motto aegrotisalus lex suprema - rsud dr pirngadi … assalammualaikum wr wb, salam sejahtera bagi...

21

Upload: doduong

Post on 01-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MOTTO

AEGROTISALUS LEX SUPREMA

(Kepuasan Pasien adalah yang Utama)

VISI

MENJADI RUMAH SAKIT PUSAT RUJUKAN DAN UNGGULAN

DI SUMATERA UTARA TAHUN 2020

MISI

Salam Pirngadi

Revolusi Mental di Lingkungan RSUD Dr. Pirngadi

Menuju Akreditasi Paripurna

Suara Serak (Hoarseness)

Pencegahan Penyakit Infeksi di Rumah Sakit

Jangan Abaikan Gejala yang Mencurigakan (Kanker Ovarium)

Hiperpigmentasi pada Wajah

Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional,

dan terjangkau oleh seluruh Lapisan Masyarakat

Meningkatkan Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan

Ilmu Kedokteran serta Tenaga Kesehatan lain

Mengembangkan Manajemen RS yang Profesional

Boss or Leader ?

Kolom Hiburan

Assalammualaikum wr wb,

Salam sejahtera bagi kita semua bagi seluruh pembaca setia

‘PirngadiNews’ di RS Pirngadi Medan.

Teriring salam dan doa semoga kita selalu dalam keadaan sehat

wal’afiat, berbahagia dan dilindungi Allah SWT… Amin YRA.

Tanpa terasa hari berlalu dan semakin banyak kejadian dan perubahan pada diri kita sendiri begitu

juga dengan RS Pirngadi tercinta, ibarat kata pepatah seperti kelapa semakin tua semakin

berminyak, maka ibarat seperti itulah RS kita ini, di usianya yang memasuki 88 tahun semakin

banyak kemajuan baik dibidang PELAYANAN maupun SUMBER DAYA MANUSIA nya.

RS Pirngadi mempunyai Sumber Daya Manusia dari beragam disiplin ilmu terutama dari

KEDOKTERAN dan PERAWATAN ditambah lagi disiplin ilmu lain yang semakin melengkapi

sempurnanya sebuah RS yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada Masyarakat, sehingga

tercapainya Kesehatan Masyarakat secara menyeluruh dengan sistem pencegahan dan perawatan

serta edukasi bagi seluruh Pengunjung Rumah Sakit.

Target Manajemen Rumah Sakit Dr Pirngadi kota Medan tahun ini adalah tercapainya Akreditasi

Paripurna yang sudah sewajarnya dapat diraih dengan kerja keras dan saling bergandengan tangan

antara seluruh Pegawai Rumah Sakit dari Pegawai Medis dan Non Medis yang perannya berbeda

tetapi sama pentingnya untuk satu kemajuan disebuah Rumah Sakit, dan untuk kita ketahui di

Indonesia bahwa sebuah Rumah Sakit harus ter Akreditasi sesuai dengan Undang Undang

Kesehatan, yang tujuannya adalah agar bagi pengguna Jasa Pelayanan Rumah Sakit dapat dilayani

secara sempurna dan bisa memuaskan lahir dan batin.

Demikianlah Kata sambutan dari Saya, semoga Kita semua dan Seluruh Pengunjung Rumah Sakit

dapat membantu mewujudkan Akreditasi Paripurna RS Dr. PIRNGADI MEDAN, amin yra

Wassalam,

11 Agustus 2016

Direktur RS PIRNGADI MEDAN

Dr. H. Edwin Effendi, M.sc

Revolusi Mental adalah gerakan seluruh

rakyat Indonesia bersama Pemerintah untuk

memperbaiki karakter bangsa menjadi

bangsa Indonesia yang lebih baik.

Banyak permasalahan yang terjadi di negara

kita saat ini, mulai dari rakusnya pejabat

yang memperkaya diri sendiri, pelanggaran

HAM, hingga perilaku sehari-hari masyarakat

seperti tidak mau antre dan kurang peduli

terhadap hak orang lain. Namun, perilaku

bisa diubah, mental dan karakter bisa

dibangun.

Karena itu Revolusi Mental bukanlah

PILIHAN , tetapi suatu KEHARUSAN, agar

bangsa kita bisa berdiri sejajar dengan

bangsa-bangsa lain di dunia. Kita bisa

membuat Indonesia menjadi lebih baik

dengan memulai Revolusi Mental dari diri

sendiri, sejak saat ini.

Nilai-nilai Strategis Revolusi Mental 1. INTEGRITAS

Sub Nilai Contoh Perilaku

Kewargaan Bersih, Antri, Hak disable, Hak pejalan kaki, Aman berkendara

Dapat Dipercaya

Anti memberi dan menerima Suap

2. ETOS KERJA

Sub Nilai Contoh Perilaku

Profesional Cepat tanggap, tepat waktu, tidak menunda pekerjaan

Mandiri Cinta produk Indonesia

Kreatif Melakukan inovasi, Anti mencontek, life-long learning

3. GOTONG ROYONG

Sub Nilai Contoh Perilaku

Saling Menghargai

Sopan santun, Menerima perbedaan, Anti kekerasan, Anti Diskriminasi, kasih sayang.

Gotong Royong

Tolong menolong, kerja sama, kerelawanan.

Sumber : situs revolusimental.go.id

Tapi Revolusi Mental tentu tidak boleh berhenti di situ. Revolusi Mental bukan slogan atau jargon

tetapi tindakan yang merubah Prilaku kearah yang lebih baik.

Pemerintah harus menjadi lebih melayani, menegakkan hukum, pengusaha harus lebih kreatif

menghasilkan produk-produk nasional yang lebih bersaing dengan produk luar, sehingga bangsa

Indonesia bisa menjadi mandiri.

Masyarakat umum harus bangkit mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk seperti buang sampah

sembarangan, tidak bisa antri, sampai mengubah sikap saling membenci antar golongan.

Mari kita mulai bergandengan tangan antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat umum

membentuk suatu “konsorsium” untuk mengusung aksi bersama mulai dari tingkat nasional sampai

tingkat lokal.

Revolusi Mental adalah Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari jebakan

degradasi mental yang membuat bangsa kita semakin terpuruk dalam kehidupan Global.

Masyarakat Indonesia sendiri merasa resah melihat perilaku, sikap serta mentalitas kita yang saling

serobot di jalan raya, tak mau antre, kurang penghargaan terhadap orang lain. Serangkaian FGD

(kelompok diskusi terfokus) di Jakarta, Aceh, dan Papua yang dilakukan oleh Kelompok Kerja

Revolusi Mental Rumah Transisi juga menggambarkan keresahan masyarakat tentang karakter kita

sebagai bangsa. Berikut 8 Prinsip Revolusi Mental :

1. Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.

2. Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah 3. Harus bersifat lintas sektoral. 4. Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah. 5. Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk senantiasa mengingatkan

masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik. 6. Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan (popular) bagi

seluruh segmen masyarakat. 7. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial)

bukan moralitas privat (individual). 8. Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

Sumber : situs revolusimental.go.id

.

Banyak sekali kalimat-kalimat diatas yang mengena bagi kita semua terutama bagi kita seluruh Pegawai di RSUD Dr Pirngadi Medan,bagaimanakah kita sebagai seorang Pegawai sudah melakukan kedisiplinan dengan wajib datang jam 8 pagi dan pulang jam 3 sore.

Memakai Seragam Kerja yang diharuskan, melaksanakan Tupoksi sesuai dengan unit kerja kita, Merasa memiliki dengan menjaga kebersihan lingkungan kantor,dan yang sangat penting dan terakhir menjaga mutu kwalitas pelayanan jasa yang kita jual yang akhirnya dengan sempurnanya pelayanan kesehatan yang kita berikan bagi pengguna jasa rumah sakit.

Maka keuntungan pun akan bertambah sehingga keluarga kita dirumah pun akan ikut merasakannya, dan sebenarnya bagi Pegawai yang bekerja di Rumah Sakit dia akan mendapatkan dua keuntungan yaitu keuntungan di dunia dan di akhirat, karena yang kita layanin adalah Orang Sakit.

Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo telah mencanangkan Program Revolusi Mental bagi Seluruh Masyarakat Indonesia agar tercapainya Bangsa Indonesia yang dapat dibanggakan dan terlepas dari Prilaku 2 Negatif yang memalukan, maka RS Pirngadi juga sudah sejak lama sebenarnya melakukan Revolusi mental di lingkungannya dengan memberikan pelatihan2 dengan mendatangkan Trainer dari luar dan sesuai dengan disiplin ilmu yang dibutuhkan.

Serta mengadakan seminar 2 agar mind set seluruh Pegawai dapat berubah yang tujuannya adalah Seluruh Pegawai dapat bekerja dengan baik dan mempunyai rasa memiliki terhadap Rumah Sakit dan pada akhirnya keuntungan secara Benefit dapat tercapai serta akan sejahtera lah semua Pegawai .

Pada setiap Upacara hari Senin Pagi juga sebenarnya sudah diberlakukan Revolusi Mental bagi seluruh Pegawai dengan membacakan Norma Rumah Sakit yang langsung dibacakan oleh Bapak Direktur Rumah Sakit serta diikuti bersama seluruh Pegawai yaitu sebagai berikut :

1. Iman dan Takwa 2. Kemanusiaan dan Kepedulian 3. Ramah dan berbudi luhur 4. Disiplin jujur dan bertanggung Jawab 5. Bersih dan Sehat 6. Setia dan Taat 7. Terampil dan Berprestasi 8. Kebersamaan dan Persaudaraan

Dengan Norma diatas sebenarnya Revolusi Mental sudah dilaksanakan setiap minggunya, hanya saja aplikasinya yang belum sempurna dilakukan dan masih butuh waktu agar semua dapat tercapai menjadi Manusia Indonesia seperti yang diharapkan.

Dan semoga Revolusi Mental yang d dengungkan oleh Bapak Presiden kita itu dapat berlangsung di Rumah Sakit Pirngadi Medan dan seluruh Pegawai akan berubah seperti yang diharapkan, amin.

By : Indahasibuone

Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI nomor HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit, maka

setiap RS harus melakukan akreditasi untuk menjamin mutu pelayanannya. Akreditasi

dilakukan oleh Komisi Areditasi Rumah Sakit (KARS) yang merupakan lembaga independen

yang melaksanakan akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional, non struktural dan

bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan.

Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan kesehatan yang dalam sebuah sistem

perumahsakitan, mutu pelayanan adalah hal yang penting. Selain itu, keselamatan pasien

juga merupakan salah satu fokus rumah sakit dalam pelayanan yang optimal. Dan elemen

penilaian dari kedua hal tersebut adalah di bawah bendera Akreditasi, dimana Akreditasi

adalah syarat yang mutlak disusun oleh sebuah rumah sakit, sebagai bentuk komitmen

dalam peningkatan mutu rumah sakit yang berfokus kepada pasien. Tujuannya untuk

menentukan apakah rumah sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang untuk

memperbaiki keselamatan dan mutu pelayanan. Standar Akreditasi sifatnya berupa suatu

persyaratan yang optimal meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien,

memastikan bahwa lingkungan pelayanannya aman dan rumah sakit senantiasa berupaya

mengurangi risiko bagi para pasien dan staf rumah sakit. Dengan demikian Akreditasi

diperlukan sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu suatu rumah sakit, yang sekaligus

berperan sebagai sarana manajemen.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan sebagai rumah sakit tipe B yang

juga merupakan rumah sakit pendidikan sedang semangat dan gencar dalam menghadapi

Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 oleh KARS. Seluruh staf rumah sakit berkomitmen dan

bertekad untuk lulus Akreditasi secara Paripurna.

Pada bulan Desember 2014 berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan Nomor 7130/449/XII/2014 dibentuk Tim dan Kelompok Kerja (Pokja)

Akreditasi Versi 2012 yang diketuai oleh dr. Zalfina Cora, Sp.THT-KL dan 15 Pokja dengan

berbagai kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka persiapan Akreditasi seperti Studi

Banding ke RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan Februari 2015, Bimbingan Teknis

dari KARS pada bulan Maret, Juni, Oktober 2015, dan pada tahun ini melaksanakan Studi

Banding ke RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Maret 2106 serta persiapan terakhir

menuju Penilaian Akreditasi adalah Survei Simulasi Akreditasi oleh KARS pada Mei 2016.

Pada kesempatan tersebut, dr. H. Edwin Effendi, M.Sc selaku Direktur RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan menyampaikan paparan tentang segala persiapan rumah sakit dan pencapaian

terakhir hasil kinerja seluruh staf dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan

keselamatan pasien. Masih dijumpai berbagai permasalahan dan kekurangan dalam hal

implementasi di lapangan, sehingga perlu respon cepat dan tanggap dari semua sumber

daya yang terkait untuk memperbaiki hal-hal tersebut. Selain berbagai kegiatan tadi, RSUD

Dr. Pirngadi Kota Medan juga telah melaksanakan berbagai workshop dan pelatihan bagi

seluruh staf rumah sakit secara berkesinambungan seperti Pelatihan Bantuan Hidup Dasar,

Pelatihan Hand Hygiene, dan Pelatihan Bencana Kebakaran yang dikoordinir oleh Bidang

Pendidikan dan Pelatihan dengan tujuan agar seluruh staf rumah sakit mampu melakukan

kegiatan terhadap preventif kemungkinan terburuk yang terjadi di rumah sakit, seperti

memberi bantuan hidup dasar kepada orang yang membutuhkan apabila tidak ada petugas

medis dan juga pencegahan penyakit disebabkan infeksi.

Surveior pembimbing pada Survei Simulasi diketuai oleh dr. Gusti Ayu Putu Nilawati,

Sp.A(K) yang berasal dari RSUP Sanglah Denpasar Bali merupakan surveior yang ditugaskan

oleh KARS untuk melaksanakan Survei Simulasi Akreditasi pada RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan selama 4 hari pada tanggal 16-19 Mei 2016, membagi Kelompok Kerja menjadi 3

kelompok yaitu Kelompok Medis (APK, AP, PP, PAB, MKI) yang dikoordinir oleh dr.

Rushakim Lubis, Sp.OG (Wadir Pelayanan Medis dan Keperawatan), Kelompok Manajemen

(MPO, PMKP, MFK, TKP, KPS) dikoordinir oleh Drs. Syarifuddin Irsan Dongoran, M.Si (Wadir

Administrasi Umum), dan Kelompok Keperawatan (HPK, SKP, PPI, PPK, MDG’s) dikoordinir

oleh Hj. Masnelly Lubis, SST, MARS (Wadir SDM dan Pendidikan) serta melaksanakan

Metode Telusur.

Surveior melakukan pemantauan dan penilaian terhadap seluruh satuan/unit kerja

dan berinteraksi langsung dengan petugas dan pasien yang sedang mendapatkan

pelayanan kesehatan. Kegiatan Survei Simulasi ditutup dengan Sesi Edukasi yang

menguatkan komitmen untuk memberikan pelayanan berfokus kepada pasien dan

sekaligus memberikan rekomendasi kepada RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Adapun hasil

yang diperoleh dari Survei Simulasi ini akan menjadi motivasi bagi seluruh staf RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan untuk bekerja lebih gigih dan semangat lagi agar terus meningkatkan

kualitas dalam memberikan pelayanan yang profesional. Dengan segala persiapan tersebut,

diharapkan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan akan lulus tingkat Paripurna pada Survei

Penilaian Akreditasi versi 2012 yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 ini.

Dibutuhkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Kota Medan serta Pemerintah Kota

Medan agar semua cita-cita dan harapan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sebagai rumah

sakit kebanggaan Kota Medan dapat tercapai.

Kegiatan persiapan Akreditasi rumah sakit ini didukung oleh dana APBD Pemerintah

Kota Medan, DAK Non Fisik Bidang Kesehatan serta operasional BLUD RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan tahun anggaran 2016. Diharapkan melalui kegiatan persiapan Akreditasi

rumah sakit di tahun 2016 ini, RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dapat mencapai Akreditasi

Paripurna.

By : Tim Akreditasi RSUD Dr. Pirngadi Medan

uara serak atau hoarseness atau dalam

istilah kedokteran disebut disfonia adalah

suatu keadaan dimana terdapat kesulitan

dalam memproduksi suara ketika mencoba

berbicara, atau perubahan suara pada nada dan

kualitasnya. Suara tersebut mungkin terdengar

lemah, berat, kasar atau parau. atau terjadi

perubahan volume atau pitch (tinggi rendah suara).

Suara serak bukan merupakan suatu penyakit, tetapi

merupakan gejala dari suatu penyakit.

Gangguan dalam bersuara seperti suara serak,

biasanya disebabkan berbagai macam faktor yang

prinsipnya menggangu tenggorok (laring) dan

sekitarnya, dimana pada tenggorok (laring) terdapat

pita suara.

seperti halnya kanker tenggorok (laring) dan tumor

kepala dan leher lainnya yang menyebabkan

kelumpuhan saraf pada tenggorok (laring). Banyak

faktor yang dapat menyebabkan suara serak.

Sebagian besar bukan masalah yang serius dan

dapat hilang dalam waktu yang singkat. Penyebab

yang paling sering adalah laringitis akut yang

biasanya muncul karena common cold, infeksi

saluran pernapasan atas, atau iritasi saat bersuara

keras seperti berteriak saat olah raga atau konser

musik rock. Kebiasaan menggunakan suara

berlebihan mengakibatkan timbulnya vocal nodule

atau polip pada pita suara. Vocal nodule sering

terjadi pada anak-anak dan dewasa yang berteriak

saat bermain atau bekerja.

pita suara. Penyebabnya

dapat berupa radang, tumor,

kelumpuhan otot-otot pada

tenggorok (laring), kelainan

tenggorok (laring) seperti

jaringan parut akibat operasi,

serta dikarenakan

penggunaan suara yang

berlebihan. Kelainan yang

serius harus disingkirkan,

v

Polip dan nodul dapat merupakan suatu keganasan

akan tetapi hal ini jarang terjadi. Penyebab suara

serak yang biasa terjadi pada orang dewasa adalah

refluks gastroesofageal ketika asam lambung naik ke

esofagus dan mengiritasi pita suara. Beberapa

pasien dengan refluk gastroesofageal yang

mengalami perubahan suara, tidak menunjukkan

gejala lain seperti rasa terbakar pada ulu hati.

Biasanya, suara memburuk di pagi hari dan

membaik di siang hari. Pasien ini merasakan ada

sesuatu yang mengganjal di tenggorok (laring),

banyak dahak atau keinginan berdehem untuk

membersihkan tenggorok (laring). Penyebab lain

suara serak adalah merokok. Rokok dapat

merupakan penyebab merupakan penyebab

keganasan di tenggorok

(laring), sehingga apabila

perokok mengalami suara

serak disarankan untuk

segera konsultasi ke

dokter spesialis THT.

Beberapa penyebab suara

parau yang jarang terjadi

antara lain alergi, masalah

pada tiroid, gangguan

pada syaraf, benturan

pada area pita suara dan

siklus menstruasi.

masalah pada tiroid, gangguan pada syaraf,

benturan pada area pita suara dan siklus

menstruasi.

Pengobatan suara serak sesuai dengan kelainan

atau penyakit yang menjadi penyebabnya. Apabila

serak terjadi akibat kelelahan bersuara, maka perlu

beberapa langkah pencegahan maupun terapi. Bila

belum timbul keluhan, pencegahan merupakan hal

yang terpenting. Beberapa peneliti menyarankan

untuk minum air setiap beberapa saat setelah

berbicara. Minum air akan dapat membuat kualitas

suara yang baik dalam waktu yang lebih lama

dibandingkan dengan yang tidak diberi minum air.

Hal yang sama didapatkan pada penyanyi karaoke

amatir. Istirahat bersuara merupakan salah satu

tehnik untuk mengistirahatkan organ-organ

pembentuk suara.

pembentuk suara. Faktor-faktor lain yang menjadi

faktor risiko terjadinya kelelahan bersuara juga

harus diperhatikan. Penggunaan alkohol, merokok,

dan obat-obatan tertentu sebaiknya dihindari karena

dapat mempengaruhi kondisi permukaan pita suara.

Salah satu penyebab iritasi tenggorok (laring) adalah

refluks dari esofagus. Beberapa hal yang dianjurkan

untuk mencegah refluks antara lain, pertama

menghindari konsumsi kafein dan coklat karena akan

mengakibatkan relaksasi katup esofagus.

mengakibatkan relaksasi katup esofagus. Kedua,

hindari makan dan minum pada jam tidur dan

sebaiknya tunggu 2-3 jam setelah makan baru

kemudian tidur atau posisi ditinggikan. Bila sudah

ada gejala refluks mungkin diperlukan obat-obatan

untuk menetralisir asam lambung atau mengurangi

produksinya. Suara serak pada perokok tidak bisa

dianggap sebagai masalah biasa karena hal ini bisa

menjadi tanda suatu keganansan pada bagian

tenggorok (laring). Segera konsultasi ke dokter

spesialis THT apabila ditemukan suara serak pada

perokok, agar dapat dilakukan pemeriksaan dan

pengobatan lebih lanjut. Suara serak bukanlah suatu

penyakit namun suatu gejala dari suatu penyakit.

Biasanya merupakan gejala ringan dan dapat

sembuh sendiri namun juga dapat menjadi suatu

gejala dari kelainan yang lebih berat dan

membutuhkan diagnosis serta penatalaksanaan yang

cepat dan tepat. Penyebab dari suara serak sangat

bervariasi. Penyebab terseringnya adalah laringitis

akut (radang pada tenggorokan) dan penggunaan

suara yang berlebihan yang biasanya dialami guru,

penyanyi, penyiar radio, presenter dan profesi lain

yang banyak menggunakan suara.

akut (radang pada tenggorokan) dan penggunaan

suara yang berlebihan yang biasanya dialami guru,

penyanyi, penyiar radio, presenter dan profesi lain

yang banyak menggunakan suara. Pengobatan yang

diberikan pun sangat bergantung pada penyebab

yang mendasarinya dapat berupa terapi

medikamentosa, terapi suara dan bicara (voice-

speech therapy) hingga tindakan operatif. Berbagai

dampak yang mungkin timbul akibat suara serak,

yaitu dampak terhadap

yaitu dampak terhadap kualitas hidup dan kelainan

menetap pada tenggorok (laring). Dampak kualitas

hidup terutama terjadi akibat ketidak mampuan

untuk berbicara terus menerus dalam waktu lama,

sehingga dapat mengganggu pekerjan, sosialisasi

dengan masyarakat sekitar dan juga secara

ekonomis baik secara langsung maupun tidak

langsung.

By : Tim THT RSUD Dr. Pirngadi Medan

By : Komite PPI RSUD Dr. Pirngadi Medan

umah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena

itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan

pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang

sudah ditentukan.

Masyarakat yang menerima pelayanan

kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah

sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi yang

dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Karena

seringkali tidak bisa secara pasti dietntukan asal infeksi,

maka sekarang istilah infeksi nosokomial diganti dengan

istilah baru yaitu Healthcare Associated Infections (HAIs).

HAIs adalah Infeksi yang terjadi pada pasien

selama dalam proses perawatan di rumah sakit atau

difasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana pasien

tersebut tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi

pada saat masuk, termasuk infeksi yang didapat di rumah

sakit tetapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi

yang terjadi karena pekerjaan pada staf di fasilitas

pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2011).

HAIs merupakan masalah serius sebab dapat

menyebabkan terhambatnya proses penyembuhan,

memperpanjang hari rawat, dan dapat menyebabkan

kematian sehingga dapat merugikan pasien, petugas

kesehatan, pengunjung serta menurunkan citra rumah

sakit.

Pada abad milenium rumah sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya harus mampu memberikan

pelayanan yang prima dan bermutu, akuntabel,

transparan terhadap masyarakat yang semakin kritis

terutama mengenai hak-hak pasien sehubungan dengan

penyakitnya terhadap petugas medis dalam

pelayanannya di rumah sakit khususnya terhadap

keselamatan pasien (patient safety).

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di

rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi

(PPI). Selain itu pelaksanaan PPI di rumah sakit juga

menggambarkan mutu pelayanan suatu rumah sakit.

PPI adalah Suatu upaya kegiatan untuk

mencegah, meminimalkan kejadian infeksi pada pasien,

petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit

dan fasilitas kesehatan lainnya yang meliputi pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi

Kota Medan telah memiliki Komite PPI, yang terdiri dari

ketua, wakil, sekretaris dan anggota serta tim PPI yang

terdiri dari 4 IPCN dan 1 IPCO, dimana IPCN telah

melaksanakan tugas secara purna waktu sejak bulan Mei

tahun 2015.

5 (lima) program PPI adalah Kewaspadaan Isolasi,

Pencegahan Infeksi pada pemasangan alat kesehatan,

kegiatan Surveilans, Penggunaan Antimikroba Rasional,

serta Pendidikan dan Pelatihan.

Kewaspadaan Isolasi terdiri atas (1) Kewaspadan

Standard yang mencakup kebersihan tangan, penggunaan

alat pelindung diri (APD), penataksanaan peralatan

perawatan pasien, penanganan linen, pengendalian

lingkungan, penempatan pasien, penyuntikan yang aman,

etika batuk serta praktik lumbal punksi dan (2)

Kewaspadaan berdasarkan Transmisi yang mencakup

airborne, droplet dan kontak.

Pencegahan Infeksi pada pemasangan alat

kesehatan meliputi (1) Bundles/pencegahan infeksi

pemakaian intra vena line (IVL) dan central vena line

(CVL), (2) Bundles/pencegahan infeksi pemakaian kateter

urine menetap, (3) Bundles/pencegahan infeksi

pemakaian ventilator atau non ventilator, (4) Bundles/

pencegahan infeksi pada tindakan operasi.

Surveilans yang mencakup (1) Infeksi saluran

kemih, (2) Infeksi aliran darah primer (IADP), (3) Infeksi

pneumonia terkait ventilator (VAP) atau non ventilator

(HAP) dan (4) Infeksi daerah operasi.

Penggunaan Antimikroba Rasional. Pemberian

antimikroba dilakukan berdasarkan indikasi serta peta

pola kuman di rumah sakit.

Pendidikan dan Pelatihan (diklat) dilakukan untuk

semua staf perawat, dokter, analis lab, farmasi, penata

rontgen, phsioterapi dan gizi. Selain itu sosialisasi tentang

PPI juga dilakukan kepada petugas kebersihan, keamanan,

parkir, serta pasien, keluarga dan masyarakat sekitar

rumah sakit.

Komite PPI RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan telah

melaksanakan 5 (lima) program PPI tersebut diantaranya

(1) melakukan sosialisasi 6 langkah dan 5 moment

kebersihan tangan, (2) melakukan audit fasilitas dan

kepatuhan kebersihan tangan terhadap perawat, dokter

dan petugas kesehatan lainnya, (3) sosialisasi penggunaan

APD, etika batuk dan penyuntikan yang aman, (4)

pelaksanaan bundles infeksi, (5) kegiatan surveilans IDO,

IADP, VAP, HAP, ISK, (6) penggunaan antimikroba yang

rasional, serta (7) diklat PPI kepada mahasiswa peserta

didik yang akan praktek di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

6

By : SMF Obgyn RSUD Dr. Pirngadi Medan

anker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan

sel- sel tidak lazim (kanker) pada satu atau dua

bagian indung telur. Indung telur atau ovarium

merupakan salah satu organ reproduksi yang sangat

penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini

dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila bertemu

sperma akan terjadi pembuahan (kehamilan).

Kanker ini bisa berkembang sangat cepat, bahkan, dari stadium awal hingga stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Faktor Resiko

1. riwayat keluarga merupakan faktor penting dalam

memasukkan apakah seorang wanita memiliki risiko

terkena kanker ovarium. Menurut American Cancer

Society (ACS), sekitar 10 % penderita kanker ovarium

ternyata memiliki anggota keluarga yang terkena

penyakit yang sama.

2. Kanker ovarium pada umumnya ditemukan pada usia

di atas 40 tahun. Angka kejadian kanker ovarium

pada wanita usia di atas 40 tahun sekitar 60%

penderita, sedangkan pada wanita usia lebih muda

sekitar 40%.

3. Mayoritas kanker ovarium muncul setelah seorang

perempuan melewati masa menopause.

4. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan

paritas yang tinggi memiliki risiko terjadinya kanker

ovarium yang lebih rendah daripada nulipara.

5. Penelitian ini juga melaporkan bahwa pemakaian pil

kontrasepsi selama satu tahun menurunkan risiko

sampai 11%, sedangkan pemakaian pil kontrasepsi

sampai lima tahun menurunkan risiko sampai 50%.

Penurunan risiko semakin nyata dengan semakin

lama pemakaiannya.

Beberapa gejala umum kanker ovarium adalah sebagai

berikut:

1. Sering marasakan nyeri di perut

2. Ukuran perut semakin besar

3. Susah makan atau tidak nafsu makan

4. Sering merasa kekenyangan

5. Sering muntah dan buang air besar

6. Kembung terus-menerus

7. Terjadi pendarahan pada vagina

8. Berat badan turun secara signifikan

9. Sering merasa lelah dan sakit kepala

10. Ketidaknyamanan di perut bagian bawah.

11. Samar-samar tapi terus-menerus keluhan

pencernaan, seperti gas, mual dan pencernaan.

12. Unexplained kelelahan dan kelelahan.

13. Sesak napas/kesulitan bernapas.

14. Tiba-tiba perut "meledak" menyerupai kehamilan.

Pemeriksaan Penunjang

1. USG adalah cara pemeriksaan invasif yang lebih murah.

2. Pemakaian CT-Scan juga sangat bermanfaat. Dengan CT-Scan dapat diketahui ukuran dan penyebaran dari tumor.

3. Jika dibandingkan dengan CT-Scan, MRI tidak lebih baik dalam hal diagnostik, menggambarkan penjalaran penyakit, dan menentukan lokasi tumor perut atau panggul.

Stadium

Pada stadium awal, kanker hanya terbatas pada salah

satu ovarium. Pada stadium dua, tumornya telah

menyebar ke daerah tuba fallopii atau ke daerah rahim.

Pada stadium lanjut, biasanya daerah peritonium

(selaput perut) sudah terkena sel sel kanker ganas, yang

bisa juga menyebar melalui getah bening ke organ tubuh

lainnya.

Pencegahan

1. Pencegahan primer yaitu upaya mempertahankan

orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah

orang sehat menjadi sakit. Upaya pencegahan primer

dapat dilakukan dengan pemberian informasi

mengenai kanker ovarium, upaya pencegahan seperti

:

a. Pemakaian pil pengontrol kehamilan yang menurut

penelitian mengurangi resiko terkena kanker

hingga 30-50%.

b. Gaya diet yang memperbanyak makan sayuran,

terbukti mengurangi risiko terkena kanker indung

telur. Apalagi, jika anda membatasi konsumsi

daging dan makanan yang mengandung lemak

jenuh.

c. Para penelitian, membuktikan olahraga ringan

hingga sedang, namun dilakukan rutin (minimal 3

kali dalam seminggu dengan waktu olahraga

minimal 15 menit) dapat meningkatkan

kekebalan tubuh, memperbanyak antioksidan

dan mengurangi risiko kegemukan. Semua

akibat baik dari olahraga itu penting untuk

menjaga kesehatan, termasuk mencegah

terkena kanker.

2. Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghambat

progresifitas penyakit, pencegahan ini dapat

dilakukan dengan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.

Penatalaksanaan Medis Kanker Ovarium

Penatalaksanaan kanker ovarium sangat ditentukan oleh

stadium, derajat diferensiasi, fertilitas, dan keadaan

umum penderita. Pengobatan utama adalah operasi

pengangkatan tumor primer dan metastasisnya, dan bila

perlu diberikan terapi adjuvant seperti kemoterapi,

radioterapi (intraperitoneal radiocolloid atau whole

abdominal radiation), imunoterapi/terapi biologi, dan

terapi hormon. Tindakan operasi dilakukan sangat

tergantung dari kondisi kesehatan pasien dan sejauh

mana kanker itu telah menyebar dalam tubuh.

Kemoterapi merupakan perawatan dengan obat-obatan

untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi

dimasukkan langsung ke jaringan pembuluh darah.

Terapi radiasi berguna untuk membunuh sel penular

dengan menggunakan sinar radiasi tinggi. Walaupun

pengobatan ini efektif untuk kebanyakan jenis kanker

tapi jarang digunakan pada pengobatan kanker indung

telur.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi

ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi supaya

penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya

rehabilitasi dilakukan baik secara fisik atau psikis, seperti

dukungan moril dari orang-orang terdekat terhadap

pasien pasca operasi karena dia akan ketakutan tidak

dapat mempunyai anak bagi yang belum memiliki anak.

Selain itu, dia akan merasa kehilangan harga dirinya

sebagai seorang wanita.

“ Jangan Abaikan Gejala Yang Mencurigakan “

Kanker ovarium termasuk kanker yang berbahaya dan dapat mengurangi usia hidup bahkan merenggut nyawa seorang wanita. Untuk itu, perlu diwaspadai jika terjadi gejala kanker ovarium seperti di atas maka harus segera diperiksakan ke dokter untuk mengetahui kejadian dan penyebab sebenarnya.

iperpigmentasi pada kulit merupakan

keadaan yang sering dikeluhkan pasien

kepada dokter spesialis kulit.

Hiperpigmentasi adalah penggelapan area kulit yang

disebabkan oleh peningkatan melanin dalam sel

epidermis. Sering juga disebut sebagai

hipermelanosis bila keadaan tersebut terjadi akibat

bertambahnya jumlah kegiatan melanosom.

Hiperpigmentasi adalah kelainan pigmentasi kulit

yang paling sering ditemukan pada kulit orang Asia.

Faktor penyebab

1. Genetik

2. Penggunaan zat kimia yang dioleskan

3. Sinar UV/matahari

4. Hormonal

5. Inflamasi

Beberapa kelainan hiperpigmentasi pada wajah yang

sering terjadi.

Melasma

Melasma merupakan kelainan hipermelanosis yang

sangat sering dijumpai, bersifat didapat, dengan

distribusi simetris pada daerah yang sering terpapar

sinar matahari dan biasanya dijumpai pada wanita

usia reproduksi. Berlangsung kronis lambat dan tidak

ada keluhan kecuali estetis. Wanita lebih banyak

terkena daripada pria dalam usia reproduksi aktif

yaitu 20-45 tahun dan terjadi di populasi negara

tropis. Melasma muncul dalam bentuk makula

berwarna coklat terang sampai gelap dengan

pinggir yang

iregular, biasanya melibatkan daerah dahi, pelipis,

pipi, hidung, di atas bibir, dagu, dan kadang-kadang

leher.

Gambar 1. Melasma (a) Sebelum pengobatan (b) Setelah

pengobatan

Faktor penyebab:

1. Genetik: terdapat penyakiit sejenis 20-70% pada

beberapa anggota keluarga.

2. Ras: Lebih sering terjadi pada ras Hispanik,

Malanesia dan Negroid

3. Sinar matahari:Lebih banyak di daerah tropis dan

di kulit terpajan.

4. Hormonal kosmetik: progesteron, esterogen,

MSH, tiroksin. Lebih sering terjadi pada masa

kehamilam

5. Obat oral: klorpromazin, hidantoi, minosiklin

6. Lain-lain: stress, idiopatik (tidak diketahui

penyebabnya)

Efelid (Freckles)

Efelid merupakan hipermelanosis epiidermal

melanotik, akibat peningkatan melanosom dan

bertambahnya dendrit, sehingga reaksi terhadap

sinar ultraviolet bertambah. Becak-bercak kecil warna

coklat di daerah kulit yang terpajan sinar matahari

(muka, leher, lengan dan tangan) sering terlihat pada

orang kulit putih dengan mata biru dan rambut

H

pirang atau merah. Di Indonesia kelainan ini terdapat

pada mereka yang berkulit terang atau berdarah

campuran Eropa. Kelainan diturunkan secara

autosomal dominan sehingga akan terlihat beberapa

anggota keluarga menderita penyakit yang sama.

Gambar 2. Efelid (a) Sebelum pengobatan (b) Setelah pengobatan

Lentigen

Hipermelanosis epidermal berupa bercakkecil,

berbatas tegas, berwarnacoklat sampai coklat

kehitaman, didaerah kulit yangterpajan dan diluarnya

termasuk telapak kaki atau tangan. Kelainan ini

didapat atau diturunkan. Pigmentasi letaknya

epidermal dan disebabkan peningkatan jumlah

melanosit (melanositik).

Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Radang kulit biasa menimbulkan hipermelanosis

seimbang dengan derajat inflamasi yang terjadi.

Intensitas dan persistensi hiperpigmentasi lebih nyata

pada kulit tipe terang menskipun sebenarnya lebih

banyak pada tipe kulit gelap. Inflamasi kulit yang

terjadi pada wajah biasanya paling sering disebabkan

oleh akne. Makin dalam letak kelainan maka makin

sukar diobati.

Gambar 3. Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi (a) Sebelum

pengobatan (b) Setelah pengobatan

Pengobatan

Penderita perlu mendapatkan penjelasan bahwa

tidak semua bercak hiperpigmentasi responsif

terhadap pengobatan. Pengobatan melasma ataupun

pigmentasi pada wajah lainnya cukup menantang dan

sulit. Penatalaksanaan hiperpigmentasi wajah harus

meliputi upaya menyeluruh terdiri dari

penanggulangan faktor penyebab, pemberian

bleaching agents yang efektif, perlindungan total

terhadap pajanan ultraviolet dan pertimbangan letak

melanin abnormal di kulit. Menghindari keterpaparan

terhadap sinar matahari atau terhadap lampu

ultraviolet dan penggunaan tabir surya spectrum luas

sangat penting. Beberapa agen hipopigmentasi telah

digunakan dan menghasilkan hasil yang berbeda.

1. Hidrokuinon 2-5% dalam krim, salap atau losio.

2. Kombinasi hidrokuinon dengan asam retinoat

0.05% dan kortikosteroid topikal fluorinated.

3. Asam azaleat 15-20%

4. Berbagai obat topikal lain, misalnya AHA, asam

kojak, licorice, arbutin.

Pengobatan lainnya pada hiperpigmentasi dapat juga

dilakukan dengan bedah kulit, seperti bedah beku,

bedah listrik, bedah kimia dan bedah laser.

Pencegahan

Usaha pencegahan harus dilakukan terhadap

kemungkinan bertambahnya hiperpigmentasi atau

timbul kembalinya hiperpigmentasi yang sudah

berhasil dikurangi. Usaha tersebut dapat berupa:

1. Memberikan nasehat/saran untuk kegiatan yang

tidak memberatkan penyakit, misalnya pekerjaan,

hobi atau rekreasi.

2. Pemakaian tabir surya yang sesuai.

3. Pemakaian kosmetik yang sesuai agar tidak

mengganggu pengobatan atau menambah

kelainan.

4. Menjaga kesehatan umumnya terhadap penyakit

yang secara langsung atau tidak langsung dapat

menimbulkan hiperpigmentasi.

By : SMF Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin

Kegiatan Outbond RSUD Dr. Pirngadi Tahun 2016

“ Mari Bersama Kita

Bangkitkan Kejayaan

RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan di usia

yang ke-88th

Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan