halaman pernyataan - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/repo moses douw.pdf · upaya dan usaha...

121

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada
Page 2: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

ii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana bukan

merupakan hasil karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya menyatakan

bersediamenerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainya

sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila kemudian hari ditemukan plagiasi dalam skripsi

ini.

Yogyakarta, 20 Oktober 2018

Moses Douw

13520173

Page 3: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada
Page 4: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

iv

MOTTO

Hidup berdinamika Belajar dalam proses ucapan Berdoa dan siap Bekerja untuk memuliakan

nama Tuhan, menghormati Alam Papua dan menghargai sesama.

Hidup adalah Noken Papua, yang harus di rajut setiap hari, untuk mengisi dan menimbah proses

agar menuai hasil dari Isinya.

Sebesar dan Seberat Besi Baja akan ku Potong dan Ku Pikul Bersama Waktu

Nubuat Akan Terangkat dan Terpotong

Dengan Usahaku

“Dimi Koukoo Kego Epautoo, Peu Epautoo, Eniya Epautoo Kodoya, Dimi Kebone Moti, Dimi

Agiya Gini Dimi Epimake Tetita”

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam Doa

Roma 12:12

“Hidup Menghasilkan Hidup, Tak Seorangpun Mati Menghasilkan Hidup”

Page 5: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kemurahan-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kapasitas Aparatur Desa dan Partisipasi

Masyarakat Desa Dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi Deskriptif Kualitatif di Desa

Songbanyu, Kecamatan Girisub, Gunung Kidul, Provinsi D.I.Y)”. Penulisan Skripsi ini

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Prodi

Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”. Penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang cukup

lama, selama penyusunan skripsi ini, penulis menemukan berbagai hambatan-hambatan dan

tantangan, namun hambatan-hambatan dan tantangan tersebut dapat dilewati dengan kuat, segala

upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada orang tua tercinta, Ayah Andreas Douw dan Ibu Kornelia Giyai yang telah melahirkan,

membesarkan, dan mendidik penulis hingga sampai seperti saat ini. Terima Kasih tak terhingga

karena telah memberikan segala dukungan yang luar biasa kepada penulis. Baik itu berupa kasih

sayang, dukungan moral dan materi serta doa yang tak pernah ada hentinya selalu diberikan

dengan ikhlas kepada penulis, semoga Allah Bangsa Papua selalu melindungi, memberikan

kesehatan serta Semangat Muda kepada kedua orang tua penulis. Terima kasih yang sebesar-

besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya juga penulis sampaikan kepada:

Tuhan Allah Bangsa Papua dan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat, berkat dan

tuntunan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

vi

Bapak Habib Mushin, S.Sos., M.Si selaku Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan pada program S1

Ilmu Pemerintahan, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta”.

Bapak Gregorius Sahdan, S.Ip, M.A selaku ketua Prodi Ilmu Politik dan Pemerintahan

beserta seluruh staf pegawai di lingkup Prodi Ilmu Politik dan Pemerintah, Sekolah

Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Bapak Drs. Jaka Triwidaryanta, M.Si, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing penulis dari awal proposal hingga skripsi ini selesai.

Para tim penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam upaya

penyempurnaan skripsi ini.

Seluruh Dosen Jurusan Politik dan Pemerintahan yang telah membagi ilmu yang

bermanfaat kepada penulis.

Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Kecamatan Girisubo, Desa Songbanyu, yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Songbanyu dan dari segala pihak

yang terlibat Serta tokoh-tokoh masyarakat di desa Songbanyu yang telah memberikan

dukungan dan bantuan kepada penulis selama melakukan kegiatan penelitian, terlebih

kepada Kepala Dusun Bandung, Gesik, Salam I dan Putat yang telah member tempat

untuk tinggal selama penelitian.

Terima Kasih kepada saudara-saudari kandung penulis, Yulince Douw, Kristina Douw,

Rikorimos Douw dan Mikael Douw yang senantiasa memberikan semangat yang tiada

hentinya kepada penulis selama ini. Terima kasih telah menjadi saudara sekaligus teman

terbaik. Semoga kita selalu bisa membahagiakan ayah dan ibu.

Page 7: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

vii

Terima Kasih untuk saudara-saudara seperjuangan Ben Makewa Pigai, Agustinus Pekei,

Andrian Yeimo, Makelon Selopole, Frumensius, Asterius Bili, Jekson Degei, Abraham

Goo, Fabianus Pigome, Feleks Pigome, Alm. Edison Douw, Daud Agapa dan lainya yang

saya tidak sebutkan satu persatu

Terima Kasih Kepada Keluarga besar Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STPMD

“APMD”, Teropong STPMD “APMD”, FOKMAPA STPMD “APMD”

IPMAPANDODE Jogja-Solo, IMPULSE DIY, FKPMKP DIY, IPMADE Jogja-Solo,

GMNI Komisariat “APMD”, FMN APMD,

Kepada Alumni SMP K Diyai

Terimakasi juga kepada Donatus Mote, Mikael Tekege, Krismas Bagau, Andreas Pigai,

Agustinus Tatogo, Stefanus Bukega, Albertus You, Gabriel Ukago dan lainya

Terima Kasih kepada teman-teman KKN Kel. 10 Ngentak di Kabupaten Kuonprogo,

Kecamatan Samigaluh, dan terkhusus kepada adik-adik PSNGENTAK yang Penulis

dirikan Persatuan Sepak Bola Ngentak dan Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok

Perikanan Ngentak yang penulis bentuk. Terima kasih telah menjadi keluarga sekaligus

teman yang menyenangkan walaupun hanya dalam waktu yang singkat tapi semua itu

tersimpan rapi dalam hati penulis. Semoga perkenalan kita tetap terjaga sampai kapan

pun.

Teman-teman SMA Adhi Luhur Nabire, pada angkatan 24 dengan julukan (24 Berani) di

mana saja kamu berada lebih khusus Ira Merdekawati, alm. Inseri F. Weyai yang

membantu membiasakan bahasa Indonesia, seketika kelas 10 Mahatma Gandhi. Maka itu,

Terima kasih atas doa kalian dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis. Terima

kasih atas waktu yang sering kalian berikan untuk bernostalgia berbagi kisah kalian.

Page 8: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

viii

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga dan teman-teman yang tidak

sempat penulis tuliskan namanya satu-persatu.

Akhirnya kepada Allah Bangsa Papua penulis serahkan segalanya serta panjatkan doa yang tiada

henti, rasa syukur yang teramat besar penulis haturkan kepada-Nya, atas segala perlindungan dan

berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga kebaikan semua pihak

yang telah membantu agar dapat diberikan pahala yang berlipat ganda sesuai dengan

perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,

serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin

Yogyakarta, 23 Juli 2018

Penulis

Page 9: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

ix

ABSTRAK

Dana desa ini merupakan kebijakan yang relatif baru sehingga dalam pengelolaannya

masih banyak ditemui kelemahan-kelemahan terkait dengan kapasitas aparatur desa dan

partisipasi masyarakat desa dalam pengelolaan dana desa di Desa Songbanyu. Kapasitas

Aparatur Desa Songbanyu dalam hal ini masih lemah dalam menyelenggarakan pemerintah desa,

adminitrasi desa dan pengelolaan dana desa. Kapasitas Aparatur Desa Songbanyu dilihat dari

tiga indikator yaitu, Kemampuan Dasar, Kemampuan Manajemen dan Kemampuan serta Asas

Pengelolan Dana Desa. Kemudian, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan desa dalam hal

pengelolaan dana desa terkait dengan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat desa dalam

Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Pelaksanaan Pembangunan, Pemanafaatan, Evaluasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas Aparatur Desa dan Partisipasi

masyarakat desan dalam pengeolaan dana desa di Desa Songbanyu

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun informan yang

digunakan adalah teknik purposive untuk menentukan informan dalam pengambilan data sesuai

dengan tujuan penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah aparatur desa (7 orang),

masyarakat desa (3 orang), tokoh masyarakat (2 orang). Data primer yang diperoleh melalui

prosedur teknik pengumpuan data yang berupa wawancara dan observasi langsung di lapangan.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber tak langsung yaitu teknik dokumentasi. Data

akan dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif menggunakan model reduksi, penyajian dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa Kapasitas Aparatur Desa meliputi pengetahuan

dasar, kemampuan dasar, kemampuan manajemen dan asas pengelolaan dana desa. Sedangkan

partisipasi masyarakat meliputi partisipasi dalam perencanaan, pengambilan keputusan,

partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan, partisipasi dalam pengambilan manfaat,

pengawasan serta perawatan dan partisipasi dalam evaluasi Hal ini dibuktikan dengan

kepercayaan mayarakat. Partisipasi masyarakat desa, sangat diskikis dengan kepercayaan

masyarakat kepada aparatur desa, dilihat dengan keaktifan masyarakat selalu diingkar dari

aparatur desa. Selain itu, pekerjaan, usia, gender dan pengetahuan masyarakat pun berpengaruh

dalam partisipasi masyarakat di Desa Songbanyu. Sehingga pengelolaan dana desa di Desa

Songbanyu simpulkan bahwa masih harus dibenahi lagi.

Kata Kunci: Kapasitas Aparatur Desa, Partisipasi Masyarakat dan Pengelolaan Dana Desa

Page 10: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................................v

ABSTRAK ..................................................................................................................................ix

DAFTAR ISI...............................................................................................................................x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................14

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................14

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................................15

E. Kajian Teori ....................................................................................................................16

F. Ruang Lingkup ...............................................................................................................67

G. Metodologi Penelitian ....................................................................................................69

Page 11: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

xi

BAB II PROFIL DESA SONGBANYU ...................................................................................82

A. Sejarah Singkat Desa Songbanyu ....................................................................................82

B. Letak Geografis Desa .......................................................................................................83

C. Demografi Desa Songbanyu ............................................................................................84

D. Pemerintah Desa Songbanyu ...........................................................................................91

E. Lembaga Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat ................................................99

F. Gambaran Umum Kapasitas Aparatur Desa di Songbanyu .............................................99

G. Masyarakat dan Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pengeolaan Dana Desa .................100

H. Pengeolaan Dana Desa .....................................................................................................105

BAB III KAPASITAS APARATUR DESA DAN PARTISIPASI MASYARKAT DESA

DALAM PENGELOLAAN DANA DESA ..............................................................................110

A. DESKRIPSI INFORMAN.............................................................................................111

1. .. Deskripsi Informan Menurut Profesi, Jenis Kelamin 111

2. .. Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 113

3. .. Deskripsi Informan Menurut Kelompok Umur 114

B. ANALISIS KAPASITAS APARATUR DESA SONGBANYU… .............................115

1. SUMBER DAYA MANUSIA.. ................................................................................115

a. Pengetahuan Dasar ..............................................................................................115

b. Kemampuan Manajemen .....................................................................................122

c. Asas Pengelolaan Dana Desa ...............................................................................135

2. PARTISISPASI MASYARAKAT DESA .............................................................147

a. Partisipasi dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan ..............................148

Page 12: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

xii

b. Partisipasi dalam Pelaksanaan Pembangunan ......................................................153

c. Partisipasi dalam Pemanafaatan ...........................................................................157

d. Partisipasi dalam Evaluasi ...................................................................................161

3. PENGELOLAAN DANA DESA ............................................................................163

a. Perencanaan .........................................................................................................164

b. Pelaksanaan dan Penganggaran ...........................................................................171

c. Penataausahan ......................................................................................................176

d. Pengawasan .........................................................................................................179

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................................184

A. Kesimpulan ......................................................................................................................184

B. Saran ................................................................................................................................188

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................190

DAFTAR PERTANYAAN ........................................................................................................193

LAMPIRAN................................................................................................................................196

Page 13: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel. II.1. Silsilah Kepala Desa Songbanyu ..............................................................................78

Tabel. II.2. Keadaan Penduduk Desa Songbanyu ........................................................................81

Tabel. II. 3. Keadaan Sosial Ekonomi di Desa Songbanyu .........................................................84

Tabel. II. 4. Tingkat Pendidikan di Desa Songbanyu` .................................................................86

Tabel. III.1. Tabel Informan Menurut Profesi .............................................................................106

Tabel. III.2.Tabel Informan Berdasarkan Jenis Kelamin……………………………………….107

Tabel. III.3. Tabel Informan berdasarkan Tingkat Pendidikan ….……………………………..108

Tabel. III.4. Tabel Informan Berdasarkan Kelompok Umur 109

Page 14: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara yang diperkhususkan bagi desa yang disalurkan melalui dana transfer Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota. Yang diimplementasikan semaksimal

untuk pembiayaan dan pembelanjaan desa, pada apalikasinya di susun melalui APBDes.

Dana desa yang bersumber dari APBN ini adalah bentuk penghormatan dan pengakuan

kepada desa di seluruh Indonesia, pada dasarnya dengan tujuan untuk mempermudah

dan memperlancar pembangunan, pemberdayaan, pembinaan dan penyelengggaran

pemerintahan desa. Tidak hanya demikian dana desa secara umum di pergunakan

sebaik-baiknya untuk memenuhi cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Hal ini disampaikan oleh mantan Presiden Negara Republik Indonesia

Soekarno dan kemudian dijustifikasikan kedalam pembukaan Undang Undang Dasar

1945 bahwa:

“Dan pergerakan perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia telah

sampailah kepada saat yang berbahagia dan selamat sentosa mengantarkan rakyat

Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang 1. merdeka,

2. bersatu, 4. adil dan 5. Makmur”. 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD

1945)

Page 15: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

2

Sehingga dengan demikain, desa di seluruh Indonesia perlu dilindungi dan diberdayakan

agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan

yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang

adil, makmur, dan sejahtera.

Maka, Soekarno dan Pergerakan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) hanya

mengantarkan rakyat Indonesia di depan pintu gerbang kemerdekaan yang kemudian

diperjuangkan oleh rakyat Indonesia, setelah kemerdekaan. Maka itu kemerdekaan harus

diraih dengan implementasi undang-undang atau kebijakan sesuai prosedur guna

memajukan bangsa Indonesia. Hal ini juga, diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia 1945 bahwa tujuan Nasional Negara Republik Indonesia tertuang dalam

alinea ke-4, yaitu:

“1. membentuk suatu pemerintah Negara Republik Indonesia yang melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan

kesejahtraan umum / bersama. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan 4. Ikut

berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang

berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” (UUD 1945)

Untuk itu dalam menjalankan dan melaksanakan membentuk sebuah undang-undang

desa sebagai penghormatan dan pengakuan desa melalui dana desa komitmen untuk

melaksanakan dan mengimplementasikan isi undang-undang dasar, sebagai agenda rutinitas

desa dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat.

Page 16: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

3

Seiring dengan perkembangan dana desa diperuntukkan agar mencapai cita-cita dari

tujuan bangsa Indonesia yang kemudian diaplikasikan dalam Undang-Undang No 6 Tahun

2014 tentang Desa. Dari sisi regulasi, desa tidak lagi menjadi bagian dari UU No. 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah. Desa-desa di Indonesia akan mengalami reposisi dan

pendekatan baru dalam pelaksanaan pembangunan dan tata kelola pemerintahannya.

Tentunya dana desa digunakan sebesar-besarnya untuk pembangunan desa sesuai

amanat undang-undang idealnya memberi wewenang dan kesempatan kepada aparatur desa

dalam melaksanakan cita-cita dana desa dan mesti mencapai puncak cita-cita, berada pada

sistem dan proses pengelolaan dana desa yang baik terlebih tertulis dalam pasal 1, UU No 6

Tahun 2014 yang menyatakan bahwa “Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, sebagai pemegang kewenangan dalam pengelolaan dana

desa”. Kemudian kewenangan desa juga lebihnya di cantumkan pada Pasal 18 UU No 6

Tahun 2014 bahwa “Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat

istiadat desa.

Pemerintah desa merupakan unit terdepan dan berhadapan langsung dalam pembangunan,

pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi tonggak utama untuk keberhasilan

Page 17: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

4

semua program pembangunan dan pemberdayaan. Memperkuat desa merupakan suatu upaya

untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dalam upaya meningkatkan

kapasitas pelayanan kepada masyarakat, dan pembangunan. Atas dasar pertimbangan itulah,

maka untuk menunjukkan eksistensi desa sebagai bagian dari langkah awalnya dengan

memberikan kewenangan kepada desa untuk mengelola keuangannya sendiri melalui

pemberian Dana Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Tujuannya adalah untuk

memberikan ruang yang lebih besar bagi masyarakat desa agar dapat berperan aktif dalam

penyelenggaraan pembangunan di desa.

Memberikan sebuah kesempatan yang baik bagi suatu desa, dalam melaksanakan

kewenangan yang menjadi hak dan kewajiban bagi desa yang tertinggal untuk membuktikan

kemampuan dan kemapanan pemerintah desa dalam mengelola daerah berdasarkan potensi

daerah dengan melihat, letak geografis, kemiskinan, pembangunan, pendidikan, kesehatan

dan lainya. Setiap desa di beri kesempatan dan wewenang berdasarkan legislasi dan

pengakuan atas desa adat untuk mengimplementasikan dana desa.

Berdasarkan penjelasan diatas ini lebih mempertegas dalam pengelolaan dana desa terdiri

atas hubungan kapasitas dan partisipasi dalam mengimplementasikan dana desa menuju hasil

dari kebijakan dana desa, dan untuk efektifitas pengelolaan dana desa juga ditunjukan oleh

disiplin kerja aparat desa dan penanganan masalah organisasi serta masalah sosial di

lapangan. Selain itu, tingkat partisipasi masyarakat dan manajemen perilaku, keterampilan,

kemampuan Aparatur Sipil Negara dalam lingkungan pemerintah desa.

Page 18: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

5

Dalam hal pengelolaaan dana desa muncul berbagai masalah-masalah serta kendala

kendala yang pada akhirnya memunculkan tidak efisien dan efektif. Masalah dalam

pengelolaan keuangan desa sangatlah kompleks namun, dalam penelitian ini akan membahas

permasalahan pengelolaan dana. Masalah yang sering muncul dalam pengelolaan dana desa

adalah minimnya kemampuan dasar, kurangnya manajemen keuangan, kurangnya

transparansi, minimnya partisipasi masyarakat dan minimnya pengelolaan dana desa.

Masalah seperti diatas ini, Desa Songbanyu pun terjangkit di dalamnya. Untuk itu, dalam

penelitian dan pembahasan ini akan menggali mendalam terkait dengan masalah-masalah

kapasitas aparatur desa dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana desa. Songbanyu

adalah desa yang rentang terjadi persoalan demikian, hal ini di kaitkan dengan letak geografi

kepercayaan masyarakat desa dan akuntabel dalam pengeloaan dana desa. Situasi ini

memungkinkan dana desa di Songbanyu masih menjadi pertanyaan publik. Hal ini juga, dikatakan

oleh Junardi Kepala Desa Songbanyu. (http://gunungkidul.sorot.co 05/12/17)

Oleh karena itu, Kapasitas aparatur desa di Songbanyu pun sebagai indikator untuk

mendapatkan hasil outcome yang mampu membangun dan memberdayakan masyarakat

haruslah merupakan kapasitas aparatur desa yang mapan. Kapasitas itu diukur dari

keterampuan dan kemampuan. Seperti yang ditulis oleh Sthepen Robhins (2003) dalam

bukunya “Perilaku Organisasi, Organizational Behavior” bahwa: keterampilan teknis,

keterampilan manusia, keterampilan konseptual. Keterampilan teknis merupakan

Page 19: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

6

kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami,

memotivasi, berkomunikasi dan mendukung orang lain, baik dalam individu dan kelompok.

Sedangkan Keterampilan Konseptual adalah mental untuk menganalisis dan secara detail

pengambilan keputusan dalam hal ini identifikasi masalah mengembangkan solusi dan

memilih yang terbaik.

Maka itu aparatur desa, lebih khusus kepala desa setidaknya memiliki keterampilan dan

kemampuan seperti demikian dalam hal ini untuk menjalankan tugas pokok selebihnya untuk

melayani masyarakat desa berdasarkan asas peraturan desa. Selain memiliki keterampilan

dalam mengimplementasikan dana desa aparatur desa juga merupakan kemampuan yang

cukup luas dalam pengelolaan dana desa tepat pada sasaran serta memiliki hubungan timbal

balik yang positif bagi masyarakat dan pemberdayaan.

Mengacu pada pengertian bahwa, di Desa Songbanyu aparatur desa masih dipersoalkan

dengan kinerja pengelolaan dana desa yang kunjung menjadi persoalan publik di desanya.

Dari berbagai pihak termasuk intansi terkait di Gunung Kidul masih mempertanyakan

kapasitas yang dimiliki oleh apartur desa. Hal ini, dikarenakan masih saja belum memiliki

pertangungjawaban pengeloaan dana desa yang mampu menjaga kepercayaan masyarakat.

Hal ini juga disampaikan oleh Agus Budianto bahwa warga yang menggunakan PDBDes

2016 Hingga 2018, laporan pertanggungjawaban dana desa juga tidak transparan kepada

publik. (https://gunungkidul.sorot.co/05/11/17)

Page 20: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

7

Dengan itu, aparatur desa harus memiliki suatu daya kesanggupan, keterampilan,

pengetahuan terhadap pekerjaan dalam pengimplementasian tugas-tugas dan fungsi masing-

masing aparat Desa. Karena dalam pengelolaan dana desa di Desa Songbanyu,

mengemukakan bahwa kemampuan kerja yang rendah adalah akibat dari rendahnya tingkat

pendidikan dan kemudian berakibat atal pada pengeloaan dana desa. Tentunya ketika minimnya

pendidikan akan berpengaruh pada sistem adminitrasi desa. Satgas dana desa pun merilis bahwa

pemeintah desa di Songbanyu masih minim pendidikan sehingga adminitrasi desa kurang baik.

(http://jogjapolitan.harianjogja.com/2017/12/17)

Kemudian, Dana desa yang dikhususkan tersebut diberikan tersebut pada prinsipnya harus

menganut berasaskkan akuntabel, transparansi, dan partisipasi maupun efisiensi menjadi

agenda yang sangat penting yang selebihnya diamanatkan dalam permendagri No. 113/2014

tentang Pengelolaan keuangan Desa. Bersdasarkan itu, aparatur desa di Songbanyu masih

mempunyai daya ketidaktransparan, efektifitas dan belum akuntabel.

Hal ini dikatakan dalam transpransi pengelolaan anggaran di Songbanyu memang sangat

rendah. Hal itu dicontohkan dari sejumlah pembangunan seperti jalan, talud dan lain sebagainya

tidak disosialisasikan kepada warga dengan transparan. Sehingga kinerja pemdes menjadi kurang

baik dan kemudian berakibat pada hubungan antar lembaga menjadi tidak harmonis. Tidak hanya

itu, APBDes masih belum masukan Pendapatan Asli Desa dan beberpapa sumber dana masih

digelapkan. (https://gunungkidulpost.com/16/12/2017). Sehingga dalam disiplin anggaran dan

Page 21: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

8

pelaksanaan masih menjadi masalah karena pelaksanaan masih belum mencapai hasil yang

diharapakan pada saat perencanaan.

Pengelolaan dana desa, juga dapat dijadikan cerminan terwujudnya memiliki hubungan

yang erat dan sekaligus partisipasi masyarakat, sehingga mendorong akuntabilitas, transparansi

dan responsivitas pemerintah lokal. Pemerintahan Desa yang baik, diantaranya adalah

partisipasi masyarakat, tumbuhnya transparansi yang dibangun atas dasar arus informasi yang

bebas dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti

masyarakat. Haryanto (2007)

Tidak menutup kemungkinan nilai yang terpenting dalam pemberian dana desa adalah

dana yang diperuntukkan bagi masyarakat desa, secara etis harus pula melibatkan masyarakat

sebagai sasaran fundamental kemajuan desa. Masyarakat dipandang sebagai elemen yang

terpenting dalam proses pembangunan, apalagi kita sadari percepatan pembangunan harus

dimulai dari masyarakat agar berperan aktif dalam memajukan pembangunan. Titik sentral

pembangunan memang terlihat dari partisipasi aktif masyarakatnya. Namun, di Desa

Songbanyu sangat tidak dilibatkan dalam pengelolaan dana desa. Dapat sampaikan juga

semua pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah desa Songbanyu tidak disosialisasikan

kepada warga dengan transparan. (www.jatengpos.com/2017/12/02)

Pengelolaan dana desa, yang mulai dari perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban

adalah serangkaian kegiatan yang di hasilkan oleh aparatur desa dan partisipasi masyarakat

Page 22: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

9

desa. Aparatur desa dalam menjadi fasilitasi dan partisipasi masyarkat dalam proses

implementasi dalam pengelolaan dana desa. Pada prinsipnya pengelolaan dana desa,

masyarakat pun berhak dan wajib berpartisipasi sebagai suatu konsep dalam pengembangan

masyarakat, digunakan secara umum dan luas.

Pada umumnya pengelolaan dana desa merupakan indikasi yang penting antara kapasitas

aparatur desa dan partisipasi masyarakat desa. Masyarakat sebagai konsumen pembangunan

dan aparatur desa sebagai pengeloaan adminitrasi desa dalam mewujudkan tujuan yang

diharapkan bersama dalam musdes dan musdus. Ketika ditinjau partisipasi dan kapasitas

aparatur desa cukup baik untuk menentukan pokok pembangunan dan pemberdayaan dalam

wadah Musyawarah Dusun dan Musyawarah Desa hingga penetapan perencanaan yang di

recanakan.

Dalam musyawarah dusun dan desa tugas pokok dari aparatur desa, yang paling krusial

dalam pengeolaan dana desa adalah sumber daya manusia dalam perencanaan, pengunaan,

pengambilan keputusan, pengelolaan, penggangaran, penataausahaan, evaluasi,

pertanggungjawaban. Sedangkan, partisipasi masyarakat pun menjadi tolak ukur

pembangunan dan pengganggaran dana desa. Konsep kapasitas (keterampilan, kemampuan)

dan partisipasi masyarakat adalah wujud atas dasar dalam mengelola dana desa.

Jokowi juga menjelaskan, dalam penyaluran dana desa, seharusnya masyarakat diajak

memusyawarahkan hal tersebut. Keterlibatan atau partisipasi masyarakat soal penyaluran

Page 23: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

10

dana desa dinilainya sangat penting, agar meningkatkan efektivitas penyaluran dana desa,

masyarakat ikut mengawasi proses penyaluran dana desa. Bukan hanya pemerintah yang

bertugas dalam mengontrol dana desa. (Detik.com/17/10/17). Maka, Pengelolaan dana desa

tepat sasaran tidak tergantung pada kapasitas aparatur desa namun itu adalah tantangan bagi

semua masyarakat untuk mengawasi dan berpartisipasi dalam mengelola.

Wujud dari partisipasi dan kapasitas dana desa telah dis-efisiensi atau tidak tepat sasaran

serta mengalami kendala kendala dalam pengelolaan di Songbanyu. Hingga pada bulan

Oktober 2017, Wakil Ketua Satgas Dana Desa, Eko Bambang Riyadi telah melihat adanya

penyalahgunaan dana desa di Desa Songbanyu bahwa pertama terkiat dengan tertib

administrasi dan yang kedua adanya indikasi penyimpangan terkait dengan administrasi.

(www.jogjapolitan.harianjogja.com/read/2017/12/15)

Dengan demikian, dari 144 desa di Gunung Kidul mayoritas telah mendapatkan dana

desa. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dana

desa yang dialokasikan untuk Gunung Kidul tahun anggaran 2018 akan memengalami

peningkatan. Pada tahun 2016 Gunung Kidul mendapatkan 32 Miliar. Di tahun 2018 yakni

per-desa akan mendapatkan Rp 150-300 juta per-desa untuk 144 desa di Kabupaten Gunung

Kidul. Bahwa dengan adanya subsidiaritas ini membawa desa pada arena kesejahtraan

masyarakat dan mampu mengalokasikan dan mengelola dana pada sasaran yang diatur, untuk

sebesar-besarnya pada penyelenggaraan pemerintah dan lainnya.

Page 24: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

11

Dengan itu, pengelolaan dana desa di Songbanyu pada tahun 2017 masih mengalami

masalah terkait dengan pelaksanaan dan penganggaran APBDes ambigu, tidak transparan,

sangat tidak efisien dan efektif, pengunaan serta sangat berbelit-belit dan pengelolaan dana

desa tidak sesuai dengan dinamika implementasi. (https://gunungkidulpost.com/12/12/2017)

Kenyataannya pemberian dana desa masih belum maksimal karena terkendala beberapa

hal. Kendala pertama adalah kapasitas atau kesiapan dari para aparatur pemerintah desa.

Selain dari itu, penggunaan dana desa juga rawan untuk diselewengkan dan tidak tepat

sasaran. Berdasarkan data bahwa penggunaan dana desa di Desa Songbanyu terjadi kasus

penyalahgunaan, tidak tepat sasaran dan lambat dalam penganggaran dana desa.

(www.kabarhandayani.com/ 12/12/17)

Pengelolaan dan implementasi dana desa di Desa Songbanyu belum maksimal dengan

beberapa masalah yang terjadi di aparatur desa dan masyarakat. Masalah-masalah yang

kemudian belum mengalami perubahan signifikan selama tahun 2015, 2016 dan 2017.

Masyarakat Songbanyu pun mempertanyakan keterangan terkait pengelolaan Dana Desa

Songbanyu untuk pembangunan sejumlah infrastruktur untuk pelebaran jalan dan

pembangunan talud. Pengelolaan dana desa untuk pembangunan infrastruktur tersebut tidak

sesuai antara hasil fisik dan laporan pertanggungjawaban yang telah dibuat aparatur desa,

sehingga tidak cocok antara pembangunan fisik dengan laporan pertanggungjawaban.

(Tribunjogja.com/31/10/17) Tidak hanya demikian, kapasitas dan partisipasi masyarakat

Page 25: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

12

sangat minim, kapasitas dan partisipasi dalam mengambil keputusan perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Hal ini secara umum di

sampaikan oleh kepala desa bahwa belum ada partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana

desa khususnya dalam perencanaan RPJMDes, pelaksanaan pembangunan, dan pelaporan.

(Waratahukum.id /06/17)

Di tahun 2017 masyarakat Songbanyu melaporkan berbagai masalah yang hingga kini

menjadi masalah adalah mekanisme dalam aparatur desa untuk implementasi dana desa dan

belum adanya partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan di Desa Songbanyu.

Sehingga antara partisipasi dan kapasitas yang di miliki aparatur desa Songbanyu sangat

perlu di untuk di angkat dan perlu memberi saran dan solusi yang tepat.

Oleh karena itu, Pengelolaan dana desa di tinjau dari partisipasi masyarakat desa dan

aparatur desa menjadi menarik untuk diteliti agar dapat mengetahui kendala dan mekanisme

terhadap perkembangan desa terutama dalam pengelolaan dana desa sesuai dengan yang

diatur dalam Permendagri No. 113/2014 dan mematuhi prinsip dasar pengelolaan keuangan,

lebih khusus memiliki sumber daya manusia yang menguasai aspek perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Berkenaan dengan

komposisi belanja desa, pembiayaan desa hal ini mengakibatkan ketimpangan dalam

pelaksanaan pembangunan dipedesaan. Kemudian untuk mengembangkan potensi desa,

Page 26: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

13

mempermudah dan memperlancar pembangunan, pemberdayaan, pembinaan dan

penyelengggaran pemerintahan desa.

Berdasarkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban serta

pengawasan yang merupakan tanggungjawab pemerintah desa dan masyarakat desa Songbanyu.

Dengan berbagai permasalahan tersebut diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk dapat

mengetahui kapasitas aparatur desa dan partisipasi masyarakat desa dalam

mengimplementasikan untuk pengelolaan dana desa di Desa Songbanyu terutama

hubungannya dengan pengelolaan dan implementasi untuk pembangunan, pemberdayaan,

pembinaan dan penyelengggaran pemerintahan desa.

Page 27: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

14

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana kapasitas aparatur desa dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

dana desa di Songbanyu, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul-Daerah Istimewa

Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengumpulkan data yang diperlukan,

kemudian memproses, menganalisisnya dan mendeskripsikan berdasarkan teori-teori

yang didapat untuk mendapatkan kesimpulan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah :

C.1. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat penggunaan dan pengelolaan dana desa di Gunung Kidul, Desa

Songbanyu.

2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala aparatur desa dan partisipasi masyarakat

dalam penerapan atau pengelolaan dana desa di Desa Songbanyu.

Page 28: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

15

C.2. Tujuan Umum

Penelitian ini untuk saran, tanggapan dan solusi bagi pemerintah desa dan untuk

meningkatkan Sumber Daya Manusia aparatur desa dan partisipasi masyarakat

desa dalam pengelolaan dana desa di Songbanyu.

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat manfaat bagi peneliti sendiri dalam mengaktualisasikan ilmu

pengetahuan yang di dapat selama kuliah

2. Dapat menjadi wawasan keilmuan dalam kasanah ilmu pelayanan, ilmu pembangunan,

perdesaan, dan demokrasi desa pada umumnya adalah Ilmu Pemerintahan.

3. Memberikan informasi dan kepada penggiat Desa tentang masalah pembangunan desa,

perdesaan, dan demokrasi desa khususnya di Yogyakarta dan pada umumnya

Indonesia.

Page 29: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

16

E. LANDASAN TEORI

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan tentang Partisipasi

masyarakat dan kapasitas aparatur desa dalam mengimplementasikan dana desa.

Berdasarkan kepada penelitian tersebut, maka dibutuhkan referensi terkait mengenai

konsep yang berhubungan dengan tema atau judul yang diangkat dalam penelitian ini.

Penggunaan konsep-konsep tersebut diharapkan berguna untuk membantu dan

mempermudah dalam dinamika proses penelitian. Beberapa konsep terkait dengan

penelitian ini yaitu; konsep partisipasi masyarakat desa, konsep kapasitas perangkat,

aparatur desa, masyarakat dan konsep implementasi. Tinjauan atas beberapa pustaka

terdahulu akan membahas mengenai partisipasi masyarakat di berbagai daerah di

Indonesia. Tinjauan pustaka diharapkan dapat membimbing arah penelitian ini sekaligus

menunjukan orisinalitas penelitian ini yaitu membahas kapasitas aparatur desa, partisipasi

dan kemampuan dalam mengimplementasikan dana desa di Songbanyu, Gunung Kidul-

Yogyakarta. Berikut ini konsep-konsep yang akan menjabarkan judul berdasarkan

berbagai teori untuk memperlancar dan memudahkan dalam penelitian

Page 30: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

17

E.1. Kapasitas Aparatur Desa

E.1.1. Pengertian Kapasitas Aparatur

Kapasitas dalam sumberdaya McNair, C.J (1994) yang dirangkum oleh

Maria Du mendefinisikan kapasitas sebagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan yang siap untuk digunakan yang dapat menggambarkan potensi

keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan pada masa mendatang. McNair

C.J dan Vangermeersch (1998) mendefinisikan kapasitas sebagai kemampuan dari

suatu organisasi atau perusahaan untuk menciptakan nilai dimana kemampuan

tersebut didapatkan dari berbagai jenis sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Selain itu, menurut Chase (2001, 355), definisi kapasitas dalam konteks

manajemen operasi sebaiknya didefinisikan sebagai, “The amount of resource inputs

available relative to output requirements over a particular period of time”.

Disimpulkan bahwa kapasitas adalah kemampuan pengelolaan sumberdaya yang ada

untuk menghasilkan hasil akhir yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dalam

kerangka waktu tertentu.

Dari pengertian diatas dapat dipahami juga bahwa tujuan pentingnya

Capacity Building (Pengembangan Kapasitas) adalah pembelajaran, berawal dari

mengalirnya kebutuhan untuk mengalami suatu hal, mengurangi ketidaktahuan dan

ketidakpastian dalam hidup, dan mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan

Page 31: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

18

untuk beradaptasi menghadapi perubahan. Berikut ini tahapan dan proses

pengembangan kapasitas (Capacity Building):

a. Pengembangan Kapasitas (Capacity Building)

Menurut Keban (2000:7) bahwa Pengembangan Kapasitas (Capacity

Building) adalah serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan

efisiensi, efektifitas, dan responsifitas dari kinerja.

Lebih lanjut Morrison (2001:23) mengatakan bahwa “Learning is a process,

which flows from the need tomake sense out of experience, reduce the unknown

and uncertain dimensions of life and build the competencies required to adapt to

change”. Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa tujuan dari Capacity

Building (Pengembangan Kapasitas) adalah pembelajaran, berawal dari

mengalirnya kebutuhan untuk mengalami suatu hal, mengurangi ketidaktahuan

dan ketidakpastian dalam hidup, dan mengembangkan kemampuan yang

dibutuhkan untuk beradaptasi menghadapi perubahan.

b. Tujuan Pengembangan Kapasitas

Berdasarkan pendapat ahli diatas, penjelasan tersebut menunjukkan bahwa

adapun tujuan dari Capacity Building (Pengembangan Kapasitas) dapat dibagi

menjadi 2 bagian yaitu:

Page 32: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

19

1. Secara umum diidentikkan pada perwujudan sustainabilitas (keberlanjutan)

suatu sistem.

2. Secara khusus ditujukan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik dilihat

dari aspek:

a. Efisiensi dalam hal waktu (time) dan sumber daya (resources) yang

dibutuhkan guna mencapai suatu outcome.

b. Efektifitas berupa kepantasan usaha yang dilakukan demi hasil yang

diinginkan.

c. Responsifitas yakni bagaimana mensinkronkan antara kebutuhan dan

kemampuan untuk maksud tersebut.

d. Pembelajaran yang terindikasi pada kinerja individu, grup, organisasi

dan sistem.

c. Manfaat Pengembangan Kapasitas

Sedangkan manfaat dari kegiatan Pengembangan Kapasitas (Capacity

Building) dalam pengembangan sumber daya manusia menurut Schuler

(1992), yaitu: a). Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk. b).

Meningkatkan produktivitas. c), Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan

kerja. d), Meningkatkan komitmen karyawan dan e), Mengurangi turn over

dan absensi. http://mutiara-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-75610

Page 33: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

20

Pengembangan%20KelembagaanPengembangan%20Kapasitas%20Organisa

si%20(Capacity%20Building).html di Unduh 05 Februari 2018

Jika disimak dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan pengembangan pegawai, pada umumnya adalah sebagai berikut: a),

agar pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien. b), agar pengawasan

lebih sedikit terhadap pegawai. c), agar pegawai lebih cepat berkembang. d),

Menstabilisasi pegawai.

d. Fokus Pengembangan Kapasitas

Pengembangan kapasitas harus dilaksanakan secara efektif dan

berkesinambungan pada 3 (tiga) tingkatan-tingkatan menurut Riyadi

(2006:15) adalah: Pertama, Dimensi dan tingkatan Individu, adalah tingkatan

dalam sistem yang paling kecil, dalam tingkatan ini aktivitas Capacity

Building yang ditekankan adalah pada aspek membelajarkan individu dalam

rangka mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam ruang

lingkup penciptaan peningkatan keterampilan-keterampilan dalam diri

individu, penambahan pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini,

peningkatan tingkah laku untuk memberikan teladan, dan motivasi untuk

bekerja lebih baik dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya untuk

mencapai tujuan lembaga/oragnisasi yang telah dirancang sebelumnya dengan

Page 34: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

21

berbagai kegiatan-kegiatan misalnya contoh kecil dengan pelatihan, sistem

rekruitmen yang baik, sistem upah dan sebagainya. Contohnya pada bidang

pendidikan dimensi pengembangan kapasitas melalui upaya pembinaan guru

agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri dengan baik, seperti

kemampuan mengelola pembelajaran beserta keterampilan-keterampilannya,

membimbing murid, melakukan penelitian tindakan kelas dan penulisan karya

ilmiah, mengukuti seminar, pelatihan yang erat kaitannya dengan tugas dan

fungsi sebagai guruserta serangkaian kegiatan lain yang dapat meningkatkan

potensi diri guru demi kepentingan pembelajaran.

Kedua, Tingkatan dan dimensi pengembangan kapasitas pada

kelembagaan atau organisasi terdiri atas sumber daya organisasi, budaya

organisasi, ketatalaksanaan, struktur organisasi atau sistem pengambilan

keputusan dan lainnya. Contoh dalam pengembangan kapasitas diaplikasikan

pada dimensi organisasi dengan fokus pada upaya penciptaan iklim

pemerintah yang kondusif berdasarkan hasil kesepakatan dengan masing-

masing elemen atau pemberlakuan peraturan-peraturan yang dilakukan untuk

meningkatkan mutu sekolah.

Ketiga, Tingkatan dan dimensi pengembangan kapasitas pada sistem

merupakan tingkatan yang paling tinggi dimana seluruh komponen masuk

Page 35: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

22

didalamnya. Tingkatan sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan

dengan pengaturan, kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang mendukung

pencapaian obyektivitas kebijakan tertentu; Komponen-komponen tersebut

diantaranya seperti kebijakan dan sumber daya manusia dan lainnya.

Contohnya dalam bidang pendidikan adalah pembenahan kebijakan skala

makro terkait peraturan atau undang-undang untuk sertifikasi dan

sebagainya,agar tercapai tujuan pendidikan yang bermutu.

e. Fase-fase Pengembangan Kapasitas

Pengembangan kapasitas memiliki aktifitas tersendiri yang memungkinkan

terjadinya pengembangan kapasitas pada sebuah sistem, organisasi, atau

individu, dimana ada aktifitas tersebut terdiri atas beberapa fase umum.

Adapun fase tersebut menurut Gandara (2008 : 18) adalah:

Fase Persiapan. Pada fase ini terdapat 5 langkah kerja yaitu : (1).

Identifikasi kebutuhan untuk pengembangan kapasitas, langkah kerja ini

memiliki kegiatan utama yaitu mengenali alasan-alasan dan kebutuhan nyata

untuk mengembangkan kapasitas. (2). Menentukan tujuan-tujuan. Langkah

kerja ini memiliki kegiatan utama yaitu melakukan konsultasi dengan

stakeholder utama untuk mengidentifikasi isu utama pengembangan kapasitas

(3). Memberikan tanggung jawab. Langkah kerja ini memiliki kegiatanutama

Page 36: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

23

yaitu menetapkan penanggungjawab kegiatan pengembangan kapasitas, misal

membentuk tim teknis atau satuan kerja (4). Merancang proses pengembangan

kapasitas. Langkah kerja ini memiliki kegiatan utama yaitu menentukan

metodologi pemetaan sesuai permasalahan yang muncul dan membuat

penjadwalan kegiatan tentang proses pemetaan dan tahapan perumusan

berikutnya tentang rencana tindak pengembangan kapasitas. (5).

Pengalokasian sumber daya. Kegiatan utamanya adalah mengidentifikasi

pendanaan kegiatanproses pengembangan kapasitas dan mengalokasikan

sumber daya dengan membuat formulasi kebutuhan sumber daya sesuai

anggaran yang dibutuhkan dan dapat disetujui oleh pihak berwenang

Fase Analisis. Pada fase ini terdapat 5 langkah kerja yaitu: (1).

Mengidentifikasi permasalahan dalam hal ini kegiatan utamanya berupa

melakukan pemeriksaan terhadap masalah untuk penyelidikan lebih lanjut.

(2). Analisis terhadap proses dalam hal ini kegiatan utamanya berupa

menghubungkan permasalahan untuk pemetaan kapasitas dengan proses

kinerja system, organisasi dan individu. (3). Analisis organisasi dalam hal ini

kegiatan utamanyaberupa memilih organisasi untuk diselidiki legih dalam

(pemetaan organisasional). (4). Memetakan gap dalam kapasitas dalam hal ini

kegiatan utamanya adalah berupa memetakan jurang pemisah antara kapasitas

Page 37: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

24

ideal dengan kenyataannya. (5). Menyimpulkan kebutuhan-kebutuhan

pengembangan kapasitas yang mendesak dalam hal ini kegiatan utamanya

adalah berupa menyimpulkan temuan-temuan dan mengumpulkan usulan-

usulan untuk rencana tindak pengembangan kapasitas.

Fase Perencanaan. Pada fase ini terdapat 3 langkah kerja yaitu: (1).

Perencanaan tahunan, kegiatan utamanya adalah merumuskan draf rencana

tindak pengembangan kapasitas. (2). Membuat rencana jangka menengah,

kegiatan utamanya berupa pertemuan-pertemuan konsultatif. (3). Menyusun

skala prioritas, kegiatan utamanya berupa menetapkan skala prioritas

pengembangan kapasitas dan tahapan-tahapan implementasinya.

Fase Implementasi. Pada fase ini terdapat 5 langkah kerja yaitu: (1).

Pemrograman, kegitan utamanya berupa mengalokasikan sumber daya yang

dimiliki saat ini. (2). Perencanaan proyek pengembangan kapasitas, kegiatan

utamanya berupa merumuskan kebijakan implementasi pengembangan

kapasitas. (3). Penyeleksian penyedia jasa layanan pengembangan kapasitas,

kegiatan utamanya berupa mengidentifikasi layanan dan produk luar terkait

kebutuhan implementasi pengembangan kapasitas yang akan dikerjanakan.

(4). Implementasi proyek, kegiatan utamanya berupa implementasi program

tahunan pengembangan kapasitas sesuai sumber daya yang ada dan jadwal

Page 38: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

25

yang tersedia. (5). Monitoring proses, kegiatan utamanya berupa melakukan

monitoring terhadap aktifitas-aktifitas pengembangan kapasitas.

Fase Evaluasi. Pada fase ini terdapat 2 langkah kerja yaitu : (1).

Evaluasi dampak, kegiatan utamanya berupa mengevaluasi pencapaian

pengembangan kapasitas, seperti peningkatan kinerja. (2). Merencanakan

ulang rencana tindak pengembangan kapasitas, kegiatan utamanya adalah

melakukan analisa terhadap temuan monitoring proses dan evaluasi dampak

dalam konteks kebutuhan perencanaan ulang pengembangan kapasitas.

E.1.2 Kapasitas Aparatur Desa atau Perangkat Desa

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Desa mencakup urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan

hak asal-usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, tugas pembantuan

dari pemerintah dan pemerintah daerah, urusan pemerintah lainnya yang oleh

peraturan perundangan-undangan yang diserahkan kepada desa.

(https://pemdeskeper.wordpress.com/01/12/11)

Page 39: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

26

Pemerintah desa merupakan unit terdepan dan berhadapan langsung dalam

pelayanan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi tonggak

utama untuk keberhasilan semua program pemerintah. Memperkuat desa

merupakan suatu upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kapasitas pelayanan kepada masyarakat,

selain mendudukkan desa menurut urusan pemeriantahan yang menjadi

kewenangan desa, kepastian tersedianya pendanaan untuk menyelenggarakan

pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat serta tersedianya SDM yang

mampu menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa

dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Perangkat

desa atau aparatur desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya.

Kapasitas atau kapabilitas adalah sebuah ukuran kemampuan dari seseorang atau

institusi dalam menjalankan fungsinya.(http://suryokocolink.wordpress.com) Di

unduh 07 Februari 2018

Istilah "kemampuan" mempunyai banyak makna, Jhonson dalam (Cece

Wijaya, 1991:3) berpendapat bahwa "kemampuan adalah perilaku yang rasional

untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai kondisi yang diharapkan".

Sementara itu, menurut Kartono (1993: 13) bahwa “kemampuan adalah segala

daya, kesanggupan, kekuatan dan keterampilan teknik maupun sosial yang

dianggap melebihi dari anggota biasa”. Lebih lanjut, Syarif (1991: 8)

menyebutkan beberapa jenis kemampuan yang antara lain: kecerdasan,

Page 40: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

27

menganalisis, bijaksana mengambil keputusan, kepemimpinan/kemasyarakatan

dan pengetahuan tentang pekerjaan.

Mengacu pada pengertian dan jenis kemampuan tersebut di atas, maka

dalam suatu organisasi pemerintahan Desa senantiasa perlu memiliki suatu daya

kesanggupan, keterampilan, pengetahuan terhadap pekerjaan dalam

pengimplementasian tugas-tugas dan fungsi masing-masing aparat Desa.

Kemampuan yang penulis maksudkan adalah kemampuan yang dilihat dari hasil

kerjanya atau kemampuan kerjanya untuk mengimplementasikan. Kemampuan

kerja seseorang menurut Tjiptoherianto (1993: 36) mengemukakan bahwa

"kemampuan kerja yang rendah adalah akibat dari rendahnya tingkat pendidikan,

dan latihan yang dimiliki serta rendahnya derajat kesehatan".

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul Nomor 12 Tahun 2016

Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa menjelaskan bahwa

“Perangkat desa merupakan Warga Negara Indonesia atau penduduk desa di

Gunung Kidul yang mempunyai kemampuan sederajatnya telah mencapai

pendidikan formal atau nonformal”.

Sementara itu, menurut Steers dalam (Rasyid, 1992: 6) bahwa

"kemampuan aparatur pemerintah sebenarnya tidak terlepas dari pembicaraan

tingkat kematangan aparatur yang didalamnya menyangkut keterampilan yang

diperoleh dari pendidikan latihan dan pengalaman”.

Page 41: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

28

Berdasarkan pandangan tersebut jelas bahwa kemampuan seseorang, dalam

hal ini aparat desa dapat dilihat dari tingkat pendidikan aparat, jenis latihan

yang pernah diikuti dan pengalaman yang dimilikinya. Secara konsepsional hal

ini diperkuat dari pandangan Steers tersebut sebelumnya bahwa untuk

mengidentifikasi apakah kegiatan dalam organisasi dapat mencapai tujuannya

salah satunya yang harus mendapat perhatian adalah orang-orang yang ada dalam

organisasi tersebut.

Selanjutnya Steers berpendapat bahwa pada kenyataannya anggota

organisasi yang merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang paling penting

dalam pencapaian tujuan organisasi disebabkan orang- orang itulah yang

menggerakkan roda organisasi. Anggota organisasi yang dimaksud adalah aparat

desa yang merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan

pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Tugas utama yang harus diemban pemerintah desa adalah bagaimana

menciptakan kehidupan demokratik, memberikan pelayanan sosial yang baik

sehingga dapat membawa warganya pada kehidupan yang sejahtera, rasa tenteram

dan berkeadilan. Guna mewujudkan tugas tersebut, pemerintah desa dituntut

untuk melakukan perubahan, baik dari segi kepemimpinan, kinerja birokrasi yang

berorientasi pada pelayanan yang berkualitas dan bermakna, sehingga kinerja

pemerintah desa benar-benar makin mengarah pada praktek good local

governance, bukannya bad governance.

Page 42: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

29

Pengembangan dan peningkatan kapasitas dalam Kerangka Nasional

Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas mengacu kepada kebutuhan akan;

penyesuaian kebijakan-kebijakan dan peraturan- peraturan, reformasi

kelembagaan, modifikasi prosedur-prosedur kerja dan mekanisme-mekanisme

koordinasi, peningkatkan keterampilan dan kualifikasi sumber daya manusia,

perubahan sistem nilai dan sikap atau perilaku sedemikian rupa, sehingga dapat

terpenuhinya tuntutan dan kebutuhan otonomi daerah, sebagai suatu cara

pendekatan baru ke arah pemerintahan, pengadministrasian dan pengembangan

mekanisme-mekanisme partisipatif yang tepat guna memenuhi tuntutan yang

lebih demokratis. Dengan demikian Kerangka Nasional Pengembangan dan

Peningkatan Kapasitas mengarahkan pemerintah daerah, dan dalam hal ini

pemerintah desa untuk mengembangkan dan meningkatan kerangka kerja

pemerintahan secara keseluruhan guna memenuhi tuntutan tugas dan kewenangan

yang diberikan.

Dimensi peningkatan kapasitas aparatur desa atau perangkat desa

mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan dan wawasan yang diperoleh

melalui pendidikan, latihan, belajar dan pengalaman. Tiga tingkat kemampuan

yang harus dimiliki oleh perangkat atau aparatur desa yaitu: 1) kemampuan

dasar; 2) kemampuan manajemen; dan 3) kemampuan-kemampuan teknis.

Kemampuan dasar yang harus dimiliki aparatur desa adalah meliputi:

pengetahuan tentang regulasi desa, pengetahuan tentang dasar-dasar pemerintahan

desa, dan pengetahuan tentang tugas pokok dan fungsi. Kemampuan manajemen

meliputi: manajamen SDM, manajemen pelayanan publik, manajamen asset, dan

managemen keuangan. Sedangkan Kemampuan Teknis meliputi: penyusunan

administrasi desa, penyusunan perencanaan pembangunan, penyusunan anggaran,

penyusunan Perdes, dan pelayanan publik.

Page 43: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

30

Selain itu, kapasitas aparatur atau perangkat desa juga harus merupakan

kemampuan dan keterampilan dalam hal ini mengimplementasikan. Keterampilan

dan kemampuan yang harus mempunyai kepala desa dan perangkat desa atau

aparatur desa adalah: mekanisme pengelolaan keuangan desa meliputi:

perencanaan; pelaksanaan; penatausahaan; pelaporan; dan pertanggungjawaban

serta pengawasan, pembinaan dan adanya partisipasi partisipasi masyarakat dalam

dana desa.

E.2. Partisipasi Masyarakat

E.2.1 Partisipasi

Banyak pengertian partisipasi telah dikemukakan oleh para ahli, namun pada

hakekatnya memiliki makna yang sama. Partisipasi berasal dari bahasa Inggris

participate yang artinya mengikutsertakan, ikut mengambil bagian (Willie Wijaya,

2004:208).

Pengertian yang sederhana tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal

dan Dedi Supriadi (2001: 201-202), dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa

pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam

bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa.

Partisipasi juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri,

mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

Page 44: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

31

Menurut Soegarda Poerbakawatja partisipasi adalah: Suatu gejala demokrasi

dimana orang diikutsertakan di dalam perencanaan serta pelaksanaan dari segala

sesuatu yang berpusat pada kepentingan dan juga ikut memikul tanggung jawab

sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya (Soegarda

Poerbakawatja, 1981:251).

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa konsep partisipasi memiliki makna yang

luas dan beragam. Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan partisipasi adalah

suatu wujud dari peran serta masyarakat dalam aktivitas berupa perencanaan dan

pelaksanaan untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat. Wujud dari

partisipasi dapat berupa saran, jasa, ataupun dalam bentuk materi baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam suasana demokratis.

a. Macam - Macam Partisipasi

Ada beberapa macam partisipasi yang dikemukakan oleh ahli. Menurut

Sundariningrum (Sugiyah, 2010:38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi dua

berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu:

i. Partisipasi langsung

Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu

dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat

Page 45: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

32

mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan

keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

ii. Partisipasi tidak langsung

Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya

pada orang lain. Pendapat lain disampaikan oleh Subandiyah (1982:2) yang

menyatakan bahwa jika dilihat dari segi tingkatannya partisipasi dibedakan

menjadi tiga yaitu:

1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

2. Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya dengan program lain.

3. Partisipasi dalam pelaksanaan.

Lebih rinci Cohen dan Uphoff (Siti Irene A.D., 2011:61) membedakan

partisipasi menjadi empat jenis yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan

keputusan. Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam

pengambilan manfaat. Dan keempat, partisipasi dalam evaluasi.

Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini

terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat yang

berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan bersama.

Dalam partisipasi ini masyarakat menuntut untuk ikut menentukan arah dan

orientasi pembangunan. Wujud dari partisipasi ini antara lain seperti

Page 46: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

33

kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan atau penolakan

terhadap program yang ditawarkan.

Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan suatu program meliputi:

menggerakkan sumber daya, dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan

penjabaran program.

Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi ini tidak

lepas dari hasil pelaksanaan program yang telah dicapai baik yang

berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas. Dari segi kualitas, dapat dilihat

dari peningkatan output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat seberapa

besar prosentase keberhasilan program.

Keempat, partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi masyarakat dalam

evaluasi ini berkaitan dengan masalah pelaksanaan program secara

menyeluruh. Partisipasi ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian

program yang telah direncanakan sebelumnya.

b. Bentuk Partisipasi

Partisipasi dapat dibagi dalam berbagai bentuk. Partisipasi menurut Effendi

(Siti Irene A.D., 2011:58) terbagi atas partisipasi vertikal dan partisipasi

horizontal. Disebut partisipasi vertikal karena terjadi dalam bentuk kondisi

tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak

Page 47: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

34

lain, dalam hubungan di mana masyarakat berada sebagai status bawahan,

pengikut atau klien. Adapun dalam partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai

prakarsa dimana setiap anggota atau kelompok masyarakat berpartisipasi

horizontal satu dengan yang lainnya. Partisipasi semacam ini merupakan tanda

permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri.

Menurut Kokon Subrata (Widi Astuti, 2008:13), bentuk partisipasi terdiri

dari beberapa hal yaitu:

a. Turut serta memberikan sumbangan finansial.

b. Turut serta memberikan sumbangan kekuatan fisik.

c. Turut serta memberikan sumbangan material.

d. Turut serta memberikan sumbangan moril (dukungan, saran, anjuran, nasehat,

petuah, amanat, dan lain sebagainya).

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk partisipasi

masyarakat dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu bentuk finansial,

sarana/prasarana, tenaga/keahlian dan moril. Partisipasi dalam bentuk finansial

misalnya partisipasi pemberian sumbangan, pinjaman, dan lainya.

Bentuk moril misalnya partisipasi buah pikiran, pendapat/ide, saran,

pertimbangan, nasehat dukungan moril dan lain sebagainya yang berkenaan

Page 48: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

35

dengan penentuan kebijaksanaan atau dalam pengambilan suatu keputusan dan

atau dalam penyelenggaraan pengembangan pembelajaran.

c. Manfaat Partisipasi

Menurut Pariatra Westra (Widi Astuti, 2008:14) manfaat partisipasi adalah:

a. Lebih mengemukakan diperolehnya keputusan yang benar.

b. Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para anggotanya.

c. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi serta

membangun kepentingan bersama.

d. Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.

e. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Burt K. Schalan dan Roger (Widi Astuti,

2008:14) bahwa manfaat dari partisipasi adalah:

a. Lebih banyak komunikasi dua arah.

b. Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan.

c. Manajer dan partisipasi kurang bersikap agresif.

d. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif, diakui

dalam derajat lebih tinggi.

Page 49: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

36

Dari pendapat-pendapat di atas tentang manfaat partisipasi, dapat disimpulkan

bahwa partisipasi akan memberikan manfaat yang penting bagi keberhasilan

organisasi yaitu:

a. lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena

banyaknya sumbangan yang berarti dan positif.

b. Mengedepankan komunikasi dua arah sehingga baik bawahan maupun

atasan memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan pemikiran.

c. Mendorong kemampuan berpikir kreatif demi kepentingan bersama.

d. Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun

kepentingan bersama.

e. Memungkinkan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi derajat partisipasi

seseorang yang tercermin dalam prilaku dan aktifitasnya dalam suatu kegiatan.

Faktor yang mempengaruhi derajat partisipasi antara lain pendidikan, penghasilan

dan pekerjaan anggota masyarakat dalam hal ini orang tua siswa.

Tingkat pendidikan orang tua siswa memiliki hubungan yang positif

terhadap partisipasinya dalam membantu pelaksanaan penyelenggaraan

pendidikan. Menurut Soemanto R B, dkk. (Muryani Khikmawati, 1997: 28)

Page 50: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

37

mengatakan bahwa mereka yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan

lebih tinggi derajat partisipasinya dalam pembangunan, hal mana karena dibawa

oleh semakin kesadarannya terhadap pembangunan. Hal ini berarti semakin tinggi

derajat partisipasi terhadap program pemerintah termasuk dalam penyelenggaraan

pendidikan.

Faktor pendidikan juga berpengaruh pada prilaku seseorang dalam

menerima dan menolak suatu perubahan yang dirasakan baru. Masyarakat (orang

tua siswa) yang berpendidikan ada kecenderungan lebih mudah menerima inovasi

jika ditinjau dari segi kemudahan (eccessibility) atau dalam mendapatkan

informasi yang mempengaruhi sikapnya. Seseorang yang mempunyai derajat

pendidikan mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam menjangkau sumber

informasi.

Oleh karena itu, orang yang mempunyai pendidikan kuat akan tertanam

rasa ingin tahu sehingga akan selalu berusaha untuk tahu tentang inovasi baru dari

pengalaman-pengalaman belajar selama hidup.

Faktor penghasilan merupakan indikator status ekonomi seseorang, faktor ini

mempunyai kecenderungan bahwa seseorang dengan status ekonomi tinggi pada

umumnya status sosialnya tinggi pula. Dengan kondisi semacam ini mempunyai

peranan besar yang dimainkan dalam masyarakat dan ada kecenderungan untuk

Page 51: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

38

terlibat dalam berbagai kegiatan terutama gejala ini dominan di masyarakat

pedesaan. Pengaruh ekonomi jika diukur dalam besarnya kontribusi dalam

kegiatan pembangunan ada kecenderungan lebih besar kontribusi berupa tenaga.

Dalam hubungannya partisipasi orang tua siswa dalam membantu

pengembangan proses pembelajaran pada tahapan pelaksanaan, faktor penghasilan

mempunyai peranan, karena untuk melaksanakan inovasi membutuhkan banyak

modal yang sifatnya lebih intensif.

Faktor lain disampaikan oleh Angell dalam Ensiklopedia Wikipedia berjudul

partisipasi (2011) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat

dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan

seseorang dalam berpartisipasi, yaitu: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan

dan penghasilan, lamanya tinggal.

a. Usia

Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia

menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma

masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi

daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya.

b. Jenis Kelamin

Page 52: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

39

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan

bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti

bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah

mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan

tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan

perempuan yang semakin baik.

c. Pendidikan

Pendidikan dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk

berpartisipasi. Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap hidup

seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi

peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

d. Pekerjaan dan Penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang

akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan

penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari- hari dapat

mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan- kegiatan

masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan,

harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.

e. Lamanya Tinggal

Page 53: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

40

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi

seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa

memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya

yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan macam partisipasi, yaitu:

a. Partisipasi dalam proses perencanaan/ pembuatan keputusan.

(participation in decision making).

b. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in implementing).

c. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil

d. Partisipasi dalam evaluasi (participation in benefits).

Page 54: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

41

E.2.2 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi Masyarakat, yang dirangkum oleh Ray Kartika dari Pandangan

Schlippe (2007) suatu desa dapat berkembang baik terdapat tiga unsur yang

merupakan suatu kesatuan yaitu desa, masyarakat dan pemerintahan desa. Dalam

partisipasi masyarakat, pelaksanaan program pembangunan diperlukan kesadaran

warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang bisa

diterapkan adalah penyadaran. Untuk berhasilnya program tersebut warga

masyarakat dituntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis

tetapi juga keterlibatan emosional. Jurnal. Ray Katika. Partisipasi Masyarakat Dalam

Mengelola Alokasi Dana Desa. 2012. Jakarta . Hlm 184 Berdasarkan pandangannya

partisipasi dapat dilihat dari dua hal yaitu:

1. Partisipasi dalam perencanaan, dapat dilihat dari dua aspek posistif dan negatif.

Pada segi positif, partisipasi adalah dapat mendorong munculnya keterlibatan

secara emosional terhadap program-program pembangunan desa yang telah

direncanakan bersama. Sedangkan negatifnya adalah kemungkinan tidak dapat

dihindarinya pertentangan antar kelompok dalam masyarakat yang dapat

menunda atau bahkan menghambat tercapainya suatu keputusan bersama.

Perencanaan secara partisipastif diperlukan karena bermanfaat yakni (1)

Masyarakat mampu secara kritis menilai lingkungan sosial ekonominya dan

Page 55: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

42

mampu mengidentifikasi bidang-bidang atau sektor-sektor yang perlu dilakukan

perbaikan, dengan demikian diketahui masa depan mereka, (2) Masyarakat dapat

berperan dalam perencanaan masa depan masyarakatnya tanpa memerlukan

bantuan para pakar atau instansi perencanaan pembangunan dari luar daerah

pedesaan, (3) Masyarakat dapat menghimpun sumber daya dan sumber dana dari

kalangan anggota masyarakat untuk mewujudkan tujuan yang dikehendaki

masyarakat .

2. Partisipasi dalam pelaksanaan. Segi positifnya adalah program yang telah

direncanakan dapat selesai dikerjakan. Tetapi segi negatifnya adalah cenderung

menjadikan warga masyarakat sebagai objek pembangunan dimana warga

hanya dijadikan pelaksana pembangunan tanpa didorong untuk mengerti dan

menyadari permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga warga masyarakat tidak

secara emosional terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali

tidak dapat dihindari. Partisipasi masyarakat menurut Isbandi adalah

keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi

yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif

solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan

keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu (1)

Page 56: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

43

Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa

ikut serta dalam pengambilan keputusan, (2) Partisipasi adalah “pemekaan”

(membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan

kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan, (3) Partisipasi

adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukannya sendiri, (4) Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang

mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif

dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu, (5) Partisipasi

adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang

melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh

informasi mengenai konteks lokal, dan dampak- dampak sosial, (6) Partisipasi

adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan

lingkungan mereka. Sedangkan pentingnya partisipasi dikemukakan oleh

Conyers sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat

guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap

masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta

proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai

proyek atau program pembangunan apabila keberadaannya dilibatkan dalam

proses persiapan dan perencanaan; ketiga, partisipasi merupakan suatu hak

Page 57: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

44

demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka

sendiri. 1 Jurnal. Ray Katika. Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola Alokasi Dana

Desa. 2012. Jakarta . Hlm 184, 185, 186

Partisipasi masyarakat dalam implementasi dana desa di Desa Songbanyu,

Gunung Kidul merupakan upaya membangun demokrasi yang berdaulat dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat dan sekalipun merupakan konsep HAM, bahwa setiap

warga negara berhak untuk mengimplementasikan dana desa sesuai perundangan No

6 Tahun 2014. Bahwa implementasi dana desa di lakukan berdasarkan adat isti adat

atau gotong royong dan lainya.

Partisipasi masyarakat Desa Songbanyu akan terlihat dengan berbagai

keterlibatan. Mekanisme keterlibatan adalah masyarakat bebas untuk melakukan

berbagai aktifitas yang berakar dari Dana Desa yang pada dasarnya membendung

partisipasi masyarakat dalam berbagai aspek. Partisipasi dalam proses perencanaan/

pembuatan keputusan. (participation in decision making), partisipasi dalam

pelaksanaan (participation in implementing), partisipasi dalam pemanfaatan hasil,

Partisipasi dalam evaluasi (participation in benefits) dan lainya.

Page 58: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

45

E.3. Pengelolaan Dana Desa

E.3.1 Dana Desa

Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi

yang ditransfer melalui APBD kabupaten dan kota yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan.

Anggaran Dana Desa atau ADD adalah bagian keuangan yang diperoleh dari

Bagi Hasil Pajak dan bagian dari Dana Perimbangan Kuangan Pusat dan Daerah

yang diterima oleh kabupaten. Sumber pendapatan desa tersebut secara keseluruhan

digunakan untuk menandai seluruh kewenangan yang menjadi tanggungjawab desa.

Dana tersebut digunakan untuk menandai penyelenggaraan kewenangan desa yang

menacakup penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan

masyarakat, dan kemasyarakatan. Dengan demikian, pendapatan yang bersumber

dari APBN juga digunakan untuk menandai kewenangan tersebut.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, diberikan

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kewenangannya sesuai dengan

kebutuhan dan prioritas desa. Hal itu berarti dana desa akan digunakan untuk

menandai keseluruhan kewenangan sesuai denagan kebutuhan dan prioritas dana

desa tersebut namun, mengingat dana desa bersumber dari Belanja Pusat, untuk

mengoptimalkan penggunaan dana desa, Pemerintah diberikan kewenangan untuk

menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk mendukung program

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Penetapan prioritas

Page 59: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

46

penggunaan dana tersebut tetap sejalan dengan kewenangan yang menjadi

tanggungjawab desa.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Anggaran Dana Desa

berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian Dana Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota 22 untuk desa

paling sedikit 10% (sepuluh persen).16 Anggaran Pendapatan dan Belanja bahwa

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDES adalah

Rencana Keuangan Tahunan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa yang ditetapkan dengan

Peraturan Desa dan Dana Alokasi Desa terdapat pada Bantuan Keuangan Pemerintah

Kabupaten meliputi:

1. Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD).

2. Anggaran Dana Desa.

3. Penyisihan pajak dan retribusi daerah.

4. Sumbangan bantuan lainnya dari Kabupaten.

Pembagian Anggaran Dana Desa (ADD) dapat dilihat berdasarkan Variabel

Independen utama dan Variabel Independen tambahan dengan rincian sebagai

berikut:

1. Asas Merata adalah besarnya bagian Anggaran Dana Desa (ADD) yang

sama untuk di setiap atau yang disebut dengan Alokasi Dana Desa (ADD)

minimal. Alokasi Dana Desa (ADD) Variabel Independen utama sebesar

70% dan Variabel Independen Tambahan 30%.

Page 60: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

47

2. Asas Adil adalah besarnya bagian Alokasi Dana Desa (ADD) yang dibagi

secara proporsional untuk di setiap berdasarkan Nilai Bobot Desa yang

dihitung dengan rumus dan variabel tertentu atau Alokasi Dana Desa

(ADD) Proporsional (ADDP), Variabel Proporsional Utama sebesar 60%

dan Variabel Proporsional Tambahan sebesar 40%. Variabel Independen

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada Pasal

72 ayat (1) mengenai sumber pendapatan desa, dalam huruf d disebutkan “ anggaran

dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima

Kabupaten/Kota". Selanjutnya dalam ayat (4) Pasal yang sama disebutkan

"Anggaran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit

10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi 24

Khusus".17 Dalam masa transisi, sebelum dana desa mencapai 10% anggaran dana

desa dipenuhi melalui realokasi dari Belanja Pusat dari desa“ program yang berbasis

desa” 18. Kementrian/lembaga mengajukan anggaran untuk program yang berbasis

kepada menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

perencanaan pembanguna nasional untuk ditetapkan sebagai sumber dana desa.

Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dirasakan menjadi

angin segar bagi desa. Adanya undang-undang ini menjadi dasar hukum dari

diakuinya desa sebagai suatu daerah otonomi sendiri. Dalam hubungannya dengan

desentralisasi fiscal yang menjadi pokok dari berlakunya undang-unadang tersebut

yaitu terkait dengan 10% dana dari APBN untuk desa diseluruh Indonesia, dimana

setiap desa akan menerima dana kurang lebih besar 1 Milyar per tahun. Pembagian

Page 61: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

48

anggaran yang hampir seragam berkisar 1 Milyar padahal kapasitas pengelolaan

pemerintah sangat beragam (hal ini akan diantisipasi melalui aturan-aturan

desentralisasi fiscal yang mengatur besarnya anggaran desa berdasarkan kebutuhan

serta kemampuannya mengelola melalui peraturan pemerintah. Dana desa dikelola

secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang- undangan, efisien, ekonomis,

efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat. Pemerintah

menganggarkan Dana Desa secara nasional dalam APBN setiap tahun. Dana Desa

sebagaimana bersumber dari belanja Pemerintah dengan mengefektifkan program

yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan. Dana Desa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun

2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Negara ditransfer melalui APBD kabupaten/kota untuk selanjutnya ditransfer ke

APBDesa.19 Dana Desa setiap kabupaten/kota dialokasikan berdasarkan perkalian

antara jumlah di setiap kabupaten/kota dan rata-rata Dana Desa setiap provinsi. Rata-

rata Dana Desa setiap provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan

berdasarkan jumlah desa dalam provinsi yang bersangkutan serta jumlah penduduk

kabupaten/kota, luas wilayah kabupaten/kota, angka kemiskinan kabupaten/kota, dan

tingkat kesulitan geografis kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan.

Berdasarkan besaran Dana Desa setiap kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 ayat (8) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan

Page 62: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

49

Dan Belanja Negara, bupati/walikota menetapkan besaran Dana Desa untuk setiap

desa di wilayahnya.

Besaran Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Neagara, dihitung berdasarkan jumlah

penduduk desa, luas wilayah desa, angka kemiskinan Desa, dan tingkat kesulitan

E.3.2. Pengertian Pengelolaan

Menurut Balderton (dalam Adisasmita, 2011:21), istilah pengelolaan sama

dengan manajemen yaitu menggerakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan usaha

manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai

suatu tujuan.

Selanjutnya Adisasmita (2011:22) mengemukakan bahwa, “Pengelolaan

bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian

kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.”

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pengelolaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi merencanakan,

mengorganisasikan dan mengarahkan, dan mengawasi kegiatan manusia dengan

memanfaatkan material dan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan yang

Page 63: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

50

telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Istilah pengelolaan itu sendiri identik

kaitannya dengan istilah manajemen.

Oey Liang Lee (dalam Ranupandojo, 1996:3) mendefinisikan bahwa,

“Manajemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengontrolan manusia dan barang-barang (terutama manusia)

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”. Selanjutnya dapat

disimpulkan bahwa manajemen atau pengelolaaan adalah kegiatan yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan terhadap penggunaan

sumber daya yang dimiliki dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang hendak

dicapai.

Berdasarkan pengertian pengelolaan oleh beberapa ahli di atas, maka yang di

maksud pengelolaan pada penelitian ini adalah serangkaian proses atau kegiatan

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan (pengorganisasian dan pengarahan), dan

pengawasan atau pengendalian terhadap sumber-sumber pendapatan asli desa.

Penjelasan mengenai pengelolaan pada penelitian ini, terdiri atas bagian

perencanaan, kemudian pelaksanaan yang di dalamnya termasuk mengenai

pengorganisasian dan pengarahan, dan selanjutnya yang terakhir yaitu mengenai

pengawasan atau pengendalian.

Page 64: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

51

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan dalam

usaha untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan dibuat untuk mengantisipasi

segala hal yang akan mengganggu atau menghalangi pencapaian tujuan, hal ini

dikarekan banyak faktor yang akan berubah dengan cepat pada masa yang

akan datang. Sehingga dengan adanya perencanaan yang baik akan membuat

setiap kesempatan yang ada dapat di manfaatkan dengan baik pula.

Perencanaan dalam arti luas menurut Adisasmita (2011:22) adalah suatu

proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan dilakukan untuk

mencapai suatu tujuan. Sistematis disini, dimaksudkan agar kegiatan- kegiatan

yang dilaksanakan menjadi tidak melenceng dari tujuan yang ingin dicapai.

Selanjutnya Ranupandojo (1996:11) mendefinisikan perencanaan ialah

pengambilan keputusan tentang apa yang akan dikerjakan, bagaimana

mengerjakannya, kapan mengerjakannya dan bagaimana mengukur keberhasilan

pelaksanaannya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, yang dimaksud

perencanaan dalam penelitian ini adalah proses persiapan secara sistematis dalam

melaksanakan suatu kegiatan, yang diawali dengan proses pengambilan keputusan

tentang, apa yang akan dilakukan, kapan harus dilakukan, dan bagaimana cara

menentukan tingkat keberhasilan yang akan ditetapkan. Pada umumnya menurut

Page 65: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

52

Ranupandojo (1996:21) terdapat tujuh prinsip dan petunjuk untuk menyusun

perencanaan yang baik yaitu:

a. Rencana harus memiliki tujuan yang khas.

Ini penting sebab dengan tujuan yang khas semua kegiatan dapat diarahkan

untuk mencapai hasil perencanaan tersebut. Tujuan harus jelas dan mudah

dipahami oleh semua orang yang akan melaksanakan rencana itu.

b. Ada kegiatan yang diprioritaskan.

Suatu rencana tanpa ada kegiatan pelaksanaan, tak lebih dari selembar kertas

yang tak berarti. Karena kegiatan mencapai tujuan dari suatu rencana

banyak macamnya, dan disisi lain terdapat faktor-faktor pembatas, maka

perlu ada kegiatan yang diberi prioritas. Kegiatan ini biasa disebut sebagai

kegiatan kunci. Tanpa kegiatan kunci tidak ada jaminan bahwa pelaksanaan

rencana akan berjalan secara efektif dan efisien

c. Melibatkan semua orang

Hendaknya semua orang dilibatkan dalam pembuatan rencana, baik untuk

seluruh tahap, maupun hanya tahap-tahap tertentu dari proses perencanaan

tersebut. Keterlibatan ini akan menimbulkan rasa bertanggung jawab dalam

tahap pelaksanaan rencana nantinya. Dengan cara ini pelaksanaan rencana

diharapkan dapat berjalan lancar, komunikasi lancer, kordinasi juga lancar.

Page 66: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

53

Perencanaan hendaknya telah diperhitungkan pelaksanaan fungsi manajemen

lainnya, seperti pengorganisasian, pengarahan, koordinasi dan pengendalian.

Hal ini penting sebab perencanaan memang merupakan fungsi yang

mendahului kegiatan manajemen lainnya, sehingga rencana akan selalu

memiliki sifat sebagai acuan dari fungsi manajemen lainnya.

Rencana harus selalu diperbaiki, karena situasi dan kondisi memang

selalu berubah. Perbaikan suatu rencana tidak berarti rencana itu salah, tetapi

untuk menyesuaikan dengan perkemmbangan situasi dan kondisi yang ada.

Namun demikian, suatu rencana jangan terlalu sering diperbaiki, sebab jika

demikian, rencana tersebut akan sukar untuk dijadikan pedoman, baik dalam

pelaksanaannya maupun untuk kepentingan pengendalian.

d. Penanggung jawab perencanaan.

Perlu ditunjuk orang atau staff khusus yang bertanggung jawab dalam

penyusunan rencana. Walaupun banyak orang yang terlibat dalam penyusunan

rencana, namun harus ada orang yang bertanggung jawab terhadap hasil akhir

perencanaan tersebut.

Semua perencanaan selalu bersifat tentatif dan bersifat interim. Rencana

tidak ada yang bersifat final, sebab rencana yang baik harus memiliki

Page 67: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

54

keluwesan terhadap perubahan-perubahan yang ada. Prinsip-prinsip

perencanaan di atas, pada penelitian ini akan digunakan sebagai landasan

dalam mengajukan wawancara guna mengetahui proses perencanaan yang

dilakukan dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan asli desa.

b. Pelaksanaan

Tjokroadmudjoyo (dalam Adisasmita, 2011:24) mengemukakan bahwa

pelaksanaan sebagai proses dapat kita pahami dalam bentuk rangkaian kegiatan

yakni berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu

diturunkan dalam suatu program atau proyek. Berdasarkan pada penjelasan

tersebut, dapat dipahami bahwa pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan

oleh individu atau kelompok dalam mencapai tujuan yang dikehendaki

melalui serangkaian proses yang telah direncanakan. Selanjutnya Westra, dkk

(dalam Adisasmita, 2011:24) mengemukakan pengertian pelaksanaan sebagai

usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan

kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala

kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana

tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.

Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka pelaksanaan dalam penelitian ini

adalah usaha yang dilakukan untuk menjalankan kegiatan yang telah

Page 68: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

55

direncanakan sebelumnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kegiatan

pelaksanaan dalam penelitian ini terdiri atas pengorganisasian dan pengarahan.

c. Pengorganisasian

Menurut G.R. Terry (dalam Malayu S.P. Hasibuan, 2006:119) menyatakan

bahwa: pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan

kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama

secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal

melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna

mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

Sedangkan menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006:118), pengorganisasian

adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-

macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang

pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan

wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan

melakukan aktivitas-aktitas tersebut.

Berdasarkan pada penjelasan ahli tersebut di atas, maka yang dimaksud

pengorganisasian pada penelitian ini adalah tentang penetapan dan penempatan

individu tertentu pada tugas-tugas tertentu, serta pendelegasian wewenang kepada

individu tersebut untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Page 69: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

56

Proses pengorganisasian menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006:127) adalah

sebagai berikut:

a. Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang dapat dicapai, apakah

provite motive atau service motive.

b. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui,

merumuskan dan menspesifikasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan- kegiatan yang

akan dilakukan.

c. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus

mengelompokan kegiatan-kegiatan kedalam beberapa kelompok atas dasar

tujuan yang sama. Kegiatan-kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat

disatukan kedalam satu departemen atau satu bagian.

d. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya

wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.

e. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan

pada setiap departemen atau bagian.

f. Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas

tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang tindih tugas dapat

dihindarkan.

Page 70: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

57

g. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa

yang akan dipakai.

h. Struktur, artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang

bagaimana yang akan dipergunakan

i. Penjelasan ahli mengenai proses pengorganisasian di atas, enam poin

diantarannya pada penelitian ini akan digunakan sebagai landasan dalam

mengajukan pertanyaan guna megetahui pengorganisasian yang

dilakukan dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan asli Kampung.

Sedangkan dua poin mengenai tipe organisasi dan struktur tidak

diperlukan karena hanya pada lingkup kampung yang kecil. Manajer

yang disebutkan oleh Malayu S.P Hasibuan dalam proses

pengorganisasian, dalam penelitian ini yang dimaksudkan sebagai

manajer adalah seorang pemimpin Pemerintahan atau Kepala

Kampung/Desa.

d. Pengarahan

Pengarahan menurut G.R. Terry (dalam Malayu S.P. Hasibuan, 2006:187)

adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekerja sama dan

bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan

perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.

Page 71: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

58

Lebih lanjut Harold Koontz dan Cyril O Donnel (dalam Malayu S.P.

Hasibuan, 2006:187) mengemukakan bahwa pengarahan adalah hubungan

antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan

terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan

yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka yang dimaksud pengarahan

dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan

untuk membimbing dan mengatur segala kegiatan bawahan yang telah diberi

tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Dengan demikian,

seorang pemimpin harus berusaha agar bawahan menyukai pekerjaan dan mau

berusaha sekuat tenaga untuk menggunakan kemampuan dan keterampilan

yang dimiliki dengan disiplin yang tinggi sehingga dapat mencapai tujuan.

Pada penelitian ini, pertanyaan tentang pengarahan digunakan sebagai

penyempurna guna mengetahui pelaksanaan yang dilakukan dalam

pengelolaan sumber-sumber pendapatan asli kampung, setelah sebelumnya

diketahui proses pengorganisasiannya.

e. Pengawasan

Pengawasan atau pengendalian diperlukan untuk menjamin bahwa rencana

yang ditetapkan telah dilaksanakan sesuai dengan semestinya dan juga menilai

Page 72: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

59

apakah menyimpang atau sesuai dengan rencana. Menurut Siswanto

(2009:139) pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat

dicapai, dan apabila tidak dapat dicapai maka dicari faktor penyebabnya.

Penemuan faktor penyebab ini berguna untuk melakukan tindakan perbaikan

(corrective action).

Sujamto (dalam Adisasmita, 2011:25) mengemukakan pengertian pengawasan

sebagai usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan

kenyataan yang sebenarnya dan semestinya. Hal ini sejalan dengan

pemikiran Ranupandojo (1996:169) yang menyatakan bahwa pengendalian

merupakan pembandingan antara pelaksanan dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya, membuat koreksi-koreksi jika pelaksanaan berbeda

atau menyimpang dari rencana.

Berdasarkan pada pengertian para ahli diatas, maka yang dimaksud

dengan pengawasan dalam penelitian ini adalah usaha dalam menilai

kenyataan yang telah dilakukan dalam proses pelaksanaan dibandingkan

dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya akan

dibuat perbaikan dari hasil pengawasan telah dilakukan.

Page 73: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

60

Siswanto (2009:149) mengemukakan secara umum terdapat sepuluh

karakteristik pengawasan atau pengendalian yang efektif, yaitu:

1. Akurat (Accurate)

Informasi atas kinerja harus akurat. Ketidakakuratan data dari suatu sistem

pengendalian dapat mengakibatkan organisasi mengambil tindakan yang

akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu permasalahan atau

menciptakan permasalahan baru.

2. Tepat waktu (Timely)

Informasi harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi jika akan

diambil tindakan tepat pada waktunya guna menghasilkan perbaikan.

3. Objektif dan Komprehensif (Objective and Comprehesible)

Informasi dalam suatu sistem pengendalian harus mudah dipahami dan

dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya.

Maka objektif sistem pengendalian, makin besar kemungkinannya bahwa

individu dengan sadar dan efektif akan merespons informasi yang

diterima, demikian pula sebaliknya. Sistem informasi yang sulit dipahami

akan mengakibatkan bias yang tidak perlu dan kebingungan atau frustasi

diantara para karyawan.

Page 74: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

61

4. Dipusatkan pada tempat pengendalian strategis (Focus on strategic control

points)

Sistem pengendalian strategis sebaiknya dipusatkan pada bidang yang

paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari standar, atau

yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar. Selain itu, sistem

pengendalian strategis sebaiknya dipusatkan pada tempat dimana tindakan

perbaikan dapat dilaksanakan seefektif mungkin.

5. Secara Ekonomi Realistik (Economically Realistic)

Pengeluaran biaya untuk implementasi harus ditekan seminimum mungkin

sehingga terhindar dari pemborosan yang tidak berguna. Usaha untuk

meminimumkan pengeluaran yang tidak produktif adalah dengan cara

mengeluarkan biaya paling minimum yang diperlukan untuk memastikan

bahwa aktivitas yang dipantau akan mencapai tujuan.

6. Secara organisasi realistis (Organizationally realistic)

Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi.

Misalnya, individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat kinerja

yang harus dicapainya dan imbalan yang akan menyusul kemudian. Selain

itu, semua standar untuk kinerja harus realistis. Perbedaan status di antara

individu harus dihargai juga

Page 75: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

62

7. Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi (Coordinated with the

organization’s work flow)

Informasi pengendalian perlu untuk dikoordinasikan dengan arus

pekerjaan di seluruh organisasi karena dua alasan. Pertama, setiap langkah

dalam proses pekerjaan dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan

seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus sampai pada semua

orang yang perlu untuk menerimanya.

8. Fleksibel (Flexible)

Pada setiap organisasi pengendalian harus mengandung sifat fleksibel

yang sedemikian rupa sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak

untuk mengatasi perubahan yang merugikan atau memanfaatkan peluang

baru.

9. Preskriptif dan operasional (Prescriptive and operational)

Pengendalian yang efektif dapat mengidentifikasi tindakan perbaikan apa

yang perlu diambil setelah terjadi penyimpangan dari standar. Informasi

harus sampai dalam bentuk yang dapat digunakan ketika informasi itu tiba

pada pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan.

10. Diterima para anggota organisasi (Accepted by organization members)

Page 76: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

63

Agar sistem pengendalian dapat diterima oleh para anggota organisasi,

pengendalian tersebut harus bertalian dengan tujuan yang berarti dan

diterima. Tujuan tersebut harus mencerminkan bahasa dan aktivitas

individu kepada situasi tujuan tersebut dipertautkan. Dengan diterimanya

sistem pengendalian, maka setiap anggota akan merasa ikut bertanggung

jawab terhadap usah mencapai tujuan.

Karakteristik pengawasan yang efektif di atas, delapan poin diantaranya pada

penelitian ini akan digunakan sebagai landasan dalam mengajukan pertanyaan

guna megetahui pengawasan yang dilakukan dalam pengelolaan sumber-

sumber pendapatan asli Kampung. Sedangkan dua poin yang tidak digunakan

karena dua poin tersebut dapat diwakilkan dengan poin yang lainnya. Poin

mengenai objektif dan komprehensif dapat disamakan dengan poin mengenai

akurat, dan poin mengenai prespektif dan operasional dapat diwakilkan

dengan poin mengenai fleksibel.

E.3.2. Pengertian Pengelolaan Dana Desa atau Keuangan Desa

Berdasarkan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 Pasal 1

yang dimaksud dengan pengelolaan adalah rangkaian kegiatan mulai dari

perencanaan, pengadaan, penggunaan, penatausahaan, penilaian, pembinaan,

Page 77: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

64

pengawasan dan pengendalian. Pengelolaan atau disebut juga dengan manajemen

dalam pengertian umum adalah suatu seni, ketrampilan, atau keahlian.25 Yakni seni

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain atau keahlian untuk

menggerakkan orang melakukan seuatu pekerjaan. Menurut James A.F Stoner,26

pengelolaan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya-

sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Menurut Muhammad Arif (2007:32)27 pengelolaan keuangan desa

adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa. Pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih

luas dalam pengelolaan daerahnya. Salah satu bentuk kepedulian pemerintah

terhadap pengembangan wilayah pedesaaan adalah adanya anggaran pembangunan

secara khusus yang dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) untuk pembangunan wilayah pedesaan, yakni dalam bentuk Alokasi Dana

Desa (ADD).28 Inilah yang kemudian melahirkan suatu proses baru tentang

desentralisasi desa diawali dengan digulirkannya Alokasi Dana Desa (ADD).

Pemerintah desa wajib mengelola keuangan desa secara transparan, akuntabel,

Page 78: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

65

partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin. Transparan artinya dikelola

secara terbuka, akuntabel artinya dipertanggungjawabkan secara legal, dan

partisipatif artinya melibatkan masyarakat dalam penyusunannya. Keuangan desa

harus dibukukan dalam sistem pembukuan yang benar sesuai dengan kaidah sistem

akuntansi keuangan pemerintahan (Nurcholis,2011:82).29 Kepala Desa sebagai

kepala pemerintahan desa adalah pemegang kekuasaan pengelola keuangan desa dan

mewakili pemerintahan desa dalam kepemilikan kekayaan desa yang dipisahkan.

Oleh karena itu, Kepala Desa mempunyai kewewenang:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa.

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang desa.

c. Menetapkan bendahara desa.

d. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa dan.

e. Menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang milik desa.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 93

pengelolaan keuangan desa meliputi:

a. Perncanaan;

b. Pelaksananan;

c. Penatausahaan;

d. Pelaporan; dan

Page 79: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

66

e. Pertanggungjawaban;

Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, dalam

melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan desa kepala desa menguasakan

sebagian kekeuasaannya kepada perangkat desa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 2014 tentang desa pengelolaan keuangan desa dilaksanakan dalam

masa 1 (satu tahun) anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31

Desember.

Page 80: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

67

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan yang

meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun

ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan proposal penelitian

kualitati deskriptif ini, yaitu hanya pada lingkup seputar Kapasitas Aparatur Desa,

Partisipasi Masyarakat Desa dan Pengelolaan Dana Desa. Ruang lingkup yang dibahas

dalam Proposal Penelitian Kualitatif Desktiptif ini mengenai Bagaimana kapasitas

aparatur desa dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana desa di Songanyu,

Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul- Daerah Istimewa Yogyakarta? Ruang lingkup yang

akan dibahas dalam Proposal Penelitian Kuaitatif deskriptif ini mengenai:

1. Kapasitas Aparatur Desa

a. Sumber daya manusia aparatur desa dalam menganalisis masalah, bijaksana

mengambil keputusan, kepemimpinan dan pengetahuan tentang regulasi.

b. Kapasitas Aparatur desa dalam Transparansi, Akuntabel, Partisipasif dan Disiplin

Anggaran.

c. Kapasitas Aparatur desa dalam pengelolaan dana desa (Perencanaan,

Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan dan pertanggungjawaban)

2. Partisipasi Masyarakat Desa

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dan perencanaan (mengajukan

pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap

keinginan orang lain.)

Page 81: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

68

b. Partisipasi dalam pelaksanaan.

c. Partisipasi dalam pengambilan manfaat.

d. Partisipasi dalam evaluasi.

3. Pengelolan Dana Desa

Pengelolaan sama dengan manajemen yaitu menggerakan, mengorganisasikan, dan

mengarahkan. Kemudian, pengelolaan dana desa yakni:

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Pernanggungjawaban

d. Evaluasi

Page 82: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

69

G. METODE PENELITIAN

G.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam’an

Satori (2011:23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena

peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan

yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep,

pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu

barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik

suatu artifak dan lain sebagainya.

Selain itu, Sugiono (2012: 9) juga mengemukakan penelitian kualitatif

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data

bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73), penelitian deskriptif

kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih

memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain

Page 83: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

70

itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan

pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang

apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri

yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan keterangan dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh

data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih

menekankan makna. Di sini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif karena penelitian ini peneliti ingin mengeksplor kapasitas pemerintah desa

atau aparatur desa dan partisipasi masyarakat desa Songbanyu dalam pengeolaan

dana desa di Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul – Daerah

Istimewa Yogyakarta.

G.2. Unit Analisis

Unit analisis atau unsur analisis adalah ha hal yang harus ditetapkan untuk bisa

memahami data yang dikumpuulkan secara mendalam dan detail. Unit analisis

meliputi Objek Penelitian, Lokasi Penelitian, Narasumber, Tempat Penelitian dan

Waktu Penelitian

1. Objek Penelitian

Page 84: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

71

Objek Peneitian ini adalah pengelolaan dana desa antara Partisipasi masyarakat

desa dan Kapasitas aparatur desa di Desa Songbanyu, Girisubo, Gunung Kidul,

DIY

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, Gunung

Kidul – Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan desa Songbanyu sebagai lokasi

penelitian karena peneliti ingin mengetahui tentang bagaimana Kapasitas

Aparatur desa dan partisispasi masyarakat desa dalam pengelolaan dana desa.

Dalam hal ini Sumber daya manusia yang dimiliki aparatur desa dan keaktifan

masyarakat dalam hal pengeolaan dana desa (perencanaan, pelaksanaan,

pengganggaran, Pelaporan dan evaluasi). Mengingat kegiatan penelitian ini

dilaksanakan di seluruh desa Songbanyu maka pihak pihak yang dilibatkan

dalam penelitian ini adalah aparatur desa dan masyarakat desa Songbanyu

dengan cara teknik purposive sampling.

3. Narasumber/Informan

Narasumber peneitian ini terdiri dari tiga kelompok yaitu:

a. Aparatur Desa

Aparatur desa yang bertanggungjawab atas pengelolaan dana desa, di Desa

Songbanyu, perangkat desa atau aparatur desa termasuk institusi yang diteliti

dalam hal ini yang diwawancarai secara mendallam meliputi Kepala Dusun,

Karang Taruna, Tim Komunikasi Desa, Kaur dan Kasi yang terdiri dari (7

orang).

b. Masyarakat Desa

Page 85: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

72

Kelompok masyarakat di Desa Songbanyu ikut di libatkan atau

diikutsertakan dalam kegiatan pengelolaan dana desa di Songbanyu sehingga

peneliti menjadikan sebagai informan untuk mencari informasi mengenai hal

ini dengan jumlah tiga (3 Orang).

c. Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat di Desa Songbanyu ikut berperan penting dalam

pengelolaan dana desa yang ada di desa Songanyu sehingga penulis

melibatkan tokoh masyarakat maka dengan mudah peneliti mudah peneliti

mendapatkan informasi hal ini dengan jumlah (2 orang).

d. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018

G.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data utama dalam penelitian ini atau penelitian kualitatif

adalah kata-kata, tindakan informan, dokumen dan foto. Menurut Lofland,

Pengumpulan data dapat di ambil melalui teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan orang yang

diamati atau diwawancarai; sumber berupa buku, arsip, majalah ilmiah, dokumen

pribadi, dan dokumen resmi dan foto yang dihasilkan oleh orang dan dihasilkan

oleh peneliti.

Selain itu, menurut Sugiyono (2012: 225) terdapat observasi, wawancara,

dokumentasi dan Tringulasi. Pengumpulan data di lakukan pada Natural setting

(kondisi alamiah) lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara

Page 86: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

73

mendalam dan dokumentasi. Oleh karena itu, dalam pengumpulan data penulis

menggunakan tiga jenis pengumpulan data yakni Obserasi, Wawancara dan

Dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena

melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data

observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat

digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik

pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan

untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.

Metode pengumpulan data dalam Sugiyono menurut (2012: 226) terbagi

menjadi empat kategori, yakni: Observasi patifipasif, observasi tersamar atau

terus terang dan obervasi tidak berstruktur.

Dalam penelitian ini peneliti dilakukan observasi tentang berbagai

perilaku aparatur desa dan masyarakat desa dalam pegelolaan dana desa di

Gunung Kidul, hal ini di tinjau dari kapasitas aparatur desa dan partisipasi

masyarakat. Observasi yang penulis dilakukan adalah mendalami pengelolaan

dana desa dengan komposisi perencanaan, penatausahan, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban.

Penulis secara aktif telah observasi melalui Fokus Group Diskusi dalam

mendalami persoalan yang terjadi di Songbanyu. Observasi dilakukan dengan

pengamatan yang jelas, rinci, lengkap, dan sadar tentang perilaku aparatur desa

dan masyarakat desa dalam keadaan tertentu. Pentingnya observasi dalam

Page 87: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

74

mengamati kualitas aparatur desa dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

dana desa komposisinya pada perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

pertanggungjawaban.

2. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono Wawancara merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab

langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau

sumber data. Penulis mengunakan alat pengumpulan ini dengan tujuan untuk

mendapatkan data mendalam secara tertulis maupun tidak tertulis untuk

mendapatkan data kredibel. Maka penulis merumuskan daftar pertanyaan untuk

wawancara tertulis dan wawancara lisan untuk mengetahui pengelolaan dana

desa di Songbanyu.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara penanya atau

pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan panduan

wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti mencatat semua jawaban dari

responden sebagaimana adanya.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur. Maksudnya, dalam melakukan wawancara peneliti sudah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Di sini,

peneliti melakukan wawancara terhadap Kepala Desa dan perangkat desa,

Kepala Dukuh dan masyarakat Desa Songbanyu yang dianggap dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan.

Page 88: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

75

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan

langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan

data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan

analisis. Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman

kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan, surat,

buku harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan dan selain itu karya seni

seperti gambar, patung, film dan dokumen-dokumen.

Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa daftar responden

penelitian, pengelolaan dana desa di Desa Songbanyu, draf

pembiayaan/pembelanjaan desa, data pengelolaan dana desa pada tahun

sebelumnya, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa dan kegiatan

pengelolaan dana desa. Selain itu, dokumen-dokumen terkait perencanaan,

penatausahaan, pengawasan dan pertanggungjawaban.

Dengan demikian, teknik diatas ini menjadi dasar dalam pengambilan atau

pengumpulan data sesuai dengan variabel-variabel penelitian ini. Dengan itu,

pemgumpulan data di Desa Songbanyu di lakukan dengan teknik dokumentasi.

Page 89: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

76

G.4. Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas data Sampling Purposive, data primer dan

data sekunder.

1. Purposive Sampling

Salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti

menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang

sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab

permasalahan penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut,

ada dua hal yang sangat penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut,

yaitu non random sampling dan menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian

oleh peneliti itu sendiri. Menurut Arikunto (2006) pengertiannya adalah: teknik

mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata,

melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan

tertentu.

Demikian diatas telah kita uraikan dan pelajari bersama perihal teknik

purposive sampling secara mendetail. Untuk selanjutnya kami berpesan pada

anda para pembaca semuanya, agar lebih jeli atau cermat dalam menentukan

teknik pengambilan sampel. Agar sampel yang diambil nantinya sesuai dengan

permasalahan penelitian anda.

Page 90: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

77

2. Data Primer

Data primer diperoleh dari sumber utama melalui prosedur dan tehnik

pengambilan data yang berupa wawancara langsung dengan para informan,

melalui observasi, maupun penggunaan instrumen khusus yang dirancang sesuai

dengan tujuannya.

3. Data Sekunder

Di peroleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi

atau arsip resmi yang berkaitan dengan penelitian ini. Saiffudin Azwar,”Metode

Penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 36.

Berdasarkan data primer peneliti atau penulis ingin meneliti secara

mendalam secara langsung untuk mengetahui partisipasi masyarakat dan kapasitas

aparatur desa khsusnya dalam implementasi dana desa di Songbanyu secara

mendasarkan, yang akan di mekanismekan dalam teknik pengumpula data. Selain

itu, peneliti juga ingin memperoleh data yang rill atau nyata sesuai dengan fakta

masalah dengan dokumen-dokumen tertentu untuk memperkuat penelitian di desa

Songbanyu.

Page 91: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

78

G.5. Teknik Analisa Data

Moleong (2008: 2) berpendapat bahwa penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang menfokuskan pada paparan kalimat, sehingga lebih mampu

memahami kondisi psikologi manusia yang komplek (dipengaruhi oleh banyak

fakta) yang tidak cukup apabila hanya diukur dengan menggunakan skala saja. Hal

ini terutama didasari oleh asumsi bahwa manusia merupakan animal symbolicum

(mahkluk simbolis) yang mencari makna dalam hidupnya. Sehingga penelitian ini

memerlukan peran kualitatif guna melihat manusia secara total.

Analisis data dalam penelitian dilakukan secara interaktif. Menurut Sugiyono

(2010: 246) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai selesai. Maksudnya, dalam analisis

data peneliti ikut terlibat langsung dalam menjelaskan dan menyimpulkan data yang

diperoleh dengan mengaitkan teori yang digunakan.

Sutopo (2003: 8) dalam Sugiyono (2012: 91) menjelaskan bahwa analisis

data model interaktif terdiri dari tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan (verifikasi), dengan penjelasannya:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. Selama pengumpulan data berlangsung,

terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur

tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo).

Page 92: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

79

2. Penyajian data

Data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian yang

baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid

meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.

3. Penarikan kesimpulan

Tahap terakhir yang berisikan proses pengambilan keputusan yang menjurus pada

jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap “what” dan

“how” dari temuan penelitian tersebut.

4. Langkah Langkah Analisis Kualitatif

Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan menggunakan

analisis kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut:

a. Mengobservasi kapasitas aparatur desa Songbanyu dalam aspek-aspek

Transparansi, Akuntabel, Partisipasif dan Disiplin Anggaran dan pengelolaan

dana desa (Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan dan

pertanggungjawaban)

b. Mengobservasi partisipasi masyarakat Desa Songbanyu dalam proses

pengelolaan dana desa khususnya partisipasi dalam perencanaan pengambilan

keputusan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

serta pemanfaatan hasil.

c. Melakukan wawancara kepada Aparatur desa terkait Kapasitas aparat desa

dalam aspek-aspek Transparansi, Akuntabel, Partisipasif dan Disiplin

Anggaran dan pengelolaan dana desa (Perencanaan, Pelaksanaan,

Page 93: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

80

Penatausahaan, Pelaporan dan pertanggungjawaban) sesuai dengan pedoman

wawancara yang telah dibuat.

d. Melakukan wawancara mendalam masyarakat desa Songbanyu, berkaitan

dengan partisipasi masyarakat desa dalam pengelolaan dana desa khususnya

Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan dan

pertanggungjawaban dan pemanfaatan hasil sesuai dengan pedoman

wawancara yang telah dibuat.

e. Membaca dan menjabarkan hasil catatan dan pernyataan aparatur desa,

mencari definisi yang cocok, dengan mencatat hal-hal penting yang berkaitan

dengan konsep-konsep yang ada.

f. Mengkategorikan catatan-catatan yang diambil dari sumber data lalu

mengklasifikasikannya ke dalam kategori yang sama;

g. Mengkategorikan kategori yang telah disusun dan dihubungkan dengan

kategori lainnya sehingga hasilnya akan diperoleh susunan yang sistematis

dan berhubungan satu sama lain;

h. Menelaah relevansi data dengan cara mengkaji susunan pembicaraan yang

sitematik dan relevansinya serta tujuan penelitian;

i. Melengkapi data dengan cara mengkaji isi data baik berupa hasil observasi

dan hasil wawancara serta hasil dokumentasi dilapangan;

j. Menjadikan jawaban, maksudnya adalah hasil kajian data kemudian dijadikan

jawaban setelah dianalisis;

k. Menyusun laporan, setelah menjabarkan jawaban secara terperinci, kemudian

menyusunnya dalam bentuk laporan

Page 94: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

81

BAB II

GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN DANA DESA DI SONGBANYU

A. Sejarah Singkat Desa Songbanyu

Pada jaman kerajaan Majapahit, bermula dari kisah Tanujoyo yang bertapa di

bekas telapak kuda yang diyakini kuda milik Sunan Kalijaga. Selama bertapa bertahun-

tahun jasad / raganya menghilang dan sampai saat ini tidak pernah ditemukan, lokasi

pertapaan dilakukan di tengah hutan belantara lebat yang saat ini disebut tegalan Kerok,

terletak di tengah-tengah gunung Kerok (± 2 Km dari Dusun Songbanyu) ditempuh

dengan jalan kaki.

Sejak Tanujoyo menghilang, lokasi bekas pertapaannya mengeluarkan sumber

mata air, padahal pertapaan itu berada di tengah-tengah bebatuan (sampai saat ini masih

dikeramatkan). Mengetahui ada sumber air dilokasi yang susah air beberapa warga yang

dipandang sakti pada waktu itu melakukan pemugaran dengan memperlebar sumber air

yang dilakukan oleh Pak Kasan Rejo dan Pak Buimin.

Silsilah pemimpin / kepala desa semenjak berdirinya desa Songbanyu:

Tabel. II.1.

Silsilah Kepala Desa Songbanyu

No Nama Tahun Awal Tahun Akhir

1 Penggok 1930 1940

2 Karyo Suwito 1940 1950

3 Karyo Menggolo 1950 1958

4 Marto Harjono 1958 1989

5 (Pjs) Hadi Suparno 1989 1989 1989

6 Suprihadi 1989 2005

7 (Pjs) Bambang Suroyo 2005 2006

8 Prihadi 2006- 2012

9 (Plt) Kismanto 2012 2012

10 Junardi 2012-sekarang 2012 Sekarang (Sumber: Dokumen Arsip Desa Songbanyu)

Page 95: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

82

Desa Songbayu terletak di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul,

Provinsi Yogyakarta. Sejarah terbentuknya Desa Songbanyu berawal dari Tanujoyo yang

menghilang di Gunung Kerok. Pada tahun 1930 terbentuklah persiapan Desa Songbanyu

dan dipimpin oleh bapak Penggok 1930 sampai pada tahun 1940. Desa Sonbanyu sangat

desa adat yang sudah lama berdasarkan sejarah yang nyata. Seingga masyarakat pun juga

tersebar di wilayah Songbanyu.

Pada Tahun 2006 dilantiklah bapak Prihadi menjadi Kepada desa di Desa

Songbanyu. Setelah mengalami perkembangan pada bulan April 2012, Desa Songbanyu

resmi terdiri dari 13 Dusun atau Pedukuhan yaitu Bandung, Songbanyu I, Songbanyu II,

Salam I, Salam II, Putat, Gabungan I, Gabungan II, Bendungan, Gebangsari, Gesik, Joho

dan Selang. Hingga pada saat ini belum ada rencana pemekaran desa bahkan juga

pedukuhan.

B. Letak Geografis Desa

Desa Songbanyu adalah sebuah desa yang terletak di ujung timur pantai selatan di

Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Gunung Kidul, Kecamatan Girisubo. Desa ini terbagi

dalam 13 Dusun yang langsung dengan perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah. Dusun di

Songbanyu tersebar beberapa yang bertepatan di Perbatasan dan juga dalam pusat

perkantoran Desa. Songbanyu memiliki Beberapa Pantai yakni Krokoh dan Sadeng.

Secara geografis Desa Songbanyu terletak pada 150 meter di atas permukaan laut,

dengan topografi dataran tinggi dan suhu udara rata-rata 25° celcius, serta curah hujan

1382 mm/tahun. Desa Songbanyu memiliki luas sekitar 1553.8720 Ha dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

Page 96: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

83

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pucung Girisubo/Desa Sumberagung.

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petirsari Kecamatan Pracimantoro.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Songbledeg Kecamatan Paranggupito.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samodera Indonesia.

Mayoritas lahan di Desa Songbanyu dimanfaatkan untuk pemukiman dan Ladang

atau perkebunan. Dan kemudian Desa Songbanyu dipimpin oleh seorang kepala desa

yang diangkat oleh pemerintah daerah dengan pilihan langsung oleh masyarakat.

Desa Songbanyu memiliki 13 Kepala Dusun. Adapun jarak desa Songbanyu dari

ibukota Kecamatan hanya 7 km dan jarak dari ibukota kabupaten Gunung Kidul 42 km,

sedangkan dengan ibu kota propinsi DIY 83 km.

C. Demografi Desa Songbanyu

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika

kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk,

serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian,

migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara

keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,

kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Dalam (Wikipedia.com) diakses pada

tanggal 3 Mei 2018.

Dengan itu, dalam peneitian ini ingin mencari data dengan Metode langsung. Data

berasal dari statistik yang mencatat seluruh kelahiran dan kematian, dan perubahan status

secara sah seperti perkawinan, perceraian, dan migrasi.

Metode tidak langsung digunakan saat data utuh tidak tersedia, misalnya pada

negara berkembang dan demografi masa lampau. Metode langsung. Data berasal dari

Page 97: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

84

statistik yang mencatat seluruh kelahiran dan kematian, dan perubahan status secara sah

seperti perkawinan, perceraian, dan migrasi. Metode tidak langsung digunakan saat data

utuh tidak tersedia, misalnya pada negara berkembang dan demografi masa lampau.

Oleh karena itu, ada beberapa kategoti demografi yang saya di maksudkan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

C.1. Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Songbanyu mayoritas terdiri dari penduduk asli dari di

bandingkan dengan penduduk dari Negara lain maupun daerah lain. Sampai tahun

2017 jumlah penduduk di Desa Songbanyu adalah 3666 jiwa, terdiri dari penduduk

laki-laki 1818 jiwa dan penduduk perempuan 1846 jiwa , dengan jumlah kepala

keluarga sebanyak 1054. Berikut data penduduk berdasarkan kelompok jenis

kelamin dapat dilihat pada:

Tabel. II.2.

Keadaan Penduduk Desa Songbanyu

NO KETERANGAN LAKI2 PEREMPUAN JUMLAH

1, Jumlah Penduduk 1818 1846 3666

2. Jumlah Angkatan kerja

a..Jumlah Penganggur murni 168 123 291

b. Jumlah Penduduk Bekerja

Bekerja kurang 35

jam/mnggu (1/2 Penganggur )

656 630 1286

-Bekerja lebih 35 jam/mngg 310 533 843

3. Bukan Angkatan Kerja

a.Sekolah 170 145 315

b. Kepengurusan 290 170 460

c.Terima pendapatan lain 119 120

4. Jumlah anak (15 th

kebawah )

105 125 230

(Sumber: Dokumen Arsip Desa Songbanyu)

Page 98: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

85

Secara umum penduduk asli Desa Songbanyu kawin dengan penduduk dari

luar yang berasal dari suku desa lain diseluruh Jawa. Meskipun penduduk Desa

Songbanyu terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda, namun dalam kehidupan

sehari-hari terlihat adanya kerja sama yang baik. Memiliki rasa tolong-menolong

yang besar juga toleransi antara sesama anggota masyarakat. Kegiatan tolong-

menolong atau gotong-royong dilakukan dalam peristiwa duka maupun suka. Seperti

halnya jika anggota masyarakat mengalami kedukaan, masyarakat lainnya juga ikut

membantu dalam berbagai hal sampai pemakaman dan lainya

Bentuk-bentuk kerja sama di Desa Songbanyu masih seperti itu masih

terpelihara dengan baik karena masing-masing anggota masyarakat juga

beranggapan bahwa mereka juga akan mengalami peristiwa duka maupun suka yang

nantinya akan membutuhkan bantuan. Pengaruh budaya serta adat istiadat yang

diwariskan secara turun temurun juga tidak terlepas dari kehidupan masyarakat desa.

Penduduk Desa Songbanyu juga terlibat dalam kegiatan rukun keluarga atau rukun

tetangga. Jika dilihat dari silsilah keturunan yang ada, mereka masih memiliki

hubungan keluarga.

Bentuk-bentuk kerja sama, dan gotong-royong dalam kehidupan diantara penduduk

Desa Songbanyu masih tetap terjaga dan terpelihara dengan baik karena masyarakat

menyadari bahwa kehidupan yang berdampingan dengan baik akan menciptakan

suasana yang rukun dan damai menuju Desa yang mandiri dan sejahtera.

Page 99: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

86

C.2 Keadaan Sosial Ekonomi

Secara umum, aktivitas perekonomian di Desa Songbanyu cukup beragam dan

lebih mendominasi adalah petani, Pegawai Negeri Sipil, pengrajin, rumahtangga,

pengusaha kecil dan karyawan swasta, tukang, dan lain sebagainya Nelayan serta

wirausaha, diantaranya sebagian besar berdagang di depan rumahnya, Nelayan di

Pantai Sadeng, dan petani ladang di Desa Songbanyu.

Temuan menarik lainnya yaitu rata-rata penduduk usia produktif banyak yang

memutuskan bekerja di luar luar desa. Sempitnya lapangan pekerjaan menjadi salah

satu alasan. Padahal apabila ditinjau dari segi wirausaha dan pariwisata dan nelayan,

menjanjikan masyarakat Desa Songbanyu untuk mengelolahnya sendiri. Contohnya

adalah dimana pantai krokoh dan sadeng serta wirausaha sangat menjanikan usaha

masyarakat untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Apalagi pendapatan dari

hasil Pariwisata, wirausaha, tani dan Nelayan, Sektor Bangunan cukup bagus bahkan

desa ini di kunjungi banyak pengunjung berdasarkan pariwisata. Dan Desa ini juga

berpotensi baik untuk membuka Usaha masyarakat dari hasil potensi desa enta dari

Jagung, Singkong, Tales, dan lainya. Karena dari segi pemasaran, hasil dari potensi

desa sangat bagus karena disana ada kelompok komunukasi desa bahkan hingga kini

kacang dan tanaman ain yang mampu mendapatkan pendapatan bagi masyarakat.

Apabila dilihat dari segi keunikan, Desa Songbanyu memiliki Potensi yang baik,

yang menjadi persoalan selama ini adalah bagaimana pemerintah desa meningkatkan

dan partisipasi masyarakat dalam mengeola potensi desa berdasarkan hak ulayat

yang dimiliki oeh setiap keluarga. Kemudian selain itu, infrastruktur juga bakal

Page 100: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

87

menjadi persoalan namun membaik apabila pengelolaan dana desa fokus pada

tujuan.

Oleh karena itu, Permasalahan yang timbul dari para pelaku usahawan dan

masyarakat desa Songbanyu yaitu kurangnya dalam penguasaan pengetahuan

tentang teknologi, infrastruktur dan manajemen potensi yang dimiliki.

Hampir semua pelaku usaha memiliki masalah dalam penerapan manajemen

usahanya. Hal ini dilatarbelakangi oleh pendidikan para pelaku usaha. Rendahnya

manajemen usaha yang paling sering dilihat dalam suatu unit usaha, mereka sering

kali tidak dapat memisahkan mana uang milik pribadi, dan mana uang milik

perusahaan yang mereka kembangkan. Hal ini tentu berdampak pada kinerja mereka,

sehingga jika hal tersebut dilakukan secara terus-menerus, maka pelaku usaha akan

sulit untuk berkembang.

Penduduk di Desa Songbanyu bermatapencaharian sangat beragam yang terdiri

dari petani, Pegawai Negeri Sipil, pengrajin, rumahtangga, pengusaha kecil dan

karyawan swasta, tukang, dan lain sebagainya.

Page 101: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

88

Tabel. II. 3.

Keadaan Sosial Ekonomi di Desa Songbanyu

NO KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1, Sektor Pertanian 962 1133 2095

2. Sekt. Tambang dan penggalian 0 0 0

3. Sekt. Industri Pengolahan 15 13 28

4. Sekt. Listrik Gas, Air 0 0 0

5. Sektor Bangunan 143 0 143

6. Sekt. Dagang,Hotel,Restoran 26 21 47

7. Sekt.Angkutan, komunikasi 10 0 10

8. Sekt. Keu,Sewa,Jasa Pershaan 10 11 21

9. Jasa Lainnya (PNS,Pamong) 48 20 68

10. Nelayan 84 0 84

JUMLAH 1298 1198 2496

(Sumber: Dokumen Arsip Desa Songbanyu)

C.3 Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan aspek penting dalam membentuk kualitas manusia

yang memiliki daya saing. Pembentukan kualitas tersebut dapat dimulai dengan

menempuh pendidikan yang dilakukan semenjak usia dini. Pendidikan semenjak dini

tersebut diharapkan dapat membentuk pola pikir dan perilaku yang mencerminkan

masyarakat yang berkualitas, baik dalam lingkungan bermasyarakat dan bernegara.

Hal ini dibuktikan dengan adanya sarana pendidikan yang berada di Desa

Songbanyu, Girisubo, Yogyakarta.

Page 102: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

89

Desa Songbanyu merupakan desa dengan wilayah yang banyak Dusun yang

memiliki jumlah penduduk sekitar 3666 jiwa. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan

terhadap pendidikan sangat tinggi terutama pada pendidikan tingkat dasar.

Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan terhadap pendidikan formal dan

nonformal

Namun, dalam hal ini penulis akan mengulas bagaimana Tingkat Pemahaman

masyarakat desa songbanyu dalam Pengelolaan dana desa berdasarkan keadaan

tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat desa Songbanyu.

Berikut ini merupakan Jumlah Tingkat pendidikan yang di tempuh oleh

masyarkat desa Songbanyu:

Tabel. II. 4.

Tingkat Pendidikan di Desa Songbanyu

NO KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. SD 818 727 1545

2. SLTP 280 231 511

3. SLTA 152 102 254

4. DIPLOMA 10 7 17

5. SARJANA 16 19 35

JUMLAH 1276 1086 2362

(Sumber: Dokumen Arsip Desa Songbanyu)

Page 103: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

90

D. Pemerintah Desa Songbanyu

Pada tahun 2012 dalam menjalankan pemerintahan, desa Songbanyu dipimpin

oleh seorang Kepala Desa yaitu Junardi. Dia dipilih langsung oleh masyarakat desa

Songbanyu, yang memenuhi persyaratan dan hingga kini terpilih yaitu enam (6) tahun

dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

Kepala desa dan aparatur desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Kepala desa di dibantu oleh seorang

sekretaris desa yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Bersama hukum tua juga

terdapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi menetapkan peraturan

desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan disamping itu BPD

mempunyai fungsi mengawasi pelaksanaan peraturan desa dalam rangka pemantapan

pelaksanaan kinerja pemerintah desa. Dalam menjalankan pembangunan desa dibentuk

suatu lembaga kemasyarakatan seperi PKK, Karang Taruna dan Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat dan Tim Komunikasi Masyarakat. Lembaga kemasyarakatan bertugas

membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat.

Lembaga masyarakat berfungsi sebagai wadah partisipasi dalam pengelolaan

pembangunan agar terwujud demokratisasi dan transparansi pembangunan pada tingkat

masyarakat serta untuk mendorong, memotivasi, menciptakan akses agar masyarakat

lebih berperan aktif dalam kegiatan pembangunan. Lembaga masyarakat yang dibentuk

oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan merupakan mitra pemerintah desa dalam

memberdayakan masyarakat.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa dalam Bab IV

mengenai Penyelenggara Pemerintah Desa, pasal 11 bahwa pemerintahan desa terdiri dari

Page 104: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

91

pemerintah desa dan BPD. Selanjutnya dalam ayat 12, pemerintah desa yang dimaksud

terdiri dari aparatur desa. Aparatur desa yang dimaksud yaitu sekretaris desa, pelaksana

teknis lapangan yaitu kepala urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, kepala

urusan kesejahteraan rakyat, kepala urusan keuangan, dan Kepala urusan dusun adalah

kepala dusun. Aparatur desa bertugas untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya.

D.1 Struktur Organisasi

(Sumber: Dokumen Arsip Desa Songbanyu)

D.2 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Desa Songbanyu

Adapun tugas dan fungsi Aparatur Desa di Songbanyu sebagai berikut;

a. Kepala Desa

Adapun tugas dan fungsi Kepala Desa Songbanyu Junardi sebagai berikut;

1. Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

bersama BPD

Page 105: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

92

2. Mengajukan rancangan peraturan Desa

3. Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan persetujuan bersama

BPD

4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengnenai APB Desa

untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD

5. Membina kehidupan masyarakat Desa

6. Membina ekonomi desa

7. Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

8. Mewakili desanya di dalam dan luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan paeraturan perundang- undangan;

9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

b. Sekretaris Desa

Sekertaris desa di Songbanyu dijabat oleh Nur Ayu Safitri, S.Kom. Di dalam

penyelenggaran pemerintah desa ia merupakan tugas dan fungsi sekretaris Desa

sebagai berikut:

1. Tugas Pokok: Membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan

melaksanakan pengelolaan administrasi Desa, mempersiapkan bahan

penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa.

2. Fungsi :

a) Penyelenggara kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk

kelancaran tugas Kepala Desa

b) Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan

Page 106: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

93

c) Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa diberhentikan

sementara

d) Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Desa

e) Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

f) Pengkoordinasian Penyelenggaraan tugas-tugas urusan; dan

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

c. Kepala Urusan (Kaur) Umum

Setelah sekertaris jabatan berikut dalam pemerintah desa Songbanyu yaitu

Kepala Urusan dalam hal ini kepala urusan umum. Kepala Urusan Umum di

Lingkungan pemerintah desa Songbanyu di isi oleh Sumarlan. Sumarlan

merupakan tugas dan dan fungsi sebagai berikut:

1. Tugas Pokok: Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan administrasi

umum, tata usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta

mempersiapkan bahan rapat dan laporan.

2. Fungsi :

a) Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar

serta pengendalian tata kearsipan

b) Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa

c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum

d) Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis

kantor serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor

e) Pengelolaan administrasi perangkat Desa

Page 107: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

94

f) Persiapan bahan-bahan laporan; dan

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.

d. Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan

Selain dari Kepala Urusan Umum ada juga Kepala Urusan Perencanaan.

Kepala urusan Perencanaan di Desa Songbanyu di jabat oleh Agus Wiratno. Agus

Wiratno merupakan pokok dan Fungsi adalah sebagai berikut:

1. Tugas Pokok: Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan

administrasi kependudukan, administrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman

dan ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan bahan perumusan kebijakan

penataan, Kebijakan dalam Penyusunan produk hukum Desa.

2. Fungsi :

a) Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan

b) Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan Desa dan

keputusan Kepala Desa

c) Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan

d) Pelaksanaan Kegiatan pencatatan monografi Desa

e) Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan kelembagaan

masyarakat untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Desa

f) Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang

berhubungan dengan upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban

masyarakat dan pertahanan sipil; dan

g) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepada Desa.

Page 108: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

95

3. Administrasi Pemerintahan Desa :

a) Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

b) Pembuatan Kartu Keluarga (KK)

c) Pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) bagi warga Desa

yang berkehidupan ekonomi kurang mampu agar mendapatkan

penangguhan-penangguhan. Misalkan penangguhan atau pengurangan

beban biaya di rumah sakit. Pembuatan surat ini tidak memerlukan biaya,

digratiskan bagi warga Desa yang memerlukan. Dalam perkembangannya

SKTM ini berubah menjadi Kartu Multi guna, Kartu ini dapat digunakan

oleh satu keluarga yang diwakili oleh kepala keluarga sebagai pemegang

kartu

d) Surat Keterangan Lalu Lintas

e) Surat Keterangan NTCR

f) Surat Pengantar Pernikahan

g) Surat Keterangan Naik Haji

h) Surat Keterangan Domisili

i) Surat Keterangan Pengantar Kepolisian

j) Surat Keterangan Pindah

k) Surat Keterangan Lahir/Mati

l) Surat Keterangan Ke Bank dll.

m) Surat Keterangan Pengiriman Wesel

n) Surat Keterangan Jual Beli Hewan

o) Surat Keterangan Izin Keramaian

Page 109: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

96

p) Pengenaan Pungutan atas Transaksi Jual beli Hasil Bumi dikenakan dari

harga transaksi jual beli dan dikenakan kepada pembeli atau penjual

q) Pengenaan pungutan atas transaksi jual beli tanah rumah dikenakan dari

harga transakasi jual beli dan dikenakan kepada pembeli atau penjual

r) Surat Keterangan Tebang Kayu/Bambu

s) Tarip pengenaan pungutan pengusaha angkutan sewa sarana dan BUMdes;

dan

t) Perusahaan PT/CV atau pemborong dan sejenisnya dari jumlah anggaran.

e. Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Dan Keuangan

Kepala Urusan Pembangunan dan Urusan Keuangan ini adalah sangat penting

dalam lingkungan pemerintah desa. Urusan pembangunan dan keuangan di

Songbanyu sementara di jabat oleh Sunoto. Bentuk pemerintah desa di jalankan

berdasarkan tugas dan fungsi.

1. Tugas Pokok: Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi masyarakat dan potensi

desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan

masyarakat serta Penyiapan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas

pembantuan.

2. Fungsi :

a) Penyiapan bantuan-bantuan analisa & kajian perkembangan ekonomi

masyarakat

b) Pelaksanaan kegiaatan administrasi pembangunan

Page 110: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

97

c) Pengelolaan tugas pembantuan; dan

d) Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

f. Kepala Dusun

Lingkungan pemerinahan desa Songbanyu merupakan tim kerja atau

pembinaan masyarkat berdasarkan dusun. Di Desa Songbanyu memiliki 13

Dusun. Dusun tersebut adalah Selang, Songbanyu 1, Songbanyu 2, Bandung,

Salam 1, Salam 2, Gebangsari, Gesik, Putat, Joho, Gabungan 1, Gabungan 2 dan

Bendungan. Kepala Dusun di Songbanyu merupakan tugas dan fungsi sebagai

berikut:

1. Tugas:

a) membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya

b) melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan

gotong royong masyarakat

c) melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada

masyarakat

d) membantu kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan

kegiatan RW (Rukun Wilayah) dan RT (Rukun Tetangga) diwilayah

kerjanya

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

b) Fungsi:

a) Melakukan koordinasi terhadap jalannya pemerintah desa, pelaksanaan

pembangunan dan pembinaan masyarakat diwilayah dusun

Page 111: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

98

b) Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan

kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya

c) Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya

gotong royong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian

d) Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan

ketrentaman dan ketertiban masyarakat

e) Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala desa.

E. Lembaga Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat

Ada masyarakat adat yang berpusat di desa adalah lembaga pembangunan dan

pemberdayaan masyarkat dalam rangka mendukung stabilitas perekonomian dan

kapablitas serta sistem pembinaaan masyarakat berasaskan demokrasi deliberatif.

Pembangunan dan pemberdayaan di Desa Songbanyu di laksanakan dengan cara:

Pertama dengan organisasi tak tik. Kedua: organisasi struktural.

Di desa Songbanyu untuk mendukung pemberdayaan dan pembangunan di

lingkungan desa ada beberapa organsiasi struktural dan tak tik atau fungsional. Oganisasi

ini antaranya adalah Tim Komunikasi Desa, Desa Siaga, Karang Taruna, Kelompok Tani,

Poskedes, PKK, Dharma Wanita, LKMD, Tim Pelaksana Kegiatan Dana Desa dan

lainya.

F. Gambaran Umum Kapasitas Aparatur Desa di Songbanyu

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa tugas dan fungsi pemerintah

sangat kompleks yaitu meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hal ini berarti tugas

Aparatur Desa juga demikian adanya, karena aparatur adalah merupakan salah satu unsur

Page 112: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

99

pemerintahan, oleh karena itu untuk kepentingan kajian ini dibatasi pada pelaksanaan

tugas aparatur desa dalam arti sempit Sumber daya manusia yang dasar, Asas

Pengelolaan Dana desa dan cara pengelolaan dana desa.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas

pemerintahan Desa Songbanyu dalam pencatatan atau pengisian Buku-buku register

tersebut, dapat dinilai "kurang efektif", bahkan cenderung "tidak efektif”. Hal tersebut

terlihat dari sembilan buku register yang harus diisi oleh aparatur desa, ternyata yang

terisi hanya 5 buku, yaitu: Buku Agenda, Buku Aparat, Buku Keputusan, Buku Induk

Penduduk dan Buku Kas Pembantu. Inilah Kapasiatas yang seharusnya dimiliki oleh

seorang penjabat dalam pemerintah desa khususnya di Desa Songbanyu.

Sehingga kemampuan atau kapasitas yang dimiliki oleh aparatur desa sangat

minim dengan kemampuan dasar yang harus di miliki. Tak hanya demikian. Bahkan

dalam asas pengelolaan dana desa pun minim. Tentunya hal ini di tandai dengan tidak

ada transparansi antara perangkat desa dengan masyarakat setempat. Khususnya terhadap

mereka yang terpelajar seperti Karang Taruna dan lainya. Berdasarkan Pengamatan pun

jug membuktkan bahwa Pengeolaan dana desa di Songbanyu sangat minim, ha ini

dikatkan oleh sebagian masyarakat desa Songbanyu bahwa seharusnya pengeolaan dana

desa terpisah antara alokasi dana desa dan dana desa.

G. Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pengeolaan Dana Desa

Proses pembangunan melalui penggunaan dana desa diharapkan dapat menjadi

langkah untuk mengurangi perbedaan pembangunan antara desa dan kota.

Pembangunan dan pemberdayaan yang dituntut adalah pembangunan yang dapat

Page 113: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

100

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana pembangunan dituntut untuk

menjadikan masyarakat menjadi subjek pembangunan. Untuk itu diperlukan partisipasi

dari setiap elemen masyarakat agar pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tahap-tahap dalam proses pembangunan dan pemberdayaan di Desa Songbanyu sering

mengalami tumpang tindih, dalam artian dalam sekali rapat pertemuan bersama warga

bisa terjadi langsung beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,

pemanfaatan, dan evaluasi.

Banyak kemungkinan yang bisa mempengaruhi dan menjadi penyebab utama

dalam partisipasi masyarakat Desa Songbanyu. Misalnya, kurang transparannya aparatur

desa dalam penggangaran sehingga menjadi penyebab lain terkait kurangnya partisipasi

penuh dalam partisipasi masyarakat, sehingga menyebabkan masyarakat menjadi apatis

terhadap kegiatan pembangunan karena merasa sudah ada pembagian tugas dalam

kegiatan pembangunan yaitu pemerintah desa.

Berdasarkan proses yang selama berabat abad ini telah melalui dari desa

Songbanyu sesuai dengan pengamatan langsung tentang partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan dana khususnya setelah melakukan perencaaan dan sebelumnya. Dalam

menilai dan kategorikan partisipasi masyrakat dalam pengelolaan dana desa di

Songbanyu terdapat tiga unsur, komponen, sumber daya dan elemen penting dalam

sebuah modal sosial yaitu kepercayaan, nilai dan norma dan jaringan. Penjelasan ketiga

komponen modal sosial tersebut adalah sebagai berikut:

Page 114: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

101

G.1 Kepercayaan Masyarakat Desa

Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang

ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerja sama berdasarkan norma-

norma yang dianut bersama.

Kepercayaan berfungsi untuk mereduksi atau meminimalisasi bahaya yang

berasal dari aktivitas tertentu. Kepercayaan biasanya terikat bukan kepada risiko,

namun kepada berbagai kemungkinan. Kepercayaan memperbesar kemampuan

manusia untuk bekerjasama bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif, tetapi

melalui pertimbangan dari suatu ukuran penyangga antara keinginan yang sangat

dibutuhkan dan harapan secara parsial akan mengecewakan. Kerjasama tidak

mungkin terjalin kalau tidak didasarkan atas adanya saling percaya di antara sesama

pihak yang terlibat dan kepercayaan dapat meningkatkan toleransi terhadap

ketidakpastian.

Secara umum masyarkart Songbanyu sangat ketat dengan yang namanya

Kepercayaan. Kepercayaan yang di berikan dari kelompok tertentu sangat antusias

untuk di jaga. Kepercayaan masyarakat dalam pembangunan, pemberdayaan dan

pembinaan yang kini di perjuangkan oleh masyarakat desa Songbanyu. Dalam hal

ini, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah desa dan aparatur desa sangat

antusias. Resiko kepercayaan masyarkat bisa mengakibatkan ketidakpartisipasian

masyarakat dalam semua bentuk kegiatan dari pemerintah. Hal ini diantisipasi oleh

pemerintah desa atau aparatur desa dalam menjaga kepercayaan masyarakat.

Page 115: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

102

G.2 Nilai dan Norma Kehidupan

Nilai merupakan bagian penting dari kebudayaan, suatu tindakan dianggap sah

apabila harmonis dan selaras dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh

masyarakat dimana tindakan tersebut dilakukan. Sedangkan norma adalah aturan-

aturan dalam kehidupan sosial secara kolektif atau bersama yang mengandung

berbagai sangsi, baik sangsi secara moral maupun sangsi fisik, bagi orang atau

sekelompok orang yang melakukan pelanggaran atas nilai-nilai sosial.

Nilai dan norma adalah hal dasar yang terdapat pada proses interaksi sosial.

Nilai dan norma mengacu pada bagaimana seharusnya individu bertindak dalam

masyarakat. Norma merupakan bagian dari modal sosial yang terbentuknya tidak

diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah,

tokoh karismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau sesuatu

kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal sosial secara

spontan dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan

pribadi dan kepentingan kelompok

Nilai dan norma sosial di Jawa secara umum sudah teratur dan tak bisa di

pungkiri. Apalagi Yogyakarta adalah kota berhati nyaman. Julukan Yogyakarta ini

dijuluki sebagai sifat, nilai dan norma sosial masyarakat di Yogyakarta. Lebih

khusus di desa Songbanyu memiliki nilai dan norma yang berkaitan dengan nilai

rama tamah, ikut terlibat dalam semua kegiatan yang di selengggarakandan patut

pada semua keputusan yang diambil berdasarkan musyarawah secara mufakat.

Page 116: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

103

G.3 Jaringan Sosial

Jaringan adalah ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang

dihubungkan dengan media (hubungan sosial) yang diikat dengan kepercayaan.

Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak.)

Jaringan terbentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan kepercayaan

politik atau agama, hubungan genealogis, dan lain-lain. Pembentukan jaringan

masyarakat untuk mendapatkan modal sosial perlu diorganisasikan dalam suatu

institusi dengan perlakuan khusus

Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang

kokoh. Jaringan hubungan sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologis

khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok.

Manusia sebagai makhuk sosial secara umum terstruktur dan merupaka

jaringan sosia atau hubungan sosial yang erat. Jaringan sosial di Desa Songbanyu

berdasarkan garis keturunan, kesamaan bahasa, kesamaan kebutuhan dan

kepekaan yang tinggi. Namun, pada tahun 2011 masyarakat desa Songbanyu

memiliki jaringan sosial ekonomi yang mana masyarkat Songbanyu melakukan

penyatuan pemasaran hasil potensi daerah.

Pada era Dana desa, jaringan sosial juga masyarakat dan aparatur Desa

Songbanyu melakukan kerja sama antara Provinsi tetangga untuk membangun

Page 117: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

104

infrastruktur secara dan meraka mengutamakan kepercayaan mereka berdasarkan

keputusan yang diambil dari masyarakat da bersama pemerintah desa

Songbanyu. Inilah bentuk kerjasama masyarkat dan pemerintah Songbanyu dan

juga bentuk kerja sama dengan provinsi tetangga yang berdomisili di Jawa

Tengah.

H. Pengeolaan Dana Desa

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan desa dalam segala aspeknya sesuai dengan kewenangan

yang dimiliki, UU Nomor 6 Tahun 2014 memberikan mandat atau pengakuan kepada

Pemerintah desa atau nama lain desa berdasarkan adat isti adat untuk mengalokasikan

Dana Desa.

Dana Desa tersebut dianggarkan setiap tahun dalam APBN yang diberikan kepada

setiap desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa. Kebijakan ini sekaligus

mengintegrasikan dan mengoptimalkan seluruh skema pengalokasian anggaran dari

Pemerintah kepada desa yang selama ini sudah ada. Agar dana desa ini seharusnya

diintegrasikan dalam skema pendanaan pembangunan dan pemberdayaan, sehingga

pembangunan Desa menjadi lebih optimal.

Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui

peningkatan pelayanan di desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan

pembangunanan tardesa serta Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari

pembangunan dan pemberdayaan.

Page 118: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

105

Di Desa Songbanyu telah mengimpementasikan amanat Undang Undang No 6

Tahun 2014 tentang desa sebagaimana yang akan menjadi trending dalam penelitian ini.

Pengelolaan dana desa di Songbanyu di tandai dengan Pelaksanaan kegiatan untuk desa

Songbanyu. Kegiatan yang bersumber dari dana desa yang dilaksanakan oleh pemerintah

desa untuk mengubah taraf hidup masyarakat Songbanyu adalah Pembangunan dan

Pemberdayaan. Dalam pengunaan dana desa di Songbanyu di Khususkan untuk

pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, berikut ini gambaran umum pembangunan

dan pemberdayaan dari Desa Songbanyu dari pengunaan dana desa.

H.1 Pembangunan

Penggunaan Dana Desa secara umum dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa juga

menjelaskan bahwa pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, peningkatan kualitas hidup, serta penanggulangan kemiskinan. Untuk

itu, penggunaan Dana Desa untuk pembangunan desa diarahkan pada program-

program seperti:

a. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur atau sarana dan

prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan

permukiman;

b. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan

masyarakat;

c. Pembangunan, pengembangan dan pemelliharaan sarana dan prasarana

pendidikan, sosial dan kebudayaan;

Page 119: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

106

d. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan

pemeliharanaan sarana produksi dan distribusi;

e. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana energi terbarukan serta

kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

Guna menepati beberapa poin diatas itu, Desa Songbanyu telah

melaksanakan kegiatan pada lingkup pembangunan desa yakni hanya beberapa poin

diatas ini. Maka dengan ini, pemabangunan di Desa Songbanyu hanya di Pusatnya

pada pembangunan Infrastruktur yang meliputi: Pembangunan, Pengembangan dan

pemeliarahan infrastruktur. Namun, dari sisi yang ain di anggarkan dari sumber dana

dari ADD alokasi dana desa, sehingga di Songbanyu hanya pusatkan pada

pembangunan Infrastruktur.

H.2 Pemberdayaan

Prioritas penggunaan Dana Desa di bidang pemberdayaan masyarakat desa di

Songbanyu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas warga dalam pemberdayaan

masyarakat dalam hal wirausaha, peningkatan pendapatan, serta perluasan skala

ekonomi individu warga, kelompok masyarakat. Seperti yang termuat dalam

permendagri tentang pengelolaan keuangan desa. Hal ini, juga di laksanakan oleh

pemerintah desa Songbanyu di Girisubo. Berikut ini beberapa antara lain yang musti

diperjuangakan olleh pemerintah desa dan hasil realisasi program dari pemerintah

desa Songbanyu yaitu:

Page 120: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

107

1. Peningkatan investatsi ekonomi desa melalui pengadaan, pengembangan atau

bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan peningkatan kapasitas melalui

pelatihan dan pemagangan;

2. Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh bumdesa atau

bumdesa bersama, maupun oleh kelompok dan/atau lembaga ekonomi

masyarakat desa lainnya;

3. Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan ketahanan pangan

desa;

4. Pengorganisasian masyarakat, fasilitasi dan pelatihan paralegal dan bantuan

hukum masyarakat desa, termasuk pembentukan kader pemberdayaan

masyarakat desa dan pengembangan kapasitas ruang belajar masyarakat di

desa;

5. Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih dan

sehat, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan posyandu, poskesdes,

polindes dan ketersediaan atau keberfungsian tenaga medis/swamedikasi di

desa;

6. Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan hutan/pantai kemasyarakatan;

7. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan dan

pelestarian lingkungan hidup; dan/atau

8. Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai dengan analisa

kebutuhan desa dan telah ditetapkan dalam musyawarah desa.

Untuk itu dalam program prioritas masyarakat desa yang dimaksudkan diatas ini,

untuk Desa Songbanyu di berdayakan dengan sumber dana yang lain seperti Alokasi

Page 121: HALAMAN PERNYATAAN - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/594/1/REPO MOSES DOUW.pdf · upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan tenaga, pikiran dan doa dari berbagai pihak. Pada

108

Dana Desa, pendapatan Asli Desa dan lainya. Hal ini berdasarkan Hasil Kesepakatan

bersama dalam musyawarah desa secara mufakat memutuskan bahwa dana desa dari

APBN di khususkan untuk pembangunan infrastruktur karena Desa Songbanyu

adalah desa yang paling timur dan desa yang terletak di perbatasan Yogyakarta-Jawa

Tengah.

Pengeolaan dana desa berdasarkan Pengelolaan Keuangan Desa yang di amanatkan

dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang keuangan desa yang mengatur

bahwa untuk menyukseskan Pembangunan dan Pemberdayaan harus melalui tahapan

yakni: Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengganggaran, Penataushaan dan Pelaporan

Evauasi dan Pengawasan. Namun, tidak hanya demikian bahwa dalam mengelola dana

desa merupakan manajemen dari Aparatur Desa dan Partisipasi masyarkat dalam

mensukseskan pembangunan dan pemberdayaan untuk mencapai kesejahtraan

masyarakat.