motivasi pasien penderita hipertensi di puskesmas...

129
MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT HIPERTENSI Laporan Penelitian ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh Fitmika Dewi NIM 11151030000049 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI

PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR DALAM

PENGENDALIAN PENYAKIT HIPERTENSI

Laporan Penelitian ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

Fitmika Dewi

NIM 11151030000049

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018 M

Page 2: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil kuryu asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN

Syarif Hidayatull ah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 Oktober 201 8

Page 3: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Motivasi Pasien Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur DalamPengendalian Penyakit Ilipertensi

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran untukMemenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Fitmika Dewi

NIM: 11151030000049

Pembimbing 1

mvfi-*dr. Risahmawatifrr. Med. Sc.

NrP 19770913 200604 2 001

dr. Nurmila Sari, M.Kes

NIP 198503152011012010

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 rr/2016 M

iii

Page 4: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

LEMBAR PENGESAEAN

Laporan Penelitian ini berjudul Motivasi Pasien Fenderita Hipertensi di

Fuskesmas Ciputat Tirnur Dalam Pen gen dali an Peny*kit Hipertens i

yang diajukan oleh Fitmika Dewi (NIM:1115i0300(ffi4q), telah diujikan dalam

sidang di Fakultas Kedoft:teran pada tanggal 25 Oktober 2018. Laporan penelitian

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

(S- Ked) pada Prograrn Studi Pendidikan Dokter-

Cipr-rtat, 25 Oktober 201E

DEW,{N PENGIi,]IKetua sidans

Penrbinlbing I

ttu|'4-dr. Risahnrari'ati. Dr. \'1eti. Sc.

NIP 19710913 200604I (lr)1

Pernbimbing trI

dr. Numriln Sari. NI.Kes.

NIP 198503 I 5201 I 012010

Pengu,ii I

lr--Tdr. Femmy Nurr,rl Akbar'. Sp.PD-l(CEH

NIP 1973 1 00520060421J0 I

dr. Erwin U"lro*rr, Ivt.A.R.S.

NIP 197201 09200501 100s

[flil'

P I NT P I }iAN ITA [<U L'{'.\S

Dekan FK Ulli

to, Ph.D.. Sp.PD-I(ElvtD,

t23200-r 121003

Kaprocli tr(cdol<teran

rlr. Acllnacl Zaki, Sp.OT, Vl. Epici

NIP 19780507200501 1005

iv

N IP 19770913 20060.1 I tiO i

Page 5: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan penelitian ini yang berjudul “Motivasi Masyarakat

Terhadap Upaya Pengendalian Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur”. Dalam

pelaksanaan penulisan hasil penelitian ini, penulis telah memperoleh bimbingan

dan pencerahan dari banyak pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama menjalani

pendidikan di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid. selaku Kepala Program Studi

Kedokteran di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama menjalani

pendidikan di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc. selaku Pembimbing 1 yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk mendampingi dan

membimbing penulis sejak awal memulai penelitian ini hingga akhir

penyusunan dan penyelesaian laporan penelitian ini.

4. dr. Nurmila Sari, M.Kes. selaku Pembimbing 2 yang telah banyak

memberikan masukan dan arahan dalam penulisan laporan penelitian

penulis serta telah membimbing penulis dalam penyusunan dan

penyelesaian laporan penelitian ini.

5. dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD-KGEH. sebagai penguji 1 dan dr. Erwin

Hermawan, M.A.R.S. selaku penguji 2 pada sidang yang memberi banyak

masukan untuk perbaikan laporan penelitian ini.

6. dr. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab modul riset

mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan

Page 6: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

vi

2015yang selalu memberikan arahan, mengingatkan, serta menyemangati

penulis untuk segera menyelesaikan penelitian.

7. Kedua orang tua penulis, mama dan papa, Mimi Karminingsih dan Rahmat

Kurniadi, yang telah memberikan seluruh kasih sayang, doa yang tidak

pernah putus diucapkan untuk penulis, dukungan, semangat, dan seluruh

pengorbanan jiwa raga yang dilakukan untuk penulis sehingga penulis

dapat menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dapat menyelesaikan

laporan penelitian ini pada waktunya. Terima kasih atas segala keikhlasan

dan keridhaannya sehingga penulis dapat terus berusaha untuk meraih cita-

cita.

8. Adik penulis, Resan Almas dan Lindi Kirana, yang selalu membuat

penulis tersenyum saat dirumah, selalu menyemangati dan memberi

perhatian dan kasih sayang sebagai adik kepada kakaknya.

9. Seluruh anggota keluarga yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu. Terima kasih atas kasih sayang, do‟a, dan dukungan yang tak

henti mengalir selama penulis menjalani masa pendidikan.

10. Pihak administrasi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang membantu dalam proses pembuatan surat

persetujuan dan perizinan penelitian.

11. Pihak Puskesmas Puskesmas Ciputat Timur yang telah memberikan

perizinan untuk pengambilan data penelitian, serta semangat untuk peneliti

menyelesaikan karya tulisnya.

12. Teman-teman kelompok riset, Nabilah Ulfah dan Sarah Azizah. Terima

kasih atas kebersamaan, kerjasama, dukungan, dan semangat dalam proses

pelaksanaan penelitian ini sejak awal penelitian hingga penyusunan dan

laporan penelitian ini selesai.

13. Sahabat- sahabat terbaik saya, Fitria Rahmi Ramadhani, Salsabila Windya

Anggraeni, Nabilah Ulfah, Maharani Rachmadhanti, Ferry Weissman

Setiawan, Arie Prabowo, dan Nur Affina Savira, yang selalu memberikan

semangat dan mendengar keluh kesah penulis.

Page 7: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

vii

14. Seluruh responden riset yang telah bersedia membantu meluangkan

waktunya untuk mengisi kuesioner pada penelitian ini.

15. Teman-teman Amigdala 2015. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang

selalu penulis rasakan ketika bersama kalian selama ini.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk memberikan kritik

dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan penelitian ini. Demikian

laporan penelitian ini penulis buat, semoga penulisan laporan penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Ciputat, 25 Oktober 2018

Fitmika Dewi

Page 8: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

viii

ABSTRAK

Fitmika Dewi. Program Studi Kedokteran. Motivasi Masyarakat Terhadap

Upaya Pengendalian Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur. 2018

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi

terbesar di Indonesia. Dengan angka penderita yang besar, akan meningkatkan

angka mortalitas dan biaya kesehatan yang besar, dengan ini dibutuhkan upaya

pengendalian yang baik. Dalam upaya pengendalian dibutuhkan motivasi untuk

mencapainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi masyarakat

terhadap upaya pengendalian hipertensi yang berada di Puskesmas Ciputat Timur.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kategorik. Sampel yang digunakan

adalah yang pasien hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur. Pengambilan sampel

berdasarkan consecutive sampling. Dari 96 responden, 85 (89 %) memiliki

pengetahuan baik, 68 (71 %) responden memiliki kualitas hidup yang baik, 58 (60

%) responden memiliki keteraturan pengobatan yang baik, responden dengan

riwayat keluarga sebesar 60 (63 %), 52 (54 %) responden memiliki gaya hidup

cukup baik, dan responden dengan motivasi baik sebesar 83 (86 %.). Secara

keseluruhan 44 (46 %) responden memiliki motivasi baik, 52 (54 %) memiliki

motivasi cukup baik, dan yang memiliki motivasi kurang baik dan tidak baik tidak

ada (0 %).

Kata Kunci : Motivasi, Pengendalian, Hipertensi

Page 9: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

ix

ABSTRACT

Fitmika Dewi. Medical Study Program. Community Motivation Against

Hypertension Control Efforts at Ciputat Timur Health Center. 2018

Hypertension is one of the non-communicable diseases with the greatest

prevalence in Indonesia. With a large number of sufferers, it will increase

mortality rates and large health costs, with this required good control efforts. In

controlling efforts it takes motivation to achieve it. The purpose of this study was

to determine community motivation for hypertension control efforts at the East

Ciputat Health Center. This study uses descriptive catagoric method. The sample

used is the hypertensive patient in East Ciputat Health Center. Sampling is based

on consecutive sampling. Out of 96 respondents, 85 (89%) had good knowledge,

68 (71%) respondents had a good quality of life, 58 (60%) respondents had good

medication regularity, respondents with a family history are 60 (63%), 52 (54%)

respondents had a fairly good lifestyle, and respondents with good motivation

were 83 (86%). Overall 44 (46%) respondents had good motivation, 52 (54%)

had fairly good motivation, and respondents who had not good motivation and no

good (0%).

Keywords: Motivation, Control, Hypertension

Page 10: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ..............................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iii

Laporan Penelitian ........................................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................... xix

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3

1.3 Hipotesis .................................................................................................................. 3

1.4 Tujuan ..................................................................................................................... 3

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................................ 3

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................................ 3

1.5 Manfaat ....................................................................................................................... 3

1.5.1 Manfaat bagi responden ..................................................................................... 3

1.5.2 Manfaat bagi layanan kesehatan primer ........................................................... 4

1.5.3 Manfaat bagi perguruan tinggi .......................................................................... 4

1.5.4 Manfaat bagi peneliti .......................................................................................... 4

BAB II ............................................................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 5

2.1 Hipertensi ................................................................................................................... 5

2.1.1 Definisi Hipertensi ............................................................................................... 5

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi .......................................................................................... 5

Page 11: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xi

2.1.3 Etiologi Hipertensi............................................................................................... 6

2.1.4 Epidemiologi Hipertensi ..................................................................................... 9

2.1.5 Faktor Risiko Hipertensi .................................................................................. 10

2.1.6 Patofisiologi Hipertensi ..................................................................................... 14

2.1.7 Diagnosis Hipertensi ......................................................................................... 15

2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi ............................................................................. 18

2.1.9 Faktor Pencetus Komplikasi ............................................................................ 21

2.1.10 Pencegahan Hipertensi.................................................................................... 22

2.2 Pengendalian Penyakit Hipertensi .......................................................................... 23

2.2.1. Definisi Pengendalian ....................................................................................... 23

2.2.2 Bentuk Pengendalian Penyakit Hipertensi ...................................................... 23

2.2.3. Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular .............................................. 24

2.3 Motivasi..................................................................................................................... 24

2.3.1 Definisi Motivasi ................................................................................................ 24

2.3.2 Tujuan, Fungsi, dan Faktor Motivasi .............................................................. 26

2.3.3 Indikator Motivasi dan Aplikasi Dalam Kesehatan ....................................... 27

2.4 Kerangka Teori ........................................................................................................ 28

2.5 Kerangka Konsep ..................................................................................................... 29

2.6 Definisi Operasional ................................................................................................. 30

BAB III ........................................................................................................................... 33

METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 33

3.1 Desain Penelitian ...................................................................................................... 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................. 33

3.3 Populasi Penelitian ................................................................................................... 33

3.4 Jumlah Sampel ......................................................................................................... 33

3.5 Kriteria Sampel ........................................................................................................ 34

3.5.1 Kriteria Inklusi .................................................................................................. 34

3.5.2 Kriteria Eksklusi ............................................................................................... 34

3.6 Cara Keja Penelitian ................................................................................................ 34

3.6.1 Izin Penelitian .................................................................................................... 34

3.6.2 Jenis Data ........................................................................................................... 34

3.6.3 Cara pengumpulan data ................................................................................... 34

3.6.4 Alat pengumpulan data..................................................................................... 35

3.6.5 Alur Penelitian ................................................................................................... 35

Page 12: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xii

3.7 Manajemen Data ...................................................................................................... 36

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 36

3.7.2 Pengolahan Data................................................................................................ 36

3.7.3 Analisis data....................................................................................................... 36

3.7.4 Rencana Penyajian Data ................................................................................... 36

3.7.5 Interpretasi Data ............................................................................................... 36

3.7.6 Pelaporan Hasil Penelitian................................................................................ 36

BAB IV ............................................................................................................................ 37

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 37

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................................... 37

4.1.1 Puskesmas Ciputat Timur ................................................................................ 37

4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................................ 38

4.2.1 Hasil Uji Validitas Data .................................................................................... 38

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas Data .................................................................................. 40

4.3 Hasil .......................................................................................................................... 41

4.3.1 Karakteristik Responden .................................................................................. 41

4.3.2 Distribusi Pengetahuan Hipertensi Responden ............................................... 44

4.3.3 Kualitas Hidup Responden ............................................................................... 48

4.3.4 Riwayat Keluarga Responden .......................................................................... 53

4.3.5 Riwayat Keteraturan Pengobatan Responden ................................................ 56

4.3.6 Gaya Hidup Responden .................................................................................... 59

4.3.7 Motivasi Intrinsik dan Esktrinsik Responden................................................. 70

4.4 Pembahasan .............................................................................................................. 73

4.4.1 Karakteristik Responden .................................................................................. 73

4.4.2 Pengetahuan Hipertensi .................................................................................... 74

4.4.3 Kualitas Hidup .................................................................................................. 75

4.4.4 Riwayat Keluarga .............................................................................................. 76

4.4.5 Riwayat Keteraturan Pengobatan.................................................................... 77

4.4.6 Gaya Hidup ........................................................................................................ 78

4.4.7 Motivasi .............................................................................................................. 82

4.5 Keterbatasan Peneliti ............................................................................................... 85

BAB V ............................................................................................................................. 86

PENUTUP ...................................................................................................................... 86

5.1 Simpulan ................................................................................................................... 86

Page 13: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xiii

5.2 Saran ......................................................................................................................... 87

BAB VI ............................................................................................................................ 88

KERJASAMA RISET ................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 89

LAMPIRAN ................................................................................................................... 99

Page 14: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut American Heart

Association 2017...........................................................................5

Tabel 2.2 Hipertensi krisis : emergensi dan urgensi.....................................6

Tabel 2.3 Etiologi hipertensi sekunder.........................................................7

Tabel 2.4 Prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin menurut

Joint National Commitee 7...........................................................9

Tabel 2.5 Langkah pengukuran tekanan darah pada pelayanan

Kesehatan.....................................................................................17

Tabel 2.6 Modifikasi gaya hidup.................................................................18

Tabel 2.7 Rekomendasi tindak lanjut setelah tekanan darah

meningkat pertama kali................................................................20

Tabel 2.8 Obat anti hipertensi......................................................................20

Tabel 4.1 Uji validitas data..........................................................................38

Tabel 4.2 Hasil uji reabilitas data................................................................39

Page 15: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ambang batas tekanan darah dan rekomendasi untuk perawatan

dan tindak lanjut.............................................................................19

Gambar 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin............................40

Gambar 4.2 Distribusi responden berdasarkan umur.........................................41

Gambar 4.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir..................41

Gambar 4.4 Distribusi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin.............................42

Gambar 4.5 Pengetahuan hipertensi responden.................................................42

Gambar 4.6 Responden mengetahui dirinya menderita hipertensi....................43

Gambar 4.7 Responden mengetahui tekanan darah > 130/80 tinggi.................43

Gambar 4.8 Responden mengetahui hipertensi menyebabkan penyakit

lain yang lebih berat.......................................................................44

Gambar 4.9 Responden menderita hipertensi < (kurang dari) 5 tahun..............44

Gambar 4.10 Responden menderita hipertensi > (lebih dari) 5 tahun.................45

Gambar 4.11 Responden memiliki penyakit kronis lain.....................................45

Gambar 4.12 Kualitas hidup responden..............................................................46

Gambar 4.13 Responden terganggu dengan penyakit hipertensi........................46

Gambar 4.14 Penyakit hipertensi belum mengganggu aktifitas fisik

Responden.....................................................................................47

Gambar 4.15 Penyakit hipertensi mengganggu sebagian aktifitas fisik

Responden.....................................................................................47

Gambar 4.16 Penyakit hipertensi mengganggu seluruh aktifitas fisik

Responden.....................................................................................48

Gambar 4.17 Responden yang ingin menjaga pola makan.................................48

Gambar 4.18 Penyakit hipertensi menghalangi rencana

berpergian jauh responden.............................................................49

Gambar 4.19 Responden ikhlas menerima penyakit hipertensi..........................49

Gambar 4.20 Responden berdoa agar diberi kesembuhan..................................50

Gambar 4.21 Keikhlasan responden mempengaruhi keteraturan

minum obat....................................................................................50

Gambar 4.22 Pengaruh riwayat keluarga responden...........................................51

Gambar 4.23 Riwayat keluarga menderita penyakit hipertensi...........................52

Page 16: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xvi

Gambar 4.24 Riwayat keluarga meninggal karena penyakit hipertensi..............52

Gambar 4.25 Di lingkungan responden ada yang menderita hipertensi..............53

Gambar 4.26 Responden ingin mencari tahu tentang hipertensi karena

keluarga dan lingkungan ada yang menderita hipertensi...............53

Gambar 4.27 Riwayat pengobatan dan keteraturan berobat................................54

Gambar 4.28 Responden rutin memeriksa tekanan darah 1 bulan sekali............54

Gambar 4.29 Responden periksa tekanan darah hanya bila ada keluhan

Tertentu..........................................................................................55

Gambar 4.30 Responden sangat jarang memeriksakan tekanan darah................55

Gambar 4.31 Responden mengkonsumsi obat hipertensi....................................56

Gambar 4.32 Responden rutin dan patuh mengkonsumsi obat hipertensi

sesuai anjuran dokter......................................................................56

Gambar 4.33 Responden sudah tidak mengkonsumsi obat hipertensi

meskipun masih menderita hipertensi............................................57

Gambar 4.34 Gaya hidup responden....................................................................57

Gambar 4.35 Responden mengkonsumsi buah 1x sehari....................................58

Gambar 4.36 Responden mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari.......58

Gambar 4.37 Responden makan makanan yang digoreng setiap hari.................59

Gambar 4.38 Responden mengkonsumsi total garam < (kurang dari) 1

sendok teh per hari.........................................................................59

Gambar 4.39 Responden membatasi asupan garam dengan memasak

makanan sendiri dirumah...............................................................60

Gambar 4.40 Responden mengkonsumsi makanan cepat saji > (lebih dari)

3x seminggu...................................................................................60

Gambar 4.41 Responden minum kopi..................................................................61

Gambar 4.42 Responden minum kopi > (lebih dari) 2 cangkir per hari..............61

Gambar 4.43 Responden mengkonsumsi alkohol 1 gelas seminggu...................62

Gambar 4.44 Responden menjaga berat badan dalam kisaran normal................62

Gambar 4.45 Responden mengetahui berat badan berlebih dapat

mempengaruhi tekanan darah........................................................63

Gambar 4.46 Responden melakukan aktivitas fisik setiap hari

(berkebun, menyapu, mencuci, mengepel lantai)..........................63

Page 17: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xvii

Gambar 4.47 Responden berjalan kaki setidaknya 30 menit dalam satu hari.....64

Gambar 4.48 Responden berolahraga 3 – 4 kali dalam seminggu selama

30 menit........................................................................................64

Gambar 4.49 Responden merokok 1 batang per hari dalam 1 bulan

Terakhir........................................................................................65

Gambar 4.50 Responden mempunyai keluarga yang merokok dan

tinggal serumah............................................................................65

Gambar 4.51 Responden berada dalam lingkungan orang yang

merokok meskipun bukan perokok..............................................66

Gambar 4.52 Responden mudah stress..............................................................66

Gambar 4.53 Responden tidur kurang dari 6 jam pada malam hari..................67

Gambar 4.54 Responden beristirahat ketika lelah.............................................67

Gambar 4.55 Motivasi responden......................................................................68

Gambar 4.56 Responden mengontol penyakit hipertensi

karena keluarga/lingkungannya ada yang menderita

hipertensi.....................................................................................68

Gambar 4.57 Responden tidak ingin keturunannya ada yang menderita

hipertensi karena mereka.............................................................69

Gambar 4.58 Responden ingin hidup sehat tanpa obat-obatan seperti orang

yang tidak hipertensi....................................................................69

Gambar 4.59 Responden tahu penyakit hipertensi dapat dikontrol jika

mereka mengontrol tekanan darah dan minum obat....................70

Gambar 4.60 Responden mempunyai keluarga yang mengingatkan untuk

kontrol tekanan darah dan minum obat secara rutin....................70

Gambar 4.61 Responden memiiki keluarga dan teman yang mendukung

Mereka.........................................................................................71

Page 18: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perizinan penelitian.......................................................................98

Lampiran 2 Kuesioner penelitian......................................................................99

Lampiran 3 Data tekanan darah responden ....................................................104

Lampiran 4 Dokumentasi penelitian ..............................................................107

Lampiran 5 Data penulis ................................................................................108

Page 19: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xix

DAFTAR SINGKATAN

NHLBI : National Heart, Lung and Blood Institute

AHA : American Heart Association

WHO : World Health Organization

DALYS : Disability Adjusted Life Years

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

PTM : Penyakit Tidak Menular

DASH : Dietary Approach to Stop Hypertension

KB : Keluarga Berencana

NSAID : Non Steroid Anti Inflammatory Drugs

JNC : Joint National Commitee

FHS : Framigham Heart Study

CVD : Cardio Vascular Disease

SBP : Systolic Blood Pressure

DBP : Diastolic Blood Pressure

NHANES : National Health and Nutrition Examination Survey

ACE : Angiotensin Converting Enzyme

IMT : Indeks Massa Tubuh

BP : Blood Pressure

mo : Month

TD : Tekanan Darah

HT : Hipertensi

ASCVD : Atherosclerotic Cardio Vascular Disease

TDS : Tekanan Darah Sistolik

TDD : Tekanan Darah Diastolik

LDL : Low Density Lipoproteins

Posbindu : Pos Pembinaan Terpadu

UPT : Unit Pelayanan Terpadu

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

CCB : Calcium Channel Blocker

ARB : Angiotensin Reseptor Blocker

Page 20: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

xx

Page 21: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum ditemukan

dalam praktik kedokteran primer. Menurut National Heart, Lung and Blood

Institute (NHLBI), 1 dari 3 pasien menderita hipertensi. Hipertensi juga

merupakan faktor risiko infark miokard, stroke, gagal ginjal akut, dan juga

kematian.1

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut American Heart

Association (AHA) Guideline 2017 adalah peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 130 mm Hg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mm Hg atau lebih

tinggi, pada dua kali hingga 3 kali pengukuran dengan selang waktu lima menit

dalam keadaan cukup istirahat/tenang akan meminimalkan kesalahan dalam

pengukuran.2

Menurut World Health Organization (WHO), peningkatan tekanan darah

mengakibatkan 1,6 % kematian dari total 63,2 % jumlah kematian.1 Hal ini

terhitung dapat mengakibatkan 57 juta penurunan kualitas hidup dari total 3.7 %

Disability-Adjusted Life Years (DALYS).1

Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu

milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara

berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Hipertensi telah

mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta

kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita hipertensi

sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan.3

Prevalensi hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8 %,

tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9)%, sedangkan terendah di Papua

sebesar (16.8)%. Berdasarkan data tersebut dari 25,8% orang yang mengalami

hipertensi hanya 1/3 orang yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak terdiagnosis. Data

menunjukkan hanya 0.7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi minum

obathipertensi.4

Page 22: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

2

Dari data Riskesdas, prevalensi hipertensi di Provinsi Banten berdasarkan

diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 8,7% lebih tinggi dari angka Nasional

(7,2%), demikian pula berdasarkan riwayat minum obat hipertensi adalah 9,4%

lebih tinggi dari angka Nasional (7,6%). Menurut Kabupaten/Kota, prevalensi

hipertensi berdasarkan tekanan darah berkisar antara 23,2% - 36,1%, dan

prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Tangerang, sedangkan terendah di

Kota Tangerang. Sementara prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh

tenaga kesehatan dan atau minum obat hipertensi berkisar antara 7,4% - 11,6%.5

Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan

komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan

kebutaan. Stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%) merupakan penyebab

kematian tertinggi. Kerusakan organ target akibat komplikasi hipertensi akan

tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi

tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.3 Oleh karena itu butuh

peran serta dari pasien hipertensi tersebut dalam upaya pengendalian hipertensi.

Untuk mengelola penyakit hipertensi, Kementrian Kesehatan membuat

kebijakan antara lain skrining/deteksi dini, meningkatkan akses masyarakat

terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan Posbindu Pengendalian Penyakit

Tidak Menular (PTM), dan meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan

hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM, antara lain

peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional, sarana

prasarana dan pengendalian PTM secara komprehensif terutama promotif dan

preventif. Pasien hipertensi dapat mengendalikan penyakit hipertensi dengan cara

modifikasi diet seimbang, mengubah gaya hidup sesuai Dietary Approach to Stop

Hypertension (DASH), serta minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter.6

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, hanya 0,4%

kasus yang minum obat hipertensi padahal pencegahan dalam pelayanan sudah

ditingkatkan, karena PTM tidak dapat dikendalikan apabila tidak timbul dari

keinginan masing-masing untuk mencegahnya.7

Dengan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana

motivasi dan kesadaran untuk mengendalikan hipertensi pada pasien hipertensi di

Puskesmas Ciputat Timur.

Page 23: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana motivasi masyarakat terhadap pengendalian hipertensi di

Puskesmas Ciputat Timur ?

1.3 Hipotesis

Terdapat motivasi yang baik pada masyarakat di Puskesmas Ciputat Timur

terhadap pengendalian hipertensi.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui motivasi pasien hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur

terhadap upaya pengendalian hipertensi.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik responden dengan penyakit hipertensi di

Puskesmas Ciputat Timur.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan responden terhadap penyakit

hipertensi.

3. Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup responden dengan penyakit

hipertensi.

4. Untuk mengetahui riwayat keluarga responden dengan penyakit hipertensi.

5. Untuk mengetahui riwayat keteraturan pengobatan responden dengan

penyakit hipertensi.

6. Untuk mengetahui gaya hidup responden dengan penyakit hipertensi.

7. Untuk mengetahui motivasi intrinsik dan ekstrinsik responden terhadap

pengendalian hipertensi.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat bagi responden

Memberikan wawasan tentang bahaya penyakit hipertensi dan cara

pengendaliannya.

Page 24: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

4

1.5.2 Manfaat bagi layanan kesehatan primer

1. Bahan informasi tentang gambaran motivasi pasien hipertensi di

Puskesmas Ciputat Timur sehingga dapat menjadi masukan dalam upaya

promotif/penyuluhan.

2. Masukkan untuk layanan primer dalam upaya membantu mengendalikan

hipertensi secara ekstrinsik.

1.5.3 Manfaat bagi perguruan tinggi

1. Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Sarana informasi dan database sehingga dapat menjadi rujukan untuk

melakukan riset selanjutnya yang berhubungan dengan riset ini.

3. Menambah informasi terkait motivasi pengendalian hipertensi yang dapat

memberikan rujukan bagi mahasiswa.

1.5.4 Manfaat bagi peneliti

1. Meningkatkan kemampuan berpikir logik dan analitik.

2. Mendapatkan pengalaman di bidang penelitian kesehatan masyarakat.

3. Mendapatkan masukan untuk melakukan upaya pengendalian hipertensi

bagi diri sendiri.

4. Mengetahui tingkat motivasi pada pasien hipertensi di Puskesmas Ciputat

Timur.

Page 25: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Definisi Hipertensi

Tekanan darah adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian

pembuluh arteri saat darah dipompa ke seluruh peredaran darah. Tekanan darah

tidak pernah konstan dan dapat berubah drastis dalam hitungan detik,

menyesuaikan diri dengan tuntutan pada saat itu.8

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut American Heart

Association (AHA) Guideline 2017 adalah peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 130 mm Hg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mm Hg atau lebih

tinggi, pada dua kali hingga 3 kali pengukuran dengan selang waktu lima menit

dalam keadaan cukup istirahat/tenang akan meminimalkan kesalahan dalam

pengukuran.2

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

Menurut 2017 AHA Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation,

and Management of High Blood Pressure in Adults, klasifikasi tekanan darah

pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, meningkat, hipertensi

stadium 1, hipertensi stadium 2 dan pembagian hipertensi krisis yaitu hipertensi

emergensi dan urgensi. Tabel 2.1 adalah klasifikasi tekanan darah berdasarkan

tingkat sistolik dan diastoliknya, dan tabel 2.2 adalah klasifikasi untuk hipertensi

krisis.2

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut AHA 2017. Klasifikasi hipertensi

dibagi menjadi katagori normal, meningkat, stadium 1, stadium 2.2

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal <120 mm Hg (dan) <80 mm Hg

Meningkat 120-129 mm Hg (dan) <80 mm Hg

Stadium 1 130-139 mm Hg (atau) 80-89 mm Hg

Stadium 2 ≥ 140 mm Hg (atau) ≥ 90 mm Hg

Page 26: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

6

Pedoman terbaru menghilangkan katagori pre-hipertensi dan

mengkatagorikan pasien sebagai tekanan darah meningkat (120-129 pada sistolik

dan ≤ 80 untuk diastolik) atau hipertensi derajat 1 (130-139 pada sistolik, dan 80-

89 pada diastolik), sementara pedoman sebelumnya mengklasifikasikan 140/90

mm Hg sebagai hipertensi derajat 1, di pedoman yang sekarang angka tersebut

masuk dalam katagori hipertensi derajat 2.

Pedoman ini lebih menekankan pentingnya penggunaan yang tepat dalam

pengukuran tekanan darah, direkomendasikan untuk mengukur tekanan darah

sendiri dirumah dengan alat yang telah tervalidasi.

Tabel 2.2 Hipertensi Krisis : Emergensi dan Urgensi2. Klasifikasi hipertensi

dengan tekanan darah diatas >180 mm Hg dibagi menjadi hipertensi urgensi dan

emergensi.

Hipertensi Krisis Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Hipertensi Urgensi >180 mm Hg dan/atau >120 mm Hg

Hipertensi Emergensi >180 mm Hg + terdapat

kerusakan organ

dan/atau >120 mm Hg +

terdapat kerusakan organ

Hipertensi urgensi dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah yang tidak

akut, pasien dalam keadaan stabil dan tidak ada hubungan dengan kerusakan

organ lain, sedangkan hipertensi emergensi adalah keadaan yang lebih parah pada

peningkatan tekanan darah dan dikaitkan dengan kerusakan organ yang baru atau

bertambah parah.

Klasifikasi dari tekanan darah tinggi pada dewasa umur 18 tahun keatas

adalah rata-rata dari dua atau lebih hasil tekanan darah yang telah diukur pada saat

datang ke pelayanan kesehatan. Jika tekanan darah sistolik terukur dan diastolik

jatuh pada dua katagori yang berbeda, maka klasifikasi yang diambil berdasarkan

tekanan darah tertinggi dari dua tekanan darah tersebut.9

2.1.3 Etiologi Hipertensi

Ada pun jenis hipertensi dibagi menjadi :

Berdasarkan penyebab

a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial

Page 27: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

7

Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak

(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.10

b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial Hipertensi yang diketahui

penyebabnya.

Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit

ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian

obat tertentu (misalnya pil KB). Yang paling sering menjadi penyebab terjadinya

hipertensi sekunder adalah penyakit pada ginjal seperti penyakit ginjal kronik.

Hipertensi ini muncul secara tiba-tiba dan sering kali menyebabkan peningkatan

tekanan darah yang lebih tinggi daripada hipertensi primer.4

Tabel 2.3 Etiologi Hipertensi Sekunder.10

Klasifikasi etiologi hipertensi

berdasarkan penyakit mendasar dan akibat obat-obatan dan produk lainnya.

Penyakit Mendasar Obat-Obatan dan Produk Lainnya

Penyakit ginjal NSAID (non steroid anti inflammatory drugs)

contoh : ibuprofen, naproxen

Tumor kelenjar adrenal Pil Keluarga Berencana (KB)

Penyakit tiroid Dekongestan (pseudoephedrine, phenylephrine)

Kelainan pembuluh darah kongenital Kokain

Keracunan alkohol atau pemakaian alkohol

jangka panjang

Amphetamine (contoh : amphetamine,

methylprednisolone, dexamethasone,

hydrocortison)

Sleep apnea Kortikosteroid (contoh : prednisolone,

methylprednisolone, dexamethasone,

hydrocortisone)

Makanan Makanan (makanan tinggi sodium, makanan

kaleng, salad dressing, keju, keripik, makanan

tinggi gula)

Minuman Alkohol

2. Berdasarkan bentuk

a. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension)

Merupakan subtipe hipertensi yang tidak dikenal, didefinisikan sebagai

tekanan diastolik ≥ 90 mm Hg dan tekanan sistolik ≤ 140 mm Hg. Prevalensi

hipertensi diastolik tinggi di antara kelompok usia yang lebih muda, terutama di

Page 28: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

8

negara-negara berkembang. Meskipun hipertensi diastolik memiliki risiko

kematian kardiovaskular, hipertensi ini berhubungan dengan peningkatan risiko

kardiovaskular.11

b. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi)

Hipertensi campuran adalah ketika tekanan sistolik adalah ≥140 mm Hg

dan tekanan diastolik ≥ 90 mm Hg atau lebih.12

Subtipe hipertensi ini muncul

akibat kombinasi peningkatan kekakuan ateri bersama dengan meningkatnya

resistensi arteriolar.13

c. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)

Didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik sebesar 140 mmHg dan

tekanan darah diastolik < 90 mmHg.14

Hal ini terutama terjadi pada pasien usia

lanjut, dan hal ini tidak biasa pada orang dewasa muda dan setengah baya.

Terdapat peningkatan secara linear baik di tekanan darah sistolik maupun

diastolik hingga dekade kehidupan kelima atau keenam, setelah itu terjadi secara

bertahap penurunan tekanan diastolik saat tekanan sistolik terus meningkat.15

Terdapat jenis hipertensi yang lain:

1. Hipertensi Pulmonal

Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada

pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan

pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi

pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi

dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer

sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan

pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3

kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival / sampai timbulnya gejala

penyakit sekitar 2-3 tahun.10

Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National

Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg

atau "mean"tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau

lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pad a

jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya

kelainan paru.16

Page 29: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

9

2. Hipertensi Pada Kehamilan

Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat

kehamilan, yaitu:

a. Preeklampsia-eklampsia

Preeklampsia adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda hipertensi,

edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.10

b. Hipertensi kronik

Yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung janin.10

c. Preeklampsia pada hipertensi kronik

Gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik.10

d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.

Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang

mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada

yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan

faktor keturunan, dan lain sebagainya.10

2.1.4 Epidemiologi Hipertensi

Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat tersebut masih berdasarkan

klasifikasi JNC 7 pada tahun 2017 diukur berdasarkan usia dan jenis kelamin

Tabel 2.4 Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut JNC 7.17

Prevalensi dibagi berdasarkan umur, 20-44 tahun, 45-54 tahun, 55-64 tahun, 65-

74 tahun, dan >75 tahun.

Laki-laki Perempuan

20-44 tahun 11.2% 9.9%

45-54 tahun 32.8% 26.6%

55-64 tahun 53.3% 51.5%

65-74 tahun 64.0% 63.2%

>75 tahun 71.4% 77.8%

Pada tabel diatas menunjukkan pada usia 20-44 tahun laki-laki cenderung

lebih tinggi presentasenya daripada wanita, tetapi pada usia >75 tahun wanita

cenderung lebih tinggi 6.4% daripada pria. Sedangkan belum ada prevalensi yang

didapat pada pengukuran menurut AHA 2017.

Page 30: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

10

Dari data Riskesdas tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang

didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, persentase

tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),

Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di

Indonesia yang didapat melalui kuesioner, terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar

9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar

9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Responden yang

mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar

0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% +

0,7 %).18

Pada analisis hipertensi terbatas pada usia 15-17 tahun menurut JNC VII

2003 didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki 6,0% dan

perempuan 4,7%), perdesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%).4

Analisa prevalensi dari Riskesdas ditemukan cenderung lebih tinggi pada

perempuan daripada laki-laki, dan pada daerah perkotaan cenderung lebih tinggi

daripada daerah perdesaan. Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada

kelompok pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan

akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang baik.

Dari hasil Riskesdas Provinsi Banten tahun 2007, hasil menurut

Kabupaten/Kota, prevalensi hipertensi berdasarkan tekanan darah berkisar antara

23,2% - 36,1%, dan prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Tangerang,

sedangkan terendah di Kota Tangerang. Sementara prevalensi hipertensi

berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau minum obat hipertensi

berkisar antara 7,4% - 11,6%.5

2.1.5 Faktor Risiko Hipertensi

Beberapa faktor dapat meningkatkan resiko seseorang untuk menderita

hipertensi. Faktor resiko diantaranya adalah kondisi kesehatan, gaya hidup, dan

genetik keluarga. Beberapa faktor resiko tidak dapat dikontrol, tetapi ada juga

faktor resiko yang dapat dikontrol untuk mengendalikan hipertensi diantaranya :17

2.1.5.1 Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol

Dibawah ini adalah faktor risiko yang dapat dikontrol, antara lain :

Page 31: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

11

1. Merokok

Lebih dari 400.000 orang, atau satu dari lima orang meninggal setiap tahun

akibat merokok di Amerika Serikat. Rokok mengandung nikotin, zat

karsinogenik, dan 4000 jenis racun lainnya. Nikotin merupakan bahan utama

dalam rokok yang menyebabkan sifat addiktif dari rokok. Zat-zat racun terutama

nikotin yang terkandung didalam rokok dapat menyebabkan penggumpalan di

pembuluh darah sehingga menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh

darah. Bahan-bahan yang berasal dari endotel ini selanjutnya akan mengakibatkan

hipertrofi struktural yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan curah

jantung dan/atau tahanan perifer.19

2. Kurangnya aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmHg. Lakukan

aktivitas fisik intensitas sedang pada kebanyakan atau setiap hari pada 1 minggu

(total harian dapat diakumulasikan, misalnya 3 sesi selama 10 menit)20

3. Berat badan berlebih

Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20

mmHg/penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pinggang <94 cm untuk pria dan

<80 mmHg untuk wanita, indeks massa tubuh 25 kg/m2. Rekomendasi penurunan

berat badan meliputi nasihat menurani asupan kalori dan juga meningkatkan

aktivitas fisik.17

4. Pengaturan pola makan

Adopsi pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dapat

menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mm. Lebih banyak makan buah sayur-

sayuran dan produk susu rendah lemak dengan kandungan lemak jenuh dan total

lebih sedikit kaya potassium dan calcium.17

5. Kurangi asupan garam berlebih

Restriksi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg.

Konsumsi sodium chloride<6g /hari (100 mmol sodium/hari). Rekomendasikan

makanan rendah aram sebagai bagian pola makan sehat.17

6. Batasi asupan alkohol

Pembatasan konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-

4 mmHg. Maksimum 2 minuman standar/ hari: 1 oz atau 30 ml ethanol

Page 32: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

12

misalnya bir 24 oz wine 10 oz atau 3 oz80-proof whiskey untuk pria dan 1

minuman standar/hari untuk wanita.21

7. Stress

Hubungan terjadinya hipertensi akibat stress psikososial diduga akibat

aktivitas berlebihan dari saraf simpatis sehingga mengakibatkan peningkatan

kontraktilitas jantung dan pada akhirnya terjadi peningkatan curah jantung

dan/atau tahanan perifer.22

8. Konsumsi kopi

Orang yang memiliki kebiasaan minum kopi sehari 1-2 cangkir per hari

meningkatkan risiko hipertensi sebanyak 4,12 kali lebih tinggi dibanding subjek

yang tidak memiliki kebiasaan minum kopi.

2.1.5.2 Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol

1. Usia

Prevalensi hipertensi meningkat tajam dengan bertambahnya usia, tetapi

ada juga sekitar 8.6% pria dan 6.2% wanita yang menderita hipertensi pada usia

20-34 tahun, selebihnya 76.4% dari pria dan 79.9% dari wanita usia >75 tahun

menderita hipertensi. Pada populasi usia lanjut, hipertensi menjadi faktor resiko

terbesar terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah.23

Jika dilihat dari perspektif yang lain, hipertensi sudah mempengaruhi

banyak individu selama masa hidup mereka daripada penyakit lain. Konsep

“risiko seumur hidup” yang disandang hipertensi memperkirakan risiko

pengembangan penyakit selama sisa hidup seseorang dan risiko kematian akibat

penyakit tersebut. Data dari Framingham Heart Study (FHS), sebuah studi

epidemiologi Cardio Vascular Disease (CVD) yang telah berlangsung lama,

menunjukkan bahwa untuk pria dan wanita yang bebas hipertensi pada usia 55

tahun, risiko seumur hidup untuk terjadi hipertensi sampai usia 80 tahun adalah

93% dan 91%. Dengan kata lain 9 dari 10 orang dewasa akan mengalami

hipertensi sebelum mereka meninggal. Bahkan mereka yang mencapai usia 65

tahun bebas hipertensi masih memiliki risiko seumur hidup tersisa sebesar 90%.24

Systolic Blood Pressure (SBP) meningkat seiring bertambahnya usia.

Sebaliknya tingkat Diastolic Blood Pressure (DBP) meningkat sampai sekitar usia

50-55 tahun, setelah itu ada fase plateu selama beberapa tahundan kemudian

Page 33: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

13

mengalami penurunan yang stabil sampai akhir masa hidupnya. Berbagai faktor

mempengaruhi seperti pemenuhan dan kekakuan dinding arteri menyebabkan

kenaikan tekanan sistolik dan turunnya tekanan diastolik seiring bertambahnya

umur. Kedua fenomena tersebut berkontribusi terhadap peningkatan tekanan nadi

yang didefinisikan sebagai SBP – DBP setelah usia 50 tahun.25

Jadi hipertensi terutama hipertensi sistolik adalah kondisi penuaan yang

hampir universal, dan hanya sedikit yang tidak mengalami hal tersebut. Hanya di

masyarakat dengan asupan garam rendah, tingkat aktivitas fisik sangat tinggi dan

berat badan ideal jarang terjadi.23

2. Genetik

Genetika hipertensi bersifat kompleks dan tanpa diketahui gen tunggal apa

yang dikenal memainkan peran utama, melainkan banyak gen dengan efek ringan

masing-masing yang bereaksi dengan rangsangan lingkungan yang berbeda

terhadap tekanan darah. Studi telah menyebutkan bahwa pada pembacaan tekanan

darah 30 – 50 % disebabkan heritabilitas genetik dan sekitar 50 % terhadap faktor

lingkungan.26

3. Faktor Riwayat Keluarga

Penderita hipertensi didapatkan riwayat faktor hipertensi dalam

keluarganya sebesar 70-80%. Apabila riwayat keluarga hipertensi didapatkan pada

kedua orang tua, maka terjadi hipertensi akan lebih besar.

Berbagai penelitian dan study kasus menguatkan bahwa faktor keturunan

merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi, dimana jika dalam

keluarga/orang tua ada yang menderia hipertensi 25-60% akan terjadi pada

anaknya.

4. Jenis Kelamin

Hasil pengamatan Third National Health and Nutrition Examination

Survey (NHANES) III memperlihatkan bahwa prevalensi hipertensi lebih tinggi

pada populasi laki-laki dibandingkan populasi perempuan pada kelompok

sebelum menopause. Pada masa setelah menopause atau mendekati usia 60 tahun

maka prevalensi hipertensi kedua kelompok hampir sama. Latar belakang ini

disebabkan karena pada perempuan mengalami siklus menstruasi maka terdapat

kehilangan volume darah secara teratur setiap bulan sehingga terjadi pengurangan

Page 34: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

14

volume intravaskuler secara berkala yang akan berhenti setelah menopause.

Dengan bertambahnya usia, pada kelompok 65 tahun keatas prevalensi hipertensi

akan lebih tinggi terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.27

Salah satu penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa hipertensi lebih

banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki, hasil Riskesdas tahun 2007

oleh Provinsi Banten menunjukkan masyarakat yang terdiagnosis hipertensi pada

laki-laki sebesar 6.9% dan pada wanita 10.3%, terdiagnosis hipertensi dan sedang

dalam minum obat pada laki- laki sebesar 7.7% sedangkan pada wanita 10.9%,

dan masyarakat yang telah diukur langsung oleh petugas kesehatan menunjukkan

presentase 26.2% pada laki-laki dan 28.9% pada perempuan.5

5. Ras

Masyarakat berkulit hitam lebih mempunya rasio tinggi untuk menderita

hipertensi daripada bukan berkulit hitam, dan semua penyakit yang berkaitan

dengan hipertensi seperti stroke. Tingkat resiko yang tinggi pada masyarakat ini

mengharuskan pemberian atensi yang lebih tinggi walaupun kejadiannya rendah,

dan ada perbedaan kriteria untuk diagnosis masyarakat kulit hitam dan putih.28

2.1.6 Patofisiologi Hipertensi

Beberapa faktor yang saling terkait berkontribusi dalam peningkatan

tekanan darah pada pasien hipertensi, dengan peran yang relatif berbeda antar

individu. Faktor-faktor yang telah dipelajari secara intensif adalah asupan garam,

obesitas, resistensi insulin, sistem renin-angiotensin, dan sistem saraf simpatik.29

a. Curah jantung dan resistensi perifer

Tekanan darah yang normal tergantung pada keseimbangan antara curah

jantung dan resistensi vaskular perifer. Pada hipertensi yang sangat awal,

resistensi perifer tidak meningkat dan elevasi tekanan darah disebabkan oleh

curah jantung yang meningkat, yaitu terkait dengan aktifitas simpatik berlebih.29

Resistensi perifer ditentukan oleh arteriol kecil, yang pada dindingnya

terdapat sel otot polos. Kontraksi sel otot polos terkait dengan peningkatan

kalsium intraselular. Vasokonstriksi yang berkepanjangan juga menyebabkan

perubahan struktural yang dimediasi oleh angiotensin, yang mengarah pada

peningkatan resistensi perifer yang irreversible.29

Page 35: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

15

b. Sistem Renin-angiotensin

Renin disekresikan dari aparatus juxtaglomerulus di ginjal, renin mereson

jika terjadi hipoperfusi di glomerulus, respon ini juga berlangsung terhadap

rangsangan dari sistem saraf simpatik. Renin bertanggung jawab dalam mengubah

renin substrat (angiotensinogen) ke angiotensin I yang secara fisiologis tidak aktif

yang dengan cepat diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin coverting

enzyme (ACE).29

Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang kuat dan dengan demikian

menyebabkan peningkatan tekanan dalam darah. Selain itu, merangsang pelepasan

aldosteron dari zona glomerulosa dari kelenjar adrenal, yang menghasilkan

peningkatan lanjut dalam tekanan darah yang berhubungan dengan natrium dan

retensi air.29

c. Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom memiliki peran penting dalam menjaga tekanan darah

normal, dan juga dalam mediasi perubahan tekanan darah jangka pendek saat stres

dan latihan fisik. Beberapa nukti menunjukkan bahwa epinefrin (adrenalin) dan

norepinefrin (noradrenalin) memiliki peran yang jelas dalam etiologi hipertensi.29

d. Disfungsi endotel

Sel-sel endotel vaskular berperan dalam regulasi kardiovaskular dengan

menghasilkan sejumlah agen vasoaktif lokal yang kuat, termasuk molekul

vasodilator nitrat oksida dan vasokonstriktor peptida endotelin.29

Disfungsi

endotel mempengaruhi peningkatan tekanan darah, tegangan vaskular oksidatif

yang berlebihan dan peradangan vaskular merupakan karakteristik sentral dari

disfungsi endotel dan penurunan keduanya telah terbukti dapat mengembalikan

fungsi endotel.30

2.1.7 Diagnosis Hipertensi

Peningkatan tekanan darah adalah respons fisiologis normal terhadap

olahraga dan stress. Hipertensi arteri sistemik adalah kondisi peningkatan tekanan

darah non fisiologis. Hal ini dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara sistem

hormonal, neurologis dan endotel lokal.

Page 36: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

16

Pengukuran tekanan darah menjadi biomarker untuk kedua hipertensi,

penyakit jantung dan ginjal. Pengukuran tekanan darah adalah indikator

prognostik dan target pengobatan dan banyak uji klinis telah menunjukkan bahwa

mengurangi tekanan darah yang terus meningkat secara terus menerus mengurangi

morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan hipertensi.

Guideline hipertensi terbaru menunjukkan perubahan definisi dari

hipertensi, yaitu 130 mm Hg atau lebih dari tekanan sistolik dan 80 mm Hg atau

lebih, pada petunjuk klinis yang baru, maka 140 mm Hg atau lebih tekanan

sistolik dan 90 mm Hg atau lebih tekanan diastolik dikelompokkan menjadi

hipertensi tingkat 2. Pasien dengan diagnosis hipertensi tingkat 1 dan 2 harus

konsultasi dengan petugas medis untuk pengobatan lebih lanjut. Tekanan darah

yang sangat tinggi (sistolik >180 mm Hg dan diastolik > 120 mm Hg) dengan

kerusakan organ lain masih dikatagorikan sebagai hipertensi.

2.1.7.1 Pengukuran Tekanan Darah

Walaupun pengukuran hipertensi terkesan mudah, tetapi kesalahan sering

kali terjadi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam mengkatagorikan tekanan

darah pasien. Pertama kita harus mengevaluasi pasien dari hipertensinya, apakah

pasien adalah hipertensi primer dengan pola hidup yang tidak dapat dimodifikasi,

atau pasien dengan hipertensi sekunder dengan faktor yang dapat dimodifikasi,

dan penyebab hipertensi tersebut juga perlu di eksplorasi dan dikoreksi sebelum

anda mendiagnosis hipertensi.

Meskipun sudah sering diindikasikan bahwa penyebab hipertensi esensial

tidak diketahui, namun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah

diantaranya obesitas, resistensi insulin, asupan alkohol yang tinggi, asupan garam

yang tinggi, penuaan, gaya hidup, stres, asupan kalium yang rendah dan asupan

kalsium yang rendah, serta riwayat hipertensi dalam keluarga.31

Kemudian jika poin-poin tersebut sudah dievaluasi, pemeriksa dapat

melakukan pemeriksaan kepada pasien, dengan langkah-langkah pada tabel 2.5

berikut untuk mengukur hipertensi pada saat pasien berada di pelayanan

kesehatan.

Page 37: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

17

Tabel 2.5 Langkah Pengukuran Tekanan Darah pada Pelayanan Kesehatan.14

Langkah-Langkah Petunjuk Pemeriksaan

1. Persiapkan pasien Perintahkan pasien untuk rileks, duduk

di kursi (dengan kaki menapak pada

lantai, dan punggung bersandar pada

kursi selama >5 menit)

Pastikan pasien menghindari

mengonsumsi kafein, melakukan

aktifitas fisik, dan merokok 30 menit

sebelum pengukuran

2. Gunakan teknik yang sesuai untuk

pengukuran tekanan darah

Taruh lengan pasien pada meja

Gunakan ukuran manset yang sesuai,

posisi tengah manset pada lengan atas

pasien pada titik sternum

3. Lakukan pengukuran untuk keperluan

diagnosis dan pengobatan

Pada kunjungan pertama, ukur tekanan

darah pada kedua lengan dan tentukan

lengan mana yang paling tinggi

Gunakan perkiraan tekanan denyut

nadi radial yang teraba untuk sistolik

dan manset mengembang 20-30

mmHg di atas tingkat ini menentukan

tingkat tekanan darah

Kurangi tekanan manset 2 mm Hg per

detik dan dengarkan bunyi Korotkoff

4. Catat pengukuran tekanan darah yang

akurat

Catat tekanan sistolik pada saat bunyi

Korotkoff pertama dan menghilangnya

semua bunyi Korotkoff tersebut

menentukan tekanan diastoliknya,

catat di nomor yang terdekat

5. Rata-rata pembacaan Rata-rata berdasarkan ≥ 2 pembacaan

yang diperoleh dari ≥ 2 kesempatan

untuk memperkirakan besar tekanan

darah pasien

6. Berikan pembacaan tekanan darah

kepada pasien

Berikan pasien pembacaan tekanan

darah sistolik dan diastolik secara

verbal dan tertulis

Page 38: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

18

2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi

2.1.8.1 Tata Laksana Non Farmakologi

Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa risiko

kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap

awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4-6 bulan. Bila setelah jangka waktu

tersebut tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau

didapatkan faktor risiko kardiovaskular lain, maka sangat dianjurkan untuk

memulai terapi farmakologi.

Modifikasi gaya hidup sebagai usaha untuk menurunkan tekanan darah bisa

dilakukan sebagai cara berikut :

Tabel 2.6 Modifikasi Gaya Hidup.32

Modifikasi serta rekomendasi penurunan

berat badan, pengaturan pola makan, mengurangi asupan garam, alkohol dan

melakukan aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah.

Modifikasi Rekomendasi Penurunan SBP

Penurunan berat badan Turunkan kelebihan berat

badan (IMT 18.5-24.9)

5-20 mmHg/10 kg berat badan

turun

Pengaturan pola makan sesuai

DASH

Konsumsi buah, sayur dan

makanan rendah lemak untuk

mereduksi penimbunan lemak

8-14 mmHg

Kurangi asupan garam Turunkan konsumsi sodium

maksimal 100 mmol/hari (2.4

gram sodium atau 6 gram

sodium klorida)

2-8 mmHg

Aktivitas fisik Lakukan gerakan aerobik yang

sederhana seperti berjalan kaki

(setidaknya 30 menit/hari

setiap hari)

4-9 mmHg

Kurangi asupan alkohol Batasi konsumsi tidak lebih

dari 2 gelas per hari untuk pria

dan 1 gelas untuk wanita

2-4 mmHg

2.1.8.2 Tata Laksana Farmakologi

Anjuran pemberian farmakologi secara umum adalah, awali obat

antihipertensi dengan 2 agen lini pertama dengan kelas yang berbeda untuk orang

dewasa dengan hipertensi derajat 2 dengan tekanan darah lebih dari 20/10 mm Hg

Page 39: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

19

lebih tinggi dari targertnya. Pedoman yang diperbarui merekomendasikan untuk

memulai terapi antihipertensi dengan 2 agen untuk hipertensi derajat 2. Kemudian

untuk terapi orang dewasa dengan hipertensi derajat 1 dan golongan kurang dari

130/80, berikan terapi dengan agen tunggal. Hati-hati saat memulai farmakoterapi

antihipertensi dengan 2 obat pada pasien yang lebih tua, karena hipotensi atau

hipotensi ortostatik dapat terjadi.33

Gambar 2.1 Ambang batas tekanan darah dan rekomendasi untuk perawatan dan

tindak lanjut.33

Tabel 2.7 Rekomendasi Tindak Lanjut Setelah Tekanan Darah Meningkat

Pertama Kali.33

Rekomendasi untuk orang normal, TD meningkat, HT derajat 1

dan 2.

Page 40: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

20

Rekomendasi Untuk Tindak Lanjut Setelah Tekanan Darah Meningkat Pertama Kali

COR Rekomendasi

I Dewasa dengan tekanan darah meningkat atau hipertensi derajat 1 dan mempunyai

estimasi risiko ASCVD kurang dari 10% harus dilakukan terapi non farmakologi,

dan ulang pemeriksaan tekanan darah selama 3 sampai 6 bulan kemudian.

I Dewasa dengan hipertensi derajat 1 yang mempunyai estimasi risiko 10 tahun

ASCVD 10% atau lebih harus dilakukan inisial terapi dengan kombinasi non

farmakologi dan obat antihipertensi, dan ulang pemeriksaan tekanan darah dalam 1

bulan.

I Dewasa dengan hipertensi derajat 2 harus di evaluasi atau di rujuk ke pelayanan

primer setelah 1 bulan setelah inisial diagnosis, berikan terapi nonfarmakologi dan

obat antihipertensi (inisiasi 2 obat dari kelas yang berbeda), dan ulangi pemeriksaan

tekanan darah dalam 1 bulan.

I Untuk dewasa dengan tekanan darah yang sangat tinggi (TDS ≥180 mm Hg atau

TDD ≥110 mm Hg), evaluasi tindak lanjut dengan obat antihipertensi dianjurkan.

IIa Untuk dewasa dengan tekanan darah yang normal, ulangi evaluasi setiap tahunnya

bila terdapat alasan.

Tabel 2.8 Obat Anti Hipertensi.33

Agen Primer, nama obat, dosis harian, dan

frekuensi pemberian

Kelas Obat Dosis harian Frekuensi harian

Agen primer

Thiazide atau diuretic

thiazide

Chlorthalidone 12.5-25 1

Hydrochlorothiazide 25-50 1

Indapamide 1.25-2.5 1

Ace inhibitors Captopril 12.5-150 2 atau 3

Enalapril 5-40 1 atau 2

Lisinopril 10-40 1

Angiotensin reseptor

blockers

Candesartan 8-32 1

Losartan 50-100 1 atau 2

Valsartan 80-320 1

Eprosartan 600-800 1 atau 2

Calcium channel

blocker-

dihydropiridines

Amlodipine 2.5-10 1

Nifedipine LA 60-120 1

Nicardipine SR 5-20 1

Agen sekunder : furosemide, spironolactone, atenolol, betaxolol, bisoprolol.

Page 41: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

21

2.1.9 Faktor Pencetus Komplikasi

Berikut ini yang menyebabkan komplikasi kardiovaskular di hipertensi :

1. Hipertensi tidak terkontrol

Hanya setengah populasi hipertensi yang melaporkan atau didiagnosis sebagai

hipertensi, dan yang < 50 % berada dalam pengobatan. Dari 50 % yang berada

dalam pengobatan, 60 % adalah hipertensi tidak terkontrol dan 40 % terkendali,

yang berarti hanya 7,5 % dari populasi hipertensi yang benar-benar di bawah

kendali. Dengan memperketat kontrol hipertensi, seseorang dapat mencegah

komplikasi kardiovaskular.34

2. Hipertrofi ventikel kiri

Munculnya hipertrofi ventrikel kiri berkolerasi langsung dengan morbiditas

kardiovaskular dan kematian. Upaya pencegahan hipertrofi ventikel kiri salah

satunya dengan farmakoterapi, ACE inhibitor didapatkan memiliki efek sangat

baik. Penggunaan dosis yang baik dan teratur akan mengarah pada regresi

ventrikel kiri.34

3. Disfungsi endotel

Pada individu dengan hipertensi, koreksi disfungsi endotel sangat penting. Hal

ini dapat dicegah dengan kontrol glikemik yang baik, menurunkan LDL,

perawatan dengan antitrombotik seperti aspirin, mengatasi resistensi insulin

melalui latihan dan pengurangan berat badan.34

4. Diabetes Mellitus

Koeksistensi diabetes dan hipertensi terutama dalam sindrom metabolik sangat

dikenal, kontrol ketat glikemik pada hipertensi mencegah morbiditas dan

mortalitas kardiovaskular. Kontrol hipertensi pada diabetes mellitus perlu

disesuaikan hingga angka 120/80 mm Hg atau kurang.34

5. Hiperlipidemia

Pencegahan komplikasi kardiovaskular hipertensi sekarang tidak lagi terbatas

pada mengontrol tekanan darah saja, namun mengelola keseluruhan risiko

individu, mengelola kontrol glikemik yang ketat, mengendalikan tingkat LDL

hingga 70mg% menjadi aspek yang penting dalam mengurangi kematian penyakit

kardiovaskular.34

Page 42: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

22

Komplikasi hipertensi dapat mengenai berbagai organ target, seperti

jantung (penyakit jantung iskemik, hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung), otak

(stroke), ginjal (gagal ginjal), mata (retinopati), juga arteri perifer (klaudikasio

intermiten). Kerusakan organ tersebut bergantung pada tingginya tekanan darah

pasien dan berapa lama tekanan darah tinggi tersebut tidak terkontrol dan tidak

diobati.35

2.1.10 Pencegahan Hipertensi

Hipertensi mencakup pengobatan dan pencegahan, pengobatan hipertensi

harus disertai dengan pencegahan untuk menurunkan faktor risiko penyakit

kardiovaskuler akibat hipertensi karena mampu memutus mata rantai

penatalaksanaan hipertensi dan komplikasinya.

Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan :

1. Intervensi

Untuk menurunkan tekanan darah di populasi dengan tujuan menggeser

distribusi tekanan darah kearah yang lebih rendah. Penurunan 2 mmHg di

populasi mampu menurunkan kematian akibat stroke, Penyakit Jantung Koroner,

dan sebab-sebab lain masing-masing sebesar 6%, 4%. Dan 3%.36

Penurunan SBP 3 mmHg ternyata dapat menurunkan kematian masing-

masing sebesar 8%, 5%, dan 4% dan penurunan SBP 5 mmHg dapat menurunkan

risiko tersebut masing-masing sebesar 14%, 9% dan 7%.36

2. Strategi bagi berisiko

Penurunan tekanan darah bagi mereka yang mempunyai tekanan darah

normal sebesar 130-139 mmHg pada SBP dan 85-89 mmHg pada DBP, riwayat

keluarga ada yang menderita hipertensi, obesitas, tidak aktif secara fisik, atau

banyak minum alkohol dan banyak konsumsi garam.

The 5-year primary prevention of hypertension meneliti berbagai faktor

intervensi terdiri dari pengurangan kalori, asupan natrium klorida dan alkohol

serta peningkatan aktifitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan penurunan berat

badan sebesar 5,9 pounds berkaitan dengan penurunan SPB dan DBP sebesar 1,3

mmHg dan 1,2 mmHg. Penelitian yang mengikut sertakan sebanyak 47.000

individu menunjukan perbedaan asupan sodium sebanyak 100 mmo1/hari

Page 43: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

23

berhubungan dengan perbedaan SBP sebesar 5 mmHg pada usia 15-19 tahun dan

10 mmHg pada usia 60-69 tahun.

Meningginya SBP dan DBP, meningkatnya sirkulasi kadar katekolamin,

kortisol, vasopressin, endorphins, andaldosterone, dan penurunan ekskresi sodium

di urin merupakan respons dari rangsangan stress yang akut. Intervensi

pengendalian stress seperti relaksasi, meditasi dan biofeedback mampu mencegah

dan mengobati hipertensi.

2.2 Pengendalian Penyakit Hipertensi

2.2.1. Definisi Pengendalian

Pengedalian menurut Usry dan Hammer, mengemukakan bahwa :

“Control is management’s systematic effort to achieve objectives by comparing

performances to plan and taking appropriate action to correct important

differences”.37

Berdasarkan pengertian diatas, pengendalian adalah suatu hasil dari

monitoring yang dipakai sebagai tindakan manajemen, mulai dari kegiatan tetap

pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/atau penyesuaian.

2.2.2 Bentuk Pengendalian Penyakit Hipertensi

Program pengendalian hipertensi terbagi menjadi sebagai berikut :

1. Prevensi Dan Penurunan Faktor Risiko

2. Deteksi Dini Dan Pengobatan Kontinyu

3. Surveilans Dan Monitoring6

Kemudian pasien dan keluarga hendaknya selalu dinasehati untuk:

1. Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan

cepat saji, makanan kaleng dan bumbu penyedap makanan/vetsin

2. Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur

3. Minumlah obat secara teratur, sesuai instruksi dokter.

4. Tekanan darah yang diperiksa harus dicatat sehingga dapat dimonitor tekanan

darahnya dengan ketat.38

Page 44: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

24

2.2.3. Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Strategi upaya pengendalian PTM diimplementasikan melalui berbagai

kegiatan yang dikelompokkan dalam 3 pilar peran stakeholder program, yaitu :

1. Peran pemerintah melalui pengembangan dan penguatan kegiatan pokok

pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular.

2. Peran masyarakat melalui pengembangan dan penguatan jejaring kerja

pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular.

3. Peran masyarakat melalui pengembangan dan penguatan kegiatan berbasis

masyarakat.

Akibat peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, menyebabkan

ancaman khusus dalam pembangunan, karena mengancam pertumbuhan ekonomi

nasional. Untuk itu dikembangkan model pengendalian PTM berbasis masyarakat

melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).

Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya

pengendalian faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan. Pengembangan

Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya yang telah terselenggara di

masyarakat. Melalui Posbindu PTM, dapat sesegeranya dilakukan pencegahan

faktor risiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat dapat ditekan. Dengan

adanya motivasi dari masyarakat yang menderita hipertensi untuk datang ke

Posbindu PTM, maka diharapkan hal tersebut menjadi faktor penekan kejadian

hipertensi di Indonesia.7

2.3 Motivasi

2.3.1 Definisi Motivasi

Motivasi adalah proses batin dinamis yang menghasilkan kekuatan internal

yang memberi energi dan mengarahkan individu untuk memilih perilaku yang

disukai untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Individu

biasanya memiliki motif yang berbeda pada satu waktu (misalnya, pencapaian,

afiliasi, kesehatan, agama) dan tindakan mereka dipandu oleh satu atau lebih dari

satu motif mereka.39

Proses motivasi berorientasi pada tujuan yang meliputi tahap-tahap urutan,

1. Individu menghasilkan kecenderungan motivasi terhadap tujuan tertentu

berdasarkan pribadi atau faktor lingkungan.

Page 45: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

25

2. Diantara kecenderungan ini, individu membuat rencana yang paling

menonjol dan paling penting bagi mereka.

3. Kecenderungan yang menonjol tersebut memotivasi individu untuk

mengambil tindakan untuk mencapainya.

4. Kemauan adalah tahap terakhir.39

Keberhasilan seseorang mencapai target dalam hidupnya untuk mencapai

sesuatu, mendapatkan sesuatu, atau melakukan sesuatu didorong oleh faktor

eksternal dan internal, tidak hanya kecemerlangan dari otak seseorang saja

melainkan dari kuatnya motivasi dari dalam diri seseorang. Di kalangan para ahli

muncul berbagai pendapat tentang motivasi, berbagai pendapat dikemukakan

menurut sudut pandang masing-masing dan apa yang telah mereka pelajari, tetapi

pada intinya sama, bahwa motivasi menggerakkan setiap manusia untuk bergerak,

berbuat sesuatu untuk tujuan sesuatu.

Motivasi dikemukakan menurut para ahli sebagai berikut :

Menurut Sumardi Suryabrata kata motif adalah daya upaya yang

mendorong orang melakukan sesuatu.40

Menurut Woodworth dan Marques motif adalah suatu tujuan jiwa yang

mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk

tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya.41

Motive-motivate atau

motivasi adalah dorongan untuk bergerak ke arah sesuatu yang diinginkan atau

diharapkan.42

Menurut Mc Donald motivasi sebagai sesuatu perubahan tenaga di dalam diri

atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi

dalam usaha mencapai tujuan, sehingga motivasi mengandung tiga hal :

1) Motivasi dimulai dengan satu perubahan tenaga dalam diri seseorang yang

penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, seperti : lapar,

lelah, dan sebagainya.

2) Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif, dalam hal ini motivasi relevan

dengan masalah-masalah kejiwaan, afektif, emosi yang dapat menentukan

tingkah laku manusia.

3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.43

Page 46: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

26

Dari beberapa pengertian motivasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi secara harfiah berarti dorongan, alasan, kehendak dan kemauan.

Sedangkan secara istilah, motivasi berarti adalah suatu daya yang menggerakkan

diri manusia untuk melakukan aktifitas tertentu dalam rangka mencapai tujuan,

baik dorongan yang berasal dari luar maupun dari dalam.

2.3.2 Tujuan, Fungsi, dan Faktor Motivasi

Tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan

sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.44

Selain tujuan, motivasi juga memiliki fungsi sebagai alat aktualisasi daya dan

kekuatan dalam diri seseorang untuk mendapat atau mencapai tujuan tertentu,

menurut S Nasution, motivasi memiliki 3 fungsi sebagai berikut :

1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi sebagai penggerak atau

motor yang melepas energi, sehingga menimbulkan suatu perbuatan atau

kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menemukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang akan dikehendaki.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dijalankan atau dihindari guna mencapai tujuan.45

Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi memiliki peranan sangat

penting sebagai alat penggerak diri, dan dapat mengarahkan perbuatan seseorang,

dan kemudian menyeleksi perbuatan-perbuatan mana dalam kegiatan sehari-hari

yang sesuai dan tidak dengan tujuan yang akan dicapai.

Motif adalah suatu dorongan dari diri seseorang yang menyebabkan orang

tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motif

dapat dibagi berdasarkan pandangan dari beberapa ahli, salah satunya pandangan

menurut arah datangnya motif tersebut.

a) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan

dari luar. Menurut Taufik (2007) yang mempengaruhi motivasi instrinsik

yaitu kebutuhan (need), harapan (expectancy), minat.46

b) Motif instrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar

tetapi sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu.47

Faktor-

Page 47: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

27

faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah dorongan keluarga,

lingkungan, imbalan.46

2.3.3 Indikator Motivasi dan Aplikasi Dalam Kesehatan

Cox (1982) percaya bahwa motivasi kesehatan adalah multidimensi

subsistem yang melibatkan proses pilihan, kebutuhan, dan penentuan diri dalam

kesehatan seseorang. Dalam penelitian tentang motivasi manusia, Xu, dkk(2008)

mendefinisikan motivasi kesehatan “sebagai keinginan yang kuat untuk

berolahraga, untuk makan yang baik, untuk hidup di lingkungan yang sehat, untuk

tetap bugar, untuk tetap tenang, tidur nyenyak dan menghindari stres” (p. 20).39

Cox (1982; 1986) menekankan pentingnya motivasi dalam menjelaskan

perilaku kesehatan dan menyatakan bahwa motivasi instrinsik harus menjadi

faktor utama untuk perilaku kesehatan.39

Dalam prosesnya maka sebutan mempunyai motivasi mempunyai indikator

tersendiri untuk mendukung seseorang mengadakan perubahan tingkah laku. Dari

hasil adaptasi dalam buku berjudul teori motivasi dan pengukurannya karya

Hamzah B. Uno, maka indikator motivasi dalam pengendalian suatu penyakit

dapat diklarifikasikan sebagai berikut :48

1) Adanya hasrat dan keinginan untuk sehat.

2) Adanya dorongan dan butuhan untuk sehat.

3) Adanya harapan dan cita-cita untuk terbebas dari penyakit dan obat.

4) Adanya penghargaan terhadap hidupnya.

5) Adanya kegiatan berperilaku sehat.

6) Adanya lingkungan disekitar orang tersebut yang kondusif untuk

berperilaku sehat, sehingga memungkinkan seseorang dapat berperilaku

hidup sehat.48

Pengetahuan juga dikaitkan dengan motivasi, pengetahuan yang kurang pada

lansia menyebabkan motivasi pencegahan kekambuhan hipertensi yang kurang

juga.49

Jika dikaitkan dengan kesehatan, maka suatu motivasi akan berpengaruh pada

tindakan atau aktivitas individu baik yang disadari maupun tidak disadari, dan

nampak maupun tidak nampak, yang didorong oleh kebutuhan (needs) untuk

mencapai tujuan sehat. Meskipun perilaku adalah respons atau reaksi terhadap

Page 48: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

28

stimulus atau rangsangan, namun respons tiap orang bisa berbeda, tergantung

karakteristik dan faktor lain dari seseorang, hal ini berarti walaupun stimulusnya

sama, namun respons tiap orang berbeda.

2.4 Kerangka Teori

Page 49: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

29

2.5 Kerangka Konsep

Page 50: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

30

2.6 Definisi Operasional

No

Variabel Definisi Pengukur Alat Ukur

dan Cara

Pengukuran

Hasil Ukur Skala

Pengukuran

1 Hiperten

si

Tekanan darah

sistolik ≥ 130

mm Hg dan

tekanan darah

diastolik ≥ 80

mmhg atau

lebih tinggi,

pada dua kali

hingga 3 kali

pengukuran

dengan selang

waktu lima

menit dalam

keadaan cukup

istirahat/tenang

akan

meminimalkan

kesalahan dalam

pengukuran.2

Petugas

Kesehatan

Puskesmas

terlatih

Rekam

medik,

melihat dari

rekam medis

berdasarkan

hasil dari

pemeriksaan

yang

dilakukan

oleh perawat.

Normal (<120/80)

Meningkat (120-

129/<80)

Hipertensi grade 1

(130-139/80-89)

Hipertensi grade 2

(≥140/≥90)

Ordinal

2 Motivasi Suatu tujuan

jiwa yang

mendorong

individu untuk

melakukan

aktivitas-

aktivitas tertentu

dan untuk

tujuan-tujuan

tertentu

terhadap situasi

di sekitarnya.41

Peneliti Kuesioner WEIMS (Work

Extrinsic Intrinsic

Motivation Scale).

Skor untuk

klasifikasi motivasi

76-100% = Baik

50-75% = Cukup

Baik

40-49% = Kurang

baik

<40 % = Tidak

Baik

Ordinal

Page 51: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

31

No Variabel Definisi Pengukur Alat Ukur

dan Cara

Pengukuran

Hasil Ukur Skala

Pengukuran

3

Usia Umur adalah

lamanya hidup

dalam tahun

yang dihitung

sejak

dilahirkan.50

Tahun Riskesdas 35-44

44-54

55-64

65-74

75+

Nominal

4 Pengetah

uan

Pengetahuan

berarti segala

sesuatu yg

diketahui;

kepandaian:

atau segala

sesuatu yg

diketahui

berkenaan

dengan hal

(mata

pelajaran).50

Peneliti Kuesioner,

Peneliti

menanyakan

kepada

responden

mengenai

pengetahuan

terhadap

hipertensi.

76-100% = Baik

50-75% = Cukup

Baik

40-49% = Kurang

baik

<40 % = Tidak

Baik

Ordinal

5 Kualitas

hidup

Kualitas hidup

sebagai persepsi

individu dari

posisi individu

dalam

kehidupan

dalam konteks

sistem budaya

dan nilai dimana

individu hidup

dan dalam

kaitannya

dengan tujuan,

harapan, standar

kekhawatiran.51

Peneliti Kuesioner,

Peneliti

menanyakan

kepada

responden

mengenai

kualitas

hidupnya.

76-100% = Baik

50-75% = Cukup

Baik

40-49% = Kurang

baik

<40 % = Tidak

Baik

Ordinal

Page 52: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

32

No Variabel Definisi Pengukur Alat Ukur

dan Cara

Pengukuran

Hasil Ukur Skala

Pengukuran

6 Riwayat

keluarga

Sumber

penyebab

adanya

keterkaitan

tersebut adalah

kombinasi

antara gen,

perilaku yang

diajarkan,

lingkungan, dan

faktor sosial di

keluarga

tersebut.50

Peneliti Kuesioner,

Peneliti

menanyakan

kepada

responden

mengenai

riwayat

hipertensi

pada

keluarganya.

76-100% = Baik

50-75% = Cukup

Baik

40-49% = Kurang

baik

<40 % = Tidak

Baik

Ordinal

7 Gaya

hidup

Pola tingkah

laku sehari-hari

segolongan

manusia di

dalam

masyarakat.52

Peneliti Kueisoner,

peneliti

menanyakan

kepada

responden

mengenai

gaya hidup

responden.

76-100% = Baik

50-75% = Cukup

Baik

40-49% = Kurang

baik

<40 % = Tidak

Baik

Ordinal

8 Motivasi

intrinsik

dan

ekstrinsi

k

Motif yang

berfungsi tanpa

rangsangan dari

luar tetapi sudah

dengan

sendirinya

terdorong untuk

berbuat

sesuatu.47

Motif yang

berfungsi karena

adanya

rangsangan dari

luar.46

Peneliti Kueisoner,

peneliti

menanyakan

kepada

responden

mengenai

motivasi

intrinsik dan

ekstrinsik

responden.

76-100% = Baik

50-75% = Cukup

Baik

40-49% = Kurang

baik

<40 % = Tidak

Baik

Ordinal

Page 53: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kategorik, yaitu

membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dengan

menggunakan skala pengukuran variabel kategorik, pengambilan data primer

menggunakan kuesioner pada pasien yang terdiagnosa menderita hipertensi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Puskesmas Ciputat Timur

Waktu penelitian :

Persiapan : Maret – April 2018

Pelaksanaan : Mei – September 2018

Penyusunan : September – Oktober 2018

3.3 Populasi Penelitian

Pasien yang didiagnosis sebagai penderita hipertensi yang datang ke UPT

Puskesmas Ciputat Timur dan telah mendapat terapi sebelumnya.

3.4 Jumlah Sampel

Karena tidak ada penelitian sebelumnya, maka proporsi kategori variabel

yang diteliti atau P, ditetapkan 50% (0,50) dan didapatkan jumlah sampel dengan

rumus sebagai berikut :

Rumus :

Berdasarkan rumus sampel diatas maka jumlah pasien minimum yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96 pasien.

Page 54: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

34

Keterangan :

N = Jumlah populasi

n = Besar sampel

Zα = Adalah derivat baku alfa (biasanya 95%=1,96)

P = Adalah proporsi kategori variabel yang diteliti ditetapkan 50% (0,50)

d = Presisi/derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10%

(0,10)

Q = Adalah 1 – P

3.5 Kriteria Sampel

3.5.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Ciputat Timur

2. Pasien dengan riwayat hipertensi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik.

3. Pasien yang bersedia menjadi responden.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

1. Pasien yang baru terdiagnosis hipertensi dan belum diberikan terapi

apapun

3.6 Cara Keja Penelitian

3.6.1 Izin Penelitian

Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian di Puskesmas Ciputat

Timur menggunakan izin dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

3.6.2 Jenis Data

Jenis data yang diambil ada dua jenis yaitu data primer dan sekunder. Data

primer yaitu data yang diambil dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh

peneliti dan sudah divalidasi dan kemudian akan diolah hasilnya. Tekanan darah

pada lampiran 3 diukur oleh tenaga kesehatan terlatih, dilihat dari data sekunder

yaitu rekam medis.

3.6.3 Cara pengumpulan data

Pengambilan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

consecutive sampling dan teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada

pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Ciputat Timur.

Page 55: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

35

3.6.4 Alat pengumpulan data

Alat yang digunakan sebagai pengumpulan data adalah kuesioner yang

dibuat peneliti yang sudah divalidasi.

3.6.5 Alur Penelitian

Pasien Hipertensi di

Puskesmas Ciputat Timur

Perizinan

Pengumpulan data

menggunakan kuesioner

dengan teknik wawancara

Pengolahan dan

Analisis Data

Revisi

Kuesioner

Validasi

kuesioner

Pembuatan

Kuesioner

Tidak Sesuai

Kriteria Inklusi

Sesuai kriteria

inklusi

Input Data

Penulisan

Laporan

Page 56: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

36

3.7 Manajemen Data

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Responden dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik antara lain tekanan

darah oleh dokter, dan didiagnosis sebagai hipertensi. Setelah itu pasien diberikan

pengobatan, kemudian penelitian dilakukan kepada responden yang menyetujui

dan mengisi informed consent, kemudian dipandu oleh peneliti untuk dilakukan

wawancara dengan kuesioner.

3.7.2 Pengolahan Data

Data dimasukan kedalam komputer melalui data entry pada program

Microsoft Excel 2010 yang sebelumnya dilakukan coding terlebih dahulu untuk

mengklasifikasikan data sesuai kategori kemudian dilakukan verifikasi sebagai

hasil.

3.7.3 Analisis data

Data dianalisis menggunakan analisis univariat, hasil penelitian ini berupa

persentase dari variabel motivasi yang terdiri dari motivasi baik, cukup baik,

kurang baik, tidak baik.

3.7.4 Rencana Penyajian Data

Penyajian data akan dilakukan dalam bentuk narasi, teks, tabel, dan

diagram.

3.7.5 Interpretasi Data

Data yang diperoleh diinterpretasikan secara deskriptif. Dengan

menggunakan alat ukur kuesioner yang dibuat peneliti, dengan skala adopsi dari

WEIMS (Work Extrinsic Instrinsic Motivation Scale). Skor untuk klasifikasi

motivasi :

76-100 % = baik

50-75 % = cukup baik

40-49 % = kurang baik

<40 % = tidak baik

3.7.6 Pelaporan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan penelitian yang

dipresentasikan dihadapan staff pengajar Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 57: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat Timur terletak di Jalan Anggur Nomor 3 Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.53

Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu dari 4 puskesmas yang

ada di wilayah Ciputat Timur, berbatasan dengan :

a) Sebelah Utara : Daerah Khusus Ibukota Jakarta

b) Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat (Kecamatan

Ciputat)

c) Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Rengas dan DKI Jakarta

d) Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan53

Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2 kelurahan yaitu

Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih. 53

Page 58: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

38

4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Validitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian kuesioner pada penelitian ini setiap itemnya dilakukan

dengan analisis Rasch Model, dan menggunakan program Winsteps. Pada analisis

Rasch, tingkat kesesuaian item digunakan untuk melihat ketepatan item dengan

model atau item fit. Jika ada item yang tidak fit, hal ini mengindikasikan adanya

miskonsepsi subjek dalam menjawab soal tersebut.54

Menurut Boone, Staver, & Yale (2014), nilai outfit means-square, outfit z-

standard, dan point measure correlation adalah kriteria yang digunakan untuk

melihat tingkat kesesuaian butir. Jika item tersebut tidak memenuhi kriteria ada

baiknnya item tersebut diperbaiki atau diganti.54

Panduan untuk menilai kriteria kesesuaian butir menurut Boone, et al

(2014) adalah sebagai berikut

1. Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) yang diterima : 0,5 < MNSQ < 1,5

2. Nilai Outfit Z-standard (ZSTD) yang diterima: -2,0 < ZSTD < +2,0

3. Nilai Point Measure Correlation yang diterima: 0,4 < pt measure corr <

0,8554

Karena point measure correlation pada prinsipnya sama dengan korelasi point-

biserial pada teori tes klasik, Alagumalai, Curtis, & Hungi (2005)

mengklasifikasikan nilai Point Measure Correlation tersebut menjadi sangat

bagus (>0,40), bagus (0,30–0,39), cukup (0,20-0,29), tidak mampu

mendiskriminasi (0,00-0,19), dan membutuhkan pemeriksaan terhadap butir

(<0,00).55

Pada penelitian ini uji validitas menggunakan 30 responden hipertensi,

yang diambil datanya dengen mengisi kuesioner secara mandiri. Setelah data

dimasukkan kedalam Winsteps didapatkan hasil sebagai berikut :

Page 59: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

39

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data

Item Outfit means-square Outfit z-standard Point measure

correlation

Keterangan

Q5 1.56 2.40 0.00 Tidak mempu

mendiskriminasi

Q10 1.47 0.8 0.05 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q9 1.20 0.8 0.08 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q22 1.14 0.9 0.17 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q23 1.09 0.4 0.12 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q4 1.11 0.7 0.16 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q7 1.13 0.7 0.18 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q6 1.09 0.6 0.19 Tidak mampu

mendiskriminasi

Q21 1.09 0.6 0.21 Cukup

Q20 0.94 -0.1 0.24 Cukup

Q13 1.05 0.4 0.24 Cukup

Q8 0.99 0.0 0.33 Bagus

Q11 0.99 0.0 0.35 Bagus

Q12 0.97 -0.2 0.34 Bagus

Q18 0.93 -0.4 0.37 Bagus

Q24 0.93 -0.4 0.38 Bagus

Q3 0.95 0.0 0.35 Bagus

Q2 0.86 -0.5 0.42 Sangat bagus

Q16 0.87 -0.4 0.40 Sangat bagus

Q17 0.91 -0.6 0.43 Sangat bagus

Q14 0.82 -1.2 0.51 Sangat bagus

Q19 0.81 -1.3 0.52 Sangat bagus

Q1 0.78 -0.7 0.51 Sangat bagus

Q15 0.74 -1.3 0.58 Sangat bagus

Q25 0.73 -1.9 0.63 Sangat bagus

Page 60: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

40

Tabel 4.1 menunjukan outfit means-square pada item Q5 mendapat nilai

lebih dari 1.5 dan dari kriteria output z-standard lebih dari 2.0, namun pada

kriteria point measure correlation masih memenuhi syarat meskipun lebih sedikit

nilainya dari range yang telah ditetapkan. Nilai point measure correlation

mendapatkan keterangan yang bervariasi, setiap item menunjukkan keterangan

yang berbeda mulai dari tidak bisa mendiskriminasi hingga itemnya sangat bagus,

namun semua item mendapat nilai lebih besar dari 0.00 yang merupakan batas

akhir kesesuaian item menurut point measure correlation. Hal ini menunjukkan

semua pertanyaan layak dan dapat diandalkan untuk penelitian

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas Data

Uji reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Dalam teori klasik, koefisien reabilitas bisa ditentukan dengan banyak

pendekatan, dan salah satu yang paling populer digunakan adalah dengan Alpha

Cronbach. Pada Rasch Model, reabilitas digambarkan dengan adanya indeks

separasi.

Reabilitas separasi menjelaskan seberapa jauh alat ukur mampu

menghasilkan rentang measure pada penggaris logit. Reabilitas separasi (reabilitas

butir atau person) akan tinggi apabila sampel penelitian dan taraf kesukaran butir

memikili jangkauan luas serta memproduksi eror pengukuran yang kecil. Butir

yang luas artinya butir tersebut memiliki tingkat kesulitan dari mulai yang paling

mudah hingga paling sulit.56

Pada sampel penelitian, sampel yang luas artinya sampel memiliki abilitas

yang tersebar dari yang paling pandai sampai paling tidak pandai. Pada reabilitas

yang rendah dikarenakan sampel terlalu sedikit sehingga variasi hierarki pada

penggaris logit hanya sedikit (Linacre, 2016). Reabilitas dikatakan tinggi apabila

menghasilkan harga diatas 3.00 (Linacre, 2016)56

Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas Data

Item Reability Person Reability

0.73 0.61

Page 61: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

41

Tabel 4.2 menunjukkan nilai item reability sebesar 0.73 dan nilai person

reability sebesar 0,61. Nilai reabilitas yang tinggi apabila menghasilkan harga

diatas 3,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai item reability dan

person reability pada kuesioner ini rendah. Hal tersebut menujukkan taraf

kesukaran butir dan sampel penelitian memiliki jangkauan yang sempit, dan

kurang mampu memperoleh data yang konsisten, yang berarti bila pertanyaan itu

diajukan kembali kurang bisa diperoleh jawaban yang relatif sama dengan

jawaban yang sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena sampel yang terlalu

sedikit.

4.3 Hasil

4.3.1 Karakteristik Responden

4.3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin (n=96)

Didapatkan responden yang terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 67 orang

(70 %) dan laki – laki sebanyak 29 orang (30 %) dengan total responden sebanyak

96 orang.

30

70

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Laki-laki Perempuan

Per

senta

se (

%)

Page 62: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

42

4.3.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Gambar 4.2 Distribusi responden berdasarkan umur berdasarkan kategori

riskesdas (n=96) Didapatkan responden yang berusia 35-44 tahun sebanyak 6

responden (6 %), usia 45-54 sebanyak 24 responden (25 %), terbanyak adalah

responden yang berumur 55 – 64 tahun sebanyak 37 responden(39 %), kemudian

usia 65-74 sebanyak 24 responden (25 %), paling sedikit adalah responden berusia

75+ sebanyak 5 responden (5 %), total responden sebanyak 96 orang.

4.3.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

6

25

39

25

5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

35-44 45-54 55-64 65-74 75+

Per

senta

se (

%)

Umur

3

35

10

38

14

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Tidak sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat D1-

D3/PT

Per

senta

se (

%)

Pendidikan Terakhir

Page 63: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

43

Gambar 4.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir (n=96)

Didapatkan responden yang tidak sekolah sebanyak 3 responden (3 %), kemudian

tamat SD sebanyak 34 responden (35 %), responden dengan tamat SMP sebanyak

10 responden (10 %), yang terbanyak adalah responden dengan pendidikan

terakhir tamat SMA sebanyak 36 responden (38 %), untuk responden dengan

pendidikan tamat perguruan tinggi sebanyak 13 responden (14 %) dengan total

responden sebanyak 96 orang.

4.3.1.4 Distribusi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.4 Distribusi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin (n=96)

Didapatkan responden wanita dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga adalah

yang terbanyak yaitu sebesar 48 responden (50%), yang bekerja sebagai pegawai

sebanyak 3 responden (3 %), wiraswasta 7 responden (7 %), sebagai buruh

sebanyak 3 responden (2 %), dan yang lainnya sebanyak 7 responden (7 %).

Sedangkan untuk responden pria yang tidak bekerja sebanyak 7 responden (7 %),

sebagai pegawai sebanyak 7 responden (7 %), wiraswasta sebanyak 4 responden

(5 %), dan yang lainnya 11 responden (12 %). Total responden sebanyak 96

orang.

7 7 5

0

12

50

3 7

2 7

0

10

20

30

40

50

60

Per

senta

se (

%)

Pekerjaan

Pria

Wanita

Page 64: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

44

4.3.2 Distribusi Pengetahuan Hipertensi Responden

Gambar 4.5 Pengetahuan Hipertensi Responden (n=96)

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 85 (89 %) responden mempunyai

pengetahuan yang baik, 9 (9 %) responden mempunyai pengetahuan cukup baik,

sedangkan 2 (2 %) responden memiliki pengetahuan yang kurang baik.

Gambar 4.6 Pasien Mengetahui Dirinya Menderita Hipertensi

Didapatkan bahwa dari 96 (100%) responden mengetahui dirinya

menderita hipertensi.

96

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

0 2

9

89

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik

Per

senta

se (

%)

Jumlah Skor

Page 65: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

45

Gambar 4.7 Responden Mengetahui Tekanan Darah lebih dari 130/80

Tinggi

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 84 (87,5 %) responden mengetahui

bahwa tekanan darah 130/80 adalah tinggi, sedangkan 12 (12,5 %) responden

menyatakan tidak tahu.

Gambar 4.8 Responden Mengetahui Hipertensi Menyebabkan Penyakit

Lain Yang Lebih Berat

84

12

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

90

6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 66: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

46

Didapatkan dari 96 responden, 90 (94 %) responden mengetahui bahwa

hipertensi menyebabkan penyakit lain yang lebih berat, sedangkan 6 (6 %)

responden tidak mengetahui.

Gambar 4.9 Responden Menderita Hipertensi < (kurang dari) 5 tahun

Didapatkan dari 96 responden, 52 (54 %) responden menderita hipertensi

< 5 tahun, sedangkan 44 (46 %) tidak.

52

44

40

42

44

46

48

50

52

54

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 67: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

47

Gambar 4.10 Responden Menderita Hipertensi > (lebih dari) 5 tahun

Didapatkan dari 96 responden, 44 (46 %) responden menderita hipertensi

> 5 tahun, sedangkan 52 (54 %) responden tidak.

Gambar 4.11 Responden Memiliki Penyakit Kronis Lain

Didapatkan dari 96 responden, 51 (53 %) responden memiliki penyakit

kronis lain, sedangkan 45 (47 %) responden menyatakan tidak.

44

52

40

42

44

46

48

50

52

54

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

51

45

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 68: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

48

4.3.3 Kualitas Hidup Responden

Gambar 4.12 Kualitas Hidup Responden (n=96)

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 68 (71 %) responden memiliki

kualitas hidup yang baik, dan 28 % responden memiliki kualitas hidup yang

cukup baik.

Gambar 4.13 Responden Terganggu Dengan Penyakit Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden 71 (74 %) responden terganggu dengan

penyakit hipertensinya, sedangkan 25 (26 %) responden tidak merasa terganggu.

0 0

29

71

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik

Per

senta

se (

%)

Jumlah Skor

71

25

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 69: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

49

Gambar 4.14 Penyakit Hipertensi Belum Mengganggu Aktifitas Fisik

Responden

Didapatkan dari 96 responden, 93 (97 %) responden belum terganggu

aktifitas fisiknya karena penyakit hipertensi, sedangkan 3 (3 %) responden sudah

merasa hipertensi mengganggu aktifitas fisiknya.

Gambar 4.15 Penyakit Hipertensi Mengganggu Sebagian Aktifitas Fisik

Responden

Didapatkan dari 96 responden, 24 (25 %) responden menyebutkan

penyakit hipertensi telah mengganggu sebagian aktifitas fisiknya, sedangkan 72

(75 %) responden menjawab tidak.

93

3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

24

72

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 70: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

50

Gambar 4.16 Penyakit Hipertensi Mengganggu Seluruh Aktifitas Fisik

Responden

Didapatkan dari 96 responden, 13 (14 %) responden menyebutkan

penyakit hipertensi telah mengganggu seluruh aktifitas fisiknya, sedangkan 83 (86

%) responden menjawab penyakit hipertensi tidak menganggu seluruh aktifitas

fisik.

Gambar 4.17 Responden Yang Ingin Menjaga Pola Makan

Didapatkan dari 96 responden, 79 (82 %) responden menyebutkan

penyakit hipertensi membuat mereka ingin menjaga pola makan, sedangkan 17

(18 %) responden menjawab tidak.

13

83

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

79

17

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 71: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

51

Gambar 4.18 Penyakit Hipertensi Menghalangi Rencana Berpergian Jarak

Jauh Responden

Didapatkan 28 (29 %) responden terhalang dalam rencana bepergian jarak

jauhnya, sedangkan 68 (71 %) responden tidak terhalang dalam rencana bepergian

jarak jauh.

Gambar 4.19 Responden Ikhlas Menerima Penyakit Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 95 (99 %) responden ikhlas menerima

penyakit hipertensi, sedangkan 1 (1 %) responden menyatakan tidak.

28

68

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

95

1

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 72: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

52

Gambar 4.20 Responden Berdoa Agar Diberi Kesembuhan

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100 %) responden berdoa sesuai agama

agar diberi kesembuhan.

Gambar 4.21 Keikhlasan Responden Mempengaruhi Keteraturan Minum

Obat

Didapatkan dari 96 responden, 94 (98 % responden) menyatakan

keikhlasannya dalam menerima penyakit hipertensi mempengaruhi keteraturan

minum obat, sedangkan 2 (2 %) pasien menyatakan tidak mempengaruhi

keteraturan minum obat.

96

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

94

2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 73: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

53

4.3.4 Riwayat Keluarga Responden

Gambar 4.22 Pengaruh Riwayat Keluarga Responden (n=96)

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 60 (63 %) responden memiliki

keluarga yang menderita hipertensi sama dengan dirinya, 30 (31 %) responden

keluarganya meninggal dengan riwayat hipertensi, 56 (58 %) responden

menyatakan dalam keluarganya ada yang menderita hipertensi, dan 80 (83 %)

responden berusaha mencari tahu apa itu hipertensi karena keluarga dan

lingkungannya ada yang menderita hipertensi.

60

30

56

80

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Keluarga menderita

hipertensi

Keluarga meninggal

karena hipertensi

Di lingkungan

responden ada yangmeninggal karena

hipertensi

Responden mencari

tahu hipertensikarena keluarga dan

lingkungannya ada

yang menderita

hipertensi

Jum

lah R

espo

nden

Page 74: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

54

Gambar 4.23 Riwayat Keluarga Menderita Penyakit Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 60 (63 %) responden mempunyai keluarga

yang menderita penyakit hipertensi, dan 36 (37 %) responden tidak mempunyai

keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

Gambar 4.24 Riwayat Keluarga Meninggal Karena Penyakit Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 30 (31 %) responden mempunyai keluarga

yang telah meninggal dengan riwayat penyakit hipertensi sebelumnya, dan 66 (69

%) responden menyatakan tidak.

60

36

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

30

66

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 75: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

55

Gambar 4.25 Di Lingkungan Responden Ada Yang Menderita Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 56 (58 %) responden menyatakan disekitar

lingkungannya ada yang menderita hipertensi, sedangkan 40 (42 %) responden

menjawab tidak.

Gambar 4.26 Responden Ingin Mencari Tahu Tentang Hipertensi Karena

Keluarga dan Lingkungan Ada Yang Menderita Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 80 (83 %) responden ingin mencari tahu

tentang hipertensi karena keluarga dan lingkungannya ada yang menderita

hipertensi, sedangkan 16 (17 %) responden menyatakan tidak.

56

40

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

80

16

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 76: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

56

4.3.5 Riwayat Keteraturan Pengobatan Responden

Gambar 4.27 Riwayat Pengobatan dan Keteraturan Berobat

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 58 (60 %) responden mempunyai

keteraturan pengobatan yang baik, 26 (27 %) responden mempunyai keteraturan

pengobatan yang cukup baik, sedangkan 12 (13 %) responden mempunyai

keteraturan pengobatan yang tidak baik.

Gambar 4.28 Responden Rutin Memeriksa Tekanan Darah 1 Bulan Sekali

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 66 (69 %) responden rutin

memeriksa tekanan darahnya 1 bulan sekali, sedangkan 30 (31 %) responden

menjawab tidak rutin.

13

0

27

60

0

10

20

30

40

50

60

70

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik

Per

senta

se (

%)

Jumlah Skor

66

30

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 77: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

57

Gambar 4.29 Responden Periksa Tekanan Darah Hanya Bila Ada Keluhan

Tertentu

Didapatkan dari 96 responden, 48 (50 %) responden memeriksa tekanan

darah mereka hanya bila ada keluhan tertentu, sedangkan 48 (50 %) responden

lainnya menjawab tidak.

Gambar 4.30 Responden Sangat Jarang Memeriksakan Tekanan Darah

(lebih dari 3 bulan sekali).

Didapatkan dari 96 responden, 15 (16 %) responden menyatakan sangat

jarang memeriksakan tekanan darah, sedangkan 81 (84 %) responden menyatakan

tidak.

48 48

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

15

81

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 78: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

58

Gambar 4.31 Responden Mengkonsumsi Obat Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100 %) responden mengkonsumsi obat

hipertensi.

Gambar 4.32 Responden Rutin dan Patuh Mengkonsumsi Obat Hipertensi

Sesuai Anjuran Dokter

Didapatkan dari 96 responden 80 (83 %) responden mengkonsumsi obat

hipertensi sesuai anjuran dokter, sedangkan 16 (17 %) responden menyatakan

tidak.

96

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

80

16

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Jumlah Responden

Page 79: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

59

Gambar 4.33 Responden Sudah Tidak Mengonsumsi Obat Hipertensi

Meskipun Masih Menderita Hipertensi

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 24 (25 %) responden sudah tidak

mengonsumsi obat hipertensi walaupun masih menderita hipertensi, sedangkan 72

(75 %) masih mengonsumsi obat hipertensinya.

4.3.6 Gaya Hidup Responden

Gambar 4.34 Gaya Hidup Responden

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 35 (37 %) responden memiliki gaya

hidup yang baik, 52 (54 %) responden memiliki gaya hidup yang cukup baik, 5 (5

%) responden memiliki gaya hidup yang kurang baik, sedangkan 4 (4 %)

responden mempunyai gaya hidup tidak baik.

24

72

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

4 5

54

37

0

10

20

30

40

50

60

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik

Jum

lah R

espo

nden

Katagori

Page 80: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

60

Gambar 4.35 Responden Mengkonsumsi Buah 1x Sehari

Didapatkan dari 96 responden, 72 (75 %) responden mengkonsumsi buah

1x sehari, sedangkan 24 (25 %) responden menyatakan tidak mengkonsumsi buah

1x sehari.

Gambar 4.36 Responden Mengkonsumsi Sayur Minimal 1 Mangkuk

Sehari

Didapatkan dari 96 responden, 71 (74 %) responden mengkonsumsi sayur

minimal 1 mangkuk sehari, sedangkan 25 (26 %) responden tidak mengkonsumsi

sayur minimal 1 mangkuk sehari.

72

24

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

71

25

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 81: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

61

Gambar 4.37 Responden Makan Makanan Yang Digoreng Setiap Hari

Didapatkan dari 96 responden, 42 (44 %) responden makan makanan yang

digoreng setiap hari, sedangkan 54 (56 %) responden menyatakan tidak.

Gambar 4.38 Responden Mengkonsumsi Total Garam < (kurang dari) 1

Sendok Teh per Hari

Didapatkan dari 96 responden, 32 (33 %) responden mengkonsumsi total

garam kurang dari 1 sendok teh per hari, sedangkan 64 (67 %) responden

menyatakan tidak.

42

54

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

32

64

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 82: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

62

Gambar 4.39 Responden Membatasi Asupan Garam Dengan Memasak

Makanan Sendiri Dirumah

Didapatkan dari 96 responden, 67 (70 %) responden membatasi asupan

garamnya dengan memasak sendiri dirumah, sedangkan 29 (30 %) responden

menyatakan tidak.

Gambar 4.40 Responden Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji > (lebih

dari) 3 x Seminggu

Didapatkan dari 96 responden, 9 (9 %) responden mengkonsumsi makanan

cepat saji lebih dari 3 kali seminggu, sedangkan 87 (91 %) menyatakan tidak.

67

29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

9

87

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 83: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

63

Gambar 4.41 Responden Minum Kopi

Didapatkan dari 96 responden, 45 (47 %) responden menyatakan dirinya

minum kopi, sedangkan 51 (53 %) responden menyatakan tidak minum kopi.

Gambar 4.42 Responden Minum Kopi > (lebih dari) 2 Cangkir per Hari

Didapatkan dari 96 responden, 6 (6 %) responden minum kopi lebih dari 2

cangkir per hari, sedangkan 90 (94 %) responden menyatakan tidak.

45

51

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

6

90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 84: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

64

Gambar 4.43 Responden Mengkonsumsi Alkohol 1 Gelas Seminggu

Didapatkan dari 96 responden, tidak ada (0 %) responden yang

mengkonsumsi alkohol 1 gelas perminggu.

Gambar 4.44 Responden Menjaga Berat Badan Dalam Kisaran Normal

Didapatkan dari 96 responden 83 (86 %) responden menjaga berat badan

dalam kisaran normal, sedangkan 13 (14 %) respondenmenyatakan tidak.

0

96

0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Jumlah Responden

83

13

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 85: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

65

Gambar 4.45 Responden Mengetahui Berat Badan Berlebih Dapat

Mempengaruhi Tekanan Darah

Didapatkan dari 96 responden, 86 (90 %) responden mengetahui bahwa

berat badan berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah, sedangkan 10 (10 %)

responden menyatakan tidak.

Gambar 4.46 Responden Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

(Berkebun, Menyapu, Mencuci, Mengepel Lantai)

Didapatkan dari 96 responden, 69 (72 %) responden melakukan aktivitas

fisik setiap hari sedangkan 27 (28 %) responden menyatakan tidak.

86

10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

69

27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 86: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

66

Gambar 4.47 Responden Berjalan Kaki Setidaknya 30 Menit Dalam Satu

Hari

Didapatkan dari 96 responden, 79 (82 %) responden berjalan kaki

setidaknya 30 menit dalam satu hari, sedangkan 17 (18 %) responden menyatakan

tidak.

Gambar 4.48 Responden Berolahraga 3 – 4 Kali Dalam Seminggu Selama

30 Menit

Didapatkan dari 96 responden, 27 (28 %) responden berolahraga 3 – 4 kali

dalam seminggu selama 30 menit sedangkan 69 (72 %) responden menyatakan

tidak.

79

17

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Responden Berjalan Kaki Setidaknya 30 Menit Dalam Satu Hari

27

69

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 87: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

67

Gambar 4.49 Responden Merokok 1 Batang Per Hari Dalam 1 Bulan

Terakhir

Didapatkan dari 96 responden, 2 (2 %) responden merokok 1 batang per

hari dalam 1 bulan terakhir, sedangkan 94 (98 %) responden menyatakan tidak.

Gambar 4.50 Responden Mempunyai Keluarga Yang Merokok dan

Tinggal Serumah

Didapatkan dari 96 responden (50 %) responden mempunyai keluarga

yang merokok dan tinggal serumah, sedangkan 48 (50 %) responden menyatakan

tidak.

2

94

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

48 48

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 88: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

68

Gambar 4.51 Responden Berada Dalam Lingkungan Orang Yang

Merokok Meskipun Bukan Perokok

Didapatkan dari 96 responden, 43 (45 %) responden berada dalam

lingkungan orang yang merokok meskipun bukan perokok, sedangkan 53 (55 %)

responden menyatakan tidak.

Gambar 4.52 Responden Mudah Stress

Didapatkan dari 96 responden, 45 (47 %) responden menyatakan dirinya

mudah stress, sedangkan 51 (53 %) menyatakan dirinya tidak mudah stress.

43

53

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

45

51

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 89: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

69

Gambar 4.53 Responden Tidur < (kurang dari) 6 Jam Pada Malam Hari

Didapatkan dari 96 responden, 58 (60 %) responden menyatakan tidur

kurang dari 6 jam pada malam hari, sedangkan 38 (40 %) responden menyatakan

tidak.

Gambar 4.54 Responden Beristirahat Ketika Lelah

Didapatkan dari 96 responden, 95 (99 %) responden beristirahat ketika

lelah, sedangkan 1 (1 %) responden menyatakan tidak.

58

38

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

95

1 0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 90: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

70

4.3.7 Motivasi Intrinsik dan Esktrinsik Responden

Gambar 4.55 Motivasi Responden

Didapatkan dari 96 responden, 83 (86 %) responden memiliki motivasi yang baik,

sedangkan 13 (14 %) responden memiliki motivasi cukup baik.

Gambar 4.56 Responden Mengontrol Penyakit Hipertensi Karena

Keluarga/Lingkungannya Ada Yang Menderita Hipertensi.

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100 %) responden mengontrol tekanan

darahnya karena keluarga/lingkungannya ada yang menderita hipertensi.

0 0

14

86

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik

Per

senta

se (

%)

Katagori

96

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 91: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

71

Gambar 4.57 Responden Tidak Ingin Keturunannya Ada Yang Menderita

Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100 %) responden tidak ingin

keturunannya ada yang menderita hipertensi.

Gambar 4.58 Responden Ingin Penyakit Hipertensinya Terkontrol dan

Hidup Sehat.

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100 %) responden ingin penyakit

hipertensinya terkontrol dan hidup sehat.

96

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

96

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 92: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

72

Gambar 4.59 Responden Tahu Penyakit Hipertensi Dapat Dikontrol Jika

Mereka Mengontrol Tekanan Darah dan Minum Obat

Didapatkan dari 96 responden, 93 (97 %) responden tahu bahwa hipertensi

dapat dikontrol jika mereka mengontrol tekanan darah dan minum obat,

sedangkan 3 (3 %) responden menyatakan tidak.

Gambar 4.60 Responden Mempunyai Keluarga Yang Mengingatkan

Untuk Kontrol Tekanan Darah dan Minum Obat Secara Rutin

Didapatkan dari 96 responden, 82 (85 %) responden mempunyai keluarga

yang mengingatkan mereka untuk kontrol tekanan darah dan minum obat secara

rutin, sedangkan 14 (15 %) responden menyatakan tidak.

93

3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

82

14

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 93: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

73

Gambar 4.61 Responden Memiliki Keluarga dan Teman Yang Mendukung

Mereka

Didapatkan dari 96 responden, 84 (87,5 %) responden memiliki keluarga

dan teman yang mendukung mereka, sedangkan 12 (12,5 %) responden

menyatakan tidak.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian ini didapatkan pada Puskesmas Ciputat Timur proporsi

responden perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki. Menurut peneliti,

hal ini sejalan dengan data Riskesdas 2013 yang menyebutkan bahwa pasien yang

didiagnosis hipertensi berskala nasional dengan jenis kelamin perempuan

berjumlah 28,8 % sedangkan pasien hipertensi berjenis kelamin laki-laki

berjumlah 22,8 %.4 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Apriningsih (2014),

yang menunjukkan bahwa proporsi penderita hipertensi pada perempuan lebih

banyak di bandingkan dengan proporsi pada penderita berjenis kelamin laki-laki

di Puskesmas Ciputat Timur.57

Namun demikian Rahajeng dkk pada tahun 2009

menyatakan bahwa risiko terjadinya hipertensi lebih besar pada laki-laki

dibandingkan pada perempuan.58

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah responden dengan katagori

umur 55 – 64 mempunyai persentase terbesar dengan hasil 39 %. Menurut

peneliti, hal ini sesuai dengan laporan bulan januari penyakit tidak menular

Puskesmas Ciputat Timur yang menyebutkan proporsi pasien kasus lama

84

12

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Jum

lah R

espo

nden

Pilihan Jawaban

Page 94: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

74

(kunjungan ke – 2) adalah usia ≥ 55 tahun, dan juga jumlah penduduk pada

kelompok usia diatas 70 tahun lebih sedikit dibandingkan dengan proporsi jumlah

penduduk keseluruhan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nidiananda

(2013) yang menyebutkan terdapat hubungan antara proporsi kejadian hipertensi

dengan umur, disebutkan bahwa kejadian hipertensi pada responden yang

berumur ≥ 40 tahun lebih besar daripada kejadian hipertensi dengan usia ≤ 40

tahun.59

Proporsi hipertensi lebih tinggi pada responden dengan pendidikan

terakhir tamat SMA, dari 96 responden, didapatkan bahwa 36 (38 %) responden

menempuh pendidikan terakhir di sekolah menengah atas. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Lailatun (2014) yang menunjukkan hasil

karakteristik responden dengan penyakit hipertensi di Puskesmas Rumbai Pesisir,

mayoritas pendidikan terakhirnya adalah tamat SMA sebesar 28 (35,9 %).60

Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden yang perempuan

hanya sebagai ibu rumah tangga. Menurut peneliti, hal ini terjadi akibat dalam

usia yang sudah tergolong pra lansia dan lansia, perempuan khususnya lebih

memilih untuk tidak bekerja, waktu yang banyak dirumah digunakan untuk

memeriksakan kondisinya ke dokter agar tetap bisa melaksanakan pekerjaan

rumah tangga, dan aktivitas sehari-hari. Hal ini sesuai dengan ungkapan Winanda,

Yusron, dan Kartika (2010) yang menyebutkan bahwa kehidupan keluarga

biasanya anak atau cucu cenderung keberatan jika lansia masih harus mencari

nafkah. Oleh karena itu anak, cucu, atau keluarganya yang mencukupi

kebutuhannya.61

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2011

dimana sebesar 28,69% mengurus rumah tangga, kemudian 1,67 %

menganggur/mencari kerja, dan kegiatan lainnya sekitar 24,24 %.62

4.4.2 Pengetahuan Hipertensi

Pada penelitian ini, terdapat pada gambar 4.5 terdapat mayoritas

responden sebesar 85 (89 %) memiliki pengetahuan yang baik, 9 (9 %) responden

memiliki pengetahuan cukup baik, sedangkan hanya 2 (2 %) responden

mempunyai pengetahuan yang kurang baik. Mayoritas responden mengetahui

dirinya menderita hipertensi, terdapat pada gambar 4.6, mereka tahu bahwa

Page 95: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

75

hipertensi adalah tekanan darah >130/80 mmHg, terdapat pada gambar 4.7, dan

mereka juga tahu bahwa hipertensi menyebabkan penyakit lain yang lebih berat,

terdapat pada gambar 4.8.Responden juga mengetahui perjalanan penyakit

hipertensi mereka dengan bisa menjawab pernyataan apakah mereka sudah

menderita hipertensi lebih dari 5 tahun atau kurang dari 5 tahun, terdapat pada

gambar 4.9 dan 4.10. Menurut peneliti, responden tahu dan sadar tentang apa itu

hipertensi, bahaya hipertensi, dan perjalanan penyakit hipertensi masing-masing

Saat responden diberi pernyataan mereka memiliki penyakit kronis yang

lainnya atau tidak, hanya 45 (47 %) responden yang tahu mereka punya penyakit

kronis lainnya atau tidak, sebagian lainnya 51 (53 %) responden menjawab

mereka tidak tahu dan mereka belum pernah mengecek kesehatan ke

laboratorium, hal ini terdapat pada gambar 4.11.

Secara keseluruhan, mayoritas responden memberikan pernyataan yang

positif yang berarti pengetahuan responden terhadap hipertensi baik. Hal ini

sejalan dengan penelitian Lindawati (2012) bahwa responden di Puskesmas Pekan

Kabupaten Deli Serdang memiliki pengetahuan yang baik, dan secara statistik

terdapat hubungan pengetahuan dengan pencegahan hipertensi.63

4.4.3 Kualitas Hidup

Menurut Skevington, Lotfy dan Connell (2004) terdapat enam pilar yang

bisa menilai kualitas hidup seseorang, antara lain adalah ranah fisik (energi

kelelahan, aktivitas sosial, tidur istirahat, fungsi sensori), ranah psikologis

(perasaan positif, negatif, berfikir, memori, konsentrasi, penampilan, harga diri),

ranah kesejahteraan (mobilitas, kegiatan hidup sehari – hari, ketergantungan obat,

kapasitas kerja, komunikasi), ranah hubungan sosial, lingkungan, dan spiritual.64

Dari enam pilar tersebut dibuat beberapa pertanyaan untuk menilai

kualitas hidup yang dapat dilihat sebagai hasil dari dorongan untuk membentuk

suatu upaya pengendalian, maupun baru menjadi upaya untuk melakukan suatu

pengendalian. Pada penelitian ini secara ranah fisik untuk menilai

ketidaknyamanan terdapat 71 responden menyatakan merasa terganggu dengan

penyakit hipertensi, dan 25 lainnya menyatakan tidak, hal ini terdapat pada

gambar 4.13. Dari ranah kesejahteraan yang dapat mengukur mobilitas dan

kegiatan hidup sehari-hari, didapatkan 14 % hingga 25 % responden yang sudah

Page 96: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

76

mulai terganggu sebagian hingga terganggu seluruhnya, hal ini terdapat pada

gambar 4.15 dan 4.16.

Dari penelitian ini, 79 (82 %) responden setuju penyakit hipertensi

membuat mereka ingin menjaga pola makan, hal ini terdapat pada gambar 4.17.

Kemudian 68 (71 %) responden menyatakan penyakit hipertensi tidak

menghalangi responden untuk bepergian jarak jauh, hal ini terdapat pada gambar

4.18. Pada aspek spiritual, mayoritas responden menyatakan ikhlas menerima

penyakit hipertensi, mereka berdoa sesuai agama agar diberi kesembuhan, dan hal

tersebut mempengaruhi keteraturan dalam minum obat, hal tersebut terdapat pada

gambar 4.19, gambar 4.20, dan gambar 4.21.

Hasil penelitian ini menunjukkan responden memiliki perilaku spiritual

yang baik, yaitu saat mereka menghadapi kehidupannya saat ini mencoba

mendekatkan diri kepada Tuhan. Penelitian yang didilakukan oleh Sumiati (2009)

menjelaskan bahwa menjalani lanjut usia yang bahagia dan sehat hanya dapat

dicapai apabila lansia tersebut merasa sehat secara fisik, mental/spiritual dan

sosial, merasa dibutuhkan dan dicintai, serta dapat berpartisipasi dalam

kehidupan.65

Secara keseluruhan, 68 (71 %) responden mempunyai kualitas hidup yang

baik, kemudian 28 (29 %) responden mempunyai kualitas hidup yang cukup baik,

hal ini terdapat pada gambar 4.12. Dapat disimpulkan mayoritas responden

mempunyai kualitas hidup yang baik, sehingga diharapkan kualitas hidup yang

masih tergolong baik membuat responden lebih termotivasi untuk mengendalikan

penyakit hipertensi sebelum terlambat.

4.4.4 Riwayat Keluarga

Pada penelitian ini sebesar 60 (63 %) responden mempunyai riwayat

hipertensi dalam keluarga, dan sebesar 56 (58 %) responden tahu beberapa orang

di lingkungan sekitar mereka mempunyai penyakit yang sama, sedangkan sisanya

menjawab tidak, pada riwayat keluarga mereka tahu betul siapa saja keluarganya

yang menderita hipertensi tetapi pada lingkungan mereka sebagian tidak tahu dan

memberi pernyataan tidak, hal tersebut terdapat pada gambar 4.22.

Riwayat hipertensi dalam keluarga merupakan salah satu faktor risiko

hipertensi, tetapi pada penelitian ini riwayat hipertensi keluarga merupakan salah

Page 97: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

77

satu faktor pengedalian hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena orang yang

memiliki riwayat hipertensi keluarga melakukan upaya preventif seperti

menghindari konsumsi rokok, tidak mengonsumsi alkohol, memiliki aktifitas fisik

yang cukup, sehingga mereka mencari tahu lebih lanjut dan dapat mengendalikan

penyakitnya.66

Lebih dari setengah proporsi responden pada penelitian ini mempunyai

riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi, hal ini terdapat pada gambar 4.22.

Hal ini sesuai dengan penelitian Priyanga Ranasinghe dkk (2015) tentang

hubungan riwayat keluarga dan kejadian hipertensi di Sri Lanka, secara prevalensi

hipertensi signifikan lebih tinggi pada mereka yang memiliki riwayat dalam

keluarganya.67

Mayoritas responden sebesar 80 (83 %) responden menyatakan lebih

mencari tahu lebih lanjut tentang hipertensi karena terdapat riwayat keluarga

hipertensi, hal ini terdapat pada gambar 4.26, hasil ini ini sejalan dengan

penelitian van der Sande MA dkk (2001) yang dimana riwayat keluarga yang

positif dianggap sebagai peluang untuk melibatkan diri sendiri dan keluarga

langsung dalam pengetahuan tentang kesehatan, serta untuk intervensi dini dan

meningkatkan pengendalian hipertensi.68

4.4.5 Riwayat Keteraturan Pengobatan

Pada penelitian ini didapatkan bahwa responden yang memiliki riwayat

pengobatan dan keteraturan berobat yang baik sebesar 58 (60 %) responden, 26

(27 %) responden memiliki keteraturan pengobatan yang cukup baik, sedangkan

12 (13 %) responden memiliki keteraturan pengobatan yang tidak baik, hal ini

sesuai dengan gambar 4.27. Responden yang memeriksakan tekanan darahnya

sebulan sekali sebesar 69 %, hal ini terdapat pada gambar 4.28. Kemudian pada

gambar 4.29 didapatkan sebesar 50% dari persentase responden yang hanya

memeriksakan tekanan darahnya jika terdapat keluhan tertentu.

Dari penelitian ini, pada gambar 4.30 didapatkan 15 (16 %) dari total

responden yang menyatakan sangat jarang memeriksakan tekanan darahnya.

Sering didapatkan pendapat umum bahwa hipertensi adalah kondisi tanpa gejala,

namun prevalensi sakit kepala dan pusing mungkin setinggi 57 %, dan ini

berkorelasi dengan tekanan darah pada pasien yang tidak diobati dan diobati.69

Page 98: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

78

Seluruh responden mengkonsumsi obat hipertensi, terdapat pada gambar

4.31, karena hal tersebut juga merupakan kriteria inklusi dari pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah responden yang telah mendapat terapi sebelumnya.

Pada gambar 4.32 didapatkan sebesar 80 (83 %) responden rutin dan patuh

mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, kepatuhan pengobatan pasien

hipertensi merupakan hal yang penting karena hipertensi merupakan penyakit

yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol atau dikendalikan agar

tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada kematian (Palmer dan William,

2007).70

Secara keseluruhan, berdasarkan gambar 4.27, didapatkan pasien yang

memiliki riwayat keteraturan pengobatan yang baik sebesar 58 (60 %) responden,

kemudian 26 (27 %) memiliki keteraturan pengobatan yang cukup baikm

sedangkan 12 (13 %) responden memiliki keteraturan pengobatan yang tidak baik.

Hal ini berarti secara angka, mayoritas responden masih memiliki

keteraturan pengobatan yang baik, dari hasil ini diharapkan keteraturan

pengobatan yang baik merupakan suatu bagian dari motivasi terhadap upaya

pengendalian hipertensi. Dalam penelitian Esty Restiana (2017) diketahui ada

hubungan motivasi dengan kepatuhan minum obat hipertensi.71

Hal ini juga

didukung oleh penelitian Annisa (2013) disebutkan bahwa motivasi yang tinggi

disebabkan karena adanya kebutuhan dari pasien untuk mencapai suatu tujuan

yaitu agar sembuh dari sakitnya dan juga karena keinginan pasien untuk menjalani

pengobatan secara teratur.72

4.4.6 Gaya Hidup

Ketika tekanan darah bertahan diatas batas yang sehat, maka seseorang

dihadapkan pada keputusan untuk minum obat sekarang, atau mencoba untuk

menurunkannya dengan nutrisi, olahraga dan perubahan gaya hidup lainnya.

Banyak orang yang enggan untuk mulai mengkonsumsi obat setiap harinya,

kemungkinan untuk seumur hidupnya. Mengubah gaya hidup memang sulit, tetapi

sebenarnya sangat berguna.73

Kementrian Kesehatan di program penyakit tidak menular telah

melakukan modifikasi diet DASH yang dikeluarkan oleh JNC 7 kedalam standar

porsi harian ukuran rumah tangga. Pada penelitian ini didapatkan 74 % responden

Page 99: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

79

yang mengonsumsi sayuran 1 mangkuk per hari dan yang mengonsumsi buah 1

potong setiap hari sebanyak 75 %, terdapat pada gambar 4.35 dan 4.36. Buah dan

sayuran adalah sumber alami potassium yang baik, yang memiliki efek

berlawanan dengan garam. Potassium melemaskan dinding pembuluh darah,

menurunkan tekanan darah dan melindungi terhadap kram otot. Hasil penelitian

Smith (1992) menunjukkan tekanan darah sistolik menurun 8,6 mmHg dan

diatolik menurun 4,0 mmHg selama suplementasi kalium klorida.74

Berdasarkan gambar 4.37 di hasil penelitian ini, 42 (44 %) responden

masih makan makanan yang digoreng dengan minyak setiap hari seperti bakwan,

tahu, tempe, pisang goreng, atau yang biasa disebut gorengan, sedangkan 54 (56

%) menyatakan tidak. Menurut ukuran modifikasi diet hipertensi porsi harian

untuk lemak dan minyak adalah 2-3 penukar dengan ukuran rumah tangga 1

sendok teh minyak sayur.75

Gorengan adalah salah satu makanan yang dijual di

kaki lima, beberapa orang banyak mengkonsumsi gorengan secara berlebih.

Proses penggorengan menggunakan minyak secara berulang dapat membuat

kandungan lemak dan kalori dalam makanan menjadi meningkat.76

Asupan garam merupakan suatu hal yang berpengaruh dalam peningkatan

tekanan darah. WHO sangat merekomendasikan untuk mengurangi asupan garam

makanan sebagai salah satu tindakan prioritas utama untuk membatasi krisis

penyakit tidak menular global untuk mengurangi jumlah kematian akibat

hipertensi penyakit kardiovaskular dan stroke.36

Pada penelitian ini, pada gambar

4.38 didapatkan 32 (33 %) responden mengkonsumsi < 1 sendok teh total garam

per hari, kemudian 67 (70 %) responden menyatakan berusaha membatasi asupan

garam dengan memasak makanan sendiri dirumah, hal ini terdapat pada gambar

4.39. Kemudian pada gambar 4.40, didapatkan 9 (9 %) responden mengkonsumsi

makanan cepat saji lebih dari 3x dalam seminggu dengan alasan menghabiskan

sisa makanan cucunya, atau memang menyukainya, sisanya menyatakan tidak

suka.

Sodium berpengaruh dalam keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika

seseorang mengkonsumsi garam dengan jumlah yang tinggi, maka kerja ginjal

untuk mengeluarkan besar garam menjadi lebih berat.77

Hal ini pernah diteliti oleh

Sung Kyu Ha (2014) dengan kesimpulan pengurangan garam diet dari asupan

Page 100: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

80

awal 9-12 g/hari ke tingkat yang direkomendasikan 5-6 g/hari akan memiliki efek

menguntungkan yang besar pada kesehatan jantung bersama dengan penghematan

biaya perawatan kesehatan utama diseluruh dunia.78

Pada gambar 4.41 di penelitian ini didapatkan 45 (47 %) responden masih

mengkonsumsi kopi, tetapi hanya 6 (6 %) responden yang mengkomsumsi kopi >

(lebih dari) 2 cangkir per hari, biasanya pada pagi hari dan sore hari yang berarti

sejumlah responden tersebut masih sering mengkonsumsi kopi. Hal ini sejalan

dengan penelitian Mesas AE (2011) bahwa pada individu dengan tekanan darah

tinggi, konsumsi kafein dapat menaikkan tekanan darah secara akut selama ≥ 3

jam.79

Konsumsi alkohol dalam batas toleransi adalah tidak lebih dari dua

minuman per hari untuk pria dan tidak lebih dari satu gelas per hari untuk

wanita.80

Di Indonesia, konsumsi alkohol masih tidak lumrah. Pada penelitian ini

peneliti tidak menemukan responden yang minum alkohol setidaknya 1 gelas

dalam seminggu, hal ini terdapat pada gambar 4.43.

Berat badan berlebih menjadi salah satu faktor risiko dalam meningkatkan

tekanan darah. Dalam penelitian ini, pada gambar 4.44 didapatkan 83 (86 %)

responden menjaga berat badannya dalam kisaran normal, walaupun terlihat

beberapa dari responden ada yang mempunyai berat badan berlebih. Sejumlah

86(90 %) responden tahu bahwa berat badan berlebih dapat mempengaruhi

tekanan darah, terdapat pada gambar 4.45. Pada penelitian Suman Dua (2014)

peningkatan indeks massa tubuh yang dikaitkan dengan prehipertensi dapat

menunjukkan bahwa subjek memiliki risiko tinggi untuk mengalami hipertensi.81

Aktifitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot

rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi, aktivitas ini mencakup

aktivitas fisik ringan dan sedang, pada aktivitas fisik ringan hanya memerlukan

sedikit tenaga dan saat melakukannya masih dapat berbicara atau bernyanyi, hal

tersebut antara lain berdiri melakukan pekerjaan rumah tangga ringan seperti

mencuci piring, setrika, memasak, menyapu, menyapu lantai, menjahit, dan

berjalan santai.75

Pada gambar 4.46 di penelitian ini, didapatkan 69 (72 %) responden

melakukan aktifitas fisik setiap hari seperti berkebun, menyapu, mencuci,

Page 101: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

81

mengepel lantai. Kemudian 79 (82 %) responden melakukan aktivitas jalan kaki

setidaknya selama 30 menit dalam satu hari, hal ini terdapat pada gambar 4.47.

Responden yang berolahraga 30 menit dalam sehari hanya 27 (28 %), hal ini

terdapat pada gambar 4.48. Olahraga yang dilakukan seperti lari, jogging, main

bola, berenang, senam, bersepeda. Ketika orang dewasa yang lebih tua tidak dapat

melakukakn aktivitas fisik yang disarankan karena kondisi kesehatan, mereka

harus aktif secara fisik seperti yang dimungkinkan oleh kemampuan dan kondisi

mereka.82

Diantara berbagai faktor risiko kardiovaskular utama, merokok dan

hipertensi telah diteliti banyak berkaitan dengan kesehatan jantung dan pembuluh

darah. Lebih dari 4.000 zat beracun yang diidentifikasi dalam rokok, khususnya

nikotin dan karbon monoksida. Kedua senyawa ini menunjukkan sifat berbahaya

dengan mekanisme yg berbeda. Berikut ini adalah efek kardiovaskular yang

dimediasi oleh nikotin seperti stimulasi nervus simpatis, peningkatan pelepasan

katekolamin, meningkatnya tekanan darah sistolik dan denyut jantung (efek akut),

dan disfungsi endotel. Sedangkan efek utama dari karbon monoksida adalah

peningkatan carboxyhemoglobin dan hipoksia jaringan.83

Pada gambar 4.49 di penelitian ini didapatkan hanya 2 % responden yang

masih merokok, sisanya menyatakan dirinya sudah berhenti merokok lebih dari 5

tahun. Sekitar 50 % responden menjadi perokok pasif kronik karena tinggal

serumah dengan orang yang merokok, memiliki keluarga yang merokok dalam

rumahnya, dan berada dalam lingkungan orang yang merokok meskipun bukan

perokok, hal ini terdapat pada gambar 4.50.

Secara garis besar, stres dikonseptualisasikan sebagai persepsi tuntutan

lingkungan yang diyakini melebihi sumber daya seseorang untuk beradaptasi

dengan situasi.84

Didapatkan pada gambar 4.52, responden yang menyatakan

dirinya mudah stress sejumlah 45 (47 %). Secara keseluruhan, pada penelitian

Spruill TM (2013) disebutkan ada dukungan untuk hipotesis bahwa paparan stres

psikososial kronis berkontribusi terhadap perkembangan hipertensi, namun perlu

studi prospektif tambahan sebelum hubungan kausal dibuat, terutama pada kasus

diskriminasi seperti perbedaan jenis kelamin dan ras.85

Page 102: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

82

Sejumlah 58 (60 %) responden tidur < (kurang dari) 6 jam pada malam

hari, hal ini terdapat pada gambar 4.53, dan mayoritas responden menyatakan

mereka tidur jika merasa lelah, terdapat pada gambar 4.54. Hal ini dianggap sulit

bagi responden karena keadaan lingkungan dan spiritual yang berbeda, beberapa

dari mereka tidak dapat tidur lagi ketika sudah terbangun, sebagian memilih untuk

bangun lebih pagi karena terbiasa untuk menunaikan shalat sunnah tahajud. Hasil

penelitian Annisa Aulia (2010) terdapat antara kualitas tidur yang terganggu

terhadap angka kejadian hipertensi.86

Secara keseluruhan pada gambar 4.34 didapatkan responden yang

memiliki gaya hidup yang baik sebesar 35 (37 %) responden, kemudian responden

dengan gaya hidup cukup baik sebesar 52 (54 %), responden dengan gaya hidup

kurang baik sebesar 5 (5 %) dan responden dengan gaya hidup tidak baik sebesar

4 (4 %). Secara mayoritas hal responden mempunyai gaya hidup dengan tingkat

yang cukup baik, hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan gaya hidup

sebagai faktor utama, pengendalian utama dititik beratkan pada dorongan internal

salah satunya gaya hidup.

4.4.7 Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya

rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk

mengadakan perubahan tingkah laku dan aktivitas. Semua aktivitas ini didasarkan

pada kebutuhan biologis, insting, dan unsur-unsur kejiwaan lainnya yang

dipengaruhi oleh perkembangan budaya manusia.

Motivasi, Kepercayaan, dan Action (MBA) adalah tiga faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang. Adanya motivasi dimulai dengan mimpi atau

keinginan dan biasanya disertai dengan antusiasme, apabila seseorang

bersemangat terhadap tujuannya dan merasakan kepercayaan yang kuat dalam

hati, maka sesorang tersebut akan berusaha untuk mencapainya. Dan tanpa

kepercayaan, seseorang juga mungkin tidak akan melakukan apa pun yang telah

ditetapkan untuk dilakukan. Sedangkan aksi adalah sebagai mitra dari motivasi

dan kepercayaan, tindakan akan menjadi akhir untuk mencapai sesuatu (Uno,

2007).48

Page 103: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

83

Pada penelitian ini pernyataan tentang motivasi memuat motivasi

instrinsik dan ekstrinsik, pengaruh riwayat keluarga, tujuan dan harapan dari

dalam diri sendiri serta beberapa dorongan dari ekstrinsik seperti dukungan

keluarga diharapkan membentuk upaya dalam pengendalian hipertensi.

Didapatkan seluruh responden ingin hipertensinya terkontrol karena terdapat

riwayat keluarga yang menderita penyakit hipertensi, ataupun sudah ada yang

meninggal, terdapat pada gambar 4.56. Seluruh responden juga tidak ingin

keturunannya ada yang menderita hipertensi, hal ini terdapat pada gambar 4.57.

Responden juga memiliki harapan untuk mengontrol penyakit hipertensinya dan

hidup sehat, terdapat pada gambar 4.58. Kemudian pada gambar 4.59 didapatkan

97 % responden tahu penyakitnya bisa dikendalikan jika mereka mengontrol

tekanan darahnya dan minum obat secara teratur.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Sri Ayu (2014) didapatkan hasil bahwa

lansia dengan penyakit hipertensi mempunyai motivasi yang tinggi dalam

memeriksakan tekanan darah. Berdasarkan hasil wawancara, lansia hipertensi

mengatakan motivasi untuk datang ke pelayanan kesehatan dalam memeriksakan

tekanan darah karena takut apabila tidak diperiksa.87

Hasil ini juga sesuai dengan

penelitian Yossi (2014) yang dilakukan di Puskesmas Talang Kabupaten Solok

tentang hubungan karakteristik dan motivasi pasien hipertensi terhadap kepatuhan

dalam menjalani pengobatan bahwa 93 % respondennya memiliki motivasi

tinggi.88

Setiadi (2008) menyatakan bahwa dukungan keluarga terdiri dari

dukungan instrumental, informasi, apresiasi, dan emosional. Komponen tersebut

mungkin mendukung responden dalam meningkatkan kesehatan mereka.

Dukungan keluarga mungkin berpengaruh dalam penurunan mortalitas sehingga

pasien akan lebih mudah untuk memulihkan diri dari penyakit mereka.89

Pada penelitian ini, terdapat pada gambar 4.60 didapatkan 85 % responden

mempunyai keluarga yang mengingatkan dirinya untuk kontrol tekanan darah dan

minum obat secara rutin, dan sejumlah 88 % mempunyai keluarga dan teman

yang mendukung mereka untuk sembuh, hal ini terdapat pada gambar 4.61. Hal

ini sesuai dengan penelitian Iin Kusumawardana (2017) bahwa terdapat hubungan

Page 104: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

84

yang signifikan antara dukungan keluarga dengan lansia yang mempunyai

penyakit hipertensi.90

Hasil penelitian yang didapatkan dari 96 responden pasien hipertensi,

kurang dari setengah responden sebanyak 44 orang (46 %) memiliki motivasi

baik, sedangkan yang memiliki motivasi cukup baik sebanyak 52 (54 %)

responden, dan yang memiliki motivasi kurang baik dan tidak baik tidak ada atau

0%, hal ini terdapat pada gambar 4.55.

Page 105: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

85

4.5 Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada :

1. Waktu penelitian ini terbatas, sehingga pada masa mendatang ada baiknya

penelitian ini dilakukan dengan desain analitik komparatif untuk melihat,

menganalisis dan membandingkan adanya perbedaan motivasi antara

pasien hipertensi yang menggunakan layanan jaminan kesehatan nasional

dan yang menggunakan kartu tanda penduduk elektronik/tidak

menggunakan keduanya terhadap upaya pengendalian hipertensi.

2. Tempat penelitian dilakukan hanya satu tempat, sehingga pada masa

mendatang ada baiknya peneliti membuat gambaran penelitian dengan

skala yang lebih luas, misalnya perbandingan motivasi upaya

pengendalian hipertensi antara daerah Kota Tangerang dengan Kabupaten

Tangerang.

Page 106: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

86

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang motivasi masyarakat

terhadap upaya pengendalian hipertensi yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan

sebesar 67 (70 %), dan laki-laki sebesar 29 (30 %) responden. Distribusi

responden berdasarkan umur terbanyak pada usia 55-64 sebesar 37 (39 %),

pada pendidikan terakhir ditemukan terbanyak adalah tamat SMA sebesar

36 (38 %), untuk pekerjaan terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga

sebesar 48 (50 %).

2. Dari 85 (89 %) responden mempunyai pengetahuan yang baik, dan 83 (86

%) responden memiliki motivasi yang baik, namun hanya 58 (60 %)

responden yang memiliki keteraturan pengobatan yang baik, dan hanya 35

(37 %) responden yang memiliki gaya hidup baik.

3. Responden dengan kualitas hidup yang baik sebesar 68 (71 %), dan

responden dengan kualitas hidup yang cukup baik sebesar 28 (29 %).

4. Responden dengan riwayat hipertensi dalam keluarga sebesar 60 (63 %),

dan responden yang tidak memiliki keluarga atau lingkungannya yang

menderita hipertensi sebesar 36 (37 %).

5. Secara hasil keseluruhan perhitungan yang didapatkan dari segi

pengetahuan, kualitas hidup, riwayat keteraturan berobat, dan gaua hidup

didapatkan responden yang memiliki motivasi baik sebanyak 44 orang (46

%) dan responden yang memiliki motivasi yang cukup baik sebesar 52

orang (54 %).

Page 107: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

87

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian

yang telah dilakukan antara lain :

1. Bagi masyarakat yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi

diharapkan lebih sering untuk memeriksakan tekanan darahnya ke fasilitas

kesehatan agar dapat terdeteksi lebih awal dalam upaya pengendalian

hipertensi.

2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur diharapkan dapat menambah variasi

kegiatan puskesmas dalam upaya pengendalian hipertensi.

Page 108: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

88

BAB VI

KERJASAMA RISET

Riset ini merupakan bagian kerja sama riset mahasiswa dengan kelompok

riset non communicable diseases dibawah bimbingan dr. Risahmawati, Dr. Med.

Sc. dan dr. Nurmila Sari, M.Kes.

Page 109: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

89

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. The Global Burden of Disease: 2000-2016

update [Internet]. Available from:

http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/estimates/en/

2. Pk W, Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Ovbiagele B, Casey DE, et

al. 2017 Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and

Management of High Blood Pressure in Adults A Report of the American

College of Cardiology / American Heart Association T. Journal of

American College of Cardiology. 2017. 30-33 p.

3. Kesehatan K, Indonesia R. Masalah Hipertensi di Indonesia [Internet].

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Available from:

http://www.depkes.go.id/article/view/1909/masalah-hipertensi-di-

indonesia.html

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013;90.

5. Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (

Riskesdas ) Provinsi Banten Tahun 2007. Badan Penelit dan Pengemb

Kesehat RI. 2009;

6. Kementerian Kesehatan RI. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Rencana Strateg Kementeri Kesehat RI 2015-2019.

2015;

7. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak

Menular (POSBINDU PTM). Kementerian Kesehatan RI. 2012.

8. Casey. A. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Kelompok Gramedia.;

2012.

9. Understanding Blood Pressure Readings [Internet]. [cited 2018 Oct 5].

Available from: http://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-

Page 110: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

90

pressure/understanding-blood-pressure-readings

10. Kemenkes RI. InfoDATIN Hipertensi. Kemenkes RI. 2014.

11. Wang Y, Xing F, Liu R, Liu L, Zhu Y, Wen Y, et al. Isolated Diastolic

Hypertension Associated Risk Factors among Chinese in Anhui Province,

China. Int J Environ Res Public Health [Internet]. 2015 Apr 22;12(4):4395–

405. Available from: http://www.mdpi.com/1660-4601/12/4/4395

12. Saeed AAW. Combined Systolic Diastolic Hypertension among Adults in

Saudi Arabia: Prevalence, Risk Factors and Predictors: Results of a

National Survey. . Int J Med Res Heal Sci. 2017;6(6):171–6.

13. Verdecchia, Paolo, Angeli F. Natural History of Hypertension Subtypes.

2005;1094–6.

14. Mancia G., Fagard R., Narkiewicz K. et al. 2013 ESH/ESC guidelines for

the management of arterial hypertension: the Task Force for the

Management of Arterial Hypertension of the European Society of

Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC). Eur

Hear J. 2013;34:2159–2219.

15. Duprez AD. Systolic Hypertension in the Elderly: Addressing an Unmet

Need. Am J Med [Internet]. 121(3):179–84. Available from:

https://www.amjmed.com/article/S0002-9343(07)01098-4/fulltext

16. National Heart Lung and Blood. What Is High Blood Pressure? Am Hear

Assoc. 2016;

17. Chobanian A V, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL,

et al. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7

report. JAMA. 2003;

18. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.

2013;88.

19. Reed MB, Anderson CM, Vaughn JW, Burns DM. The Effect of Cigarette

Page 111: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

91

Price Increases on Smoking Cessation in California. Prev Sci [Internet].

2008 Mar 7;9(1):47–54. Available from:

http://link.springer.com/10.1007/s11121-008-0081-1

20. Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casey DE, Collins KJ, Dennison

Himmelfarb C, et al. 2017

ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCNA

Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of

High Blood Pressure in Adults: Executive Summary. Hypertension. 2017;

21. Appel LJ. Lifestyle Modification as a Means to Prevent and Treat High

Blood Pressure. J Am Soc Nephrol [Internet]. 2003 Jul 1;14(90002):99S–

102. Available from:

http://www.jasn.org/cgi/doi/10.1097/01.ASN.0000070141.69483.5A

22. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Interna Publishing. 2014.

23. Lloyd-jones DM, Levy D. S ECTION I EPIDEMIOLOGY AND

PATHOPHYSIOLOGY Epidemiology of Hypertension. Hypertension: A

Companion to Braunwalds Heart Disease. 2016. 4 p.

24. Vasan RS, Beiser A, Seshadri S, Larson MG, Kannel WB, D‟Agostino RB,

et al. Residual lifetime risk for developing hypertension in middle-aged

women and men: The Framingham Heart Study. JAMA. 2002;287:1003–

10.

25. Wolf-Maier K, Cooper RS, Banegas JR, Giampaoli S, Hense H-W, Joffres

M, et al. Hypertension prevalence and blood pressure levels in 6 European

countries, Canada, and the United States. JAMA. 2003;289:2363–9.

26. Butler MG. PEDIATRIC HYPERTENSION: GENETICS OF

HYPERTENSION CURRENT STATUS. HHS Public Access.

2016;58:175–178.

27. Bateman BT, Shaw KM, Kuklina EV, Callaghan WM, Seely EW H-DS.

Hypertension in women of reproductive age in the United States: NHANES

Page 112: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

92

1999–2008. PLoS One. 2012;7(4):e36171.

28. Kaplan NM, Victor RG. Kaplan‟s clinical hypertension: Eleventh edition.

Kaplan‟s Clinical Hypertension: Eleventh Edition. 2014. 5-6 p.

29. Beevers G. ABC of hypertension: The pathophysiology of hypertension.

BMJ. 2001;

30. Dharmashankar K, Widlansky ME. Vascular endothelial function and

hypertension: Insights and directions. Current Hypertension Reports. 2010.

31. Carretero OA, Oparil S. Essential hypertension. Part I: Definition and

etiology. Circulation. 2000.

32. Chobanian A V., Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL,

et al. Seventh report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.

Hypertension. 2003.

33. Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casey DE, Collins KJ, Dennison

Himmelfarb C, et al. 2017

ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCNA

Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of

High Blood Pressure in Adults. J Am Coll Cardiol. 2017;

34. Hiremath J. Preventing Cardiovascular Complications of Hypertension.

Med Updat 2005. 2005;

35. Muhadi. JNC 8 : Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi

Dewasa. Cermin Dunia Kedokt. 2016;

36. Guidelines P, Risk C. Prevention of Cardiovascular Disease Prevention of

Cardiovascular Disease. World Heal Organ. 2007;

37. Milton F. Usry, Lawrence H. Hammer WKC. Cost Accounting: Planning

and Control. 1991.

38. Aulia. Pengendalian Hipertensi [Internet]. Jakarta: DIREKTORAT

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK

Page 113: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

93

MENULAR KEMENTRIAN KESEHATAN INDONESIA; 2017.

Available from: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-

penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/pengendalian-hipertensi-faq

39. Xu X. Health motivation in health behavior: Its theory and application.

UNLV Theses, Diss Prof Pap Capstones [Internet]. 2009;42. Available

from:

https://pdfs.semanticscholar.org/8caf/901e8463f19cf7286e75bea00c00cbef

851c.pdf

40. A.M S. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada; 2001. 71 p.

41. Mustaqim H. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 72 p.

42. Permadani D, Arifin D. The Smiling Teacher. Bandung: Nuansa Aulia;

2010. 132 p.

43. Soemanto W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta; 1990. 191-192

p.

44. Purwanto N. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya; 1996.

73 p.

45. Nasution S. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara; 2000. 76

p.

46. Taufik. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; 2007.

47. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

2007.

48. Uno HB. Teori Motivasi & Pengukurannya. Junwinanto, editor. Jakarta:

Bumi Aksara; 1-10 p.

49. Soekanto S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada;

2006.

50. Setiawan E. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. KBBI

Indonesia. 2012.

Page 114: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

94

51. De Vries J, Van Heck GL. The World Health Organization Quality of Life

assessment instrument (WHOQOL-100): Validation study with the dutch

version. Eur J Psychol Assess. 1997;

52. Street E. On Being a Therapist - Kottler,Ja. J Fam Ther. 1991;

53. Puskesmas Ciputat Timur [Internet]. Dinas Kesehatan Tangerang Selatan.

2017. Available from:

http://dinkes.tangerangselatankota.go.id/main/content/puskesmas/2/18

54. Boone WJ, Yale MS, Staver JR. Rasch analysis in the human sciences.

Rasch Analysis in the Human Sciences. 2014.

55. Alagumalai S, Curtis DD. Applied Rasch measurement: A book of

exemplars. Springer. 2005.

56. Linacre JM. A User‟s Guide to WINSTEPS MINISTEP, Rasch-Model

Computer Programs. 2016.

57. Apriningsih. Trend Kasus Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur

Tangerang Selatan Tahun 2010-2012. J Kedokt dan Kesehat. 10(1):1–57.

58. Rahajeng E TS. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia.

Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan

Departemen Kesehatan RI. Jakarta; 2014.

59. Amelia Putri N, Mulyawati Utari D. Perbedaan Proporsi Berbagai Faktor

Risiko Hipertensi Pada Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Cilandak,

Jakarta Selatan Tahun 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 2013.

60. Raihan NL, Erwin., Dewi AP. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Hipertensi Primer Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas

Rumbai Pesisir. JOM PSIK [Internet]. 2014;1(2). Available from:

https://media.neliti.com/media/publications/186274-ID-faktor-faktor-yang-

berhubungan-dengan-ke.pdf

61. Winanda C, Yusron IR, Kartika R. Permasalahan Pada Masa Tua. Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan. 2010. 31 p.

Page 115: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

95

62. Kemenkes PD dan I. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Bul

Jendela Data Inf Kesehatan, Semester 1. 2013;7.

63. Simonangkir L. Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Pencegahan

Hipertensi Pada Pria Usia 25-45 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pakam Pekan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 [Internet]. Universitas

Sumatera Utara; 2012. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65497/Cover.pdf?se

quence=6&isAllowed=y

64. Britani C, Ranimpi YY, Nusawakan AW. Kesehatan Spiritual Lanjut Usia

Di Getasan Dan Panti Wredha Salib Putih Salatiga. J LINK [Internet].

2017;13(2):13–23. Available from: http://ejournal.poltekkes-

smg.ac.id/ojs/index.php/link

65. Sumiati T. Pemahaman perawat terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual

klien pada lansia di RSU Mardi Lestari Kabupaten Sragen. Universitas

Dipenogoro. Semarang.; 2009.

66. Suprihatin A, Raharjo B, Catur W A. Hubungan Antara Kebiasaan

Merokok, Aktivitas Fisik, Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Hipertensi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Nguter [Internet]. Universitas

Muhammadiyah Surakarta; 2016. Available from:

http://eprints.ums.ac.id/46230/27/NASKAH PUBLIKASI REV.pdf

67. Ranasinghe P, Cooray DN, Jayawardena R, Katulanda P. The influence of

family history of Hypertension on disease prevalence and associated

metabolic risk factors among Sri Lankan adults. BMC Public Health

[Internet]. 2015 Dec 20;15(1):576. Available from:

http://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-015-

1927-7

68. van der Sande MA, Walraven GE, Milligan PJ, Banya WA, Ceesay SM,

Nyan OA, et al. Family history: an opportunity for early interventions and

improved control of hypertension, obesity and diabetes. Bull World Health

Organ. 2001;

Page 116: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

96

69. Middeke M, Lemmer B, Schaaf B, Eckes L. Prevalence of hypertension-

attributed symptoms in routine clinical practice: A general practitioners-

based study. J Hum Hypertens. 2008;

70. Palmer A, Williams B. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga; 2007.

71. Rusida RE, Adhani R, Panghiyangani R. Pengaruh Tingkat Pengetahuan,

Motivasi dan Faktor Obat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien

Hipertensi di Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2017. J Pharmascience.

4(2):130–41.

72. Hairunnisa. Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet dengan

Tekanan Darah Terkontrol pada Penderita Hipertensi Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat. J Mhs PSPD FK

Univ Tanjung Pura. 2014;1(1):1–25.

73. Lifestyle Changes For Healthy Blood Pressure [Internet]. Harvard Medical

School. [cited 2018 Oct 20]. Available from:

https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/6-simple-tips-to-reduce-

your-blood-pressure

74. Smith SR, Klotman PE, Svetkey LP. Potassium chloride lowers blood

pressure and causes natriuresis in older patients with hypertension. J Am

Soc Nephrol [Internet]. 1992 Feb;2(8):1302–9. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1627756

75. Infographic Hipertensi , Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah [Internet].

Kementerian Kesehatan RI. 2018 [cited 2018 Oct 1]. Available from:

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-

jantung-dan-pembuluh-darah/page/5

76. Fauziah., Saifuddin S, Ulfah N. Analisis Kadar Asam Lemak Bebas Dalam

Gorengan Dan Minyak Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan Di

Workshop UNHAS. [Internet]. Universitas Hasanuddin Makassar;

Available from: http//repository.unhas.ac.id

77. He FJ, MacGregor GA. Salt, blood pressure and cardiovascular disease.

Page 117: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

97

Curr Opin Cardiol [Internet]. 2007 Jul;22(4):298–305. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17556881

78. Ha SK. Dietary Salt Intake and Hypertension. Electrolytes Blood Press

[Internet]. 2014;12(1):7. Available from:

https://synapse.koreamed.org/DOIx.php?id=10.5049/EBP.2014.12.1.7

79. Mesas AE, Leon-Muñoz LM, Rodriguez-Artalejo F, Lopez-Garcia E. The

effect of coffee on blood pressure and cardiovascular disease in

hypertensive individuals: a systematic review and meta-analysis. Am J Clin

Nutr [Internet]. 2011 Oct 1;94(4):1113–26. Available from:

https://academic.oup.com/ajcn/article/94/4/1113/4598121

80. Limiting Alcohol to Manage High Blood Pressure [Internet]. American

Heart Association. 2016 [cited 2018 Oct 20]. Available from:

http://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/changes-you-

can-make-to-manage-high-blood-pressure/limiting-alcohol-to-manage-

high-blood-pressure

81. Dua S, Bhuker M, Sharma P, Dhall M, Kapoor S. Body mass index relates

to blood pressure among adults. N Am J Med Sci [Internet]. 2014;6(2):89.

Available from: http://www.najms.org/text.asp?2014/6/2/89/127751

82. Physical Activity and Older Adults [Internet]. World Health Organization.

2018 [cited 2018 Oct 5]. Available from:

http://www.who.int/dietphysicalactivity/factsheet_olderadults/en/

83. Smoking and Hypertension. J Cardiol Curr Res [Internet]. 2015 Mar

19;2(2). Available from: http://medcraveonline.com/JCCR/JCCR-02-

00057.php

84. Cohen S, Janicki-Deverts D, Miller GE. Psychological stress and disease.

JAMA [Internet]. 2007 Oct 10;298(14):1685–7. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17925521

85. Spruill TM. Chronic psychosocial stress and hypertension. Current

Hypertension Reports. 2010.

Page 118: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

98

86. Fitri AA. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Kejadian Hipertensi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2013.

87. Wulandhani SA, Nurchayati S, Lestari W. HUBUNGAN DUKUNGAN

KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA HIPERTENSI DALAM

MEMERIKSAKAN TEKANAN DARAHNYA. JOM PSIK. 2014;1(2).

88. Fitriana Y, Harysko RO. HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN

MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN

DALAM MENJALANI PENGOBATAN DI PUSKESMAS TALANG

KABUPATEN SOLOK TAHUN 2014. STIKes Yarsi SUMBAR Bukit

Tinggi; 2014.

89. Setiadi. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu;

2008.

90. Kusumawardana I, Tamtomo D, - S. Relationship between Knowledge and

Family Support regarding Hypertension with Blood Pressure Control in

Elders. Indones J Med [Internet]. 2017;02(01):1–9. Available from:

http://www.theijmed.com/index.php?journal=theijmed&page=article&op=

view&path%5B%5D=36&path%5B%5D=42

Page 119: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

99

LAMPIRAN

Lampiran 1

Perizinan Penelitian

Page 120: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

100

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

KUESIONER “MOTIVASI PENGENDALIAN HIPERTENSI / PENYAKIT

DARAH TINGGI”

Assalamualaikum Wr. Wb.

Yth. Bapak/Ibu,

Untuk memenuhi kelengkapan penyusunan skripsi, kami bermaksud mengadakan

penelitian di Puskesmas Ciputat Timur, Tangerang Selatan dengan judul skripsi

“Motivasi Masyarakat Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi di Puskesmas

Ciputat Timur”.Maka dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah kami meminta

kesediaan Bapak, Ibu, Saudara/i untuk sedikit meluangkan waktu dalam mengisi

kuesioner yang terlampir.Untuk itu, diharapkan responden dapat memberikan jawaban

yang sebenar-benarnya demi membantu penelitian. Penelitian ini tidak akan

menimbulkan kerugian untuk responden. Kami menjamin kerahasiaan identitas dan

seluruh jawaban responden. Atas waktu dan kesediaannya, kami ucapkan terima kasih,

semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat kami,

PENGANTAR

Definisi Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg pada dua

kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

(infodatin buletin “Hipertensi”, Kemenkes RI

Fitmika Dewi

11151030000049

Page 121: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

101

FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Alamat :

Jenis Kelamin :

Lingkari salah satu

Pendidikan Terakhir : Tamat SD / Tamat SMP / Tamat SMA / S1 & lebih tinggi

Pekerjaan :

Wiraswasta / PNS (Pegawai Negeri Sipil) / Pegawai Swasta / TNI/Porli / Supir, Petani,

Nelayan, Buruh / Pensiunan / Tidak Kerja

Tekanan Darah : / /

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN

Dengan ini,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, memberikan persetujuan dan bersedia untuk

mengisi kuesioner yang diberikan peneliti sampai akhir.Saya mengerti bahwa saya

menjadi bagian dari penelitian ini untuk mengetahui “Motivasi Masyarakat Terhadap

Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur”.Saya telah

dijelaskan oleh peneliti, bahwa jawaban kuesioner ini bersifat sukarela dan hanya

dipergunakan untuk penelitian dan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.Oleh karena itu

saya bersedia untuk menjadi responden.

Ciputat, 2018

……………………….

( )

Page 122: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

102

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Beri Tanda Centang () pada kolom YA atau TIDAK sesuai jawaban Anda.

Setiap pertanyaan hanya boleh diisi 1 jawaban.

No. Pertanyaan YA TIDAK

PENGETAHUAN HIPERTENSI (PENYAKIT DARAH TINGGI)

1 Saya mengetahui diri saya menderita hipertensi (penyakit darah tinggi)

2 Saya mengetahui bahwa hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah

> 130/80 mmHg (satuan tekanan darah)

3 Saya mengetahui bahwa hipertensi menjadi penyebab munculnya

penyakit lain yang lebih berat

4 Saya menderita hipertensi <(kurang dari ) 5 tahun

5 Saya menderita hipertensi >(lebih dari ) 5 tahun

6 Saya memiliki penyakit kronis selain hipertensi (*beri tanda ceklist bila

ada, boleh lebih dari 1):

Diabetes (sakit gula)

Penyakit ginjal

Gagal ginjal

Penyakit jantung

Kolestrol tinggi

Retinopati

Stroke

KUALITAS HIDUP

7 Saya merasa terganggu dengan penyakit hipertensi

8 Penyakit hipertensi saya belum mengganggu aktivitas fisik saya (masih

bekerja seperti seperti biasa)

9 Penyakit hipertensi saya sudah menganggu sebagian aktivitas saya

(performa menurun)

10 Penyakit hipertensi saya sudah menganggu seluruh akrivitas saya (sudah

tidak bekerja/ istirahat total)

11 Penyakit hipertensi saya membuat saya ingin lebih menjaga pola makan

12 Penyakit hipertensi menghalangi saya dari rencana bepergian jarak jauh

13 Saya ikhlas menerima penyakit hipertensi

Page 123: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

103

YA TIDAK

15 Keikhlasan saya dalam menerima penyakit mempengaruhi keteraturan

dalam minum obat

RIWAYAT KELUARGA

16 Di keluarga saya, ada yang menderita hipertensi

17 Di keluarga saya, ada yang meninggal karena hipertensi

18 Di lingkungan tempat tinggal saya, ada yang meninggal karena hipertensi

19 Saya mencari tahu lebih dalam tentang hipertensi karena keluarga dan

lingkungan saya ada yang hipertensi

RIWAYAT PENGOBATAN DAN KETERATURAN BEROBAT

20 Saya rutin memeriksa tekanan darah 1 bulan sekali

21 Saya hanya memeriksakan tekanan darah saya apabila saya merasakan

keluhan-keluhan tertentu

22 Saya sangat jarang memeriksa tekanan darah (lebih dari 3 bulan sekali)

23 Saya mengkonsumsi obat hipertensi

24 Saya rutin dan patuh mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter

25 Saya sudah tidak mengkonsumsi obat hipertensi walaupun masih

menderita hipertensi

GAYA HIDUP

26 Saya mengkonsumsi minimal salah satu buah (apel, jeruk, anggur,

mangga, melon, nanas, pisang, stroberi) 1x sehari

27 Saya mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari secara rutin

28 Saya makan makanan yang di goreng dengan minyak setiap hari

(bakwan, tahu, tempe, pisang goreng)

29 Total garam yang saya konsumsi dalam semua makanan saya < (kurang

dari) 1 sendok teh per hari

30 Saya membatasi asupan garam dengan cara memasak sendiri makanan

saya di rumah

31 Saya mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari 3x seminggu

(mis: ayam goreng tepung, daging sapi panggang, burger,dll)

32 Saya minum kopi

33 Saya minum kopi > (lebih dari) 2 cangkir / hari

34 Saya mengkonsumsi alkohol setidaknya 1 gelas dalam seminggu

Page 124: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

104

35 Saya menjaga berat badan saya agar tetap dalam kisaran normal

YA

TIDAK

36

Saya mengetahui bahwa berat badan berlebih dapat mempengaruhi

tekanan darah

37 Saya melakukan aktivitas fisik setiap hari (cth: berkebun, menyapu,

mencuci, mengepel lantai)

38 Saya berjalan kaki setidaknya selama 30 menit dalam satu hari

39 Saya berolahraga 3 – 4 kali dalam seminggu selama 30 menit (lari,

jogging, main bola, berenang, senam, bersepeda, dll)

40 Saya merokoksetidaknya satu batang per hari dalam satu bulan terakhir

41 Saya tinggal serumah dengan orang yang merokok meskipun saya bukan

perokok

42 Saya memiliki keluarga yang merokok dalam rumah saya

43 Saya berada di lingkungan orang yang merokok, meskipun saya bukan

perokok

44 Saya mudah stress

45 Saya tidur selama < (kurang dari) 6 jam pada malam hari

46 Saya istirahat ketika saya merasa lelah

MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

47 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol karena keluarga saya ada

yang menderita dan/atau meninggal

48 Sayatidak ingin keturunan saya ada yang menderita hipertensi

49 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol dan hidup sehat

50 Saya tahu bahwa penyakit saya bisa terkontrol jika saya mengontrol

tekanan darah saya dan teratur minum obat

51 Saya mempunyai keluarga yang mengingatkan saya untuk kontrol

tekanan darah dan minum obat secara rutin

52 Saya mempunyai keluarga dan teman saya mendukung saya untuk

mengontrol penyakit hipertensi saya

Allhamdulillahirobbil „Alamin

Terimakasih atas partisipasi Bapak / Ibu / Saudara/i dalam mengisi lembar kuesioner ini

sampai akhir, jawaban Anda akan sangat kami hargai

Page 125: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

105

Lampiran 3

Data Tekanan Darah Responden

No. Jenis Kelamin Usia Tekanan Darah

1 Laki-Laki 68 150/100

2 Perempuan 56 150/100

3 Laki-Laki 75 140/70

4 Perempuan 55 180/110

5 Perempuan 60 140/90

6 Perempuan 53 160/80

7 Laki-Laki 67 140/80

8 Perempuan 58 150/90

9 Laki-Laki 59 170/100

10 Laki-Laki 50 140/90

11 Perempuan 68 180/100

12 Laki-Laki 62 150/90

13 Perempuan 57 150/100

14 Perempuan 61 160/100

15 Perempuan 60 140/90

16 Perempuan 60 165/100

17 Perempuan 51 160/110

18 Perempuan 68 150/70

19 Laki-Laki 76 160/100

20 Perempuan 66 150/100

21 Perempuan 73 130/80

22 Perempuan 57 150/90

23 Perempuan 65 120/80

24 Perempuan 61 140/80

25 Perempuan 55 110/70

26 Perempuan 63 100/80

27 Perempuan 56 120/80

28 Perempuan 63 100/70

29 Laki-Laki 67 150/90

30 Perempuan 63 130/70

31 Perempuan 63 120/90

32 Perempuan 54 140/90

33 Perempuan 48 120/80

34 Perempuan 55 130/90

35 Laki-Laki 51 120/80

36 Perempuan 69 140/80

37 Perempuan 56 120/80

38 Perempuan 51 160/100

Page 126: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

106

No. Jenis Kelamin Usia Tekanan Darah

39 Perempuan 52 140/90

40 Perempuan 53 130/80

41 Laki-Laki 50 160/90

42 Laki-Laki 69 140/90

43 Perempuan 59 130/90

44 Laki-Laki 68 140/90

45 Laki-Laki 65 150/90

46 Perempuan 55 150/100

47 Perempuan 41 140/90

48 Laki-Laki 57 165/100

49 Perempuan 53 160/90

50 Perempuan 85 130/80

51 Laki-Laki 60 140/90

52 Perempuan 62 150/90

53 Laki-Laki 80 130/90

54 Perempuan 73 140/90

55 Perempuan 57 140/80

56 Perempuan 50 130/90

57 Perempuan 70 150/90

58 Laki-Laki 67 160/100

59 Perempuan 70 130/90

60 Perempuan 80 160/100

61 Laki-Laki 48 140/90

62 Perempuan 52 140/90

63 Perempuan 64 140/90

64 Perempuan 56 130/80

65 Perempuan 46 140/90

66 Laki-Laki 38 130/90

67 Perempuan 48 150/100

68 Laki-Laki 48 140/90

69 Perempuan 37 130/80

70 Laki-Laki 60 130/80

71 Perempuan 46 150/90

72 Perempuan 69 130/90

73 Laki-Laki 65 160/80

74 Perempuan 66 130/70

75 Perempuan 55 130/80

76 Laki-Laki 59 170/80

77 Perempuan 68 150/90

78 Perempuan 45 140/90

79 Perempuan 71 140/80

80 Perempuan 72 140/90

Page 127: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

107

No. Jenis Kelamin Usia Tekanan Darah

81 Laki-Laki 60 170/110

82 Perempuan 41 140/80

83 Perempuan 64 160/80

84 Perempuan 40 130/80

85 Laki-Laki 54 140/90

86 Laki-Laki 53 160/90

87 Laki-Laki 57 140/90

88 Perempuan 50 160/90

89 Perempuan 58 120/80

90 Perempuan 49 130/80

91 Perempuan 51 180/100

92 Laki-Laki 68 140/90

93 Perempuan 58 160/80

94 Laki-Laki 73 130/70

95 Perempuan 43 150/90

96 Perempuan 57 140/90

Page 128: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

108

Lampiran 4

Dokumentasi Penelitian

Page 129: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48572/1/FITMIKA DEWI-FK.pdfLEMBAR PENGESAEAN Laporan Penelitian ini berjudul

109

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Fitmika Dewi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 29 Januari 1998

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bangau Blok A1 No. 21 RT/01 RW/06 Komplek

Walikota Sukapura, Jakarta Utara, DKI Jakarta, 14140

Email : [email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan

2001 – 2003 : TKIT Baiturrahman

2003 – 2009 : SDIT Baiturrahman

2009 – 2012 : MTs Darul Marhamah

2012 – 2015 : SMA Negeri 75 Jakarta

2015 – sekarang : FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta