gambaran gaya hidup pada penderita osteoartritis yang berobat jalan di rsu pirngadi- proposal final...

35
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu atau lebih sendi. Osteoartritis terutama menyebabkan perubahan - perubahan biomekanika dan biokimia di dalam sendi; penyakit ini bukan suatu peradangan. Namun, seringkali perubahan di dalam sendi ini disertai oleh sinovitis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman (Sanghi, 2009). Data menunjukkan bahawa prevalensi di Indonesia pada tahun 2008 sebanyak 23.6-31.3% (Sanghi, 2009). Didapati bahwa 13% dari wanita dan 10% dari pria umur 60 tahun ke atas mengalami osteoarthritis. Peningkatan prevalensi osteoarthritis disebabkan oleh yaitu faktor resiko dari berat badan yang tinggi (obesitas) dan umur. Wanita menderita persentasi lebih tinggi dibandingkan pria. Meta analisa menunjukkan bahawa insidensi pria menderita osteoarthritis pada usia lebih dari 55 tahun cepat dari wanita. Pada wanita menderita osteoarthritis akut pada usia lebih dari 55 tahun kerana mereka akan mengalami usia menopause (Heidari, 2011).

Upload: sri-nivasan

Post on 26-Dec-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pringadi

TRANSCRIPT

Page 1: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana

terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan

pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu

proses degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu atau lebih sendi. Osteoartritis

terutama menyebabkan perubahan - perubahan biomekanika dan biokimia di dalam

sendi; penyakit ini bukan suatu peradangan. Namun, seringkali perubahan di dalam sendi

ini disertai oleh sinovitis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman (Sanghi, 2009).

Data menunjukkan bahawa prevalensi di Indonesia pada tahun 2008 sebanyak

23.6-31.3% (Sanghi, 2009). Didapati bahwa 13% dari wanita dan 10% dari pria umur 60

tahun ke atas mengalami osteoarthritis. Peningkatan prevalensi osteoarthritis disebabkan

oleh yaitu faktor resiko dari berat badan yang tinggi (obesitas) dan umur. Wanita

menderita persentasi lebih tinggi dibandingkan pria. Meta analisa menunjukkan bahawa

insidensi pria menderita osteoarthritis pada usia lebih dari 55 tahun cepat dari wanita.

Pada wanita menderita osteoarthritis akut pada usia lebih dari 55 tahun kerana mereka

akan mengalami usia menopause (Heidari, 2011).

Menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization), prevalensi

penderita osteoartritis di dunia pada tahun 2004 mencapai 151,4 juta jiwa dan 27,4 juta

jiwa berada di Asia Tenggara. Prevalensi osteoartritis di Indonesia sampai saat ini belum

ada laporan yang jelas. Namun Handono dan Kusworini pada tahun 2000, melaporkan

bahwa prevalensi osteoartritis di Malang pada usia dibawah 70 tahun cukup tinggi, yaitu

21,7% menyerang pada usia antara 49-60 tahun, yang terdiri dari 6,2% laki-laki dan

15,5% perempuan (Tanna, 2004).

Gaya hidup yang sehat merupakan kunci utama kepada kesejahteraan manusia.

Gaya hidup sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan fizik, pikiran dan sosial yang

sehat, cerdas serta bebas dari setiap penyakit berlandaskan keadaan sosial dan

masyarakat. Definisi ini menegaskan bahwa status gaya hidup yang sehat ditunjang oleh

faktor fizik, mental dan sosial yang sehat, berfungsi, cerdas serta tidak diancam oleh

Page 2: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

2

penyakit yang dapat merugikan manusia (WHO, 1948). Gaya hidup yang kurang sehat

seperti kurang berolah raga, merokok, pekerjaan ynag tidak agronomic dan pola makan

yang kurang baik menjadi faktor utama terjadinya osteoartiritis (Horton, 2011).

Dari penelitian tersebut di atas, Maka, peneliti ingin melakukan peneltian di

RSUD Dr. Pirngadi Medan, pada pasien rawat jalan di Poliklinik Rheumatology untuk

mengetahui gambaran gaya hidup pada penderita osteoarthritis pada tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran gaya hidup pada penderita osteoarthritis yang merawat

jalan di Poliklinik Rheumatology, RSUD Dr. Pringadi Medan pada tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran gaya hidup pada osteoarthritis yang merawat jalan di

Poliklinik Rheumatology, RSUD Dr. Pringadi Medan pada tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola pekerjaan pada penderita osteoarthritis.

2. Untuk mengetahui kebiasaan merokok dan pola makanan pada penderita

osteoarthritis.

3. Untuk mengetahui pola olahraga yang dilakukan oleh penderita osteoarthritis.

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Bagi para dokter dapat digunakan sebagai prediktor yang baik untuk mendeteksi dini apakah akan terjadinya penyakit osteoartiritis.

Page 3: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

3

2. Bagi pemerintah informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu acuan data untuk program-program pemerintah serta penelitian-

penelitian berikutnya.

3. Bagi masyarakat dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat

mengenai gaya hidup dan pentingnya pengetahuan tersebut untuk menangani

osteoarthiritis serta pencegahannya.

4. Bagi peneliti muda dapat digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan

kemampuan peneliti dalam menulis Karya Tulis Ilmiah serta daya analisa peneliti.

Page 4: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi osteoarthiritis.

Osteoarthiritis merupakan penyakit kegagalan sendi dan keseluruhan struktur dari

sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan

kartilago, hialin dan sendi. (Felson, 2008).

2.2 Epidemiologi osteoarthiritis.

Osteoarthritis(OA) adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan dan

akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi-sendi. Didapati

bahawa 13% dari wanita dan 10% dari pria umur 60thn ke atas mengalami osteoarthritis.

Peningkatan prevalensi osteoarthiritis kerana faktor resiko dari berat badan yang

tinggi(obesitas), dan umur. Wanita menderita persentasi lebih tinggi dibandingkan pria.

Meta analisis menunjukkan bahawa insidensi pria menderita OA pada usia <55thn cepat

dari wanita. Pada wanita menderita OA akut pada usia >55thn kerana mereka akan

mengalami usia menopause. (Heidari, 2011). Studi menunjukkan bahawa usia adalah

salah satu faktor yang menyebabkan OA. Hasil penelitian Framingham menunjukkan

bahawa 27% dari usia antara 63-70 mempunyai bukti radiografi OA dan meningkat

sebanyak 44% pada usia >80thn. (Haq , 2003).

2.3 Etiologi Osteoarthiritis.

Etiologi osteoarthiritis belum diketahui. Terdapat beberapa faktor mempengaruhi

OA iaitu:

1) Usia

Semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko

terjadinya osteoarthritis lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan

sebagai penumpu berat badan sering mengalami kompresi atau tekanan dan gesekan,

sehingga dapat menyebabkan kartilago yang melapisi tulang keras pada sendi lutut

tersebut lama-kelamaan akan terkikis dan rentan terjadi degenerasi. (Mahajan, 2005).

Page 5: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

5

2) Jenis kelamin

Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya osteoartritis

pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun osteoartritis lebih sering

terjadi pada pria dari wanita. (Mahajan, 2005). Pada wanita menderita osteoarthritis akut

pada usia lebih dari 55 tahun kerana mereka akan mengalami usia menopause. (Heidari,

2011).

3) Genetik

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam

gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti

kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada

osteoartritis. (Mahajan, 2005).

5) Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada

sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut.

Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang

menanggung beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain

(metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung

koroner, diabetes melitus dan hipertensi.

6) Cedera sendi (trauma)

Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnya terjadinya trauma,

benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat menyebabkan kerusakan atau kelainan

pada tulang-tulang pembentuk sendi tersebut.

7) Pekerjaan

Pekerjaan dan akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu

penyebab osteoarthritis pada lutut.

8) Olahraga Berat

Osteoartritis juga behubungan dengan berbagai olahraga yang membebani lutut

dan atau panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan sebagainya. (Haq, 2003).

Page 6: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

6

2.4 Klasifikasi Osteoarthiritis.

Osteoarthiritis primer (idiopatik) setempat: tangan,pinggul,tulang belakang dan lutut.

1.sendi perifer,

2. sendi pusat,

3. tulang belakang.

Osteoarthiritis sekunder 1.Kelainan bawaan dan perkembangan, tulang displasia.

2) Pasca operasi / cedera - meniscectomy.

3) Endokrin - diabetes mellitus, acromegaly,

hipotiroidisme, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, sindroma Cushing.

4) Metabolik - hemachromatosis, ochronosis, Marfan

syndrome, sindrom Ehler-Danlos, penyakit Paget,

gout, pseudogout, penyakit Wilson, penyakit Hurler,

Penyakit Gaucher.

5) Rematologi-arthritis.

6)Hematologi - hemoglobinopathies.

7) Iatrogenik - steroid intra-artikular (Mahajan, 2005).

2.5 Patogenesis Osteoarthiritis

Berdasarkan penyebabnya, OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA

sekunder. OA primer, atau dapat disebut OA idiopatik, tidak memiliki penyebab yang

pasti ( tidak diketahui ) dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses

perubahan lokal pada sendi. OA sekunder, berbeda dengan OA primer, merupakan OA

yang disebabkan oleh inflamasi, kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan,

faktor keturunan (herediter), dan immobilisasi yang terlalu lama. Kasus OA primer lebih

Page 7: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

7

sering dijumpai pada praktik sehari-hari dibandingkan dengan OA sekunder. Selama ini

OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat dihindari.

Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme

kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas diketahui.

Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti

oleh beberapa mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.

Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu : Kapsula

dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya . Kapsula dan

ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada rentang gerak (Range of motion) sendi

Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan sendi

sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut

dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas.

Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi.

Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu mekanoreseptor

yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang dikirimkannya

memungkinkan otot dan tendon mampu untuk memberikan tegangan yang cukup pada

titik-titik tertentu ketika sendi bergerak.

Otot-otot dan tendon yang menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung

sendi. Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan

akselerasi yang cukup pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot

tersebut turut meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan

deselerasi sebelum terjadi tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan

didistribusikan ke seluruh permukaan sendi sehingga meringankan dampak yang

diterima. Tulang di balik kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang

diterima.

Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago dilumasi oleh cairan sendi

sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika bergerak.

Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap tumbukan yang

diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat terlihat pada

kartilago sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang kartilago.

Page 8: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

8

Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua

dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul – molekul

aggrekan di antara jalinan-jalinan kolagen. Aggrekan adalah molekul proteoglikan yang

berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago (Felson,

2008). Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruha elemen

yang terdapat pada matriks kartilago.

Kondrosit menghasilkan enzim pemecah matriks, sitokin { Interleukin-1 (IL-1),

Tumor Necrosis Factor (TNF)}, dan faktor pertumbuhan. Umpan balik yang diberikan

enzim tersebut akan merangsang kondrosit untuk melakukan sintesis dan membentuk

molekul-molekul matriks yang baru. Pembentukan dan pemecahan ini dijaga

keseimbangannya oleh sitokin faktor pertumbuhan, dan faktor lingkungan (Felson,

2008). Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks (MPM) untuk memecah kolagen

tipe dua dan aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh

kondrosit. Namun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM menyebar hingga

ke bagian permukaan (superficial) dari kartilago.

Stimulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian

matriks, namun stimulaso IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi matriks.

TNF menginduksi kondrosit untuk mensintesis prostaglandin (PG), oksida nitrit (NO),

dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi matriks. TNF

yang berlebihan mempercepat proses pembentukan tersebut. NO yang dihasilkan akan

menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan proses pemecahan protein pada

jaringan. Hal ini berlangsung pada proses awal timbulnya OA.

Kartilago memiliki metabolisme yang lamban, dengan pergantian matriks yang

lambat dan keseimbangan yang teratur antara sintesis dengan degradasi. Namun, pada

fase awal perkembangan OA kartilago sendi memiliki metabolisme yang sangat aktif.

Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan

aggrekan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi.

Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah

mengendur.

Kegagalan dari mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan

meningkatkan kemungkinan timbulnya OA pada sendi (Felson, 2008).

Page 9: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

9

Gambaran osteoartritis

2.6 Diagnosis Osteoartirits.

Diagnosa OA ditegakkan dari pemeriksaan klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak,

dan gambaran radiologi.

Untuk diagnosa OA sendi lutut digunakan kriteria dan klasifikasi dari American Collage

of Reumatology (ACR) dengan langkah sebagai berikut :

Klinik dan Laboratorik

Nyeri lutut + 5 sampai 9

kriteria berikut:

Klinik dan Radiografik

Nyeri lutut + minimal 1

dari 3 kriteria berikut :

Klinik

Nyeri lutut + minimal 3 dari

6 kriteria berikut :

1. Umur > 45 tahun

2. Krepitasi

3. Nyeri tekan

4. Pembesaran tulang

5. Sedikit hangat saat

palpasi

6. LED < 40mm/jam

7. Analisi cairan sendi

normal

8. Kaku pagi hari < 30

menit

1. Umur > 45 tahun

2. Kaku pagi hari <

30 menit

3. Krepitasi + osteofit

1. Umur > 45 tahun

2. Kaku pagi hari < 30

menit

3. Krepitasi

4. Nyeri tekan

5. Pembesaran tulang

6. Sedikit hangat saat

palpasi

Page 10: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

10

2.7 Tanda dan Gejala Klinis.

Gejala klinis osteoartritis bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena, lama

dan intensitas penyakitnya, serta respon penderita terhadap penyakit yang dideritanya.

Pada umumnya pasien osteoartritis mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah

berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

Secara klinis, osteoartritis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

1. Subklinis

Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis lainnya. Kelainan baru

terbatas pada tingkat seluler dan biokimiawi sendi.

2. Manifest

Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke dokter. Kerusakan rawan sendi

bertambah luas disertai reaksi peradangan.

3. Dekompensasi

Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin terjadi deformitas dan kontrak.

Keluhan-keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoarthiritis adalah sebagai

berikut:

1. Nyeri Sendi

Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang seringkali membawa penderita ke

dokter, walaupun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. Biasanya

nyeri sendi bertambah oleh gerakan, dan sedikit berkurang bila istirahat. Pada

gerakan tertentu (lutut digerakkan ke medial) menimbulkan rasa nyeri yang lebih

dibandingkan gerakan yang lainnya. Nyeri pada osteoartritis dapat juga berupa

penjalaran (refered pain), misal pada osteoartritis lumbal, yang menimbulkan

keluhan nyeri pada betis (claudicatio intermitten). Korelasi antara nyeri dan tingkat

perubahan struktur pada osteoartritis sering ditemukan pada panggul, lutut.

Page 11: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

11

2. Kekakuan

Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah inmobilitas, seperti duduk

lama di kursi, di mobil, bhakan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita

mengeluh kaku karena inaktivitas, kekakuan biasanya kurang dari 30 menit.

3. Hambatan Gerakan Sendi

Kelainan ini ditemukan pada osteoartritis sedang sampai berat. Hambatan gerak ini

disebabkan oleh nyeri, inflamasi, fleksi kontraktur kelainan sendi, atau deformitas.

Hambatan gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun dari

tempat periksa, menulis, atau berjalan. Semua gangguan aktivitas tergantung pada

lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena.

4. Krepitasi

Penderita mengatakan sendinya berbunyi kalau digerakkan. Krepitasi pada sendi

yang degeneratif lebih besar dibandingkan dengan yang terdapat pada artritis

rheumatoid yang krepitasinya lebih halus.

5. Pembengkakan Sendi

Sendi membengkak / membesar bisa disebabkan oleh efusi sinovitis atau kombinasi

dari kelainan-kelainan ini. Sangat jarang merasa panas dan merah sendi

(Felson, 2008).

2.8 Penatalaksanaan osteoartritis

2.8.1 Terapi Non Farmakologis

Terapi ini meliputi :

a. Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien

Pemberian informasi dan edukasi pasien diperlukan agar pasien mengerti tentang

kondisi penyakit yang dihadapi dan dapat melakukan perubahan gaya hidup kearah

yang positif.

Page 12: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

12

b. Latihan Kekuatan dan Senam Aerobik

Latihan bermanfaat untuk menguatkan otot sekitar sendi yang akhirnya akan

membantu pengurangan berat badan. Berenang, jalan kaki, bersepeda stasioner atau

latihan beban ringan sangat dianjurkan karena terbukti mampu mengurangi rasa

nyeri dan memperbaiki kekakuan sendi.

c. Penurunan Berat Badan

Berkurangnya berat badan mengurangi beban yang disangga oleh sendi sehingga

mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi.

d. Penggunaan Alat Bantu

Alat bantu seperti sepatu penyerap goncangan, tongkat dll dipertimbangkan sebagai

tambahan terapi untuk mengurangi rasa nyeri saat beraktivitas.

2.8.2 Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri

yang timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-

manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi ( Felson, 2008 ).

a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan

Asetaminofen Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan

obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan

asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada

asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan

rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS

adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2

( Felson, 2008 ).

b. Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang

perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam

Page 13: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

13

kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat,

glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya ( Felson, 2008 ).

2.3 Gaya Hidup Dan Osteoarthiritis.

2.3.1 Gaya hidup

Gaya hidup yang sehat merupakan kunci utama kepada kesejahteraan manusia.

Manusia yang sehat pastinya dapat memainkan peranan aktif terhadap pembangunan

agama, bangsa dan negara. Gaya hidup sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan fizik,

pikiran dan sosial yang sehat, cerdas serta bebas dari setiap penyakit berlandaskan

keadaan sosial dan masyarakat. Definisi ini menegaskan bahwa status gaya hidup yang

sehat ditunjang oleh faktor fizik, mental dan sosial yang sehat, berfungsi, cerdas serta

tidak diancam oleh penyakit yang dapat merugikan manusia. (WHO, 1948)

2.3.1.1 Pekerjaan.

Pekerjaan adalah sekelompok posisi (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban

atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekeIjaan dapat

diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.

(Pujangkoro, 2004)

Penelitian Haq mendapatkan bahwa pekerja yang banyak membebani sendi lutut

akan mempunyai risiko terserang osteoartritis lebih besar disbanding yang tidak banyak

membebani lutut. Pekerjaan dan akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga

merupakan salah satu penyebab osteoarthritis pada lutut. (Haq, 2003).

2.3.1.2 Berolah raga.

Definisi olahraga menurut Wann (1997) adalah aktivitas fisik yang melibatkan

power (tenaga) dan skill (keterampilan) dan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana

dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk

meningkatkan kebugaran jasmani

Osteoartritis juga behubungan dengan berbagai olah raga yang membebani lutut

dan atau panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan sebagainya. (Haq, 2003).

Page 14: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

14

2.3.1.3 Pola makan.

Menurut (Hardani 2002) pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh

seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai

reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan social.

Pola makanan yang teratur dapat mengurangi resiko OA. Pasien OA dapat

mengurangi berat badan dengan pola makanan yang teratur seperti vitamin, folacin,

vitamin B6, zinc, pantothenic acid. (Sanghi, 2009)

2.3.1.4 Merokok.

Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya

bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa

rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya yang

dihasilkan dari tanamam Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau

sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Merokok merupakan overt behavior dimana perokok menghisap gulungan tembakau.

(WHO, 2004)

Hasil penelitian Eustice, 2008 menunjukkan bahawa telah dilaporkan pengaruh

pelindung pada Osteoarthiritis lutut. Hasil studi menunjukkan bahwa perokok lebih dari

dua kali untuk memiliki kehilangan tulang rawan yang signifikan dibandingkan dengan

tidak perokok.

Page 15: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

15

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep

pada penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional dan Variable

Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi

proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan

pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu

proses degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu atau lebih sendi. Pada penelitian

ini, dilakukan survey pada penderita rawat jalan di Poliklinik Rheumatologi yang telah

didiagnosa dengan penyakit Osteoarthritis yang telah tegakkan menggunakan kriteria

American Collage of Reumatology (ACR).

Gaya hidup.

Gaya hidup sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan fizik, pikiran dan sosial

yang sehat, cerdas serta bebas dari setiap penyakit berlandaskan keadaan sosial dan

masyarakat. (WHO, 1948). Pada penelitian ini, pasien rawat jalan di Poliklinik

Gaya Hidup

-Pekerjaan

-Merokok

-Berolah raga

-Pola makan

Osteoarthiritis

Page 16: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

16

Rheumatologi dilakukan survey untuk mengetahui pola pekerjaan, pola merokok, pola

olahraga dan pola makanannya yang menjadi predileksi osteoartiritis.

Pekerjaan.

Pekerjaan adalah sekelompok posisi (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban

atau tugas-tugas pokoknya. Pada penelitian ini, pasien rawat jalan di Poliklinik

Rheumatologi dilakukan survey untuk mengetahui bidang dan rawat pekerjaan.

Berolah raga.

Definisi olahraga menurut Wann (1997) adalah aktivitas fisik yang melibatkan

power (tenaga) dan skill (keterampilan) dan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana

dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk

meningkatkan kebugaran jasmani. Pada penelitian ini, pasien rawat jalan di Poliklinik

Rheumatologi dilakukan survey untuk mengetahui jenis, intensitas dan pola olahraga.

Pola makan.

Menurut (Hardani 2002) pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh

seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai

reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pada penelitian ini,

pasien rawat jalan di Poliklinik Rheumatologi dilakukan survey untuk mengetahui pola

makannya.

Merokok.

Merokok adalah satu tabiat yang digemari sebahagian manusia pada zaman serba

moden ini.Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan

bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat.(WHO 2004). Pada penelitian ini, pasien

rawat jalan di Poliklinik Rheumatologi dilakukan survey untuk mengetahui riwayat

merokok.

3.3. Cara Pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan metode wawancara

Page 17: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

17

3.4. Alat Ukur

Alat Ukur yang digunakan adalah kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 18

pertanyaan.

Jawaban yang benar diberi skor 1

Jawaban yang salah diberi skor 0

3.5. Kategori

pengetahuan responden :

1. Pengetahuan baik bila nilai yang diperoleh 18-24

2. Pengetahuan sedang bila nilai yang diperoleh 10-17

3. Pengetahuan kurang baik bila nilai yang diperoleh 0-9

Pengetahuan responden secara keseluruhan :

1. Pengetahuan baik apabila terdapat > 75% dari total responden

2. Pengetahuan sedang apabila terdapat 40-75% dari total responden

3. Pengetahuan kurang apabila terdapat < 40% dari total responden

(Pratomo, 1990)

3.6. Skala Pengukuran

Gambaran gaya hidup yang dinyatakan dalam skala ordinal

Page 18: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

18

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat

deskriptif dengan desain cross sectional study dimana tiap subjek hanya diobservasi satu

kali, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran gaya hidup pada penderita

Osteoartritis rawat jalan di Poliklinik Rheumatologi, RSUD Dr. Pringadi, Medan pada

tahun 2014.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Agustus - November 2014 atau sampai jumlah

sampel terpenuhi.

4.2.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah Poliklinik Rheumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan.

Tempat penelitian ini dipilih karena RSUD Dr. Pirngadi, Medan adalah Rumah Sakit tipe

A dan merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan khususnya di

provinsi Sumatera Utara.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah pasien penyakit

Osteoarthiritis yang kontrol di Poliklinik Rheumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan.

Page 19: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

19

4.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling

yaitu setiap sampel yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian

sampai kurun waktu tertentu hingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Adapun

kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah :

•Kriteria inklusi

1. Penderita Osteoarthiritis yang kontrol di Poliklinik Rheumatologi,

RSUD Dr. Pirngadi Medan.

2. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar

persetujuan setelah penjelasan

•Kriteria eksklusi

1.Keluarga yang mendampingi responden tidak menyetujui responden

menjadi subjek penelitian

2.Pasien yang menjalani rawat inap

Perkiraan besar sampel minimal dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar

sampel penelitian deskriptif kategorik, yaitu sebagai berikut :

N = Zα²PQd²

Dimana:

N = jumlah sampel minimal

Zα = peneliti menetapkan α sebesar 5% sehingga nilai Zα=1,96

P = Prevalensi ditetapkan sebesar 0,5

Q = (1–P) = (1-0,5) = 0,5

d = ketepatan absolut yang di kehendaki (ditentukan peneliti) = 10% = 0,1

N = Zα²PQ

Page 20: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

20

N = (1,96) ² (0.5) (0.5) (0.1)²

N = 97 (digenapkan menjadi 100)

4.4.Teknik Pengumpulan Data

4.4.1Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang didapat langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara

langsung dengan kuesioner kepada sampel penelitian. Responden diminta mengisi

kuesioner mengenai gaya hidup mereka. Bagi responden yang tidak bisa membaca atau

tidak memahami, peneliti akan membacakan pertanyaan dalam kuesioner yang kemudian

dijawab secara lisan oleh responden.

4.4.2. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan

data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup dan terbuka untuk mengumpulkan

data mengenai gambaran gaya hidup penderita osteoarthiritis yang kontrol di Poliklinik

Rheumatologi, RSUD Dr. Pirngadi Medan

4.4.3. Teknik Skoring dan Skala

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner untuk mengetahui

tingkat pengetahuan pasien penyakit jantung koroner tentang penyakit yang dideritanya.

Kuesioner berisi 18 pertanyaan, yang terdiri dari 18 pertanyaan tertutup.

Page 21: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

21

Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan:

pertanyaan No. 1 s.d. 18 :

Jawaban benar bernilai 1

Jawaban salah bernilai 0

Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori pengetahuan pasien dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Kategori dari Kuesioner Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Nilai

Baik >75% dari nilai tertinggi

Sedang 40-74% dari nilai tertinggi

Kurang baik <40% dari nilai tertinggi

4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas untuk kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan

data, telah dijalankan di lokasi yang berlainan dengan lokasi penelitian. Sampel terdiri

dari 20 orang yang mempunyai karekteristik yang sama dengan responden yaitu pasien

penyakit Osteoarthritis yang merawat jalan di RSU Haji Adam Malik. Tujuan dari uji

validitas ini adalah untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan bahasa khususnya

perkataan dan struktur kata dalam kuesioner agar dapat dipahami oleh reponden.

Uji reliabilitas telah dilakukan untuk melihat indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kuesioner yang

digunakan seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif

Page 22: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

22

konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan apabila seluruh butir

pertanyaan dinyatakan telah valid. Kuesioner dikatakan reliabel jika indeks reliabilitas

yang diperoleh paling tidak mencapai 0,60. Dalam penelitian ini kuesioner yang

digunakan mirip dengan kuesioner di journal ‘Faktor-faktor resiko osteoarthiritis’ yang

telah dilakukan uji realibilitas oleh Maharani, 2007.

4.5.Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1 Pengolahan data

a) Editing

Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, di antaranya

kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner, sehingga

apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

b) Coding

Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka. Coding bertujuan untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat entry data.

c) Entry data

Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer dengan

mengunakan sistem atau program komputer.

d) Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian

dimasukkan dalam tabel yang sudah di siapkan. Setiap pertanyaan yang sudah diberi

nilai, hasilnya di jumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan pada

kuesioner.

e) Cleaning

Page 23: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

23

Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau

tidak. Kesalahan tersebut mungkin terjadi pada saat mengentry data ke komputer.

4.5.2.Analisis data

Setelah dilakukan pengumpulan data, Data yang lengkap dari kuesioner tersebut

dimasukkan ke dalam komputer. Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan program SPSS yang dianalisa dan disajikan bentuk tabel distribusi

frekuensi.

DAFTAR PUSTAKA

Aigner 2004, Cartilage and Osteoarthiritis- VOL 13:1741-1759

Page 24: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

24

Eustice, 2008. Smoking Worsens Knee Osteoarthritis in Men. Asscessed From: http: //

osteoarthritis. about. Com /od/ Osteoarthritisresearch/a/smoking_and_OA.htm

[Asscessed 2008].

Felson, 2008. Osteoarthritis. Harrisions Principle of Internal Medicine, 17th Edition:

2158-2165.

Fransen et al., 2011 The epidemiology of osteoarthritis in Asia. International Journal of

Rheumatic Diseases; 14: 113–121.

Haq et al., 2003. Review Osteoarthritis. Postgrad Med J 79: 377–383.

Heidari, 2011. Knee osteoarthritis prevalence, risk factors, pathogenesis and features.

Caspian J Intern Med: 2(2): 205–212.

Horton, 2011. Major Cause of Osteoarthritis: No Exercise, Sedentary Lifestyle.

Asscessed From : http://voices.yahoo.com/major-cause-osteoarthritis-no-exercise-

sedentary-8399317.html?cat=70. [ Accesed May 5, 2014 ]

Imayati, 2014. Laporan Kasus Osteoartritis. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Karya Tulis ilmiah: Universitas Udayana.

Inawati, 2014. OSTEOARTRITIS. Karya tulis ilmiah: Universitas Wijaya Kusuma,

Surabaya

Mahajan et al., 2005. Osteoarthritis. Japi, VOL. 53: 634 - 641

Pujangkoro et al., 2004. Analisis Jabatan (Job Analysis). Karya Tulis Ilmiah: Universitas

Sumatera Utara, Medan

Sanghi et al., 2009. Nutritional Factors and Osteoarthritis. Internet Journal of Medical

Update, Vol.4 , No. 1.

Page 25: Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Rsu Pirngadi- Proposal Final 21.5.2015

25

Tanna, 2004. Osteoarthritis “Opportunities to address pharmaceutical gaps".

Osteoarthiritis. Vol 6.12:1-25

Wann,1997. Psikologi Olahraga. Karya tulis ilmiah: Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta