber data primer dusun kopen 2019
Berdasar tabel II.18 dapat di ketahui bahwa seluruh warga kopen menganut
agama islam , hal ini juga nampak pada ketaatan warga kopen dalam menjalankan
sholat 5 waktu dan pada kegiatan keagamaan seperti pengajian dan peringatan
hari besar islam seluruh warga kopen hadir pada acara tersebut.
33
c. Kelembagaan di Dusun Kopen
Di dusun Kopen memiliki beberapa Lembaga Dusun yang masih aktif dan sangat
berperan dalam kehidupan sosial dusun . berikut kami sampaikan jenis lembaga
dusun yang ada di dusun Kopen :
Tabel 11. 19 Data Lembaga dan Kelompok Masyarakat di Dusun Kopen
No Nama lembaga Jumlah
1. Rukun Warga 1
2. Rukun Tetangga 2
3. Karang Taruna 1
4. PKK 1
5. LPMD 1
6. Kelompok pengajian ibu ibu 2
7. Kelompok kesenian 3
8. Kelompok pengajian remaja 2
9. Kelompok tani 2
sumber data primer 2019
Dari tabel II.19 dapat diketahui bahwa dusun kopen memiliki beberapa lembaga
dan kelompok masyarakat yang menurut hasil wawancara kami dengan ketua
PKK keseluruhanya masih aktif.
d. Kondisi Sosial dan Budaya
Masyarakat Dusun Kopen sangat menjunjung tinggi nilai moral dan kemanusiaan
yang ada dimasyarakat. Mereka selalu bergotong royong untuk kepentingan
bersama , tidak ada batasan antara yang kaya dan miskin. Dalam kehidupan sehari
hari hampir tidak ada pertikaian antar warga karena masyrakat selalu
mengembangkan budaya tolong ,menolong. Bahkan untuk melestarikan budaya
atau kesenian sekalipun. Meskipun ada 3 jenis kesenian yang ada di dusun ini
akan tetapi semua bisa berjalan dengan baik tanpa kendala. Budya tepo sliro di
laksanakan dlam kehidupan sehari hari.
34
1. Susunan Pengurus PKK Dusun Kopen
a. Kepengurusan
Berikut kami sampaikan susunan pengurus di Kelompok PKK Dusun
Kopen
Ketua : Ibu. Eko Pratiwi
Wakil ketua : Ibu Edison
Sekretaris : Siti Istiqomah
Wakil sekretaris : Aditya Pratiwi
Bendahara 1 : Nur Syafaah
Bendahara 2 : Watini
Pokja 1 : Siyamti
Pokja 2 : Mudrikatun
Pokja 3 : Rumiati
Pokja 4 : Tutik Samakonah
Kepengurusan ini berlaku selama 3 tahun dan dapat dipilih kembali untuk
tahun brikutnya.dalam kelompok ini tidak ada batasan usia untuk
pengurus yang penting dipilih oleh anggota.
b. Keanggotaan
Kelompok ini memiliki jumlah anggota sebanyak 60 orang dengan latar
belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda beda. Untuk latar
belakang pendidikan anggota kelompok PKK dapat kami sajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel II. 20 Komposisi anggota Berdasar Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase %
1. Tidak sekolah 5 8,33
2. SD 9 15,00
3. SMP 11 18,33
4. SMA 19 31,66
5. Diploma 6 10,00
6. Strata 1 9 15,00
7. Strata 2 1 1,66
Jumlah 60 100,00
Sumber : Data primer, 2019
35
Berdasar tabel II.20 dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan yang di
miliki oleh anggota PKK rata rata SMA dengan persentase 31,66% ,
kemudian untuk yang tidak sekolah sebanyak 8,33 % sedangkan untuk
SD 15 % , SMP sebanyk 18,33% kemudian Diploma 10 % dan Strata satu
15% dan strata 2 sebanyak 1,66%.
Tabel III.15 Komposisi Anggota PKK yang Memiliki BPJS
No Jenis Jaminan Kesehatan Frekuensi Persentase %
1. Tidak memiliki 14 23,33
2. BPJS Mandiri 12 20,00
3. BPJS Pemerintah 34 56,66
Jumlah 60 100,00
Sumber : Data primer , 2019
Dari tabel II.21 dapat diketahui bahwa hampir setengah dari anggota PKK
sudah memiliki kartu BPJS baik dari Pemerintah maupun mandiri dengan
persentase 56% untuk anggota yang memiliki kartu BPJS bantuan dari
pemerintah , 12 % untuk anggota yang memiliki kartu BPJS mandiri dan
14% tidak memiliki jaminan kesehatan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia 2016. Undang Undang no 6 Tahun 2016 tentang Desa.
Desa Membangun 2014, Sutoro Eko dkk.
Buku Panduan Umum Magang dan Laporan Tugas khir.
Yogyakarta , STPMD APMD , No.104-4/1/KPTYS-K/2013.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_nasional_Indonesia
https://demulih.desa.id/home/first/artikel/143
http://promkes.kemkes.go.id/perilaku-hidup-bersih-sehat
http://pandandut89.blogspot.com/2012/04/perilaku-hidup-bersih-phbs-di-rumah.html